Perancangan Media Interaktif Lagu Dolanan Sebagai Media Pengenalan Kembali dengan Memberi Informasi Pesan Moral untuk Siswa Sekolah Dasar Anggit Pangestuty Jurusan Desain Produk, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111,Telp/Fax (031) 5931147 ABSTRAK Lagu dolanan merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia yang pada zaman dahulu sangat akrab di lingkungan anak-anak. Anak zaman sekarang lebih menyukai lagu pop dewasa daripada lagu yang sesuai untuk usianya. Upaya pemerintah untuk melestarikan lagulagu dolanan sebenarnya sudah ada, yaitu dengan bentuk festival-festival. Namun upaya tersebut masih belum mampu menjawab keinginan anak untuk mengetahui kembali Lagu Dolanan. Selain itu, dewasa ini media-media yang memuat lagu dolanan sudah mulai jarang ditemui. Pada lirik Lagu dolanan, terdapat implentasi ilmu sosial, budaya, dan moral yang masih belum begitu diketahui oleh anak-anak maupun orang dewasa atau orang tuanya. Wujud dari penelitian dan perancangan ini adalah CD multimedia interaktif yang diharapkan memberikan manfaat dan nilai lebih untuk membantu orang tua ataupun para pendidik dalam mengenalkan kembali Lagu Dolanan beserta pesan moral yang terdapat pada liriknya. ABSTRACT Dolanan’s song is one of Indonesia's cultural folk songs that was familiar for children in the ancient times. In research today's children prefer adult pop songs, rather than songs designed for their age. The government tries to preserve the Dolanan songs as it exists. But the efforts are still not able to encourage children into learning Dolanan’s Songs. In lyrics of Dolanan’s song, they implement aspects of social sciences, culture, and morals that are not well known by children, adults or even parents. Output of the project is a multimedia interactive CD. The overall accomplished result is going to prove benificial to help parents or educators trying to reintroducing Dolanan’s song and the moral messages contained within the lyrics.
KATA KUNCI Keyword : Dolanan, Folk Song, Interactive, Moral education, Gamelan
PENDAHULUAN Latar Belakang Lagu dolanan sebagai seni tradisional yang amat dekat dengan kehidupan masyarakat Jawa, justru semakin menyusut peminatnya. Banyak kesenian modern menjadikan generasi muda, di Jawa Tengah khususnya, asing dengan budaya daerahnya sendiri. Sebagian besar generasi muda lebih banyak memilih kesenian yang dapat menghibur dengan menggunakan teknologi canggih. Karya seni lokal telah dikesampingkan karena dianggap kuno. 1 Faktor lain yang mempengaruhi 1
Hasil wawancara mendalam dengan Bapak Bambang SP Penata musik&tari Pentas Seni Pelajar di Taman Remaja Surabaya & Pengajar Karawitan SMKN 9 Surabaya
minimnya pemahaman dan ketertarikan generasi muda pada seni budaya lokal adalah kurang menariknya kemasan dan proses sosialisasi oleh generasi sebelumnya. 2 Lagu dolanan merupakan salah satu wujud dari budaya Jawa yang adi luhung. Lagu dolanan pada masyarakat Jawa dalam melagukannya disertai dengan suatu permainan sehingga lagu dolanan sering juga dikelompokkan ke dalam permainan tradisional Jawa. Salah satu contoh lagu dolanan dan implementasinya dalam pembentukan karakter anak adalah : Lagu dolanan Padhang Rembulan. Lagu dolanan Padhang Rembulan adalah lagu yang awalnya dinyanyikan anak-anak masyarakat Jawa pada saat bulan pernama. Anak-anak bernyanyi untuk memanggil teman-temannya bermain bersama-sama menikmati bulan purnama. Setelah berkumpul bersama teman-temannya, biasanya lagu dolanan ini dikombinasikan dengan permainan petak umpet, tebak-tebakan atau cangkriman, jamuran, engklek, dan lain-lain. Dalam lirik Lagu dolanan Padhang Rembulan ajaran yang terkandung adalah penghargaan terhadap alam semesta, religiulitas dan solidaritas. Serta masih banyak Lagu dolanan lainnya yang dalam liriknya mengandung pesan moral untuk anak-anak.
