MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SEJARAH DENGAN PENGGUNAAN MODUL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK, PAIR AND SHARE) PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 1 SUSUT TAHUN PELAJARAN 2012/2013 I Nengah Kertasanjaya dan Ida Bagus Brata Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mahasaraswati Denpasar Email:
[email protected] ABSTRAK Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia. Untuk itu perlu dilakukan secara menyeluruh dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kurangnya motivasi belajar siswa, merupakan masalah yang mengkhawatirkan, karena tanpa adanya motivasi, pembelajaran tidak akan efektif. Dalam hal ini tugas guru adalah merancang pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan masalah sebagai berikut: 1) Apakah penggunaan modul melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think,Pair and Share) dapat meningkatkan motivasi belajar IPS Sejarah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Susut; 2) Apakah penggunaan modul melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think, Pair and Share) dapat meningkatkan hasil belajar IPS Sejarah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Susut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS Sejarah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Susut. Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain: 1) Motivasi belajar; 2) Modul pelajaran; 3) Pembelajaran; 4) Pembelajaran kooperatif tipe TPS; 5) Hasil belajar. Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan, dan melibatkan 36 orang siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Susut. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, tes dan wawancara dengan teknik analisis data adalah analisis deskriptif. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu pada siklus I rata-rata motivasi siswa 4,4 yang pada siklus II meningkat menjadi 8,4. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 66,38 meningkat pada siklus II menjadi 80,27. Ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 52,75% pada siklus I menjadi 88,89% pada siklus II. Berdasarkan analisis data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan modul pelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think, Pair and Share) berhasil meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS Sejarah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Susut. Kegiatan penelitian ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan. Mengingat hasil ketuntasan belajar yang dicapai siswa tidak mencapai 100%, maka disarankan untuk dilakukan tindakan siklus III. Kata kunci: Motivasi belajar, Modul pelajaran, Model pembelajaran kooperataif tipe TPS (Think, Pair and Share).
148
I Nengah Kertasanjaya dan Ida Bagus Brata - Meningkatkan Motivasi Belajar ...
ABSTRACT Education is important in improving human resources. It is necessary for overall aspects of cognitive, affective and psychomotor. The lack of student motivation is worrying problem, because without motivation, learning will not be effective. In this case, teachers’ responsibility is to design learning that can improve students' motivation. The research problems are: 1) Does the use of module through cooperative learning model TPS (Think, Pair and Share) can increase learning motivation of IPS History class VIII E SMPN 1 Susut; 2) Is the use of the module through cooperative learning model TPS (Think, Pair and Share) type can improve learning outcomes of IPS History class VIII E SMPN 1 Susut. The main objective of this research is to improve learning motivation and learning outcomes of IPS History class VIII E SMPN 1 Susut. The theory used in this study include: 1) learning motivation; 2) lesson module; 3) learning; 4) cooperative learning TPS type; 5) learning outcomes. The design of this study is classroom action research model of Kurt Lewin which was conducted in two cycles. Each cycle held three meetings, involving 36 students. The research instrument was observation, tests and interviews. Data analysis technique is descriptive analysis. The result obtained in this study is the average score of students motivation was 4.4 in the first cycle. It is increased to 8.4 in the second cycle. The results of students in the first cycle of 66.38 increased in the second cycle into 80.27. Student’s mastery learning also increased from 52.75% in the first cycle to 88.89% in the second cycle. It can be concluded that the use of lesson modules through cooperative learning model TPS (Think, Pair and Share) increased learning motivation and learning outcomes. This research is useful for teachers and students. It is expected that these activities can be done on an ongoing basis. Considering the results in which students do not reach 100%, it is advisable to do the third cycle action. Keywords: motivation to learn, learning modules, cooperative learning model TPS (Think, Pair and Share) type.
bangsa akan dapat bersaing di tingkat
PENDAHULUAN Pendidikan yang
sangat
merupakan
proses
internasional. Pendidikan merupakan
penting
dalam
upaya
atau
usaha
sadar
untuk
meningkatkan pengetahuan manusia.
mencapai dan mengarahkan seseorang
Dalam proses ini berbagai aspek
untuk menuju sebuah kedewasaan.
kehidupan berpengaruh secara kualitas
Pendidikan
maupun kuantitas, yang pada akhirnya
penting bagi setiap bangsa untuk
akan berpengaruh pada peningkatan
membangun
Sumber
negaranya.
Daya
Manusia.
Kualitas
mempunyai
dan
peranan
memajukan
Pembangunan
Sumber Daya Manusia inilah yang
kemajuan
mengantarkan
dilakukan oleh sumber daya manusia
bagaimana
suatu
tersebut
hanya
dan dapat
149
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016
yang
dipersiapkan
melalui
proses
ISSN 2087-9016
membantu
dan
memberikan
pendidikan. Proses pendidikan berarti
kemudahan agar siswa mendapatkan
di dalamnya menyangkut kegiatan
ilmu
belajar mengajar dengan segala aspek
kemampuannya, sehingga terjadilah
dan faktor yang memengaruhinya.
interaksi aktif. Dengan demikian guru
Pada dasarnya untuk mencapai tujuan
memegang
pembelajaran, maka dalam proses
penting
tersebut menuntut terjadinya proses
pendidikan
belajar-mengajar yang optimal.
melakukan usaha yang sengaja untuk
Berkenaan dengan hal di atas maka
upaya
peningkatan
mutu
melalui
peranan
dalam
dengan
yang
sangat
pencapaian
tujuan
tersebut.
