Identifikasi Problem Solving Konflik dalam Organisasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Oleh: Moh Khoerul Anwar, Lila Dini Safitri, Natri Sutanti ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengadakan survei tentang jenis konflik serta jenis atau cara penyelesaiannya yang dilakukan oleh pengurus Organisasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian ini guna mengevaluasi tentang jenis konflik dan jenis penyelesaian yang telah dilakukan sehingga para pengurus dapat berkembang dan lebih baik dalam mengatasi konflik yang dialami. Metode penelitian ini adalah metode survei. Dalam penelitian ini terlebih dahulu divalidasi angket atau kuesioner yang akan diberikan kepada para pengurus organisisasi oleh ahli materi dan isi. Subyek penelitian ini adalah semua perwakilan dari pengurus organisasi mahasiswa yang ada dilingkungan FIP UNY. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan teknik persentase. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jenis konflik yang dominan dilakukan adalah intra group dengan jumlah sebesar 34,3% sedangkan problem solving atau cara penyelesain yang dominan dilakukan oleh pengurus organisasi mahasiswa adalah collaboration dengan jumlah sebesar 23,9%.
Kata kunci : problem solving, konflik, organisasi mahasiswa PENDAHULUAN Usaha merealisasikan visi dan misi UNY untuk menjadi universitas kependidikan kelas dunia terus digalangkan. Di FIP sendiri pengembangan kemampuan soft sikll sudah menjadi perhatian bagi para pembimbing. Dalam FIP telah terbentuk Organisasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan yang didalamnya terdiri dari Badan Ekskutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, dan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas. Organisasi kemahasiswaan yang akan membantu untuk mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimiliki. Dalam era globalisasi ini tidaklah cukup dengan kemampuan hard skill saja, akan tetapi harus ditunjang juga kemampuan soft skillnya, kemampuan ini dapat dikembangkan melalui berorganisasi. Akan tetapi realita yang ada banyak Organisasi eksternal yang masuk ke internal kepengurusan Organisasi. Hal ini akan menimbulkan banyak konflik dalam Organisasi tersebut. Selain itu konflik dalam Organisasi biasanya ditimbulkan karena kurang adanya keselarasan antara organisasi-organisasi dalam satu lingkungan. Kohesivitas kelompok yang kurang dalam organisasi juga dapat menimbukan konflik baik dalam internal kepengurusan maupun dalam lingkup yang lebih besar. Organisasi Mahasiswa merupakan wadah berkumpulnya mahasiswa untuk melakukan kegiatan dan mencapai tujuan
bersama. Berorganisasi merupakan kegiatan non akademis yang baik untuk membentuk mental, mengasah tanggung jawab, menambah wawasan, merangsang sifat kebersamaan dan memperluas jaringan. Sedangkan menurut Tatiek Romlah (2006: 29) kelompok pengembangan organisasi merupakan kelompok pengembangan organisasi yang berasal dari kelompok latihan di laboratorium dan mempunyai tujuan untuk dengan sadar mengubah sistem sosial. Sedangkan menurut para ahli kelompok pengembangan organisasi mendiagnosis masalah-masalah komunikasi dan interaksi yang interaksi didalam dan antar unit-unit pekerjaan, pendidikan, pemerintahan, dan industri. Setelah mendiagnosis masalah-masalah yang dihadapi dalam masing-masing bidang tersebut para ahli kelompok pengembangan organisasi memberikan saran-saran perubahan untuk memperbaiki kondisi kerja dan meningkatkan produktivitasnya. Masalah-masalah yang muncul dalam interaksi antar individu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel (dalam Juanita, 2002) faktor-faktor ini diantaranya yaitu adanya pertentangan dengan dirinya sendiri (konflik intrapersonal), adanya pertentangan antar seseorang dengan orang lain (konflik interpersonal), adanya pertentangan antar individu dengan kelompok (konflik antar individu-individu dan kelompokkelompok), adanya konflik yang bermunculan dalam kesatuan organisasi yang lebih besar (konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama), dan adanya pertentangan antar organisasi satu dengan organisasi yang lain (konflik antar
organisasi). Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana problem solving konflik dalam Organisasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan survei. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Agustus 2012 di Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Subyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Mahasiswa FIP UNY sekitar 455 anggota terdiri dari 13 Unit Organisasi. Unit Organisasi tersebut adalah HIMA PPB, HIMA PLS, HIMA PLB, HIMA AP, HIMA KP, HIMA TP, HIMA PGSD, HIMA PAUD, UKMF Reality, UKMF Music Camp, dan UKMF KMIP. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random sampling yaitu masing-masing oragnisasi Mahasiswa di Fakultas Ilmu Pendidikan di wakili 10 orang anggota. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi kepustakaan dan metode kuesioner.
Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif meliputi ratarata/mean, standar deviasi, nilai minimum, nilai maksimum, persentase, dan pengkategorian. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket secara random sampling (sampel secara acak) pada perwakilan dari pengurus Organisasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta periode 2012. Adapun distribusi kuesioner yang telah diberikan seperti yang tertera dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Kuesioner
No
Item
1.
Kuesioner yang dibagikan Kuesioner yang tidak diisi Kuesioner yang diisi tidak lengkap Kuesioner yang tidak kembali/ hilang Kuesioner yang dapat diolah
2.
3.
4.
5.
Present Jumlah ase (%) 100
100
5
5
-
-
13
13
82
82
Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 100 kuesioner yang dibagikan terdapat 5 kuesioner yang tidak diisi dengan alasan kegiatan yang sedang dialami, 13 kuesioner yang tidak kembali/ atau hilang akibat dibawa oleh pengisi kuesioner dan lupa disimpan dimana. Dengan demikian jumlah kuesioner yang dapat diolah sebanyak 82 buah. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh beberapa data terkait implementasi jenis konflik dan cara penyelesaian konflik. Pembahasan data dan analisis deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan disajikan sebagai berikut: 1. Analisis Data a. Analisis data validasi jumlah data yang diperoleh. Berdasarkan data pada tabel 1 bahwasanya data yang didapatkan dan dapat diolah datanya adalah 82% dari 100% sehingga data ini dapat dipertanggungjawabkan sebenarannya. Tabel 1 tersebut menunjukan bahwa penelitian ini telah memenuhi jumlah yang telah ditentukan sehingga penelitian ini layak untuk diteruskan. 2. Analisis Deskriptif Pada bagian ini penelitian akan mendeskripkan mengenai dua hal, yaitu tengtang jenis konflik yang sering ada di lingkungan dan cara penyelesaian konflik yang digunakan oleh Organisasi Mahasiswa FIP UNY.
Tabel 3 Jenis Konflik No Kategori
1.
Inter Personal 2. Intra Group 3. Inter Group Jumlah
Jumlah Persentase (%) 994
34
1005
34.3
923
31.5
2922
100
Dari tabel 3 tersebut dapat dideskripsikan bahwa jenis konflik yang paling dominan dialami oleh para pengurus Organisasi Mahasiswa FIP UNY adalah intra group dengan jumlah sebesar 34,4%. Hal ini diakibatkan banyaknya masalah yang sering dihadapi dalam internal organisasi yang dikarenakan adanya ketidakpahaman antara anggota satu dengan yang lainnya. Urutan yang kedua jenis konflik yang dialami oleh para pengurus Organisasi Mahasiswa adalah inter personal dengan jumlah sebesar 34,0%, hasil ini menunjukan bahwa adanaya perbedaan yang sangat mendekati antara jumlah jenis konflik inter group dan inter personal dengan selisih 0,4%. Hal demikian memiliki korelasi yang erat dalam konflik antara masalah pribadi yang dibawa pada masalah organisasi begitu pula sebaliknya yaitu masalah organisasi terbawa dalam masalah pribadi. Dan yang ketiga adalah inter group dengan jumlah sebesar 31,5%dalam konflik yang dialami oleh para pengurus Organisasi Mahasiswa FIP UNY. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis konflik yang ada dalam
pengurus Organisasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta adalah inter group akibat dari kurang adanya kesepahaman antara anggota yang satu dengan yang lainnya, yang kedua adanya konflik individu yang dibawa dalam organisasi dan juga sebaliknya adanya konflik organisasi yang dibawa dalam konflik individu. Tabel 4 Problem Solving Konflik No Kategori Jumlah Persentase (%) 1.
Avoidance
1285
19,3
2.
Competition
922
13,8
3.
