STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DI MADRASAH IBTIDAIIYAH (MI)
Oleh : Dra. Hj. Yurnalis Nurdin, M.Pd Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan Palembang e-mail :
[email protected] sudah dimasukkan tgl 5 2012 maret di wibe site bdk palembang Abstrak: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. (Permen diknas No. 22 tahun 2006) yang dikenal dengan Kurikulum tahun 2006. Memperhatikan betapa strategisnya kajian tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam ikut serta mewujudkan jati diri warga Negara Indonesia demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Sudah barang tentu dalam pelaksanaan proses pembelajarannya haruslah diselenggarakan dengan baik dan senantiasa mempehatikan berbagai temuan dan inovasi pendidikan terutama di bidang strategi pembelajaran. Yang demikian ini menjadi penting adanya karena strategi pembelajaran yang baik akan dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang kreatif, dinamis, dan jauh dari situasi yang mekanistis. Strategi pembelajaran IPS diharapkan kemampuan pendidik untuk menyebutkan, membedakan, dan menerapkan, strategi-strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Kata Kunci : Strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Madrasah Ibtidaiyahyah (MI).
1
STRATEGI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
A. PENDAHULUAN Didalam Permen Diknas Nomor 22 tahun 2006, Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Dalam Permen Diknas Nomor 22 tahun 2006 tersebut juga sudah diterangkan bahwa, ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MI meliputi empat aspek. Asek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
2
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3. Sistem Sosial dan Budaya 4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
yang tercantum dalam Permendiknas tahun 2006 tersebut, betapa strategisnya
kajian tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam ikut serta mewujudkan jati diri warga Negara Indonesia yang dalam ikut serta mewujudkan jati diri warga Negara Indonesia demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai sudah barang tentu dalam pelaksanaan proses pembelajarannya haruslah diselenggarakan dengan baik dan senantiasa memperhatikan berbagai temuan dan inovasi pendidikan terutama di bidang strategi pembelajaran. Yang demikian ini menjadi penting adanya karena strategi pembelajaran yang baik akan dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang kreatif, dinamis, dan jauh dari situasi yang mekanistis. Strategi pembelajaran IPS diharapkan kemampuan pendidik untuk menyebutkan, membedakan, dan menerapkan, strategi-strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Madrasah Ibtidaiyah (MI). B. Strategi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Madrasah Ibtidaiyaiyah (MI) Strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rangkaian yang penting dalam pendekatan sistem belajar mengajar. Rasionalnya, strategi pembelajaran berhubungan langsung dengan pemilihan kegiatan pembelajaran yang dipandang efektif dan efisien dalam memberikan pengalam an belaj ar untuk mencapai kompetensi dasar mata pelajaran. Kendatipun demikian, tidak mungkin seorang guru dalam melaksanakan tugas keprofeionalannya hanya menerapkan satu strategi pembelajaran yang bersifat umum dan mampu menjangkau seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena setiap tujuan pembelajaran m emi liki karakteristik yang bersifat khsus, untuk menggambarkan kemampuan yang dimiliki peserta didik mengikuti kegiata belajar. 3
setelah
Pada dasarnya tidak ada strategi pembelajaran yang dipandang paling baik, karena setiap strategi pembelajaran saling memiliki keunggulan masing-masing. Strategi pembelajaran yang dinyatakan baik dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu belum tentu baik dan tepat digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang lain. ltulah sebabnya, seorang pendidik (guru IPS MI pada khususnya) diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memilih dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran, agar dalam melaksanakan tugasnya dapat memilih alternatif strategi yang dirasakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, apalagi banyak orang/peserta didik menganggap mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran menghafal dan sulit, serta membosankan. Untuk memecahkan masalah pandangan orang/peserta didik terhadap masalah mata pelajaran IPS yang dianggap menghafal dan sulit, serta membosankan itu, berikut ini penulis kemukakan berbagai strategi pembelajaran yang menarik dan dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MI. 1.
Learning Starts with a Question (Mulai dengan Pertanyaan)
2.
Brainstorming (Curah Gagasan)
3.
Information Search (Mencari Informasi)
4.
Jigsaw
5.
Strategi Reading Guide (Membaca Buku Ajar)
6.
Role Playing (Bermain Peran)
7.
Active Debate (Debat Aktif)
8.
Critical Incident (Pengalaman Penting)
9.
Everyone is a Teacher Here (Semua Orang adalah Guru)
10.
