IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PAI DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KEDIRI 2
SKRIPSI
Oleh : ISMI LATIFAH NIM. 11110113
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2015
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATA PELAJARAN PAI DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KEDIRI 2
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Diajukan oleh: ISMI LATIFAH NIM. 11110113
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2015
i
LEMBAR PERSETUJUAIII IMPLEMENTASI PENDIDIKAITI KARAKTER PAI}A MATA PELAJAAAN PAI DI MADRASAII TSANAWTYAII IYEGERI KEDIRI
2
SKRIPsI Oleh:
Ismi Lalifph 11110113
Telatr Disetujui Pada Tanggal, 20
April 2015
Oleh: Dosen Pembimbing
\oJ*", \/ ILBIfl kh ruddin Fannani.M.A r[P.19630420 2000031 004
Irq.
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibrahim Malang
Universitas Islam Negeri
NIP. 19720822 2002121 001
lll
Persembahan Puji syukur tiada henti ku panjatkan kepada Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.. Karya ini ku persembahkan sepenuh hati.. Kepada Ayah dan Ibuku tercinta yang telah memberikan cinta kasih dan segalanya yang terbaik padaku.. Adik-adikku tersayang, dek Nia dan dek Shasa yang selalu menemani dan memberiku semangat hebat di setiap waktu.. Teman-teman karibku terayu “Lily, Ica’, Naima dan Ririn” yang selalu ada di sampingku di saat aku bangkit bahkan terjatuh.. Serta do’a suksesku selalu teruntuk teman-teman Angkatan PAI 2011 UIN Maliki Malang.. Saudara-saudariku yang terbaik “Rina, Lely, Heppy dan Kky” serta keluarga besar Alumni Sasulin D’Bahasa yang selalu memberi cinta dan canda tawa.. Terimakasih ku sampaikan… Kepada guru, pembimbing dan dosenku yang telah menjadi penuntun serta pelita dalam studiku, yang telah memberiku banyak curahan ilmu dengan tiada henti.. Untuk mereka teman-temanku alumni pengurus Intra Kampus Fak.Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, HMJ-PAI, DEMA-FITK dan Senat Mahasiswa FITK yang selalu menciptakan perjalanan penuh kesan baru yang berarti untukku.. Teruntuk sahabat-sahabat seperjuanganku dan keluargaku alumni pengurus Rayon PMII Rayon “Kawah” Chondrodimuko yang telah memberikanku corak indah warna hidup, serta mengajariku banyak hal dan pengalaman berharga dalam suka maupun duka.. Terima kasih atas segala pengorbanan.. Kalian sungguh berharga di hidupku..
iv
Motto
Artinya: Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (QS. Al-Isra’ ayat:7)
v
Drs. H. Bakhruddin Fannani, M.A Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri ruf$ Mauiana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal
Malang,20 April2015
Latifah Larnp :4 (Empat) Ekslemplar : Skripsi Ismi
Yang Terhormat Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maliki Malang
di Malang Assalamu' alaikum Wr. Wb.
kali bimbin3ffi, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut Sesudah melakukan beberapa
dibawah ini:
Nalna
Isrrri Latifatr
NIM
11110113
Jurusan
Peadidikan Agama Islam (PAI) hnplementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Ivladrasah TsanawiyahNegeri Kediri 2
Judul Skripsi
maka selakupembimbing, ka*ni brpeudapat bahwa skripsi tersebut layak diajukan dan diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. W'essal awu' al eiku*t
$Iddl
Wn Wb.
Pembimbing,
\ \.n
.
-\ \ \\u -\i \/
Drs. H.Bakhrudiin Fannani.M.A NIP 1963042A 200003 I 004
vi
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Malang, 20 April 2015
Ismi Latifah NIM. 11110113
vii
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya,
sehingga kami dapat
menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan tanpa ada kendala dalam penyelesainnya. Penelitian skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2” ditulis dalam rangka memenuhi tugas akhir perkuliahan serta untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa melibatkan banyak pihak yang membantu penyelesainnya. Karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Dr. H. Nur Ali, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Dr. Marno, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 4. Drs. H. Bakhruddin Fannani, M.A selaku Dosen Pembimbing yang penuh kebijaksanaan, ketelatenan dan kesabaran serta telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan serta memberi petunjuk demi terselesaikannya penulisan skripsi ini. 5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah dengan penuh keikhlasan membimbing dan mencurahkan ilmunya kepada penulis. 6. Drs. H. Nursalim M.Pd.I selaku Kepala Madrasah MTsN Kediri 2 yang telah memberikan izin dan kerjasamanya dalam melakukan penelitian. 7. Ayah Basyorianto dan Ibu Nur Chasanah tercinta yang telah memberikan do’a, cinta kasih dan segalanya. 8. Adik-adik tersayang, Kurniatul Laila dan Navida Azizah yang selalu menemani dan memberiku semangat.
viii
9. Teman-teman karib, “Nashirotul Laily, Mirkha Nur Futuh, Rohematun Naima dan Dwi Chandra Rini” yang selalu ada bersama dalam suka dan duka. 10. Teman-teman alumni pengurus Intra Kampus Fak.Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, HMJ-PAI, DEMA-FITK dan Senat Mahasiswa FITK yang selalu menciptakan perjalanan penuh kesan baru yang berarti. 11. Sahabat-sahabat seperjuangan dan keluarga alumni pengurus Rayon PMII Rayon “Kawah” Chondrodimuko yang telah memberikanku corak indah warna hidup, serta mengajari banyak hal dan pengalaman berharga yang takkan pernah terlupa. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya kepada kita semua. Amin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, walaupun penulis sudah berusaha dengan semaksimal mungkin membuat yang terbaik. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar dapat menjadi motivasi bagi penulis untuk lebih baik dalam berkarya. Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan dalam penyusunan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat kepada kita semua. Amin.
Malang, 20 April 2015
Penulis
ix
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
Tabel 4.2
Data Pegawai dan Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
Tabel 4.3
Data Ruang Sarana-prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
Tabel 4.4
Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
Pedoman Wawancara
Lampiran II
Transkip Wawancara
Lampiran III
Kegiatan Pengembangan Harian Madrasah
Lampiran IV
Bukti Konsultasi
Lampiran V
Surat Izin Penelitian
Lampiran VI
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran VII
Foto Dokumentasi
Lampiran VIII
Biodata Mahasiswa
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 5.1 Jalur Pengintegrasian Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa di Satuan Tingkat Pendidikan Gambar 5.2 Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Setiap Mata Pelajaran (MP) di Sekolah
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................v HALAMAN NOTA DINAS................................................................................. vi HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii HALAMAN TRANSLITERASI ...........................................................................x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv DAFTAR ISI .........................................................................................................xv ABSTRAK .......................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................5 C. Tujuan Penelitian .........................................................................................5 D. Manfaat Penelitian .......................................................................................6 E. Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................................8 F. Definisi Istilah .............................................................................................8
xv
G. Penelitian Terdahulu ....................................................................................9 H. Sistematika Pembahasan ............................................................................12
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter, Budi Pekerti, Etika, Nilai dan Moral ....................................................................................14 2. Tujuan Pendidikan Karakter ................................................................20 3. Guru sebagai Pendidik Karakter ..........................................................27 B. Mata Pelajaran PAI 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) .........................................31 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) ...............................................32 3. Landasan Pendidikan Agama Islam (PAI) ...........................................33 4. Fungsi Pendidikan Agama Islam di Sekolah .......................................35 5. Karakteristik Mata Pelajaran PAI di Sekolah ......................................37
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................41 B. Kehadiran Peneliti ......................................................................................42 C. Lokasi Penelitian ........................................................................................44 D. Data dan Sumber Data ...............................................................................45 E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................47 F. Analisis Data ..............................................................................................49 G. Pengecekan Keabsahan Temuan ................................................................51 H. Tahap-tahap Penelitian ...............................................................................52
xvi
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Dekripsi Objek Penelitian ..........................................................................54 1. Identitas Madrasah ...............................................................................54 2. Sejarah Madrasah .................................................................................55 3. Visi, Misi, Tujuan dan Motto ...............................................................55 4. Data Siswa dan Rombongan Belajar ....................................................58 5. Kualifikasi Data Pegawai dan Guru .....................................................58 6. Kondisi Ruang Kelas ...........................................................................59 7. Data Ruang Sarana-prasarana ..............................................................59 8. Struktur Organisasi ..............................................................................60 B. Paparan Data ..............................................................................................61 1. Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 ...................................61 2. Pengembangan Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 ..........66 3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Impementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2................................................73
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2......................................................77 B. Pengembangan Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 .........................80 C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Impementasi
xvii
Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 ......................................................................86
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................89 B. Saran ...........................................................................................................92
DAFTAR RUJUKAN DAFTAR LAMPIRAN
xviii
HALAMAN TRANSLITERASI
1. Umum Transliterasi ialah pemindahalihan tulisan Arab ke dalam tulisan Indonesia (Latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Termasuk dalam kategori ini ialah nama Arab, sedangkan nama Arab dari bangsa selain Arab ditulis sebagaimana ejaan bahasa nasionalnya, atau sebagaimana yang tertulis dalam buku yang menjadi rujukan. Penulisan judul buku dalam footnote maupun daftar pustaka, tetap menggunakan ketentuan transliterasi ini. Banyak pilihan dan ketentuan transliterasi yang dapat digunakan dalam penulisan karya ilmiah, baik yang berstandard internasional, maupun ketentuan khusus yang digunakan penerbit tertentu. Transliterasi yang digunakan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Malang (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang menggunakan EYD plus, yaitu transliterasi yang didasarkan atas Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendididkan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1998, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987, sebagaimana tertera dalam buku pedoman Transliterasi Bahasa Arab (A Guide Arabic Transliteration), INIS Fellow 1992.
2. Konsonan = اTidak dilambangkan
= ضDl
=بB
= طTh
=تT
= ظDh
= ثTs
(„ = عkoma menghadap ke atas)
=جJ
= غGh
=حH
= فF
= خKh
=قQ
=دD
=كK
= ذDz
=لL
=رR
=مM
=زZ
=نN
=سS
=وW x
= شSy
= ھىH
= صSh
=يY
Hamzah ( )ءyang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak diawal kata maka dalam transliterasinya mengikuti vokalnya, tidak dilambangkan, namun apabila terletak di tengah atau di akhir kata maka dilambangkan dengan tanda koma di atas (‟), berbalik dengan koma („), untuk pengganti lambang “”ع.
3. Vokal, Panjang dan Diftong Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vokal fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara sebagai berikut: Vokal (a) panjang =
â
misalnya
قال
menjadi
qâla
Vokal (i) panjang =
î
misalnya
قیل
menjadi
qîla
Vokal (u) panjang =
û
misalnya
دون
menjadi
dûna
Khusus untuk bacaan ya‟ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan “i”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya‟ nisbat diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya‟ setelah fathah ditulis dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contoh berikut:
Diftong (aw) =
و
misalnya
قول
menjadi
qawlun
Diftong (ay) =
ي
misalnya
خیر
menjadi
khayrun
xi
الملخص
لطيفة ،اسمى I.2015.تنفٌذ .وفً الدرس األحرف التعلٌم النظام التجاري المتعدد األطراف نٌجٌري التربٌة اإلسالمٌة فً مد ر سة كٌدٌري ،2رسالة ،قسم التربٌة اإلسالمٌة ،كلٌة العلوم والتعلٌم طربٌه ،جامعة والٌة اإلسالمٌة موالنا مالك إبراهٌم ماالنج .المشرف :دكةر االحا ج بحر دٌن فنا ن م ا التعلٌم الطابع هو عملٌة التحول من قٌم الحٌاة لزراعتها فً شخصٌة الشخص أو المتعلمٌن لتصبح واحدة فً سلوك حٌاة الشخص .التعلٌم الطابع لٌس فقط لتعلٌم ما هو صواب وما هو خطأ ،وأكثر من ذلك لتعلٌم الحرف غرس عادات جٌدة حتى ٌتمكن الطالب تأتً لفهم ما هو صواب وما هو خطأ ،وٌمكن أن ٌشعر درجات جٌدة حتى ٌتمكن الطالب سوف تكون قادرة من حٌث القٌام بأشٌاء هذا جٌد. نطاق المشكلة فً هذا البحث ٌركز على ) 1لوصف تنفٌذ التعلٌم الحرف على موضواة التربٌة اإلسالمٌة فً كٌدٌري النظام التجاري المتعدد األطراف نٌجٌري 2) ،2تطوٌر تنفٌذ التعلٌم الحرف على موضوعات التربٌة اإلسالمٌة فً كٌدٌري النظام التجاري المتعدد األطراف نٌجٌري 3) ،2دعم عوامل والعوامل التً تمنع تنفٌذ التعلٌم الحرف على موضوعات النظام التجاري المتعدد األطراف نٌجٌري التربٌة اإلسالمٌة فً كٌدٌر ي. هذا النوع من منهج البحث أن البحث النوعً وصفً ،حٌث البحوث وصفً (وصف )وباستخدام تحلٌل، وطرٌقة جمع البٌانات من خالل المراقبة( مراقبة) ،قدمت المقابالت والوثائق التً ٌتم بعد ذلك تحلٌلها عن طرٌق الحد من بٌانات ال صلة لها بالموضوع ،والبٌانات واستخالص النتائج . أظهرت النتائج أن )1تنفٌذ التعلٌم الطابع فً مادتً التربٌة الدٌنٌة اإلسالمٌة فً دولة النظام التجاري المتعدد األطراف كٌدٌري 2تنفٌذ التعلٌم الخلق ،الدٌنٌة اإلسالمٌة تخطٌط الدرس التعلٌم وتقٌٌم مبتكرة تعلم جٌدا ). 2جعل التنمٌة لتنفٌذ التعلٌم الطابع فً مادتً التربٌة الدٌنٌة اإلسالمٌة فً المدارس الدٌنٌة كٌدٌري 2أٌضا عدة محاوالت تطوٌر المدارس الدٌنٌة التً تتكون من المنهاج لاير مدرٌد والمنهاج الخفً وتطوٌر الشخصٌة من خالل األنشطة اإلٌجابٌة الٌومٌة للدارسٌن خارج أنشطة التعلٌم والتعلم ). 3دعم عوامل والعوامل التً تحول دون تنفٌذ التعلٌم حرف فً مادتً التربٌة الدٌنٌة اإلسالمٌة فً المدارس الدٌنٌة كٌدٌري 2هو توافر البنٌة التحتٌة من الدرجة جٌدة ،اهتماما كبٌرا فً تعلم الطالب ،والغالف الجوي الفصول الدراسٌة هو مرٌح ،البٌئة الصفٌة نظٌفة ،واالهتمام المعلمٌن على الطالب ،أمثلة من المعلمٌن المثالً وبعض األنشطة اإلٌجابٌة فً المدارس وعامل تثبٌط هً وجود عدد من المعلمٌن الذٌن هم أقل انتباها للطالب ،ودور اآلباء واألمهات الذٌن ٌتعلمون أقل من الحكمة والوسط خارج المدرسة.
كلمات :حرف التربية والتعليم الموضوعات الدين اإلسالمي
ABSTRAK Latifah, Ismi. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dosen Pembimbing: Drs. H. Bakhruddin Fannani, M.A Pendidikan karakter merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang atau peserta didik sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Pendidikan karakter tidak hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang yang baik sehingga siswa menjadi paham mana yang benar dan mana yang salah, dan mampu merasakan nilai yang baik sehingga siswa akan mampu dalam hal melakukan hal baik tersebut. Ruang lingkup masalah pada penelitian ini berfokus pada 1) mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2, 2) pengembangan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2, 3) faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2. Jenis metode penelitian ini yakni penelitian deskriptif kualitatif, dimana riset yang bersifat deskriptif (menggambarkan) dan menggunakan analisis, dengan metode pengumpulan data melalui observasi (pengamatan), wawancara dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan cara mereduksi data yang tidak relevan, memaparkan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 yakni terlaksananya pendidikan karakter yang baik, perencanaan pembelajaran PAI yang inovatif dan evaluasi pembelajaran yang baik. 2) Pengembangan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di MTsN Kediri 2 pula dilakukan beberapa upaya pengembangan madrasah yang terdiri dari The Real Curriculum dan The Hidden Curriculum serta pengembangan karakter melalui berbagai kegiatan keseharian positif peserta didik di luar kegiatan belajar mengajar. 3) Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di MTsN Kediri 2 adalah tersedianya sarana-prasarana kelas yang baik, minat belajar siswa yang bagus, suasana kelas yang nyaman, lingkungan kelas yang bersih, perhatian guru pada siswa, contoh keteladanan guru dan beberapa kegiatan positif di madrasah dan faktor penghambatnya masih adanya beberapa guru yang kurang perhatian pada siswa, peran orang tua yang kurang bijak serta lingkungan pergaulan peserta didik di luar madrasah.
Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Mata Pelajaran PAI
xviii
ABSTRACT Latifah, Ismi. 2015. The Implementation of the Character Education on The Subject of PAI In MTsN Kediri 2, Thesis, Department of Islamic Education, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, State Islamic University of Maulana Malik Ibrahim Malang. Supervisor: Drs. H. BakhruddinFannani,M.A ==================================================================== Character education is a process of transformation of the values of life to be cultivated in a person's personality or learners to become one in the behavior of the person's life. Character education is not just to teach what is right and wrong, more than that of the character education instill good habits so that students come to understand what is right and what is wrong, and can feel good grades so that students will be able in terms of doing things such good. The scope of the problem in this research focuses on 1) to describe the implementation of character education on the subjects of PAI in Kediri MTsN 2, 2) development of implementation of character education on the subjects of PAI in Kediri MTsN 2, 3) supporting factors and the factors inhibiting the implementation character education on the subjects PAI of MTsN I in Kediri. This kind of research method that is descriptive qualitative research, where research is descriptive (describing) and using the analysis, the method of collecting data through observation (observation), interviews and documentation which is then analyzed by reducing irrelevant data, presented data and draw conclusions of The Implementation of the Character Education on The Subject. The results showed that, 1) the implementation of character education on the subjects of PAI in Kediri 2 MTs Negeri the implementation of good character education, lesson planning and evaluation of innovative PAI good learning. 2) Development of the implementation of character education on the subjects of PAI in Kediri MTsN 2 also made several attempts madrasah development consisting of The Real Curriculum and The Hidden Curriculum and the development of character through the positive daily activities of learners outside the teaching and learning activities. 3) supporting factors and the factors inhibiting the implementation of character education on the subjects of PAI in Kediri MTsN 2 is the availability of good-class infrastructure, a great interest in student learning, classroom atmosphere that is comfortable, clean classroom environment, teachers' attention on students, exemplary examples teachers and some positive activities in madrassas and the inhibiting factor is the presence of several teachers who are less attentive to the students, the role of parents who are less wise and milieu learners outside.
