Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
IMPLEMENTASI METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA SEDIAAN KNOP JENDELA UD. IN JA, SAMARINDA ADE SETIAWAN GOZALI FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA, UNVERSITAS SURABAYA (
[email protected])
KATA PENGANTAR Penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi “IMPLEMENTASI METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA SEDIAAN KNOP JENDELA DI UD. IN JA, SAMARINDA”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akhir studi jenjang Strata-1, Jurusan Manajemen peminatan Jejaring Bisnis, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Surabaya. ABSTRACT Inventory is very great influence on the cost aspects of a company. If a company has a stock that is too large it will inflict a financial loss because it requires huge investment costs, but the lack of Inventory will also impact on service levels, so that could prejudice the company. The research was conducted at UD. In Ja, Samarinda. UD. In Ja is a distributor of various types and brands of property. This study focused only on the type of property ,window knop with two brands namely Dekkson And Klinsman. This study uses an Economic Order Quantity (EOQ) method approach with a deterministic model to determine the optimal pair amount. With this method it is known how many orders are fixed and when to perform re-ordering as well as the maximum pair. This study uses inventory data for six months from february to july 2011. Calculation of the total inventory cost before the EOQ, - and based on the results of planning inventory with EOQ method, the total inventory cost is reduced to 6,3% .With the application of EOQ method, UD. In Ja able to optimize the amount of inventory, the total cost and service levels. Key words: Economic Order Quantity, Maximum inventory, Service Level. Sediaan sangat besar pengaruhnya terhadap aspek biaya dalam suatu perusahaan. Jika dalam suatu perusahaan memiliki sediaan yang terlalu besar maka akan sangat merugikan karena membutuhkan biaya investasi yang besar, namun kurangnya sediaan juga akan berdampak pada tingkat layanan, sehingga dapat merugikan pihak perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada UD. In Ja, Samarinda. UD. In Ja merupakan distributor berbagai macam jenis dan merek perlengkapan properti. Fokus penelitian ini hanya pada perlengkapan properti jenis knop jendela dengan 2 merek, yaitu Deksson dan Klinsman. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode Economic Order Quantity (EOQ) dengan model deterministik untuk menentukan jumlah sediaan yang optimal. Dengan
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
metode ini maka dapat diketahui berapa jumlah pemesanan yang tetap dan kapan saatnya harus melakukan pemesanan kembali serta sediaan maksimum. Penelitian ini menggunakan data sediaan selama enam bulan dari febuari-juli 2011. Perhitungan total biaya persediaan sebelum EOQ,- dan berdasarkan hasil perencanaan sediaan dengan metode EOQ, total biaya persediaan berkurang menjadi sebesar 6,3%. Dengan pengaplikasian metode EOQ, UD. In Ja mampu mengoptimalkan jumlah sediaan, total biaya dan tingkat layanan. Kata kunci: Economic Order Quantity, Sediaan Maksimum, tingkat layanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bisnis proyek properti di indonesia yang saat ini semakin berkembang tidak dapat di pungkiri lagi, karena melihat Bisnis proyek properti merupakan salah satu bisnis di indonesia yang tidak terpengaruh langsung akan krisis yang terjadi di dunia belahan eropa dan amerika, dengan kata lain bisnis proyek properti di indonesia kebal akan adanya krisis global finacial sehingga permintaan akan proyek properti di indonesia masih jauh lebih tinggi dari penawaran yang disediakan oleh pengembang bisnis porperti di indonesia. Faktor lain yang membuat para pengembang semakin bersemangat membangun proyek-proyek propertinya adalah keyakinan bahwa kebijakan terobosan pemerintah tahun 2009 yaitu dengan membuka akses yang lebih luas bagi investor asing untuk masuk ke bisnis properti nasional.Tak heran jika para pengembang terus meluncurkan proyek-proyek properti terpadu yang sangat prestisius, Sebagian besar merupakan proyek-proyek skala besar. Selain pengembangan superblok ini, pengembangan dan