FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN PATIENT SAFETY PADA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM PANCARAN KASIH GMIM MANADO Diah Pratiwi Renoningsih*, Grace D. Kandou**, John Porotu’o* *
Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
**
ABSTRAK Permasalahan patient safety terus diteliti dan dikembangkan oleh berbagai pihak penyedia layanan kesehatan. Pada tahun 2002, WHO menerbitkan 10 facts on patient safety yang berisikan fakta mengenai isu patient safety yang terjadi di seluruh dunia. Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado merupakan salah satu unit high risk untuk permasalahan patient safety. Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini ialah untuk untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan patient safety di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan secara cross sectional. Sampel penelitian ialah perawat yang bertugas di instalasi rawat inap Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado yang berjumlah 113 perawat. Analisa data dilakukan dengan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pendidikan (p = 0,010; OR = 2,92), pelatihan (p = 0,039; OR = 5,70), pengetahuan (p=0,034; OR =2,44) dan motivasi (p=0,032; OR= 2,45 ) dengan penerapan patient safety di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado. Variabel pendidikan merupakan variabel yang paling berperan terhadap penerapan patien safety di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado. Kesimpulan dalam penelitian ini ialah ada hubungan antara pendidikan, pelatihan, pengetahuan dan motivasi dengan penerapan patient safety di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado. Saran yang bisa diberikan dalam penelitian ini ialah adanya peningkatan penerapan patient safety dikalangan perawat dengan meningkatkan pendidikan perawat yang ada dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kata Kunci: Patient Safety, Perawat ABSTRACT The problem of patient safety continues researched and developed by the insurance provider. In 2002, WHO published 10 facts on patient safety that contains facts about patient safety issues that occur worldwide. Pancaran Kasih GMIM Manado hospital is one unit high risk to patient safety problems. Objectives to be achieved from this research is to to analyze the factors associated with the implementation of patient safety in the Inpatient Pancaran Kasih GMIM Manado hospital. This research is an analytic observational research using cross sectional approach. The research sample was a nurse on duty in inpatient Pancaran Kasih GMIM Manado hospital totaling 113 nurses. Data was analyzed by statistical test of univariate, bivariate and multivariate (logistic regression). Results of research showed that relationship between education (p = 0.010; OR = 2.92), training (p = 0.039; OR = 5.70), knowledge (p = 0.034; OR = 2.44) and motivation ( p = 0.032; OR = 2.45) with the implementation of patient safety in the Inpatient Pancaran Kasih GMIM Manado Hospital. Education variable is the variable that most contribute to the implementation of safety patien in Inpatient Pancaran Kasih GMIM Manado Hospital. The conclusion of this study is that there is a relationship between education, training, knowledge and motivation with the implementation of patient safety in the Inpatient Pancaran Kasih GMIM Manado Hospital. The advice can be given in this study is the increasing adoption of patient safety among nurses by improving existing nursing education with continuing education to a higher level. Keyword: Patient Safety, Nurse
36
PENDAHULUAN
kesehatan di rumah sakit (Andermann,
Rumah sakit mempunyai dampak yang
dkk, 2011).
besar dalam meningkatkan kesehatan.
Selanjutnya, permasalahan patient
Sesuai dengan tujuannya rumah sakit
safety terus diteliti dan dikembangkan
sebagai salah satu fasilitas pelayanan
oleh berbagai pihak penyedia layanan
kesehatan memiliki peran yang sangat
kesehatan. Pada tahun 2002, WHO
strategis dalam upaya mempercepat
menerbitkan 10 facts on patient safety
peningkatan
kesehatan
yang berisikan fakta mengenai isu
masyarakat Indonesia (Aditama, 2010).
patient safety yang terjadi di seluruh
Setiap saat rumah sakit dituntut untuk
dunia. Beberapa fakta tersebut ialah:
meningkatkan kualitas pelayanannya.
bahwa 1 dari 10 pasien di negara
Pasar bebas Asia Pasifik pada tahun
berkembang mengalami cedera akibat
2020,
error/adverse
derajat
akan
berbagai
lebih
aspek
mempengaruhi
event
selama
proses
penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Rumah sakit,
pelayanan kesehatan terutama pelayanan
saat ini 1,4 juta orang menderita infeksi
di
perumahsakitan.
nosokomial
dan
hand
Pengembangan rumah sakit kelas dunia
merupakan
hal
pokok
prinsip
menurunkan
angka
bidang
pasien
dasarnya (Patient
berorientasi
pada
Centeredness)
hygiene
tersebut
untuk dan
berbagai fakta penting lainnya (Anonim,
(Anonimous, 2012).
