JARINGAN INTRANET DAN INTERNET MENGGUNAKAN ANTENA OMNIDIRECTIONAL UNTUK OPTIMALISASI APLIKASI PUSAT SUMBER BELAJAR PADA SMP PGRI KEDAWUNG
Dian Ade Kurnia
ABSTRAK Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, SMP PGRI Kedawung Kabupaten Cirebon terus berbenah diri dalam upaya memberikan layanan berupa penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Di SMP PGRI Kedawung telah tersedia komputer sebagai media dan sarana pembelajaran. Tetapi komputer yang ada di laboratorium masih berdiri sendiri (stand alone). Oleh karena itu perlu dibangun jaringan intranet untuk mengatasi masalah tersebut. Dan untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar dan memaksimalkan fasilitas yang ada perlu adanya jaringan komputer. Jaringan komputer yang akan dibangun di SMP PGRI Kedawung adalah jaringan Intranet dan menggunakan fasilitas Wireless. Untuk membangun sebuah jaringan komputer lokal dan jaringan wireless maka digunakan fasilitas Antenna Omnidirectional sebagai pusat jaringannya. Antenna Omnidirectional dalam jaringan komputer ini digunakan sebagai penghubung antara jaringan kabel dan jaringan tanpa kabel, oleh karena itu Antenna Omnidirectional disini disebut sebagai pusat jaringan karena mampu melayani client yang termasuk dalam jaringan dengan media kabel atau tanpa kabel. Dengan adanya jaringan Intranet dan Internet siswa atau pendidik dapat melaksanakan pembelajaran dengan lancar. Hal itu bisa terjadi karena jaringan Intranet dan Internet yang dirancang di SMP PGRI Kedawung dapat menghubungkan client yang mempunyai peralatan wireless dengan web server.
Kata Kunci : Jaringan, intranet dan internet, antena omnidirectional, optimalisasi
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
23
A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini berlangsung dengan sangat pesat.Hal ini tidak terlepas dari keberadaan internet sebagai salah satu media komunikasi dan penyedia informasi.Dengan adanya internet, seseorang dapat menyampaikan informasi kemana saja dan kepada siapa saja tanpa dibatasi oleh tempat, ruang, maupun waktu tertentu.Meledaknya penggunaan intranet dan teknologi internet menyebabkan munculnya teknologi pembelajaran yang berbasis teknologi intranet dan internet. Dalam hal ini intranet menjadi alternatif penting sebagai media pembelajaran berbasis teknologi informasi, ketika terjadi kendala dalam penyediaan infrastruktur internet. Karakteristik intranet hampir sama dengan internet, hanya saja untuk area lokal (dalam suatu kelas, sekolah, gedung, atau antar gedung) seperti halnya pada SMP PGRI Kedawung. Omnidirectional adalah media penghantar jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal ke segala arah dengan daya yang sama. (Rahmat Rafiudin : 2007). Media penghantar gelombang tersebut merupakan sarana untuk pembuatan jaringan intranet dan internet mengingat semakin banyaknya client yang ingin terkoneksi pada jaringan komputer setempat dalam hal ini pada SMP PGRI Kedawung.Untuk memudahkan hubungan antara client dan server maka dibuatlah teknologi yaitu Antenna Omnidirectional pada sisi server.
Optimalisasi Aplikasi Pusat Sumber Belajar siswa merupakan konsep dari teknologi yang digambarkan sebagai proses pembelajaran dari Konvensional menjadi Interaktif. Aplikasi Pusat Sumber Belajar Siswa merupakan suatu program bantuan dari Pemerintah yang pada saat ini
belum bisa dipergunakan sebagaimana mestinya, dan masih menggunakan cara pembelajaran konvensional. Melalui sebuah jaringan intranet menggunakan antena Omnidirectional yang pada saat ini penerapan jaringannya belum terpasang dan belum tersusun dengan jaringan komputer lain, diantaranya jaringan intranetnya sendiri. Hal ini membuat kebutuhan bagi guru maupun siswa sebagai pengguna media pembelajaran semakin meningkat. Penulis menyarankan menggunakan alat ini berdasarkan penelitian M.Basyir dalam jurnal Antena Pemancar Omni yang penggunaannya sangat mudah dan memiliki fungsi yang banyak, selain menghemat biaya untuk penarikan kabel, teknologi ini juga sangat praktis dan efisien. Atas dasar tersebut penulis merasa perlu melakukan instalasi dan pengembangan Jaringan Intranet dan Internet Menggunakan Antenna Omnidirectional Untuk Optimalisasi Aplikasi Pusat Sumber Belajar Pada SMP PGRI Kedawung.
B. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan salah satu indikator potensi fikir peneliti untukmengetahui suatu realita yang terjadi (Curiosity) dan menemukan sesuatu yang baru atau mengembangkan sesuatu yang sudah ada menjadi yang lebih baik (Creativity). Berdasarkan latar belakang di atasdapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain : 1. Belum optimalnya jaringan intranet dan internet 2. Belum diterapkannya jaringan wireless 3. Aplikasi Pusat Sumber Belajar siswa yang merupakan aplikasi bantuan dari Pemerintah hanya sebatas terinstall di
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
24
4.
Web Server komputer, tanpa adanya perangkat lain untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran. Belum adanya perangkat yang akan digunakan untuk melancarkan proses pembelajaran dari Aplikasi Pusat Sumber Belajar yaitu dengan menggunakan Antena Omnidirectional.
C. Maksud dan Tujuan Penelitian 1) Maksud Penelitian Maksud penelitian berpijak pada perumusan masalah, menunjuk kepada apa yang akan dilaksanakan atau dikerjakan dalam penelitian. Maksud dari penelitian ini yaitu: a. Merancang AntennaOmnidirectional sebagai media penghantar jaringan. b. Merancang sistem jaringan komputer yang efektif dan efisien tentang sistem kerja alat yang dibuat sehingga bisa digunakan untuk media pembelajaran siswa. c. Mengembangkan sistem yang ada dengan suatu sistem yang baru sehingga dapat memberikan sarana pembelajaran yang teroptimalisasi dengan baik. d. Menemukan kinerja sistem jaringan intranet, internet dan jaringan wireless dalam menangani proses pengembangan pada objek yang di teliti. 2) Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan hasil yang diharapkan dan dapat dicapai yaitu pengetahuan-pengetahuan yang merupakan jawaban terhadap masalah yang dirumuskan. Tujuan dari penelitian ini yaitu: a. Menerapkan sistem jaringan intranet,internet dan wireless.
b. Memperoleh
metode dan teknik untuk mencapai tujuan dibuatnya pengembangan sistem jaringan intranet,internet dan wireless, dan manfaat yang diperoleh ketika sistem tersebut diterapkan. c. Menghasilkan sebuah hasil karya teknologi yaitu diterapkannya Antenna Omnidirectional.
D. Pembatasan Masalah Agar pembahasan lebih terarah , maka penulis memberikan batasan-batasan pembahasan masalah yaitu : 1. Pembahasan mengenai perancangan topologi sistem jaringan SMP PGRI Kedawung. 2. Menyusun rangkaian sistem dan cara pembuatan AntenaOmnidirectional sebagai media penghantar aplikasi pusat sumber belajar siswa. 3. Antena yang digunakan adalah Antenna Omnidirectional, sebagai penghantar sinyal dan pengirim data melalui jaringan intranet. 4. Spesifikasi komputer yang di gunakan Pentium IV, dan Sistem Operasi yang digunakan adalah MicrosoftWindows XP.
E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan tercapainya tujuan penelitian yang ditinjau dari aspek keilmuan dan aspek gunalaksana. Manfaat yang diharapkan diantaranya: 1. Memberikan sebuah teknologi baru dengan adanya penerapan sistem jaringan intranet,internet dan wireless. 2. Memberikan efisiensi dari sistem jaringan yang sudah ada.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
25
3. Memberikan sarana pembelajaran
3. Simulation : Dalam simulation
yang efektif bagi para siswa dan guru. Dengan adanya penelitian tersebut, diperoleh ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Teknologi Informasi.
prototype akan membuat dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus di bidang network seperti Packet Tracer dan hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi lainnya. Implementation : Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis. Monitoring : setelah implementasi, tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Management : Dalam manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah Policy (kebijakan) perlu dibuat untuk membuat / mengatur agar sistem yang telah dibangun berjalan dengan baik, dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga.
4.
F. Metode Pengembangan Metode yang dipergunakan dalam pengembangan sistem penerapan jaringan intranet, dan internet menggunakan Antenna Omnidirectional untuk mengoptimalkan aplikasi pusat sumber belajar siswa ini yaitu dengan menggunakan metode NDLC ( Network Development Life Cycle ) dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analysis : Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi jaringan. 2. Design : Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat gambar design topologi jaringan yang akan dibangun. Design bisa berupa design struktur topologi, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. G. Landasan Teori 1) Definisi Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sistem yang terdiri dari komputer-komputer, serta piranti-piranti yang saling terhubung sebagai satu kesatuan. Dengan dihubungkannya piranti-piranti tersebut, alhasil dapat saling berbagi sumber daya antar satu piranti dengan
4.
