Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
1
PENGARUH HUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN AIR MINUM KEMASAN DI BURSA EFEK INDONESIA Rizky Chandra Heryansyah
[email protected]
Nurul Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out the influence of short-term and long-term debt to the profitability of bottled water companies which are measured by using Return on Asset (ROA), Return on Equity(ROE) and Net Profit Margin (NPM). The collection of samples in this research is conducted by using purposive sampling method.There are 4 bottled water companies which can be selected as sample in this research are PT Akasha Wira International, Tbk, PT Multi Bintang Indonesia, Tbk, PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk, and PT Delta Jakarta, Tbk. The multiple regression analysis is used as the data analysis technique in which independent variables which consist of short-term debt (X1), long-term debt (X2), and profitability (Y) are measured by using Return on Assets, Return on Equity and Net Profit Margin as dependent variable.The result of research shows that short-term debt and long-term debt variables have significant influence to the profitability which is represented by Return on Assets, Return on Equity and Net Profit Margin. Long-term debt has dominant influence to the Return on Assets since its partial determination coefficient value is the greatest. Keywords: Short-term Debt, Long-term Debt, and Profitability
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap profitabilitas suatu perusahaan air minum kemasan yang diukur dengan Return on Asset (ROA), Return on Equity( ROE) dan Net Profit Margin (NPM). Dalam teknik pengambilan sample penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.Terdapat 4 perusahaan Air Minum Kemasan (AMK) yang dijadikan sample dalam penelitian ini yaituPT. Akasha Wira International, Tbk , PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk , PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk, dan PT. Delta Jakarta, Tbk. sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, yang di mana variabel bebas terdiri dari hutang jangka pendek (X1), hutang jangka panjang (X2), serta profitabilitas (Y) yang di ukur dengan return on asset, return on equity dan net profit margin sebagai variabel terikat.Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diwakili oleh return on asset, return on equity dan net profit margin. sedangkan hutang jangka panjang berpengaruh dominan terhadap return on asset karena nilai koefisien determinasi parsialnya paling besar. kata kunci: Hutang jangka pendek, Hutang jangka panjang dan Profitabilitas.
PENDAHULUAN Pada era modern ini setiap negara dituntut untuk maju dan berkembang, seiring dengan perkembangan yang terjadi secara global dimana setiap negara harus mampu meningkatkan perekonomiannya. Pada umumnya pendirian suatu perusahaan memiliki peran penting untuk meningkatkan perekonomian negara tersebut,di sisi lain perusahaan sendiri memiliki tujuan untuk memaksimalkan profit/keuntungan yang diperoleh agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjaga dengan baik.Untuk memperoleh keuntungan maksimal, perusahaan memerlukan dana yang cukup agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan yang memilki kekurangan dana dapat memasukkan modal pemilik perusahaan atau melakukan pinjaman kepada pihak luar. Apabila perusahaan melakukan pinjaman pada pihak luar, maka akan timbul risiko hutang sebagai konsekuensi dari pinjaman tersebut. Semakin besar hutang, maka semakin besar pula resiko
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
2
yang akan dihadapi perusahaan. Peningkatan hutang akan secara langsung meningkatkan beban bunga sehinggga perusahaan harus mampu menutupi beban tersebut melalui laba operasi yang diperoleh perusahaan. Beban bunga yang besar akan mengurangi laba operasi yang ada pada perusahaan dan akan mengakibatkan penurunan pada laba bersih, sebaliknya jika beban bunga kecil maka pengaruh terhadap laba pun kecil. Oleh karena itu, penggunaan modal sendiri atau modal pinjaman dari pihak luar tentu harus memperhatikan kondisi perusahaan, maka penggunaan analisis terhadap pinjaman yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan memang diperlukan, apakah menguntungkan bagi perusahaan atau sebaliknya akan merugikan perusahaan. Menurut Simamora (2000), laba suatu perusahaan dari tahun ke tahun dapat meningkat atau mengalami penurunan. Peningkatan laba yang stabil dari suatu perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan baik.Demikian juga sebaliknya, penurunan laba dari tahun ke tahun menunjukan bahwa pertumbuhan laba perusahaan kurang baik. Oleh sebab itu dalam mengambil keputusan untuk menggunakan hutang, perusahaan harus memperhatikan pertimbangan antara modal sendiri dan modal luar yang akan digunakan. Jika penggunaan sumber dana dari luar lebih kecil dari modal sendiri, maka penggunaan modal luar tersebut layak digunakan, namun jika penggunaan modal luar lebih besar dari pada modal sendiri, maka penggunaan modal luar tersebut tidak layak digunakan (Riyanto, 2001: 23). Untuk mengukur seberapa besar keberhasilan perusahaan dalam memperoleh tingkat pengembalian atas laba maka perlu dilakukan analisis keuangan dengan rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Hanafi dan Halim,2007:81). Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang.Terdapat banyak perusahaan asing dan domestik yang mendirikan uasahanya di Indonesia, selain itu Indonesia merupakan pasar yang mengutungkang bagi para pendiri perusahaan minuman yang didukung pula dengan kondisi geografisnya. Maka banyak perusahaan AMK (Air Minum Kemasan) yang berdiri di Indonesia untuk berlomba-lomba memaksimalkan produk yang dimilikinya guna untuk mendapatkan profit yang besar dan berguna untuk kelangsungan dari perkembangan dan eksistensi perusahaan tersebut di pasar domestik ataupun global. Pada umumnya hanya beberapa perusahaan saja yang mampu bertahan dalam persaingan usaha di pasar domestik maupun global dikarenakan perusahaan tersebut memiliki dasar yang kuat baik pada permodalan dan juga tata kelola perusahaan yang baik dalam artian hanya perusahaan yang telah go public saja yang mampu bertahan dan bersaing bahkan mendominasi di pasar domestik. Perusahaan AMK (Air Minum Kemasan) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan pada sektor industri minuman yang cukup kompetitif dan bisa sebagai acuan dalam penelitian ini. Dari penjabaran latar belakang di atas di peroeh rumuan maslah sebagai berikut: (1) Apakah hutang jangka pendek dan jangka panjang, memilki pengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan Air Minum Kemasan (AMK)? (2) Apakah hutang jangka pendek dan jangka panjang secara parsial, memilki pengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan Air Minum Kemasan (AMK)? (3) Diantara hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap profitabilitas pada perusahaan Air Minum Kemasan(AMK)? Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek memiliki pengaruh secara simultan pada profitabiltas perusahaan Air Minum Kemasan (AMK) yang telah go public. (2) Untuk mengetahui dampak apa yang timbul setelah perusahaan melakukan pinjaman (dampak positif/negatif) bagi kelangsungan perusahaan. (3) Untuk mengetahui di antara hutang
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
3
jangka panjang dan hutang jangka pendek, manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap profitabilitas perusahaan (AMK) yang telah go public. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau akutansi suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan degan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan pada mulanya bagi perusahaan adalah sebagai alat penguji, tetapi kemudian lapiran keuangan berkembang dan di gunakan sebagai alat utuk menentukan atau menilai suatu posisi keuangan perusahaan tersebaut untuk menganalisanya. Sedangkan menurut Harahap (2008:7) mengemukakan bahwa Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya. Komponen Laporan Keuangan Dalam setiap bentuk usaha atau perusahan sudah sewajibnya memiliki informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan.lapora keuangan yag lengkap terdiri dari atas komponen berikut ini: (1) Neraca, (2) Laporan Laba Rugi, (3) Laporan Arus Kas, (4) Laporan Perubahan Ekiutas. Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104) rasio keuangan merupakan kegiatan pembandingan angkaangka yang ada pada laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka yang lainya. Perbandingan dapat di lakukan dengan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak-pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal suatu perusahaan. Hutang terdiri atas hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang tidak lancar (hutang jangka panjang). Menurut Chairi dan Ghozali (2005: 157) hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa yang akan mendatang yang juga mungkin timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan ke entitas lain di masa yang akan datang sebagai akibat di masa lalu. Menurut Rudianto (2008:292), hutang dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis hutang berdasarkang kategori yang diciptakan yaitu: (1) Hutang Dagang, (2) Hutang Wesel, (3) Hutang Bank, (4) Hutang Deviden, (5) Hutang Pajak, (6) Hutang Hipotek, (7) Hutang Obligasi. Profitabilitas Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mamapu diraih perusahaan saat menjalankan kegiatan oprasionalnya.Profitabilitas juga menggambarkan pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk membiayai investasi.Profitabilitas menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Profitabilitas juga merupakan faktor pertimbangan untuk menentukan struktur modal perusahaan, hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung menggunakan hutang relatif kecil dikarenakan laba di tahan yang tinggi sudah cukup memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
4