Compromise
1476
22,2
4.
Accomodation 1370
20,6
5.
Collaboration
1594
23,9
6647
100
Jumlah
Dari tabel 4 diatas dapat dijelaskan bahwa cara penyelesaian konflik yang dilakukan oleh pengurus Organisasi Mahasiswa FIP UNY itu lebih didominasi dengan cara collaboration dengan jumlah sebanyak 23,9%. Kedua adalah compromise dengan jumlah sebesar 22,2%. Ketiga adalah accomodation dengan jumlah sebesar 20,6%. Keempat adalah avoidance dengan jumlah sebesar 19,3% dan yang kelima adalah competititon dengan jumlah sebesar 13,8%. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penyelesaian konflik yang dialami oleh mahasiswa FIP itu berbagai macam. Namun, yang lebih dominan adalah collaboration meskipun antara satu macam
dengan macam lainnya memiliki jumlah yang sedikit berbeda. Berdasarkan tabel 5 dan 6 dapat dilihat pada lampiran bahwa masing-masing Himpunan Mahasiswa (HIMA) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) memiliki masalah konflik yang berbedabeda serta gaya penyelesaian (problem solving) konflik yang berbeda-beda juga. Dari kedua tabel tersebut dapat mendeskripsikan jenis konflik dan problem solving masing-masing organisasi baik HIMA atau UKM-F sebagai berikut: a. HIMA PLB Himpunan Mahasiswa (HIMA) Pendidikan Luar Biasa (PLB) mengalami konflik interpersonal yang lebih banyak dibandingkan dengan konflik intra group dan inter group yang dialami oleh organisasi ini. Hal ini terlihat dari persentase konflik interpersonal yang mencapai 34,20%, sedangkan konflik intra group mencapai 33,64%, dan konflik inter groupnya mencapai 32,16%. Persentase yang hanya terpaut 0,56% hingga 2,04% ini menandakan bahwa jenis konflik yang terjadi pada organisasi ini cukup merata. Dalam hal cara penyelesaian konflik HIMA PLB banyak menggunakan cara collaboration (22,82%) yaitu gaya konflik yang kedua belah pihak setuju untuk menyelesaikan konflik secara positif dan melaksanakan persetujuan sepenuhnya. Selain menggunakan teknik atau cara tersebut organisasi ini juga menggunakan compromise, avoidance dan accomodation dengan persentase yang tidak jauh berbeda
21,78%, 21,37%, dan 20,12%. Berdasarkan persentase di atas dapat dilihat bahwa organisasi ini jarang menggunakan cara competition yang besarnya hanya mencapai 13,90%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik yang sering muncul dalam organisasi ini adalah konflik interpersonal yaitu masalah antar individu yang kemudian penangannnya banyak menggunakan teknik collaboration yang menekankan pada kenyamanan dua belah pihak yang berkonflik. b. HIMA TP Jenis konflik yang paling banyak dialami oleh Himpunan Mahasiswa (HIMA) Teknologi Pendidikan (TP) adalah konflik intra group yaitu konflik yang terjadi di dalam suatu organisasi dengan besar persentase mencapai 36,00%. Jenis konflik inter group mencapai 33,45% sedangkan konflik interpersonal mencapai 30,55%. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam organisasi ini dimungkinkan sering terjadi konflik akibat perbedaan pandangan antara individu hal pembagian tugas, hubungan dan proses penyelenggaraan organisasi. Dalam menyelesaikan konflik organisasi ini lebih banyak menggunakan cara collaboration seperti halnya yang dilakukan oleh HIMA PLB. Besar persentase untuk penerapan cara collaboration mencapai 23,31%, sedangkan persentase terbesar kedua ialah akomodasi 22,88%. Cara penyelesaian konflik yang persentasenya paling kecil dalam organisasi ini adalah competition 14,83%. Dapat disimpulkan bahwa
