jejak
Meretas Jejak - Halaman 48
20
Gerakan
17
Dari Gerak Jejak
25
26
Dari Pikir Menjadi Kata
Contoh Kajian
Book Mapping Kastrat
- Apa itu kastrat 18 - Prototype Dep. Kastrat
9
Genotype
Isu 9 Advokasi 11 Negosiasi 14
Milis Buku Teman 7
Dari Visi Menuju Aksi
1
Kenapa Harus Berpikir Tentang Sang Pemimpi
- FMB 35 Jejak 33 - SOP 37 Anak - Anti Rokok 39 Zaman - Aliansi 40
meretas
Fenotype 16
4 Sumpah Mahasiswa Kedokteran
Inilah Alasan Kita
3 Sumpah Mahasiswa Kedokteran
meretas
jejak
45
Bertemu dengan Orang2 yang memiliki pemikiran luar biasa,, walaupun lebih sering sebatas net meet daripada ketemu langsung,,tp yg pasti luar biasa.. kepada kastrat selnjutnya tetap semangat danteruskan perjuangan qt sebagai mahasiswa kedokteran… Semangat!!!
Book Mapping
Sekilas kita lihat namanya, tentu kita yakin bahwa beliau adalah Putra kelahiran Medan. Beliau hadir di dunia pada 5 Desember 1986. Beliau berasal dari FK Universitas Islam Sumatra Utara angkatan 2006. Beliau semasa kuliah aktif di IMKM(IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN MINANG) 2006-SEKARANG, ANGGOTA PEMA 2007-2008 , KADEPT. KASTRAT 2008-2009. Pria yang banyak menghabiskan pendidikannya di Medan ini memiliki moto Jadilah Hebat Hingga Anda Tidak Mungkin Tidak Dianggap, dan menimbulkan kebulatan tekad beliau untuk menjadi Kepala dokter tim kepresidenan . Beliau bisa dihubungi di 085658533670 dan imoel_pakpahan@ yahoo.co.id. Saat ini beliau bertempat tinggal di Jl.Sei Sesirah No.3 Medan.
Inilah Alasan Kita
Karimul Abdi Pakpahan (Staf)
Mohamad Ihsan Akbar (Staf)
Sambutan Sekretaris Jenderal ISMKI
“Oktober 1928, merekalah anak-anak muda pemberani yang mampu mengantisipasi perubahan zamannya.. “ (Anies Baswedan, Rektor Univ Paramadina)
P
ria yang memiliki nama panggilan Akbar, lahir di Blitar, 14 Oktober 1987. Beliau berasal dari Universitas Jendral Soedirman angkatan 2006, menjalani hidupnya dengan moto To improve is to change,to be perfect is to change often. Beliau memiliki impian untuk menjadi seorang Menteri Kesehatan dengan harapan mampu Menjadi seorang yang mampu mendedikasikan dirinya demi kemanfaatan Agama dan bangsa dan Cita-cita profesi nya. Beliau telah mengawali langkahnya dengan aktif di ISM FKIK, UKM Bola, Organisasi Pecinta Alam, TBM Unsoed. Himpunan Mahasiswa Muslim Kedokteran Unsoed, FULDFK dan BEM FK Unsoed untuk mencapai cita-citanya itu. Saat ini belaiu beralamatkan di Jl.Raya Garum No.35,Blitar dan dapat dihubungi di 085227907334 atau
[email protected]
Assalamu’alaikum Wr Wb Salam Perjuangan!!
Kastrat merupakan wahana meningkatkan kepekaan dan kualitas diri, kesan pesannya sangat senang bisa menjadi bagian dalam sebuah keluarga yang disatukan karena suatu kepentingan yang berguna bagi bangsa.
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan banyak kenikmatan kepada bangsa ini, yang telah memberikan banyak segmen pembelajaran untuk senantiasa berbenah dan memperbaiki diri,dan Dia yang telah menghidupkan peradaban bangsa melalui tangan-tangan para pemudanya.
Ima Maria (Staf)
Delapan puluh satu tahun yang lalu, sebuah segmen perubahan besar dilalui bangsa ini melalui tangan-tangan mereka, sekumpulan pemuda yang biasa tapi mempunyai pemikiran dan menghasilkan pergerakan yang luar biasa. Bukan hanya sebuah kumpulan yang mereka bangun, tetapi sebuah gerakan yang menembus lintas daerah, budaya, etnis dan bahkan agama. Generasi pendobrak 1928, merekalah anak-anak muda pemberani yang mampu mengantisipasi perubahan zamannya. Mereka yang mampu memimpikan sebuah “dunia baru” bagi sekumpulan orang-orang terjajah, berjuang dalam peluh keringat pengorbanan dan mewujudkan pergerakan besar di negeri ini dalam sebuah frame perjuangan yang padu, yaitu sumpah pemuda. 17 tahun kemudian, apa yang mereka impikan benar-benar terwujud, sebuah dunia baru bagi bangsa Indonesia. Lagi-lagi sebuah fakta sejarah mengajarkan kepada kita bahwa para pemuda lah yang mampu mendobrak kelesuan perubahan, kebekuan penjajahan dan kediktatoran tirani penguasa. Generasi reformis 1998 membawa bangsa Indonesia kepada babak baru dinamika pembangunan negeri ini, masa reformasi. Betapa pemuda –yang identik dengan mahasiswa- menjadi garda terdepan dan pemegang kunci pintu-pintu perubahan dalam sejarah peradaban dunia. Romantisme perjuangan para pemuda si masa lampau seharusnya menjadi satu bahan pemikiran bagi kita semuanya bahwa ternyata di setiap masa, mereka mempunyai satu peran vital yang sama yaitu menjadi agen-agen perubahan. Benang merah lintas generasi yang diabadikan oleh sejarah adalah bahwa perubahan itu lahir dari kepedulian akan nasib bersama, bahwa perubahan besar itu hanya mampu dilakukan oleh gerakan besar dan bukan perjuangan individu-individu yang berserakan dan bahwa perubahan itu berawal dari mimpi dan harapan. Kepedulian, semangat kebersamaan dan nasionalisme bukanlah karakter yang muncul begitu saja, tetapi perlu ditempa dan dibina. Meretas Jejak - Halaman i
W
anita kelahiran Bontang, 27 Juli 1987 berasal dari FK Universitas Brawijaya angkatan 2006. Beliau adalah orang yang luar biasa, yang memiliki cita-cita untuk menjadi seorang cardiologist dan mendapatkan Nobel. Dengan berbekalkan motto hidup tidak untuk diri sendiri J beliau banyak berkecimpung dalam Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), Lembaga Studi Ilmiah Mahasiswa (LSIM), Lembaga Kerohanian Islam (LKI) FKUB. Beliau skerang beralamatkan di Jl. Sumatera Hop 4 No. 160, Bontang, Kaltim dan bisa dihubungi melalui 085649779132 dan
[email protected].
“mengkaji adalah pekerjaan yang menyenangkan, tidak jauh berbeda dengan seorang jurnalis. Jikalau seorang jurnalis dituntut untuk senantiasa update kasus, menggali informasi dan kemudian diberitakan, kastrat memiliki nilai plus, yaitu pada tataran “advokasi”. Tidak sekedar orang yang kritis dan mampu berpikir cepat saja yang dibutuhkan, itu saja tidak cukup. Keistiqomahan lah penyempurnanya. Begitu banyak pembelajaran yang dapat diambil selama di bawah payung kastrat ISMKI, nasionalisme, humanity, juga persahabatan. Semoga kelak teman-teman pengganti kami adalah pemuda-pemuda tangguh dan beristiqomah yang tak kenal lelah dan keluh memperjuangkan mahasiswa kedokteran dan bangsa Indonesia :) Ketika loyalitasmu teruji, keistiqomahanmu lah jawabannya. SEMANGAT!! E N Y U M :) “
meretas Meretas Jejak - Halaman 47
jejak
Perjuangan dan pengorbanan bukanlah kumpulan kata tanpa makna, tetapi adalah kristalisasi dari dinamika perjalanan hidup yang dilalui.
Dody Hendro Susilo (SekBid)
O
rang yang memiliki tanda pathognomic (ed. Baca mudah dikenali) biasa dipanggil Dody oleh yang lainnya. Beliau berasalah dari Universitas Gadjah Mada Angkatan 2005. Beliau sendiri berasal dari Kotabumi, Lampung Utara, dengan beralamatkan di Jl. Merpati no 269 Tanjung Aman, Kotabumi, Kab. Lampung Utara, Prov. Lampung. Pria kelahiran 15 Juli 1988 ini memilki moto “Khairunnas Anfahum Linnas-Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat”. Dengan dimasa yang mendatang beliau memilki visi untuk mampu mencetak 10.000 Al Quran Terjemahan, mengkurbankan 1000 kambing, dan mengHajikan 500 orang tiap tahunnya, serta menjadikan anaknya menjadi Pemimpin Dunia. Untuk menuju visi itulah beliau terus membuat titik-tik hidupnya di Keluarga Muslim Cendekia Medika (KaLAM), BEM FK UGM, SENAT MAHASISWA FK UGM, Medical Scientist Society, Medical Science Club, Asistensi Agama Islam FK UGM, Partai Persaudaraan Medika, KAMMI UGM, Dewan perwakilan Fakultas UGM, Dewan Perwakilan Mahasiswa UGM, Partai Bunderan UGM, MER C Jogja, BSMI Jogja, ISMKI 2008, dan Rumah Sakit Handayani Lampung Utara. Beliau bisa dihubungi di 085729333298 atau
[email protected].
Membangun sejarah peradaban dunia merupakan klimaks dari sebuah perjalanan panjang dari membangun impian individu, merangkai impian bersama dan mewujudkannya dalam sebuah gerakan massa yang nyata. Dan semua perjalanan peradaban tersebut merupakan jejak-jejak yang coba dirangkai oleh Tim Kajian Strategis (Kastrat) ISMKI periode 2008-2009 yang diabadikan dalam sebuah buku yang berjudul “MERETAS JEJAK: catatan perjalanan sang pelukis peradaban”. Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi para pemuda untuk senantiasa membangun kepedulian bersama dan menyadari bahwa mereka merupakan bagian penting dari masa depan peradaban dunia. Dalam kehidupan ada pilihan: menjadi pelaku perubahan, menjadi objek perubahan, atau menjadi penonton perubahan, maka tidak menjatuhkan pilihan berarti sudah memilih hanya menjadi pajangan kehidupan. Jadilah pelaku perubahan!! Wassalamu’alaikum Wr Wb
Salam hangat, Sekretaris Jenderal ISMKI 2008-2009
Diam Lihatlah keajaiban-keajaiban itu terjadi!! Banyak belajar dari tahun ini, berawal sebuah kebangkitan dari sebuah kegagalan Sebuah kelurga yang mengisi satu dengan yang lainnya Dengan menjadikan kita sebenar-benarnya Dokter!!
Sutarman, S.Ked
Almira Aliyannisa (Staf)
T
eteh kelahiran Bandung, 29 April 1988 ini biasa dipanggil dengan Moi. Beliau adalah orang bandung dengan beralamatkan di Rancamanyar Regency CD-3/65 BaleEndah, Bandung 40375. Beliau adalah aktivis FK Universitas Padjajaran angkatan 2006, yang aktif di berbagai organisasi seperti Senat mahasiswa FK UNPAD, Science Research Centre FK UP, Medicinus FK UP, DKM Asy Syfa FK UP, Dewan Pertimbangan Kepresidenan BEM UP, dan banyak lagi. Moto dalam hidup beliau adalah dunia di tanganku, akhirat di hatiku. Sehingga beliau menjadikan visi dalam hidupnya dalah menjadi pahlawan Indonesia. Beliau bisa dihubungi di 0899682964 atau
[email protected]
Selain karena tim kerja yang sangat saling mendukung dan hangat, dinamika kerja Kastrat juga sangat berkesan untuk saya. Full pembelajaran! Full kepedulian dan kontribusi. Mudahmudahan ke depannya Kastrat dapat dikembangkan dengan lebih optimal lagi sehingga bisa menggerakkan mahasiswa dan menebar kebermanfaatan lebih luas lagi bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Amin.
meretas
meretas
jejak
Meretas Jejak - Halaman 46
Meretas Jejak - Halaman ii
jejak
Bagian Akhir Tentang Sang Pemimpi Sambutan Koordinator Kastrat ISMKI 2008-2009 Assalamu’alaikum Wr Wb “Semua berawal dari kata.. “ Untaian kata terima kasih dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, Rabb sekalian alam, yang menganugerahi dunia dengan sebuah perhiasan peradaban yang amat berharga, yaitu kata. Kata, adalah untaian huruf-huruf sarat makna yang mampu mengubah pikiran yang beku menjadi cita-cita yang mendunia dan mengubah dunia yang mati menjadi hidup yang menginspirasi. Sejarah telah mengajarkan kepada kita bahwa semua segmen perubahan di dunia berawal dari kata. Berbagai macam pergerakan besar digelorakan dengan untaian kata-kata perjuangan oleh para pemimpin besar di dunia. Peradaban, pemuda dan pergerakan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah perjuangan dalam menggapai perubahan. Nilai-nilai perjuangan tersebut tidaklah terinternalisasi dan muncul begitu saja dalam diri, tetapi merupakan jejak-jejak peradaban sebagai hasil tempaan dari pengalaman hidup yang harus dipelajari dan dilalui. Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia melalui bidang Kajian Strategis (Kastrat) ingin menunjukkan kontribusi dan peran aktif dalam pembangunan karakter kebangsaan tersebut dengan berbagai pendekatan yang dilakukan secara massif kepada mahasiswa kedokteran Indonesia. Dan akhirnya, Tim Kastrat ISMKI Generasi Platinum dan Generasi Harapan 2008-2009 berhasil menyusun buku singkat ini sebagai gambaran dari perjalanan pembangunan sebuah perabadan dunia yang dimulai dari permbangunan individu dan komunitas secara komprehensif.
Jejak* Quote Yang mereka cintai sesungguhnya adalah Allah, Adalah kebenaran, adalah misi hidup mereka Bukan Orang atau benda atau bentuk apapun. Manusia hanya medan karya tempat Cinta mengejawantah Maka allah memberi mereka kelezatan demi kelezatan Setiap kali cinta itu mengejawantah -anis matta-
“
Jejak-jejak perabadan itu kami rangkai dalam buku ini yang bertajuk “MERETAS JEJAK: catatan perjalanan sang pelukis peradaban” sebagai lanjutan dari buku kastrat yang pernah diterbitkan oleh kastrat 2007-2008. Semoga buku ini menjadi buku yang menginspirasi banyak orang untuk bergerak, menyadarkan banyak mahasiswa bahwa mereka adalah bagian dari roda peradaban yang harus senantiasa bergerak dan menentukan arah. Semoga kita semua menjadi bagian dari generasi muda yang senantiasa berbenah, menempa diri menjadi pribadi-pribadi yang menyejarah. Hidup mahasiswa!! Wa’alaikumsalam Wr Wb Salam Perjuangan, Koordinator Kajian Strategis ISMKI Generasi Harapan Dody Hendro Susilo, S.Ked Meretas Jejak - Halaman i
Meretas Jejak - Halaman 45
Bagian Satu Kenapa Harus Berpikir Jejak* Quote
meretas
jejak
Meretas Jejak - Halaman 44
1
“Intelektual adalah bagian dari masyarakat, sebuah adegan konfrontasi tanpa akhir antara mereka yang menggunakan kekuasaan untuk memelihara status quo dan mereka yang berjuang demi perubahan” (Subcomandante Marcos dalam kata adalah Senjata Kumpulan komunike perlawanan Tentara Pembebasan Nasional Zapatista Mexico, Resist Book : 2004)
Meretas Jejak - Halaman 1
“
Pasal 6 Dalam melakukan tugas dan fungsinya , harus bekerjasama dan saling menghormati dengan IOMS lain tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan- pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan dan sebagainya.
