KARYA TULIS ILMIAII ..PENGARUH
BUDAYA, EKONOMI, DAN HUKUM
TBRIIADAP PELAIIGGARAN LALU LINTAS OLEH PELAJAR'' (Studi kasus pada pelajar di SMA Negeri
I
Wates)
Disusun oleh:
NURCAHYO YTIDI HERMAWAN SMA NEGERI 1 WATBS KULON PROGO 2012
KATA PENGAI\TTAR
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" i
Syukur penulis ucapkan pada Allah swt" yang telah berkenan memberikan
kesehatan"
taufik, dan hidayah-Nya sehingga berujung pada
terselesainya
karya tulis ilmiah ini dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Penulis ucapkan terima
.kasih
pada Allah
sw! yang telatr selalu
mendarnpingi penulis untuk melalsanakan proses-proses penelitian, mulai dari tahap persiapan, perizinan, pelaksanaan"dan penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Selanjutnya, penulis ucapkan kepada bapak dan ibu penulis yang selalu
untuk terselesainya karya tulis ilmiah ini. Penulis ucapkan pula kepada Bapak
Ibu guru yang selalu mendampingi penulis untuk mela*ukan
penyusunan karya tulis ilmiah
ini. Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih.
Penulis juga ucapkan terima kasih kepada para inspirator dan narasumber
yang telah berkenan memberikan sumbang sih untuk penyusanan karya tulis
itniah ini. Penulis juga ucapkan kepada Bapak Ibu guru yang telah
berkenan
untuk mengisi dan menyumbangkan pikirannya demi lancamya penyusunan karya
tulis ilmiah ini. Penulis kembali ucapkan kepada sekolah-sekolah dan lemb4ga-lembaga yang telah mengizinkan trrtuk melakukan penelitian. Dan penulis ucapkan terima
iii
kasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam menyumbangkan pikiran dan memandupenyusunan karya tulis ilmiah ini.
Selanjutnya, dalam karya tulis ilmiah
ini, tentu banyak kesalatran
dan
kekurangan yang ada Maka dari itu,'penulis memohon maaf, dan sangat diperlukan saxan dan pesan dalam karya tulis ilmiah ini, agar dapat menjadi koreksi pada diri penulis. Semoga apa yang ada dalam karya tutis ilmiah ini mampu mewujudkan tujuan yang ada Terima lmsih.
Billahidayah wat-taufi q Assalamu'alaikum Warahrnatullatri Wabarakahrh
Wates, 1l Oktober 2012
Penulis
lv
FI
DAT'TAR ISI Halaman Judul......
i lll
,
Daftar Isi
Abshak....
v
vii
BAB I. PENDAHULUAN..
A.
Latar Belakang..
B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian.
D.
I
Manfaat Penelitian
BAts II. TELA,A-H PUSTAKA......
I 3 3
4 5
A.
Pengertian Pelajar...
B.
Pengertian tata tertib...
)
C.
Pengertian budaya
6
D.
Pengertian ekonomi
6
E. Pengertian Hukum.... BAB III. PEMBAHASAN
5
7 8
A. Pembahasan Awal.
8
B. Sebab Pelajar melakukan pelanggaran
9
C. Pandangan Tokoh mengenai pelanggaran Hukum
t2
D. Peran Budaya" Ekonomi, dan Hukum
l6
BAB TV. KESIMPULAN DAN SARAN
l8
A. Kesimpulan
I8
B.
20
Saran.
Daftar Pustaka Lampiran
vl
ABSTRAK Penulisan karya ilmiah
ini
pelajar, khususnya di sMA Negeri
bertujuan untuk
l
(l)
mengetahui sebab-sebab
wates, banyak yang melakukan pelanggaran
tentang lalu lintas (2) mengetatrui pandangan budayawan, pakar ekonomi, dan pakar hukum, mengenai pelanggaran lalu lintas yang dilakukad oleh pelajar dan
(3)
mengetahui seberapa jauh peran buday4 ekonomi, dan hukum dalam
mengatasi pelanggaran lalu lintas yang dilakukan olehpelajar
Penulisan
ini
adalah penulisan deskriptif, yang mengulas tentang pandangan-pandangan tokoh budaya" tokoh ekonomi, dan tokoh hukum atau polisi, yang dijadikan indikator seberapa jauh budaya, ekonomi dan hukum mempengaruhi pelajer untuk tidak tertib akan hukum, khususnya hukum lalu lintas di SMA Negeri I Wales. Penulisan ini juga mengulas dari hasil angket yang
penulis sebarkan, yang sebagian besar setuju pelanggaran yang dilakukan oleh pelajar, bisa disebabkan oleh ketiga faktor, yakni buday4 hukum, dan ekonomi.
