ISBN No. 978-602-98559-1-3
Prosiding SNSMAIP III-2012
KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK *
Sunyoto , R. Murtopo, dan M. Kamal Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bandar Lampung, Indonesia, 35145 *Email :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh tipe pemangkasan tajuk terhadap produksi dan kandungan aci ubikayu, dan 2) korelasi antara beberapa parameter produksi ubikayu akibat pemangkasan. Penelitian dilaksanakan di kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung (POLINELA). Perlakuan disusun dalam Rancangan Kelampok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Stek ditanam dengan jarak tanam 80 x 60 cm. Perlakuan terdiri atas P0= Tanpa pemangkasan maupun defoliasi; P1 = Batang dipangkas 1/3 dari atas pada umur 16 Minggu Setelah Tanam (MST), P2= Batang dipangkas ½ dari atas pada umur 16 MST; P3= Batang dipangkas 2/3 dari atas pada umur 16 MST; P4= Pangkas tunas atau buang tunas pada umur 2 MST; P5= Pangkas tunas pada umur 2 MST dan defoliasi 25%; P6 = Pangkas tunas pada umur 2 MST dan defoliasi 50%; P7 = Pangkas tunas pada umur 2 MST dan defoliasi 75% pada umur 16 MST; P8 Defoliasi 50%; P9= Defoliasi 75% ; P10= Defoliasi 100% pada umur 16 MST. Hasil penelitian menujukkan pemangkasan batang menurunkan bobot ubi sebesar 14,4 sampai 27,2% dan menurunkan kadar aci sebesar 13,0 sampai 20,0 %, untuk perlakuan P 1,P2, dan P3. Sedangkan pemangkasan disertai defoliasi menurunkan bobot ubi sebesar 22,0 -- 32,5% untuk perlakuan P4,P5,P6, dan P7, sedangkan kadar aci menurun sebesar 33,5 -- 41,8%. Defoliasi 50; 75; 100 % menurunkan bobot umbi terjadi pada perlakuan P 8,P9, dan P10 sebesar 8,8 -- 19,4 % , perlakuan P8, P9, dan P10 juga menurunkan kadar aci sebesar 6,8 -17,6 %. Adanya korelasi positif (r=0,82*) antara bobot ubi dengan kadar aci. Kata kunci : Ubikayu, pemangkasan pucuk, pemangkasan tunas, defoliasi, bobot ubi, kadar aci.
1.
PENDAHULUAN
Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan penting baik sebagai pangan, pakan, maupun untuk industri. Tanaman ini dikategorikan sebagai tanaman yang tahan terhadap kondisi kering dan tahan terhadap hama maupun penyakit. Oleh sebab itu di Indonesia singkong merupakan tanaman yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat atau petani, selain itu juga pertanamannyapun dapat dilakukan di lahan marginal, dimana tanaman pangan yang lainnya tidak dapat diusahakan secara ekonomis. Di Indonesia tanaman ubikayu merupakan tanaman pangan penting yang diamfaatkan sebagai pangan maupun ekspor (Saleh, dkk.) yang mempunyai luas areal ketiga setelah padi dan jagung (Subandi, dkk, tth). Produksi ubikayu di Indonesia menempati kedudukan ke-5 di dunia dan ke-2 di Asia dan merupakan eksportir terbesar ke-2 setelah Thailand (Wikipedia, 2011). Tetapi,
