PENGARUH BERBAGAI PERLAKUAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR PADA UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) The Response of Various Cutting Treatments on the Root Development of Cassava (Manihot esculenta Crantz) Plants Annisa Yangis Savitri ¹, Ardian ², Erwin Yuliadi ² 1)
Sarjana Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Jln. Prof. Soemantri Brodjonegoro, No. 1, Bandar Lampung 35145. (
[email protected]) 2) Dosen Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Jln. Prof. Soemantri Brodjonegoro, No. 1, Bandar Lampung 35145.
ABSTRAK Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung dari bulan September sampai dengan Oktober 2013.Penelitian ini bertujuan untuk:(1) Mengetahui perlakuan terbaik pada stek bagi pertumbuhan dan perkembangan perakaran ubikayu, (2) Mengetahui jumlah tunas yang terbaik terhadap pertumbuhan dan perkembangan perakaran stekubikayu, (3) Mengetahui adanya interaksi antara perlakuan fisik dengan jumlah tunas terhadap pertumbuhan dan perkembangan perakaran stek ubikayu. Penelitian inidilakukan dengan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan disusun secara faktorial (4x2). Faktor pertama yaitu pengeratan secara vertikal/tegak lurus (PI), pengeratan secara spiral (P2) , pemberian NAA 2.000 ppm (P3), dan kontrol (P4). Faktor kedua adalah jumlah tunas pada stek yaitu stek satu tunas (T1) dan dua tunas (T2). Data yang diperoleh apabila asumsi terpenuhi, dilakukan uji lanjut menggunakan BNT pada taraf nyata 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perlakuan pengeratan spiral pada stek dapat menghasilkan pertumbuhan perakaran ubikayu lebih baik secara nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini terlihat pada pengamatan jumlah akar, panjang rata-rata akar, bobot basah daun dan bobot kering akar. Stek dengan jumlah satu tunas maupun dua tunas tidak berpengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan perakaran stek batang ubikayu. Tidak terjadinya interaksi antara jumlah tunas dan perlakuan fisik pengeratan spiral terhadap pertumbuhan perakaran stek batang ubikayu. Kata kunci: pengeratan, stek ubikayu, sistem perakaran
85
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
ABSTRACT This reasearch was conducted at the Experimental Farm of the Faculty of Agriculture, University of Lampung, Bandar Lampung from September to October 2013, this study aims to: (1) Determine the best treatment on the cuttings for cassava root growth and development, (2) Determine the number of shoots is best to growth and development of cassava cuttings rooting, (3) determine the interaction between the physical treatment by the number of shoots on the growth and development of cassava cuttings rooting. This research was conducted by using a completely randomized design (CRD). Treatments arranged in a factorial (4x2). The first factor is ring barking vertical / perpendicular (PI), ring barking spirally (P2), the provision of 2,000 ppm NAA (P3), and control (P4). The second factor is the number of buds on the cuttings cuttings of the shoots (T1) and two buds (T2). Data obtained when the assumptions are met, a further test is done using LSD at the 0.05 significance level. The results showed that treatment ring barking spiral on rooting cuttings of cassava can produce growth significantly better than the other treatments. This can be seen in the observations of the amount of roots, average root length, leaf fresh weight and dry weight of roots. Cuttings with number one or two shoots shoots no significant effect on the growth of cassava stem cuttings rooting. No interaction between the number of shoots and physical treatment on the growth spiral ring barking rooting stem cuttings of cassava. Keywords: ring barking, cassava cuttings, root system I.
sederhana, tanaman ubikayu mampu
PENDAHULUAN Ubikayu
merupakan
tanaman
pangan potensial masa depan karena mengandung karbohidrat yang cukup tinggi
sehingga
alternatif
dapat
makanan
mengandung
dijadikan
pokok.Selain
karbohidrat,
ubikayu
memberikan produksi yang tinggi. Oleh karena itu ubikayu berperan sebagai tanaman alternatif di dalam usaha tani . Tanaman ubikayu memiliki nilai ekonomis
yang
relatif
penting
mengandung unsur-unsur lain yaitu:
dibandingkan dengan nilai ekonomis
air sekitar 60%, pati 25-35%, serta
ubi-ubian
protein, mineral, serat kalsium dan
peningkatan
produksi
ubikayu
fosfat (Elfandari, 2008).
