Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010
KARAKTERISASI TURI MINI (Sesbania rostrata) SEBAGAI PAKAN TERNAK KERBAU RAWA DI KALIMANTAN SELATAN (Characterizaion of Sesbania rostrata as Forage for Swamp Buffalo in South Kalimantan) SAJIMIN, N.D. PURWANTARI dan E. SUTEDI Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002
ABSTRACT In South Kalimantan, lack of quality forage, inadequate of feed quantities are a major constraint in developing productivity and population of swamp buffalo. In swamp area forage were dominanted by native grass with low quality and the presence of legumes has not reported yet. One of the legumes is Sesbania rostrata. That plant has grown well in South Kalimantan and appears as a promising source of fodder crop for swamp buffalo. This plant has 5 – 10 times more nodules than others nodulated crop plants. Production potential as good crop is capable of producing 3 – 5 t/ha dry matter,with: crude protein of 24.0%; P of 0.2 – 0.3%, Ca of 1.0 – 2.0%, NDF 54.6%, ADF 39.2% and IVDMD of 55.6%. Therefore, growth and characterization of S. rostrata in the swamp area were needed to be done to evaluate this legume as feed source in swamp area. Keys Words: Sesbania rostrata, Forage, Nutrition, Swamp Buffalo ABSTRAK Kendala utama pengembangan populasi kerbau rawa di Kalimantan Selatan disebabkan ketersediaan hijauan pakan yang kurang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya. Di Kalimantan Selatan hijauan yang tumbuh dominan adalah jenis rumput alam berkualitas rendah. Sementara itu, jenis leguminosa seperti Sesbania rostrata belum dilaporkan. Tanaman tersebut tumbuh baik di daerah rawa Kalimantan Selatan dan merupakan hijauan pakan yang menjanjikan. Tanaman ini menghasilkan bintil akar (nodul) 5 – 10 kali lebih besar daripada tanaman leguminosa lainnya. Produksi hijauan per hektar mencapai 3 – 5 t/ha bahan kering. Nilai gizi dengan kandungan PK 24%; P 0,2 – 0,3%; Ca 1,0 – 2,0%; NDF 54,6%; ADF 39,2% dan kecernaan in vitro sebesar 55,6%. Oleh karena itu, disampaikan karakteristik S. rostrata di lahan rawa. Kata Kunci: Sesbania rostrata, Hijauan Pakan, Kerbau Kalang, Nutrisi
PENDAHULUAN Peningkatan populasi kebau sangat perlu didukung ketersediaan hijauan pakan sepanjang tahun baik kualitas maupun kuantitasnya. Kerbau memerlukan ransum 60% hijauan dalam bentuk segar maupun kering (SUBIYANTO, 2010). Sebagai mana diketahui saat ini sumber pakan kerbau rawa adalah jenis rumput yang dapat tumbuh pada air tergenang. Jenis hijauan yang banyak tumbuh dirawa Kalimantan Selatan adalah rumput kumpai mining, kumpai minyak, sempilang dan purun tikus (SYARIFUDDIN, 2004). Sementara itu,
menurut SURYANA dan HAMDAN (2008) jenis yang banyak dimakan kebau rawa adalah rumput yang terapung. Kerbau kalang/kerbau rawa (Bubalus bubalis) merupakan plasma nutfah yang sudah dibudidayakan dan banyak berkembang di Kalimantan Selatan dengan populasi 38.488 ekor dengan pertambahan 0,25% per tahun (SURYANA dan HAMDAN, 2008). Daerah ini memiliki lahan rawa seluas 800 ribu ha (22,8% dari luas Kalimantan Selatan) sebagai habitat kerbau rawa. Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa lambatnya perkembangan populasi kerbau
101
Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010
rawa tersebut karena pada musim kemarau padang penggembalaannya kering sehingga produksi hijauan menurun. Penurunan produksi hijauan dari 11,9 ton/ha/tahun musim hujan menjadi 1,7ton/ha/thn musim kemarau. Selain itu lahan-lahan tertentu saja yang tergenang air sehingga hijauannya terbatas dan kerbau berjalan mencari pakan mencapai jarak beberapa kilometer (SURYANA dan HAMDAN, 2008 dan HAMDAN et al., 2008). Hijauan pakan yang tumbuh di lahan rawa Kalimantan Selatan didominasi jenis rumput dengan kandungan protein kasar antara 6,21 – 10,78% (SURYANA dan HAMDAN, 2008; SYARIFUDIN, 2004). Selain rumput tersebut ada jenis leguminosa yang tumbuh dan dimakan kerbau rawa yaitu Sesbania rostrata. Jenis leguminosa ini termasuk jenis tanaman serbaguna dengan protein kasarnya mencapai 24%. Namun keberadaannya dan sifat karakteristik belum banyak diketahui. Melalui makalah ini diharapkan peternak kerbau rawa, para peneliti dan pihak pemerintah dapat memperoleh informasi tentang karakteristik S. rostrata yang cocok tumbuh pada lahan rawa dan pemanfaatannya.