Guru
perlu
pengajaran serta pelatihan. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar,
merupakan
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
cukup
mengkhawatirkan.
dan
(psikomotorik).
menurut Djaali (2009) motivasi adalah
Pengembangan aspek-aspek tersebut
kondisi fisiologis psikologis yang
dilakukan untuk meningkatkan dan
terdapat dalam diri seseorang yang
mengembangkan
mendorongnya
ketrampilan
aspek
sesuai
hal tersebut, yang meliputi bimbingan,
pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh
yang
kecakapan
hidup
masalah
untuk
yang
Dimana
melakukan
melalui seperangkat kompetensi. Serta
aktivitas tertentu guna mencapai suatu
perlu
dan
tujuan (kebutuhan). Tanpa adanya
keterampilan untuk berfikir secara
motivasi siswa, pembelajaran tidak
kritis, kreatif, dan berinisiatif dalam
akan efektif. Secara umum siswa
mengambil tindakan, dan juga agar
menampilkan
mampu untuk bertindak inovatif serta
bersemangat, tidak bergairah dan tidak
bersikap mandiri demi tercapainya
siap
tujuan yang diharapkan.
proses belajar mengajar siswa kurang
dibekali
Dalam keterlibatan
kemampuan
dunia
sebagai
pembelajaran.
kurang
Dalam
aktif berinteraksi antara siswa dengan
objek
guru maupun siswa dengan siswa.
proses belajar mengajar tampak nyata
Mereka cenderung lebih menunggu
dan jelas. Guru lebih berperan sebagai
apa yang disajikan oleh guru. Jika
fasilitator, dan motivator belajar siswa,
dalam
150
siswa
pendidikan,
dalam
sikap
proses
pembelajaran
hal
I Nengah Kertasanjaya dan Ida Bagus Brata - Meningkatkan Motivasi Belajar ...
tersebut terus-menerus terjadi maka
Dalam hal ini tugas guru adalah
tidak tertutup kemungkinan siswa
merancang pembelajaran yang dapat
tidak akan memperoleh hasil belajar
melatih kemampuan dan keterampilan
yang optimal. Karena dalam proses
siswa. Karena itu pembelajaran yang
pembelajaran
dirancang
hanya
terjadi
oleh
guru
harus
komunikasi satu arah, siswa hanya
memperhatikan tingkat perkembangan
menjadi objek yang pasif sehingga
siswa. Dan bersifat inovatif yang akan
potensi
menarik minat siswa untuk belajar
keindividualannya
tidak
berkembang secara maksimal. Rendahnya merupakan yang
hasil
indikasi
belum
agar belajar
pembelajaran
optimal.
efektif.
pembelajaran
Sehinga
materi
yang yang
disampaikan mudah diterima oleh
ini
siswa. Agar materi pelajaran yang
dipengaruhi oleh banyak faktor di
disampaikan guru mudah dipahami
antaranya
model
oleh siswa, maka modul pembelajaran
pembelajaran yang kurang tepat dan
mutlak diperlukan. Menurut Russel
penggunaan bahan ajar yang kurang
(dalam,
menarik. Berdasarkan hasil observasi
pembelajaran modul akan menjadikan
awal didapatkan rata-rata hasil belajar
pembelajaran lebih efisien, efektif, dan
siswa
Kriteria
relevan dibandingkan pembelajaran
Ketuntasan Minimum (KKM) yang
konvensional yang cenderung bersifat
ditentukan untuk mata pelajaran IPS.
klasikal,
Dan masih banyak dijumpai siswa
pelajaran terkandung rangkuman dari
yang tergantung kepada teman, siswa
materi dan soal-soal yang dapat
cenderung malas untuk berfikir. Oleh
melatih
karena
mengatasi
pertanyaan. Serta materi yang singkat
permasalahan di atas, diperlukan suatu
namun padat akan membuat siswa
metode pembelajaran yang melibatkan
lebih mudah untuk memahami materi.
penggunaan
masih
itu
di
bawah
untuk
Hal
terwujud
Wena
karena
siswa
2010)
sistem
dalam
untuk
modul
menjawab
peran aktif siswa untuk bekerjasama
Dalam penelitian ini peneliti
dalam memaksimalkan kondisi belajar
akan mempergunakan modul melalui
sehingga dapat meningkatkan motivasi
model pembelajaran kooperatif tipe
dan hasil belajar IPS siswa.
