FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
INTERNALISASI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PASCA IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA 1
Amirul Fathoni1 Auditor Muda Inspektorat Kabupaten Sumenep
[email protected]
ABSTRAK Pengelolaan keuangan desa merupakan upaya untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa dimana pengelolaan keuangan merupakan suatu siklus yang dinamis terdiri dari proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban, pembinaan dan pengawasan, pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.Implementasi Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, menyiapkan desa menjadi subyek pengelolaan keuangan yang berpegang pada tata pemerintahan yang baik yaitu partisipasi, akuntabilitas, transparansi dan keadilan dengan mengupayakan peningkatan kemampuan dan kapasitas aparaturnya dalam konstruksi self governing community dan local self government. Kekuatan SDM di desa yang belum secara signifikan melakukan pengelolaan keuangan desanya secara mandiri menjadikan permasalahan klasik tersendiri disaat implementasi UU No 6 Tahun 2014 mengalokasikan kepada desa melalui dana stimulan baik dari pemerintah pusat dan daerah dalam bentuk dana transfer dan dana perimbangan. Permasalahan yang akan diajukan adalah untuk mengidentifikasi kekuatan SDM dalam pengelolaan keuangan desa dengan berbagai permasalahan lainnya. Key words : UU No 6/2014, self governing community,local self government, human resources empowering, and construction of pembinaan pengelola keuangan satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari
PENDAHULUAN Implementasi
desentralisasi
proses desentralisasi dan otonomi desa
fiskal di Indonesia ditandai dengan
adalah persoalan pengelolaan keuangan.
proses pengalihan sumber keuangan
Kampanye desentralisasi keuangan desa
bagi daerah dalam jumlah yang sangat
yang banyak disuarakan merupakan
signifikan. Dibandingkan dengan era
momentum untuk menata keuangan
sebelum desentralisasi, transfer dari
yang ada di desa. Momentum ini
pusat kepada daerah dalam bentuk Dana
menyiratkan makna bahwa apa yang
Perimbangan, melonjak drastis, baik
sedang terjadi di ranah desa tersebut
secara proporsi maupun jumlah absolut.
adalah sebuah proses.
Dana Perimbangan yang terdiri dari
Sebagai sebuah proses, maka
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi
desentralisasi desa bagi pemerintah desa
Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Khusus
dan seluruh stakeholders yang ada harus
(DAK) ini berkontribusi kepada lebih
dimaknai
dari
penerimaan
membangun kesadaran masyarakat agar
Kabupaten/Kota, dan sekitar 70% rata-
mampu untuk mandiri (berotonomi).
rata penerimaan daerah Provinsi. Salah
Konsolidasi intensif ini ditandai oleh
85%
rata-rata
untuk
berkonsolidasi
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
39
dan
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
adanya
penataan
kelembagaan
Bagaimana kesiapan aparat, prosedur
demokrasi
desa
inventarisasi
dan alat bantu pengelolaan keuangan di
dan
potensi-potensi
desa.
Penataan
tingkat desa kedepannya?
kelembagaan dan inventarisasi potensi
Di satu sisi Desa diberi tugas
desa, bermakna strategis dalam konteks
untuk
menjemput desentralisasi keuangan yang
pemerintahan sehingga untuk pencatatan
diberikan oleh pemerintah kabupaten.
dan pertanggung-jawaban pengelolaan
Konskuensi dari desentralisasi keuangan
keuangannya
ini bagi pemerintah desa, harus mau
standar
serta
pemerintah yang telah diatur dalam PP
mampu
mengelola
keuangan
menyelenggarakan
seharusnya
akuntansi
yang
mengikuti dikeluarkan
desanya secara transparan, partisipatif
no.71/2010.
dan akuntabel.
kelemahan sistemik sepertinya akan
Pembahasan desentralisasi
tentang
realisasi
sisi
dana
lain
desa,
terdapat masalah kapasitas administrasi
dasarnya menyoal seputar kapasitas
dan tata kelola aparat pemerintah desa
keuangan yang dimiliki oleh suatu desa.
yang masih minim. Kemudian sistem
Termasuk dalam uraian ini adalah
akuntabilitas dan pranata pengawasan
sumber-sumber keuangan itu dari mana,
yang masih lemah, termasuk belum
alokasinya untuk apa, pengelolaannya
kritisnya masyarakat atas pengelolaan
seperti
anggaran pendapatan dan belanja desa.
serta
desa,
pasca
di
pada
apa
keuangan
terjadi
Namun
urusan
kontrol
pertanggungjawabannya
maupun
bagaimana.
