IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA MAKANAN KECIL Setia Iriyanto Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang Email :
[email protected]
ABSTRAK
UKM, termasuk usaha makanan kecil mengalami permasalahan tentang keterbatasan kemampuan dan ketrampilan sumberdaya manusia dalam produksi dan pemasaran, serta leterbatasan tentang permodalan, sehingga diperlukan peran dari berbagai pihak untuk membantu dalam pemecahan masalah tersebut. Oleh karena itu Tim Pengabdian Masyarakat UNIMUS perlu mendampingi dan membantu 30 (tiga puluh) orang/ usaha makanan kecil di Semarang yang tergabung dalam Kelompok / Asosiasi Cipta Boga Mandiri (CBM), dengan diberikan penyuluhan dan pelatihan serda pendampingan, baik dari tim pengabmas (motivasi, penyuluhan peengolahan produksi secara hygienes, perawatan peralatan, pembukuuan/ akuntansi UKM, strateg/ pendampingan pemasaran), tenaga ahli di lingkungan UNIMUS ( Ahli Boga : snack yang variatif dengan potensi bahan baku lokal/ tradisional) , dari instansi terkait ( Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BPRS ASB, PT Sriboga) dan mitra II (Pedagang/ pengusaha pemasaran), serta memberi bantuan peralatan Mesin Spiner, Mesin Vacum Sealer dan Mesin Mixer Industri. Hasil yang diperoleh adalah para usaha makanan kecil memahami dan mampu memproduksi produk makanan kecil (snack) dengan mengenal jenis/ tingkatan kualitas bahan baku dan proses produksi yang hygienes, sehingga diharapkan akan dhasilkan produk yang meningkat secara lebih berkualitas dan kuantitas dengan memenuhi standar kelayakan produk dan hygens, serta lebih bervariatif jenis produk yang sedang disukai/ tren di masyarakat, para pengusaha juga meningkatkan kemampuan mengelola usaha dari sisi organisasi dengan pengurusan perijinan SIUP, PIRT, dll, serta sisi pembukuuan (akuntansi UKM) dan pemasaran produk dengan meningkatnya kualitas/kuantitas produk dan pengemasan labeling, Kata kunci : ukm, hygienes, kualitas produk. menggerakkan ekonomi
PENDAHULUAN
bangsa ini
adalah
Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah
UMKM. Sebuah sektor usaha yang populasinya
(UMKM) memberi kontribusi 53 persen dari
lebih 2 kali lipat dari Malaysia. Sektor usaha
produk domestik bruto (PDB) tahun 2009. Ini
yang selalu menyelamatkan bangsa, terbukti
angka yang sangat signifikan. Wajar bila sektor
ketika krisis moneter 1998, sektor UMKM lah
UMKM disebut-sebut paling penting dalam
yang bertahan tetap berjalan.
menggerakan perekonomian nasional. Saat ini
Bidang-bidang usaha UMKM sangat
populasi UMKM nasional mencapai 51,26 juta
beragam,
unit usaha atau 99 persen dari seluruh unit usaha
pertanian,
yang ada di tanah air. Artinya, sebenarnya yang
transportasi, dan lain sebagainya. Dengan jumlah 16
seperti
makanan-minuman,
perikanan,
kerajinan,
jasa, retail,
pelaku yang demikian besar, dan jika didukung
untuk berkembang dan menjadi besar. Didukung
oleh kebijakan yang tepat, seharusnya UMKM
transportasi
dapat kuat dan terus tumbuh, baik dari segi
pendistribusian hasil produksi mudah sampai ke
turnover volumenya maupun jumlah pelakunya.
pembeli maupun ke distributor. Produk usaha ini
Usaha Mikro
Kecil
yang
mudah
membuat
dan Menengah
dapat dijadikan oleh-oleh khas kota Semarang
memiliki posisi penting, bukan saja dalam
bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang
penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan
singgah di kota Semarang.
masyarakat di daerah, dalam banyak hal mereka
Kelompok/asosiasi Cipta Boga Mandiri
menjadi perekat dan menstabilkan masalah
(CBM)
kesenjangan sosial. Sehubungan dengan hal
para wirausaha makanan kecil yang berjumlah
tersebut, maka perlu upaya untuk menumbuhkan
sekitar 60 (enam puluh) orang yang beralamat
iklim kondusif bagi perkembangan UMKM
di alamat koordinator nya , yaitu Bapak
dalam mempercepat pembangunan daerah.