Keywords: Character Education, Subjects PAI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek pemegang peranan penting yang menandai maju tidaknya suatu peradaban bangsa dan negara, pasalnya kebanyakan negara yang besar dan maju adalah negara yang memiliki tingkat kualitas pendidikan yang baik pula. Pendidikan juga dipandang sebagai salah satu bentuk investasi dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Maka dalam hal ini pendidikan bersifat terencana agar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki serta berperan pokok pada pembentukan generasi muda yang cerdas. Usaha peningkatan mutu pendidikan pun sangat dibutuhkan untuk menentukan arah dan masa depan calon penerus bangsa baik dari segi sumber daya ataupun media yang dibutuhkannya. Adapun esensi fungsi dari adanya pendidikan itu sendiri di Indonesia telah dicantumkan pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yakni: “Pendidikan nasional memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab”1 1
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Bab I, Pasal 3 ayat I, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 2
1
2
Dalam UU di atas telah disinggung bahwasanya salah satu komponen fungsi pendidikan nasional itu sendiri adalah tujuan berakhlak mulia, maka jelas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ini peran pendidikan tidak hanya berupaya untuk memperbaiki segi aspek kognitif kualitas keilmuan dan pengetahuan suatu masyarakatnya saja, tetapi juga berfungsi sebagai pembentukan karakter masyarakat dalam suatu bangsa itu sendiri, dengan kata lain pendidikan tidak hanya mendidik para peserta didiknya untuk menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya agar berakhlak mulia. Di sisi lain seiring berjalanya waktu arus globalisasi pun mulai menggerogoti dunia pendidikan, nampaknya nilai-nilai pendidikan agama pun yang terdapat pada diri manusia sudah tidak lagi dipegang sebagai pedoman hidup, kehidupan sekuler telah merajalela masuk di berbagai sektor terutama pendidikan, sehingga pembentukan karakter dan nilai pendidikan peserta didik yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Saat ini pendidikan di Indonesia dinilai oleh banyak kalangan tidak bermasalah dalam hal mencerdaskan para peserta didiknya, namun dinilai kurang berhasil dalam hal membangun kepribadian peserta didiknya agar berkarakter dan berakhlak mulia. Oleh karena itu muncul isu pendidikan karakter yang terkini diperbincangkan semua kalangan intelektual serta dirasa perlu diupayakan sebagai kebutuhan yang mendesak. Pendidikan karakter juga dirasa penting untuk semua jenjang pendidikan, yakni dimulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Secara umum, pendidikan karakter sesungguhnya dibutuhkan sejak anak berusia dini. Apabila karakter anak
3
sudah terbentuk sejak anak berusia dini, ketika dewasa nantinya tidak akan mudah terpengaruh atau berubah karena adanya segala intervensi atau godaan yang datang merayu dan menggiurkan di masa depan.2 Dengan adanya pendidikan karakter sejak usia dini diharapkan persoalan mendasar dunia pendidikan yang akhir-akhir ini sering menjadi keprihatinan bersama karena terjadinya kemerosotan nilai dan akhlak dapat diatasi. Maka nantinya pendidikan di Indonesia ini sangat diharapkan dapat mencetak alumni pendidikan yang unggul, yakni para anak bangsa yang cerdas, beriman, bertakwa, berakhlak mulia serta mempunyai keahlian di bidangnya dan berkarakter. Maka sejatinya perlu dikawal atas implementasi atau pelaksanaan pendidikan karakter ini di semua lapisan jenjang sekolah. Tidak mudah memang untuk melaksanakan hal tersebut, maka penting dengan hal itu salah satunya perlulah kepiawaian guru dalam menginternalisasikan pendidikan karakter tersebut ke dalam segala aspek mata pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik di sekolah. Dalam hal ini guru berperan menjadi center figure dalam membentuk dan mengembangkan peserta didik yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki kepribadian yang berakhlak mulia dalam kesehariannya. Untuk mencapai hal tersebut salah satunya perlu dirasa adanya internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter pada diri peserta didik melalui mata pelajaran di sekolah. Bahkan tidak hanya pada mata pelajaran umum saja yang diutamakan, tetapi juga termasuk pentingnya peran mata
2
Akhmad Muhaimin, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 15
4
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah terutama madrasah untuk membentengi peserta didik dalam pembinaan akhlak yang diharapkan nantinya dapat agar menjadikan peserta didik menjadi insan yang unggul dan berkarakter. Adapun dalam hal ini Madsarah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 atau biasa disebut dengan MTsN Kediri 2 di kota Kediri merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan departemen agama dan menjadi sorotan lembaga pendidikan madrasah setingkat lainnya karena dipandang sebagai madrasah yang berkarakter baik dan unggul di kota Kediri, adapun letak lokasinya berada di Jalan Sunan Ampel No.12, Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota, Kediri, Jawa Timur. Madrasah ini adalah termasuk salah satu madrasah yang memprioritaskan adanya upaya implementasi pendidikan karakter, dapat dilihat dalam salah satu isi visi madrasah ini adalah unggul dalam pembinaan akhlaqul karimah dengan misi menciptakan madrasah yang berbasis nilai-nilai agama, empati, dan intelektualitas sehingga menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam yang bernuansa kebangsaan dan berakhlakul karimah. Selain itu pula madrasah ini mengupayakan pelaksanakan pembelaiaran dan bimbingan secara efektif, kreatif dan inovatif sehingga setiap peseta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sesuai dengan tujuan tersebut madrasah ini pula melakukan penanaman nilai-nilai dan pembiasaan berakhlakul karimah pada peserta didik yang salah satunya dapat diberikan atau diintegrasikan oleh guru-guru pada mata pelajaran PAI yang meliputi mata pelajaran Aqidah Akhlak, Fiqh, Qur‟an Hadits dan Sejarah Kebudayaan Islam
5
dengan didukung oleh upaya proses belajar mengajar (KBM) yang dilakukan secara efektif beserta upaya pengembangan lainnya di luar mata pelajaran, dengan tujuan agar nantinya dapat membangun karakter dan membentuk pembiasaan berakhlak karimah. Maka atas dasar pemikiran tersebut, penulis mengangkat judul: “IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN
KARAKTER
PADA
MATA
PELAJARAN PAI DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KEDIRI 2”
B. Rumusan Masalah Dari adanya latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2? 2. Bagaimana pengembangan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2? 3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2?
C. Tujuan Penelitian Dari adanya rumusan masalah di atas maka tujuan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan atau implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
6
2. Untuk mengetahui pengembangan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis. Adapun secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat antara lain: 1. Pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan a. Secara umum temuan penelitian ini diharapkan dapat memberi dukungan terhadap hasil penelitian sejenis tentang implementasi pendidikan karakter yang telah diadakan sebelumnya b. Memberikan kontribusi yang berdaya guna secara teoritis, metodologis dan empiris bagi kepentingan akademis (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) dalam bidang pengkajian konsep pembelajaran terutama pada konsep pengembangan karakter siswa melalui implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI 2. Pendidik dan tenaga kependidikan a. Dapat
dijadikan
bahan
evaluasi,
peningkatan
ataupun
pengembangan mutu kualitas karakter pada peserta didik di
7
madrasah, dan sebagai pengajar di tingkat Madrasah Tsanawiyah yang professional dalam membentuk dan mengembangkan karakter peserta didik
melalui
kegiatan belajar mengajar
berlangsung di dalam maupun pengembangan di luar kelas Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Lembaga pendidikan a. Informasi bagi para pendidik di madrasah dalam upaya penanaman, pengembangan dan penginternalisasian nilai-nilai karakter pada peserta didik b. Bahan masukan untuk Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 dalam
merencanakan,
melaksanakan
serta
mengevaluasi
pelaksanaan pendidikan karakter, perkembangan akhlak atau karakter peserta didik di madrasah dalam kesehariannya c. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka turut meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
2. Peneliti dan calon peneliti a. Bagi peneliti: penelitian ini digunakan sebagai upaya untuk mengkaji secara ilmiah tentang implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
8
b. Bagi calon peneliti: diharapkan penelitian ini dapat menginspirasi calon peneliti untuk mengkaji kembali di kemudian hari atau mengembangkannya di bidang lain E. Ruang Lingkup Penelitian Dalam skripsi ini terdapat ruang lingkup pembahasan yang akan dikaji. Hal ini untuk menghindari kekaburan dan kesimpangsiuran dalam pembahasan, sehingga dapat mengarah kepada pokok bahasan yang ingin dicapai. Adapun ruang lingkup pembahasan pada skripsi ini adalah : 1. Penelitian ini hanya membahas tentang pelaksanaan atau implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 2. Pengembangan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 3. Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
F. Definisi Istilah Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang arah penulisan skripsi ini maka penulis menjelaskan terlebih dahulu definisi istilah dalam pemilihan judul ini yaitu: 1. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu peserta didik sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan
9
nilai-nilai etika. Pendidikan karakter yang dimaksudkan dalam hal ini merupakan
sebuah
proses
transformasi
nilai-nilai
kehidupan
untuk
ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang atau peserta didik sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut.3 2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di madrasah merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan sangat strategis dan signifikan dalam proses pembentukan akhlak pribadi siswa. Pendidikan agama Islam (PAI) secara umum dapat dipahami sebagai upaya untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam. Sehingga menjadi pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.4 Mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang diajarkan di madrasah ini mempunyai sub-sub pembagian tersendiri yang meliputi mata pelajaran Aqidah Akhlak, Fiqh, Qur‟an Hadits, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
G. Penelitian Terdahulu Dalam rangka membantu menyajikan penulisan penelitian ini, maka penulis juga mencantumkan hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini
3
Dharma Kesuma, Dkk. Pendidikan Karakter (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 5 Shindunata, Menggagas Paradigma Pendidikan, Demokrasi, Otonomi, Civil Society, Globalisasi (Yogjakarta: Kanisius, 2000), hlm. 210 4
10
dilakukan untuk mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka pemikiran dengan harapan hasil penelitian dapat tersaji secara originalitas dan mudah dipahami. 1. Muhammad Zaini Bakhtiar (08110193) Jurusan: Pendidikan Agama Islam Judul: “Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lamongan” Metode Penelitian: Kualitatif Hasil: Hasil penelitian ini memaparkan bahwa konsep pembentukan karakter di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lamongan tertata dengan rapi, yakni mewajibkan semua siswa untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang telah teragendakan. Proses penerapan pembentukan karakter ini dilakukan pada kegiatan intra maupun ekstra sekolah atau melalui kegiatan pembelajaran maupun ekstra sekolah seperti keagamaan. 2. Mansur (06310062) Jurusan: Pendidikan Agama Islam Judul: “Hubungan Antara Pendidikan Agama Islam Dengan Pembentukan Karakter Siswa Kelas VII SMP Islam Al-Ma‟arif Singosari Malang” Metode Penelitian: Kualitatif Hasil: Dapat diketahui bahwa mata pelajaran dan penerapan nilai-nilai moral dan akidah pada pelajaran pendidikan agama islam (PAI) dan penerapan nilai-nilai moral dan akidah pembelajaran pendidikan agama islam dapat membentuk
11
karakter siswa dengan baik dan tak terlepas dari faktor-faktor pendukung yang ada di sekolah tersebut. 3. Nur Azizah (07110056) Jurusan: Pendidikan Agama Islam Judul: “Pendidikan Karakter Dalam Prespektif Al-qur‟an” Metode Penelitian: Kualitatif Hasil: Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dalam Al-qur‟an dan Hadits telah terdapat secara jelas mengenai pendidikan karakter dari segi potensi diri seseorang itu sendiri mempunyai karakter maupun faktor dari luar, yakni lingkungan yang mempengaruhi. 4. Sukatno (06110193) Jurusan: Pendidikan Agama Islam Judul: “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen” Metode Penelitian: Kualitatif Hasil: Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru PAI yang bekerjasama dengan guru-guru lainnya bisa membentuk karakter siswa dengan baik melalui program atau budaya yang telah diterapkan di sekolah. 5. Ahmad Syaiful Ulum (10110088) Jurusan: Pendidikan Agama Islam Judul: “Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Melalui Pendidikan Akhlak Mulia di SMA Negeri 1 Turen”
12
Metode Penelitian: Kualitatif Hasil: Bahwa usaha pembinaan akhlak melalui pendidikan akhlak mulia di SMA Negeri 1 Turen adalah dengan memberikan materi akhlak mulia. Pendidikan akhlak mulia ini merupakan sebuah mata pelajaran khusus yang ada di SMA Negeri 1 Turen yang dirasa sesuai dengan kebutuhan remaja (peserta didik) saat ini. Maka dari rujukan adanya penelitian terdahulu yang sudah dilakukan di atas, posisi penelitian yang berbeda sekarang ini akan dilakukan oleh peneliti dengan judul: “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2”.
H. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan ini menunjukkan urutan gambaran pembahasan menyeluruh dari awal hingga akhir, terdiri dari enam bab yang penulis susun secara sistematis sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi istilah, penelitian terdahulu dan sistematika pembahasan
BAB II
Kajian pustaka yang menguraikan teori-teori yang sesuai dengan topik penelitian. Di mana teori diambil dari berbagai literatur yang berhubungan dengan pendidikan karakter, meliputi: pengertian pendidikan karakter, etika, nilai moral dan budi pekerti, tujuan
13
pendidikan karakter dan peran guru sebagai pendidik karakter. Kemudian mengenai mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI). meliputi: pengertian pendidikan agama Islam (PAI), tujuan pendidikan agama Islam (PAI), landasan pendidikan agama Islam (PAI), fungsi pendidikan agama Islam di sekolah, karakteristik mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah BAB III
Metode penelitian yang berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan serta tahap-tahap penelitian
BAB IV
Hasil penelitian, berisi tentang deskripsi data hasil penelitian
BAB V
Pembahasan Hasil Penelitian, dalam bagian ini peneliti akan membahas hasil temuan untuk menjawab rumusan masalah dan pencapaian tujuan penelitian
BAB VI
Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Karakter 1. Pengertian Pendidikan Karakter, Budi Pekerti, Etika, Nilai, dan Moral Kata pendidikan sudah tidak asing terdengar dalam kehidupan kita, banyak sekali tokoh atau ahli pendidikan yang memaparkan tentang pengertian pendidikan ini dengan konsep yang berbeda-beda. Adapun pengertian urgen dari istilah pendidikan tersebut juga telah dirumuskan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 UU RI Nomor 20 tahun 2003 yakni: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”.5 Ki Hajar Dewantara sang tokoh pelopor pendidikan Indonesia menyatakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan nilai moral (kekuatan batin atau karakter), fikiran (intellect) dan tumbuh anak yang satu dan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras.6 Definisi lain juga diungkapkan oleh George F.Kneller bahwa pendidikan memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak, ataupun kemauan
5 6
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, op.cit., hlm. 2 Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), hlm. 2
14
15
fisik individu. Dalam arti sempit bahwa pendidikan adalah suatu proses mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan dari generasi ke generasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan.7 Selanjutnya pengertian dari istilah karakter sendiri banyak sekali yang berpendapat bahwa kata karakter hampir sama atau berhubungan dengan kata seperti budi pekerti, etika, nilai dan moral. Adapun secara harfiah kata karakter adalah berasal dari bahasa Inggris, yaitu “character” yang berarti watak, karakter atau sifat. Asal-usul kata karakter lain dari bahasa Yunani yang berarti to mark artinya cetak biru, format dasar, sidik, seperti sidik jari.8 Sedangkan dalam bahasa Indonesia, watak diartikan sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya, dan berarti pula tabiat, dan budi pekerti. 9 Menurut Wyne yang dikutip oleh E. Mulyasa, mengemukakan bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu “character” yang berarti menandai dan memfokuskan penerapan nilai-nilai kebaikan dalam tindakkan nyata dan sehari-hari.10 Dirjen pendidikan agama Islam (2010) mengemukakan bahwa karakter dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada prilaku individu yang bersifat unik, dalam arti secara khusus ciri ini membedakan individu dengan individu yang lain.11
7
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 20 Ngainun Naim, Character Building (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 51 9 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan (Jakarta: Raja Garvindo Persada, 2013), hlm. 163 10 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi aksara, 2011), hlm. 3 11 Ibid., hlm. 4 8
16
Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang-orang di sekitar dan lingkungannya. Prilaku yang berlaku sehari-hari baik sikap maupun tindakan. Karakter juga merupakan jati diri yang melekat pada individu, dengan menunjukkan nilai-nilai prilaku tertentu yang membedakan antara individu satu dengan yang lainnya. Karakter dalam pengertian ini menandai dan memfokuskan pengaplikasian nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan dan tingkah laku. Orang-orang yang tidak mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan tentu saja berkarakter jelek, sedang yang mengaplikasikan berkarakter mulia. Istilah lain dari karakter juga terdapat dalam bahasa Arab yakni Akhlak yang diartikan sama atau mirip dengan kata budi pekerti. Akhlak pada dasarnya adalah mengajarkan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan tuhan Allah Sang Penciptanya, sekaligus bagaimana seseorang harus berhubungan dengan sesama manusia dalam kehidupannya. Budi pekerti dalam bahasa Sansekerta berarti tingkah laku atau perbuatan yang sesuai dengan akal sehat. Perbuatan yang sesuai dengan akal sehat itu yang sesuai dengan nilai-nilai dan moralitas masyarakat, jika perbuatan itu menjadi kebiasaan dalam masyarakat, maka akan menjadi tata karma di dalam pergaulan masyarakat. Adapun menurut Edi Setyawati bahwa ada lima jangkauan nilai budi pekerti, yaitu
17
sikap dan perilaku dalam hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa, serta alam semesta.12 Kemudian selanjutnya kata etika juga disebut berhubungan dengan karakter, Adapun pengertian etika menurut Bertens yakni mengandung multi arti. Pertama, etika dalam arti seperangkat nilai atau norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang bertingkah laku. Kedua, etika diartikan sebagai kumpulan prinsip atau nilai moral, maka etika dalam hal ini lebih sebagai kode etik. Ketiga, etika diartikan sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk.13 Disisi lain istilah nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan yang paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.14 Menurut Steemen, nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi, yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari
12
Suparno, Teori Perkembangan Kognitif Piaget (Yogjakarta: Penerbit Kanisius, 2002), hlm. 20 Bertens, Etika Umum (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), hlm. 31 14 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 56 13
18
sekedar keyakinan, nilai selalu menyangkut pola pikir dan tindakan, sehingga ada hubungan yang amat erat antara nilai dan etika.15 Nilai merupakan preferensi yang tercermin dari perilaku seseorang, sehingga seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tergantung pada sistem nilai yang dipegangnya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Kelven Hall dalam jurnalnya sebagai berikut: “ Values are both more general and more central to my personality than are my atthitudes. A value is an enduring preference for a mode of conduct (e.g., honesty) or a state of existence (e.g., inner peace). A person’s values cluster together to form a values system, that is, an organization of values in terms of their relative importance”.16 Artinya bahwa: "Nilai keduanya lebih umum dan lebih penting bagi kepribadian saya dari pada atthitudes saya. Nilai adalah preferensi abadi untuk modus perilaku (misalnya, kejujuran) atau keadaan eksistensi (damai misalnya, batin). Nilai-nilai seseorang cluster bersama untuk membentuk sistem nilai, yaitu, sebuah organisasi nilai-nilai dalam hal kepentingan relatif mereka". Adapun kata yang berhubungan lainnya dengan karakter adalah norma, yang dalam hal ini juga berarti aturan, ukuran, patokan, kaidah bagi pertimbangan dan penilaian atas perilaku manusia. Menurut Magnis Suseno bahwasanya membedakan norma menjadi dua, yaitu norma umum yang terdiri dari norma moral dan norma hukum, serta norma khusus yaitu norma sopan santun yang hanya berlaku pada wilayah dan waktu tertentu. Norma sopan santun terbentuk oleh kebiasaan masyarakat di daerah tertentu maka umumnya tidak tertulis, tetapi menjadi kebiasaan 15
Eka Darmaputera, Pancasila, Identitas dan Modernitas Tinjauan Etis dan Budaya (Jakarta: BKP Gunung Mulia, 1987), hlm. 7 16 Kelven Hall, Readings in Value Development (New Yersey: Paulist Press, 1982)
19
lisan saja, yang jika dilanggar akan mendapat celaan dari masyarakat, tetapi jika ditaati akan mendapat pujian dari masyarakat.17 Dan kata yang berhubungan terakhir dengan katrakter adalah moral, dalam pandangan Sastrapraptedja diungkapkan bahwa pengertian moralitas yakni segala hal yang terkait dengan dengan moral, terkait dengan prilaku manusia dan norma-norma yang dipegang masyarakat yang mendasarinya.18 Oleh sebab itu, moralitas merupakan sistem nilai tentang bagaimana seseorang seharusnya hidup secara baik sebagai manusia. Moralitas itu terkandung dalam aturan hidup bermasyarakat dalam berbagai bentuk kebiasaan, seperti tradisi, petuah, peraturan, wejangan, perintah, larangan, dan lain-lain. Moral dan juga etika juga mempunyai peranan yang sama yaitu memberi orientasi atau pegangan hidup tentang bagaimana seseorang harus melangkah dalam hidup ini. Nilai moral berkaitan erat dengan baik-buruk yang menuntut jawaban seseorang, yang biasanya lebih berdasarkan kepada nilai fundamental dalam hidup.19 Dari sekian banyak pandangan arti tentang pendidikan karakter dan istilah lain yang berhubungan dengannya, pada esensinya pendidikan karakter sesungguhnya dalam hal ini adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu peserta didik sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika.
