KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA BENCANA TSUNAMI KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA BENCANA TSUNAMI Kaharuddin Prodi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Indonesia Email:
[email protected] Abstrak :Tsunami merupakan salah satu bencana yang dapat berakibat sangat fatal bagi keselamatan manusia dan harta benda serta dapat merusak alam, Yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian ini, untuk melihat sejauh mana kesiapsiagaan masyarakat yang berada di kawasan pesisir Kecamatan Samatiga dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana tsunami dimasa yang akan datang. Analisis data dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan secara terus-menerus dari awal sampai akhir,menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengembangkan hipotesis dan teori berdasarkan data yang diperoleh. Analisis data merupakan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis data yang dilakukan meliputi tingkat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam tsunami yang akan didapat dengan mengkategorisasikan hasil indeks pada indikator-indikator yang ditetapkan. Hipotesa dalam penelitian ini bahwa kesiapsiagaan masyarakat Kecamatan Samatiga terhadap ancaman bahaya bencana tsunami relatif rendah, sehingga hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah positif. Kata kunci: Kesiapsiagaan,Bencana Tsunami Abstract: Through the tsunami disaster preparedness, people already alert and vigilant in dealing with and facing the possibility of a tsunami, so they can act appropriately and quickly to reduce the risk of or involvement in the event of tsunami hazard and can save lives and property in the event of tsunami , Data analysis was performed throughout the study and carried out continuously from the beginning to the end of the study. Observation is not possible without analysis to develop hypotheses and theories based on the data obtained. Data analysis is the process of systematically tracking and regulation of transcript-transcript of the interview, field notes, and other materials so that researchers can present the findings. The data analysis was conducted on the level of community preparedness against natural disasters tsunami that will be obtained by categorizing the results of the index on the indicators set. In accordance with the hypothesis in this study that the community preparedness against the threat of danger Samatiga bencna tsunami was relatively low, so the hypothesis set out in this study were positive. Keyword: Preparedness, Tsunami Disaster
272
273 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 272-281
memiliki wilayah urban di sepanjang
PENDAHULUAN Kesiapsiagaan masyarakat terha-
pantai yang pada tahun 2004 juga
dap bencana lebih merupakan aktivitas
diterjang bencana Tsunami, dengan
prabencana yang dilaksanakan dalam
jumlah korban hampir mencapai 3.000
kontek manajemen resiko bencana dan
ribu jiwa, maka ke depan
berdasarkan analisa resiko yang baik.
seperti ini perlu menjadi perhatian
Hal
supaya
ini
mencakup
pengembangan/
masyarakat
lebih
peningkatan
keseluruh-an
strategi
kesiapsiagaan
kesiapan,
kebijakan,
struktur
resiko bencana tsunami.
institusional, peringatan dan kemampuan
meramalkan,
menentukan
serta
rencana
langkah-langkah
Kondisi ancaman
dalam
yang
bencana
kondisi
memiliki
pengurangan
rawan
tehadap
tsunami
di
yang
Kecamatan Samatiga adalah seluruh
tepat untuk membantu komunitas yang
Desa yang berada dekat dengan pantai
beresiko, guna menyelamatkan hidup
(10 Desa) yakni Desa Suak Timah,
dan aset mereka dengan cara waspada
Kuala
terhadap
melakukan
Lhok Bubon, Suak Pandan, Gampong
tindakan yang tepat dalam mengatasi
Cot, Suak Seukee, Suak Panteu Breuh,
ancaman bencana sebenarnya.