Seeing How It Is (Melihat Kejadian Sebenarnya)
11.
Card Sort (Sortir Kartu)
12.
Power of Two (Kekuatan Berpasangan)
13.
Snowballing (1-2-4-8-16-32....dst)
14.
Elisitasi (Inventarisasi Pendapat Secara Selektif)
15.
Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)
16.
Point Counterpoint (Adu Argumen)
17. Team
Quiz (Kuis Kelompok)
4
18.
Poster Session (Membuat Poster)
19. Poster
Comment (Mengomentari Poster atau Gambar)
20. Bilboard Ranking (Mengurutkan Topik dan Ide) 21.
Kartu arisan
22.
Imagine (lmajinasi)
23.
Tolking Stik.
24.
Concept Map /Maping (Peta Konsep)
25.
Piture and Piture
26.
Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar)
27. Artikulasi
C. PEMBAHASAN 1. . Learning Starts with a Question (Mulai dengan Pertanyaan) BELAJAR sesuatu yang baru akan lebih efektif j ika pesert a didik itu akt if d an t erus bert an ya dibandingkan jika mereka hanya mendengarkan saja apa yang disampaikan oleh pendidik. Salah satu cara untuk membuat peserta belajar secara aktif adalah dengan mendorongnya untuk bertanya tentang materi sebelum ada penjelasan dari pendidik. Strategi ini dapat membantu pesert a didik untuk memahami dan menemukan inti atau pokok bahasan (Key Words). Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut : a.
Distribusikan pada peserta didik bahan ajar berupa hand out. Materi yang dipilih sebaiknya materi yang hanya memberikan informasi secara umum.
b.
Mintalah peserta didik untuk membaca secara berkelompok (minimal 2 orang).
c.
Mintalah peserta didik mengutarakan apa yang dipahami dan yang tidak dipahami.
d.
Perintahkan pada peserta didik untuk memberi tanda tanya pada bagian hand out yang tidak dipahami sebanyak mungkin.
e.
Pasangkan peserta didik dengan rekannya baik laki-laki maupun perempuan untuk saling membahas pertanyaan yang ditandai dalam hand out dalam kelompok kecil itu.
5
f.
Kumpulkan daftar pertanyaan peserta didik.
g.
Mulailah pembelajaran dengan menjawab pertanyaan.
2. Brainstorming (Curah Gagasan) STRATEGI ini merupakan langkah inventarisasi ide melalui curah pendapat tentang topik tertentu dengan bebas tanpa seleksi. Langkah-langkahnya adalah: a. Tentukan topik bahasan. b. Ajaklah peserta didik untuk mengungkapkan pandangan/ide yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. c. Catat semua respons yang muncul. d. Pada langkah akhir guru harus membahas satu per satu respons yang muncul. 3. Information Search (Mencari Informasi) STRATEGI ini dapat diterapkan pada materi yang padat, monoton dan membosankan. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti koran, majalah, tabloit dan sebagainya. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut: 1.
Peserta didik diminta mencari informasi yang terdapat di dalam teks atau bahan bacaan.
2.
Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam teks.
3.
Bagilah kelas dalam kelompok-kelompok kecil (3-5orang per kelompok).
4.
Jelaskan pertanyaan yang dibuat kepada kelompok-kelompok kecil tersebut.
5.
Mintalah peserta didik untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di dalam hand out yang dibagikan atau bahan bacaan yang telah ditentukan.
6.
Ulang kembali semua jawaban dari peserta didik dan mengembangkan jawaban tersebut untuk menambah iformasi sehingga jawaban yang didapat semakin jelas.
4. Jigsaw. STRATEGI ini digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Materi tersebut tidak harus disampaikan secara berurutan. Strategi ini dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam pembelajaran dan sekaligus dapat melatih peserta didik mengajarkan sesuatu kepada orang lain.
6
Jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif. Pada mulanya Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan, kemudian oleh Robert E. Slavin (1991). Jigsaw tersebut divariasikan. Melalui teknik Jigsaw dapat dibangun kemampuan afektif peserta didik seperti: •
Mengemukakan pendapat
•
Mendengar
•
Bertanya
•
Mengelola materi
•
Mengklarifikasi
•
Menghargai orang lain
•
Mengontrol / mengendalikan diri
•
Bekerjasama dengan orang lain
•
Kesediaan berbagi pengetahuan yang dimiliki
•
Meminta bantuan orang lain
•
Memotivasi teman belajar
•
Mengkomunikasikan hasil diskusi
Dalam metode Jigsaw peserta didik dikelompokkan secara heterogen. Bagaimana mengelompokkan peserta didik secara heterogen? Berikut ini adalah contoh pengelompokkan peserta didik: 1. Susunlah peringkat peserta didik dari peringkat satu dan selanjutnya sampai dengan peringkat terakhir berdasar nilai sebelumnya 2. Tentukan beberapa peserta didik pertama (contoh tentukan peserta didik peringkat satu sebagai kelompok A, peserta didik peringkat 2 sebagai kelompok B dst). Atur setiap tim terdiri dari peserta didik yang peringkat nilainya tinggi, sedang dan rendah.