KELUARLAH SAUDARAKU Saudaraku kau tahu bencana datang lagi Porak lagi negeri ini Hilang sudah selera orang-orang untuk mengharap Sementara jiwa-jiwa nelangsa itu Sudah sedari lama berbaris-baris memanggil Keluarlah-keluarlah saudaraku Dari kenyamanan mihrabmu Dari kekhusuan I’tikafmu Dari keakraban sahabat-sahabatmu Keluarlah-keluarlah saudaraku Dari keheningan kampusmu Bawalah roh intelektualitasmu ke jalan-jalan Ke pasar-pasar ke majelis dewan yang terhormat Ke kantor-kantor pemerintah dan pusat-pusat pengambilan keputusan Keluarlah-keluarlah saudaraku Dari nikmat kesendirianmu Satukan kembali hati-hati yang berserakan ini Kumpulkan kembali tenaga-tenaga yang tersisa Pimpinlah dengan cahayamu kafilah nurani yang terlatih Di tengah badai gurun kehidupan Keluarlah-keluarlah saudaraku Berdirilah tegap di ujung jalan ini Sebentar lagi sejarah kan lewat Mencari aktor baru untuk drama kebenarannya
Pasal 7 Dalam melakukan tugas dan fungsinya bersama-sama dengan IOMS lain, hendaknya berpegang pada prinsip-prinsip: kemitraan, kepemimpinan, pengambilan prakarsa dan kepeloporan. BAB IV Kewajiban terhadap Institusi Anggota Pasal 8 Anggota hendaknya bersikap Pro-aktif dan tidak menunggu dalam mengatasi masalah Pasal 9 Anggota I hendaknya senatiasa memelihara dan meningkatkan pengembangan yang berdasar dengan Tri-Dharma Perguruan Tinggi dan Disiplin ilmu Pasal 10 Anggota hendaknya berkomunikasi, membagi pengalaman dan saling membantu di antara anggota yang lain dalam tataran gerakan profesionalime mahasiswa Indonesia BAB V Kewajiban terhadap Individu Pasal 11 Mahasiswa yang tergabung dalam kepengurusan dan delegasi untuk harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas nya dengan baik Pasal 12 Mahasiswa yang tergabung dalam kepengurusan dan delegasi untuk komisi harus senantiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Pasal 13 Organisasi Profesi Mahasiswa yang tergabung dalam keanggotaan harus senantiasa bersungguh-sungguh dalam memegang teguh kode etik Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia Untuk Zoonosis
Sambutlah ia Engkau yang ia cari Anis Matta-”Dari Gerakan Ke Negera”
meretas Meretas Jejak - Halaman 2
Meretas Jejak - Halaman 43
jejak
yang memiliki tingkat kehidupan yang layak dan madani.sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pancasila bahwa pembangunan nasional atas dasar ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dan kebijaksanaan dan perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Pembangunan dibidang kesehatan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional setelah ekonomi, pendidikan dan pertahanan dan keamanan, Kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu komponen kesejahteraan masyarakat. Zoonosis merupakan permasalahan kesehatan yang erat kaitannya dengan dengan kesehatan masyarakat, kedokteran, kedokteran hewan dan peternakan. Atas dasar kepedulian terhadap permasalahan tersebut maka kami segenap anggota Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia Untuk Zoonosis yang terdiri dari kumpulan Organisasi mahasiswa seprofesi kesehatan masyarakat, kedokteran, kedokteran hewan dan peternakan, merasa perlu untuk menjadi bagian dalam memperjuangan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan produk hewan indonesia sesuai dengan prinsip tri dharma perguruan tinggi dan disiplin ilmu masing-masing Dengan maksud untuk mewujudkan pengabdian yang luhur, kami anggota Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia Untuk Zoonosis dengan rahmat tuhan yang maha esa, merumuskan KODE ETIK ANGGOTA KOMISI NASIONAL MAHASISWA INDONESIA UNTUK ZOONOSIS DAN FOODBORNE DISEASE (KNMIZF) yang diuraikan dalam bab-bab pada pasal sebagai berikut: BAB I KEWAJIBAN UMUM Pasal 1 Setiap anggota KNMIZF harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan etika yang terkandung dalam kode etik Pasal 2 Dalam tugas dan fungsinya Anggota lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi Pasal 3 Dalam menjalankan komunikasi dan gerakan bersama sesuai dengan fungsinya hendaknya menggunakan prinsip Tri dharma perguruan tinggi dan disiplin ilmu dan tidak membeda-bekan masyarakat atas pertimbangan agama, suku , golongan, sosial dan sebagainya BAB II KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT Pasal 4 Dalam menjalankan aktivitasnya selalu berorientasi kepada pengabdian kepada masyarakat sebagai kesatuan yang tidak terlepas dari aspek sosial, ekonomi, politik, psikologis dan budaya Pasal 5 Dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat harus menggunakan pendekatan multidisiplin, terintegrasi, lintas sektoral serta mementingkan fakta-fakta ilmiah yang diperoleh dari kajian -kajian dan penelitian
meretas
jejak
BAB III Kewajiban Terhadap Ikatan Organisasi Mahasiswa Se- Profesi Kesehatan Lain dan diluar Bidang ilmunya Meretas Jejak - Halaman 42
a. Inilah Alasan Kita
M
anusia sejatinya adalah insan intelektual. Dengan bekalnya itu mengharuskan mereka untuk berpikir, bediskusi, dan bergerak atas dasar keilmiahan dan kerasionalitasan guna membuahkan karya kebaikan-kebaikan sebagai wujud eksistensinya di dunia. Khususnya para Pemuda, dimana segala bentuk kekuatan terkumpul menjadi satu dalam diri mereka. Raga yang memiliki puncak kekuatannya, nurani yang masih bersih dari kepentingan dunia apapun yang mampu membedakan mana yang baik dan benar, dan semangat yang menyimbolkan dirinya dalam segala bentuk aktivitas, yang membuat kita mapu melakukan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Iniah Triumph kekuatan yang dimiliki seorang pemuda, yang tidak dimiliki oleh fase kehidupan manusia yang lain. Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar Ibn Khattab “Jika aku mengalami masalah yang rumit, maka aku akan menyerahkannya pada pemuda” (Khalifah Umar r.a). Dengan bekal inilah, para pemuda selalu memulai sejarahnya, untuk hadir dalam tiaptiap layar sejarah peradaban yang berkembang.
dalam diri mereka yang mampu menginduksi kebangkitan sebuah bangsa. Inilah metamorphosis dari kepekaan-gerakan-negara. Dan lihatlah kemudian titik-titik kebangkitan ini kemudian berlajut bagikan sebuah efek domina yang mampu menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari awalnya, kebangkitan pemuda, sumpah pemuda, pendirian partai di Indonesia, penggabungan diir ke dalam Peta, periristiwa rengasdengklok, peristiwa malari, peristiwa reformasi 1998, dan banyak lagi. Titik-titik tersebut kemudian terekam ke dalam sebuah layar komputer .. Kalau Pemusejarah, dimana maha- da sudah berusiswa kedokteran men- mur 21, 22 sama jadi Icon dalam layar sekali tidak sejarah itu. berjuang, tak bercita-cita, Seratus tahun bangsa tak bergiat ini telah berawal dari untuk cita sebuah kondensasi tanah air dan keinginan yang meng- bangsa.. kristal untuk memiliki Pemuda yang kehidupan bangsa begini baiknya Indonesia yang berdigunduli saja martabat dan terhorkepalanya.. mat, namun keinginan Pesan Bung tersebut teruraikan Karno oleh waktu yang membuat kita berada di luar jalur cita mulia kita semula. Hingga akhirnya kita meredefinisikan kembali keinginan kita yang kemudian tertuliskan dalam untaian kata yang akan selalu kita ingat, dalam sebuah Deklarasi Sumpah Mahasiswa Kedokteran Indonesia di Makassar, yang berbunyi :
Begitupun di Indonesia, tepat seabad yang lalu dari rahim para mahasiswa kedokteran lah bangsa ini mendapatkan energi kebangkitannya. Soetomo dkk telah menjawab tantangan itu. Mereka telah mampu membuktikan Kami mahasiswa kedokteran Indonebahwa mahasiswa kedokteran lah yang bisa sia, intelektual muda bangsa yang jadi inisiator perjuangan bangsanya disaat cinta tanah air dan persatuan denpara pemuda yang lain terlambat berfikir dan gan berlandaskan iman dan takwa bergerak. Inilah yang dikatakan sebagai keajakepada Tuhan Yang Maha Esa, beriban sejarah. Tak mudah membuat keajaiban janji : bagi sebuah bangsa yang sedang di jajah saat 1. Menjunjung tinggi budi pekerti itu. Inspirasi itu muncul ketika mereka melihat luhur dan martabat profesi Kedoksecara langsung bagaimana kondisi bangsa teran. saat itu. Mereka mampu belajar dari realita 2. Mengoptimalkan segala potensi dan kehidupan masyarakat yang menderita. dan sumber daya yang kami miliki, Pada akhirnya realita dan kepekaan nurani demi kesehatan bangsa. yang bersatu ini telah membangkitkan energi 3. Menjadi teladan dan garda terMeretas Jejak - Halaman 3
depan bagi pembangunan Indonesia. Makassar, 20 Mei 2008 Atas nama mahasiswa Kedokteran Indonesia Mahasiswa kedokteran Indonesia telah menjadi aktor dalam titik-titik loncatan dalam rangka menjadikan Indonesia menjadi lebih bermartabat dan terhormat. Seruan ini kemudian menggema ke dalam pikiran mahasiswa kedokteran Indonesia, yang membuat mereka untuk bergerak Setelah menemukan identitas dirinya.
Gerakan inilah kemudian terakumulasikan dalam rekomendasi Musywarah Nasional ISMKI ke 14 untuk menghidupkan kembali diskusi-diskusi ilmiah di tengah-tengah mahasiswa melalui pembangunan kembali bidang kajian strategis di masing-masing institusi untuk menjadi bidang thing tanker bagi pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia. Agar nantinya, pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia, lebih efektif dan efisien serta tepat ke jantung masalah kesehatan yang dihadapi.
b. Seperti apa kita bergerak
P
latform gerakan ini adalah arah perjuangan yang mendasari setiap langkah gerakan mahasiswa Kedokteran Indonesia. Kami mahasiswa kedokteran Indonesia memahami batasan kami, dan memandang perjuangan mahasiswa di ruang jalanan sebagai langkah klasik yang senantiasa dilakukan gerakan mahasiswa bukan sebagai satu-satunya senjata perjuangan kami. Kami sangat menyadari keberadaan dan jati diri kami sebagai seorang intelektual muda bangsa ini yang dinilai rakyatnya mampu memberikan jawaban kongkrit atas permasalahan yang mereka hadapi. Kami adalah intelektual muda pemimpin bangsa masa depan yang menggunakan langkah-langkah ilmiah sebagai strategi perjuangan kami. Sebagai bentuk pertanggung jawaban atas takdir sebagai kaum terpelajar. Membangun kepekaan dengan memahami permasalahan langsung dari guru kehidupan yakni masyarakat. Berfikir secara kritis atas kondisi dan permasalahan kesehatan yang terjadi pada bangsa ini. Menilai segala permasalahan dengan mengandalkan keakuratan data & analisis fakta. Kami pun tak melupakan solusi alternative sebagai pilihan perjuangan atas segala kritikan dan bentuk ketidaksetujuan yang kami sampaikan. Sampai pada akhirnya perubahan yang kami cita-citakan terwujud. Semuanya hanya mampu terjadi apabila ada satu hal.
dante Marcos dalam “kata adalah senjata” : “ Mari Bersepakat untuk menciptakan ruang demokratis. Bila program kami unggul dalam ruang itu, baiklah…Bila tidak, biarkan program orang lain yang menang. Yang penting adalah ruang itu harus ada.” Kami hanya membutuhkan ruang itu. Sebuah “ruang demokratis” atau dalam terminologi lain adalah “democratic chance” dimana kita berkesempatan untuk bertemu para pemegang tanggung jawab atas jutaan nyawa manusia (birokrat.red) untuk menyampaikan seluruh analisis, kritik dan solusi atas permasalahan dan kebijakan contra rakyat. Ruang ini adalah tempat ujian sebenarnya atas gelar intelektual yang kita dan mereka (birokrat.red) sandang, disinilah tempat kita bisa beradu argumentasi, menguji keakuratan data, dan membandingkan siapa yang memiliki pisau analisa yang lebih tajam. Sampai akhirnya berujung pada satu hal yang terkadang sangat berat untuk dilakukan oleh kedua belah pihak yakni kerelaan untuk menerima solusi dan pendapat pihak lain yang lebih baik. Disinilah sisi kemanusiaan seorang intellectual dipertaruhkan.
Setiap zaman memilki masalahnya masingmasing dan memliki pemudanya masing-masing, oleh karenanya diperlukan penyesuaian terhadap kondisi-kondisi yang berbeda. 10 tahun pasca reformasi tentu memberikan lingkungan yang berbeda dibanding masa Seperti yang disampaikan oleh SubcomanMeretas Jejak - Halaman 4
perguruan tinggi kedokteran hewan juga bergeser lebih ke hewan ternak dan hewan kesayangan untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat. Lebih lanjut kita juga perlu mengintegrasikan sistem pendidikan di lingkup dan antara perguruan tinggi kedokteran, kedokteran hewan dan kesehatan masyarakat. Upaya ini juga dimaksudkan untuk menghimbau peningkatan komunikasi lintas disiplin dalam berbagai kesempatan, baik itu seminar, konferensi, jurnal, kuliah, maupun pengembangan jaringan (networking) di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan dalam menghadapai zoonosis dan foodborne disease adalah terjalinnya kemitraan yang sinergis antara Kedokteran, Kedokteran Hewan dan Kesehatan Masyarakat tidak hanya dalam tingkat profesi tetapi juga tingkat mahasiswa. Strategi ini tentu tidak bisa berjalan jika hanya sebatas wacana atau opini saja tetapi harus dilaksanakan atau jika memungkinkan adalah diformalkan. Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia Untuk Zoonosis merupakan wadah yang berfungsi sebagai kelompok kerja yang dibentuk oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia, Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia, Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia dan Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia. Komisi tersebut dibentuk sebagai wujud kepedulian terhadap permasalahan zoonosis di Indonesia
Tujuan Tujuan dibentuknya Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia Untuk Zoonosis adalah untuk : 1. Realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi 2. Pengembangan 4 gerakan disiplin ilmu kedokteran, kesehatan masyarakat, kedokteran hewan, dan peternakan
Anggota 1. 2. 3. 4.
Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia
Sifat Gerakan 1. Non- Profit 2. Sosial Masyarakat 3. Berprinsip kepada nilai dan disiplin Ilmu : Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Peternakan dan kedokteran Hewan dalam melakukan intervensi masalah 4. Egaliter (kebersamaan) 5. Non- Partai Politik
RUMUSAN KODE ETIK ANGGOTA KOMISI NASIONAL MAHASISWA INDONESIA UNTUK ZOONOSIS DAN FOODBORNE DISEASE MUKADIMAH Didalam pembukaan Undang -undang dasar 1945 dijelaskan bahwa hakikat pembangunan nasional adalah untuk mensejahterakan kehidupan bangsa dan menjadikan bangsa indonesia menjadi bangsa
meretas Meretas Jejak - Halaman 41
jejak
e. Aliansi Gerakan Profile Komisi Nasional Mahasiswa Indonesia Untuk Zoonosis dan Foodborne Diseases Hasil diskusi 3 IOMS : ISMKMI, IMAKAHI, ISMKI
Dasar Pemikiran Perkembangan dan penyebaran penyakit akibat penyakit zoonosis mulai menjadi ancaman yang sangat berbahaya karena selain dapat mengakibatkan peningkatan jumlah kematian pada manusia juga berdampak terhadap kesehatan hewan dan produktivitasnya. Indonesia tercatat sebagai Negara yang banyak mengalami kejadian luar biasa dibidang zoonosis seperti kejadian luar biasa avian flu, flu babi dan rabies serta banyaknya wilayah di Indonesia yang rawan banjir setiap tahunnya sehingga kejadian leptospirosis sangat mengkhawatirkan. Zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya) merupakan ancaman baru bagi kehidupan manusia di dunia. Berbagai fakta telah menunjukkan bahwa zoonosis berpotensi merugikan jauh lebih besar jika dibandingkan kerugian akibat perang. Perkembangan zoonosis dalam beberapa tahun terakhir menjadi tanda akan hadirnya ancaman yang mematikan bagi umat manusia. Jika tidak dikendalikan secara komprehensif maka perubahan pola zoonosis dapat terus muncul dan menyebar melintasi batas wilayah. Kondisi ini kian membuat dunia menjadi khawatir. Sampai saat ini setidaknya tidak kurang dari 300 penyakit yang berasal dari hewan yang dapat menular ke manusia. Sebagian berpeluang menjadi wabah di suatu negara jika tidak ditangani dengan baik. Sebut saja rabies, antraks, BSE, SARS, flu burung, serta penyakit mulut dan kuku (PMK) yang membuat kita harus berpikir ulang untuk mengabaikan permasalahan ini. Dalam dua puluh tahun terakhir, 75% dari penyakit-penyakit baru (emerging diseases) pada manusia terjadi akibat perpindahan patogen hewan ke manusia atau bersifat zoonotik dan 1415 mikroorganisme patogen pada manusia yang telah diketahui sebesar 61,6% bersumber dari hewan (Brown 2004). Simak saja kasus terakhir zoonosis bulan November 2008 kemarin dilaporkan 4 orang meninggal akibat rabies di Bali. Belum lagi jika kita melihat laporan dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) yang menyatakan bahwa lebih dari 250 foodborne disease (penyakit yang ditularkan melalui makanan). Sebagian besar penyakit tersebut bersifat infeksius yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, dan prion yang dapat dipindahkan melalui makanan serta tidak sedikit diantaranya adalah foodborne zoonosis (penyakit hewan yang ditularkan ke manusia melalui makanan). Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan zoonosis meningkat dari waktu ke waktu dan seiring waktu semakin banyak korban yang diakibatkannya, sehingga kita memerlukan strategi dalam menghadapi zoonosis serta foodborne disease tersebut. Strategi tersebut tentu tidak bisa dilakukan oleh salah satu profesi saja mengingat ancaman zoonosis tidak hanya melibatkan manusia tetapi hewan sebagai sumbernya. Artinya kita memerlukan kerja sama yang baik antara ptofesi dokter dan profesi dokter hewan. Jika kita berharap adanya kerjasama tersebut maka kita perlu melihat garis pembatas antara kedokteran dan kedokteran hewan sekarang ini lebih nyata dibandingkan abad-abad yang lampau, sesungguhnya pemisahan antara kedua disiplin ini mulai terbentuk di abad ke-20. Sejumlah alasan penyebab adalah secara geografis beberapa perguruan tinggi kedokteran dan kedokteran hewan tidak ditempatkan pada satu lingkup dan pengaturan akademik yang sama. Faktor lain adalah pengaruh meretas sosial. Namun ekologi dan mikrobiologi tidak diajarkan di kedokteran seperti halnya di kedokteran hewan, sehingga mahasiswa kedokteran tidak begitu menyadari pentingnya penyakit zoonotik bagi kedokteran. Tambahan pula, fokus Meretas Jejak - Halaman 40
jejak
lalu dimana kebiasaan berpikir, berdiskusi dan aksi adalah pilihan utama bagi setiap mahasiswa. Namun dengan kondisi sekarang dimana, struktur-struktur sosial tatanan masyarakat yang telah terbangun, kebebasan demokrasi yang terjamin, dan kemajuan ekonomi masyarakat indonesia, membuat kita mau tidak mau harus memberikan banyak pilihan format aksi mahasiswa. Reposisi gerakan mahasiswa kedokteran Indonesia dapat diringkas sebagai berikut :
•
• •
• •
Isu-isu kebijakan kesehatan seperti SKN, Jamkesmas, dan penyediaan SDM kesehatan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan , seperti Isu rokok Pengembangan kompetensi secara keilmuan dan terkait keprofesian., seperti kurikulum kemahasiswaan dan sistem pendidikan dokter Indonesia Pengembangan Masyarakat Pengangkatan isu kesehatan di media (investigatif, analitis, dan advokatif )
ORIENTASI GERAKAN Gugatan terhadap struktur kekuasaan kemudian beralih pada pembentukan opini publik melalui media massa.
Isu-isu diatas tidak terbatas hanya satu bidang saja yaitu Kastrat, namun juga menjadi alur gerak bagi bidang lainnya, agar tetap bergerak dalam koridor yang sama.
FORMAT KEGIATAN Yang semula kebanyakan dalam bentuk Aksi Massa dialihkan kedalam Aksi Informasi melalui media-media pencerdasan masyarakat.
Akhir kata, Marilah kita berhenti sejenak untuk berimajinasi, tentang apa yang akan dilakukan mahasiswa kedokteran di zaman ini. Imajinasi itu pada akhirnya akan bermuara pada sebuah keinginan untuk mengukir sejarah. Sejarah adalah rangkaian sebuah ceritacerita tentang kesuksesan-kesuksesan besar, kisah bagaimana kita memulai, menjalani dan mengakhiri cerita itu dengan indah.
TIPE GERAKAN Gerakan Politik Praktis yang bertransformasi kepada gerakan penyadaran dalam bidang sospol, menyadarakan masyarakat bahwa suatu isu menjadi penting bagi mereka KULTUR Suhu politik tinggi ditandai dengan krisis sistem politik menjadi Suhu Akademis tinggi dan terintegrasinya sistem politik ORGANISASI Dari Gerakan massa dgn gugatan politik praktis yang kemudian diubah menjadi kelompok-kelompok yang bersifat komunal. Hal diatas adalah sifat-sifat seharusnya karakter gerakan mahasiswa kedokteran Indonesia dalam menyikapi perubahan zaman. Sifat seperti ini merupakan alat bagi mahasiswa kedokteran Indonesia dalam bersikap dan merencanakan tindakannya. Isu-isu yang menjadi bahan dalam mahasiswa kedokteran Indonesia bersikap selanjutnya, kemudian ditetapkan dalam Munas ISMKI ke XIV di Jogjakarta. Isu-isu tersebut antara lain :
Kisah tentang bagaimana kita memulai adegan cerita dengan sebuah ide besar dan kinerja besar. Oleh karena kitalah pelakunya saat ini, maka tanggung jawab kita untuk memulai bait pertama dari kisah sukses itu. Momentum Hari kebangkitan nasional ini terlalu berharga untuk sekedar dilewatkan. Maka perlulah kita mencanangkan sebuah harapan untuk mampu merevitalisasi jati diri kita sebagai mahasiswa kedokteran. Menjemput kembali takdir kita sebagai inisiator kebangkitan bangsa ini. Menyadarkan ribuan generasi mahasiswa kedokteran Indonesia abad 21 untuk meraih kembali pencerahannya sebagai actor sejarah yang tidak terjebak kefanaan dunia. Merapatkan barisan untuk bergerak bersama berkontribusi membangun bangsa ini dalam kerangka “3 Jati Diri Mahasiswa Kedokteran Indonesia” yakni agent of health, agent of change dan agent of development.
Meretas Jejak - Halaman 5
meretas
jejak
Agent of Health Jika Kau Ingin Menjadi Seorang Dokter Kau Harus Merawat Pasien Sebaik Kau Merawat Penyakitnya (Patch Adams) Inilah sejatinya fitrah seorang Intelektual Kedokteran. Ketika harapan masyarakat untuk hidup sehat menjadi alasan yang kuat bagi kita untuk sedikit demi sedikit mengasah kepekaan dan kepedulian kita. Mereka lah sesungguhnya guru kehidupan yang mengajarkan kita makna pegabdian. Mengajarkan pada kita hakikat sebagai seorang dokter nantinya. Belajar dari mereka seolah membawa kita melihat realita saat ini. Saat dimana dokter tak lagi menjadi sahabat rakyat jelata dan seolah-olah menjelma menjadi rentenir yang hidup di atas derita mereka. Agent of Health adalah sosok mahasiswa kedokteran yang memiliki kepekaan dan kepedulian membawa bangsa ini menuju kualitas kesehatan yang lebih baik. Agent of Health adalah sosok yang memiliki keberpihakkan pada rakyat yang telah membesarkannya. Berada di samping mereka untuk menjadi solusi atas permasalahan kesehatan yang mereka alami. Agent of Health tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat bukan di kampus-kampus prodeo yang kering dengan pelajaran tentang hidup. Seorang Agent of Health menyadari bahwa memilih jalan ini berarti mereka telah berikrar menisbatkan diri menjadi seorang pangabdi masyarakat
Agent of Change “Tempat Terpanas di Neraka Disediakan untuk Mereka yangTetap Bersikap Netral di Saat Krisis Melanda” (Dante) Rakyat di republik ini sudah terlalu bosan dengan segala permasalahan yang mendera mereka. Seolah Tuhan berkata bahwa permasalahan lain yang baru muncul adalah obat untuk sekedar menghilangkan kebosanan mereka atas permasalahan terdahulu. Sungguh sebuah kesengsaraan tak kenal ujung. Menjadi Agent of Change adalah takdir bagi setiap pemuda yang lahir dari rahim republik ini. Beruntunglah kita di takdirkan tuhan sebagai mahasiswa kedokteran yang juga ditakdirkan sebagai pembawa panji perubahan bangsa ini. Dahulu dan sekarang harusnya takdir itu tetap melekat menjadi jati diri mahasiswa kedokteran. Momentum ini kita pergunakan untuk kembali memahami jati diri kita. Merumuskan perubahan apa yang akan kita lakukan bagi bangsa atas jawaban dari harapan jutaan rakyat di republic ini.
Agent of Development “Kita di Masa Depan Adalah orang Yang Memiliki Pekerjaan Membanggakan. Suatu Pekerjaan yang Sempat Menjadi Cita-Cita banyak Orang. Warna Seragam Kita nanti sudah menunjukkan betapa mulia dan berharganya aktivitas kita Dan Siraman Warna Putih itu telah Membuat Semua Orang Dengan Rela Menyandarkan Kepercayaan pada Kita” (Eko Prasetyo dalam “Orang Miskin Dilarang Sakit”, Resist book 2004, dengan sedikit perubahan) Agent of development merupakan episode lanjutan dari agent of change. Mengembangkan dan mempertahankan perubahan yang telah dicapai itulah satu makna dari jati diri ini. Untuk memiliki jati diri ini seorang mahasiswa kedokteran harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya mampu menjadi inisiator perubahan masyarakatnya. Keyakinan yang kuat itu akan terpancar sebagai aura perubahan dalam setiap aktivitas yang dilakukan mahasiswa kedokteran baik sebagai individu maupun sebagai komunal. Agent of Development juga berarti bahwa seorang mahasiswa kedokteran sebagai manusia pembelajar. Mengembangkan kompetensi diri sebagai seorang dokter dan agen perubahan. Untuk yang pertama kita akan dapatkan di bangku kuliah. Tapi yang kedua tak akan kita dapatkan di ruang kelas kecuali kita menengok dan berkunjung ke tengah-tengah masyarakat. Meretas Jejak - Halaman 6
3. Pengumpulan data Proses pengumpulan data akan dilakukan secara terpusat, kastrat nasional menyediakan bank data melalui milis kastrat yang dapat diakses oleh semua institusi. Termasuk juga dalam proses pengumpulan data, setiap institusi pun memiliki kewajiban up load semua berita/data/informasi apapun yang dibutuhkan dalam proses kajian termasuk hasil kajian agar menjadi referensi bagi institusi lain. Upload data dapat dilakukan melalui milis
[email protected] 4. Aliansi Gerakan Adalah sebuah hukum alam,semakin banyak sekutu gerakan maka kekauatan gerakan akan semakin kuat. Oleh karena itu sangat mustahil bila ISMKI ataw BEM institusi berangan-angan melakukan gerakan tanpa adanya sinergis dengan kekuatan-kekuatan lain. Dalam membangun sekutu (jaringan) hendaknya ISMKI ataw BEM institusi memiliki posisi yang jelas dalam aliansi yang dibangun. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai gerakan ISMKI ataw BEM institusi I ditunggangi oleh pihak yang kita jadikan sekutu. Oleh karena itu ISMKI ataw BEM institusi harus memiliki batasan-batasan : dalam hal apa kita bisa membangun sekutu, dengan siapa saja kita boleh membangun sekutu, sampai kapan sekutu dipertahankan ? Aliansi gerakan dibedakan menjadi aliansi gerakan internal (ISMKI, dan Institusi) dan aliansi eksternal, Public Sector (Pemerintah) Private Sector (Perusahaan atau lembaga lain yang bersedia menjadi Donatur dan pendukung gerakan) Third Sector (NGO, Gerakan Mahasiswa lain, Komunitas-komunitas masyarakat, Pers/wartawan), Lainnya (tokoh2 atau individu yang memilik apresasi pada gerakan mahasiswa kedokteran.