pembangunan, Perumahan, Perkantoran, Apartemen, Hotel dan Pusat Perbelanjaan baru juga tumbuh cepat di kota-kota Besar. Semua proyek properti itu seakan-akan merupakan antisipasi para pengembang menyambut hadirnya investor asing ke bisnis properti nasional pada kurun waktu 2009 dan seterusnya, dan diperkirakan pada tahun 2011 bisnis proyek property akan semakin berkembang dari tahun sebelumnya. Salah satu kota di Indonesia yang sedang berkembang dalam sektor propertinya yaitu kota Samarinda yang dipenuhi oleh investor – investor yang berkerja sama dengan pemerintah provinsi dan DPRD Kalimantan Timur untuk berlomba-lomba membangun berbagai proyek properti seperti hotel, restoran dan fasilitas umum lainya, sejak Ibukota provinsi Kalimantan Timur ini resmi di tetapkan menjadi tuan rumah PON (Pekan Olahraga Nasional ) 2008.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
Tabel 1 Proyek property di beberapa kota di Indonesia Tahun 2011 No
Kota
Proyek Property
1
Jakarta
Epicentrum Rasuna
2
CBD Pluit
3
Ciputra World
4
Surabaya
Pakuwon city
5
Ciputra World
6
WaterplacePakuwon
7
Ujungpandang
8
GTC Makassar Trans Kalla Mixed-Use Development
9
Samarinda
Plaza Mulia
10
Sambutan Samarinda 2
11
Ciputra city
12
Islamic centre
13
Bali
Ramada hotel & suites
(http://www.dotlahpis.com)
Selain itu Samarinda juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan di sektor perumahan yang menengah dan menengah atas, hal ini mengindikasikan tanah borneo ini menyimpan potensi dan peluang yang menjanjikan. Dari segi geografisnya, lokasi Samarinda seolah menjadi muara dari berbagai kabupaten dan kota yang ada di Kalimantan Timur seperti Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Timur dan lain sebagainya. Samarinda menjadi pusat traffic Kalimantan Timur. Artinya Samarinda memiliki daya tarik tersendiri. Apalagi peredaran uang di seluruh Kaltim, sekitar 60%-nya beredar di Samarinda. Ke depannya Samarinda akan menjadi lebih baik lagi dengan hadirnya airport di Samarinda yang masi dalam proses pembangunan hingga saat ini. oleh karena itu beberapa pengembang nasional ke Samarinda seperti Agung Podomoro Grup (APG) dan Grup Ciputra menghadirkan citraland real estate di Samarinda yang memilki konsep berbeda dengan citraland yang ada di surabaya. produk knop jendela 12” merek Deksson sebagai penjualan terbesar pada UD. In Ja dengan dua ritel yang memiliki peranan yang besar dalam pembangunan real estate di Samarinda selain itu, kedua ritel properti tersebut memiliki kualitas produk, pelayanan, daerah pemasaran yang meliputi kota-kota di sekitar samarinda yang itu tenggarong, bontang, sangata serta variasi produk lokal hingga import dan UD. In Ja memiliki harga termurah dari ritel properti lainnya. Adanya masalah dalam UD. In Ja berhubungan dengan pengendalian persediaan yang tidak efisien sehingga UD. In Ja terjadi penyimpanan stock
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
produk yang berlebihan di gudang pada setiap periodenya. Hal ini tentu saja merupakan suatu kerugian bagi UD. In Ja karena mengganggu kegiatan operasional di gudang, meningkatnya biaya penyimpanan, dan biaya kerusakan serta biaya kehilangan produk. 2. IDENTIFIKASI MASALAH Dari latar belakang masalah dan hasil wawancara dengan owner dari UD. In Ja , ibu merita kwanrico ,maka diperoleh informasi bahwa jumlah produk yang dipesan berdasarkan perhitungan barang yang keluar dari gudang dan penjualan produk dari bulan sebelumnya, namun tidak memperhitungkan jumlah produk yang ada pada gudang sehingga terjadi kelebihan kapasitas produk yang berlebih pada gudang, dan menyebabkan kerusakan produk. 3. RUANG LINGKUP BAHASAN Ruang lingkup bahasan yang digunakan pada studi ini dikhususkan pada pengendalian sediaan di UD. In Ja. Biaya pengiriman produk yang dipesan ditanggung oleh supplier. Harga produk, biaya penyimpanan, dan biaya pemesanan bersifat tetap. Studi ini hanya membahas pengendalian sediaan pada knop jendela produk Dekkson dan Klinsman karena produk tersebut memiliki harga pembelian dan penjualan yang relatif tinggi dan permintaan dari konsumen akan produk tersebut juga tinggi. Data perusahaan yang digunakan dalam studi ini menggunakan data selama enam bulan pada UD. In Ja, yaitu data periode Februari sampai April 2011 untuk mewakili keseluruhan data yang ada pada UD. In Ja. 4.
PERUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada studi ini adalah bagaimana penerapan metode EOQ pada sediaan di UD. In Ja?
5. TUJUAN DAN MANFAAT STUDI Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan metode EOQ untuk mendapatkan jumlah sediaan yang optimal pada UD. In Ja. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah diharapkan agar UD. In Ja mampu mengelola persediaan dengan baik dengan menggunakan penerapan metode EOQ sehingga dapat menghemat biaya sediaan dan kegiatan operasional di gudang menjadi lebih efiisien serta bagi peneliti selanjutnya.
BAB 2 LANDASAN TEORI 1.KONSEP SEDIAAN 1.1. SEDIAAN
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
Sediaan merupakan barang-barang yang disimpan yang menunggu untuk digunakan, dijual, atau membuat produk lainnya. Tersine (1994:3) 1.2. BIAYA SEDIAAN Biaya sediaan adalah biaya yang timbul akibat aktivitas membeli dan menyimpan barang oleh suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tersine (1994:13) 1.3. ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Economic Order Quantity (EOQ) adalah besarnya jumlah pemesanan yang dapat meminimalkan biaya sediaan total. Tersine (1994:92) 1.4. SERVICE LEVEL service level adalah target proporsi dari pemenuhan permintaan secara langsung dari sediaan atau kemungkinan maksimum yang diterima ketika permintaan tidak bisa dipenuhi dari sediaan menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pelanggan dari sediaan perusahaan. Waters (2003:171) 1.5. SAFETY STOCK S afety stock adalah sediaan yang dimiliki melebihi dari permintaan yang diharapkan karena adanya permintaan dan atau lead time yang berubah-ubah. Stevenson (2005:505) 1.6. REORDER POINT Reorder point adalah saat dimana jumlah sediaan mencapai suatu tingkat persediaan yang telah ditentukan maka pemesanan kembali harus dilakukan agar barang yang dipesan datang tepat pada saat dibutuhkan. Waters (2003:9 1.7. PERSEDIAAN MAKSIMUM Persediaan maksimum merupakan batas jumlah persediaan yang paling besar yang sebaiknya tersedia pada perusahaan.