Menurut Hanafi dan Halim (2007: 83) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Beberapa indikator rasio profitabilitas yang dapat di gunakan yaitu: 1. Return On Asset (ROA) Menurut Hanafi dan Halim (2007:84) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasakan tingkat asset yang tertentu. ROA sering juga di sebut ROI atau Retrun On Invesment. ROA dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut: Retrun On Asset( ROA) Rasio yang tinggi menunjukan efisiensi dan efektifitas pengelolaan asset yang berarti semakin baik. Retrun On Asset atau return on investment menunjukan kemampuaan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Analisa ROA merupakan analisa yang menyeluruh dan di gunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan kegiatan oprasional perusahaan. 2. Return On Equity (ROE) Menurut Hanafi dan Halim (2007: 84) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Return On Equity Dalam rasio ini angka yang tinggi untuk ROE menunjukan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham. karena rasio ini bukan pengukur return yang diterima pemegang saham. ROE dipengaruhi ROA dan juga tingkat penggunaan utang, rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan apabila proporsi semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. 3. Net Profit Margin (NPM) Menurut Hanafi dan Halim (2007:83) rasio ini diinterprestasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekankan biaya-biaya (ukuran efisien) diperusahaan pada periode tertentu. dan profit margin dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut: Net Profit Margin (NPM) Profit Margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu . secara umum rasio yang renda menunjukan ketidak efisienan manajemen (Hanafi dan Salim, 2007: 83). Rasio ini untuk membandingkan ke untungan sesudah pajak dengan penjualan, sehingga dari perhitungan ini dapat di ketaui berapa keuntungan penjualannya. 4 . Gross Profit Margin (GPM) Menurut Kasmir (2008:117) rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelu di kuranggi beban-beban yang lain. GPM dipengaruhi harga pokok penjualan.bila harga pokok meningkat maka GPM akan menurun dan sebaliknya sehingga rasio ini mengidikasikan kemampuan perusahaan berproduksi secara efisien. dengan rumus sebagai berikut: Gross Profit Margin (GPM) 5. Earning Per Share (EPS) Menurut Kasmir (2008:121) rasio ini digunakan untuk menghitung besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham.Semakin tinggi nilai EPS
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
5
berarti semakin besar laba yang di sediakan bagi para pemegang saham, artinya EPS merupakan ukuran tinggkat kesejateraan bagi para pemegang saham.oleh sebab itu para investor lebih memilih berinvestasi pada perusahaan yang menawarkan saham dengan nilai EPS yang tinggi. Dan rasio ini dapat di hitung dengan rumus sebagai berikut: Earning Per Share (EPS)= Kaitan/ Hubungan hutang antara profitabilitas Hartono (2008: 254), menyebutkan bahwa hutang itu mengandung resiko.semakin tinggi resiko suatu perusahaan, semakin tinggi tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap tingginya resiko dan sebaliknya semakin rendah resiko perusahaan, semakin rendah pula tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap rendahnya resiko. Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan yang mencerminkan kemempuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, yang di tunjukan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar penggunaan utang maka akan semakin besar kewajibannya (Hilmi, 2010). Peningkatan laba yang stabil dari suatu perusahaan menunjukan bahwa pertumbuhan laba perusahaan baik.Demikian juga sebalikanya, penururnan laba dari tahun ke tahun menunjukan bahwa pertumbuhan laba perusahaan kurang baik. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh mempunyai kesempatan yang profitable dalam mendanai aktivitasnya secara internal sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya, selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman (Hilmi, 2010). Jadi pada intinya jika pinjaman atau hutang mengalami perubahan maka profitabilitas suatu perusahaan juga akan mengalami perubahan. Tetapi perubahan tersebut terdapat dua sisi. Pertama, jika naiknya hutang akan menaikkan pula profitabilitas dan sebaliknya turunnya hutang juga menurunkan profitabilitas. Kedua, jika naiknya hutang akan menurunkan profitabilitas dan turunnya hutang akan menaikkan profitabilitas.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
6
Penelitian Terdahulu Tabel 1 Daftar Penelitian Terdahulu Judul penelitian Perbedaan
Nama (tahun) Nazia Safitri Kalia (2012)
DEDY SUPIA NTO (2012)
Keterangan
PENGARUH PENGGUNAAN HUTANG TERHADAP PROFITABILITAS: STUDI PADA PT SEMEN GRESIK Tbk
Dalam penelitian terdahulu tidak ada meneliti tentang NPM pada perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan hutang terhadap profitabilitas sangat berpengaruh secra keseluruhan bagi perusahaan baik dari ROA atau ROE yang ada pada perusahaan selalu mengalami peningkatan.
PENGARUH RASIO UTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Dalam penelitian terdahulu tidak ada meneliti tentang NPM pada perusahaan.
Pada penelitian ini Perkembangan rata-rata Debt Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2011 menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi. Debt Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 59,32%, dan terendah adalah tahun 2010 sebesar 44,77%. Sedangkan ratarata perkembangan Debt Ratio selama empat tahun pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI adalalah sebesar 51,615%.