Grafik 1.Grafik Kenaikan Anak yang Tidak Mengetahui Lagu Dolanan 3.
Dibanding anak-anak zaman dahulu, anak sekarang banyak yang tidak mengetahui lagu dolanan. Hal itu disebabkan karena mulai bergesernya jenis permainan yang mengarah ke elektronik seperti game, playstation, komputer, dan lain sebagainya daripada bermain di halaman dan menyanyikan lagu dolanan. 4 Padahal ketika anak bermain sambil bernyayi lagu dolanan, disitulah anak belajar tentang arti tenggang rasa, kerukunan, gotong royong, dan kekompakan. Dan dalam lagu dolanan tersebut, syair yang terkandung mempunyai makna – makna tentang lingkungan sekitar seperti hewan, alam, sosial, dan lain-lain. 5
2
Hasil wawancara mendalam dengan Bapak Suwarno Pengamat Pentas Seni Pelajar, pengajar karawitan SMKN 9 Surabaya 3 Grafik diperoleh dari hasil wawancara mendalam terhadap 5 budayawan musik dan karawitan 4 Hasil Wawancara mendalam dengan budayawan dan Pengamat lagu dolanan Bapak Subroto 5 Hasil wawancara mendalam dengan Bapak Bambang SP Penata musik&tari Pentas Seni anak di Taman Remaja Surabaya & Pengajar Karawitan SMKN 9 Surabaya
Pengetahuan responden tentang lagu dolanan
50
0 Tahu
Sedikit tahu
Tidak tahu
Gambar 1. Tabulasi Pengetahuan Responden Terhadap Lagu Dolanan Tabel 1. Tabulasi tes kepahaman anak terhadap lagu dolanan
.
Dari hasil kuisioner menunjukkan bahwa 41% anak mengetahui lagu dolanan, 30% anak menyatakan sedikit tahu, dan 28% anak menyatakan tidak tahu. Namun setelah ditelusuri lebih dalam mengenai judul lagu dan darimana lagu tersebut berasal, anak-anak masih banyak yang menjawab salah atau belum bisa membedakan lagu dolanan dan lagu daerah.
Gambar 2 Jenis Musik yang Disukai Anak dengan Rentang Umur Antara 7- 9 Tahun
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa anak dengan rentang usia antara 7-9 tahun menunjukkan bahwa 63% lagu yang paling disukai adalah lagu pop dewasa. Tentunya hal ini sangat bertentangan dengan usia anak yang seharusnya mengkonsumsi lagu anak, namun mayoritas anak menyukai lagu pop untuk kalangan dewasa. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada orang tua bahwa anak zaman sekarang lebih mengetahui lagu pop dibanding lagu untuk anak seusianya.
Gambar 3. Kuisioner Orang Tua Tentang Lagu yang Umum untuk Anak.
Pada hasil kuisioner dan wawancara diatas mayoritas anak menyukai lagu pop dewasa bisa jadi karena lagu tersebut lebih sering diputar di media. Jika dibandingkan dengan lagu dolanan yang tidak mempunyai peminat sama sekali. Hal itu bisa jadi disebabkan karena persoalan media yang dekat dengan anak lebih sering menginformasikan lagu pop daripada lagu dolanan untuk usianya. Dan diperkuat dengan pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Ibu Linda Amalia Sari, “Berkembangnya dunia musik di Indonesia tidak diikuti dengan lagu-lagu anakanak. Hal itu dikarenakan tidak ada pilihan lagi karena lagu-lagu tersebut yang masih sering diperdengarkan.” Karena itu, diperlukan suatu media yang dekat dengan anak dan mampu memberi informasi tentang lagu yang sesuai dengan usianya, salah satunya adalah lagu dolanan.
Gambar 4. Tabulasi Data Tentang Pendapat Orang Tua Terhadap Pentingnya Diajarkan Kembali Lagu Dolanan
Pada hasil kuisioner dengan responden orang tua anak, Sebanyak 71% responden menyatakan bahwa lagu dolanan perlu diajarkan/diperkenalkan kembali.
