Lutjanus, Volume 18, Nomor 1, Januan 2013
ISSN: 0853-7658
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan
-l'':
::
:
1:.1
-r
::
::
j=:;
.
]il:-=rdis!:6xift : !
I
Lutjanus
Jurnal Teknologi perikanan dan Kelautan Terbit pertama kali 5 April 1995. perubahan format pertama pada Juli 2001 dan perubahan format kedua pada Januari 2(X)9. Terbit dua kali setahun pada bulan Januari dan.luti
ISSN : 0853-7658
Penasehat
: : Ketua Editor : Editor/Penyunting : Penanggungjawab
Mitra
Bestari
:
Prof. Dr. lr. M. Natsir Nessa, M.S. lr. AndiAsdar Jaya, M.Si Dr. lr. Harifuddin, M.Si Dr. lr. Dahlia, Mp Mohamad Adnan Baiduri, S.pi., M.Si. lr. AndiAsdar Jaya, M.Si Adam,S.Pi ,MSi Dr. lr. Muh. AliYahya, M.Si Dr. lr. Muhammad lkbal lllijas, M.Sc lr. Rimal Hamal, MP lr Muhammad Nadir, M,Si Dr.lr. Yani Narayana, M.Si lr. Andi Yusuf Lingka, MP. Dr. tr. Alimuddin, M.Sc Dr. lr. Dody Darmawan, M.Sc
Redaktur Pelaksana: Luqman Saleh, S.pi., M.Si lr. Nurlaely Fattah, M.Si. Erna, S.Pi., M.Si. Muhlisah, S.Pi., M Si. Yusri Muhammad Yusuf, S.Pi
Administrasi :
Andi Nurhayati Dina U, A. Md Pi
Diterbitkan oleh Politeknik Pertanirn
llcgri nqhe Qdtq gFp
Sekretariat: Kampus Potiteknik Pertanian t{epi paqlen Jl. Poros Makassar-Pare-Pare Km. 83 Mandale, pilgtep" (041 0) 23127U ExL 128. Fax (flt0) UnUm
Sr*dSrm-mCCUp
Email. Desain sampul: Dyan
lppmpangkepl8ldu..q*
.,
i
Daftar lcl
1
Fengaruh Berbagai Metode Budidaya Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Rumput L,aul (Kappaphycus alvarezii)
1-5
Alimuddin 2.
Analisis Beberapa Parameter Biologi Populasi lkan Layang (Decapterus russe//i Ruppel) di Perairan Kabupaten Barru
6-11
Erna dan Adam Rahman
3.
Optimasi Densitas untuk Produksi Cacing Nereis Dendronereis Pinnaticirris (grube 1 864)
12-17
Ahmad Ghufron Mustofa, Enang Harris, Eddy Supriyono dan DediJusadi
4
Korelasi Variasi Genetik lkan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguffafus) terhadap Tingkat Abnormalitas Benih Alam dan Domestikasi di Sulawesi Selatan
18-27
Dahlia, Wahidah dan Hasniar
O
Pengaruh Hormon laa terhadap Pertumbuhan Thallus Rumput Kappaphycus alvareziiMelalui Kultur ln Vitro
28-31
Sriwahidah dan Jayadi
6
KomposisiAsam Lemak Rumput Laut Terpilih dari Sulawesi Selatan, lndonesia
32-36
Muhammad Ikbal lllijas, Andriani, Mohammad Adnan Baiduri, dan Yutaka ltabashi
r
lnfestasi Parasit Pada lkan Endemik Pelangi Sulawesi (telmatherina Ladigesi) di Perairan Maros
37 -43
Amrullah, Arifuddin, Wahidah dan Luqman Saleh
3
Ferilaian Rumput Laut Eucheuma cottoniiSebagai Bahan Baku
44-50
rintUk Konfersi Ke Etanol
Ahmad Wadi, Muslimin Tompo, Ahyar Ahmad dan Hadijah Hasyim
3
(ajian Pemasaran Pedagang yang Menerima HasilTangkapan Nelayan 3rrlrt Gill Net di Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru
Andi Baso Adil Natsir
51-59
I PENGARUH HORMON IAA TERHADAP PERTUMBUHAN THALLUS RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezt1 MELALUI KULTUR lN VITRO
3tt'l]li
ffrllU
THE IMPAGT OF INDOLACETIC ACID HORMONE TOWARDS THE SEAWEED THALLUS GROWTH Kappaphycus alvarezii THROUGH lN VITRO CULfURE Diterima tanggal 10 November 2012, disetujui tanggal 1 5 Oktober 2012
Sriwahidah'), Jayadi') " Potiteknik Pertanian Negeri Pangkep, Jl. Poros Makassar-Parepare km 83, Mandalle, Kabupaten Pangkep, Su/awesi Selatan E-mail :