17
Magnis Suseno, Etika Jawa, Sebuah Analisis Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa (Jakarta: Penerbit PT Gramedia, 1985), hlm. 46 18 M Sastrapratedja, Pendidikan sebagai Humanisasi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Sanata Dharma, 2001), hlm. 15 19 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 54
20
Pendidikan karakter yang dimaksudkan dalam hal ini merupakan sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang atau peserta didik sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Pendidikan karakter melibatkan pendidikan moral, pendidikan nilai dan juga agama, artinya pendidikan moral berfungsi sebagai dasar bagi sebuah pendidikan karakter, berupa keputusan moral individual, yakni apakah ia akan menjadi manusia yang baik atau yang buruk, berkaitan dengan batin seseorang, berupa keputusan, pilihan yang bebas dan bertanggung jawab. Selanjutnya, pendidikan nilai berkaitan dengan nilai-nilai budi pekerti, tata krama, sopan santun dalam masyarakat dan akhlak, berfungsi membantu peserta didik mengenal, menyadari pentingnya dan menghayati nilai-nilai yang pantas dan semestinya dijadikan panduan bagi sikap dan perilaku manusia, baik secara perorangan maupun bersama-sama dalam suatu masyarakat, serta agama yang dijadikan landasan manusia untuk pedoman hidup serta berprilaku yang sesuai dengan kaidah ajarannya.
2. Tujuan Pendidikan Karakter Pada dasarnya konsep awal pendidikan karakter adalah seperti tujuan pendidikan yang pada intinya yaitu memanusiakan manusia, membangun dan membentuk insan kamil atau manusia yang seutuhnya. Maksudnya adalah pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan kemampuan
21
yang dimilikinya serta dapat mengubah dan membentuk hidup manusia secara mandiri, cerdas dan berkarakter seutuhnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam proses pendidikan maupun proses belajar
mengajar
bahwasanya
perkembangan
perilaku
peserta
didik
dan
pemahamannya mengenai nilai-nilai moral seperti keadilan, kejujuran, rasa tanggungjawab serta kepedulian terhadap orang lain merupakan elemen yang harus ditanamkan agar peserta didik nantinya mampu membuat pertimbangan secara matang atas perilakuya dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hal tersebut didukung oleh statement Mark dan Terence yakni: “Morality is directed and constructed to perform a large range of independent functions to prohibit destruction and harm, to promote harmony and stability, to develop what is best in us. It promotes the social and economic conditions that sustain mutually beneficial trust and cooperation, articulates ideals and excel lence, sets priorities among the activities that constitute our lives“20 Artinya adalah: "Moralitas diarahkan dan dibangun untuk melakukan berbagai macam fungsi independen untuk melarang perusakan dan membahayakan, untuk mempromosikan harmoni dan stabilitas, untuk mengembangkan apa yang terbaik dalam diri kita. Hal ini mendorong kondisi sosial dan ekonomi yang menopang kepercayaan yang saling menguntungkan dan kerjasama, mengartikulasikan citacita dan unggul, menetapkan prioritas di antara kegiatan yang merupakan hidup kita". Dari konsep tersebut dapat dimengerti bahwasanya perlunya keseimbangan keharmonisan atau stabilitas antara keseimbangan dimensi kognitif dan afektif dari diri kita dalam proses pendidikan untuk membentuk manusia yang seutuhnya. 20
Driyarkarya. Driyarkarya tentang Pendidikan (Yogjakarta: Kanisius, 1991), hlm. 58
22
Adapun tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah, diantaranya sebagai berikut: 1. Mengubah dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. 2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. 3. Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.21 Hal ini selaras dengan statement yang dikemukakan oleh Fakry Ghaffar tentang tujuan pendidikan karakter yakni sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian peserta didik sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan peserta didik tersebut. Dari tujuan tersebut, ada tiga ide pemikiran penting yaitu:22 1) Proses transformasi nilai-nilai 2) Ditumbuhkembangkan dalam kepribadian 3) Menjadi satu dalam perilaku
21 22
Dharma Kesuma Dkk, op.cit., hlm. 9 Dharma Kesuma Dkk, op.cit., hlm. 5
23
Ada beberapa pula mengenai jenis bimbingan karakter berdasarkan tujuannya yang selama ini dikenal dan dilaksanakan dalam proses pendidikan karakter diantaranya yakni: 23 1. Pendidikan karakter berbasis nilai religius yang merupakan kebenaran wahyu tuhan (konversi moral) 2. Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berbasis budi pekerti, pancasila, apresiasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh sejarah, dan para pemimpin bangsa (konservasi budaya) 3) Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konservasi lingkungan) Maka dalam hal ini pendidikan karakter berarti bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga siswa dididik menjadi paham (domain kognitif) tentang mana yang benar dan yang salah, mampu merasakan (domain afektif) nilai yang baik serta mampu melakukannya (domain psikomotorik), sehingga komponen pendidikan karakter harus melibatkan bukan hanya aspek ”knowing the good” (moral knowing), tetapi juga ”desiring the good” atau ”loving the good” (moral feeling) dan ”acting the good” (moral action).24 Sedangkan tujuan pendidikan karakter dalam prespektif Al-Qur‟an sendiri sebenarnya lebih ditekankan pada membiasakan seseorang agar mempraktikkan dan
23
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multi Dimensional (jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 29 24 Abdul majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 31
24
mengamalkan nilai-nilai yang baik dan menjauhi nilai-nilai yang buruk dan ditujukan agar manusia mengetahui tentang cara hidup, atau bagaimana seharusnya hidup. Pendidikan karakter dalam al-qur‟an ditujukan sebagai berikut: 1. Mengeluarkan dan membebaskan manusia dari kehidupan yang gelap (tersesat) kepada kehidupan yang terang (lurus). (Qs. Al-Ahzab, 33 : 43)
Artinya:
“Dialah
yang
memberi
rahmat
kepadamu
dan
malaikat-Nya
(memohonkan ampunan untukmu), supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang) dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”.25
2. Menunjukkan manusia dari kehidupan yang keliru kepada kehidupan yang benar. (Qs Al-Jumu‟ah, 63 : 2)
25
Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2008), hlm. 423
25
Artinya: “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (AsSunnah), dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.26 3. Mengubah manusia yang biadab (jahiliyah) menjadi manusia yang beradab. (Qs. Al-Baqarah, 2 : 67)
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Musa Berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”.27 4. Mendamaikan
manusia
yang
bermusuhan
menjadi
bersaudara,
dan
menyelamatkan manusia yang berada di tepi jurang kehancuran, menjadi manusia yang selamat dunia akhirat. (Qs. Ali Imran, 3 : 103)
26 27
Ibid., hlm. 553 Ibid., hlm. 10
26
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.28 Tujuan pendidikan karakter yang demikian tersebut, telah berhasil dilakukan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. Abul Hasan Ali al-hasani al-Nadawiy pernah berkata bahwa Muhammad bin Abdullah diutus oleh Allah SWT sebagai Nabi dan Rasul tepat dalam keadaan dunia laksana suatu bangunan yang sedang digoncang hebat sekali oleh gempa, sehingga semua isinya berantakan tidak berada di tempat semestinya”.29
28 29
Ibid., hlm. 63 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan (Jakarta: Raja Garvindo Persada, 2013), hlm. 167
27
Maka dapat kita ketahui dari berbagai paparan tujuan pendidikan karakter diatas yang pada intinya tujuan pendidikan karakter adalah agar dapat membangun dan membentuk karakter seseorang atau peserta didik dalam kehidupan. Sehingga dalam kegiatan pendidikan sendiri pun diperlukan pelaksanaan semaksimal mungkin untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
3. Guru sebagai Pendidik Karakter Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian guru adalah orang yang kerjanya mengajar.30 Menurut masyarakat Jawa, guru dilacak melalui akronim gu dan ru. “Gu” diartikan dapat digugu (dianut) dan “Ru” bisa diartikan ditiru (dijadikan teladan).31 Sedangkan pengertian guru menurut UU RI Nomor 14 Bab I Pasal 1 Tahun 2005 tentang guru dan dosen adalah: “Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan dasar dan pendidikan menengah.”32 Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh tokoh Al-Ghozali bahwa guru adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, dan mensucikan hati sehingga menjadi dekat dengan Khaliqnya.33 Jadi, guru adalah semua orang yang berusaha mempengaruhi perkembangan seseorang serta memberi suri tauladan dalam membentuk kepribadian anak didik dalam bidang ibadah,
30
Anton Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 30 Hadi Supeno, Potret Guru (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), hlm. 26 32 UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta : PT. Asa Mandiri, 2006), hlm. 1 33 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Ciputat: Ciputat Press, 2002), hlm. 88 31
28
inteletual, jasmani dan rohani yang dapat dipertanggungjawabkan kepada orang tua, masyarakat serta kepada Allah SWT. Adapun betapa majunya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan alat (piranti) lunak dan kerasnya di era ini, belum mampu menggantikan peranan guru di dalam kelas, seperti video, film, televisi, radio, tepe recorder, internet, robot komputer dan lain sebagainya. Semuanya ini merupakan alat (piranti) yang dipergunakan sebagai media menjelaskan sesuatu kepada siswa. Banyak peran guru yang tidak mampu diperagakan oleh media ini, terutama berkaitan dengan unsurunsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, keteladanan yang hanya ada pada diri guru itu sendiri.34 Guru memiliki peranan yang sangat berat dan penting karena guru harus bertanggungjawab atas terbentuknya karakter siswa yang telah diamanahkan para orang tua atau wali untuk menciptakan anak didiknya menjadi terdidik, terbimbing, dan terlatih jasmani maupun rohaninya. Maka guru adalah seorang figur yang terhormat, guru menjadi ukuran dan pedoman bagi peserta didiknya serta di tengah masyarakat sebagai suri tauladan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh bapak tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara bahwa guru adalah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” arti dari pada motto ini adalah guru di depan memberi
34
Martinis dan Bansu, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 8
29
teladan, guru di tengah memberi semangat, dan guru mendorong dari belakang.35 Ini berarti bahwa keberadaan guru sangat besar dan berarti di kalangan peserta didik, guru akan merubah perilaku, guru yang memberikan memberi pengetahuan, serta menanamkan budi pekerti. Kemudian di sisi lain selain sebagai pendidik karakter, ketika sebagai pengajar formal diruang kelas pun guru haruslah dituntut lebih kreatif serta memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai berbagai metode pembelajaran secara tepat, karena guru diharapkan juga harus mampu menciptakan suatu situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar dapat memudahkan tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
B. Mata Pelajaran PAI 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.36 Adapun definisi pendidikan agama Islam juga disebutkan dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD dan MI yakni: "Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, 35
Ibid,. hlm. 9 E. Mulyasa, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 40 36
30
berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman."37 Terdapat juga beberapa tokoh yang menguraikan arti pendidikan agama Islam tersebut yakni: a. Menurut Zuhairini, pendidikan agama Islam adalah usaha untuk membimbing ke arah pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran agama Islam sehingga terjalin kebahagiaan dunia dan akhirat.38 b. Menurut Ahmad Tafsir, pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam (knowing), terampil melakukan atau mempraktekkan ajaran Islam (doing), dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being). c. Menurut Abdul Rachman Shaleh, pendidikan agama Islam yakni pendidikan yang materi bimbingan dan arahannya adalah ajaran agama yang ditujukan agar manusia mempercayai dengan sepenuh hati akan adanya Tuhan, patuh dan tunduk melaksanakan perintahnya dalam bentuk beribadah dan berakhlak mulia.39 d. Menurut Muhaimin, pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan 37
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD dan MI Zuhairini dan Abdul Ghofur, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Malang: Univesitas Negeri Malang Press/UM Press, 2004), hlm. 2 39 Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 5 38
31
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau laihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.40 Maka dapat kita pahami pada hakekatnya inti dari pendidikan agama Islam itu sendiri dalam hal ini bisa dikatakan adalah merupakan usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa sesuai sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitroh (kemampuan dasar) peserta didik melalui ajaran agama Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangan.41 Kemudian yang dalam proses kegiatannya ditujukan agar mencapai kedewasaan pribadi yang sesuai dengan ajaran atau tuntutan seorang muslim yaitu berdasarkan Al-qur‟an dan As-sunnah.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) Tujuan pendidikan agama Islam (PAI) secara umum terdapat dalam Garis Besar Program Pengajaran Pendidikan Agama Islam (GBPP PAI) Tahun 1994 bahwa: “Pendidikan Agama Islam (PAI) bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.42 Kemudian dalam GBPP mata pelajaran pendidikan agama Islam kurikulum 1999, tujuan PAI tersebut lebih dipersingkat lagi yaitu agar siswa memahami, menghayati, 40
Muhaimin, Paradigma Pendidikan, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam (Bandung: PT.Rosdakarya, 2008), hlm. 75-76 41 Arifin, Ilmi Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 22 42 Muhaimin, op.cit., hlm. 78
32
menyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT dan berpendidikan agama Islam mulia.43 Adapun tujuan pendidikan agama Islam menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut: 44 a. Menurut
Al-Ghazali,
tujuan
pendidikan
Islam
adalah:
pertama
kesempurnaan manusia yang puncaknya adalah dekat dengan Allah, kedua kesempatan manusia yang puncaknya kebahagiaan didunia dan akhirat, karena itu berusaha mengajar manusia agar mampu mencapai tujuan-tujuan yang dirumuskan seperti di atas. b. Menurut Athiya al-Abrasi, tujuan pendidikan Islam secara umum adalah: 1) Untuk membantu pembentukan pendidikan agama Islam yamg mulia. 2) Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat. 3) Persiapan mencari rezki dan pemeliharaan segi-segi pemanfaatan. 4) Menumbuhkan semangat ilmiah (scientific spirit) pada pelajar dan memuaskan keinginan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik pengertian bahwa tujuan pendidikan agama Islam yaitu untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan diri kepribadian manusia muslim secara menyeluruh melalui latihan kejiwaan, akal,
43 44
Muhaimin, op.cit., hlm. 78 Zainuddin, dkk. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghozali (Jakarta: Bumi Aksar, 1991), hlm. 22
33
pikiran, kecerdasan, perasaan dan panca indera, sehingga memiliki kepribadian yang utama untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 3. Landasan Pendidikan Agama Islam (PAI) Landasan perundang-undangan sebagai landasan hukum keberadaan pendidikan agama Islam (PAI) pada kurikulum sekolah sangat kuat karena tercantum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 5 pasal 12 ayat 1 poin a yakni: “Bahwasannya setiap peserta didik dalam setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”.45 Tentang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia juga dicantumkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 5 pasal 36 ayat 3 yakni: “Bahwasannya kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan taqwa”46 Dengan adanya salah satu pasal dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tersebut, maka semakin jelaslah bahwa kedudukan PAI pada kurikulum sekolah dari semua jenjang dan jenis sekolah dalam perundang-undangan yang berlaku sangat kuat. Kemudian dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada Pasal 6 ayat 1 dijelaskan pula bahwa: “Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran agama dan 45 46
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, op.cit., hlm. 2 Ibid., Pasal 36 ayat 3
34
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan”.47 Dari beberapa landasan perundang-undangan di atas sangat jelas bahwa pendidikan agama merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ada di semua jenjang dan jenis pendidikan. Dengan demikian, eksistensinya sangat strategis dalam usaha mencapai tujuan pendidikan nasional secara umum.
