KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN PEMBELAJARAN THINK PAIRS SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT
skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
oleh Santi Nurul Khusnaini 4101407112
JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, 16 Agustus 2011
Santi Nurul Khusnaini
ii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Keefektifan Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Dan Pembelajaran Think Pairs Share (TPS) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik Pada Materi Pokok Segiempat disusun oleh Santi Nurul Khusnaini 4101407112 telah dipertahankan di hadapan siding Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada tanggal 16 Agustus 2011.
Panitia : Ketua
Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S, M.S. 19511115 197903 1001
Drs. Edy Soedjoko, M.Pd. 19560419 198703 1001
Ketua Penguji
Dr. Wardono, M.Si. 19620207 198601 1001 Anggota Penguji/ Pembimbing Utama
Anggota Penguji/ Pembimbing Pendamping
Dr. Masrukan, M.Si. 19660419 199102 1001
Drs. Suhito, M.Pd. 19531103 197612 1001 iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO 1) Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (Al-Kahf :109) 2) …Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (Al-Hasyr :21) 3) Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (memikirkannya). (An-Nahl :12) 4) …Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (An-Nahl:43)
PERSEMBAHAN 1) Untuk Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan memberikan semangat dengan ridho, do’a, dan belaiannya. 2) Untuk Kakak-kakakku yang mendukung dan membantuku. 3) Untuk Budhe sekeluarga di Magelang yang senantiasa membantu dan mendoakanku. 4) Untuk teman-teman masa kecilku yang selalu mendukungku. 5) Untuk teman-teman Kost Vissal yang berjuang bersama dalam suka dan duka. 6) Untuk teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2007.
iv
ABSTRAK Khusnaini, Santi Nurul. 2011. Keefektifan Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Dan Pembelajaran Think Pairs Share (TPS) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik Pada Materi Pokok Segiempat. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Masrukan, M. Si. Dan Pembimbing Pendamping Drs. Suhito, M. Pd. Kata Kunci : NHT, TPS, Kemampuan Komunikasi Matematik. Kemampuan dalam mengkomunikasikan ide/gagasan yang berkaitan dengan matematika kepada peserta didik yang lain secara logis dan sistematis masih dikatakan kurang tinggi untuk sekarang ini, sehingga menjadi salah satu alasan ketidaksenangan anak pada matematika. Model pembelajaran kooperatif diantaranya NHT dan TPS merupakan salah satu solusi dari permasalahan dalam pembelajaran efektif guna meningkatkan kemampuan komunikasi matematik. Pembelajaran ini menekankan aktivitas sosial, sehingga peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah NHT dan TPS dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan dan manakah yang lebih efektif diantara model pembelajaran NHT, TPS, dan ekspositori, dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik pada materi segiempat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VII SMP N 2 Candimulyo Kabupaten Magelang tahun ajaran 2010/2011. Sampel penelitian ini adalah kelas VII E dikenai perlakuan model NHT sebagai kelas eksperimen I, kelas VII D dikenai perlakuan model TPS sebagai kelas eksperimen II, serta kelas VII F dikenai perlakuan model ekspositori sebagai kelas kontrol. Variabel dalam penelitian ini adalah model pembelajaran matematika sebagai variabel bebas dan kemampuan komunikasi matematik sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan metode observasi. Data tersebut kemudian dianalisis untuk uji uji t, uji proporsi, uji anava, dan uji lanjut Least Significance Difference (LSD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen I 75,79; kelas eksperimen II 70,20; dan kelas kontrol 69,67. Dari hasil uji ketuntasan belajar dengan uji proporsi dan uji t diperoleh bahwa peserta didik kelas eksperimen I dan II telah mencapai ketuntasan belajar secara individual dan klasikal. Dari hasil uji anava diperoleh Fhitung=4,5>3,09=Ftabel yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari 3 perlakuan yang diberikan. Dengan uji lanjut LSD diperoleh hasil bahwa kelompok yang berbeda secara signifikan adalah NHT dengan ekspositori yang berarti model NHT lebih efektif daripada model ekspositori dan NHT dengan TPS yang artinya model NHT lebih efektif daripada model TPS. NHT mengutamakan pembelajaran kelompok dimana setiap anak bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan teman lain dalam satu kelompok. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti memberikan saran bagi guru matematika agar dapat mengembangkan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif, terutama model pembelajaran NHT untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik peserta didik. v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan kasih dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama menyusun skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan, kerjasama dan sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES). 2. Dr. Kasmadi Imam S, M.S. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Edy Soedjoko, M.Pd. Ketua Jurusan Matematika. 4. Dr. Masrukan, M.Si. Pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan pada penulis. 5. Drs. Suhito, M.Pd. Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam pelaksanaan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Matematika yang telah memberikan bekal kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Sugiyarto, S.Pd, M.Pd. Kepala SMP N 2 Candimulyo yang telah memberi ijin penelitian. 8. Sri Harjono, S.Pd. dan seluruh staf pengajar di SMP N 2 Candimulyo atas bantuan yang diberikan selama proses penelitian.
vi
9. Peserta didik kelas VII A, VII D, VII E, dan VII F SMP N 2 Candimulyo yang telah membantu proses penelitian. 10. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca demi kebaikan di masa yang akan datang.
Semarang,
Penulis
vii
Agustus 2011
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i PERNYATAAN................................................................................................. ii PENGESAHAN ................................................................................................ iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv ABSTRAK ......................................................................................................... v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi DAFTAR ISI.................................................................................................... viii DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xv BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................... 9
1.3
Batasan Masalah................................................................................. 10
1.4
Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
1.5
Manfaat Penelitian ............................................................................. 11
1.6
Penegasan Istilah................................................................................ 12
1.7
Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................... 16
2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 18 2.1 Landasan Teori ................................................................................. 18 viii
2.1.1 Pembelajaran Efektif
............................................................ 18
2.1.2 Hasil Belajar Matematika ........................................................... 20 2.1.3 Kemampuan Komunikasi Matematik ........................................ 23 2.1.4 Ketuntasan Belajar
............................................................ 28
2.1.5 Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 30 2.1.6 Teori –Teori Belajar dalam Pembelajaran Kooperatif ............... 33 2.1.6.1 Teori Van Hiele .......................................................... 33 2.1.6.2 Teori Brunner ............................................................. 35 2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together 37 2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pairs Share ........... 41 2.1.9 Model Pembelajaran Ekspositori ................................................ 43 2.1.10 Media Kartu Soal .................................................................... 44 2.1.11 Alat Peraga .............................................................................. 46 2.1.12 Kajian Materi Segiempat di SMP ............................................ 47 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 57 2.3 Hipotesis .......................................................................................... 60 3.
METODE PENELITIAN ......................................................................... 61 3.1 Jenis dan Desain Penelitian................................................................ 61 3.1.1 Jenis Penelitian.......................................................................... 61 3.1.2 Desain Penelitian....................................................................... 61 3.2 Prosedur Penelitian............................................................................. 62 3.3 Metode Penentuan Subyek Penelitian................................................ 63 3.3.1 Populasi ..................................................................................... 63
ix
3.3.2 Sampel....................................................................................... 63 3.3.3 Variabel Penelitian .................................................................... 64 3.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................. 65 3.4.1 Metode Tes................................................................................ 65 3.4.2 Metode Observasi...................................................................... 65 3.5 Analisis Instrumen Tes....................................................................... 66 3.5.1 Validitas .................................................................................... 66 3.5.2 Reliabilitas ............................................................................... 67 3.5.3 Taraf Kesukaran ........................................................................ 68 3.5.4 Daya Pembeda .......................................................................... 69 3.5.5 Penentuan Butir Soal untuk Penelitian...................................... 70 3.6 Metode Analisis Data......................................................................... 71 3.6.1 Analisis Data Awal ................................................................... 71 3.6.1.1 Uji Normalitas ......................................................... 71 3.6.1.2 Uji Homogenitas ...................................................... 72 3.6.1.3 Uji Kesamaan Rata-Rata ......................................... 73 3.6.2 Analisis Data Akhir................................................................... 75 3.6.2.1 Uji Normalitas ......................................................... 75 3.6.2.2 Uji Homogenitas ...................................................... 75 3.6.2.3 Uji Hipotesis ............................................................ 76 3.6.2.3.1 Uji Ketuntasan Belajar .............................. 76 3.6.2.3.2 Uji Perbedaan Rata-Rata .......................... 77 3.6.2.3.3 Uji Lanjut LSD ......................................... 77
x
3.7 Analisis Lembar Pengamatan............................................................. 79 3.7.1 Lembar Pengamatan Kinerja Guru ........................................... 79 3.7.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik .......................... 79 4.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................... 81 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 81 4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................ 81 4.1.2 Analisis Data Awal ................................................................... 82 4.1.2.1
Uji Normalitas Data Awal ......................................... 83
4.1.2.2
Uji Homogenitas Data Awal ..................................... 84
4.1.2.3
Uji Kesamaan Rata-Rata ........................................... 85
4.1.3 Analisis Data Kemampuan Komunikasi Matematik................. 85 4.1.3.1 Uji Normalitas ........................................................... 86 4.1.3.2 Uji Homogenitas ....................................................... 87 4.1.3.3 Uji Ketuntasan Belajar .............................................. 88 4.1.3.4 Uji Perbedaan Rata-Rata ........................................... 90 4.1.3.5 Uji Lanjut Menggunakan LSD .................................. 90 4.2 Hasil Analisis Lembar Pengamatan .................................................. 91 4.2.1 Lembar Pengamatan Kinerja Guru ........................................... 91 4.2.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik .......................... 92 4.3 Pembahasan ....................................................................................... 94 4.3.1 Kinerja Guru ............................................................................. 96 4.3.2 Aktivitas Peserta Didik ............................................................ 97 4.3.3 Kemampuan Komunikasi Matematik ...................................... 99
xi
5. PENUTUP.................................................................................................. 108 5.1 Simpulan ........................................................................................... 108 5.2 Saran .................................................................................................. 109 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 113
xii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1 Kerangka Komunikasi untuk Matematik ..................................................... 27 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ............................................... 32 2.3 Gambar yang Menunjukkan Bentuk Segiempat .......................................... 48 3.1 Desain Penelitian .......................................................................................... 61 3.2 Kriteria Taraf Kesukaran .............................................................................. 69 3.3 Ringkasan Analisis Butir Soal Uji Coba ...................................................... 70 3.4 Ringkasan Anava ......................................................................................... 75 3.5 Kriteria Kinerja Guru ................................................................................... 79 3.6 Kriteria Aktivitas Peserta Didik ................................................................... 80 4.1 Analisis Deskriptif Data Nilai Rapor Matematika Semester 1 ..................... 83 4.2 Analisis Deskriptif Data Kemampuan Komunikasi Matematik ................... 86 4.3 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Guru ......................................................... 92 4.4 Kriteria Persentase Kinerja Guru ................................................................. 92 4.5 Hasil Analisis Penilaian Aktivitas Peserta Didik ......................................... 93 4.6 Kriteria Persentase Aktivitas Peserta Didik ................................................. 93
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Jajargenjang ABCD dengan segitiga ABD diputar 1800 ............................. 48 2.2 Jajargenjang KLMN ..................................................................................... 50 2.3 Persegi panjang ABCD dilipat menurut simetri .......................................... 51 2.4 Persegi panjang ABCD yang dibalik menurut diagonalnya ........................ 52 2.5 Persegi panjang ABCD diputar sejauh 1800 ................................................ 52 2.6 Persegi panjang ABCD berpetak ................................................................. 53 2.7 Persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC dan BD ................................. 54 2.8 Persegi ABCD diputar 900 berlawanan arah jarum jam .............................. 55 2.9 Persegi ABCD berpetak ............................................................................... 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Daftar Nama Peserta Didik Kelas Ekperimen I ........................................ 113 2. Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen II ..................................... 114 3. Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol ................................................ 115 4. Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba .............................................. 116 5. Daftar Nama Anggota Kelompok Kelas Ekperimen I .............................. 117 6. Daftar Nama Anggota Kelompok Kelas Eksperimen II ........................... 118 7. Daftar Nilai Raport Semester 1 (Data Awal) ............................................ 119 8. Uji Normalitas Data Awal Kelas Ekperimen I .......................................... 120 9. Uji Normalitas Data Awal Kelas Ekperimen II ........................................ 121 10. Uji Normalitas Data Awal Kelas Kontrol ................................................ 122 11. Uji Homogenitas Data Awal .................................................................... 123 12. Uji Kesamaan Rata-Rata ......................................................................... 124 13. Kisi-Kisi Soal Tes Uji Coba .................................................................... 125 14. Soal Tes Uji CobaKomunikasi Matematik .............................................. 127 15. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba Komunikasi Matematik ................... 129 16. Analisis Butir Soal Uji Coba ................................................................... 135 17. Contoh Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba ................................. 138 18. Contoh Perhitungan Reliabilitas Instrumen Soal Uji Coba ..................... 140 19. Contoh Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Uji Coba .............................. 141 20. Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba ................................ 142 21. Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Dididk (NHT) ............................ 144 22. Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik (TPS) ............................... 150 23. Lembar Pengamatan Kinerja Guru (NHT) .............................................. 156 24. Lembar Pengamatan Kinerja Guru (TPS) ............................................... 162 25. RPP 1Kelas eksperimen I ........................................................................ 168 26. RPP 2 Kelas Eksperimen I ....................................................................... 190 27. RPP 1 Kelas Eksperimen II ..................................................................... 211 28. RPP 2 Kelas Eksperimen II ..................................................................... 233
xv
29. RPP 1 Kelas Kontrol ................................................................................ 256 30. RPP 2 Kelas Kontrol ................................................................................ 278 31. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematik ............................... 300 32. Soal Hasil Belajar Tes Komunikasi Matematik ...................................... 302 33. Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematik .............. 304 34. Daftar Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematik ........................... 310 35. Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen I ...................................... 311 36. Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen II ..................................... 312 37. Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol ............................................... 313 38. Uji Homogenitas Data Akhir ................................................................... 314 39. Uji Perbandingan Ketuntasan Belajar Individual .................................... 315 40. Uji Ketuntasan Belajar Klasikal .............................................................. 316 41. Uji Ketuntasan Belajar (Uji t) .................................................................. 318 42. Uji Perbedaan Rata-Rata .......................................................................... 320 43. Uji Lanjut LSD ........................................................................................ 321 44. Gambar Alat Peraga Segiempat ............................................................... 322 45. Dokumentasi ............................................................................................ 325 46. Daftar Luas Di bawah Lengkung Kurva Normal .................................... 329 47. Tabel Harga r Product Moment ................................................................ 330 48. Tabel Harga Kritik Chi Kuadrat .............................................................. 331 49. Tabel Harga Kritik Uji F ........................................................................ 332 50. Tabel Distribusi T..................................................................................... 333
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kualitas peserta didik, sarana dan prasarananya, model pembelajaran, atau faktor lingkungan. Kualitas pendidikan yang penting untuk diperhatikan salah satunya adalah pendidikan matematika. Matematika merupakan ilmu dasar yang berkembang pesat dalam materi maupun kegunaannya. Kegunaan matematika terlihat dari peran pentingnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam hal komunikasi dan informasi. Arus informasi yang secara cepat datang dari berbagai penjuru dunia dan selalu berubah menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik, pola pikir yang kritis, sistematis, kreatif, dan logis. Sikap dan cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan dengan mempelajari matematika. Matematika sebagai alat komunikasi manusia karena matematika merupakan serangkaian bahasa yang melambangkan makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Bahasa matematika yang logis dan sistematis tersebut menghindari terjadinya keambiguan dalam mengartikan informasi yang
1
2
disampaikan, baik berupa konsep ataupun definisi. Menurut James dan James, sebagaimana dikutip oleh Suherman (2003:16), mendefinisikan matematika sebagai ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsepkonsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dalam jumlah yang banyak dan terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Geometri merupakan cabang matematika yang membahas tentang polapola visual, menghubungkan matematika dengan dunia nyata, dan menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika, karena geometri memuat banyak konsep di dalamnya. Dari sudut pandang matematik, geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor, dan transformasi. Tujuan dari pembelajaran geometri diharapkan peserta didik dapat memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematika, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematik, dan dapat bernalar secara matematik. Pada dasarnya geometri mempunyai peluang lebih besar mudah dipahami peserta didik dibandingkan dengan cabang matematika yang lain, karena objek geometri sudah dikenalkan sebelum masuk sekolah, seperti garis, bidang, dan ruang. Akan tetapi, bukti di lapangan menunjukkan bahwa hasil pembelajaran geometri masih rendah dan perlu ditingkatkan. Abdussakir (2009) menyatakan bahwa di Amerika Serikat, hanya separuh dari siswa yang ada yang mengambil pelajaran geometri formal, dan hanya sekitar 34% siswa-siswa tersebut yang dapat membuktikan teori dan mengerjakan latihan secara deduktif.
3
Kesulitan memahami geometri khususnya materi segiempat juga dirasakan oleh sebagian anak SMP yang belum paham tentang konsep-konsep segiempat. Bukti-bukti empiris di lapangan diantaranya pada penelitian Sunardi (2000b) yang melaporkan, dari 443 anak kelas tiga SMP terdapat 86,91% menyatakan persegi bukan persegi panjang, 64,33% menyatakan belah ketupat bukan jajargenjang, dan 36,34% menyatakan bahwa pada persegi dua sisi yang berhadapan saling tegak lurus . Segiempat yang merupakan kajian objek-objek abstrak tidak cukup dengan penjelasan materi-materi saja tetapi dibutuhkan juga kemampuan dari anak dalam mengoorganisasikan ide-ide dan pikirannya untuk disampaikan secara logis dan sistematis kepada orang lain. Dengan demikian, kemampuan menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan gagasangagasan serta ide-ide matematika berperan penting dalam pencapaian hasil belajar. Dalam menyampaikan informasi, gagasan, atau ide dibutuhkan juga media pembelajaran. Media pembelajaran ini sebagai alat bantu peserta didik. Media pembelajaran dapat membantu peserta didik ketika mengkomunikasikan ide dan pikirannya ke orang lain. Media pembelajaran yang dimaksud adalah kartu soal dan alat peraga. Kartu soal ini berisikan tentang permasalahan yang menuntut kemampuan komunikasi matematik peserta didik, sedangkan alat peraga digunakan untuk membantu peserta didik mengantarkan pemahaman kajian objek abstrak ke objek konkret matematika. Dengan demikian, peserta didik dapat melihat keteraturan dan pola struktur dengan jelas terhadap objek yang diperhatikan. Hal ini sesuai dengan teori Jerome Bruner, sebagaimana
4
dikutip oleh Suherman (2003:43), mengungkapkan bahwa dalam proses belajar, anak baiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda (alat peraga), yang dirancang secara khusus dan dapat diotak atik oleh peserta didik dalam memahami suatu konsep matematika. Media pembelajaran dalam hal ini alat peraga dan kartu soal, merupakan bagian dari perangkat pembelajaran yang membantu guru dalam melakasanakan pembelajaran. Media pembelajaran ini merupakan solusi atau strategi yang tepat dan direncanakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai. Seiring dengan dicanangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai tahun 2006, dalam proses pembelajaran guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran, tetapi menuntut peserta didik secara aktif melaksanakan pembelajaran. Dengan pembelajaran yang demikian, diharapkan peserta didik terbiasa belajar mandiri dan aktif selama proses pembelajaran. Kenyataan yang terjadi, dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika masih sering dijumpai kecendurungan peserta didik yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun sebenarnya mereka belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Keadaan yang demikian diperlukan adanya strategi pembelajaran yang tepat agar pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang efektif. Dengan pembelajaran yang efektif diharapkan hasil belajar peserta didik tuntas. Pembelajaran dikatakan tuntas jika peserta didik telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal secara individual dan klasikal. Jika pembelajaran itu tidak tuntas artinya peserta didik belum sepenuhnya menguasai materi pelajaran
5
secara menyeluruh. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuntasan belajar diantaranya adalah peran guru dalam mengajarkan materi, metode pembelajaran yang digunakan, dan waktu belajar peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Faktor-faktor tersebut harus menjadi perhatian guru dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat ketika melaksanakan pembelajaran tuntas. Strategi pembelajaran yang digunakan guru berkenaan dengan persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran berupa hasil belajar dapat tercapai. Oleh karena itu, diperlukan cara mengajar atau metode mengajar yang tepat dan sesuai kondisi peserta didik. Metode mengajar yang bisa dipilih guru salah satunya dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Menurut Suherman (2003:260), dalam pembelajaran kooperatif para peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, ataupun tanggung jawab sehingga tercipta sikap bekerjasama dan saling membantu. Sedangkan menurut Lie (2002:28), bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan
prosedur
pembelajaran
kooperatif
dengan
benar
akan
memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Hobri (2010:27) mengatakan bahwa kriteria keefektifan suatu model dikaitkan dengan empat hal, yaitu (1) ketuntasan hasil belajar peserta didik, (2) aktivitas peserta didik dan guru menunjukkan kategori baik,(3) kemampuan guru mengelola pembelajaran baik, dan (4) respon peserta didik dan guru positif.
6
Beberapa model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Think Pairs Share (TPS). Menurut Lie (2002:58), NHT merupakan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan dimana model pembelajaran ini memberikan kesempatan peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang tepat. NHT dapat digunakan untuk mengecek pemahaman anak terhadap mata pelajaran dengan cara melibatkan lebih banyak peserta didik menelaah materi yang tercakup sehingga dapat meningkatkan penguasaan akademik dan kemampuan berfikir kritis. Hasil penelitian Sulistiyorini (2007), menyebutkan bahwa model pembelajaran NHT lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar dan kemampuan berfikir kritis pada materi segiempat. Selain model pembelajaran NHT terdapat juga model pembelajaran TPS. Model pembelajaran TPS yang dikembangkan oleh Frank Lyman adalah tipe model pembelajaran kooperatif yang diartikan sebagai BerpikirBerpasangan-Berbagi (Lie, 2002:56). TPS memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain, melatih dalam mengoptimalkan potensi,dan dapat membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dalam diskusi tersebut, TPS dapat memberikan waktu yang lebih banyak ke peserta didik dalam berfikir, merespon, dan saling membantu. Pada penelitian sebelumnya oleh Handayani (2009) menyebutkan bahwa pengajaran yang menggunakan model pembelajaran TPS memberikan prestasi yang lebih baik
7
karena dapat dijadikan sebagai alternatif pengajaran dalam rangka mengaktifkan peserta didik selama proses pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan TPS ini diharapkan dapat membatu guru dalam memilih model pembelajaran yang efektif, sehingga hasil belajar khususnya kemampuan komunikasi matematik peserta didik dapat ditingkatkan. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran, serta pengembangan kemampuan komunikasi
matematik, maka diperlukan adanya implementasi
dalam satuan pendidikan yaitu sekolah. SMP N 2 Candimulyo merupakan salah satu satuan pendidikan di Kabupaten Magelang. Dalam pembelajaran matematika guru di SMP N 2 Candimulyo ini masih menggunakan model pembelajaran ekspositori. Peserta didik cenderung diam dan kurang aktif selama proses pembelajaran. Mereka cenderung sulit untuk menyampaikan gagasan atau informasi kepada orang lain baik dalam bentuk gambar, grafik, atau tabel. Khususnya pada pelajaran segiempat, guru di sekolah tersebut juga belum menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu belajar peserta didik. Keadaan demikian mengakibatkan peserta didik masih kesulitan dalam memahami materi segiempat. Hal ini diperkuat dengan bukti nilai ulangan materi segiempat tahun 2010 bahwa ±70% anak masih belum tuntas, sehingga dilakukan remedial kembali. Wawancara peneliti kepada salah seorang guru matematika menyebutkan bahwa rata-rata nilai raport semester I kelas VII SMP N 2 Candimulyo masih rendah. Rata-rata tersebut kelas VII A mendapat 62, kelas
8
VII B mendapat 58, kelas VII C mendapat 60, kelas VII D mendapat 58, kelas VII E mendapat 61, dan kelas VII F mendapat 57. Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika peserta didik SMP N 2 Candimulyo masih rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan di sekolah. Keadaan demikian menunjukkan bahwa pembelajaran di SMP N 2 Candimulyo khususnya pada perangkat pembelajaran menjadi belum efektif. Menurut Yamasari (2010:3), mengatakan bahwa perangkat yang efektif jika memenuhi indikator (1) rata-rata skor pengerjaan tes hasil belajar peserta didik yang diperoleh subyek uji coba tuntas dan (2) adanya respon positif peserta didik yang ditunjukkan. Peserta didik di SMP N 2 Candimulyo dikatakan tuntas dalam mata pelajaran matematika khususnya aspek komunikasi apabila sekurang-kurangnya 75% peserta didik dalam kelas memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 65. Dari permasalahan mengenai model pembelajaran yang kurang maksimal, sikap peserta didik yang kurang aktif selama proses pembelajaran, dan media belajar yang belum banyak digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran, peneliti tertarik untuk menyampaikan gagasan baru dengan penelitian yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Dan Pembelajaran Think Pairs Share (TPS) Terhadap Kemampuan Segiempat”.
Komunikasi
Matematik
Peserta
Didik
Pada
Materi
9
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : (1) Apakah kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menerima pembelajaran dengan model NHT dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan? (2) Apakah kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menerima pembelajaran dengan model TPS dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan? (3) Apakah ada perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menerima pembelajaran dengan model pembelajaran NHT, TPS, dan ekspositori? (4) Apakah
tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada
materi segiempat yang menerima model pembelajaran NHT lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran ekspositori? (5) Apakah tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran TPS lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran ekspositori? (6) Apakah tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran jaran NHT lebih baik
10
daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran TPS?
1.3
Batasan Masalah Sub pokok materi dalam penelitian ini adalah bangun datar segiempat
mengenai sifat-sifat, luas, dan keliling dari jajargenjang, persegi panjang, dan persegi pada peserta didik kelas VII SMP N 2 Candimulyo Tahun Ajaran 2010/2011.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
(1) Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menerima pembelajaran dengan model NHT dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan. (2) Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menerima pembelajaran dengan model TPS dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan. (3) Untuk mengetahui ada perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menerima pembelajaran dengan model pembelajaran NHT, TPS, dan ekspositori. (4) Untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran NHT lebih baik
11
daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran ekspositori. (5) Untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran TPS lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran ekspositori. (6) Untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran NHT lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran TPS.
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.5.1 Peserta Didik (1) Melatih kerjasama dan interaksi dengan peserta didik dan guru. (2) Membantu dalam mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengkomunikasikan gagasan tersebut dalam bentuk tulisan ataupun lisan. (3) Memudahkan peserta didik dalam belajar matematika yang bersifat abstrak, sehingga dapat membantu memperbaiki hasil belajar khususnya kemampuan komunikasi matematik pada materi segiempat. (4) Mengenalkan model pembelajaran NHT dan TPS.
12
1.5.2 Guru Sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran matematika
yang efektif,
yang
dapat
meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik, dan sesuai dengan materi segiempat sehingga memudahkan guru dalam menarik perhatian peserta didik selama pembelajaran. 1.5.3 Sekolah Memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi peserta didik. 1.5.4 Peneliti Memperoleh pengalaman langsung dalam memilih pembelajaran yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga diharapkan dapat bermanfaat ketika kelak terjun di lapangan.
1.6 1.6.1
Penegasan Istilah Keefektifan Keefektifan berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha,tindakan) (Depdiknas, 2008:374). Menurut Yamasari (2010:3) salah satu indikator perangkat yang efektif adalah rata-rata skor pengerjaan tes hasil belajar peserta didik yang diperoleh subyek uji coba tuntas. Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
13
(1)
Kemampuan komunikasi
matematik peserta didik
yang
menerima
pembelajaran dengan model NHT dan model TPS dapat mencapai ketuntasan belajar. Peserta didik dikatakan tuntas belajar jika nilai kemampuan komunikasi matematik ≥ 65, dan keberhasilan kelas dilihat dari
sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik di kelas tersebut tuntas belajar. (2)
Tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran NHT lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran ekspositori.
(3)
Tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran TPS lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran ekspositori.
(4)
Tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran NHT lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran TPS.
1.6.2
Numbered Head Together (NHT) NHT merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan lebih
banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pekerjaan dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaaan kepada seluruh kelas (Ibrahim,2000: 28). Pada
14
pembelajaran ini peserta didik dibagi dalam kelompok dengan setiap anggota mendapatkan nomor. Guru memberikan tugas atau permasalahan untuk dikerjakan dan didiskusikan bersama. Masing-masing anggota harus dipastikan dapat mengerjakan tugas tersebut. Guru akan memanggil salah satu nomor peserta didik dan peserta didik yang memiliki nomor tersebut akan melaporkan hasil pekerjaan kelompok mereka sedangkan teman lain yang memiliki nomor yang sama akan menanggapi. Pemanggilan nomor akan dilanjutkan dan yang terakhir penarikan kesimpulan. Dalam melaksanakan model pembelajaran NHT guru menggunakan media kartu soal dan alat peraga. 1.6.3
Think Pairs Share (TPS) TPS merupakan model pembelajaran kooperatif yang memiliki
prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan waktu lebih banyak kepada peserta didik untuk memikirkan secara mendalam tentang yang telah dijelaskan atau didalami (berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain) (Suyatno, 2009: 54). Pembelajaran diawali dengan pengajuan pertanyaan oleh guru dan meminta peserta didik untuk memikirkan jawaban secara individu, kemudian peserta didik secara berpasangan mendiskusikan hasil pemikirannya untuk menemukan jawaban yang paling benar. Setelah itu beberapa pasangan mempresentasikan atau berbagi dengan teman sekelas tentang apa yang mereka diskusikan. Selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TPS guru menggunakan media kartu soal dan alat peraga.
15
1.6.4
Komunikasi Matematik Menurut Shadiq (2009:6), komunikasi adalah proses untuk memberi
dan menyampaikan arti dalam usaha untuk menciptakan pemahaman bersama. Sedangkan komunikasi matematik merupakan aktivitas penggunaan kosakata, notasi, notasi, dan struktur matematika untuk mengekspresikan dan memahami ide maupun keterkaitan ide-ide tersebut (Masrukan, 2008:7). Greenes dan Schulman sebagaimana dikutip oleh Masrukan (2008: 8), mengatakan bahwa komunikasi matematika merupakan kemampuan untuk: (1) menyatakan ide matematika dengan bicara, menulis, demonstrasi, dan menggambarkanya dalam bentuk visual, (2) memahami, menginterpretasi, dan menilai ide matematika yang disajikan
dalam
tulisan,
lisan
atau
bentuk
visual,
(3)
menggunakan
kosakata/bahasa, notasi, dan stuktur matematika untuk menyajikan ide, menggambarkan hubungan, dan membuat model. 1.6.5
Media Kartu Soal Menurut Djamarah (2002:136), media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan. Kartu adalah suatu kertas yang berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan), sedangkan soal adalah sesuatu yang menuntut jawaban. Jadi, kartu soal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berupa kartu yang berisi soal-soal berbentuk uraian yang memuat aspek komunikasi matematik pada materi sifat-sifat, keliling, dan luas dari jajargenjang, persegi panjang, dan persegi.
16
1.6.6
Alat Peraga Alat peraga yaitu alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru dalam
berkomunikasi dengan para peserta didik. Alat peraga dapat berupa benda atau perilaku (Engkoswara & Natawijaya, 1979 :28). Alat peraga dalam penelitian ini berupa alat peraga jajargenjang, persegi panjang, dan persegi. 1.6.7
Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar pada dasarnya merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan peserta didik terhadap bahan pelajaran yang dipelajari. Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau capaian tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran (Mulyasa, 2007: 254). Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurangkurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut (Mulyasa, 2006: 101).
1.7
Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi. Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, daftar gambar, dan daftar tabel.
17
Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu bab 1, bab 2, bab 3, bab 4, dan bab 5. Bab 1 pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi. Bab 2 tinjauan pustaka berisi tentang landasan teori, kerangka berfikir, dan hipotesis. Bab metode penelitian 3 berisi tentang jenis dan desain penelitian, prosedur penelitian, populasi penelitian, sampel penenlitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab 4 hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab 5 penutup berisi tentang simpulan dan saran. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka yang digunakan sebagai acuan dan lampiran – lampiran yang melengkapi uraian pada bagian isi dan tabel– tabel yang digunakan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini meliputi pembelajaran
efektif, hasil belajar matematika, kemampuan komunikasi matematik, ketuntasan belajar, teori belajar Van Hiele dan teori belajar Brunner, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS, model pembelajaran ekspositori, media kartu soal dan alat peraga, serta kajian materi segiempat di SMP. 2.1.1
Pembelajaran Efektif Menurut Depdiknas (2008:374) dikemukakan bahwa efektif berarti ada
efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan). Jadi keefektifan adalah keberhasilan tentang usaha atau tindakan sebagai keadaan yang berpengaruh terhadap pembelajaran. Keefektifan berkaitan erat dengan pencapaian tujuan dengan perencanaan yang telah disusun sebelum dilakukan pembelajaran. Richard Dunne & Ted Wragg sebagaimana diterjemahkan oleh Jasin (1996:1) menyatakan bahwa pembelajaran efektif (effective teaching) adalah jantungnya sekolah efektif atau sekolah yang berhasil mencapai tujuannya. Mutu hasil pendidikan sebagian besar ditentukan oleh mutu kegiatan belajar mengajar. Mutu profesional guru harus terlihat pada kemampuannya mengelola kelas dan
18
19
mengajar secara efektif dalam arti dia mampu membelajarkan para peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diberikannya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Hobri (2010: 27) mengatakan bahwa kriteria keefektifan suatu model pembelajaran dikaitkan dengan empat hal, yaitu (1) ketuntasan hasil belajar peserta didik, (2) aktivitas peserta didik dan guru menunjukkan kategori baik,(3) kemampuan guru mengelola pembelajaran baik, dan (4) respon peserta didik dan guru positif. Sedangkan Yamasari (2010:3), mengatakan bahwa perangkat yang efektif jika memenuhi indikator (1) rata-rata skor pengerjaan tes hasil belajar peserta didik yang diperoleh subyek uji coba tuntas dan (2) adanya respon positif peserta didik yang ditunjukkan. Dengan demikian, secara operasional perwujudan dari tujuan pembelajaran adalah: nilai rata-rata seluruh peserta didik dalam satuan kelas dapat ditingkatkan dan jarak antara peserta didik yang cepat dan lambat belajar menjadi semakin pendek (Badarudin : 2011). Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai kemampuan komunikasi matematik peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar baik ketuntasan secara individual maupun ketuntasan secara klasikal. Peserta didik dikatakan tuntas belajar jika nilai kemampuan komunikasi matematik ≥ 65, dan keberhasilan kelas dilihat dari sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut telah tuntas belajar. Pada penelitian ini pembelajaran dikatakan efektif jika terjadi respon positif guru dan peserta didik. Respon positif guru diukur dengan adanya lembar pengamatan kinerja guru dimana lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan guru dalam mengelola kelas ketika
20
mengajar dan sesuai tidaknya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang direncanakannya. Lembar pengamatan aktivitas peserta didik digunakan untuk mengetahui seberap besar aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Pengukuran
keefektifan
pembelajaran
selalu
dikaitkan
dengan
pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka diperlukan prosedur pembelajaran yang efektif sesuai dengan kondisi peserta didik. Prosedur pembelajaran efektif ini haruslah dimasukkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Mulyasa (2005:119) mengatakan bahwa prosedur pembelajaran efektif dapat dilakukan sebagai berikut, yaitu (1) pemanasan dan apersepsi, dengan tujuan memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorong mereka untuk mengetahui hal baru; (2) eksplorasi, yaitu mengenalkan materi dan menghubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik; (3) konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi dan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik; (4) pembentukan kompetensi, sikap, dan perilaku peserta didik; dan (5) penilaian formatif, dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah yang dihadapi guru dalam memberikan kemudahan kepada peserta didik. 2.1.2
Hasil Belajar Matematika Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan bentuk atau
struktur yang abstrak. Pengertian tentang matematika cukup banyak dan beragam. Lunchins dan Lunchins sebagimana dikutip oleh Suherman (2003:15), mengungkapkan bahwa pengertian tentang matematika dapat dijawab berbeda-
21
beda tergantung pada kapan pertanyaan itu dijawab, di mana dijawab, dan apa saja yang dipandang termasuk dalam matematika. Shadiq (2009:6) menjelaskan bahwa “matematika merupakan alat komunikasi yang sangat kuat dan berpengaruh (powerfull), teliti dan tepat (concise), dan tidak membingungkan (unambiguous)”. Pendapat lain mengenai matematika juga dikemukakan Fowler sebagaimana dikutip oleh Suyitno (2004:51), yang menyebutkan bahwa “Mathematics is the abstract science of space and number”. Dalam mengajarkan matematika dibutuhkan implementasi nyata di satuan pendidikan. Hal ini dikenal dengan nama matematika sekolah. Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di jenjang persekolahan yaitu pendidikan dasar dan menengah. Matematika sekolah menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan, membentuk pribadi peserta didik, dan mengacu pada perkembangan iptek. Hal ini menunjukkan bahwa matematika sekolah tetap mempertahankan ciri-ciri yang dimiliki oleh matematika itu sendiri. Menurut Suherman (2003, 56) menyebutkan bahwa matematika sekolah memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai alat, pola pikir, dan ilmu pengetahuan. Penjelasan fungsi tersebut adalah sebagai alat dalam memahami atau menyampaikan informasi, membentuk pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian ataupun penalaran, dan membiasakan anak didik memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat yang dimiliki ataupun tidak dimiliki oleh objek abstrak. Penjelasan mengenai matematika tidak lepas dari adanya aktivitas belajar. Banyak pendapat para pakar psikologi yang mendefinisikan tentang
22
konsep belajar. Menurut Gagne dan Berliner, sebagaimana dikutip oleh Anni (2007:2), menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Pendapat lain tentang pengertian belajar juga dikemukakan oleh Hudojo (2003:123), menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengetahuan atau pengalaman, yang mampu mengubah tingkah laku seseorang sehingga tingkah laku orang itu tetap tidak akan berubah lagi dengan modifikasi yang sama. Dari kedua definisi mengenai matematika dan belajar, dapat dismpulkan
bahwa belajar matematika
merupakan
proses
pembentukan
pengalaman dan pola pikir bernalar terhadap pemahaman suatu hubungan materi, karena pada hakekatnya matematika berkaitan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara sistematis dan logis. Belajar matematika merupakan hal yang penting, Dengan demikian, belajar matematika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam mengkomunikasikan dan menginformasikan gagasan serta ide dalam bentuk lisan maupun tertulis. Dalam belajar perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah melakukan aktivitas belajar kita sebut sebagai hasil dari belajar. Hasil belajar dicapai peserta didik sebagai bukti keberhasilan proses belajar mengajar yang dialami dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Jadi hasil belajar matematika adalah perubahan perilaku dan pola pikir yang diperoleh peserta didik sebagai bukti keberhasilan setelah melakukan aktivitas belajar matematika dalam bidang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Oleh karena itu apabila pembelajar
mempelajari
tentang
bagaimana
mengkomunikasikan
atau
23
menginformasikan objek kajian abstrak maka perubahan perilaku yang diperoleh berupa penguasaan komunikasi matematik objek kajian abstrak. Berdasarkan Permendiknas No 22 (Depdiknas, 2006:346) tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika, menjelaskan bahwa tujuan dari belajar matematika yaitu (1) memiliki pengetahuan matematika (konsep, keterkaitan antarkonsep, dan algoritm); (2) menggunakan penalaran; (3) memecahkan masalah; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika. 2.1.3
Kemampuan Komunikasi Matematik Secara umum, komunikasi merupakan suatu peristiwa penyampaian
pesan dari yang memberi pesan kepada yang menerima pesan untuk memberitahu, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Sedangkan menurut Shadiq (2009:6), komunikasi adalah proses untuk memberi dan menyampaikan arti dalam usaha untuk menciptakan pemahaman bersama. Berkait dengan peningkatan kemampuan komunikasi, NCTM (1989) sebagaimana dikutip oleh Shadiq (2009:12) menyatakan bahwa program pembelajaran dari TK sampai kelas 12 hendaknya memungkinkan semua peserta didik di Amerika Serikat untuk: (1) mengorganisasikan dan mengkonsolidasikan pikiran matematika mereka melalui komunikasi, (2) mengkomuniksikan pikiran matematika mereka secara logis dan jelas kepada teman, guru, ataupun orang lain, (3) menganalisis dan mengevaluasi pikiran matematika dan strategi yang
24
digunakan orang lain, (4) menggunakan bahasa matematika untuk menyatakan ide-ide matematika secara tepat. Di dalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain. Untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, orang dapat menyampaikan dengan berbagai bahasa termasuk bahasa matematis. Ada tiga bentuk komunikasi sebagaimana yang disampaikan oleh Masrukan (2008:7), yaitu: (1) linier (oneway communicatio), (2) relasional atau interaktif (Cybermetics Models), dan (3) konvergen (multi arah). Bila diterapkan dalam proses pembelajaran maka (1) komunikasi linier berarti guru hanya melakukan transfer of knowledge, (2) komunikasi relasional berarti ada interaksi guru dan peserta didik, walaupun guru tetap dominan, dan (3) komunikasi konvergen berarti selain antar guru dengan peserta didik juga antar peserta didik dengan peserta didik. Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menyangkut tentang komunikasi konvergen, di mana peserta didik dituntut untuk mampu mengkomunikasikan gagasangagasan matematikanya, baik kepada teman, guru, maupun orang lain. Berkaitan dengan komunikasi matemati, NCTM sebagaimana dikutip oleh Juandi (2008), menjelaskan bahwa komunikasi matematik adalah kemampuan peserta didik dalam hal sebagai berikut. (1) Membaca dan menulis matematika dan menafsirkannya makna dan ide dari tulisan itu. (2) Mengungkapkan dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematika dan hubungannya. (3) Merumuskan definisi matematika dan membuat generalisasi yang ditemui melalui investigasi. (4) Menuliskan sajian matematika dengan pengertian.
25
(5) Menggunakan kosakata/bahasa, notasi struktur secara matematika untuk menyajikan ide menggambarkan hubungan dan pembuatan model. (6) Memahami, menafsirkan dan menilai ide yang disajikan secara lisan dalam tulisan/visual. (7) Mengamati dan membuat dugaan, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan dan menilai informasi. (8) Menghasilkan dan menyajikan argument yang meyakinkan. Berbeda dengan pengertian komunikasi secara umum, komunikasi matematik merupakan salah satu displin ilmu dari matematika yang mengkaji tentang aktivitas penggunaan kosakata, notasi, dan stuktur matematika untuk mengekspresikan dan memahami ide maupun keterkaitan ide-ide tersebut. Dalam hal ini komunikasi matematik terdiri dari komunikasi lisan dan tertulis. Komunikasi secara lisan merupakan aktivitas antar peserta didik atau antara peserta didik dengan guru, dimana hal ini dapat berupa berbicara, mendengar, membaca, menjelaskan, berdiskusi, maupun bertukar pendapat. Sedangkan komunikasi secara tulisan merupakan kemampuan peserta didik dalam menggunakan kosakata, notasi, dan struktur matematika yang dinyatakan dengan grafik, gambar, tabel, persamaan atau tulisan. Sebagai acuan dalam mengukur kemampuan komunikasi matematik, bisa dilihat dari aspek-aspeknya. Terdapat lima aspek komunikasi matematik menurut Baroody, sebagaimana dikutip oleh Juandi (2008), yaitu : (1) representasi, diartikan sebagai bentuk baru hasil translasi suatu masalah yang dapat membantu anak menjelaskan konsep untuk memudahkan mendapatkan strategi pemecahan, (2) mendengarkan (listening), mendengar secara hati-hati terhadap pertanyaan teman dalam suatu kelompok dapat membantu peserta didik mengkonstruksi lebih lengkap pengetahuan matematika dan mengatur strategi jawaban yang lebih efektif, (3) membaca (reading), yaitu kemampuan yang terkait
26
mengingat,
memahami,
membandingkan,
menemukan,
menganalisis,
mengorganisasikan, dan akhirnya menerapkan apa yang terkandung dalam bacaan, (4) diskusi (discussing), membantu peserta didik dalam mempercepat pemahaman materi pembelajaran dan kemahiran menggunakan strategi, (5) menulis (writing), kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran, dipandang sebagai proses berpikir keras yang dituangkan di atas kertas. Ada beberapa indikator yang harus diperhatikan dalam pencapaian kompetensi. Indikator komunikasi matematik untuk peserta didik tingkat SMP (Sumarmo, 2006:3-4) adalah sebagai berikut. (1) Menghubungkan benda nyata, gambar atau diagram ke dalam ide matematika. (2) Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika malalui tulisan, dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar. (3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. (4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. (5) Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis. (6) Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi. (7) Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika kemudian menjawabnya. (8) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi. Berdasarkan indikator-indikator di atas, maka dapat dirumuskan ke dalam tiga kerangka utama komunikasi matematik pada tabel 2.1.
27
Tabel 2.1 Kerangka Komunikasi untuk Matematik Communication About Mathematics (1) Reflection on cognitive processes. Description of procedures, reasoning. Metacognition—giving reasons for procedural decisions. (2) Communication with others about cognition. Giving point of view. Reconciling differences.
Communication In Mathematics
Communication With Mathematics
(1) Mathematical register. Special (1) Problem-solving tool. Investigations. Basis for meaningful vocabulary. Particular action. definitions of everyday vocabulary. Modified uses of everyday vocabulary. Syntax, phrasing. Discourse. (2) Representations. Symbolic. (2) Alternative solutions. Interpretation Verbal. Physical manipulatives. of arguments using mathematics. Diagrams, graphs. Geometric. Utilization of mathematical problem solving in conjunction with other forms of analysis
Sumber: Brenner (1998:109). Berdasarkan tabel di atas, komunikasi matematik dapat terlihat sebagai tiga aspek yang terpisah. Pertama, communication about mathematics merupakan proses dalam pengembangan kognitif individu, dalam hal ini peserta didik. Kedua, communication in mathematics, yaitu dengan penggunaan bahasa dan simbol dalam menginterpretasikan matematika. Ketiga, communication with mathematics menyangkut penggunaan matematika oleh peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba meneliti tentang communication in mathematics di kelas. Communication in mathematics mencakup dua aspek, sebagai berikut. (1)
mathematical register, yaitu kemampuan peserta didik dalam menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika, melalui kata-kata, sintaksis, maupun frase, secara lisan maupun tertulis;
(2)
representations, yaitu kemampuan peserta didik dalam menggambarkan atau menginterpretasikan ide, situasi, dan relasi matematika, melalui gambar benda nyata, diagram, grafik, ataupun secara geometris.
28
Ada dua alasan yang menjadikan komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu menjadi fokus perhatian. Pertama, matematika tidak hanya sekedar sebagai alat bantu untuk berfikir ataupun alat untuk menyelesaikan masalah. Namun, matematika juga sebagai alat untuk mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan-gagasan yang bervariasi secara nyata, tepat, dan praktis. Kedua, dalam pembelajaran matematika, interaksi antar peserta didik, interaksi antar guru dengan peserta didik merupakan bagian penting untuk menumbuhkan kemampuan matematika pada anak-anak. Dengan demikian, peran penting komunikasi dalam pembelajaran matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut, yaitu sebagai alat ukur untuk mengukur pertumbuhan pemahaman matematika pada peserta didik, membantu menumbuhkan cara berfikir peserta didik dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melihat berbagai keterkaitan materi matematika yang dipelajari, serta mengkontruksikan pengetahuan matematika, pengembangan pemecahan masalah dan menumbuhkan rasa percaya diri. 2.1.4
Ketuntasan Belajar Konsep ketuntasan belajar didasarkan pada konsep pembelajaran tuntas.
Pembelajaran tuntas merupakan istilah yang diterjemahkan dari istilah“Mastery Learning”. Menurut James H. Block sebagaimana dikutip oleh Suhito (1986:6), menyatakan bahwa mastery learning lebih menekankan strateginya pada kegiatan individual dalam belajar dengan menggunakan pendekatan kelompok. Pada pertengahan tahun 1960, Benyamin Bloom sebagaimana dikutip oleh Hayes (2009:10) menjelaskan tentang Mastery learning yaitu sebagai berikut.
29
Using traditional teaching methodology, Bloom found that only twenty percent of the students gained a complete understanding of the material that they had been taught. The ideal teaching and learning situation occurred when a superior tutor worked with an individual student and tried to translate this into group based instructional settings. Hayes menjelaskan bahwa pada pembelajaran tradisional, Blom menemukan hanya ada 20% dari peserta didik yang mencapai pemahaman terhadap materi yang diperoleh. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang ideal. Situasi belajar mengajar yang ideal akan didapat ketika seorang guru mengajarkan pada murid kemudian mencoba mengatur pembelajaran secara kelompok. Dalam pembelajaran tuntas diperlukan juga variabel-variabel agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini sesuai dengan penjelasan Bloom sebagaimana dikutip oleh Gagne (1988), yaitu sebagai berikut. Evidence collected and summarized by Bloom indicates that quality of instruction in such subjects as mathematics and foreign language has to do with the following variables : (a) the cues or directions provided to the learner, (b) the participation of the learner in the activity, (c) the reinforcement received by the learner, and (d) the provision of feedback that includes correctives. It is of interest to note that cognitive entry characteristics enter into the picture, also in the specific sense of prerequisites to the learning task Pernyataan di atas menjelaskan tentang kumpulan dan ringkasan faktafakta dari Bloom yang menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran misalnya pada pelajaran matematika dan bahasa asing harus dilakukan sesuai dengan variabel-variabel : (a) petunjuk yang diberikan kepada pembelajar, (b) partisipasi pembelajaran selama proses pembelajaran, (c) penguatan baik yang diterima oleh pembelajar, dan (d) pemberian feedback/umpan balik yang disertai pembenaran. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan untuk memberikan
30
gambaran karakteristik kognitif, juga sebagai prasyarat terhadap tugas pembelajaran. Dengan kata lain belajar tuntas sangat penting dilaksanakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar, efektif, dan efesien. Ketuntasan belajar dapat dianalisis secara perorangan atau perkelas. Menurut Mulyasa (2007:254), seseorang peserta didik dikatakan tuntas belajar jika ia mampu menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Adapun keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas itu (Mulyasa, 2006: 101). 2.1.5 Pembelajaran Kooperatif Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas (Suherman : 2003:260). Sedangkan menurut Mandal (2009:96-97), menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran berbasis interaksi sosial antar manusia yang mengacu pada metode dan teknik pembelajaran dimana peserta didik bekerja dalam sebuah kelompok kecil, serta memberi penghargaan pada setiap anggota selama penampilannya di kelompok itu. Pada pembelajaran kooperatif, guru menekankan pada sikap atau perilaku peserta didik. Perilaku ini ditunjukkan dalam kerja kelompok yang saling kerjasama dan saling membantu antar dua orang atau lebih. Menurut Lie
31
(2002:28), bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Variasi pembelajaran juga digunakan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran kooperatif. Slavin (2005:33) mengungkapkan bahwa tujuan terpenting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang dibutuhkan oleh peserta didik agar bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Penggunaan model pembelajaran kooperatif memberikan banyak keuntungan.