5.
6.
piranti lainnya (Sudarma S, Wahana Komputer : 2) Jaringan komputer / network adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah :
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
26
internet (Sudarma S, Wahana Komputer : 4) 3. Wide Area Network ( WAN ) Adalah jaringan komputer yang cakupannya cukup luas, seperti antar regional atau antar negara. Beberapa teknologi WAN yang banyak dijumpai: modem, Integrated Services Digital Network (ISDN), Assimetric Digital Subscriber Line (ADSL), frame relay(Sudarma S, Wahana Komputer : 4).Pada penelitian ini penulis menggunakan tekbologi ADSL (Assimetric Digital Subscriber Line).
a. Membagi sumber daya, misalnya b. c.
membagi printer, CPU, memori, ataupun harddisk Komunikasi, misalnya e-mail, instant messanging, chatting. Akses informasi, misalnya web browsing.
Dalam sebuah jaringan /network, antara satu komputer dan komputer lainnya dihubungkan baik dengan menggunakan media kabel ataupun nirkabel. Pada awal perkembangannya jaringan kerap kali dihubungkan dengan menggunakan dengan menggunakan media kabel, namun seiring dengan perkembangan dunia teknologi informasi yang kian pesat penggunaan media nirkabel kini sudah banyak diterapkan.Hal ini dikarenakan semakin banyaknya user yang menggunakan laptop, sehingga user dapat mengakses ke dalam jaringan secara mobilitas. 2) Klasifikasi Jaringan Komputer Berdasarkan daerah jangkauannya, jaringan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu: 1. Local Area Network ( LAN ) Local Area Network merupakan jaringan yang hanya mencakup area kecil, seperti di sebuah rumah, kantor, atau sekolah. Karakteristik khusus dari LAN yang membedakannya dengan jaringan WAN adalah transfer datanya yang lebih besar (Sudarma S, Wahana Komputer : 3). 2. Metropolitan Area Network ( MAN ) MAN adalah jaringan komputer yang cakupan luasnya mencapai satu atau lebih kota. Sebuah MAN biasanya menghubungkan antara beberapa LAN lokal menggunakan teknologi backbone, seperti fiber optik, dan menyediakan layanan ke banyak jaringan seperti untuk
3) Topologi Jaringan Komputer Menurut menurut Rahmat Rafiudin (2007 : 170) dalam bukunya yang berjudulSistem Komunikasi Data Mutakhir menyatakan bahwa :“Topologi dalam jaringan dapat diilustrasikan sebagai aransemen geometrik dari perangkat fisik jaringan, baik konfigurasi kabel, komputer, ataupun pheriperal lainnya”. Jadi, Topologi jaringan adalah Cara dalam bentuk fisik untuk saling berhubungan / menghubungkan antar komputer.Secara garis besar topologi jaringan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu topologi fisikal dan topologi logikal. a.
a.
Topologi Fisikal Topologi fisikal mendefinisikan bagaimana susunan dari peletakan node pada jaringan. Terdapat beberapa macam topologi fisikal, antara lain: Topologi Star / Bintang Pada topologi ini, hubungan antar node melalui suatu peralatan yang disebut HUB atau Consentrator (Rahmat Rafiudin : 2007). Setiap node dihubungkan dengan kabel ke Hub.Kabel yang digunakan adalah jenis kabel UTP, dimana pada kedua ujung kabel dipasangi sebuah connector yang disebut RJ-45.Topologi Star merupakan topologi yang saat ini banyak digunakan karena mudah
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
27
pemasangannya, perawatannya, serta mudah melakukan pengecekan jika terjadi
kerusakan pada jaringan. Berikut ini adalah skema dari Topologi Star : loop tertutup. (Rahmat Rafiudin : 2007)
Pada topologi ini setiap node saling berhubungan dengan node lainnya sehingga berbentuk lingkaran (ring). Kelemahan tipe ini adalah jika salah satu workstation terputus hubungan dengan server, maka yang lain tidak bisa terkoneksi. Berikut dibawah ini adalah skema Topologi Ring.
Gambar 2.1 : Topologi Star
b. Topologi Ring / Cincin Topologi Ring / Cincin terdiri dari seri perangkat yang dihubungkan satu sama lain melalui link transmisi unidirekssional membentuk sebuah
Gambar 2.2 : Topologi Ring Gambar 2.3 : Topologi Bus
c.