Suak Geudeubang, dan Suak Seumaseh.
bencana
dan
Bubon,
Gampong
Teungoh,
Melalui kesiapsiagaan bencana
Berdasarkan pantauan awal di
tsunami, masyarakat sudah siap siaga
lokasi tersebut di atas, ditemui bahwa
dan waspada dalam mengatasi dan
masih ada banyak warga yang memiliki
menghadapi
kemungkinan
rumah hunian dan usaha yang lokasinya
terjadinya bencana tsunami, sehingga
sangat dekat sekali dengan bibir pantai
mereka dapat bertindak tepat dan cepat
dan bahkan pada saat air pasang pun
dalam mengurangi terkenanya resiko
dapat dijangkau oleh air laut.
atau
bahaya
berbagai
jika
terjadi
bencana
Keadaan lingkungan sekeliling
tsunami serta dapat menyelamatkan
area pemukiman warga dikawasan ini
jiwa serta harta benda pada saat terjadi
juga sangat banyak merupakan kawasan
bencana tsunami.
payau atau rawa dan tidak ada satupun
Mengingat bahwa sebagian besar
lokasi yang dapat dikategorikan sebagai
masyarakat di Kabupaten Aceh Barat,
dataran tinggi
khususnya
sewaktu waktu jika terjadi bencana
Kecamatan
Samatiga
atau
gunung,
yang
Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bahaya Bencana Tsunami ... 274
tsunami dapat dengan mudah dan cepat
tujuannya
dijangkau
Mengetahui
sebagai
tempat
untuk
sebagai
berikut:
tingkat
1)
pengetahuan
berlindung atau dapat dijadikan sebagai
masyarakat tentang bahaya bencana
kawasan relokasi.
tsunami
di
Kecamatan
Samatiga
Berdasarkan fakta di lapangan
Kabupaten Aceh Barat. 2) Mengetahui
yang demikian, maka ke depan sangat
kesiaapsiagaan rencana tanggap darurat
diperlukan adanya upaya mewujudkan
masyarakat terhadap bahaya bencana
kesiapsiagaan dan upaya pengurangan
tsunami
resiko
pada
Kabupaten Aceh Barat. 3) Mengetahui
Kecamatan
sistem peringatan bencana masyarakat
bencana
masyarakat Samatiga.
pesisir Untuk
tsunami di
terwujudnya
hal
di
Kecamatan
Samatiga
terhadap bahaya bencana tsunami di
tersebut di atas maka sangat dibutuhkan
KecamatanSamatigaKabupaten
adanya
Barat.
kerjasama
antara
warga
4)
Mengetahui
Mobilisasi
masyarakat dengan pihak terkait di
sumber
daerah, yang dalam hal ini untuk
bahaya bencana tsunami di Kecamatan
sementara
paling
Samatiga Kabupaten Aceh Barat. 5)
Pemerintah
Mengetahui rencana kebijakan strategis
pihak
berkompeten setempat
yang
adalah yakni
tingkat
Desa,
daya
Aceh
masyarakat
terhadap kesiapsiagaan bahaya bencana
Kecamatan bahkan pihak yang lebih
tsunami
tinggi seperti BPBD.
Kabupaten Aceh Barat.
Masalah penelitian ini sebagai Bagaimanakah
kesiapsiagaan
masyarakat
tingkat terhadap
bahaya bencana tsunami di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Dalam hal ini tentu juga karena ada rasa keingintahuan sejauh mana tingkat
kesiapsiagaan
di
Kecamatan
Samatiga
Kegunaan teoritis adalah untuk
METODE PENELITIAN
berikut:
terhadap
masyarakat
terhadap bahaya bencana tsunami di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Secara detil dapat diuraikan
pengembangan khususnya
ilmu
dalam
kebencanaan
pengetahuan bidang
dan
ilmu
merupakan
sumbangsih yang akan sangat berarti bagi
kalangan
akademisi
dan
kependidikan. Secara praktis penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi pemerintah dan masyarakat yang berada di kawasan rentan bencana tsunami.