Rerangakn Pemikiran Berdasarkan tinjauan teoritis, penelitian di atas dan serta permasalahan yang telah di kemukakan, sebagai dasar perumusan hipotesis, berikut ini di gambarkan pada model kerangka pemikiran sebagai berikut: Hutang Jangka pendek (X1) j
Profitabilitas (Y) (ROA,ROE, NPM)
Hutang Jangka panjang ( X2)
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
7
Perumusan Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah ,tujuan penelitian dan tinjauan teoritis seperti yang telah di uraikan sebelumnya maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) Bahwa hutang jangka pendek dan jangka panjang memiliki pengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas perusahaan air minum kemasan (AMK) yang terdaftar di BEI. (2) Bahwa hutang jangka pendek dan jangka panjang secara memiliki pengaruh parsial terhadap Profitabilitas perusahaan air minum kemasan (AMK) yang terdaftar di BEI. (3) Hutang jangka panjang memiliki pengaruh yang dominan terhadap profitabilitas perusahaan air minum kemasan (AMK) yang terdaftar di BEI. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari (Obyek) Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menganalisa data sekunder. Penelitian kuantitatif adalah sebuah peneliitian yang mengfokuskan pada pengujian hipotesa di sertai persamaan metematis dan statistik, yang akan menghasilkan kesimpulan dan pengunaan penelitian kausal yang satu jenis penelitian yang meneliti tentang sebabakibat dari suatu kejadian atau peristiwa dalam suatu objek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya (Sugiyono,2011:80). Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah perusahaan Air Minum Kemasan (AMK) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.dari populasi tersebut penelitian ini akan menggunakan beberapa perusahaan untuk di jadikan sample. Teknik Pengambilan Sample Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, simpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011). dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengan menggunakan metode purposive sampling artinya dari populasi yang memiliki kriteria tertentu sesuai dengan kehendak peneliti dan untuk menghindari kesalahan spesifikasi dalam penetuan sample yang akan berpengaruh pada hasil analisa, kriteria sample dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Perusahaan Air Minum Kemasan (AMK) yang terdaftar di BEI.(2) Perusahaan Air Minum Kemasan (AMK) yang laporan keuangannya disajikan dalam rupiah. Berdasarkan kritria-kriteria tersebut maka ada 4 perusahaan Air Minum Kemasan (AMK) yang memenuhi kriteria tersebut yang dapat di jadikan sample dalam penelitian ini: Tabel 2 Daftar Perusahaan AMK (Air Minum Kemasan) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia No. Nama Perusaan Kode Emite 1. PT. Akasha Wira International, Tbk ADES 2. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI 3 PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk ULTJ 4 PT. Delta Jakarta, Tbk DLTA Sumber: Bursa Efek Indonesia
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
8
Teknik Pengumpulan Data Dalam mendapatkan informasi untuk penyususnan penelitian adalah menggunakan teknik pengumpulan data melalui sumber data skunder yaitu teknik pengumpulan data dengan memanfaatkan laporan keuangan perusahaan (AMK) yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009-2012. Variabel dan Definisi Oprasional Variabel Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Variabel terikat atau dependen variabel yaitu profitabilitas. 2. Variabel bebas atau independen variabel yang terdiri dari: a) Hutang jangka pendek. b) Hutang jangka panjang Definisi Operasional Variabel Adapun Definisi Operasional Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Hutang jangka pendek (X1) merupakan hutang yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun. Termasuk dalam kelompok ini adalah: hutang dividen, hutang bank, hutang dagang, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, dll. Pengukuran variabelnya berdasarkan rupiah pada tahun 2009-2012. 2. Hutang jangka panjang (X2) adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi. Jatuh temponya dapat terjadi dalam 1,5 tahun atau 2 tahun atau 5 tahun atau lebih dari itu. Hutang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi hutang-hutang yang lain. Pengukuran variabelnya berdasarkan rupiah pada tahun 2009-2012. 3. Profitabilitas (Y) adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba yang berkaitan dengan hasil penjualan dan penggunaan sumber-sumber yang ada. Pengukuran variabelnya berdasarkan return on assets, return on equity dan net profit margin pada tahun 2009-2012. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Untuk memguji ada atu tidaknya multikolonieritas dalam model regresi adalah Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tingg VIF maka semakin rendah Tolerance (Ghozali, 2011:106).