d. Deklarasi Sikap Anti Rokok
2
Dalam menyikapi isu rokok, mahasiswa kedokteran Indonesia menyatakan pernyataan sikap sebagai berikut : 1. Kami mahasiswa kedokteran Indonesia adalah insan kesehatan yang bebas rokok 2. Kami mahasiswa kedokteran Indonesia adalah insan kesehatan yang mendukung dan berperan aktif dalam segala upaya yang mengarah kepada penurunan dampak buruk pengunaan rokok 3. Kami organisasi mahasiswa kedokteran indonesia tidak menggunakan dukungan dari industri rokok dalam bentuk apapun 4. Kami akan memperjuangkan kawasan tanpa rokok di institusi tempat kami bernaung 5. Kami, mahasiswa kedokteran indonesia menggugat pemerintah Republik Indonesia untuk segera mengaksesi Framework Convention Tobacco Control (FCTC) 6. Pada tahun 2010 fakultas kedokteran seluruh Indonesia adalah kawasan tanpa rokok. 7. Kami mahasiswa kedokteran Indonesia menuntut pemerintah menegakkan PP Nomor 19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan Jakarta 25 Mei 2009
meretas Meretas Jejak - Halaman 39
jejak
PENJELASAN
Bagian Dua Dari Visi menuju Aksi
1. Bentuk lingkar inti / pusgerak (pusat penggerak) Lingkar Inti (Dapur Gerakan) Lingkar inti adalah kumpulan orang atau kumpulan beberapa organisasi, bidang, atau tim yang menjadi penggagas, pemrakarsa, penggerak dan pengendali utama semua kegiatan kerja gerakan. Dari sinilah semua alur kajian di lakukan. Komitmen setiap anggotanya menjadi syarat mutlak. Untuk mempermudah implementasinya maka dibentuk struktur koodinasi lingkar inti/pusgerak terdiri dari : 1. Koordinator isu Job desk : Bertanggung jawab atas terlaksananya alur kajian 2. Sekretaris Job desk : Mendokumentasikan semua data dan hasil kajian 3. Anggota Job desk : Mengikuti proses kajian
Jejak* Quote ..Karena Perubahan itu tidak cukup hanya sekedar diwacanakan, namun harus digerakkan…
2. Pemilihan isu strategis Isu adalah masalah yang timbul, ketika keadaan realita tidak sesuai dengan idealita yang diinginkan bersama. Sehingga isu ini akan selalu ada,di semua dimensi kehidupan manusia, salah satunya terkait dimensi kesehatan. Akhir-akhir ini, aktivitas mahasiswa sering diwanai dengan kericuhan, aksi-aksi anarkis, jauh dari harapan bahwa seorang mahasiswa adalh insan intelektual dan bermoral. Hal ini bisa terjadi, salah satunya disebakan karena mahasiswa gagal memposisikan diri sesuai dengan kondisi sekarang. Keadaan yang lalu, Reformasi, telah menggambarkan bagaimana posisi kita saat itu, dimana pemerintahan yang otoriter telah mengungkung hak-hak politik dan hukum sebagai hak dasar dalam bernegara dan berdemokrasi. Sehingga pemuhan hak-hak sipil politika guna terciptanya tatanan pemerintahan yang berorientasikan kesejahteraan rakyat menjadi titik sentral dalam pergerakan kita. Namun, Pasca reformasi, mahasiswa seperti kehilangan orientasinya dalam bergerak. Sehingga Gerakan Mahasiswa , yang diharapkan menjadi penyambung lidah rakyat, gagal dalam membaca situasi sekarang, ketika apa yang kita perjuangkan, secara fisik, jauh dari pemahaman rakyat(efek menara gading) Oleh karenanya dibutuhkan suatu transformasi isu, yang bisa lebih mendekatkan apa yang kita perjuangkan sesuai dengan yang diinginkan rakyat. Tranformasi isu dimana Gerakan mahasiswa tidak lagi berorientasi pada pemenuhan hak-hak sipil-politik akan tetapi lebih menitikberatkan pada advokasi terhadap hak-hak yang secara langsung dirasakan oleh rakyat seperti hak-hak dalam bidang ekonomi, social dan budaya. Sehingga isu kedepannya adalah isu-isu yang berkaitan dengan pemenuhan hak-hak kesehatan masyarakat sebagai bagian dari hak ekonomi, social dan budaya. Pemfokusan ini bertujuan agar gerakan mahasiswa kedokteran tidak terlihat gerakan yang menyikapi realitas sosial secara reaktif tanpa tujuan dan arah yang jelas, tapi secara lebih kritis melihat isu tersebut secra sistematis. Adapun sub sub bab isu yang akan dibahas : 1. Anggaran Kesehatan dalam RAPBN/RAPBD terkait, nominal (cukup atau tidak), prioritas alokasi (untuk program yang berparadigma sehat atau tidak), efisiensi, dan efektifitasnya. 2. Isu-isu kebijakan lain seperti SKN 3. Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Pengembangan kompetensi secara keilmuan dan terkait keprofesian. 5. Pengembangan Masyarakat 6. Pengangkatan isu kesehatan di media (investigative, analitis, dan advokatif ) Sumber isu diatas dapat berasal dari media, berasal dari institusi, wilayah dan nasional, yang terinformasikan secara terpusat melalui Milis
[email protected] eretas
jejak
m
Meretas Jejak - Halaman 38
“
2 Meretas Jejak - Halaman 7
Meretas Jejak - Halaman 8
Pilih Isu
Strategis Lingkar
data-info
Pengumpulan
Penggalangan sekutu
Meretas Jejak - Halaman 37
Siapkan sistem pendukung logistik, informasi, akses)
Lancarkan tekanan Bangun Basis Gerakan
Pengaruhi Pendapat umum
Unjuk rasa mogok boikot
Kampanye pers rilis
PERUBAHAN
Lobbi negosiasi mediasi Pengemasan Issu
Pengharuhi pembuat dan pelaksana kebijakan
Class action legal standing Lakukan Upaya Hukum
Ajukan Konsep Tanding Analisa data
Bentuk
jejak
C. SOP
meretas
Counter Legal draft
Dia pribadi yang muslim’Berhati emas, Berpotensi prima Yang di kala damai Anggun petaka kijang dari padang perburuan Yang di kala perang Perkasa bak harimau kumbang Dia perpaduan manis empedu Satu kali dengan kawan Lain kali dnegan lawan Yang lembut dalam berbahasa Yang teguh membawa suluh Angannya sederhana Citanya mulia Tinggi keutamaan dalam hati-hati Tinggi budi, rendah hati Dialah sutera halus di tengah sahabat tulus Dialah baja Ditentangnya musuh durhaka Dia ibarat gerisimis atau embun iris Yang memekarkan bunga-bunga Yang melambaikan tangkai-tangkai Dia juga puting beliung Yang melemparkan ombak menggunung Yang mengguncangkan laut ke relung-relung Dialah gemericik air di taman sari, asri Dia juga penumbang segala belantara Segala sahara Dialah pertautan agung iman Abu Bakar Perkasa Ali Papa Abu Dzar Teguhnya Salman Mandirinya di tengah masa bergoyang Ibarat lentera ulama di tengah sahara gulita Dia pilih syahid fi sabililah atas segala kursi dan upeti Dia menuju bintang menggapai malaikat Dia tentang tindak kuffar pola aniaya dimana saja Maka nilainya pun membumbung tinggi Harganya semakin tak terterperi Maka siapakan yang akan sanggup membelinya Kecuali Rabb-nya?
judicial review
Idealnya Seorang Pemuda
Revitalisasi Jati Diri Mahasiswa Kedokteran : 1. Imtaq 2. Profesional 3. Mandiri 4. Nasionalisme 5. Moral 6. Pluri potent 7. Adil 8. Jujur 9. Menjunjung nilai kebenaran 10. Intelektualitas 11. Berjiwa pemimpin 12. Teladan 13. Revolusioner 14. Kemanusiaan
Langkah pasti : 1. Solutif 2. Pengabdian 3. Penelitian 4. Pendidikan 5. Perjuangan 6. Revitalisasi organisasi kemahasiswaan 7. Bersatu 8. Wadah aspirasi 9. Kesetaraan 10. Pengembangan potensi mahasiswa kedokter
Salah satu ciri mahluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pikiran-pikiran yang ada didalam kepala mereka haruslah tertuang dalam sebuah tindakan, karenanyalah Sang Pencipta menciptakan kita dengan diberikan tangan dan kaki. Lalu, bagaimana kan bila itu hanya sekedar wacana, namun tidak berlanjut pada Aksi? Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang (Imam Syafei) Dalam bagian ini, akan dijelaskan, genotype-genotipe seperti apa yang sedianya dimiliki oleh seorang kastrat, dan lingkungan seperti apa yang bisa memunculkan genotype-genotipe itu menjadi fenotipe seorang kastrat’er sejati. Pada seorang kastrat’er, memiliki ruang lingkup kerja seperti ini
a. Genotype 1. Analisa Sosial dan Mengumpulkan Isu ISU Definisi Dalam terminologi Kastrat, istilah isu dapat diartikan sebagai segala permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat (Baik dalam ruang lingkup kampus maupun masyarakat pada umumnya).
meretas
jejak
Meretas Jejak - Halaman 36
Manajemen Isu Dalam kehidupan masyarakat yang sangat kompleks dewasa ini, permasalahan-permasalahan yang muncul sangat banyak dan multidimensional. Bahkan dalam ruang lingkup kampus yang relatif kecil pun, arus informasi tentang isu sangat cepat dan banyak. Tak dapat dipungkiri hal ini merupakan sebuah tantangan sekaligus kesempatan tersendiri bagi Bidang Kajian Strategis. Tidak mungkin kita membahas sekian banyak isu dalam satu waktu dengan sumber daya yang terbatas. Bagaimana memilih dan memilah sekian banyak isu untuk kemudian dianalisa dan dibuat bentuk konkrit penyelesaiannya secara nyata? Untuk itu, sangat penting bagi bidang kajian strategis untuk melakukan suatu pola manajemen isu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah kinerja dan membentuk pola gerakan yang efektif, efisien, dan terarah. Manajemen Isu Sendiri meliputi: 1. Problem Listing 2. Filterisasi meretas 3. Analisis 4. Pengemasan Isu Meretas Jejak - Halaman 9
jejak
b. Sumpah Mahasiswa Kedokteran Indonesia Kami mahasiswa kedokteran Indonesia, intelektual muda bangsa yang cinta tanah air dan persatuan dengan berlandaskan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjanji : 1. Menjunjung tinggi budi pekerti luhur dan martabat profesi Kedokteran. 2. Mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya yang kami miliki, demi kesehatan bangsa. 3. Menjadi teladan dan garda terdepan bagi pembangunan Indonesia. Makassar, 20 Mei 2008 Atas nama mahasiswa Kedokteran Indonesia
1. Problem Listing Tahap ini dapat dikatakan sebuah fase brainstorming, dimana kita murni mengumpulkan isu-isu yang ada tanpa analisa lebih lanjut. Hal ini berguna untuk memperluas jangakauan pemikiran sehingga dapat menghindari adanya isu-isu yang luput. Tetapi, dalam pengumpulan isu ini sebaiknya kita mencari sumber-sumber yang valid dan diklarifikasi.
2. Filterisasi Tahap Filterisasi merupakan tahap paling esensial dalam manajemen isu. Karena pada tahap inilah kita melakukan “screening” isu hingga menghasilkan isu-isu strategis yang benar-benar layak untuk diangkat dan diperjuangkan. Dalam proses Filterisasi ini, kita dapat melihat dari beberapa sudut pandang, sbb.: a. Klasifikasi Isu yang telah kita list pada tahap sebelumnya dapat kita klasifikasikan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan yang ada. Misalnya: Ruang lingkup, komponen yang terlibat, tema, kepentingan dlsb.
meretas
jejak
berapa relevan kita (Sesuai dengan jati diri dan kepentingan kita sebagai mahasiswa) membahas dan mengangkat isu ini. Apakah isu ini relevan dengan agenda kerja kita? c. Urgensi Seberapa penting dan mendesak dibutuhkan perubahan? d. Signifikansi Besaran dan luasnya dampak positif yang dapat dihasilkan jika perubahan kebijakan terjadi.