TPS (Think, Pair and Share) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 151
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016
Menurut
Suyatno
Model
1) Apakah
pembelajaran kooperatif tipe Think,
melalui
Pair
and
Share
(2009)
ISSN 2087-9016
penggunaan model
modul
pembelajaran
adalah
metode
kooperatif tipe TPS (Think, Pair
kooperatif
yang
and Share) dapat meningkatkan
memiliki prosedur ditetapkan secara
motivasi belajar IPS Sejarah siswa
eksplisit memberikan waktu lebih
kelas VIII E SMP Negeri 1 Susut.
pembelajaran
banyak
kepada
siswa
untuk
2) Apakah
penggunaan
memikirkan secara mendalam tentang
pelajaran
apa yang telah dijelaskan atau dialami
pembelajaran kooperatif tipe TPS
seperti berfikir, menjawab dan saling
(Think, Pair and Share) dapat
membantu satu sama lain di dalam
meningkatkan hasil belajar IPS
kelompok
Sejarah siswa kelas VIII E SMP
untuk
menyelesaikan
melalui
modul model
persoalan. Dengan menerapkan model
Negeri 1 Susut.
pembelajaran kooperatif tipe TPS
Berdasarkan uraian latar belakang
disertai dengan penggunaan modul
dan rumusan masalah di atas, maka
pelajaran, siswa diharapkan menjadi
tujuan yang ingin dicapai dalam
tertarik untuk belajar karena adanya
penelitian ini adalah sebagai berikut.
rangkuman materi dan proses diskusi
Hasil penelitian ini diharapkan
di dalamnya. Dengan adanya proses
dapat dipergunakan sebagai acuan atau
diskusi, siswa yang tidak ada motivasi
bahan kajian oleh peneliti dalam
untuk belajar menjadi termotivasi
mengembangkan konsep pembelajaran
dengan siswa yang telah memiliki
serta
motivasi.
Dengan
meningkatnya
metode, dan model pembelajaran serta
motivasi
belajar
pada
siswa
media pembelajaran yang tepat dan
diharapkan pula hasil belajar siswa
efektif pada pembelajaran, khusuanya
dapat meningkat.
bidang studi IPS Sejarah untuk kelas
Berdasarkan latar belakang yang
memaksimalkan
penggunaan
VIII E SMP Negeri 1 Susut.
telah diuraikan di atas dapat ditarik rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
152
METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang dalam bentuk
penelitian
tindakan
kelas.
I Nengah Kertasanjaya dan Ida Bagus Brata - Meningkatkan Motivasi Belajar ...
Menurut Iskandar (2011) Penelitian
rincian 15 orang siswa laki-laki dan 21
Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu
orang siswa perempuan.
kegiatan ilmiah yang dilakukan secara rasional,
sistematis,
dan
empiris
Langkah-langkah penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini,
reflektif terhadap berbagai tindakan
dapat dijelaskan sebagai berikut.
yang dilakukan oleh guru atau dosen
Refleksi Awal
(tenaga pendidikan), kolaborasi (tim peneliti)
yang
awal
dilakukan
sebagai
dengan observasi untuk mengamati
peneliti. Penelitian tindakan kelas ini
siswa serta aktifitas siswa dalam
menggunakan model Kurt Lewin yang
proses pembelajaran dan melakukan
terdiri
tes
dari
sekaligus
Refleksi
empat
dimulai
langkah
dari
yaitu
perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
awal
untuk
kemampuan
mengetahui
siswa
sebelum
dilaksanakan tindakan.
Keempat langkah ini merupakan satu siklus
yang
kemudian
akan
Pelaksanaan Siklus
dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu
Adapun prosedur yang peneliti
siklus I dan siklus II, yang masing-
tempuh dalam Penelitian Tindakan
masing siklus dilaksanakan dalam tiga
Kelas
kali tatap muka. Dimana pertemuan
berikut.
pertama
dan
pembelajaran
kedua dengan
(PTK)
ini
adalah
sebagai
proses penerapan
Perencanaan
model pembelajaran kooperatif tipe
Dalam
TPS (Think, Pair and Share) dengan
melakukan
penggunaan modul dan pertemuan
situasi kelas dan situasi sekolah secara
terakhir merupakan pemberian tes
umum. Selanjutnya peneliti bersama
akhir siklus. Penelitian tindakan kelas
kolaborator melakukan pengamatan
ini dilaksanakan di SMP Negeri 1
pada proses pembelajaran di kelas
Susut
Ilmu
dengan pusat perhatian pada prilaku
Pengetahuan Sosial di kelas VIII E.
siswa selama proses pembelajaran
Yang menjadi Subyek penelitian ini
berlangsung. Selanjutnya menyusun
adalah seluruh siswa kelas VIII E yang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
berjumlah 36 orang siswa. Dengan
(RPP)
pada
bidang
studi
perencanaan
peneliti
pengamatan
terhadap
sebagai
acuan
dalam 153
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016
melaksanakan
pembelajaran.
ISSN 2087-9016
Pelaksanaan Tindakan
Kemudian menyusun panduan atau
Setelah perencanaan dilanjutkan
langkah-langkah pembelajaran untuk
dengan
menumbuhkan motivasi siswa dalam
pembelajaran sesuai dengan rencana
proses
pembelajaran
menyususn
pembelajaran. modul
sebagai
Peneliti bahan
Adapun
pelaksanaan
yang
tindakan
telah
langkah-langkah
dibuat. tindakan
pembelajaran untuk dibagikan kepada
yang dilaksanakan dalam penelitian ini
masing-masing
adalah sebagai berikut.
siswa.
