Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah - Muh Agus Fajar Setiaji
PROBLEMATIKA GURU IPS DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH SOCIAL STUDIES TEACHERS’ PROBLEM IN LEARNING AT SCHOOL Oleh: Muh Agus Fajar Setiaji Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial E-mail:
[email protected] Abstrak Problematika Guru IPS dalam pembelajaran adalah permasalahan atau kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS. Kendala tersebut bisa berasal dari guru, peserta didik, dan sekolah.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui: (1)Permasalahan atau problematika guru IPS dalam
pembelajaran di sekolah. (2)Mengetahui upaya-upaya untuk mengatasi problematika guru IPS dalam pembelajaran di sekolah. Penulisan ini merupakan kajian pustaka. Objek penulisan adalah Problematika guru IPS dalam pembelajaran di sekolah. Teknik pengambilan data menggunakan informasi yang dikumpulkan yaitu berupa data dan informasi dari jurnal ilmiah, internet, hasil penelitian maupun buku-buku yang relevan dengan objek yang dikaji. Penyajian makalah dibagi atas dua pokok bahasan: (1) Problematika guru IPS dalam pembelajaran di Sekolah (2) Upaya-upaya untuk mengatasi problematika guru IPS dalam pembelajaan di sekolah. Hasil kajian menunjukkan bahwa: (1) Problematika yang dihadapi oleh guru IPS disekolah dibagi menjadi dua yaitu problem internal guru dan problem ekternal guru. Problem internal meliputi kompetensi guru dan problem eksternal meliputi media pembelajaran, fasilitas sekolah, karakter siswa. (2) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika guru IPS dalam melakukan pembelajaran ialah dengan pengembangan kompetensi guru, pelatihan-pelatihan penggunaan media pembelajaran.
Kata kunci: Problematika, Guru IPS, Pembelajaran.
Abstract Social Studies teachers’ problems in learning are problems or constraints that they face in the implementation of the Social Studies learning process. The constraints can be from teachers, students, or school. This writing aims to investigate: (1) Social Studies teachers’ problems learning at school, and (2) efforts to overcome their problems. This was a literature study. The object of the writing was Social Studies teachers’ problems in learning at school. The data were collected by using the information gathered in the form of data and information from scientific journals, the internet, research findings, and books relevant to the object under study. The
Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah - Muh Agus Fajar Setiaji
presentation in the paper was divided into two topics, namely: (1) Social Studies teachers’ problems learning at school, and (2) efforts to overcome their problems. The results of the study are as follows. (1) The problems faced by Social Studies teachers at school can be divided into two, namely teachers’ internal and external problems. The internal problems include their competencies and the external problems include learning media, school facilities, and students’ characters. (2) The efforts made to overcome Social Studies teachers’ problems learning at school include the development of teachers’ competencies and training on the use of learning media.
Keywords: Problems, Social Studies Teachers, Learning
pembelajaran, metode pembelajaran, kurikulum,
A. PENDAHULUAN Pada saat ini Indonesia masih dihadapkan pada
saran pembelajaran, materi pembelajaran, dan
masalah kemiskinan, karena tingkat SDM yang
evaluasi
masih tergolong rendah. Rendahnya kualitas SDM
tersebut harus ada dan berfungsi dengan baik dalam
ini menjadikan Indonesia tidak dapat bersaing
proses pembelajaran, agar dapat menciptakan
dalam era global, sehingga Indonesia tertinggal
pembelajaran yang berkualitas.
dengan negara lain. Peningkatan kualitas SDM dapat
ditempuh
Pendidikan berpengaruh masyarakat.
dengan
merupakan dalam
jalur
sesuatu
pendidikan. yang
perkembangan
Pendidikan
akan
pembelajaran.
Komponen-komponen
Guru menempati kedudukan yang sangat penting dalam
proses
pembelajaran.