3. Analisa Proses analisa dilakukan dengan menggunakan pola pikir yang harus memiliki nilai-nilai, sbb. : 1. Ilmiah 2. Kritis 3. Kreatif 4. Integratif 5. Konstruktif 6. Solutif
Proses analisa ini memilki tujuan untuk menentukan etiologi serta patomekanisme dan patofisib. Relevansi ologi dari masalah, dengan demikian, kita dapat Relevansi disini merumenentukan langkah pemecahan yang paling pakan penilaian seMeretas Jejak - Halaman 10
Penjelasan Intelektual Muda : 1 a cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan; 2 n (yg) mempunyai kecerdasan tinggi; cendekiawan; 3 n totalitas pengertian atau kesadaran, terutama yg menyangkut pemikiran dan pemahaman Pendidik, intelek, penelitian Iman dan taqwa : nilai ketuhanan dan religious cinta Tanah air : nasionalisme, persatuan : persatuan mahasiswa budi pekerti luhur : bu•di n 1 alat batin yg merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk: pendidikan untuk memperkembangkan badan dan -- manusia; 2 tabiat; akhlak; watak: orang yg baik --; 3 perbuatan baik; kebaikan: ada ubi ada talas, ada -- ada balas; 4 daya upaya; ikhtiar: mencari -- untuk mengalahkan lawan; 5 akal (dl arti kecerdikan menipu atau tipu daya): bermain --; -- bahasa tingkah laku dan tutur kata; tingkah laku dan kesopanan; -- bicara akal budi; -- pekerti tingkah laku; perangai; akhlak; ber•bu•di 1 v mempunyai budi; 2 v mempunyai kebijaksanaan; berakal; 3 v berkelakuan baik; 4 a murah hati; baik hati; mem•per•bu•di•kan v memperdayakan; menipu; se•bu•di, (dng) - akal (dng) segala usaha professional, mandiri, moral (kb.(ajaran tt) baik
buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; kondisi mental yg membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan),adil, jujur, menjunjung nilai-nilai kebenaran, Martabat kedokteran : nilai-nilai luhur profesi kedokteran dengan acuan sumpah dokter teladan : te•la•dan n sesuatu yg patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tt perbuatan, kelakuan, sifat, dsb); contoh: ketekunannya menjadi -- bagi teman-temannya; ia terpilih sbg pelajar --; me•ne•la•dan v mencontoh; meniru: anak akan selalu ~ kelakuan orang tuanya; orang lebih mudah ~ yg mudah dan menyenangkan dp ~ sesuatu yg sukar dan menyulitkan; me•ne•la•dani v 1 memberi teladan: guru hendaklah ~ murid-muridnya; 2 mengambil teladan: ibu itu berharap agar putri-putrinya akan dapat ~ R.A. Kartini; ke•te•la•dan•an n hal yg dapat ditiru atau dicontoh: tidak perlu kita ragukan lagi ~ nya sbg orang tua revolusioner, teladan, berjiwa pemimpin garda terdepan : n pengawal; -- depan 1 barisan depan; perintis; pelopor; 2 kelompok seniman muda yg bercita-cita maju perjuangan,
meretas Meretas Jejak - Halaman 35
jejak
a. Forum Mahasiswa Berbicara Mahasiswa Kedokteran sebagai intelektual muda yang cinta tanah air dan bangsa memiliki hak dan kewajiban yang diembannya sebagai bentuk tanggung jawab dari sebuah jati diri. Berdasarkan Deklarasi Mahasiswa Kedokteran Indonesia yang dideklarasikan pada momentum 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2008, Mahasiswa Kedokteran Indonesia telah bersepakat untuk menggunakan seluruh sumber daya dan potensi yang dimilikinya untuk kesehatan Bangsa dan menjadi garda terdepan bagi pembangunan Indonesia. Inilah bentuk pernyataan dan tanggung jawab Mahasiswa Kedokteran untuk masyarakat dan masa depan Indonesia. Walaupun demikian, deklarasi tersebut hanyalah merupakan suatu titik tolak yang membutuhkan tindak lanjut berupa langkah nyata yang konkrit sebagai sebuah pembuktian, bahwa pergerakan mahasiswa tidak bergerak di tataran wacana semata. Kampus, selain sebagai institusi pendidikan yang menghasilkan produk berupa generasigenerasi intelektual juga selayaknya menghasilkan ide-ide segar untuk pembangunan dalam berbagai bidang sebagai produk sampingan dari proses pembelajaran, termasuk dalam bidang kesehatan. Sangat disayangkan, pada era ini produk-produk kampus masih belum terlihat dan dapat dinikmati secara nyata oleh masyarakat. Ide-ide segar dan brilian hanya mengemuka sebatas wacana di kalangan kampus tanpa pernah menyentuh persoalan masyarakat secara langsung. Atau bahkan pola lain yang keluar dari produk kampus yang berupaya untuk langsung terjun di masyarakat melalui mimbar bebas ataupun demonstrasi seringkali malah menjadi hal yang kontraproduktif dan kurang efektif bagi pergerakan kampus terutama mahasiswa itu sendiri. Kebuntuan ini bila dibiarkan berlarut-larut akan menjadi permasalahan kronis yang lambat laun akan mematikan peran kampus sebagai “think tank” bagi bangsa dan masyarakat. Terobosan baru harus dibuat untuk memecah kebuntuan ini. Bagaimana caranya, ide-ide brilian kampus menembus tataran wacana dan menjadi nyata, tetapi dengan cara yang produk-
tif, efektif, serta efisien. Media massa sudah lama dilirik sebagai media penyampaian ide. Media cetak maupun elektronik, radio, dan televisi berlomba-lomba membuat kolom-kolom artikel ataupun program-program yang melibatkan kampus terutama mahasiswa. Tetapi. Kembali media-media tersebut masih tidak efektif untuk dapat memaparkan seluruh ide-ide yang dimiliki kampus secara utuh. Apalagi format program-program yang ada masih menempatkan mahasiswa sebagai “Pelengkap” atau pelaku pasif dari acara tersebut. Sangat sedikit kesempatan untuk mengungkapkan ide secara utuh. Untuk menjawab kebutuhan itu, dibutuhkan sebuah forum istimewa, dimana mahasiswa dapat mengeluarkan ide-idenya, menjadi pelaku, bukan sekedar pelengkap acara. FORUM MAHASISWA BERBICARA. Ini dapat menjadi sebuah jalan tengah, Secara sederhana, bila akses kampus untuk keluar ke masyarakat dan birokrat masih terbatas, maka datangkanlah masyarakat dan birokrat ke kampus. Kita jamu mereka dengan hidangan-hidangan intelek yang menyegarkan. Tentunya, sebagai tuan rumah yang baik, kita tidak bisa menyajikan hidangan asal-asalan. Hidangan yang keluar haruslah hidangan terbaik yang diolah dalam dapur terbaik dengan resepresep terbaik pula. Ide-ide yang kita keluarkan adalah hasil kajian yang matang, bukan sekedar produk asal bunyi. Dengan demikian, hasil yang akan kita dapatkan pun akan menjadi lebih rigid dan konkrit. Adalah sebuah harapan besar bagi mahasiswa kedokteran untuk dapat membuktikan kontribusinya bagi pembangunan kesehatan Indonesia melalui ide-ide segar hasil kajian. Dengan demikian, kita buktikan bahwa kita layak memiliki identitas sebagai Intelektual muda, insan kesehatan di masa depan, sekaligus bagian penting dari masyarakat Indonesia. ISMKI sebagai wadah pergerakan Mahasiswa Kedokteran Indonesia mengangkat Forum Mahasiswa Berbicara ini sebagai pergerakan mahasiswa Kedokteran di tataran nasional sebagai sarana pengkajian dan penyampaian isu-isu nasional yang membutuhkan kerjasama dan daya dobrak besar untuk mencapai perubahan yang kita harapkan. Sebuah tantangan untuk kita bersama menyatukan pemikiran dan langkah dalam sebuah langkah nyata untuk perubahan
Meretas Jejak - Halaman 34
tepat untuk masalah tersebut.
4. Pengemasan Isu Pengemasan isu dan penyebarannya di masyarakat merupakan hal yang penting dalam manajemen isu sebagai bagian dari pergerakan. Karena dengan penegmasan isu yang baik kita bisa mendapatkan daya dorong yang luar biasa untuk membuat suatu perubahan secara nyata terutama di masyarakat luas.
Dengan pembentukan opini publik, perubahan yang kita inginkan akan dapat terjadi secara lebih masif dan mengena ke seluruh lapisan masyarakat. Pengemasan isu dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan isu yang diangkat serta publik sebagai target opini yang ingin digarap.
2. Tahapan Advokasi (isu, kajian dan aksi) Advokasi Definisi • Advokasi adalah upaya untuk memperbaiki atau merubah suatu kebijakan publik sesuai dengan kehendak atau kepentingan mereka yang mendesakkan terjadinya perbaikan atau perubahan tersebut. • Suatu kegiatan mendesakkan terjadinya perubahan social (social movement) secara bertahap maju melalui serangkaian perubahan kebijakan publik. Dalam definisi di atas, kita mendapatkan beberapa kata kunci yaitu kepentingan, perbaikan, perubahan, dan kebijakan publik. Kata-kata kunci inilah yang menjadi perhatian kita untuk memahami advokasi. Tujuan 1. Menyelesaikan masalah 2. Adanya perubahan social sesuai dengan kehendak/kepentingan pihak yang melakukan advokasi. Kata Kunci 1. Kepentingan Kepentingan atau kebutuhan adalah suatu hal yang mendasari adanya advokasi. Tanpa adanya motivasi atau keterbutuhan akan sesuatu yang belum terpenuhi, advokasi tidak akan terjadi. Kepentingan yang tidak terpenuhi adalah sebuah masalah, dan advokasi adalah salahsatu cara yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah tersebut, terutama bila hal yang menjadi masalah tersebut terkait dengan suatu otoritas yang lebih tinggi dari si pemilik kepentingan. Kepentingan-kepentingan yang muncul sangat dipengaruhi oleh latar belakang si pemilk kepentingan. Oleh karena itu, sebagai pelaku advokasi, satu hal yang pertama harus kita lakukan adalah mendefinisikan siapa kita, apa kepentingan kita, dan mengapa kita harus melakukan advokasi. Sebagai mahasiswa, kita memiliki jati diri yang harus dipertahankan. Secara filosofis, kita adalah pemuda dengan semangat membara, hati nurani bersih, dan intelektualitas terasah. Kita memiliki kapasitas dan kapabilitas tertentu sebagai seorang mahasiswa, baik dari segi keilmuan, pengalaman, ataupun aspek-aspek lain yang harus menjadi bahan pertimbangan ketika kita melakukan advokasi. Jangan sampai terjadi gerakan-gerakan kita ditunggangi olehg kepentingan-kepentingan lain yang tidak sesuai dengan jati diri kita sebagai mahasiswa. Jangan pula memaksakan diuri melakukan sesuat diluar batas kapabilitas dan kapasitas kita sebagai mahasiswa. Hal ini sangat
meretas Meretas Jejak - Halaman 11
jejak
penting untuk dicamkan karena langkah awal inilah yang akan mendasari kita ketika membuat rencana dan bergerak nantinya. Hal inilah yang membuat gerakan-gerakan kita akan memiliki ruh , daya dobrak, serta memberi inspirasi. Bukan sekedar gerakan tak berjiwa.
Bagian Lima Jejak-Jejak Anak Zaman
2. Perubahan & Perbaikan Suatu advokasi harus memiliki tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Dan baru bisa dikatakan berhasil ketika pemecahan masalah itu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Ini juga sesuatu hal yang konsisten dengan jati diri dan tanggungjawab kita sebagai mahasiswa, « Agent of change », « Agent of Development ». 3. Kebijakan Publik Komponen lainnya yang menjadi target dari sebuah advokasi adalah kebijakan publik. Adapun kebijakan publik itu sendiri dapat kita pahami sebagai sebuah sistem hukum (System of Law) yang terdiri dari: • Isi hukum (content of law); yakni uraian atau penjabaran tertulis dari suatu kebijakan yang tertuang dalam bentuk perundang-undangan, peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemerintah. • Tata laksana hukum (structure of law); yakni semua perangkat kelembagaan dan pelaksana dari isi hukum yang berlaku (lembaga hukum dan para aparat pelaksananya). • Budaya Hukum (culture of law) ; yakni persepsi, pemahaman, sikap penerimaan, praktek-praktek pelaksanaan, penafsiran terhadap dua aspek sistem hukum diatas isi dan tata laksana hukum. Dalam pengertian ini juga tercakup bentuk-bentuk tanggapan (reaksi, response) masyarakat luas terhadap pelaksanaan isi dan tatalaksana hukum yang berlaku. Sebagai suatu kesatuan sistem (systemic). Tiga aspek hukum tersebut saling tumbuh dan berkait satu sama lain. Karena itu, idealnya, suatu kegiatan atau program advokasi harus juga mencakup sasaran perubahan ketiganya. Karena, dalam kenyataannya perubahan yang terjadi pada salah satu aspek saja tidak dengan serta merta membawa perubahan pada aspek lainnya. Dengan demikian sasaran perubahan terhadap suatu kebijakan publik mestilah mencakup ketiga aspek hukum atau kebijakan tersebut sekaligus. Dengan kata lain, suatu kegiatan atau program advokasi yang baik adalah yang secara sengaja dan sistematis memang dirancang untuk mendesakkan terjadinya perubahan baik dalam isi, tata laksana maupun budaya hukum yang berlaku. Adapun perubahan dalam tiga aspek diatas dapat dilakukan secara sinergis maupun berawal dari satu poin terlebih dahulu yang kemudian berlajut dengan titik lain secara berkesinambungan dan terencana. Adapun pemilihan dilakukan secara bersamaan atau satu per satu adalah sangat tergantung dengan analisa prioritas dan strategi pelaksanaan advokasi itu sendiri. Tujuan akhirdari suatu advokasi tetaplah upaya terjadinya perubahan kebijakan secara menyeluruh. Konsep diatas dapat diterapkan di semua tataran gerak dengan beberapa adaptasi sederhana. Tidak semata hanya ditataran pemerintahan Negara dan masyarakat secara luas. Tetapi juga dalam ruang lingkup kampus, atau struktur apapun dimana melibatkan otoritas sebagai pembuat kebijakan dan sekelompok orang sebagai objek kebijakan.
Jejak* Quote
5
Takdir tak pernah salah memilih pelakunya Disetiap penggal zaman Akan hadir anak-anak zaman yang menghiasi zamannya Begitu pula dengan Kami Takdir telah memilih Dan Kamipun telah memilih takdir kami Sebuah anugrah Tuhan yang luar biasa Idealisme (Kastrat ISMKI Generasi Platinum)
“
meretas
jejak
Meretas Jejak - Halaman 12
Meretas Jejak - Halaman 33
kedokteran. Visi five star doctor yang telah ditanamkan harus diakarkan kepada seluruh mahasiswa kedokteran. Ini bukan proyek kecil karena tentunya akan menyasar universitas sebagai mitra kerja. Urgensi untuk menaikkan kualitas dirasa menjadi salah satu agenda penting jika kita tidak ingin pasien Indonesia berhilangan keluar negeri atau cenderung berobat kepada dokter asing karena mereka lebih dapat dipercaya dan berkualitas. Sudah hampir 600 juta dolar uang rakyat kita hilang di negeri orang hanya karena mereka tidak percaya sistem kesehatan di di Indonesia. Bayangkan jumlah yang cukup besar tersebut jika dapat ditahan di Indonesia untuk pembangunan? Isu ini dapat dipertajam jika kita kaitkan dengan penerapan AFTA tahun 2009, dimana tenaga kesehatan asing akan dengan mudahnya masuk ke Indonesia. Tenaga kesehatan – bukan hanya kedokteran Indonesia dalam bahaya!
Langkah-Langkah Advokasi
Menaikkan kualitas dalam sisi akademis dapat berupa intervensi langsung berupa perbaikan kurikulum, subsidi terhadap program studi kesehatan alihalih kepada program studi lain, dan perluasan rumah sakit pendidikan. Sementara itu, untuk menaikkan kualitas dokter dari sisi non-akademis, pemerintah dapat bekerja sama dnegan lembaga kemahasiswaan untuk menyusun suatu kurikulum humanioristik untuk pendekatan mahasiswa kedokteran yang lebih melayani dan membumi.
PENUTUP Dari hasil kajian kami tentang SDM kesehatan, adapun rekomendasi kami terkait kebijakan antara lain: • Peningkatan jumlah institusi penyelenggara pendidikan dokter yang tersebar terutama di daerah yang belum memiliki institusi tersebut • Peningkatan jumlah mahasiswa baru fakultas kedokteran • Kerjasama institusi pendidikan dengan organisasi mahasiswa dalam menerapkan kurikulum kemahasiswaan yang terintegrasi dengan kurikulum akademik • Promosi Sistem PTT Kedokteran sebagai lini pertama distribusi tenaga dokter, disertai optimalisasi unit pelayanan kesehatan di daerah • Pembuatan Program yang menyokong Putra Daerah untuk sebanyak-banyaknya mengikuti pendidikan dokter berupa investasi daerah atau Pemberian subsidi negara untuk mahasiswa daerah dan mahasiswa tidak mampu • Pelaksanaan Konsep Dokter Keluarga secepat-cepatnya tahun 2009.