BAB 3 GAMBARAN BADAN USAHA 1. URAIAN SINGKAT UD. In Ja UD. In Ja telah berdiri di lahan seluas 300m2 beserta tempat parkir dan jumlah pekerja 12 orang yang terdiri dari 2 orang yang beroperasi di ruangan display sebagai petugas penjualan , 2 orang pada bagian admisnistrasi dan kasir, 4 orang yang beroperasi di gudang dan mengatur produk dan masuk keluar gudang serta 4 orang kurir yang beroperasi 2 kendaraan bermotor
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
berjeniskan L-300 untuk mengirim produk kepada konsumen, sementara owner sendiri bekerja fleksibel untuk mengontrol kinerja dari karyawan dan pemesan produk dari supplier yang seterusnya akan di data oleh bagian admisnistrasi. Hari dan jam kerja operasional UD Indo Jaya yang ditentukan sejak awal berdirinya seperti ditampilkan : Tabel 2 Jam Kerja UD Indo Jaya Jam Kerja
Hari Kerja
09.00 – 12.00 WITA Senin – Sabtu 13.00 – 17.00 WITA
Sumber : wawancara pemilik UD Indo Jaya, diolah Waktu istirahat pukul 12.00-13.00 WITA dilakukan secara bergilir oleh semua pegawai. UD Indo Jaya menerapkan enam hari kerja dalam satu minggu dan tiap harinya berkerja selama 8 jam. Pada tanggal merah yang terdapat pada kalender seperti hari raya besar Lebaran, Natal, Tahun Baru dan peristiwa tertentu seperti pemilik UD. In Ja meliburkan karyawannya. Saat ini UD Indo Jaya juga melayani berbagai toko-toko yang berada diluar kota dalam jumlah pesanan yang cukup besar dikarenakan saat ini perkembangan proyek yang dikerjakan di luar kota. Pemesanan dari luar kota bisa melalui via telepon, faximile maupun pelanggan yang baru terkadang datang langsung ke toko. 2. STRUKTUR BAGAN ORGANISASI Gambar 1 Bagan Organisasi UD. In Ja Pemilik
Kasir dan Petugas Administrasi
Petugas Penjualan
Sopir dan Petugas Gudang
3. TAHAPAN PENERAPAN MANAJEMEN SEDIAAN 3.1. BIAYA SEDIAAN 3.1.1.
Biaya Pembelian (purchasing cost) Biaya pembelian adalah biaya yang di keluarkan UD. In Ja dalam melakukan pembelian produk dari supplier, dengan cara melakukan perkalian jumlah pembelian peroduk denga harga pembelian produk.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
Biaya pembelian = Q x P Dimana: Q : jumlah produk yang di beli pada periode Februari – Juli 2011 (pair) P : harga beli produk (pair) dalam rupiah 3.1.2.
BIAYA PEMESANAN (ORDERING COST) Biaya pemesanan adalah biaya yang timbul dari aktivitas pemesanan produk kepada supplier yang mencakup biaya telepon, faksimile dan pembongkaran sedangkan untuk biaya pengiriman ditanggung oleh supplier yang berda di jakata. Menurut hasil wawancara ,Owner dari UD. In Ja berasumsi durasi bicara untuk setiap kali pemesanan membutuhkan total waktu selama 5 menit dan durasi penggunaan faksimile untuk sekali pemesanan membutuhkan waktu 3 menit. Tarif yang digunakan untuk telepon dan faksimile adalah Rp.210 per 6 detik. untuk untuk biaya pembongkaran sebesar Rp.30.000 per sekali pesan yang diberikan kepada kernet perusahaan ekpedisi.
Biaya pemesanan = biaya telepon + biaya faksimile + biaya pembongkaran. Biaya telepon dan faksimile = frekuensi telepon dan faksimile x tarif telepon dan faksimile 3.1.3.