275 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 272-281
Bubon, Gampong Teungoh, Lhok
METODE PENELITIAN Tingkat kesiapsiagaan masyarakat
Bubon, Suak Pandan, Gampong
pesisir di Kecamatan Samatiga dalam
Cot, Suak Seukee, Suak Panteu
menghadapi bahaya bencana tsunami
Breuh, Suak Geudeubang, dan Suak
relatif masih rendah. Dalam hal ini
Seumaseh.
diasumsikan bahwa:
3. Melakukan survey terhadap tingkat
1. Pengetahuan masyarakat terhadap bencana tsunami masih rendah 2. Kesiapan
perencanaan
kesiapsiagaan masyarakat dengan menyebarkan
tanggap
kuesioner
melakukan
wawancara
dan pada
darurat bencana tsunami juga masih
masyarakat Kecamatan Samatiga
rendah
serta
3. Kesiagaan sistem peringatan dini bencana tsunami masih rendah 4. Kesiapsiagaan sumberdaya
sistem dalam
Mobilitas menghadapi
dalam
kebijakan
kesiaosiagaan
wawancara
dan
pemantauan langsung ke lokasi 5. Analisa data meliputi skor hasil
strategis
kesiapsiagaan terhadap bencana dan
bencana
persentase
penelitian
dari masing-masing
parameter serta analisis terhadap yang
hasil kebijakan strategis pemerintah
digunakan adalah kuantitatif deskriptif,
Daerah
yang dilakukan dengan tahapan sebagai
tsunami
berikut :
terhadap
6. Menyusun
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
dari
jawaban responden dengan indeks
tsunami juga masih rendah Desain
data
instansi terkait. 4. Melakukan
bencana tsunami masih rendah 5. Perencanaan
mengumpulkan
kesiapsiagaan
hasil
kesiapsiagaan
penelitian
dan
pembahasan 7. Penulisan tesis lengkap
masyarakat meliputi pengetahuan
Populasi dalam penelitian ini
tentang bencana, rencana tanggap
adalah seluruh kepala keluarga yang
darurat,
tinggal
sistim
peringatan
dini
di
Kecamatan
Samatiga
bencana dan mobilisasi sumber
berjumlah 1666 KK pada 10 Desa
daya terhadap kesiapsiagaan
pesisir dalam Kecamatan Samatiga
2. Menentukan lokasi yang rentan yaitu Desa Suak Timah, Kuala
Kabupaten Aceh Barat
Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bahaya Bencana Tsunami ... 276
Sampel ditentukan dengan teknik
penelitian.Pengamatan tidak mungkin
random sampling. Teknik sampling
tanpa analisis untuk mengembangkan
probabilitas
hipotesis dan teori berdasarkan data
atau
random
sampling
probabilitas merupakan teknik sampling
yang
yang dilakukan dengan memberikan
merupakan
peluang
atau
kepada
pengaturan secara sistematis transkip-
seluruh
anggota
untuk
transkip wawancara, catatan lapangan,
menjadi
sampel. Dengan demikian
dan bahan-bahan lain agar peneliti
sampel
yang
kesempatan populasi
proses
Analisis
data
pelacakan
dan
diharapkan
dapat menyajikan temuannya. Analisis
merupakan sampel yang representatif.,
data yang dilakukan meliputi tingkat
yaitu
kesiapsiagaan
teknik
diperoleh
diperoleh.
pengambilan
sampel
masyarakat
terhadap
dengan populasi yang kemudian setiap
bencana alam tsunami yang akan
sub populasi diambil sampelnya dengan
didapat dengan mengkategorisasikan
tidak membeda bedakan yaitu semua
hasil indeks pada indikator-indikator
populasi punya kesempatan yang sama
yang ditetapkan. Tingkat kesiapsiagaan
untuk sampel dan di ambil secara
masyarakat
random. Sementara besarnya sampel
dikategorikan
dihitung
dengan
indikator,sebagai berikut, Lipi-Unesco
persamaan
Slovin,
menggunakan dengan
jumlah
sampel sebanyak 99 sampel
dalam
kajian
ini
menjadi
lima
(2006)7 : Penentuan nilai indeks untuk
Data terdiri dari data primer dan
setiap parameter mengacu kepada Lipi-
sekunder. Data primer dikumpulkan
Unesco, (2006). Indeks untuk parameter
melalui
kesiapsiagaan
yang
meliputi
pengetahuan
masyarakat
tentang
dengan
observasi,
wawancara
menggunakan
dan
kuesioner,
sedangkan data sekunder dikumpulkan
bencana,
rencana
melalui
bencana,
peringatan
BPBD, Bappeda, Kantor Kecamatan,
mobilisasi
sumber
Kantor Desa
dengan menggunakan rumus Setiadi
literature,
data-data
pada
dan instansi terkait
lainnya.