Advokasi hanyalah satu cara untuk mendapatkan sesuatu, satu tahap dalam mencapai tujuan, yaitu pemecahan masalah dan perubahan kearah perbaikan
meretas
jejak
meretas Meretas Jejak - Halaman 32
Meretas Jejak - Halaman 13
jejak
3. Negosiasi Definisi Negosiasi, adalah suatu cara untuk menetapkan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan dimasa mendatang. Negosiasi juga dpaat diartikan sebagai proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dengan pihak lain. Dari pengertian diatas , unsure komponen dalam negosiasi yaitu : • ada 2 pihak yang melakukan negosiasi, baik perseorangan, tim, atau mewakili lembaganya. • terjadi proses tawar menawar • adanya tujuan yang ingin dicapai
Perlu diketahui bahwa isu besar yang akan terjadi pada tahun 2009 adalah AFTA dimana dokter-dokter asing akan dengan mudahnya masuk ke pasar kedokteran Indonesia. Pemerintah dapat memanfaatkan mereka untuk memenuhi kebutuhan dokter Indonesia namun harus diwaspadai karena hal tersebut dapat berupa ancaman bagi ketahanan SDM kedokteran Indonesia. Kembali lagi, pemerintah harus memikirkan strategi pemenuhan SDM kedokteran dengan sebaik mungkin. Pelaksanaan program PTT kedokteran akan lebih baik lagi karena pada dasarnya PTT merupakan simbiosis mutualisme dimana dokter muda mendapat pengayaan pembekalan dokter di tingkat primary health care sedangkan pemerintah daerah mendapat keuntungannya yaitu terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan – yang tentunya dibarengi dengan upah yang rasional juga.
C. Konsumsi Jasa Kedokteran Negosiasi,sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti proses tawar menawar dalam transaksi ekonomi, sehingga dapat menjadi konsep landasan kita dalam bernegosiasi. Dalam suatu transaksi ekonomi, ada 2 belah pihak yang terlibat , yaitu penjual dan pembeli, yang kemudian melakukan proses tawar menawar dalam ruang antara penawaran oleh pembayar dan pembeli (The Bargaining Zone) hingga akhirnya tercapai kesepakatan harga didalamnya . Sebagaimana di bawah ini :
1. Tren yang ada vs Dokter Keluarga Sejak tahun 1994, WHO telah merekomendasikan program dokter keluarga bagi Indonesia. Program ini diharapkan dapat bergerak sebagai pelayanan kesehatan di tingkat yang paling primer dan paling dekat ke masyarakat sebelum masyarakat dirujuk ke dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder. Di bawah program ini, satu dokter yang memiliki kompetensi sederajat dokter umum akan bertanggungjawab atas kesehatan 2500-3000 warga. Dokter tersebut akan menangani berbagai penyakit, mempromosikan kesehatan, dan membantu pelaksanaan tindakan pencegahan di kelompok warga tersebut. Selain itu, dokter keluarga juga akan memegang data-data medis kelompok masyarakat yang ditanggungnya, termasuk data imunisasi dan penggunaan KB. Pelaksanaan program ini direncanakan dimulai di daerah perkotaan. Karena perkotaan telah memiliki infrastruktur kesehatan yang lebih baik dibandingkan derah perifer, perkotaan diharapkan dapat menjadi model yang baik untuk pelaksanaan sistem rujukan yang dirancang untuk program dokter keluarga.
Diatas, dapat dilihat bahwa terdapat The Bargaining Zone yang merupakan ruang kita untuk dapat melakukan proses tawar menawar. Dalam ruang ini, kita dapat menciptakan berbagai pilihan , sehingga mem fleksibelkan kita dalam melakukan proses tawar menawar. The Bargaining zone itu , dapat kita analogikan dengan tangga yang bertingkat , seperti : Pada saat proses negosiasi, kita harus menentukan Penawaran awal kita, yaitu suatu kondisi yang ditawarkan ke pihak lain, dan kondisi terebut merupakan pencapaian yang dapat menguntungkan kita secara maksimal. Dan Penawaran akhir, yaitu suatu kondisi di mana menjadi batas dimana kita harus menghentikan negosiasi, karena pada titik ini, tidak ada hal yang menguntungkan bagi kita.
meretas
jejak
Berikut tips dalam melakukan negosiasi: 1. Persiapan, misalnya memahami apa yang kita bawa, mengapa kita membawanya, apa tujuan yang ingin kita capai,tawaran maksimal dan minimal , dan alternative-alternatif pilihan yang kita bawa. Meretas Jejak - Halaman 14
Sistem pembiayaan dokter keluarga dilakukan melalui asuransi. Premi yang harus dibayar per individu diperkirakan sejumlah Rp10.000,- per bulan. Harga ini dapat lebih tinggi atau lebih rendah tergantung kemampuan ekonomi pasien. Pasien dengan kemampuan ekonomi yang lebih tinggi akan memberi subsidi kepada pasien dengan kemampuan ekonomi yang lebih rendah. Tren yang ada di masyarakat sekarang justru sebaliknya. Pasien berobat lebih cenderung datang langsung ke dokter spesialis daripada ke dokter umum. Hal ini terjadi karena (1) Rendahnya kepercayaan kepada dokter umum, (2) Tidak adanya regulasi yang ketat untuk terkait sistem rujukan, dan (3) Tidak berimbangnya rasio dokter umum dan dokter keluarga. Solusi yang ditawarkan adalah pelaksanaan konsep dokter keluarga secepatnya tahun 2009. Ini esensial karena jika paradigma mencegah daripada mengobati belum diakarkan, dokter akan cenderung belajar menjadi spesialis daripada menjadi dokter layanan primer. Selain itu, jaminan kesejahteraan dokter umum dapat dijadikan insentif agar dokter memiliki paradigma sebagai dokter umum yang meneruskan layanan primer kepada rakyat 2. Kepercayaan pasien terhadap tenaga kedokteran Indonesia Salah satu masalah kesehatan Indonesia adalah, orang Indonesia cenderung berobat ke luar negeri. Alasannya beragam entah itu karena pelayanannya yang lebih baik atau yang lebih memprihatinkan, dokternya lebih bermutu. Untuk hal ini, pamerintah harus berupaya menaikkan kualitas pendidikan
meretas Meretas Jejak - Halaman 31
jejak
ini akan ditempatkan 197 residen senior di Rumah Sakit Daerah. Perubahan ini diharapkan akan memicu tumbuhnya kualitas pelayanan yang lebih baik. Pegawai Tidak Tetap Kedokteran Sayangnya salah satu program pemerintah yang berkaitan dengan distribusi dokter di Indonesia ini telah tidak diwajibkan kembali yaitu program Pegawai Tidak Tetap. Semenjak diberlakukannya Permenkes nomor 512/MENKES/PER/IV/2007, untuk mendapatkan SIP pertama dokter baru hanya melampirkan kopi surat tanda register (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia, surat keterangan tempat praktik, dan rekomendasi organisasi profesi. Peniadaan SK penempatan atau Surat Purnabakti yang menjadi karakteristik PTT justru ditiadakan sebagai syarat. Padahal kalau kita lihat, lulusan dokter per tahunnya dapat mencapai 2000 orang. Jika program PTT tersebut dapat dilaksanakan, maka distribusi di daerah terpencil pasti akan terdongkrak. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah memaintain hal tersebut.
2. Mengetahui lawan negosiasi, sehingga semenjak awal, kita dapat menentukan strategi negosiasi 3. Sering bertanya untuk mengeksplor keinginan dari lawan kita, dengan demikian kita memiliki siasat yang jitu untuk memenuhi keinginan kita. semisal : “Bapak sendiri melihat mahasiswa keinginannya seperti apa?”, dengan jawaban yang diberikan kita bisa memberikan timpalan, “yah, mahasiswa seperti itu juga yang kita inginkan mengapa kami mengadakan kegiatan ini” 4. Membangun aliansi dengan individu atau kelompok lain, yang memilki kesamaan tujuan dengan apa yang kita bawa Hal yang perlu disadari dalam bernegosiasi adalah kejujuran karena memiliki peran penting dalam keberlangsungan kerjasama negosiasi itu.
Masalah utama mengapa PTT menjadi momok adalah, mental pengabdian mahasiswa kedokteran yang rendah, dan ketidakjelasan nasib dokter PTT. Pemerintah sudah beritikad baik dengan memberikan insentif cukup tinggi namun lagi-lagi hal ini masih rawan terhadap penyelewengan. Bayangkan di tengah rendahnya animo dokter muda untuk PTT ternyata masih harus dilanjutkan dengan pemotongan insentif. Oleh karena itu perlu koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah mengenai pemberian tunjangan dan distribusi. Investasi Putra Daerah Perlu disadari bahwa PTT kedokteran tidak akan menjawab masalah secara penuh karena ada risiko dokter pasca PTT akan kembali lagi ke kota asal. Masalah distribusi mungkin bisa diatasi karena SDM PTT pasti tergantikan tiap tahunnya, namun masalah penumpukan SDM di kota sudah pasti tidak terelakkan. Hal ini dapat disikapi dengan optimalisasi investasi daerah terhadap sumber daya manusia kedokterannya. Mengapa optimalisasi investasi daerah yang dipilih? Kembali pada tidak semua universitas di Indonesia memiliki Fakultas Kedokteran, itu artinya ada provinsi yang tidak mempunyai pasokan dokter pasti tiap tahunnya. Sebenarnya akan mudah menjawab masalah ini; Buat saja minimal satu FK per provinsi. Namun kita semua tahu hal tersebut tidak visibel untuk dilaksanakan dalam jangka waktu pendek sehingga kita harus memikirkan sesuatu yang lebih praktis, investasi daerah terhadap SDM kedokteran. Bentuknya dapat beragam, contohnya yang pernah dilaksanakan di UI adalah Kerja Sama Daerah dan Industri (KSDI) – yang pelaksanaannya harus dievaluasi juga karena ternyata diboncengi oleh ‘bukan mahasiswa daerah’ dan melibatkan biaya yang tidak sedikit – atau beasiswa daerah atau bahkan yang lebih radikal lagi, proporsi kursi yang lebih untuk putra daerah – diprioritaskan pada provinsi yang masuk dalam kategori dacilgatas. Intinya, masing-masing universitas dirangsang untuk mempunyai program pemerataan kesempatan belajar kepada putera daerah. Selain kedua hal di atas, Undang-undang no. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 29 ayat 3c mengharuskan seorang dokter memiliki sertifikat kompetensi. Paradigma umum pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang ada sekarang di Indonesia adalah Uji Kompetensi Dokter Indonesia untuk FK dengan kurikulum konvensional dan Program Internship untuk lulusan FK dengan kurikulum berbasis kompetensi. Mekanisme UKDI telah diatur oleh panitia pelaksana, namun internship hingga sekarang masih belum jelas mekanismenya seperti apa. Wacana yang berkembang adalah seorang dokter dalam fase internship diharuskan untuk membuat sejumlah laporan dari kasus yang dia tangani di bawah supervisi dokter senior. Jika dimungkinkan, pelaksanaan internship dapat meniru mekanisme PTT dimana pengelolaannya meretas dibawah dinkes wilayah tertentu. Hal ini dapat memperkaya pilihan solusi untuk membantu pemenuhan kebutuhan tenaga kedokteran di daerah.
jejak
Meretas Jejak - Halaman 30
meretas Meretas Jejak - Halaman 15
jejak
a. Fenotype Lingkungan adalah factor penting dalam memunculkan genetic-genetic yang telah ada. Hal ini tidak dapat dipungkiri dalam dunia psikologi apalagi dalam dunia kedokteran. Seorang anak tidak dapat menjadi pemimpin apabila dia tidak diperlakukan dan dididik sebagai layaknya seorang pemimpin, seorang anak singa tentu akan menjadi lembut jika dia diperlakukan seperti anak kucing. Inilah pentingnya lingkungan. Ketika kita telah memiliki keinginan untuk berubah, maka kita harus menemukan lingkungan yang sesuai. Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa Jika di dalam hutan. -Imam SyafiiUntuk menjadi seorang kastrat’er, kita mebutuhkan lingkungan dan teman-teman yang sama-sama menyadari pentingnya berpikir, berdiskusi dan aksi. Orang-orang sperti ini mungkin jarang ditemui, tapi inilah hukum alam, bahwa perubahan memang selalu dimulai dari sedikit orang. Ingatkah kita, bahwa dakwah Islam ini dimulai dari satu orang, yaitu Nabi Muhammad SAW dengan dibantu 4 Shahabat terbaiknya Ingatkah kita, bahwa Nabi Isa (Yesus) hanya dibantu oleh 12 orang Rasul untuk menyebarkan ketauhidanNya
nurani kita. Sarana prasana tersebut bisa bermulakan dari internet, dengan mengikuti groups-groups tertentu. Sehingga dengannya pengetahuan kita selalu up date atas informasi atau isu yang terbaru. Groups yang bisa diikuti antara lain : 1.
[email protected] 2.
[email protected] 3.
[email protected] 4. desentralisasi-kesehatan@yahoogroups. com 5.
[email protected] 6.
[email protected] 7.
[email protected] 8.
[email protected] 9.
[email protected] 10.
[email protected] 11.
[email protected] 12.
[email protected] 13.
[email protected] 14.
[email protected] 15.
[email protected] 16.
[email protected] 17.
[email protected] 18.
[email protected] 19. Dan milis kesehatan lainnya Milis ini dapat sebagai sumber informasi, isu, dan sarana diskusi yang lainnya, selain dari itu, setidaknya para kastrat er dibekali buku-buku mengenai kebijakan kesehatan dan berkaitan dengan kesehatan masyarakat, karena gerak kita adalah gerak yang dilandasi oleh keilmuan.
Ingatkah kita, bahwa setiap gelombang besar kebaikan hanya dimulai oleh satu atau dua orang? Terkadang kita lupa akan hal itu, kita tidak bisa membuat sebuh bangunan apabila kita tidak memulainya dari meletakkan batu pondasi lebih awal. Bukankah melangkah 1000 km dimulai dari satu km? Inilah kaidah dalam sebuah perubahan, Bahwa segala sesuatu dimulai dari sedikit orang.
meretas
jejak
Selain itu, kita juga membutuhkan saran dan prasana yang menunjang untuk menimbulkaan kepekaan Meretas Jejak - Halaman 16
tersebut masih sangat kontras jika kita bandingkan dengan kenyataan yang ada di daerah terpencil tertinggal dan area perbatasan (dacilgatas) sekarang dimana rasio dokter 6,40 per 100.000 penduduk dan rasio dokter spesialis 1,68 per 100.000 penduduk.