Gambar 5. Tabulasi Data Tentang Alasan Orang Tua Perlu Mengajarkan Kembali Lagu Dolanan.
Alasan responden menyatakan perlu sebanyak 35% dengan alasan karena salah satu warisan kebudayaan Indonesia, 22% menyatakan karena syairnya untuk anak-anak, 14% untuk persiapan mengikuti lomba, 12% menyatakan musiknya enak, dan pilihan lainnya adalah karena lagunya mudah bagus dan menyenangkan dan yang terakhir adalah karena masuk dalam pelajaran kesenian. Sisanya adalah pilihan lain. Tujuan Memberikan alternatif media pelestarian yang mendidik dan lebih menarik untuk anak dan menyajikan materi Lagu dolanan dengan metode yang lebih menarik minat anak sehingga diharapkan mampu meningkatkan awareness anak terhadap kebudayaan negaranya. Masalah 1. Saat ini anak-anak kurang mengetahui dan kurang memahami lagu dolanan yang berasal dari daerah, baik dari judul lagu maupun darimana lagu tersebut berasal. 2. Anak yang mengetahui lagu dolanan kebanyakan merupakan para pelajar yang mengikuti festival pekan seni / pertunjukan seni saja. 3. Anak lebih menyukai lagu pop dewasa daripada lagu untuk usianya bukan kesalahan dari masing-masing anak. Namun bisa jadi disebabkan karena kurangnya media yang dapat mendekatkan lagu sesuai untuk anak. 4. Saat ini, anak-anak mengetahui Lagu dolanan hanya bersumber dari guru pengajar atau keluarga. Informasi yang didapatkan kadang terbatas bergantung dari yang memberi informasi. 5. Lagu dolanan merupakan salah satu wujud dari budaya Jawa yang adi luhung. Dalam lirik lagu dolanan mengandung makna-makna yang secara tidak langsung mengajarkan nilai moral, pengetahuan tentang alam dan ilmu social. Hal ini masih belum banyak diketahui oleh banyak orang. Sebagian dari mereka hanya sekedar tahu dan mampu bernyanyi. 6. Sebanyak 71% orang tua setuju anak diperkenalkan dan diajarkan kembali Lagu dolanan dengan alasan 35% setuju bahwa Lagu dolanan merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia, 21% setuju karena syair Lagu dolanan sesuai untuk anak-anak, 14% Lagu dolanan perlu diajarkan kembali untuk persiapan lomba, 12 % setuju karena Lagu dolanan musiknya enak, dan
sisanya menjawab dengan alasan Lagu dolanan lagunya mudah dimengerti dan masuk dalam pelajaran kesenian, dan alasan lain. 7. Dari sekian banyaknya Lagu dolanan, orang tua sebagai salah satu pengajar dan pemberi informasi kepada anak, sebanyak 51% menyatakan pernah mengajari Lagu dolanan, namun hanya mengetahui beberapa lagu. Sebanyak 47% hanya mengetahui lagu dolanan 1-2 lagu, 35% 3-5 lagu, 17% mengetahui sebanyak 5-8 lagu, dan 1% yang mengerti lebih dari 8 Lagu dolanan. 8. Media yang digunakan saat ini adalah buku, kaset dan VCD namun media tersebut masih belum bersifat meng-edukasi. Buku, kaset, dan VCD hanya bersifat satu arah sehingga dirasa kurang mampu memberikan informasi lebih untuk anak-anak. Selain itu media tersebut masih memiliki banyak kelemahan yang membuat anak kurang tertarik. Dan dipertegas dengan hasil kuisioner terhadap orang tua yang sebanyak 33% mengajarkan anaknya dengan cara bernyanyi langsung dan 31% dengan memakai buku, 11% VCD/DVD, 9% mengikuti sanggar musik dan sisanya melalui media lain. 9. Media buku sebagai media yang paling banyak digunakan sebagai literatur tembang dolanan saat ini dirasa masih kurang dan dibutuhkan media penunjang dalam bentuk audiovisual untuk jangka waktu yang panjang. 10. Media yang ada dirasa belum mampu membagi dalam klasifikasi untuk anakanak ataupun dewasa padahal makna yang terkandung tidak semuanya layak untuk dikonsumsi oleh anak. 11. Media interaktif adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Pada media interaktif, anak diajak untuk terlibat secara auditif, visual, dan kinetik, sehingga dengan pelibatan ini dimungkinkan informasi atau pesannya mudah dimengerti selain itu, Aktivity dan Interest dari anak usia 7-9 tahun menyatakan bahwa mereka senang bernyanyi, bermain game dan bermain komputer. Jika ada media baru tentang lagu dolanan yang cukup dekat dunia anak adalah media interaksi. Dimana anak dapat bermain sambil belajar.