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Fungsi merupakan kegunaan secara operasional. Adapun fungsi pendidikan agama Islam di sekolah menurut Ramayulis yakni:48 a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan kewajiban yang pertama yaitu kewajiban menanamkan ketaqwaan dan keimanan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi menumbuh kembangkan lebih lanjut pada diri anak melalui bembingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut
dapat
berkembang
secara
optimal
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan. b. Penyaluran yaitu, untuk menyalurkan anak yang memiliki bakat khusus agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan orang lain. 47 48
PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat 1 Pranowo, dkk. Tehnik Menulis Makalah Seminar (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 30
35
c. Perbaikan yaitu, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kelemahan peserta didik dalam keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. d. Pencegahan yaitu, untuk menangkal hal-hal negatif dalam lingkungan atau budaya
lain
yang dapat
membahayakan
dirinya
dan
menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. e. Penyesuaian yaitu, menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya dengan ajaran Islam. f. Sumber nilai yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut, Faisal berpendapat bahwa terdapat beberapa pendekatan yang digunakan dalam memainkan fungsi pendidikan agama Islam di sekolah sebagaimana yang dikutipkan sebagai berikut:49 a) Pendekatan nilai universal adalah suatu program yang dijabarkan dalam bentuk kurikulum. b) Pendekatan meso, adalah suatu pendekatan program pendidikan yang memiliki kurikulum, sehingga dapat memberikan informasi dan kompetisi pada peserta didik.
49
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 19
36
c) Pendekatan ekso, adalah suatu pendekatan program pendidikan yang memberikan kemampuan kebijakan pada anak untuk untuk membudidayakan nilai agama Islam. d) Pendekatan makro, yaitu pendekatan program pendidikana yang memberikan kemampuan kecukupan ketrampilan seseorang sebagai professional yang mampu mengemukakan ilmu teori, informasi, yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Dari pemaparan fungsi terkait pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah tersebut menunjukkan bahwa PAI merupakan sebuah wadah penting dalam pengembangan keimanan, penyaluran, pencegahan hal-hal negatif, penyesuaian dan sumber nilai yang akan didapatkan siswa di pendidikan sekolah.
5. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu yang dapat membedakannya dengan mata pelajaran lainnya. Begitu juga halnya mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Adapun karakteristik mata pelajaran PAI adalah sebagai berikut: 50 a) PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam.
50
Mudasir, Jurnal Pengembangan Sillabus Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk Meningkatkan Pemahaman Guru Terhadap Kompetensi Siswa
37
b) Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI. c) Diberikannya mata pelajaran PAI, bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. d) PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengahtengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya. e) Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur‟an dan al-Sunnah atau Hadits Nabi Muhammad SAW (dalil naqli). Dengan melalui metode Ijtihad (dalil aqli) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut dengan lebih rinci dan mendetail dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya. f) Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu: aqidah, syariah, dan akhlak.
38
g) Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur). Mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) itu secara keseluruhannya adalah merupakan dalam lingkup Al-Qur‟an dan Al-hadits, keimanan, akhlak, fiqih atau ibadah dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya maupun lingkungannya. Kemudian apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang umum dilaksanakan di madrasah adalah: (a) Aqidah Akhlaq, (b) Ilmu Fiqih, (c) Al-Qur’an Hadist, (d) Tarikh Islam atau Sejarah Kebudayaan Islam.51 Dan apabila dijabarkan adalah sebagai berikut: a. Pengajaran Al-Qur‟an Pengajaran Al-Qur‟an adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Qur‟an dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Qur‟an. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi pendidikan agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya. b. Pengajaran Al-Hadits Pengajaran Al-Hadits adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Hadits dan mengerti arti kandungan yang terdapat di dalam Al51
Zuhairini dan Abdul Ghafir, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Malang: UM Press) hlm. 48
39
Hadits. Akan tetapi dalam prakteknya hanya hadits-hadits tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya. c. Pengajaran Keimanan (Aqidah) Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam. d. Pengajaran Akhlak Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik. e. Pengajaran Fiqih Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar‟i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. f. Pengajaran Sejarah dan Kebudayaan Islam Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif (menggambarkan) dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Jenis penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang tidak menggunakan menghitung atau statistik tetapi melalui pengumpulan data, analisis, kemudian diinterpretasikan. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitikberatkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji dari pada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. Harapannya ialah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori, metode ini dapat membantu peneliti untuk memperoleh jawaban atas masalah suatu gejala, fakta dan realita yang di hadapi, sekaligus memberikan pemahaman dan pengertian baru atas masalah tersebut sesudah menganalisis data yang ada.52 Jadi dalam penelitian kualitatif ini peneliti bermaksud akan memaparkan data secara deskriptif dengan mengkaji dan memahami fenomena sosial yang berhubungan dengan pelaksanaan atau implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI 52
J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Kararkteristik dan Keunggulannya (Jakarta: PT grasindo, 2010), hlm. 33
41
42
di MTsN Kediri 2, kemudian dengan mengamati gejala sosial, prilaku sosial atau seseorang, upaya pengembangan maupun situasi dan kondisi yang dapat menjadi faktor pendukung maupun faktor penghambat dari pengembangan implementasi pendidikan karakter dalam penelitian tersebut sesuai dengan data dan fakta yang terjadi di lapangan (madrasah). Teknik dalam penelitian ini lebih terfokus pada pembahasan atau pemaparan tentang kualitatif, dimana penelitian deskriptif kualitatif berupaya untuk memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan tetapi memaparkan situasi.
B. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti sendiri dengan bantuan orang lain dalam mengumpulkan data. Hal itu dilakukan karena, apabila memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkannya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, sangat tidak mungkin mengadakan penyesuaian terhadap kenyatan-kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusia sebagai instrumen pulalah yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi faktor penggangu sehingga apabila terjadi hal yang demikian ia pasti dapat menyadari
43
serta dapat mengatasinya. Oleh karena itu, pada waktu mengumpulkan data di lapangan peneliti berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan.53 Berdasarkan pandangan di atas, maka kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti bertindak sebagai key instrument atau instrumen kunci. Peneliti bertindak dan terlibat langsung dalam penelitian ini di lapangan dengan mencari data sebanyak-banyaknya dan juga sevalid-validnya. Adapun penelitian ini dilakukan selama 1 bulan dari tanggal 26 Januari 2015 sampai dengan 24 Februari 2015 di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2. Maka selama proses penelitian berlangsung, peneliti akan melakukan wawancara dengan informan yang bersangkutan yakni: 1) Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 Dalam hal ini peneliti mengadakan wawancara secara mendalam dengan bapak Drs. H. Nursalim M.Pd.I selaku kepala madrasah dan bapak M. Sultan Agung, M.Pd.I selaku waka kurikulum dengan harapan dari wawancara ini diperoleh gambaran global mengenai visi misi madrasah, kegiatan pengembangan kurikulum serta budaya kegiatan belajar mengajar yang diterapkan di madrasah maupun tentang karakter keseharian siswa-siswi di madrasah. 2) Guru Mata Pelajaran PAI Dalam hal ini peneliti juga mengadakan wawancara dengan guru-guru mata pelajaran PAI (Aqidah Akhlak, Fiqh, Qur‟an Hadits dan Sejarah Kebudayaan
53
M. Djunaidi Ghoni dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Malang: AR-Ruzz Media, 2012), hlm. 33
44
Islam) di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2. Dengan harapan peneliti mendapatkan informasi dan gambaran mengenai peran guru PAI dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, pembimbing karakter dan upaya pengembangan karakter siswa di luar mata pelajaran serta pengamatan langsung di kelas dalam implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI tersebut. 3) Peserta Didik Peneliti juga melakukan wawancara dengan peserta didik dengan harapan mendapat informasi tentang keseharian kegiatan belajar PAI di kelas dan pengembangan karakter keseharian yang dilakukan oleh madrasah.
C. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 yang terletak berada di Jalan Sunan Ampel No.12, Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota, Kediri, Jawa Timur. Peneliti memilih lokasi ini karena sekolah ini merupakan salah satu madrasah yang dikenal berkualitas terbaik dan menjadi sorotan madrasah-madrasah tsanawiyah lain di kota Kediri terutama dalam hal prestasi keintelektualan, kereligiusan dan karakter. Selain itu di madrasah ini pula memiliki visi salah satunya adalah unggul dalam pembinaan akhlaqul karimah dengan misi menciptakan madrasah yang berbasis nilainilai agama, empati, dan intelektualitas sehingga menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam yang bernuansa kebangsaan dan berakhlakul karimah, maka
45
dirasa tepat jika dikombinasikan dengan judul penelitian ini agar dapat diharapkan sesuai atau relevan.
D. Data dan Sumber Data Menurut Lexy J. Moleong data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer yakni data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya melalui teknik purposive sampling. Artinya pemilihan subyek didasarkan pada subjek yang mengetahui, memahami dan mengalami langsung dalam implementasi pendidikan pada mata pelajaran PAI di MTsN Kediri 2 ini yakni: a. Kepala Madrasah dan Waka Kurikulum, sebagai informan utama untuk mengetahui perjalanan MTsN Kediri 2 serta perkembangannya dari tahun ke tahun dan juga memiliki wewenang serta kebijakan tentang segala aspek keberlangsungan madrasah. b. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI), sebagai informan dalam hal ini yang dimaksudkan adalah guru-guru yang mengajar mata pelajaran PAI di MTsN Kediri 2, meliputi guru mata pelajaran Aqidah Akhlak, guru mata pelajaran Fiqh, guru mata pelajaran Qur‟an Hadits dan guru mata pelajaran
Sejarah
Kebudayaan
Islam.
Dengan
harapan,
peneliti
mendapatkan informasi dan gambaran mengenai partisipasi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) mata pelajaran PAI dan upaya pengembangan karakter siswa yang berlangsung tersebut.
46
c. Peserta Didik, sebagai informan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PAI di kelas dan sebagai pelaku kegiatan dari upaya pengembangan karakter di madrasah. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari informasi yang telah diolah oleh pihak lain,54 yakni dengan data dan dokumen-dokumen yang ada di sekolah, yang berkaitan dengan MTsN Kediri 2. Sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh di lapangan.55 Sumber data dikumpulkan dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini. Peneliti mengelompokkan penentuan sumber data menjadi dua buah data yaitu: 1. Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau lapangan. Dalam hal ini peneliti mengamati atau observasi dan terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas ketika mata pelajaran PAI berlangsung di MTsN Kediri 2 dan melalui wawancara dengan kepala madrasah, waka kurikulum, guru PAI dan peserta didik.
54
Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Malang: UM Press, 2008), hlm. 41 55 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 213
47
2. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari informasi yang telah diolah oleh pihak lain di luar penyelidikan,56 yakni data dan dokumendokumen yang ada di sekolah.
E. Teknik Pengumpulan Data Setiap kegiatan penelitian selalu mengupayakan diperolehnya data yang sesuai atau valid, maka metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur atau kepustakaan (library research) maupun data yang dihasilkan dari lapangan (field research). Adapun metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Observasi Metode observasi (pengamatan) merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan dengan sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terhadap kejadian-kejadian yang bisa ditangkap. Menurut Sukandarrumidi, metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.57 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengamatan langsung terhadap peserta didik dan guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung serta di luar KBM tersebut.
56 57
Wahidmurni, op.cit., hlm. 41 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 69
48
Sebagai hal yang mempengaruhi instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mingkin timbul dan akan diamati, dan obyeknya adalah peserta didik dan guru mata pelajaran PAI di MTsN Kediri 2. 2. Wawancara Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya jawab langsung kepada informan agar memperoleh informasi tentang pendapat, pendirian dan keterangan lain mengenai diri orang yang diwawancarai atau keadaan tertentu dan juga penyelidikan yang dilakukan secara lisan. 58 Penggunaan metode ini, peneliti mengadakan komunikasi wawancara langsung dengan informan yaitu kepala madrasah, waka kurikulum, guru-guru mata pelajaran PAI dan peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan alat rekam atau record. Pedoman wawancara merupakan alat bantu pengumpulan berupa daftar sejumlah pertanyaan secara bebas sehingga luwes dan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi. 3. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya peneliti harus menyelidiki benda-benda tertulis, dokumen-dokumen peraturan, notulen rapat, catatan harian dan lain sebagainya.59
58 59
Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hlm. 193 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 69
49
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan melihat sumbersumber dokumen yang ada kaitannya dengan jenis data yang diperlukan. Alasan menggunakan metode ini adalah mengingat biaya, waktu dan tenaga yang terbatas, maka diperlukan cara yang efisien yaitu mengambil dokumen untuk melengkapi kekurangan dan kelemahan metode interview, dan observasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data tertulis, arsip-arsip dan dokumen-dokumen beserta gambar-gambar yang diambil di lapangan.
F. Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.60 Analisis data berarti mengkaji data dengan menggunakan pemikiran secara logis dan rasional dalam mendekati informasi yang hasilnya mendukung terhadap analisa data kualitatif. Analisa ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode analisis data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.61 Metode ini bertujuan untuk menyajikan deskripsi (gambaran) secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki. Dengan demikian analisis ini dilakukan saat peneliti berada di lapangan 60 61
Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 280 Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 11
50
dengan cara mendeskripsikan segala data yang telah didapat, lalu dianalisis sedemikian rupa secara sistematis, cermat dan akurat. Dalam hal ini data yang digunakan berasal dari wawancara dan dokumen-dokumen yang ada serta hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan. Kemudian agar data yang diperoleh nanti sesuai dengan kerangka kerja maupun fokus masalah, akan ditempuh dua langkah utama dalam penelitian ini, yaitu: a) Menganalisis data di lapangan, yaitu analisis yang dikerjakan selama pengumpulan data berlangsung dan dikerjakan terus-menerus hingga penyusunan laporan penelitian selesai. Sebagai langkah awal, data yang merupakan hasil wawancara terpimpin dengan kepala madrasah, waka kurikulum, guru-guru mata pelajaran PAI dan peserta didik difokuskan sesuai dengan fokus penelitian dan masalah yang terkandung didalamnya. Bersamaan dengan pemilihan data tersebut, peneliti mencari data baru. b) Menganalisis data yang terkumpul atau data yang baru diperoleh. Data ini dianalisis dengan membandingkan dengan data-data terdahulu. Adapun tujuan dari metode deskriptif ini adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejalagejala yang ada. 2. Mengidentifikasi
masalah
dengan
memeriksa
data-data
memperlihatkan kondisi dan praktik-praktik yang berlaku. 3. Melakukan evaluasi atau (jika mungkin) membuat komparasi.
yang
51
G. Pengecekan Keabsahan Temuan Pengambilan data-data melalui tiga tahapan, diantaranya yaitu tahap pendahuluan, tahap penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap itu, untuk pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu, jika terdapat data yang tidak relevan dan kurang memadai maka akan dilakukan penyaringan data sekali lagi di lapangan, sehingga data tersebut memiliki kadar validitas yang tinggi.62 Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan), kredibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan bahwa data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data atau kredibilitas data tersebut digunakan teknik pemeriksaan sebagai berikut: 1. Persistent Observation (ketekunan pengamatan) yaitu mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang sedang berlangsung di lokasi penelitian. Dalam hal ini yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di MTsN Kediri 2. Adapun ketekunan pengamatan bertujuan untuk memenuhi kedalaman data, ini berarti bahwa penelitian hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap fenomena atau kejadian yang ditemui.
62
Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 172
52
2. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data,63 maksudnya adalah teknik ini menggunakan beberapa sumber, metode dan teori dalam menentukan kredibilitas data. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan melalui beberapa sumber lain yaitu data dari wawancara kepada kepala madrasah, waka kurikulum, guru-guru PAI danpeserta didik serta melihat kondisi lapangan secara langsung di lapangan. Hal ini dilakukan agar dapat mendapatkan keabsahan data dengan melihat semua realitas yang tampak serta dimaksudkan untuk memeriksa dan melihat kesesuaian data yang diperoleh dari kegiatan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI yang sebenarnya di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2.
H. Tahap-tahan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat empat tahapan, yaitu: (1) tahap pra lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisis data, dan (4) tahap penulisan laporan. 1. Tahap pra lapangan meliputi kegiatan: a. Menyusun proposal penelitian b. Menentukan fokus penelitian c. Konsultasi fokus penelitian kepada pembimbing
63
Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 178
53
d. Menghubungi lokasi penelitian e. Mengurus ijin penelitian 2. Tahap pelaksanaan lapangan meliputi kegiatan: a. Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian b. Pencatatan data 3. Tahap analisis data meliputi kegiatan: a. Organisasi data b. Penafsiran data c. Pengecekan keabsahan data d. Memberi makna 4. Tahap penulisan laporan meliputi kegiatan: a. Penyusunan hasil penelitian b. Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing c. Perbaikan hasil konsultasi penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Identitas Madrasah a.
Nama Madrasah
: Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri II
b.
Kepala Madrasah
: Drs. H. Nursalim, M.Pd.I
Wakil Kepala Bidang Kurikulum : M. Sultan Agung, M.Pd.I Wakil Kepala Bidang Kesiswaan : Drs. Gijoto Wakil Kepala Bidang HUMAS
: Drs. Mudjiono, M.Pd.I
Wakil Kepala Bidang SARPRAS : Drs. Budianto, M.Pd.I KTU c. Alamat Madrasah
: Sukarno, S.Pd.I : Jalan Sunan Ampel No.12
Kelurahan Ngronggo Kota Kediri Telepon
: 0354 - 687895 Fax. 0354-687895
E-Mail
:
[email protected]
Website
: www.mtskdr2.com
d.
NSM
: 211357102004
e.
NPSM
: 20534472 54
55
2. Sejarah Madrasah Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri II merupakan lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama yang lahir berdasarkan SK Menteri Agama No.16/1978 pada tanggal 16 Maret 1978. Ketetapan itu sebagai tindak lanjut dari ditutupnya PGA 6 tahun dan dibukanya PGA baru 3 tahun (tingkat SLTA) sehingga kelas 1,2,3 dari PGA 6 tahun itu dialihkan menjadi Sekolah Tingkat Lanjutan Pertama, yang disebut Madrasah Tsanawiyah Negeri. Maka kelas 1,2,3 PGAN 6 tahun Kediri menjadi MTsN Kediri II. 3. Visi, Misi, Tujuan dan Motto a) Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri II Unggul dalam Prestasi “ I S T I K O M A H ” dan Peduli Lingkungan (ISlami, Terampil, Inovatif, KOMpetitif, AmanaH) Indikator Visi: a.