Dari penelitian, dapat disimpulkan
(l)
pelajar
di sMA Negeri 1 wates
banyak melakukan pelanggaran terhadap hukum berlalu lintas disebabkan olell pelajar menganggap bahwa hukum di Indonesia dapatdij"al belikan (2) ekonomi
merupakan faktor pelajar
di sMA Negeri I
wates melakukan pelanggaran
terhadap hukum. Namurl faktor ekonomi ini, tidak terlalu berpengaruh besar terhadap pelanggaran hukum yang dilalrukan pelajar (3) budaya adalah faktor utama dalam penyebab pelajar akan melanggar atau tidak akan melanggar hukum
tentang lalu lintas dan (4) Hukum
di
Indonesia harus diperbaiki. Dengan
menertibkan oknum petugas kepolisian terlebih datruha dilanjutkan dengan sosialisasi terhadap pelajar di sekolafu agar adarasa taat al€n hukum.
vll
BAB I
PENDAIIULUAII
A. LATARBELAKAI\IG Pelajar merupakan anak asuh atau anak didik yang mengenyam pendidikaru baik
di sekolah fomal
atau non formal. pelajar mempunyai
tugas utama yakni belajar. selain belajar tentang ilmu yang diajarkan di
sekolah, pelajar juga akan memelajari tentang hukum yang diajarkan
melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Didalam pelajaran tersebut akan dikupas tuntas dengan yang ftrmanya hukum. Selain itu, pelajar juga pasti memelajari tata tertib disekolah, yang tentunya harus ditaati juga. Dengan memahami
aflran atau tata tertib disekolafu pelajar akan
membentuk dirinya menjadi diri yang baik dan taat akan aturan. Dengan
didikan itu diharap akan muncul pelajar-pelajar yang sebenar-berulmya,
yakni yang taat akan segala aturan dan hukum dan berprestasi. Banyak
bukti pelajar telah berprestasi baik
di
tingkat nasional
bahkan
internasionat.
Namuru akhir-akhir ini muncul banyak gejala dan indikasi, bahwa pelajar banyak yang melak'kan pelanggaran. Tidak hanya melanggar tata
tertib disekolatr, pelajar juga banyak melanggar tata tertib hukum yang ada
Jika hal
ini terus terjadi, maka
siapa yang harus bertanggung
jawab? Apakah harus ada suatu pengetahuan dengan materi h'kunn yang lebih spesifik?
Kalau dilihat dari sisi bidang lalu lintas, memQng sudah melewati ambang batas melihat banyak pelajar berkeliaran memakai kendaraan bermotor dengan ugal-ugalan, kebut-kebutan, bahkan itu dilak'kan oleh
pelajar yang dibawah
tuilr.
Banyak kasus-kasus yang dilakukan oleh
pelajar tersebu! sering terjadi kecelakan pelajar, karena pelajar itu
bel''
waktunya memakai sepeda'inotor, sudah memaksa dirinya menggunakan sepeda motor. Pelajar yang masih dibawah umur cenderung untuk kebut-
kebutan, menerobos larnpu meralq dan ada pula pelajar yang sudah cukup umur tidak mau membuat guraf Tzin Mengemudi
Di sMA Negeri
I
(sM).
wates pun demikian. Banyak sekati pelajar-
pelajar yang masuk ajaran baru memakai sepeda motor. Kalau berdasar kelogisan, pelajar yang masuk ajaran banr tersebu! belum genap 17 tatrun,
sehingga sebagian besar tidak memiliki
Negeri
sM.
I
sIM. selain rttl pelajar sMA
wates yang sudatr di atas 17 tahun pun enggan rmtuk mencari
Mereka seperti malas untuk mencari
sIM dan menggarrpangkan
akan hukum tentang lalu lintas ini.
Banyak alasan yang dikemukakan oleh pelajar, baik alasan yang
masuk akal ataupun tidak. Dengan karya
tulis ini, diharap bisa
mendapatkan solusi yang bailq agar tidak terjadi pelanggaran lalu lintas yang dilak.kan olehpelajar, khususnya di sMA Negeri
I
wates.