Subanjar, SE – Kelompok Usaha “Enggal Jaya”
Mengembangkan usaha mikro kecil dan
adalah kelompok yang beranggotakan
di Jalan Gayamsari IV Rt 04 Rw XII, Kelurahan
menengah sebagai sasaran utama pembangunan
Gemah,
dalam rangka mengatasi masalah ekonomi
Produk yang dihasilkan adalah banyak ragam
masyarakat
pengentasan
makanan kecil yang sangat variatif, ada yang
pengangguran dan kemiskinan. UMKM terbukti
membuat Keripik jamur tiram, keripik tahu, kue
menyerap banyak tenaga kerja dan menggunakan
ketawa ataupun jenis makanan kecil lain.
hasil-hasil alam lokal untuk produksi usahanya.
Produksi makanan masih dilakukan dengan
Pengembangan usaha mikro kecil dan menengah
peralatan dan teknologi sederhana, sehingga daya
keseluruhan dengan cara memberi dukungan
simpan produk masih rendah, karena proses
positif dan nyata terhadap
pengembangan
penirisan minyak tidak maksimal, sehingga
sumber daya manusia (pelatihan kewirausahaan),
dibutuhkan alat peniris/spinner untuk meniriskan
teknologi, informasi, akses pendanaan serta
minyak, sehingga produk bisa lebih tahan lama
pemasaran, perluasan pasar ekspor, merupakan
untuk disimpan dan tidak mudah tengik. Dengan
indikator keberhasilan membangun iklim usaha
usaha tersebut kelompok usaha makanan kecil
yang berbasis kerakyatan.
dapat meningkatkan kemampuan anggotanya
terutama
untuk
Dengan dicanangkannya kota Semarang
dalam
Kecamatan
pengembangan
Pedurungan
Semarang.
usaha tersebut
serta
sebagai kota wisata maka usaha pembuatan
penguatan kelompok menjadi organisasi yang
makanan kecil ini memiliki prospek yang baik
kuat dan mandiri. Dan berkembangnya usaha ini 17
akan dapat membantu program pemerintah untuk
menjadi salah satu makanan/oleh-oleh khas
mengatasi masalah ketenagakerjaan termasuk
Semarang.
pengentasan kemiskinan dengan penyerapan
3. Ketrampilan dalam pengelolaan keuangan dan
tenaga kerja.
peningkatan
.
pemasaran
kecil, sehingga akan usaha,
TARGET LUARAN Program IbM pada Kelompok Usaha
yang
makanan
meningkatkan hasil
pada
meningkatkan
Makanan Kecil yang dilaksanakan ini akan
produk
akhirnya
akan
ekonomi/kesejahteraan
keluarga
menghasilkan: 1. Produk atau aneka makanan berupa:
METODE PELAKSANAAN
a. Kue ketawa aneka rasa, b. Keripik
Kegiatan yang dilakukan bersama mitra
jamur, c. Keripik tahu, dll.
adalah sebagai berikut :
2. Peningkatan Kualitas dan Kapasitas produksi aneka makanan kecil, dengan harapan bisa No. 1.
2.
3.
4.