Dan
menyiapkan instrumen penilaian untuk mengukur hasil belajar siswa. KEGIATAN AWAL No. 1.
Peneliti/Guru Mengucapkan salam pembuka.
2.
Memberikan apersepsi tentang materi yang akan diberikan.
Menyimak apersepsi guru.
3.
Menyampaikan indikator pembelajaran hari itu.
Mendengarkan penyampaian guru tentang indikator dan tujuan pembelajaran hari itu.
4.
Mengkondisikan kelas agar siswa termotivasi Menerima pembelajaran dengan kondusip. untuk menerima pembelajaran. KEGIATAN INTI Peneliti/Guru Siswa
No. 1.
Siswa Membalas salam guru.
dan
tujuan
3.
EKSPLORASI: Membagikan modul pelajaran untuk pegangan siswa. Menugaskan kepada setiap siswa untuk membuka modul pelajaran tentang materi hari itu. Menjelaskan materi yang dibaca.
4.
Memberikan satu persoalan kepada siswa.
Menyimak dan mencatat persoalan yang diberikan.
5.
ELABORASI: Menugaskan kepada siswa untuk memikirkan permasalahan secara individu. Memberikan intruksi kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya.
Memikirkan permasalahan yang diberikan secara individu. Berdiskusi tentang permasalahan dengan teman sebangkunya.
2.
6.
7. 8. 9. 10.
154
Memberi nilai hasil diskusi pada masingmasing siswa. Memfasilitasi siswa untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa dengan siswa. KONFIRMASI: Memberi masukan dan penguatan terhadap hasil diskusi siswa.
Menerima pembagian modul dengan tertib. Membuka modul pelajaran dan membaca tentang materi hari itu. Menyimak penjelasan guru.
Berdiskusi dalam kelompok. Menyampaikan sendiri atau bersama kelompoknya tentang hasil diskusi di depan kelas. Kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok. Menerima masukan dari guru.
I Nengah Kertasanjaya dan Ida Bagus Brata - Meningkatkan Motivasi Belajar ...
11.
Membimbing siswa untuk menarik satu kesimpulan dari diskusi yang dilaksanakan.
12.
Memberi motivasi kepada siswa yang kurang Menyimak yang disampaikan oleh guru. aktif dalam diskusi. KEGIATAN AKHIR Peneliti/Guru siswa Merangkum atau menyimpulkan pembelajaran Mendengarkan simpulan dari guru. hari itu.
No. 1.
2.
Menutup pembelajaran dengan salam penutup.
Bersama guru menyimpulkan hasil diskusi yang dilaksanakan.
Mengucapkan salam penutup.
Refleksi
Pengamatan Pada
tahap
untuk
peneliti
mengetahui apakah tindakan yang
guna
dilaksanakan mengalami keberhasilan
mengamati apa yang terjadi pada
atau sebaliknya mengalami kegagalan
siswa dan aktivitas siswa selama
dalam pencapaian tujuan. Dalam hal
proses
ini
melaksanakan
ini
dilakukan
tindakan
pembelajaran
berlangsung.
peneliti
bersama
kolaborator
Termasuk mencatat kesan-kesan, dan
mengkaji apa yang telah dihasilkan
gagasan-gagasan yang muncul, dan
dan apa yang belum dihasilkan dalam
segala
pelaksanaan
sesuatu
yang
benar-benar
terjadi dalam proses pembelajaran.
kajian
Peneliti melakukan pemantauan terhadap
prilaku
siswa
selama
tindakan.
tersebut
untuk
dipakai
observasi,
mengalami keberhasilan.
Observasi
dilakukan
tes.
tindakan
berikutnya guna dapat melaksanakan perbaikan
dan
hasil
gambaran
melanjutkan
tindakan berlangsung dengan cara wawancara
Dari
pada
hal
yang
belum
untuk
Kriteria yang dipergunakan untuk
mengetahui prilaku siswa di dalam
menentukan keberhasilan pelaksanaan
proses
tindakan adalah sebagai berikut.
belajar
yang
sedang
berlangsung. Wawancara dilakukan
a.
Adanya
peningkatan
motivasi
dengan pedoman wawancara untuk
belajar IPS siswa yang diamati
mengetahui apa yang dirasakan dan
melaui proses pembelajaran.
kesulitan apa yang dialami oleh siswa selama
tindakan
b.
berlangsung.
Kemudian evaluasi tes sebagai data
Adanya peningkatan kemampuan dan hasil belajar IPS siswa.
c.
Apabila hasil yang diperoleh pada
utama dilakukan untuk mengetahui
tindakan
siklus
berikutnya
peningkatan hasil belajar siswa.
meningkat sesuai KKM (Kriteria
Refleksi
Ketuntasan
Minimum)
yang 155
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016
ISSN 2087-9016
ditetapkan, yaitu 75 untuk mata pelajaran IPS, peneliti mengambil keputusan
bahwa
Rumus rata-rata hasil belajar siswa
pelaksanaan
tindakan diberhentikan.