Kualitas
sangat
peserta didik tidak lepas dari kualitas guru,
kehidupan
walaupun saat ini guru bukan merupakan satu-
melahirkan
satunya sumber ilmu pengetahuan. Kemajuan
masyarakat yang cerdas. Sikap cerdas ini perlu
teknologi
membudahkan
dimiliki oleh setiap warga negara, terutama generasi
mendapatkan
muda sebagai generasi penerus bangsa. Sikap
demikian, guru masih menjadi titik pusat yang
cerdas ini harus ditanamkan sejak usia dini agar
menentukan keberhasilan sekolah dalam proses
mampu membentuk generasi yang siap membangun
pembelajaran.
bangsa dan negaranya.
mengatakan, guru tetaplah sosok penting yang
ilmu
peserta
pengetahuan.
Ngainun
Naim
didik
untuk
Walaupun
(2009:
3)
Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat
cukup menetukan dalam proses pembelajaran.
terlepas dari peningkatan kualitas pembelajaran.
Walaupun sekarang ini ada berbagai sumber belajar,
Menurut Oemar Hamalik (2003: 77) ada beberapa
namun guru tetap menjai kunci untuk optimalisasi
komponen penting dalam proses pembelajaran
sumber-sumber belajar yang ada. Guru tetaplah
diantaranya yaitu tujuan pembelajaran, tenaga
menjadi sumber belajar yang utama. Tanpa sosok
kependidikan
(guru),
peserta
didik
media
Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah - Muh Agus Fajar Setiaji
seorang guru, proses pembelajaran tidak akan
berbagai sumber, baik dari majalah, jurnal ilmiah,
berjalan secara maksimal.
website, internet, hasil penelitian dan buku yang
Peran
guru
sangat
berpengaruh
dalam
pendidikan terutama dalam proses pembelajaran, tidak
terkecuali
dalam
pembelajaran
relevan dengan objek yang dikaji. Penulisan dilakukan setelah pengumpulan
Ilmu
data dan informasi, semua hasil diseleksi untuk
Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah
diambil data dan informasi yang relevan dengan
Pertama (SMP). Guru harus mampu menciptakan
masalah yang dikaji. Penyajian masalah yang akan
pembelajaran yang tidak membosankan, mengingat
dibahas dibagi atas 2 pokok bahasan, yaitu:
mata pelajaran IPS yang mengandung banyak materi. Guru harus bisa membangun sebuah
1. Problematika guru IPS dalam pembelajaran di Sekolah.
kolaborasi dengan siswa agar terjadi interaksi yang
2. Upaya-upaya untuk mengatasi problematika
pada akhirnya akan menimbulkan suasana belajar
guru IPS dalam pembelajaran di Sekolah.
yang kondusif.
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan dari pemikiran di atas penulis berpendapat bahwa peran guru IPS sangatlah penting
dalam
Guru memiliki peran yang sangat penting
dalam
dalam pembelajaran bersama peserta didik. Selama
pembelajaran. Akan tetapi bukan hanya guru saja
ini kita ketahui bahwa guru merupakan kunci pokok
yang
pembelajaran
suatu pembelajaran dikatakan berhasil atau tidak.
melainkan komponen-komponen di luar guru.
Pembelajaran dikatakan berhasil jika guru dapat
Komponen tersebut antara lain peserta didik, media
memenuhi aspek-aspek yang dapat menunjang
pembelajaran, dan lain sebagainya. Maka dari itu
pembelajaran.
penulis tertarik untuk menulis tentang problematika
media pembelajaran, administrasi pembelajaran dan
guru IPS dalam pembelajaran di Sekolah.
sebagainya.
dapat
salah
satu
membuat
pembelajaran.