(2007)
Analisis data dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan secara terusmenerus
dari
awal
sampai
akhir
tanggap
Sedangkan
darurat
bencana dayanya
kriteria
dan diukur
indeks
kesiapsiagaan yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah :
277 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 272-281
1. Sangat siap
pengetahuan
2. Siap
bencana tsunami. Selebihnya 28,40
3. Hampir siap
persen berada pada katagori sedang dan
4. Kurang siap
22,10 persen pada katagori tinggi.
5. Belum siap
rendah
tentang
Kondisi tersebut sesuai dengan teori
HASIL PENELITIAN Dalam
yang
sub
variabel
rencana
yang
menyatakan
bahwa
pengetahuan dan kognitif merupakan
tanggap darurat masyarakat terhadap
hal
bahaya bencana tsunami di Kecamatan
terbentuknya
Samatiga dapat diasumsikan bahwa
Meningkatnya
kapasitas masyarakat masih rendah.
menimbulkan perubahan persepsi dan
Sehingga kemungkinan penanganan dan
kebiasaan seseorang, Pengetahuan juga
aksi tanggap, cepat dan tepat dalam
membentuk
menyelamatkan jiwa masyarakat dan
serta sikap terhadap sesuatu hal.
harta benda warga jika terjadi bencana
Perencanaan Tanggap Daarurat
tsunami, tidak dapat berjalan dengan
yang
Hasil
sangat
penting
tindakan
seseorang.
pengetahuan
kepercayaan
penelitian
untuk
dapat
seseorang
menunjukkan
baik dan sesuai manajemen rencana
bahwa 62,10 persen masyarakat berada
tanggap darurat yang ada. Kondisi ini
pada kriteria rendah, 24,20 persen
perlu mendapat penanganan yang lebih
berada pada kriteria sedang dan 13,70
intensif dari pihak yang berkompeten
persen berada pada kriteria tinggi.
sesuai porsi masing-masing, sehingga
Dengan demikian tingkat kesiapsiagaan
penanganan dalam kondisi benar-benar
dalam perencanaan tanggap darurat
terjadinya
bahaya bencana tsunami, berada pada
bencana
tsunami
dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
kriteria rendah. Hal tersebut sesuai teori bahwa
Pengetahuan Hasil
penelitian
pengetahuan
sub
masyarakat
variabel
tanggap darurat yaitu upaya yang
terhadap
dilakukan segera pada saat kejadian
bencana tsunami menunjukakan bahwa sebagian
besar
masyarakat
masih
memiliki tingkat pengetahuan terhadap bencana tsunami masih rendah. Sebesar 49,50
persen
masyarakat
memiliki
bencana untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban, harta benda, evakuasi
dan
pengungsian,
pasca
bencana berupa pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi.
Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bahaya Bencana Tsunami ... 278
juga perlunya koordinasi dan persiapan
Sistem Peringatan Dini Hasil penelitian dari sub variabel sistem
peringatan
terhadap
bahaya
dini
masyarakat
bencana
tsunami
memberikan gambaran bahwa sebagian
yang
matang
baik
dari
pembuat,
pemerintah dan instansi terkait serta kesiapan sarana dan prasarana yang diperlukan.