Unggul dalam pembinaan Akhlaqul Karimah
b. Unggul dalam penguasaan keterampilan dan pengembangan teknologi c.
Unggul dalam inovasi pembelajaran dan manajemen sekolah
d. Unggul dalam peningkatan Prestasi, Ujian Nasional, Olimpiade, KIR, Bahasa, Olahraga dan Seni e.
Unggul dalam prestasi Bahasa Indonesia, Arab, Inggris, dan Jawa
f.
Unggul dalam profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan
g. Unggul dalam Lingkungan Sekolah Sehat (LSS dan UKS)
56
h. Unggul dalam sarana dan prasarana pembelajaran i.
Unggul dalam meningkatkan sumber daya alam dan lingkungan.
b) Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri II 1.
Menciptakan madrasah yang berbasis nilai-nilai agama, empati, dan intelektualitas sehingga menubuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam yang bernuansa kebangsaan dan beraklaqul karimah.
2.
Mendorong penguasaan keterampilan dan pengembangan teknologi sehingga memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan kehidupan di masa mendatang.
3.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, kreatif dan inovatif sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.
4.
Menerapkan manajemen partisipatif dan terbuka dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan komite sekolah.
5.
Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga madrasah baik dalam prestasi akademik maupun nonakademik.
6.
Menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih dan indah (LSS-UKS).
7.
Mendorong dan membantu warga madrasah untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat berkembang secara optimal dan menanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan sesama.
57
c) Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri II 1.
Terwujudnya kesadaran warga madrasah mengucapkan salam dan berjabat tangan ketika bertemu, memulai pembelajaran dengan membaca do‟a dan ayat suci Al-Qur‟an dan membiasakan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah.
2.
Memiliki keterampilan berpikir (thinking skill) dan mampu mengembangkan teknologi khusunya di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT).
3.
Terciptanya kepedulian dan kesadaran seluruh komponen madrasah terhadap pentingnya kedisiplinan dan tanggung jawab, kesehatan dan keindahan lingkungan madrasah.
4.
Terjadi peningkatan kualitas pembelajaran, kuantitas sarana prasarana pembelajaran dan sarana yang mendukung peningkatan prestasi akademik maupun nonakademik.
5.
Tercapainya tingkat kelulusan 100% setiap tahun dan perolehan hasil UN rata-rata di atas 8.50 serta ada peningkatan setiap tahun.
6.
Meningkatnya siswa–siswi yang berprestasi dalam olimpiade dan Lomba Karya Ilmiah baik tingkat Kota, Propinsi, Nasional, maupun tingkat Internasional.
7.
Meningkatnya siswa–siswi yang berprestasi baik akademik maupun nonakademik pada tingkat Kota, Propinsi, Nasional, maupun tingkat Internasional.
58
d) Motto Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri II “BERPRESTASI TIADA HENTI” “HARI INI HARUS LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN,
HARI ESOK
HARUS LEBIH GEMILANG DARI HARI HARI INI” 4. Data Siswa dan Rombongan Belajar Tabel 4.1 Data siswa MTsN Kediri 2 dari tahun 2009 s/d 2015
Tahun Pelajaran
Kelas 7
Kelas 8
Kelas 9
Jumlah (Kelas 7+8+9)
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
Siswa
Rombel
2009/2010
354
9 Rbl
350
9 Rbl
354
9 Rbl
1058
27 Rbl
2010/2011
365
10 Rbl
354
9 Rbl
349
9 Rbl
1068
28 Rbl
2011/2012
320
10 Rb
348
10 Rbl
371
9 Rbl
1039
29 Rbl
2012/2013
390
11 Rbl
320
10 Rbl
348
9 Rbl
1058
30 Rbl
2013/2014
376
11 Rbl
388
11 Rbl
326
9 Rbl
1090
31 Rbl
2014/2015
375
12 Rbl
376
10 Rbl
385
11 Rbl
1136
5. Kualifikasi Data Pegawai dan Guru Tabel 4.2 Data Pegawai dan Guru MTsN Kediri 2
NO
KLASIFIKASI
1 Pegawai Tetap 2 Pegawai Tidak Tetap 3 Guru Tetap 4 Guru tidak tetap JUMLAH
JENJANG PENDIDIKAN SMA S1 S2 2 4 16 9 51 10 10 18 74 10
TOTAL 6 25 61 10 102
33
59
6. Kondisi Ruang Kelas Kelas 7
:
6 Ruang Reguler dengan kondisi baik 1 Rombel Keagamaan dengan kondisi baik 3 Rombel Excellent dengan kondisi baik 1 Rombel Akselerasi dengan kondisi baik
Kelas 8
:
7 Rombel Reguler dengan kondisi baik 2 Rombel Excellent dengan kondisi baik 1 Rombel Akselerasi dengan kondisi baik
Kelas 9
:
7 Rombel Reguler dengan kondisi baik 2 Rombel Excellent dengan kondisi baik 1 Rombel Akselerasi dengan kondisi baik
7. Data Ruang Sarana-prasarana Tabel 4.3 Ruang Sarana-prasarana No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Ruang Perpustakaan Laboratorium Bahasa Laboratorium Komputer Aula Laboratorium IPA Pertemuan Kantor Tata Usaha Kepala Madrasah Bimbingan Konseling Guru Wakil Kepala Madrasah Musik Masjid Ruang Riset Multi Media
Jumlah 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Volume 18 x 8 m2 9 x 8 m2 9 x 8 m2 16 x 30 m2 9 x 8 m2 7 x13 m2 9 x 8 m2 5 x 9 m2 5 x 8 m2 18 x 16 m2 5 x 8 m2 9 x 8 m2 2 x 16 x 26 m2 8 x 15 m2 18 x 8 m2
60
8. Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KEDIRI 2 9. KEPALA MADRASAH Drs. H. Nursalim, M.Pd.I
KETUA KOMITE MADRASAH
---------------------------------------------------------- KEPALA TATA USAHA Sukarno, S.Pd.I
WAKA. Kurikulum M. Sultan Agung, M.Pd.I
WAKA. Kesiswaan
WAKA. Humas
WAKA. Sarpras
Drs. Gijoto
Drs. Mudjiono, M.Pd.I
Drs. Budianto, M.Pd.I
PENDIDIK MTsN KEDIRI 2
PESERTA DIDIK
61
A. Paparan Data Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti memperoleh data mengenai implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di MTsN Kediri 2. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada bab ini akan disajikan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penyajian data dimaksudkan untuk menyajikan atau memaparkan data yang diperoleh dari penelitian di MTsN Kediri , sebagaimana berikut: 1. Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI Perencanaan pembelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 tersusun secara sistematis, hal ini ditunjukan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah didesain mengacu pada pendidikan karakter, ini tercantum pada point KI1 yang bertujuan untuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut oleh peserta didik, hal ini menunjukkan adanya proses pendidikan karakter agar siswa menjadi religius. Maka selanjutnya pada point KI2 telah dicantumkan lebih dari pada impementasi pendidikan karakter dalam hal sosial yakni mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong , kerjasama, cinta damai. Responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan soial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa, hal ini menunjukkan bahwa konsep pembelajaran PAI ini sudah
62
diarahkan agar peserta didik berkarakter yang pandai bergaul dalam kehidupan dan disiplin dalam keseharian. Kemudian dipaparkan pula pada RPP point KI3 yang berisi memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena kejadian memecahan serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, dengan harapan pendidikan karakter menjadikan siswa menjadi insan yang cerdas. KI4 dalam RPP mata pelajaran PAI (meliputi: fiqh, aqidah, qur‟an hadits dan sejarah kebudayaan Islam) berisi mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan dengan tujuan agar peserta didik memiliki karakter skill (ketrampilan) yang baik pula. Sedangkan pelaksanaan implementasi pendidikan karakter di MTsN Kediri 2 yakni dalam kelas (proses KBM) mata pelajaran Aqidah akhlak berlangsung guru memulai dengan mengucapkan salam, peserta didik membaca juz „amma surat adduha sampai an-nash, membaca asmaul husna bersama dan kemudian guru membuka awal kegiatan belajar mengajar, pada tahap pelaksanaan ini ada unsur 5 M, yakni: 1). Mengamati, guru membagi kelas menjadi tiga kelompok dan membagi tiga topik yang berbeda, guru mempersilahkan siswa untuk membaca dan mengamati materi
63
sesuai dengan tema yang ditentukan dengan tujuan masing-masing kelompok dapat memerankan topik 2) Menanya, pada saat berdiskusi mengalami masalah, maka siswa disilahkan bertanya pada teman lain atau bertanya secara langsung pada guru. 3) Mengeksplorasi atau mengumpulkan data atau mengeksperimen, yakni masing-masing kelompok mendiskusikan bagaimana cara memerankan topik mulai membagi karakter dan bagaimana cara mengekspresikan topik dalam peran. 4) Mengasosiasi, setiap siswa diminta untuk mengkaitkan materi yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari, dan 5) Mengkomunikasikan yakni setiap kelompok mendemonstrasikan masingmasing peran di depan kelompok lain sesuai dengan topik. Adapun KD atau kompetensi dasar pada RPP ini yakni 1.3 menghayati sifat ikhlas, taat, khauf, dan taubat dalam kehidupan sehari-hari. 2.3. membiasakan perilaku ikhlas, taat, khauf, dan taubat dalam kehidupan sehari-hari 3.3. memahami pengertian,contoh dan dampak positifsifat ikhlas, taat, khauf dan taubat 4.3. menceritakan kisah-kisah yang berkaitan dengan dampak positif dari perilaku ikhlas, taat, khauf, dan taubat dalam fenomena kehidupan. Setelah tahap pelaksanaan dilakukan evaluasi dimana beberapa kekurangan yang ada pada proses KBM nantiya akan diganti atau diperbaiki kembali, evaluasi pada tahap ini menggunakan instrument penilaian yang digunakan setelah KBM berakhir. Adapun data yang diperoleh dari hasil wawancara secara mendalam serta observasi atau pengamatan langsung dapat diketahui implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2. Berikut hasil
64
wawancara dengan kepala madrasah, waka kurikulum dan guru-guru mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang diperoleh oleh peneliti. Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala madrasah yakni bapak Drs. H. Nursalim, M.Pd.I mengatakan bahwa: “Kalau saya lihat yah mbak, saat ini memang persoalan di dunia pendidikan yang banyak terjadi adalah siswa mulai kehilangan jati dirinya, dimana nilai-nilai karakter pada diri siswa itu sendiri kurang mendapat perhatian lebih dari pendidik maupun lembaga pendidikan yang bersangkutan, akibatnya banyak sekali saat ini kejadian yang muncul bahwa antara siswa sekolah umum maupun siswa di madrasah sudah tidak ada bedanya dalam hal segi prilaku, pergaulan, lingkungan dan lain sebagainya. Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 ini mengupayakan agar siswa memiliki karakter yang berbeda dari sekolah lainnya, seperti yang kami upayakan nantinya agar siswa berkarakter militansi untuk mengamalkan ajaran agama, memilki pengetahuan agama yang mempuni, dan memiliki pemahaman sains yang mempuni pula. Maka dari itu mbak selain ilmu sains, PAI dalam hal ini berperan penting sekali sebagai pondasi pembelajaran karakter siswa di madrasah.64” Bapak M. Sultan Agung, M.Pd.I selaku waka kurikulum berpendapat: “Karaker itu kan harus dibiasakan mbak yah, apalagi kalau melihat anak zaman sekarang itu pergaulannya aneh-aneh, sebagai pendidik pasti khawatir, sehingga di madrasah ini saya harapkan mereka mendapatkan pendidikan akhlak yang baik sehingga mereka menjadi baik.65” Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Dra. H. Fasichatus Sa‟niyah selaku salah satu guru PAI pengampu mata pelajaran Fiqh di MTsN Kediri 2 sebagai berikut: “Menurut saya, sebenarnya mendidik karakter anak usia belajar madrasah tsanawiyah itu susah-susah gampang mbak, tetapi kalau saya perhatikan peserta didik di MTsN Kediri 2 ini Alhamdulillah sangat ta‟dzim kepada guru, sopan santun dan ramah. Disisi lain yang saya terapkan ketika proses kegiatan belajar mengajar PAI di kelas memang membiasakan mereka untuk selalu disiplin dalam 64
Wawancara dengan bapak Drs. H. Nursalim, M.Pd.I, Kepala Madrasah MTsN Kediri 2, tanggal 27 Januari 2015 jam 10.20 di ruang kepala madrasah 65 Wawancara dengan bapak M. Sultan Agung, M.Pd.I, Waka Kurikulum MTsN Kediri 2, tanggal 28 Januari 2015 jam 09.00 di ruang waka kurikulum
65
belajar mbak, mengerjakan tugas dengan baik serta tidak hanya itu mereka saya disiplinkan untuk selalu mengamalkan apa yang sudah mereka dapatkan dari belajar di kelas ke dalam penerapan kehidupan sehari-hari mereka.66” Dari wawancara di atas dapat kita ketahui bahwa penerapan pendidikan karakter ini penting bagi peserta didik di madrasah, bahkan di kelas pun guru tetap akan membimbing siswanya dalam berbagai hal, belajar, berteman, hidup bersama maupun dalam berprilaku sehari-hari. Adapun seperti yang kita tahu bahwa mata pelajaran PAI dalam hal ini sebagai mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh madrasah, disamping itu PAI juga mengajarkan siswa untuk berakhlak karimah dalam kehidupan. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh ibu Siti Nur Aini, M.Pd.I seorang guru Aqidah Akhlak di MTsN Kediri 2 bahwa: “Secara konten mata pelajaran PAI itu bermuatan dengan karakter loh mbak, seperti halnya jika dalam mata pelajaran aqidah akhlak tentang iman, akhlak sopan santun, religius, gotong royong, disiplin, tanggungjawab, toleransi, cinta tanah air dan lain sebagainya. Nah kita amati bagaimana siswa tersebut apakah sudah sesuai dengan prilaku keseharian tersebut apa belum, disitulah yang dinamakan proses pembiasaan karakter. Di madrasah ini biasanya dalam kegiatan belajar mengajar PAI di kelas saya membiasakan siswa untuk belajar tidak hanya memahami materi pelajarannya saja, tetapi juga esensinya harus diterapkan secara bertahap dan konstan oleh mereka.67” Hal ini didukung dengan paparan guru PAI lainnya ibu Nanik Fauziyati, S.Ag sebagai berikut:
66
Wawancara dengan ibu Dra. H. Fasichatus Sa‟niyah, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 2 Februari 2015 jam 08.15 di ruang guru 67 Wawancara dengan ibu Siti Nur Aini M.Pd.I, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 2 Februari 2015 jam 09.50 di ruang guru
66
“Sebagai salah satu guru PAI di madrasah ini, saya rasa bobot tanggungjawab baik buruknya prilaku siswa adalah tugas yang relatif berat, kalau siswanya nakal kita yang susah tapi kalau siswanya baik-baik kita yang senang mbak. Maka dalam hal ini guru harus benar-benar berupaya lebih dalam membina karakter siswa. Dalam hal kegiatan belajar mengajar di kelas justru memang haruslah karakter itu diinternalisasikan pada mata pelajaran PAI mbak, karena dasar karakter itu sendiri sumbernya adalah Al-Qur‟an dan hadits, jadi jelas kalau karakter itu tidak dapat terpisahkan oleh PAI, terutama aqidah akhlak dan AlQur‟an hadits yang merupakan penerapan dari pada karakter itu sendiri.68” Maka dari hasil wawancara yang telah disebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 yaitu pentingnya peran guru sebagai pendidik intelektual dan pendidik karakter bagi siswanya, guru mengajar siswa dengan materi sesuai dengan kurikulum dengan menggunakan proses pembelajaran mata pelajaran PAI yang baik dan efektif tanpa menyampingkan kandungan esensi nilai-nilai karakter yang terkandung di dalam mata pelajaran PAI agar diaplikasikan oleh peserta didik dalam kehidupannya dan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Pengembangan Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI Pada dasarnya bahwa setiap guru memilki harapan tersendiri akan perkembangan peserta didiknya, berbagai tujuan dan upaya pun dilakukan untuk mencapai hal tersebut, seperti demikian madrasah memiliki berbagai visi dan misi tersendiri agar peserta didiknya menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter
68
Wawancara dengan ibu Nanik Fauziyati, S.Ag, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 3 Februari 2015 jam 07.20 di ruang musik
67
sehingga nantinya dapat bersaing dengan baik dimana pun mereka berada dengan segala tantangan di masa depan. Dalam hal ini upaya pendidikan karakter pada peserta didik merupakan salah satu hal yang wajib terlaksana di madrasah, bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh guru harus mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Maka sebagai pembentuk watak peserta didik, guru harus menunjukan keteladanan dalam berprilaku, karena segala hal tentang perilaku guru akan menjadi contoh bagi peserta didik. Data yang ditemukan di lapangan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter ini tidak hanya ada pada saat proses KBM saja, tetapi juga meliputi pengembangan karakter melalui budaya sekolah, hal ini ditandai dengan banyaknya aktivitas religi peserta didik di sekolah dalam sehari-harinya. Di samping hal tersebut adapun berikut merupakan hasil paparan data temuan tentang pengembangan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di MTsN Kediri 2 yang diungkapkan oleh bapak Drs. H. Nursalim, M.Pd.I selaku kepala madrasah sebagai berikut: “Di madrasah ini kami memiliki konsep tersendiri dalam hal upaya pengembangan karakter peserta didik mbak, yakni jika dikaitkan dengan pembelajaran PAI bahwasanya proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di MTsN Kediri 2 terdiri dari The Real Curriculum atau yang dimaksud adalah kurikulum yang sudah terdesain pada mata pelajaran PAI itu sendiri yang meliputi Fiqh, Qur‟an Hadits, Aqidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam, serta The Hidden Curriculum atau kurikulum yang di desain madrasah sendiri di luar kegiatan pembelajaran PAI di kelas, seperti halnya melaksanakan beberapa kegiatan positif yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat mengamalkan nilai-nilai karakter agama pada dirinya baik ibadah yang bersifat mahdhoh maupun ibadah
68