Dalam Pembelajaran di Sekolah
Guru
merupakan
proses
1. Problematika Yang Dihadapi Guru IPS
kunci
sukses
pokok
B. METODE PEMBAHASAN
Misalnya
metode
pembelajaran,
Pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan
Tulisan dalam karya tulis ini bersifat kajian
dasar memfokuskan kajiannya kepada hubungan
pustaka. Data yang diperoleh disajikan secara
antar manusia dan proses membantu pengembangan
deskripstif yang disertai dengan analisis sehingga
kemampuan
menunjukan suatu kajian ilmiah yang dapat
Pengetahuan,
dikembangkan lebih lanjut. Objek penulisan ini
dikembangkan melalui kajian ini ditunjukan untuk
adalah Problematika Guru IPS dalam Pembelajaran
mencapai
di Sekolah. Teknik pengambilan data dan informasi
kehidupan masyarakat. Dampak Pembelajaran IPS
yang dikumpulkan pada penulisan ini diperoleh dari
terhadap kehidupan bermasyarakat masih belum
dalam
hubungan
keterampilan
keserasian
dan
dan
tersebut. sikap
keselarasan
yang
dalam
Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah - Muh Agus Fajar Setiaji
begitu nampak. Perwujudan nilai-nilai sosial yang
kompetensi
dikembangkan di sekolah belum nampak dalam
menggambarkan
kehidupan sehari-hari, keterampilan sosial masih
seseorang, baik yang kualitatif maupun yang
memprihatinkan,
kuantitatif. Ada beberapa kompetensi yang harus
partisipasi
dalam
berbagai
kegiatan kemasyarakatan semakin menyusut. Secara
umum,
pencapaian
merupakan kualifikasi
dimiliki guru seperti tujuan
suatu
hal
atau
yang
kemampuan
yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10
pembelajaran IPS di sekolah belumlah optimal.
yaitu
Banyak
belakangi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
Istilah
sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh
problem
keberhasilan
yang
pembelajaran
melatar IPS.
kompetensi
guru
problem/problematika berasal dari bahasa inggris
melalui profesi.
yaitu problematic yang arti dalam Depdikbud
a) Kompetensi pedagogik.
(2002: 276) problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan,
yang
menimbulkan
masalah.
Menurut
Dwi
meliputi
Siswoyo
kompetensi
(2007:
128),
kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang
Problematika yaitu persoalan yang menimbulkan
bukan
hanya
bersifat
teknis
belaka,
yaitu
masalah dan belum dapat dipecahkan.
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Problematika yang dihadapi guru IPS dalam
(yang dirumuskan dalam PP RI No 19 Tahun 2005),
pembelajaran dapat dibagi menjadi dua yaitu
karena pedagogy or paedagogy adalah the art and
problem internal guru dan problem ekseternal guru .
science
Adapaun penjelasanya sebagai berikut:
kompetensi tersebut dapat didiskripsikan, yaitu:
of
teaching
and
educating.
Aspek
(1) Memahami peserta didik secara mendalam
a. Problem Internal Guru Problem internal guru adalah masalah yang
(2) Merancang pembelajaran, menerapkan teori
timbul dari dalam diri guru sendiri. Menurut Nana Sudjana (1998: 41) bahwa problem internal yang
belajar dan menetukan strategi pembelajaran b) Kompetensi kepribadian
dialami oleh guru pada umumnya berkisar pada
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kompetisi professional yang dimiliki, baik bidang
yang mencerminkan seorang pendidik atau guru.
kognitif seperti penguasaan bahan, bidang sikap
Penjelasan kompetensi dalam aspek kepribadian,
seperti mencintai profesinya dan bidang perilaku
yaitu:
seperti ketrampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa dan lain-lain. Problem internal guru dapat di jabarkan sebagai berikut:
guru
harus
hukum (2)Kepribadian yang dewasa yang mandiri dalam bertindak dan memilki etos kerja
1) Problem Kompetensi Guru Seorang
(1)Kepribadian yang mantap sesuai norma
memilki
beberapa
kompetensi. Menurut Usman (Kunandar: 2007),
sebagai guru
Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah - Muh Agus Fajar Setiaji
(3)Kepribadian yang arif dimana terbuka dengan
peserta
didik,
sekolah,
dan
masyarakat
kompetensi tersebut, guru harus mampu melakukan hal-hal berikut: (1)Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
(4)Berkepribadian yang berwibawa dengan
(2)Menggunakan
menunjukan prilaku yang disegani
teknologi
komunikasi
dan
informasi secara fungsional
(5)Akhlak mulia sesuai dengan norma religious
(3)Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
c) Kompetensi professional Kompetensi professional adalah kemempuan
tua/wali siswa
yang harus dimilki oleh guru disekolah berupa
(4)Bergaul dengan santun dengan masyarakat
penguasaan
(5)Bertindak sesuai dengan norma agama,
materi
keilmuan,
penguasaan
kurikulum dan silabus sekolah, metode khusu pembelajaran bidang studi, dan wawasan etika dan
hukum, sosial, dan kebudayaan Indonesia (6)Menunjukan pribadi yang dewasa dan teladan
pengembangan profesi. Dalam kompetensi tersebut, guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai
dalam setiap tindakan dan perilakunya (7)Menunjukan etos kerja yang tinggi.