Keunggulan
dari
model
pembelajaran
kooperatif
adalah
penghargaan terhadap anggota yang lebih menonjol, dengan demikian maka peserta didik akan termotivasi untuk saling membantu dalam menguasai materi akademis. Dalam pembelajaran ini setiap anggota tim tidak hanya bertanggung jawab untuk belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu anggota lain, sehingga dapat menciptakan suasana prestasi belajar. Hal yang sama juga dikatakan Mandal (2009:98) yang menjelaskan bahwa keuntungan dari model pembelajaran kooperatif antara lain, dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi, dapat meningkatkan pembentukan keterampilan dan praktek sehingga tidak membosankan meskipun kegiatan pembelajaran terjadi di dalam ataupun di luar kelas, dapat menciptakan lingkungan untuk pembelajaran aktif dan melibatkan peserta didik dalam mengeksplorasi, dapat meningkatkan kinerja yang lemah peserta didik kemudian
32
dikelompokkan dengan kinerja peserta didik yang lebih, dan dapat memberikan gaya belajar yang berbeda di kalangan peserta didik. Pada pembelajaran kooperatif, ukuran kelompok akan mempengaruhi kemampuan kinerja kelompok. Ukuran kelompok yang ideal akan membuat interaksi antar anggota kelompok berjalan efektif. Peserta didik akan saling mengutarakan pendapat-pendapatnya dalam diskusi permasalahan
kelompok.
Dengan
adanya
yang terkait tugas atau
perbedaan
pendapat
dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dihadapi. Ukuran kelompok yang ideal dalam pembelajaran kooperatif adalah tiga sampai lima orang (Suherman, 2003:262). Sebagai model pembelajaran, pembelajaran kooperatif mencakup kegiatan/langkah-langkah pembelajaran yang disusun secara spesifik. Ibrahim (2000:10), menjelaskan langkah utama dalam pembelajaran kooperatif tertera pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Fase Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik. Fase 2 Menyajikan informasi. Fase 3 Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok. Fase 4 Membantu kerja kelompok dalam belajar. Fase 5 Mengetes materi. Fase 6 Memberikan penghargaan.
Kegiatan Guru Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar. Guru menyajikan informasi kepada peserta didik baik dengan peragaan (demonstrasi) atau teks. Belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok menyajikan hasil-hasil pekerjaan mereka. Guru memberikan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
33
Menurut
Kemendiknas
(2010:57),
menyatakan
bahwa
agar
pembelajaran yang terjadi itu efektif, maka pembelajaran kooperatif harus memenuhi ketentuan sebagai berikut. (1) Adanya saling ketergantungan positif antara semua anggota kelompok. (2) Adanya tanggung jawab pribadi yang terwujud dalam kontribusi aktif tiap anggota kelompok. (3) Ada tagihan kerja kelompok dan tagihan kerja individual. (4) Komposisi anggota dalam kelompok heterogen meskipun kadang-kadang boleh menentukan kelompok sesuai pilihannya sendiri. (5) Bentuk pembelajaran kooperatif harus cocok dengan jenis tugas. 2.1.6 Teori-Teori Belajar dalam Pembelajaran Kooperatif 2.1.6.1 Teori Van Hiele Teori Van Hiele mempelajari tahap-tahap perkembangan yang dilalui peserta didik dalam mempelajari geometri. Menurut Van Hiele, tiga unsur dalam pengajaran geometri yaitu waktu, materi pengajaran, dan metode pengajaran yang diterapkan. Jika ketiga unsur tersebut ditata terpadu maka akan dapat meningkatkan kemampuan berfikir anak kepada tingkatan berfikir yang lebih tinggi. Dengan memiliki kemampuan berfikir tinggi maka aspek kognitif hasil belajar dapat meningkat dan kemampuan anak dalam hal komunikasi matematik menjadi lebih baik. Menurut Van Hiele, sebagaimana dikutip dalam Suherman (2003:551553), dalam mempelajari aspek geometri terdapat 5 tahap belajar anak yaitu sebagai berikut.
34
(1) Tahap Pengenalan (Visualisasi) Tahap ini anak belajar mengenai bentuk geometri secara keseluruhan, tetapi belum mampu mengetahui adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya. Contohnya bangun jajar genjang. Anak belum tau tentang sifatsifat jajar genjang, misalnya jajar genjang mempunyai dua buah diagonal berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang. (2) Tahap Analisis Tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki benda geometri yang dilihatnya dan sudah mampu menyebutkan keteraturan yang terdapat pada geometri itu. Seperti pengamatan pada persegi panjang anak telah mengetahui bahwa terdapat 2 pasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. (3) Tahap Pengurutan (Deduksi Formal) Tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan penarikan kesimpulan yang dikenal berfikir deduktif walaupun belum berkembang penuh. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu mengurutkan. Misalnya ia sudah mengenali bahwa persegi adalah jajar genjang. Pola pikir anak pada tahap ini misalnya anak belum mampu menerangkan tentang diagonal persegi panjang itu sama panjang. (4) Tahap Deduksi Anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif yakni menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Misalnya anak sudah mulai memahami dalil. Anak sudah mulai
35
mampu menggunakan aksioma atau postulat walaupun belum mengerti mengapa postulat itu benar. (5) Tahap Akurasi Pada tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Misalnya anak mengetahui pentingnya aksioma atau postulat dari geometri euclid. Tahap akurasi merupakan tahap berfiikir tinggi, rumit, dan kompleks. Teori Van Hiele digunakan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari topik-topik pada materi geometri agar dapat dipahami dengan baik sesuai dengan urutan tingkat kesukarannya dari tingkat yang paling mudah sampai dengan tingkat yang paling rumit dan kompleks. Teori Van Hiele juga membantu peserta didik membangun pemahaman konsep segiempat dengan menggunakan pendekatan belajar kelompok dan model bangun segiempat. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien. 2.1.6.2
Teori Brunner Pada proses pembelajaran khususnya matematika guru sebaiknya lebih
mementingkan partisipasi aktif dari setiap peserta didik dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan peserta didik. Dalam pembelajaran tidak cukup dengan penyampaian materi saja tetapi juga membutuhkan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam memahami materi. Media pembelajaran ini kita kenal sebagai alat bantu belajar. Alat peraga segiempat merupakan salah satu contoh alat bantu belajar. Menurut Jerome
Brunner,
sebagaimana
dikutip
oleh
Suherman
(2003:43),
36
mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda alat peraga. Melalui alat peraga anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur dalam benda yang sedang diperhatikan. Dalam belajar setiap anak melewati tahapan-tahapan dalam memahami materi. Menurut Suherman (2003:44), Brunner mengemukakan bahwa dalam proses belajarnya anak melewati 3 tahap yaitu : tahap enaktif, tahap ikonik, dan tahap simbolik. Tahap enaktif, yaitu tahap dimana anak dapat memanipulasi (mengotak-atik) objek. Misalnya anak melihat langsung bahwa papan tulis itu berbentuk pesegi panjang. Tahap ikonik merupakan tahap dimana anak berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasi. Misalnya anak mampu menggambarkan model dari bangun datar persegi panjang. Pada tahap simbolik, anak telah memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu dan mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil. Contohnya anak sudah bisa menuliskan luas daerah persegi panjang ataupun keliling persegi panjang tanpa melakukan manipulasi objek. Teori Brunner ini digunakan dalam mempelajari struktur-struktur dari aspek kognitif agar anak dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Untuk dapat memahami suatu konsep maka dalam belajar anak harus dapat memahami dan menganalisis pengetahuan baru sehingga dapat dicari kebermaknaannya
dan
kebenarannya
dengan
bahasa
mereka
sendiri.
Pembelajaran yang efektif dapat terjadi jika penyampaian materi pada anak
37
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan melalui tahapan-tahapan dalam proses belajar. 2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together Model NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan (Lie, 2002:58), merupakan suatu model pembelajaran yang mempelajari materi dimana keterlibatan peserta didik cenderung lebih banyak. Keterlibatan peserta didik ini terlihat pada perilaku mereka dalam suatu pekerjaan yang diberikan guru melalui pertanyaan-pertanyan yang ditujukan kepada seluruh kelas. Mandal (2009 :99) menjabarkan NHT sebagai suatu regu yang dibentuk oleh 4 anggota. Masing-masing anggota diberi nomor 1, 2, 3, dan 4. Setiap kelompok diberi permasalahan. Setiap kelompok akan bekerja sama menjawab soal tersebut. Guru memanggil salah satu nomor dan nomor tiga lain di kelompok tersebut mendiskusikan jawaban. Hal ini dapat digunakan sebagai latihan untuk menguji pemahaman peserta didik. Sedangkan
menurut
Suyatno
(2009:116),
batasan
mengenai
pembelajaran NHT, bahwa dalam model pembelajaran NHT peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas 4 atau 5 anggota. Setiap peserta didik akan mendapatkan nomor. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Kelompok mendiskusikan jawaban
yang
benar
dan
memastikan
tiap
anggota
kelompok
dapat
mengerjakannya. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. Teman yang lain menanggapi kemudian guru menunjuk nomor yang lain dan terakhir menarik kesimpulan.
38
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Ibrahim (2000: 29) adalah sebagai berikut. (1) Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. (2) Pembentukan kelompok Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para peserta didik menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang peserta didik. Guru memberi nomor kepada setiap peserta didik dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. (3) Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. (4) Diskusi masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan lembar soal kepada setiap peserta didik sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap peserta didik berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa
39
tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam lembar soal atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. (5) Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada peserta didik di kelas. (6) Memberi kesimpulan Guru bersama peserta didik menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut
Ibrahim,
maka
peneliti
mengembangkannya
sesuai
kebutuhan
pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut. (1) Pendahuluan (Fase I: Persiapan) (a) Guru menjelaskan bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. (b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (c) Guru memberi motivasi. (2) Kegiatan Inti (fase II : Pelaksanaan Pembelajaran NHT) (a) Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan bantuan alat peraga.
40
(b) Penomoran :guru membagi peserta didik dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai dengan banyaknya anggota kelompok tersebut. (c) Peserta didik bergabung dengan kelompoknya masing-masing. (d) Guru mengajukan pertanyaan melalui kartu soal sebagai latihan. (e) Peserta didik mendiskusikan pertanyaan pada kartu soal. (f) Guru memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. (g) Guru menyebutkan salah satu nomor dalam kelompok dan peserta didik yang bersangkutan mempresentasikan jawaban dari kartu soal di depan kelas. (h) Kelompok lain dengan nomor yang sama diperbolehkan mengajukan pertanyanyaan atau memberi tanggapan. (i) Guru mengamati hasil dan memberikan penguatan kepada kelompok yang jawabannya benar dan memberi motivasi/ semangat kepada kelompok yang belum berhasil. (3) Penutup (fase III: Kesimpulan) (a) Peserta didik menyimpulkan materi pada pertemuan tersebut dengan bimbingan guru. (b) Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada peserta didik.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap peserta didik yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah : (1) rasa harga diri menjadi lebih tinggi; (2) memperbaiki kehadiran peserta didik; (3) penerimaan
41
terhadap individu menjadi lebih besar; (4) perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; (5) konflik antara pribadi menjadi berkurang; (6) pemahaman yang lebih mendalam; (7) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi hasil belajar lebih tinggi. 2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pairs Share Model pembelajaran TPS merupakan model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan waktu lebih banyak kepada peserta didik untuk memikirkan secara mendalam tentang yang telah dijelaskan atau didalami (berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain). Suyatno (2009: 54) menyatakan bahwa model pembelajaran TPS memilki sintaks: Guru menyajikan materi secara klasikal, guru memberikan persoalan kepada peserta didik dan peserta didik bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), guru mengadakan kuis individual, membuat skor perkembangan tiap peserta didik, mengumumkan hasil kuis, dan memberikan reward. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan Mandal (2009:98-99) yang mengungkapkan tentang model pembelajaran TPS, merupakan model pembelajaran yang sederhana dan cepat, untuk mengembangkan dan membuat pertanyaan, serta memberikan waktu peserta didik beberapa menit untuk memikirkan jawaban tersebut untuk kemudian meminta peserta didik untuk berbagi ide-ide dengan pasangan mereka. Kegiatan ini memberi kesempatan dalam mengumpulkan dan mengorganisasikan ide-ide. Sedangkan "Pair" dan
42
"Share” mendorong peserta didik untuk membandingkan dan berbagi pemahaman mereka dengan yang lain, serta melatih kemampuan mereka untuk menjawab semua permasalahan sebelum mereka tampil di depan kelas. Secara garis besar model pembelajaran TPS (Ibrahim, 2000:26-27) memiliki langkah-langkah sebagai berikut. (1) Tahap I : Thinking (berpikir) Guru mengajukan pertanyaan atau soal yang berhubungan dengan pelajaran. Selanjutnya peserta didik diminta untuk memikirkan jawaban pertanyaan atau soal tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. (2) Tahap II : Pairing (berpasangan) Guru meminta peserta didik berpasangan dengan peserta didik yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban atau berbagi ide. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan. (3) Tahap III : Sharing (berbagi) Pada tahap akhir ini, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapatkan giliran untuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya. Berdasarkan sintaks TPS menurut Suyatno, maka langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dikembangkan peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Guru menentukan suatu materi pokok yang akan disajikan kepada peserta didiknya dengan mengadopsi model pembelajaran TPS. (2) Guru menjelaskan kepada seluruh peserta didik tentang akan diterapkannya model pembelajaran TPS, sebagai suatu variasi model pembelajaran. (3) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai secara singkat dengan media alat peraga.
43
(4) Guru memberikan permasalahan dalam bentuk kartu soal kepada peserta didik. (5) Peserta didik diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru. (6) Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. (7) Guru memberi kesempatan kepada kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya di depan kelas, diikuti dengan kelompok lain yang memperoleh hasil yang berbeda sehingga terjadi proses berbagi/sharing pada diskusi kelas. (8) Guru memberikan kesimpulan akhir dari diskusi kelas. (9) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi komunikasi matematik. (10) Guru merefleksi. 2.1.9 Model Pembelajaran Ekspositori Menurut Suyitno (2004:4), ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran dari guru kepada peserta didik di dalam kelas dengan cara berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab. Dapat dikatakan bahwa, pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran tradisional yang sama seperti metode ceramah dengan guru sebagai pemberi informasi. Akan tetapi dalam model pembelajaran ekspositori dominasi guru banyak berkurang. Secara garis besar Djamarah (1995 : 23) menyatakan prosedur model ekspositori meliputi, (1) preparasi, yaitu guru mempersiapkan bahan selengkapnya secara sistematis dan rapi, (2) apersepsi, yaitu guru bertanya atau memberikan
44
uraian singkat yang akan diajarkan, (3) presentasi, yaitu guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu yang ditulis guru sendiri, dan (4) resitasi, yaitu anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri tentang pokokpokok masalah yang telah dipelajari baik lisan maupun tulisan. Menurut Suyitno (2004:2), mengungkapkan bahwa model pembelajaran ekspositori memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan/kekuatan dari pembelajaran ekspositori adalah dapat menampung kelas dalam jumlah yang besar, materi yang disampaikan oleh guru menjadi runtut dan jelas, tercapainya kurikulum secara cepat, dan memberikan waktu yang lebih lama dalam guru dalam menerangkan materi yang dianggap penting. Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran ekspositori adalah kreatifitas dari peserta didik kurang berkembang, cara belajar peserta didik cenderung menghafal, peserta didik cenderung pasif, bosan, dan bahkan ada yang tidak paham ataupun cepat lupa karenabanyaknya materi yang harus dipelajari. 2.1.10 Media Kartu Soal Menurut Suherman (2003:238), media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti suatu saluran untuk komunikasi. Pada dasarnya media dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu media sebagai pembawa informasi, dan media sebagai alat untuk menanamkan konsep (seperti alat-alat peraga pendidikan matematika). Penggunaan media merupakan salah satu usaha untuk memberikan variasi dalam kegiatan pembelajaran. Media belajar juga dapat memberikan
45
banyak manfaat diantaranya akan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik bagi peserta didik. Dengan media belajar materi yang diajarkan menjadi lebih jelas maknanya sehingga secara tidak langsung peserta didik menjadi lebih banyak belajar karena tidak sekadar mendengarkan uraian dari guru. Menurut
Djamarah
(2002:140-142),
mengelompokkan
media
berdasarkan jenisnya menjadi tiga bagian, yaitu auditif, visual, dan audio visual. Media auditif, merupakan media yang mengandalkan kemampuan suara saja, misalnya radio, piringan itam, cassette recorder. Media visual, merupakan media yang mengandalkan indra penglihatan. Sebagai contoh foto, gambar, lukisan, fil kartun, film bisu, dan film strip. Media audiovisual, merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsure gambar. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi jenis media yang pertama dan kedua. Contohnya film bigkai suara dan video cassette. Menurut Depdiknas (2008:644), kartu mempunyai arti sebagai suatu kertas tebal yang tidak beberapa besar, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan), sedangkan soal berarti apa yang menuntut jawaban, hal yang harus dipecahkan, masalah, perkara, urusan. Kartu soal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal yang dikemas ke dalam suatu kartu yang dibuat semenarik mungkin dan soal tersebut memuat aspek komunikasi matematik yang berhubungan dengan matematika khususnya sub materi pokok keliling dan luas jajar genjang, persegi panjang, dan persegi. Dengan menggunakan kartu peserta didik akan menyerap konsep-konsep matematika, mencari struktur-struktur matematika dan menyelesaikan soal-soal. Kartu soal termasuk dalam media
46
pembelajaran grafis atau visual untuk membantu guru mengajar. Media grafis merupakan media visual yang bahasanya umum dan mudah dimengerti. Media grafis memiliki banyak kelebihan diantaranya bersifat konkret, memperjelas suatu permasalahan, dan mengatasi permasalahan ruang dan waktu. Soal yang dikemas dalam bentuk kartu soal adalah soal berbentuk uraian. Menurut Arikunto (2007:163), kebaikan-kebaikan soal berbentuk uraian antara lain sebagai berikut. (1) Soal uraian lebih mudah disiapkan dan disusun. (2) Soal berbentuk uraian tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan. Kemampuan masing-masing peserta didik dalam melakukan penyelesaian masalah dapat diamati dengan baik. (3) Dapat mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusunnya dalam bentuk kalimat yang bagus. (4) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan maksudnya
dengan gaya bahasa dan caranya sendiri. (5) Dapat mengetahui sejauh mana peserta didik mendalami suatu masalah yang diteskan. 2.1.11
Alat Peraga Alat peraga merupakan alat bantu yang digunakan guru dalam
berkomunikasi dengan para peserta didik. Alat peraga dapat berupa benda atau perilaku (Engkoswara & Natawijaya, 1979:28). Alat peraga dalam penelitian ini berupa alat peraga tentang model-model segiempat yaitu jajar genjang, persegi panjang, dan persegi.
47
Alat peraga mempunyai manfaat bagi guru dan peserta didik. Suherman (2003:243) menyatakan manfaat dari alat peraga adalah sebagai berikut. (1) Dapat memotivasi proses belajar mengajar, sehingga peserta didik akan senang, terangsang, tertarik, dan bersifat positif terhadap pengajaran matematika. (2) Dapat memudahkan dalam memahami konsep abstrak matematika yang disajikan dalam bentuk konkret. (3) Dapat memahami hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar. (4) Dapat memunculkan objek penelitian yang baru sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru menjadi bertambah banyak dengan memanfaatkan objek abstrak ke dalam bentuk objek konkret. 2.1.12 Kajian Materi Segiempat di SMP Adapun pada materi bangun segi empat, sub materi yang akan dipelajari pada penelitian ini adalah jajar genjang, persegi panjang, dan persegi. Segi empat menurut Clemens (1984 :260) didefinisikan sebagai sekumpulan empat garis yang ditentukan oleh empat titik dengan tidak ada tiga titik yang segaris. Garis-garis ini berpotongan pada titik yang terakhir. Di sekitar kita banyak contoh-contoh bentuk dan ukuran dari segi empat. Segi empat itu dapat diklasifikasikan berdasarkan sisi, sudut, dan hubungan antara sisi dan sudut. Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel 2.3 mengenai bentuk segiempat.
48
Tabel 2.3 Gambar yang menunjukkan bentuk segiempat dimodifikasi dari Clemens (1984:260) Gambar Segiempat Keterangan Sisi BC dan AD tidak mempunyai titik persekutuan. Mereka sepasang sisi yang berlawanan. Sisi AB dan DC juga merupakan sisi yang berlawanan
B C A B
D
Sisi AB dan AD mempunyai titik persekutuan. Mereka adalah sisi yang bersisian. Pasangan sisi yang bersisian yang laian adalah sisi AB dan BC, BC dan CD, serta AD dan DC
C A
D B
Sudut B dan D tidak mempunyai sisi yang bersisian. Mereka adalah sepasang sudut yang berlawanan. Sudut lain yang berlawanan adalah sudut A dan C
C
D
A
Sudut A dan B mempunyai sisi AB yang bersisian. Mereka sepasang sudut yang C berdekatan. Pasangan sudut lain yang berdekatan adalah ∠B dan ∠C, ∠C dan ∠D, D serta ∠D dan ∠A
B
A
2.1.11.1
Jajargenjang (A Parallelogram)
2.1.11.1.1
Definisi (Clemens, 1984:261)
Jajar genjang adalah segiempat dengan kedua pasang sisi yang berlawanan sejajar. 2.1.11.1.2
Sifat-sifat jajargenjang (Sukisno, 2006:295) Perhatikan model jajargenjang ABCD berikut ini. D D
A
A
C
D B
C
O B
B
A
C
A O D
B
Gb 2.1 Jajargenjang ABCD dengan segitiga ABD diputar 180°
C
49
(1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang Diketahui : Jajar genjang ABCD (Gb 2.1). Buktikan : AB = CD dan BC = AD. Bukti
:
Putarlah ∆ ABD setengah putaran (180°) pada titik O, sehingga diperoleh ↔
↔
dan
.Akibatnya AB = CD dan BC = AD.
(2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
Diketahui : Jajar genjang ABCD (Gb 2.1). Buktikan : ∠ Bukti
=∠
:
D dan ∠
.
∆ ABD setengah putaran (180°) pada titik O. Maka titik A
Putarlah
↔
menempati titik C ditulis Karena
=∠
↔
maka ∠
↔ .
dan titik B menempati titik D ditulis
=∠
D dan
↔
maka ∠
=∠
.
(3) Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang. Diketahui : jajar genjang ABCD (Gb 2.1). =
Buktikan : Bukti
:
=
dan
=
=
.
Putarlah ∆ ABD setengah putaran (180°) pada titik O. Diperoleh dan
Padahal Jadi
↔ =
+
. Hal ini menunjukkan bahwa =
=
dan
dan
=
+
=
=
.
=
dan
=
.
(4) Mempunyai simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki simetri lipat.
.
↔
50
2.1.11.1.3
Keliling Jajar Genjang Menentukan keliling jajar genjang dapat dilakukan dengan cara
menjumlahkan semua panjang sisinya. Perhatikan Gb 2.1, apabila panjang dua sisi yang tidak sejajar masing-masing a dan b, maka AB = CD =
dan AD =
berikut. Keliling jajar genjang ABCD = AB + BC + CD + AD =
+
BC = , maka rumus menentukan keliling jajargenjang ABCD adalah sebagai = 2 + 2 = 2( + ).
2.1.11.1.4
+
+
Luas Daerah Jajar Genjang
Perhatikan gambar 2.2 di bawah ini. N
M
b K
t P
O L
a
Gb 2.2 Jajargenjang KLMN Model jajar genjang KLMN di atas diperoleh dari pemutaran model ∆ ∆
dengan pusat O sejauh 1800 (setengah putaran) sehingga didapat sebagai hasil permutaran. Jadi dapat dinyatakan bahwa model jajar genjang
KLMN adalah gabungan dua segitiga yang sama dan sebangun. Jika
=
dan tinggi ∆
adalah t, luas daerah ∆
Karena luas daerah jajar genjang KLMN adalah dua kali luas ∆ ∆
= 2 x luas ∆
=2x
1 2
x
x =
=
x
x .
maka luas
x . Berdasarkan uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa: jika sisi alas (a) dan tinggi (t), maka luas daerah jajar genjang (L) adalah alas x tinggi atau L =
x .
51
2.1.11.2
Persegi Panjang (A Rectangle)
2.1.11.2.1
Definisi (Clemens, 1984:261)
Persegi panjang adalah jajargenjang dengan keempat sudutnya siku-siku. 2.1.11.2.2 (1)
Sifat-sifat persegi panjang (Sukisno, 2006:285)
Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang Diketahui
: persegi panjang ABCD (Gb 2.3).
Buktikan
:
Bukti
:
K
D
=
dan
=
C
.
D
C
M
A
L
B
N
A
B
Gb 2.3 Persegi panjang ABCD dilipat menurut sumbu simetri Lipatlah model persegi panjang menurut sumbu KL. Diperoleh dan
↔
↔
sehingga
=
. Akibatnya
. Kemudian
lipatlah model persegi panjang menurut sumbu MN. Diperoleh
(2)
dan B ↔
sehingga
↔
. Akibatnya
=
.
↔ ↔
Mempunyai dua buah diagonal yang sama panjang dan saling berpotongan di titik pusat persegi. Titik tersebut membagi diagonal menjadi dua bagian sama panjang. Diketahui
: ABCD persegi panjang.
Buktikan
:
(i) BD = AC.
52
=
(ii) Bukti
=
dan
:
=
=
.
Perhatikan gambar di bawah ini. k
D D
C
C
B
B
T
A
k
D
C
A
C D
T A
A
B
B
Gb 2.4 Persegi panjang ABCD yang dibalik menurut kedua diagonal Baliklah model persegi panjang ABCD (GB 2.4) dengan diagonal BD menurut garis k sehingga menempati bingkainya kembali. Diperoleh ↔
dan
↔ . Maka
↔
dan
Perhatikan gambar di bawah ini. D T
A
C
C
B
B
C
A
.
D
C D
=
A
T
D
A
B
B
Gb 2.5 Persegi panjang ABCD diputar sejauh 180° Putarlah model persegi panjang ABCD setengah putaran 180° pada titik T (Gb2.5). Diperoleh =
Maka (3)
. Padahal =
=
↔ +
dan
sehingga
=
dan =
=
=
+
.
dan
=
.
↔
sehingga
Mempunyai 2 sumbu simetri yaitu vertikal dan horizontal.
2.1.11.2.3
Keliling Persegi Panjang
Untuk menentukan keliling persegi panjang dapat dilakukan dengan menjumlahkan semua panjang sisinya. Jika ABCD adalah persegi panjang
53
dengan panjang = p dan lebar = l. Maka keliling persegi panjang ABCD (K) adalah sebagai berikut. 2 = 2( + ). 2.1.11.2.4
=
+
+
+
=
+ +
+ =2 +
Luas Daerah Persegi Panjang
Perhatikan Gb 2.6 model persegi panjang berpetak di bawah ini D
C
l
A
B
p
Gb 2.6 Persegi panjang ABCD berpetak Misalkan panjang satu petak menunjukkan satu satuan panjang dan luas satu petak menunjukkan satu satuan luas. Panjang AB = 6 persegi satuan dan lebar BC = 3 persegi satuan. Luas = 18 satuan luas = 6
3 = AB x BC.
Jika p ukuran panjang AB dan l ukuran panjang BC maka luas daerah
persegi panjang ABCD adalah panjang x lebar atau 2.1.11.3
Persegi (A Square)
=
x .
2.1.11.3.1 Definisi (Clemens, 1984:261) Persegi adalah persegi panjang dengan keempat sisinya kongruen. Dari definisi tersebut, dapat diartikan bahwa persegi keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku, serta kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan di tengah-tengah, serta membagi dua sama panjang.
54
2.1.11.3.2 Sifat-sifat persegi (Sukisno, 2006:290) (1) Semua sisinya sama panjang Diketahui : Persegi ABCD. =
Buktikan : Bukti
:
=
=
.
Perhatikan gambar model persegi ABCD di bawah ini. D C
B
C
D
D
C
T
T
A
B
C
B
(i)
A
B
(ii)
C
T
D
A
A
D
A
B
(iii)
Gb 2.7 Persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC (i) dan diagonal BD (iii) Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC Gb 2.7 (i) maka ↔ ,
, jadi
↔ , =
↔
↔
=
,
↔ ,
dan
↔ ,
↔
. Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD ↔ ,
Gb 2.7(iii) maka ,
, jadi
, jadi
=
↔ ,
. Jadi
↔
=
, jadi
=
=
=
↔ ,
↔
dan ∠
.
dan .
(2) Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. Diketahui
: Persegi ABCD.
Buktikan
: Diagonal BD membagi dua sama besar ∠
Bukti
Diagonal AC membagi dua sama besar ∠ :
dan ∠
Perhatikan model persegi ABCD pada Gb 2.7. Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD Gb 2.7 (iii), maka ∠
↔ ∠
sehingga
55
∠
= ∠
∠
dan ∠
∠
sehingga ∠
menunjukkan
, dan ∠
bahwa
↔ ∠
sehingga ∠
diagonal
BD
= ∠
membagi
dua
. Hal ini sama
besar
. Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC
Gb 2.7 (i), maka ∠
↔ ∠
= ∠
membagi dua sama besar ∠
sehingga ∠
= ∠
dan ∠
↔
. Hal ini menunjukkan bahwa diagonal AC dan ∠
.
(3) Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus dan membentuk sudut sikusiku. Diketahui
: ABCD persegi.
Buktikan
: Diagonal AC dan BD saling berpotongan tegak lurus
membentuk sudut siku-siku, ∠ATB = ∠BTC = ∠CTD = ∠ATD = 90°.
Bukti
:
Perhatikan gambar model persegi di bawah ini. D C
D
D
C
T
T B
A
A
D B
A
C
B
C
B
A
Gb 2.8 Persegi ABCD diputar 90 ° berlawanan arah jarum jam Dengan pusat titik T, putarlah model persegi ABCD seperempat putaran berlawanan arah jarum jam, sehingga diperoleh : ∠ =∠
,
sehingga
∠
=∠
. Karena persegi ABCD dapat menempati bingkainya
∠
↔∠ =∠
kembali, maka dikatakan bahwa ∠
,
sehingga ∠ dan
=∠
∠
=∠
sehingga
∠
∠
∠
↔∠
=∠
,
↔∠
=∠
∠
↔
sehingga
. Sudut
56
satu putaran penuh adalah 360º, akibatnya ∠
=
°
= 90°
∠
== ∠
=∠
=
(4) Memiliki 4 sumbu simetri. 2.1.11.3.3 Keliling Persegi Menentukan keliling persegi sama halnya dengan menjumlahkan seluruh sisi-sisinya. Jika diketahui persegi PQRS, dengan panjang sisi = s, maka keliling PQRS adalah = 4 .
=
+
+
+
= + + +
dan dapat ditulis :
2.1.11.3.4 Luas Daerah Persegi Perhatikan gambar model persegi panjang berpetak di bawah ini. D
C s
A
B
Gb 2.9 Persegi ABCD berpetak Misalkan panjang satu petak menunjukkan satu satuan panjang dan luas satu petak menunjukkan satu satuan luas. Panjang AB = 3 persegi satuan dan lebar BC = 3 persegi satuan. Luas = 9 satuan luas = 3 3 =
.
Jika s ukuran panjang sisi AB dimana = AB = BC = CD = AD maka luas daerah persegi ABCD adalah
= x atau
=
2
.
57
2.2
Kerangka Berpikir Matematika adalah salah satu mata pelajaran penting yang menjadi
dasar bagi mata pelajaran yang lain. Matematika merupakan bahasa simbolik yang berkaitan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungan-hubungan yang telah diatur secara logis dan sistematis. Menurut Ruseffendi ET sebagaimana dikutip oleh Suherman (2003:16), matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika dalam pembelajarannya yang dirumuskan oleh NCTM menggariskan bahwa peserta didik harus mempelajari matematika melalui pemahaman dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dialami sebelumnya. Untuk mewujudkannya dirumuskan lima tujuan umum pembelajaran matematika,
yaitu pertama belajar untuk
berkomunikasi (mathematical communication), kedua belajar untuk bernalar (mathematical reasoning), ketiga belajar memecahkan masalah (mathematical problem solving), keempat belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connection), dan kelima pembentukan sikap positif terhadap matematika. Semua itu disebut Mathematical Power (daya matematis). Selama ini pembelajaran di sekolah belum sepenuhnya menekankan kepada pembentukan pola berpikir kritis dan kreatif pada peserta didik. Untuk itu diperlukan kemampuan komunikasi matematik pada diri peserta didik. Namun keadaan dilapangan menunjukkan bahwa masih banyak anak didik yang kurang menguasai aspek kemampuan komunikasi matematik, salah satunya
58
tentang jajargenjang, persegi panjang, dan persegi. Keadaan ini juga ditemukan pada peserta didik kelas VII SMP N 2 Candimulyo. Keadaan yang terjadi di sekolah menjadikan guru perlu secara aktif memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif. Pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan untuk guru sehingga peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengkomunikasikan informasi, gagasan, ide kepada orang lain sekaligus dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika dan aktivitas peserta didik, serta memberi iklim yang kondusif dalam perkembangan daya nalar dan kreatifitas peserta didik adalah dengan pembelajaran kooperatif. Dengan pembelajaran kooperatif ini peserta didik dapat belajar menyampaikan pendapat dan bersosialisasi dengan teman. Guru di sini hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Ada beberapa model pembelajaran kooperatif diantarnya adalah model pembelajaran NHT dan TPS. Model pembelajaran NHT adalah model pembelajaran yang melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pekerjaan kelompok. Masing-masing kelompok akan mendapat soal atau permasalahan untuk dikerjakan secara kelompok. Tiap-tiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang nantinya akan dipanggil guru secara acak untuk menjelaskan hasil diskusi. Model pembelajaran TPS merupakan model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur ditetapkan secara eksplisit memberikan waktu lebih banyak kepada peserta didik untuk memikirkan secara
59
mendalam tentang yang telah dijelaskan atau didalami (berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain). Melalui penggunaan model pembelajaran NHT dan TPS diharapkan hasil belajar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar sehingga peserta didik lebih mudah mempelajari matematika berbentuk abstrak dan mampu menumbuhkembangkan pola pikir yang kritis dan kreatif pada diri peserta didik. Penggunaan media kartu soal dan alat peraga matematika (geometri) secara optimal juga sangat membantu guru pada saat pembelajaran berlangsung dalam menyampaikan materi segi empat kepada peserta didik. Dengan demikian peserta didik dapat memahami apa yang disampaikan sehingga mampu mengemukakan informasi kepada orang lain dengan bahasa lisan ataupun tertulis. Kemampuan ini yang dikenal dengan kemampuan komunikasi matematik
dimana
peserta
didik
mampu
mengkomunikasikan
dan
menginformasikan ide serta gagasannya kepada orang lain dengan sistematis.
2.3
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Kemampuan
komunikasi
matematik
peserta
didik
yang
menerima
pembelajaran dengan model NHT dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan. (2) Kemampuan
komunikasi
matematik
peserta
didik
yang
menerima
pembelajaran dengan model TPS dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan.
60
(3) Ada perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menerima pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT, TPS, dan ekspositori. (4) Tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran NHT lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran ekspositori. (5) Tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran TPS lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran ekspositori. (6) Tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran NHT lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran TPS.
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 3.1.1
Jenis dan Desain Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan khusus (Notoatmodjo, 2005:156). Dengan kata lain penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang mengganggu. 3.1.2
Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan Postest Only Control Group Design
(Notoatmodjo, 2005:167). Adapun desain penelitian seperti pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Desain penelitian Kelompok
Perlakuan
Evaluasi
R (Kelompok eksperimen I)
X
Tes
R (Kelompok eksperimen II)
Y
Tes
R (Kelompok kontrol)
Z
Tes
Keterangan: R = randomisasi X = pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Y = pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS Z = pembelajaran dengan model Ekspositori
61
62
3.2
Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(1) Mengambil data nilai rapor semester 1 peserta didik SMP N 2 Candimulyo kelas VII. (2) Melakukan pengundian terhadap populasi untuk menentukan sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan cluster random sampling. Kemudian menentukan kelas uji coba di luar sampel. (3) Menganalisis data nilai tes pada sampel penelitian pada data pertama untuk uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata. (4) Menyusun kisi-kisi soal tes. (5) Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisinya. (6) Mengujicobakan tes uji pada kelas uji coba yaitu pada kelas VII A yang sebelumnya telah diajar materi segiempat. Instrumen tes tersebut yang akan digunakan sebagai tes komunikasi matematik tentang segiempat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. (7) Menganalisis tes hasil uji coba instrumen tes uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda tes. (8) Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan data hasil tes uji coba. (9) Menentukan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran NHT dan model pembelajaran TPS yang dituangkan dalam RPP.
63
(10) Melaksanakan
pembelajaran
di
kelas
eksperimen
dengan
model
pembelajaran NHT pada kelas VII E dan model pembelajaran TPS pada kelas VII D. (11) Melaksanakan tes hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. (12) Menganalisis data hasil tes. (13) Menyusun hasil penelitian. (14) Menyusun laporan.
3.3 3.3.1
Metode Penentuan Subyek Penelitian Populasi Menurut Arikunto (2006:130) yang dimaksud dengan populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII semester II SMP N 2 Candimulyo Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2010/2011, sebanyak 198 orang yang terbagi menjadi 6 kelas yaitu kelas VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, dan VII F. Dari 6 kelas itu pembagiannya merata tidak ada kelas unggulan. Oleh karena itu, keenam kelas tersebut mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. 3.3.2
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:131). Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu dengan mengambil secara acak dari populasi yang diasumsikan berdistribusi normal dan dalam keadaan homogen dengan
64
pertimbangan peserta didik duduk pada jenjang kelas yang sama, diajar oleh guru yang sama, mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama, dan pembagian kelas tidak berdasar rangking. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sekelompok peserta didik yang terhimpun dalam tiga kelas dengan ketentuan satu kelas eksperimen I (pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT), satu kelas eksperimen II (pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS), dan satu kelas kontrol (pembelajaran dengan ekspositori). Dari enam kelas itu dilakukan pengundian kemudian didapat kelas sebagai kelas sampel yaitu kelas VII D, kelas VII E, dan kelas VII F. Setelah dilakukan cluster random sampling diperoleh kelas VII E sebagai kelas eksperimen I, kelas VII F sebagai kelas kontrol, dan kelas VII D sebagai kelas eksperimen II. 3.3.3
Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Variabel bebas Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas, atau independent variabel (X) (Arikunto, 2006:119). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran matematika.
65
(2) Variabel terikat Variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat, atau dependent variabel (Y) adalah variabel akibat (Arikunto, 2006:119). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematik.
3.4
Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut. 3.4.1 Metode Tes Metode ini digunakan sebagai data penelitian untuk mengukur hasil kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi pokok segiempat pada kelas eksperimen yaitu kelas VII D dan VII E serta kelas kontrol yaitu kelas VII F. 3.4.2 Metode Observasi Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengadakan pengamatan ke objek penelitian. Metode ini digunakan sebagai data pendukung penelitian untuk memperoleh data pengelolaan pembelajaran oleh guru dan aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Adapun lembar pengamatan yang digunakan adalah lembar pengamatan kinerja guru dan lembar pengamatan aktivitas peserta didik. Lembar pengamatan kinerja guru digunakan untuk mengetahui perkembangan pengelolaan pembelajaran oleh guru selama proses pembelajaran. Lembar pengamatan aktivitas peserta didik digunakan untuk mengetahui aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran baik peserta didik
66
kelas eksperimen 1 dengan model pembelajaran NHT maupun kelas eksperimen 2 dengan model pembelajaran TPS.
3.5
Analisis Instrumen Tes
3.5.1 Validitas Validitas didefinisikan sebagai ukuran kecermatan suatu tes dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Arikunto (2007:67-69) validitas dibagi menjadi empat yaitu validitas isi, validitas konstruksi, validitas empiris, dan validitas prediksi. Suatu tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan tertera dalam kurikulum. Validitas kontruksi suatu tes jika setiap butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Suatu tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Validitas prediksi dimiliki suatu tes apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pengukuran validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara memerinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK. Untuk mengukur validitas instrumen tes digunakan adalah rumus korelasi Product Moment (Arikunto, 2007:72) yaitu sebagai berikut. =
{ ∑
∑
− (∑ )(∑ )
− (∑ ) }{ ∑
Keterangan: : koefisien korelasi tiap item
− (∑ ) }
67
N ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
: banyaknya subjek uji coba : jumlah skor item : jumlah skor total : jumlah kuadrat skor item : jumlah kuadrat skor total : jumlah perkalian skor item dan skor total dikonsultasikan dengan r
Kemudian hasil
= 5%. Jika r
moment dengan
>r
harga kritik r product
maka alat ukur dinyatakan valid.
Soal uji coba yang diberikan sebanyak 16 butir. Dari analisis tersebut di dapat 13 dari 16 butir soal yang diujicobakan layak untuk dipakai yaitu dengan kriteria valid adalah soal nomor 1b, 2b, 3b, 4a, 4b, 4c, 5a, 5b, 5c, 5d, 5e, 6a, dan 6b. Karena butir soal tersebut mempunyai r
butir soal dapat dilihat pada Lampiran 17.
>r
. Perhitungan validitas
3.5.2 Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan ketetapan hasil suatu tes. Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya apabila tes dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada lain waktu, maka hasilnya akan tetap sama/ relatif sama. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal tes uraian adalah rumus Alpha dalam Arikunto (2007:109), yaitu : =
−1
1−
∑
Dengan umus varians item soal, yaitu: =
∑
(∑ )
dan
=
∑
Keterangan: : reliabilitas instrument
(∑ )
68
: banyak butir soal : banyaknya peserta uji coba ∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total ∑X : jumlah kuadrat item soal (∑ ) : kuadrat jumlah item soal ∑ : jumlah kuadrat skor total (∑ ) : kuadrat jumlah skor total
Dengan diperolehnya r11 sebenarnya baru diketahui tinggi rendahnya
koefisien tersebut, agar lebih sempurnanya perhitungan reliabilitas sampai pada kesimpulan, sebaiknya hasil tersebut dikonsultasikan atau disesuaikan dengan tabel r product moment dengan taraf signifikan ( ) = 5 %. Jika r11 > rtabel maka soal tersebut reliabel. Soal uji coba yang diberikan sebanyak 16 butir soal. Dari perhitungan reliabilitas sola uraian diperoleh r11 =0,7897. Dengan
= 5% dan n = 34
diperoleh rtabel = 0,339. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa soal uji coba reliabel. Perhitungan reliabilitas butir soal dapat dilihat pada Lampiran 18. 3.5.3 Taraf Kesukaran Taraf kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dalam indeks. Indeks ini biasanya dinyatakan dengan proporsi yang besarnya antara 0,00 sampai 1,00. Teknik perhitungan taraf kesukaran butir soal adalah menghitung berapa persen yang menjawab benar untuk tiap-tiap butir. Taraf kesukaran tes bentuk uraian dihitung dengan cara menentukan banyaknya peserta didik yang gagal menjawab dengan benar atau banyaknya peserta didik yang berada di bawah batas lulus (passing grade). Dalam penelitian ini peneliti menerapkan batas lulus ideal
69
adalah 65 % dari skor maksimal. Rumus yang digunakan untuk mencari Taraf Kesukaran (TK) soal bentuk uraian (Arifin, 1991:135) adalah sebagai berikut. ℎ
=
× 100%
ℎ
Untuk menginterpolasikan nilai taraf kesukaran soal uraian digunakan
tolak ukur seperti tertera pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kriteria Taraf Kesukaran Interval 0% ≤ 27% < 72% <
≤ 27% ≤ 72% ≤ 100%
Kriteria Soal Mudah Sedang Sukar
Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran dari 16 butir soal uraian tersebut, diperoleh 3 kriteria : (1) Soal mudah : 7 soal, yaitu soal nomor 1a, 1b, 2a, 3b, 4a, 4b, 5a, 5b, dan 6a (2) Soal sedang : 5 soal, yaitu soal nomor 3a, 4c, dan 6b (3) Soal sukar : 4 soal, yaitu soal nomor 2b, 5c, 5d, dan 5e. Contoh perhitungan taraf kesukaran dapat dilihat pada Lampiran 19. 3.5.4 Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Logikanya adalah siswa yang pandai tentu akan lebih mampu menjawab dibanding siswa yang berkemampuan rendah. Adapun daya pembeda untuk test yang berbentuk uraian digunakan rumus uji t (Arifin, 1991:141) sebagai berikut. =
(
∑
−
)
+∑ ( − )
70
Keterangan: MH : rata-rata dari kelompok atas. ML : rata-rata dari kelompok bawah. ∑ X : jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas. ∑ X : jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah. N : banyaknya peserta tes. n : 50 % x N. n : banyak peserta tes kelompok atas. n : banyak peserta tes kelompok bawah. Jika thitung > ttabel dengan derajat kebebasan =(
− 1) + (
− 2)
dengan taraf signifikansi 5% maka daya pembeda soal tersebut signifikan. Setelah dilakukan analisis daya pembeda dari 16 butir soal uraian tersebut,
diperoleh semua butir soal signifikan. Contoh perhitungan daya pembeda butir soal dapat dilihat pada Lampiran 20. 3.5.5 Penentuan Butir Soal untuk Penelitian Setelah dilakukan analisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda terhadap instrument, diperoleh butir soal yang dapat dipakai dan tidak dapat dipakai seperti yang tertera pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Ringkasan Analisis Butir Soal Uji Coba No Soal 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 4c 5a 5b 5c 5d 5e 6a 6b
Validitas Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Reliabilitas
Reliabel
Tingkat Kesukaran Mudah Mudah Mudah Sukar Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Mudah Sukar Sukar Sukar Mudah Sedang
Daya Pembeda Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
Keterangan Tidak dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Tidak dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
71
3.6
Metode Analisis Data
3.6.1 Analisis Data Awal Sebelum sampel diberi perlakuan maka perlu dianalisis dahulu melalui uji normalitas dan uji homogenitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa kelas yang dijadikan sampel memiliki kemampuan awal yang sama sebelum diberi perlakuan. Data awal yang digunakan adalah nilai rapor semester 1. Analisis data awal meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata. 3.6.1.1
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dan untuk
menentukan uji selanjutnya apakah memakai statistik parametrik atau nonparametrik. Langkah-langkah dalam uji normalitas adalah sebagai berikut. 1) Pasangan hipotesis yang akan digunakan. H : data berdistribusi normal.
H : data tidak berdistribusi normal.
2) Statistik yang digunakan adalah uji chi kuadrat. 3) Digunakan taraf signifikan
sebesar 5%.
4) Kriteria pengujian adalah H diterima jika
≤
dengan taraf
signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) n = k-3, harga k adalah banyaknya kelas interval (Sudjana, 2002: 287).
5) Statistik hitung, menggunakan rumus chi kuadrat =
(
−
)
72
Keterangan: ∶ nilai chi kuadrat ∶ frekuensi pengamatan ∶ frekuensi yang diharapkan ∶ banyak kelas interval
6) Pengambilan kesimpulan
Selanjutnya nilai χ2hitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai χ2tabel dengan derajat kebebasan (dk) = k-3 dan berdistribusi normal jika χ2hitung ≤ χ2tabel. 3.6.1.2
= 5%. Distribusi data yang diuji
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data nilai tes
peserta didik kelas eksperimen yang dikenai pembelajaran matematika melalui model pembelajaran NHT, model pembelajaran TPS, dan model pembelajaran ekspositori variansnya homogen atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji Bartlet dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut. H0 :
=
=
( varians homogen)
Ha : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku (varians tidak homogen) Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. (1) Varians gabungan dari semua sampel =
∑( − 1) ∑( − 1)
Keterangan :
s2 = Varians gabungan ni = Kelas ke-i si2 = Varians kelas ke-i
73
(2) Harga satuan B B = (log s )
(n − 1)
(3) Dalam uji Bartlet digunakan statistik Chi-kuadrat = (ln 10) {B − ∑(n − 1) log s }
dengan ln 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10. Selanjutnya harga
yang diperoleh dikonsultasikan ke
derajat kebebasan (dk) = k–1 dan taraf signifikansi 5%. H0 ditolak jika (
)(
)
3.6.1.3
dengan
(Sudjana, 2005:263).