Rencana Kegiatan Tujuan yang akan dicapai Memberikan penyuluhan/ceramah 1. Kelompok usaha bisa tentang pengelolaan modal usaha, menjalankan usaha produksi pengenalan tentang KUR perbankan makanan kecil dengan lancar. untuk UKM dan memberikan Penambahan modal guna bantuan penambahan modal untuk pengembangkan jumlah pembelian bahan baku. produksinya Tim dari Teknologi Pangan 2.1.Peserta pelatihan dapat memberikan penyuluhan tentang menguasai ketrampilan pengolahan aneka macam bahan membuat bermacam makanan makanan kecil dan bagaimana olahan dan makanan kering. meningkatkan mutu hasil produksi. 2.2.Peserta pelatihan memahami dan mampu memproduksi makanan yang baik sesuai standar kualitas produksi makanan layak jual. Tim pengabmas Unimus 3. Mitra dapat memanfaatkan alat/ memberikan bantuan alat mesin tersebut untuk membuat penggorengan dan spinner sesuai makanan olahan aneka kebutuhan mitra. Tim FT makanan kering. memberikan penyuluhan cara pemakaian dan perawatan mesin Tim Fakultas Ekonomi memberikan 4. Peserta pelatihan memahami penyuluhan bagaimana mengelola dan mampu mengelola 18
keuangan UKM.
5.
keuangan dan membuat pembukuan/akuntansi bagi usaha kecil. Tim Fakultas Ekonomi memberikan 5. Peserta memahami dan mampu penyuluhan bagaimana memasarkan memasarkan makanan hasil hasil produksi secara efektif supaya produksi dengan menerapkan dikenal masyarakat luas. strategi-strategi pemasaran
Dalam rangka pelaksanaan program IbM Kelompok Usaha Makanan Kecil ini, mitra turut juga berpartisipasi untuk penyediaan : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KEBUTUHAN Tempat produksi dan tempat pelatihan Sumber daya manusia yang dilatih Tenaga ahli ketrampilan Tenaga ahli manajemen produksi Tenaga ahli manajemen keuangan Tenaga ahli manajemen pemasaran Bahan-bahan praktek pembuatan makanan Alat-alat praktek pembuatan makanan Mesin penggorengan,mesin spinner
secara hynienes oleh Pelatih ahli Boga
HASIL YANG DICAPAI Kegiatan
IbM
PENGADAAN Tim Mitra X X X X X X X X X X X X
telah
dimulai
dan Teknologi Pangan.
pelaksanaannya dengan bekerjasama dengan
3. Pada pertemuan ke tiga, disampaikan
mitra I dengan memilih/ menentukan 30
penyuluhan tentang sumber modal
orang sasaran pengabdian masyarakat ini dan
usaha dari perbankan oleh BPRS
selanjutnya dilaksanakan :
Artha
1.
Pembukaan kegiatan IbM dengan penyampaian
maksud
dan
tujuan
perkenalan,
serta
kegiatan
dan
harapan
bersama
untuk
4. Pada
(ASB)
pertemuan
ke
empat,
disampaikan penyuluhan dari Dinas
saling
Perindustrian tentang
2. Pada pertemuan ke dua, disampaikan tentang
Barokah
Semarang.
menyukseskan kegiatan dengan baik.
penyuluhnan
Surya
dan
penurusan
Perdagangan ijin-ijin
home
industri SIUP, PIRT, dll.
manajemen
5. Pada pertemuan ke lima, dilaksanakan
produksi I tentang pengolahan bahan
praktek latihan pembuatan produk 19
khas dari limbah ampas tahu menjadi
penjualan langsung, maupun sistem
aneka makanan kecil yang bernilai
konsinyasi, serta mengikuti bazar.
gizi baik, antara lain onde-onde/ kue ketawa,
stik,
cheese
dengan
Adapun hambatan selama kegiatan IbM
pengolahan secara hygienes.
berlangsung adalah sebagai berikut:
6. Pembelian dan Penyerahan Peralatan :
1. Keterbatasan waktu kesediaan bagi
Mesin Spiner, Mesin Vacum Sealer
sasaran, hanya sekali tiap bulan.
dan Mesin Mixer Industri 7. Pada
pertemuan
ke
2. Variasi enam,
dan
hasil
olahan
belum
maksimal, perlu lanjutan praktek dan
disampaikan penyuluhan dari Mitra
pendampingan
produksi
Sumber/ Pengusaha Bahan Baku/ PT
pemasaran secara berkelanjutan.