berikut:
Berdasarkan penjabaran kompetensi di atas,
(1) Guru dituntut untuk memahami ruang lingkup dan
materi
pembelajaran
sesuai
sering kita ketahui sebagian guru belum menguasai
dengan
kompetensi yang ada. Misalnya guru belum
kurikulum dan menerapkan konsep keilmuan
menguasai kompetensi professional yang meliputi
dalam kehidupan sehari-hari
penguasaan
bahan
ajar
atas
bidang
studi.
(2)Menguasai struktur dan metode keilmuan. Guru
Penguasaan guru atas bidang studi yang akan
dituntut untuk menguasai langkah-langkah
diajarkan sangatlah penting atau bersifat mutlak.
penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam
Menurut Zamroni (2011: 122) materi bidang studi
materi pembelajaran.
tidak hanya guru yang akan mentransformasikan
(3)Menguasai kompetensi secara professional
ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi lebih
dalam konteks global dalam artian guru dituntut
dari pada itu guru akan menanamkan disiplin,
memahami materi pembelajaran dalam konteks
mengembangkan critical thingking, mendorong
global dengan melestarikan budaya nasional
kemampuan
d) Kompetensi sosial
dimilki
oleh
belajar
lebih
lanjut,
dan
menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam
Kompetensi sosial adalah kemampuan yang harus
untuk
guru
di
sekolah
ilmu pengetahuan itu dendiri pada peserta didik
untuk
sebagai bagian dari karakter. Oleh karena itu
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
seorang guru harus benar-benar menguasai apa yang
efisien dengan peserta didik, sesama guru,orang
akan
tua/wali dan masyarakat sekitar. Setiap aspek
permasalahan yang baru.
diajarkan
agar
tidak
menimbulkan
Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah - Muh Agus Fajar Setiaji
menciptakan
b. Problem External Guru
media
pembelajaran.
Problem eksternal guru adalah permasalahan
Kegaiatan yang terlalu padat baik di
atau kendala yang timbul dari luar guru, diantaranya
sekolah maupun di lingkungan membuat
ialah:
guru malas membuat media pembelajaran. b) Kesulitan
1) Media Pembelajaran Media
pembelajaran
yang
efektif
pengoperasian
media
pembelajaran yang berbasis IT
memberikan pengaruh yang banyak kepada
Seiring
perkembangan
guru maupun siswa dalam proses pembelajaran
pengunaan
meskipun
bukan
keharusan bagi guru untuk lebih maju.
merupakan satu-satunya faktor pendukung dari
Akan tetapi guru masih merasa canggung
keberhasilan
Dengan
jika dihadapkan dengan teknologi yang
menggunakan media pembelajaran guru akan
membantu proses pembelajaran seperti
lebih mudah untuk memberikan penjelasan
media pembelajaran. Guru masih senang
mengenai materi. Akan tetapi jika guru tidak
dengan metode belajar yang konvensional
atau tanpa menggunakan media pembelajaran
dan
guru akan kesulitan untuk meningkatkan
pembelajaran.
media
pembelajaran
suatu
pembelajaran.
motivasi siswa dan siswa akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
guru
dalam
pembelajaran menurut
tanpa
penggunaan
menjadi
penggunaan
suatu
media
c) Tidak tersedianya media pembelajaran di sekolah Tidak
Adapaun masalah-masalah yang sering dihadapi
teknologi
zaman,
tersedianya
media
pembelajaran di sekolah merupakan alasan
media
yang sering kita dengar. Akan tetapi hal
Thomas Wibowo
ini bukanlah alasan seorang guru untuk
(2005) adalah:
tidak menggunakan media pembelajaran.