Metodologi Dalam judul “Perancangan Media Interaktif Lagu Dolanan sebagai media pengenalan kembali yang memberi informasi pesan moral untuk siswa Sekolah Dasar” ini, target audiens yang akan diteliti adalah siswa-siswi kelas 3 sekolah dasar dari beberapa sekolah di sekitar Surabaya dengan melibatkan beberapa stake holder seperti Kepala Sekolah, guru mata pelajaran bersangkutan, orang tua siswa, serta perwakilan dari bagian publishing. Pengambilan data yang dilakukan untuk mencapai data yang diperlukan melalui beberapa tahap yaitu, Depth Interview, Kuesioner, serta Focus group discussion. Proses pencarian data diawali dengan mencari permasalahan yang berkaitan dengan kebutuhan user untuk mengetahui Lagu Dolanan baik itu permasalahan desain maupun non desain. Pencarian data berlanjut dengan mencari kelebihan kelemahan media eksisting, hal ini melibatkan kuesioner serta wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait. Berikut logika berpikir yang digunakan dalam metodologi penelitian :
Gambar 6. Logika Berpikir
Pembahasan Strategi Komunikasi Metode Perancangan Media Interaktif Lagu Dolanan Metode perancangan yang digunakan adalah metode yang dikembangkan oleh Jesse James Garrett, yaitu dengan mengidentifikasi: • Kebutuhan pengguna dan tujuan bisnis • Kebutuhan konten dan spesifikasi fungsional
• Arsitektur informasi dan desain interaksi • Antarmuka, navigasi dan desain informasi • Desain visual • USER NEEDS
Tabel 2.Konten media interaktif berdasarkan preferensi pasar
Lagu-lagu dolanan yang populer untuk anak-anak adalah (yang sering dinyanyikan saat Pentas Seni) sample terakhir 2009 2010: a) Menthog Menthog b) Ilir – Ilir c) Jula Juli d) Kidang talun e) Sluku bathok f) Padhang mbulan g) Dhayohe teko h) Jaranan Lagu-lagu dolanan pilihan orang tua sebagai pengambil keputusan (berdasarkan kuisioner : a) Jamuran b) Menthog-Menthog c) Kupu Kuwi d) Padhang Mbulan e) Aku duwe Pitik f) Sluku Sluku Bathok g) E Dhayohe Teko h) Ilir Ilir i) Cublak Suweng j) KidhangTalun Dari banyaknya materi Lagu dolanan umum, untuk output lagu yang akan digunakan adalah lagu – lagu yang syairnya sesuai dengan anak. Lagu yang dipilih untuk adalah lagu-lagu yang populer dan sering diperdengarkan oleh anak-anak baik pada pelajaran sekolah maupun pada pentas seni. Spesifikasi lagu dolanan yang
akan dijadikan output adalah lagu dolanan yang terseleksi melalui kuisioner sesuai dengan permintaar pasar dan lagu dolanan yang mempunyai makna. Baik itu makna sosial maupun makna pengetahuan alam yang menurut ahli liriknya sesuai untuk anak usia 7-9 tahun.
Gambar 7. Flowchart Penentuan Konsep
a) Ikon Gambar 8.Ikon-ikon yang merepresentasikan tiap materi.