B. RUMUSAN MASALAH
l.
Apa sebabnya banyak pelajar, khususnya di sMA Negeri
I
wates,
banyak yang rqelak'kan pelanggaran tentang lalu lintas?
2.
Bagaimana pandangan budayawarq pakar ekonomi, dan pakar hukum mengenai pelanggaran lalu lintas yang dilakukan olehpelajar?
3.
Bagaimana peftm budaya, ekonomi, dan hukum dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas yang dilakr*an oleh pelajar?
C. TUJUAI\I
l.
Mengetahui sebab-sebab pelajar, khususnya di sMA Negeri
I
wates,
banyak yang melakukan pelanggaran tentang lalu lintas Menge.,atrui pandangan budayawan, pakar ekonomi, dan pakar hukum,
mengenai pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh pelajar J.
Mengetahui seberapa jauh peran budaya" ekonomi, dan hukum dalarn mengatasi pelanggaran lalu lintas yang dilakukan olehpelajar
D. MANFAAT
l.
Bagi pelajar Dengan karya tulis ilmiatr ini, diharap akan membawa kesadaran para pelajar unfuk taat akan hukum lalu lintas. Dengan menyarnpaikan seberapa pentingnya ketaatan hukum, dengan media karya tulis
ini, diharap aka nada muncurnya
ilniah
perajar-pelajar yang mulai tarru
mengenai hukum lalu lintas dan menerapkan pada dirinya yang diharap juga menyalurkan kepada temannya
2.
Bagi Sekolah Dengan karya tulis ilmiah ini, akan memaparkan fungsi-fungsi dan
solusi untuk mengahadapi ketidak tertiban pelajar dalam hal lalu lintas. sehingga dapat sebagai acuan sekolah, untuk menerapkan atau mengajarkan
ilmu dan
pengetahuan tentang hukum berlalu lintas
kepada pelajarnya.
3.
Bagi Kepolisian
Dengan karya tulis ilndah
ini, yang mana disusun berdasar
kenyataan di lapangan, akan membawa semangat baru Kepolisian
untuk menindas tegas pelanggaran lalu lintas yang dilak'kan pelajar. selama
ini,
kepolisan jarang mengamati langsung di
lapangan, sehingga tidak tahu masalatr yang sebenarnya. Diharap
dengan media karya tulis ilmiah ini, pihak kepolisian lebih tahu
akan masalatr yang adq yang akan berimbas juga pada kinerja kepolisain untuk menindas pelanggaran ini.
BAB U TELAAIT PUSTAKA
A. PENGERTIAN PELAJAR Pelajar menurut Kamus pendidikan pelajar adalah orang yaog melakukan proses kearah beritnu, dimana menuntut ilmu pengetahuan tersebut dapat ditemptrh di suatu sekolah ataupun tidak. sedangkan menurut Kamus poerwadarminta, pelajar merupakan
mtuid atau mahasiswa yang menunfut ilmu dalam suatu yayasan formal atau tak fonnal. Secara umurn, pelajar adalatr siswa atau mahasiswa yang menuntut
ilmu, untuk mengarah ke proses lebih tahq dan mendapat derajad bailq yang menuntut ilmu tersebut dapat dilakukan di sekolah formal atau tidak.
B. PENGERTIAN TATA TERTIB Menurut Kamus Pendidikan pelajar, tata tertib merupakan peraturan-peraturan yang harus dianut atau dilakukan, untuk menjadikan
kedisiplinan.\
sedang menurut Kamus Poerwadarminta tata tertib merupakan rangkaian aturan-aturan yang harus dilakukan untuk menjadikan pribadi
disiplin.
secara urnum tata tertib adalah rangkaian aturan-aturan atau nonna-nonna yang telah disepakati atau diundang-undaagkaq untuk mengatur, dan'nfuk dipatuhi oreh masyarakat kelompoknya
C. PENGERTIAN BT'DAYA Budaya menurut prof. Dr. H. Mansyur Ramry adarah keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, nonna dan keyakinan (beliefl manusia yang
dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, nonna dan keyakinan
itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia poerwadarminta" budaya adalah
akal budi, pikiraru jiwa yang berkembang untuk menjadi sistem yang baik, dengan tujuan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. sehingga dapat dikatakan batrwa budaya adalah kesatuan nonna,
nilai, yang dihasilkan dari proses memasyarakat dan akan berguna serta mengatur interaksi manusia di lingkungan alamnya
D. PENGERTIAN EKONOIUI Men,rut Kamus pendidikan pelajar, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari usaba-usaha manusia untuk mencapai kemakmuran unfuk memenuhi kebutuhannya.