Topologi Bus Pada topologi ini terdiri dari sebuah kabel utama dengan penutup terminator pada kedua ujungnya.Semua node (workstation, file-server atau peripheral) dihubungkan ke kabel linear tersebut. Jaringan Ethernet dan localtalk termasuk dua tipe jaringan yang menggunakan topologi jaringan Bus (Rahmat Rafiudin : 2007). Dibawah ini merupakan skema topologi Bus :
d.
Topologi Pohon / Tree Pada topologi ini mengkombinasikan karakteristik topologi Bus dan Topologi Star yang terdiri dari grup stasion yang terkonfigurasi mengikuti topologi Star dan dikoneksikan ke sebuah kabel backbone topologi Bus (Rahmat Rafiudin : 2007). Berikut ini merupakan skema dari topologi Pohon / Tree : Gambar 2.4 : Topologi Pohon / Tree
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
28
4) Topologi Logikal Topologi logikal menggambarkan bagaimana media tersebut diakses host untuk mengirim data. Secara umum, terdapat dua jenis topologi, yaitu : a. Broadcast Pada topologi ini, semua host dapat mengirim data ke semua yang lain melalui media dalam jaringan. Prinsip pada topologi ini adalah First Come First Serve.
2.
c.
Coaxial Cable Coaxial Cable adalah tipe utama pengkabelan (cabling) dalam industri jaringan, termasuk jaringan komputer, televisi, dan lainnya.Kabel ini sedikit tahan terhadap interferensi dan mampu membawa data lebih jauh. (Rahmat Rafiudin : 23).
d.
Optical Fiber Fiber Optic merupakan teknologi komunikasi data yang memiliki kemampuan transfer data refolusioner, tingkatan transmisi data dan bandwidth yang tinggi. (Rahmat Rafiudin : 28)
b. Token Passing Topologi token passing mengontrol akses jaringan dengan melewatkan token elektronik kepada tiap host secara bergilir. Ketika host menerima token, maka host tersebut dapat mengirim data. 5) Alamat IP Alamal IP adalah alamat yang diberikan kepada komputer-komputer yang terhubung dalam satu jaringan.IP Address terdiri dari dua bagian, yaitu Network ID dan Host ID. Network ID menentukan alamat dalam jaringan, sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan (Madcoms : 114). 6) Media Transmisi a. Cooper media (media tembaga) Media kabel merupakan media transmisi yang menyediakan saluran satu perangkat ke perangkat lainnya, macammacam media kabel antara lain :
jaringan kampus. (Rahmat Rafiudin : 26) Shielded Twisted Pair atau kabel STP merupakan kabel yang sangat tepat untuk environment yang dipengaruhi inferensi elektrik tinggi. (Rahmat Rafiudin : 27)
7).Wireless media (media tanpa kabel / nirkabel) Media nirkabel merupakan media transmisi yang cara transmisinya dengan mengirimkan gelombang elektromagnet tanpa menggunakan konduktor fisik. Sinyal secara normal akan disebarkan melalui udara sehingga tersedia untuk perangkat apapun yang memiliki kemampuan untuk menerimanya. Macam-macam teknologi media nirkabel, antara lain:
a. Antena b.
1.
Twisted Pair Menurut Rahmat Rafiudin Twisted Pair terbagi dalam dua jenis, yaitu Unshielded dan Shielded. Unshielded Twisted Pair atau kabel UTP merupakan tipe kabel paling populer dan pilihan terbaik untuk
Antena adalah perangkat konduktif yang digunakan untuk mentransmisikan atau menerima gelombang radio. (Rahmat Rafiudin : 133)
b. Microwave Radio Menurut Rahmat Rafiudin Microwave Radio adalah salah satu bentuk sistem
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
29
transmisi radio yang menggunakan frekuensi-frekuensi ultra tinggi.