HIMA TP paling banyak mengalami konflik intra group dan paling banyak mengatasi konflik dengan cara penyelesaian collaboration (penyelesaian konflik yang positif tanpa pemaksaan). c. HIMA KP Berdasarkan tabel 5, maka dapat diperoleh informasi bahwa persentase jenis konflik yang paling banyak dalam Himpunan Mahasiswa Kebijakan Pendidikan adalah konflik intra group sebesar 34,79%. Konflik interpersonal berada pada urutan kedua dengan persentase 32,98% dan yang ketiga konflik inter group sebesar 32,23%. Seperti halnya HIMA TP organisasi ini juga mengalami konflik intra group yang lebih bayak dibandingkan jenis konflik lainnya. Dalam penanganan konflik organisasi ini banyak menggunakan cara collaboration sebesar 24,44%, kemudian cara compromise sebesar 22,84%. Cara yang paling sedikit persentasenya adalah avoidance atau penghindaran dari konflik dan competition atau persaingan 16,91% dan 16,05%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa HIMA TP memiliki masalah konflik dalam organisasinya atau sering disebut konflik intra group, sedangkan cara penyelesaian konflik yang banyak dilakukan adalah collaboration. d. UKMF REALITY enis konflik yang dialami Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) REALITY yang bergerak dibidang kepenulisan dan berfikir ilmiah ini adalah konflik interpersonal dan intra group sama persentasenya 34,31%, sedangkan konflik
inter group sebesar 31,38%. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa jenis konflik interpersonal dan intra group dalam kelompok ini sama-sama lebih mendominasi dibandingkan jenis konflik inter groupnya. Dalam hal cara penyelesaian konflik organisasi ini lebih banyak menggunakan collaboration 24,87 %. Persentase terkecil dalam pilihan penyelesaian konflik di organisasi ini adalah competition atau persaingan 13,07%. Dalam urutan prioritas penggunaan cara penyelesaian konflik ini, REALITY menempatkan compromise dalam posisi kedua 22,36%, ketiga accomodation 21,86% dan keempat avoidance atau penghindaran 17,84%. Dapat disimpulkan bahwa organisasi ini mengalami konflik interpersonal dan intra group dengan jumlah yang relatif sama, sedangkan dalam penyelesaian konflik bayak digunakan collaboration dan competition paling sedikit digunakan. e. HIMA PGSD Himpunan Mahasiswa (HIMA) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) lebih banyak mengalami konflik intra group dengan persentase sebesar 35,78%. Persentase konflik interpersonal dan inter group dalam organisasi ini memiliki jumlah yang sama 32,11%. Hal ini dapat diartikan bahwa kedua konflik tersebut ada dalam organisasi tersebut dengan porsi yang hampir sama. Dalam penyelesaian konflik seperti halnya UKMF REALITY, organisasi ini juga banyak menggunankan cara collaboration 25,11%. Persentase cara competition dalam HIMA PGSD
menempati posisi ke lima 12,41%. Hal ini menjelaskan bahwa cara ini menjadi hal yang jarang dilakukan oleh organisasi ini. Secara umum, jenis konflik yang lebih banyak dialami oleh organisasi ini adalah konflik intra group, sedangkan cara penyelesaian konflik yang lebih banyak dilalukan adalah collaboration. f. HIMA AP Persentase jenis konflik yang terjadi dalam Himpunan Mahasiswa (HIMA) Adminstrasi Pendidikan (AP) adalah 33,81% untuk konflik inter group, 34,46% untuk konflik intra group, dan 31,73% konflik inter group. Hal ini menjelaskan bahwa konflik yang lebih banyak terjadi dalam organisasi ini adalah konflik intra group dengan. Konflik intra group ini berkaitan dengan konflik pembagian tugas, hubungan dan proses dalam organisasi. Dalam hal penyelesaian konflik organisasi ini menggunakan collaboration 22,56%, accomodation 20,89%, compromise 20,61%, avoidance 19,64% dan competition 16,30%. Cara penyelesaian konlik dalam organisasi ini banyak menggunakan cara collaboration, dan yang paling sedikit ialah competition. Persentase competition dalam organisasi ini merupakan jumlah yang terbesar dibandingkan dengan organisasi lain. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa tingkat persaingan dalam organisasi ini cukup tinggi. Dapat disimpulkan bahwa konflik yang lebih banyak muncul dalam organisasi ini adalah konflik intra group, sedangkan penyelesaian konflik banyak dilakukan adalah dengan collaboration.