merupakan usaha untuk
memenuhi
Tanaman beradaptasi marginal Kendatipun
ubikayu pada
dan
kondisi beriklim
dikelola
mampu tanah kering. secara
kebutuhan meningkat.
lainnya.
pangan
Upaya
yang semakin
Pemanfaatan ubikayu,
selain sebagai bahan pangan banyak pula digunakan sebagai bahan baku
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
86
industri
seperti:
industri
kertas,
industri
tapioka,
dan
bioetanol
(Cenpukdee et al.,1992).
makanan pokok yang menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung dengan total produksi mencapai 20 juta ton dari luasan panen 1,3 juta ha Pusat
Berdasarkan
Statistik, data
Badan
2008). Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2012 di Provinsi Lampung, total luasan lahan panen (ha) tanaman ubikayu adalah 324.749 ha, dengan total produksi 8.387.351
ton
dan
produktivitas
sebesar 25,827 ton/ha.
unggul
yang
memiliki
potensi hasil yang tinggi, kadar bahan kering, dan kadar pati yang tinggi.
Di Indonesia, ubikayu merupakan
(Biro
ubikayu
Sedangkan
Selain dengan menanam stek batang ubikayu yang unggul juga dapat diberikan perlakuan khusus untuk menunjang keberhasilan penanaman dengan
cara
perbanyakan
stek.Keberhasilan
perbanyakan
dengan
cara
stek
ditandai
oleh
terjadinya regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek, sehingga menjadi tanaman baru (Elfandari, 2008). Pelukaan seperti pengeratan pada batang
stek
pertumbuhan
dapat dan
memicu
perkembangan
pada tahun 2013 total luasan lahan
perakaran. Menurut Harjadi (1989)
panen (ha) yang ditanami ubikayu
bahwa perakaran dapat dipercepat
adalah 314.607 ha dengan total
pertumbuhannya
produksi
dan
pelukaan, pengikatan, etiolasi, dan
produktivitas sebesar 26,184 ton/ha.
disorientasi pada batang, sehingga
Dari data BPS tentang luasan lahan
dapat mempengaruhi gerakan dan
dan tingkat produktivitas pada dua
akumulasi karbohidrat dan auksin
tahun terakhir (2012-2013) tampak
yang dibutuhkan untuk merangsang
bahwa kecenderungan luasan lahan
inisiasi akar.
8.237.627
ton
panen ubikayu di Provinsi Lampung menurun
sebesar
0.32%,
namun
produktivitas naik sebesar 1,38% . Strategi
untuk
meningkatkan
dengan
cara
Kandungan bahan makanan pada stek terutama protein dan karbohidrat sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar. Hal tersebut
produksi tanaman ubikayu adalah
merupakan
dengan cara menanam stek batang
terjadinya keberhasilan dalam inisiasi
87
salah
satu
kategori
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
akar.
Stek yang ditanam secara
konvensional
(tanpa
jumlah
perlakuan)
pertumbuhan
diduga akan menghasilkan jumlah akar yang lebih sedikit dikarenakan potensi tumbuhnya akar hanya ada disekitar
pelukaan/potongan
pada
tunas
terhadap
perakaran
stek
ubikayu. Hipotesis yang diajukan yaitu : (1)
Pengeratan
spiral
merupakan
lingkaran batang yang lebih kecil
perlakuan terbaik untuk memicu
dibandingkan dengan pengeratan.
pertumbuhan
Selain sistem perakaran, tunas
stek
batang ubikayu,
kriteria
(2) Stek dengan jumlah dua tunas
pertumbuhan
berpengaruh positif dan terbaik
Tunas yang tumbuh akan
terhadap pertumbuhan perakaran
merupakan keberhasilan stek.