c. Satellite Radio Sebuah sistem transmisi Microwavenon-terrestrial yang menggunakan stasion relay angkasa dan termasuk teknologi hasil perkembangan evolusioner dalam sistem komunikasi data. (Rahmat Rafiudin : 36)
d. Infrared Infrared atau lebih di kenal infra merah, merupakan salah satu sistem transmisi gelombang udara yang penggunaannya bisa kita temukan pada remote-control televisi, PC notebook, dll. (Rahmat Rafiudin : 33) 8) Model Open System Interconnection ( OSI ) Pada mulanya, komputer diciptakan dengan standar perusahaan masing– masing. Ini terjadi karena adanya persaingan antar perusahaan. Sehingga, antar komputer yang berbeda standarnya sulit untuk berkomunikasi. Untuk mengatasi masalah ini, International Organization for Standardization (ISO) menciptakan model jaringan agar dinamakan Open System Interconnection (OSI), model inilah yang menjadi model primer dalam komunikasi jaringan. OSI terdiri dari tujuh layer yang terpisah, tapi saling berhubungan, setiap bagian mendefinisikan bagaimana informasi berjalan melalui jaringan. Dalam arsitektur ber-layer komunikasi antara dua layer yang berhubungan menggunakan paket data yang disebut protocol data unit (PDU). Berikut penjelasan tiap – tiap layer dari OSI layer bawah ke atas:
a. Physical Layer
Physical Layer mencakupinterface fisik antara peralatan dan peraturan dimana setiap bit berpindah dari satu ke lainnya. b. Data link Layer Data link Layer bertujuan untuk membuat physical link menjadi lebih reliable dan menyediakan suatu cara untuk mengaktivasi, menjaga, dan menonaktifkan suatu link. Service utama yang yang disediakan oleh layer data link terhadap layer di atasnya adalah suatu error detection dan control. c. Network Layer Network Layer tersedia untuk transfer informasi antara end system pada suatu jaringan komunikasi. Pada layer ini sistem komputer berdialog dengan network untuk menjelaskan alamat tujuan dan untuk merequest beberapa fasilitas jaringan. d. Transport Layer Transport Layer menyediakan suatu mekanisme untuk menukar data antara end system. Transport layer juga dapat digunakan untuk mengoptimasikan kegunaan dari service network dan menyediakan suatu kualitas permintaan dari layanan untuk entitas session. e. Session Layer Session Layer mengatur dialog antar jaringan. Tugas lain yang spesifik adalah penyelarasan yang dilakukan saat pengiriman data. Layer ini juga mensinkronisasi dialog diantara dua host layer presentation dan mengatur pertukaran data. f. Presentation Layer Layer ini bertugas untuk mengubah kode/data yang dikirim oleh aplikasi pengirim menjadi format yang lebih universal. Di penerima, layer ini bertanggung jawab memformat kembali data ke data. Jika diperlukan pada layer
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
30
ini dapat menterjemahkan beberapa data fomat yang berbeda, kompresi dan enkripsi.
g. Application Layer Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan user, layer ini menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna aplikasi. Layer ini berbeda dengan layer lainnya yang dapat menyediakan layanan kepada layer lain. 9) Struktur Antena Omnidirectional Berikut ini struktur terpenting untuk pembuatan antena omnidirectional : a.Kabel koaksial tipe RG-8
Gambar 2.5 : Kabel Koaksial Tipe RG-8 Antena omnidirectional ini dibuat dengan frekuensi 2,4 GHz. Hal ini mengingat semakin banyaknya client yang ingin terkoneksi pada jaringan komputer SMP PGRI Kedawung. Antena yang akan dibuat ini dari bahan kabel koaksial tipe RG-8 yang memiliki velocity factor sebesar 0,66 dan impedansinya sebesar 50 Ω. b.Konektor kabel koaksial Adapun beberapa tipe konektor untuk kabel koaksial antara lain : BNC, TNC, N-Type, SMA, MCX, MMCX, TWINAX, FME, UHF dan lainnya. Pada penelitian ini digunakan N-type sebagai konektor pada ujung antena, karena penghubung antara access point ke antena pada umumnya menggunakan konektor N-type. Untuk pembuatan antena omnidirectional ini dibutuhkan dua buah konektor kabel koaksial (NConnector), yaitu tipe Male dan Female N-Connector. Berikut gambar dari kedua tipe N-Connector : point ke antena.Karena tipe female Nconnector ditempatkan pada ujung antena, maka kabel pigtail sebagai penghubung menggunakan tipe Male N-connector.Berikut ini merupakan gambar dari kabel pigtail :
MaleN-Connector Connector
FemaleN-
Gambar 2.6 : Tipe N-konektor kabel koaksial c.Kabel Pigtail Kabel pigtail ini merupakan penghubung antara perangkat access
Gambar 2.7 : Kabel Pigtail d.Pipa Kapiler AC Pipa kapiler AC ini merupakan struktur atau bahan dari antena omnidirectional yang akan dibuat. Pipa ini
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
31
akan melindungi dari kabel RG-8 yang ada di dalamnya, pipa ini dibutuhkan ukuran
berdiameter 0,6 mm dan panjang
Berikut gambar dari pipa kapiler AC :
Gamb 8: Pipa Kapiler
e.Pipa PVC Paralon arPipa 2. ACPVC 0,6mm paralon ini merupakan pipa sederhana yang biasa sering kita jumpai di toko-toko matrial.Pipa ini digunakan sebagai rumah / ruang untuk melindungi rangkaian dari kabel RG-8 yang telah di masukkkan kedalam pipa kapiler AC, dan keduanya telah dihubungkan antara satu segmen dengan segmen yang lainnya. Pipa PVC yang digunakan berukuran diameter kurang lebih 1 inch, dan panjang yang dibutuhkan sekitar 1,5 meter. Berikut gambar dari pipa PVC yang akan digunakan :
Gambar 2.9 : Pipa PVC Paralon f.Proses Pembuatan Pada penelitian ini akan diuraikan proses pembuatan dari perangkat antena omnidirectional yang terdiri dari tahap perhitungan, pemotongan, dan pemasangan yang akan diuraikan pada bab berikutnya.