ghoiru mahdho (mu’amalah), hal ini diterapkan agar peserta didik memiliki karakter yang religius mbak.69” Hal ini senada dengan ungkapan bapak M. Sultan Agung, M.Pd.I bahwa: “Madrasah ini punya dua grand design untuk kurikulum pengembangan mata pelajaran PAI mbak, ada The Real Curriculum dan The Hidden Curriculum, tidak luput dari itu, kami memiliki sistem evaluasi bulanan mbak, dimana kami membentuk supervisi pada setiap mata pelajaran ini yang mana supervisi ini bekerjasama dengan wali kelas dan juga orang tua dalam hal monitoring akhlak siswa di madrasah dan hasil evaluasi pembelajaran PAI tersebut nantinya akan diperbaiki secepatnya.70 Seperti halnya demikian, ibu Nanik Fauziyati S.Ag salah satu guru PAI pengampu mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 mengungkapkan bahwa: “Ada berbagai kegiatan mbak yang kami terapkan dalam upaya pengembangan karakter peserta didik di madrasah ini, seperti dalam pengembangan karakter religi ada pembiasaan setiap harinya di madrasah ini mengharuskan siswa untuk rajin sholat dhuha dan sholat dhuhur berjama‟ah, bahkan mbak biasanya kalau setiap malam itu saya sering mengirim sms (pesan singkat) kepada anak-anak untuk mengajak sholat tahajud. Di samping itu pula diharapkan pada siswa menanamkan rasa yang sepertinya merasa ada yang kurang gitu mbak kalau tidak melaksanakan sholat dhuha dan sholat tahajud, hal itu bertujuan agar siswa lebih taqorrub pada Allah dan dimudahkan dalam hal belajarnya.71” Dalam hal ini seperti inti wawancara di atas bahwa membangun karakter peserta didik mengarah pada pengertian tentang mengembangkan peserta didik agar memiliki kepribadian, prilaku, sifat, tabiat, dan watak yang mulia. Peserta didik yang memiliki karakter mulia memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan 69
Wawancara dengan bapak Drs. H. Nursalim, M.Pd.I, Kepala Madrasah MTsN Kediri 2, tanggal 27 Januari 2015 jam 10.20 di ruang kepala madrasah 70 Wawancara dengan bapak M. Sultan Agung, M.Pd.I, Waka Kurikulum MTsN Kediri 2, tanggal 28 Januari 2015 jam 09.00 di ruang waka kurikulum 71 Wawancara dengan ibu Nanik Fauziyati, S.Ag, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 3 Februari 2015 jam 07.20 di ruang musik
69
nilai-nilai yang positif serta akan selalu berusaha untuk melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan, dirinya, sesama lingkungan bangsa dan negara dengan mengoptimalkan potensi dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya. Pengembangan pendidikan karakter di madrasah sangat berarti sekali bagi peserta didik maupun guru dan warga madrasah yang ada di dalamnya, bahwa menjadikan peserta didik yang berkarakter dan unggul tidak lah mudah, untuk itu diperlukan berbagai pendekatan dalam implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI ini, menurut ibu Ratna Hidayatus Sa‟diyah, S.Pd.I sebagai salah satu guru PAI pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam menegaskan dalam proses kegiatan belajar mengajar PAI diperlukan berbagi pengembangan macam metode pembelajaran yang efektif dan mandiri bagi siswa, sebagaimana dalam ungkapan wawancara sebagai berikut: ”Biasanya untuk pengembangan pembelajaran PAI di kelas saya sering menggunakan metode pembelajaran discovery learning, diskusi dan problem based learning mbak, karena saya rasa metode tersebut cocok dan dapat membantu saya untuk menanamkan siswa agar berkarakter aktif, disiplin, saling menghargai dan mandiri dalam memecahkan suatu masalah atau kesulitan belajar tentang materi PAI di kelas, misalnya pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tentang tema khulafa’ur rasyidin, saya memperhatikan bagaimana mereka menganalisis kronologi kejadian pada kepemimpinan para khulafa’ur rasyidin, apa saja kejadian yang penting di dalamnya dan juga karakter apa yang dapat mereka ambil dari para khulafa’ur rasyidin, nah nantinya harapan saya mereka dapat mencontoh dan mempunyai karakter yang sedemikian pula.72”
72
Wawancara dengan ibu Ratna Hidayatussa‟diyah, S. Pd.I, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 4 Februari 2015 jam 10.05 di ruang piket
70
Lain halnya dengan yang dipaparkan di atas, ibu Eva Astutik, S.Pd.I selaku guru PAI pengampu mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits mengungkapkan strategi pengembangan pendidikan karakter yang tersendiri pada kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PAI (Qur‟an Hadits) di kelas, sebagaimana berikut: “Kalau saya biasanya mengajar Qur‟an Hadits ini menggunakan strategi drill mbak, jika ada beberapa ayat Al-Qur‟an dan Hadits tentang materi juga saya membiasakan mereka untuk menghafal dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kalau saya amati keseharian karakter mereka sudah cukup baik dan santun mbak, di luar dari hal itu pula pengembangan implementasi pendidikan karakter di madrasah ini memiliki supervisi yang berkoordinasi dengan wali kelas, bimbingan konseling (BK) dan juga orang tua wali siswa untuk memonitoring akhlak siswa kesehariannya, jadi bisa dikatakan semua komponen tersebut saling berperan penting.73”
Adapun pendapat salah satu peserta didik MTsN Kediri 2, Najma Shofia kelas VII-D memaparkan sebagai berikut: “Saya suka sekali mbak kalau belajar mata pelajaran agama Islam (PAI), karena bagi saya pendidikan agama itu kan perlu mbak untuk kehidupan kita di dunia dan akhirat, kalau mata pelajaran umum juga perlu memang mbak, tapi kan hanya untuk kehidupan sosial di dunia saja. Mengenai proses kegiatan belajar mengajar PAI di kelas sih enak, cepet nyantol, metode pembelajarannya juga bagus mbak, gak bikin bosen.74 Adapun terdapat data yang ditemukan oleh peneliti dari hasil pengamatan, yakni tertera pada tembok ruang ekstrakurikuler siswa bahwa ada beberapa ciri nilai khas karakter yang dikembangkan oleh MTsN Kediri 2 sebagaimana yang dirujuk dari diknas ada 18 poin nilai karakter sebagai berikut:
73
Wawancara dengan ibu Eva Astutik, S.Pd.I, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 3 Februari 2015 jam 13.00 di depan kelas 74 Wawancara dengan Najma Shofia, Peserta Didik MTsN Kediri 2, tanggal 5 Februari 2015 jam 12.20 di depan kelas
71
1. Disiplin 2. Jujur 3. Demokratis 4. Ikhlas 5. Bertanggungjawab 6. Inovatif 7. Kerja keras 8. Religius 9. Empati 10. Kreatif 11. Hidup sehat 12. Toleransi 13. Cinta ilmu 14. Cerdas 15. Percaya diri 16. Ingin tahu 17. Berpikir logis 18. Mandiri Dari 18 karakter di atas bahwasanya di MTsN Kediri 2 sudah beberapa karakter tercermin pada diri peserta didik bahkan lebih, seperti halnya karakter toleransi yang sudah ditandai dengan adanya perbedaan baik gender, kemampuan, fisik maupun
72
materi dan lain sebagainya tidak melunturkan persaudaraan antar peserta didik di madrasah ini. Karakter disiplin juga ditandai dengan keseharian peserta didik yang selalu tepat waktu pada jam masuk sekolah yakni pukul 06.30 WIB, karakter religious juga ditampakkan pada keseharian siswa ketika melaksanakan sholat dhuhur dan sholat dhuha berjamaah serta bimbingan membaca al-qur‟an setelah pulang sekolah. Adapun karakter cerdas ditunjukkan dengan kemampuan peserta didik yang cepat tanggap dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, suka bertanya juga merupakan karakter yang didapatkan dari rasa ingin tahu peserta didik yang muncul dalam diskusi di kelas. Tidak hanya itu karakter jujur dalam kehidupan peserta didik tercermin dengan ditandainya prilaku berkata apa adanya ketika dalam kelas guru menanyakan tentang PR (pekerjaan rumah), dan juga karakter mandiri yang ditandai dengan melakkan tugas secara teliti dan sendiri juga tugas kelompok yang dikerjakan dengan bersama dan serempak. Karakter inovasi juga ditampilkan oleh peserta didik melalui beberapa karya yang bagus dalam KIR dan juga prestasi kompetisi lainnya. Karakter cinta ilmu juga ditampakkan ketika KBM berlangsung maupun di luarnya peserta didik gemar membaca dan belajar di perpustakaan sekolah ketika waktu istirahat atau senggang. Dari beberapa uraian pengamatan di atas maka untuk mencapai penanaman serta pengembangan berbagai karakter di atas pada diri peserta didik tersebut secara maksimal juga MTsN Kediri 2 melakukan penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di kelas maupun upaya pengembangan pendidikan karakter PAI yang
73
dilakukan di luar kegiatan mengajar PAI tersebut di madrasah dengan pelaksanaan secara konstan dan efektif.
3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI a) Faktor Pendukung Faktor pendukung adalah sesuatu yang dapat membantu, mendukung dalam suatu hal. Dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dalam implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di madrasah, data yang ditemukan oleh peneliti dari hasil wawancara dengan ibu Eva Astutik, S.Pd.I mengemukakan bahwa: “Kalau kita pahami kembali sebenarnya esensi keberadaan PAI itu sangat berperan besar mbak bagi pengembangan karakter peserta didik di madrasah, pengalaman saya ini mbak yah, mengajar mata pelajaran PAI di kelas itu menyenangkan, dapat membimbing akhlak mereka itu juga menyenangkan. Ketika proses kegiatan belajar mengajar (KBM) mata pelajaran PAI berlangsung, hal yang mendukung terinternalisasinya pendidikan karakter ini adalah kalau kelas itu didukung oleh sarana-prasarana kelas yang baik dan bagus, minat belajar siswa, suasana kelas, kebersihan kelas dan lain-lainnya, kalau hal tersebut terpenuhi, proses belajar PAI akan berjalan lancar maka nantinya implementasi pendidikan karakter akan mengena dengan baik.75” Hal ini pula didukung oleh ibu Ratna Hidayatussa‟diyah, S.Pd.I sebagaimana dalam wawancara berikut: “Yang penting itu mbak dalam membimbing karakter anak, uswah hasanah dari lingkungan madrasah sangat lah penting, kalau gurunya baik, disiplin, religius maka peserta didik juga akan meniru, nah begitu pun sebaliknya. Selain itu berbicara tentang PAI, setiap kegiatan belajar mengajar PAI berlangsung di kelas 75
Wawancara dengan ibu Eva Astutik, S.Pd.I, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 3 Februari 2015 jam 13.00 di depan kelas
74
saya sering memberi tugas atau pekerjaan rumah (PR) kepada mereka, yang saya harapkan agar memacu mereka untuk disiplin dan bertanggungjawab atas tugas masing-masing mbak, sehingga itulah yang saya rasa merupakan menjadi faktor pendukung terlaksananya pendidikan karakter.76” Senada dengan di atas, bapak Drs. H. Nursalim, M.Pd.I memaparkan yakni: “Bagi saya, pembelajaran karakter itu ada dua mbak, yang pertama mau’idzoh hasanah dan yang kedua uswah hasanah, kalau di madrasah hal tersebut sudah dilaksanakan Insha Allah mendukung sekali terlaksananya pendidikan karakter pada peserta didik di madrasah”.77 Kemudian menurut ibu Eka Mituningsih S.Pd.I selaku guru PAI pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pula memaparkan: “Faktor pendukungnya yah adanya tata tertib madrasah, banyaknya pembiasaan kegiatan positif dalam pengembangan karakter siswa, perhatian guru kepada akhlak siswa di madrasah, dan sebagai guru yah jelas memberikan uswah hasanah terhadap siswa.78 Maka dari hasil wawancara di atas yang menjadi faktor pendukung terlaksananya implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di MTsN Kediri 2 adalah: 1. Sarana-prasarana kelas 2. Minat belajar siswa 3. Suasana kelas 4. Kegiatan pengembangan siswa di luar KBM 5. Perhatian guru terhadap siswa
76
Wawancara dengan ibu Ratna Hidayatussa‟diyah, S. Pd.I, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 4 Februari 2015 jam 10.05 di ruang piket 77 Wawancara dengan bapak Drs. H. Nursalim, M.Pd.I, Kepala Madrasah MTsN Kediri 2, tanggal 27 Januari 2015 jam 10.20 di ruang kepala madrasah 78 Wawancara dengan ibu Eka Mituningsih S.Pd.I, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 7 Februari 2015 jam 11.00 di ruang piket
75
6. Contoh keteladanan guru b) Faktor Penghambat Selain faktor pendukung ada pula faktor penghambat, dari obervasi dan wawancara yang peneliti lakukan di lapangan menunjukkan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di madrasah yakni kurangnya perhatian beberapa guru terhadap siswa dan lingkungan pergaulan siswa di luar madrasah. Ibu Siti Nur Aini, M.Pd.I mengemukakan bahwa: “Menurut saya, yang susah dalam hal ini adalah memelihara karakternya itu mbak, anak itu kan macem-macem mbak, yah ada yang nurut, ada yang agak bandel dan lain sebagainya, tapi kita sebagai guru harus tetap saja membimbing mereka. Kalau di MTsN Kediri 2 ini yang menjadi faktor penghambat terlaksananya pendidikan karakter itu terkadang kalau saya amati masih ada saja guru yang cuek, anak melanggar aturan dibiarkan, yah jadinya begitu kan anak jadi santai mbak, tapi tidak semua guru loh mbak yang seperti itu, banyak juga guru yang memperhatikan prilaku mereka sehari-hari di madrasah. Tapi manusia itu kan punya keterbatasan yah mbak, tidak bisa kita setiap hari memantau mereka secara individu atau satu-satu gitu setiap hari secara menyeluruh, jadi yah tetap kita ingatkan kalau mereka menyimpang prilakunya dan terus kita do‟akan setiap hari. Di samping itu kalau di kelas kita ajarkan mereka nilai-nilai yang baik agar mereka juga baik.79” Sebagaimana pula ibu Ratna Hidayatussa‟diyah mengatakan bahwa: “Kalau yang faktor penghambat yakni saya rasa terkadang itu orang tua peserta didik itu yah ada yang terlalu memanjakan mereka mbak, jadi mereka ada yang berkarakter manja, belum bisa mandiri gitu dibanding teman-temannya,kadang juga lingkungan pergaulan mereka di luar madrasah, yah macem-macem mbak.80 Dari beberapa data hasil wawancara di atas mengenai faktor penghambat implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di MTsN Kediri 2 yakni: 79
Wawancara dengan ibu Siti Nur Aini M.Pd.I, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 2 Februari 2015 jam 09.50 di ruang guru 80 Wawancara dengan ibu Ratna Hidayatussa‟diyah, S. Pd.I, Guru PAI MTsN Kediri 2, tanggal 4 Februari 2015 jam 10.05 di ruang piket
76
1) Kurangnya perhatian beberapa guru terhadap siswa 2) Peran orang tua yang kurang bijak dalam mendidik anak 3) Lingkungan pergaulan peserta didik di luar madrasah
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peniliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi (pengamatan) dan dokumentasi maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian. Sesuai dengan analisis data yang dipilih oleh peneliti yaitu peneliti menggunkan analisis deskriptif kualitatif (pemaparan) dengan menganalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari wawancara, observasi dan dokumentasi selama peneliti mengadakan penelitian dengan madrasah tersebut. Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisis oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah. Dibawah ini adalah hasil dari analisis peneliti, yaitu: A. Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis oleh pendidik kepada peserta didik dalam hal membimbing, memperbaiki menguasai, memimpin dan memajukan pertumbuhan jasmani dan rohani peserta didik untuk menuju pribadi yang utama. Bahwa penting sekali dalam hal ini setiap anak harus memperoleh hak atas pendidikannya sejak dini, seperti kita ketahui orang tua mendidik anaknya di rumah dengan sebaik-baik metode yang diterapkan masing-
77
78
masing keluarga, tetapi di luar dari pada itu seorang anak juga harus belajar di suatu madrasah atau sekolah yang dapat memberikan pengajaran lebih banyak dan berharga bagi perkembangan anak tersebut. Perhatian menyeluruh atas perkembangan yang dimiliki anak dalam berbagai hal sangatlah penting, seperti perkembangan kemampuan kognitif, sosial, agama maupun afektif (prilaku) anak dalam keseharian. Berhubungan dengan hal demikian madrasah merupakan tempat kedua anak untuk mencapai tujuan tersebut, di madrasah lah anak dididik untuk menjadi insan yang berkarakter. Dalam setting sekolah pendidikan karakter merupakan pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan prilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah atau madrasah. Maka hal ini mengandung makna bahwa karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran di sekolah, sehingga diarahkan pada penguatan dan pengembangan prilaku anak secara utuh, berkenaan dengan tersebut implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI sangat perlu sekali terlaksana dengan baik. Dalam pembahasan penelitian implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 ini bahwa terdapat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PAI yang baik dan sistematis di madrasah ini, pasalnya karena setiap guru PAI baik guru pengampu mata pelajaran Fiqh, Qur‟an Hadits, Aqidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam yang ada di madrasah ini sangat memperhatikan konten isi materi yang sudah disusun sesuai dengan kurikulum
79
dan menyampaikan mata pelajaran PAI di kelas dengan persiapan dan metode strategi pembelajaran tersendiri secara baik dengan tidak menyampingkan penyampaian implementasi nilai-nilai karakter yang terkandung di dalam mata pelajaran PAI itu sendiri. Guru PAI pada madrasah ini mengupayakan pengajaran yang mampu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, penyampaian materi PAI dalam kelas dilakukan sesuai dengan isi kompetensi mata pelajaran yang bertujuan agar mendapatkan pemahaman yang mendalam oleh peserta didik. Misalnya ibu Dra. H. Fasichatus Sa‟niyah sebagai guru PAI pada mata pelajaran Fiqh yang tidak hanya mengajarkan teori dalam hal ibadah saja tetapi lebih ke pemahaman peserta didik dengan mempraktekkan mata pelajaran tersebut, seperti tentang materi ibadah sholat yang juga dipraktekan peserta didik dimulai dengan niat, takbiratul ihram serta gerakan sholat seterusnya. Hal ini pula berisi maksud bahwa disiplinya melaksanakan ibadah sholat dalam keseharian peserta didik merupakan tujuan guru dalam penanaman karakter disiplin siswa dalam kehidupannya. Begitu pula dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak oleh ibu Siti Nur Aini, M.Pd.I semisal ketika menerangkan tentang iman ataupun akhlak seperti sopan santun, religius, gotong royong dan lain sebagainya dengan di luar itu mengamati siswanya jikalau prilaku keseharian mereka sudah sesuai dengan apa yang telah diajarkan tersebut apa belum, dan itu yang dinamakan dengan proses pembiasaan karakter. Dengan maksud bahwa dalam kegiatan belajar mengajar PAI di kelas beliau membiasakan siswanya untuk belajar tidak hanya memahami materi pelajarannya
80
saja, tetapi juga esensinya harus diterapkan secara bertahap dan konstan oleh mereka (peserta didik). Hal ini berarti pembelajaran pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI tersebut sudah diterapkan dan diarahkan oleh setiap setiap guru PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 pada peserta didik dengan baik, agar peserta didik dapat memprektekkan nilai-nilai karakter yang terkandung pada mata pelajaran PAI sehingga diyakini oleh peserta didik untuk diimplementasikan dalam kehidupan.