perakaran
salah
satu
dalam
menghasilkan
daun
yang
akan
berfotosintesis dan menjadi sumber energi untuk pertumbuhan tanaman ubikayu sehingga pada penelitian ini akan dilakukan pemilihan tunas pada
stek batang ubikayu, (3) Ada interaksi antara perlakuan fisik pengeratan dengan jumlah tunas
terhadap
pertumbuhan
perakaran stek batang ubikayu.
stek menjadi stek satu tunas dan stek II. BAHAN DAN METODE
dua tunas. Tujuan
penelitian
ini
adalah
Percobaan
untuk : (1) Mengetahui perlakuan terbaik pada stek bagi pertumbuhan dan perkembangan
perakaran
ubikayu,
Fakultas
Universitas
Pertanian,
Lampung,
Bandar
Lampung dari bulan September 2013 sampai
dengan
Penelitian
ini
Oktober dilakukan
2013. dengan
menggunakan metode rancangan acak
(2) Mengetahui jumlah tunas yang terbaik
Penelitian dilaksanakan di Kebun
terhadap
pertumbuhan
perakaran stek ubikayu, (3) Mengetahui
adanya
lengkap (RAL). Perlakuan disusun secara pertama
interaksi
antara perlakuan fisik dengan
faktorial
(4x2).
Faktor
yaitu
pengeratan
secara
vertikal/tegak lurus (PI),pengeratan secara spiral (P2), pemberian NAA
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
88
2.000 ppm (P3) yang digunakan
basah daun, dan bobot kering akar.
sebagai pembanding, dan kontrol
Perlakuan jumlah mata tunas (stek
(P4).
satu tunas dan stek dua tunas)
Faktor kedua adalah jumlah
tunas pada stek yaitu stek satu tunas
menunjukkan
(T1) dan dua tunas (T2). Masing –
berbeda nyata pada semua variabel
masing perlakuan diulang sebanyak
pengamatan.
10 kali.Setiap unit ulangan terdiri atas
antara perlakuan fisik serta NAA
dua
tanaman.
2.000 ppm dan jumlah mata tunas
Homogenitas ragam diuji dengan uji
(stek satu tunas dan stek dua tunas)
Barlet dan kemenambahan data diuji
tidak memberikan pengaruh yang
dengan uji Tukey.
nyata
sub
sampel
Dari data yang diperoleh apabila
nyata 0,05. Parameter yang diamati waktu bertunas, tinggi tunas, jumlah buku, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar rata-rata, bobot basah daun, tunas dan akar, dan bobot kering daun, tunas dan akar. Semua variabel pengamatan dilakukan 6 minggu
setelah
tanam
terkecuali
untuk variabel pengamatan tinggi tunas, jumlah daun dan jumlah buku. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang
tidak
Begitu pula interaksi
terhadap
semua
variabel
pengamatan (Tabel 1).
asumsi terpenuhi, dilakukan analisis ragam menggunakan BNT pada taraf
hasil
Hasil penelitian menunjukkan jumlah akar terbanyak pada 6 minggu setelah
tanam
diperoleh
dari
perlakuan pengeratan stek secara spiral
yaitu
47,9
akar,sedangkan
jumlah akar terendah diperoleh dari perlakuan
kontrol
dengan
menghasilkan 36,05 akar. Sedangkan untuk variabel pengamatan panjang akar pada pengamatan 6 minggu setelah
tanam
diketahui
bahwa
perlakuan pengeratan spiral memiliki akar terpanjang yaitu 17,124 cm. Sedangkan untuk panjang akar rata-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berbagai
(pengeratan
perlakuan
tegak
fisik
lurus,spiral,
rata
terpendek
dihasilkan
oleh
perlakuan aplikasi NAA 2.000 ppm yaitu 15,32 cm.