Jenis dan Sumber Data Dalam
penelitian
yang
X
= Skor Rata-rata siswa
∑
= Jumlah skor
N
= Banyak siswa
Rumus ketuntasan
dilaksanakan ini di peroleh beberapa
100%
jenis dan sumber data yang akan dipergunakan sebagai acuan dan di
T
analisis sesuai dengan kegunaannya.
∑ T = Jumlah siswa belajar
Di antaranya di jelaskan sebagai
tuntas
berikut.
N
Data Kualitatif
= Nilai ketuntasan
= Banyak siswa
Data primer
Data kualitatif yang diperoleh
Dalam penelitian tindakan kelas
dalam penelitian ini adalah dengan
ini sumber data primer adalah hasil
cara observasi tentang bagaimana
dari pengamatan terhadap subyek
aktivitas
proses
penelitian yaitu bagaimana aktivitas
Dan
yang dilakukan siswa selama proses
mengetahui
pembelajaran berlangsung. Dan dari
siswa
pembelajaran wawancara
selama
berlangsung. untuk
pendapat siswa tentang kesulitan yang
hasil
mereka
mengetahui pencapaian kompetensi
alami
selama
proses
tes
yang
pembelajaran berlangsung.
siswa.
Data Kuantitatif
Data Sekunder
Data kuantitatif diperoleh melalui
dilakukan
untuk
Pada penelitian ini adalah yang
tes untuk mengetahui kemampuan
tidak
yang dimiliki oleh siswa yang diteliti.
pembelajaran, akan tetapi memiliki
dengan
tingkat
keterkaitan.
seperti
sumber data didapat dari buku-buku
menggunakan
penghitungan berikut.
sederhana
terlibat
Dalam
dalam
penelitian
ini
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
156
langsung
I Nengah Kertasanjaya dan Ida Bagus Brata - Meningkatkan Motivasi Belajar ...
masalah yang ditentukan sebelum diadakannya
Analisa data Teknik penelitian deskriptif.
analisa ini
data
adalah
pada bersifat
Penelitian
mencari
tahu
penelitian
dan
kebenaran
guna
hipotesis
masalah yang disajikan.
deskriptif
berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau
HASIL PENELITIAN Sesuai dengan tujuan penelitian
penegasan suatu konsep atau gejala,
maka
juga menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian ini adalah motivasi belajar
sehubungan
dan hasil belajar IPS siswa.
dengan
suatu
subyek
penelitian pada saat ini (Darmadi, 2011: 7). Atas pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa
hasil
yang
diperoleh
dari
Hasil Penelitian Siklus I Hasil observasi motivasi siswa
penelitian
dalam proses pembelajaran pada siklus
deskriptif digunakan dalam penelitian
I di sajikan dalam Tabel 4.3 sebagai
ini, karena penelitian ini merupakan
berikut :
usaha untuk menjawab dari pertanyaan yang di munculkan pada rumusan No.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Motivasi Belajar IPS Siswa pada Siklus I
Aspek yang dinilai
Skala nilai 1
2
3
4
5
Kesiapan belajar siswa 1. Respon siswa terhadap penjelasan guru 2. Keaktifan siswa 3. Berpendapat dalam diskusi 4. Keberanian tampil 5. Jumlah Rata-rata
1 4,4
4
6
tergolong sedang yang ditunjukan dari Rentang skor 1- 5 8-10
: Tinggi
4-7
: Sedang
1-3
: Rendah Tabel 4.3 di atas menunjukkan
pengamatan peneliti terhadap motivasi belajar siswa. Dimana berdasarkan observasi tersebut di peroleh hasil
perolehan skor rata- rata 4,4. Untuk mendapatkan skor rata-rata menurut Solihatin (2009:54) adalah sebagai berikut. Nilai rata-rata = Jumlah skor X 2 Jumlah aspek = 11 X 2 5
bahwa motivasi belajar IPS siswa 157
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016
= 4,4 Di
samping
siklus. melaksanakan
observasi terhadap motivasi belajar peneliti juga melaksanakan tes akhir
158
ISSN 2087-9016
Adapun
sebagai berikut.
hasilnya
adalah
I Nengah Kertasanjaya dan Ida Bagus Brata - Meningkatkan Motivasi Belajar ...
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I NO
NAMA SISWA
JUMLAH SKOR
KETUNTASAN
(1) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
(2) Ni Luh Ayu Antari S. Md. Nadia Sri Lindasari Ni Wayan Juliantini Ni Wayan Sudarmin Putu Robi Krismantara Ni Nengah Nopayani
(3) 60 65 65 75 50 80
(4) Tidak Tidak Tidak Tuntas Tidak Tuntas
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Ni Nengah Juni Aristia Santi Ni Wayan Raniasih I Gede Gunawan Ni Made Krisnayoni Ni Wayan Setiawati Ni Luh Paramita Cahyani I Wayan Edi Selamet Ni Wayan Sri Anawati Dewa Gede Ngurah Setyawan I Wayan Liga I Nyoman Sentana Yoga Ni Komang Sriwati I Kadek Widiana Ni Kadek Yuliarni Ni Made Sri Wintari Ni Wayan Meri Andani
75 75 75 70 80 75 45 75 80 50 65 75 75 65 75 75
Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Sang Ayu Made Dewi Andani I Wayan Budayana I Dewa Gede Permadiarta Ni Kadek Ari Kusmiyanti I Wayan Dedi Pradika I Wayan Wiadnyana Putra Ida Bagus Arimbawa Dewa Ayu Made Nilasari Ni Ketut Padmawati
50 30 75 55 40 75 75 70 65
Tidak Tidak Tuntas Tidak Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tidak
32. 33. 34. 35. 36.