Subfamily Tribe Genus Spesies
: : : :
Faboideae Sesbanieae Sesbania Rostrata Bremek dan O
Nama lain: Inggris India
: :
Nepal Thaila
: :
Rostrate sesbania, sesbania Jantar, manila agathi, new dhaincha Ginkhe dhaicha Samo african
Dari klasifikasi diatas terlihat bahwa berdasarkan sifat tumbuhnya banyak yang hidup dilahan rawa dengan membentuk nodul di bagian batang dan akar. Tanaman ini banyak dimakan kerbau rawa sehingga pertumbuhannya lambat karena selalu direnggut kerbau saat digembalakan dan belum dibudidayakan (Gambar 1).
KLASIFIKASI TURI MINI (Sesbania rostrata) Genus Sesbania termasuk Famili Leguminosa dan Sub Famili Papilionoideae yang tersebar di sub tropik dan tropik. Sesbania merupakan tanaman penting di Afrika dengan jenis terbanyak dibandingkan dengan tempat lain yaitu ada 33 spesies, Australia 10 spesies dan di Hawai 7 spesies sedangkan di Asia belum diketahui (ONIM dan DZOWELA, 2010). Dari 50 genus tersebut yang tumbuh di lahan rawa Kalimantan Selatan adalah jenis Sesbania rostrata. Nama synonimnya yaitu Sesbania hirticalyx Cronquist dan Sesbania pachycarpa sensu auct atau lebih populer dengan sebutan turi mini. Nama Rostrata berasal dari bahasa latin Rostratus yang berarti memiliki paruh, berparuh atau melengkung. Klasifikasi turi mini menurut NCBI dan ONIM dan DZOWELA (2010) adalah sebagai berikut: Kingdom Orde Family
102
: : :
Plantae Fabales Fabaceae
Gambar 1. Kerbau rawa sedang mencari hijauan sambil berenang
Sesbania rostrata di Kalimantan Selatan tumbuhnya mengapung dengan batang agak lunak, perdu lunak dengan membentuk bintil akar pada batang dan akar. DREYFUS dan DOMMERGUES (1981) mendapatkan bahwa S. rostrata merupakan jenis leguminosa tropis yang hidupnya berkelompok pada air tergenang. Tanaman ini memiliki daun menyirip berpasangan genap 12 – 22 helai, bunga kupu-kupu warna kuning dan buah berbentuk polong panjang 15 – 22 cm berisi biji coklat terang, dengan jumlah biji 50.000 – 70.000 biji/kg (HANSON, 2005).
Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010
KEUNGGULAN BIOLOGIS Sesbania rostrata Turi mini termasuk tanaman leguminosa yang memiliki keunggulan biologis khusus dibandingkan dengan jenis turi lainnya. Keunggulan biologis ditandai adanya nodul pada batang. Terjadinya nodul disebabkan oleh Rhizobium khusus yang mampu menginfeksi batang dan membentuk bintil yang berfungsi untuk fiksasi nitrogen (Gambar 2).