BIAYA PENYIMPANAN (HOLDING COST)
a. Biaya penyimpanan (holding cost) Biaya penyimpanan pada UD. In Ja hanya terdiri dari biaya kepemilikan sediaan dan biaya penyusutan, di karenakan UD. In Ja memiliki gudang sendiri sehingga tidak ada biaya sewa ataupun biaya gudang. UD. In Ja juga tidak pernah mengasuransikan barang dagang dan barang-barang lainnya sehingga tidak ada biaya asuransi. a.1. biaya kepemilikan sediaan (capital cost) Perhitungan capital cost pada UD. In Ja memerlukan data rata-rata produk di gudang , data harga beli produk dan data
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
suku bunga deposito bank. Alasan menggunakan suku bunga deposito adalah jika pemilik menanamkan modal dengan memiliki jumlah persediaan yang cukup besar, maka pemilik akan mengalami kerugian dengan tidak dapat memutar uangnya atau berinvestasi dalam hal lain yang dalam hal ini investasi berbentuk deposito. Bank yang digunakan adalah bank
mandiri
dengan
suku
bunga
2,5%
(www.bankmandiri.co.id.). Perhitungan biaya kepemilikan sediaan (capital cost) diperoleh dari mengalikan suku bunga dengan harga beli produk per unit kemudian hasilnya di kalikan dengan jumlah rata-rata sediaan produk selama 6 bulan. biaya kepemilikan sediaan (capital cost) = ( suku bunga x harga produk per unit) x jumlah sediaan selama 6 bulan. a.2..Biaya penyusutan (shrinkage cost) Biaya yang timbul dikarenakan produk yang di simpan mengalamai penyusutan atau kerusakan. Pada UD. In Ja biaya ini timbul karena menumpuknya produk di gudang akibat melebii kapasitas gudang. Perhitungan biaya penyusutan di peroleh dengan mengalikan jumlah produk yang mengalami penyusutan atau kerusakan dengan harga beli produk per unit.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
biaya penyusutan = harga beli produk per unit x jumlah produk rusak. 3.2. EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) EOQ adalah model untuk menentukan economic order quantity, yaitu menentukan jumlah pemesanan produk yang optimal dan dapat meminimalkan biaya sediaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung EOQ adalah sebagai berikut : Economic Order Quantity = Qo = dimana C
2 xCxR H
= biaya pemesanan setiap kali melakukan pemesanan R
H
= permintaan dalam satuan unit = biaya penyimpanan per unit
3.3. TINGKAT LAYANAN (SERVICE LEVEL ) Pada UD. In Ja service level adalah 100% karena UD. In Ja selalu dapat memenuhi permintaan dari pelanggan. 3.4. PERHITUNGAN SEDIAAN PENGAMAN (SAFETY STOCK) Safety stock adalah sediaan minimum yang digunakan untuk berjaga-jaga apabila terjadi kehabisan sediaan, seperti untuk memenuhi permintaan selama waktu tunggu pemesanan kembali (lead time). Untuk menghitung safety stock dibutuhkan perhitungan standard deviasi permintaan. Rumusan yang digunakan untuk menghitung safety stock
Safety Stock Z LT 3.5. REORDER POINT Reorder point merupakan perhitungan dimana jumlah sediaan berada pada tingkat inventory yang ditentukan untuk melakukan pemesanan kembali. Perhitungan ROP dilakukan dengan cara mengalikan rata-rata penjualan dengan lead time dan hasilnya di tambahkan dengan safety stock. Berikut rumus Reorder point : ROP = (Lead Time × Demand) + Safety Stock
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