pemberian NAA 2.000 ppm, dan kontrol) berpengaruh nyata terhadap jumlah akar, panjang akar, bobot 89
Perlakuan
fisik
yang
mempengaruhi secara nyata pada
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
pertumbuhan akar adalah pengeratan
pada stek disebabkan oleh dorongan
stek secara spiral.
auksin yang berasal dari tunas dan
Pengeratan stek
dengan spiral secara teoritis akan
daun.
memberikan panjang areal stek yang
pengeratan spiral akan berpeluang
terkerat
dibandingkan
memberikan perakaran yang baik
dengan perlakuan stek dipotong biasa.
dibandingkan dengan perlakuan yang
Sehingga dari areal tersebut akan
lain.
lebih
untuk
hasil penelitian bahwa jumlah akar
menstimulir pertumbuhan perakaran.
pada pengeratan spiral memiliki akar
Hal ini dapat terjadi karena di ujung
yang terbanyak sehingga pengeratan
jaringan transportasi dalam batang
stek secara spiral berpengaruh nyata
yang
terhadap pertumbuhan perakaran.
lebih
luas
besar
peluangnya
terkerat
akan
terjadi
penyumbatan, karena sel-sel di sekitar areal yang terkerat itu akan mati.
Dengan demikian perlakuan
Hal ini terbukti berdasarkan
Pengaruh
nyata
aplikasi
pengeratan
terhadap
dapat
didukung
oleh
yang
Nurhayati (2004) yang menjelaskan
mengalir ke bawah karena adanya
bahwa panjang pengeratan pada stek
gaya gravitasi ketika stek ditanam
gmelina yang ditanam di media tanah
tegak lurus, dengan demikian cairan
lempung (M1) berpengaruh terhadap
sel akan terkumpul dan terkonsentrasi
pertumbuhan
di sekitar areal yang tersumbat.
jumlah akar primer. Menurut Harjadi
Hormon-hormon
Kondisi
tersebut
menyebabkan
berguna
cairan
bagi
sel
panjang
penelitian
akar
dan
yang
(1973) perakaran dapat dipercepat
pertumbuhan
akar
pertumbuhannya pelukaan
terakumulasi
mempengaruhi
disekitar
areal
pengeratan.
dengan
cara
sehingga
dapat
pergerakan
dan
akumulasi karbohidrat serta auksin
Kusumo (1984) menyatakan bahwa jika rasio auksin pada stek tinggi
sitokinin
hasil
akar
terlarut
seperti auksin dan sitokinin juga akan
lebih
jumlah
dibandingkan
maka
pertumbuhan
akar
akan pada
rasio
memicu daerah
yang dibutuhkan untuk menginisiasi sistem perakaran. Dari
penjelasan
di
atas
diketahui bahwa kondisi perakaran yang tumbuh dari stek yang diberi
pangkal stek. Perakaran yang timbul INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
90
perlakuan pengeratan secara spiral
banyaknya suplai nutrisi yang diserap
terbukti
dibandingkan
oleh akar maka laju pertumbuhan
dengan perlakuan lainnya. Fakta ini
tunas pada pengeratan spiral akan
menegaskan bahwa stek yang diberi
mendapatkan peluang tumbuh dan
perlakuan fisik secara spiral akan
berkembang lebih baik dari perlakuan
memiliki
lainnya.
lebih
baik
kemampuan
untuk
menyerap suplai nutrisi yang lebih banyak karena luas pada areal media
Tunas pertama kali tumbuh menggunakan
cadangan
makanan
tanam yang tercover oleh perakaran
berupa karbohidrat yang berada di
menjadi
dibandingkan
dalam stek.Secara teoritis tunas pada
dengan perakaran stek yang tumbuh
stek merupakan tempat tumbuhnya
pada perlakuan yang lain.
daun,
lebih
luas
Dari
sehingga
karbohidrat
yang
penjelasan di atas diketahui bahwa
dihasilkan dari proses fotosintesis
kondisi perakaran yang tumbuh dari
akan ditransfer ke seluruh bagian
stek yang diberi perlakuan pengeratan
tanaman.