Tabel 1.1 jumlah dokter per 100.000 penduduk
Tabel 1.1jumlah dokter spesialis per 100.000 penduduk Jika kita lihat histogram di atas, terjadi penumpukan dokter hingga di atas harapan pada provinsi besar seperti DKI Jakarta, Riau, Kepulauan Riau, Bali, dan Sulawesi Utara. Hal yang sama juga terjadi pada dokter spesialis dimana terjadi penumpukan dokter di DKI Jakarta, Riau, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, dan Bali. Hal ini sangat berpengaruh terhadap akses kesehatan masyarakat, terlebih lagi masyarakat miskin pedesaan yang sangat bergantung kepada puskesmas. Jumlah dokter di puskesmas juga tidak memadai. Puskesmas di 18 dari 33 provinsi di Indonesia rata – rata mempunyai kurang dari 1 dokter per puskesmas. Untuk menghadapi rendahnya sebaran SDM tersebut, pemerintah telah mengupayakan beberapa program. Program tersebut mengintervensi beberapa pos yaitu intervensi penempatan ke daerah terpencil, tertinggal, dan area perbatasan, penempatan di poskesdes dalam rangka desa siaga, dan pemenuhan rutin CPNS, CPNSD, dan PTT. Agar distribusinya merata, tahun 2008 ini diperbantukan 700 peserta PPDS, 160 orang tenaga kesehatan mitra dokter spesialis dan juga sejak semester I 2008
meretas Meretas Jejak - Halaman 29
jejak
PEMBAHASAN A. Produksi Sumber Daya Manusia Menurut visi Indonesia sehat 2010, rasio dokter dengan penduduk adalah 1 : 2500, atau idealnya jumlah dokter di Indonesia adalah 88.000 dokter. Namun pada kenyataannya muncul beberapa permasalahan, yaitu belum tercapainya perbandingan yang ideal antara rasio dokter dengan penduduk (masih terdapat defisit 31.250 dokter) dan juga masih kurangnya kualitas dokter, tidak seperti yang diinginkan oleh masyarakat. Misalkan saja rasio antara dokter dengan masyarakat, dapat mencapai yaitu 1 : 16.000. Selain itu, masyarakat menganggap bahwa dokter merupakan kaum intelektual yang mampu menjadi seorang pemimpin di wilayahnya dan dianggap mampu di seluruh aspek kehidupan. Untuk menjawab permasalahan di atas, kami menderivasi isu menjadi 3 aspek yaitu Input, Proses, dan Output SDM Kesehatan.
Bagian Tiga Dari Gerak menjadi Gerakan Jejak* Quote Aku berfikir tentang sebuah gerakan Tapi mana mungkin aku nuntut sendirian
Aspek Input SDM Untuk aspek input SDM, pemerintah dapat menaikkan jumlah institusi penyelenggara pendidikan kedokteran maupun memperbanyak jumlah kursi mahasiswa FK. Yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah keterjangkauan pendidikan kedokteran dari segi biaya maupun akses. Mahalnya Biaya Operasional Pendidikan Kedokteran seringkali menciutkan putera daerah yang ingin meneruskan studi di Fakultas Kedokteran terlebih lagi tidak semua daerah memiliki FK. Karena itulah, pemerintah seyogyanya menimbang kebijakan subsidi BOP untuk mahasiswa tersebut. Aspek Proses dan Output SDM Aspek Proses SDM mengacu pada seven star doctor, yaitu care provider, decision maker, communicator, community leader, manager, researcher, dan religious. Sayangnya hanya poin care provider yang difasilitasi secara optimal oleh kurikulum akademis hingga saat ini. Ketimpangan pemenuhan aspek-aspek lainnya dalam kurikulum akademik dapat disikapi dengan keberadaan kurikulum kemahasiswaan. Di sini, mahasiswa dapat bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk memenuhi 7 kompetensi secara sinergis. Program kurikulum mahasiswa tentu saja harus telah distandardisasi dan berlaku nasional. Kurikulum tersebut dapat diperkaya dengan hasil kajian ISMKI sebelumnya pada Konferensi Hari Kebangkitan Nasional Makassar 2008, dimana telah ditetapkan poin-poin penting yang disepakati sebagai jati diri mahasiswa kedokteran Poin-poin penting tersebut adalah: (1) Beriman dan bertakwa, (2) Agent of change, (3) Iron stock, (4) Guardian of value, (5) Intellectuals, (6) Care provider (agent of health), (7) Decision maker, (8) Community leader, (9) Manager, (10) Communicator, (11) Integrity, (12) Agent of development, (13) Researcher, dan (14) Collegialism.
B. Distribusi Sumber Daya Kesehatan Menurut Indikator Visi Indonesia Sehat 2010 Departemen Kesehatan RI, disebutkan bahwa rasio dokter per 100.000 penduduk sebagai 40 atau 1 dokter untuk 2500 jiwa, Dokter spesialis 6 per 100.000 penduduk atau 1 dokter spesialis untuk 1 untuk 16.000 jiwa. Jika jumlah penduduk Indonesia adalah 220 juta jiwa, itu artinya jumlah dokter yang dibutuhkan di Indonesia adalah 88.000 dan dokter spesialis 13.200. Jumlah dokter umum di Indonesia tahun 2008 menunjukkan angka 56.750 dengan rasio 1:4.000 sedangkan dokter spesialis 15.499 untuk semua program spesialis atau rasionya 1:120.000. Tenaga dokter umum mungkin sudah mendekati rasio impian, jika kita bandingkan dengan rasio dokter spesialis yang masih jauh, tetapi ternyata terjadi ketimpangan distribusi. Distribusi dokter di daerah kota sekitar 1: 2700, sedangkan untuk daerah pedesaan 1: 16000. Untuk pemenuhan meretas rasio di daerah biasa, jumlah dokter spesialis per 2005 mencapai 11.765 atau telah mencapai 5,33 dokter spesialis per 100.000 penduduk dan jumlah dokter umum telah mencapai 40.963 atau 18,57 dokter per 100.000 penduduk. Namun angka Meretas Jejak - Halaman 28
jejak
3
Aku berfikir tentang gerakan Tapi mana mungkin kalau diam (Tentang Sebuah Gerakan, Wiji Thukul, 1989)
“ meretas Meretas Jejak - Halaman 17
jejak
Kastrat ?
A
pa yang anda bayangkan dan pikirkan ketika mendengar istilah kastrat alias kajian strategis?
Penulis sempat menanyakan kepada beberapa mahasiswa dari institusi yang berbeda dan jawabanya cukup beragam, mahasiswa pertama menjawab kastrat itu keren karena bisa menyuarakan aspirasi mahasiswa maupun rakyat secara massal, mahasiswa kedua menjawab kastrat itu terkenal dengan ahli diskusi, negosiasi dan aksi, mahasiswa ketiga menjawab kastrat itu tempatnya membahas hal-hal besar tapi terkadang hasil yang di implementasikan tak sebesar dengan apa yang dibahasnya, sementara mahasiswa lainya menjawab tidak tahu menahu tentang kastrat. Gambaran dan pemikiran rekan-rekan mahasiswa kita diatas cukup menggambarkan tentang apa dan sejauhmana pengetahuan mahasiswa tentang kastrat. Dari definisinya kastrat merupakan sebuah proses berfikir, bersikap dan bertindak yang kritis dan konstruktif berdasarkan atas sebuah permasalahan yang timbul,sedangkan Bidang Kajian Strategis adalah bagian dari organisasi kemahasiswaan yang turut berkontribusi kepada pergerakan mahasiswa dengan fungsi spesifik mengkaji dan menelaah permasalahanpermasalahan (isu) yang terdapat di masyarakat (ruang lingkup kampus maupun masyarakat umum). Kemudian hasil pengkajian terhadap masalahmasalah menjadi sumber penyusunan rancangan pergerakan yang kemudian diwujudkan dalam suatu langkah nyata di ranah publik baik secara langsung maupun tidak langsung.
Apasih peran dan fungsi kastrat? Konon sejak jaman dahulu peran dan fungsi kastrat sudah dilakukan manusia.
terlibat dalam usaha dan pemikiran berupa sikap peka dan peduli yang diwujudkan dalam sebuah bentuk kritik, penentangan serta usaha-usaha lain yang dapat mengubah sebuah harapan untuk lebih baik itu menjadi nyata, semua itu adalah sebuah tindakan kastrat. Sejarah juga membuktikan bahwa peran kastratlah yang natinya cukup memberikan kontribusi yang besar terhadap sebuah perubahan, atau revolusi sebuah Negara bahkan sebuah keputusan penting internasional. Kita tentu masih ingat mengenai sejarah PBB lahir karena keprihatinan, kekawatiran ,serta kecemasan global akibat perang yang menyebabkan tidak terjaminya berbagai aspek kehidupan, sehingga PBB didirikan dengan tujuan yaitu untuk menjaga perdamaian di dunia, mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa, memupuk kerjasama internasional untuk menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, sosial, dan budaya, serta mengembangkan penghormatan atas Hak Asasi Manusia dan kebebasan. Hal itu salah satunya bentuk tindakan kastrat. Sejarah di Indonesiapun tidak lepas dari peran dan fungsi kastrat, masih ingatkah kita tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam menumpas gerakan PKI, dan gerakan pasca penumpasan itu, setelah gerakan PKI berhasil ditumpas, Presiden Soekarno belum bertindak tegas terhadap G 30 S/PKI. Hal ini menimbulkan ketidaksabaran di kalangan mahasiswa dan masyarakat.
Kita sering dengar bahwa pemerintahan atau raja yang berkuasa dengan cara yang tidak adil serta Menghadapi aksi mahasiswa, Presiden Soekarno tidak mengutamakan kepentingan rakyat akan menyerukan pembentukan Barisan Soekarno mendapat kritik dan penentangan dari masyarakepada para pendukungnya. Pada tanggal 23 kat yang biasanya disFebruari 1966 kembali terjadi demonstrasi. Dalam alurkan lewat berbagai demonsrasi tersebut, gugur seorang mahasiswa meretas organisasi, tanpa disyang bernama Arif Rahman Hakim. Oleh para adari semua orang yang Meretas Jejak - Halaman 18
jejak
Isu tersebut dikelompokkan ulang dalam tim kajian sebagai berikut:
Pada tanggal 26 Oktober 1965 berbagai kesatuan aksi seperti KAMI, KAPI, KAGI, KASI, dan lainnya mengadakan demonsrasi. Mereka membulatkan barisan dalam Front Pancasila. Dalam kondisi ekonomi yang parah, para demonstran menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Pada tanggal 10 Januari 1966 para demonstran mendatangi DPR-GR dan mengajukan Tritura yang isinya: 1. pembubaran PKI, 2. pembubaran kabinet dari unsur-unsur G 30 S/ PKI, dan 3. penurunan harga.
meretas Meretas Jejak - Halaman 27
jejak
Berikut adalah hasil-hasil contoh lembar kajian atau press conference yang bisa dijadikan contoh sebagai salah satu bentuk output minimal,
Kertas Posisi Tim Kajian “Sumber Daya Manusia Kesehatan Indonesia” Forum Nasional Mahasiswa Kedokteran Indonesia PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan manusia. Manusia yang sehat dan produktif akan meningkatkan daya saing suatu bangsa. Oleh karena itu, setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan dan jaminan atas kesehatannya. Hal tersebut merupakan amanah Pernyataan Umum tentang Hak – Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights), Amandemen UUD 1945 pasal 28 H dan 34 serta UU no 23 tahun 1992. Dalam program kerjanya pun, depkes sejak tahun 2005 telah memprioritaskan beberapa program terkait dengan pencapaian visi Indonesia sehat 2010. Pos-pos yang menjadi perhatian utama dalam program kerja tersebut adalah: 1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 2. Pelayanan kesehatan masyarakat miskin 3. Pendayagunaan tenaga kesehatan 4. Penanggulangan penyakit menular, gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana 5. Peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, daerah tertinggal, dan daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar Semua program kerja tersebut tentunya membutuhkan Sumber Daya Manusia kesehatan. Secara umum, sistem pelayanan Indonesia diatur oleh pemerintah sebagai penanggung jawab utama. Kalangan swasta dapat ikut serta sebagai penyelenggara selama sesuai dengan kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah. Secara garis besar permasalahan Sumber Daya Manusia Indonesia berakar dari dua kumpulan besar yaitu permasalahan kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, ketahanan dunia kedokteran itu sendiri mengalami konflik demand vs supply yang dramatis karena dari faktor produksi dokter, raw materialnya (dalam hal ini mahasiswa kedokteran) dan pabriknya (dalam hal ini fakultas kedokteran) memang tidak bisa menunjang. Selain itu kebijakan kesehatan nasional mengenai pola distribusi, regulasi pendaftaran dokter, dan sistem kesehatan juga berperan dalam permasalahan kuantitas dokter. Kita juga tidak mungkin meninggalkan aspek kualitas karena kualitas yang buruk, meskipun kuantitas memenuhi tidak akan memperbaiki keadaan. Permasalahan yang keluar disini dapat diderivasikan sebagai kebijakan kontrol kualitas berupa sertifikasi kompetensi dokter Indonesia dan kebijakan peningkatan kualitas dalam kurikulum mahasiswa kedokteran. Bentuk pola berpikirnya dijelaskan dalam bagan analisis sebagai berikut:
demonstran Arif dijadikan Pahlawan Ampera. Singkat cerita karena kondisi Negara yang tidak stabil saat itu akhirnya lahirlah Mandat yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Keluarnya Supersemar dianggap sebagai tonggak lahirnya Orde Baru. Supersemar pada intinya berisi perintah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan kestabilan jalannya pemerintahan. Selain itu untuk menjamin keselamatan presiden. Sejak saat itu sosok soeharto lahir sebagai pahlawan hingga akhirnya beliau melakukan berbagai perbaikan serta pembangunan bagi bangsa Indonesia. Walaupun pada akhirnya pemerintahan soeharto banyak menuai protes setelah Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus memburuk seiring dengan krisis keuangan yang melanda Asia. Keadaan terus memburuk. KKN semakin merajalela, sementara kemiskinan rakyat terus meningkat. Terjadinya ketimpangan sosial yang sangat mencolok menyebabkan munculnya kerusuhan sosial. Muncul demonstrasi yang digerakkan oleh mahasiswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi total. Demonstrasi besar-besaran dilakukan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998. Pada saat itu terjadi peristiwa Trisakti, yaitu meninggalnya empat mahasiswa Universitas Trisakti akibat bentrok dengan aparat keamanan. Empat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulya Lesmana, Hery Hariyanto, Hendriawan, dan Hafidhin Royan. Keempat mahasiswa yang gugur tersebut kemudian diberi gelar sebagai “Pahlawan Reformasi”. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan dimulainya Orde Reformasi. Semua tindakan dan perjuangan itu juga meru-
pakan bentuk dari tindakan kastrat. Ilustrasi diatas cukup menggambarkan bahwa betapa pentingnya peran dan fungsi kastrat dalam sebuah Negara. Kastrat dapat diaplikasikan dalam berbagai kepentingan baik lingkup bidang maupun lingkup organisasi, contohnya bidang kesehatan selain itu juga dalam kehidupan kampus, seperti kebijkan-kebijakan universitas.