[email protected] ') lJniversitas Muslim lndonesia, Makassar, Su/se/.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh hormon IAA terhadap pertumbuhan thallus rumputlaut K. alvareziipada kultur in vitro. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasitentang penggunaan hormon IAA dalam menunjang keberhasilan teknik kultur in vitro K. alvarezii. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Desain penelitiffiuyang digunakan adalah RAL, terdiri atas 4 perlakuan (tanpa lAAJcontrol; 0,4; 0,6 ; 0,8 ppm) dengan masing-masing 3 ulangan, Data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan ujiTukey. Hubungan respon perlakuan terhadap parameter dianalisis menggunakan regresi korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kalus teregenarasi paling rendah diperoleh pada perlakuan tanpa IAA dan 0,4 ppm (50%), dan tertinggi pada perlakukan 0,8 ppm (83%). Peningkatan hormon IAA dengan konsentrasi tertentu akan meningkatkan daya regenerasi kalus menjadi thallus (tunas muda).
Kata kunci : lAA, thallus rumput laut K. alvarezii, in vitro
ABSTRAGT This study aimed to evaluate the effect of lAAon growth of the red seaweed K. alvarezii thallus in vitro. The result is expected to be one of material information about the use of hormone IAA in the success of in vitro culture technique of K. alvarezii.The study was conducted from February to June 2010 in the Tissue Culture Laboratory, Department of Fisheries, Pangkep State Polytechnic of Agriculture. The study used completely randomized design, consisted of 4 treatments (control/without IAA; 0.4; 0.6; 0.8 ppm) and each treatment was replicated 3 times. Data were analyzed byANOVA and followed by Tukey test. Correlations of treatments and growth of thallus were analyzed by regression test. Results of the study showed that the control and hormone IAA at concentrations of 0.4 ppm were found the lowest percentage of callus (50 %), and the highest percentage of callus (83 %) was obtained at lAAconcentration of 0.8 ppm, lncreasing of hormones lAAin certain concentration will increase the regeneration of callus intoThallus (young shoots).
Keywords: lAA, seaweed Thallus K. alvarezii, in vitro PENDAHULUAN
lndole Acetic Acid (lAA) adalah endogeneous auxin yang terbentuk dari trypthopan yang merupakan suatu senyawa dengan inti indole dan selalu terdapat dalam jaringan tanaman di dalam proses biosintesis. Trypthopan berubah menjadi IAA dengan membentuk indole pyruvic acid dan indole-3acetaldehyde. Tetapi IAA ini dapat pula 28
terbentuk dari tryptamine yang selanjutnya menjadi indole-3-acetaldehyde, selanjutnya menjadi indole-3-acetid acid (lAA). Akan tetapi perubahan indole-3-acetonitrile menjadi IAA dengan bantuan enzym nitrilase prosesnya masih belum diketahui. More (1979 dalam Dewi, 2008), mengatakan bahwa tempat sintesis utama auksin pada tanaman yaitu di daerah meristem apikal tunas ujung. IAA yang diproduksi di tunas ujung tersebut diangkut ke bagian bawah dan berfungsi mendorong
ffTME
6fir1tr uf!!lf& fluti@
f,d
1nilf,]fi
ffiTTI
8t,r ItTlI|"l
ril;r
Tltrilifl
fillf|lllf
G.O
?t,.l &rnr
IGrru --cffilse
-n"trE *rdrt
r
rum;
ffin frH
{Jtfi-lr
funa
h
dl f,il*l:
l.:rrm .!d@(
uffiur hfllnGo
[
[email protected]
mml Jl
0ymm .l'tlttlrW
*rp-ltGlr
"ti6llltw
ru"
t
'uu
0lr m,
lPn
ilm,
@
I AUT
ED
E
lernanjangan
sel batang. IAA mendorong
:e"nanjangan sel batang hanya pada rcnsentrasi tertentu yaitu 0,9 g/L. Di atas *cnsentrasi tersebut IAA akan menghambat :erra6jsnnan sel batang. Berbeda dengan :enturnbuhan batang, konsentrasi IAA yang (.10" g/L) memacu pemanjangan sel=ncah s€ akar, sedangkan konsentrasi tinggi *s,,"ghambat pemanjangan sel akar. Dengan ler rian, pemberian hormon yang sama tetapi
:e'Ean konsentrasi yang berbeda
're,rr mbulkan pengaruh
rtumbuhan
njadisalah eknik kultur
boratorium elitid6ryang rn) dengan gan respon penelitian kuan tanpa prmon IAA lllus (tunas
yang berbeda pada
$an- sel target. Sementara itu, pemberian to*,or"r dengan konsentrasi tertentu dapat roerikan pengaruh yang berbeda pada $erse target yang berbeda.