b. Uji Heterokedastisitas Deteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik; dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual dari (Y prediksi–Y sebelumnya) yang telah di studentized. Dasar dalam pengambilan keputusan: (1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatub pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. (2) jika ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
9
atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 139). c. Uji Autokolerasi Uji Autokolerasi digunakan untuk mengatahui kolerasi antar anggota serangkaian data observasi baik data time series maupun cross section. Menurut Santoso (2009:219), secara umum untuk menentukan autokolerasi bisa di ambil dengan Patokan sebagai berikut: (1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokolerasi posotif.(2) Angka D-W antara -2 sampai +2 bearti tidak ada autokolerasi. (3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokolerasi negative. d. Uji Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam pendekatan grafik Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. (Santoso, 2009:214). 2. Analisis Regresi Linier Berganda Ferdinand (2006:295), analisis regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistik dalam menganalisis hubungan antara variabel satu atau lebih variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) rumus multiple regresinya adalah: P = a + β1HJpen + β2 HJpan + e keterangan: P = Profitabilitas HJpen = Hutang jangka pendek HJpan = Hutang jangka panjang β 1, β 2= Koefisien regresi dari variabel bebas a = Konstanta e = Standar Error. Setelah diketahuiPersamaan regresi linier berganda di atas dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 19. 3. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerngkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2011:97). Interpretasi: Jika R2 mendekati 1 (semakin besar nilai R2),menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat. dan Jika R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R2), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah. dan untuk mempermudah dalam perhitungan koefisien kolerasi (R) dan koefisien derteminasi (R2) di atas maka akan di hiting dengan menggunakan program SPSS versi 19. 4. Analisis of Variance (ANOVA) Analisis of Variance (ANOVA) digunakan untuk menguji kelayakan model atau goodness of-fitt dari model yang dikembangkan (Ferdinand, 2006:297).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
10
Kriteria pengujian Analisis of Variance(ANOVA) adalah: (1) jika Sig. > (α) 0,05, maka model regresi yang dihasilkan tidak baik (tidak layak) untuk digunakan pada analisis selanjutnya. (2) Jika Sig. < (α) 0,05, maka model regresi yang dihasilkan baik (layak) dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. 5. Pengujian Hipotesis Untuk menguji hutang jangka panjangn dan hutan jangka pendek terhadap profitabilitas suatu perusahaan Air Minum Dalam Kemasan, Akan dilakukan dengan uji t, uji F serta pengujian koefisien deteminasi parsial (r2) dalam pengujian hipotesis ini mengunakan program SPSS versi 19. A. Uji Signifikan Parsial (Uji t) Uji t ini digunakan untuk menguji pengaruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara parsial terhadap profitabilitas pada Perusahaan Air Minum Kemasan (AMK). Kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant α = 5% yaitu sebagai berikut (Santoso, 2009:331): (a) Jika p-value (pada kolom Sig.) > level of significant (0,05) maka H0 diterima yang berarti hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).; (b) Jika p-value (pada kolom Sig.) < level of significant (0,05) maka H0 ditolak yang berarti hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada Perusahaan Air Minum Kemasan (AMK). B. Koefisien Determinasi Parsial (r2) Koefisien determinasi parsial merupakan metode yang digunakan mengetahui besarnya prosentase variabel bebas terhadap variabel terikat yang dinyatakan oleh koefisien determinasi parsial (r2) yang berarti variabel mana yang berpengaruh dominan (Djarwanto,2002:202). Semakin besar r2 berarti semakin tepat persamaan perkiraan regresi linear tersebut dipakai sebagai alat prediksi, karena variasi perubahan variabel terikat dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas. Apabila nilai r2 semakin dekat dengan satu, maka perhitungan yang dilakukan sudah dianggap cukup kuat dalam menjelaskan variabel bebas dengan variabel terikat. Perhitungan koefisien determinasi partial (r2) dengan menggunakan SPSS versi 19. C. Uji Signifikasi Simultan (uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel bebas secara signifikan terhadap variabel terikat. Apabila uji signifikansi diatas 0,05, maka variabel bebas (Variabel X) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Variabel Y). sedangkan jika dibawah 0,05, maka variabel bebas (variabel X)berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Variabel Y). Pembahasan Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dipergunakan untuk melihat apakah data yang digunakan dalam proses analisis telah memenuhi keempat syarat yang ditentukan dalam uji asumsi klasik. Keempat syarat yang ditentukan dan harus dipenuhi dalam uji asumsi klasik adalah sebagai berikut.
a. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ditemukan atau mengandung multikolinieritas. Dari perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat disimpulkan bahwa dalam data ini tidak di temukannya masalah Multikolinieritas tidak di temukannya kolerasi antra variabel independent karena nilai VIF tidak lebih dari 10 dan tolerance lebih dari 0,01.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
11
b. Uji Heteroskedasitas Uji Heteroskedasitas dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila tidak terdapat pola yang jelas dan posisi titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas. Dan pada penelitian ini tidak ada masalah Heteroskedasitas kareana posisi titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y. c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dipergunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Dan dari hasil pengujian Autokolerasi data yg di gunakan penlitian ini tidak ditemukan adanya Autokolerasi. d. Uji Normalitas Sebelum melakukan pengujian hipotesis pada hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap profitabilitas perusahaan yang diwakili return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM), perlu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui normal atau tidak normal data yang dipakai. Dari hasil keseluruhan data yang telah diuji dengan menguanakan uji Kolmogorov Smirnov Test, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (Hutang Jangka Pendek dan Hutang Jangka Panjang) dan variabel terikat (Profitabilitas yang diwakili oleh return on assets, return on equity dan net profit margin ) memiliki distribusi data yang normal, dikarenakan semua variabel yang digunakan dalam penelitian memiliki signifikansi > 0,05.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
12
Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 3 Rekapitulasi Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Hutang Jangka Pendek (X1) dan Hutang Jangka Panjang (X2) terhadap Profitabilitas (Y) Profitabilitas (Y)
Variabel Bebas
ROA
Konstanta
Probabilitas (Sig)
Hipotesis
1,87 0,054
3,662
0,003
H0 ditolak
X2
-0,124
-6,656
0,000
H0 ditolak
R square
0,811
FHitung
Adjusted R square
0,781
Sig FHitung
0,000
16
Alpha (α)
0,05
27,821
Konstanta
1,032
X1
0,037
2,365
0,034
H0 ditolak
X2
-0,407
-2,052
0,061
H0 diterima
R square
0,419
Adjusted R square N NPM
tHitung
X1
N ROE
Koefisien Regresi
FHitung
4,693
0,33
Sig FHitung
0,029
16
Alpha (α)
0,05
Konstanta
0,733
X1
0,029
2,088
0,057
H0 diterima
X2
-0,054
-3,086
0,009
H0 ditolak
R square
0,506
Adjusted R square
0,43
N
16
FHitung
6,666
Sig FHitung
0,01
Alpha (α)
0,05
Sumber data: Hasil Output SPSS Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier berganda pada tabel 3, maka prediksi profitabilitas yang diukur dengan return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi berganda sebagai berikut: 1. Return on Assets (ROA) ROA= 1,870 + 0,054 HJpen –0,124 HJpan 2. Return on Equity (ROE) ROE = 1,032 + 0,037 HJpen– 0,407 Hjpan 3. Net Profit Margin (NPM) NPM = 0,733 + 0,029 HJpen– 0,054 HJpan Analisis Koefisien Determinasi (R2) 1. Return on Assets (ROA) Berdasarkan data pada tabel 3, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,811 atau 81,1% yang artinya variabilitas variabel return on assets (ROA) yang dapat dijelaskan oleh variabilitas hutang jangka pendek dan hutang janggka panjang
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
13
adalah sebesar 81,1%, sedangkan sisanya sebesar 19,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. 2. Return on Equity (ROE) Berdasarkan data pada tabel 3, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,419 atau 41,9% yang artinya variabilitas variabel return on equity (ROE) yang dapat dijelaskan oleh variabilitas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang adalah sebesar 41,9%, sedangkan sisanya sebesar 58,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. 3. Net Profit Margin (NPM) Berdasarkan data pada tabel 3, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,506 atau 50,6% yang artinya variabilitas variabel Net Profit Margin (NPM) yang dapat dijelaskan oleh variabilitas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang adalah sebesar 50,6%, sedangkan sisanya sebesar 49,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. Analysis of Variance (ANOVA) 1. Return on Assets (ROA) Berdasarkan data pada tabel 3, diperoleh nilai F sebesar 27,821 dengan tingkat signifikan 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan ini baik dan dapat dipergunakan dalam analisis selanjutnya, dikarenakan nilai sig 0,000 jauh lebih kecil dari (α) = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi return on assets (ROA). 2. Return on Equity (ROE) Berdasarkan data pada tabel 3, diperoleh nilai F sebesar 4,693 dengan tingkat signifikan 0,029, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan ini baik dan dapat dipergunakan dalam analisis selanjutnya, dikarenakan nilai sig 0,029 jauh lebih kecil dari (α) = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi return on equity (ROE). 3. Net Profit Margin (NPM) Berdasarkan data pada tabel 3, diperoleh nilai F sebesar 6,666 dengan tingkat signifikan 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan ini baik dan dapat dipergunakan dalam analisis selanjutnya, dikarenakan nilai sig 0,01 jauh lebih kecil dari (α) = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi Net Profit Margin (NPM).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