a) Repotnya
menggunakan
media
pembelajaran Mengajar
Seorang
guru
adalah
seorang
yang
professional dan kreatif, inovatif dan menggunakan
banyak inisiatif. Oleh karena itu seorang
media pembelajaran bagi sebagian guru
guru harus mampu mengembangkan media
dirasa merepotkan karena memerlukan
pembelajaran yang efektif dan inovatif
persiapan.
sesuai dengan kondisi kelas.
membuat
dengan
Apalagi sendiri
jika media
guru
harus
pembelajaran
tersebut seperti OHP, tabel, slide projector. Perlu
banyak
mengeluarkan
2) Fasilitas Belajar Terdapat
beberapa
fasilitas
belajar.
tenaga
Menurut The Liang Gie (2002) fasilitas belajar
maupun pikiran bahkan financial untuk
dapat dilihat dari mana aktivitas belajar itu
Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah - Muh Agus Fajar Setiaji
dilakukan.
berdasarkan
aktivitas
belajar
dilaksanakan, maka fasilitas belajar dapat
memadahai. Sehingga menghambat proses belajar mengajar khusunya mata pelajaran IPS
dikelompokan menjadi dua yaitu fasilitas
3) Karakter Peserta Didik
belajar di sekolah dan fasilitas belajar di rumah.
Menguasai
karakter
siswa
dalam
Fasilitas belajar di rumah meliputi gedung
pembelajaran merupakan salah satu strategi
sekolah, ruang belajar, alat bantu belajar,
penting dalam
perpustakaan sekolah, laboratorium, alat-alat
mengetahui
tulis, buku-buku pelajaran dan fasilitas lainya.
beragam dalam satu kelas, bahkan dalam satu
Sedangkan fasilitas belajar di rumah meliputi
sekolah. Dengan memahami karakter peserta
semua sarana yang ada di rumah guna
didik akan memudahkan guru untuk mencapai
menunjang proses belajar. Dalam hal ini
tujuan pendidikan di sekolah secara umum dan
fasilitas belajar di sekolah sangat berpengaruh
tujuan
terhadap
proses
yang
Abdul Majid dkk (2010: 11) Karakter adalah
dilakukan
guru
mata
sikap kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
pelajaran IPS. Mata pelajaran IPS yang banyak
menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok
akan materi akan mudah di dipelajari jika
orang. Karakter seorang peserta tidak dibawa
terdapat fasilitas yang memadahi. Menurut
sejak lahir. Karakter tumbuh dan berkembang
Moh. Surya (1999: 80) menjelaskan keadaan
melalui proses belajar di lingkungan keluarga,
fasilitas fisik tempat belajar berlangsung di
lembaga sekolah dan lingkungan sosial dimana
sekolah
peserta didik berada.
ataupun
belajar
mengajar
khususnya
di
dalam
rumah
sangat
mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan
pembelajaran.
karakter
pembelajaran
Dalam
proses
peserta
Guru
perlu
didik
yang
khususnya.
Menurut
pembelajaran,
guru
fisik yang lebih baik akan menguntungkan
menghadapi banyak peserta didik dalam satu
peserta didik belajar dengan tenang dan teratur.
kelas. Peserta didik yang dihadapi oleh guru
Sebaliknya jika fisik kurang memadai akan
tersebut adalah individu- individu yang berbeda
mengurangi efisiensi hasil belajar.
satu dengan yang lainnya. Mereka
Perpustakaan
merupakan
salah
datang
satu
dengan kepribadian, karakteristik, tingkah laku,
contoh fasilitas belajar di sekolah. Perustakaan
minat, bakat, kecerdasan dan berbagai tingkat
yang nyaman dan koleksi buku-buku belajarnya
perkembangan lainnya yang berbeda-beda pula.
lengkap akan memudahkan guru dalam mencari
Untuk dapat menghadapi dan membelajarkan
sumber referensi belajar dan memudahkan
peserta didik dengan berbagai latar belakang,
siswa untuk mencari sumber belajar tambahan.