H. Analisis Masalah Sebagai daya dukung dalam analisa sistem baru ini penulis juga menyebarkan instrumen kuisioner kepada guru / karyawan SMP PGRI Kedawung. Berikut instrumen kuisioner yang disebarkan : Dari pertanyaan pertama dapat disimpulkan bahwa jaringan komputer merupakan satu penunjang penting bagi para guru dalam melakukan pekerjaannya.
Gambar 3.4 : Diagram Pie Instrumen Jaringan Sebagai Penunjang Pekerjaan Dari pertanyaan kedua dapat disimpulkan bahwa pada jaringan komputer yang pada saat ini kurang sering terjadi masalah.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
32
Dari pertanyaan ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja jaringan kabel dalam membantu pekerjaan masih dirasakan cukup memadai bagi sebagian besar guru / karyawan SMP PGRI Kedawung.
Gambar 3.5 : Diagram Pie Permasalahan Jaringan yang Mengganggu Pekerjaan
Dari pertanyaan ketiga ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari guru / karyawan SMP PGRI Kedawung merasakan bahwa mobilitas yang ditawarkan oleh masalah berbasis kabel dirasakan sangat kurang.
Gambar 3.8 : Diagram Pie Terbantunya Pekerjaan dengan Jaringan komputer saat ini Dari hasil yang didapatkan pada pertanyaan ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian responden merasa bahwa jaringan kabel yang ada dirasakan cukup baik.
Gambar 3.6 : Diagram Pie Faktor Mobilitas Jaringan Kabel Dari pertanyaan yang keempat ini, sebanyak setengah dari responden menyatakan bahwa mobilitas yang ditawarkan oleh jaringan berbasis kabel dirasakan menghambat dalam melakukan pekerjaan.
Gambar 3.7 : Diagram Pie Terganggunya Pekerjaan Terhadap Jaringan Kabel
Gambar 3.9 : Diagram Pie Instrumen Pandangan Terhadap Jaringan Kabel Dari pertanyaan ini disimpulkan bahwa ada sebagian besar merasa ada baiknya mengganti sistem yang sudah ada dengan jaringan baru yang berbasis WIFI.
Gambar 3.10 : Diagram Pie
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
33
Instrumen Penggantian Jaringan Kabel dengan Jaringan Wireless Dari instrumen diatas disimpulkan bahwa guru / karyawan sangat setuju dengan penerapan dan pengembangan sistem jaringan baru. Gambar 3.12 : Diagram Pie Instrumen Optimalisasi Aplikasi Pusat Sumber Belajar
Gambar 3.11 : Diagram Pie Instrumen Pengembangan Jaringan Intranet dan Internet Dari instrumen diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkan Aplikasi Pusat Sumber Belajar guru / karyawan sangat setuju untuk membantu proses pembelajaran. I. Hasil Berdasarkan analisa kebutuhan pada subbab sebelumnya penulis akan mendeskripsikan topologi jaringan yang akan dibuat. Berikut merupakan topologi jaringan baru SMP PGRI Kedawung: 1.Penambahan Wireless NIC PC Client Pada tahap ini penambahan Wireless NIC baru merupakan solusi dari pemecahan masalah topologi jaringan kabel / wired. Penambahan Wireless NIC baru ini akan dipasang pada PC Client ruangan LAB komputer di lantai bawah yang dihubungkan dari topologi jaringan yang ada di lantai atas. Lab komputer sebelumnya belum terhubung dengan jaringan.