akhir-akhir ini luasan dan produksi tanaman ubikayu terus menurun, bahkan saat ini Indonesia menjadi negara pengimpor ubikayu terbesar ketiga setelah China dan Jepang (Suci, 2011). Produktivitas ubikayu yang rendah disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah serangan hama dan penyakit, persaingan dengan gulma, kerebahan dan patah batang akibat angin kencang dan hujan lebat, sehingga tanaman tidak berproduksi secara maksimal. Kehilangan hasil akibat kerebahan /kerusakan pertumbuhan pada tanaman ubikayu belum banyak diketahui, tetapi pada tanaman lain seperti barley dan oat kerebahan pada saat ”heading” menurunkan hasil 27-40 % (Remison dan Akinleye, 1978 dalam Koswara dkk. 1985). Selanjutnya Koswara dkk. (1985) menyimpulkan dari hasil penelitiannya tentang patah batang jagung pada beberapa stadia menurunkan produksi biji 12,3 – 41,3 %. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui akibat kerusakan pertumbuhan ubikayu
312
ISBN No. 978-602-98559-1-3
dalam hubungannya dengan produksi ubi dan kandungan aci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh tipe pemangkasan terhadap produksi ubikayu dan kadar aci. (2) korelasi antara beberapa parameter produksi ubikayu akibat tipe pemangkasan. 2.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung (POLINELA) , Bandar Lampung, dari bulan Juli 2009 sampai Mei 2010. Bahan tanaman stek ubikayu var. Kasetsart, pupuk Urea, SP-36, KCl dan insektisida Furadan 3G. Alat yang digunakan cangkul, sabit, tali rafia, koret, gembor, selang, meteran, bambu, plastik, timbangan, parut, pisau, alat tulis. Oven, loyang, saringan, dll. Perlakuan yang terdiri atas tipe kerusakan tajuk disusun dalam RTKS dengan tiga ulangan. Perlakuannya adalah: (1). Kontrol, yaitu tanpa pemangkasan maupun defoliasi (P0), (2) Batang dipangkas 1/3 dari pucuk tanaman pada saat umur 16 Minggu Setelah Tanam (MST)(P1), (3) Batang dipangkas ½ dari pucuk tanaman pada saat umur 16 MST (P2), (4) Batang dipangkas 2/3 dari pucuk tanaman pada saat umur 16 MST (P3), (5). Pangkas tunas yaitu menghilangkan semua tunas tanaman pada saat umur 2 MST. (P4), (6) Pangkas tunas dan defoliasi 25%; yaitu menghilangkan seluruh tunas tanaman pada saat umur 2 MST dan setelah tumbuh dilakukan defoliasi 25% pada umur 16 MST (P5), (7) Pangkas tunas dan defoliasi 50%, yaitu menghilangkan seluruh tunas tanaman pada umur 2 MST dan dilakukan defoliasi 50% pada umur 16 MST (P6), (8) Pangkas tunas dan defoliasi 75%, yaitu menghilangkan seluruh tunas tanaman pada umur 2 MSTdan dilakukan defoliasi 75% pada umur 16 MST (P7), (9) defoliasi 50%, yaitu pengurangan daun 50% pada umur 16 MST (P8), (10) Defoliasi 75%, yaitu pengurangan daun 75% pada umur 16 MST (P9). (11) Defoliasi 100%, yaitu pengurangan daun 100% pada umur 16 MST (P10). Perlakuan dikelompokkan ada empat tipe pemangkasan tunas yaitu tipe pertama adalah kontrol (P0), tipe kedua adalah pemangkasan batang dari pucuk (P1,P2 dan P3); tipe ketiga adalah pangkas tunas dan defoliasi (P4,P5,P6 dan P7); dan tipe keempat adalah defoliasi (P8,P9 dan P10).