Sriboga ( Bapak Teguh ) dan Mitra
Untuk
dapat
dan
menjalankan
usaha
Pemasaran/ Pemilik Toko Makanan di
makanan kecil ini sekaligus pengembangan
Pasar Pedurungan ( Bapak Joko
usaha makanan , mitra masih menghadapi
Wardoyo ).
masalah :
8. Pada
pertemuan
dilaksanakan
ke
praktek
tujuh,
1. Masalah
latihan
permodalan
mengembangan
untuk
produksi
makanan
pembuatan produk aneka makanan
(penambahan modal untuk pembelian
kecil tradisional dengan memafaatkan
bahan baku produksi).
potensi lokal, antara lain mendut dan
2. Kurangnya ketrampilan yang dimiliki
klepon dari ubi ungu, kue lidah
mitra untuk bisa berkreasi mengolah
kucing dengan memanfaatkan putih
aneka
telor, dll.
pengolahan mutu hasil produksi.
9. Pelatihan dan penyuluhan
tentang
makanan
3. Kurangnya
dan
peningkatan
pengetahuan
tentang
Pemasaran, Pembukuan/ Keuangan
pengelolaan unit usaha kecil dalam hal
UKM dan Penggunaan/ pemeliharaan
manajemen produksi dan manajemen
peralatan : Mesin Spiner, Mesin
keuangan.
Vacum Sealer dan Mesin Mixer
4. Kebutuhan
Industri. 10. Pendampingan
strategi pemasaran
produk
tentang
pengetahuan
pemasaran
yang
memungkinkan perputaran penjualan
aneka makanan kecil, baik dengan
yang cepat dan penjualan tunai. 20
Anonimous, 2000, Pangan dan Gizi 1 dan 2
KESIMPULAN DAN SARAN
Bidang Jasa dan Informasi Teknologi –
KESIMPULAN 1. Kegiatan IbM dapat berjalan dengan
Pusat
Dokumentasi
dan
Informasi
baik dan lancar karena kerjasama
Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan
yang baik antara Tim IbM, LPPM,
Indonesia.
Dinas terkait, dan mitra pengabmas
Anonimous, 2009, Tabel Komposisi Pangan
2. Antusias dan kerjasama dari mitra
Indonesia, Persatuan Ahli Gizi
Kelompok Usaha Makanan Kecil sangat
mendukung
Indonesia, Jakarta.
kelancaran
Berbisnisjamur.com/category/artikel-
kegiatan IbM
jamur
3. Hambatan permodalan pada sebagian
Cahyadi W, 2008, Analisis dan Aspek
besar anggota kelompok yang bantuan
Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,
hibah atau pinjaman tanpa agunan/
Bumi Aksara.
jaminan.
Estiasih
T
dan
Ahmadi
Kgs,
2009,
Teknologi Pengolahan Pangan, Bumi Aksara.
SARAN Kegiatan
pengabdian
masyarakat
tidak
Jamurtiramsuper7.blogspot.com/2011/06/a
berhenti ketika program IbM selesai tapi
rtikel-jamur-tiram.html.
dapat dilanjutkan berkesinambungan sebagai kegiatan
rutin
yang
terhadap mitra-mitra kerjasama
dilakukan binaan
Staff.uny.ac.id/sites/default/../ir../artikel-
LPPM
jamur-tiram-of.pdf
melalui
Jurnal pengkajian UKM dan Koperasi No
yang dikembangkan sehingga
1 Tahun I- 2006
memberikan penguatan terhadap pencitraan
Warsono dan Dahana Kris, 2010, Meraup
akademik di masyarakat.
Untung dari Olahan Kedelai, Agro Media
DAFTAR PUSTAKA.
21
Pustaka,
Jakarta