B. Pengembangan Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 Dalam pengembangan implementasi pendidikan karakter di madrasah, bahwa segala sesuatu yang dilakukan guru harus mampu mempengaruhi karakter peserta didik, seorang guru harus menunjukan keteladanan. Maka segala hal tentang perilaku guru hendaknya menjadi contoh bagi peserta didik, misalnya cara guru berbicara, berbusana, menyampaikan materi, cara guru bertoleransi dan berbagai hal lainnya, tujuannya adalah membentuk pribadi anak atau peserta didik agar menjadi manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik. Demikian untuk mencapai tujuan tersebut seperti paparan data yang sudah ditemukan pada bab sebelumnya tentang pengembangan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 bahwa ada beberapa upaya pengembangan implementasi pendidikan karakter di madrasah ini yang sudah diterapkan yakni seperti yang dikemukakan oleh bapak Drs. H. Nursalim
81
M.Pd.I bahwa di MTsN Kediri 2 memiliki konsep tersendiri dalam hal upaya pengembangan karakter peserta didik, yakni terdiri dari The Real Curriculum atau kurikulum yang sudah terdesain pada mata pelajaran PAI itu sendiri yang meliputi Fiqh, Qur‟an Hadits, Aqidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam, serta The Hidden Curriculum atau kurikulum yang di desain madrasah sendiri di luar kegiatan pembelajaran PAI di kelas, seperti halnya melaksanakan beberapa kegiatan positif di luar KBM yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat mengamalkan nilai-nilai karakter agama pada dirinya baik ibadah yang bersifat mahdhoh maupun ibadah ghoiru mahdho (mu’amalah). Di samping itu, di luar hal tersebut terdapat upaya pengembangan lain, yakni dalam pengembangan karakter religi ada pembiasaan setiap harinya di MTsN Kediri 2 yang mengharuskan siswa-siswinya untuk rajin melaksanakan sholat dhuha, sholat dhuhur berjama‟ah, menghafal juz „amma, bahkan di luar dari kegiatan di madrasah pun, setiap malam guru mengirimkan pesan singkat pada peserta didik untuk melaksanakan sholat tahajud secara istiqomah, selain itu pula pembiasaan berkarakter baik ditunjukkan oleh guru dalam hal keseharian, seperti cara berbicara yang sopan, berbusana baik, bergaul atau berteman dengan baik dan lain sebagainya. Hal ini berarti menunjukkan bahwa pengembangan pendidikan karakter di madrasah sangat penting sekali bagi peserta didik maupun guru dan warga madrasah yang ada di dalamnya, bahwa menjadikan peserta didik yang berkarakter unggul tidak lah mudah, untuk itu diperlukan berbagai pendekatan dalam implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI yang dalam prosesnya sudah dipaparkan oleh
82
beberapa guru PAI pada paparan data sebelumnya bahwa beliau-beliau juga melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) mata pelajaran PAI dengan berbagi macam metode pembelajaran yang modern seperti ibu Ratna Hidayatussa‟diyah, S.Pd.I guru PAI mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang menggunakan metode pembelajaran discovery learning, diskusi, problem based learning, sedangkan ibu Eva Astutik, S.Pd.I sebagai guru PAI pada mata pelajaran Qur‟an Hadits yang menggunakan metode pembelajaran PAI dengan drill, demonstrasi dan lain sebagainya agar pembelajaran menjadi efektif dan siswa memiliki karakter mandiri dalam belajar. Selaras dengan pembahasan hal ini adapun dalam suatu jurnal dipaparkan bahwa terdapat beberapa prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa yang mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai karakter bangsa sebagai milik peserta didik dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya yakni melalui tahapan: (1) mengenal pilihan, (2) menilai pilihan, (3) menentukan pendirian, dan (4) menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.81 Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial. Berikut prinsip-prinsip yang digunakan dalam
81
M. Halomoan, Jurnal Kajian Terhadap Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa di Satuan Pendidikan (Medan: Widyaiswara Madya BDK)
83
pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional (Balitbang Puskur Kemdiknas) yakni sebagai berikut:82 1. Berkelanjutan Mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pendidikan budaya dan karakter bangsa di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun sebelumnya. 2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah Mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
NILAI
Pengembangan Diri
Mata Pelajaran Budaya Sekolah
Gambar 5.1 Jalur Pengintegrasian Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa di Satuan Pendidikan 82
Ibid., Balitbang Puskur Kemendiknas
84
Pengembangan nilai budaya dan karakter bangsa melalui berbagai mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam Standar Isi (SI), digambarkan sebagai berikut ini: Mata Pelajaran 1
NILAI Mata Pelajaran 2
Mata Pelajaran 3
Mata Pelajaran N
Gambar 5.2 Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Setiap Mata Pelajaran (MP) di Sekolah 3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan Mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa, artinya nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, dan ketrampilan. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri peserta didik, dimana peserta didik tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna nilai itu.
85
4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik dan bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif. Maka hal ini berarti peserta didik diawali dengan perkenalan terhadap pengertian nilai yang dikembangkan setelah guru menuntun peserta didik agar aktif. Hal ini dilakukan tanpa guru mengatakan kepada peserta didik bahwa mereka harus aktif, tapi guru merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data,fakta, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas di luar sekolah agar implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran tersebut berhasil dilakukan dengan baik.
86
C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, orang-orang di sekitar dan lingkungannya. Karakter juga merupakan jati diri yang melekat pada individu, dengan menunjukkan nilai-nilai prilaku tertentu yang membedakan antara individu satu dengan yang lainnya, maka karakter dalam pengertian ini menandai dan memfokuskan pengaplikasian nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Pada dasarnya setiap individu anak memiliki ciri, sifat dan karakteristik yang berbeda, dimana karakteristik tersebut dikenal sebagai karakteristik bawaan maupun karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki anak sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun psikologis, sedangkan karakteristik yang dipengaruhi oleh lingkungan sangat lah beragam. Demikian pula dalam membentuk suatu karakter peserta didik di madrasah, guru sebagai pendidik berupaya dalam melakukan berbagai hal yang positif sebagaimana yang telah dipaparkan pada data sebelumnya bahwa implementasi pendidikan karakter di madrasah begitu diupayakan dengan sebaik-baiknya. Namun meskipun demikian, dalam pelaksanaannya masih ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat terlaksananya implementasi pendidikan
87
karakter pada mata pelajaran PAI di madrasah adalah masih adanya beberapa guru yang kurang bisa menjadi uswah hasanah bagi peserta didik, guru yang kurang peduli pada perkembangan prilaku siswa baik itu prilaku menyimpang ataupun tidak. Begitu pula yang dirasa mengganggu yakni terkadang siswa mudah terpengaruh pengaruh prilaku negatif lingkungan pergaulan di luar madrasah yang menjadikan siswa menjadi nakal (minoritas). Adapun faktor pendukung dalam implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 yakni proses kegiatan belajar mengajar (KBM) mata pelajaran PAI berlangsung di kelas didukung oleh saranaprasarana kelas yang baik, minat belajar siswa yang bagus, suasana kelas yang nyaman dan kelas yang bersih. Dengan harapan karena ketika beberapa aspek tersebut terpenuhi maka proses belajar PAI akan berjalan lancar sehingga implementasi pendidikan karakter akan mengena dengan baik. Di luar dari hal itu yang menjadi faktor pendukung bahwa Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 memiliki beberapa kegiatan positif bagi peserta didik dalam pembiasaan karakter seperti sholat dhuha, sholat dhuhur berjama‟ah, menghafal juz amma dan lain sebagainya. Terlepas dari hal itu peran orang tua atau wali peserta didik di MTsN Kediri 2 begitu penting sehingga pula memonitoring keseharian anaknya di rumah dan saling berkoordinasi dengan wali kelas tentang hal tersebut. Hal ini dapat dikaji dengan harapan bahwa faktor penghambat akan dapat di atasi oleh beberapa faktor pendukung di atas dengan baik.
88
Bahwa proses implementasi pendidikan karakter di madrasah tidak lah luput dari peran guru PAI yang begitu dominan, dimana PAI tidak hanya dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, tetapi PAI juga menuntut guru dalam memberi teladan dan semangat. Ini berarti bahwa guru akan merubah perilaku, guru yang memberikan memberi pengetahuan, serta menanamkan budi pekerti pada peserta didik, sehingga beberapa faktor pendukung dan penghambat di atas nantinya dapat dievaluasi dan diperbaiki lagi untuk berjalannya implementasi pendidikan karakter di madrasah selanjutnya dengan lebih baik.
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 dapat ditarik kesimpulan yakni: 1. Implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 bahwa terdapat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PAI yang baik, pasalnya perencanaan pembelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 tersusun secara sistematis, hal ini ditunjukan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah didesain mengacu pada pendidikan karakter, ini tercantum pada point KI1 yang bertujuan untuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut oleh peserta didik, hal ini menunjukkan adanya proses pendidikan karakter agar siswa menjadi religius. Maka selanjutnya pada point KI2 telah dicantumkan lebih dari pada impementasi pendidikan karakter dalam hal sosial yakni mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong , kerjasama, cinta damai. Responsif dan pro aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif
89
90
dengan lingkungan soial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa, hal ini menunjukkan bahwa konsep pembelajaran PAI ini sudah diarahkan agar peserta didik berkarakter yang pandai bergaul dalam kehidupan dan disiplin dalam keseharian. Kemudian dipaparkan pula pada RPP point KI3 yang berisi memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konsepteptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena kejadian memecahan serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah, dengan harapan pendidikan karakter menjadikan siswa menjadi insan yang cerdas. KI4 dalam RPP mata pelajaran PAI (meliputi: fiqh, aqidah, qur‟an hadits dan sejarah kebudayaan Islam) berisi mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan dengan tujuan agar peserta didik memiliki karakter skill (ketrampilan) yang baik pula.karena setiap guru PAI yang ada di madrasah ini sangat memperhatikan konten isi materi yang sudah disusun sesuai dengan kurikulum dan menyampaikan mata pelajaran PAI di kelas dengan metode dan strategi pembelajaran tersendiri dengan tidak mengesampingkan
91
penyampaian nilai-nilai karakter yang terkandung di dalam mata pelajaran PAI itu sendiri. 2. Pengembangan implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 bahwa ada beberapa upaya pengembangan madrasah. Terdiri dari The Real Curriculum atau yang dimaksud adalah kurikulum yang sudah terdesain pada mata pelajaran PAI itu sendiri yang meliputi Fiqh, Qur‟an Hadits, Aqidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam, serta The Hidden Curriculum atau kurikulum yang di desain madrasah sendiri di luar kegiatan pembelajaran PAI di kelas, seperti halnya melaksanakan beberapa kegiatan positif yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat mengamalkan nilai-nilai karakter agama pada dirinya baik ibadah yang bersifat mahdhoh maupun ibadah ghoiru mahdho (mu’amalah). Hal ini pula pengembangan karakter diimplementasikan tidak hanya melalui semua mata pelajaran, tetapi pula melalui pengembangan diri dan budaya madrasah. 3. Faktor pendukung dan faktor penghambat terlaksananya implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 yakni masih adanya beberapa guru yang kurang bisa menjadi uswah hasanah bagi peserta didik, guru yang kurang peduli pada perkembangan prilaku siswa baik itu prilaku menyimpang ataupun tidak, begitu pula terkadang siswa mudah terpengaruh pengaruh prilaku negatif lingkungan pergaulan di luar madrasah, serta peran orang tua yang kurang
92
bijak dalam mendidik anak. Sedangkan faktor pendukung dalam hal ini yakni proses kegiatan belajar mengajar (KBM) mata pelajaran PAI berlangsung di kelas didukung oleh sarana-prasarana kelas yang baik, minat belajar siswa yang bagus, suasana kelas yang nyaman dan kelas yang bersih, sehingga menjadikan proses belajar mengajar PAI akan berjalan lancar dan implementasi pendidikan karakter akan mengena dengan baik. Di samping itu pula adanya kegiatan pengembangan siswa di luar KBM, perhatian guru terhadap siswa dan contoh keteladanan guru terhadap siswa sangat pendukung pembiasaan peserta didik untuk berkarakter baik. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Hendaknya implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran di madrasah diharapkan tidak hanya dilaksanakan oleh guru-guru mata pelajaran PAI (Aqidah Akhlaq, Fiqh, Al-qur‟an
Hadits dan Sejarah
Kebudayaan Islam) saja tetapi juga dilaksanakan oleh guru-guru mata pelajaran umum di madrasah. 2. Guru sebagai center figure di madrasah harus dapat menjadi uswah hasanah atau suri tauladan yang baik bagi peserta didik, baik di dalam lingkungan madrasah maupun di luar madrasah.
93
3. Orang tua sebagai wali peserta didik haruslah lebih bijak dalam membimbing anaknya, pemantau pergaulan anak dan lain sebagainya, tujuannya agar peserta didik tetap menjadi pribadi yang berkarakter mulia, baik di dalam maupun di luar madrasah.
DAFTAR RUJUKAN Abdul Majid dan Dian Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Adisusilo Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Arifin. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit J-ART Bansu dan Martinis. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Bertens. 1999. Etika Umum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Darmaputera Eka. 1987. Pancasila, Identitas dan Modernitas Tinjauan Etis dan Budaya. Jakarta: BKP Gunung Mulia Driyarkaya. 1991. Driyarkarya tentang Pendidikan. Yogjakarta: Kanisius Elmubarok Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Penerbit Alfabeta Hall Kelven. 1982. Readings in Value Development. New Yersey: Paulist Press Kesuma Dharma Dkk. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD dan MI Muhaimin Akhmad. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Yogjakarta: Ar-ruzz Media
Majid Abdul. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muslich Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tatangan Multidimensional. Jakarta: Bumi aksara
Krisis
Mulyasa E. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya ------- 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi aksara M Halomoan. Jurnal Kajian Terhadap Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa di Satuan Pendidikan. Widyaiswara Madya BDK Medan Moleong Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Moeliono Anton. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Muhaimin. 2008. Paradigma Pendidikan, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT.Rosdakarya M Djunaidi Ghoni dan Fauzan Almansur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Malang: AR-Ruzz Media Mudasir. Jurnal Pengembangan Silabus Pendidikan Agama Islam (PAI) Untuk Meningkatkan Pemahaman Guru Terhadap Kompetensi Siswa Nata Abuddin. 2013. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Raja Garvindo Persada Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Naim Ngainun. 2012. Character Building. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media Nizar Samsul. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat: Ciputat Press Pranowo dkk. 2001. Tehnik Menulis Makalah Seminar. Yogjakarta: Pustaka Pelajar
Rachman Abdul. 2005. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Raco
J.R.
2010. Metode Penelitian Kualitatif Keunggulannya. Jakarta: PT grasindo
Jenis,
Kararkteristik
dan
Sastrapratedja M. 2001. Pendidikan sebagai Humanisasi. Yogjakarta: Penerbitan Universitas Sanata Dharma Supeno Hadi. 1995. Potret Guru. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Suparno. 2002. Teori Perkembangan Kognitif Piaget. Yogjakarta: Penerbit Kanisius Suwarno Wiji. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media Suseno Magni. 1985. Etika Jawa, Sebuah Analisis Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Shindunata. 2000. Menggagas Paradigma Pendidikan, Demokrasi, Otonomi, Civil Society, Globalisasi. Yogjakarta: Kanisius Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Jakarta: Sinar Grafika Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Wahidmurni, 2008. Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif; Skripsi, Tesis, Dan Disertasi. Malang: UM Press Zuhairini dan Abdul Ghafir. 2004. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Malang: Universitas Negeri Malang Press/UM Press -------2004. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang: Univesitas Negeri Malang Press/UM Press Zainuddin dkk. 1991. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghozali. Jakarta: Bumi Aksar
BIODATA MAHASISWA
Nama TTL Fak. / Jurusan Tahun Masuk
: Ismi Latifah : Jombang, 17 September 1993 : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / PAI : 2011
Alamat Rumah : RT/RW 01/01 Dsn.Kedungjero Ds.Tanjunggunung Peterongan No HP : 08563559937 Alamat email :
[email protected] Sosial Media fb/twitter: @izmeputeri Riwayat Pendidikan: - TK Mardhi Dharma Tahun 1999 - MI Nurul Huda Tahun 2005 - MTs Perguruan Mu’allimat Cukir Tahun2008 - MAN 1 Jombang Tahun 2011 - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Pengalaman Organisasi: - Anggota Departemen Networking HMJ-PAI Tahun 2012-2013 - Anggota Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-FITK) Tahun 2013-2014 - Sekretaris II PMII Rayon “Kawah” Chondrodimuko Tahun 2012-2013 - Anggota LSO “Tukul” PMII Rayon “Kawah” Chondrodimuko Tahun 20132014
Malang, 20 April 2015 Mahasiswa
(Ismi Latifah)
KEMENTERIAI\I AGAMA I]N.IYERSITAS ISLAM NEGXRI MAULAIYA MALIK
IBRAHIM MALAIIG FAIffLTAS ILMU TARBIYA}I DAIY KEGURUAN Jalan GajayanaNomor 50 Telepon (0341) 552398 Faksimile
(034r) 5s23e8 Website : www.tarbiyah.uin-malaqg.co.id
BUKTI KONSULTASI Nama
Ismi Latifsh
NIM
IIIIOII3
Fak / Jur
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Ag;ama Islam fmplement*si Pendidik*n Kar*lrter Pada M*ta Pelajaran PAI di lt{adrasah Tsanawiyah Negeri Kediri
Judul Slaipsr
2 Dosen Pembimbing
Dr$. H. BakhruddinFanrrani, M.A
Hal Yang Dikonsultasikan
No
Tanggal
I
22Oktober2014
Konsultasi Judul Skripsi
2
24 Ol
ACC Judul Skripsi
1. dan
BAB I
)
28 Oktober 2014
4
30 Oktobef 2014
5
14 Januari 2015
Revisi BAB I,II,III Konsultasi BAB VI,V,VI
April2015
Revisi BAB VI,V,VI
6
7
16
8
20 April2015
$yr
,t
2'Y; \
4' \W, \\ 5 \sf n' n-' 6. \b,I", ?' $s: o^ .' /
I,II,[I
April2015
6
Tanda Tangan
3\&:
Konsultasi BAB II,UI ACC BAB
\\
\"
ACC Keseluruhan
8.