14
Uji t (Uji Parsial) Tabel 4 Uji Hipotesis (Uji t) Profitabilitas ROA
ROE
NPM
Variabel X
tHitung
Sig
Α
Hutang Jangka Pendek
3,662
0,003
0,05
Hutang Jangka Panjang
-6,656
0,000
0,05
Hutang Jangka Pendek
2,365
0,034
0,05
Hutang Jangka Panjang
-2,052
0,061
0,05
Hutang Jangka Pendek
2,088
0,057
0,05
Hutang Jangka Panjang
-3,086
0,009
0,05
Keterangan Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan Tidak berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan
Sumber Data: Hasil Output SPSS Berdasarkan pada tabel 4, variabel hutang jangka pendek pada item return on assets (ROA) menunjukkan t hitung sebesar 3,662 dengan tingkat signifikansi 0,003 yang berarti “signifikan” karena tingkat signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian, hutang jangka pendek secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return on assets (ROA). Untuk variabel hutang jangka panjang pada item return on assets (ROA) menunjukkan t hitung sebesar -6,655 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang berarti “signifikan” karena tingkat signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian, hutang jangka panjang secara parsial juga berpengaruh secara signifikan terhadap return on assets (ROA). Pada item return on equity (ROE), untuk variabel hutang jangka pendek menunjukkan t hitung sebesar 2,365 dengan tingkat signifikansi 0,034 yang berarti “signifikan” karena tingkat signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian, hutang jangka pendek secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity (ROE). Untuk variabel hutang jangka panjang menunjukkan t hitung sebesar -2,052 dengan tingkat signifikansi 0,061 yang berarti “tidak signifikan” karena tingkat signifikansi lebih dari 0,05. Dengan demikian, hutang jangka panjang secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity (ROE). Untuk item net profit margin (NPM), untuk variabel hutang jangka pendek menunjukkan t hitung sebesar 2,088 dengan tingkat signifikansi 0,057 yang berarti “tidak signifikan” karena tingkat signifikansi lebih dari 0,05. Dengan demikian, hutang jangka pendek secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap net profit margin (NPM). Untuk variabel hutang jangka panjang menunjukkan t hitung sebesar -3,086 dengan tingkat signifikansi 0,009 yang berarti “signifikan” karena tingkat signifikansi kurang dari 0,05. Dengan demikian, hutang jangka panjang secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap net profit margin (NPM). Dari analisis diatas, diketahui bahwa variabel hutang jangka pendek dan hutang panjang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas yang diwakili oleh return on assets (ROA), sedangkan untuk return on equity (ROE) hanya variabel hutang jangka pendek yang secara parsial berpengaruh signifikan, variabel hutang jangka panjang secara parsial tidak berpengaruh signifikan. Untuk net profit margin (NPM) hanya variabel hutang jangka panjang yang secara parsial berpengaruh signifikan, variabel hutang jangka pendek secara parsial tidak berpengaruh signifikan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
15
Koefisien Determinasi Parsial Tabel 5 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Profitabilitas
Variabel X
R
r2
ROA
Hutang Jangka Pendek
0,713
0,508
Hutang Jangka Panjang
-0,879
0,773
Hutang Jangka Pendek
0,548
0,300
Hutang Jangka Panjang
-0,495
0,245
Hutang Jangka Pendek
0,506
0,256
Hutang Jangka Panjang
0,430
0,185
ROE NPM
Sumber Data: Hasil Output SPSS Dari korelasi parsial diatas, maka diperoleh koefisien determinasi parsial dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Return on Asset (ROA) a. Koefisien determinasi parsial variabel hutang jangka pendek sebessar 0,508 yang berarti sekitar 50,8% kontribusi hutang jangka pendek terhadap ROA. b. Koefisien determinasi parsial variabel hutang jangka panjang sebesar 0,773 yang berarti sekitar 77,3% kontribusi hutang jangka panjang terhadap ROA. 2. Return on Equity (ROE) a. Koefisien determinasi parsial variabel hutang jangka pendek sebesar 0,300 yang berarti sekitar 30% kontribusi hutang jangka pendek terhadap ROE. b. Koefisien determinasi parsial variabel hutang jangka panjang sebesar 0,245 yang berarti sekitar 24,5% kontribusi hutang jangka panjang terhadap ROE. 3. Net Profit Margin (NPM) a. Koefisien determinasi parsial variabel hutang jangka pendek sebesar 0,256 yang berarti sekitar 25,6% kontribusi hutang jangka pendek terhadap NPM. b. Koefisien determinasi parsial variabel hutang jangka panjang sebesar 0,185 yang berarti sekitar 18,5% kontribusi hutang jangka panjang terhadap NPM. Dari tabel 5 dapat dilihat, variabel bebas yang mempunyai pengaruh dominan terhadap profitabilitas adalah hutang jangka panjang untuk yang dilihat berdasarkan return on asset (ROA) dan hutang jangka pendek untuk yang dilihat berdasarkanreturn on equity (ROE) dan net profit margain (NPM). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan hutang terhadap profitabilitas pada Perusahaan Air Minum Kemasan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian secara simultan, hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas, baik yang diwakili oleh ROA, ROE dan NPM. Untuk ROA ditunjukkan dengan nilai Fhitung sebesar 27,781 dengan signifikan 0,000. Untuk ROE ditunjukkan dengan Fhitung sebesar 4,693 dengan signifikan 0,029. Untuk NPM ditunjukkan dengan Fhitung sebesar 6,666 dengan signifikan 0,01. Ketiga nilai Fhitung masih lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 3,680, sehingga kedua variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap variabel terikat dalam penilitan ini.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