Sumber: WOJCIEHOWSKI dan MAHN (2010) Gambar 2. Bentuk dan posisi nodul pada batang dan akar S. rostrata
Pada Gambar 2 tersebut terlihat posisi nodul yang tersebar pada semua bagian akar dan batang. Posisi nodul demikian menurut PURWANTARI (1982) adalah nodul yang efektif mengikat N dari udara. Nitrogen yang dihasilkan dapat untuk tanaman itu sendiri maupun lingkungan. Menurut DREYFUS et al. (1985) dan ENGELS et al., (1995), nodul yang dihasilkan S. rostrata pada tanaman muda umur 15 – 30 hari sebanyak 2 – 4 g sedangkan tanaman dewasa yang tingginya 3 – 4 m berat
nodul 40 g per tanaman. Tanaman ini menghasilkan nodul 5 – 10 kali lebih besar daripada tanaman jenis leguminosa lainnya bahkan dapat meningkatkan efisiensi penyerapan N dan P dalam tanah. Daya menambat N S. rostrata lebih tinggi 4,7% daripada jenis kacang tanah dan kedelai yang menambat N 56,2 – 150 kg/ha (BALAI PENELITIAN TANAH, 2009). PRODUKTIVITAS DAN NILAI NUTRISI HIJAUAN SEBAGAI PAKAN TERNAK Sesbania telah diketahui sebagai pakan ternak yang berkualitas tinggi dengan bahan kering yang cukup tinggi dibandingkan dengan lamtoro (Leucaena leucocephala) maupun kacang hiris (Cajanus cajan). Selain itu S. rostrata juga memiliki perbandingan daun tertinggi dari jenis lainnya (Tabel 1). Pada Tabel 1 dan 2 terlihat bahwa S. rostrata memiliki NDF, selulose dan lignin terendah sehingga tingkat kecernaannya tertinggi (85,18%) dibandingkan dengan Sesbania lainnya. Kualitas nutrisi demikian adalah terbaik dan dapat digunakan sebagai suplement dan sumber pakan ternak (ONIM dan DZAWELA, 2010). Berdasarkan kecernaan dan dapat tumbuh di lahan rawa Kalimantan Selatan maka jenis legume tersebut merupakan suplement pakan kerbau rawa terhambat pertumbuhan tanaman ini karena selalu dimakan kerbau dan belum ada perawatannya. Oleh karena itu S. rostrata perlu dikembangkan dan dibudidayakan untuk perbaikan penggembalaan kerbau rawa. Sesbania rostrata termasuk tanaman liar dan dapat tumbuh baik pada tanah basah dan menggenang ataupun salin. Di lahan asam pH 4,3 dapat tumbuh baik tapi fiksasi N kurang efektif (ONIM dan DZOWELA, 2010). menurut DREYFUS et al., (1985) S. Rostrata termasuk tanaman yang memerlukan hari panjang dengan sinar (photoperiode) 13 – 14 jam per hari. Jika cahaya menjadi pendek tanaman akan menjadi kecil dan cepat berbunga. Berdasarkan sifat tanaman tersebut maka banyak digunakan sebagai pupuk hijau (green manure). Penggunaan Sesbania sebagai pupuk hijau telah dilakukan di Asia Tenggara dan menghasilkan N melalui fiksasi sebesar 500 – 600 kg/ha. Kemudian BHARDWAJ et al., (1981)
103
Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010
pada tanaman padi berpengaruh nyata terhadap produksi gabah dan jerami. Hasil penelitian RINAUDO et al. (1983) penggunaan S. rostrata sebagai pupuk hijau umur 52 hari untuk memupuk tanaman padi dengan dibenamkan tanah dapat menghasilkan gabah 56,4%. Hasil gabah tersebut lebih tinggi daripada yang dipupuk N 60 kg/ha. Kemudian DREYFUS et al. (1985 ) S. rostrata sebagai pupuk hijau padi produksi yang dihasilkan 72,6% lebih tinggi daripada yang hanya diberi kompos saja. Selanjutnya BAR et al. (2000) juga melaporkan bahwa tanaman padi yang ditanam intercroping dengan S. rostrata meningkatkan hasil gabah 34%. Hal tersebut menunjukkan S. rostrata dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga tanaman padi pertumbuhannya lebih