Gambar 3.13 : Diagram Pie Instrumen Penerapan Antena Omnidirectional
yang sudah diterapkan sebelumnya. Dalam hal ini penulis menggunakan tambahan perangkat hardware dengan access point TP-LINK WA701ND. Pada pengembangan jaringan wireless ini masih belum sempurna dikarenakan sinyal yang diterima oleh client hanya bisa diakses di lantai atas dan hanya bisa diakses beberapa meter dari posisi keberadaan access point. Untuk itu dengan adanya beberapa masalah yang telah diketahui sebelumnya, penulis akan menambahkan perangkat baru untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan dibuatnya Antena Omnidirectional.
2.Pengembangan jaringan wireless Tahap ini merupakan solusi untuk mengembangkan sistem jaringan
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
34
3.
Perancangan Antena Omnidirectional Pada sub-bab ini akan diberikan teori perancangan dan pembuatan antena Omnidirectional 2,4 GHz. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah perhitungan ½ λ (panjang gelombang) untuk menentukan panjang tiap segmen antena Omnidirectional yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dan perhitungan jumlah segmen antena yang menentukan gain dari antena tersebut. Kedua parameter itu sangat menentukan dalam merancang sebuah antena Omnidirectional 2,4 GHz, apabila terjadi kesalahan dalam perancangan, maka karakteristik antena menjadi tidak sesuai dengan apa yang sudah diharapkan. Untuk itu diperlukan perhitungan, pemotongan, penyambungan, dan pemasangan yang teliti sebelum membuat antena tersebut. Berikut ini uraian dari proses pembuatan antena omnidirectional: a.
Tahap Perhitungan Untuk merancang sebuah antena omnidirectional dibutuhkan suatu perhitungan panjang gelombang. Hal ini untuk menentukan panjang pada tiap-tiap segmen / susunan dan jumlah segmen yang menentukan gain dari antena yang dibuat. Berikut ini adalah persamaan untuk mencari besarnya impedansi dan velocity factor sebuah kabel koaksial :
dimana : λ = panjang gelombang v = velocity factor c = kecepatan rambat cahaya ( 3x108 ) Maka persamaan panjang gelombang terhadap velocity factor kabel koaksial adalah : λ
vxc
=
v Persamaan umum untuk menghitung panjang tiap segmen pada perancangan antena omnidirectional ini adalah ½ λ, maka dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut: 0,66 x c ½λ= 2xf Setelah diketahui harga mutlak dari kecepatan rambat cahaya ( c = 3x108 ) dan frekuensi harus diambil dari frekuensi tengah dari range frekuensi standar protokol 802.11 yaitu 2,4000 – 2,4835 GHz agar antena dapat bekerja optimal pada frekuensi 2,4 GHz, maka frekuensi tengahnya adalah : Center_freq =Freq_high 2–Freq_low Jadi perhitungan frekuensi tengah range dari frekuensi standar protokol 802.11 adalah : Center_freq =2,4835
– 2,4000
= 2,441 GHz
Maka perhitungan akhir untuk menentukan panjang gelombang ½ λ pada setiap
segmen antena dalam satuan mm : 0,66x 3.108
½λ=
λ
=
c v
2 x 2,441.108=
0,0405 m = 40,5 mm = 4,5 cm
Jadi panjang setiap segmen dari kabel RG-8 dan pipa kapiler yang akan
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
35
dirancang pada antena omnidirectional untnuk ½ λ ini adalah 40,5 mm atau 4,5 cm. b. Tahap Pemotongan Pada tahap ini merupakan pemotongan pada kabel RG-8 dan pipa kapiler AC yang akan dijadikan beberapa segmen pada antena omnidirectional. Berikut cara pemotongan dan pembuatan antena omnidirectional: a. Potong 18 buah pipa kapiler AC dengan ukuran 4,5 cm menggunakan pipe cutter. b. Potong 18 buah kabel RG-8 dengan ukuran 6,5 cm, kupas bagian luar kabel, dan lepaskan serabut groundnya. c. Kupas busa pelindung di ke 2 ujung tiap-tiap potongan kabel
c. Tahap Penyambungan Setelah dilakukan proses pemotongan kemudian dilakukan penyambungan seperti pada berikut : a. Solder zig-zag ke 18 elemen menjadi satu bagian b. Potong plat tembaga 8 cm * 3 cm dan buat menjadi berbetuk selinder dengan diameter sekitar 1,6 cm kemudian solder sambungannya.
d. e.
f.