7
Contoh penentuan kelompok siswa
Tinggi
Ratarata Kelom pok atas
Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tim A B C D E F G H I J
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
J I H G F E D C B A
Ratarata kelomp ok bawah
Rendah
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A B C D E F G H I J
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
J I H G F E D C B A
Dari penentuan sesuai contoh diatas, maka untuk 40 peserta didik dalam satu kelas dapat dibagi menjadi 10 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri atas 4 orang. Setelah peserta didik dikelompokkan, misalnya satu kelompok terdiri dari 4 peserta didik kelompok ini disebut kelompok belajar (home group), kemudian setiap peserta didik di beri tugas membaca dan menggali informasi dengan topik yang berbeda-beda, sebaiknya tugas membaca ini sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya sehingga di kelas hanya membutuhkan sedikit waktu untuk meneruskannya.
Kemudian siswa-siswa dengan topik yang sama dari setiap kelompok diminta bergabung ke dalam kelompok ahli (expert group) untuk mendiskusikan topik tersebut. Setelah siswa-siswa dengan topik yang sama mengadakan diskusi pada expert group, mereka diminta kembali lagi ke kelompok belajar semula. Di kelompok belajar para siswa (4 peserta didik) masing-masing menjelaskan kepada temannya tentang topiknya. Di bawah ini digambarkan alur pergerakan siswa dari home group/learning group ke expert group dan kembali lagi ke home group/learning group.
8
Kelompok belajar/homegroup/learning group
Kemudian siswa dengan topik yang sama (nomor yang sama) ke expert group
Kelompok ahli (expert group)
9
Setelah diskusi dengan topik yang sama mereka kembali ke home group untuk menjelaskan topiknya kepada temantemannya.
Selanjutnya guru meminta 4 orang peserta didik dengan topik yang berbeda untuk presentasi tentang topiknya didepan kelas secara bergiliran. Akhirnya guru mengadakan tes secara individual dan dikoreksi langsung sambil dibahas. Skor atau nilai peserta didik dalam kelompok belajar (home group) dirata-ratakan. Dan untuk memotivasi siswa guru memberikan penghargaan kepada kelompok belajar/home group yang nilai rata-ratanya tinggi.
5. Strategi Reading Guide (Membaca Buku Ajar) STRATEGI ini diterapkan jika waktu yang tersedia untuk membahas suatu materi sangat terbatas. Para peserta didik
untuk membaca materi yang akan dibahas dengan
memberikan dan membuat kisi-kisi panduan. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut : a. Tentukan materi ajar yang akan dibaca. b. Buat pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik setelah membaca materi. c. Pertanyaan dijawab secara perorangan d. Akhiri sesi dengan memberikan komentar terhadap jawaban yang diberikan
10
oleh peserta didik. 6. Role Playing (Bermain Peran) TUJUAN utama dari penerapan strategi ini adalah untuk mengajarkan peserta didik bagaimana berempati. Strategi ini dapat menstimulasi peserta didik untuk mengasosiasikan dirinya dalam suatu peran tertentu sehingga mereka lebih dapat memahami, mendalami, dan mengerti tindakan sosial yang dilakukan oleh orang lain di lingkungan sosial. Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam penerapan strategi ini, yaitu : (1) Mengambil peran (role taking), yakni tekanan ekspektasi sosial terhadap pemeran; Membuat peran (role making), yakni kemampuan pemeran untuk berubah secara dramtis dan diperlukan; dan, (3) Tawar-menawar peran (role- negotiation), yakni proses interaksi pemeran dengan pemeran lain dalam konteks dan setting sosial peran yang dimainkan. Filosofi dari strategi ini adalah "memakai sepatu orang lain". Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut: a. Buatlah permasalahan yang diangkat dari setting atau kejadian aktual yang berkembang di masyarakat yang relevan dengan materi pembelajaran. b. Tun j uk k an 2 (d u a) or an g a t a u l ebi h unt u k memerankan tokoh yang terlibat dalam kejadian tersebut. c. Mintalah kepada para pemeran untuk bertindak seperti yang dilakukan oleh para aktor sesungguhnya dengan membuat semacam skenario dialog. d. Mintalah peserta lain untuk mengamati dan mencatat adegan yang berlangsung untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi dan tanggapan. e. Mintalah komentar dari para peserta.