Uji Kesamaan Rata-Rata Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah ketiga
sampel mempunyai rata-rata kemampuan awal yang sama. Untuk teknik pengujian ini menggunakan analisis varians klasifikasi satu arah (one way classification) dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut (Sugiyono, 2007:166-173). (1) Hipotesis yang diuji adalah: H0 :
=
=
Ha : paling sedikit ada satu sama dengan tidak berlaku, Keterangan : = rata-rata kemampuan komunikasi peserta didik yang dikenai model pembelajaran NHT. = rata-rata kemampuan komunikasi peserta didik yang dikenai model pembelajaran TPS.
74
= rata-rata kemampuan komunikasi peserta didik yang dikenai model pembelajaran ekspositori. (2) Statistika yang digunakan dalam pengujian adalah F. (3) Digunakan taraf signifikan α = 5%.
(4) Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika F
hitung
< F
tabel
dengan taraf
signifikan 5%, dk pembilang = (m-1) dan dk penyebut = (N-m). (5) Statistik hitung. a
Menghitung jumlah Kuadrat Total (JKtot) =
X
JK
=
(∑ X n
d
JK
= JK =
, m = jumlah kelompok sampel
e
MK
=
, N = jumlah seluruh anggota sampel
f
MK
b
c
g
−
(∑ X ) N
JK
Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKantar) )
−
(∑ X ) N
Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JKdalam) − JK
Menghitung Mean Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (MKantar)
Menghiting Mean Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (MKdalam)
Menghitung Fhitung F
=
MK MK
Membandingkan harga Fhitung dengan Ftabel pada tabel dengan dk pembilang (m-1) dan dk penyebut (N-m).
75
Tabel 3.4 Tabel ringkasan ANAVA (Sugiyono, 2007: 173) Sumber Variasi
Dk
Total
N-1
JK
Antar kelompok
M-1
Dalam Kelompok
N-m
X
(∑ X n
JK
)
−
MK
(∑ X ) N
(∑ X ) − N
JK m−1
JK N−m
− JK
Keterangan:
Fhitung
MK MK
Ftabel
Keputusan
Lihat Ftabel untuk 5% atau 1%
Fhit>Ftab maka H1 diterima
N : banyaknya sampel. m : banyaknya perlakuan. n : banyaknya data masing-masing kelompok sampel. (6) Membuat kesimpulan pengujian hipotesis : H0 diterima atau ditolak. Akan ada perbedaan rata-rata hasil belajar jika tolak Ho dengan kriteria F
≥ F(
)(
,∑(
))
dimana F(
)(
,∑(
))
didapat dari daftar distribusi
F dengan peluang (1 - ) untuk = 0.05 dan dk = (k – 1, ∑(n − 1)) (Sudjana, 2005: 304 -305).
3.6.2 Analisi Data Akhir 3.6.2.1
Uji Normalitas
Langkah-langkah pengujian normalitas sama dengan langkah-langkah uji normalitas pada analisis data awal. 3.6.2.2
Uji Homogenitas
Langkah-langkah pengujian homogenitas sama dengan langkah-langkah uji homogenitas pada analisis data awal.
76
3.6.2.3
Uji Hipotesis
3.6.2.3.1
Uji Ketuntasan Belajar
Pembelajaran dikatakan efektif jika memenuhi syarat ketuntasan belajar yaitu jika sekurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada dalam kelas tersebut tuntas belajar. Setiap peserta didik dikatakan tuntas belajar jika nilai tes kemampuan komunikasi matematik ≥ 65. Untuk uji ketuntasan individual
dilakukan dengan membandingkan antara nilai kemampuan komunikasi matematik peserta didik dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak. Untuk uji proporsi, digunakan uji satu pihak kanan untuk pasangan hipotesis H0 dan tandingannya Ha.
H0 : π ≤ 0,74 (proporsi peserta didik dengan nilai kemampuan komunikasi matematik ≥ 65 yang memperoleh model pembelajaran NHT atau TPS kurang dari atau sama dengan 74%, oleh karena itu dipilih Ha : π > 0,74
= 74).
(proporsi peserta didik dengan nilai kemampuan komunikasi
matematik ≥ 65 yang memperoleh model pembelajaran NHT atau TPS lebih dari 74%, oleh karena itu dipilih
= 74).
Untuk uji hipotesisnya menggunakan statistik z yang rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 2002: 233).
=
(
,
)
Keterangan : x : banyak peserta didik yang tuntas. n : banyaknya peserta didik pada kelas ekperimen. Z : nilai z yang dihitung selanjutnya disebut zhitung.
77
: suatu nilai yang merupakan anggapan atau asumsi tentang nilai proporsi sampel. Kriterian pengujian H0 ditolak jika z hitung ≥ z (0,5- ) dengan taraf signifikansi 5%. Setelah itu dilakukan uji beda satu rata-rata menggunakan uji t satu pihak, yaitu uji pihak kanan, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. H :
H :
≤ 65
> 65
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. (Sudjana 2002:227) =
− ̅
√
Keterangan: : nilai t yang dihitung. ̅ : rata-rata nilai.
n
: nilai yang dihipotesiskan. : simpangan baku. : jumlah anggota sampel. Nilai
dengan dk = n – 1 dan peluang (1 − ). Kriteria pengujian
yaitu H0 ditolak jika 3.6.2.3.2
≥
dengan taraf signifikansi 5%.
Uji Perbedaan Rata-Rata Uji perbedaaan rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan dari data yang dihasilkan. Untuk teknik pengujian ini menggunakan analisis varians klasifikasi satu arah (one way classification). Langkah-langkah pengujian perbedaaan rata-rata ini sama dengan langkah-langkah uji kesamaan rata-rata pada analisis data awal. 3.6.2.3.3
Uji Lanjut Least Significance Difference (LSD)
Setelah hasil tes diuji dengan analisis varian satu arah, maka dapat diketahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil tes
78
kemampuan komunikasi matematik dari ketiga kelompok setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Apabila dalam pengujian Anava hasilnya adalah H0 ditolak atau hasil uji Anava menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar dari ketiga kelompok, maka langkah selanjutnya rata-rata hasil belajar masing-masing kelompok tersebut dibandingkan. Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematik yang signifikan dengan kelompok lain, karena meskipun uji Anava menunjukkan adanya perbedaan antara hasil kemampuan komunikasi matematik yang diperoleh, akan tetapi tidak pasti ketiganya
berbeda
secara
signifikan.
Pengujian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan uji LSD. =
.
,
=
dimana
+
(Subagyo, 2005:239).
Variance Within Group (VDK) adalah rata-rata dari masing-masing sampel, dengan keterangan:
=
∑
∑
(
(
)
)
: rata-rata dari sampel j. : nilai observasi dari sampel j data ke i. k(n-1) : nilai derajat kebebasan.
Nilai
Harga LSD yang diperoleh dikonsultasikan dengan selalu bernilai positif, dengan kriteria jika nilai
=
̅−
.̅
≤ LSD , maka
tidak ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok yang dibandingkan.
79
3.7
Analisis Lembar Pengamatan Lembar pengamatan kinerja guru digunakan untuk mengamati sejauh
mana guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancangnya. Demikian juga untuk lembar pengamatan aktivitas peserta didik digunakan untuk mengetahui untuk mengetahui seberapa besar aktivitas peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3.7.1 Lembar Pengamatan Kinerja Guru Skor pada lembar pengamatan kinerja guru berkisar 0, 1, 2, 3, dan 4. Cara perhitungan lembar pengamatan kinerja guru adalah dengan menjumlahkan skor yang ada di setiap aspek yang diamati dan mencari persentasinya. Persentase kinerja guru =
skor yang diperoleh x 100% skor maksimum
Tabel 3.5 Kriteria Kinerja Guru
Interval persentase kinerja guru < 25%. 25% ≤ persentase kinerja guru < 50%. 50% ≤ persentase kinerja guru < 75%. persentase kinerja guru ≥ 75%.
Kriteria Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik
3.7.2 Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Lembar pengamatan aktivitas peserta didik berisi 18 indikator mengenai kegiatan yang dilakukan peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru diminta memberikan tanda cek (√) pada kotak skala nilai sesuai dengan aktivitas yang dilakukan peserta didik. Tiap indikator memiliki kategori nilai masing-masing dari 5, 4, 3, 2, atau 1 sesuai pedoman penskoran
80
yang telah diberikan pada tiap-tiap item. Lembar ini diisi oleh guru saat kegiatan pembelajaran kelompok berlangsung. Perhitungan lembar pengamatan aktivitas peserta didik yaitu dengan menjumlahkan skor yang ada di setiap aspek yang diamati dan mencari persentasinya. Persentase aktivitas peserta didik =
skor total observasi x 100% skor maksimum
Tabel 3.6 Kriteria Aktivitas Peserta Didik
Interval Aktifitas peserta didik < 25%. 25% ≤ aktifitas peserta didik < 43,75%. 43,75% ≤ aktifitas peserta didik < 62,5%. 62,5% ≤ aktifitas peserta didik < 81,25% 81,25% ≤ aktifitas peserta didik ≤ 100%.
Kriteria Sangat tidak aktif Tidak aktif Cukup aktif Aktif Sangat aktif
81
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 4.1.1
Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen dengan
menggunakan tiga kelas sampel, yaitu kelas VII E sebagai kelas eksperimen I, kelas VII D sebagai kelas eksperimen II, dan kelas VII F sebagai kelas kontrol. Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti menentukan materi dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Materi pokok yang dipilih adalah segiempat yaitu jajar genjang, persegi panjang, dan persegi. Pada penelitian ini kelas eksperimen
I menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT, kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, dan kelas kontrol diterapkan dengan model pembelajaran ekspositori yang dilaksanakan oleh guru matematika di sekolah tersebut. Pembelajaran pada kedua kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran yang sama yaitu media kartu soal dan alat peraga. Pelaksanaan pembelajaran untuk kelas eksperimen terdiri dari enam fase, yaitu menyajikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik, menyajikan
permasalahan
atau
informasi
(melalui
media
kartu
soal),
mengorganisasi peserta didik dalam kelompok belajar, membimbing kerja kelompok, melakukan evaluasi dan yang terakhir memberikan penghargaan.
81
82
Perbedaan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II terletak pada aktivitas berkelompok. Pada kelas eksperimen I peserta didik dibagi dalam kelompok secara heterogen dengan anggotanya 4 orang dimana tiap-tiap anak mendapatkan soal yang berbeda sesuai dengan nomornya. Sedangkan pada kelas eksperimen II hanya terdiri 2 orang dalam satu kelompok yaitu teman sebangku dan diberikan soal yang sama untuk dikerjakan bersama pasangannya. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan metode tes dan metode observasi. Metode tes digunakan sebagai data penelitian untuk mengukur hasil kemampuan komunikasi matematik. Metode observasi sebagai data pendukung
penelitian
digunakan
untuk
memperoleh
data
pengelolaan
pembelajaran oleh guru dan aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dan sekali tes hasil belajar kemampuan komunikasi matematik. Satu pertemuan terdiri 2 jam pelajaran atau 80 menit. 4.1.2
Analisis Data Awal Analisis pada data awal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan awal
sampel apakah berasal dari keadaan yang sama atau tidak. Data awal yang digunakan adalah nilai rapor matematika semester I kelas VII SMP N 2 Candimulyo, Kabupaten Magelang. Deskripsi data nilai rapor matematika semester I yang telah dianalisis dapat dilihat pada tabel 4.1.
83
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Data Nilai Rapor Matematika Semester 1 No
Statistik Deskriptif
Kelas Eksperimen I (VII E)
Kelas Eksperimen II (VII D)
Kelas Kontrol (VII F)
1
Banyak Peserta didik
32
32
32
2
Nilai Tertinggi
82
82
82
3
Nilai Terendah
50
50
51
4
Rata-rata
62,44
63,47
61,56
5
Varians
50,25
57,74
59,48
6 7
Simpangan Baku Ketuntasan Belajar
7,09 31,25%
7,60 40,62%
7,71 28,12%
Pada tahap ini, berdasarkan tabel 4.1 dilakukan uji analisis data awal yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rata-rata. 4.1.2.1
Uji Normalitas Data Awal Untuk menentukan apakah semua kelas sampel berdistribusi normal
atau tidak digunakan uji Chi Kuadrat. Hipotesis yang diuji adalah pasangan hipotesis H0 dan Ha. hipoteisi H0 yaitu data berdistribusi normal sedangkan hipotesis Ha yaitu data tidak berdistribusi normal. Dalam pengujian ini pengujiannya berdasarkan per kelas sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. (1) Uji Normalitas Kelas Eksperimen I Berdasarkan perhitungan uji normalitas, data awal kelas eksperimen I dengan nilai rata-rata 62,44; nilai simpangan baku 7,40; nilai tertinggi 82, dan nilai terendah 50, diperoleh
= 6,053 dan
= 9,49 dengan
= 5%, dk = k − 3 = 7 − 3 = 4. Dari hal tersebut terlihat bahwa
<
maka H0 diterima. Hal ini berarti data kelas eksperimen I berdistribusi
84
normal. Perhitungan uji normalitas data awal pada kelas eksperimen I dapat dilihat pada lampiran 8. (2) Uji Normalitas Kelas Eksperimen II Dari hasil perhitungan uji normalitas data awal kelas eksperimen II dengan nilai rata-rata 63,47; nilai simpangan baku 7,60; nilai tertinggi 82; dan = 6,330. Dengan melihat daftar tabel chi
nilai terendah 50, diperoleh kuadrat diperoleh
= 9,49 dengan <
hal tersebut terlihat bahwa
= 5%, dk = k − 3 = 7 − 3 = 4. Dari maka H0 diterima. Hal ini berarti
data kelas eksperimen II berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data awal pada kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran 9. (3) Uji Normalitas Kelas Kontrol Hasil perhitungan uji normalitas data awal kelas kontrol dengan nilai rata-rata 61,56; nilai simpangan baku 7,71; nilai tertinggi 82; dan nilai terendah 51, diperoleh kuadrat diperoleh
= 7,353. Untuk harga tabel dengan melihat daftar tabel chi = 9,49 dengan
Dari hal tersebut terlihat bahwa
<
= 5%, dk = k − 3 = 7 − 3 = 4. maka H0 diterima. Hal ini
berarti data kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data awal pada kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 10. 4.1.2.2
Uji Homogenitas Data Awal Uji Homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen
I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol mempunyai nilai varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas ketiga kelas ini menggunakan uji statistik Bartlet.
85
Hipotesis yang diuji adalah H0 : sama dengan tidak berlaku.
=
=
dan Ha : paling sedikit satu tanda
Dari perhitungan uji homogenitas data awal kelas ekperimen I, kelas = 0,247. Untuk taraf nyata
eksperimen II, dan kelas kontrol diperoleh = 5% dk= k-1=3-1=2 didapat <
bahwa
,
(
)
= 5,99. Dari hal tersebut terlihat
sehingga dikatakan hipotesis H0 diterima dan
disimpulkan bahwa varians kelompok homogen. Perhitungan uji homogenitas data awal dapat dilihat pada lampiran 11. 4.1.2.3
Uji Kesamaan Rata-Rata Uji kesamaan rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah ketiga
sampel mempunyai rata-rata kemampuan awal yang sama. Untuk pengujian ini menggunakan analisis varians klasifikasi satu arah (one way classification), dengan hipotesis yang diuji adalah H0 :
=
=
, sedangkan untuk Ha :
paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku. Hasil
perhitungan
= 0,522. Dari daftar distribusi F dengan dk
menunjukkan bahwa
pembilang = 2, dk penyebut = 93 dan peluang 0,95 (=0,05) didapat 3,09. Ternyata
<
=
sehingga hipotesis H0 diterima, artinya ketiga
kelompok sampel mempunyai rata-rata yang sama atau rata-ratanya tidak berbeda signifikan. Perhitungan uji perbedaan rata-rata data awal dapat dilihat pada lampiran 12. 4.1.3
Analisis Data Kemampuan Komunikasi Matematik Setelah diberikan tes diperoleh data kemampuan komunikasi matematik
peserta didik yang kemudian dianalisis. Tes kemampuan komunikasi matematik
86
berjumlah 13 butir soal dengan semua soal berbentuk uraian. Tes ini diberikan setelah proses pembelajaran materi pokok
segiempat (jajargenjang, persegi
panjang, dan persegi) selesai diajarkan. Tes diikuti oleh 96 peserta didik yang terdiri dari 32 peserta didik kelas VII E (kelas eksperimen I), 32 peserta didik kelas VII D (kelas eksperimen II), dan 32 peserta didik kelas VII F (kelas kontrol). Hasil analisis deskriptif tes kemampuan komunikasi matematik materi pokok jajargenjang, persegi panjang, dan persegi dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Data Kemampuan Komunikasi Matematik No Statistik Deskriptif
Kelas Eksperimen I (VII E)
Kelas Eksperimen II (VII D)
Kelas Kontrol (VII F)
1
Banyak Siswa
32
32
32
2
Nilai Tertinggi
96
90
81
3
Nilai Terendah
56
43
52
4
Rata-rata
75,79
70,20
69,67
5
Varians
96,24
99,60
49,79
6
Simpangan Baku
9,81
9,98
7,06
7
Ketuntasan Belajar
90,63%
87,5%
75%
Pada tahap ini, berdasarkan tabel 4.2 dilakukan uji analisis data kemampuan komunikasi matematik yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji ketuntasan belajar, uji perbedaan rata-rata, dan uji lanjut menggunakan LSD. 4.1.3.1
Uji Normalitas
Hipotesis yang diuji adalah pasangan hipotesisi H0 dan Ha. Hipotesis H0 yaitu data berdistribusi normal dan hipotesis Ha yaitu data tidak berdistribusi normal. Perhitungan untuk hasil tes kemampuan komunikasi matematik dengan data berupa skor setelah kelompok eksperimen 1 dan 2 diberi perlakuan. Untuk
87
kelas eksperimen I (model pembelajaran NHT) dari hasil perhitungan uji normalitas dengan rata-rata 75,79, nilai simpangan baku 9,81, nilai tertinggi 96, nilai terendah 56, diperoleh
= 6,461. Dari melihat daftar tabel chi
= 7,81 dengan
kuadrat diperoleh
Dari hal tersebut terlihat bahwa
<
= 5%, dk = k − 3 = 6 − 3 = 3. maka H0 diterima. Hal ini
berarti data kelas eksperimen I berdistribusi normal. Pada kelas eksperimen II (model pembelajaran TPS) dengan rata-rata 70,20; nilai simpangan baku 99,60; nilai tertinggi 90; dan nilai terendah 43, diperoleh
= 4,686 dan
= 7,81 untuk taraf nyata
k − 3 = 6 − 3 = 3. Dari hal tersebut terlihat bahwa
<
= 5%, dk =
maka H0
diterima. Hal ini berarti data kelas eksperimen II berdistribusi normal Untuk kelas kontrol (model pembelajaran ekspositori) dengan rata-rata 69,67; nilai simpangan baku 7,06; nilai tertinggi 81; dan nilai terendah 52, diperoleh
= 1,644 dan
= 7,81 untuk taraf nyata
k − 3 = 6 − 3 = 3. Dari hal tersebut terlihat bahwa
<
= 5%, dk =
maka H0
diterima. Hal ini berarti data kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan uji normalitas data kemampuan komunikasi matematik pada kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 35, 36, dan 37. 4.1.3.2
Uji Homogenitas Hipotesis yang diuji adalah H0 :
=
=
dan Ha : paling sedikit
satu tanda sama dengan tidak berlaku. Dari perhitungan uji homogenitas data hasil tes kemampuan komunikasi matematik kelas ekperimen I, kelas eksperimen II,
88
dan kelas kontrol diperoleh dk = k − 1 = 3 − 1 = 2 didapat <
bahwa
,
= 4,332. Untuk taraf nyata
(
)
= 5%
= 5,99. Dari hal tersebut terlihat
sehingga dikatakan hipotesis H0 diterima dan
disimpulkan bahwa varians kelompok homogen. Perhitungan uji homogenitas data kemampuan komunikasi matematik dapat dilihat pada lampiran 38. 4.1.3.3
Uji Ketuntasan Belajar Untuk ketuntasan individual, peserta didik dikatakan tuntas pada mata
pelajaran matematika apabila nilai kemampuan komunikasi matematik ≥ 65.
Untuk ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 75% peserta didik pada kelas tersebut tuntas. Uji ketuntasan individual dengan membandingkan nilai kemampuan komunikasi peserta didik dengan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Uji ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi satu pihak. Setelah itu dilakukan perhitungan uji t satu pihak. (1)
Kelas Eksperimen I Dari uji ketuntasan individual kemampuan komunikasi matematik kelas
eksperimen I, persentase ketuntasan yang diperoleh sebesar 90,63 % dengan 29 anak yang tuntas dan 3 anak tidak tuntas . Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kelas eksperimen I telah mencapai ketuntasan belajar. Perhitungan uji ketuntasan individual pada kelas eksperimen I dapat dilihat pada lampiran 39. Dari hasil perhitungan uji ketuntasan klasikal dengan uji proporsi (uji satu pihak), diperoleh = 5% diperoleh
= 2,144. Dari daftar normal baku untuk taraf nyata
= 1,64. terlihat dari hal tersebut bahwa z
>z
,
sehingga dapat disimpulkan bahwa banyaknya peserta didik kelas eksperimen I
89
yang mencapai ketuntasan belajar individual lebih dari 75 %. Perhitungan uji ketuntasan belajar klasikal (uji proporsi satu pihak) pada kelas eksperimen I dapat dilihat pada lampiran 40. Selain itu dilakukan uji beda rata-rata dengan uji t satu pihak yang hasilnya diperoleh diperoleh
= 6,2227. Dari daftar distribusi student t dengan α = 5%
= 1,696. terlihat bahwa
>
, maka H0 ditolak
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen I yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih dari 65. Perhitungan uji ketuntasan belajar individual (uji t satu pihak) pada kelas eksperimen I dapat dilihat pada lampiran 42. (2)
Kelas Eksperimen II Pada kelas eksperimen II diperoleh persentase ketuntasan 87,50% dengan
28 anak yang tuntas dan 4 anak tidak tuntas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kelas eksperimen II telah mencapai ketuntasan belajar. Perhitungan uji ketuntasan belajar individual pada kelas eksperimen I dan II dapat dilihat pada lampiran 39. Dari hasil perhitungan uji ketuntasan klasikal dengan uji proporsi (uji satu pihak) pada kelas eksperimen II, diperoleh baku dengan α = 5% diperoleh >
= 1,74. Dari daftar normal
= 1,64. Dari hal tersebut terlihat bahwa
, sehingga dapat disimpulkan bahwa banyaknya peserta didik
kelas eksperimen II yang mencapai ketuntasan belajar individual lebih dari 75 %. Perhitungan uji ketuntasan belajar klasikal (uji proporsi satu pihak) pada kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran 41.
90
Selain itu dilakukan uji beda rata-rata dengan uji t satu pihak yang hasilnya = 2,9463. Sedangkan dari daftar distribusi student t untuk taraf
diperoleh
= 1,696. Terlihat bahwa
nyata α = 5% diperoleh
>
, maka H0
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen II yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih dari 65. Perhitungan uji ketuntasan belajar individual (uji t satu pihak) pada kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran 43. 4.1.3.4
Uji Perbedaan Rata-Rata Uji perbedaaan rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan rata-rata yang signifikan dari data kelas eksperimen I, kelas eksperimen II, dan kelas control.. Untuk teknik pengujian ini menggunakan analisis varians klasifikasi satu arah (one way classification), dengan hipotesis =
yang diuji adalah H0 :
=
, sedangkan untuk Ha : paling sedikit satu
tanda sama dengan tidak berlaku. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa = 4,500. Dari daftar distribusi F dengan dk pembilang = 2, dk penyebut = 3,09. Dari hal tersebut
= 93 dan peluang 0.95 ( = 0.05) didapatkan >
terlihat bahwa
, maka hipotesis H0 ditolak, artinya paling tidak
ada dua kelas yang berbeda rata-rata secara signifikan. Perhitungan uji perbedaan rata-rata data akhir dapat dilihat pada lampiran 44. 4.1.3.5
Uji Lanjut Menggunakan LSD Uji lanjut yang digunakan adalah uji LSD. Hipotesis yang diuji adalah
∶ ∶
=
=
dan dan
∶
∶
≠
≠
;
∶
=
dan
∶
≠
; serta
. Hasil perhitungan uji LSD diperoleh nilai 4,48
91
dengan selisih atau interval antar perlakuan adalah sebagai berikut, untuk selisih antara
dan
diperoleh
−
= 0,531 sehingga dapat dikatakan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran ekspositori juga tidak terjadi perbedaan secara signifikan. Namun untuk −
dan
diperoleh
= 6,125. Nilai ini lebih dari nilai perhitungan LSD sehingga terjadi
perbedaan secara signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran ekspositori dimana model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih memberikan hasil yang baik daripada model pembelajaran ekspositori. Pada selisih antara
dan
diperoleh
−
= 5,594. Nilai ini
juga lebih dari nilai perhitungan LSD sehingga terjadi perbedaan secara
signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dimana model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih memberikan hasil yang baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe TPS.Perhitungan uji lanjut LSD data akhir dapat dilihat pada lampiran 45.
4.2 4.2.1
Hasil Analisis Lembar Pengamatan Lembar Pengamatan Kinerja Guru Penilaian terhadap kinerja guru dilakukan setiap kegiatan pembelajaran
berlangsung yaitu pada kelas eksperimen I dengan model pembelajaran NHT dan pada kelas eksperimen II dengan model pembelajaran TPS. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan guru mengelola kelas ketika mengajar dan apakah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang direncanakannya. Penilaian diserahkan kepada observer yaitu guru matematika di
92
SMP N 2 Candimulyo. Hasil penilaian kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Analisis Penilaian Kinerja Guru No 1. 2.
Kelas Eksperimen 1 (NHT) Eksperimen 2 (TPS)
Persentase kinerja guru (p) Rabu, Senin, Rabu, 4-05-2011 9-05-2011 11-05-2011
RataRata
75 %
82 %
83 %
80%
74 %
79 %
80 %
77,67%
Perhitungan lembar pengamatan kinerja guru pada kelas eksperimen I dan II dapat dilihat pada lampiran 23 dan 24. Skala penilaian untuk menentukan kriteria persentase kinerja guru tertera pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Kriteria Persentase Kinerja Guru Interval < 100 % 25% ≤ < 50% 50% ≤ < 75% ≥ 75%
Kriteria Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.4, secara keseluruhan, rata-rata persentase kinerja guru pada kelas eksperimen I adalah 80% dan pada kelas eksperimen II adalah 77,67%, dimana keduanya termasuk dalam kriteria sangat baik. 4.2.2
Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Penilaian aktivitas peserta didik dilakukan setiap kegiatan pembelajaran
berlangsung yaitu pada kelas eksperimen I yang menerima pembelajaran dengan model pembelajaran NHT dan pada kelas eksperimen II yang menerima pembelajaran dengan model pembelajaran TPS. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan
93
pembelajaran. Penilaian diserahkan kepada observer yaitu salah satu guru di SMP N 2 Candimulyo yang tidak ada jam mengajar. Hasil penilaian aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Analisis Penilaian Aktivitas Peserta Didik No
Kelas Eksperimen 1 (NHT) Eksperimen 2 (TPS)
1. 2.
Persentase aktivitas peserta didik (p) Rabu, Senin, Rabu, 4-05-2011 9-05-2011 11-05-2011
RataRata
70 %
73,33 %
80 %
74,44%
63,33 %
66,67 %
71,11 %
67,04%
Perhitungan lembar pengamatan aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen I dan II dapat dilihat pada lampiran 21 dan 22. Skala penilaian untuk menentukan kriteria aktivitas peserta didik tertera pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Kriteria Presentase Aktivitas Peserta Didik Interval 81,25% ≤ ≤ 100% 62,5% ≤ < 81.25% 43,75% ≤ < 62,5% 25% ≤ < 43,75% < 25%
Kriteria Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.6, secara keseluruhan, rata-rata persentase aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen I adalah 74,44% dan pada kelas eksperimen II adalah 67,04%, dimana keduanya termasuk dalam kriteria baik.
4.3
Pembahasan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran
kooperatif tipe NHT dan TPS terhadap kemampuan komunikasi matematik pada
94
materi pokok segiempat peserta didik kelas VII semester genap SMP N 2 Candimulyo Kabupaten Magelang. Peserta didik di SMP N 2 Candimulyo khususnya kelas VII terdiri dari enam kelas yaitu VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE, dan VIIF. Untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran tersebut, digunakan tiga kelas sebagai sampel, yaitu dua kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang diambil dengan cara mengacak dari 6 kelas yang ada. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti mengambil data awal yaitu nilai rapor matematika semester 1 kelas VII. Berdasarkan hasil analisis data awal diperoleh data yang menunjukkan bahwa kelas yang diambil sebagai sampel dalam penelitian berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Hal ini berarti sampel berasal dari kondisi atau keadaan yang sama yaitu pengetahuan yang sama. Kemudian dipilih secara acak kelas VII E sebagai kelas eksperimen I yang menerima pembelajaran kooperatif tipe NHT, kelas VII D sebagai kelas ekperimen II yang menerima pembelajaran kooperatif tipe TPS, dan kelas VII F sebagai kelas kontrol yang menerima pembelajaran ekspositori. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dan sekali untuk tes hasil belajar kemampuan komunikasi matematik. Satu pertemuan pembelajaran terdiri dari 2 jam pelajaran atau 80 menit. Pada kelas eksperimen I yang menerima pembelajaran kooperatif tipe NHT, guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran dan memberikan motivasi kepada peserta didik. Selanjutnya guru menyampaikan secara singkat materi segiempat (jajargenjang, persegi panjang, persegi) dengan bantuan alat peraga. Kemudian guru membagi peserta didik dalam kelompok yang beranggotakan 4
95
orang dan setiap anggota diberi nomor 1, 2, 3, 4. Setelah itu, guru memberikan permasalahan atau soal kepada peserta didik dalam bentuk kartu soal. Masingmasing peserta didik mendapat kartu soal yang berbeda sesuai dengan nomornya untuk dikerjakan dan didiskusikan. Setelah dirasa cukup dalam berdiskusi, guru kemudian memanggil salah satu nomor dari peserta didik dan peserta didik yang dipanggil akan mempresentasikan jawaban dari kartu soal di depan kelas. Kelompok lain yang anggotanya mendapat nomor yang sama diperbolehkan mengajukan pertanyaan atau memberi tanggapan. Guru memberi penguatan atas jawaban yang telah dipresentasikan, kemudian memotivasi peserta didik agar tetap bersemangat dalam belajar. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah diajarkan dengan bimbingan guru. Pada kelas eksperimen II yang dikenai pembelajaran kooperatif tipe TPS, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya guru menjelaskan materi segiempat (jajargenjang, persegi panjang, persegi) secara singkat dengan media alat peraga. Kemudian guru memberikan permasalahan dalam bentuk kartu soal kepada peserta didik. Peserta didik diminta untuk memikirkan tentang permasalahan yang disampaikan guru. Setelah dirasa cukup dalam berfikir, guru kemudian meminta peserta didik untuk berpasangan dengan teman sebangkunya dan mengutarakan hasil pemikirannya masing-masing. Guru memberi kesempatan kepada kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya di depan kelas, diikuti oleh kelompok lain yang memperoleh hasil berbeda sehingga terjadi proses sharing/berbagi pada diskusi kelas. Guru memberikan kesimpulan akhir tentang permasalahan tersebut dari
96
diskusi kelas. Guru membimbing peserta didik dalam merefleksi materi yang telah diajarkan. 4.3.1 Kinerja Guru Berdasarkan hasil pengamatan kinerja guru pada saat melakukan pembelajaran di kelas eksperimen, terjadi perubahan kinerja guru dari pertemuan kesatu ke pertemuan berikutnya baik di kelas yang mendapat pembelajaran dengan model NHT ataupun kelas yang mendapat pembelajaran dengan model TPS. Secara umum pelaksanaan pembelajaran kedua kelas eksperimen yang dilakukan oleh guru sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan. Materi yang disajikan pada kedua kelas eksperimen meliputi sifatsifat jajargenjang dan persegi panjang pada pertemuan pertama, sifat-sifat persegi dan keliling serta luas dari jajargenjang pada pertemuan kedua, serta tentang keliling dan luas dari persegi panjang dan persegi pada pertemuan ketiga. Selanjutnya untuk pelaksanaan tes hasil belajar kemampuan komunikasi matematik dilakukan pada pertemuan keempat. Pada awal pertemuan, pembelajaran dengan model NHT dilaksanakan sesuai dengan RPP tetapi terkendala dalam hal persiapan kondisi fisisk peserta didik untuk mengikuti pelajaran dikarenakan pada pertemuan pertama antara guru dan peserta didik baru pertama kali bertemu sehingga perlu dilakukan perkenalan kepada peserta didik. Pada pembelajaran dengan model TPS terkendala dalam hal persiapan kondisi fisik peserta didik dalam mengikuti pelajaran dan juga dalam hal memotifasi peserta didik, serta apersepsi yang masih kurang sempurna dilakukan oleh guru. Pada pertemuan kedua, pembelajaran yang belum dilakukan
97
sempurna maka pada pertemuan kedua mulai diperbaiki oleh guru sehingga terjadi perubahan persentase yang lebih tinggi. Hal yang sama juga dilakukan pada pertemuan yang ketiga, bahwa pembelajaran yang terjadi pada pertemuan ketiga ini guru berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangannya pada pertemuan pertama dan kedua. Dapat disimpulkan, bahwa kinerja guru secara umum dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas eksperimen I ataupun II termasuk dalam kriteria baik. 4.3.2 Aktivitas Peserta Didik Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen, terjadi perubahan aktivitas peserta didik dari pertemuan 1 ke pertemuan selanjutnya baik kelas yang menerima pembelajaran NHT maupun kelas yang menerima pembelajaran TPS. Di awal pembelajaran aktivitas peserta didik belum begitu terlihat. Hal ini dimungkinkan karena peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT maupun model pembelajaran kooperatif tipe TPS, sehingga masih banyak peserta didik yang bergantung pada temannya dan tidak ikut berdiskusi terhadap permasalahan yang diberikan. Pada saat menyajikan hasil diskusi masih ada peserta didik yang merasa ragu untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Sehingga guru menunjuk peserta didik agar ada peserta didik yang mau menyampaikan hasil diskusinya. Pada pertemuan kedua peserta didik mulai terbiasa dan menyesuaikan diri dalam pembelajaran. Peserta didik lebih bersemangat berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk mengerjakan soal pada kartu soal yang diberikan oleh guru. Peserta didik yang belum mengerti tidak terlihat canggung untuk
98
bertanya pada teman sekelompoknya, tetapi masih ada peserta didik yang ragu untuk bertanya kepada guru. Beberapa kelompok sudah berani menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada pertemuan ketiga peserta didik semakin terbiasa dan lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS, peserta didik merasa senang karena telah berhasil mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dalam bentuk kartu soal. Peserta didik juga tidak ragu untuk bertanya apabila ada hal yang kurang jelas mengenai materi yang diberikan. Ketika diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya tanpa ditunjuk kelompok mana yang akan maju, banyak peserta didik yang berani menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada kedua kelas eksperimen yang dikenai pembelajaran kooperatif peserta didik terlihat lebih aktif dan cenderung siap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mempelajari terlebih dahulu topik yang akan dibahas. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran kooperatif lebih banyak berpusat pada peserta didik, sehingga anak diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mandal (2009:98), bahwa pembelajaran kooperatif memberikan banyak keuntungan salah satu diantaranya dapat menciptakan lingkungan untuk pembelajaran aktif bagi peserta didik untuk bereksplorasi. Pada pembelajaran kooperatif juga dipelajari keterampilanketerampilan yang fungsinya untuk memperlancar hubungan kerja dan tugas peserta didik. Keterampilan ini yang dinamakan keterampilan kooperatif. Menurut Ibrahim (2000:47-55), keterampilan kooperatif meliputi keterampilan sosial, keterampilan berbagi, keterampilan berperan serta, keterampilan komunikasi, dan
99
keterampilan kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, pembelajaran tidak dapat berfungsi secara efektif apabila dalam kelompok terjadi miskomunikasi. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi sangat penting dalam pembelajaran ini agar dalam melaksanakan kerja kelompok setiap anggota kelompok dapat mengkomunikasikan gagasan-gagasannya kepada anggota yang lain. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik baik tertulis maupun lisan serta nilai bahkan sampai sikap mereka dalam kelas terhadap matematika. Pada kelas kontrol yang dikenai pembelajaran ekspositori, peneliti tidak melakukan pembelajaran di kelas. Akan tetapi, pembelajaran dilakukan oleh guru matematika sekolah tersebut. Peneliti hanya mengambil data tes hasil belajar kemampuan komunikasi matematik. 4.3.3 Kemampuan Komunikasi Matematik Berdasarkan hasil analisis deskriptif data hasil tes kemampuan komunikasi matematik materi pokok segiempat (jajargenjang, persegi panjang, persegi), dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan uji ketuntasan belajar dan uji perbedaan rata-rata, hasil belajar kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS memberikan hasil yang lebih tinggi daripada peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran ekspositori. Rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada peserta didik yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe TPS dan pembelajaran ekspositori.
100
Dari ketiga kelas, terlihat bahwa varians terbesar adalah pada kelas yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Hal itu berarti kemampuan peserta didik pada kelas tersebut setelah pembelajaran cenderung lebih bervariasi dibandingkan dengan kelas yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe NHT maupun dengan model pembelajaran ekspositori. Hal ini disebabkan pembagian kelompok dengan pembelajaran TPS berdasarkan pada teman sebangku. Pembagian kelompok yang seperti ini memungkinkan terjadi kelompok dengan kedua anak pandai, salah satu anak pandai, atau kedua-duanya tidak pandai. Keadaan yang demikian mengakibatkan jalannya diskusi kurang berjalan baik karena tidak semua pasangan memahami permasalahan yang diberikan. Menurut Suherman (2003 :262) bahwa ukuran kelompok yang ideal dalam pembelajaran kooperatif adalah tiga sampai 5 orang. Pada model TPS jumlah kelompok yang terbentuk menjadi banyak karena anggota kelompok hanya terdiri dari dua anak. Hal ini menjadikan guru sulit untuk mengkoordinasikan pembelajaran. Pada hasil uji perbedaan rata-rata tes kemampuan komunikasi matematik, rata-rata kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe TPS tidak berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-rata kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang mendapat model pembelajaran ekspositori. Hal ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran ekspositori dalam menyampaikan materi segiempat (jajargenjang, persegi panjang, dan persegi) kelas VII SMP N 2 Candimulyo dapat dipilih salah satu tipe
101
yaitu bisa menggunakan model pembelajaran TPS ataupun model pembelajaran ekspositori. Akan tetapi, rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menunjukkan perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan rata-rata kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Hal ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam menyampaikan materi segiempat (jajargenjang, persegi panjang, dan persegi) kelas VII SMP N 2 Candimulyo model pembelajaran NHT lebih baik digunakan daripada model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik peserta didik. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Sulistiyorini (2007) yang mengatakan bahwa model pembelajaran NHT lebih efektif daripada model pembelajaran ekspositori. Pada rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang mendapat model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Hal ini menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif dalam menyampaikan materi segiempat (jajargenjang, persegi panjang, dan persegi) kelas VII SMP N 2 Candimulyo model pembelajaran NHT lebih baik digunakan daripada model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik peserta didik. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Riana (2009) yang menyatakan bahwa
102
model NHT lebih efektif daripada model TPS terhadap kemampuan pemecahan masalah. Dalam hal tidak adanya perbedaan rata-rata hasil belajar kemampuan komunikasi matematik yang signifikan antara peserta didik yang diberi pembelajaran model kooperatif tipe TPS dengan peserta didik yang diberi pembelajaran ekspositori, diduga faktor penyebabnya adalah sebagai berikut. (1) Terjadi kesulitan yang dialami oleh pasangan dalam mengerjakan soal. Keadaan demikian karena pasangan tersebut adalah pasangan yang keduaduanya tidak pandai, sehingga yang terjadi anak hanya diam dan tidak mengerjakan soalnya. Hal ini juga berakibat ketika setiap anak dituntut untuk berkomunikasi baik dalam menyampaikan hasil pemikirannya, anak menjadi cenderung pasif dan diam. Hal ini menjadi salah satu hal yang membuat model ini tidak dapat berjalan dengan baik, sehinggga hasil kemampuan komunikasi matematik peserta didik tidak berbeda secara signifikan dengan hasil yang diberi perlakuan ekspositori. (2) Walaupun sebelumnya diduga bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS akan memberikan hasil belajar yang lebih baik dari model pembelajaran ekspositori, tetapi kenyataannya terjadi beberapa hambatan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Hambatan itu terjadi dikarenakan beberapa hal diantaranya adalah pengkondisian guru di dalam kelas dan adanya beberapa peserta didik pada saat diskusi mengerjakan soal tidak berjalan dengan baik, diantaranya ada yang mengandalkan pasangan kelompok lain atau teman sepasangan.
103
Faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematik pada peserta didik yang mendapat pembelajaran model pembelajaran NHT dengan peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut. (1) Pada pembelajaran matematika dengan model pembelajaran NHT, guru menyediakan pengalaman belajar yang dirancang dalam bentuk belajar kelompok yang membantu peserta didik dalam memahami materi dan membangun pengetahuannya sendiri dengan pendampingan guru. Akibatnya, anak lebih mudah mengingat materi yang telah dipelajari. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000:18) bahwa manfaat dari pembelajaran NHT dapat membuat pemahaman peserta didik menjadi lebih dalam. Pada pembelajaran secara ekspositori, peserta didik cenderung pasif dalam menerima materi. (2) Melalui model pembelajaran NHT, pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga peserta didik semangat dan termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar. Indikatornya adalah keaktifan peserta didik dalam menyampaikan pendapat dan gagasan serta menangggapi pendapat temannya dalam diskusi baik dalam kelompok maupun saat diluar kelompok. Pada pembelajaran secara ekspositori guru menerangkan dan membahas soal secara klasikal sehingga membosankan dan mendemotivasi peserta didik. (3) Dalam pembelajaran matematika model pembelajaran NHT, peserta didik lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila
104
mereka saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Melalui diskusi dalam pembelajaran kooperatif akan terjalin komunikasi dimana peserta didik saling berbagi ide atau pendapat. Melalui diskusi akan terjadi elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan pendapatnya. Hal ini tidak terjadi pada model pembelajaran ekspositori, karena pada pembelajaran ini mereka memahami dan menyelesaikan masalahnya sendiri. (4) Pada pembelajaran NHT, pembagian kelompok dilakukan secara merata atau heterogen. Artinya pada setiap kelompok terdiri dari peserta didik yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi hingga yang rendah sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu peserta didik dengan kemampuan rendah. Hal itu tidak terjadi pada pembelajaran ekspositori. Faktor yang menjadi penyebab terjadinya perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematik pada peserta didik yang mendapat pembelajaran model pembelajaran NHT dengan peserta didik yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran TPS pada dasarnya terletak pada perbedaan jumlah anggota kelompok antara model pembelajaran NHT dan TPS. Pada NHT banyaknya anggota kelompok ada empat orang yang dibagi secara heterogren, sedangkan pada TPS hanya dua orang dimana kedua orang tersebut duduk dalam sebangku. Hal ini berpengaruh terhadap jalannya diskusi selama mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Pada pembelajaran dengan NHT pembagian kelompok yang heterogen bisa memunculkan anak
105
dengan kemampuan kognitif yang tinggi sampai dengan yang rendah, sehingga jika terdapat kesulitan dalam mengerjakan soal bisa dipastikan anak yang tidak paham akan bertanya pada anak yang lebih paham dan lebih pandai. Akan tetapi, pada TPS pembagian kelompok yang hanya berdasar teman sebangku, sehinggga memungkinkan terjadinya pasangan kelompok dengan kedua anak pandai, salah satu anak pandai, atau kedua anak tidak pandai. Dengan demikian, jika terdapat anak yang kesulitan dalam mengerjakan soal dan termasuk kelompok yang tidak pandai kedua anaknya, maka cenderung diam dan tidak mengerjakan soalnya karena tidak ada teman yang bisa membantu. Jika kesulitan tersebut pada pasangan yang satu pandai dan tidak pandai maka hal itu bisa lebih membantu. Keadaan yang demikian, dapat menjadikan diskusi pada kelas TPS kurang berjalan dengan baik, sehingga masih ada beberapa anak yang belum paham mengenai materi ataupun soal yang diberikan. Dengan model pembelajaran NHT dan TPS, keduanya memiliki kelebihan yang bermanfaat bagi pembelajaran di kelas. Pembelajaran kooperatif tipe NHT membuat peserta didik mengerti tentang materi apa yang mereka pelajari. Peserta didik juga lebih mudah dalam belajar terlihat dalam bersungguhsungguh ketika mengikuti pembelajaran. Selain itu pembelajaran ini melatih peserta didik untuk tidak hanya bertanggung jawab terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap orang lain. Hal ini bisa terlihat pada anggota dari kelompok yang belum paham bisa menanyakan pada anggota yang lain pada kelompok tersebut yang sudah paham. Pembelajaran NHT juga menjadikan peserta didik lebih termotivasi karena sistem pemanggilan kelompok dalam menyampaikan hasil
106
diskusi secara acak, sehingga membutuhkan kesiapan yang matang dari peserta didik. Model
TPS
dapat
melatih
peserta
didik
dalam
mengeksplor
pengetahuannya dengan baik, karena guru memberikan kesempatan peserta didik untuk memikirkan jawaban atas soal yang diberikan. Selain hal tersebut pembelajaran ini mampu melatih peserta didik dalam berkomunikasi secara baik. Terlihat ketika dalam pasangan kelompok, peserta didik saling mengutarakan hasil pemikirannya masing-masing. Dengan begitu dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik terhadap pelajaran matematika dalam menyampaikan gagasan ataupun ide-idenya kepada orang lain. Dalam penelitian ini, banyak kendala yang peneliti alami. Kendalakendala itu diantaranya mengenai persiapan sebelum penelitian yang kurang maksimal, sehingga masih banyak kekurangannya selama pembelajarannya. Kendala yang lain dari peserta didik yang kurang mendukung selama mengikuti pembelajaran. Manajemen kelas yang belum baik yang dalam hal ini keterbatasan peneliti untuk menguasai peserta didik di kelas dan pemilihan peserta didik dalam kelompok yang kurang baik juga menjadi kekurangan peneliti selama penelitian. Selain ditemukan kendala-kendala selama penelitian, peneliti juga menemukan hal-hal positif dari pembelajaran selama penelitian yaitu antusias peserta didik yang tinggi untuk mengutarakan pendapatnya di depan kelas. Hal ini dapat dilihat pada aktivitas peserta didik dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya terjadi kenaikan.
107
Untuk menghindari dan mengurangi terjadinya kendala-kendala selama pembelajaran, sebaiknya dilakukan persiapan pembelajaran secara maksimal baik itu pembuatan RPP maupun penyediaan alat/media belajar, sehingga mampu mengkoordinasikan peserta didik dalam menjawab pertanyaan. Selanjutnya diperlukan juga penguasaan penuh oleh guru ataupun peneliti pada model pembelajaran yang dipakai selama pembelajaran baik dalam hal pengkondisian kelas, pembagian kelompok, ataupun ketepatan dalam melakukan bimbingan individual di tengah pembelajaran kelompok. Dengan demikian, sintak-sintak yang ada dalam model pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan diharapkan apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Selanjutnya peneliti merekomendasikan untuk penelitian berikutnya, pengamatan terhadap aktivitas peserta didik di kelas melalui penilaian observer dengan lembar pengamatan, sebaiknya dilakukan oleh observer lebih dari satu. Hal ini dimaksudkan agar hasil dari pengamatan aktivitas peserta didik menjadi lebih akurat. Pada analisis data awal, menjadi bahan pertimbangan penelitian berikutnya untuk dilakukan analisis uji ketuntasan belajar data awal dengan maksud agar semua sampel juga dalam keadaan yang sama kemampuannya sehingga tidak dikhawatirkan hasil penelitian bukan karena ada faktor lain yang mempengaruhi penelitian misalnya dari awal peserta didik memang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi, tetapi hasil penelitian yang diperoleh benar-benar karena perlakuan yang diberikan peneliti.
108
BAB 5 PENUTUP
5.1
Simpulan
(1) Kemampuan
komunikasi
matematik
peserta
didik
yang
menerima
pembelajaran dengan model NHT dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan. (2) Kemampuan
komunikasi
matematik
peserta
didik
yang
menerima
pembelajaran dengan model TPS dapat mencapai kualifikasi keefektifan yang ditentukan. (3) Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang menerima pembelajaran dengan model pembelajaran NHT, TPS, dan ekspositori. (4) Tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran NHT lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran ekspositori. (5) Tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran TPS tidak lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran ekspositori.
108
109
(6) Tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran jaran NHT lebih baik daripada tingkat kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada materi segiempat yang menerima model pembelajaran TPS.