besar responden berada pada kategori rendah,
yakni 41,10 persen, pada
kriteria sedang 28,40 persen dan dan pada kriteria tinggi sebesar 30,50 persen. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
telah
dikemukakan
yang
menyatakan bahwa sistem peringatan dini merupakan suatu sistem yang diharapkan
dapat
memberitahukan
paling awal terjadinya bencana, sebagai sarana
komunikasi
dengan
yang
antara
korban
membantu
dan
menjangkau semua lokasi yang terkena
Berdasarkan disimpulkan
uraian
bahwa
di
dalam
atas suatu
bencana apabila sistem peringatan dini tidak tersedia dengan optimal maka bukan tidak mungkin bencana tersebut akan memakan banyak korban baik harta maupun jiwa, oleh karena itu diperlukan
suatu
sistem
peringatan dini untuk memberitahukan kepada penduduk secepatnya dengan harapan dapat mengurangi kerugian harta
Hasil penelitian dari sub variabel mobilisasi terhadap
sumberdaya bahaya
masyarakat
bencana
tsunami
memberikan gambaran bahwa sebagian besar responden berada pada kategori rendah yaitu sebesaar 65,30 persen berada pada kriteria rendah, 17,90 persen pada kriteria sedang dan 16,80 pada kriteria tinggi. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa mobilisasi
sumberdaya
merupakan
tindakan pengerahan dan penggunaan
bencana.
sangat
Mobilisasi Sumberdaya
benda
dan
nyawa
manusia
sesedikit mungkin. Dalam bidang ini
secara terpadu berbagai komponen kekuatan
dalam
masyarakat
untuk
digunakan secara cepat, tepat, terpadu, dan terarah bagi pengurangan resiko bencana.
Mobilisasi
sumber
daya
berdasarkan beberapa indikator yaitu keberadaan
informasi
kejadian bencana,
mengenai
keberadaan peta
pendukung kajian seperti topografi, geologi
dan
batimetri,
keberadaan
kajian dan kerentanan demografis juga sangat seperti topografi, geologi dan batimetri,
keberadaan
kerentanan demografis
kajian
dan
juga sangat
279 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 272-281
diperlukan
untuk
kelompok
penduduk
memerlukan
mengantisipasi
kesiapsiagaan
rentan
kepada masyarakat.
yang
pertolongan
Mobilisasi sumberdaya sosialisasi
di
media
bencana
khusus.
Hambatan mobilisasi sumberdaya
dilihat dari
dikarenakan kurangnya akses kepada
melalui
penanggung jawab dari masing-masing
informasi
pemberitaan
mengahadpi
jika
aktifitas tanggap darurat, terbatasnya
terjadidiperlukan untuk mengantisipasi
sumberdaya manusia terlatih yang dapat
kelompok
dikerahkan
penduduk
memerlukan
massa
rentan
yang
pertolongan
Mobilisasi sumberdaya sosialisasi
masyarakat ataupun lembaga pemberi
dilihat dari
bantuan, bantuan yang datang tidak
melalui
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
informasi
ditingkat
kebutuhan
khusus.
pemberitaan di media massa jika terjadi bencana
sesuai
kecamatan
dan terbatasnya sumberdaya finansial.
juga
Berdasarkan uraian di atas dapat
merupakan hal yang sangat penting bagi
diketahui bahwa mobilisasi sumberdaya
masyarakat.
masyarakat yang masih rendah tidak
Mobilisasi
sumberdaya
aparat, dalam kajian ini dilihat dari ti
mampu
indikator yaitu pernah tidaknya ikut
rangka kesiapsiagaan bencana tsunami
pelatihan,
workshop
dan
berkaitan
dengan
mengahadapi
atau
seminar
kesiapsiagaan
bencana,
pelatihan
bertindak
mencegah
maksimal
terjadinya
dalam
dampak
negatif dalam kuantitas yang tinggi akibat bencana tsunami. Oleh karena itu
simulasi darurat bencana serta pernah
perlu
tidaknya
mobilitas sumberdaya pada khususnya
aparat
pengetahuan sangat
menginformasikan
merupakan
penting
hal
bagi
yang
masyarakat.
menyempurnakan
manajemen
dan manajemen kesiapsiagaan bencana pada
umumnya
dalam
paradigma
Mobilisasi sumberdaya aparat, dalam
pengurangan resiko bencana.