Senada dengan itu Dr. Jan
Dalam konteks desentralisasi keuangan
Hoesada, CPA dari Komite Standar
tersebut, tujuan transfer keuangan yang
Akuntansi
ingin
mengurangi
menyatakan dalam tulisannya tentang
kesenjangan fiskal (fiscal gap) yang
Desa, bahwa penyususnan PP tentang
terjadi antar desa, baik dalam konteks
akuntansi
pemenuhan fasilitas pelayanan publik
keuangan desa harus dirangkai secara
maupun penyediaan infrastruktur yang
amat hati-hati. Diduga seluruh desa amat
mendorong
terbelakang dalam teknologi akuntansi,
dicapai
adalah
peningkatan
pendapatan
perkapita masyarakat desa.
Pemerintah
dan
pelaporan
(KSAP)
laporan
sebagian diramalkan cepat beradaptasi,
Dengan pemahaman atas situasi
sebagian lagi amat sulit beradaptasi
dan kondisi dari pengelolaan keuangan
dengan teknologi akuntansi. Diramalkan
desa saat ini, kita dihadapkan pada fakta
akan ada berbagai desa menerapkan
bahwa dalam waktu dekat pencairan
akuntansi pemerintahan karena dinilai
dana desa akan segera dilaksanakan.
bermanfaat bagi desa yang bersangkutan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
40
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
namun jumlahnya amat terbatas. Karena
transaksi adalah contoh pekerjaan yang
itulah kita harus coba untuk menemukan
umum. Sedangkan pekerjaan melakukan
solusi-nya dari sisi sumberdaya manusia
quality
dan
keuangan agar sesuai dengan norma-
perangkat
pendukung
(aplikasi
akuntansi).
control
terhadap
laporan
norma pembukuan yang diatur dalam Pernyataan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) adalah pekerjaan
SUMBER DAYA MANUSIA Seperti yang sudah disinggung
yang spesifik.
bahwa kapasitas administrasi dan tata
Maka pembagian tugas diatur agar para
kelola aparat pemerintah desa masih
perangkat desa (Bendahara dan PTPKD)
minim
hanya bertanggung-jawab melaksanakan
khususnya
pelaksana
pada
pengelola
beberapa
desa
pejabat
keuagan
yang
pekerjaan
yang
membutuhkan
Maka
pengetahuan sederhana untuk dapat
sebaiknya proses penyusunan laporan
melakukan input transaksi dan kode
keuangan
desa
ada.
di
terutama
dalam
akun dan kode mata anggaran kemudian
pelaksanaan
UU
mencocokannya dengan saldo kas atau
no.6/2014 tentang Desa ini juga harus
bank atau fisik aset yang ditransaksikan,
merupakan tanggung-jawab pemerintah
dan seterusnya .
implementasi
mulai dari pemerintah pusat, provinsi
Untuk pekerjaan quality control
sampai kabupaten. Dengan demikian,
yang membutuhkan analisa lebih jauh
seluruh aparatur pemerintahan dari pusat
atas suatu transaksi dan standar-standar
sampai
akuntansi
ke
desa
khususnya
yang
yang
berkaitan
untuk
berkaitan di bidang akuntansi harus
pembukuannya harus dilakukan oleh
dialokasikan, yaitu untuk sumberdaya
sumberdaya manusia yang disiapkan
manusia yang terbatas mengerjakan
khusus untuk pekerjaan tersebut. Dan
porsi pekerjaan yang paling spesifik
karena jumlah sumberdaya manusia
untuk beberapa desa sekaligus, dan
yang terbatas, mereka harus dapat
sumberdaya yang lebih banyak yaitu
melayani beberapa desa sekaligus yang
para perangkat desa untuk mengerjakan
terdapat dalam suatu regional misalnya
pekerjaan yang lebih umum dan mudah
di tingkat provinsi atau kabupaten.
dikerjakan.
Secara teknis pekerjaan pejabat
Pekerjaan input transaksi dan
yang mengawasi proses akuntansi desa
mencocokan saldo kas atau bank dengan
tersebut diantaranya adalah:
fisik kas atau bank, menyusun, memberi nomor
dan
menyimpan
bukti-bukti
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
41
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
1. Memeriksa apakah ada transaksi
quality control maka laporan keuangan
yang harus di-akrual pada akhir
tersebut harus diotorisasi oleh Kepala
suatu periode
Desa, tentunya apabila ada tambahan
2. Memeriksa apakah kode akun dan
atau koreksi yang tidak dimengerti dapat
kode mata anggaran yang diinput
dikomunikasikan dengan pejabat quality
pada suatu transaksi sudah tepat
control di Pemkab (misalnya).