corak kepribadian, dan tingkat perkembangan
Tetapi sebagian besar sekolah masih banyak
yang beragam tersebut, maka guru perlu
yang belum memiliki perpustakaan
mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki
yang
Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah - Muh Agus Fajar Setiaji
peserta didik, motivasinya, latar belakang
Pola pengembangan guru ini dilaksanakan
akademis, sosial-ekonominya dan sebagainya.
oleh lembaga pendidikan dan pelatihan khusus
Seorang guru harus dapat memahami karakter
seperti
peserta didik dalam mejalankan tugasnya.
dimaksudkan untuk meng-up grade tenaga
Menurut Dedi Irwan (2012) dengan mengenal
kependidikan
karakter peserta didik dengan baik akan
Kementerian
membantu guru untuk mengantarkan peserta
Mengingat kemampuan guru pendidikan IPS
didiknya dalam meraih cita-cita. Kesiapan guru
tidak dapat hanya mengandalkan dari apa yang
mengenal karakteristik peserta didik dalam
dihasilkan oleh lembaga pendidikan guru sebagai
pembelajaran
lembaga preservice education and training.
penyampaian
merupakan bahan
belajar
modal dan
utama menjadi
indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
PPPPTK
dan
IPS
IPS.
di
Lembaga
bawah
Pendidikan
dan
ini
pembinaan Kebudayaan.
3) On The Job Training Pola pembinaan guru on the job training
Hal tersebutlah yang selama ini masih menjadi
adalah
proses
pembinaan
guru
yang
problem guru untuk mensukseskan proses
diprogramkan atau dilaksanakan secara langsung
belajar mengajar, karena guru harus memahami
oleh pimpinan lembaga pendidikan di mana guru
satu persatu peserta didik bagaiman cara
itu bekerja. Berbagai bentuk pembinaan tersebut
peserta didik belajar. Padahal kita tahu bahwa
antara lain: Pertama, pengarahan dari pimpinan
guru tidak hanya mengajar pada satu kelas saja,
lembaga pendidikan tentang berbagai kebijakan
sehingga guru butuh waktu lama untuk
pendidikan. Kedua, kegiatan dalam rangka
memahami karakter peserta didik.
pelaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan.
2. Upaya-Upaya Untuk Mengatasi Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran di Sekolah
Ketiga,
pemberian
pelaksanaan
tugas
pengalaman selama
proses
dalam belajar
mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas, a. Pengembangan Profesional Menurut Piet A Sahertian (1994: 67) Model pengembangan profesionalisme guru meliputi: 1) Program Preservice Education and Training Pembinaan ini secara formal dilakukan pada Fakultas/Jurusan IPS yang memfokuskan
dalam rangka peningkatan kompetensi guru yang dilaksanakan, baik secara individual maupun kelompok. Keempat, pemberian tugas baik terkait dengan teknis edukatif maupun dalam bidang admnistratif yang diberikan kepada guru. b. Mengadakah pelatihan-pelatihan kepada
pada penyiapan kebutuhan guru di lembaga-
guru tentang pemanfaatan media
lembaga pendidikan IPS.
pembelajaran sebagai sarana belajar
2) Program Inservice Training
Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah - Muh Agus Fajar Setiaji
Pelatihan ini gunanya untuk membangun mindset
guru
penggunaan
terhadap media
betapa
a. Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS yang
pentingnya
pembelajaran
dilakukan
untuk
problem.
oleh
guru
Problem
terdapat
tersebut
beberapa
terdiri
dari
keberhasilan belajar, karena dengan membangun
problem yang berasal dari dalam guru
maindset tersebut guru akan memiliki wawasan
maupun problem di luar guru. problem yang
yang luas tentang media pembelajaran dan guru
berasal dari dalam guru seperti guru masih
akan lebih terampil serta produktif dalam
banyak yang belum menguasai kompetensi,
pengembangan media pembelajaran.
sedangkan yang berasal dari luar ialah pengunaan media pembelajaran yang kurang,
c. Penambahan fasilitas belajar Penambahan fasilitas belajar yang dimaksud adalah penambahan sarana atau prasarana yang menunjang
pembelajaran
khusunya
keadaan peserta didik, dan lain sebagainya. b. Adanya problem yang menjadi penghambat
IPS.