melaporkan Sesbania mengembalikan N dalam tanah sebesar 80 – 120 kg selama 90 hari. Pertumbuhan tanaman yang cepat dengan produksi biomas per ha mencapai 12,5 t/ha berat segar (RINAUDO et al., 1983). Hasil ini masih lebih rendah dibandingkan dengan Sesbania lainnya (Tabel 3). Pada tabel tersebut menunjukkan S. rostrata biomasnya yang terendah (96,46 kg/ha). Tapi jenis ini mempunyai keunikan yaitu tumbuhnya nodul pada akar dan batang bahkan di cabang juga membentuk nodul. Nodul yang terbentuk menghasilkan N lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya. Hasil ini terlihat pengaruhnya pada tanaman padi (Tabel 4). Pada Tabel 4 dan 5 terlihat bahwa penggunaan S. rostrata sebagai pupuk hijau Tabel 1. Produktivitas hijauan beberapa jenis Sesbania Jenis Sesbania S. macrantha
Total BK t/ha
Daun t/ha
Batang t/ha
N2 dalam daun kg/ha
Daun : batang t/ha
6,72
2,81
3,92
135,57
1,11
S. rostrata
2,4
1,14
1,27
59,79
1,48
S. quadrata
4,14
1,99
2,15
97,32
0,98
S. sesban
3,25
1,69
1,64
82,46
1,19
Sumber: MENGISTU et al., 2002 Tabel 2. Produksi bahan kering dan nilai nutrisi beberapa jenis Sesbania sp Species
BK (%)
PK (%)
NDF (%)
Selulose (%)
S. macrantha
97,90
29,09
26,50
12,89
7,21
64,68
S. rostrata
93,64
26,01
24,12
9,05
3,28
85.18
S. quadrata
93,23
33,30
26,84
11,25
4,80
80,25
S. sesban
93,28
36,08
24,79
9,69
3,46
79,47
-
26,07
34,59
-
-
76,59
S. grandiflora *
Lignin (%)
Kecernaan (%)
Sumber*: BUDHI (1982), MENGISTU et al.(2002) Tabel 3. Produksi biomas beberapa jenis Sesbania Species
Rataan tinggi (cm)
Diameter batang (cm)
Biomasa (kg/ha/hari)
S. macrantha
196,60
1,79
298,20
S. rostrata
71,83
1,19
96,46
S. quadrata
127,67
1,67
155,65
S. sesban
117,65
1,20
118,14
Sumber: MENGISTU et al.(2002) Tabel 4. Pengaruh penggunaan S.rostrata sebagai pupuk hijau dan pupuk N terhadap produksi gabah dan kandungan N tanaman dan tanah
104
Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010
Perlakuan pupuk S. rostrata + batang Pupuk N 60 kg/ha Kontrol
Produksi gabah g/m2 596 381 212
Jerami g/m2 767 484 276
N pada tanaman padi g/m2 18,2 7,2 4,0
N tanah 174,4 138,6 132,4
Sumber: RINAUDO et al. (1983) Tabel 5. Produksi bahan kering gabah (g/m2) Perlakuan
BK
BK
Rata-rata BK
S. rostrata
7,30
11,25
9,27
Pupuk organik
3,44
7,30
5,37
Kontrol
2,99
5,75
4,37
Sumber: DREYFUS et al. (1985)
baik. Hasil penelitian yang dilaporkan BALAI PENELITIAN TANAH (2009), setelah 45 hari turi mini dibenamkan sebagai pupuk dan dikombinasikan dengan urea 130 kg/ha memberikan hasil gabah 4,6 t/ha. Artinya S. rostrata dapat digunakan sebagai subtitusi pemupukan anorganik N pada tanah. Meningkatnya N dalam tanah menurut BAR et al. (2000) karena terjadi akumulasi N yang tinggi dari tanaman S. rostrata. KESIMPULAN Sesbania rostrata jenis Leguminosa yang banyak tumbuh di lahan rawa sangat baik sebagai pakan kerbau rawa. Nilai nutrisi tinggi dengan protein kasar 24% dan kecernaan mencapai 82,88 – 86,61%. Sesbania rostrata selain sebagai pakan ternak juga digunakan sebagi pupuk hijau dan meningkatkan produktivitas tanaman padi. DAFTAR PUSTAKA ALFIYATI, A dan FAUZIAH, 2010. Pengembangan pembibitan kerbau dalam upaya memenuhi ketersediaan daging dalam negeri. Manajemen Perbibitan. Ditjentnak. http://www.ditjennak.go.id/buletin. acces 24/11/2010