2002). Tidak hanya itu, bersama dengan
Patient Safety merupakan masalah
Joint Comission International, WHO
kesehatan publik mempengaruhi tingkat
menerbitkan solusi untuk menangani
perkembangan suatu negara. Patient
permasalahan patient safety yaitu Nine
Safety diberlakukan pada tahun 2004
Life Saving Patient Safety Solutions
untuk memobilisasi upaya global untuk
(Anonim, 2007).
meningkatkan
keamanan
kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian yang
untuk pasien di semua negara-negara
dilakukan oleh Harus dan Sutriningsih
anggota World Health Organization
(2015)
(WHO). World Health Organization
perawat tentang keselamatan pasien
(WHO) memperkirakan bahwa jutaan
berhubungan
pasien di seluruh dunia menderita cedera
prosedur keselamatan pasien rumah
atau kematian setiap tahun karena
sakit di RS Panti Waluya Sawahan
praktek dan pelayanan medis yang tidak
Malang. Sikap perawat terhadap pasien
aman sementara satu dari sepuluh pasien
safety
dirugikan saat
perilaku patient safety di RS Tingkat III
menerima
pelayanan
37
menunjukkan
juga
dengan
pengetahuan
pelaksanaan
berhubungan
dengan
R. W. Mongisidi Manado (Sualang, dkk,
yang sering ditemui ialah kasus bedah,
2014). Hasil penelitian yang dilakukan
vulnus laceratum yang memerlukan
oleh Kaseger, dkk (2012) mendapatkan
tindakan
bahwa ada hubungan antara motivasi
perawatan luka, tindakan yang paling
dengan upaya penerapan patient safety
sering
dilakukan
ialah
pemasangan
di Instalasi perawatan Intensif RSUD
kateter
intravena.
Saat
pemasangan
Datoe Binangkang Kota Kotamobagu
kateter intravena dan perawatan luka,
Pasien
tidak
mengharapkan
perawatan
luka.
Selain
pasien dapat terkontaminasi oleh praktisi
terjadinya cedera dalam pelayanan di
klinis.
rumah sakit. Cedera atau kerugian akibat
Data yang didapat pada bulan
tindakan medis, merupakan adverse
Agustus
events atau Kejadian Tidak Diharapkan
Ruangan Lukas, Yehezkiel dan Rahel,
(KTD).
di
jumlah pasien yang dipasang infus
beberapa negara sangat berbeda. WHO
berjumlah 431 orang. Dari jumlah ini
melaporkan dari berbagai negara bahwa
yang mengalami infeksi nosokomial
KTD pasien rawat inap sebesar 3-16%.
sebanyak 37 orang (Anonim, 2016).
Di New Zealand KTD dilaporkan
Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM
berkisar 12,9% dari angka rawat inap, di
Manado merupakan salah satu unit high
Inggris KTD dilaporkan berkisar 10,8%,
risk untuk permasalahan patient safety.
di Kanada dilaporkan berkisar 7,5%
Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih
(Baker, 2004). Joint Commission 3
GMIM Manado belum memiliki tim
International (JCI) juga melaporkan
khusus untuk pasient safety, yang ada di
KTD berkisar 10% dan di United
Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih
Kingdom, dan 16,6% di Australia
GMIM
(Anonim, 2013).
Pengendalian Penyakit Infeksi (PPI).
Angka
kejadian cedera
dan
September
Manado
2016
adalah
di
tim
Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih Gereja Masehi Injil di Minahasa
METODE PENELITIAN
(GMIM) Manado merupakan rumah
Jenis penelitian yang digunakan adalah
sakit milik dari Yayasan Medika GMIM.
observasional analitik dengan rancangan
Rumah sakit ini terletak di pusat kota
cross
Manado Jl Samratulangi Kotamadya
Penelitian ini akan dilakukan di ruang
Manado Propinsi Sulawesi Utara. Kasus
instalasi
yang paling banyak terjadi di rumah
Umum Pancaran Kasih GMIM Manado.
sakit ialah dyspepsia, hipertensi dan
Populasi penelitian ini adalah seluruh
gastroenteritis akut. Kasus kunjungan
perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah
38
sectional
rawat
(potong
inap
lintang).
Rumah
Sakit
Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM
membersihkan
Manado yang berjumlah 121 orang.
menggunakan kasa steril atau bahan
Sampel adalah total populasi yaitu
semipermeable
transparan
seluruh
menutup
pemasangan
perawat
yang
bertugas
di
desinfeksi
area
kulit,
untuk jalur
instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum
intravena, melepas perhiasan sebelum
Pancaran
yang
mencuci tangan, menggunakan sabun
memenuhi kriteria pada penelitian ini
dan air mengalir, membasahi tangan dan
adalah total populasi. Analisis dalam
pergelangan tangan, pertahankan tangan
penelitian ini menggunakan uji chi
lebih
square dan uji regresi logistic.