pembelajaran IPS terdapat bebrapa upaya
Misalnya pembuatan laboratorium out door yang
yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi
berlokasi tidak jauh dengan sekolah sehingga
hal
mudah dijangkau. Laboratorium tersebut bisa
kompetensi
berupa laboratorium yang berkaitan dengan
pelatihan baik yang diselengarakan oleh
lingkungan sekitar. Selain itu penambahan
pemerintah mapun non pemerintah.
seperti surat kabar, majalah dapat dijadikan
tersebut.
Seperti
dengan
meningkatkan
mengikuti
pelatihan-
2. Saran
sumber tambahan belajar.
Berikut beberapa saran yang
d. Memperdalam ilmu tentang karakter peserta
diusulkan
untuk menjadi pertimbangan bagi guru IPS untuk dapat mengembangkan pembelajaran di Sekolah,
didik Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti seminar-seminar tentang kepribadian
yaitu: a. Guru
harus
dapat
mengunakan
metode
sekiranya
dapat
peserta didik yang diselengarakan baik dari
pembelajaran
pemerintah maupun non pemerintah. Selain itu
meningkatkan minat belajar peserta didik
dapat juga dengan belajar menggunakan bukubuku
atau
sumber
refrensi
lain
tentang
kepribadian atau karakter peserta didik.
yang
b. Guru harus bisa memahami karakteristik peserta didik sehingga guru dapat menjadikan hal tersebut acuan untuk menerapkan metode pembelajaran yang tepat
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian penulisan ini secara keseluruhan dapat ditrik kesimpulan:
c. Dinas pendidikan berupaya menyelengarakan pelatihan-pelatihan
untuk
peningkatan
kompetensi guru IPS dalam pembelajaran. Diharapkan
dengan
adanya
pelatihan-
Problematika Guru IPS Dalam Pembelajaran Di Sekolah - Muh Agus Fajar Setiaji
pelatihan tersebut dapat memeberikan solusi kendala-kendala yang dihadapi guru IPS. d. Guru lebih memperbanyak sumber informasi baik berupa sumber informasi media cetak ataupun elektronik sebagai referensi dalam melaksanakan pembelajaran. E. DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana. 1998. Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Ngainun Naim. 2009. Menjadi guru inspiratif :Mengubah dan memberdayakan jalan hidup siswa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Oemar Hamalik. 2003. Proses belajar mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Piet
Abdul Majid dan Dian Andayani. 2010. Pendidikan karakter dalam prespektif islam. Bandung: Insan Cita Utama Dedi Irwan. 2012. Pentingnya memahami karakter peserta didik. Diakses di http://www.dakwatuna.com// pada tanggal 3 September 2016 Dedikbud. 2002. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang. Dwi Siswoyo, Dkk. 2007. Ilmu pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Kunandar. 2007. Guru professional: Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dan sukses dalam sertifikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Moh Surya. 1999. Dalam proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
A Sahertian. 1994. Profil pendidikan profesional. Yogyakarta: Abdi Offset.
The Liang Gie. 2002. Cara belajar yang efisien. Yogyakarta: Liberty Thomas Wibowo A.S. 2005. Pendayagunaan media pembelajaran, (jurnal pendidikan penaburNo.04/ Th.IV/ Juli 2005) Dalam http;//pendayagunaan-mediapembelajaran.html. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016 Undang-Undang. 2006. Undang-undang R.I. no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Jakarta: BP. Cipta Jaya Dedi Irwan. 2012. Pentingnya memahami karakter peserta didik. Diakses di http://www.dakwatuna.com// pada tanggal 3 September 2016 Zamroni. 2011. Dinamika peningkatan mutu. Yogyakarta: Gavin Kalam Utama.
Yogyakarta,
23 September 2016
Reviewer
Pembimbing
Dr. Nasiwan, M. Si.
Anik Widiastuti, M. Pd
(NIP. 19650417 200212 1 001)
(NIP.1984118 200812 2 004)