5.2
Saran Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat direkomendasikan peneliti
sebagai berikut. (1) Guru matematika dalam menyampaikan materi segiempat yaitu jajargenjang, persegi panjang, dan persegi dapat menggunakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT atau TPS untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik pada peserta didik. (2) Dalam menerapkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT dan TPS, guru perlu memperhatikan waktu, keterlibatan guru, pembentukan kelompok, dan keaktifan serta keterampilan peserta didik dalam bekerjasama. (3) Guru matematika hendaknya melakukan variasi pembelajaran untuk menunjang pembelajaran efektif demi tercapainya tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Abdussakir. 2009. Pembelajaran Geometri dan Teori Van Hiele. Tersedia di http://abdussakir.wordpress.com/2009/01/25/ [diakses 22-01-2011]. Anni, C. T. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES. Arifin, Z. 1991. Evaluasi Intruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badarudin. 2011. Belajar Tuntas (Mastery Learning). Tersedia http://ayahalby.wordpress.com/2011/02/23/belajar-tuntas-masterylearning/ [diakses 16-06-2011].
di
Brenner, Marry E. 1998. Development Mathematical Comunication in Problem Solving Groups by Language Minority Students. Bilingual Research Journal, 22:2,3, & 4 Spring, Summer, & fall 1998. Hal: 103-128. Clemens, S. R. 1984. Geometri with Applications and Problem Solving. Canada: Addision-Wesley Publishing Company. Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Djamarah, S. B. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dunne, R. & T. Wragg. Pembelajaran Efektif. Diterjemahkan oleh Anwar Jasin, 1996. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Engkoswara & Natawijaya, R. 1979. Alat Peraga dan Komunikasi Pendidikan. Jakarta: PT Bunda Karya. Gagne, R. M. 1988. Mastery Learning and Instructional Design. Florida State University. Tersedia di www.ibstpi.org/Products/pdf/chapter_4.pdf [diakses 22-06-2011]. Handayani, N. T. 2009. Eksperimentasi Pengajaran Matematika Melalui Metode TPS (Think Pairs Share) Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik (Pada
110
111
Siswa Kelas VII MTs N Bekonang). Skripsi. Surakarta : FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tersedia di etd.eprints.ums.ac.id/4815/1/A410050211.pdf [diakses 19-02-2011]. Hayes, A., S. Goldish, & S. M. Bailey. 2009. The Effectiveness of Mastery Learning in the Assistment Tutoring System. Final Project. Worcester Polytechnic Institute. Tersedia di www.wpi.edu/Pubs/Eproject/.../E.../ASSISTmentsmasterylearning.pdf [diakses 22-06-2011]. Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan (Aplikasi pada Penelitian Pendidikan Matematika). Jember: Pena Salsabila. Hudojo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press. Juandi, D. 2008. Pembuktian, Penalaran, dan Komunikasi Matematik. Bandung : FMIPA UPI. Tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/D%20%20FPMIPA/JUR.%20PEND.%20MATEMATIKA/196401171992021 %20%20DADANG%20JUANDI/PENALARAN%20DAN%20%20PEM BUKTIAN.pdf, [diakses 19-02-2011]. Kemendiknas. 2010. Bahan Pelatihan Metodologi Belajar-Mengajar Aktif. Jakarta:Balitbang. Lie, A. 2002. Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo. Mandal, RR. 2009. Cooperative Learning Strategies to Enhance Writing Skill: The modern journal of applied linguistics (Online) Volume 1. Tersedia di http://mjal.org/Journal/Coop.pdf [diakses 11-02-2011]. Masrukan. 2008. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran dan Asesmen Kinerja Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematika (Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMPN 10 dan SMPN 13 Kota Semarang). Sinopsis Disertasi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Mulyasa, E. 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implenentasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
112
Mulyasa, E. 2007. Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan oleh Lita. 2009. Bandung: Penerbit Nusa Media. Shadiq, F. 2009. Kemahiran Matematika. Makalah disampaikan pada Diklat Instruktur Pengembangan Matematika SMA Jenjang Lanjut. Tersedia di http://p4tkmatematika.org/file/SMA_Lanjut/smalanjut-kemahiranfadjar.pdf [diakses 27-02-2011]. Subagyo, P & Djarwato. 2005. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Alfa Beta. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta. Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suhito. 1986. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Sukisno. 2006. Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. Sulistiyorini, E. 2007. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar dan Pencapaian Tingkat Berpikir Peserta didik SMP dalam Geometri Menurut Van Hiele. Skripsi. Semarang : FMIPA Universitas Negeri Semarang. Sumarmo, U. 2006. Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika pada Siswa Sekolah Menengah. Bandung: FMIPA UPI. Sunardi. 2000. Hubungan Tingkat Berpikir Siswa dalam Geometri dengan Kemampuan Siswa dalam Geometri. Jurnal Matematika atau Pembelajarannya, IV(2). Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka. Suyitno, A. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1. Semarang : FMIPA Universitas Negeri Semarang. Yamasari, Y. 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Pascasarjana X Institute Teknologi Surabaya. Surabaya, 4 Agustus 2010. Tersedia di http://pasca.if.its.ac.id/share/SNPS/III.%20Fisika,%20Kimia,%20dan%20 Matematika/Edit.%20043%20Yuni%20Yamasari%20Matematika%20Un esa%20Makalah2%20_29-07_.pdf [diakses 22-06-2011].
113
113 Lampiran 1
Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen I (VII E) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode E1-01 E1-02 E1-03 E1-04 E1-05 E1-06 E1-07 E1-08 E1-09 E1-10 E1-11 E1-12 E1-13 E1-14 E1-15 E1-16 E1-17 E1-18 E1-19 E1-20 E1-21 E1-22 E1-23 E1-24 E1-25 E1-26 E1-27 E1-28 E1-29 E1-30 E1-31 E1-32
Nama Agus Slamet Riyadi Aji Nur Sugianto Choirunisa Nurfadilah C Danu Muzaki Devina Dwi Aviana Dewi Murdaningsih Divan Agustia Krismana Dwi Aryadi Eva Sulfiana Genduk Lestari Indar Budi Lasih Irma Anjar Rahmawati Jihad Nukti Dewantara Khoiri Maksum Lailatul Uslifah Muhamad Fajar Yusuf Muhamad Ikhsan Muhamad Syaiful Iktafi Mukmin Januarianto Nevi Umi Hanik Ning Rahayu Nita Trimarni Chairunisa Oni Haryono Ratna Resminingrum Risma Pramudiyati Romi Prasetyawan Solekah Taufiq Isdianto Teguh Wiranto Tri Aprilianingsih Yuda Saputra Yuli Rahmawati
113
114 Lampiran 2
Daftar Nama Peserta Didik Kelas Eksperimen II (VII D) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode E2-01 E2-02 E2-03 E2-04 E2-05 E2-06 E2-07 E2-08 E2-09 E2-10 E2-11 E2-12 E2-13 E2-14 E2-15 E2-16 E2-17 E2-18 E2-19 E2-20 E2-21 E2-22 E2-23 E2-24 E2-25 E2-26 E2-27 E2-28 E2-29 E2-30 E2-31 E2-32
Nama Alfian Syihab Anisa Bilqis Arizal Mustafa Asih Rahayu Cristok Dani Wijaya Diana Yuliasari Edy Purnomo Elisa Maharani D Evin Erviana Fauziati Diniyah Febriana Resminingsih Fery Widianto Fitri Indah Pratiwi Hendri Ari Awanto Lusia Eighi Melati Marina Fitriyati Maulana Ardika Miftakhul Ridwan Muhammad Ifan P Muhlisin Musarifah Nurul Khasanah Sariyono Widodo Sudiyono Sukamdani Supriyanto Tri Riyana Uu Ud Nurkasanah Wahyu Dwi Lestari Wahyu Putra A Widah Artipah
115 Lampiran 3
Daftar Nama Peserta Didik Kelas Kontrol (VII F) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Kode K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32
Nama Afan Sholikin Agus Santoso Akhmad Insan P Alvi Kurniawan Andang Sulistyo Andrew Nur P Andri Wasono Anisa Fitri Haruni Candra Adi P Danang Eko Pramuji Deni Ratnawati Deta Linaningsih Dwi Puji Lestari Efan Hidayat Farid Defiandri Feri Febri Nugroho Islamiyati I Musyarofah Nur Samsudin Oky Antono Rahmad Ari N Rani Umi L Revinta Ayu W Rizka Rafania Rochmad Roziqin Romat Khasifi Rozalia Tri Andini Septi Damayanti Siti Kholifah Sri Yatnawati Suyatno Cahyo P Tatik Ambarwati
116 Lampiran 4
Daftar Nama Peserta Didik Kelas Uji Coba Eksperimen (VII A) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kode UC-01 UC-02 UC-03 UC-04 UC-05 UC-06 UC-07 UC-08 UC-09 UC-10 UC-11 UC-12 UC-13 UC-14 UC-15 UC-16 UC-17 UC-18 UC-19 UC-20 UC-21 UC-22 UC-23 UC-24 UC-25 UC-26 UC-27 UC-28 UC-29 UC-30 UC-31 UC-32 UC-33 UC-34
Nama Abidin Eko W Agam Bimantara Ahmad Sodikin Aisah Nur A Aji Setiawan Apriyanto Dani Agung B Dwi Aviyanti Dwi Oktaviani Eftiar Galang Eti Astuti Kiki Apriliana Linda Dwi K Lusia Ayu P M Arief Yogaswara Maya Setianingrum Muhamad Nur S Muhamad Syarif H Nico Dwi Armando Okta Widi Astuti Pratiwi Dwi A Rahayu M Rosi Ermina Rusmandani Samsul Ma'arif Santi Sarwati Kotijah Setyo Febrianto Supardi Tariyanto Wahyu Triyanto Witarti Yayuk Rosita Zeni Mustofa
117 Lampiran 5
Daftar Nama Anggota Kelompok Kelas Eksperimen I Kelompok I No Nama 1 Eva Sulfiana 2 Muhamad Fajar Yusuf 3 Mukmin Januarianto 4 Dewi Murdaningsih
Kelompok II No Nama 1 Agus Slamet Riyadi 2 Ning Rahayu 3 Divan Agustia Krismana 4 Yuli Rahmawati
Kelompok IV No Nama 1 Irma Anjar Rahmawati 2 Lailatul Uslifah 3 Choirunisa Nurfadilah C 4 Nita Trimarni Chairunisa
Kelompok III No Nama 1 Nevi Umi Hanik 2 Dwi Aryadi 3 Taufiq Isdianto 4 Indar Budi Lasih
Kelompok V No Nama 1 Muhamad Syaiful Iktafi 2 Muhamad Ikhsan 3 Yuda Saputra 4 Danu Muzaki
Kelompok VI No Nama 1 Ratna Resminingrum 2 Romi Prasetyawan 3 Jihad Nukti Dewantara 4 Oni Haryono
Kelompok VII No Nama 1 Devina Dwi Aviana 2 Aji Nur Sugianto 3 Solekah 4 Risma Pramudiyati
Kelompok VIII No Nama 1 Genduk Lestari 2 Khoiri Maksum 3 Teguh Wiranto 4 Tri Aprilianingsih
118 Lampiran 6
Daftar Nama Anggota Kelompok Kelas Eksperimen II Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Alfian Syihab Anisa Bilqis Arizal Mustafa Asih Rahayu Cristok Dani Wijaya Diana Yuliasari Edy Purnomo Elisa Maharani D Evin Erviana Fauziati Diniyah Febriana Resminingsih Fery Widianto Fitri Indah Pratiwi Hendri Ari Awanto Sukamdani
Nama Maulana Ardika Marina Fitriyati Miftakhul Ridwan Musarifah Muhammad Ifan P Muhlisin Nurul Khasanah Sariyono Widodo Lusia Eighi Melati Tri Riyana Uu Ud Nurkasanah Wahyu Dwi Lestari Sudiyono Widah Artipah Wahyu Putra A Supriyanto
119 Lampiran 7
Daftar Nilai Raport Semester 1 Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II, dan Kelas Kontrol Kode E1-01 E1-02 E1-03 E1-04 E1-05 E1-06 E1-07 E1-08 E1-09 E1-10 E1-11 E1-12 E1-13 E1-14 E1-15 E1-16 E1-17 E1-18 E1-19 E1-20 E1-21 E1-22 E1-23 E1-24 E1-25 E1-26 E1-27 E1-28 E1-29 E1-30 E1-31 E1-32
Nilai 64 61 50 63 65 58 56 63 82 71 65 56 69 60 61 65 73 63 66 61 76 61 55 53 72 53 63 60 61 59 52 61
Kode E2-01 E2-02 E2-03 E2-04 E2-05 E2-06 E2-07 E2-08 E2-09 E2-10 E2-11 E2-12 E2-13 E2-14 E2-15 E2-16 E2-17 E2-18 E2-19 E2-20 E2-21 E2-22 E2-23 E2-24 E2-25 E2-26 E2-27 E2-28 E2-29 E2-30 E2-31 E2-32
Nilai 70 82 50 63 67 62 63 59 58 56 65 62 59 65 58 60 63 57 66 75 72 55 63 73 54 65 73 53 80 57 65 61
Kode K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32
Nilai 51 55 61 82 57 62 67 74 65 58 60 56 63 56 56 78 62 56 65 59 58 51 55 62 72 70 52 72 61 53 61 60
120 Lampiran 8
Uji Normalitas Data Awal Kelas Eksperimen I Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: =
(
−
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika X2 < X2 tabel
X2(α)(k--3) Nilai maksimum = Nilai minimum = Rentang = Banyak kelas =
82 50 32 7
Panjang Kelas Rata-rata s N
= = = =
5.36283 ≈ 5 62.44 7.09 32 (Oi-Ei)²
Kelas Interval
Batas Kelas
Z Untuk batas kelas
Peluang untuk Z
Luas kelas untuk Z
Ei
50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84
49.5 54.5 59.5 64.5 69.5 74.5 79.5 84.5
-1.8251 -1.1199 -0.4147 0.2906 0.9958 1.7010 2.4062 3.1114
0.4656 0.3665 0.1591 0.1141 0.3389 0.4554 0.4918 0.4991
0.0991 0.2074 0.2732 0.2248 0.1165 0.0364 0.0073
3.1712 6.6368 8.7424 7.1936 3.7280 1.1648 0.2336
Oi Ei
4 5 13 5 3 1 1 X² =
Untuk α = 5%, dengan dk =7-3 =7 = 4 diperoleh X² tabel = 9,49
6.0426 9.49 Karena X2(hitung) < X2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
0.2166 0.4037 2.0735 0.6689 0.1422 0.0233 2.5144 6.0426
121 Lampiran 9
Uji Normalitas Data Awal Kelas Eksperimen II Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: (
=
−
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika X2 < X2 tabel
X2(α)(k--3) Nilai maksimum = Nilai minimum = Rentang = Banyak kelas =
82 50 32 7
Panjang Kelas Rata-rata S N
= = = =
5.36283 ≈ 5 63.47 7.60 32 (Oi-Ei)²
Kelas Interval
Batas Kelas
Z Untuk batas kelas
Peluang untuk Z
Luas kelas untuk Z
Ei
50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84
49.5 54.5 59.5 64.5 69.5 74.5 79.5 84.5
-1.8380 -1.1801 -0.5222 0.1357 0.7936 1.4515 2.1094 2.7673
0.4664 0.3810 0.1985 0.0517 0.2852 0.4265 0.4821 0.4971
0.0854 0.1825 0.2502 0.2335 0.1413 0.0556 0.0150
2.7328 5.8400 8.0064 7.4720 4.5216 1.7792 0.4800
Oi
3 8 8 6 4 1 2 X² =
Untuk α = 5%, dengan dk =7-3 =7 = 4 diperoleh X² tabel = 9,49
2
Karena X
6.3298 9.49 (hitung)
< X2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
Ei 0.0261 0.7989 0.0000 0.2900 0.0602 0.3413 4.8133 6.3298
122
Lampiran 10 Uji Normalitas Data Awal Kelas Kontrol Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: (
=
−
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika X2 < X2 tabel
X2(α)(k--3) Nilai maksimum = Nilai minimum = Rentang = Banyak kelas =
82 51 31 7
Panjang Kelas Rata-rata S N
= = = =
5.19524 ≈ 5 61.56 7.71 32 (Oi-Ei)²
Kelas Interval
Batas Kelas
Z Untuk batas kelas
Peluang untuk Z
Luas kelas untuk Z
Ei
51-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85
50.5 55.5 60.5 65.5 70.5 75.5 80.5 85.5
-1.4348 -0.7863 -0.1378 0.5107 1.1592 1.8077 2.4562 3.1047
0.4236 0.2823 0.0517 0.1950 0.3749 0.4641 0.4929 0.4990
0.1413 0.2306 0.2467 0.1799 0.0892 0.0288 0.0061
4.5216 7.3792 7.8944 5.7568 2.8544 0.9216 0.1952
Oi
6 10 9 2 3 1 1 X X² =
Untuk α = 5%, dengan dk =7-3 =7 = 4 diperoleh X² tabel = 9,49
2
Karena X
7.3529 9.49 (hitung)
< X2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
Ei 0.4834 0.9308 0.1548 2.4516 0.0074 0.0067 3.3182 7.3529
123 Lampiran 11
Uji Homogenitas Data Awal Hipotesis H0 : = = Ha : ada varians yang tidak sama Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan : = ( 10)
−
Dengan =( =
(
)
∑( − 1) ∑( − 1)
( − 1)
− 1)
Kriteria yang Digunakan Ho diterima jika X2 hitung < X2 (1-α) (k-1)
X2
(1-α)(k α)(k-1)
Pengujian Hipotesis Kelas
ni
dk = ni - 1
1/dk
S2i
(dk) S2i
0.032 50.25 Eksperimen I 32 31 1557.88 0.032 57.74 Eksperimen II 32 31 1789.97 0.032 59.48 Kontrol 31 1843.88 32 Jumlah 96 93 0.097 167.475 5191.719 Varians gabungan dari kelompok sampel adalah : ∑( − 1) 5191.719 S = = = 55.825 ∑( − 1) 93 Log S = 1.747 Harga B : B = (logs )
log S2i 1.70 1.76 1.77 5.237
((n − 1) = 1.747 x 93 = 162.455
X = (ln10) B −
(n − 1)logs
(dk) logS2i 52.74 54.61 55.01 162.348
= 2.3026(162.455 − 162.348 348) = 0.2470
Untuk α= 5% dengan dk = 3 - 1 =2 diperoleh X2tabel =5.99
0.2470 5.99 Karena X2 hitung < X2 tabel maka populasi mempunyai varians yang sama (homogen).
124 Lampiran 12
Uji Kesamaan Rata-Rata Data Awal Hipotesis H0 : = = Ha : paling sedikit ada satu tanda sama dengan tidak berlaku Kriteria Ho diterima jika
<
(
)(
)
Pengujian Hipotesis Jumlah Kuadrat 1. Jumlah Kuadrat Rata-Rata Rata (RY) (2031 + 1979 + 1954) (∑ X ) 5964 RY = = = = 370513 370513,50 N 96 96 2. Jumlah Kuadrta Antar Kelompok (JK ) ((∑ X ) JK = − RY n (2031)) (1979) (1954) = + + − 370513,50 32 32 32 = 370609,,937 − 370513,50 = 96,437 3. Jumlah Kuadrat Total (JK ) JK
=
X
− RY = 70 + 82 + 50 + ⋯ + 60 − 370513,50
= 37591,00 00 − 37513,50 = 5396,5 4. Jumlah Kuadrat Dalam (JK ) JK = JK − JK = 5396,5 − 96,437 = 5300,0625 Tabel Ringkasan Anava Sumber Variasi dk Rata-Rata 1 Antar Kelompok 2 Dalam Kelompok 93 Total 96
JK 370513,50 96,437 5300,0625 375910
KT 370513,5 48,219 56,99
F
0,846
F
Kesimpulan
0,846 3,09 Karena F < F( , )( : ) maka H0 diterima. Hal ini berarti tidak ada perbedaan rata-rata rata rata hasil belajar dari ketiga kelas.
3,09
Lampiran 13
125 KISI-KISI SOAL TES UJI COBA KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK Nama Sekolah : SMP N 2 Candimulyo Materi Pokok : Segi Empat Kelas/Semester : VII/2 Banyak Soal : 16 butir soal uraian Bentuk Soal : Uraian Alokasi Waktu : 75 menit StandarKompetensi : Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya
6.2
Mengidentifikasi sifat-sifat persegi 6.2.1. Menuliskan pengertian persegi panjang panjang, persegi, trapesium, jajar 6.2.2. Menjelaskan ifat-sifat jajar genjang ditinjau dari genjang, belah ketupat, dan layang-layang diagonal, sisi, dan sudutnya
1a (A1), 1b (A6) 2a (A2), 2b (A8)
Banyak Butir 2 2
6.3
Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
3a (A1), 3b (A1)
2
8 menit
4a (A2), 4b (A2), 4c (A2)
3
15 menit
5a(A2), 5b (A3), 5c (A3), 5d (A3), 5e(A1)
5
20 menit
6a(A3), 6b (A3)
2
15 menit
Kompetensi Dasar
Indikator
6.3.9. Menggunakan rumus keliling persegi panjang dalam pemecahan masalah
6.3.26. Menggunakan rumus luas jajar genjang dalam pemecahan masalah 6.3.23. Menggunakan rumus luas persegi panjang dalam pemecahan masalah 6.3.24. Menuliskan penggunaan rumus luas persegi dalam pemecahan masalah
No Butir
Alokasi Waktu 7 menit 10 menit
126 Menurut Brenner Communication in mathematics mencangkup dua aspek, yaitu sebagai berikut. a.
Mathematical register, yaitu kemampuan menyatakan secara tertulis dalam hal menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika dengan kata-kata, sintaksis, maupun frase.
b.
Representations, yaitu kemampuan dalam menggambarkan atau menginterpretasikan ide, situasi, dan relasi matematika, dengan gambar benda nyata, diagram, grafik, ataupun secara geometris.
Berdasar 2 aspek di atas, menurut Sumarmo (2006:3-4) mengembangkan indikator kemampuan komunikasi matematik untuk peserta didik tingkat SMP yaitu sebagai berikut. A1 : Menghubungkan benda nyata, gambar atau diagram ke dalam ide matematika. A2 :
Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika malalui tulisan, dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar.
A3 :
Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
A4 :
Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika (dalam proses pembelajaran)
A5 :
Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis (dalam diskusi kelompok dan kelas)
A6 :
Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi .
A7 :
Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika kemudian menjawabnya (dengan diskusi kelompok dan kelas)
A8 :
Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi
127
Lampiran 14 SOAL UJI COBA KOMUNIKASI MATEMATIK Nama Sekolah : SMP N 2 Candimulyo Materi Pokok : Segi Empat Alokasi Waktu : 75 menit PETUNJUK PENGERJAAN SOAL (1) Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan. (2) Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban yang telah tersedia. (3) Bacalah soal-soal dengan cermat sebelum mengerjakan (4) Kerjakan setiap soal dengan teliti dan lengkap (5) Kerjakan soal-soal yang kalian anggap mudah terlebih dahulu 1. Perhatikan foto di samping. Agar terlihat rapi, foto tersebut diberi figura.
a. Berbentuk bangun apakah figura pada foto tersebut? b. Tuliskan pengertian dari bentuk figura tersebut! 2. Diketahui model jajar genjang PQRS dengan titik O adalah titik potong diagonal PR dan QS. a. Gambarkan model jajar genjang tersebut! b. Tunjukkan bahwa ∠PSR = ∠PQR!
3. Perhatikan gambar di bawah ini
Dari gambar di atas, permukaan uang kertas berbentuk persegi panjang. Panjang dan lebar dari persegi panjang tersebut berturut-turut adalah a cm dan b cm. a. Tentukan keliling persegi panjang!
128
b. Jika panjang persegi panjang 16 cm dan lebar persegi panjang 9 cm, berapakah keliling persegi panjang? 4. Diketahui model jajar genjang ABCD dengan panjang AB = 20 cm dan BC = 13 cm. Dari titik D dibuat garis tegak lurus AB dan memotong AB di titik E sehingga panjang AE = 5 cm. a. Gambarkan model jajar genjang tersebut! b. Tentukan panjang DE! c. Hitunglah luas daerah jajar genjang ABCD! 5. Pada gambar di bawah ini
Bentuk permukaan sawah adalah persegi panjang. Panjang dari sisinya masing-masing adalah (4 − 2)m dan (2 − 1)m. Sawah tersebut memiliki keliling 102 m.
a. Gambarkan model sawah tersebut! b. Tentukan nilai x! c. Hitunglah panjang sisi-sisi sawah! d. Hitunglah luas sawah! e. Berapakah uang yang akan diterima dari hasil penjualan sawah jika harga per m2 adalah Rp 250.000,00? 6. Lantai rumah seluas 300 m2 akan ditutupi dengan sejumlah ubin berbentuk persegi dengan panjang sisi 50 cm. a. Hitunglah luas satu buah ubin! b. Berapakah banyak ubin yang digunakan untuk menutupi lantai rumah tersebut?
129
Lampiran 15 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA KOMUNIKASI MATEMATIK
No
Kunci Jawaban
Rumusan Tingkah Laku
Skor
Diketahui : Foto gambar di bawah ini
1
Ditanya : a. Berbentuk bangun apakah figura pada foto tersebut? b.
Tuliskan pengertian dari bentuk figura tersebut!
Penyelesaian : a. Figura pada foto tersebut berbentuk persegi panjang b.
Persegi panjang adalah jajar genjang yang memiliki 4 sudut sikusiku (A rectangle is a parallelogram with four right angles)
Menuliskan bentuk figura adalah persegi panjang
3
Menuliskan pengertian persegi panjang
5
Skor Maksimal 2
Diketahui : Model jajar genjang PQRS
8 Menuliskan diketahui dan yang ditanyakan
2
Menggambar sketsa jajar genjang PQRS
3
Titik O adalah titik potong diagonal PR dan QS Ditanya : a. b.
Gambarkan model jajar genjang tersebut! Tunjukkan bahwa ∠PSR = ∠PQR!
Penyelesaian : a.
Sketsa gambar jajar genjang PQRS
S
O P
Q
R
130
b.
∠PSR = ∠PQR
Menuliskan besar ∆PQR setengah putaran (180°) dengan pusat pemutaran titik O sudut dengan simbol ∠ Untuk
menunjukkan
maka
putarlah
2
sehingga ∆QRS merupakan bayangannya. Dari hasil perputaran tersebut diperoleh :
∠PSQ akan menempati ∠RQS, ∠PQS akan menempati ∠RSQ, dan ∠QPS akan menempati ∠QRS. Akibatnya :
∠PSQ = ∠RQS, ∠PQS = ∠RSQ, dan ∠QPS = ∠QRS Sehingga diperoleh :
∠PQR = ∠PQS + ∠RQS = ∠RSQ + ∠PSQ = ∠PSR Jadi ∠PQR = ∠PSR 3
Skor Maksimal
Diketahui : gambar uang di bawah ini berbentuk persegi panjang
5
Menunjukkan ∠PQR = ∠PSR
12
Menuliskan diketahui
2
dan yang ditanyakan, serta menyimbolkan panjang dan lebar
Panjang (p) = cm Lebar (l) = cm Ditanya : a. Tentukan keliling persegi panjang! b.
Jika panjang persegi panjang 16 cm dan lebar persegi panjang 9 cm, berapakah keliling persegi panjang?
Penyelesaian : a. K = 2(p + l) = 2( + )
Jadi keliling persegi panjang adalah 2( + )cm
b.
Misalkan panjang (p) = 16 cm dan lebar (l) = 9 cm maka K = 2(p + l)
⇔ K = 2(16 + 9) ⇔ K = 2.25 ⇔ K = 50
Jadi keliling persegi panjang adalah 50 cm
Menuliskan rumus dan menyimpulkan keliling persegi panjang Menuliskan rumus dan menghitung keliling persegi panjang Menyimpulkan keliling persegi panjang
Diketahui : model Jajar genjang ABCD dengan AB = 20 cm, BC = 13 cm, dan AE = 5 cm
4
1 10
Skor Maksimal 4
3
Menuliskan diketahui dan yang ditanyakan dengan memisalkan
2
131
Ditanya : a.
Gambarkan model jajar genjang tersebut!
b.
Tentukan panjang DE!
c.
Hitunglah luas daerah jajar genjang ABCD (L)!
luas dalam bentuk simbol
Penyelesaian : a.
Model jajar genjang ABCD
D
C
Menggambarkan model jajar genjang ABCD
3
Menuliskan rumus Pythagoras
2
Menghitung panjang DE
3
13 A b.
5 cm E 20
B
Untuk menghitung panjang DE kita gunakan rumus pythagoras Rumus pythagoras kita lihat dengan memperhatikan segitiga ADE yaitu
D
A
E AE + DE = AD
Karena BC = AD maka AD = 13cm Maka DE = √AD − AE ⇔ DE =
13 − 5
⇔ DE = √169 − 25 ⇔ DE = √144 c.
1
⇔ DE = 12
Menyimpulkan panjang DE
Telah kita ketahui Luas jajar genjang = alas x tinggi
Menulis rumus luas jajar genjang dan menghitung luasnya
3
Menyimpulkan luas jajar genjang
1
Jadi DE = 12 cm
Maka L = AB x DE ⇔ L = 20 x 12 ⇔ L = 240
Jadi luas daerah jajar genjang ABCD adalah 240 cm2 Skor Maksimal
15
132
5
Diketahui : Sawah seperti pada gambar di bawah ini
Menuliskan diketahui dan apa yang ditanyakan, serta memisalkan panjang, lebar, keliling, luas dalam bentuk simbol
2
Menggambar model persegi panjang
2
Menuliskan rumus keliling
1
Menentukan nilai x
3
Panjang (p) = (4x-2) m Lebar (l) = (2x-1) m Keliling (K) = 102 m Ditanya : a.
Gambarkan model sawah tersebut!
b.
Tentukan nilai x
c.
Hitunglah panjang sisi-sisi sawah
d.
Hitunglah luas sawah (L)
e.
Berapakah uang yang akan diterima dari hasil penjualan sawah jika harga per m2 adalah Rp 250.000,00
Penyelesaian : a.
Gambar model sawah
p l
(2x-1)cm (4x-2)cm
b.
K = 2( + )
⇔ 102 = 2{(4 − 2) + (2 − 1)} ⇔ 102 = 2(4 − 2 + 2 − 1) ⇔ 102 = 2(6 − 3) ⇔ 102 = 12 − 6 ⇔ 12 = 108 ⇔ ⇔
=
108 12
=9
133
Karena
c.
= 9 maka
= 4 − 2 = 4.9 − 2 = 34
= 2 − 1 = 2.9 − 1 = 17 = 34 m dan
Jadi d.
= 17 m
Untuk menghitung luas sawah kita gunakan rumus luas daerah persegi panjang yaitu L =
⇔ L = 34.17
.
⇔ L = 578
Jadi luas sawah tersebut adalah 578 m
Menghitung dan menyimpulkan panjang dan lebar dari sawah
3
Menuliskan rumus dan menghitung luas
3
Menyimpulkan luas
1
Memisalkan harga per m2 sawah dengan simbol
1
Menuliskan rumus dan menghitung harga sawah
3
Menyimpulkan uang penjualan sawah
1
2
e. Harga per m sawah adalah Rp 250.000,00 Misalnya: P = harga sawah per m2 Uang yang diterima = L. P
⇔ Uang yang diterima = 578 x 250.000 ⇔ Uang yang diterima = 144.000.000
Jadi uang yang akan diterima dari hasil penjualan sawah tersebut adalah Rp 144.000.000,00
Skor Maksimal
6
Diketahui : luas (L) lantai rumah = 300 m2 Ditanya :
panjang sisi ubin (s) = 50 cm
a. Hitunglah luas satu buah ubin!
20 Menuliskan diketahui dan yang ditanyakan, serta memisalkan panjang sisi dan luas dalam simbol
2
Memisalkan luas ubin ke dalam simbol Menuliskan rumus luas daerah persegi dan menghitungnya
1
Menyimpulkan luas satu buah ubin
1
b. Berapakah banyak ubin yang digunakan untuk menutupi lantai rumah tersebut? Penyelesaian : a.
Misalkan luas ubin = L L1
=s
⇔ L1 = 50
⇔ L1 = 2500
Jadi luas satu buah ubin adalah 2500 cm2
3
134
b.
L= 300 m = 3.000.000 cm
L 3000000 banyaknya ubin = = = 1200 L 2500
Jadi banyaknya ubin yang digunakan untuk menutupi lantai rumah adalah 1200 buah
Mengubah satuan dari m2 ke cm2 Menghitung dan menyimpulkan banyaknya ubinyang digunakan
Skor Maksimal SKOR TOTAL Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut : NA = TS/JS x 100 Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor JS : Jumlah Skor Maksimal
1 3
10 75
135 Lampiran 16 Analisis Butir Soal Uji Coba Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik Materi Segiempat (jajargenjang, Persegi Panjang, Persegi) NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NOMOR ITEM
kode
Y
Y²
5
65
4225
5
5
63
3969
4
4
61
3721
5
5
5
58
3364
4
5
5
3
55
3025
1
3
2
5
2
53
2809
5
2
0
0
5
5
53
2809
1
5
1
1
0
5
5
51
2601
2
5
1
1
0
5
5
51
2601
1a
1b
2a
2b
3a
3b
4a
4b
4c
5a
5b
5c
5d
5e
6a
6b
UC33
2
3
2
4
5
5
3
7
4
2
5
4
4
5
5
UC23
2
3
2
2
5
5
3
7
4
2
5
4
4
5
UC16
1
3
2
3
4
5
3
7
5
2
5
4
4
5
UC32
2
3
3
2
1
5
3
7
2
2
5
4
4
UC14
2
3
2
2
1
5
3
7
2
2
5
4
UC18
2
3
3
2
5
5
3
7
3
2
5
UC26
2
2
3
3
5
5
3
7
4
2
UC11
2
3
3
3
5
5
3
7
2
UC3
2
3
2
3
2
5
3
7
5
UC10
2
3
3
3
2
5
3
7
5
2
1
1
2
2
5
5
51
2601
UC5
2
1
3
3
5
5
3
4
2
2
5
1
2
2
5
5
50
2500
UC13
2
3
3
2
3
5
3
7
3
2
5
2
2
0
5
3
50
2500
UC17
2
3
2
2
2
5
3
7
5
2
5
1
1
0
5
5
50
2500
UC19
2
1
3
4
2
5
3
6
3
2
4
2
2
1
5
5
50
2500
UC30
2
3
3
2
5
5
3
7
2
2
5
2
1
0
5
2
49
2401
UC25
2
3
3
2
5
5
3
3
2
2
5
1
2
0
5
5
48
2304
UC22
2
3
2
2
2
5
3
7
1
2
5
1
1
1
5
5
47
2209
UC9
2
3
2
2
3
5
3
7
5
2
5
2
1
0
2
1
45
2025
UC24
2
3
3
1
3
3
3
7
1
2
5
3
1
0
5
3
45
2025
UC4
2
3
2
1
3
3
3
7
1
1
5
2
2
0
5
3
43
1849
136
Daya Pembeda
Validitas butir
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
UC20
2
3
2
1
5
5
3
1
1
2
5
1
2
0
5
5
43
1849
UC12
2
3
2
2
2
3
3
7
1
1
5
2
1
0
5
3
42
1764
UC34
2
2
2
2
3
3
3
6
3
1
1
1
1
2
5
5
42
1764
UC15
2
3
3
3
4
5
3
6
2
2
3
2
0
0
2
1
41
1681
UC8
0
1
3
2
2
2
3
3
2
2
5
2
2
1
5
5
40
1600
UC2
2
1
3
2
2
5
3
7
2
2
5
1
1
0
2
2
40
1600
UC27
2
3
3
2
2
5
3
7
2
2
5
1
1
0
1
1
40
1600
UC29
2
2
3
2
2
5
3
4
1
2
5
2
1
1
2
2
39
1521
UC21
2
3
3
3
2
5
3
3
2
1
1
0
0
0
5
5
38
1444
UC7
2
1
3
2
2
2
3
7
1
2
2
1
1
1
5
1
36
1296
UC28
2
2
2
2
2
3
2
5
2
1
3
2
1
1
2
3
35
1225
UC6
2
1
2
2
5
1
2
2
1
1
1
1
1
2
2
3
29
841
UC31
2
1
2
2
5
1
3
1
1
1
1
1
1
2
2
2
28
784
UC1
0
2
2
2
2
2
2
1
1
63
86
77
108
143
99
193
83
59
2 139
1 61
1 56
0 43
1 140
1 120
21
X
1 82
441 73948
109
647
149
138
155
646
504
3001
2811
2688
6688
5746
2
X
125
222
226
191
410
659
291
1231
267
XY
2922
3902
3938
3602
5020
6832
4574
9221
4067
2777
6640
rxy
0.276
0.568
0.060
0.372
0.190
0.707
0.562
0.622
0.614
0.570
0.586
0.610
0.668
0.541
0.628
0.527
rtabel
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
Kriteria
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Tidak
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
MH
1.941
2.706
2.588
2.588
3.471
5.000
3.000
6.529
3.176
1.941
4.706
2.118
2.235
1.941
4.941
4.353
ML
1.765
2.118
2.471
1.941
2.882
3.412
2.824
4.824
1.706
1.529
3.471
1.471
1.059
0.588
3.294
2.706
x12
0.941
7.529
4.118
8.118
42.235
0.000
0.000
22.235
28.471
0.941
15.529
27.765
29.059
74.941
0.941
x22
7.059
13.765
6.059
4.941
21.765
36.118
2.471
88.471
17.529
4.235
50.235
8.235
4.941
10.118
45.529
19.882 37.529
ni
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
1552
DB
16.971
34.673
10.031
48.704
20.000
71.883
30.538
44.099
58.977
49.227
41.433
29.333
54.880
39.901
65.719
59.126
t tabel
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
1.697
Kriteria
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Sign
Passing grade
1
2
2
5
3
3
2
5
3
1
3
3
3
3
3
3
Gagal
2
8
0
32
16
5
0
9
22
0
7
28
28
29
9
10
IK
0.0588
0.2353
0
0.9412
0.47059
0.1471
0
0.2647
0.64706
0
0.20588
0.82353
0.8235
0.85294
0.26471
0.29412
Kriteria
Mudah
Mudah
Mudah
Sukar
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Sukar
Sukar
Sukar
Mudah
Sedang
2b
0.243
0.713
0.249
0.489
1.969
1.693
0.080
3.984
1.894
0.195
2.316
1.163
1.346
2.959
2.045
2.367
2b
23.704
2t
91.287
N
16
r11
0.7897
Reliabilitas
TK
137
Karena r11 > r tabel, dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut reliabel Kriteria
Tidak
Dipakai
Tidak
Dipaka i
Tidak
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
Dipakai
138 Lampiran 17 Perhitungan Validitas Instrumen Test Essay Rumus : r
=
∑
2
∑
− (∑ )(∑ ) 2
− (∑ )
∑
2
2
− (∑ )
Kriteria : Butir soal valid jika r > r . Berikut perhitungan validitas butir no 1b, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kode UC33 UC23 UC16 UC32 UC14 UC18 UC26 UC11 UC3 UC10 UC5 UC13 UC17 UC19 UC30 UC25 UC22 UC9 UC24 UC4 UC20 UC12 UC34 UC15 UC8 UC2 UC27 UC29
X 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 1 3 2
Y 65 63 61 58 55 53 53 51 51 51 50 50 50 50 49 48 47 45 45 43 43 42 42 41 40 40 40 39
X2 9 9 9 9 9 9 4 9 9 9 1 9 9 1 9 9 9 9 9 9 9 9 4 9 1 1 9 4
Y2 4225 3969 3721 3364 3025 2809 2809 2601 2601 2601 2500 2500 2500 2500 2401 2304 2209 2025 2025 1849 1849 1764 1764 1681 1600 1600 1600 1521
XY 195 189 183 174 165 159 106 153 153 153 50 150 150 50 147 144 141 135 135 129 129 126 84 123 40 40 120 78
139
29 30 31 32 33 34
r
=
=
UC21 UC7 UC28 UC6 UC31 UC1 ∑ { ∑
3 1 2 1 1 1 82
2
∑
38 36 35 29 28 21 1552
9 1 4 1 1 1 222
1444 1296 1225 841 784 441 73948
− (∑ )(∑ )
− (∑ )2 }{ ∑
2
− (∑ )2 }
34(3899) − (82)(1552)
{34(222) − (82) }{34(73948) − (1552) }
= 0.568
Pada = 5% dengan n = 34, diperoleh r tabel = 0.349 Karena rXY > r tabel, maka soal no 1b valid.
114 36 70 29 28 21 3899
140 Lampiran 18 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Test Essay Rumus : =
Kriteria :
1−
−1
Apabila r
>r
∑
maka instrument tersebut reliable.
1. Varians Total =
∑
−
∑
−
(∑ )
2. Varians Butir = = = =
125 −
34
222 −
34
226 −
34
…..……… =
=
73948 −
(∑ )
34
1552 34 = 91,287
63 34 = 0,243 82 34 = 0,713 86 34 = 0,249
120 34 = 2,367 34
504 −
= 0,243 + 0,713 + 0,249 + ⋯ + 2,367 = 23,704
3. Koefisien Reliabilitas
Pada
=
16 16 − 1
1−
23,704 = 0,7897 91,287
= 5% dengan n = 34, diperoleh r tabel = 0.339.
Karena r11 > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut reliable.
141
Lampiran 19
Perhitungan Taraf Kesukaran Instrumen Test Essay Rumus : Jumlah testi yang gagal x 100% Jumlah peserta tes
TK =
Kriteria :
Interval
Kriteria Soal
0% ≤
≤ 27%
72% <
≤ 100%
27% <
≤ 72%
Mudah Sedang Sukar
Berikut perhitungan taraf kesukaran untuk soal 1a, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Testi yang gagal
=2
Peserta tes
= 34
TK =
2
34
x 100% = 5,882%
Sesuai dengan kriteria soal, maka butir soal no 1a termasuk dalam kriteria mudah.
142
Lampiran 20 Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Test Essay Rumus : ( = ∑
−
)
+∑ ( − )
Keterangan :
: Uji t : rata-rata dari kelompok atas : rata-rata dari kelompok bawah : jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas : jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah : banyaknya responden pada kelompok atas atau bawah (50%xN) : banyaknya seluruh responden yang mengikuti tes
∑ ∑
Kriteria : Jika > maka daya pembeda soal tersebut signifikan. Berikut ini perhitungan daya pembeda untuk soal no 1b, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Kelompok Atas Kelompok Bawah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kode
UC33 UC23 UC16 UC32 UC14 UC18 UC26 UC11 UC3 UC10 UC5 UC13 UC17 UC19 UC30 UC25 UC22 Jumlah MH
Nilai 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 33 1,941
(Xi-MH)2 0,00346 0,00346 0,88581 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,00346 0,94118
No Kode 1 UC9 2 UC24 3 UC4 4 UC20 5 UC12 6 UC34 7 UC15 8 UC8 9 UC2 10 UC27 11 UC29 12 UC21 13 UC7 14 UC28 15 UC6 16 UC31 17 UC1 Jumlah
Nilai
ML
1,765
2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 30
(Xi-ML)2 0,05536 0,05536 0,05536 0,05536 0,05536 0,05536 0,05536 3,11419 0,05536 0,05536 0,05536 0,05536 0,05536 0,05536 0,05536 0,05536 3,11419 7,05882
143
t=
1,941 − 1,765
0,94118 + 7,05882 17(17 − 1)
= 16,971
pada = 5% dan dk=17+17-2=32, diperoleh t = 1,697 karena t > , maka soal no 1b mempunyai daya pembeda yang signifikan.
144
Lampiran 21 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDK PADA KELAS NHT Hari/Tanggal : Rabu/4Mei 2011 Nama Guru
: Santi Nurul Khusnaini
Pertemuan ke : 1 Petunjuk
:
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya” atau “tidak”, kemiadian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!s No.
Aktivitas yang diamati
1. 2.
Menyampaikan materi sebelumnya Memperhatikan apa yang disampaikan guru mengenai materi dan tujuan pembelajaran Mengajukan pertanyaan terkait materi yang diajarkan Melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing Merangkum materi yang diajarkan Mempresentasikan hasil diskusi kepada teman-temannya Mendengarkan penyajian hasil diskusi kelompok Memperhatikan pada saat teman mempresentasikan hasil diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat, ide, atau gagasan saat diskusi berlangsung Mendengarkan pendapat/ tanggapan dari teman lain Menjawab pertanyaan yang diberikan guru Mengerjakan soal yang ada pada kartu soal Menuliskan jawaban dari kartu soal Menggambar bangun segi empat sesuai soal ketika mengerjakan soal Keberanian dalam mengerjakan soal di depan kelas Menanggapi pendapat teman yang lain
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Terpenuhi Ya Tidak √ √ √ √
Skala Penilaian 1 2 3 4 5 √ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √
√
√
√
√
145
17. 18.
Keantusiasan dalam mengerjakan soal Menyampaikan kesimpulan secara lisan terhadap materi yang telah dipelajari dengan bahasa dan kalimat sendiri Skor Total Kriteria Penilaian : Skor 1
√ √
√
√ 63
: Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20%
Skor 2 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20% < persentase aktivitas peserta didik 40% Skor 3 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 40% < persentase aktivitas peserta didik 60% Skor 4 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 60%: < persentase aktivitas peserta didik 80% Skor 5 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: > 80% Perhitungan : Skor total hasil observasi = 63 Skor maksimum = 90 Persentase aktivitas peserta didik : P=
X 100 % = 70 %
Keterangan skala penilaian untuk menentukan kriteria aktivitas peserta didik (contreng yang sesuai) : Sangat baik : 81,25% p 100 √ Baik : 62,5% p < 81,25% Cukup baik : 43,75% p < 62,5% Kurang baik : 25% p < 43,75% Tidak baik : p < 25% Magelang, 4 Mei 2011 Observer,
Sardani Arijatmoko, S.Pd
146
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDK PADA KELAS NHT Hari/Tanggal : Senin/9Mei 2011 Nama Guru
: Santi Nurul Khusnaini
Pertemuan ke : 2 Petunjuk
:
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya” atau “tidak”, kemiadian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!s No.
Aktivitas yang diamati
19. 20.
Menyampaikan materi sebelumnya Memperhatikan apa yang disampaikan guru mengenai materi dan tujuan pembelajaran Mengajukan pertanyaan terkait materi yang diajarkan Melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing Merangkum materi yang diajarkan Mempresentasikan hasil diskusi kepada teman-temannya Mendengarkan penyajian hasil diskusi kelompok Memperhatikan pada saat teman mempresentasikan hasil diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat, ide, atau gagasan saat diskusi berlangsung Mendengarkan pendapat/ tanggapan dari teman lain Menjawab pertanyaan yang diberikan guru Mengerjakan soal yang ada pada kartu soal Menuliskan jawaban dari kartu soal Menggambar bangun segi empat sesuai soal ketika mengerjakan soal Keberanian dalam mengerjakan soal di depan kelas Menanggapi pendapat teman yang lain
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Terpenuhi Ya Tidak √ √
Skala Penilaian 1 2 3 4 5 √ √
√
√
√ √ √ √
√ √
√
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√
√
√ √
√
√ √
147
35. 36.
Keantusiasan dalam mengerjakan soal Menyampaikan kesimpulan secara lisan terhadap materi yang telah dipelajari dengan bahasa dan kalimat sendiri Skor Total Kriteria Penilaian : Skor 1
√ √
√
√ 66
: Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20%
Skor 2 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20% < persentase aktivitas peserta didik 40% Skor 3 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 40% < persentase aktivitas peserta didik 60% Skor 4 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 60%: < persentase aktivitas peserta didik 80% Skor 5 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: > 80% Perhitungan : Skor total hasil observasi = 66 Skor maksimum = 90 Persentase aktivitas peserta didik : P=
X 100 % = 73,33 %
Keterangan skala penilaian untuk menentukan kriteria aktivitas peserta didik (contreng yang sesuai) : Sangat baik : 81,25% p 100 √ Baik : 62,5% p < 81,25% Cukup baik : 43,75% p < 62,5% Kurang baik : 25% p < 43,75% Tidak baik : p < 25% Magelang, 9 Mei 2011 Observer,
Sardani Arijatmoko, S.Pd
148
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDK PADA KELAS NHT Hari/Tanggal : Rabu/11Mei 2011 Nama Guru
: Santi Nurul Khusnaini
Pertemuan ke : 3 Petunjuk
:
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya” atau “tidak”, kemiadian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!s No.
Aktivitas yang diamati
37. 38.
Menyampaikan materi sebelumnya Memperhatikan apa yang disampaikan guru mengenai materi dan tujuan pembelajaran Mengajukan pertanyaan terkait materi yang diajarkan Melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing Merangkum materi yang diajarkan Mempresentasikan hasil diskusi kepada teman-temannya Mendengarkan penyajian hasil diskusi kelompok Memperhatikan pada saat teman mempresentasikan hasil diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat, ide, atau gagasan saat diskusi berlangsung Mendengarkan pendapat/ tanggapan dari teman lain Menjawab pertanyaan yang diberikan guru Mengerjakan soal yang ada pada kartu soal Menuliskan jawaban dari kartu soal Menggambar bangun segi empat sesuai soal ketika mengerjakan soal Keberanian dalam mengerjakan soal di depan kelas
39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51.
Terpenuhi Ya Tidak √ √
Skala Penilaian 1 2 3 4 5 √ √
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√ √
√ √ √ √ √
√ √
149
52.
Menanggapi pendapat teman yang lain 53. Keantusiasan dalam mengerjakan soal 54. Menyampaikan kesimpulan secara lisan terhadap materi yang telah dipelajari dengan bahasa dan kalimat sendiri Skor Total Kriteria Penilaian : Skor 1
√
√
√
√
√
√
72
: Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20%
Skor 2 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20% < persentase aktivitas peserta didik 40% Skor 3 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 40% < persentase aktivitas peserta didik 60% Skor 4 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 60%: < persentase aktivitas peserta didik 80% Skor 5 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: > 80% Perhitungan : Skor total hasil observasi = 72 Skor maksimum = 90 Persentase aktivitas peserta didik : P=
X 100 % = 80 %
Keterangan skala penilaian untuk menentukan kriteria aktivitas peserta didik (contreng yang sesuai) : Sangat baik : 81,25% p 100 √ Baik : 62,5% p < 81,25% Cukup baik : 43,75% p < 62,5% Kurang baik : 25% p < 43,75% Tidak baik : p < 25% Magelang, 11 Mei 2011 Observer,
Sardani Arijatmoko, S.Pd
150 Lampiran 22
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDK PADA KELAS TPS Hari/Tanggal : Rabu/4 Mei 2011 Nama Guru
: Santi Nurul Khusnaini
Pertemuan ke : 1 Petunjuk
:
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya” atau “tidak”, kemiadian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!s No.
Aktivitas yang diamati
55. 56.