menghindari kontaminasi, gosok hingga
Kasih
Manado
rendah
dari
siku
untuk
berbusa, bersihkan bagian bawah kuku, HASIL DAN PEMBAHASAN
jika menggunakan sabun padat, cuci
Penelitian ini mendapatkan bahwa sikap
sabun setelah memakainya, keringkan
responden tentang penerapan patient
tangan dengan cermat dengan handuk
safety berada dalam katagori baik. Hal
kering, gunakan sudut handuk untuk
ini disebabkan responden setuju bahwa
menutup
identitas pasien di rekam medis sebelum
tangan. Perawat yang memiliki sikap
melakukan pemeriksaan atau tindakan
yang kurang baik disebabkan karena
medis dipastikan dengan 2 hal, kateter
masih
intravena perifer yang dipilih sesuai
mengetahui hal-hal yang berhubungan
dengan tujuan pemasangan dan lama
dengan pelaksanaan penerapan patient
pemasangan, selang kateter intravena
safety
perifer digunakan dengan injection ports
pemasangan kateter dan cara memasang
jika
sarung tangan non steril.
pasien
akan
intravena, midline
mendapat
terapi
kran
ada
dioperasikan
perawat
misalnya
yang
identitas
dengan
belum
pasien,
atau peripherally
inserted central catheter (picc) jika
Hubungan
pemasangan > 6 hari, mencuci tangan
dengan Penerapan Patient Safety di
dengan sabun antiseptic dan air atau
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
dengan gel alcohol based sebelum
Umum
memasang kateter intravena perifer,
Manado
menggunakan sarung tangan yang bersih
Hasil
dan steril untuk memasang kateter
bahwa dari 60 responden dengan
intravena
2%,
tingkat
70%
31,9% memiliki penerapan patient
perifer,
tingtur/iodin,
klorheksidin
iodofr,
alcohol
merupakan antiseptic yang sesuai untuk
Tingkat
Pancaran
penelitian
Pendidikan
Kasih
GMIM
menunjukkan
pendidikan yang rendah,
safety yang kurang baik sedangkan
39
21,2% memiliki penerapan patient
tingkat pendidikan perawat berhubungan
safety baik. Hasil tersebut juga
dengan penerapan keselamatan pasien di
menunjukkan
RS Islam Ibnu Sina Yarsi Padang.
bahwa
dari
53
Tingkat pendidikan seseorang
responden dengan tingkat pendidikan
berpengaruh dalam memberikan respon
tinggi, 31,0% memiliki penerapan patient
safety
baik
terhadap sesuatu yang datang dari luar.
sedangkan
Orang berpendidikan tinggi akan lebih
penerapan patient safety yang kurang
rasional dan kreatif serta terbuka dalam
baik sebanyak 15,9%. Dari hasil tersebut,
maka
didapati
menerima
adanya
bermacam
usaha
nilai
pembaharuan, ia juga akan lebih dapat
signifikansi sebesar 0,010 dengan
menyesuaikan diri terhadap berbagai
demikian probabilitas (signifikansi)
perubahan. Pendidikan yang dicapai
lebih kecil dari 0,05 (0,010<0,05),
seseorang diharapkan menjadi factor
maka H1 diterima atau ada hubungan
determinan produktifitas antara lain
antara tingkat pendidikan dengan
knowledge, skills, abilities, attitude dan
penerapan patient safety di Instalasi
behavior,
Hasil
GMIM Pancaran Kasih Manado.
dengan
Dilihat dari nilai OR maka perawat memiliki
pendidikan
cukup
dalam
menjalankan aktifitas pekerjaanya.
Rawat Inap Rumah Sakit Umum
yang
yang
penelitian
Notoadmodjo
ini
sesuai
(2003)
yang
menyatakan bahwa orang-orang yang
yang
memiliki pendidikan yang lebih tinggi
tinggi, maka penerapan patient safety
akan memiliki pengetahuan yang lebih
akan 2,9 kali (95% CI: 1,4-6,3) lebih
tinggi pula jika dibandingkan dengan
baik dibandingkan dengan perawat
orangorang yang memiliki pendidikan
yang memiliki tingkat pendidikan
yang rendah dan melalui pendidikan
yang rendah.
seseorang
dapat
meningkatkan
Berdasarkan hasil analisis bivariat
kematangan intelektual sehingga dapat
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
membuat keputusan dalam bertindak.
yang
Menurut
signifikan
antara
tingkat
asumsi
pendidikan
safety di Instalasi Rawat Inap Rumah
mempengaruhi tingkat kemampuannya.