7. Active Debate (Debat Aktif) ACTIVE DEBATE merupakan strategi yang dapat mendorong p es e rt a di di k unt u k b er pi k i r kritis, argumentatif dan reflektid. Strategi ini secara aktif melibatkan semua peserta didik di dalam kelas, bukan hanya para pelaku debatnya (presenter) saja. Langka-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut : a. Ajukan sebuah masalah yang bersifat kontroversal. b. Buatlah 2 (dua) kelompok yang terdiri dari kelompok pro dan kontra.
11
c. Buatlah 2 (dua) subgroup dari masing-masing kelompok. d. Mintlah subgroup itu untuk menyiapkan argumentasi. e. Sediakan 2 (dua) kursi untuk juru bicara (jubir) masing-masing kelompok. f. Mintalah peserta didik memulai debat dengan pengantar argumentasi dari masing-masing kelompok. g. Setelah dirasakan cukup, hentikanlah debat untuk sementara dan mintalah para jubir kembali ke subgroup-nya untuk mendiskusikan argumen lawan. h. Setelah itu, debat dapat dimulai lagi dengan berganti peran serta memodifikasinya sewaktu mengomentari argumen lawan dan jubir lawan mempertahankan argumentasinya. i. Setelah dirasakan cukup, hentikanlah debat dan minta para peserta didik untuk berbaur kembali. j. Review apa yang telah terjadi dalam suasana active debate itu.
8. Critical Incident (Pengalaman Penting) STRATEGI ini pada umumnya digunakan untuk memulai pembelajaran. Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan peserta didik sejak awal dengan meminta mereka mengungkapkan pengalaman-pengalamannya. Strategi ini juga cocok digunakan bila tujuan pembelajarannya mengajarkan peserta didik untuk berempati (merasakan apa yang dirasakan orang lain). Strategi ini dapat dilakukan jika peserta berjumlah sekitar 15-20 orang. Dengan terbatasnya peserta dan suasana interaksi psikologi yang akrab, mendorong p e s e r t a d i d i k t i d a k m e r a s a c a n g g u n g u n t u k mengungkapkan pengalaman personal. Langkah-langkah penerapan strategi yang digunakan sebagai berikut: a. Mintalah peserta didik untuk mengingat kembali masa lalu mereka yang paling mengesankan, baik y a n g m e n y e n a n g k a n . b. Mintalah peserta didik untuk menceritakan pengalaman dan masalah yang terjadi serta solusi yang telah dilakukannya. c. Bahas kembali apa yang telah diceritakan. d. Ambil pelajaran dari pengalaman tersebut.
12
9. Everyone is a Teacher Here (Semua Orang adalah Guru) STRATEGI ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menjadi nara sumber terhadap sesama rekannya di kelas. Strategi ini dapat meningkatkan partisipasi seluruh peserta didik di kelas dalam rangka memberikan tanggung jawab individu peserta didik. Strategi ini juga dapat memaksimalkan peran serta peserta didik yang memiliki kemampuan atau potensi lebih. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut : a. Berikan bahan bacaan dan minta peserta didik membaca bahan tersebut. b. Mintalah setiap peserta didik membuat pertanyaan dari bahan tersebut melalui secarik kertas. c. Acak atau kocok pertanyaan lalu bagikan kembali kepada setiap peserta didik. d. Mintalah peserta didik untuk membaca dalam hati sambil memikirkan jawaban pertanyaan. e. Panggil relawan peserta didik untuk membacakan pertanyaan dengan keras dan menjawabnya. f. Berikan kesempatan peserta didik lain untuk menanggapi atau menambah jawaban. g. Lanjutkan kembali dengan peserta didik lain seperti pada langkah poin e.