Menyampaikan materi sebelumnya Memperhatikan apa yang disampaikan guru mengenai materi dan tujuan pembelajaran Mengajukan pertanyaan terkait materi yang diajarkan Melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing Merangkum materi yang diajarkan Mempresentasikan hasil diskusi kepada teman-temannya Mendengarkan penyajian hasil diskusi kelompok Memperhatikan pada saat teman mempresentasikan hasil diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat, ide, atau gagasan saat diskusi berlangsung Mendengarkan pendapat/ tanggapan dari teman lain Menjawab pertanyaan yang diberikan guru Mengerjakan soal yang ada pada kartu soal Menuliskan jawaban dari kartu soal Menggambar bangun segi empat sesuai soal ketika mengerjakan soal Keberanian dalam mengerjakan soal di depan kelas
57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69.
Terpenuhi Ya Tidak √ √
Skala Penilaian 1 2 3 4 5 √ √
√
√
√ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√ √
151
70.
Menanggapi pendapat teman yang lain 71. Keantusiasan dalam mengerjakan soal 72. Menyampaikan kesimpulan secara lisan terhadap materi yang telah dipelajari dengan bahasa dan kalimat sendiri Skor Total Kriteria Penilaian : Skor 1
√
√
√
√
√
√
57
: Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20%
Skor 2 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20% < persentase aktivitas peserta didik 40% Skor 3 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 40% < persentase aktivitas peserta didik 60% Skor 4 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 60%: < persentase aktivitas peserta didik 80% Skor 5 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: > 80% Perhitungan : Skor total hasil observasi = 57 Skor maksimum = 90 Persentase aktivitas peserta didik : P=
X 100 % = 63,33 %
Keterangan skala penilaian untuk menentukan kriteria aktivitas peserta didik (contreng yang sesuai) : Sangat baik : 81,25% p 100 √ Baik : 62,5% p < 81,25% Cukup baik : 43,75% p < 62,5% Kurang baik : 25% p < 43,75% Tidak baik : p < 25% Magelang, 4 Mei 2011 Observer,
Sardani Arijatmoko, S.Pd
152
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDK PADA KELAS TPS Hari/Tanggal : Senin/9 Mei 2011 Nama Guru
: Santi Nurul Khusnaini
Pertemuan ke : 2 Petunjuk
:
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya” atau “tidak”, kemiadian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!s No.
Aktivitas yang diamati
73. 74.
Menyampaikan materi sebelumnya Memperhatikan apa yang disampaikan guru mengenai materi dan tujuan pembelajaran Mengajukan pertanyaan terkait materi yang diajarkan Melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing Merangkum materi yang diajarkan Mempresentasikan hasil diskusi kepada teman-temannya Mendengarkan penyajian hasil diskusi kelompok Memperhatikan pada saat teman mempresentasikan hasil diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat, ide, atau gagasan saat diskusi berlangsung Mendengarkan pendapat/ tanggapan dari teman lain Menjawab pertanyaan yang diberikan guru Mengerjakan soal yang ada pada kartu soal Menuliskan jawaban dari kartu soal Menggambar bangun segi empat sesuai soal ketika mengerjakan soal
75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86.
Terpenuhi Ya Tidak √ √
1
Skala Penilaian 2 3 4 5 √ √
√
√
√ √
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √
√ √
√ √ √
√
153
87.
Keberanian dalam mengerjakan soal di depan kelas 88. Menanggapi pendapat teman yang lain 89. Keantusiasan dalam mengerjakan soal 90. Menyampaikan kesimpulan secara lisan terhadap materi yang telah dipelajari dengan bahasa dan kalimat sendiri Skor Total Kriteria Penilaian : Skor 1
√
√
√
√
√
√
√
√ 60
: Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20%
Skor 2 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20% < persentase aktivitas peserta didik 40% Skor 3 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 40% < persentase aktivitas peserta didik 60% Skor 4 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 60%: < persentase aktivitas peserta didik 80% Skor 5 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: > 80% Perhitungan : Skor total hasil observasi = 60 Skor maksimum = 90 Persentase aktivitas peserta didik : P=
X 100 % = 66,67 %
Keterangan skala penilaian untuk menentukan kriteria aktivitas peserta didik (contreng yang sesuai) : Sangat baik : 81,25% p 100 √ Baik : 62,5% p < 81,25% Cukup baik : 43,75% p < 62,5% Kurang baik : 25% p < 43,75% Tidak baik : p < 25% Magelang, 9 Mei 2011 Observer,
154
Sardani Arijatmoko, S.Pd LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS PESERTA DIDK PADA KELAS TPS Hari/Tanggal : Rabu/11 Mei 2011 Nama Guru
: Santi Nurul Khusnaini
Pertemuan ke : 3 Petunjuk
:
Berilah penilaian Anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya” atau “tidak”, kemiadian memberikan skor yang sesuai dengan pengamatan Anda!s No.
Aktivitas yang diamati
91. 92.
Menyampaikan materi sebelumnya Memperhatikan apa yang disampaikan guru mengenai materi dan tujuan pembelajaran Mengajukan pertanyaan terkait materi yang diajarkan Melakukan diskusi dalam kelompoknya masing-masing Merangkum materi yang diajarkan Mempresentasikan hasil diskusi kepada teman-temannya Mendengarkan penyajian hasil diskusi kelompok Memperhatikan pada saat teman mempresentasikan hasil diskusi kelompok Mengeluarkan pendapat, ide, atau gagasan saat diskusi berlangsung Mendengarkan pendapat/ tanggapan dari teman lain Menjawab pertanyaan yang diberikan guru Mengerjakan soal yang ada pada kartu soal Menuliskan jawaban dari kartu soal Menggambar bangun segi empat sesuai soal ketika mengerjakan soal
93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104.
Terpenuhi Ya Tidak √ √
1
Skala Penilaian 2 3 4 5 √ √
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √
√
155
105. Keberanian dalam mengerjakan soal di depan kelas 106. Menanggapi pendapat teman yang lain 107. Keantusiasan dalam mengerjakan soal 108. Menyampaikan kesimpulan secara lisan terhadap materi yang telah dipelajari dengan bahasa dan kalimat sendiri Skor Total Kriteria Penilaian : Skor 1
√
√
√
√
√
√
√
√ 64
: Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20%
Skor 2 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 20% < persentase aktivitas peserta didik 40% Skor 3 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: 40% < persentase aktivitas peserta didik 60% Skor 4 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 60%: < persentase aktivitas peserta didik 80% Skor 5 : Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas: > 80% Perhitungan : Skor total hasil observasi = 64 Skor maksimum = 90 Persentase aktivitas peserta didik : P=
X 100 % = 71,11 %
Keterangan skala penilaian untuk menentukan kriteria aktivitas peserta didik (contreng yang sesuai) : Sangat baik : 81,25% p 100 √ Baik : 62,5% p < 81,25% Cukup baik : 43,75% p < 62,5% Kurang baik : 25% p < 43,75% Tidak baik : p < 25% Magelang, 11 Mei 2011 Observer,
156
Sardani Arijatmoko, S.Pd
156
Lampiran 23
No 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU PADA KELAS NHT Sekolah : SMP N 2 Candimulyo Nama Guru : Santi Nurul Khusnaini Hari/Tanggal : Rabu, 4 Mei 2011 Pertemuan ke : 1 Petunjuk : Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya atau tidak”, kemudian memberi skor yang sesuai berdasarkan indikator dan kriteria penilaian p-ada kotak yang sesuai! Terpenuhi Skala Penilaian Aktivitas Guru Ya Tidak 0 1 2 3 KEGIATAN AWAL Menyiapkan kondisi fisik peserta didik dalam √ √ mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan √ √ dilakukan. Menyampaikan model pembelajaran yang akan √ √ digunakan Memotivasi dan menginformasikan pentingnya √ √ materi ini dikuasai peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar Melakukan apersepsi melalui tanya jawab untuk √ √ menggali pengetahuan prasyarat. KEGIATAN INTI Menyampaikan materi yang akan diajarkan √ √ kepada peserta didik Melibatkan peserta didik untuk mencari √ informasi tentang materi melalui tanya jawab dengan menggunakan alat peraga. Mengorganisasikan peserta didik dalam √ kelompok belajar beranggotakan 4-5 orang Membagi nomor anggota kepada setiap peserta √ √ didik Memberi permasalahan dalam bentuk kartu soal √ √ dan menerangkannya kepada peserta didik untuk dikerjakan dalam kelompok. Meminta peserta didik untuk mendiskusikan √ √ permasalahan tersebut Berkeliling ke kelompok - kelompok untuk √ √ membantu peserta didik yang mengalami kesulitan Memanggil salah satu nomor peserta didik √ √ untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
4
√ √
157
9. 10. 11.
1. 2. 3.
Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami Bertindak sebagai narasumber atau fasilitator Melakukan konfirmasi dengan cara memberi penguatan dan penekanan ketika presentasi kelompok. PENUTUP Membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan. Memberikan pekerjaan rumah. Menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya Skor Yang Diperoleh
√
√
√ √
√ √
√
√
√ √
57
Kriteria Penilaian : Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 0 : tidak terpenuhi Cara perhitungan lembar pengamatan kinerja guru Yaitu dengan menjumlahkan skor yang ada di setiap aktivitas yang diamati dan mencari persentasenya. Skor Maksimun = 76 skor yang diperoleh Persentase kinerja guru = × 100% = 75% skor maksimum Kriteria persentase : 1. Kurang baik : persentase kinerja guru< 25% 2. Cukup baik : 25% persentase kinerja guru < 50%. 3. Baik : 50% persentase kinerja guru < 75% 4. Sangat baik : persentase kinerja guru ≥ 75%. Magelang, 4 Mei 2011 Pengamat Sri Harjono, S. Pd. NIP 19650106 198703 1 006
√
√
158
LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU PADA KELAS NHT
No 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Sekolah : SMP N 2 Candimulyo Nama Guru : Santi Nurul Khusnaini Hari/Tanggal : Senin, 9 Mei 2011 Pertemuan ke : 2 Petunjuk : Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya atau tidak”, kemudian memberi skor yang sesuai berdasarkan indikator dan kriteria penilaian p-ada kotak yang sesuai! Terpenuhi Skala Penilaian Aktivitas Guru Ya Tidak 0 1 2 3 KEGIATAN AWAL Menyiapkan kondisi fisik peserta didik dalam √ √ mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan √ √ dilakukan. Menyampaikan model pembelajaran yang akan √ √ digunakan Memotivasi dan menginformasikan pentingnya √ √ materi ini dikuasai peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar Melakukan apersepsi melalui tanya jawab untuk √ √ menggali pengetahuan prasyarat. KEGIATAN INTI Menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada √ √ peserta didik Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi √ tentang materi melalui tanya jawab dengan menggunakan alat peraga. Mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok √ belajar beranggotakan 4-5 orang Membagi nomor anggota kepada setiap peserta didik √ √ Memberi permasalahan dalam bentuk kartu soal dan √ menerangkannya kepada peserta didik untuk dikerjakan dalam kelompok. Meminta peserta didik untuk mendiskusikan √ √ permasalahan tersebut Berkeliling ke kelompok - kelompok untuk √ √ membantu peserta didik yang mengalami kesulitan Memanggil salah satu nomor peserta didik untuk √ √ mempresentasikan hasil diskusi kelompok Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk √ √ bertanya tentang materi yang belum dipahami
4
√ √ √
159
10. Bertindak sebagai narasumber atau fasilitator 11. Melakukan konfirmasi dengan cara memberi penguatan dan penekanan ketika presentasi kelompok. PENUTUP 1. Membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan. 2. Memberikan pekerjaan rumah. 3. Menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya Skor Yang Diperoleh
√ √
√
√
√
√ √
62
√
Kriteria Penilaian : Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 0 : tidak terpenuhi Cara perhitungan lembar pengamatan kinerja guru Yaitu dengan menjumlahkan skor yang ada di setiap aktivitas yang diamati dan mencari persentasinya. Skor Maksimun = 76 skor yang diperoleh Persentase keterampilan guru = × 100% = 82% skor maksimum Kriteria persentase : 1. Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25% 2. Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%. 3. Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75% 4. Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%. Magelang, 9 Mei 2011 Pengamat
Sri Harjono, S. Pd. NIP 19650106 198703 1 006
√
√
160
LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU PADA KELAS NHT
No 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Sekolah : SMP N 2 Candimulyo Nama Guru : Santi Nurul Khusnaini Hari/Tanggal : Rabu, 11 Mei 2011 Pertemuan ke : 3 Petunjuk : Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya atau tidak”, kemudian memberi skor yang sesuai berdasarkan indikator dan kriteria penilaian p-ada kotak yang sesuai! Terpenuhi Skala Penilaian Aktivitas Guru Ya Tidak 0 1 2 3 KEGIATAN AWAL Menyiapkan kondisi fisik peserta didik dalam √ √ mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan √ √ dilakukan. Menyampaikan model pembelajaran yang akan √ √ digunakan Memotivasi dan menginformasikan pentingnya √ √ materi ini dikuasai peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar Melakukan apersepsi melalui tanya jawab untuk √ √ menggali pengetahuan prasyarat. KEGIATAN INTI Menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada √ peserta didik Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi √ tentang materi melalui tanya jawab dengan menggunakan alat peraga. Mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok √ belajar beranggotakan 4-5 orang Membagi nomor anggota kepada setiap peserta didik √ √ Memberi permasalahan dalam bentuk kartu soal dan √ menerangkannya kepada peserta didik untuk dikerjakan dalam kelompok. Meminta peserta didik untuk mendiskusikan √ permasalahan tersebut Berkeliling ke kelompok - kelompok untuk √ √ membantu peserta didik yang mengalami kesulitan Memanggil salah satu nomor peserta didik untuk √ √ mempresentasikan hasil diskusi kelompok Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk √ √ bertanya tentang materi yang belum dipahami
4
√ √ √ √ √
161
10. Bertindak sebagai narasumber atau fasilitator 11. Melakukan konfirmasi dengan cara memberi penguatan dan penekanan ketika presentasi kelompok. PENUTUP 1. Membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan. 2. Memberikan pekerjaan rumah. 3. Menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya Skor Yang Diperoleh
√ √
√
√
√
√ √
63
√
Kriteria Penilaian : Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 0 : tidak terpenuhi Cara perhitungan lembar pengamatan kinerja guru Yaitu dengan menjumlahkan skor yang ada di setiap aktivitas yang diamati dan mencari persentasinya. Skor Maksimun = 76 skor yang diperoleh Persentase keterampilan guru = × 100% = 83% skor maksimum Kriteria persentase : 1. Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25% 2. Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%. 3. Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75% 4. Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%. Magelang, 11 Mei 2011 Pengamat
Sri Harjono, S. Pd. NIP 19650106 198703 1 006
√
√
162 Lampiran 24 LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU PADA KELAS TPS
No
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sekolah : SMP N 2 Candimulyo Nama Guru : Santi Nurul Khusnaini Hari/Tanggal : Rabu, 4 Mei 2011 Pertemuan ke : 1 Petunjuk : Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya atau tidak”, kemudian memberi skor yang sesuai berdasarkan indikator dan kriteria penilaian pada kotak yang sesuai! Terpenuhi Skala Penilaian Aktivitas Guru Ya Tidak 0 1 2 3 4 KEGIATAN AWAL Menyiapkan kondisi fisik peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan Memotivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar Melakukan apersepsi melalui tanya jawab untuk menggali pengetahuan prasyarat. KEGIATAN INTI Menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi tentang materi melalui tanya jawab dengan menggunakan alat peraga. Memberi permasalahan dalam bentuk kartu soal dan menerangkannya kepada peserta didik untuk dikerjakan dalam kelompok. Setiap peserta didik diminta untuk berfikir atas permasalahan tersebut (think) Meminta peserta didik untuk berkelompok secara berpasangan dengan teman sebangku (pair) Meminta setiap peserta didik dalam pasangan tersebut untuk saling mengutarakan pendapat Berkeliling ke kelompok-kelompok untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan Memanggil secara acak peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi sehingga terjadi diskusi
√ √ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√
√ √
163
kelas (share) Memberi kesempatan kepada peserta didik bertanya tentang materi yang belum dipahami 10. Bertindak sebagai narasumber atau fasilitator 9.
untuk
√ √
11. Melakukan konfirmasi dengan cara memberi penguatan √ dan penekanan ketika presentasi kelompok. PENUTUP 1. Membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan. √ 2. Memberikan pekerjaan rumah. √ 3. Menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya √ 56 Skor Yang Diperoleh Kriteria Penilaian : Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 0 : tidak terpenuhi. Cara perhitungan lembar pengamatan kinerja guru Yaitu dengan menjumlahkan skor yang ada di setiap aktivitas yang diamati dan mencari persentasinya. Skor Maksimum = 76 skor yang diperoleh ersentase keterampilan guru = × 100% = 74% skor maksimum Kriteria persentase : 1. Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25% 2. Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%. 3. Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75% 4. Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%. Magelang, 4 Mei 2011 Pengamat
Sri Harjono, S. Pd. NIP 19650106 198703 1 006
√ √ √ √ √ √
164
LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU PADA KELAS TPS
No
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sekolah : SMP N 2 Candimulyo Nama Guru : Santi Nurul Khusnaini Hari/Tanggal : Senin, 9 Mei 2011 Pertemuan ke : 2 Petunjuk : Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya atau tidak”, kemudian memberi skor yang sesuai berdasarkan indikator dan kriteria penilaian pada kotak yang sesuai! Terpenuhi Skala Penilaian Aktivitas Guru Ya Tidak 0 1 2 3 4 KEGIATAN AWAL Menyiapkan kondisi fisik peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan Memotivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar Melakukan apersepsi melalui tanya jawab untuk menggali pengetahuan prasyarat. KEGIATAN INTI Menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi tentang materi melalui tanya jawab dengan menggunakan alat peraga. Memberi permasalahan dalam bentuk kartu soal dan menerangkannya kepada peserta didik untuk dikerjakan dalam kelompok. Setiap peserta didik diminta untuk berfikir atas permasalahan tersebut (think) Meminta peserta didik untuk berkelompok secara berpasangan dengan teman sebangku (pair) Meminta setiap peserta didik dalam pasangan tersebut untuk saling mengutarakan pendapat Berkeliling ke kelompok-kelompok untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan Memanggil secara acak peserta didik untuk
√ √
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√ √
165
mempresentasikan hasil diskusi sehingga terjadi diskusi kelas (share) 9. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami 10. Bertindak sebagai narasumber atau fasilitator
√ √
√ √
11. Melakukan konfirmasi dengan cara memberi penguatan √ √ dan penekanan ketika presentasi kelompok. PENUTUP 1. Membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan. √ 2. Memberikan pekerjaan rumah. √ √ 3. Menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya √ √ 60 Skor Yang Diperoleh Kriteria Penilaian : Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 0 : tidak terpenuhi. Cara perhitungan lembar pengamatan kinerja guru Yaitu dengan menjumlahkan skor yang ada di setiap aktivitas yang diamati dan mencari persentasinya. Skor Maksimum = 76 skor yang diperoleh ersentase keterampilan guru = × 100% = 79% skor maksimum Kriteria persentase : 1. Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25% 2. Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%. 3. Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75% 4. Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%. Magelang, 9 Mei 2011 Pengamat
Sri Harjono, S. Pd. NIP 19650106 198703 1 006 LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU PADA KELAS TPS Sekolah : SMP N 2 Candimulyo Nama Guru : Santi Nurul Khusnaini Hari/Tanggal : Rabu, 11 Mei 2011
√
166
No
Pertemuan ke : 3 Petunjuk : Berilah penilaian Anda dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom “ya atau tidak”, kemudian memberi skor yang sesuai berdasarkan indikator dan kriteria penilaian pada kotak yang sesuai! Terpenuhi Skala Penilaian Aktivitas Guru Ya Tidak 0 1 2 3 4
KEGIATAN AWAL 1. Menyiapkan kondisi fisik peserta didik dalam mengikuti pelajaran. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. 3. Menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan 4. Memotivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar 5. Melakukan apersepsi melalui tanya jawab untuk menggali pengetahuan prasyarat. KEGIATAN INTI 1. Menyampaikan materi yang akan diajarkan kepada peserta didik 2. Melibatkan peserta didik untuk mencari informasi tentang materi melalui tanya jawab dengan menggunakan alat peraga. 3. Memberi permasalahan dalam bentuk kartu soal dan menerangkannya kepada peserta didik untuk dikerjakan dalam kelompok. 4. Setiap peserta didik diminta untuk berfikir atas permasalahan tersebut (think) 5. Meminta peserta didik untuk berkelompok secara berpasangan dengan teman sebangku (pair) 6. Meminta setiap peserta didik dalam pasangan tersebut untuk saling mengutarakan pendapat 7. Berkeliling ke kelompok-kelompok untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan 8. Memanggil secara acak peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi sehingga terjadi diskusi kelas (share) 9. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami 10. Bertindak sebagai narasumber atau fasilitator
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √
167
11. Melakukan konfirmasi dengan cara memberi penguatan √ √ dan penekanan ketika presentasi kelompok. PENUTUP 1. Membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan. √ 2. Memberikan pekerjaan rumah. √ √ 3. Menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya √ √ 61 Skor Yang Diperoleh Kriteria Penilaian : Skor 4 : sangat baik (jika disampaikan dengan sangat jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 3 : baik (jika disampaikan dengan jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 2 : cukup (jika disampaikan dengan cukup jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 1 : kurang (jika disampaikan dengan kurang jelas/tepat/terarah/runtun). Skor 0 : tidak terpenuhi. Cara perhitungan lembar pengamatan kinerja guru Yaitu dengan menjumlahkan skor yang ada di setiap aktivitas yang diamati dan mencari persentasinya. Skor Maksimum = 76 skor yang diperoleh ersentase keterampilan guru = × 100% = 80% skor maksimum Kriteria persentase : 1. Kurang baik : persentase keterampilan guru< 25% 2. Cukup baik : 25% persentase keterampilan guru < 50%. 3. Baik : 50% persentase keterampilan guru < 75% 4. Sangat baik : persentase keterampilan guru ≥ 75%. Magelang, 9 Mei 2011 Pengamat
Sri Harjono, S. Pd. NIP 19650106 198703 1 006
√
168 Lampiran 25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 1 (01) Satuan Pendidikan
: SMP N 2 Candimulyo
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII/2
Materi Pokok
: Persegi Panjang, Persegi, Jajar Genjang
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya B. KOMPETENSI DASAR 6. 2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang C. INDIKATOR 6.2.3.
Menuliskan pengertian persegi panjang
6.2.4.
Menuliskan pengertian persegi
6.2.5.
Menuliskan pengertian trapesium
6.2.6.
Menuliskan pengertian jajar genjang
6.2.7.
Menuliskan pengertian belah ketupat
6.2.8.
Menuliskan pengertian layang-layang
6.2.9.
Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya
6.2.10. Menjelaskan sifat-sifat persegi ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.11. Menjelaskan sifat-sifat trapesium ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.12. Menjelaskan sifat-sifat jajar genjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya
169
6.2.13. Menjelaskan sifat-sifat belah ketupat ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.14. Menjelaskan sifat-sifat layang-layang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi D.1.1. Peserta didik dapat menuliskan pengertian persegi panjang dengan bahasa sendiri secara jelas dan mudah. D.2.1. Peserta didik dapat menuliskan pengertian persegi dengan bahasa sendiri secara jelas dan mudah. D.4.1. Peserta didik dapat menuliskan pengertian jajar genjang dengan bahasa sendiri secara jelas dan mudah. D.7.1. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya. D.8.1. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat persegi ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya. D.10.1. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat jajar genjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya. E. MATERI PEMBELAJARAN b.
Jajar Genjang (A Parallelogram) 2.1.11.1.1
Definisi
A parallelogram is a quadrilateral with both pairs of opposite sides parallel (Jajar genjang adalah sebuah segi empat yang mempunyai sepasang sisi yang sejajar). 2.1.11.1.2
Sifat-sifat jajar genjang
c. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang d. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
170
e. Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang. f. Mempunyai simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki simetri lipat g.
Persegi Panjang (A Rectangle) 2.1.11.2.5
Definisi
A rectangle is a parallelogram with four right angles(persegi panjang adalah jajar genjang yang mempunyai 4 sudut siku-siku). 2.1.11.2.6
Sifat-sifat persegi panjang
(1)
Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
(2)
Mempunyai dua buah diagonal yang sama panjang dan
saling berpotongan di titik pusat persegi. Titik tersebut membagi diagonal menjadi dua bagian sama panjang. (3) h.
Mempunyai 2 sumbu simetri yaitu vertikal dan horizontal
Persegi (A Square) 2.1.11.3.5
Definisi
A square is a rectangle with four congruent sides (persegi adalah persegi panjang yang mempunyai empat sisi yang kongruen) Maka persegi : a. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku b. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan di tengahtengah, serta membagi dua sama panjang 2.1.11.3.6
Sifat-sifat persegi
(1) Semua sisinya sama panjang (2) Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya. (3) Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus dan membentuk sudut siku-siku. (4) Memiliki 4 sumbu simetri F. METODE PEMBELAJARAN Model Pembelajaran
: Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)
171
Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, dan Latihan Soal
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama (2 x 40 menit) Pendahuluan (±10 menit) Fase 1 NHT : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1.
Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran)
2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3.
Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar
4.
Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang bentuk-bentuk dari jajar genjang dan persegi panjang di dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti (±60 menit) Fase 2 NHT: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 1. Guru menjelaskan materi tentang jajar genjang dan persegi panjang dengan mengarahkan peserta didik untuk dapat merumuskan definisi dan menjelaskan sifat-sifatnya 2. Guru menempelkan alat peraga berupa model jajar genjang (gambar 1 2) di papan tulis dan meminta peserta didik menyebutkan bentuk dari model C
bangun tersebut D
A Gambar 1
B
C
E
B D
E
Gambar 2 Gambar 3 A
172
3. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik secara acak mengenai unsur-unsur jajar genjang (gambar2) yaitu ”Manakah yang disebut dengan alas dan tinggi jajar genjang?” 4. Guru mengubah posisi model jajar genjang (gambar3) dan menanyakan ”Manakah yang disebut alas dan tinggi jajar genjang?” 5. Untuk menjawab pertanyaan guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawabnya sehingga setiap peserta didik terlibat aktif. 6. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain apabila terdapat jawaban yang kurang tepat dari temanya. 7. Guru dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesimpulan definisi dan unsur-unsur jajar genjang 8. Guru menjelaskan sifat-sifat jajar genjang dan bersama-sama peserta didik menunjukkan sifat-sifat tersebut dengan menyajikan dalam bentuk gambar dan tulisan. Misalnya untuk menunjukkan sifat jajar genjang bahwa sisisisi yang berhadapan sama panjang Diketahui
: Jajar genjang ABCD
Tunjukkan
: AB = CD dan BC = AD
Penyelesaian : D D
A
C
C
D B
O
A
B
A
B
A O D
C
B
Putarlah ∆ ABD setengah putaran (180°) pada titik O, sehingga diperoleh
AB ↔ CD dan BC ↔ AD.
Akibatnya AB = CD dan BC = AD
9. Guru menempelkan alat peraga berupa model persegi panjang (gambar 1 dan 2) di papan tulis dan meminta peserta didik menyebutkan bentuk dari C
model bangun tersebut D
C
A Gambar 1
B
B Gambar 2
D
Gambar 3
A
C
173
10. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik secara acak mengenai unsur-unsur persegi panjang (gambar2) yaitu ”Manakah yang disebut dengan panjang dan lebar persegi panjang?” 11. Guru mengubah posisi model persegi panjang (gambar3) dan menanyakan ”Manakah yang disebut panjang dan lebar persegi panjang?” 12. Untuk menjawab pertanyaan guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawabnya sehingga setiap peserta didik terlibat aktif. 13. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain apabila terdapat jawaban yang kurang tepat dari temanya. 14. Guru dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesimpulan mengenai definisi dan unsur-unsur persegi panjang 15. Guru menjelaskan sifat-sifat persegi panjang dan bersama-sama peserta didik membuktikan sifat-sifat tersebut dengan menyajikan dalam bentuk gambar dan tulisan. Misalnya untuk membuktikan sifat persegi panjang bahwa sisi-sisi yang berhadapan sama panjang Diketahui
: persegi panjang ABCD (gambar 1)
Buktikan
:
Bukti
:
D
=
K
dan
C
=
D
M
A
L
B
A
Gambar 1
Lipatlah model persegi panjang menurut sumbu KL Diperoleh Akibatnya
↔
=
dan
↔
sehingga
↔
Lipatlah model persegi panjang menurut sumbu MN Diperoleh Akibatnya
↔
=
dan B ↔
sehingga
↔
C
N
B
174
16. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan sifat-sifat jajar genjang sebagai berikut : Diketahui
: Model jajar genjang PQRS, PQ = 8 cm, QR = 5 cm, dan ∠
Ditanya
= 60°
: Semua ukuran panjang sisi dan besar sudut-sudutnya
Penyelesaian : Sketsa gambar jajar genjang PQRS S
R 5 cm
0
60
P
Q
8 cm
Berdasarkan sifat-sifat jajar genjang bahwa : a
Sisi yang berhadapan sama panjang, maka PQ = RS dan QR = PS Sehingga RS = 8 cm dan PS = 5 cm.
b
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar Maka ∠
=∠
= 60° dan ∠
=∠
Kita ketahui jumlah semua sudut jajar genjang 3600, maka : ∠
+∠
+∠
⇔ 60 + 60 + ∠ ⇔ 2. ∠ ⇔∠
Jadi ∠
= 240
+∠
+∠
= 360
= 360
= 120
= 120° sehingga ∠
= 120°
Fase 3 NHT : Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok belajar 17. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar secara heterogen dengan setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang 18. Guru membagikan nomor kepada setiap angggota kelompok 1 sampai dengan banyaknya anggota kelompok tersebut 19. Guru memberikan kartu soal (Lampiran 1) kepada setiap kelompok dimana antar kelompok soalnya sama 20. Guru menerangkan kartu soal yang harus diselesaikan peserta didik Fase 4 NHT : Membantu kerja kelompok dalam belajar. Elaborasi :
175
21. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan permasalahan yang ada pada kartu soal 22. Setiap kelompok bekerja menyelesaikan soal yang diberikan sementara guru mengawasi dan membimbing kerja kelompok Fase 5 NHT: Mengetes materi 23. Guru menyebutkan salah satu nomor dalam kelompok dan peserta didik yang bersangkutan mempresentasikan jawaban dari kartu soal di depan kelas 24. Kelompok lain dengan nomor yang sama diperbolehkan mengajukan pertanyanyaan atau memberi tanggapan 25. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami dan dapat mengerjakan soal yang diberikan. 26. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator. Fase 6 NHT : Memberikan penghargaan. Konfirmasi : 27. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok dengan memberikan penguatan kepada kelompok yang jawabannya benar dan memberi motivasi/ semangat kepada kelompok yang belum berhasil 28. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal-soal pada kartu soal Penutup (±10 menit) 29. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui 30. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 31. Guru memberikan PR (Lampiran 2) 32. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu persegi 33. Guru menutup pelajaran dengan salam. Pertemuan Kedua (1 x 40 menit) Pendahuluan (±5 menit)
176
Fase 1 NHT : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran) 2.
Guru menanyakan PR apakah perlu ada pembahasan
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4.
Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar
5.
Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang bentuk-bentuk dari persegi di dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti (±30 menit) Fase 2 NHT: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 1. Guru menempelkan alat peraga berupa model persegi (gambar 2.i) di papan tulis dan meminta peserta didik menyebutkan bentuk dari model bangun tersebut D
C
A i
B ii
C
B
D
A iii
Gambar 2
2. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik secara acak mengenai unsur-unsur persegi (gambar 2.ii) yaitu ”Manakah yang disebut dengan sisi-sisi persegi?” 3. Guru mengubah posisi model persegi (gambar 2.iii) dan menanyakan ”Manakah yang disebut sisi-sisi persegi?” 4. Untuk menjawab pertanyaan guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawabnya sehingga setiap peserta didik terlibat aktif.
177
5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain apabila terdapat jawaban yang kurang tepat dari temanya. 6. Guru dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesimpulan mengenai definisi dan unsur-unsur persegi 7. Guru menjelaskan sifat-sifat persegi dan bersama-sama peserta didik membuktikan sifat-sifat tersebut dengan menyajikan dalam bentuk gambar dan tulisan. Misalnya untuk membuktikan sifat persegi bahwa semua sisinya sama panjang Diketahui : Persegi ABCD Buktikan
:
Bukti
:
=
=
=
Perhatikan model persegi ABCD di bawah ini! D
C
B
C
D
C
T
D
T
A
B
C
B
B
A
B
A
(i)
(ii)
(iii)
Dibalik menurut diagonal AC
Model persegi ABCD
Dibalik menurut diagonal BD
Gambar 3
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC (i) maka ,
↔ ,
↔
, jadi
=
dan
↔ ,
↔ ,
↔
, jadi
=
↔ ,
↔ ,
↔
, jadi
=
↔
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD (iii) maka ↔ ,
Jadi
↔ ,
=
=
↔
=
, jadi
dan
=
Fase 3 NHT : Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok belajar 8. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar secara heterogen dengan setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang 9. Guru membagikan nomor kepada setiap angggota kelompok 1 sampai dengan banyaknya anggota kelompok tersebut
C
T
D
A
A
D
178
10. Guru memberikan kartu soal (Lampiran 1) kepada setiap kelompok dimana antar kelompok soalnya sama 11. Guru menerangkan kartu soal yang harus diselesaikan peserta didik Fase 4 NHT : Membantu kerja kelompok dalam belajar. Elaborasi : 12. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan permasalahan yang ada pada kartu soal 13. Setiap kelompok bekerja menyelesaikan soal yang diberikan sementara guru mengawasi dan membimbing kerja kelompok Fase 5 NHT: Mengetes materi 14. Guru menyebutkan salah satu nomor dalam kelompok dan peserta didik yang bersangkutan mempresentasikan jawaban dari kartu soal di depan kelas 15. Kelompok lain dengan nomor yang sama diperbolehkan mengajukan pertanyanyaan atau memberi tanggapan 16. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami dan dapat mengerjakan soal yang diberikan. 17. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator. Fase 6 NHT : Memberikan penghargaan. Konfirmasi : 18. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok dengan memberikan penguatan kepada kelompok yang jawabannya benar dan memberi motivasi/ semangat kepada kelompok yang belum berhasil 19. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal-soal pada kartu soal Penutup (± 5 menit) 20. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui 21. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 22. Guru memberikan PR (Lampiran 2)
179
23. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu keliling dan luas daerah jajar genjang, persegi panjang, dan persegi 24. Guru menutup pelajaran dengan salam H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Alat/Media Pembelajaran Alat Peraga, Whiteboard, Spidol, dan Kartu Soal 2. Sumber Belajar Sukino dan Simangunsong W. 2007. MATEMATIKA untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga dan buku referensi lain yang relevan. I. PENILAIAN 1. Jenis Tagihan
: Tugas Individu
2. Bentuk Instrumen
: Tes uraian
3. Contoh Instrumen
:
Pertemuan I (± 7 menit) 1. Dengan kalimat sendiri tuliskan pengertian dari persegi panjang! 2. Tuliskan tiga sifat dari jajar genjang! Kunci Jawaban dan Penskoran No Kunci Jawaban Soal 1 Persegi panjang adalah jajar genjang yang mempunyai empat
Skor 5
sudut siku-siku A rectangle is a parallelogram with four right angles Skor Maksimal 2
Sifat-sifat dari jajar genjang adalah 1) Sisi – sisi yang berhadapan sama panjang 2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar 3) Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang
5
180
4) Mempunyai empat simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki simetri lipat. Menuliskan 1 sifat dengan benar dan jelas
5
Menuliskan 2 sifat dengan benar dan jelas
10
Menuliskan 3 sifat dengan benar dan jelas
15
Skor Maksimal
15
Total Skor
20
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS/JS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor JS : Jumlah Soal Pertemuan II (± 4 menit) 1. Diketahui persegi ABCD dengan O titik potong kedua diagonal. Tunjukkan bahwa ∠
=∠
=∠
=∠
= 90°!
Kunci Jawaban dan Penskoran
No Soa l 1
Kunci Jawaban
Skor
Diketahui : persegi ABCD dan O titik potong kedua
1
diagonal Diitanya : Tunjukkan ∠
∠
= 90°
=∠
=∠
= 2
Penyelesaian : Perhatikan model persegi ABCD di bawah ini D
C
D
C
D
O A A
B
C
C
O B
D B
A
A B
181
Dengan pusat titik O, putarlah model persegi ABCD
1
seperempat putaran berlawanan arah jarum jam, sehingga
1
diperoleh :
1
∠
↔∠
sehingga ∠
↔∠
sehingga ∠
∠
↔∠
∠
↔∠
∠
=∠
sehingga ∠
=∠
sehingga ∠
=∠
1 1
=∠
Karena persegi ABCD dapat menempati bingkainya kembali,
maka
∠
=∠
∠
=∠
dikatakan
∠
bahwa
=∠
2
=
Sudut satu putaran penuh adalah 360º, akibatnya =∠
=∠
=
Skor Maksimal
Total Skor
360° = 90° 4
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS/JS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor JS : Jumlah Soal Magelang, ... Mei 2011 Mengetahui, Guru Pamong
Mahasiswa Praktikan
Sri Harjono NIP.19650106 198703 1 006
Santi Nurul Khusnaini NIM.4101407112
10 10
182
Lampiran 1 : Kartu Soal Model Pembelajaran NHT Pertemuan I 1. Diketahui model jajar genjang ABCD dengan panjang AB = p cm, BC = q cm, dan ∠
= °.
a. Gambarlah keadaan jajar genjang tersebut! b. Tentukan panjang CD dan panjang AD! c. Tentukan besar ∠
,∠
, dan ∠
!
2. Diketahui sebuah model persegi panjang KLMN dengan P sebagai titik potong kedua diagonal. a. Gambarlah persegi panjang tersebut! b. Tuliskan pasangan sudut yang saling berhadapan! c. Tuliskan pasangan garis yang sejajar dan sama panjang! d. Tuliskan pasangan garis diagonal! 3. Diketahui sebuah model persegi panjang ABCD. Tunjukkan bahwa panjang sisi AD = panjang sisi BC dan panjang sisi AB = panjang sisi DC!
4. Diketahui model jajar genjang KLMN dengan titik O adalah titik potong
diagonal KM dan LN. Gambarlah jajar genjang tersebut dan tunjukkan bahwa ∠KNM dan ∠KLM mempunyai ukuran besar sudut yang sama! Pertemuan II 1. Tuliskan pengertian dari persegi dan tuliskan beberapa contoh minimal 3 benda yang berbentuk persegi! 2. Tuliskan sifat-sifat dari persegi! 3. Diketahui sebuah persegi ABCD. a. Tuliskan empat ruas garis yang sama panjang dan merupakan sisi-sisinya b. Tuliskan empat sudut siku-siku pada titik-titik sudutnya 4. Nyatakan benar (B) atau salah (S) dari pernyataan berikut : a. Sisi-sisi persegi yang berhadapan sama panjang dan sejajar b. Diagonal-diagonal persegi sama panjang, berpotongan, dan saling tegak lurus
183
c. Diagonal persegi membagi sudut persegi sama besar d. Segi empat yang keempat sudutnya siku-siku adalah persegi e. Segi empat yang semua sisinya sama panjang adalah persegi f. Segi empat yang diagonalnya saling tegak lurus adalah persegi
184
Lampiran 2 : Soal PR Model Pembelajaran NHT Pertemuan I 1. Nyatakan benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ini! a. Persegi panjang mempunyai sifat keempat sisinya sama panjang b. Apabila terdapat dua sudut siku-siku dari suatu segi empat, maka segi empat itu adalah persegi panjang c. Diagonal-diagonal persegi panjang mempunyai panjang yang sama d. Keempat sudut persegi panjang adalah siku-siku e. Pada sudut persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang tetapi tidak sejajar 2. Gambar di bawah ini menunjukkan persegi panjang KLMN M
6 cm
N 4 cm K
L
a. Tuliskan dua pasang sisi yang sama panjang! b. Tentukan panjang KL dan LM 3. Lengkapilah sudut-sudut jajar genjang ABCD berikut ini C
D
60 º
A
∠
B
=⋯
∠
=⋯
∠
=⋯
4. Jika diketahui jajar genjang ABCD dengan O sebagai titik potong kedua diagonal AC dan BD, maka tunjukkan bahwa =
=
!
=
=
dan
185
Kunci Jawaban dan Penskoran No Soal 1
Kunci Jawaban
Skor
a. Persegi panjang mempunyai sifat keempat sisinya sama panjang (S)
2
b. Apabila terdapat dua sudut siku-siku dari suatu segi empat, maka 2
segi empat itu adalah persegi panjang (B) c. Diagonal-diagonal persegi panjang mempunyai panjang yang sama
2
(B) d. Keempat sudut persegi panjang adalah siku-siku (B) e. Pada sudut persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang tetapi tidak sejajar (S)
2 Skor Maksimal
2
2 10
Gambar di bawah ini menunjukkan persegi panjang KLMN M
6 cm
N 4 cm K
L
a. Dua pasang sisi yang sama panjang adalah KL = MN dan KN = LM
5
b. KL = 6 cm dan LM = 4 cm
5
Skor Maksimal 3
10
Lengkapilah sudut-sudut jajar genjang ABCD berikut ini C
D
A
∠
60 º
=∠
∠
=∠
∠
= 120°
Jadi ∠ ∠
B
= 60°
=
1 (360 − 60 − 60) = 120° 2
= 120°
= 60°
3 3 2 2 2
186
10
Skor Maksimal 4
Diketahui
: jajar genjang ABCD (gambar 1)
Tunjukkan
:
=
Penyelesaian : D D
A
= C
dan
C
= D B
O B
A
B
2 = A
2
O D
C
A
C
B
Gambar 1 Model jajar genjang ABCD
Putarlah ∆ ABD setengah putaran (180°) pada titik O. ↔
Diperoleh
dan
Hal ini menunjukkan bahwa Padahal Jadi
=
+
=
=
dan dan
↔
=
=
+
dan
=
=
=
Skor Maksimal Total Skor
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor Pertemuan II 1. Lengkapilah panjang pada setiap persegi berikut a.
N
M P L
K 4 cm
2 1 1 1 1 10 40
187
KN = … cm MN = … cm ML = … cm b.
KM = … cm LN = … cm
D
KP = … cm MP = … cm LP = … cm NP = … cm
C OC=4 cm O B
A
AC = … cm AB = … cm BD = … cm BC = … cm AO = … cm CD = … cm BO = … cm AD = … cm DO = … cm 2. Tunjukkan bahwa semua sisi pada persegi adalah sama panjang! Kunci Jawaban dan Penskoran No Soal 1
Kunci Jawaban a.
N
Skor
M P L
K 4 cm
KN = 4 cm
1
MN = 4 cm
1
ML = 4 cm
1
Untuk Menghitung Panjang KM Dan LN Digunakan Rumus Pythagoras KM =
KL + ML = = 4√2
4 + 4 = √16 + 16 = √32
Jadi KM = 4√2 cm dan LN = 4√2 cm
3 2 3
188
KP = MP = LP = NP =
1 1 KM = 4√2 = 2√2 2 2
4
Jadi KP = 2√2 cm, MP = 2√2 cm, LP = 2√2 cm, dan NP = 2√2 cm
b. D
C
OC=4 cm O
B
A
4
AC = BD = 2.CO = 2.4=8 Jadi AC = 8 cm dan BD = 8 cm
4
AO = BO = DO = OC AO = 4 cm BO = 4 cm DO = 4 cm
3
AB = BC = CD = AD AB + BC = AC ⇔ 2AB = AC ⇔ 2AB = 8
⇔ 2AB = 64 ⇔ AB = 32
⇔ AB = √32
⇔ AB = 4√2
Jadi AB = 4√2 cm, BC = 4√2 cm, CD = 4√2 cm, dan AD = 4√2 cm 2
Skor Maksimal
Misalkan diketahui model persegi ABCD Tunjukkan bahwa Penyelesaian :
=
=
=
4
20
189
Perhatikan model persegi ABCD di bawah ini D
D
C
Dibalik menurut diagonal AC
B
↔ ,
D
↔ ,
↔ ,
B
A
↔ , C
↔
↔
, jadi
, jadi
=
=
3
dan
D
A
D
T
C
2
T Dibalik menurut diagonal BD
B
A
2
D
A
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC maka
C
T
T A
C
B
B
C
B
A
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD maka ↔ ,
Jadi
↔ ,
↔ ,
=
↔ ,
=
↔
=
↔
, jadi
, jadi
=
=
dan
Skor Maksimal Total Skor
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor
3
10 30
190 Lampiran 26
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 1 (02) Satuan Pendidikan
: SMP N 2 Candimulyo
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII/2
Materi Pokok
: Persegi Panjang, Persegi, Jajar Genjang
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya B. KOMPETENSI DASAR 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah C. INDIKATOR 6.2.15. Menemukan rumus dan menghitung keliling segitiga 6.2.16. Menemukan rumus dan menghitung keliling persegi panjang 6.2.17. Menemukan rumus dan menghitung keliling persegi 6.2.18. Menemukan rumus dan menghitung keliling trapesium 6.2.19. Menemukan rumus dan menghitung keliling jajar genjang 6.2.20. Menemukan rumus dan menghitung keliling belah ketupat 6.2.21. Menemukan rumus dan menghitung keliling layang-layang 6.2.22. Menggunakan rumus keliling segitiga dalam pemecahan masalah 6.2.23. Menggunakan keliling persegi panjang dalam pemecahan masalah 6.2.24. Menggunakan rumus keliling persegi dalam pemecahan masalah 6.2.25. Menggunakan rumus keliling trapesium empat dalam pemecahan masalah 6.2.26. Menggunakan rumus keliling jajar genjang dalam pemecahan masalah 6.2.27. Menggunakan rumus keliling belah ketupat dalam pemecahan masalah
191
6.2.28. Menggunakan rumus keliling layang-layang dalam pemecahan masalah 6.2.29. Menemukan rumus dan menghitung luas bangun segitiga 6.2.30. Menemukan rumus dan menghitung luas persegi panjang 6.2.31. Menemukan rumus dan menghitung luas persegi 6.2.32. Menemukan rumus dan menghitung luas trapesium 6.2.33. Menemukan rumus dan menghitung luas jajar genjang 6.2.34. Menemukan rumus dan menghitung luas belah ketupat 6.2.35. Menemukan rumus dan menghitung luas layang-layang 6.2.36. Menggunakan rumus luas bangun segitiga dalam pemecahan masalah 6.2.37. Menggunakan rumus luas persegi panjang dalam pemecahan masalah 6.2.38. Menggunakan rumus luas persegi empat dalam pemecahan masalah 6.2.39. Menggunakan rumus luas trapesium dalam pemecahan masalah 6.2.40. Menggunakan rumus luas jajar genjang dalam pemecahan masalah 6.2.41. Menggunakan rumus luas belah ketupat dalam pemecahan masalah 6.2.42. Menggunakan rumus luas layang-layang dalam pemecahan masalah D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi D.2.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus keliling persegi panjang dengan menjumlahkan semua sisinya D.2.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus keliling persegi panjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.9.1. Peserta didik dapat menggunakan keliling persegi panjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.3.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus keliling persegi dengan menjumlahkan semua sisinya D.3.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus keliling persegi dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar
192
D.10.1 Peserta didik dapat menggunakan keliling persegi dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.5.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus keliling jajar genjang dengan menjumlahkan semua sisinya D.5.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus keliling jajar genjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.12.1 Peserta didik dapat menggunakan keliling jajar genjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.16.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus luas daerah persegi panjang D.16.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus luas daerah persegi panjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.23.1. Peserta didik dapat menggunakan luas daerah persegi panjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.17.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus luas dan persegi D.17.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus luas persegi dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.24.1. Peserta didik dapat menggunakan luas daerah persegi dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.19.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus luas daerah jajar genjang D.19.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus luas daerah jajar genjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.26.1. Peserta didik dapat menggunakan luas daerah jajar genjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah
193
E. MATERI PEMBELAJARAN i.
Jajar Genjang (A Parallelogram) 2.1.11.1.1
Keliling Jajar Genjang
Apabila panjang dua sisi yang tidak sejajar masing-masing a dan b, +
keliling jajargenjang 2.1.11.1.2
+
+
= 2 + 2 = 2( + )
Luas Daerah Jajar Genjang
Jika sisi alas (a) dan tinggi (t), maka luas daerah jajar genjang (L) j.
adalah alas x tinggi atau L = a x t
Persegi Panjang (A Rectangle) 2.1.11.1.1
Keliling Persegi Panjang
Jika ABCD adalah persegi panjang dengan panjang = p dan lebar = l. Maka keliling persegi panjang ABCD (K) adalah 2.1.11.1.2
+
+
=
+ +
+ = 2 + 2 = 2( + )
=
+
Luas Daerah Persegi Panjang
Jika p ukuran panjang AB dan l ukuran panjang BC maka luas daerah persegi panjang ABCD adalah panjang x lebar atau k.
L= pxl
Persegi (A Square) 2.1.11.1.1
Keliling Persegi
Jika persegi dengan panjang sisi = s, maka keliling persegi adalah =
= 4
2.1.11.1.2
+
+
+
= + + + dan
dapat
ditulis:
Luas Daerah Persegi
Jika s ukuran panjang sisi persegi maka luas daerah persegi adalah = x atau
=
F. METODE PEMBELAJARAN Model Pembelajaran
: Kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)
Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, dan Latihan Soal
194
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama (1 x 40 menit) Pendahuluan (±5 menit) Fase 1 NHT : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran) 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar 4. Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang definisi dan sifat-sifat dari jajar genjang. Kegiatan Inti (±30 menit) Fase 2 NHT: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 1.