Menurut Kamus poerwadarminta" ekonomi
merupakan
pengetahuan dan penyelidikan mengenai asas-asas penghasilan (produksi),
pembagian (distibusi), dan pemakaian (konsumsi) barang-barang serta kekayaan.
6
E. PENGERTIAN HUKUM Menurut Kamus Pendidikan pelajar, hukum adalah peraturan yang
mengatur hubungan antamranusia" manusia dengan negaxa, dengan golonggn, yang bersifat memaksa dan bag orang yang tidak mentaatinya akan terkena sanksi.
Menunrt Kamus Poerwadanninta" hukum adalah peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak sesuai kesepakatan, atau yang diundang-undangkan untuk mengatur anggota kelompokny4 atau susunan tugas agar ditaati, dan bagr yang melanggar dikenakan sanksi.
BAB
III
PEMBAIIASAII
:
A. PEMBAIIASAIT AWAL Pelajar dibentuk 4gar terbentuknya generasi-generasi muda yang cendekia, pandai, b€rakhlalq dan taat akan tata tertib, melalui proses pembelajaran dan proses sosialisasi yang dilalarkan oleh grrru kepada
pelajar itu sendiri dengan hateri yang terstnrktur. sehingga diharapkan dengan adarrya proses pembelajaran yang efektif dan menarik, akan mendukung untuk terbentuknya pelajar yang benar-benar mampu untuk
menjadi estafet bangsa pada hari kemudian, dan menjadi insane yang bertanggung jawab dan taat akan tata tertib.
Namuru sekarang banyak terjadi fenomena-fenomena y*.g bertentangan dengan tujuan dibentuknya pelajar. pelajar banyak yang
bertindak tanpa memedulikan tata tertib, dan sopan santun yang ada Secara umum, fenomena-fenomena menyimpang dari pelajar tersebu!
tidak hanya terjadi sekali saja bahkan berkali-kali. Jika demikian, yang harus bertanggrrng jawab adalah sekolafu atau kepolisian.
Dengan demikian, jika fenomena tersebut sering terjadi maka dapat
dikatakan sekolah, dengan jajaran pengajamya tidak
mampu
menyampaikan proses pembelajaran dengan baik. Begitu juga dengan
kepolisiaq kepolisian dianggap tidak berhasil dalam
menangani
fenomena-fenomena yang terj adi. Fenomend yang berkaitan dengan lalu lintas yang dilakukan oleh
pelajar' yang sangat banyak dijumpai adalah, pelajar yang masih dibawah
umur' telah mengendarai kendaraan bermotor, dan pelajar yang sudah di atas umur 17 tahun" enggan membuat Surat
lzin Mengemudi (sM.
Banyak alasan yang dikem'kakan oleh pelajar. secara umum mengatakan,
ikut-ikutan dad kakak kelasnya, ikut-ikutan teman-temanny4 dan ada yang mengatakan hukum tentang lalu lintas di Indonesia bisa diuangkan.
Jika demikian, harus ada proses sosialisasi yang terpadu, antar
keluarg4 sekolall dan kepolisian, untuk bersama-sama menangani masalah tersebut.
B. SEBAB PELAJAR MELAI(UKAII PELANGGARAN LALU LINTAS secara umum, telatr dijelaskan di pembahasan awal, tentang sebab
pelajar melakukan pelanggaran lalu lintas. Alasan-alasan secara umum tersebut, menumg dapat
di
telaah, dan diterima dengan akal pikirarl
sehingga, memang alasan tersebu! bisa menjadi acuan" tentang masalatr pelanggaran lalu lintas tersebut.
Penulis menyebarkan angket terhadap 120 responden, yang terdiri daxi 60 responden kelas
XII, dan 60 responden kelas X di sMA Negeri I
Wates. Hasil dari angket tersebut adalah sebagai berikut.
9
Tabel 1. Angket kelas X SMA Negeri
Apa Anda menggunakan
Apa umur
I
motoiG
Wates
sekolah?
An
Apa Anda telatr memiliH SIM?