I Nengah Gaseri I Komang Juniarsa I Kadek Salam Agus Tama Luh Putu Darmayani Pulasari Ni Wayan Nandianingsih Jumlah
35 80 55 85 75 2390
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
Nilai Rata-Rata
66,38
Ketuntasan
52,75%
17 orang siswa. Hal ini menunjukan Berdasarkan Tabel 4.4 di atas,
bahwa hasil belajar siswa pada siklus I
hasil belajar siswa pada siklus I
hanya 52,75% dari jumlah siswa yang
menunjukan nilai rata-rata kelas 66,38.
mencapai ketuntasan belajar.
Siswa yang mendapat nilai 75 ke atas
Setelah pengamatan dilaksanakan
sebanyak 19 orang siswa dan yang
maka ada beberapa hal yang perlu
mendapat nilai di bawah 75 sebanyak
mendapat penekanan antara lain. 159
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016
ISSN 2087-9016
belum
Aspek – aspek yang di observasi
terbiasa dengan kondisi belajar
dalam siklus II tidak berbeda dengan
kelompok dengan menggunakan
siklus I yaitu peningkatan motivasi
model pembelajaran Kooperatif
belajar siswa dan hasil belajar siswa.
tipe Think, Pair and Share dengan
Adapun hasil observasi pada aspek
menggunakan modul.
motivasi belajar siswa adalah sebagai
1) Beberapa
dari
siswa
2) Motivasi belajar siswa belum tergolong tinggi. 3) Rata-rata siswa belum mencapai KKM
(Kriteria
berikut. Tabel 4.6 Hasil Observasi Motivasi Belajar IPS Siswa Pada Siklus II
Ketuntasan
Minimum). Hasil Penelitian Siklus II Pelaksanaan merupakan
siklus
II
perbaikan
kekurangan-kekurangan
ini, dari
pelaksanaan
siklus I sebagai usaha peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. No.
Aspek yang dinilai
Skala nilai 1
Kesiapan belajar siswa 1. Respon siswa terhadap penjelasan guru 2. Keaktifan siswa 3. Berpendapat dalam diskusi 4. Keberanian tampil 5. Jumlah Rata-rata
Tabel 4.6 di atas merupakan hasil observasi terhadap motivasi siswa pada Siklus II. Di peroleh skor ratarata motivasi belajar siswa mencapai 8,4 yang tergolong tinggi, dari rentang skor yang ditentukan. Selanjutnya perolehan skor tes akhir
siklus
II
dalam
proses
pembelajaran adalah sebagai berikut.
160
2
3
4
5
3
8
10
8,4
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
I Nengah Kertasanjaya dan Ida Bagus Brata - Meningkatkan Motivasi Belajar ...
NO (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
NAMA SISWA (2) Ni Luh Ayu Antari S. Md. Nadia Sri Lindasari Ni Wayan Juliantini Ni Wayan Sudarmin Putu Robi Krismantara Ni Nengah Nopayani Ni Nengah Juni Aristia Santi Ni Wayan Raniasih I Gede Gunawan Ni Made Krisnayoni Ni Wayan Setiawati Ni Luh Paramita Cahyani I Wayan Edi Selamet Ni Wayan Sri Anawati Dewa Gede Ngurah Setyawan I Wayan Liga I Nyoman Sentana Yoga Ni Komang Sriwati I Kadek Widiana Ni Kadek Yuliarni Ni Made Sri Wintari Ni Wayan Meri Andani Sang Ayu Made Dewi Andani I Wayan Budayana I Dewa Gede Permadiarta Ni Kadek Ari Kusmiyanti I Wayan Dedi Pradika I Wayan Wiadnyana Putra Ida Bagus Arimbawa Dewa Ayu Made Nilasari Ni Ketut Padmawati I Nengah Gaseri I Komang Juniarsa I Kadek Salam Agus Tama Luh Putu Darmayani Pulasari Ni Wayan Nandianingsih
Jumlah Nilai Rata-Rata Ketuntasan
JUMLAH SKOR (3) 75 75 85 85 60 90 90 90 80 85 95 85 60 75 85 75 85 80 80 85 80 80 75 65 85 75 75
KETUNTASAN (4) Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
85 80 80 75 75 95 70 95 80 2890 80,27
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
88,89%
161
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016
Dengan melihat hasil tes siklus II siswa, dapat dijelaskan bahwa, 32 siswa mendapat nilai 75 ke atas dan
ISSN 2087-9016
Sejarah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Susut. Berdasarkan
hal
tersebut,
sisanya 4 orang siswa mendapat nilai
pembelajaran IPS dengan penerapan
75 ke bawah. Dengan rata-rata nilai
model pembelajaran kooperatif tipe
siswa adalah 80,27. Sesuai dengan
Think,
perolehan nilai tersebut, berarti siswa
penggunaan modul telah memberikan
yang mengalami ketuntasan adalah 32
kontribusi yang cukup berarti dalam
siswa
meningkatkan motivasi belajar IPS
atau
sebesar
88,89%,
dan
sisanya 4 orang siswa atau 11,11% belum tuntas.