-
T'IJdUAN PENELITIAN
ltsr;-
ll-ujuan penelitian ini untuk mengkaji { renyediaan bibit yang berkualitas dalam
:fe'':e'r'bangan usaha budidaya K. alvarezii di *esa -endatang dan penggunaan hormon IAA ?ra{E :erlu dilakukan pengkajian terhadap le.qur:lhan thallus K. alvarezii melalui rerE^'aatan hormon lAA. reTTODE PENELITIAN
rezrrthallus e IAA in the nry to June lytechnic of ilrol/without I byANOVA malyzed by rntrations of of callus (83 rncentration
selanjutnya selanjutnya Akan tetapi nenjadi IAA I prosesnya 1979 dalam rwa tempat nan yaitu di g. IAA yang diangkut ke mendorong
trrlrfrd dan Tempat penelitian ini dilaksanakan dari bulan Fecr-a- sampai Juni 2010 di Laboratorium (*;1lr Jarrngan, Jurusan Perikanan, Politeknik E''r-:- an Negeri pangkep
Erhan dan Metode Sahan yang digunakan adalah kalus *.ar',aezii hasil kultur in vitro, media cair l.:l-nai, daD hormon komersial IAA (lndole {cw: ,{crd ). Alat yang digunakan adalah botol *urlh-- abu ukur, gelas piala, pinset, milli pipet, lrcalgan analitik, millifor filter, autoklaf, dan imtrl- TL20wat. Penelitian ini merupakan tahap lanjutan sr :erelitian sebelumnya yaitu induksi kalus, ;)*: s€s pembelahan sel dipacu dengan rrir{j -duksi dengan menggunakan hormon (;rE: r kemudian diregenerasikan dengan rr€rrqg J nakan hormon IAA sebagai berikut
r"
Seielah
:,a. nasil penelitian pada tahap
::
:
.n;iffi*.*
:
1 bulan kultur, kalus yang tumbuh induksi
"dahkan dan disub kultur pada media
:er a (uan tahap regenerasi. ;a,:a tahap regenerasi, Conway ditambah -,:r-ron IAA pada konsentrasi ( 0,4 ; 0,6 : 0,8 lE r can kontrol, tanpa IAA ) dengan kondisi
ruang kultur sama pada penelitian tahap 1 Botol kultur volume 20 mL yang telah berisi eksplan hasil induksi selanjutnya diletakkan di ruang kultur selama pemeliharaan satu bulan atau sampai terbentuk filamen atau planlet (tunas muda). d. Selama pemeliharaan dilakukan sampling untuk mengamati perkembangan sel
c.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perhitungan presentase eksplan yang beregenerasi dengan pemberian hormon lAApada tanpa lAAdan 0,4 ppm lAAdidapatkan persentase kalus yang teregenerasi paling rendah (50 %)jika dibanding dengan perlakuan 0,6 ppm dan yang tertinggi pada perlakuan 0,8 ppm (83%), semakin tinggi kadar hormon lAA. dalam media kultur, akan diiringi peningkatan persentase kalus yang teregenerasi (Gambar'1 ) Hasil analisis ragam menunjukkan penambahan hormon lAXWdalam media kultur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhaciap regenerasi kalus. Selanjutnya hasil uji lanjut Tukey menunjukkan perlakuan konsentrasi 0,8 ppm berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol dan 0,4 ppm, akan tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan 0,6 ppm. Demikian pula halnya antara perlakuan kontrol ; 0,4 dan 0,6 ppm tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (P>0,05)
Ierjadinya perbedaan kecepatan tumbuh kalus tersebut disebabkan oleh konsentrasi hormon IAA yang berperan
mendorong pembentukan tunas muda. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sri Djayawat! (1993 dalam Aslamyah, 2002) tentang penggunaan hydrasil untuk memacu