Prosiding SNSMAIP III-2012
Sebelum penanaman, tanahdiolah menggunakan traktor kemudian dibersihkan dan diratakan dengan cangkul dari sisa-sisa tumbuhan pengganggu. Stek ubikayu ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 60 cm, dalam plot ukuran 3m x 4m. Setiap ulangan terdiri dari 11 petak satuan percobaan dan setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Dosis pupuk Urea, TSP, dan KCL masingmasing 150, 100 dan 200 kg per hektar. Pemupukan diberikan dua kali, pertama diberikan pada saat tujuh hari setelah tanam (HST) yaitu 1/3 dosis urea, seluruh dosis TSP dan 1/3 dosis KCL. Pemupukan kedua diberikan pad umur 90 HST yaitu 2/3 dosis urea, dan 2/3 dosis KCl. Variabel pengamatan meliputi : (1) Jumlah akar (2) Jumlah umbi (3) Panjang umbi (4) Diameter umbi, (5) Bobot umbi segar, (6) Kadar aci. Pengukuran kadar aci dilakukan pada saat umur 10 bulan. Perlakuan disusun dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Setiap perlakuan diterapkan pada unit percobaan (plot percobaan) yang berukuran 3m x 4m. Kesamaan ragam diuji dengan uji Bartlet, dan kemenambahan data diuji dengan uji Tukey. Tingkat hubungan antarvariabel yang diamati ditentukan dengan uji korelasi Keterangan : Perlakuan pemangkasan P0= Tanpa pemangkasan dan defoliasi -------------------------------------------------------P1= Batang dipangkas1/3 dari pucuk pada umur 16 MST P2= Batang dipangkas ½ dari pucuk pada umur 16 MST P3=Batang dipangkas 2/3 dari pucuk pada umur 16 MST --------------------------------------------------------P4= Pangkas tunas atau buang tunas pd umur 2 MST P5= Pangkas tunas pada umur 2 MST dan Defoliasi 25% pada umur 16 MST P6= Pangkas tunas pada umur 2 MST dan Defoliasi 50% pada umur 16 MST, P7= Pangkas tunas pada umur 2 MST dan Defoliasi 75% pada umur 16 MST -----------------------------------------------------P8 = Defoliasi 50% pada umur 16 MST P9 = Defoliasi 75% pada umur 16 MST P10 = Defoliasi 100% pada umur 16 MST
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tipe pemangkasan mempengaruhi jumlah akar, jumlah dan panjang ubi tidak nyata. Sebaliknya pemangkasan mempengaruhi nyata diameter, bobot dan kadar aci ubi.
313
ISBN No. 978-602-98559-1-3
Prosiding SNSMAIP III-2012
Pemangkasan batang dari pucuk (tipe kedua = P1,P2, dan P3), mempengaruhi diameter, bobot dan kadar aci ubi cukup signifikan (Gambar 1), dan penurunannya secara bertingkat (gradually). Selanjutnya pemangkasan tunas dari pucuk disertai defoliasi 25, 50, 75% pada umur 16 MST (tipe ketiga =P4,P5,P6 dan P7), maupun defoliasi 50, 75, dan 100 % (tipe keempat =
P8,P9 dan P10), menunjukkan diameter ubi yang sama dengan kontrol (kondisi normal=Po). Pemangkasan tipe ketiga dan keempat (P5,P6,P7 dan P8,P9 dan P10) memberikan pengaruh tidak nyata dibandingkan kontrol (P0)( Tabel 1, Gb. 1). Pada kondisi ini tanaman telah membentuk ubi, sementara pengisian ubi belum terbentuk.
Tabel 1. Pengaruh tipe pemangkasan terhadap Jumlah akar, Jumlah, panjang diameter, bobot ubi dan kadar aci ubikayu No
Perlakuan
Jumlah Ubi (bh) 9,47 a
Panjang ubi (cm) 16,89 a
Diameter ubi (cm) 4,68 abc
Bobot ubi (kg)
P0
Jumlah akar (bh) 4,00 a
61,00 a
Kadar aci (%) 21,53 a