3.6. FREKUENSI DAN INTERVAL PEMESANAN Frekuensi pemesanan adalah seberapa sering pemesan yang dilakukan oleh UD. In Ja dalam 1 periode (6 bulan). Perhitungannya dengan cara membagi permintaan per periode dengan nilai pemesanan yang ekonomis. Sedangkan interval pemesanan adalah jarak waktu pemesanan produk pertama dengan pemesanan yang akan dilakukan berikutnya. Perhitungan interval pemesanan dengan cara membagi nilai pemesanan produk ekonomis dengan jumlah permintaan total lemudian dikalikan dengan hari kerja efektif. Rumus frekuensi pemesanan: Number of order during year = m = R / Q* Rumus interval pemesanan ; Optimal cycle length= ( Q* / R) x hari efektif (6 bulan) 3.7. PERSEDIAAN MAKSIMUM Persediaan maksimum merupakan jumlah persediaan maksimum pada produk yang disediakan oelh UD. In Ja. Cara menghitung dengan menambahkan jumlah nilai pemesenan ekonomis dengan safety stock. Rumus persediaan maksimum : Qmax = EOQ + Safety Stock
BAB 4 HASIL IMPLEMENTASI
1. TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DI UD. IN JA ( SEBELUM EOQ) Total annual cost
:
= purchase cost + order cost
+ holding cost
= (biaya pembelian) + (biaya pemesanan) + (biaya penyimpanan) = Rp.1.164.986.250
+
Rp. 536.400 +
Rp.76.027.081
Total annual cost = Rp. 1.241.549.731 2. TOTAL BIAYA PERSEDIAAN DI UD. IN JA (SESUDAH EOQ) Total annual cost
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
= purchase cost + order cost
+
holding cost
=(biaya pembelian) + (biaya pemesanan) + (biaya penyimpanan) = Rp.1.121.479.000 +
Rp.1.788.000 +
Rp.39.311.296
= Rp. 1.162.578.296 (setelah perhitungan EOQ) Tabel 3 Perbandingan Total Biaya Sediaan antara Kebijakan Awal UD Indo Jaya sebelum EOQ dengan Menggunakan Metode EOQ Periode Februari-Juli 2011 Merek
Produk
Total Biaya Persediaan sebelum EOQ
Total Biaya dengan Metode EOQ
Selisih
Persentase (%)
Dekkson
Knop jendela 10”
Rp.296.742.289
Rp.278.295.432
Rp.18.446.857
6,2%
Dekkson
Knop jendela 12”
Rp.343.683.700
Rp.327.737.432
Rp.15.946.268
4,6%
Klinsman
Knop jendela 10”
Rp.278.388.072
Rp.253.655.712
Rp.24.732.360
8,8%
Klinsman
Knop jendela 12”
Rp.322.735.670
Rp.302.889.720
Rp.19.845.950
6,1%
Rp.1.241.549.731
Rp.1.162.578.296
Rp.78.971.435
6,3%
Total
BAB 5 RINGKASAN DAN REKOMENDASI 1. RINGKASAN Berdasarkan hasil implementasi pada bab sebelumnya, maka dapat dibuat r ingkasan, bahwa dengan melakukan pengendalian sediaan menggunakan metode perhitungan Economic Order Quantity (EOQ), maka pada UD. In Ja terjadi efisiensi biaya sediaan sebesar 6,3% dari total biaya sediaan awal sebesar Rp.1.241.549.731menjadi Rp.1.162.578.296 setelah menggunakan metode EOQ . Dengan menerapkan EOQ, maka dapat diketahui jumlah pemesanan yang optimal sehingga jumlah persediaan di gudang dapat memenuhi permintaan pembeli. Penentuan Safety Stock akan membantu perusahaan dalam mengantisipasi adanya pembelian yang tiba-tiba dalam jumlah besar atau faktor gangguan yang tidak terduga seperti kondisi alam dan kerusakan alat transportasi pada ekspedisi yang menyebabkan lead time pengiriman barang menjadi terganggu. Sedangkan perhitungan Reorder Point dapat membantu pemilik UD. In Ja untuk menentukan waktu terbaik dalam melakukan pemesanan ulang kepada supplier, yaitu pada saat
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
sediaan mencapai jumlah tertentu dalam gudang. Kemudian perhitungan tingkat sediaan maksimum menunjukkan batas jumlah persediaan yang paling optimal untuk mengurangi biaya persediaan pada perusahaan. Hasil perhitungan jumlah pemesanan yang optimal serta reorder point, frekuensi pemesanan, interval pemesanan dan persediaan maksimum tiap merek knop jendela dapat diuraikan sebagai berikut : 1.1. Jumlah pemesanan handle jendela yang optimal untuk knop jendela 10” merek Dekkson yaitu 224 pair per sekali pesan, safety stock untuk knop jendela 10” merek Dekkson yaitu 6 pair, dengan reoder point pada saat sediaan mencapai jumlah 126 pair, frekuensi pemesanan sejumlah 19 kali dalam 6 bulan dengan interval pemesanan setiap 7 hari sekali, dan tingkat persediaan maksimum pada jumlah 230 pair. 1.2. Jumlah pemesanan knop jendela 12” yang optimal untuk merek Dekkson yaitu 211 pair per kali pesan, safety