BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Permasalahan Perkembangan di dunia industri sangatlah pesat. Perkembangan ini terjadi
dari segala sisi bidang yang menuntut setiap perusahaan untuk berbuat sesuatu agar dapat memenangkan persaingan. Kondisi perkembangan dan persaingan juga terjadi pada industri tekstil, sebagaimana kita ketahui bahwa pasar tekstil merupakan pasar yang mempunyai daya saing yang kuat, begitu banyak jenis tekstil yang tersebar di pasaran mulai dari kontruksi ringan (anyamannya tidak terlalu komplek dan tidak rapat) sampai kontruksi berat (anyamannya komplek dan rapat). Dari data Badan Pusat Statistik gambar 1-1 menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan tekstil secara linier naik sampai tahun 2010.
Jumlah Pertumbuhan Perusahaan Tekstil 3.000 2.500
2004
2005
2006
2007
2.585
2003
2.601
1.934
2002
2.355
1.892
2001
2.820
1.847
500
1.892
1.000
1.901
1.500
2.809
2.000
2008
2009
2010
0
Gambar 1-1 Jumlah Pertumbuhan Perusahaan Tekstil Sumber : www.bps.go.id
1
Berdasarkan peran ekspor kelompok hasil industri terhadap ekspor hasil industri, industi tesktil menempati peringkat ketiga dan nilai ekspornya dari tahun 2007 s/d tahun 2011 terus meningkat seperti terlihat dalam tabel 1-1. Sehingga dapat dikatakan bahwa produk tekstil Indonesia masih memiliki daya saing dan mendapat respon pasar yang cukup konsisten. Tabel 1-1 Data Ekspor Kelompok Hasil Industri Indonesia (Milliar) Kelompok Hasil Industri
2007
2008
2009
2010
2011
Pengolahan Kelapa/Kelapa Sawit
10.36
16.10
12.92
17.25
23.18
Pengolahan Karet
6.31
7.75
5.02
9.52
14.54
Tekstil
9.79
10.12
9.25
11.21
13.23
Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif
8.99
10.94
8.70
10.84
13.19
Elektronika
6.97
7.68
7.90
9.25
9.54
Sumber : (http://kemenperin.go.id/statistik)
9,79
10,12
9,25
2007
2008
2009
11,21
2010
13,23
2011
Gambar 1-2 Data Ekspor Tekstil (Milliar), Sumber :(http://kemenperin.go.id/statistik) 18,97% Pengolahan Karet
11,90% 10,83% 10,80%
Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif 7,80% 6,14% 5,01% 4,72% 3,69% 3,66%
Pengolahan Tembaga, Timah dll. Pulp dan Kertas Pengolahan Kayu
0%
5%
10%
15%
20%
Gambar 1-3 Peran Ekspor Kelompok Hasil Industri Terhadap Total Ekspor Hasil Industri Tahun 2011, Sumber: (http://kemenperin.go.id/statistik)
2
Sedangkan berdasarkan peran Impor kelompok hasil industri terhadap impor hasil industri, industi tesktil menempati peringkat kelima dengan nilai impor dari tahun 2007 s/d tahun 2011 terus meningkat seperti terlihat dalam tabel 1-2, hal ini menunjukkan bahwa produk luar terus masuk ke dalam negeri sehingga tingkat persaingan produk tekstil di tanah air juga terus meningkat. Tabel 1-2 Data Impor Kelompok Hasil Industri Indonesia (Milliar) Kelompok Hasil Industri
2007
2008
2009
2010
2011
Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif
20.50
39.92
31.68
43.22
52.47
Elektronika
4.01
13.45
10.50
14.18
16.12
Kimia Dasar
7.11
10.55
8.10
11.43
15.41
Makanan dan Minuman
3.56
3.09
2.81
4.51
6.85
Tekstil
1.19
3.90
3.40
5.03
6.74
Sumber : (http://kemenperin.go.id/statistik) 6,74 5,03
3,90
3,40
2008
2009
1,19 2007
2010
2011
Gambar 1-4 Data Impor Tekstil (Milliar), Sumber: (http://kemenperin.go.id/statistik) 41,61% 12,78% 12,22%
Elektronika Makanan dan Minuman
5,43% 5,34% 2,99% 2,59% 2,15% 2,06% 1,76%
Alat-alat Listrik Pupuk Makanan Ternak
0%
20%
40%
60%
Gambar 1-5 Peran Impor Kelompok Hasil Industri Terhadap Total Ekspor Hasil Industri Tahun 2011, Sumber: (http://kemenperin.go.id/statistik)
3
Jika dibandingkan data ekspor dan impor produk tekstil maka nilai ekspornya lebih tinggi, sehingga menunjukkan bahwa kuantitas dan kualitas produk tekstil Indonesia masih banyak bersaing di dunia luar. Dalam menghadapi kondisi lingkungan perkembangan dalam industri tekstil yang kompetitif tersebut maka perusahaan yang bergerak dalam industri tekstil dituntut untuk : a Membangun keunggulan kompetitif. b Membangun
secara
berkelanjutan
untuk
memastikan
kondisi
perusahaan di masa depan. c Menempuh langkah – langkah strategis. d Mengerahkan dan memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh bagian dari perusahaan. PC. GKBI (Pabrik Cambric Gabungan Koperasi Batik Indonesia), merupakan salah satu pabrik tekstil yang didirikan pada tanggal 17 Juli 1962, dimiliki oleh 40 Koperasi Batik Primer yang beralokasi di Indonesia dan beranggotakan 8.000 pengusaha batik perseorangan. Pabrik Cambric GKBI melakukan perluasan produksinya mulai dari pemintalan, pertenuanan dan proses Finishing pada tahun 1977 sampai dengan 1982. Seiring perkembangan tekstil pada tahun 1992 – 1994 menambah mesin tenun yang mempunyai kapasitas produksi tinggi yaitu Air Jet Loom dengan bantuan dana dari IDB (Islamic Development Bank) sehingga produksi Pabrik Cambric GKBI mulai meningkat, untuk enam tahun terakhir sampai tahun 2012 yaitu :