(sesuai SAP)
Pelaksanaan teknis akuntansi ini
3. Memeriksa apakah ada transaksi
akan
rutin yang belum di-input
dapat
dikoordinasikan
dengan
bantuan aplikasi yang akan dibangun
4. Berkomunikasi dengan perangkat
khusus untuk memfasilitasi pola kerja
desa apabila ada informasi yang
tersebut seperti yang akan dibahas
perlu ditambahkan dalam laporan
berikut ini.
keuangan yang akan dilengkapi
APLIKASI AKUNTANSI
5. Melengkapi yang
informasi-informasi
diperlukan
dalam
Sebelum kita membahas aplikasi
laporan
akuntansi di desa, mari kita coba buat
keuangan
perbandingan.
6. Melakukan
koreksi-koreksi
yang
keuangan
diperlukan
Saat
yang
ini
pengelolaan
diselenggarakan
di
tingkat Kabupaten dan Provinsi adalah
Berbagai pekerjaan akuntansi
menggunakan aplikasi yang dibuat oleh
lainnya tersebut dapat diatur dalam
DEPKEU/DEPDAGRI,
tupoksi
bersangkutan.
SIKD/SIPKD, selain itu ada juga daerah
Pejabat pengawas pencatatan akuntansi
yang menggunakan aplikasi yang dibuat
(quality control) ini merupakan ujung
oleh BPKP, yaitu SIMDA. Kedua
tombak kualitas laporan keuangan desa
aplikasi tersebut memerlukan investasi
yang baik dan yang sesuai dengan PP
yang besar untuk pengadaan perangkat
No.71/2010
keras dan pelatihan para PNS yang akan
pejabat
menjalankan
yang
tentang fungsi
SAP
selain
pengawasan
menggunakannya.
yaitu
Tentu
saja
pelaksanaan anggaran atau yang disebut
implementasi sistem-sistem yang ada ini
pengawasan pengelolaan keuangan desa.
untuk desa merupakan pilihan yang
Otoritas terakhir dan sebagai
cukup berat.
pihak yang bertanggung-jawab atas
Karena itu kita mencoba untuk
laporan keuangan tersebut, tetap berada
melihat pada pilihan lain, yang mana
ditangan Kepala Desa. Setelah laporan
kriteria
keuangan selesai diperiksa, ditambah
sesuai dengan pola kerja yang dibahas
dan dilakukan koreksi oleh pejabat
pada bagian Sumberdaya Manusia diatas
perangkat
yang
dibutuhkan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
42
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
adalah suatu aplikasi yang mulituser,
modern
yang
keunggulannya sebagai berikut:
mampu
beroperasi
pada
ini
karena
beberapa
kompetensi SDM pengelola keuangan
1. Implementasi yang lebih efektif di
yang terbatas dengan mengandalkan
sisi user dan mobilitas data yang
infrastruktur yang sudah tersedia. Dan
relatif lebih cepat.
karena terdapat user yang berbeda fungsi
2. Efisiensi waktu dan Biaya terhadap
pada tingkatan yang berbeda, sebaiknya
penggunaan
aplikasi
terotomatisasi.
harus
dapat
diakses
dari
berbagai interface yang berbeda, yaitu di
teknologi
yang
3. Pemberdayaan SDM pengelolaan
tingkat user di desa dan akses dengan
keuangan (melek teknologi)
komputer di tingkat Pemkab/Pemkot.
4. Keseragaman data melalui sistem
Aplikasi tersebut sebaiknya pada tingkat
terpusat
yang
end user haruslah murah dan mudah
internet
maka
digunakan
serta
perawatan data jauh lebih murah
mempunyai dukungan teknis & praktis
dibandingkan bila setiap daerah/desa
yang memadai.
membangun pusat data-nya sendiri.