Sakit Umum
Pancaran Kasih GMIM
Semakin tinggi tingkat pendidikannya
Manado. Hasil penelitian ini sejalan
maka seorang perawat akan semakin
dengan penelitian yang dilakukan oleh
mudah
Efendi
pengetahuan dan teknologi yang ada.
mendapatkan
bahwa
40
untuk
perawat
tingkat
pendidikan dengan penerapan patient
(2013)
seorang
peneliti
akan
mengembangkan
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Penerapan Patient Safety di Instalasi
yang signifikan antara pelatihan dengan
Rawat Inap Rumah Sakit Umum
penerapan patient safety di Instalasi
Pancaran Kasih GMIM Manado
Rawat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pancaran Kasih GMIM Manado.
Hubungan
Pelatihan
Inap
Rumah
Sakit
Umum
dari 11 responden yang tidak pernah
Penelitian ini membuktikan bahwa
mengikuti pelatihan, 8,0% memiliki
pelatihan merupakan salah satu upaya
penerapan patient safety yang kurang
yang dapat dilakukan oleh rumah sakit
baik
sedangkan
1,8%
untuk
memiliki
meningkatkan
dan
mengembangkan kompetensi kerja guna
penerapan patient safety baik. Dari
meningkatkan
hasil tersebut juga menunjukkan
kemampuan,
produktivitas dan kesejahteraan. Perawat
bahwa dari 102 responden yang
yang mengikuti pelatihan berbanding
pernah mengikuti pelatihan, 50,4%
lurus dengan penerapan keselamatan
memiliki penerapan patient safety
asien di rumah sakit, oleh sebab itu
baik sedangkan penerapan patient
pelatihan harus senantiasa dilakukan
safety yang kurang baik sebanyak
dapat menjaga tindakan ataupun kinerja
39,8%.
perawat yang ada di rumah sakit.
Nilai
signifikansi
yang
Pelatihan dapat juga digunakan
didapat yaitu sebesar 0,039 dengan untuk
demikian probabilitas (signifikansi)
menyiapkan
menghadapi
lebih kecil dari 0,05 (0,039<0,05),
tantangan
pekerjaannya.
maka H1 diterima atau ada hubungan
perawat
Pelatihan
dalam dalam
merupakan
proses sistematik dan terorganisir untuk
antara pelatihan dengan penerapan
mempengaruhi
patient safety di Instalasi Rawat Inap
produktivitas,
dan pekerjaan secara
efektif
kinerja serta
Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih
penguasaan suatu hal yang khusus yang
GMIM Manado. Dilihat dari nilai
menjadi kewajiban dari pekerjaan yang
OR maka perawat yang pernah
dimiliki. Dampak positif yang diperoleh
mengikuti pelatihan, maka penerapan
seseorang
patient safety akan 5,7 kali (95% CI:
proses pengambilan keputusan yang
1,2-27,7) lebih baik dibandingkan
semakin baik sehingga seseorang akan
dengan perawat yang tidak pernah
terhindar kesalahan.
mengikuti pelatihan.
41
melalui
untuk
pelatihan
melakukan
adalah
suatu
Penelitian yang dilakukan oleh
safety baik. Dari hasil itu juga
Salawati, dkk (2012) mendapatkan ada
menunjukkan
bahwa
hubungan
responden
yang
yang
signifikan
antara
pelatihan dengan tindakan K3 perawat
pengetahuan
dalam pengendalian infeksi nosocomial
yang
dari
63
memiliki baik,
34,5%
memiliki penerapan patient safety
di Ruang ICU RSUD Dr. Zainoel Abidin
baik sedangkan penerapan patient
Banda Aceh. Penelitian yang dilakukan
safety yang kurang baik sebanyak
oleh Illustri (2015) mendapatkan bahwa
21,3%.
ada hubungan antara pelatihan dengan
Nilai
signifikansi
yang
kinerja perawat di Irna Utama RSUP Dr.
didapat ialah sebesar 0,034 dengan
Mohammad Hoesin Palembang Tahun
demikian probabilitas (signifikansi)
2013. Penelitian yang dilakukan oleh
lebih kecil dari 0,05 (0,034<0,05),
Kefine (2015) mendapatkan bahwa ada
maka H1 diterima atau ada hubungan
hubungan antara pelatihan berpengaruh
antara pengetahuan perawat dengan
terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit
penerapan patient safety di Instalasi
Horas Insani. Penelitian yang dilakukan
Rawat Inap Rumah Sakit Umum
oleh Wowiling (2016) mendapatkan bahwa
terdapat
signifikan
antara
hubungan pelatihan
Pancaran Kasih GMIM Manado.
yang
Dilihat dari nilai OR perawat yang
dengan
memiliki pengetahuan yang baik
kepatuhan perawat dalam Penerapan
maka penerapan patient safety akan
Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) di RS Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang
2,4 (95% CI: 1,1-5,2) kali lebih baik
Provinsi Sulawesi Utara.
dibandingkan dengan perawat yang memiliki pengetahuan yang kurang
Hubungan
Pengetahuan
baik.