16
2. Hasil pengujian secara parsial, hutang jangka pendek berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas yang diwakili oleh ROA dengan nilai signifikan sebesar 0,003 dan ROE dengan nilai signifikansi sebesar 0,034. Namun untuk profitabilitas yang diwakili oleh NPM tidak berpengaruh secara signifikan. 3. Hasil pengujian secara parsial, hutang jangka panjang berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas yang diwakili oleh ROA dengan nilai signifikan sebesar 0,000 dan NPM dengan nilai signifikansi sebesar 0,009. Namun untuk profitabiltas yang diwakili oleh ROE tidak berpengaruh secara signifikan. 4. Hasil perhitungan koefisien determinasi parsial variabel hutang jangka panjang berpengaruh dominan terhadap ROA karena nilai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 0,773, namun tidak berpengaruh dominan terhadap ROE dan NPM karena nilai koefisien determinasi parsialnya masing-masing hanya 0,245 dan 0,185. 5. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,811 pada ROA menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri atas hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang mampu menjelaskan variabel terikat ROA sebesar 81,1%, sedangkan sisanya 18,9% dijelaskan oleh variabel lain. Pada ROE, nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai 0,419 yang berarti variabel bebas yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang hanya mampu menjelaskan 41,9% variabel terikat ROE, sedangkan sisanya 58,1% dijelaskan oleh variabel lainnya. Untuk NPM, nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai 0,506 yang berarti variabel bebas yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang mampu menjelaskan 50,6% variabel terikat ROE, sedangkan sisanya 49,4% dijelaskan oleh variabel lainnya. Saran 1. Bagi perusahaan Air Minum Kemasan (AMK) perlu memperhatikan pendanaan dengan hutang, karena hutang mengandung resiko terhadap pengembangan perusahaan. Peningkatan hutang belum tentu akan disertai dengan peningkatan laba yang diperoleh perusahaan. Dengan semakin besarnya hutang yang ditanggung perusahaan, maka kewajiban perusahaan untuk mengembalikan hutang tersebut juga akan semakin besar. 2. Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk menambahkan beberapa variabel independen yang juga dapat mempengaruhi tingkat profitabiliatas perusahaan serta menambahkan jumlah sampel dan tahun pengamatan agar hasil yang diperoleh dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat untuk kepentingan perusahaan. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain jumlah variabel bebas yang diambil dalam penelitian ini hanya dua variabel yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang, namun masih terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan dan jumlah tahun pengamatan yang hanya diambil selama empat tahun periode. DAFTAR PUSTAKA Chairi, A dan I, Ghozali. 2005. Teori Akutansi. Edisi Ketiga.CetakanPertama. Semarang: Universitas Diponegoro.
Djarwanto, Ps. 2002. Mengenai Beberapa Uji Statistik. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Jakarta: Balai Pustaka. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS19. Edisi Kelima. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
17
Hartono. 2008. Akutansi Keuangan Menengah. Edisi Kesatu. Cetakan Kesatu.Yogyakarta. Penerbit: BPFE. Hanafi,M .M dan Halim, A. 2007. Analisis Laporan Keungan. Edisi Ketiga.Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Harahap, S.S. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hilmi, M. 2010. Analisis Penggunaan Hutang Terhadap Profitabilitas PadaPerusahaan Telekomunikasi Yang Go Public di BEI Periode 2004-2009.Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar. Pemblajaran Perusahaan. Edisi Kedua. CetakanKedelapan. Yayasan Badan Penerbit. Yogyakarta. Rudianto. 2008. Pengantar Akutansi. Erlangga . Jakarta. Safitri, N . 2008. Pengaruh Penggunaan Hutang Terhadap Profitabilitas Pada PT SEMEN GRESIK Tbk. Jurnal Mahasiswa. Surabaya : Sekolah Tinggi Ilmu Ekomono Surabaya. Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17.Jakarta. Elex Media Komputindo. Simamora, H. 2000. Akutansi Berbasis Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ke Sepuluh. Bandung.Alfabeta. _________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta. Supianato, D. 2012. Pengaruh Rasio Utang Terhadap Profitabilitas PadaPerusahaan Makanan Dan Minuman Trdaftar Di Bursa Efek Indonesia. JurnalMahasiswa. Pontianak: Universitas Tanjungpura.