(user
friendly)
Teknologi memungkinkan
saat
ini
kegiatan
diakses
melalui
pengamanan
dan
semakin
Pusat data terpusat ini pun lebih
komputasi
efisien dan efektif dan menjamin
yang semakin murah dan semakin
keseragaman
mudah di akses di berbagai tempat yang
Provinsi atau Kabupaten membuat
terpencil
pusat datanya masing masing
yang
mepunyai
jaringan
daripada
setiap
selular, yaitu yang kita kenal dengan
Dengan berbagai keunggulan
smartphone atau tablet yang sebagian
tersebut maka layaklah teknologi ini
besar
dijadikan
menggunakan
sistem
operasi
pilihan
untuk
aplikasi
Android yang open source. Sesuai
akuntansi di tingkat desa. Sebagai
amanat
bahwa
tambahan informasi, pada saat ini,
memberdayakan
diseputar topik desa sendiri terdapat
undang-undang
Pemerintah
harus
masyarakat Desa dengan menerapkan
beberapa
hasil pengembangan ilmu pengetahuan
direncanakan
dan teknologi, teknologi tepat guna, dan
Informasi Profil Desa, Sistem Informasi
temuan baru untuk kemajuan ekonomi
Desa
dan pertanian masyarakat Desa (UU
Akuntansi Desa dan masih banyak
6/2014 tentang Desa pasal 112 ayat 3a)
aplikasi lain yang dapat memudahkan
maka
kerja dan meningkatkan kapabilitas
sebaiknya
pemerintah
aplikasi antara
Terpadu,
yang
sedang
lain
Sistem
Sistem
Infromasi
memanfaatkan teknologi yang lebih
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
43
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
aparatur perangkat desa dalm kerangka
Perubahan mindset dan pola
pemberdayaan masyarakat desa.
pikir stakeholders yang berkaitan secara
Dengan melihat berbagai contoh aplikasi
diatas
saya
yakin
langsung
sebuah
maupun
tidak
langsung
melalui kebijakan, program dan kegiatan
aplikasi untuk pencatatan dan pelaporan
yang
transaksi keuangan di desa dapat dibuat.
memberikan ruang terhadap peningkatan
Sehingga kehadiran perangkat keras
kapabilitas dan kompetensi masyarakat
yang dapat membantu komputasi dan
desa
komunikasi
keuangan
data
pada
desa
dapat
akan
dikelolanya
khususnya
aparatur
dana
diselenggarakan dengan lebih efisien,
diperlukan
efektif
internalisasi
haruslah
desa.
sosialisasi
Untuk dan
itu
upaya
dan
ekonomis
karena
memanfaatkan
jaringan
yang
pemkab/pemkot untuk “mengamankan”
perangkat
dana desa yang dikelola oleh desa yang
terotomatisasi
melalui
komputer.
yang
pengelola
maksimal
dari
dimungkinkan setiap tahunnya akan mengalami peningkatan anggaran yang akan dikelola oleh desa.
INTERNALISASI PENGELOLAAN
Demikian usulan konsep dan
KEUANGAN DANA DESA Semangat NAWACITA dalam
sistem yang saya buat dalam tulisan
pemerintahan sekarang harus bermakna
yang
dan
“pengamanan”
mampu
memberikan
semangat
terlalu
sederhana terhadap
untuk
pengelolaan
untuk membangun dan memberdayakan
dana desa ini. Usulan ini hanyalah satu
masyarakat
konsep
yang
dimulai
dari
yang
bermula
dengan
“pinggiran” artinya bahwa penguatan
menginventarisir berbagai permasalahan
kapasitas
aparatur
yang terdapat di desa. Dengan catatan,
pemerintah desa menjadi penting untuk
semua konsep yang saya tawarkan dan
diberdayakan
dan
sistem buatan manusia pasti memiliki
sistematik
kelemahannya masing-masing, namun
dan
kapabilitas
secara
berkelanjutan.
simultan
Penguatan
terhadap semua elemen dan stakeholders
dalam implementasinya
adalah pintu agar supaya desa dengan
bersandarkan pada landasan formal yang
masyarakat desa mampu meningkatkan
berkaitan. Semoga dapat memberikan
kesejahteraan dan keberdayaan, dana
khazanah dalam upaya internalisasi
desa tidak menjadi program unggulan
(memberikan
yang
dalam proses penyusunan pemberdayaan
karikatif,
rutinitas
dan
sarat
masalah.
tetap
kesepahaman
harus
bersama)
masayarakat desa dan menjamin desa yang mandiri dan sejahtera.
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
44
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
Dan keberhasilan dari apapun
Pelaksanaan UU Nomor Tahun 2014 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Permendagri Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa Permendagri Permendagri 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa Dr. Jan Hoesada, CPA dari Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP)
konsep dan sistem yang dipakai nantinya kembali
pada
manusia
yang
menjalankan. It’s not about the gun, it’s about the man behind the gun. Demikian tulisan ini masih jauh dari sempurna, dan
mohon
maaf
apabila
terdapat
kesalahan. DAFTAR PUSTAKA Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Jurnal “PERFORMANCE” Bisnis & Akuntansi Volume VI, No.1, Maret 2016
45