Pair
and
Share
dengan
Sejarah siswa. Pada siklus II pembelajaran IPS dengan
penerapan
model
Pembahasan Hasil Penelitian
pembelajaran kooperatif tipe Think,
Motivasi Belajar IPS Siswa Dengan
Pair and Share dengan penggunaan
Penggunaan
Pelajaran
modul yang dilaksanakan sudah lebih
Pembelajaran
baik dan sesuai dengan harapan. Siswa
Melalui
Modul
Model
Kooperatif Tipe Think, Pair and
tampak
Share
pembelajaran siswa lebih berperan
Pada
pelaksanaan
mengikuti
I
aktif pada proses pembelajaran. Siswa
diperoleh rata-rata motivasi siswa
telah menunjukan kesiapan belajar,
yang meningkat dari 4,4 menjadi 8,4
bersemangat
pada siklus II rata-rata motivasi siswa
pembelajaran, menunjukan perhatian
pada
yang tinggi terhadap penjelasan guru,
siklus
peningkatan
4
peningkatan
dapat
penerapan
menagalami
sebesar
Berdasarkan maka
II
siklus
antusias
poin. tersebut,
dikatakan
model
dalam
mengikuti
dan menunjukan sikap berani untuk tampil di depan kelas.
bahwa
pembelajaran
Penggunaan Modul Melalui Model
kooperatif tipe Think, Pair and Share
Pembelajaran Kooperatif Tipe
dengan
Think, Pair and Share
penggunaan
meningkatkan motivasi
162
modul
dapat
belajar IPS
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
I Nengah Kertasanjaya dan Ida Bagus Brata - Meningkatkan Motivasi Belajar ...
Hasil
belajar
merupakan
pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh
siswa
dalam
bentuk
siswa dapat ditunjukan pada table 4.8 berikut. Tabel 4.8 Peningkatan hasil belajar
kemampuan-kemampuan tertentu, dan
siswa dari tes awal hingga siklus II
merupakan tujuan yang ingin dicapai Aspek
setiap siswa yang belajar (Hamzah, 2009:17).
Hasil
belajar
siswa
oleh
berbagai
faktor
dipengaruhi
seperti, tujuan pembelajaran, keadaan siswa, kegiatan pembelajaran, metode dan media, bahan dan alat evaluasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan
penggunaan
modul melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair and Share.
Nilai Ratarata Ketun tasan
Te s A wa l 19 70 54, 72 25 %
Sik us I
Sikl us II
Peningkatan 0-I I-II 0-II
239 0 66,3 8 52,7 5%
289 0 80,2 7 88,8 9%
414
500
920
11,6 6 27,7 5%
13,8 9 36,1 4%
25,5 5 63,8 9%
Keterangan: 0-I = Peningkatan dari tes awal hingga siklus I I-II = Peningkatan dari siklus I hingga siklus II 0-II = Peningkatan dari tes awal hingga siklus II
Dalam penelitian ini model pembeljaran kooperatif tipe Think,
Berdasarkan tabel di atas dapat
Pair and Share dilaksanakan dalam
dijelaskan bahwa, hasil belajar IPS
kelas
siswa dilihat dari hasil tes awal, siklus
pada
berlangsung
saat Di
pembelajaran mana
peneliti
I
hingga
siklus
II
mengalami
menyajikan pelajaran dan memberikan
peningkatan, dari hasil tes awal nilai
suatu persoalan yang akan dikerjakan
rata-rata 54,72 meningkat menjadi
siswa.
66,38 pada siklus I dan rata-rata kelas
Dengan
terlebih
dahulu
menginstruksikan kepada siswa untuk
telah
mencapai
KKM
(Kriteria
memikirkan persoalan tersebut secara
Ketuntasan
Minimum),
yaitu
individu,
kemudian
dilanjutkan
mencapai 80,27 pada siklus II. Dari
dengan
membahasnya
secara
KKM yang ditentukan pada mata
berpasangan dan selanjutnya berbagi
pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri
kepada seluruh kelas.
1 Susut yaitu 75. Dengan peningkatan
Hasil analisa pada tahap tes awal,
sebesar 11,66 dari tes awal hingga
siklus I hingga siklus II hasil belajar
siklus I, sedangkan dari siklus I ke 163
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016
ISSN 2087-9016
siklus II meningkat sebesar 13,89 ini
terhadap
berarti
sehingga siswa yang bersangkutan
mengalami
peningkatan
materi
mampu
yang
sebesar 25,55 dari tes awal hingga
tidak
siklus II. Dan ketuntasan belajar siswa
ketuntasan belajar. Hal itu diketahui
juga mengalami peningkatan, pada tes
dari hasil wawancara yang dilakukan
awal ketuntasan belajar siswa hanya
dengan
mencapai 25% meningkat menjadi
mencapai ketuntasan belajar dengan
52,75 pada siklus I dan pada siklus II
nilai tertinggi dan dengan dua orang
mencapai 88,89%. Dengan jumlah
siswa yang tidak mencapai ketuntasan
peningkatan sebesar 27,75% dari tes
belajar.