Apamotivasi
Anda@
tersebut hanyalatr ikut-ikutant
Dari tabel tersebu! dapat meliha! bahwa pelajar kelas X sMA Negeri
I
wates banyak yang menggunakan motor ke sekolah, padahal
mereka banyak yang masih dibawah umur, dan tentunya belum memiliki
surat Izin Mengemudi. Dan yang paling mengagumkan, bahwa sebagian besar mereka menganggap memakai motor ke sekolah, tentunya dalam
linglup slvfA, maka
dapat dikatal€n dirinya dewasa" dan berhak memakai
sepeda motor, dan hal tersebut, dikatakan secara turun menurun setiap tahuru dan hanya ikut-ikutan dari kakak kelasnya.
sehingga hal yang ikut-ikutan tersebut, bisa ditelaah dalam dua bidang. Yalmi bidang budaya dan ekonomi. Ikut-ikutan kakak kelas yang
lebih senior, merupakan tindakan budaya. Namun budaya yang dilalcukan kurang benar, karena melanggar aturan hukum. Jika pelajar beralasan ikut-
ikutaru berarti bidang budaya sangat berpengaruh terhadap melanggarnya
l0
pelajar. Dan tenfirnya solusinya juga oleh budaya itu sendiri, bagaimana caranya untuk meluruskan budaya yang salah tersebut. Tentunya kalau budaya ikut-ikutan itu ada baiknya" namrm tidak ikut-ikutan kedalam hal yang jelek.
Yang kedua adalah bidang ekonomi. Pelajar ikut-ikutan tersebut,
juga bisa ikut-ilnrtan terhadap teman lain
yang
tinggr,
sehingga ada rasa untuk menyaurai temannya Ada pula karena rumah tinggal peleiar yang jauh dari sekolalu dan dari kalangan masyarakat tidak
mampu, sehingga
-.-"r.u
dirinya menggunakan motor ke sekolah
karena urusanjaralq dan biaya angloftan yang mahal
Tabcl2. Angket kelas XII
SnlI.A,
No.
Pertanyaan
Negeri I Wates Ya
Tidak
l.
Apa Anda menggunakan motor ke sekolah?
60
0
2.
Apa umur Anda sudah mencukupi untuk
59
I
menggunakan motor? 3.
Apa Anda telah memiliki SIM?
53
7
4.
Apa motivasi Anda untuk menggunakan motor
2
58
tanpa SIM tersebut hanyalah ikut-ikutan?
ll
Dari tabel tersebu! dapat dikatakan" banyak pelajar di sMA Negeri
I Wates yang telah memenuhi rmur 17 tahun, namun enggan membuat Surat
lzin
(SIM). Dan dari tabel tersbut, mereka tidak
membuat $ulaf lzin Mengemudi (SM) dengan alasan tidak ikut-ikutan I
Dari wawancara penulis dengan l0 responden yang juga responden
dari tabel diatas, mereka spontan dan hanrpir sama meqiawab, karena males untrk mencari Surat lzin Mengemudi (SIM), kar€na penobuatannya
tidak tansparan, bisa mlmbalar uans sejuurlah sekian" sudah bisa membuat Surat Izin Mengemudi. Selain itq jil
lintas, kesalalran tersebut bisa ditebus dengan uang, sehingga mereka beranggapan bahwa hukum di Indonesia bisa diuangkan.
C' PANDANGAIT ToKoH BUDAYAs EKoNoMr, DAt[ HUKUM TERIIADAP PELAITGGARAN LALU LINTAS
l.
TokohBudaya Penulis mewawancarai Bapak suro Nur Jati, s.Sn, salatr seorang budayawan karawitan dan budayawan Jawa
di daerah Kulon progo.
Beliau mengungkapkan, bahwa pelanggaran terhadap aturan yang dilakukan oleh pelajar, merupakan hal yang biasa, apalagr ditingkat
sMA. Pelajar sMA baru berusaha untuk mencari jati dirinya,
dan
biasanya menunjukkan sikap-sikap yang aneh.
Namun, setiap pelajar juga mempunyai alasan mengapa melakukan tindakan tersebut. Kalau masalah lalu lintas, sekarang memang sering dijumpai kecelakaan yang melibatkan pelajar yang belum mempunyai
t2
surat Izin Mengemudi
(sM). Hat ini jika ditinjau melalui
budaya,
merupakan tindakan tiru-meniru. pelqiar akan cenderung meniru
kakak kelasgya" atau teman sebayanya. Di tingkat sMA, kakak kelasnya sudah memakai motor, tenhrny? pelajar yang lain juga cenderung ikut memakai
motor,
tidak mempunyai Surat Izin
Mengemudi (SM).