Guru menjelaskan materi tentang jajar genjang dengan mengarahkan peserta didik untuk dapat menemukan rumus keliling dan luas daerahnya
2.
Guru menunjukkan alat peraga jajar genjang yang terbuat dari kawat kepada peserta didik
3.
Peserta didik diminta mengamati alat peraga tersebut
4.
Guru memberi pertanyaan kepada peserta didik dengan menunjukkan alat peraga jajar genjang dari kawat dan kertas. ”Manakah yang disebut jajar genjang? ” ”Tunjukkan yang dimaksud dengan keliling dan mengelilingi jajar genjang?” Perhatikan gambar di bawah ini. R
S
JikaPPQ = RS =
Q
dan QR = PS = , maka keliling jajar genjang PQRS
(K) = PQ + ⋯ + ⋯ + ⋯
195
= ⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯ = 2…+ 2… 5.
= 2(… + ⋯ )
Guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawab pertanyaan dengan maksud peserta didik dapat aktif mengikuti pembelajaran
6.
Guru memberi kesempatan peserta didik lain untuk menjawab jika jawaban dari temannya kurang tepat
7.
Guru bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan mengenai keliling jajar genjang
8.
Guru menunjukkan model jajar genjang kepada peserta didik dengan maksud mengarahkan peserta didik dalam menentukan rumus luas daerah jajar genjang
9.
Guru meminta peserta didik memutar model ∆KLN dengan pusat O
sejauh 1800 (setengah putaran) seperti pada gambar di bawah ini. N
b K
M
t P
O a
L
10. Guru memberi pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan kepada peserta didik untuk menemukan rumus luas daerah jajar genjang. Pertanyaanpertanyaan tersebut adalah ”Model bangun apakah yang terbentuk dari pemutaran model ∆
?”
”Jadi, terbentuk dari bangun apakah sebuah jajar genjang KLMN?” Panjang KL = ... dan tinggi jajar genjang KLMN = ... Luas daerah jajar genjang
= . . . x luas segitiga … = …x x…x… … = ... x …
Jadi, jika sisi alas (a) dan tinggi (t), maka luas daerah jajar genjang (L) adalah L = . . . x …
196
11. Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan mengenai rumus luas daerah jajar genjang 12. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan keliling dan luas jajar genjang sebagai berikut : Diketahui
: Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah model jajar genjang ABCD
.
D
C
10 cm A
8 cm 25 cm
B
E
Ditanyakan : keliling dan luas daerah jajar genjang ABCD Jawab : Keliling (K) = AB + BC + CD + AD
Karena AB = CD dan BC = AD maka
K = 25 + 10 + 25 + 10 = (2x25) + (2x10) = 50 + 20 = 70 Jadi keliling jajar genjang ABCD = 70 cm
Luas (L) = alas x tinggi = AB x CE = 25 x 8 = 200 Jadi luas daerah jajar genjang ABCD adalah 200 cm2
Fase 3 NHT : Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok belajar 13. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar secara heterogen dengan setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang 14. Guru membagikan nomor kepada setiap angggota kelompok 1 sampai dengan banyaknya anggota kelompok tersebut 15. Guru memberikan kartu soal (Lampiran 1) kepada setiap kelompok dimana antar kelompok soalnya sama 16. Guru menerangkan kartu soal yang harus diselesaikan peserta didik Fase 4 NHT : Membantu kerja kelompok dalam belajar. Elaborasi : 17. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan permasalahan yang ada pada kartu soal
197
18. Setiap kelompok bekerja menyelesaikan soal yang diberikan sementara guru mengawasi dan membimbing kerja kelompok Fase 5 NHT : Mengetes materi. 19. Guru menyebutkan salah satu nomor dalam kelompok dan peserta didik yang bersangkutan mempresentasikan jawaban dari kartu soal di depan kelas 20. Kelompok lain dengan nomor yang sama diperbolehkan mengajukan pertanyanyaan atau memberi tanggapan 21. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami dan dapat mengerjakan soal yang diberikan. 22. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator. Fase 6 NHT: Memberikan penghargaan. Konfirmasi : 23. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok dengan memberikan penguatan kepada kelompok yang jawabannya benar dan memberi motivasi/ semangat kepada kelompok yang belum berhasil 24. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal-soal pada kartu soal Penutup (±5 menit) 25. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui. 26. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 27. Guru memberikan PR (Lampiran 2) 28. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu keliling dan luas daerah dari persegi panjang dan persegi 29. Guru menutup pelajaran dengan salam. Pertemuan Kedua (2 x 40 menit) Pendahuluan (±10 menit) Fase 1 NHT : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
198
1.
Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran)
2.
Guru menanyakan PR apakah perlu ada pembahasan
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4.
Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar
5.
Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang definisi dan sifat-sifat dari persegi panjang dan persegi.
Kegiatan Inti (±60 menit) Fase 2 NHT: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 1. Guru menjelaskan materi tentang persegi panjang dan persegi dengan mengarahkan peserta didik untuk dapat menemukan rumus keliling dan luas daerahnya 2. Guru menunjukkan alat peraga persegi panjang yang terbuat dari kawat dan kertas kepada peserta didik 3. Peserta didik diminta mengamati alat peraga tersebut 4. Guru memberi pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik untuk mengarahkan peserta didik menemukan rumus keliling persegi panjang. ”Manakah yang disebut persegi panjang? ” ”Tunjukkan yang dimaksud dengan keliling dan mengelilingi persegi panjang?” Perhatikan gambar di bawah ini p
D
l
l A
C
p
B
199
Jika ABCD adalah persegi panjang dengan AB = DC= p dan BC = AD = l. Maka keliling persegi panjang ABCD (K) adalah =
+⋯+ ⋯+ ⋯
= ⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯ = 2…+ 2…
= 2(… + ⋯ )
5. Guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawab pertanyaan dengan maksud peserta didik dapat aktif mengikuti pembelajaran 6. Guru memberi kesempatan peserta didik lain untuk menjawab jika jawaban dari temannya kurang tepat 7. Guru bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan mengenai keliling persegi panjang 8. Guru menunjukkan model persegi panjang berpetak kepada peserta didik 9. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta didik menemukan rumus luas daerah persegi panjang. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut : Perhatikan model persegi panjang berpetak di bawah ini D
C l
A p
B
Panjang AB = ... persegi satuan Lebar BC = ... persegi satuan Luas = ⋯ satuan luas = ⋯ x… = ⋯ x…
Jika p ukuran panjang AB dan l ukuran panjang BC maka luas daerah persegi panjang ABCD adalah
= ⋯ x…
10. Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan mengenai rumus luas daerah persegi panjang
200
11. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi panjang sebagai berikut : Tentukan keliling dan luas persegi panjang jika panjangnya 10 cm dan lebarnya 7 cm. Diketahui : p = 10 cm dan l = 7 cm Ditanyakan : keliling (K) dan luas (L) persegi panjang Jawab : K = 2( + ) = 2(10 + 7) = 34
Jadi keliling persegi panjang adalah 34 cm x
L=
= 10 x 7 = 70
Jadi luas persegi panjang adalah 70 cm2
12. Guru kemudian menunjukkan alat peraga persegi yang terbuat dari kawat dan kertas kepada peserta didik 13. Peserta didik diminta mengamati alat peraga tersebut 14. Guru memberi pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik untuk mengarahkan peserta didik menemukan rumus keliling persegi. ”Manakah yang disebut persegi? ” ”Tunjukkan yang dimaksud dengan keliling dan mengelilingi persegi?” Perhatikan gambar di bawah ini S
s
s
P
R s
s
Q
Jika PQRS adalah persegi dengan PQ = QR = RS = PS = s. Maka keliling persegi PQRS (K) adalah =
+ ⋯+ ⋯+ ⋯
= ⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯ =⋯
15. Guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawab pertanyaan dengan maksud peserta didik dapat aktif mengikuti pembelajaran
201
16. Guru memberi kesempatan peserta didik lain untuk menjawab jika jawaban dari temannya kurang tepat 17. Guru bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan mengenai keliling persegi. 18. Guru menunjukkan model persegi berpetak kepada peserta didik 19. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta didik menemukan rumus luas daerah persegi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut. Perhatikan model persegi berpetak di bawah ini D
C
B A
s
Panjang AB = ... persegi satuan Lebar BC = ... persegi satuan Luas = ⋯ satuan luas = ⋯ x… = ⋯ x… = ⋯ x…
Jika s ukuran panjang AB = BC = CD = AD maka luas daerah persegi ABCD adalah
= ⋯ x … = ……
20. Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan mengenai rumus luas daerah persegi 21. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi sebagai berikut : Tentukan keliling dan luas persegi jika panjang sisinya 17 cm Diketahui : s = 17 cm Ditanyakan : keliling (K) dan luas (L) persegi Jawab : K = 4 = 4.17 = 68
Jadi keliling persegi adalah 68 cm
202
L=
= 17 = 289
Jadi luas persegi adalah 289 cm2 Fase 3 NHT : Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok belajar 22. Guru membentuk kelompok-kelompok belajar secara heterogen dengan setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang 23. Guru membagikan nomor kepada setiap angggota kelompok 1 sampai dengan banyaknya anggota kelompok tersebut 24. Guru memberikan kartu soal (Lampiran 1) kepada setiap kelompok dimana antar kelompok soalnya sama 25. Guru menerangkan kartu soal yang harus diselesaikan peserta didik Fase 4 NHT : Membantu kerja kelompok dalam belajar. Elaborasi : 26. Peserta didik diminta untuk mendiskusikan permasalahan yang ada pada kartu soal 27. Setiap kelompok bekerja menyelesaikan soal yang diberikan sementara guru mengawasi dan membimbing kerja kelompok Fase 5 NHT : Mengetes materi. 28. Guru menyebutkan salah satu nomor dalam kelompok dan peserta didik yang bersangkutan mempresentasikan jawaban dari kartu soal di depan kelas 29. Kelompok lain dengan nomor yang sama diperbolehkan mengajukan pertanyanyaan atau memberi tanggapan 30. Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota kelompok telah memahami dan dapat mengerjakan soal yang diberikan. 31. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator. Fase 6 NHT: Memberikan penghargaan. Konfirmasi : 32. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok dengan memberikan penguatan kepada kelompok yang jawabannya benar dan memberi motivasi/ semangat kepada kelompok yang belum berhasil
203
33. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal-soal pada kartu soal Penutup (±10 menit) 34. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui. 35. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 36. Guru memberikan PR (Lampiran 2) yang harus dikerjakan oleh peserta didik 37. Guru menutup pelajaran dengan salam. H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 3. Alat/Media Pembelajaran Alat Peraga, Whiteboard, Spidol, dan Kartu Soal 4. Sumber Belajar Sukino dan Simangunsong W. 2007. MATEMATIKA untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga dan buku referensi lain yang relevan. I. PENILAIAN 1. Jenis Tagihan
: Tugas Individu
2. Bentuk Instrumen
: Tes uraian
3. Contoh Instrumen
:
Pertemuan I (± 4 menit) 3. Tentukan keliling jajar genjang ABCD jika panjang AB= 10 cm dan panjang AD = 9 cm! 4. Hitunglah luas daerah jajar genjang jika diketahui panjang alas 12 cm dan tinggi jajar genjang 10 cm! Kunci Jawaban dan Penskoran No Kunci Jawaban Soal 1 Diketahui : jajar genjang ABCD dengan panjang AB = 10 cm dan panjang AD = 9 cm
Skor 2
204
Ditanya
: keliling jajar genjang ABCD
Jawab
:
Misalkan K = keliling jajar genjang Sketsa gambar jajar genjang ABCD 10 cm
D
C
9 cm
A
9 cm 10 cm
B
K = 2(AB + AD) = 2(10 + 9) = 2.19 = 38
Jadi keliling jajar genjang ABCD adalah 38 cm Skor Maksimal 2
1
Diketahui : alas (a) = 12 cm dan tinggi (t) = 10 cm
1 1 5 1
Ditanya : luas daerah jajar genjang Jawab : Misal L = luas daerah jajar genjang
1
L = alas x tinggi
1
L = a x t = 12 x 10 =120
1
Jadi luas daerah jajar genjang adalah 120 cm2
1
Skor Maksimal Total Skor
5 10
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor Pertemuan II (± 8 menit) 1. Sawah Pak Ahmad berbentuk persegi panjang dengan panjang 250 meter dan lebar 150 meter. a. Hitunglah keliling sawah!
205
b. Berapa m2 luas sawah tersebut? 2. Tentukan keliling dan luas daerah persegi jika panjang sisinya : a. 21 cm b. 12 cm
Kunci Jawaban dan Penskoran No Kunci Jawaban Soal 1 Diketahui : panjang (p) = 250 m dan lebar (l) = 150 m Ditanya
Skor 2
:
a. Keliling sawah b. Luas sawah Jawab
:
Misalkan K = keliling persegi panjang dan L = luas daerah
1
persegi panjang a. K = 2(p + l) = 2(250 + 150) = 2(400) = 800
2
Jadi K = 800 m
Jadi keliling sawah adalah 800 meter b. L = pxl = 250x150 = 37500
1 3
Jadi L = 37500 m2
Jadi luas sawah adalah 37500 m2 Skor Maksimal
2
a. s = 21 cm
1 10 1
K = 4. s = 4.21 = 84
2
L = s. s = 21.21 = 441
2
Jadi keliling persegi adalah 84 cm Jadi luas daerah persegi adalah 441 cm2 b. s = 12 cm K = 4. s = 4.12 = 48
Jadi keliling persegi adalah 48 cm
1 2
206
L = s. s = 12.12 = 144
2
Jadi luas daerah persegi adalah 144 cm2 Skor Maksimal
10
Total Skor
20
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 5
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor Magelang, ... Mei 2011
Mengetahui, Guru Pamong
Mahasiswa Praktikan
Sri Harjono NIP.19650106 198703 1 006
Santi Nurul Khusnaini NIM.4101407112
207
Lampiran 1 : Kartu Soal Model Pembelajaran NHT Pertemuan I 5. Sebuah jajar genjang mempunyai alas (a) = 5x dan tingggi (t) = 2x.
Jika luas (L) = 160 cm2, hitunglah panjang alas dan tinggi jajar genjang
tersebut!
6. Perhatikan model jajar genjang ABCD di bawah ini. Hitunglah keliling dan luas daerah jajar genjang ABCD! D
C
13 cm
12cm
7. Diketahui panjang alas 15 cm dan tinggi jajar genjang 8 cm, hitunglah luas A
B
21 cm daerah jajar genjang tersebut!
E
8. Tentukan keliling jajar genjang ABCD jika panjang AB= 12 cm dan panjang AD = 8 cm! Pertemuan II 1. Diketahui keliling persegi panjang adalah 24 m. Jika sisi terpanjangnya (5x-3) m dan sisi lainnya adalah (3x-1) m, hitunglah nilai x dan panjang masingmasing sisinya! 2. Diketahui keliling persegi adalah 28 cm. Jika panjang sisi suatu persegi adalah (10 - z) cm. Tentukan nilai z dan panjang sisi tersebut. 3. Pak Walmen membeli sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang berukuran 25 m x 15 m. Apabila harga tiap m2 tanah adalah Rp 200.000,00, berapa uang yang harus dikeluarkan oleh Pak Walmen untuk membeli tanah tersebut? 4. Halaman rumah seluas 200 m2 akan ditutupi dengan sejumlah paving yang berbentuk persegi dengan panjang sisi paving 20 cm. Berapa banyaknya paving yang dibutuhkan?
208
Lampiran 2 : Soal PR Model Pembelajaran NHT Pertemuan I Kerjakan soal di bawah ini dengan jelas dan benar. 1. Sebuah lahan berbentuk jajar genjang. Jika panjang sisinya (3y + 2) m dan (4y − 1) m, hitunglah panjang ukuran lahan tersebut jika keliling lahan
No 1
(K) = 100 m
Kunci jawaban
Diketahui : sisi-sisi jajar genjang (3y + 2) m dan (4y − 1) m Keliling (K) = 100 m Ditanya : panjang sisi-sisi jajar genjang Penyelesaian : K = 2(3y + 2) +2 (4y − 1) ⇔ 100 = 6y + 4 + 8y − 2 ⇔ 100 = 6y + 8y + 4 − 2 ⇔ 100 = 14y + 2 ⇔ 100 − 2 = 14y ⇔ 14y = 98 98 ⇔y= 14 ⇔y=7 Jadi nilai y = 7 Sisi yang pertama (3y + 2) = 3.7 + 2 = 23 Sisi yang kedua (4y − 1) = 4.7 − 1 = 27 Jadi sisi-sisi pada jajar genjang adalah 23 cm dan 27 cm Skor Maksimal Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total Skor
Skor 1
1 4
1 1 1 1 10
209
Pertemuan II Kerjakan soal di bawah ini dengan jelas dan benar. 1. Kebun Pak Herman berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 120 m dan lebar 80 m. Di sekeliling kebun
akan dipasang pagar dengan biaya
Rp 150.000,00 per meter. Berapakah biaya yang diperlukan Pak Herman untuk pemasangan pagar tersebut? 2. Luas daerah suatu persegi adalah 169 cm2, hitunglah : a. Panjang sisi persegi b. Keliling persegi No 1
Kunci Jawaban
Skor
Diketahui : panjang ( ) = 120 m dan lebar ( ) = 80 m
1
Ditanya : Biaya yang diperlukan Pak Herman untuk
1
Biaya pagar per meter Rp 150.000,00
pemasangan pagar Penyelesaian : K = 2( + ) = 2(120 + 80) = 400
3
Keliling kebun Pak Herman adalah 400 m.
1
Biaya pagar = 400 x 150000 = 60000000
3
Jadi biaya untuk memagari kebun Pak Herman adalah
2
sebesar Rp 60.000.000,00
1
Skor Maksimal Diketahui : Luas (L) = 169 cm2
10 1
Ditanya : a) Panjang sisi (s)
1
b) Keliling (K) Penyelesaian : a) Jelas L =
1
⇔ 169 =
3
⇔
1
⇔
= √169 = 13
Jadi panjang sisi ( ) = 13 cm
2 1
210
b) Jelas K = 4 = 4.13 = 52
Jadi keliling persegi = 52 cm
Skor Maksimal Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 5
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total Skor
10
211
Lampiran 27 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 2 (01) Satuan Pendidikan
: SMP N 2 Candimulyo
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII/2
Materi Pokok
: Persegi Panjang, Persegi, Jajar Genjang
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya B. KOMPETENSI DASAR 6. 2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang C. INDIKATOR 6.2.43. Menuliskan pengertian persegi panjang 6.2.44. Menuliskan pengertian persegi 6.2.45. Menuliskan pengertian trapesium 6.2.46. Menuliskan pengertian jajar genjang 6.2.47. Menuliskan pengertian belah ketupat 6.2.48. Menuliskan pengertian layang-layang 6.2.49. Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.50. Menjelaskan sifat-sifat persegi ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.51. Menjelaskan sifat-sifat trapesium ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.52. Menjelaskan sifat-sifat jajar genjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya
212
6.2.53. Menjelaskan sifat-sifat belah ketupat ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.54. Menjelaskan sifat-sifat layang-layang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi D.1.1. Peserta didik dapat menuliskan pengertian persegi panjang dengan bahasa sendiri secara jelas dan mudah. D.2.1.
Peserta didik dapat menuliskan pengertian persegi dengan bahasa sendiri secara jelas dan mudah.
D.4.1. Peserta didik dapat menuliskan pengertian jajar genjang dengan bahasa sendiri secara jelas dan mudah. D.7.1. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya. D.8.1. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat persegi ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya. D.10.1. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat jajar genjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya. E. MATERI PEMBELAJARAN l.
Jajar Genjang (A Parallelogram) 2.1.11.1.1
Definisi
A parallelogram is a quadrilateral with both pairs of opposite sides parallel (Jajar genjang adalah sebuah segi empat yang mempunyai sepasang sisi yang sejajar). 2.1.11.1.2
Sifat-sifat jajar genjang
(1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang (2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
213
(3) Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang. (4) Mempunyai simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki simetri lipat m.
Persegi Panjang (A Rectangle) 2.1.11.2.7
Definisi
A rectangle is a parallelogram with four right angles(persegi panjang adalah jajar genjang yang mempunyai 4 sudut siku-siku). 2.1.11.2.8
Sifat-sifat persegi panjang
(1)
Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
(2)
Mempunyai dua buah diagonal yang sama panjang dan
saling berpotongan di titik pusat persegi. Titik tersebut membagi diagonal menjadi dua bagian sama panjang. (3) n.
Mempunyai 2 sumbu simetri yaitu vertikal dan horizontal
Persegi (A Square) 2.1.11.3.7
Definisi
A square is a rectangle with four congruent sides (persegi adalah persegi panjang yang mempunyai empat sisi yang kongruen) Maka persegi : a. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku b. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan di tengahtengah, serta membagi dua sama panjang 2.1.11.3.8
Sifat-sifat persegi
(1) Semua sisinya sama panjang (2) Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya. (3) Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus dan membentuk sudut siku-siku. (4) Memiliki 4 sumbu simetri
214
F. METODE PEMBELAJARAN Model Pembelajaran
: Kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)
Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, dan Latihan Soal
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama (2 x 40 menit) Pendahuluan (±10 menit) Fase 1 TPS : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1.
Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran)
2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3.
Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar
4.
Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang bentuk-bentuk dari jajar genjang dan persegi panjang di dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti (±60 menit) Fase 2 TPS: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 1. Guru menjelaskan materi tentang jajar genjang dan persegi panjang dengan mengarahkan peserta didik untuk dapat merumuskan definisi dan menjelaskan sifat-sifatnya 2. Guru menempelkan alat peraga berupa model jajar genjang (gambar 1 2) di papan tulis dan meminta peserta didik menyebutkan bentuk dari model C
bangun tersebut D
A Gambar 1
B
C
E Gambar 2
B D Gambar 3
E A
215
3. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik secara acak mengenai unsur-unsur jajar genjang (gambar2) yaitu ”Manakah yang disebut dengan alas dan tinggi jajar genjang?” 4. Guru mengubah posisi model jajar genjang (gambar3) dan menanyakan ”Manakah yang disebut alas dan tinggi jajar genjang?” 5. Untuk menjawab pertanyaan guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawabnya sehingga setiap peserta didik terlibat aktif. 6. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain apabila terdapat jawaban yang kurang tepat dari temanya. 7. Guru dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesimpulan definisi dan unsur-unsur jajar genjang 8. Guru menjelaskan sifat-sifat jajar genjang dan bersama-sama peserta didik menunjukkan sifat-sifat tersebut dengan menyajikan dalam bentuk gambar dan tulisan. Misalnya untuk menunjukkan sifat jajar genjang bahwa sisisisi yang berhadapan sama panjang Diketahui
: Jajar genjang ABCD
Tunjukkan
: AB = CD dan BC = AD
Penyelesaian : D D
A
C
C
D B
O
A
B
A
B
A O D
C
B
Putarlah ∆ ABD setengah putaran (180°) pada titik O, sehingga diperoleh
AB ↔ CD dan BC ↔ AD.
Akibatnya AB = CD dan BC = AD
9. Guru menempelkan alat peraga berupa model persegi panjang (gambar 1 dan 2) di papan tulis dan meminta peserta didik menyebutkan bentuk dari model bangun tersebut
C
D
C
A Gambar 1
B
B Gambar 2
D
A Gambar 3
C
216
10. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik secara acak mengenai unsur-unsur persegi panjang (gambar2) yaitu ”Manakah yang disebut dengan panjang dan lebar persegi panjang?” 11. Guru mengubah posisi model persegi panjang (gambar3) dan menanyakan ”Manakah yang disebut panjang dan lebar persegi panjang?” 12. Untuk menjawab pertanyaan guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawabnya sehingga setiap peserta didik terlibat aktif. 13. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain apabila terdapat jawaban yang kurang tepat dari temanya. 14. Guru dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesimpulan mengenai definisi dan unsur-unsur persegi panjang 15. Guru menjelaskan sifat-sifat persegi panjang dan bersama-sama peserta didik membuktikan sifat-sifat tersebut dengan menyajikan dalam bentuk gambar dan tulisan. Misalnya untuk membuktikan sifat persegi panjang bahwa sisi-sisi yang berhadapan sama panjang Diketahui
: persegi panjang ABCD (gambar 1)
Buktikan
:
Bukti
:
D
=
K
dan
C
=
D
M
A
L
B
A
Gambar 1
Lipatlah model persegi panjang menurut sumbu KL Diperoleh Akibatnya
↔
=
dan
↔
sehingga
↔
Lipatlah model persegi panjang menurut sumbu MN Diperoleh Akibatnya
↔
=
dan B ↔
sehingga
↔
C
N
B
217
16. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan sifat-sifat jajar genjang sebagai berikut : Diketahui
: Model jajar genjang PQRS, PQ = 8 cm, QR = 5 cm, dan ∠
Ditanya
= 60°
: Semua ukuran panjang sisi dan besar sudut-sudutnya
Penyelesaian : Sketsa gambar jajar genjang PQRS S
R 5 cm
0
60
P
Q
8 cm
Berdasarkan sifat-sifat jajar genjang bahwa : c
Sisi yang berhadapan sama panjang, maka PQ = RS dan QR = PS Sehingga RS = 8 cm dan PS = 5 cm.
d
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar Maka ∠
=∠
= 60° dan ∠
=∠
Kita ketahui jumlah semua sudut jajar genjang 3600, maka : ∠
+∠
+∠
⇔ 60 + 60 + ∠ ⇔ 2. ∠ ⇔∠
Jadi ∠
= 240
+∠
+∠
= 120
= 120° sehingga ∠
Fase 3 TPS : Think (Berpikir)
= 360
= 360
= 120°
Elaborasi : 17. Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik melalui kartu soal (Lampiran 1) 18. Guru menerangkan kartu soal yang harus diselesaikan peserta didik 19. Setiap peserta didik diminta untuk memikirkan jawaban atas permasalahan tersebut
218
Fase 4 TPS: Pair (Berpasangan) Elaborasi : 20. Guru meminta peserta didik untuk berkelompok secara berpasangan dengan teman sebangku 21. Setiap peserta didik menyampaikan hasil pemikiran masig-masing kepada pasangannya untuk mengerjakan permasalahan yang ada pada kartu soal 22. Guru mengawasi dan membimbing kerja kelompok Fase 5 TPS: Share (Berbagi) 23. Guru memanggil secara acak peserta didik untuk mengerjakan soal dalam kartu soal 24. Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan pasangannya di depan kelas. 25. Teman dari pasangan yang lain diperbolehkan mengajukan pertanyanyaan atau memberi tanggapan 26. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator Fase 6 TPS: Memberikan penghargaan. Konfirmasi : 27. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok dengan memberikan penguatan kepada setiap pasangan yang jawabannya benar dan memberi motivasi/ semangat kepada pasangan lain yang belum berhasil 28. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal-soal pada kartu soal Penutup (±10 menit) 29. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui 30. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 31. Guru memberikan PR (Lampiran 2) 32. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu persegi 33. Guru menutup pelajaran dengan salam. Pertemuan Kedua (1 x 40 menit)
219
Pendahuluan (±5 menit) Fase 1 TPS : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran) 2.
Guru menanyakan PR apakah perlu ada pembahasan
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4.
Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar
5.
Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang bentuk-bentuk dari persegi di dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti (±30 menit) Fase 2 TPS: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 1. Guru menempelkan alat peraga berupa model persegi (gambar 2.i) di papan tulis dan meminta peserta didik menyebutkan bentuk dari model bangun tersebut D
C
A i
B ii
C
B
D
A iii
Gambar 2
2. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik secara acak mengenai unsur-unsur persegi (gambar 2.ii) yaitu ”Manakah yang disebut dengan sisi-sisi persegi?” 3. Guru mengubah posisi model persegi (gambar 2.iii) dan menanyakan ”Manakah yang disebut sisi-sisi persegi?” 4. Untuk menjawab pertanyaan guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawabnya sehingga setiap peserta didik terlibat aktif.
220
5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain apabila terdapat jawaban yang kurang tepat dari temanya. 6. Guru dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesimpulan mengenai definisi dan unsur-unsur persegi 7. Guru menjelaskan sifat-sifat persegi dan bersama-sama peserta didik membuktikan sifat-sifat tersebut dengan menyajikan dalam bentuk gambar dan tulisan. Misalnya untuk membuktikan sifat persegi bahwa semua sisinya sama panjang Diketahui : Persegi ABCD Buktikan
:
Bukti
:
=
=
=
Perhatikan model persegi ABCD di bawah ini! D
C
B
C
D
C
T
D
T
A
B
C
B
B
A
B
A
(i)
(ii)
(iii)
Dibalik menurut diagonal AC
Model persegi ABCD
Dibalik menurut diagonal BD
Gambar 3
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC (i) maka ,
↔ ,
↔
, jadi
=
dan
↔ ,
↔ ,
↔
, jadi
=
↔ ,
↔ ,
↔
, jadi
=
↔
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD (iii) maka ↔ ,
Jadi
↔ ,
=
=
↔
=
Fase 3 TPS : Think (Berpikir) Elaborasi :
, jadi
=
dan
C
T
D
A
A
D
221
8. Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik melalui kartu soal (Lampiran 1) 9. Guru menerangkan kartu soal yang harus diselesaikan peserta didik 10. Setiap peserta didik diminta untuk memikirkan jawaban atas permasalahan tersebut Fase 4 TPS: Pair (Berpasangan) Elaborasi : 11. Guru meminta peserta didik untuk berkelompok secara berpasangan dengan teman sebangku 12. Setiap peserta didik menyampaikan hasil pemikiran masig-masing kepada pasangannya untuk mengerjakan permasalahan yang ada pada kartu soal 13. Guru mengawasi dan membimbing kerja kelompok Fase 5 TPS: Share (Berbagi) 14. Guru memanggil secara acak peserta didik untuk mengerjakan soal dalam kartu soal 15. Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan pasangannya di depan kelas. 16. Teman dari pasangan yang lain diperbolehkan mengajukan pertanyanyaan atau memberi tanggapan 17. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator Fase 6 TPS: Memberikan penghargaan. Konfirmasi : 18. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok dengan memberikan penguatan kepada setiap pasangan yang jawabannya benar dan memberi motivasi/ semangat kepada pasangan lain yang belum berhasil 19. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal-soal pada kartu soal Penutup (±5 menit) 20. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui
222
21. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 22. Guru memberikan PR (Lampiran 2) 23. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu keliling dan luas daerah jajar genjang, persegi panjang, dan persegi 24. Guru menutup pelajaran dengan salam. H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Alat/Media Pembelajaran Alat Peraga, Whiteboard, Spidol, dan Kartu Soal 2. Sumber Belajar Sukino dan Simangunsong W. 2007. MATEMATIKA untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga dan buku referensi lain yang relevan. I. PENILAIAN 1. Jenis Tagihan
: Tugas Individu
2. Bentuk Instrumen
: Tes uraian
3. Contoh Instrumen
:
Pertemuan I (± 7 menit) 1. Dengan kalimat sendiri tuliskan pengertian dari persegi panjang! 2. Tuliskan tiga sifat dari jajar genjang! Kunci Jawaban dan Penskoran No Kunci Jawaban Soal 1 Persegi panjang adalah jajar genjang yang mempunyai empat sudut siku-siku A rectangle is a parallelogram with four right angles Skor Maksimal 2 Sifat-sifat dari jajar genjang adalah 5) Sisi – sisi yang berhadapan sama panjang 6) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar 7) Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang
Skor 5
5
223
8) Mempunyai empat simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki simetri lipat. Menuliskan 1 sifat dengan benar dan jelas Menuliskan 2 sifat dengan benar dan jelas Menuliskan 3 sifat dengan benar dan jelas Skor Maksimal Total Skor Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut
5 10 15 15 20
NA = TS/JS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor JS : Jumlah Soal Pertemuan II (± 4 menit) 2. Diketahui persegi ABCD dengan O titik potong kedua diagonal. Tunjukkan bahwa ∠
=∠
=∠
=∠
= 90°!
Kunci Jawaban dan Penskoran
No Soa l 1
Kunci Jawaban
Skor
Diketahui : persegi ABCD dan O titik potong kedua
1
diagonal Diitanya : Tunjukkan ∠
∠
= 90°
=∠
=∠
= 2
Penyelesaian : Perhatikan model persegi ABCD di bawah ini D
C
D
C
D
A
C
O
O A
B
C
D
B B
A
A B
Dengan pusat titik O, putarlah model persegi ABCD seperempat putaran berlawanan arah jarum jam, sehingga
1
diperoleh :
1
224
∠
↔∠
sehingga ∠
↔∠
sehingga ∠
∠
↔∠
∠
↔∠
∠
=∠
1
=∠
1
sehingga ∠
=∠
sehingga ∠
=∠
1
Karena persegi ABCD dapat menempati bingkainya kembali,
maka
∠
=∠
∠
=∠
dikatakan
∠
bahwa
=∠
=
2
Sudut satu putaran penuh adalah 360º, akibatnya =∠
=∠
=
Skor Maksimal
Total Skor
360° = 90° 4
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS/JS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor JS : Jumlah Soal Magelang, ... Mei 2011 Mengetahui, Guru Pamong
Mahasiswa Praktikan
Sri Harjono NIP.19650106 198703 1 006
Santi Nurul Khusnaini NIM.4101407112
10 10
225
Lampiran 1 : Kartu Soal Model Pembelajaran TPS Pertemuan I 9. Diketahui model jajar genjang ABCD dengan panjang AB = p cm, BC = q cm, dan ∠
= °.
d. Gambarlah keadaan jajar genjang tersebut! e. Tentukan panjang CD dan panjang AD! f. Tentukan besar ∠
,∠
, dan ∠
!
10. Diketahui sebuah model persegi panjang KLMN dengan P sebagai titik potong kedua diagonal. e. Gambarlah persegi panjang tersebut! f. Tuliskan pasangan sudut yang saling berhadapan! g. Tuliskan pasangan garis yang sejajar dan sama panjang! h. Tuliskan pasangan garis diagonal! 11. Diketahui sebuah model persegi panjang ABCD. Tunjukkan bahwa panjang sisi AD = panjang sisi BC dan panjang sisi AB = panjang sisi DC!
12. Diketahui model jajar genjang KLMN dengan titik O adalah titik potong
diagonal KM dan LN. Gambarlah jajar genjang tersebut dan tunjukkan bahwa ∠KNM dan ∠KLM mempunyai ukuran besar sudut yang sama! Pertemuan II 5. Tuliskan pengertian dari persegi dan tuliskan beberapa contoh minimal 3 benda yang berbentuk persegi! 6. Tuliskan sifat-sifat dari persegi! 7. Diketahui sebuah persegi ABCD. c. Tuliskan empat ruas garis yang sama panjang dan merupakan sisi-sisinya d. Tuliskan empat sudut siku-siku pada titik-titik sudutnya 8. Nyatakan benar (B) atau salah (S) dari pernyataan berikut : g. Sisi-sisi persegi yang berhadapan sama panjang dan sejajar h. Diagonal-diagonal persegi sama panjang, berpotongan, dan saling tegak lurus
226
i. Diagonal persegi membagi sudut persegi sama besar j. Segi empat yang keempat sudutnya siku-siku adalah persegi k. Segi empat yang semua sisinya sama panjang adalah persegi l. Segi empat yang diagonalnya saling tegak lurus adalah persegi
227
Lampiran 2 : Soal PR Model Pembelajaran TPS Pertemuan I 5. Nyatakan benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ini! f. Persegi panjang mempunyai sifat keempat sisinya sama panjang g. Apabila terdapat dua sudut siku-siku dari suatu segi empat, maka segi empat itu adalah persegi panjang h. Diagonal-diagonal persegi panjang mempunyai panjang yang sama i. Keempat sudut persegi panjang adalah siku-siku j. Pada sudut persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang tetapi tidak sejajar 6. Gambar di bawah ini menunjukkan persegi panjang KLMN M
6 cm
N 4 cm K
L
c. Tuliskan dua pasang sisi yang sama panjang! d. Tentukan panjang KL dan LM 7. Lengkapilah sudut-sudut jajar genjang ABCD berikut ini C
D
60 º
A
∠
B
=⋯
∠
=⋯
∠
=⋯
8. Jika diketahui jajar genjang ABCD dengan O sebagai titik potong kedua diagonal AC dan BD, maka tunjukkan bahwa =
=
!
=
=
dan
228
Kunci Jawaban dan Penskoran No
Kunci Jawaban
Skor
f. Persegi panjang mempunyai sifat keempat sisinya sama panjang
2
Soal 1
(S) g. Apabila terdapat dua sudut siku-siku dari suatu segi empat, maka
2
segi empat itu adalah persegi panjang (B) h. Diagonal-diagonal persegi panjang mempunyai panjang yang
2
sama (B) i. Keempat sudut persegi panjang adalah siku-siku (B)
2
j. Pada sudut persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama
2
panjang tetapi tidak sejajar (S) Skor Maksimal 2
10
Gambar di bawah ini menunjukkan persegi panjang KLMN M
6 cm
N 4 cm K
L
c. Dua pasang sisi yang sama panjang adalah KL = MN dan KN = LM
5 5
d. KL = 6 cm dan LM = 4 cm 10
Skor Maksimal 3
Lengkapilah sudut-sudut jajar genjang ABCD berikut ini C
D
A
∠ ∠
Jadi ∠
60 º
=∠
=∠
B
= 60°
=
= 120°
1 (360 − 60 − 60) = 120° 2
3 3 2 2
229
∠
= 120°
∠ 4
2
= 60°
Diketahui
: jajar genjang ABCD (gambar 1)
Tunjukkan
: =
=
Penyelesaian : D D
A
10
Skor Maksimal
C
dan
=
C
D B
O B
A
= A
C
2
O D
C
A
B
2
B
Gambar 1 Model jajar genjang ABCD
Putarlah ∆ ABD setengah putaran (180°) pada titik O. ↔
Diperoleh
dan
Hal ini menunjukkan bahwa Padahal Jadi =
+
=
=
dan dan
↔
=
=
+
dan
=
=
=
Skor Maksimal
Total Skor Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor Pertemuan II 3. Lengkapilah panjang pada setiap persegi berikut c.
N
M P L
K 4 cm
2 1 1 1 1 10 40
230
KN = … cm
KM = … cm
KP = … cm
MN = … cm
LN = … cm
MP = … cm
ML = … cm
LP = … cm NP = … cm
d.
D
C OC=4 cm O B
A
AC = … cm
AB = … cm
BD = … cm
BC = … cm
AO = … cm
CD = … cm
BO = … cm
AD = … cm
DO = … cm 4. Tunjukkan bahwa semua sisi pada persegi adalah sama panjang! Kunci Jawaban dan Penskoran No Soal 1
Kunci Jawaban a.
N
Skor
M P L
K 4 cm
1 KN = 4 cm
1
MN = 4 cm
1
ML = 4 cm Untuk Menghitung Panjang KM Dan LN Digunakan
231
Rumus Pythagoras KM =
3
KL + ML =
4 + 4 = √16 + 16 = √32
= 4√2
Jadi KM = 4√2 cm dan LN = 4√2 cm
1 1 KP = MP = LP = NP = KM = 4√2 = 2√2 2 2
2 3 4
Jadi KP = 2√2 cm, MP = 2√2 cm, LP = 2√2 cm, dan NP = 2√2 cm
b.
D
C
OC=4 cm O
A
B
AC = BD = 2.CO = 2.4=8
4
Jadi AC = 8 cm dan BD = 8 cm AO = BO = DO = OC
4
AO = 4 cm BO = 4 cm DO = 4 cm AB = BC = CD = AD
3
AB + BC = AC ⇔ 2AB = AC ⇔ 2AB = 8
⇔ 2AB = 64 ⇔ AB = 32
⇔ AB = √32
⇔ AB = 4√2
Jadi AB = 4√2 cm, BC = 4√2 cm, CD = 4√2 cm, dan AD = 4√2 cm
4
232
Skor Maksimal 2
20
Misalkan diketahui model persegi ABCD =
Tunjukkan bahwa Penyelesaian :
=
=
Perhatikan model persegi ABCD di bawah ini D
D
C
Dibalik menurut diagonal AC
B
↔ ,
D
↔ ,
↔ ,
B
A
↔ , C
↔
↔
, jadi
, jadi
=
3
=
dan
D
A
D
T
C
2
T Dibalik menurut diagonal BD
B
A
2
D
A
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC maka
C
T
T A
C
B
B
C
B
A
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD maka ↔ ,
Jadi
↔ ,
↔ ,
=
↔ ,
=
↔
=
↔
, jadi
, jadi
=
=
dan
Skor Maksimal Total Skor
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor
3
10 30
233 Lampiran 28 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN 2 (02) Satuan Pendidikan
: SMP N 2 Candimulyo
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII/2
Materi Pokok
: Persegi Panjang, Persegi, Jajar Genjang
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya B. KOMPETENSI DASAR 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah C. INDIKATOR 6.2.55. Menemukan rumus dan menghitung keliling segitiga 6.2.56. Menemukan rumus dan menghitung keliling persegi panjang 6.2.57.
Menemukan rumus dan menghitung keliling persegi
6.2.58. Menemukan rumus dan menghitung keliling trapesium 6.2.59. Menemukan rumus dan menghitung keliling jajar genjang 6.2.60. Menemukan rumus dan menghitung keliling belah ketupat 6.2.61. Menemukan rumus dan menghitung keliling layang-layang 6.2.62. Menggunakan rumus keliling segitiga dalam pemecahan masalah 6.2.63. Menggunakan rumus keliling persegi panjang dalam pemecahan masalah 6.2.64. Menggunakan rumus keliling persegi dalam pemecahan masalah 6.2.65. Menggunakan rumus keliling trapesium empat dalam pemecahan masalah 6.2.66. Menggunakan rumus keliling jajar genjang dalam pemecahan masalah
234
6.2.67. Menggunakan rumus keliling belah ketupat dalam pemecahan masalah 6.2.68. Menggunakan rumus keliling layang-layang dalam pemecahan masalah 6.2.69. Menemukan rumus dan menghitung luas bangun segitiga 6.2.70. Menemukan rumus dan menghitung luas persegi panjang 6.2.71. Menemukan rumus dan menghitung luas persegi 6.2.72. Menemukan rumus dan menghitung luas trapesium 6.2.73. Menemukan rumus dan menghitung luas jajar genjang 6.2.74. Menemukan rumus dan menghitung luas belah ketupat 6.2.75. Menemukan rumus dan menghitung luas layang-layang 6.2.76. Menggunakan rumus luas bangun segitiga dalam pemecahan masalah 6.2.77. Menggunakan rumus luas persegi panjang dalam pemecahan masalah 6.2.78. Menggunakan rumus luas persegi empat dalam pemecahan masalah 6.2.79. Menggunakan rumus luas trapesium dalam pemecahan masalah 6.2.80. Menggunakan rumus luas jajar genjang dalam pemecahan masalah 6.2.81. Menggunakan rumus luas belah ketupat dalam pemecahan masalah 6.2.82. Menggunakan rumus luas layang-layang dalam pemecahan masalah D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi D.2.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus keliling persegi panjang dengan menjumlahkan semua sisinya D.2.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus keliling persegi panjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.9.1. Peserta didik dapat menggunakan rumus keliling persegi panjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.3.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus keliling persegi dengan menjumlahkan semua sisinya
235
D.3.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus keliling persegi dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.10.1 Peserta didik dapat menggunakan rumus keliling persegi dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.5.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus keliling jajar genjang dengan menjumlahkan semua sisinya D.5.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus keliling jajar genjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.12.1 Peserta didik dapat menggunakan rumus keliling jajar genjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.16.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus luas daerah persegi panjang D.16.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus luas daerah persegi panjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.23.1. Peserta didik dapat menggunakan rumus luas daerah persegi panjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.17.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus luas dan persegi D.17.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus luas persegi dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.24.1. Peserta didik dapat menggunakan rumus luas daerah persegi dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.19.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus luas daerah jajar genjang D.19.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus luas daerah jajar genjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar
236
D.26.1. Peserta didik dapat menggunakan rumus luas daerah jajar genjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah E. MATERI PEMBELAJARAN Jajar Genjang (A Parallelogram) a. Keliling Jajar Genjang Apabila panjang dua sisi yang tidak sejajar masing-masing a dan b, +
keliling jajargenjang
+
b. Luas Daerah Jajar Genjang
+
= 2 + 2 = 2( + )
Jika sisi alas (a) dan tinggi (t), maka luas daerah jajar genjang (L) adalah alas x tinggi atau L = a x t
Persegi Panjang (A Rectangle)
a. Keliling Persegi Panjang Jika ABCD adalah persegi panjang dengan panjang = p dan lebar = l. Maka keliling persegi panjang ABCD (K) adalah +
+
=
+ +
+ = 2 + 2 = 2( + )
=
+
b. Luas Daerah Persegi Panjang
Jika p ukuran panjang AB dan l ukuran panjang BC maka luas daerah persegi panjang ABCD adalah panjang x lebar atau L= pxl
Persegi (A Square)
a. Keliling Persegi Jika persegi dengan panjang sisi = s, maka keliling persegi adalah =
= 4
+
+
+
= + + + dan
dapat
ditulis:
b. Luas Daerah Persegi Jika s ukuran panjang sisi persegi maka luas daerah persegi adalah = x atau
=
237
F. METODE PEMBELAJARAN Model Pembelajaran : Kooperatif tipe TPS (Think Pairs Share) Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, dan Latihan Soal G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama (1 x 40 menit) Pendahuluan (±5 menit) Fase 1 TPS : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1.
Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran)
2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3.
Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar
4.
Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang definisi dan sifat-sifat dari jajar genjang.
Kegiatan Inti (±30 menit) Fase 2 TPS: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 5.
Guru menjelaskan materi tentang jajar genjang dengan mengarahkan peserta didik untuk dapat menemukan rumus keliling dan luas daerahnya
6.
Guru menunjukkan alat peraga jajar genjang yang terbuat dari kawat kepada peserta didik
7.
Peserta didik diminta mengamati alat peraga tersebut
8.
Guru memberi pertanyaan kepada peserta didik dengan menunjukkan alat peraga jajar genjang dari kawat dan kertas.
”Manakah yang disebut jajar genjang? ” ”Tunjukkan yang dimaksud dengan keliling dan mengelilingi jajar genjang?” Perhatikan gambar di bawah ini. Jika PQ = RS =
S
= PQ + ⋯ + ⋯ + ⋯ P
R
dan QR = PS = , maka keliling jajar genjang PQRS (K) Q
238
= ⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯ = 2…+ 2…
= 2(… + ⋯ ) 9.
Guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawab pertanyaan dengan maksud peserta didik dapat aktif mengikuti pembelajaran
10. Guru memberi kesempatan peserta didik lain untuk menjawab jika jawaban dari temannya kurang tepat 11. Guru bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan mengenai keliling jajar genjang 12. Guru menunjukkan model jajar genjang kepada peserta didik dengan maksud mengarahkan peserta didik dalam menentukan rumus luas daerah jajar genjang 13. Guru meminta peserta didik memutar model ∆KLN dengan pusat O sejauh 1800 (setengah putaran) seperti pada gambar di bawah ini. N
b K
M
t P
O a
L
14. Guru memberi pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan kepada peserta didik untuk menemukan rumus luas daerah jajar genjang. Pertanyaanpertanyaan tersebut adalah ”Model bangun apakah yang terbentuk dari pemutaran model ∆
?”
”Jadi, terbentuk dari bangun apakah sebuah jajar genjang KLMN?” Panjang KL = ... dan tinggi jajar genjang KLMN = ... Luas daerah jajar genjang … = …x x…x… … = ... x …
= . . . x luas segitiga
Jadi, jika sisi alas (a) dan tinggi (t), maka luas daerah jajar genjang (L) adalah L = ... x …
239
15. Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan mengenai rumus luas daerah jajar genjang 16. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan keliling dan luas jajar genjang sebagai berikut : Diketahui
: Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah model jajar genjang
ABCD .
D
C
10 cm A
8 cm 25 cm
B
E
Ditanyakan : keliling dan luas daerah jajar genjang ABCD Jawab : Keliling (K) = AB + BC + CD + AD
Karena AB = CD dan BC = AD maka
K = 25 + 10 + 25 + 10 = (2x25) + (2x10) = 50 + 20 = 70 Jadi keliling jajar genjang ABCD = 70 cm
Luas (L) = alas x tinggi = AB x CE = 25 x 8 = 200 Jadi luas daerah jajar genjang ABCD adalah 200 cm2 Fase 3 TPS : Think (Berpikir) Elaborasi : 17. Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik melalui kartu soal (Lampiran 1) 18. Guru menerangkan kartu soal yang harus diselesaikan peserta didik 19. Setiap peserta didik diminta untuk memikirkan jawaban atas permasalahan tersebut Fase 4 TPS: Pair (Berpasangan) Elaborasi : 20. Guru meminta peserta didik untuk berkelompok secara berpasangan dengan teman sebangku 21. Setiap peserta didik menyampaikan hasil pemikiran masig-masing kepada pasangannya untuk mengerjakan permasalahan yang ada pada kartu soal
240
22. Guru mengawasi dan membimbing kerja kelompok Fase 5 TPS: Share (Berbagi) 23. Guru memanggil secara acak peserta didik untuk mengerjakan soal dalam kartu soal 24. Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan pasangannya di depan kelas. 25. Teman dari pasangan yang lain diperbolehkan mengajukan pertanyanyaan atau memberi tanggapan 26. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator Fase 6 TPS: Memberikan penghargaan. Konfirmasi : 27. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok dengan memberikan penguatan kepada setiap pasangan yang jawabannya benar dan memberi motivasi/ semangat kepada pasangan lain yang belum berhasil 28. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal-soal pada kartu soal Penutup (±10 menit) 29. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui 30. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 31. Guru memberikan PR (Lampiran 2) 32. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu keliling dan luas daerah dari persegi panjang dan persegi 33. Guru menutup pelajaran dengan salam. Pertemuan Kedua (2 x 40 menit) Pendahuluan (±10 menit) Fase 1 TPS : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1.
Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran)
241
2.
Guru menanyakan PR apakah perlu ada pembahasan
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4.
Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar
5.
Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang definisi dan sifat-sifat dari persegi panjang dan persegi.
Kegiatan Inti (±60 menit) Fase 2 TPS: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 6.
Guru menjelaskan materi tentang persegi panjang dan persegi dengan mengarahkan peserta didik untuk dapat menemukan rumus keliling dan luas daerahnya
7.
Guru menunjukkan alat peraga persegi panjang yang terbuat dari kawat dan kertas kepada peserta didik
8.
Peserta didik diminta mengamati alat peraga tersebut
9.
Guru
memberi
pertanyaan-pertanyaan
kepada
peserta
didik
untuk
mengarahkan peserta didik menemukan rumus keliling persegi panjang. ”Manakah yang disebut persegi panjang? ” ”Tunjukkan yang dimaksud dengan keliling dan mengelilingi persegi panjang?” Perhatikan gambar di bawah ini p
D
l
l A
C
p
B
Jika ABCD adalah persegi panjang dengan AB = DC= p dan BC = AD = l. Maka keliling persegi panjang ABCD (K) adalah =
+ ⋯+ ⋯+⋯
= ⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯ = 2…+ 2…
= 2(… + ⋯ )
242
10. Guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawab pertanyaan dengan maksud peserta didik dapat aktif mengikuti pembelajaran 11. Guru memberi kesempatan peserta didik lain untuk menjawab jika jawaban dari temannya kurang tepat 12. Guru bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan mengenai keliling persegi panjang 13. Guru menunjukkan model persegi panjang berpetak kepada peserta didik 14. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta didik menemukan rumus luas daerah persegi panjang. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut : Perhatikan model persegi panjang berpetak di bawah ini D
C l
A
p
B
Panjang AB = ... persegi satuan Lebar BC = ... persegi satuan Luas = ⋯ satuan luas
= ⋯ x… = ⋯ x…
Jika p ukuran panjang AB dan l ukuran panjang BC maka luas daerah persegi panjang ABCD adalah
= ⋯ x…
15. Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan mengenai rumus luas daerah persegi panjang 16. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi panjang sebagai berikut : Tentukan keliling dan luas persegi panjang jika panjangnya 10 cm dan lebarnya 7 cm. Diketahui : p = 10 cm dan l = 7 cm Ditanyakan : keliling (K) dan luas (L) persegi panjang Jawab :
243
K = 2( + ) = 2(10 + 7) = 34
Jadi keliling persegi panjang adalah 34 cm L=
x
= 10 x 7 = 70
Jadi luas persegi panjang adalah 70 cm2
17. Guru kemudian menunjukkan alat peraga persegi yang terbuat dari kawat dan kertas kepada peserta didik 18. Peserta didik diminta mengamati alat peraga tersebut 19. Guru
memberi
pertanyaan-pertanyaan
kepada
peserta
didik
untuk
mengarahkan peserta didik menemukan rumus keliling persegi. ”Manakah yang disebut persegi? ” ”Tunjukkan yang dimaksud dengan keliling dan mengelilingi persegi?” Perhatikan gambar di bawah ini S
s
s
P
R s
s
Q
Jika PQRS adalah persegi dengan PQ = QR = RS = PS = s. Maka keliling persegi PQRS (K) adalah =
+ ⋯+ ⋯+ ⋯
= ⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯ =⋯
20. Guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawab pertanyaan dengan maksud peserta didik dapat aktif mengikuti pembelajaran 21. Guru memberi kesempatan peserta didik lain untuk menjawab jika jawaban dari temannya kurang tepat 22. Guru bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan mengenai keliling persegi. 23. Guru menunjukkan model persegi berpetak kepada peserta didik 24. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta didik menemukan rumus luas daerah persegi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.
244
Perhatikan model persegi berpetak di bawah ini D
C
B A
s
Panjang AB = ... persegi satuan Lebar BC = ... persegi satuan Luas = ⋯ satuan luas
= ⋯ x… = ⋯ x… = ⋯ x…
Jika s ukuran panjang AB = BC = CD = AD maka luas daerah persegi ABCD adalah
= ⋯ x … = ……
25. Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan mengenai rumus luas daerah persegi 26. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi sebagai berikut : Tentukan keliling dan luas persegi jika panjang sisinya 17 cm Diketahui : s = 17 cm Ditanyakan : keliling (K) dan luas (L) persegi Jawab : K = 4 = 4.17 = 68
Jadi keliling persegi adalah 68 cm L=
= 17 = 289
Jadi luas persegi adalah 289 cm2 Fase 3 TPS : Think (Berpikir) Elaborasi :
27. Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik melalui kartu soal (Lampiran 1) 28. Guru menerangkan kartu soal yang harus diselesaikan peserta didik
245
29. Setiap peserta didik diminta untuk memikirkan jawaban atas permasalahan tersebut Fase 4 TPS: Pair (Berpasangan) Elaborasi : 30. Guru meminta peserta didik untuk berkelompok secara berpasangan dengan teman sebangku 31. Setiap peserta didik menyampaikan hasil pemikiran masig-masing kepada pasangannya untuk mengerjakan permasalahan yang ada pada kartu soal 32. Guru mengawasi dan membimbing kerja kelompok Fase 5 TPS: Share (Berbagi) 33. Guru memanggil secara acak peserta didik untuk mengerjakan soal dalam kartu soal 34. Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan pasangannya di depan kelas. 35. Teman dari pasangan yang lain diperbolehkan mengajukan pertanyanyaan atau memberi tanggapan 36. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator Fase 6 TPS: Memberikan penghargaan. Konfirmasi : 37. Guru memberikan apresiasi terhadap hasil kerja kelompok dengan memberikan penguatan kepada setiap pasangan yang jawabannya benar dan memberi motivasi/ semangat kepada pasangan lain yang belum berhasil 38. Guru mengulang secara klasikal tentang strategi penyelesaian soal-soal pada kartu soal Penutup (±10 menit) 39. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui 40. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 41. Guru memberikan PR (Lampiran 2) 42. Guru menutup pelajaran dengan salam.
246
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Alat/Media Pembelajaran Alat Peraga, Whiteboard, Spidol, dan Kartu Soal 2. Sumber Belajar Sukino dan Simangunsong W. 2007. MATEMATIKA untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga dan buku referensi lain yang relevan. I. PENILAIAN 1. Jenis Tagihan
: Tugas Individu
2. Bentuk Instrumen
: Tes uraian
3. Contoh Instrumen
:
Pertemuan I (± 4 menit) 1. Tentukan keliling jajar genjang ABCD jika panjang AB= 10 cm dan panjang AD = 9 cm! 2. Hitunglah luas daerah jajar genjang jika diketahui panjang alas 12 cm dan tinggi jajar genjang 10 cm! Kunci Jawaban dan Penskoran No Soal 1
Kunci Jawaban
Skor
Diketahui : jajar genjang ABCD dengan panjang AB = 10 cm dan
2
panjang AD = 9 cm Ditanya : keliling jajar genjang ABCD Jawab
:
Misalkan K = keliling jajar genjang Sketsa gambar jajar genjang ABCD D 9 cm
10 cm
1 C 9 cm
B 10 cm A K = 2(AB + AD) = 2(10 + 9) = 2.19 = 38
Jadi keliling jajar genjang ABCD adalah 38 cm
1 1
247
Skor Maksimal 2
Diketahui : alas (a) = 12 cm dan tinggi (t) = 10 cm
5 1
Ditanya : luas daerah jajar genjang Jawab : Misal L = luas daerah jajar genjang
1
L = alas x tinggi
1
L = a x t = 12 x 10 =120
1
Jadi luas daerah jajar genjang adalah 120 cm2
1
Skor Maksimal Total Skor
5 10
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor Pertemuan II (± 8 menit) 1. Sawah Pak Ahmad berbentuk persegi panjang dengan panjang 250 meter dan lebar 150 meter. a. Hitunglah keliling sawah! b. Berapa m2 luas sawah tersebut? 2. Tentukan keliling dan luas daerah persegi jika panjang sisinya : a. 21 cm
b. 12 cm Kunci Jawaban dan Penskoran
No Soal 1
Kunci Jawaban Diketahui : panjang (p) = 250 m dan lebar (l) = 150 m
Skor 2
Ditanya : a. Keliling sawah b. Luas sawah Jawab
:
Misalkan K = keliling persegi panjang dan L = luas daerah persegi
1
panjang c. K = 2(p + l) = 2(250 + 150) = 2(400) = 800
2
248
Jadi K = 800 m Jadi keliling sawah adalah 800 meter
1
d. L = pxl = 250x150 = 37500
3
Jadi L = 37500 m2
Jadi luas sawah adalah 37500 m2
1
Skor Maksimal 2
10
c. s = 21 cm
1
K = 4. s = 4.21 = 84
2
Jadi keliling persegi adalah 84 cm 2
L = s. s = 21.21 = 441
2
Jadi luas daerah persegi adalah 441 cm
1
d. s = 12 cm
2
K = 4. s = 4.12 = 48
Jadi keliling persegi adalah 48 cm 2
L = s. s = 12.12 = 144
Jadi luas daerah persegi adalah 144 cm2 Skor Maksimal
10
Total Skor
20
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 5
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor Magelang, ... Mei 2011 Mengetahui, Guru Pamong
Mahasiswa Praktikan
Sri Harjono NIP.19650106 198703 1 006
Santi Nurul Khusnaini NIM.4101407112
249
Lampiran 1 : Kartu Soal Model Pembelajaran TPS Pertemuan I 1. Sebuah jajar genjang mempunyai alas (a) = 5x dan tingggi (t) = 2x.
Jika luas (L) = 160 cm2, hitunglah panjang alas dan tinggi jajar genjang
tersebut!
2. Perhatikan model jajar genjang ABCD di bawah ini. Hitunglah keliling dan luas daerah jajar genjang ABCD! D
C
13 cm
A
12cm
21 cm
B
E
3. Diketahui panjang alas 15 cm dan tinggi jajar genjang 8 cm, hitunglah luas daerah jajar genjang tersebut! 4. Tentukan keliling jajar genjang ABCD jika panjang AB= 12 cm dan panjang AD = 8 cm! Pertemuan II 1. Diketahui keliling persegi panjang adalah 24 m. Jika sisi terpanjangnya (5x-3) m dan sisi lainnya adalah (3x-1) m, hitunglah nilai x dan panjang masingmasing sisinya! 2. Diketahui keliling persegi adalah 28 cm. Jika panjang sisi suatu persegi adalah (10 - z) cm. Tentukan nilai z dan panjang sisi tersebut. 3. Pak Walmen membeli sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang berukuran 25 m x 15 m. Apabila harga tiap m2 tanah adalah Rp 200.000,00, berapa uang yang harus dikeluarkan oleh Pak Walmen untuk membeli tanah tersebut? 4. Halaman rumah seluas 200 m2 akan ditutupi dengan sejumlah paving yang berbentuk persegi dengan panjang sisi paving 20 cm. Berapa banyaknya paving yang dibutuhkan?
250
Lampiran 2 : Soal PR Model Pembelajaran TPS Pertemuan I Kerjakan soal di bawah ini dengan jelas dan benar. 2. Pada jajar genjang di bawah ini KT = TE Q
8 cm
R 3cm
M
K
T
E
a. Hitunglah keliling jajar genjang QRTM b. Hitunglah luas daerah jajar genjang QRTM 3. Sebuah lahan berbentuk jajar genjang. Jika panjang sisinya (3y + 2) m dan (4y − 1) m, hitunglah panjang ukuran lahan tersebut jika keliling lahan (K) = 100 m
4. Hitunglah luas daerah jajar genjang jika diketahui panjang alas 25 cm dan tinggi jajar genjang 21 cm!
251
Kunci Jawaban dan Penskoran No 1
Kunci jawaban Diketahui : jajar genjang dengan KT = TE Q
8 cm
Skor 2
R 3cm
M Ditanya :
K
T
E
a. Keliling jajar genjang QRTM b. Luas daerah jajar genjang QRTM
1
Penyelesaian : a. Karena KT = TE dan KE = QR maka TE = 4 cm Perhatikan ∆TER TR =
TE + ER =
Jadi TR = 5 cm
4 + 3 = √16 + 9 = √25 = 5
3
Misalkan K = keliling
3
Maka K = MT + TR + RQ + MQ = 8 + 5 + 8 + 5 = 26
1
Jadi keliling jajar genjang QRTM adalah 26 cm 1
b. QK = ER = 3 cm Misalkan L = luas Maka L = MT x QK = 8 x 3 = 24
3
Jadi luas daerah jajar genjang QRTM adalah 24 cm2
1
Skor Total
15
252
2
Diketahui : sisi-sisi jajar genjang (3y + 2) m dan (4y − 1) m
1
Keliling (K) = 100 m
Ditanya : panjang sisi-sisi jajar genjang Penyelesaian : K = 2(3y + 2) +2 (4y − 1) ⇔ 100 = 6y + 4 + 8y − 2
⇔ 100 = 6y + 8y + 4 − 2 ⇔ 100 = 14y + 2
1
4
⇔ 100 − 2 = 14y ⇔ 14y = 98 ⇔y=
98 14
⇔y=7
Jadi nilai y = 7
1
Sisi yang pertama (3y + 2) = 3.7 + 2 = 23
1
Jadi sisi-sisi pada jajar genjang adalah 23 cm dan 27 cm
1
Sisi yang kedua (4y − 1) = 4.7 − 1 = 27
1
Skor Maksimal
10
3
1 Diketahui : alas (a) = 25 cm dan tinggi (t) = 21 cm Ditanya : Luas (L) Penyelesaian :
1
Luas = alas x tinggi ⇔L =axt
2
⇔ L = 25 x 21 ⇔ L = 525
Jadi luas daerah jajar genjang adalah 525 cm2 1 Skor Maksimal
5
Skor Total
30
253
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS/JS x 100
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total Skor JS : Jumlah Skor Maksimal Pertemuan II Kerjakan soal di bawah ini dengan jelas dan benar. 1. Keliling persegi panjang sama dengan 57 cm. Apabila panjangnya 9 cm, tentukan lebar dan luasnya! 2. Kebun Pak Herman berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 120 m dan lebar 80 m. Di sekeliling kebun
akan dipasang pagar dengan biaya
Rp 150.000,00 per meter. Berapakah biaya yang diperlukan Pak Herman untuk pemasangan pagar tersebut? 3. Luas daerah suatu persegi adalah 169 cm2, hitunglah : c. Panjang sisi persegi d. Keliling persegi
254
Kunci Jawaban dan Penskoran No 1
Kunci Jawaban Diketahui : K = 50 cm dan p = 12 cm
Skor 2
Ditanya : lebar (l) dan luasnya (L) Penyelesaian : K = 2 (p+l)
1
⇔ 50 = 2(16 + l) ⇔ 16 + l = 25
2
Jadi lebarnya 9 cm
1
L=pxl
1
⇔ L = 16 x 9
2
⇔l=9
⇔ L = 144
Jadi luas daerah persegi panjang adalah 144 cm2 Skor Maksimal 2
1 10
Diketahui : panjang ( ) = 120 m dan lebar ( ) = 80 m
1
Ditanya : Biaya yang diperlukan Pak Herman untuk pemasangan
1
Biaya pagar per meter Rp 150.000,00 pagar Penyelesaian : K = 2( + ) = 2(120 + 80) = 400
3
3
Keliling kebun Pak Herman adalah 400 m.
1
Biaya pagar = 400 x 150000 = 60000000
3
Jadi biaya untuk memagari kebun Pak Herman adalah sebesar
1
Rp 60.000.000,00
10
Skor Maksimal
Diketahui : Luas (L) = 169 cm2
1
Ditanya : a) Panjang sisi (s)
1
b) Keliling (K) Penyelesaian : a) Jelas L =
⇔ 169 =
1
255
⇔ ⇔
3
= √169 = 13
Jadi panjang sisi ( ) = 13 cm
b) Jelas K = 4 = 4.13 = 52
Jadi keliling persegi = 52 cm
Skor Maksimal
Skor Total
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS/JS x 100
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total Skor JS : Jumlah Skor Maksimal
1 2 1 10 30
256 Lampiran 29 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL (01) Satuan Pendidikan
: SMP N 2 Candimulyo
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII/2
Materi Pokok
: Persegi Panjang, Persegi, Jajar Genjang
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya B. KOMPETENSI DASAR 6. 2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang C. INDIKATOR 6.2.83. Menuliskan pengertian persegi panjang 6.2.84. Menuliskan pengertian persegi 6.2.85. Menuliskan pengertian trapesium 6.2.86. Menuliskan pengertian jajar genjang 6.2.87. Menuliskan pengertian belah ketupat 6.2.88. Menuliskan pengertian layang-layang 6.2.89. Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.90. Menjelaskan sifat-sifat persegi ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.91. Menjelaskan sifat-sifat trapesium ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.92. Menjelaskan sifat-sifat jajar genjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya
257
6.2.93. Menjelaskan sifat-sifat belah ketupat ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 6.2.94. Menjelaskan sifat-sifat layang-layang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui pembelajaran dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi D.1.1. Peserta didik dapat menuliskan pengertian persegi panjang dengan bahasa sendiri secara jelas dan mudah. D.2.1. Peserta didik dapat menuliskan pengertian persegi dengan bahasa sendiri secara jelas dan mudah. D.4.1. Peserta didik dapat menuliskan pengertian jajar genjang dengan bahasa sendiri secara jelas dan mudah. D.7.1. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat persegi panjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya. D.8.1. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat persegi ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya. D.10.1. Peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat jajar genjang ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya. E. MATERI PEMBELAJARAN Jajar Genjang (A Parallelogram) 2.1.11.1.1
Definisi
A parallelogram is a quadrilateral with both pairs of opposite sides parallel (Jajar genjang adalah sebuah segi empat yang mempunyai sepasang sisi yang sejajar). 2.1.11.1.2
Sifat-sifat jajar genjang
(1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang (2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar. (3) Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang.
258
(4) Mempunyai simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki simetri lipat Persegi Panjang (A Rectangle) 2.1.11.2.9
Definisi A rectangle is a parallelogram with four right angles(persegi panjang adalah jajar genjang yang mempunyai 4 sudut siku-siku).
2.1.11.2.10
Sifat-sifat persegi panjang (1) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang (2) Mempunyai dua buah diagonal yang sama panjang dan saling berpotongan di titik pusat persegi. Titik tersebut membagi diagonal menjadi dua bagian sama panjang. (3) Mempunyai 2 sumbu simetri yaitu vertikal dan horizontal
Persegi (A Square) 2.1.11.3.9
Definisi
A square is a rectangle with four congruent sides (persegi adalah persegi panjang yang mempunyai empat sisi yang kongruen) Maka persegi : a. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku b. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan di tengah-tengah, serta membagi dua sama panjang 2.1.11.3.10
Sifat-sifat persegi
(1) Semua sisinya sama panjang (2) Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. (3) Diagonal-diagonalnya berpotongan tegak lurus dan membentuk sudut siku-siku. (4) Memiliki 4 sumbu simetri F. METODE PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran Ekspositori
259
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama (2 x 40 menit) Pendahuluan (±10 menit) Fase 1 : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1.
Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran)
2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3.
Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar
4.
Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang bentuk-bentuk dari jajar genjang dan persegi panjang di dalam kehidupan sehari-hari
Kegiatan Inti (±60 menit) Fase 2: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 5.
Guru menjelaskan materi tentang jajar genjang dan persegi panjang dengan mengarahkan peserta didik
untuk
dapat merumuskan definisi
dan
menjelaskan sifat-sifatnya 6.
Guru menggambar model jajar genjang (gambar 1 2) di papan tulis dan meminta peserta didik menyebutkan bentuk dari model bangun tersebut C
D
C B
A Gambar 1
E Gambar 2
B D Gambar 3
7.
E A
Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik secara acak mengenai unsur-unsur jajar genjang (gambar2) yaitu ”Manakah yang disebut dengan alas dan tinggi jajar genjang?”
260
8.
Guru mengubah posisi model jajar genjang (gambar3) dan menanyakan ”Manakah yang disebut alas dan tinggi jajar genjang?”
9.
Untuk menjawab pertanyaan guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawabnya sehingga setiap peserta didik terlibat aktif.
10. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain apabila terdapat jawaban yang kurang tepat dari temanya. 11. Guru dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesimpulan definisi dan unsur-unsur jajar genjang 12. Guru menjelaskan sifat-sifat jajar genjang dan bersama-sama peserta didik menunjukkan sifat-sifat tersebut dengan menyajikan dalam bentuk gambar dan tulisan. Misalnya untuk menunjukkan sifat jajar genjang bahwa sisi-sisi yang berhadapan sama panjang Diketahui
: Jajar genjang ABCD
Tunjukkan
: AB = CD dan BC = AD
Penyelesaian : D D
A
Putarlah
A
C
C
D B
O B
A
B
A O D
C
B
∆ ABD setengah putaran (180°) pada titik O, sehingga diperoleh
AB ↔ CD dan BC ↔ AD.
Akibatnya AB = CD dan BC = AD
13. Guru menggambar sebuah model persegi panjang (gambar 1 dan 2) di papan tulis dan meminta peserta didik menyebutkan bentuk dari model bangun C
tersebut D
B
C
A
B Gambar 2
D Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3 Gambar 3
A
C
261
14. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik secara acak mengenai unsur-unsur persegi panjang (gambar2) yaitu ”Manakah yang disebut dengan panjang dan lebar persegi panjang?” 15. Guru mengubah posisi model persegi panjang (gambar3) dan menanyakan ”Manakah yang disebut panjang dan lebar persegi panjang?” 16. Untuk menjawab pertanyaan guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawabnya sehingga setiap peserta didik terlibat aktif. 17. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain apabila terdapat jawaban yang kurang tepat dari temanya. 18. Guru dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesimpulan mengenai definisi dan unsur-unsur persegi panjang 19. Guru menjelaskan sifat-sifat persegi panjang dan bersama-sama peserta didik membuktikan sifat-sifat tersebut dengan menyajikan dalam bentuk gambar dan tulisan. Misalnya untuk membuktikan sifat persegi panjang bahwa sisisisi yang berhadapan sama panjang Diketahui : persegi panjang ABCD (gambar 4) Buktikan : Bukti :
=
dan D
=
K
D
C
M
A
A
B
L
Gambar 4
Lipatlah model persegi panjang menurut sumbu KL Diperoleh Akibatnya
↔
=
dan
↔
sehingga
↔
Lipatlah model persegi panjang menurut sumbu MN Diperoleh Akibatnya
↔
=
dan B ↔
sehingga
↔
C
N
B
262
Fase 3: Latihan Terbimbing 20. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan sifat-sifat jajar genjang dan persegi panjang sebagai berikut : : Model jajar genjang PQRS, PQ = 8 cm, QR = 5 cm, dan ∠
Diketahui 60°
Ditanya
=
: Semua ukuran panjang sisi dan besar sudut-sudutnya
Penyelesaian : Sketsa gambar jajar genjang PQRS S
R 5 cm
0
P
60
Q
8 cm
Berdasarkan sifat-sifat jajar genjang bahwa : Sisi yang berhadapan sama panjang, maka PQ = RS dan QR = PS
e
Sehingga RS = 8 cm dan PS = 5 cm. f
Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
Maka ∠
=∠
= 60° dan ∠
=∠
Kita ketahui jumlah semua sudut jajar genjang 3600, maka : ∠
+∠
+∠
⇔ 60 + 60 + ∠ ⇔ 2. ∠ ⇔∠
Jadi ∠
= 240
+∠
+∠
= 360
= 360
= 120
= 120° sehingga ∠
= 120°
21. Guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan soal latihan tersebut 22. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan halhal yang belum mereka pahami. Fase 4: Latihan Mandiri Elaborasi : 23. Guru memberikan lembar soal (Lampiran 1) kepada peserta didik untuk mereka kerjakan 24. Guru berkeliling untuk mengawasi pekerjaan peserta didik. Guru dapat bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan.
263
Fase 5: Pembahasan Materi 25. Guru menunjuk peserta didik untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas 26. Peserta didik dengan bantuan guru membahas soal-soal tersebut. 27. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang dipelajari Fase 6: Penghargaan Konfirmasi : 28. Guru memberikan apresiasi terhadap peserta didik yang menjawab benar dan memberikan motivasi kepada yang belum berhasil menjawab 29. Guru mengulangi secara klasikal strategi penyelesaian soal-soal tersebut Penutup (±10 menit) 30. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui. 31. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 32. Guru memberikan PR (Lampiran 2) 33. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu persegi 34. Guru menutup pelajaran dengan salam. Pertemuan Kedua (1 x 40 menit) Pendahuluan (±5 menit) Fase 1 : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran) 2.
Guru menanyakan PR apakah perlu adanya pembahasan
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4.
Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar
5. Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang bentuk-bentuk dari jajar genjang dan persegi panjang di dalam kehidupan sehari-hari
264
Kegiatan Inti (±30 menit) Fase 2: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik 1. Guru menggambar sebuah model persegi (gambar 5.i) di papan tulis dan meminta peserta didik menyebutkan bentuk dari model bangun tersebut D
C
A
B
C
D
ii
i
B
A iii
Gambar 5
2. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik secara acak mengenai unsur-unsur persegi (gambar 5.ii) yaitu ”Manakah yang disebut dengan sisi persegi?” 3. Guru mengubah posisi model persegi (gambar 5.iii) dan menanyakan ”Manakah yang disebut sisi persegi?” 4. Untuk menjawab pertanyaan guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawabnya sehingga setiap peserta didik terlibat aktif. 5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain apabila terdapat jawaban yang kurang tepat dari temanya. 6. Guru dan peserta didik secara bersama-sama membuat kesimpulan mengenai definisi dan unsur-unsur persegi 7. Guru menjelaskan sifat-sifat persegi dan bersama-sama peserta didik membuktikan sifat-sifat tersebut dengan menyajikan dalam bentuk gambar dan tulisan. Misalnya untuk membuktikan sifat persegi bahwa semua sisinya sama panjang Diketahui : Persegi ABCD Buktikan : Bukti :
=
=
=
Perhatikan model persegi ABCD di bawah ini (gambar 6)
265 D C
B
C
D
D
C
T
T
A
B
C
B
B
A
B
A
(i)
(ii)
(iii)
Dibalik menurut diagonal AC
Model persegi ABCD Gambar 6
Dibalik menurut diagonal BD
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC (i) maka ,
jadi
↔
, jadi
=
=
dan
↔ ,
↔ ,
↔
,
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD (iii) maka ,
↔
↔ ,
, jadi
↔ ,
=
Jadi
=
=
↔
=
dan , jadi
C
T
D
A
A
D
↔ ,
↔
↔ ,
↔
=
Fase 3: Latihan Terbimbing 8. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan sifat-sifat persegi sebagai berikut : Diketahui
: Model persegi ABCD
Ditanya
:
a. Tuliskan empat ruas garis yang sama panjang dan merupakan sisi-sisinya b. Tuliskan empat sudut siku-siku pada titik-titik sudutnya Penyelesaian : Sketsa gambar persegi ABCD D
C
B
A
Berdasarkan sifat-sifat jajar genjang bahwa : a. Sisi dari persegi adalah sama panjang, yaitu sisi AB, sisi BC, sisi CD, dan sisi AD
b. Sudut yang siku-siku pada titik sudutnya yaitu ∠
,∠
,∠
, dan ∠
9. Guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan soal latihan tersebut
266
10. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan halhal yang belum mereka pahami. Fase 4: Latihan Mandiri Elaborasi : 11. Guru memberikan lembar soal (Lampiran 1) kepada peserta didik untuk mereka kerjakan 12. Guru berkeliling untuk mengawasi pekerjaan peserta didik. Guru dapat bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan. Fase 5: Pembahasan Materi 13. Guru menunjuk peserta didik untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas. 14. Peserta didik dengan bantuan guru membahas soal-soal tersebut. 15. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang dipelajari Fase 6: Penghargaan Konfirmasi : 16. Guru memberikan apresiasi terhadap peserta didik yang menjawab benar dan memberikan motivasi kepada yang belum berhasil menjawab 17. Guru mengulangi secara klasikal strategi penyelesaian soal-soal tersebut Penutup (±5 menit) 18. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui. 19. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 20. Guru memberikan PR (Lampiran 2) 21. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu menentukan keliling dan luas daerah jajar genjang, persegi panjang, dan persegi 22. Guru menutup pelajaran dengan salam. H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Alat/Media Pembelajaran Whiteboard dan Spidol 2. Sumber Belajar
267
Sukino dan Simangunsong W. 2007. MATEMATIKA untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga dan buku referensi lain yang relevan. I. PENILAIAN 1. Jenis Tagihan
: Tugas Individu
2. Bentuk Instrumen
: Tes uraian
3. Contoh Instrumen
:
Pertemuan I (± 7 menit) 1. Dengan kalimat sendiri tuliskan pengertian dari persegi panjang! 2. Tuliskan tiga sifat dari jajar genjang! Kunci Jawaban dan Penskoran No Soal 1
Kunci Jawaban Persegi panjang adalah jajar genjang yang mempunyai empat
Skor 5
sudut siku-siku A rectangle is a parallelogram with four right angles Skor Maksimal 2
5
Sifat-sifat dari jajar genjang adalah 9) Sisi – sisi yang berhadapan sama panjang 10) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar 11) Mempunyai dua buah diagonal yang berpotongan di satu titik dan saling membagi dua sama panjang 12) Mempunyai empat simetri putar tingkat dua dan tidak memiliki simetri lipat. Menuliskan 1 sifat dengan benar dan jelas
5
Menuliskan 2 sifat dengan benar dan jelas
10
Menuliskan 3 sifat dengan benar dan jelas
15
Skor Maksimal
15
Total Skor
20
268
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS/JS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor JS : Jumlah Soal Pertemuan II (± 4 menit) 3. Diketahui persegi ABCD dengan O titik potong kedua diagonal. Tunjukkan bahwa ∠
=∠
=∠
=∠
= 90°!
Kunci Jawaban dan Penskoran
No Soal 1
Kunci Jawaban
Skor
Diketahui : persegi ABCD dan O titik potong kedua diagonal Diitanya : Tunjukkan ∠ Penyelesaian
:
=∠
=∠
=∠
Perhatikan model persegi ABCD di bawah ini D C D C D C O D B
A
= 90° C
2
O B
A
B
1
A B
A
Dengan pusat titik O, putarlah model persegi ABCD seperempat putaran berlawanan arah jarum jam, sehingga diperoleh : ∠
↔∠
sehingga ∠
↔∠
sehingga ∠
∠
↔∠
∠
↔∠
∠
=∠
1
=∠
1
sehingga ∠
=∠
sehingga ∠
=∠
1 1
Karena persegi ABCD dapat menempati bingkainya kembali, maka dikatakan bahwa ∠
=∠
=∠
Sudut satu putaran penuh adalah 360º, akibatnya ∠
=∠
=∠
=∠
=
=∠
360° = 90° 4
1
2
269
Skor Maksimal
10
Total Skor
10
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS/JS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor JS : Jumlah Soal Magelang, ... Mei 2011 Mengetahui, Guru Pamong
Mahasiswa Praktikan
Sri Harjono NIP.19650106 198703 1 006
Santi Nurul Khusnaini NIM.4101407112
270
Lampiran 1 : Lembar Soal Pertemuan I 1. Diketahui model jajar genjang ABCD dengan panjang AB = p cm, BC = q cm, dan ∠
= °.
a. Gambarlah keadaan jajar genjang tersebut! b. Tentukan panjang CD dan panjang AD! c. Tentukan besar ∠
,∠
, dan ∠
!
2. Diketahui sebuah model persegi panjang KLMN dengan P sebagai titik potong kedua diagonal. a. Gambarlah persegi panjang tersebut! b. Tuliskan pasangan sudut yang saling berhadapan! c. Tuliskan pasangan garis yang sejajar dan sama panjang! d. Tuliskan pasangan garis diagonal! 3. Diketahui sebuah model persegi panjang ABCD. Tunjukkan bahwa panjang sisi AD = panjang sisi BC dan panjang sisi AB = panjang sisi DC!
4. Diketahui model jajar genjang KLMN dengan titik O adalah titik potong
diagonal KM dan LN. Gambarlah jajar genjang tersebut dan tunjukkan bahwa ∠KNM dan ∠KLM mempunyai ukuran besar sudut yang sama! Pertemuan II 1. Tuliskan pengertian dari persegi dan tuliskan beberapa contoh minimal 3 benda yang berbentuk persegi! 2. Tuliskan sifat-sifat dari persegi! 3. Diketahui sebuah persegi ABCD. a. Tuliskan empat ruas garis yang sama panjang dan merupakan sisi-sisinya b. Tuliskan empat sudut siku-siku pada titik-titik sudutnya 4. Nyatakan benar (B) atau salah (S) dari pernyataan berikut : a. Sisi-sisi persegi yang berhadapan sama panjang dan sejajar b. Diagonal-diagonal persegi sama panjang, berpotongan, dan saling tegak lurus
271
c. Diagonal persegi membagi sudut persegi sama besar d. Segi empat yang keempat sudutnya siku-siku adalah persegi e. Segi empat yang semua sisinya sama panjang adalah persegi f. Segi empat yang diagonalnya saling tegak lurus adalah persegi
272
Lampiran 2 : Soal PR Pertemuan I 1. Nyatakan benar (B) atau salah (S) pernyataan berikut ini! a. Persegi panjang mempunyai sifat keempat sisinya sama panjang b. Apabila terdapat dua sudut siku-siku dari suatu segi empat, maka segi empat itu adalah persegi panjang c. Diagonal-diagonal persegi panjang mempunyai panjang yang sama d. Keempat sudut persegi panjang adalah siku-siku e. Pada sudut persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang tetapi tidak sejajar 2. Gambar di bawah ini menunjukkan persegi panjang KLMN M
6 cm
N 4 cm K
L
a. Tuliskan dua pasang sisi yang sama panjang! b. Tentukan panjang KL dan LM 3. Lengkapilah sudut-sudut jajar genjang ABCD berikut ini C
D
60 º
A
∠ ∠
∠
B
=⋯
=⋯
=⋯
4. Jika diketahui jajar genjang ABCD dengan O sebagai titik potong kedua diagonal AC dan BD, maka tunjukkan bahwa =
=
!
=
=
dan
273
Kunci Jawaban dan Penskoran No Soal 1
Kunci Jawaban
Skor
k. Persegi panjang mempunyai sifat keempat sisinya sama panjang (S) l.
2
Apabila terdapat dua sudut siku-siku dari suatu segi empat, maka segi empat itu adalah persegi panjang (B)
2
m. Diagonal-diagonal persegi panjang mempunyai panjang yang sama (B) n. Keempat sudut persegi panjang adalah siku-siku (B)
2
o. Pada sudut persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang tetapi tidak sejajar (S)
2 2 Skor Maksimal
2
10
Gambar di bawah ini menunjukkan persegi panjang KLMN M
6 cm
N 4 cm K
L e. Dua pasang sisi yang sama panjang adalah KL = MN dan KN = LM
5
f.
5
KL = 6 cm dan LM = 4 cm
10
Skor Maksimal 3
Lengkapilah sudut-sudut jajar genjang ABCD berikut ini C D
∠
A
=∠
∠
=∠
∠
= 120°
Jadi ∠ ∠ 4
60 º
3
B = 60°
1 = (360 − 60 − 60) = 120° 2
3 2
= 120°
2 2
= 60°
10
Skor Maksimal
Diketahui
: jajar genjang ABCD (gambar 1)
Tunjukkan
:
=
=
dan
=
2 =
274
Penyelesaian
:
D D
A
C
C
D B
A O
O B
A
B
D
C
A
Model jajar genjang ABCD
↔
dan
Hal ini menunjukkan bahwa Padahal Jadi
=
+
=
=
dan dan
↔
=
=
+
dan
=
=
=
Skor Maksimal Total Skor
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor Pertemuan II 5. Lengkapilah panjang pada setiap persegi berikut e.
N
M P L
K 4 cm
KN = … cm
KM = … cm
KP = … cm
MN = … cm
LN = … cm
MP = … cm
ML = … cm
2
B
Gambar 1
Putarlah ∆ ABD setengah putaran (180°) pada titik O.
Diperoleh
C
LP = … cm NP = … cm
2 1 1 1 1 10 40
275
f.
D
C OC=4 cm O
A
B
AC = … cm
AB = … cm
BD = … cm
BC = … cm
AO = … cm
CD = … cm
BO = … cm
AD = … cm
DO = … cm 6. Tunjukkan bahwa semua sisi pada persegi adalah sama panjang! Kunci Jawaban dan Penskoran No Soal 1
Kunci Jawaban a. N
Skor
M P
K
L 4 cm 1
KN = 4 cm
1
MN = 4 cm
1
ML = 4 cm Untuk Menghitung Panjang KM Dan LN Digunakan Rumus Pythagoras KM =
KL + ML =
3 4 + 4 = √16 + 16 = √32 = 4√2
Jadi KM = 4√2 cm dan LN = 4√2 cm
1 1 KP = MP = LP = NP = KM = 4√2 = 2√2 2 2
Jadi KP = 2√2 cm, MP = 2√2 cm, LP = 2√2 cm, dan NP = 2√2 cm
2 3 4
276
b.
D
C OC=4 cm O B
A
4
AC = BD = 2.CO = 2.4=8 Jadi AC = 8 cm dan BD = 8 cm
4
AO = BO = DO = OC AO = 4 cm BO = 4 cm DO = 4 cm AB = BC = CD = AD
3
AB + BC = AC ⇔ 2AB = AC ⇔ 2AB = 8
⇔ 2AB = 64 ⇔ AB = 32
⇔ AB = √32
⇔ AB = 4√2
4
Jadi AB = 4√2 cm, BC = 4√2 cm, CD = 4√2 cm, dan AD = 4√2 cm 2
Skor Maksimal
20
Misalkan diketahui model persegi ABCD =
Tunjukkan bahwa Penyelesaian
:
=
=
Perhatikan model persegi ABCD di bawah ini D D C
C
2
T
T A
C
B
B
Dibalik menurut diagonal AC
A A
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal AC maka
D B 3
277
↔ ,
↔ ,
↔ , D
↔ ,
↔
↔
C
T
, jadi
=
dan
=
D A
D
Dibalik menurut diagonal BD
B
A
, jadi
C
2
T C A
B B
Jika model persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD maka ↔ , ↔ ,
Jadi
↔ ,
↔ ,
=
=
↔
↔
=
, jadi
, jadi
=
dan
=
Skor Maksimal Total Skor
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor
3
10 30
278
Lampiran 30 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL (02) Satuan Pendidikan
: SMP N 2 Candimulyo
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VII/2
Materi Pokok
: Persegi Panjang, Persegi, Jajar Genjang
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit
A. STANDAR KOMPETENSI 6. Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya B. KOMPETENSI DASAR 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah C. INDIKATOR 6.2.95. Menemukan rumus dan menghitung keliling segitiga 6.2.96. Menemukan rumus dan menghitung keliling persegi panjang 6.2.97.
Menemukan rumus dan menghitung keliling persegi
6.2.98. Menemukan rumus dan menghitung keliling trapesium 6.2.99. Menemukan rumus dan menghitung keliling jajar genjang 6.2.100. Menemukan rumus dan menghitung keliling belah ketupat 6.2.101. Menemukan rumus dan menghitung keliling layang-layang 6.2.102. Menggunakan rumus keliling segitiga dalam pemecahan masalah 6.2.103. Menggunakan rumus keliling persegi panjang dalam pemecahan masalah 6.2.104. Menggunakan rumus keliling persegi dalam pemecahan masalah 6.2.105. Menggunakan rumus keliling trapesium empat dalam pemecahan masalah 6.2.106. Menggunakan rumus keliling jajar genjang dalam pemecahan masalah
279
6.2.107. Menggunakan rumus keliling belah ketupat dalam pemecahan masalah 6.2.108. Menggunakan rumus keliling layang-layang dalam pemecahan masalah 6.2.109. Menemukan rumus dan menghitung luas bangun segitiga 6.2.110. Menemukan rumus dan menghitung luas persegi panjang 6.2.111. Menemukan rumus dan menghitung luas persegi 6.2.112. Menemukan rumus dan menghitung luas trapesium 6.2.113. Menemukan rumus dan menghitung luas jajar genjang 6.2.114. Menemukan rumus dan menghitung luas belah ketupat 6.2.115. Menemukan rumus dan menghitung luas layang-layang 6.2.116. Menggunakan rumus luas bangun segitiga dalam pemecahan masalah 6.2.117. Menggunakan rumus luas persegi panjang dalam pemecahan masalah 6.2.118. Menggunakan rumus luas persegi empat dalam pemecahan masalah 6.2.119. Menggunakan rumus luas trapesium dalam pemecahan masalah 6.2.120. Menggunakan rumus luas jajar genjang dalam pemecahan masalah 6.2.121. Menggunakan rumus luas belah ketupat dalam pemecahan masalah 6.2.122. Menggunakan rumus luas layang-layang dalam pemecahan masalah D. TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui pembelajaran dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi D.2.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus keliling persegi panjang dengan menjumlahkan semua sisinya D.2.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus keliling persegi panjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.9.1. Peserta didik dapat menggunakan rumus keliling persegi panjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.3.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus keliling persegi dengan menjumlahkan semua sisinya
280
D.3.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus keliling persegi dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.10.1 Peserta didik dapat menggunakan rumus keliling persegi dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.5.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus keliling jajar genjang dengan menjumlahkan semua sisinya D.5.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus keliling jajar genjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.12.1 Peserta didik dapat menggunakan rumus keliling jajar genjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.16.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus luas daerah persegi panjang D.16.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus luas daerah persegi panjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.23.1. Peserta didik dapat menggunakan rumus luas daerah persegi panjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.17.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus luas dan persegi D.17.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus luas persegi dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar D.24.1. Peserta didik dapat menggunakan rumus luas daerah persegi dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah D.19.1. Peserta didik dapat menjelaskan cara menemukan rumus luas daerah jajar genjang D.19.2. Peserta didik dapat menuliskan rumus luas daerah jajar genjang dalam simbol matematika dengan bahasa sendiri secara jelas dan benar
281
D.26.1. Peserta didik dapat menggunakan rumus luas daerah jajar genjang dengan menerapkan rumus yang telah ditemukan dalam penyelesaian suatu masalah E. MATERI PEMBELAJARAN Jajar Genjang (A Parallelogram) 2.1.11.1.3
Keliling Jajar Genjang
Apabila panjang dua sisi yang tidak sejajar masing-masing a dan b, keliling jajargenjang
+
2.1.11.1.4
+
+
= 2 + 2 = 2( + )
Luas Daerah Jajar Genjang
Jika sisi alas (a) dan tinggi (t), maka luas daerah jajar genjang (L) adalah alas x tinggi atau L = a x t
Persegi Panjang (A Rectangle) 2.1.11.1.5
Keliling Persegi Panjang
Jika ABCD adalah persegi panjang dengan panjang = p dan lebar = l. Maka keliling persegi panjang ABCD (K) adalah +
+ = 2 + 2 = 2( + ) 2.1.11.1.6
=
+
+
+
=
+
Luas Daerah Persegi Panjang
Jika p ukuran panjang AB dan l ukuran panjang BC maka luas daerah persegi panjang ABCD adalah panjang x lebar atau L = p x l Persegi (A Square) 2.1.11.1.7
Keliling Persegi
Jika persegi dengan panjang sisi = s, maka keliling persegi adalah +
+
= + + + dan dapat ditulis:
2.1.11.1.8
Luas Daerah Persegi
= 4
Jika s ukuran panjang sisi persegi maka luas daerah persegi adalah = F. METODE PEMBELAJARAN Metode Pembelajaran Ekspositori
=
+
= x atau
282
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan Pertama (1 x 40 menit) Pendahuluan (±5 menit) Fase 1: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1.
Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran)
2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3.
Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar
4.
Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang definisi dan sifat-sifat dari jajar genjang.
Kegiatan Inti (±30 menit) Fase 2: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 5.
Guru menjelaskan materi tentang jajar genjang dengan mengarahkan peserta didik untuk dapat menemukan rumus keliling dan luas daerahnya
6.
Guru menggambar model jajar genjang diarsir dan tidak diarsir
7.
Peserta didik diminta mengamati
8.
Guru memberi pertanyaan kepada peserta didik dengan menunjukkan alat peraga jajar genjang dari kawat dan kertas.
”Manakah yang disebut jajar genjang? ” ”Tunjukkan yang dimaksud dengan keliling dan mengelilingi jajar genjang?” Perhatikan gambar di bawah ini. S
P= Jika PQ = RS
dan QR = PS = , maka keliling jajar genjang PQRS (K)
= PQ + ⋯ + ⋯ + ⋯ = ⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯ = 2…+ 2…
= 2(… + ⋯ )
Q
R
283
9.
Guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawab pertanyaan dengan maksud peserta didik dapat aktif mengikuti pembelajaran
10. Guru memberi kesempatan peserta didik lain untuk menjawab jika jawaban dari temannya kurang tepat 11. Guru bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan mengenai keliling jajar genjang 12. Guru menggambar model jajar genjang dengan maksud mengarahkan peserta didik dalam menentukan rumus luas daerah jajar genjang 13. Guru meminta peserta didik memutar model ∆KLN dengan pusat O sejauh 1800 (setengah putaran) seperti pada gambar di bawah ini. N
b K
M
t P
O a
L
14. Guru memberi pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan kepada peserta didik untuk menemukan rumus luas daerah jajar genjang. Pertanyaanpertanyaan tersebut adalah ”Model bangun apakah yang terbentuk dari pemutaran model ∆
?”
”Jadi, terbentuk dari bangun apakah sebuah jajar genjang KLMN?” Panjang KL = ... dan tinggi jajar genjang KLMN = ... Luas daerah jajar genjang … = …x x…x… …
= . . . x luas segitiga
= ... x …
Jadi, jika sisi alas (a) dan tinggi (t), maka luas daerah jajar genjang (L) adalah L = ... x …
15. Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan mengenai rumus luas daerah jajar genjang Fase 3: Latihan Terbimbing 16. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan keliling dan luas daerah jajar genjang sebagai berikut :
284
Diketahui
: Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah model jajar genjang
ABCD
D
C
10 cm A
8 cm 25 cm
B
E
Ditanyakan : keliling dan luas daerah jajar genjang ABCD Jawab : Keliling (K) = AB + BC + CD + AD
Karena AB = CD dan BC = AD maka
K = 25 + 10 + 25 + 10 = (2x25) + (2x10) = 50 + 20 = 70 Jadi keliling jajar genjang ABCD = 70 cm
Luas (L) = alas x tinggi = AB x CE = 25 x 8 = 200 Jadi luas daerah jajar genjang ABCD adalah 200 cm2
17. Guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan soal latihan tersebut 18. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan halhal yang belum mereka pahami. Fase 4: Latihan Mandiri Elaborasi : 19. Guru memberikan lembar soal (Lampiran 1) kepada peserta didik untuk mereka kerjakan 20. Guru berkeliling untuk mengawasi pekerjaan peserta didik. Guru dapat bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan. Fase 5: Pembahasan Materi 21. Guru menunjuk peserta didik untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas 22. Peserta didik dengan bantuan guru membahas soal-soal tersebut. 23. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang dipelajari Fase 6: Penghargaan Konfirmasi : 24. Guru memberikan apresiasi terhadap peserta didik yang menjawab benar dan memberikan motivasi kepada yang belum berhasil menjawab
285
25. Guru mengulangi secara klasikal strategi penyelesaian soal-soal tersebut Penutup (±5 menit) 26. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui. 27. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 28. Guru memberikan PR (Lampiran 2) 29. Peserta didik diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu persegi 30. Guru menutup pelajaran dengan salam. Pertemuan Kedua (2 x 40 menit) Pendahuluan (±10 menit) Fase 1 : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Guru menyiapkan kondisi fisik peserta didik (meliputi mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, dan mengkondisikan kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran) 2. Guru menanyakan PR apakah perlu ada pembahasan 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru memberi motivasi dan menginformasikan pentingnya materi ini dikuasai oleh peserta didik agar peserta didik lebih semangat dalam belajar 5. Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan menanyakan kepada peserta didik tentang definisi dan sifat-sifat dari persegi panjang dan persegi. Kegiatan Inti (±60 menit) Fase 2: Guru menyajikan informasi kepada peserta didik Eksplorasi : 1. Guru menjelaskan materi tentang persegi panjang dan persegi dengan mengarahkan peserta didik untuk dapat menemukan rumus keliling dan luas daerahnya 2. Guru menggambar model persegi panjang diarsir dan tidak diarsir 3. Peserta didik diminta mengamati 4. Guru
memberi
pertanyaan-pertanyaan
kepada
peserta
didik
mengarahkan peserta didik menemukan rumus keliling persegi panjang.
untuk
286
”Manakah yang disebut persegi panjang? ” ”Tunjukkan yang dimaksud dengan keliling dan mengelilingi persegi panjang?” Perhatikan gambar di bawah ini p
D
C l
l A
p
B
Jika ABCD adalah persegi panjang dengan AB=DC= p dan BC = AD = l. Maka keliling persegi panjang ABCD (K) adalah =
+ ⋯+ ⋯+⋯
= ⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯ = 2…+ 2…
= 2(… + ⋯ )
5. Guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawab pertanyaan dengan maksud peserta didik dapat aktif mengikuti pembelajaran 6. Guru memberi kesempatan peserta didik lain untuk menjawab jika jawaban dari temannya kurang tepat 7. Guru bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan mengenai keliling persegi panjang 8. Guru menggambar model persegi panjang berpetak kepada peserta didikdi papan tulis 9. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta didik menemukan rumus luas daerah persegi panjang. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut :
Perhatikan model persegi panjang berpetak di bawah ini D
C l
A
Panjang AB = ... persegi satuan Lebar BC = ... persegi satuan
p
B
287
Luas = ⋯ satuan luas
= ⋯ x… = ⋯ x…
Jika p ukuran panjang AB dan l ukuran panjang BC maka luas daerah persegi = ⋯ x…
panjang ABCD adalah
10. Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan mengenai rumus luas daerah persegi panjang 11. Guru menggambar model persegi diarsir dan tidak diarsir 12. Peserta didik diminta mengamati 13. Guru
memberi
pertanyaan-pertanyaan
kepada
peserta
didik
untuk
mengarahkan peserta didik menemukan rumus keliling persegi. ”Manakah yang disebut persegi? ” ”Tunjukkan yang dimaksud dengan keliling dan mengelilingi persegi?” Perhatikan gambar di bawah ini S
s
s
P
R s
s
Q
Jika PQRS adalah persegi dengan PQ = QR = RS = PS = s. Maka keliling persegi PQRS (K) adalah =
+ ⋯+ ⋯+ ⋯
= ⋯+ ⋯+ ⋯+ ⋯ =⋯
14. Guru menunjuk peserta didik secara acak untuk menjawab pertanyaan dengan maksud peserta didik dapat aktif mengikuti pembelajaran 15. Guru memberi kesempatan peserta didik lain untuk menjawab jika jawaban dari temannya kurang tepat 16. Guru bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan mengenai keliling persegi . 17. Guru menggambar model persegi di papan tulis
288
18. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan peserta didik menemukan rumus luas daerah persegi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut. Perhatikan model persegi berpetak di bawah ini D
C
A
B s
Panjang AB = ... persegi satuan Lebar BC = ... persegi satuan Luas = ⋯ satuan luas
= ⋯ x…
= ⋯ x… = ⋯ x…
Jika s ukuran panjang AB = BC = CD = AD maka luas daerah persegi ABCD adalah
= ⋯ x … = ……
19. Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan mengenai rumus luas daerah persegi Fase 3: Latihan Terbimbing 20. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan rumus keliling dan luas daerah persegi panjang, dan persegi sebagai berikut : 1) Tentukan keliling dan luas persegi panjang jika panjangnya 10 cm dan lebarnya 7 cm. Diketahui : p = 10 cm dan l = 7 cm Ditanyakan : keliling (K) dan luas (L) persegi panjang Jawab : K = 2( + ) = 2(10 + 7) = 34
Jadi keliling persegi panjang adalah 34 cm L=
x
= 10 x 7 = 70
Jadi luas persegi panjang adalah 70 cm2
289
2) Tentukan keliling dan luas persegi jika panjang sisinya 17 cm Diketahui : s = 17 cm Ditanyakan : keliling (K) dan luas (L) persegi Jawab : K = 4 = 4.17 = 68
Jadi keliling persegi adalah 68 cm L = s = 17 = 289
Jadi luas persegi adalah 289 cm2
21. Guru membimbing peserta didik dalam mengerjakan soal latihan tersebut 22. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan halhal yang belum mereka pahami.