\N:
Malang, 20 April 2015 Mengetahui, Dekan F dan
NIP
1
Ilmu Tarbiyah
1998031 002
DOKUMENTASI FOTO
Gambar 1. Tampak depan Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
Gambar 2. Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2
Gambar 3. Setelah wawancara dengan bapak Drs. H. Nursalim M.Pd.I selaku Kepala Madrasah di MTsN Kediri 2
Gambar 4. Setelah wawancara dengan Ibu Eva Astutik, S.Pd.I guru PAI mata pelajaran Qur’an Hadits MTsN Kediri 2
Gambar 5. Wawancara dengan ibu Eka Mituningsih, S.Pd.I selaku guru PAI mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTsN Kediri 2
Gambar 6. Setelah wawancara dengan ibu Dra. H. Fasichatus Sa’niyah dan ibu Siti Nur Aini M.Pd.I sebagai guru PAI (Fiqh dan Aqidah Akhlak)
Gambar 7. Kegiatan proses belajar mengajar PAI di kelas MTsN Kediri 2
Gambar 8. Kegiatan siswa membaca Al-qur’an bersama sebelum KBM mata pelajaran PAI berlangsung
Gambar 9. Kegiatan membaca Asma’ul Husna bersama di kelas saat KBM mata pelajaran Aqidah Akhlak
Gambar 10. Pegamatan di kelas tentang implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI
Gambar 11. Pengamatan di kelas tentang implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI
Gambar 12. Foto bersama dengan siswa-siswi MTsN Kediri 2 dan wali kelas ibu Nanik Fauziyati S.Ag selaku salah satu guru PAI mata pelajaran Aqidah Akhlak
Kegiatan Pengembangan Harian Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2 Semester Gasal KELAS HARI 7A,B,C Selasa - Sabtu (ECP) Senin Selasa Rabu-Kamis Senin-Kamis Senin - Kamis 8A,B Selasa - Sabtu (ECP) Senin - Kamis Senin - Selasa Rabu-Kamis Senin-Kamis 8C Selasa - Sabtu (RCP) Senin - Kamis Senin-Selasa Rabu-Kamis Senin-Kamis 9 Selasa - Sabtu (ECP/RCP) Senin - Kamis Senin - Rabu Kamis Senin-Kamis
WAKTU 06.30 - 06.45 14.00 - 15.00 14.00 - 15.00 14.00 - 15.00 15.00 - 15.50 15.50 - 16.00 06.30 - 06.45 14.00 - 15.00 15.00 - 15.50 15.00 - 15.50 15.50 - 16.00 06.30 - 06.45 14.00 - 15.00 15.00 - 15.50 15.00 - 15.50 15.50 - 16.00 06.30 - 06.45 14.00 - 15.00 15.00 - 15.50 15.00 - 15.50 15.50 - 16.00
KEGIATAN English and Arabic Morning Ekstra Bahasa Arab Ekstra Bahasa Inggris BTAQ Mengerjakan tugas Sholat Ashar English and Arabic Morning Bimbingan UNAS REGULAR Mengerjakan Tugas BTAQ Sholat Ashar English and Arabic Morning Bimbingan UNAS REGULAR Mengerjakan Tugas Hafalan Alqur'an Sholat Ashar English and Arabic Morning Bimbingan UNAS REGULAR Bimbingan UNAS Bimbingan UAM/UAMBN Sholat Ashar
WAKTU 06.30 - 06.45 14.00 - 15.00 14.00 - 15.00 14.00 - 15.00 15.00 - 15.50 15.50 - 16.00 06.30 - 06.45 14.00 - 15.00 15.00 - 15.50 15.00 - 15.50
KEGIATAN English and Arabic Morning Ekstra Bahasa Arab Ekstra Bahasa Selasa BTAQ Mengerjakan tugas Sholat Ashar English and Arabic Morning Bimbingan UNAS REGULAR Bimbingan UNAS Bimbingan UAM/UAMBN
Semester Genap KELAS 7A,B,C (ECP)
8A,B (ECP)
HARI Selasa - Sabtu Senin Selasa Rabu-Kamis Senin-Kamis Senin - Kamis Selasa - Sabtu Senin - Kamis Senin-Selasa Rabu
8C (RCP)
Kamis Senin-Kamis Selasa - Sabtu Senin - Kamis Senin Selasa-Rabu Kamis
KELAS 9 (ECP/RCP)
Senin-Kamis HARI Selasa - Sabtu Senin - Kamis Senin - Rabu Kamis Senin-Kamis
15.00 - 15.50 15.50 - 16.00 06.30 - 06.45 14.00 - 15.00 15.00 - 15.50 15.00 - 15.50 15.00 - 15.51 15.50 - 16.00 WAKTU 06.30 - 06.45 14.00 - 15.00 15.00 - 15.50 15.00 - 15.50 15.50 - 16.00
Mengerjakan Tugas Sholat Ashar English and Arabic Morning Bimbingan UNAS REGULAR Hafalan Al-qur'an Bimbingan UNAS /UAM Mengerjakan tugas Sholat Ashar KEGIATAN English and Arabic Morning Bimbingan UNAS REGULAR Bimbingan UNAS Bimbingan UAM/UAMBN Sholat Ashar
PEDOMAN WAWANCARA
Informan Kepala Madrasah
1. Bagaimana menurut bapak tentang pelaksanaan KBM (kegiatan belajar mengajar) mata pelajaran PAI di madrasah selama ini? 2. Apa yang diupayakan oleh madrasah terkait dengan penunjangan proses KBM agar berjalan dengan baik? 3. Sejalan dengan hal ini, menurut bapak kesulitan apa yang banyak guru mata pelajaran PAI keluhkan? 4. Menurut bapak, apakah pendidikan karakter perlu diinternalisasikan pada mata pelajaran PAI di madrasah? Mengapa? 5. Karakter apa yang harus dibangun dan dikembangkan pada siswa-siswi MTsN Kediri 2? 6. Apa langkah efektif selanjutnya yang menurut bapak dapat mendukung terlaksananya implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di madrasah?
Informan Waka Kurikulum MTsN Kediri 2
1. Bagaimana menurut bapak tentang pelaksanaan KBM (kegiatan belajar mengajar) mata pelajaran PAI di madrasah selama ini? 2. Kurikulum apa yang dipakai pada proses pengembangan pembelajaran PAI di madrasah? 3. Apa yang diupayakan oleh madrasah terkait dengan penunjangan proses KBM agar berjalan dengan baik? 4. Upaya kegiatan positif pengembangan apa saja yang dilakukan madrasah pada peserta didik di MTsN Kediri 2? 5. Menurut bapak, apakah pendidikan karakter perlu diinternalisasikan pada mata pelajaran PAI di madrasah? Mengapa?
6. Karakter apa yang harus dibangun dan dikembangkan pada siswa-siswa MTsN Kediri 2? 7. Apa langkah efektif selanjutnya yang menurut bapak dapat mendukung terlaksananya implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di madrasah?
Informan Guru PAI MTsN Kediri 2
1. Berapa jam ibu mengajar mata pelajaran PAI di kelas dalam satu minggu? 2. Persiapan apa yang ibu lakukan sebelum melaksanaan KBM (kegiatan belajar mengajar) mata pelajaran PAI? 3. Menurut ibu apakah pendidikan karakter perlu diinternalisasikan pada mata pelajaran PAI di madrasah? Mengapa? 4. Karakter apa yang perlu ditumbuhkembangkan pada siswa-siswi madrasah? 5. Strategi pembelajaran atau cara apa yang ibu terapkan dalam upaya implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di kelas? Kemudian bagaimana respon siswa terkait hal ini? 6. Menurut ibu bagaimana akhlak atau karakter siswa dalam keseharian di madrasah? 7. Sebutkan beberapa akhlak atau karakter siswa madrasah ini yang ibu ketahui! 8. Apakah ada beberapa akhlak atau karakter menyimpang yang pernah dilakukan oleh beberapa siswa? Jika ada, apa? 9. Apakah ibu menemui kendala dalam membimbing akhlak siswa? 10. Kemudian apa yang dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut sebagai figure center di madrasah? 11. Menurut ibu bagaimana cara untuk memonitoring perkembangan akhlak siswa di dalam maupun di luar lingkungan madrasah?
12. Selain guru, siapa saja yang mempunyai peranan penting dalam memonitoring dan mengontrol perkembangan akhlak siswa? 13. Faktor apa saja yang dirasa mendukung dan menghambat proses implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di madrasah? 14. Apakah ada upaya lain yang ibu lakukan untuk mengatasi adanya hal-hal yang menghambat implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI? Informan Peserta Didik MTsN Kediri 2 1. Apakah saudara menyukai mata pelajaran PAI? 2. Bagaimana pendapat saudara tentang proses KBM mata pelajaran PAI di kelas selama ini? 3. Strategi apa yang biasanya digunakan oleh guru PAI dalam KBM di kelas? Kemudian bagaimana respon saudara tentang hal tersebut? 4. Apa saja kegiatan rutin di madrasah yang anda ikuti selain KBM dalam kelas? 5. Apakah prilaku keseharian saudara sering dikontrol atau dimonitoring oleh guru atau orang tua pada setiap hari? Jika iya, bagaimana caranya?
TRANSKIP WAWANCARA
Nama: Drs. H. Nursalim, M.Pd.I Jabatan: Kepala Madrasah Peneliti: Bagaimana menurut bapak tentang pelaksanaan KBM (kegiatan belajar mengajar) mata pelajaran PAI di madrasah selama ini? Pak Nursalim: Bahwasanya proses pembelajaran PAI di MTsN Kediri 2 terdiri dari The Real Curriculum atau yang dimaksud adalah kurikulum yang sudah terdesain pada mata pelajaran PAI itu sendiri yang meliputi Fiqh, Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam, serta The Hidden Curriculum atau kurikulum yang di desain madrasah sendiri di luar kegiatan pembelajaran PAI di kelas, seperti halnya melaksanakan beberapa kegiatan positif yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat mengamalkan nilai-nilai karakter agama pada dirinya baik ibadah yang bersifat mahdhoh maupun ibadah ghoiru mahdho (mu’amalah). Peneliti: Karakter apa yang harus dibangun dan dikembangkan pada siswa-siswi MTsN Kediri 2? Pak Nursalim: Siswa berkarakter militansi untuk mengamalkan ajaran agama, memilki pengetahuan agama yang mempuni, dan memiliki pemahaman sains yang mempuni pula. Peneliti: Apa yang diupayakan oleh madrasah terkait dengan penunjangan proses kegiatan belajar mengajar agar berjalan dengan baik? Pak Nursalim: Kami memberikan fasilitas yang terbaik untuk belajar mereka (peserta didik), menyediakan suasana kelas yang bersih dan nyaman, serta dalam hal terkecil berkenaan dengan seragam yang mereka pakai saja itu loh mbak kami konsep dengan memberikan seragam dengan kain yang baik dan nyaman sehingga
mereka merasa tidak kepanasan ketika bersekolah, belajarnya juga nyaman jadinya. Nama: M. Sultan Agung, M.Pd.I Jabatan: Waka Kurikulum Peneliti: Apa yang diupayakan oleh madrasah terkait dengan penunjangan proses KBM agar berjalan dengan baik? Pak Agung: Madrasah memberikan fasilitas yang nyaman di kelas untuk peserta didik belajar, serta mengupgrade kemampuan dan kualitas guru-guru PAI agar mengajarnya tidak biasa-biasa saja mbak, dalam artian guru PAI harus sangat profesional. Peneliti: Upaya kegiatan positif pengembangan apa saja yang dilakukan madrasah pada peserta didik di MTsN Kediri 2? Pak Agung: Banyak sekali, disini ada ekstrakurikuler dan ada juga kegiatan rutinan yang sudah terjadwalkan oleh madrasah. Seperti program bimbingan mengaji dan lain sebagainya. Nama: Drs. H. Fasichatus Sa’niyah Jabatan: Guru mata pelajaran Fiqh Peneliti: Berapa jam ibu mengajar mata pelajaran PAI di kelas dalam satu minggu? Bu Fasich: Kalau dalam satu minggu satu kali pertemuan, 2 jam pelajaran di tiap kelas mbak. Peneliti: Persiapan apa yang ibu lakukan sebelum melaksanaan KBM (kegiatan belajar mengajar) mata pelajaran PAI?
Bu Fasich: Mempersiapkan materi untuk diajarkan besoknya di kelas mbak, kalau di kelas juga sebelum dimulai saya rutin bertanya tentang materi minggu sebelumnya agar mereka tetap ingat dan mau belajar. Nama: Nanik Fauziyati, S.Ag Jabatan: Guru mata pelajaran Aqidah Akhlak Peneliti: Menurut ibu apakah pendidikan karakter perlu diinternalisasikan pada mata pelajaran PAI di madrasah? Mengapa? Bu Nanik: Perlu sekali, karena justru memang haruslah karakter itu diinternalisasikan pada mata pelajaran PAI mbak, karena dasar karakter itu sendiri sumbernya adalah Al-Qur’an dan hadits, jadi jelas kalau karakter itu tidak dapat terpisahkan oleh PAI, terutama aqidah akhlak dan Al-Qur’an hadits yang merupakan penerapan dari pada karakter itu sendiri. Nama: Siti Nur’aini, M.Pd.I Jabatan: Guru mata pelajaran Aqidah Akhlak Peneliti: Menurut ibu, karakter apa yang perlu ditumbuhkembangkan pada siswasiswi madrasah? Bu Aini: Karakter religius, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong, cinta tanah air. Peneliti: Menurut ibu, bagaimana akhlak atau karakter siswa dalam keseharian di madrasah? Bu Aini: Bagus kok mbak, anak-anak itu sopan santun sekali, yah ada juga yang menyimpang tapi masih tergolong sewajarnya. Nama: Ratna Hidayatussa’diyah, S.Pd.I Jabatan: Guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Peneliti: Strategi pembelajaran atau cara apa yang ibu terapkan dalam upaya implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di kelas? Kemudian bagaimana respon siswa terkait hal ini? Bu Ratna: Kalau di kelas saya sering menggunakan metode pembelajaran discovery learning, diskusi dan problem based learning mbak, karena saya rasa metode tersebut cocok dan dapat membantu saya untuk menanamkan siswa agar berkarakter aktif, disiplin, saling menghargai dan mandiri dalam memecahkan suatu masalah. Respon anak-anak juga bagus kok mbak, mereka menjadi lebih aktif. Peneliti: Faktor apa saja yang dirasa mendukung dan menghambat proses implementasi pendidikan karakter di madrasah? Bu Ratna: Kalau yang pendukung yang jelas uswah hasanah dari guru di madrasah itu yang paling penting, faktor penghambat yakni saya rasa terkadang itu orang tua peserta didik itu yah ada yang terlalu memanjakan mereka mbak, jadi mereka ada yang berkarakter manja, belum bisa mandiri gitu dibanding teman-temannya, kadang juga lingkungan pergaulan mereka di luar madrasah, yah macem-macem mbak Nama: Eka Mituningsih, S.Pd.I Jabatan: Guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Peneliti: Apakah ibu menemui kendala dalam membimbing akhlak siswa? Bu Eka: Sejauh ini belum mbak, kalau ada yang susah dibimbing yah kita pelanpelan mengajari dengan baik, selain itu juga berkoordinasi dengan wali kelas dan orang tuanya. Peneliti: Menurut ibu, karakter apa yang perlu ditumbuhkembangkan pada siswasiswi madrasah?
Bu Eka: Karakter saling menghormati di lingkungan madrasah, baik dengan teman, guru, kepala sekolah, pegawai, saling tenggang rasa, serta ibadah yang semakin meningkat (religius). Nama: Eva Astutik, S.Pd.I Jabatan: Guru mata pelajaran Qur’an Hadits Peneliti: Menurut ibu bagaimana cara untuk memonitoring perkembangan akhlak siswa di dalam maupun di luar lingkungan madrasah? Bu Eva: Kalau saya biasanya mengamati anak-anak di kelas mbak, memantau mereka, yah kalau ada yang prilakunya menyimpang sedikit yah saya tanya-tanya ke mereka. Peneliti: Selain guru, siapa saja yang mempunyai peranan penting dalam memonitoring dan mengontrol perkembangan akhlak siswa? Bu Eva: Semua civitas madrasah mbak, kepala sekolah, BK, guru, karyawan, orang tua juga sangat berperan penting dalam membimbing karakter anak-anak. Nama: Najma Sofia Jabatan: Peserta Didik Peneliti: Apakah saudara menyukai mata pelajaran PAI? Najma: Kalau saya, suka sekali mbak, karena kan pendidikan agama itu kan perlu mbak untuk kehidupan kita di dunia dan akhirat, kalau mata pelajaran umum juga perlu memang mbak, tapi kan hanya untuk kehidupan sosial di dunia saja. Peneliti: Bagaimana pendapat saudara tentang proses KBM mata pelajaran PAI di kelas selama ini? Najma: proses kegiatan belajar mengajar PAI di kelas sih enak, cepet nyantol, metode pembelajarannya juga bagus mbak, gak bikin bosen.
Peneliti: Apa saja kegiatan rutin di madrasah yang anda ikuti selain KBM dalam kelas? Najma: Sholat dhuha, sholat dhuhur berjama’ah, bimbingan baca tulis Al-Qur’an, itu juga mbak ada setoran juz amma, dan lain sebagainya. Peneliti: Apakah prilaku keseharian saudara sering dikontrol atau dimonitoring oleh guru maupun orang tua? Jika iya, bagaimana caranya? Najma: Iya itu mbak sering biasanya kalau di rumah ditanya sama orang tua itu sudah sholat atau belum, sudah mengaji atau belum, kadang juga kalau di sekolah itu wali kelas sering menanyakan bagaimana keseharian kita di rumah dan juga beliau sering berkomunikasi dengan orang tua mengenai kami (peserta didik).