Lalu kalau pelajar yang sudah diatas 17 tatrun tidak mau membuat Surat Izin Mengemudi (sIM), ditiqiau dari segi budaya" juga terjadi
karen tiru-meniru. Tehtu ada masukan-masukan dari yang lebih dewas4 atau mengidentikkan dirinya kepada yang lain. Jika yang lain
mengatakan tanpa Surat
lzin
Mengemudi
(sIM), tetap
bisa
berkendar4 maka pelajar juga akan menuruti masukan tersebut. Apalagi sekarang marak terjadinya pembuatan Surat Izin Mengemudi
(sIM)' tidak perlu tes, langsrmg bayarpun jadi. Dan yang aneh, jika setiap kali ada operasi, pelajar memilih ditalun srNKnya" karena setelah itu tidak dioperasi lagi. HaI ini bisa menimbulkan perranyaan kepada pelajar, mengapa hukum
di Indonesia bisa diperjual belikan.
Sehingga hampir 80% masalah pelajar melanggar lalu lintas, juga karena ada sebab yang masuk akal.
Tokoh Ekonomi
Penulis mewawancari pakar ekonomu
di
daerah Kulon progo,
Bapak. Beliau mengataka4 bahwa pelanggaran hukum yang dilalarkan oleh pelajar setingkat sMAb kalau dipandang dari sudut
13
ekonomi, bisa terjadi karena kondisi keuangan pelajar tersebut. Jika
pelajar tersebut memiliki tingkat ekonomi yang tinggr, cenderung akan
memaqgerkan
.
pelajar yang berekonomi tinggr,
akan merrbawa motor kesekolah, dengan surat Izin Mengemudi ataupun tidak. Jika pelajar tersebut membawa
sirat Izin Mengemudi,
namun umurnya masih dibawah 17 taturn" tenfu bisa membawa surat
rztn Mengemudi karena membayar kepada kepolisian.
Atau
mengendarai tantra surat Izin Mengeurudi, setiap ada operasi, bisa dibayar dengan uanggrya-
Pelajar yang ekonominya menengah, tentunya aka nada rasa cenderung untuk meniru. sehingga tanpa surat Izin Mengemudi, bisa membawa motor dengan tenang.
Pelajar yang ekonominya rendah, dan berumah
jau[
akan
cenderung memakai motor, dengan alasan yang banyak. Dengan nrmah yang jauh, akan memerlukan waktu
jika naik angkutan
b*yaq
dan biaya mahat
kesekolah, sehingga cenderung menggunakan
motor, tanpa Surat Izin Mengemudi pun.
Kalau pelajar yang diatas 17 tahun banyak yang tidak membuat Swat lzin Mengemudi, karena mungkin biaya pembuatan yang mahal,
sehingga menjadikan pelajar Mengemudi (SM).
14
tidak mau membuat surat
rzrr_
3.
Tokoh Hukum
Penulis mewawancarai pihak polres Kulon progo. Beliau mengatakan b-ahwa tindakan pelajar yang meNrganggap bahwa hukum
itu.sulit, dan tidak perlu dipahami adalah anggapan yang
salah.
Hukum merupakan aturan atau norma-nonna yang telah ditetapkan.
Apalag kalau membicarakan masalah hukum lalu lintas di Indonesia undang-undang yang menyangkut masalah lalu lintas telah banyak ditetapkan dan harus dipatuhi.
Kalau pelajar yang'masih dibaunah umur mengendarai
sepeda
motor, merupakan penyimpangan terhadap hukum, namun banyak yang menganggap hal itu hal yang wajar. Memang, pelajar setingkat
SMA adalah pelajar yang ingh mencari jati dirinya. .Ada juga alasan, motor adalah suatu kebutuhan pelajar. Kalau pelajar masih dibawah
umur, sebaiknya tidak dulu mengguakan motor, dan yang sudah diatas 17 tahun, bisa segera membtrat Sruat lzin Mengemudi (SIM).