secara spiral terbukti lebih baik
dapat memproduksi auksin endogen
dibandingkan
yang
dengan
perlakuan
lainnya. Fakta ini menegaskan bahwa
Tunas secara alami juga
akan
ditransfer
ke
daerah
perakaran.
stek yang diberi perlakuan fisik secara
spiral
akan
kemampuan untuk menyerap suplai nutrisi yang lebih banyak karena luas pada areal media tanam yang tercover oleh perakaran menjadi lebih luas dibandingkan dengan perakaran stek yang tumbuh pada perlakuan yang lain.Semakin luas cakupan penetrasi akar tersebut, maka secara teoritis suplai nutrisi dari tanah yang dapat ditransfer dari akar ke daun akan lebih
banyak
kebutuhan
sesuai
tanaman.
Hasil penelitian yang didapat
memiliki
dengan Dengan
menunjukkan bahwa stek satu tunas dan stek dua tunas pada tanaman ubikayu tidak berpengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan. Fakta tersebut diduga karena stek satu tunas dan stek dua tunas pada tanaman
memiliki
jaringan
yang
masih muda, sehingga tunas yang masih
muda
melakukan menyediakan
tersebut
dalam
fotosintesis
dan
auksin
endogen
memiliki kinerja yang relatif sama dalam menginisiasi sistem perakaran.
91
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
Secara teoritis jaringan sel-sel yang
aktif membelah. Jaringan kambium
membentuk
terletak antara xylem dan floem.
jaringan
muda
(meristem) juga dalam keadaan muda
Adanya luka pada batang akan
dinding selnya tipis, sedangkan ruang
menyebabkan
sel (lumen) masih penuh protoplas
penyumbatan, karena sel-sel di sekitar
serta vakuola yang kecil sehingga
areal yang terkerat itu akan mati dan
belum optimal dalam mempengaruhi
membentuk akar, sedangakan tunas
perakaran (Sutrian, 1992).
terjadinya
yang masih muda terdiri dari banyak
Interaksi antara jumlah tunas
jaringan muda (maristem) yang belum
dan perlakuan fisik pengeratan tidak
terbentuk dengan sempurna sehingga
berpengaruh
dalam
jaringan pada tunas muda ini masih
Hal
belum mampu untuk mempengaruhi
nyata
menginisiasi sistem perkaran.
tersebut diduga pada stek satu tunas
sistem perakaran (Weaver , 1972).
dan stek dua tunas yang masih muda memiliki kinerja dalam menginisiasi sistem perakaran relatif sama. Pada tunas muda, jaringan yang terbentuk masih
belum
sempurna
sehingga
kemampuan tunas muda dalam hal menyediakan auksin endogen maupun menghasilkan
karbohidrat
yang
berasal dari fotosintesis daun yang akan
digunakan
untuk
sistem
perakaran belum optimal.
Akan
tetapi pada perlakuan fisik pengeratan spiral
berpengaruh
menstimulir tanaman.
nyata
dalam
pembentukan
akar
Menurut Kimball (1983)
tanaman berkayu termasuk ubikayu memiliki jaringan
kambium
yang
merupakan jaringan meristem yang
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: Perlakuan fisik pada stek dengan cara pengeratan spiral terbukti dapat memicu pertumbuhan perakaran
stek
dibandingkan lainnya.Stek tunas
batang dengan
dengan
maupun
dua
ubikayu perlakuan
jumlah
satu
tunas
tidak
berpengaruh secara nyata terhadap pertumbuhan perakaran stek batang ubikayu. Tidak terjadi interaksi antara jumlah tunas dan perlakuan fisik pengeratan
spiral
terhadap
pertumbuhan perakaran stek batang ubikayu.
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
92
DAFTAR PUSTAKA Anwar , N . 2007 . Pengaruh Media Multifikasi Terhadap Pembentukan Akar Pada Tunas In Vitro Nanas (Ananas comocus (L.) Merr.) cv. Smooth Cayenne di Media Pengakaran. Skripsi. Fakultas Pertanian Bogor . 37 hal.