pertumbuhan rumput laut (Gracillaria
verrucosa) dengan dosis 10 ppm memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan
rumput laut yang dirangsang dengan hormon tumbuh memberikan pertumbuhan yang lebih tinggi dari pada tanpa hormon tumbuh. Menurut Thiman (1956 dalam Wilkins,1989), efek karasteristik dari auxin adalah menyebabkan terjadinya pembesaran sel sehingga tanaman akan memanjang dan terjadilah pertumbuhan. Sebaliknya apabila konsentrasi yang diberikan lebih tinggi dari pada konsentrasi optimunr pembesaran sel berlangsung cepat sehingga ukuran sel menjadi sangat membesar. Keadaan ini akan menyebabkan reaksi turgor sel sehingga permiabilitas terganggu dan sel akan mengalami kekeringan. Dilihat dari cara regenerasi kalus menjadi tunas, tampaknya
: ,:J 00 g0
x
='E
ro
{r -^ tr/u o
Soo OEa fO JU
940 G .n ,ln -c (i 4v
Ero f
-,0
KonErntrari Hormon IAA (ppml
Gambar 1. Pengaruh konsentrasi hormon IAA terhadap daya regenerasi kalus (%) kl
#
ii
t
€ ri o tr o u o o
tr
e,
70 60 50 40 30
d
E
?o
d
10
E
0
0.4
0.6
Kons.ntresl honnon IAA {ppm}
Gambar
2.
Hubungan antara konsentrasi hormon IAA
jaringan K. alvareztT mempunyai kemampuan beregenerasi melalui jalur organogenesis dimana kalus dapat langsung membentuktunas
'i
(thallus), Hubungan antara konsentrasi hormon lAAdan daya regenerasi kalus berbentuk linier. Persamaan hubungan antara konsentrasi hormon IAA dan daya regenerasi thallus memperlihatkan korelasi positif yang kuat, hal ini ditunjukkan dengan nilai regresi yang mendekati satu (0,69). Berdasarkan Gambar 2. terlihat bahwa peningkatan hormon lAAdengan konsentrasi tertentu akan meningkatkan daya regenerasi kalus menjadi tunas muda (thallus).
KESIMPULAN
Pemberian hormon IAA dengan konsentrasi 0,8 ppm (83%) dapat meningkatkan persentase jumlah thallus yang beregenerasi. Perlu pengkajian lebih mendalam mengenai
peranan hormon IAA dalam memacu
30
dan daya
regenerasi kalus (%)
pertumbuhan thallus rumput laut K. Alvarezii dengan menganalisis aktivitas hormon tumbuh didalam sel. DAFTAR PUSTAKA Aslamyah. S., 2002. Peranan Hormon Tumbuh
Dalam Memacu Algae. Makalah Falsafah Sains (PPs 702) Program Pasca Sarjana/S3. lnstitud Pertanian
Bogor. Dewi. l. R.2008. Makalah Peranan Dan Fungsi
Fitohormon Bagi Pertumbuhan Tanaman. Fakultas Pertanian.
Universitas Padjadjaran. Bandung. Poernomo, 2008. DKP Dorong Rumput Laut Sebagai Sumber Pangan dan Energi. Diambil dari: (Dispoting pada 6 Januari 2008). Priadi. D. Fitriani. H dan Sudarmonowati. E. 2007. Pertumbuhan ln Vitro Ubi Kayu
(Manihot esculenta Crantz)
Pada
E Berbagai pemadat Alternatif pengganti pusat penetitian Biotekriblogi lqlbaga llmu pengetahuan lnOones'ia (LlPt), Cibinong-Bogor. Uffiirnena. G, A,G, liry .. A. U. ruurnayati ., S. Endang ., Ni M. A., dan E. nnOii. 1gitg2. Bioteknologi tanaman. pusat Antar
lgrl.
Universitas Bioteknologi, lnstitut
Pertanian Bogor. Bogor
I
f/o)
l)
Alvarezii tumbuh
n
ITumbuh
llakalah Program Pertanian an Fungsi
mbuhan rtanian. hng. nput Laut
n
Energi.
r6 Januari
pwati.
E.
Ubi Kayu pada
E)
3{