Kastrat idealnya digerakkan oleh intelektual muda! Dari tahun ke tahun kastrat hampir selalu digerakkan oleh orang-orang dengan intelektualitas yang tinggi yang pada zaman sekarang mahasiswa dianggap representative sebagai kaum intelektual muda. Ada segudang alasan mengapa penggerakknya adalah : •
•
•
Mahasiswa adalah struktur unik dalam tatanan masyarakat, baik dilihat dari sudut politik, ekonomi, maupun sosial Mahasiswa memiliki idealisme yang tinggi, kebebasan berekspresi, berpikir, berpendapat, atau melakukan apa pun yang bertanggung jawab. Mahasiswa adalah asosiasi dari kejujuran, integritas dan semangat moral. Dalam diri mahasiswa, terdapat kumpulan calon cendekiawan, pahlawan, negarawan, serta profesi
Mengingat pentingnya peran dan fungsi kastrat maka perlu dibentuk bidang-bidang kastrat. Secara definisi Bidang Kajian Strategis adalah bagian dari organisasi kemahasiswaan yang turut berkontribusi kepada pergerakan mahasiswa dengan fungsi spesifik mengkaji dan menelaah permasalahan-permasalahan (isu) yang terdapat di masyarakat (ruang lingkup kampus maupun masyarakat umum). Kemudian hasil pengkajian terhadap masalahmasalah menjadi sumber penyusunan rancangan pergerakan yang kemudian diwujudkan dalam suatu langkah nyata di ranah publik baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun
meretas
jejak
meretas Meretas Jejak - Halaman 26
Meretas Jejak - Halaman 19
jejak
pembentukan bidang kastrat berguna untuk melatih kebiasaan berpikir, berdiskusi dan aksi bagi mahasiswa ,dengan melakukan pengkajian isu,menganlisis serta menyatukan gerak dalam sebuah aksi. Semua aktifitas ini akan melahirkan seorang mahasiswa yang memiliki pola pikir dan berjiwa kastrat yaitu seorang individu yang mampu berfikir kritis, analisi, serta solutif serta berjiwa peka dan peduli terhadap kondisi sekitarnya, mau berusaha menciptakan keadilan bersama. Serta mampu dan mau memikirkan nasib sesamanya. Selain itu pentingnya bagi mahasiswa adalah
Urgensi 1. Kebutuhan mahasiswa kedokteran untuk mengembangkan pola pikir kritis, ilmiah, kreatif, dan solutif sebagai salahsatu kualitas dokter di masa depan dan implementasi jati
diri sebagai “intelektual muda”. 2. Kebutuhan mahasiswa kedokteran untuk mengasah “sense of crisis”, ” environmental awareness” sebagai salah satu kualitas dokter di masa depan. 3. Kebutuhan mahasiswa kedokteran untuk mengeluarkan ide-ide konstruktif dan bergerak menuju perubahan yang lebih baik sebagai implementasi dari jati diri “Agent of change” dan “Agent of Development”. 4. Kebutuhan mahasiswa kedokteran untuk memberikan sumbangsih terbaik sesuai dengan jati diri dan kapasitasnya bagi pembangunan bangsa.
Bagian Empat Dari Pikir Menjadi Kata Jejak* Quote
Seorang manusia dikatakan utuh jika ia dapat memenuhi fungsinya sebagai makhluk rasional yang penuh refleksi serta berpengetahuan dan sekaligus aktif memberi sumbangan yang berharga bagi masyarakatnya. (Aristoteles)
CONTOH DARI Sie. KASTIL SENAT MAHASISWA FK UNPAD 2007-2008 (Almira Aliyannissa) Seksi Kajian Strategis Ilmiah Senat Mahasiswa FKUP: Responsible Responsive. Visi: Menjadi basis pengembang kompetensi mahasiswa FKUP dalam bidang sosial politik kemasyarakatan: • Alumni FKUP yang siap menjadi pemimpin komunitas. • Mahasiswa FKUP yang memenuhi perannya sebagai agen perubahan. Misi: • Memberikan Pendidikan Sosial Politik Kemasyarakatan untuk Seluruh Mahasiswa FKUP. • Skill penanganan isu/masalah. • Pencerdasan dan pengalaman menangani masalah. • Melakukan Kajian rutin terhadap isu strategis terutama dalam bidang kesehatan masyarakat dan pendidikan kedokteran, untuk kemudian menghasilkan rekomendasi dan solusi konkret. • Mencerdaskan mahasiswa FKUP terhadap isu-isu strategis yang aktual. • Merevitalisasi hubungan dengan kastrat sejenis baik di lingkupan Unpad, Wilayah 2 maupun Indonesia. • Mencetak kader alumnus Kastil yang piawai sebagai organisator dan aktivis mahasiswa.
Meretas Jejak - Halaman 20
4
Adalah kata-kata yang memberi bentuk pada sesuatu yang masuk dan keluar dari diri kita. Adalah kata-kata yang menjadi jembatan untuk menyebrang ke tempat lain. Ketika kita diam, kita akan tetap sendirian. Berbicara, kita mengobati rasa sakit. Berbicara Kita membangun persahabatan dengan yang lain. Para penguasa menggunakan kata -kata untuk menata imperium diam. Kita menggunakan kata -kata untuk memperbaharui diri kita... inilah senjata kita saudara -saudaraku (Subcomandante Marcos, 12 Oktober 1995)
Meretas Jejak - Halaman 25
“
• •
Ketika audiensi: perhatikan dengan seksama jawaban pihak terkait, jika ada yang masih belum jelas, kejar terus dan tanyakan (dengan santun). Ajukan rekomendasi-rekomendasi kita (apa yang bisa pihak tersebut lakukan, apa yang bisa kita bantu) saat audiensi.
Aksi dilakukan hanya jika: • Kajian sudah dilaksanakan dengan tuntas dan benar: kita sudah memahami betul isu tersebut, sudah mengantongi sejumlah alternative solusi untuk diajukan.. • Inisiator bisa dipertanggungjawabkan. • Proses pengajuan surat pertanyaan, permohonan audiensi sudah dilaksanakan dengan benar, namun tidak ada tanggapan yang memuaskan, atau indikasi niat baik untuk terbuka pada mahasiswa. • Kondisi medan bisa diperhitungkan. c. Koordinasi • Bottom-up 1. Sinergisasi hasil kajian dengan kastrat sejenis 2. Outputnya berupa pernyataan sikap dan tindak lanjut bersama. • Up-bottom 1. Bakal dipertimbangkan juga masukan/turunan isu untuk dikaji dari ISMKI atau BEMU.
6. Format rekap isu a. Latar Belakang b. Identifikasi Masalah c. Pembahasan • Analisa Penyebab • Analisa Efek • Analisa Pihak-pihak yang terlibat • Rekomendasi Solusi d. Penutup • Kesimpulan • Pernyataan Sikap Kastil SMFKUP PENGEMBANGAN WAWASAN Contoh dari Dept. Kastrat Senat Mahasiswa IKM FKUI 2009 (Fakhri Rahman) dan revisi. Pelaksana: Tim Internal Dept. Kastrat Konten materi: 1. Manajemen Opini: • Tulisan yang Menggerakkan/Tulisan Kritis. • Orasi yang Menggugah/Public Speaking. 2. Negosiasi dan Advokasi 3. Pengembangan Organisasi.
Job Description 1. Staf Ahli • Membuat database Kastiledon (sebutan untuk staf Kastil). • Mengeluarkan surat-surat resmi, • Mendokumentasikan progress dan hasil kajian, sejak awal mula hingga isu ditutup • Menjalankan fungsi kebendaharaan • Menjadi pusat dokumentasi dan arsip. • Berkoordinasi dengan Staf Sekjen dan Bendum SMFKUP. • Mewakili Ketua di lingkupan internal, jika ketua berhalangan hadir. 2. Staf Internal: • Mengadakan acara gathering untuk Kastiledon (e.g. Solid Package). • Menyusun dan mengadakan program upgrading kualitas Kastiledon. • Morale booster Kastiledon. 3. Staf Eksternal: a. Menjadi perwakilan Kastil dalam forum koordinasi eksternal: • Forum Kastrat Unpad. • Forum Dalam Negeri Unpad. • Medical Complex Unpad. • Kastrat Wilayah 2 dan Nasional ISMKI • BPH Senat. b. Bertugas: • Sharing positioning sheet isu. • Memilah dan membawa pulang isu turunan dan menjadi penanggung jawab pengolahannya (menyerahkan pada Kajian untuk dikaji, atau KP untuk dipublikasikan, dst) 4. Staf KP: • Menjadi jenderal pencerdasan isu masyarakat kampus FKUP. • Menindaklanjuti hasil kajian baik berupa kajian eksternal, forum terbuka, maupun media massa. • Menguasai dan menghidupkan Kastil melalui media: mading, blog, FB, pamphlet, slide show, film, pameran foto, artikel Medicinus, Visus, Warta FK, dll. • Apabila ada indikasi ke arah aksi demonstrasi, maka bekerjasama dengan Staf Kajian untuk membuat pertimbangan dan dengan Staf Eksternal untuk berkoordinasi dan melakukan persiapan. 5. Staf Kajian: • Menjadi komandan pengelolaan isu dan moderator dalam rapat kajian. • Menyelenggarakan kajian-kajian tentang isu strategis berupa rapat kajian, kunjungan tokoh, riset, dll. • Menyusun positioning paper sebagai hasil kajian. (didokumentasikan Staf Ahli; ‘otak’nya Tim Kajian) • Menampung dan mencatat isu-isu yang masuk selama sebulan berjalan.
Metode: Lecture dan Praktik. Frekuensi: 3 bulan-4 bulan.
meretas
jejak
meretas Meretas Jejak - Halaman 24
Meretas Jejak - Halaman 21
jejak
(Selama proses kajian berlangsung kurang lebih 2 minggu, Tim KP menghebohkan isu itu misalnya dengan menghadirkan fast facts). Ketika kajian, apa yang dilakukan? Pada awalnya redefinisi isu: Isu apa ini? Apa masalah utamanya? Bagaimana efeknya, akibatnya, dampaknya? Apa penyebabnya? Pihak-pihak mana saja yang terlibat? Bagaimana kondisi idealnya? (Apa ada contoh? Misalnya isu kedokteran keluarga, kita bisa merujuk ke Belanda, Malaysia atau bahkan Bontang) Bagaimana kemungkinan solusinya? Output berupa: laporan hasil kajian berisi penjabaran lengkap isu, alternative solusi/contoh rujukan (diteruskan pada Tim Eksternal untuk dikoordinasikan), dan rencana follow up (diteruskan pada Tim KP), dan lembar rekomendasi (diteruskan pada ketua dan BPH senat). Di Kumpul Kerja berikutnya, kita evaluasi lagi.
3. Isu emergensi Sebenarnya yang mendadak-dadak begini paling ga bagus dan ga menyenangkan, tapi ya,namanya juga kehidupan. (halah) Jadi, isu emergensi ini adalah isu yang mau-ga-mau harus segera diputuskan, gimana sikap kita menghadapinya, bisa jadi ini adalah isu turunan BEMU, ISMKI atau permintaan khusus dari BPH Senat. Kajian dilakukan sewaktu-waktu, dihadiri oleh Ketua dan Perwakilan Tim. Kajian dilakukan singkat, berupa penyamaan persepsi dasar, penjabaran data (kalau ini adalah isu turunan, maka tim Eksternal yang berkewajiban memastikan kelengkapan dan validitas data), dan memutuskan positioning Kastil dan SMFKUP. Siapa yang bertanggung jawab? Yap, ketua.. Bagaimana tindak lanjutnya? Bisa berupa pencerdasan, lembar rekomendasi, atau aksi.. Aksi? Tim Eksternal yg akan berkoordinasi terus dengan pihak penyelenggara, sementara Tim KP melakukan pencerdasan massa, dan Ketua yang akan melakukan pertimbangan-pertimbangan akhir bersama BPH Senat, dan menjadi penanggung jawabnya. Danlap? Ditentukan kemudian..
4. Isu tidak diteruskan..
1. Timbun isu Kami menerima isu apa saja,namun lebih diutamakan isu yang berada dalam lingkupan dunia kesehatan, kebijakan kesehatan, kedokteran, pendidikan kedokteran dan kebijakan strategis kampus. Sumber isu: bisa dari hasil penyerapan Kastiledon selama sebulan berjalan, hasil dengar-dengar, lihat-lihat, Tanya-tanya, dst, rujukan dari BPM, bisa juga turunan dari BEM atau ISMKI (ini namanya upbottom). Timbun isu dilaksanakan sebulan sekali di akhir bulan dalam Kumpul Kerja sekaligus juga evaluasi dan laporan-laporan. Semua kastiledon wajib hadir, kecuali kalau org yang tidak bisa hadir tadi udah memastikan minimal 1 orang dari timnya yang bisa hadir dan dia sendiripun wajib menitipkan isu! Kumpul Kerja dipimpin langsung oleh Ketua.
2. Focus isu… Isu yang dipilih menjadi focus isu, memiliki keistimewaan dibanding isu lain, kira-kira karena dia actual, dekat dengan keseharian Kastil (yap, maksudnya di bidang kehidupan yang sudah disebut di atas:Kesehatan, Pendidikan Kedokteran, Kedokteran, Kebijakan Kampus), dan paling memungkinkan untuk Kastil berkontribusi konkret.
Didokumentasikan oleh staf ahli, siapa tahu bisa dipakai bulan depan…
5. Penindaklanjutan… a. Pencerdasan (PJ: Tim KP) • Kegiatan: Student Forum, Plaza Gaduh Bersama Toa!, dll. • Media Massa Kampus: Buletin kastiledon sendiri, Blog dan FS, Pamflet, Slideshow, Film, Pameran Foto, Visus, Medicinus, Warta FK, Artikel di Koran, (lumayan dpt honor), Dll. b. Rekomendasi/Advokasi Tergantung lingkupan: Lingkupan Senat: Tim Eksternal --> Rapim. Kampus FKUP: Tim Eksternal --> Rapim --> Kesma/Langsung ke Pembantu Dekan/Tim Pembimbing Kemahasiswaan pada Pertemuan Dekanat-Senat. Unpad: Tim Eksternal --> BEM Unpad --> … …: • Kajian sudah dilaksanakan secara tuntas dan komprehensif, kita sudah dibekali kertas rekap isu. • Pengajuan surat pertanyaan dan permohonan audiensi.
Selanjutnya, setelah diputuskan di Kumpul Kerja dan seluruh Kastiledon disamakan persepsi dasarnya tentang isu tersebut, kastiledon dilepas kembali untuk mempelajari isu itu, mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, melakukan riset, wawancara, hingga tiba meretas pada suatu hari dimana Tim Kajian menjadwalkan kajian dimulai..
jejak
Meretas Jejak - Halaman 22
meretas Meretas Jejak - Halaman 23
jejak