Kimball, J.W. 1983. Biologi Edisi Kelima. Volume ke-1, 2. Tjitrosomo SS, Sugiri N., penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Biology, Fifth Edition. Kusumo, 1984. Zat Pengatur Tumbuh. CV Yasaguna. Jakarta
Biro Pusat Statistik. 2009. Yield Rate and Production of Cassava by Province.Diakses pada tanggal 1 Oktber 2013. Statistik Indonesia; Harvested Area. Available http://www.datastatistikindone sia.com
Nurhayati, T. 2004. Uji Panjang Pengeratan dengan Media Tanam Terhap Pertumbuhan Stek Gmelina (Gmelina arborea Roxb). Skripsi. Jurusan Kehutanan. Universitas Muhammadiah Malang. Malang.
Cenpukdee U., C.Thiraporn and Sinthuprama. 1992. Cassava prosessing ang utilization in Thailand. In G.J.Scott, R.Wiersema and P.I.Ferguson (eds). Product development for root and tuber crops. P5160.
Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 1973. Pembiakan vegetatif. Jurnal Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian IPB. 72 hal.
Elfandari, H. 2008. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi IBA dan Jumlah Stek BukuTerhadap Perakaran Stek Batang Mini Tanaman Ubikayu (Manihot esculenta Crantz).Skripsi.Universitas Lampung . Bandar Lampung. Harjadi ,S.S. 1973. Pembiakan Vegetatif. Dept. Agronomi. Fakultas Pertanian . IPB. Hal. 35-67.
Susilo, H. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 421 hal. Sutrian, Y. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan. Tentang Sel dan Jaringan. Penerbit Rinea Cipta. Jakarta. Weaver, J.W. 1972. Plant Growth Substances in Agriculture. W.H. Freeman and Co. San Fransisco. 585 pp.
.
93
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03
Tabel 1. Rekapitulasi hasil analisis ragam untuk semua variabel pengamatan pada berbagai perlakuan fisik (pengeratan tegak lurus, pengeratan spiral, pemberian NAA 2.000 ppm, dan kontrol) serta jumlah tunas pada stek terhadap perakaran ubikayu pada umur 6 MST. Variabel
Perlakuan Fisik
Tunas
(P)
(T)
Bobot Basah Daun
*
tn
tn
Bobot Kering Daun
tn
tn
tn
Bobot Basah Tunas
tn
tn
tn
Bobot Kering Tunas
tn
tn
tn
Bobot Basah Akar
tn
tn
tn
Bobot Kering Akar
*
tn
tn
Jumlah Akar
*
tn
tn
Panjang Rata-rata Akar
*
tn
tn
Keterangan:
Fisik x Tunas
tn = tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 * = Berbeda nyata pada taraf 0,05
Tabel 3. Pengaruh berbagai perlakuan fisik terhadap jumlah akar pada stek batang ubikayu. Perlakuan Fisik
Jumlah Akar (akar/stek) 6 mst
Pengeratan tegak lurus
42,50 ab
Pengeratan spiral
47,90 a
NAA 2.000 ppm
38,90 bc
Kontrol
36,05 c
BNT 0,05 5,43 Keterangan : Angka-angka dalam kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda menurut uji BNT pada taraf 5 % .
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN Vol.02 No. 03
94
Tabel 4. Pengaruh berbagai perlakuan fisik dan jumlah tunas pada stek terhadap Panjang akar stek batang ubikayu. Perlakuan Fisik
Panjang Akar (cm) 6 mst
Pengeratan tegak lurus
16,51 a
Pengeratan spiral
17,12a
NAA 2.000 ppm
15,32b
Kontrol BNT 0,05
16,51 ab 1,14
Keterangan : Angka-angka dalam kolom yang diikuti oleh huruf yang sama dinyatakan tidak berbeda menurut uji BNT pada taraf 5 % .
95
INOVASI dan PEMBANGUNAN-JURNAL KELITBANGAN VOL. 02 NO.03