BALAI PENELITIAN TANAH. 2009. turi mini dan Azolla dapat mensubtitusi sebagian pupuk nitrogen. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 31(3). BAR, A.R., I. BAGGIE and N. SANGINGA. 2000. The use of Sesbania (Sesbania rostrata) and urea in owland rice production in Sierra Leone. Agroforestry System. Kluwer Academy Publisher. Netherlands. 48: 111 – 118. BUDHI, P.S., D. SOETRISNO dan R. UTOMO. 1982. Pengaruh umur pemotongan pada Produktivitas hijauan turi putih (Sesbania grandiflora). Pros. Seminar Penelitian Peternakan. Puslitbang Peternakan. Bogor. Cisarua 18 Pebruari 1982. hlm. 308 – 313. DREYFUS, B., G. RINAUDO and Y. DOMMERGUES. 2010. Obsrvation on the use sesbania rostrata as green manure in paddy fields. MIRCEN J. 1. Senegal. pp. 111 – 121. ENGELS, K.A, M.BACKER, J.C.G. OTTOW and J.K. LADA. 1995. Influence of phosporus or phosphorus-potassium fertilization on biomas and dinitrogen fixation of the stem nodulating green manure legum Sesbania rostrata in different merginally productive wetland rice soils.. Biol Ferti Soil. Original Paper. 20: 107 -112 HAMDAN,A., E. S. ROHAENI dan A. SUBHAN. 2006. Karakteristik sistem pemeliharaan kerbau rawa di Kalimantan selatan. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung Program Kecukupan Daging Sapi. Sumbawa 4 – 5 Agustus 2006. hlm. 177 – 193. HANSON, J. 2005. Sesbania rostrata. Tropical Forages. http;//www.tropical forage.info/index.htm. (24/12/2010).
105
Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau 2010
MENGISTU, S., D. KEFTASA and A.YAMI. 2002. Productivity of four Sesbania on two soil types in Ethiopia. Agroforestry System. Kluver Academic Publiher Nederland. 54: 235 – 244.
SUBIYANTO. 2010. Populasi kerbau semakin menurun. Manajemen dan Teknologi. Budidaya Ternak Ruminansia. Edisi 1 th 2010. http pi://www.dtjens Nak.go id/bulletin (21/9/2010.
ONIM, J.F and B.H. DZOWELA, 2010. The distribution of Sesbania species in the PANASEA region. FAO corporate Document repository. ILRI.
SURYANA dan A.HAMDAN. 2006. Potensi lahan rawa di Kalimantan selatan untuk pengembangan peternakan kerbau kalang. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung Program Kecukupan Daging Sapi. Sumbawa 4 – 5 Agustus 2006. hlm. 201 – 207.
PURWANTARI, N.D. dan M.E. SIREGAR. 1982. Pengaruh pertanaman campuran rumput Alabang X dan beberapa jenis Leguminosa terhadap produksi hijauan. Pros. Seminar Penelitian Peternakan. Puslitbang Peternakan. Bogor. hlm. 327 – 332. RINAUDO,G., B. DREYFUS and Y. DOMMEGUES. 1983. Sesbania rostrata green manure and the nitrogen content of rice crop and soil. Soil Biol. Biochem; Great Britain. 15(1): 111 – 113.
106
SYARIFUDDIN, N.A. 2004. Evaluasi Nilai Gizi pakan Alami Ternak Kerbau rawa di Kalimantan Selatan. Produksi Ternak. Fakultas Pertanian Unlam. Kalimantan Selatan. (24/12/2010). WOJCIEHOWSKI, M.F. dan J. MOHN 2006. Nitrogen Fixation and the nitrogen cycle. Arizone State University. Tempe. Arizone. USA. http://tolweb.org/notes. (24/10/2010)