g. HIMA PAUD Himpunan Mahasiswa (HIMA) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengalami konflik intra group dengan persentase terbesar yaitu 35,14% dibandingkan dua konflik lain yaitu konflik interpersonal yang hanya sebesar 32,82% dan konflik inter group sebesar 32,04%. Persentase jenis konflik intra group yang terjadi dalam organisasi ini mungkin dikarenakan adanya perbedaan pandangan dalam tubuh organisasi ini meliputi adanya konflik pembagian tugas, konflik hubungan dan konflik proses. Dalam penyelesaian konflik berbeda dengan organisasi-organisasi sebelumnya seperti HIMA AP yang banyak menggunakan cara collaboration, organisasi ini lebih banyak menggunakan cara avoidance atau penghindaran sebesar 22,28%. Avoidance (penghindaran) merupakan gaya konflik yang tidak kooperatif dan tidak asertif. Mereka yang mendukung gaya penghindaran cenderung pasif dan mengabaikan situasi konflik daripada menghadapinya secara langsung. Pada persentase terbesar kedua adalah cara compromise sebesar 22,11%, kemudian ketiga collaboration 21,93%, sedangkan accomodation 21,24%, dan yang terakhir competition 12,44%. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konflik dalam organisasi ini adalah konflik intra group, sedangkan cara mengatasinya konflik dilakukan dengan avoidance atau penghindaran.
h. UKMF CAMP Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) CAMP yang fokus pada pengebangan minat dan bakat musik mahasiswa ini lebih banyak mengalami konflik inta group 35,21%. Besar persentase jenis konflik interpersonal berada di urutan kedua dengan besar 34,53% dan pada urutan ketiga konflik inter group dengan besar persentase 30,26%. Dalam organisasi ini paling banyak muncul konflik inta group atau konflik yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Dalam hal penyelesaian konflik persentasenya hampir merata, collaboration 22,22%, compromise 20,83%, accomodation 20,52%, avoidance 20,22% dan competition 16,20%. Penggunaan collaboration dalam menyelesaikan masalah lebih banyak dilakukan oleh organisasi ini, sedangkan pengunaan cara compromise, accomodation dan avoidance digunakan dengan porsi yang hampir seimbang di bawah collaboration. i. UKMF KMIP Jenis konflik yang banyak terjadi dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) KMIP yang bergerak pada bidang keagamaan muslim ini ternyata banyak diwarnai dengan konflik interpersonal yang mencapai 37,05%. Hal ini merupakan persentase terbesar pada jenis konflik interpersonal dibandingkan dengan organisasi lain. Konfik interpersonal terjadi ketika kebutuhan seseorang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
Persentase konflik intra group dalam organisasi in sebesar 32,55%, sedangkan konflik inter groupnya mencapai 30,40%. Dalam penyelesaian konflik organisasi ini banyak menggunakan cara collaboration 26,69%. Organisasi ini merupakan organisasi yang persentase penggunaan cara competition terrendah dibandingkan dengan organisasi lain. Dapat disimpulkan bahwa UKMF KMIP lebih banyak mengalami konflik interpersonal, dan dalam penyelesaian konflik organisasi ini menggunakan cara collaboration. j. HIMA BK Jenis konflik yang paling sering dialami oleh Himpunan Mahasiswa (HIMA) Bimbingan dan Konseling (BK) adalah konflik intra group yang besar persentase mencapai 34,88%. Jenis konflik interpersonal dalam organisasi ini mencapai 33,45% sedangkan konflik inter group mencapai 31,57%. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam organisasi ini sering mengalami konflik akibat perbedaan pandangan antara individu hal pembagian tugas, hubungan dan proses penyelenggaraan organisasi. Dalam menyelesaikan konflik organisasi ini lebih banyak menggunakan cara collaboration seperti halnya yang dilakukan oleh UKMF KMIP. Besar persentase untuk penerapan cara collaboration mencapai 24,69%, sedangkan persentase terbesar kedua ialah compromise 23,25%. Cara penyelesaian konflik yang persentasenya paling kecil dalam organisasi ini adalah competition 13,31%. Dapat disimpulkan bahwa HIMA BK paling banyak