4
Tabel 1-3 3 Perkembangan Produksi PC. GKBI 6 tahun terakhir
Tahun
Grey
Cambric
2007
24,534,908
10,682,156
2008
24,212,882
17,843,100
2009
23,276,999
16,182,787
2010
25,320,077
18,935,525
2011
26,787,784
21,611,002
2012
27,635,843
28,533,516
Sumber : Data Produksi Bagian HRD PC. GKBI
3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Karyawan Benang Grey Cambric 2 per. Mov. Avg. (Karyawan) 2 per. Mov. Avg. (Grey) 2 per. Mov. Avg. (Cambric)
Gambar 1-6 Perkembangan produksi dan jumlah karyawan PC. GKBI GKBI, Sumber: Unit Weaving PC GKBI
Beberapa unit produksi p di Pabrik Cambric GKBI diantaranya U Unit Weaving yang hasil produksinya nya merupakan m produk unggulan, pemasarannya mulai daerah lokal al seperti, Jakarta, Bandung, Pekalongan Pekalongan dan Solo, sampai ke manca nnegara yaitu di eropa, a, Amerika dan Asia. Selain Unit Weaving terdapat juga Unit Finishing yang merupakan proses akhir yang berupa proses pemutihan dari proses
5
produksi PC. GKBI, bahan baku unit finishing terdiri dari grey Pabrik Cambric GKBI dan grey dari perusahaan lain. Hasil produksi dari unit finishing untuk memenuhi pasar lokal dan manca negara meskipun belum seluas produksi grey, namun demikian unit finishing ini keberadaanya sangat penting dalam mendukung kegiatan operasional PC.GKBI sebagai Integreted Textile. Dari profil industri tekstil dan profil Pabrik Cambric GKBI secara singkat sampai ke langkah – langkah yang harus dilakukan didalam menghadapi perkembangan industri tekstil, maka perlu adanya alat yang harus digunakan untuk mengetahui sejauh mana strategi perusahaan terutama strategi manajemen Pabrik Cambic GKBI dapat menjawab tantangan perkembangan industri tersebut, sekaligus dapat digunakan sebagai alat pengukuran kinerja personel yang berada di perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masingmasing pusat pertanggungjawaban yang dibandingkan dengan tolak ukur yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan karena pengukuran kinerja merupakan usaha memetakan strategi kedalam tindakan pencapaian target tertentu. Sistem pengukuran kinerja dapat
6
dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward dan punishment system. Banyak perusahaan bekerja dengan ukuran – ukuran yang salah. Diantara ukuran yang salah tersebut karena penentuan Key Performance Indicators (KPI) tidak benar. Sangat sedikit organisasi yang benar – benar memantau KPI mereka karena pada dasarnya organisasi tersebut tidak mengeksplorasi KPI yang sesungguhnya. Dengan alasan tersebut penulis ingin menganalisa apakah Key Performance Indicator (KPI) yang dilakukan manajemen PC GKBI sudah sesuai dan benar. Dengan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai “Analisa Pengembangan Key Performance Indicators Sebagai Pengukuran Kinerja di Pabrik Cambric GKBI - Medari”.
1.2
Rumusan Permasalahan Bagaimana pengembangan Key Performance Indicators di PC. GKBI
sehingga manajemen PC. GKBI mempunyai alat ukur kinerja yang dapat dijadikan sebagai alat identifikasi penentuan strategi untuk mengembangkan sumber daya manusia dan kesiapannya dalam bersaing di industri tekstil.
1.3
Tujuan Penelitian. Tujuan menganalisa perkembangan Key Performance Indicators di Pabrik
Cambric GKBI ini adalah :
7
a Untuk mengevaluasi dan menganalisa proses pengembangan Key Performance Indicators di Pabrik Cambric GKBI disesuaikan dengan acuan teori yang ada. b Membantu manajemen PC. GKBI untuk mengidentifikasi kendala – kendala yang terdapat dalam proses pengembangan Key Performance Indicators.
1.4
Manfaat Penelitian Dari penerapan ini diharapkan akan diperoleh manfaat-manfaat sebagai
berikut: a Bagi perusahaan akan diperoleh informasi sejauh mana penerapan Key Performance Indicators telah selesai dilakukan. b Bagi ilmu pengetahuan merupakan aplikasi konsep pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat identifikasi perusahaan untuk menentukan strategi untuk bersaing di industri tekstil, sebagai bagian dari konsep strategi manajemen.
1.5
Batasan Permasalahan Batasan penulisan ini adalah analisa pengembangan Key Performance
Indicators secara tertulis tanpa diikuti oleh analisa software computernya, sehingga berupa konsep Key Performance Indicators secara berurut sesuai dengan proses pembuatan di teori.
8