kajian ini dilihat dari tiga indikator
Rencana
yaitu pernah tidaknya ikut pelatihan,
Kesiapsiagaan Tsunami
workshop dengan
atau
seminar
kesiapsiagaan
Kebijakan
Strategis
berkaitan
Pengetahuan dan pola pikir serta
mengahadapi
wawasan masyarakat pada umumnya
bencana, pelatihan simulasi darurat
dan
bencana serta pernah tidaknya aparat
khususnya terhadap pentingnya upaya
menginformasikan pengetahuan tentang
memikirkan
pemuka
masyarakat
dan
pada
mewujudkan
Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bahaya Bencana Tsunami ... 280
kesiapsiagaan
terhadap
bencana
Perencanaan kebijakan strategis tentang
tsunami pada khususnya masih sangat
kesiapsiagaan bencana tsunami juga
rendah. Kejadian bencana tsunami besar
masih berada pada tataran rendah dan
yang pernah menimpa masyarakat pada
kurang siap,
tahun 2004 belum dapat dijadikan
untuk penyelematan jiwa serta harta
sebagai pengalaman atau pelajaran yang
benda sewaktu-waktu jika terjadinya
berguna untuk masa yang akan datang.
benacana
Semestinya
kurang
dalam
kondisi
yang
sehingga upaya-upaya
tsunami, mampu
rasanya
masih
dilaksanakan
oleh
demikian para pihak perlu memikirkan
masyarakat secara sistematis atau masih
dan merencanakan serta mewujudkan
berjalan secara individual, dan untuk itu
kesiapsiagaan
dalam
perlu adanya perhatian dan pembinaan
menghadapi berbagai bencana terutama
supaya adanya peningkatan dari semua
bencana tsunami. Berdasarkan hasil
sistem kesiapsiagaan sehingga resiko
penelitian diperoleh hasil bahwa semua
yang ditimbulkan oleh bencana dapat
semua desa memperoleh indek 2 (dua)
diminimalisir.
yakni berada pada kriteria kurang siap.
KESIMPULAN
masyarakat
Sesuai dengan hipotesa dalam
Kesiapsiagaan Masyarakat Kesiapsiagaan masyarakat terhadap
bahaya
bencana
tsunami
digampong kawasan pesisir Kecamatan Samatiga masih rendah dan lemah. Hal ini disebabkan karena mereka belum mampunyai memadai
kapasitas baik
yang
secara
cukup
individu,
kelompok maupun secara manajerial. Masyarakat
belum
memiliki
pengetahuan tentang bencana secara memadai, rendahnya rencana tanggap darurat,
belum
adanya
sistem
peringatan dini terhadap bencana serta
penelitian ini bahwa kesiapsiagaan masyarakat
Kecamatan
Samatiga
terhadap
ancama
bahaya
bencana
tsunami
ternyata
relatif
rendah,
sehingga
hipotesa
yang
ditetapkan
dalam penelitian ini adalah positif. SARAN Berhubung lemahnya
masih
cukup
kapasitas
kesiapsiagaan
dalam
menghadapi
masyarakat kemungkinan
terjadinya
bencana
tsunami di masa yang akan datang, untuk itu sangat diharapkan kepedulian para pihak terkait, terutama pemerintah,
serta kesiapan mobilisasi sumberdaya
dalam mempersiapkan dan mewujudkan
juga
masyarakat yang siaga.
belum
tertata
dengan
baik.
281 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 272-281
Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada segenap pihak yang telah memberikan dukungan sehingga tulisan ini dapat diselesaikan dengan sebaik baiknya. DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
5.
6. 7.
8.
Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Jakarta. Bakornas PB, 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasi di Indonesia. Be the best, 2007. Konsep Bencana (disaster), WHO. Usep Solahudin, 2005. Konsep Bencana. Ella dan Usman, 2008. Mencerdasi Bencana, Grasindo Jakarta. Yusuf, 2005. Sikap. LIPI/UNESCO, 2006. Framework Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi Bencana Gempa dan Tsunami, Jakarta. Setiadi, 2007.Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Graha Ilmu, Jokyakarta.