10. Seeing How It Is (Melihat Kejadian Sebenarnya) STRATEGI ini dimaksudkan untuk memahami suatu kondisi tidak lazim yang terjadi atau di hadapi seseorang. Dengan strategi ini, peserta didik di minta membayangkan bagaimana dan apa yang di lakukan oleh orang mengalami kondisi tersebut, seperti orang yang teralienasi karena minoritas atau stigma sosial. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut: a. Tentukan suatu kondisi, peristiwa, tokoh, atau yang dapat diperankan. b. Tunjukkanlah seorang peserta didik untuk memerankan dengan serius dengan gaya atau a t r i b u t t o k o h ya n g s e s u n g g u h n y a u n t u k m e ngungkapkan perasaanya, pandangan dan se bagainya.
13
c. Mintalah peserta didik untuk bertan ya atau menanggapi peran yang baru saja diperagakan dengan
mengajak
mereka untuk
memahami, merasakan dan mengidentifikasikan persoalan serta mencari solusi dari masalah. 11. Card Sort (Sortir Kartu) STRATEGI ini mendorong kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif (kerjasama). Strategi ini bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, dan fakta tentang objek atau me-review materi yang telah di bahas pada kesempatan-kesempatan sebelumnya. Dominasi gerakan fisik dalam penerapan strategi ini dapat membantu menghidupkan suasana kelas. Langkah-langkah penerapan strategi ini, sebagai berikut : a. Bagikan kertas yang bertulisankan informasi atau kategori tertentu secara acak. b. Tempelkan kategori utama di papan tulis atau dinding. c. Mintalah peserta didik untul mencari temannya yang memiliki kertas atau kartu yang berisi tulisan (isi) yan g sa m a unt uk m em ben t uk kel om pok dan mendiskusikannya. d. Setelah itu, mintalah mereka untuk mempresentasikannya.
12. Power of Two (Kekuatan Berpasangan) STRATEGI ini digunakan untuk mendorong peserta didik memiliki kepekaaan terhadap pentingnya belajar berasama. Logika paling mendasar dari strategi ini adalah 'dua kepala akan tampak lebih baik daripada satu kepala'. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut: a. Ajukan satu atau lebih pertanyaan atau kasus/permasalahan yang menuntut perenungan dan pemikiran. b. Mintalah
peserta
didik
untuk
menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau
memecahkan kasus tersebut secara individual. c. Setelah semua menjawab, mintalah kembali kepada peserta didik untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban satu sama lain dan membahasnya. d. Mintalah tiap pasangan tersebut membuat jawaban baru hasil pembahasan
14
dengan pasangannya. e. Ketika
semua
pasangan
telah
menulis
jawaban -jawaban baru,
bandingkan jawaban setiap pasangan di kelas tersebut.
13. . Snowballing (1-2-4-8-16-32....dst) STRATEGI ini merupakan kelanjutan dari strategi The Power of Two (kelompok kecil yang terdiri dari 2 orang) yang kemudian berkambang menjadi 4 orang, 8 orang, 16 orang, dan seterusnya yang berakhir pada pembagian dua kelompok besar dalam satu kelas. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut: a. Kemukakan sebuah masalah. b. Mintalah masing-masing peserta didik untuk berpendapat. c. Setelah semua menjawab, minta kembali kepada peserta didik untuk berpasangan (setiap pasangan terdiri dari 2 orang) dan saling bertukar jawaban satu sama lain dan membahasnya. d. M i n t a l a h
pasangan-pasangan itu untuk mendiskusikannya
dengan
pasangan yang lain. Demikian seterusnya sampai terbentuk 2 kelompok besar dalam satu kelas. e. Setelah
terbentuk
2
kelompok
besar,
mintalah
kepada
kedua kelompok itu untuk mempresentasikannya. 14. Elisitasi (Inventarisasi Pendapat Secara Selektif) STRATEGI ini merupakan pengembangan dari strategi brain-storming dengan cara memfokuskan (menyeleksi) pada satu tema saja. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut: a. Tentukan sebuah topik bahasan. b. Ajaklah peserta didik untuk menyampaikan hal yang berhubungan dengan topik bahasan. c. Tuliskan kata (pendapat) yang hanya berhubungan dengan topik.
15. Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil) STRATEGI ini dimaksudkan untuk membangun kerja sama individu dan
15
kelompok, kecakapan analitis, dan kepekaan sosial, serta tanggung jawab individu dalam kelompok. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut: a. Bagilah peserta didik ke dalam 4 sampai 5 kelompok. b. Berikanlah bacaan untuk masing-masing kelompok. c. Minta mereka untuk mendiskusikan bacaan. d. Dari tiap-tiap kelompok, mintalah mereka untuk menunjuk juru bicara. e. M i n t a para juru bicara tersebut untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. f. Mintalah kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi presentasi juru bicara. 16. Power of Two (Kekuatan Berpasangan) STRATEGI ini digunakan untuk mendorong peserta didik memiliki kepekaaan terhadap pentingnya belajar berasama. Logika paling mendasar dari strategi ini adalah 'dua kepala akan tampak lebih baik daripada satu kepala'. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut: f. Ajukan satu atau lebih pertanyaan atau kasus/permasalahan yang menuntut perenungan dan pemikiran. g. Mintalah
peserta
didik
untuk
menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau
memecahkan kasus tersebut secara individual. h. Setelah semua menjawab, mintalah kembali kepada peserta didik untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban satu sama lain dan membahasnya. i. Mintalah tiap pasangan tersebut membuat jawaban baru hasil pembahasan dengan pasangannya. j. Ketika
semua
pasangan
telah
menulis
jawaban -jawaban baru,
bandingkan jawaban setiap pasangan di kelas tersebut. 17. Team Quiz (Kuis Kelompok) STRATEGI ini selain dapat meningkatkan belajar peserta didik dalam suasana yang menyenangkan, juga dapat digunakan untuk me-review materi-materi yang telah dipelajari. Dengan menggunakan strategi ini, dosen dapat menumbuhkan kompetisi yang positif.
16
Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut : a. Bentuklah kelompok A, B, C, D, dan E. b. Bagilah tugas tersebut melalui kelima kelompok itu: Satu kelompok sebagai pembuat soal, tiga kelompok sebagai penjawab atau peserta kuis, dan satu kelompok lagi sebagai tim penilai. c. Berlakukan ketiga unsur untuk semua kelompok (siklus) bila waktu yang tersedia cukup. 18 . Poster Session (Membuat Poster) STRATEGI ini bertujuan untuk meningkatkan daya kreatif dan imajinasi peserta didik terhadap suatu persoalan yang terkait dengan materi pembelajaran. Selain itu, strategi ini juga sangat bermanfaat untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan persepsi dan perasanaan mereka t ent ang sesuat u pe r m asal ahan d al a m be nt uk gambar.cara ini sangat efektif karena
memberikan
kesempatan
kepada
peserta
didik
memiliki
bakat
menggambar untuk menunjukkan kelebihannya. Langkah-langkah pelaksanaan strategi ini, sebagai berikut: a.
Bagilah dalam beberapa kelompok dan mintalah mereka untuk mendiskusikan
sebuah
permasalahan
yang
terkait
dengan
topik
pembelajaran. b.
Mintalah mereka untuk menuangkan permasalahan dalam bentuk gambar atau poster yang disusun dan ditempel di papan tulis atau kertas karton.
c.
Mintalah tiap-tiap kelompok untuk mencari satu solusi dan masalah tersebut.
d.
Dari tiap-tiap kelompok, mintalah mereka untuk menuangkan solusi yang didapat dalam gambar atau poster.
e.
Mintalah mereka untuk mempresentasikan dan menjelaskan poster dan masing-masing kelompok yang kemudian dikomentari oleh kelompok lainnya.
19. Poster Comment (Mengomentari Poster atau Gambar) STRATEGI ini bertujuan untuk menstimulus dan meningkatkan kreativitas dan mendorong penghayatan peserta didik terhadap suatu permasalahan. Dalam s t rat e gi i ni pesert a di di k di doron g unt uk bi sa mengungkapkan pendapatnya
17
secara lisan tentang suatu poster atau gambar. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut : a.
Pilihlah sebuah poster atau gambar yang ada kaitannya dengan pokok bahasan yang akan dibahas.
b.
Mintalah peserta didik untuk mengamati dan menghayati terlebih dahulu gambar atau poster tersebut.
c.
Mintalah mereka untuk berdiskusi secara kelompok, kemudian mereka harus memberikan kometar atau pendapatnya tentang gambar tersebut.
d.
Mintalah peserta didik untuk memberikan solusi atau rekomendasi berkaitan dengan poster atau gambar tersebut.
20. Billboard Ranking (Mengurutkan Topik dan Ide) STRATEGI ini tepat digunakan untuk mendorong peserta didik berdiskusi megenai nilai-nilai, gagasan dan pilihan-pilihan yang ada di dalam masyarakat. Strategi ini hanya dapat digunakan pada permasalahan yang bersifat pilihan, tidak untuk sesuatu yang sudah baku dan tidak dapat berubah. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut : a.