Perawat
dengan Penerapan Patient Safety di
Berdasarkan hasil analisis bivariat
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Umum
yang signifikan antara
GMIM
Pancaran
Kasih
pengetahuan
Manado
perawat dengan penerapan patient safety
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
dari 50 responden yang memiliki
Umum Pancaran Kasih GMIM Manado.
pengetahuan
Hal ini menunjukkan bahwa semakin
yang
kurang
baik,
26,5% memiliki penerapan patient
tinggi
safety yang kurang baik sedangkan
memahami
17,7% memiliki penerapan patient 42
pengetahuan
perawat
pentingnya
dalam
pelaksanaan
keselamatan pasien makaakan semakin
melaksanakan
baik pula kinerjanya.
kepada pasien secara aman.
Pengetahuan
keperawatan
hasil
Hasil penelitian yang dilakukan
“tahu” dan ini terjadi setelah seseorang
oleh Bawelle, dkk (2013) mendapatkan
melakukan penginderaan terhadap suatu
ada
objek
perawat
tertentu.
merupakan
asuhan
Pengetahuan
ini
hubungan
antara
dengan
pengetahuan pelaksanaan
merupakan hal yang dominan yang
keselamatan pasien di ruang Rawat Inap
sangat
terbentuknya
RSUD Liun Kendage. Penelitian yang
tindakan seseorang, dari pengalaman
dilakukan oleh Harus dan Sutriningsih
beberapa penelitian ternyata tindakan
(2015)
yang tidak didasari pengetahuan yang
hubungan antara pengetahuan perawat
baik, tidak akan menghasilkan hasil
dengan
yang baik (Notoadmojo, 2007).
keselamatan pasien rumah sakit di RS
penting
untuk
Perawat memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan
mendapatkan
bahwa
pelaksanaan
ada
prosedur
Panti Waluya Sawahan Malang. Hasil
tindakan
penelitian yang dilakukan oleh Cahyono
keperawatan berdasarkan ilmu yang
(2015) mendapatkan bahwa terdapat
dimiliki
melalui
hubungan antara tingkat pengetahuan
pendidikan keperawatan. Perawat harus
perawat dengan praktek keselamatan
menyadari perannya sehingga harus
pasien di rumah sakit.
dan
diperoleh
berpartisipasi aktif dalam mewujudkan keselamatan pasien rumah sakit. Perawat
Hubungan Sikap Perawat dengan
harus memahami tentang apa yang
Penerapan Patient Safety di Instalasi
dimaksud dengan keselamatan pasien
Rawat Inap Rumah Sakit Umum
rumah
Pancaran Kasih GMIM Manado
sakit
(KPRS)
serta
dalam
pelaksanan pelayanan harus mengetahui
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
enam sasaran keselamatan pasien yaitu:
dari 40 responden yang memiliki
ketepatan
pasien,
sikap yang kurang baik, 16,8%
efektif
memiliki penerapan patient safety
peningkatan
identifikasi komunikasi
peningkatan keamanan obat yang perlu
yang kurang baik sedangkan 18,6%
diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, pengurangan pelayanan
tepat
pasien
resiko kesehatan,
infeksi
memiliki penerapan patient safety
operasi,
baik.
terkait
Hasil
menunjukkan
pengurangan
tersebut bahwa
dari
juga 73
responden yang memiliki sikap yang
resiko jatuh sehingga perawat dapat
baik, 33,6% memiliki penerapan
43
patient
safety
baik
Kendage.
sedangkan
Hasil
penelitian
yang
penerapan patient safety yang kurang
dilakukan oleh Sualang, dkk (2014)
baik
Nilai
mendapatkan bahwa ada hubungan yang
yaitu
signifikan antara sikap dengan perilaku
sebanyak
signifikansi sebesar
31,0%.
yang
1,000
didapat
dengan
patient
demikian
kemampuan
probabilitas (signifikansi) lebih besar
lebih-lebih
ditolak atau tidak ada hubungan sikap
perawat
Sikap
internal
sebagai
yang
sangat
berperan dalam pengambilan perilaku,
dari 0,05 (1,000>0,05), maka H1
antara
safety.
jika
terbuka
beberapa
peluang untuk bertindak. Sehinga orang
dengan
yang memiliki sikap yang baik, jelas
penerapan patient safety di Instalasi
mampu memilih beberapa perilaku yang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum
baik.