Gambar 9.Navigasi
Gambar 10.Kursor
Gambar 11.Tipografi
Gambar 12.Alternatif warna
Gambar 13.Karakter Aji
Gambar 14.Karakter Ningsih
Gambar 15.Karakter Aji dan Ningsih
Gambar 16.Karakter pendukung (Bimo)
Gambar 17.Logo Media Interaktif Lagu Dolanan
Gambar 18.Final Halaman Utama
Gambar 19.Layout daftar menu
Gambar 20.Final Digital Layout sub menu
Gambar 21.Layout pilihan lagu dolanan
Gambar 22.Layout animasi Lagu Dolanan
Gambar 23. Layout mengenal alat musik Jawa
Gambar 24. Layout alat musik jawa
Gambar 21 Mari Bermain
Gambar 22.Page Cara bermain
Gambar 23.Halaman tebak lagu dolanan
Gambar 24 Button tebak lagu dolanan
Gambar 25 Final Desain Halaman permainan selesai
Gambar 26.Ekspresi maskot
Gambar 27.Animasi lagu dolanan
Gambar 28 Navigasi Media Interaktif Lagu Dolanan
PENUTUP Kesimpulan 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Saat ini anak-anak kurang mengetahui dan kurang memahami lagu dolanan yang berasal dari daerah. Baik dari judul lagu maupun darimana lagu tersebut berasal. Media umum lebih sering menampilkan lagu-lagu pop dewasa yang semakin akbrab di telinga anak. Hal itu membuat lagu dolanan semakin jauh dan asing di telinga anakanak. Lagu dolanan yang pada zaman dahulu biasanya dinyanyikan anak-anak sambil bernyanyi dan bermain di halaman sudah mulai jarang diperdengarkan dan dimainkan karena anak-anak zaman sekarang lebih menyukai permainan-permainan modern. Anak yang mengetahui lagu dolanan kebanyakan merupakan para pelajar yang mengikuti festival pentas seni / pertunjukan seni saja. Hal ini sangatlah kontras jika dibandingkan dengan total siswa pelajar yang ada. Orang tua sebagai sumber pemberi informasi kepada anak, juga memiliki keterbatasan pengetahuan tenatang lagu dolanan. Orang tua setuju anak diperkenalkan dan diajarkan kembali lagu dolanan dengan alasan lagu dolanan merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia, syair lagu dolanan sesuai untuk anak-anak, lagu dolanan biasa digunakan untuk acara lomba atau festival, lagu dolanan memiliki aransemen musik yang enak didengar, dan lagu dolanan juga masuk dalam pelajaran kesenian khususnya seni musik. Media yang digunakan saat ini adalah buku, kaset dan vcd namun media tersebut masih belum bersifat meng-edukasi. Buku, kaset, dan VCD hanya bersifat satu arah sehingga dirasa kurang mampu memberikan informasi lebih untuk anak-anak. Selain itu media tersebut masih memiliki banyak kelemahan yang membuat anak kurang tertarik. Menurut hasil wawancara penulis kepada salah satu penerbit Buku Tembang Dolanan, media buku kurang efektif untuk jangka waktu panjang Media interaktif adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Pada media interaktif, anak diajak untuk terlibat secara auditif, visual, dan kinetik, sehingga dengan pelibatan ini dimungkinkan informasi atau pesannya mudah dimengerti. Selain itu, activity dan interest dari anak usia 7-9 tahun menyatakan bahwa mereka senang bernyanyi, bermain game dan bermain komputer. Jika ada media pengenalan kembali tentang lagu dolanan yang cukup dekat dunia anak adalah media interaktif. Dimana anak dapat bermain sambil belajar. Dalam merancang media interaktif yang efektif perlu pertimbangan dalam aspek penyampaian materi yang mudah dipahami dan menarik untuk dipelajari oleh anak. Hal ini melibatkan aspek-aspek audio dan visual yang menarik. Baik eksekusi secara statis maupun dinamis seperti animasi. Penggunaan animasi sederhana sebagai detail pada tombol navigasi bukan merupakan hal yang baru, namun terbukti memiliki daya tarik yang mudah dipahami user terutama anak-anak dalam pengoperasiannya. Selain memberi kemudahan metode ini juga menjadi nilai tambah pada tampilan interaktif agar terlihat lebih dinamis. Konten dari media interaktif yang mengenalkan kembali lagu dolanan kurang memberi wawasan jika hanya dikenalkan secara musikal dan visual. Akan lebih menarik lagi jika ada tambahan informasi mengenai wawasan, makna yang terkandung dan pesan moral yang terdapat pada lagu dolanan. Hal itu sekaligus dapat membantu orang tua, pengajar, maupun pendidik untuk mengajarkan nilainilai moral kepada anak. Pada media interaktif lagu dolanan, anak tidak hanya diperdengarkan kembali lagu-lagu dolanan yang pada saat ini kurang akrab di telinga mereka, namun anak-anak juga diajarkan kosa kata dalam Bahasa Jawa, makna yang terkandung dalam lagu dolanan, pengetahuan tentang alat musik Jawa, serta permainan tangga nada dalam alat musik Jawa.