Bagilah lembaran-lembaran yang berisi beberapa karakteristik atau nilai tentang sesuatu.
b.
Mintalah peserta didik untuk mengurutkan karakteristik atau nilai sesuai dengan prioritas masing-masing.
c.
Mintalah hasil kerja peserta didik untuk ditempel atau ditampilkan di papan tulis.
d.
Mintalah peserta didik untuk menjelaskan alasan-alasan atas pilihannya tersebut.
e.
Mintalah peserta didik lain untuk menanggapi dan membandingkan dengan hasil mereka.
21. Kartu Arisan STRATEGI ini menuntut daya kreativitas dan kemampuan tingkat kosentrasi yang tinggi, dan terciptanya pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAKEM) Media yang dierlukan:
18
•
Buat kartu 10 x 10 cm sejumlah siswa untuk menulis jawaban, dan kartu/kertas ukuran 5 x 5 cm untuk soal
•
Gelas/apa saja
Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Bentuk kelompok 4 orang secara hetrogen 2.
Kertas jawaban bagikan pada siswa masing-masing satu lembar/kartu soal digulung dan dimasukkan dalam gelas
3. Gelas yg telah berisikan gulungan soal dikocok, kemudian salah satu yang jatuh, dibacakan agar dijawab olah siswa yang memegang kartu jawaban 4. Apabila jawaban benar maka siswa dipersilakan tepuk tangan atau yel….yel…. Dan yang lainnya 5. Setiap jawaban yang benar diberi poin 1 sebagai nilai kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan poin dari para anggotanya 6. Dan begitu seterusnya.
22. Imagine (Imajinasi) STRATEGI ini digunakan untuk mendorong agar peserta didik dapat mengembangkan ide-idenya secara kreatif dalam suasana belajar kotaboratif. Langkah-langkah penerapan strategi ini sebagai berikut : a.
Tentukan topik yang akan dibahas.
b.
Peserta didik diminta untuk menutup mata mereka masing-masing dan metakukan khayalan tentang topik tersebut.
c.
Dos e n m e n ga ra hk a n pe se rt a di di k d e n gan melakukan proses rileksasi dan pernapasan serta stimulasi ruang dengan latar musik atau lampu temaram. Ajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk relevan dengan topik.
d.
Simpulkan panduan khayalan dan perintah peserta didik untuk mengingat khayalan mereka masing-masing.
e.
Buat kelompok-kelompok kecil dan perintahkan mereka sating menukar dan berbagi khayalan.
f.
Mintalah mereka untuk menulis khayalan.
19
23. Tolking Stik. STRATEGI ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menjadi nara sumber terhadap sesama rekannya di kelas karena, peserta didik dituntut menjawab pertanyaan secara perorangan. Strategi ini dapat meningkatkan partisipasi seluruh peserta didik di kelas dalam rangka memberikan tanggung jawab individu peserta didik. Strategi ini juga dapat memaksimalkan peran serta peserta didik yang memiliki kemampuan atau potensi lebih. Langkah-langkah : 1. Guru menyiapkan sebuah tongkat. 2. Guru
menyampaikan
materi
pokok
yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
akan
dipelajari,
kemudian
membaca dan mempelajari
materi pada pegangannya/paketnya. 3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya. 4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 5. Siapa yang betul menjawab diberi hadiah yel-yel dan bagi yang tidak betul menjawab akan diberi sangsi. 6. Guru memberikan kesimpulan. 7. Evaluasi. 8. Penutup.
24. Concept Map/Maping (Peta Konsep) STRATEGI ini menuntut daya kreativitas dan kemampuan tingkat analisa tinggi. Dalam pelaksanaan strategi ini peserta didik diminta membuat sintesis atau diagram dari konsep-konsep utama yang sating berkaitan dengan memberikan tanda panah atau garis yang memiliki arti hubungan antarkonsep tersebut. Strategi ini berasal
20
dari psikologi kognitif, dimana pemeroleh pemahaman yang lebih baik dan mudah dengan cara mengaitkan atau menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya. Langkah-Iangkah penerapan strategi ini sebagai berikut : a. Berikan bahan bacaan kepada peserta didik. b. Diskusikan bahan bacaan tersebut dengan metakukan brainstorming dan elisitasi sebanyak mungkin. c. Pilih beberapa kata kunci atau konsep -konsep utama. d. Tuangkan
kata
kunci
atau
konsep
utama
dalam
bagan
yang
menguhubungkan dengan konsep utama. e. Hubungkan konsep-konsep tersebut dengan garis. f. Bunyikan atau beri label pada garis-garis tersebut.