Pancaran Kasih GMIM Manado. Hubungan Motivasi Perawat dengan
Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat
Penerapan Patient Safety di Instalasi
hubungan antara sikap perawat dengan
Rawat Inap Rumah Sakit Umum
penerapan patient safety di Instalasi
Pancaran Kasih GMIM Manado
Rawat
Umum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pancaran Kasih GMIM Manado. Hal ini
dari 54 responden yang memiliki
menunjukkan bahwa tidak selamanya
motivasi
sikap
dalam
memiliki penerapan patient safety
pelaksanaan
yang kurang baik sedangkan 19,5%
menunjukkan
Inap
yang
memahami
bahwa
tidak
Rumah
baik
Sakit
perawat
pentingnya
keselamatan pasien maka akan semakin
dilakukan
dengan oleh
penelitian Kuncoro
rendah,
28,3%
memiliki penerapan patient safety
baik pula kinerjanya. Hasil penelitian ini sejalan
yang
baik.
yang
Hasil
menunjukkan
(2012)
tersebut bahwa
juga
dari
59
responden yang memiliki motivasi
mendapatkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan kinerja perawat
yang
tinggi,
32,7%
dalam penerapan sistem keselamatan
penerapan
pasien di Rumah Sakit XY tahun 2011.
sedangkan penerapan patient safety
patient
memiliki
safety
baik
Hasil penelitian yang dilakukan
yang kurang baik sebanyak 19,5%.
oleh Bawelle, dkk (2013) mendapatkan
Nilai signifikansi yang didapat yaitu
ada hubungan antara sikap perawat
sebesar
dengan pelaksanaan keselamatan pasien
probabilitas (signifikansi) lebih kecil
di ruang Rawat Inap RSUD Liun
0,032
dengan
demikian
dari 0,05 (0,032<0,05), maka H1 44
diterima atau ada hubungan antara
dalam diri seseorang ada kekuatan.
motivasi perawat dengan penerapan
Motivasi yang memberikan kekuatan
patient safety di Instalasi Rawat Inap
seseorang berperilaku dapat berasal dari
Rumah
interen ataupun eksteren. Teori motivasi
Sakit
Umum
GMIM
memberikan
Pancaran Kasih Manado. Dilihat dari
tentang
kebutuhan dan keinginan seseorang serta
nilai OR perawat yang memiliki motivasi tinggi
penjelasan
menunjukan arah tindakanya (Musta’an
maka penerapan
dan Haryanti, 2010)
patient safety akan 2,5 kali (95% CI:
Motivasi
kerja
tinggi
dapat
1,2-5,2) lebih baik dibandingkan
memberikan dorongan yang kuat dalam
dengan
melakukan pekerjaan sebaik mungkin.
perawat
yang
memiliki
motivasi yang rendah. Berdasarkan
Motivasi dapat terbentuk dari perilaku analisis
seorang perawat dalam menghadapi
bivariat menunjukkan bahwa terdapat
berbagai macam persoalan dan situasi
hubungan
antara
kera. Motivasi eksternal diperoleh dari
motivasi perawat dengan penerapan
dorongan baik dari rumah sakit, atasan
patient safety di Instalasi Rawat Inap
ataupun dari keluarga terdekat dan
Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih
teman-teman. Motivasi internal perawat
GMIM Manado. Hal ini menunjukkan
dapat diperoleh karena adanya dorongan
bahwa semakin tinggi motivai perawat
atau panggilan dalam dirinya misalnya
pentingnya
ada
yang
hasil
signifikan
pelaksanaan
keselamatan
dorongan
untuk
sekolah
atau
pasien maka akan semakin baik pula
meningkatkan pendidikan dengan tujuan
penerapan patient safety.
menambah pengetahuan yang dimiliki,
Motivasi merupakan perasaan atau pikiran
yang
mendorong
keterampilan dan sangat membutuhkan
seseorang
peningkatan ilmu pengetahuan.
melakukan pekerjaan atau menjalankan
Penelitian yang dilakukan oleh
kekuasaan terutama dalam berperilaku.
Indrawaty
Agar
mendapatkan bahwa ada hubungan yang
seseorang
dapat
memenuhi
dan
signifikan
mudah didapat apabila tanpa usaha yang
kinerja perawat di Irina Rumah Sakit
maksimal.
memenuhi
Datoe Binangkang Kota Kotamobagu.
kebutuhanya seseorang akan berperilaku
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sesuai dengan dorongan yang dimiliki
Kaseger,
dan apa yang mendasari perilakunya,
bahwa ada hubungan antara motivasi
dengan demikian dapat dikatakan bahwa
dengan upaya penerapan patient safety
45
dkk
motivasi
(2012)
kebutuhan dan keinginanya tidaklah
Dalam
antara
Rattu
(2012)
dengan
mendapatkan
di Instalasi perawatan Intensif RSUD
CI 95% = 1,4-7,5). Hal ini berarti
Datoe Binangkang Kota Kotamobagu.
dengan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
kemungkinan 3,99 kali akan membuat
Mandagi,
penerapan patient safety baik baik
dkk
(2015)
mendapatkan
bahwa ada hubungan antara motivasi
Penelitian
Bethesda
yang
Pendidikan,
Tomohon.