1 2
P1
5,80 a
8,53 a
17,78 a
4,30 bcd
52,24 bc
18,74 c
3
P2
7,60 a
7,67 a
18,90 a
4,07 cd
48,93 cd
18,44 c
4
P3
4,20 a
8,73 a
16,58 a
3.71 d
44,40 def
17,24 d
5
P4
4,40 a
7,80 a
14,83 a
3,95 d
47,62 cde
14,31 e
6
P5
6,00 a
6,93 a
15,89 a
4.61 abc
44,48 def
14,00 e
7
P6
5,07 a
6,73 a
14,96 a
4,75 ab
42,70 ef
13,57 ef
8
P7
6,27 a
7,80 a
14,36 a
4,63 abc
41,15 f
12,54 f
9
P8
5,47 a
7,67 a
18,25 a
4,75 ab
55,62 a b
20,07 b
10
P9
3,27 a
7,53 a
18,32 a
4,97 a
51,13 bc
18,80 c
11
P10
6,73 a
7,80 a
17,09 a
4,61 abc
49,17 cd
17,74 cd
Keterangan : Nilai tengah yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf Uji BNT 5% dalam kolom yang sama
disertai defoliasi (tipe kedua dan ketiga =P1 sampai P7), menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap bobot dan kadar aci umbi, dan penurunan ini terus berlanjut semakin turun bobot dan kadar acinya. dan terjadi penurunan yang rendah pada defoliasi 50,75, dan 100% pada umur16 MST ( tipe keempat = (P8,P9 dan P10; Gambar 2, 3). Pada umur 16 MST ubikayu mulai melakukan kegiatan pengisian ubi, sehingga pada saat ini terjadi Gambar 1. Pengaruh tipe pemangkasan pada diameter ubi ubikayu saat berumur 10 bulan setelah tanam (40 MST)
Gambar 3. Pengaruh tipe pemangkasan pada kadar aci ubikayu saat berumur 10 bulan setelah tanam (40 MST) Gambar 2. Pengaruh tipe pemangkasan pada bobot ubi ubikayu saat berumur 10 bulan setelah tanam (40 MST)
Pada Tabel 1, Gb.2,3), memperlihatkan tipe pemangkasan tunas dan tipe pemangkasan
gangguan pertumbuhan yang menggangu penimbunan bahan fotosintat ke umbi dan berakibat pada rendahnya bobot dan kadar aci. Didasari dari pernyataan Goldsworthy
314
ISBN No. 978-602-98559-1-3
Prosiding SNSMAIP III-2012
dan Fisher, 1996), bahwa defoliasi mampu mengurangi penimbunan karbohidrat yang tidak berguna pada daun, sehingga dapat meningkatkan laju fotosintesis yang berakhir dengan optimalnya pengisian umbi. Penimbunan karbohidrat yang tidak berguna dalam daun akan menghambat laju fotosintesis. Selanjutnya Notodimedjo, dkk,
1998), pemangkasan yang tepat dapat mengatur keseimbangan pertumbuhan vegetative dan produktif. Defoliasi yang tepat dapat mengurangi kanopi yang terlalu rapat, sedangkan kanopi yang rapat akan menyebabkan penggunaan karbohidrat yang lebih besar, sehingga efisiensi fotosintesis lebih rendah dan menyebabkan fotosintat ke ubi semakin kecil.
Tabel 2. Tingkat penurunan bobot umbi dan kadar aci akibat beberapa tipe pemangkasan tanaman ubi kayu. No
Perlakuan
1 2 3 4
P0 P1 P2 P3
Bobot umbi 61,00 52,24 48,93 44,40
5 6 7 8
P4 P5 P6 P7
47,62 44,48 42,70 41,15
Penurunan gram % 8,76 12,07 16,60 13,38 16,52 18,30 19,85
%
%
14,36 19,79 27,21
Kadar aci 21,53 18,74 18,44 17,24
Penurunan 2,79 3,09 4,29
12,96 14,35 19,93
21,93 27,08 30,00 32,54
14,31 14,00 13,57 12,54
7,22 7,53 7,96 8,99
33,53 34,97 36,97 41,76
1,46 2,73 3,79
6,78 12,68 17,60
9 P8 55,62 5,38 8,82 20,07 10 P9 51,13 9,87 16,18 18,80 11 P10 49,17 11,83 19,39 17,74 Keterangan : Penurunan berdasarkan bobot umbi normal dan kadar aci normal (Po)