25. Piture and Piture. STRATEGI ini menuntut daya kreativitas dan, mengupayakan Belajar Aktif peserta didik, karena berangkat dari pengalaman peserta didik, mengajak peserta didik berfikir kritis dan, pembelajarannya kontektual. Langkah-langkahnya: 1. Guru menyampaikan kompetensi yg ingin di capai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar 3. Guru menunjuk / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dgn materi yang di sajikan 4. Guru menunjuk / memanggil peserta didik secara bergantian utk memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6. Dari alasan / urutan gambar tsb guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dgn kompetensi yg ingin di capai 7. Kesimpulan/rangkuman.
21
26. Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) STRATEGI ini baik digunakan dalam rangka mewujudkan penukaran ilmu pengetahuan sesama peserta didik. Untuk itu kelebihan pembelajaran dengan model Inside-Outside-Circle ini adalah pemerataan informasi pada semua peserta didik, melatih untuk berkomunikasi dengan sesamanya, keterlibatan secara langsung, dan belajar akan lebih menarik, sebab dilakukan sambil berdiri sehingga tidak ada yang mengantuk. Langkah-langkahnya: 1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar. 2. Separuh lainnya membentuk lingkaran. Di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam. 3. Dua orang peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan lingkaran besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu bersamaan. 4. Kemudian peserta didik yang berada dilingkaran kecil diam di temppat, sementara peserta didik yang berada dilingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. 5. Sekarang giliran peserta didik yang berada dilingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya.
27. Artikulasi STRATEGI ini baik digunakan dalam rangka meningkatkan daya serap peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan kepadanya. Karena penekanan utama dari model pembelajaran artikulasi ini adalah pengulangan kembali makna pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik oleh peserta didik itu sendiri. Langkah-langkahnya: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa 3. Untuk mengetahui daya serap peserta didik, dibentuklah kelompok berpasangan dua orang 4. Menugaskan salah satu peserta didik dari pasangan itu menceritakan materi
22
yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya. 5. Menugaskan penjelasan
peserta teman
didik
secara
pasangannya.
bergiliran/diacak Sampai
sebagian
menyampaikan peserta
didik
menyampaikan penjelasannya. 6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami ppeserta didik. 7. Kesimpulan/penutup.
D. KESIMPULAN Berdasarkan pengalaman, dua puluh tujuh strategi pembelajaran s e b a g a i m n a d i t a m p i l k a n d i a t a s a d a l a h s t r a t e g i pembelajaran yang lazimnya dengan sangat mudah dikuasai dan digunakan oleh para pendidik dalam melangsungkan proses kegiatan
belajar
mengajar
(KBM).
Tinggal
para
pendidik/guru
untuk
menyesuaikan mana yang cocok dengan Kompetensi Dasar (KD) yang t ercantum di dalam Standar Isi (Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah tahun 2006). Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi para pendidik untuk bisa mengeksplorasi berbagai strategi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tersebut. Demikianlah tulisan tentang Strategi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Madrasah Ibyidaiyah (IPS) ini disampaikan. Diharapkan para pendidik/guru pada umumnya dan Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MI pada khususnya, untuk selalu berbenah diri seiring dengan perubahan dan perkembangan yang terus terjadi. Selamat mencoba dan terima kasih. Mohon maaf lahir dan bathin jika ada kesalahan-kesalahan dalam isi tulisan ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin, Makmun. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya Remaja. Anwa Kholil. (2008). Pembelajaran Berdasarkan Masalah. http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-berdasarkanmasalah.html Jaka Siswanta dan M. Irsan (2008). Penerapan dan Pengembangan Strategi Pembelajaran PKn Untuk Guru MTs. Jakarta : Departemen Agama RI Kasinyo Harto dan Abdurrahmansyah. (2009). Metodologi Pembelajaran Berbasis Aktive Learning , Palembang – Sumatera Selatan : Grafika Telindo Pres. Supriawan, Dedi & A. Benyamin Surasega. (1990). Strategi Belajar Mengajar. (Diktat Kuliah). Bandung : FPTK-IKIP Bandung. Sumantri, Moh. Nukman. (2001). Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS. Bandung : Rosdakarya Remaja. Udin S. Winataputra. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Wina Senjaya. (2008). Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
24