Saran 1.
2.
Diharapkan media interaktif selain berperan dalam proses pengenalan kembali lagu dolanan, media ini juga bermanfaat di masa mendatang, sebagai salah satu media pelestarian. Media interaktif sebagai salah satu alternatif media yang mampu mengenalkan kembali Lagu Dolanan akan dapat lebih maksimal apabila didukung oleh media
3.
4. 5. 6.
lainnya karena masing-masing media memiliki kelebihan dan kelemahan yang tidak terdapat pada media lain. Dalam hal ini keberadaan Media Interaktif Lagu Dolanan dapat maksimal penggunaannya apabila didukung oleh media-media lain yang menarik minat anak untuk mengenal kembali lagu-lagu untuk usianya. Untuk perancangan berikutnya diharapkan adanya aplikasi berbeda seiring dengan teknologi yang lebih maju, misalnya suatu acara pada media televisi yang khusus memuat kembali lagu dolanan, permainan game pada ipad, handphone, psp, dan lain sebagainya. Untuk perancangan berikutnya diharapkan mampu meberi nuansa Jawa yang lebih kental dan detail dalam visualiasinya. Diharapkan adanya inovasi-inovasi baru dalam membuat button, tombol navigasi, cursors yang lebih menarik dan mewakili ciri khas suatu daerah. Untuk perancangan berikutnya, akan lebih menarik jika Lagu Dolanan dikemas dengan aransemen musik yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA Buku Muhubbin. Syah, M.Ed. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung. Penerbit Rosda. Abdul Majid.2007.Psikologi Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standart Kompetensi Guru.Bandung : Penerbit Rosda. Dr. H. Syamsu Yusuf. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada press. Jurnal pendidikan PGSD/MI. 2009. Jurnal Penelitian terdahulu Lelagon Dolanan Anak dan Pendidikan Karakter. Widodo, Dosen Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Semarang Jurnal Penelitian terdahulu Simbol dan Makna Kebangsaan Dalam Lirik Lagu-lagu Dolanan di Jawa Tengah dan Implementasinya Dalam Dunia Pendidikan, Ucik Fuadhiyah Dosen pengejar Universitas Negeri Semarang Jurnal Penelitian terdahulu Pembentukan Karakter Pada Anak Melalui Lagu Dolanan, Nurhidayati M.Hum, Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Jogjakarta. Adi Kusrianto. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kevin Hedgpeth and Stephen Misal.2006.Character Design. Leatrice Eiseman. 2005. Pantone – Guide to Communicating with Color. Singapore: Grafix Press Redaksi Indonesia Cerdas.2008. Koleksi 100 Lagu Daerah Indonesia Terpopuler.Yogyakarta : Galangexpress Buku Literatur : Luwar S.Sn M.Sn 2004 Kumpulan Tembang Anak-anak.: Surabaya: Penerbit Karunia Anggota IKAPI, 2001 Gending-Gending Dolanan : Sukoharjo Surakarta:CV Cendrawasih Redaksi Indonesia Cerdas 2008 Koleksi 100 Lagu Daerah Indonesia Terpopuler : Yogyakarta : Penerbit Indonesia Cedas (Anggota IKAPI) Komparator & Kompetitor: VCD Interaktif Akal Interaktif seri Bolala Edisi Musik Asik. DVD Barney and Friends. VCD Campusari untuk anak-anak. Video animasi The GiggleBellies Musikal Adventure