stock untuk knop jendela 12” merek Dekkson yaitu 7 pair dengan reorder point pada saat sediaan mencapai jumlah 135 pair, frekuensi pemesanan sejumlah 22 kali dalam 6 bulan dengan interval pemesanan setiap 6 hari sekali, dan tingkat persediaan maksimum pada jumlah 218 pair. 1.3. Jumlah pemesanan knop jendela 10” yang optimal untuk merek Klinsman yaitu 225 pair per kali pesan, safety stock untuk knop jendela 10” merek Klinsman yaitu 9 pair dengan reorder point pada saat sediaan mencapai jumlah 125 pair, frekuensi pemesanan sejumlah 18 kali dalam 6 bulan dengan interval pemesanan setiap 7 hari sekali, dan tingkat persediaan maksimum pada jumlah 234 pair. 1.4. Jumlah pemesanan knop jendela 12” yang optimal untuk merek Klinsman yaitu 212 pair per kali pesan, safety stock untuk knop jendela 12” merek Klinsman yaitu 9 pair dengan reorder point pada saat sediaan mencapai jumlah 133 pair, frekuensi pemesanan sejumlah 21 kali dalam 6 bulan dengan interval pemesanan setiap 6 hari sekali, dan tingkat persediaan maksimum pada jumlah 221. 2. REKOMENDASI Beberapa rekomendasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam implementasi model persediaan (fixed-quantity system) yaitu sebagai berikut : 1. Data jumlah permintaan harus terus diperbaharui agar metode EOQ ini dapat digunakan. Selain itu seluruh data yang terkait mengenai persediaan di gudang juga harus tercatat secara cermat dan konsisten agar benar-benar menggambarkan jumlah fisik sediaan yang ada di gudang sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam pemesanan serta data-data tersebut disimpan dengan baik selama beberapa periode untuk mempermudah pengolahan data dalam melakukan perbaikan perusahaan kedepannya. 2. Untuk selanjutnya disarankan agar perusahaan melakukan peramalan agar perhitungan dengan metode EOQ ini dapat lebih mendekati akurat.
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
3. Perusahaan disarankan sebaiknya memiliki safety stock yang berguna untuk menunjang kelancaran proses penjualan dan mempertahankan service level tetap maksimal.
DAFTAR PUSTAKA Heizer, J. and Render, B., 2006, Operation Management, Prentice Hall International, Eight Edition, United States of America Jurusan Manajemen FE-UBAYA, 2010, Panduan Umum Penulisan Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Surabaya Love, S., 1979, Inventory Control, McGraw Hill International Edition, Tokyo-Japan
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No.1 (2012)
Nasution, A.H., 1997, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan, Teknik Industri, ITS Okawida, I., 2010, Aplikasi Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada UD ES di Denpasar,Bali, Skripsi, Universitas Surabaya Salim, A., 2009, Aplikasi Model Economic Order Quantity di PT XYZ Surabaya, Skripsi, Universitas Surabaya Schroeder, R.G., 2007, Operations Management Contemporary Concepts and Cases, Third Edition, McGraw Hill. Stevenson, W.J., 2005, Operations Management, International Edition, Eight Edition, McGraw Hill. Tersine, R.J., 1994, Principles of Inventory and Material Management, Prentice Hall International, Fourth Edition. Zipkin, P.H., 2000, Foundations Waters, D., 2003, Inventory Control and Management, Second Edition, John Wiley & Sons Ltd., Cornwall.
http://www.slideshare.net diunduh pada tanggal 3 Oktober 2011 http:/perkembangan-bisnis-di-indonesia-dalam-dekade-terakhir diunduh pada tanggal3 Oktober 2011 kompas, Selasa, 9 April 2011 diunduh pada tanggal 13 Oktober 2011 http://www.dotlahpis.com diunduh pada tanggal 15 Oktober 2011 http://www.antaranews.com diunduh pada tanggal 20 Oktober 2011 http://www.rumah123.com/expert_panel-property-81-id.html diunduh pada tanggal 20 Oktober 2011