dilakukan
yang
tinggi
dibandingkan pendidikan yang rendah.
dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum GMIM
pendidikan
pengetahuan
oleh
pengaruh
motivasi
dapat
yang
dan
memberikan
signifikan
terhadap
Muttaqillah, dkk (2015) mendapatkan
penerapan patient safety di Instalasi
bahwa motivasi kerja yang diberikan
Rawat
oleh
Pancaran Kasih GMIM Manado. Hasil
perawat
pada
BLUD
RSJA
Inap
Rumah
ini
Sakit
menunjukkan
Umum
mempunyai pengaruh positif terhadap
penelitian
bahwa
peningkatan kinerja perawat.
semakin baik pendidikan, motivasi dan pengetahuan maka penerapan patient
Variabel Berpearuh
yang
Paling
terhadap
safety juga akan semakin baik. Hasil uji
Dominan
statistika
Penerapan
menunjukkan
bahwa
Patient Safety di Instalasi Rawat Inap
pendidikan memiliki kontribusi paling
Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih
besar terhadap penerapan patient safety.
GMIM Manado
Pendidikan merupakan suatu solusi yang
Berdasarkan hasil analisis uji bivariat
perlu diperhatikan oleh pihak RSU
dengan menggunakan uji Chi-square
Pancaran Kasih GMIM
diketahui
ingin meningkatkan penerapan patient
bahwa
variabel
bebas
pendidikan, pelatihan, pengetahuan dan
Manado jika
safety.
motivasi memiliki hubungan dengan
Salah satu upaya yang dilakukan
penerapan patient safety di Instalasi
oleh suatu instansi, dalam hal ini adalah
Rawat Inap Rumah Sakit Umum GMIM
rumah
Pancaran Kasih Manado. Pada analisis
kinerja perawat penerapan patient safety
multivariate dengan metode regresi
adalah
logistic menunjukkan bahwa variabel
meningkatkan pendidikan para perawat
pendidikan merupakan variabel yang
dengan cara membolehkan para perawat
paling berhubungan dengan penerapan
untuk sekolah. Jika perawat memiliki
patient safety dengan nilai OR = 3,99
tingkat pendidikan yang tinggi bisa
(CI 95% = 1,7-9,5) diikuti variabel
meningkatkan kinerja perawat dalam hal
motivasi (OR = 3,57; CI 95% = 1,5-8,5)
penerapan
dan variabel pengetahuan (OR = 3,21;
diharapkan bisa membuat puas pasien
46
sakit,
dalam
dengan
patient
meningkatkan
melengkapi
safety
yang
yang menggunakan rumah sakit akibat pelayanan yang diberikan oleh perawat.
SARAN Saran yang bisa diberikan dari penelitian
KESIMPULAN Berdasarkan
ini adalah
hasil
penelitian
dapat
1. Bagi Rumah Sakit
diambil kesimpulan yaitu:
Upaya
1. Ada hubungan pendidikan perawat
penerapan patient safety dikalangan
untuk
meningkatkan
dengan penerapan patient safety di
perawat,
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
GMIM Pancaran Kasih Manado
Umum
perlu
Pancaran
Kasih
GMIM
Manado.
Rumah
Sakit
meningkatkan
Umum
pendidikan
perawat yang ada dengan cara
2. Ada hubungan pelatihan dengan
memperbolehkan
perawat
untuk
penerapan patient safety di Instalasi
melanjutkan pendidikan ke jenjang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum
yang
Pancaran Kasih GMIM Manado.
pelatihan secara berkala mengenai
3. Ada hubungan pengetahuan perawat
lebih
tinggi,
mengadakan
penerapan patient safety.
dengan penerapan patient safety di
2. Praktek keperawatan
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Hendaknya
Umum
aktif mengikuti perkembangan ilmu
Pancaran
Kasih
GMIM
Manado.
tenaga
keperawatan
keperawatan
terutama
tentang
4. Tidak ada hubungan sikap perawat
penerapan patient safety sehingga
dengan penerapan patient safety di
menambah referensi atau wawasan
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
baru dalam penerapan patient safety.
Umum
Pancaran
Kasih
GMIM
3. Bagi Peneliti lain
Manado.
a. Penelitian
5. Ada hubungan motivasi perawat
lebih
lanjut
menambah
variabel-variabel
dengan penerapan patient safety di
lain
penelitian
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
menggunakan metode penelitian
Umum
yang berbeda.
Pancaran
Kasih
GMIM
Manado
diluar
b. Penelitian
6. Pendidikan
lebih
lanjut
variabel
menambah jumlah sampel yang
yang paling dominan berhubungan
lebih banyak dan menggunakan
terhadap penerapan patient safety di
instrument
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
berbeda.