tersebut dengan ukuran 1 cm dari ujungnya dan masukkan ke dalam pipa kapiler AC yang telah di buat pada bagian pertama. Berarti sisa busa pelindung kabel adalah 4,5 cm (6,5 - 2). Potong 1 buah pipa kapiler AC dengan ukuran 7,6 cm menggunakan pipe cutter. Potong 1 buah kabel RG8 dengan ukuran 9,6 cm, kupas bagian luar kabel, dan lepaskan serabut groundnya. Kupas busa pelindung di ke 2 ujung potongan kabel tersebut dengan ukuran 1 cm dari ujungnya dan masukkan ke dalam pipa kapiler AC yang telah di buat pada bagian ke empat.
c. Potong plat tembaga berbentuk
d.
bulat sesuai dengan diamenter lubang selinder tembaga di atas (8) kemudian solder seluruh sisinya agar menempel pada selinder plat tembaga lalu lubangi bagian tengahnya dengan ukuran sekitar 6 mm. Masukkan elemen terakhir kedalam selinder tembaga.
Gambar 3.18 : Tahap Penyambungan d.
Tahap Pemasangan Konektor Female N-Type Tahap akhir dari perancangan antena omnidirectional ini yaitu memasang ujung bawah dari kabel RG-8 dengan konektor femaleN-
type. Berikut proses dari pemasangan konektor female N-type : a. SolderN-Connector Female dengan ujung kawat tembaga elemen terakhir
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
36
f. Lubangi 1 dop pipa paralon untuk Nb. Buat
plat tembaga untuk grounding kemudian soder ke ground N-ConnectorFemale. Rangkai semua menjadi satu lalu buat kabel stup dengan mengguakan kawat isi kabel RG-8. Potong pipa paralon dan busa kapiler AC dengan panjang sesuai dengan rangkaian elemen yg sudah di buat lalu masukkan busa ke dalam pipa. Masukkan rangkaian elemen antenna ke dalam busa kapiler AC yang ada di dalam pipa.
Connector, kunci dengan klem/baut, lalu pasang seluruh rangkaian antenna omnidirectional ini.
Kesimpulan Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan dalam penelitian jaringan intranet dan internet menggunakan antena omnidirectional untuk optimalisasi aplikasi pusat sumber belajar pada SMP PGRI Kedawung ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut: 1. Jaringan intranet dan internet sudah teroptimalisasi dengan baik, namun Aplikasi Pusat Sumber Belajar hanya bisa diakses dalam sistem local hal ini karena dengan terbatasnya waktu dan biaya untuk menghubungkan Aplikasi Pusat Sumber Belajar secara global. 2. Sudah diterapkannya sistem jaringan wireless. 3. Aplikasi Pusat Sumber Belajar siswa yang merupakan aplikasi bantuan dari Pemerintah sudah dikembangkan sebagai media pembelajaran melalui jaringan intranet. 4. Sudah adanya perangkat yang digunakan untuk melancarkan proses pembelajaran dari Aplikasi Pusat Sumber Belajar yaitu dengan
menggunakan Antena Omnidirectional. Setelah melalui proses pengujian statistik dengan nilai respon presentase 76% dan tes pegujian sampel dengan hasil yang signifikan, dikategorikan bahwa sebuah pengembangan sistem jaringan yang dibangun ini dapat mempercepat
c. d.
e.
J.
Dari beberapa tahap perancangan antena ini maka akan didapat hasil dari antena tersebut seperti pada gambar 3.16 yang tersusun dari 18 segmen. Selanjutnya untuk menguatkan kostruksi antena, maka perlu dilapisi pipa PVC (paralon) dan selanjutnya Antena Omnidirectional siap untuk di implementasikan.
K. Daftar Pustaka 1. Chomsin S, Widodo, Jasmadi; “Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis 2. Kompetensi”; PT. Elex Media Komputindo; Jakarta; 2008 3. Hibertus Joko Warwanto, Thomas Aquino Purwanto NA, Nazarius Sudaryono, L. Prasetya Pr ; “Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya” ; 4. Kanisius; Yogyakarta; 2009 5. Madcoms; “Panduan Lengkap Microsoft Windows Server 2008”; Andi Offset; Yogyakarta; 2010 6. Rahmat Rafiudin, Sistem Komunikasi Data Mutakhir; Andi Offset; Yogyakarta; 2007 7. Sudarma S, Wahana Komputer; “Cara Mudah Membangun Jaringan Komputer & Internet”; Mediakita; Jakarta; 2010
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
37
8.
Suryo Guritno, Sudaryono, Untung Rahardja; “Theory and Application of IT 9. Research – Metodologi Penelitian Teknologi Informasi”; Andi Offset; Yogyakarta; 2011 10. Uyanto, Stanislaus S, Ph.D.; “Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”; Graha Ilmu; Yogyakarta; 2006
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 1-No. 1 Edisi Juli 2013
38