Tabel 3. Korelasi beberapa beberapa variable produksi ubikayu akibat beberapa tipe pemangkasan Jumlah Panjang akar umbi Jumlah akar --Panjang Umbi -0,28tn --Jumlah umbi 0,20 tn 0,12 tn Diameter umbi -0,28 tn 0,33 tn Bobot umbi -0,21 tn 0,70* Kadar Aci -0,17 tn 0,69 tn Keterangan : *) nyata pada tarf BNT 5%
Jumlah umbi
Diameter Umbi
---0,40 tn 0,21 tn 0,18 tn
Pada Tabel 2. menunjukkan berturut-turut terjadi penurunan bobot umbi dan kadar aci dibandingkan dengan normal. Bila normal dianggap 100 % maka tipe pemangkasan yaitu batang dipangkas 1/3, ½, dan 2/3 dari pucuk (tipe kedua=(P1,P2 dan P3) pada 16 MST menunjukkan penurunan bobot umbi masing-masing sebesar P1 (14,36 %) ; P2 (19,79%); P3 (27,71%); dan kadar acinya masing-masing P1(12,96 %), P2(14,35%), dan P3(19,93 %); tipe pemangkasan kedua yaitu Pangkas tunas disertai defoliasi (P4,P5,P6 dan P7), penurunan bobot umbi masing-masing sebesar P4 (21,93%); P5 (27,08 %); P6 (30,00%); dan P7 (32,54 %); dan kadar acinya menurun masing-masing P4( 33,53 %); P5(34,97%); P6(36,97%); dan P7(41,76%); sedangkan defoliasi 50, 75, dan 100% (tipe keempat = P8,P9 dan P10), penurunan bobot umbinya masing-masing P8 (8,82 %); P9 (16,18%); dan P10 (19,39%), sedangkan kadar acinya masing-masing yaitu P8(6,78%); P9(12,68%); dan P10(17,60 %) (Gambar 2 dan 3). Bila dilihat dari
--0,26 tn tn 0,17
Bobot Umbi
Kadar Aci
--0,82*
---
tingkat korelasinya bahwa kadar aci sangat dipengaruhi oleh bobot umbi (r = 0,82*) yaitu semakin berat bobot umbi maka kadar aci semakin tinggi tetapi kadar aci tidak dipengaruhi nyata oleh jumlah akar, panjang umbi, jumlah umbi, dan diameter umbi. 4.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: (1).Perlakuan tipe pemangkasan dapat menurunkan diameter, bobot dan kadar aci ubi. Penurunan yang tertinggi yaitu pada pangkas tunas 2 MST dan defoliasi 75 % pada umur 16 MST (P7), dan secara umum pada pangkas tunas 2 MST dan defoliasi umur 16 MST ( tipe ketiga =(P4,P5,P6 dan P7). Sedangkan penurunan yang lebih kecil diakibatkan dari perlakuan defoliasi 50,75,100% (tipe keempat = P8,P9 dan P10
315
ISBN No. 978-602-98559-1-3
(2).Bobot ubi dipengaruhi oleh panjang ubi (r=70*), sebaliknya kadar aci ubi dipengaruhi oleh bobot ubi (r=0,83*). Panjang ubi tidak nyata mempengaruhi kadar aci (r=0,69). PUSTAKA Goldsworthy, P. R., dan N.M. Fisher, 1996. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Gadjah Mada University Fress. Yogyakarta. Koswara, J; H. Aswidinnoor, dan B.S. Purwoko, 1985. Pengaruh patah batang terhadap Produksi jagung. Bul. Agr.Vol.XVI No.1 Notodimedjo, S., L.Agustina, E.Mitoyat, dan Pardono.1998. Pengaruh tingkat pemangkasan dan perompesan daun terhadap pertumbuhan pembungaan,
Prosiding SNSMAIP III-2012
dan pembuahan jambu biji (Psidium guajava L.). Agrivita 15 (2) : 7-10. Saleh, N., St.A. Rahayuningsih dan M Adie. Tanpa tahun. Peningkatan Produksi dan Kualitas Umbi-umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. Malang, 21 hal.. Subandi, Y. Widodo, N. Saleh, dan L. J. Santoso.2005. Inovasi Teknologi Produksi Ubikayu untuk Agroindustri dan Ketahanan Pangan. Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. 14 hal. Suci, P. 2011. Ubikayu Jarang Diperdagangkan secara Formal. Diakses 7 Juni 2012. Wikipedia. 2011. Singkong. http://id. wikipedia. org/wiki/ Singkong. Diakses 1 Juni 2012.
316