Umum
merupakan
dan
Pancaran Kasih GMIM
Manado. 47
penelitian
yang
RS Islam Ibnu Sina Yarsi Padang
DAFTAR PUSTAKA Andermann,
A.,
L.
Ginsburg.,
P.
Tahun 2013. MNM 5 (2): 146-151.
Norton., N. Arora., D. Bates., A. Wu
Harus, B. D dan A. Sutriningsih. 2015.
dan I. Larizgoitia. 2011. Core
Pengetahuan
Perawat
tentang
Competencies for Patient Safety
Keselamatan
Pasien
dengan
Research: a Cornerstone for Global
Pelaksanaan Prosedur Keselamatan
Capacity Strengthening. BMJ Qualty
Pasien Rumah Sakit (KPRS) di
Safety 20: 96-101
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
Anonimous. 2013. Joint Commission International
Malang. Jurnal CARE 3 (1): 25-32.
Accreditation
Indrawaty, D. P., dan A. J. M Rattu.
Standards for Hospitals Including
2012.
Faktor-faktor
yang
Standards for Academic Medical
Berhubungan
Center Hospitals. 5th ed.
Perawat di Instalasi Rawat Inap
dengan
Kinerja
Anonimous. 2016. Data Rekam Medik
Rumah Sakit Datoe Binangkang
Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih
Kota Kotamobagu. JIKMU. Vol. 2,
GMIM Manado.
No. 1. Hal: 44-52.
Bawelle, S. C., J. S. V. Sinolungan, R. S.
Hamel.
2013.
Kaseger, H., J. M. L. Umboh., A. J. M.
Hubungan
Rattu dan C. R. Tilaar. 2012.
Pengetahuan dan Sikap Perawat
Analisis
dengan Pelaksanaan Keselamatan
Berhubungan
Pasien (Patient Safety) di Ruang
Penerapan
Rawat Inap RSUD Liun Kendage
Perawat
Tahuna. Journal Keperawatan 1 (1):
Intensif RSUD Datoe Binangkang
1-7.
Kota Kotamobagu. JIKMU 2 (4):
Cahyono,
A.
Faktor-faktor dengan
Patient di
Upaya
Safety
Instalasi
yang
pada
Perawatan
2015.
Hubungan
253-260.
Karakteristik
dan
Tingkat
Kefine, D. 2015. Pengaruh Pelatihan,
Pengetahuan
Perawat
terhadap
Gaya Kepemimpinan Disiplin Kerja
Pengelolaan Keselamatan Pasien di
terhadap
Rumah Sakit. Jurnal Ilmiah WIDYA
Keperawatan di Rumah Sakit Horas
3(2): 97-102.
Insani Pematang Siantar Tahun
Efendi, Z. 2013. Analisis Hubungan antara
Beban
Karakteristik
Kerja
Individu
Kinerja
Tenaga
2015. Tesis. Universitas Sumatera
dan
Utara. Medan.
dengan
Kuncoro, T. 2012. Hubungan antara
Penerapan Keselamatan Pasien di
Pengetahuan, Sikap dan kualitas Kehidupan Kerja denga Kinerja
48
Perawat dalam Penerapan Sistem
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 14
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
(3) : 128-134.
XY Tahun 2011. Tesis. Universitas
Wowiling, F. 2016. Analisis Faktor-
Indonesia. Depok.
faktor
yang
Mempengaruhi
Mandagi, F. M., J. M. L Rattu dan A. J.
Kepatuhan
M. Rattu. 2015. Analisis Faktor-
Penerapan
faktor yang Berhubungan dengan
Pengendalian Infeksi di R.S Jiwa
Kinerja Perawat dalam Menerapkan
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Asuhan Keperawatan di Rumah
Propinsi
Sakit
Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Umu
Bethesda
GMIM
Tomohon. Jurnal Biomedik 3 (3): 884-894. Musta’an
dan
S.
Haryanti.
2010.
Hubungan antara Motivasi dengan Kinerja
Perawat
ditinjau
dari
Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia. Vol. 1. No. 1. Hal: 1-12. Muttaqillah, A. R. Lubis, dan M. S. A. Majid. 2015. Pengaruh Stress Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Perawat Serta Implikasinya pada Kinerja
Badan Layanan Umum
Daerah Rumah Sakit Jiwa (BLUD RSJ) Aceh.
Jurnal Manajemen
Pascasarjana
Universitas
Syiah
Kuala. Vol. 4. No. 1. Hal: 144-153. Salawati, L., N. H. Taufik, dan A. Putra. 2014.
Analisis
Tindakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perawat dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial di Ruang ICU RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
49
Perawat Pencegahan
Sulawei
Utara.
dalam dan
Tesis.