dua
untuk
disajikan,
orang
mencapai
siswa
yang
awal hingga siklus I. sedangkan dari
Bertolak dari hasil wawancara
siklus I hingga siklus II meningkat
yang dilakukan dapat disimpulkan
sebesar 36,14%. Kemudian dari tes
bahwa motivasi belajar siswa sangat
awal hingga siklus II mengalami
memengaruhi hasil belajar siswa. Ini
peningkatan
63,89%.
terbukti dari rendahnya nilai rata-rata
Merupakan peningkatan yang cukup
motivasi siswa maka nilai rata-rata
signifikan. Dari hasil yang diperoleh
hasil
tersebut
bahwa
Sebaliknya jika nilai rata-rata motivasi
pelaksanaan tindakan yang dilakukan
belajar siswa tinggi maka hasil belajar
pada siklus II mampu meningkatkan
siswa meningkat pula.
sebesar
dapat
diamati
hasil belajar IPS siswa.
belajar
siswa
juga
rendah.
Pendapat di atas sesuai dengan
Berdasarkan analisa data hasil
ungkapan (Asrori,2007:183) bahwa
belajar di atas ternyata ketuntasan
seorang siswa yang memiliki motivasi
belajar siswa tidak mencapai 100%
tinggi, pada umumnya mampu meraih
dari 36 siswa, atau 32 siswa (88,89%)
keberhasilan dalam proses maupun
yang mencapai ketuntasan belajar.
output
Dan sisanya 4 siswa (11,11%) tidak
dengan
mencapai
belajarnya tinggi dalam mengikuti
ketuntasan.
Yang
di
pembelajaran. siswa
Begitu
yang
motivasi
sebabkan oleh beberapa faktor di
proses
antaranya. Kurangnya motivasi belajar
dengan mudah memahami materi,
siswa, kurangnya pemahaman siswa
sehingga hasil belajar pun akan dapat
164
pembelajaran
pula
maka
akan
I Nengah Kertasanjaya dan Ida Bagus Brata - Meningkatkan Motivasi Belajar ...
dengan hasil yang optimal dengan
meningkat sebesar 36.14 %, yang
pemahaman yang dimilikinya.
dari
siklus
I
sebesar
52,75%
menjadi 88,89% pada siklus II. 4.
SIMPULAN
Melalui
model
pembelajaran
Berdasarkan analisis data dan
kooperatif dengan tipe TPS (Think,
pembahasan hasil penelitian, maka
Pair and Share) siswa mampu
dapat disimpulkan sebagai berikut.
meningkatkan
1. Penggunaan modul melalui model
terhadap
pembelajaran kooperatif Think,
Pair
and
Share
respon
siswa
pertanyaan
guru,
tipe
membangun sendiri pengetahuan
dapat
siswa dalam memahami materi,
meningkatkan motivasi belajar dan
menemukan
hasil belajar IPS Sejarah siswa
dalam mencari penyelesaian dari
kelas VIII E SMP Negeri 1 Susut
suatu materi ataupun permasalahan
dalam proses pembelajaran.
yang harus dikuasai dan dipecahkan
2. Hasil observasi memperlihatkan
oleh siswa, baik secara individu
bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar IPS Sejarah siswa kelas VIII
langkah-langkah
maupun kelompok. 5.
Dengan
penggunaan
modul
melalui
model
E SMP Negeri 1 Susut, yang pada
pelajaran
siklus I nilai rata-rata motivasi
pembelajaran kooperatif tipe TPS
belajar siswa 4,4 meningkat sebesar
(Think,
4 poin menjadi 8,4 pada siklus II.
pembelajaran IPS menjadi lebih
3. Penggunaan modul melalui model
Pair
and
Share),
menarik
dan
pembelajaran kooperatif tipe TPS
Sehingga
penyampaian
(Think, Pair and Share) dapat
menjadi lebih efektif.
meningkatkan hasil belajar IPS
6.
Motivasi
menyenangkan.
belajar
materi
siswa
Sejarah siswa kelas VIII E SMP
memengaruhi hasil belajar siswa.
Negeri 1 Susut. Hasil siklus II
Dilihat dari rendahnya rata-rata
menunjukkan
dari
motivasi siswa rendah pula hasil
siklus I, dengan rata-rata kelas
belajar siswa. Sebaliknya rata-rata
66,38 pada siklus I meningkat
motivasi siswa meningkat hasil
sebesar 13,89 menjadi 80,27 pada
belajar
siklus II. Dan ketuntasan belajar
peningkatan.
peningkatan
siswa
juga
mengalami
165
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 6, Nomor 2, Juli 2016
DAFTAR PUSTAKA Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Djaali, H. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hamzah, H. (2009). Teori Motivasi Dan Pengukurannnya: Analisis DI Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Iskandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta. Solihatin, E. R. (2009). Cooperatif Learning: Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Wena, M. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Oprasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
166
ISSN 2087-9016