Kalau pelajar mengatakan hukum
di
Indonesia bisa dibayar, itu
hanya budaya-btrdaya zrrman dahulu. Sekarang oknum polisi juga diharuskan berperilaku jujrn, mengayomi rakyat, tidak Pembuatan $uraf Izin Mengemudi
pilih
kasib"
(sIM), dan operasi lalu lintas,
masih banyak oknum polisi yang tidak jujur. Sebaiknya antara pihak
sekolah bisa bekerjasama dengan pihak Polres, dimana aka nada sosialisasi kepada pelajar, dan sharing pelajar kepada pihak polisi.
l5
D. PENGARUII BUDAYA, EKONOMT DAI\[ HUIOM Berdasar pada wawancara pihak budayawaq tokoh ekonomi, dan
Polres Kulon Progo, dan juga dari angket yang disebar ke perajar sMA
Negeri
I
wates, bahwa penganrh budayq ekonomi, dan huk'm, dalam
pelanggaran pelajar berlalu lintas adalah sebagai berikut.
l.
Budaya
Budaya ternyata sangat berperan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pelajar. pelajar al.un patub atau melanggar terhadap suatu atuiao, tergantun! pada budaya yang dianut pelajar.Jika dalam suatu lingkup
sMA Negeri I wates, l.ul€k kelas yang terdahulu tidak
melakukan penyimpangan h'kum, maka pelajar sMA Negeri
I
wates
sekarang, tidak akan melakukan pelanggaran juga. Karena suatu budaya adalah hal yang pertama kali masulq dan har yang paling mudah diserap oleh pelajar itu seirdiri.
2.
Ekonomi
Ekonomi memang tidak terlaru berpenganrh
terhadap
penyimpangan hukum yang dilak'kan oleh pelajar sMA Negeri r
wates. Pelajar yang kaya memang cenderung benikap menguangkan
hukunr, dan pamer
dalam
.
Sebaliknya, pelajar yang
kurang mampu, cenderung tidak mau membuat Surat lzin Mengemudi
karena mahal pembuatannya. Narnug masalah ekonomi yang demikianbukan faktor utama penyebab penyimpangan" karena tergantung pada
diri pribadi pelajar
I6
sendiri. pelahjar kaya, jika
memiliki sifat yang sederhana dan taat hukum, tidak akan melak'kan penyimpangan. Begitu juga pelajar yang k'rang mampu, tidak akan mempunyai pifat
iri
dan ingin meniru,
jika memiliki
pemahaman
hukum dan budaya yang baik.
3.
Hukum
Hukum di Indonesia harus dibenahi. oknum penegak hukum di Indonesiq dipandang tidak adil dan tidak jujur oleh petajar. Banyak
polisi yang memperjual belikan hukum, seperti pembuatan guaf l?in Mengemudi (sIM), deiigan membayar uang lebih bisa mendapatkan
surat Izin Mengemudi. Ini yang menyebabkan pelajar merasa males untuk membuat sIM. Bagi pelajar yang kay4 hukum dianggap barang dagangan yang bisa diperjual belikan. oknum polres Kulon progo pun
menyadari hat ini. Jika hal ini terus terjadi, maka timbul rasa ketidak
percayaan pelajar terhadap penyimpangan terhadap hukum.
t7
polisi, yang akan berimbas
pada
BAB TV KESIMPTJLAN DAIY SARAI\T
A. KESIMPTJLAI\I Berdasarkan hasil angket, wawancara, dan penelitian study kasus
di SMA Negeri
l.
Pelajar
I
Wates, dapat disimpulkan sebagai
di sMA
Negeri
I
beriht.
wates banyak melakukan pelanggaran
terhadap hukum berlalir lintas disebabkan
ole[
pelajar menganggap
bahwa hukum di Indonesia dapat drjuat belikan. selain merasa tidak mau membuat Surat Izin Mengemudi
itq
pelajar juga
(sIM) dikarenakan,
pembuatan surat Izin Mengemudi (sIM) tersebut, banyak digunakan
oleh oknum kepolisian untuk mendapatkan keuangan yang lebih. sehingga" hukum
di Indonesia
hanrs diperbaiki, agar pelajar tidak
menganggap lagi bahwa hukum dapat diperjualbelikan, namun hukum
menjadi aturan atau nonna yang benar-benar bersifat adil dan jujur terhadap semua kalangan, tak terkecuali pelajar.
2.