Fase 4: Latihan Mandiri Elaborasi : 23. Guru memberikan lembar soal (Lampiran 1) kepada peserta didik untuk mereka kerjakan 24. Guru berkeliling untuk mengawasi pekerjaan peserta didik. Guru dapat bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan. Fase 5: Pembahasan Materi 25. Guru menunjuk peserta didik untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas 26. Peserta didik dengan bantuan guru membahas soal-soal tersebut. 27. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang dipelajari Fase 6: Penghargaan Konfirmasi : 28. Guru memberikan apresiasi terhadap peserta didik yang menjawab benar dan memberikan motivasi kepada yang belum berhasil menjawab 29. Guru mengulangi secara klasikal strategi penyelesaian soal-soal tersebut Penutup (±10 menit) 30. Peserta didik bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah dilalui. 31. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu oleh peserta didik 32. Guru memberikan PR (Lampiran 2)
290
33. Guru menutup pelajaran dengan salam. H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Alat/Media Pembelajaran Whiteboard dan Spidol 2. Sumber Belajar Sukino dan Simangunsong W. 2007. MATEMATIKA untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga dan buku referensi lain yang relevan. I. PENILAIAN 1. Jenis Tagihan
: Tugas Individu
2. Bentuk Instrumen
: Tes uraian
3. Contoh Instrumen
:
Pertemuan I (± 4 menit) 1. Tentukan keliling jajar genjang ABCD jika panjang AB= 10 cm dan panjang AD = 9 cm! 2. Hitunglah luas daerah jajar genjang jika diketahui panjang alas 12 cm dan tinggi jajar genjang 10 cm! Kunci Jawaban dan Penskoran No Soal 1
Kunci Jawaban
Skor
Diketahui : jajar genjang ABCD dengan panjang AB = 10 cm dan
2
panjang AD = 9 cm Ditanya : keliling jajar genjang ABCD Jawab
:
Misalkan K = keliling jajar genjang Sketsa gambar jajar genjang ABCD 10 cm
D
C
9 cm
A
1
9 cm
10 cm
B
291
K = 2(AB + AD) = 2(10 + 9) = 2.19 = 38
Jadi keliling jajar genjang ABCD adalah 38 cm Skor Maksimal 2
1 1 5
Diketahui : alas (a) = 12 cm dan tinggi (t) = 10 cm
1
Ditanya : luas daerah jajar genjang Jawab : Misal L = luas daerah jajar genjang
1
L = alas x tinggi
1
L = a x t = 12 x 10 =120
1 2
Jadi luas daerah jajar genjang adalah 120 cm Skor Maksimal Total Skor
1 5 10
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 10
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor
Pertemuan II (± 8 menit) 1. Sawah Pak Ahmad berbentuk persegi panjang dengan panjang 250 meter dan lebar 150 meter. a. Hitunglah keliling sawah! b. Berapa m2 luas sawah tersebut? 2. Tentukan keliling dan luas daerah persegi jika panjang sisinya : a. 21 cm b. 12 cm
292
Kunci Jawaban dan Penskoran No Soal 1
Kunci Jawaban Diketahui : panjang (p) = 250 m dan lebar (l) = 150 m
Skor 2
Ditanya : a. Keliling sawah b. Luas sawah Jawab
:
Misalkan K = keliling persegi panjang dan L = luas daerah persegi
1
panjang e. K = 2(p + l) = 2(250 + 150) = 2(400) = 800
2
Jadi keliling sawah adalah 800 meter
1
f.
3
Jadi K = 800 m
L = pxl = 250x150 = 37500 2
Jadi L = 37500 m
Jadi luas sawah adalah 37500 m2
Skor Maksimal 2
e. s = 21 cm
1 10 1
K = 4. s = 4.21 = 84
2
L = s. s = 21.21 = 441
2
Jadi keliling persegi adalah 84 cm Jadi luas daerah persegi adalah 441 cm2 f.
1
s = 12 cm
2
K = 4. s = 4.12 = 48
Jadi keliling persegi adalah 48 cm 2
L = s. s = 12.12 = 144
Jadi luas daerah persegi adalah 144 cm2 Skor Maksimal Total Skor
10 20
293
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS x 5
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total skor Magelang, ... Mei 2011 Mengetahui, Guru Pamong
Mahasiswa Praktikan
Sri Harjono NIP.19650106 198703 1 006
Santi Nurul Khusnaini NIM.4101407112
294
Lampiran 1 : Lembar Soal Pertemuan I 1. Sebuah jajar genjang mempunyai alas (a) = 5x dan tingggi (t) = 2x.
Jika luas (L) = 160 cm2, hitunglah panjang alas dan tinggi jajar genjang
tersebut!
2. Perhatikan model jajar genjang ABCD di bawah ini. Hitunglah keliling dan luas daerah jajar genjang ABCD! D
C
13 cm
A
12cm
21 cm
B
E
3. Diketahui panjang alas 15 cm dan tinggi jajar genjang 8 cm, hitunglah luas daerah jajar genjang tersebut! 4. Tentukan keliling jajar genjang ABCD jika panjang AB= 12 cm dan panjang AD = 8 cm! Pertemuan II 1. Diketahui keliling persegi panjang adalah 24 m. Jika sisi terpanjangnya (5x-3) m dan sisi lainnya adalah (3x-1) m, hitunglah nilai x dan panjang masingmasing sisinya! 2. Diketahui keliling persegi adalah 28 cm. Jika panjang sisi suatu persegi adalah (10 - z) cm. Tentukan nilai z dan panjang sisi tersebut. 3. Pak Walmen membeli sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang berukuran 25 m x 15 m. Apabila harga tiap m2 tanah adalah Rp 200.000,00, berapa uang yang harus dikeluarkan oleh Pak Walmen untuk membeli tanah tersebut? 4. Halaman rumah seluas 200 m2 akan ditutupi dengan sejumlah paving yang berbentuk persegi dengan panjang sisi paving 20 cm. Berapa banyaknya paving yang dibutuhkan?
295
Lampiran 2 : Soal PR Pertemuan I Kerjakan soal di bawah ini dengan jelas dan benar. 1. Pada jajar genjang di bawah ini KT = TE Q
8 cm
R 3cm
M
T
K
E
c. Hitunglah keliling jajar genjang QRTM d. Hitunglah luas daerah jajar genjang QRTM 2. Sebuah lahan berbentuk jajar genjang. Jika panjang sisinya (3y + 2) m dan (4y − 1) m, hitunglah panjang ukuran lahan tersebut jika keliling lahan (K) = 100 m
3. Hitunglah luas daerah jajar genjang jika diketahui panjang alas 25 cm dan tinggi jajar genjang 21 cm! Kunci Jawaban dan Penskoran No 1
Kunci jawaban Diketahui : jajar genjang dengan KT = TE Q
8 cm
Skor 2
R 3cm
M Ditanya :
K
T
E
a. Keliling jajar genjang QRTM b. Luas daerah jajar genjang QRTM Penyelesaian : a. Karena KT = TE dan KE = QR maka TE = 4 cm
1
296
Perhatikan ∆TER TR =
TE + ER =
Jadi TR = 5 cm
4 + 3 = √16 + 9 = √25 = 5
3
Misalkan K = keliling Maka K = MT + TR + RQ + MQ = 8 + 5 + 8 + 5 = 26 Jadi keliling jajar genjang QRTM adalah 26 cm
3
b. QK = ER = 3 cm
1
Misalkan L = luas Maka L = MT x QK = 8 x 3 = 24
1
Jadi luas daerah jajar genjang QRTM adalah 24 cm2 3 1 Skor Total 2
Diketahui : sisi-sisi jajar genjang (3y + 2) m dan (4y − 1) m
15 1
Keliling (K) = 100 m
Ditanya : panjang sisi-sisi jajar genjang Penyelesaian : K = 2(3y + 2) +2 (4y − 1) ⇔ 100 = 6y + 4 + 8y − 2
⇔ 100 = 6y + 8y + 4 − 2 ⇔ 100 = 14y + 2
1
4
⇔ 100 − 2 = 14y ⇔ 14y = 98 ⇔y=
98 14
⇔y=7
3
Jadi nilai y = 7
1
Sisi yang pertama (3y + 2) = 3.7 + 2 = 23
1
Jadi sisi-sisi pada jajar genjang adalah 23 cm dan 27 cm
1
Sisi yang kedua (4y − 1) = 4.7 − 1 = 27
1
Skor Maksimal
10
Diketahui : alas (a) = 25 cm dan tinggi (t) = 21 cm Ditanya : Luas (L)
1
297
Penyelesaian : Luas = alas x tinggi ⇔L =axt
1
⇔ L = 525
2
⇔ L = 25 x 21
Jadi luas daerah jajar genjang adalah 525 cm2
1 Skor Maksimal
5
Skor Total
30
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS/JS x 100
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total Skor JS : Jumlah Skor Maksimal Pertemuan II Kerjakan soal di bawah ini dengan jelas dan benar. 1. Keliling persegi panjang sama dengan 57 cm. Apabila panjangnya 9 cm, tentukan lebar dan luasnya! 2. Kebun Pak Herman berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 120 m dan lebar 80 m. Di sekeliling kebun
akan dipasang pagar dengan biaya
Rp 150.000,00 per meter. Berapakah biaya yang diperlukan Pak Herman untuk pemasangan pagar tersebut? 3. Luas daerah suatu persegi adalah 169 cm2, hitunglah : a. Panjang sisi persegi b. Keliling persegi
298
Kunci Jawaban dan Penskoran No 1
Kunci Jawaban Diketahui : K = 50 cm dan p = 12 cm
Skor 2
Ditanya : lebar (l) dan luasnya (L) Penyelesaian : K = 2 (p+l)
1
⇔ 50 = 2(16 + l) ⇔ 16 + l = 25
2
Jadi lebarnya 9 cm
1
⇔l=9
L=pxl 1
⇔ L = 16 x 9
2
⇔ L = 144
Jadi luas daerah persegi panjang adalah 144 cm2 Skor Maksimal 2
1 10
Diketahui : panjang ( ) = 120 m dan lebar ( ) = 80 m
1
Ditanya : Biaya yang diperlukan Pak Herman untuk pemasangan
1
Biaya pagar per meter Rp 150.000,00 pagar Penyelesaian : K = 2( + ) = 2(120 + 80) = 400
3
3
Keliling kebun Pak Herman adalah 400 m.
1
Biaya pagar = 400 x 150000 = 60000000
3
Jadi biaya untuk memagari kebun Pak Herman adalah sebesar
1
Rp 60.000.000,00
10
Skor Maksimal
Diketahui : Luas (L) = 169 cm2
1
Ditanya : a) Panjang sisi (s)
1
b) Keliling (K) Penyelesaian : a) Jelas L =
⇔ 169 =
1 3
299
⇔ ⇔
= √169 = 13
1
Jadi panjang sisi ( ) = 13 cm
b) Jelas K = 4 = 4.13 = 52
Jadi keliling persegi = 52 cm
Skor Maksimal
Skor Total
Penghitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut NA = TS/JS x 100
Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total Skor JS : Jumlah Skor Maksimal
2 1 10 30
300
Lampiran 31 KISI-KISI SOAL TES UJI COBA KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK Nama Sekolah Materi Pokok Kelas/Semester Banyak Soal Bentuk Soal Alokasi Waktu StandarKompetensi Kompetensi Dasar 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi 6.2.1
: SMP N 2 Candimulyo : Segi Empat : VII/2 : 13 butir soal uraian : Uraian : 70 menit : Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya Banyak Alokasi Indikator No Butir Butir Waktu
Menuliskan pengertian persegi panjang
1 (A6)
1
6 menit
2 (A8)
1
10 menit
3(A1)
1
5 menit
4a (A2), 4b
3
15 menit
5
20 menit
panjang, persegi, trapesium, jajar genjang,
belah
ketupat,
dan 6.2.2 Menjelaskan ifat-sifat jajar genjang ditinjau
layang-layang 6.3 Menghitung
dari diagonal, sisi, dan sudutnya keliling
dan
luas 6.3.9 Menggunakan
bangun segitiga dan segi empat serta
menggunakannya
pemecahan masalah
rumus
keliling
persegi
panjang dalam pemecahan masalah
dalam 6.3.26 Menggunakan rumus luas jajar genjang dalam pemecahan masalah
(A2), 4c (A2)
6.3.23 Menggunakan rumus luas persegi panjang dalam pemecahan masalah
5a(A2), 5b (A3), 5c (A3), 5d
301
(A3), 5e(A1) 6.3.24 Menuliskan penggunaan rumus luas persegi
6a(A3), 6b
dalam pemecahan masalah
2
15 menit
(A3)
Menurut Brenner Communication in mathematics mencangkup dua aspek, yaitu sebagai berikut. c.
Mathematical register, yaitu kemampuan menyatakan secara tertulis dalam hal menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika dengan kata-kata, sintaksis, maupun frase.
d.
Representations, yaitu kemampuan dalam menggambarkan atau menginterpretasikan ide, situasi, dan relasi matematika, dengan gambar benda nyata, diagram, grafik, ataupun secara geometris.
Berdasar 2 aspek di atas, menurut Sumarmo (2006:3-4) mengembangkan indikator kemampuan komunikasi matematik untuk peserta didik tingkat SMP yaitu sebagai berikut. A9 :
Menghubungkan benda nyata, gambar atau diagram ke dalam ide matematika.
A10 : Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika malalui tulisan, dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar. A11 : Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. A12 : Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika (dalam proses pembelajaran) A13 : Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis (dalam diskusi kelompok dan kelas) A14 : Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi . A15 : Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika kemudian menjawabnya (dengan diskusi kelompok dan kelas) A16 : Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi
302
Lampiran 32
SOAL TES KOMUNIKASI MATEMATIK Nama Sekolah Materi Pokok Alokasi Waktu
: SMP N 2 Candimulyo : Segi Empat : 70 menit
PETUNJUK PENGERJAAN SOAL (6) Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan. (7) Tulislah nama, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban yang telah tersedia. (8) Bacalah soal-soal dengan cermat sebelum mengerjakan (9) Kerjakan setiap soal dengan teliti dan lengkap (10) Kerjakan soal-soal yang kalian anggap mudah terlebih dahulu 1. Perhatikan foto di samping. Agar terlihat rapi, foto tersebut diberi figura. Tuliskan pengertian dari bentuk figura tersebut!
2. Diketahui model jajar genjang PQRS dengan titik O adalah titik potong diagonal PR dan QS. Tunjukkan bahwa ∠PSR dan ∠PQR mempunyai ukuran besar sudut yang sama!
3. Perhatikan gambar di bawah ini
Gambar di atas menyatakan bahwa uang kertas berbentuk persegi panjang. Jika panjang sisinya 16 cm dan lebarnya 9 cm, berapakah keliling uang kertas tersebut? 4. Diketahui suatu triplek berbentuk jajar genjang ABCD, dengan panjang sisi AB = 20 cm dan panjang sisi BC = 13 cm. Dari titik D dibuat garis tegak lurus sisi AB dan memotong sisi AB di titik E sehingga panjang sisi AE = 5 cm. a. Gambarlah keadaan jajar genjang tersebut! b. Tentukan panjang sisi DE! c. Hitunglah luas triplek tersebut! 5. Perhatikan gambar di bawah ini!
303
Gambar di atas menyatakan bahwa sawah berbentuk persegi panjang. Panjang sisi persegi panjang tersebut masing-masing adalah (4 − 2)m dan (2 − 1)m. Sawah tersebut memiliki keliling 102 m.
a. Gambarlah persegi panjang tersebut! b. Tentukan nilai x! c. Hitunglah panjang sisi-sisi sawah! d. Hitunglah luas sawah! e. Berapakah uang yang akan diterima dari hasil penjualan sawah jika harga per m2 adalah Rp 250.000,00? 6. Lantai rumah seluas 300 m2 akan ditutupi dengan sejumlah ubin berbentuk persegi dengan panjang sisi 50 cm. a. Hitunglah luas satu buah ubin! b. Berapakah banyak ubin yang digunakan untuk menutupi lantai rumah tersebut?
Selamat Mengerjakan --- Sukses Selalu
304
Lampiran 33 KUNCI JAWABAN SOAL TES KOMUNIKASI MATEMATIK No 1
Rumusan Tingkah Laku
Kunci Jawaban
Skor
Diketahui : Foto gambar di bawah ini
Ditanya : Tuliskan pengertian dari bentuk figura tersebut! Penyelesaian : Figura tersebut berbentuk persegi panjang. Pengertian Menuliskan pengertian persegi persegi panjang adalah jajar genjang yang memiliki 4 sudut panjang siku-siku
5
(A rectangle is a parallelogram with four right angles) Skor Maksimal 2
5
Diketahui : Model jajar genjang PQRS Titik O adalah titik potong diagonal PR dan QS Ditanya : Tunjukkan bahwa ∠PSR = ∠PQR!
Penyelesaian :
Sketsa gambar jajar genjang PQRS S
R O
P
Untuk
Q
menunjukkan
∠PSR = ∠PQR
maka
putarlah Menuliskan besar
2
305
∆PQR setengah putaran (180°) dengan pusat pemutaran sudut dengan simbol ∠ titik O sehingga ∆QRS merupakan bayangannya. Dari hasil
perputaran tersebut diperoleh :
∠PSQ akan menempati ∠RQS, ∠PQS akan menempati ∠RSQ, dan ∠QPS akan menempati ∠QRS.
Akibatnya :
∠PSQ = ∠RQS, ∠PQS = ∠RSQ, dan ∠QPS = ∠QRS
Menunjukkan ∠PQR = ∠PSR
8
Sehingga diperoleh :
∠PQR = ∠PQS + ∠RQS = ∠RSQ + ∠PSQ = ∠PSR Jadi ∠PQR = ∠PSR 3
Skor Maksimal
10
Diketahui : Gambar uang kertas di bawah ini berbentuk persegi panjang
Panjang (p) = 16 cm Lebar (l) = 9 cm Ditanya :
Tentukan keliling uang kertas! Penyelesaian :
Menuliskan rumus keliling persegi panjang Menghitung keliling persegi panjang
K = 2(p + l)
⇔ K = 2(16 + 9) ⇔ K = 2.25 ⇔ K = 50 K = 50 cm
Jadi keliling uang kertas tersebut adalah 50 cm Skor Maksimal
Menyimpulkan keliling uang kertas
2
7 1 10
306
4
Diketahui : Triplek berbentuk jajar genjang ABCD dengan AB = 20 cm, BC = 13 cm, dan AE = 5 cm Ditanya : d. Gambarlah keadaan jajar genjang tersebut! e. Tentukan panjang sisi DE! f. Hitunglah luas triplek tersebut! Penyelesaian : Menggambarkan model jajar genjang ABCD
d. Model jajar genjang ABCD D
C
5
13 A
5 cm E 20
B
5
Skor
e. Untuk menghitung panjang DE kita gunakan rumus pythagoras Rumus pythagoras kita lihat dengan memperhatikan segitiga ADE yaitu D
A
E AE + DE = AD
Karena BC = AD maka AD = 13cm Maka DE = √AD − AE ⇔ DE =
13 − 5
Menuliskan rumus Pythagoras
1
Menghitung panjang DE
3
Menyimpulkan panjang DE
1
⇔ DE = √169 − 25 ⇔ DE = √144 ⇔ DE = 12
Jadi DE = 12 cm
307
5
Skor f. Telah kita ketahui Luas jajar genjang = alas x tinggi Maka L = AB x DE
Menulis rumus luas daerah jajar genjang Menghitung luasnya
1
Menyimpulkan luas triplek
1
3
⇔ L = 20 x 12 ⇔ L = 240
Luas daerah jajar genjang ABCD adalah 240 cm2
Jadi Luas triplek adalah 240 cm2
5
Skor
5
Skor Maksimal
15
Diketahui : Gambar sawah berbentuk persegi panjang
Panjang (p) = (4x-2) m Lebar (l) = (2x-1) m Keliling (K) = 102 m Ditanya : f. Gambarlah persegi panjang tersebut! g. Tentukan nilai x! h. Hitunglah panjang sisi-sisi sawah! i. Hitunglah luas sawah! j. Berapakah uang yang akan diterima dari hasil penjualan sawah jika harga per m2 adalah Rp 250.000,00? Penyelesaian : Menggambar model persegi panjang
f. Gambar model sawah p (2x-1)cm
l
(4x-2)cm
5
308
Skor g. K = 2( + )
Menuliskan rumus keliling persegi panjang
⇔ 102 = 2{(4 − 2) + (2 − 1)} ⇔ 102 = 2(4 − 2 + 2 − 1)
Menghitung nilai x
⇔ 102 = 2(6 − 3)
5 1
4
⇔ 102 = 12 − 6 ⇔ 12 = 108 ⇔ ⇔
=
108 12
=9
h. Karena
Skor
= 9 maka
= 4 − 2 = 4.9 − 2 = 34
= 2 − 1 = 2.9 − 1 = 17
Jadi
= 34 m dan
= 17 m
Jadi panjang sisi sawah 34 m dan lebar sisi sawah 17 m
Menghitung panjang dan lebar persegi panjang Menyimpulkan panjang dan lebar sisi sawah
Skor i. Untuk menghitung luas sawah kita gunakan rumus luas Menuliskan rumus luas persegi panjang daerah persegi panjang yaitu L = . Menghitung luas persegi panjang ⇔ L = 34.17 ⇔ L = 578
L = 578 m
Jadi luas sawah tersebut adalah 578 m
Menyimpulkan luas sawah
Skor j. Harga per m sawah adalah Rp 250.000,00 P = harga sawah per m2 Uang yang diterima = L. P
⇔ Uang yang diterima = 578 x 250.000 ⇔ Uang yang diterima = 144.500.000
2
5 1 3
1 5
2
Misalnya:
5 3
Memisalkan harga per m2 sawah dengan simbol
1
Menuliskan rumus dan menghitung harga sawah
3
Jadi uang yang akan diterima dari hasil penjualan sawah Menyimpulkan uang penjualan sawah tersebut adalah Rp 144.500.000,00
1
309
6
Skor Skor Maksimal Diketahui : Luas lantai rumah = 300 m2 Ditanya :
5 25
panjang sisi ubin = 50 cm
c. Hitunglah luas satu buah ubin! d. Berapakah banyak ubin yang digunakan untuk menutupi lantai rumah tersebut? Penyelesaian : c. Misalkan : L = luas lantai rumah L = luas ubin
Memisalkan luas lantai rumah, ubin, dan panjang sisi ubin dengan simbol
1
Menuliskan rumus luas daerah persegi Menghitung luas daerah persegi Menyimpulkan luas satu buah ubin
1
S = panjang sisi ubin L1 = s
⇔ L1 = 50
⇔ L1 = 2500
2
Jadi luas satu buah ubin adalah 2500 cm
Skor d. L= 300 m = 3.000.000 cm banyaknya ubin =
L 3000000 = = 1200 L 2500
Jadi banyaknya ubin yang digunakan untuk menutupi lantai rumah adalah 1200 buah
5 Mengubah satuan dari m2 ke cm2 Menghitung banyaknya ubin Menyimpulkan banyaknya ubinyang digunakan
1 3 1
5
Skor Maksimal
10
Perhitungan Nilai Akhir dalam skala 0-100 sebagai berikut : Dengan NA : Nilai Akhir TS : Total Skor JS : Jumlah Skor Maksimum
1
Skor SKOR TOTAL NA = TS/JS x 100
2
75
310
Lampiran 34 Daftar Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematik
Kode E1-01 E1-02 E1-03 E1-04 E1-05 E1-06 E1-07 E1-08 E1-09 E1-10 E1-11 E1-12 E1-13 E1-14 E1-15 E1-16 E1-17 E1-18 E1-19 E1-20 E1-21 E1-22 E1-23 E1-24 E1-25 E1-26 E1-27 E1-28 E1-29 E1-30 E1-31 E1-32
Nilai 81 75 56 76 84 69 68 75 93 84 79 68 92 71 75 83 93 77 84 73 96 73 68 68 85 60 75 72 69 60 72 71
Kode E2-01 E2-02 E2-03 E2-04 E2-05 E2-06 E2-07 E2-08 E2-09 E2-10 E2-11 E2-12 E2-13 E2-14 E2-15 E2-16 E2-17 E2-18 E2-19 E2-20 E2-21 E2-22 E2-23 E2-24 E2-25 E2-26 E2-27 E2-28 E2-29 E2-30 E2-31 E2-32
Nilai 80 82 46 73 79 69 72 67 65 65 74 69 66 75 65 68 71 65 76 84 76 61 71 81 55 73 81 43 90 65 72 67
Kode K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31 K-32
Nilai 60 63 72 81 67 72 77 81 73 67 68 64 73 65 65 81 72 63 74 68 67 52 62 72 80 75 61 80 71 71 62 70
311 Lampiran 35 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen I Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: (
=
−
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika X2 < X2 tabel
X2(α)(k--3) Nilai maksimum = Nilai minimum = Rentang = Banyak kelas =
96 56 40 6
Panjang Kelas Rata-rata s N
= = = =
6.66667 75.79 9.810 32
≈7
Oi
Kelas Interval
Batas Kelas
Z Untuk batas kelas
Peluang untuk Z
Luas kelas untuk Z
Ei
(Oi-Ei)²
55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 90-96
54.5 61.5 68.5 75.5 82.5 89.5 96.5
-2.1703 -1.4568 -0.7433 -0.0297 0.6838 1.3973 2.1109
0.4850 0.4265 0.2704 0.0080 0.2518 0.4177 0.4826
0.0585 0.1561 0.2624 0.2598 0.1659 0.0649
1.8720 4.9952 8.3968 8.3136 5.3088 2.0768
Ei
3 4 12 4 5 4
0.6797 0.1983 1.5462 2.2382 0.0180 1.7810 X² =
Untuk α = 5%, dengan dk =7-3 =7 = 4 diperoleh X² tabel = 7.81
2
Karena X
6.4612 7.81 (hitung)
< X2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
6.4612
312
Lampiran 36 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen II Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: =
(
−
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika X2 < X2 tabel
X2(α)(k--3) Nilai maksimum = Nilai minimum = Rentang = Banyak kelas = Kelas Interval 43-50 51-58 59-66 67-74 75-82 83-90
Batas Kelas 42.5 50.5 58.5 66.5 74.5 82.5 90.5
90 43 47 6
Z Untuk batas kelas -2.77538 -1.97377 -1.17215 -0.37054 0.431077 1.232691 2.034306
Panjang Kelas Rata-rata s N Peluang untuk Luas kelas Z untuk Z 0.4972 0.0216 0.4756 0.0966 0.379 0.2347 0.1443 0.3107 0.1664 0.2243 0.3907 0.0881 0.4788
= = = =
7.888889 ≈ 8 70.20
99.60 32 (Oi-Ei)²
Ei
Oi Ei
0.6912
2
2.478
3.0912
1
1.415
7.5104
7
0.035
9.9424
12
0.426
7.1776
8
0.094
2.8192
2
0.238
X² = Untuk α = 5%, dengan dk =7-3 =7 = 4 diperoleh X² tabel = 7.81
4.686 7.81
Karena X2(hitung) < X2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
4.686
313
Lampiran 37 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol Hipotesis H0 : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan: (
=
−
)
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika X2 < X2 tabel
X2(α)(k--3) Nilai maksimum = Nilai minimum = Rentang = Banyak kelas = Kelas Interval 52-56 57-61 62-66 67-71 72-76 77-81
Batas Kelas 51.5 56.5 61.5 66.5 71.5 76.5 81.5
81 52 29
Panjang Kelas Rata-rata s N
6
Z Untuk batas kelas -2.5743 -1.8658 -1.1573 -0.4487 0.2598 0.9683 1.6769
Peluang untuk Z 0.4949 0.4686 0.3749 0.1700 0.0987 0.3315 0.4525
Luas kelas untuk Z 0.0263 0.0937 0.2049 0.2687 0.2328 0.1210
= = = =
4.88889 ≈ 5 69.67 7.057 32 (Oi-Ei)²
Ei 0.8416 2.9984 6.5568 8.5984 7.4496 3.8720
Oi Ei 0.0298 0.3324 0.0300 0.0416 0.0407 1.1695
1 2 7 8 8 6 X² =
Untuk α = 5%, dengan dk =7-3 =7 = 4 diperoleh X² tabel = 7.81
2
Karena X
1.6440 7.81 (hitung)
< X2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal
1.6440
314
Lampiran 38 Uji Homogenitas Data Akhir Hipotesis H0 : = = Ha : ada varians yang tidak sama Pengujian Hipotesis Rumus yang digunakan : = ( 10)
−
Dengan =( =
(
)
∑( − 1) ∑( − 1)
( − 1)
− 1)
Kriteria yang Digunakan Ho diterima jika X2 hitung < X2 (1-α) (k-1)
X2
(1-α)(k α)(k-1)
Pengujian Hipotesis Kelas
ni
dk = ni - 1
1/dk
S2i
0.032 96.242 Eksperimen I 32 31 0.032 99.5976 Eksperimen II 32 31 0.032 49.7993 Kontrol 31 32 Jumlah 96 93 0.097 245.639 Varians gabungan dari kelompok sampel adalah : ∑( − 1) 7825.969 S = = = 81.880 ∑( − 1) 93 Log S = 1.913 Harga B : B = (logs )
(dk) S2i
log S2i
2983.50 3087.52 1543.78 7614.802
1.98 2.00 1.70 5.679
((n − 1) = 1.913 x 93 = 177.925
X = (ln10) B −
(n − 1)logs
(dk) logS2i 61.48 61.95 52.61 176.044
= 2.3026(177.925 − 176.935 935) = 4.332
Untuk α= 5% dengan dk = 3 - 1 =2 diperoleh X2tabel =5.99
4.332 5.99 Karena X2 hitung < X2 tabel maka populasi mempunyai varians yang sama (homogen).
315
Lampiran 39 Uji Perbandingan Ketuntasan Individual Kemampuan Komunikasi Matematik
KELAS EKSPERIMEN I Kode Nilai Ket 1 E1-01 81 T 2 E1-02 75 T 3 E1-03 56 TT 4 E1-04 76 T 5 E1-05 84 T 6 E1-06 69 T 7 E1-07 68 T 8 E1-08 75 T 9 E1-09 93 T 10 E1-10 84 T 11 E1-11 79 T 12 E1-12 68 T 13 E1-13 92 T 14 E1-14 71 T 15 E1-15 75 T 16 E1-16 83 T 17 E1-17 93 T 18 E1-18 77 T 19 E1-19 84 T 20 E1-20 73 T 21 E1-21 96 T 22 E1-22 73 T 23 E1-23 68 T 24 E1-24 68 T 25 E1-25 85 T 26 E1-26 60 TT 27 E1-27 75 T 28 E1-28 72 T 29 E1-29 69 T 30 E1-30 60 TT 31 E1-31 72 T 32 E1-32 71 T Jumlah 2425 Rata2 75.79 s2 96.24 s 9.81 persentase ketuntasan 90.63% No
KELAS EKSPERIMEN II Kode Nilai Ket E2-01 80 T E2-02 82 T E2-03 46 TT E2-04 73 T E2-05 79 T E2-06 69 T E2-07 72 T E2-08 67 T E2-09 65 T E2-10 65 T E2-11 74 T E2-12 69 T E2-13 66 T E2-14 75 T E2-15 65 T E2-16 68 T E2-17 71 T E2-18 65 T E2-19 76 T E2-20 84 T E2-21 76 T E2-22 61 TT E2-23 71 T E2-24 81 T E2-25 55 TT E2-26 73 T E2-27 81 T E2-28 43 TT E2-29 90 T E2-30 65 T E2-31 72 T E2-32 67 T 2246 70.20 99.60 9.98 87.50%
KELAS KONTROL Kode VIII B Ket K-01 60 TT K-02 63 TT K-03 72 T K-04 81 T K-05 67 T K-06 72 T K-07 77 T K-08 81 T K-09 73 T K-10 67 T K-11 68 T K-12 64 TT K-13 73 T K-14 65 T K-15 65 T K-16 81 T K-17 72 T K-18 63 TT K-19 74 T K-20 68 T K-21 67 T K-22 52 TT K-23 62 TT K-24 72 T K-25 80 T K-26 75 T K-27 61 TT K-28 80 T K-29 71 T K-30 71 T K-31 62 TT K-32 70 T 2229 69.67 49.80 7.06 75.00%
316
Lampiran 40 Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen I (Numbered Head Together) Secara Klasikal Hipotesis :
:
atau
≤ 0,74
> 0,74 : Proporsi peserta idik dengan nilai kemampuan komunikasi matematik ≥
H0
65 yang memperoleh model pembelajaran NHT kurang dari atau sama dengan 74% oleh karena itu dipilih Ha
= 74
: Proporsi peserta idik dengan nilai kemampuan komunikasi matematik ≥ 65 yang memperoleh model pembelajaran NHT lebih dari 74% oleh karena itu dipilih
= 74
Pengujian Hipotesis Rumus yang diguakan adalah sebagai berikut : x = 29 n = 32 = 0,74
=
−
(1 −
)
Kriteria Pengujian Kriteria pengujian yaitu H0 ditolak jika zhitung ≥ z(0,5-α) denga taraf signifikansi 5% Berdasaran hasilpenelitian diperoleh =
29 32 − 0,74 = 2,44046 = 2,144 0,74(1 − 0,74) 32
Nilai z(0,5-0,05) = z 0,45 = 1,64. Karena zhit = 2,144 > z0,45 = 1,64 maka H0 ditolak. Berarti, nilai kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen I dengan model pembelajaran NHT telah mencapai ketuntasan secara klasikal.
317
Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen II (Think Pairs Share) Secara Klasikal Hipotesis :
:
atau
≤ 0,74
> 0,74
H0
: Proporsi peserta idik dengan nilai kemampuan komunikasi matematik ≥ 65 yang memperoleh model pembelajaran NHT kurang dari atau sama dengan 74% oleh karena itu dipilih
Ha
= 74
: Proporsi peserta idik dengan nilai kemampuan komunikasi matematik ≥ 65 yang memperoleh model pembelajaran NHT lebih dari 74% oleh karena itu dipilih
= 74
Pengujian Hipotesis Rumus yang diguakan adalah sebagai berikut : x = 28 n = 32 = 0,74
=
−
(1 −
)
Kriteria Pengujian Kriteria pengujian yaitu H0 ditolak jika zhitung ≥ z(0,5-α) denga taraf signifikansi 5% Berdasaran hasilpenelitian diperoleh =
28 32 − 0,74 = 1,74103 = 1,74 0,74(1 − 0,74) 32
Nilai z(0,5-0,05) = z 0,45 = 1,64. Karena zhit = 1,74 > z0,45 = 1,64 maka H0 ditolak. Berarti, nilai kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen II dengan model pembelajaran TPS telah mencapai ketuntasan secara klasikal.
318 Lampiran 41 Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen I (Numbered Head Together) Secara Individual Hipotesis :
:
≤ 65
> 65
Pengujian Hipotesis Rumus yang diguakan adalah sebagai berikut : = ̅ 75,79
= 9,81
n = 32
= 65
=
− ̅
√
Kriteria Pengujian Kriteria pengujian yaitu H0 ditolak jika thitung ≥ t(1-α)(n-1) denga taraf signifikansi 5% Berdasaran hasilpenelitian diperoleh =
75,79 − 65 = 6,2227 9,81 √32
Nilai t(1-0,05)(32-1) = z (0,95)(31) = 1,696. Karena thit = 6,2227 > z(0,95)(31) = 1,696 maka H0 ditolak. Berarti, kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen I dengan model pembelajaran NHT telah mencapai ketuntasan secara individual.
319
Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen II (Think Pairs Share) Secara Individual Hipotesis :
:
≤ 65
> 65
Pengujian Hipotesis Rumus yang diguakan adalah sebagai berikut : = ̅ 70,20
= 9,98
n = 32
= 65
=
− ̅
√
Kriteria Pengujian Kriteria pengujian yaitu H0 ditolak jika thitung ≥ t(1-α)(n-1) denga taraf signifikansi 5% Berdasaran hasilpenelitian diperoleh =
70,20 − 65 = 2,963 9,81 √32
Nilai t(1-0,05)(32-1) = z (0,95)(31) = 1,696. Karena thit = 2,9463 > z(0,95)(31) = 1,696 maka H0 ditolak. Berarti, kemampuan komunikasi matematik kelas eksperimen II dengan model pembelajaran TPS telah mencapai ketuntasan secara individual.
320
Lampiran 42 Uji Perbedaan Rata-Rata Data Akhir Hipotesis H0 : = = Ha : paling sedikit ada satu tanda sama dengan tidak berlaku Kriteria Ho diterima jika
<
(
)(
)
Pengujian Hipotesis Jumlah Kuadrat 1. Jumlah Kuadrat Rata-Rata Rata (RY) (2246 + 2425 + 2229) (∑ X ) 6901 RY = = = = 496081 496081,2604 N 96 96 2. Jumlah Kuadrta Antar Kelompok (JK ) ((∑ X ) JK = − RY n (2246)) (2425) (2229) = + + − 370513,50 32 32 32 = 496818,,1979 − 496081,2604 = 736,9375 9375 3. Jumlah Kuadrat Total (JK ) JK
=
X
− RY = 80 + 82 + 46 + ⋯ + 70 − 496081 496081,2604
= 504433 − 496081,2604 = 8351,7 7 4. Jumlah Kuadrat Dalam (JK ) JK = JK − JK = 8351,7 − 736,9375 = 7614,8021 Tabel Ringkasan Anava Sumber Variasi dk JK Rata-Rata 1 496081,2604 Antar Kelompok 2 736,9375 Dalam Kelompok 93 7614,8021 Total 96 504433
KT 370513,5 48,219 56,99
F
4,500
Kesimpulan
4,500 3,09 Karena F > F( , )( : ) maka H0 ditolak Hal ini berarti ada perbedaan rata-rata rata rata hasil belajar dari ketiga kelas.
F
3,09
321
Lampiran 43 Uji Lanjut LSD Hipotesis :
:
=
=
=
≠
Kriteria H0 diterima apabila Pengujian Hipotesis = =
( , ( ,
)
−
≤
. ,
+ )
81,8796 81,8796 + 32 32
= 1,98 .2,262 = 4,48
TABEL PERBANDINGAN LSD VII E VII D VII F
VII E
VII D
VII F
0
5,594
6,125
0
0,531 0
Interval-interval yang lebih dri perhitungan LSD adalah yang diberi warna, yang mengartikan ada perbedaan secara signifikan antara dua prlakuan tersebut. Dengan demikian, yang berbeda secara signifikan adalah kelas VII E dengan kelas VII F dan kelas VII D dengan kelas VII E Sedangkan antara kelas VII D dengan kelas VII F tidak memiliki perbedaan yang signifikan karena intervalnya kurang dari nilai LSD yaitu 4,48.
322
Lampiran 44
GAMBAR ALAT PERAGA SEGIEMPAT
A. Sifat-Sifat Segiempat (Jajargenjang, Persegi panjang, Persegi)
323
B. Keliling Segiempat (Jajargenjang, Persegi panjang, Persegi)
324
C. Luas Daerah Segiempat (Jajargenjang, Persegi panjang, Persegi)
325
Lampiran 45 DOKUMENTASI
A. Dokumentasi Kelas Eksperimen I
Gambar : membagi peserta didik dalam kelompok dan membagikan kartu soal
Gambar : proses diskusi dalam kelompok
326
Gambar : presentasi hasil diskusi
Gambar : pemanggilan kelompok lain untuk presentasi
Gambar : memberikan bantuan kepada kelompok
327
B. Dokumentasi Kelas Eksperimen II
Gambar : peserta didik memikirkan permasalhan yang diberikan (think)
Gambar : proses diskusi dengan teman sebangku (pairs)
328
Gambar : presentasi terhadap hasil diskusi (share)
C. Kelas Uji Coba
Gambar : peserta didik kelas mengerjakan soal uji coba
329 Lampiran 46 DAFTAR LUAS DI BAWAH LENGKUNG KURVA NORMAL
330
Lampiran 47 Tabel Harga Kritik Dari r Product-Moment Interval
Kepercayaan
N
95%
99%
(3)
(1)
(2)
(3)
0,388
0,496
55
0,266
0,345
27
0,381
0,487
60
0,254
0,330
0,959
28
0,374
0,478
65
0,244
0,317
0,811
0,917
29
0,367
0,470
70
0,235
0,306
7
0,754
0,874
30
0,361
0,463
75
0,227
0,296
8
0,707
0,874
31
0,355
0,456
80
0,220
0,286
9
0,666
0,798
32
0,349
0,449
85
0,213
0,278
10
0,632
0,765
33
0,344
0,442
90
0,207
0,270
11
0,602
0,735
34
0,339
0,436
95
0,202
0,263
12
0,576
0,708
35
0,334
0,430
100
0,195
0,256
13
0,553
0,684
36
0,329
0,424
125
0,176
0,230
14
0,532
0,661
37
0,325
0,418
150
0,159
0,210
15
0,514
0,641
38
0,320
0,413
175
0,148
0,194
16
0,497
0,623
39
0,316
0,408
200
0,138
0,181
17
0,482
0,606
40
0,312
0,403
300
0,113
0,148
18
0,468
0,590
41
0,308
0,396
400
0,098
0,128
19
0,456
0,575
42
0,304
0,393
500
0,088
0,115
20
0,444
0,561
43
0,301
0,389
600
0,080
0,105
21
0,433
0,547
44
0,297
0,384
700
0,074
0,097
22
0,423
0,537
45
0,294
0,380
800
0,070
0,091
23
0,413
0,526
46
0,291
0,276
900
0,065
0,0986
24
0,404
0,515
47
0,288
0,372
1000
0,062
0,081
25
0,396
0,505
48
0,284
0,368
49
0,281
0,364
50
0,297
0,361
Interval
Kepercayaan
Interval
Kepercayaan
N
95%
99%
N
95%
99%
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
3
0,997
0,999
26
4
0,950
0,990
5
0,878
6
N = Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
331
Lampiran 48 HARGA KRITIK CHI KUADRAT
1 2 3 4 5
Interval Kepercayaan 99% 95% 90% 75% 50% 25% 10% 5% 1% 6,63 3,84 2,71 1,32 0,455 0,102 0,0158 0,0039 0,0002 9,21 5,99 4,61 2,77 1,39 0,575 0,211 0,103 0,0201 11,3 7,81 8,25 4,11 2,37 1,21 0,584 0,352 0,115 13,3 9,49 7,78 5,39 3,36 1,92 1,06 0,711 0,297 15,1 11,1 9,24 6,63 4,35 2,67 1,61 1,15 0,554
6 7 8 9 10
16,8 18,5 20,1 21,7 23,2
12,6 14,1 15,5 16,9 18,3
10,6 12 13,4 14,7 16
7,84 9,04 10,2 11,4 12,5
5,35 6,35 7,34 8,34 9,34
3,45 4,25 5,07 5,9 6,74
2,2 2,83 3,49 4,17 4,87
1,64 2,17 2,73 3,33 3,94
0,872 1,24 1,65 2,09 2,56
11 12 13 14 15
24,7 26,2 27,7 29,1 30,6
19,7 21 22,4 23,7 25
17,3 18,5 19,8 21,1 22,3
13,7 14,8 16 17,1 18,2
10,3 11,3 12,3 13,3 14,3
7,58 8,44 9,3 10,2 11
5,58 6,3 7,04 7,79 8,55
4,57 5,23 5,89 6,57 7,26
3,05 3,57 4,11 4,66 5,23
16 17 18 19 20
32 33,4 34,8 36,2 37,6
26,3 27,6 28,9 30,1 31,4
23,5 24,8 26 27,2 28,4
19,4 20,5 21,7 22,7 23,8
15,3 16,3 17,3 18,3 19,3
11,9 12,8 13,7 14,6 15,5
9,31 10,1 10,9 11,7 12,4
7,98 8,67 9,36 10,1 10,9
5,81 6,41 7,01 7,63 8,26
21 22 23 24 25
38,9 40,3 41,6 43 44,3
32,7 33,9 35,2 35,4 37,7
29,6 30,8 32 33,2 34,4
24,9 26 27,1 28,2 29,3
20,3 21,3 22,3 23,3 24,3
16,3 17,2 18,1 19 19,9
13,2 14 14,8 15,7 16,5
11,6 12,3 13,1 13,8 14,6
8,9 9,54 10,2 10,9 11,5
26 27 28 29 30 40
45,6 47 48,3 49,6 50,9 53,7
38,9 40,1 41,3 42,6 43,8 55,8
35,6 36,7 37,9 39,1 40,3 51,8
30,4 31,5 32,6 33,7 34,8 45,6
25,3 26,3 27,9 28,3 29,3 39,9
20,8 21,7 22,7 23,6 24,5 33,7
17,3 18,1 18,9 19,8 20,6 29,1
15,4 16,2 16,9 17,7 18,5 26,5
12,2 12,9 13,6 14,3 15 22,2
db
332
Lampiran 49 TABEL NILAI PERSENTIL DISTRIBUSI F UNTUK NTUK PROBABILITAS = 0,0 0,05
333
Lampiran 50
Daftar Kritik Uji t db 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
t0,995 3,11 3,05 3,01 2,98 2,95 2,92 2,90 2,88 2,86 2,85 2,83 2,82 2,81 2,80 2,79 2,78 2,77 2,76 2,76 2,75 2,74 2,74 2,73 2,73 2,72 2,72 2,72 2,71 2,71 2,70 2,70 2,70 2,70 2,69 2,69
t0,99 2,72 2,68 2,65 2,62 2,60 2,58 2,57 2,55 2,54 2,53 2,52 2,51 2,50 2,49 2,49 2,48 2,47 2,47 2,46 2,46 2,45 2,45 2,44 2,44 2,44 2,43 2,43 2,43 2,43 2,42 2,42 2,42 2,42 2,41 2,41
t0,975 2,20 2,18 2,16 2,14 2,13 2,12 2,11 2,10 2,09 2,09 2,08 2,07 2,07 2,06 2,06 2,06 2,05 2,05 2,05 2,04 2,04 2,04 2,03 2,03 2,03 2,03 2,03 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,02 2,01
t0,95 1,80 1,78 1,77 1,76 1,75 1,75 1,74 1,73 1,73 1,72 1,72 1,72 1,71 1,71 1,71 1,71 1,70 1,70 1,70 1,70 1,70 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,69 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68 1,68
Sumber : Excel for windows (=TINV(5%;db))
t0,925 1,55 1,54 1,53 1,52 1,52 1,51 1,51 1,50 1,50 1,50 1,49 1,49 1,49 1,49 1,49 1,48 1,48 1,48 1,48 1,48 1,48 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,47 1,46
t0,90 1,36 1,36 1,35 1,35 1,34 1,34 1,33 1,33 1,33 1,33 1,32 1,32 1,32 1,32 1,32 1,31 1,31 1,31 1,31 1,31 1,31 1,31 1,31 1,31 1,31 1,31 1,30 1,30 1,30 1,30 1,30 1,30 1,30 1,30 1,30
t0,75 0,70 0,70 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,69 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68 0,68