mengalami konflik intra group dan paling sering mengatasi konfliknya dengan cara penyelesaian collaboration (penyelesaian konflik yang positif tanpa pemaksaan). k. HIMA PLS Dalam pembagian angket pada pengurus Himpunan Mahasiswa (HIMA) Pendidikan Luar Sekolah ternyata angket tidak kembali, sehingga tidak ada satupun data mengenai jenis konflik yang terjadi dan gaya penyelesaian konflik dalam HIMA PLS tersebut. Secara umum dapat disimpulkan bahwa urutan jenis konflik yang terbanyak hingga yang tersedikit dialami oleh Organisasi Mahasiswa di FIP UNY adalah konflik intra group, konflik interpersonal dan konflik inter group. Konflik intra group dalam ormawa dimungkinkan terjadi akibat perbedaan pandangan antara individu dalam kelompok yang sedang melakukan tugas bersama (meliputi konflik tugas, hubungan dan proses). Konflik tugas meliputi ketidaksepakatan mengenai tugas, ide-ide tertentu, dan masalah konten (isi tugas). Konflik hubungan, berkaitan dengan ketidaksesuaian pribadi baik kepribadian, nilai-nilai atau preferensi tugas non terkait. Konflik proses berkaitan dengan cara di mana tugas dilakukan, demikian juga siapa orang paling cocok untuk melakukan tugas. Dalam hal penyelesaian konflik prioritas cara yang digunakan adalah collaboration, compromise, accomodation, avoidance dan competition. ORMAWA lebih banyak
menggunakan cara collaboration (kolaborasi) yaitu penyelesaian konflik berdasarkan persetujuan kedua belah pihak dengan melaksanakan persetujuan sepenuhnya. Cara penyelesaian konflik yang paling dihindari adalah competition (kompetisi) yaitu gaya penyelesaian konflik dimana individu yang sangat tegas dalam mengejar tujuan mereka sendiri tetapi tidak kooperatif dalam membantu orang lain serta mengutamakan strategi konflik menang-kalah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian yang dilakukan ini mengidentifikasi mengenai jenis konflik dan problem solvingnya yang ada di lingkungan Organisasi
Mahasiswa
Fakultas
Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis konflik yang lebih sering dialami Organisasi Mahasiswa adalah konflik intra group dengan jumlah persentase sebesar 34,3%. 2. Problem Solving konflik yang sering digunakan dalam Organisasi Mahasiswa adalah collaboration dengan jumlah sebesar 23,9% dan yang paling sedikit digunakan 13,8%.
adalah
cara
competition
3. Konflik intra group yang lebih sering terjadi di Organisasi Mahasiswa banyak diatasi dengan cara colaboration.
Administrasi Kesehatan. Masyarakat, Utara.
dan Kebijakan Fakultas Kesehatan Universitas Sumatra
Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai identifikasi problem solving konflik Organisasi Mahasiswa dapat disarankan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Dengan diketahuinya jenis konflik dan problem solvingnya yang sering dialami oleh Organisasi Mahasiswa sehingga ada tindakan atau penelitian lanjutan berupa pelatihan tindakan terhadapa para pengurus organisasi. 2. Kesulitan dalam pencarian narasumber dapat diatasi dengan meminta bantuan pada masingmasing ketua lembaga dan memberikan suatu hadiah agar dapat mengisi angket yang diberikan. DAFTAR PUSTAKA Bornstein, Gary. 2003. Intergroup Conflict: Individual, Group, and Collective Interests. Personality and Social Psychology Review. Vol. 7. No. 2: 129–145. Hasibuan, M. S. P. 2007. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas. Jakarta: Bumi Aksara. Henning, Marcus. 2003. Evaluation of the Conflict Resolution Questionnaire. Thesis: Master of Business, Auckland University of Technology. Juanita. 2002. Memenejemeni Konflik Dalam Suat Organisasi. Skripsi:
Keller, K. M. 2009. Power Conflict: Struggles for Intragroup Control and Dominance. Dissertation: Faculty of the Graduate School. University of Maryland. Kilmann, R. H., & Thomas, K. W. 1975. Interpersonal conflict-handling behavior as reflections of Jungian personality dimensions. Psychological Reports. 37: 971–980. Munandar, A. S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Pres. Pickering, Peg. 2000. How to Manage Conflict: Kiat Menangani Konflik. Jakarta: Erlangga. Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. 2003. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. edisi 3. Jakarta: Rajawali Pers. Walgito, Bimo. 2007. Psikologi Kelompok. Yogyakarta: ANDI.