Ekonomi merupakan faktorpelajar di sMANegeri
I
wates melakulcan
pelanggaran terhadap hukum. Namun, faktor ekonomi ini, tidak terlalu
berpengaruh besar terhadap pelanggaran hukum yang dilakrftan pelajar. Pelajar yang kaya akan cenderung membeli hukum, dalam hal
ini membeli surat Izin Mengemudi (sIM) bul€n membuatnya. Atau yang masih dibawah umur, setiap ada operasi berusaha membayar
t8
oknum kepolisian tersebut. sedangkar pelajar yang kurang mampu,
al€n terasa tidak mau membuat surat Izin Mengemudi harus memb4yar mahal, atau dipersulit
jil€
(sM)
l€rena
tidak membayar mahal.
Namun, jika dalam pribadi qglajar tertancap rasa kuat dan taat terhadap
hukum, maka pelajar kaya atau kurang mampq tetap akan taat akan hukum.
3. Budaya adalah faktor utama dalam penyebab pelajar akan melanggar atau tidak akan melanggar hukum tentang lalu lintas. pelajar yang
memiliki pandangan bridaya yang tiru-meniru akan cenderung meniru senior atau kakak kelas yang terdahulu. Sikap yang tiru-meniru tersebut adalatr bagran budaya. Jika budaya yang diajarkan itu mencenninkan taat terhadap hukum" maka pelajar juga akan taat terhadap hukum. Namun, dalam kenyataan kakak kelas pelajar, memberikan amhan atau tindakan yang mencenninkan pelanggaran
t€rhadap hukum, seperti berkendara tanpa surat
(sIM),
Izin
Mengemudi
atau berkendara dengan balapan. sehingga pelajar
itu akan taat
atau tidak taat terhadap hukum, tergantung pada pandangan budaya Yang
4.
dimiliki oleh pelajar.
Hukum
di Indonesia
harus diperbaiki. Dengan menertibkan oknum
petryas kepolisian terlebih dahulq dilanjutkan dengan sosialisasi terhadap pelajar di sekolab, agar ada rasa taat akan hukurn. perlu juga
pengembangan sosialisasi ditempat yang banyak terdapat pelqiar, dalam hal ini, meqiadikanpolisi sebagufamily.
t9
B.
SARAN Berdasar kesimpulan yanga ada penulis menyarakan kepada
l.
Sekolah Sekolah harus mampu meminimalkan pelanggaran yang dilaktrkan
pelajar. sekolah adalah tempat dimana hampir sepertiga lebih pelajar menghabiskan waktu dalan sehari. sekolah adalah media yang sangat
tepat untuk pencegahan pelanggaran yang dilakulian pelajar. Juga harus ada pencegahan, dari sifat meniru kakak kelasnya yang tidak
patut ditiru. Sekolah jiiga harus menerapkan budaya, yang sekiranya dapatmemberikan manfaat baik terhadap pelajar sendiri.
2.
Pelajar
Pelajar harus mampu memilah dan memilih mana tindakan yang pantas dilakukan, tidak asal meniru saja Memang tindakan meniru hal
yang menyimpang adalah tindakan yang lebih gampang daripada tindakan yang mematuhi. Pelajar memang baru mencari
jati dirinya,
sehingga harus ada benteng yang kuat yang dilalrukan pelajar, agar
tidak menyimpang. Dengan sosialisasi kepada pelajar tentang hukum dan budaya, maka pelajar akan mendapat benteng dalarn hidupnya.
Pelajar juga perlu diluruskan pandangan hukum dan budayanyq karena pelajar setingkat SMA merupkan pelajar yang labil, dan meniru yang sekiranya cocolg walau itu belum pasti cocok diterapkan.
20
LAMPIRAN
.d
Angket untuk kelas X SMA Negeri 1 Wates No.
Pertanyaan
l.
Apa Anda menggunakan motor ke sekolatrJ
2.
A,pa umur Anda sudah mencukupi
Ya
Tidak
untuk
menggunakan motor? J.
Apa Anda telah memiliki SIM?
4.
Apa motivasi Anda untuk menggunakan motor tersebut hanyalatr ikut-ikutan?
B. Angket untuk No.
kelas
XII SMA Negeri 1 Wates Pertanyaan
I
Apa Anda menggunakan motor ke sekolatr?
2.
Apa umur Anda sudah mencukupi
Ya
untuk
Tidak
60
0
59
I
53
7
menggunakan motor? 3.
Apa Anda telatr memiliki SIM?
4.
Apa motivasi Anda untuk mengguukan motor 2 tanpa SIM tersebut hanyalatr ikut-ikutan?
58