IDENTITAS : KODE MATA KULIAH : FAF 321 SKS : 2,1 DOSEN PENGAMPU : 1. Prof. Dr. rer. nat. Auzal Halim , Apt 2. Dr. Erizal Zaini, MS. Apt
DEFINISI UMUM : PREPARAT PARENTERAL ADALAH BENTUK-BENTUK OBAT YANG
DIGUNAKAN PADA TUBUH DENGAN CARA MEROBEK ATAU MENUSUK KULIT ATAU SELAPUT LENDIR , MENGGUNAKAN ALAT ERTENTU .
FARMAKOPE INDONESIA INJEKSI ADALAH SEDIAAN STERIL BERUPA LARUTAN , EMULSI ATAU SUSPENSI ATAU SERBUK YANG HARUS DILARUTKAN ATAU
DISUSPENSIKAN LEBIH DULU SEBELUM DIGUNAKAN , YANG DISUNTIKAN DENGAN CARA MEROBEK JARINGAN KE DALAM KULIT ATAU MELALUI KULIT ATAU SELAPUT LENDIR
BERDASARKAN VOLUME PEMBERIAN
PENGGOLONGAN OS
BERDASARKAN FI.ED.IV
BERDASARKAN CARA SUNTIK
PEMBERIAN OBAT SUNTIK CARA 1 SD 4 , DINAMAKAN JUGA CARA
PEMBERIAN UTAMA ATAU YANG PALING SERING DIGUNAKAN
JENIS PEMAKAIAN SECARA INTRAVENA 1. INTRA VENA VOLUME KECIL 2. INTRA VENA VOLUME BESAR ( INFUS ) a. CONTINUOS INFUSIONS LARUTAN DALAM JUMLAH BESAR , DIBERIKAN SECARA LAMBAT DALAM HITUNGAN WAKTU JAM , SECARA PERLAHAN DENGAN KECEPATAN KONSTAN b. INTERMITTEN INFUSIONS VOLUME RELATIVE LEBIH SEDIKIT DALAM WAKTU YANG LEBIH PENDEK PADA INTERVAL WAKTU TERTENTU CONTOH : 1 G AMPICILLIN DALAM 50 ML NaCl 0,9% , DIBERIK SELAMA 15 – 20 MENIT , SETIAP WAKTU 6 JAM
ADMINISTRATION OF INTRAVENOUS SOLUTION
Paku
INDIKASI PENYUNTIKAN INTRAVENA 1. MENJAMIN PENYAMPAIAN OBAT , BILA TREJADI KEADAAN SHOCK 2. BISA MENYEIMBANGKAN ELEKTROLIT DAN CAIRAN TUBUH DENGAN CEPAT 3. UNTUK MENCAPAI EFEFARMAKOLOGIS DENGAN CEPAT , KHUSUS DALAM KEADAAN EMERGENCY 4. UNTUK PENGOBATAN PENYAKIT SERIUS 5. UNTUK PEMBERIAN MAKANAN SECARA KONTINU
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMAKAIAN OBAT SECARA PARENTERAL 1. KEUNTUNGAN a. RESPON FISIOLOGIS YANG CEPAT , SEHINGGA DALAM HAL-HAL TERTENTU SANGAT MENGUNTUNGKAN : SEPERTI ASTHMA , GAGAL JANTUNG ( CARDIAC ARREST = TERPUTUSNYA
SISTIM HANTARAN RANGSANGAN PADA DAN DARI JANTUNG ) b. DAPAT DIGUNAKAN UNTUK OBAT-OBAT YANG TIDAK DAPAT DIGUNAKAN PER ORAL, KARENA DIHANCURKAN OLEH SEKRESI LAMBUNG SEPERTI INSULIN ; HORMON ; BEBERAPA ANTIBIOTIKA , ATAU OBAT ITU SENDIRI TIDAK DISERAP : CURARIN , STROPHANTIN
c. OBAT DAPAT DIGUNAKAN DALAM JANGKA WAKTU YANG LAMA SEHINGGA DAPAT MENJAGA
KONSENTRASI OBAT YANG KONSTAN DALAM TUBUH d. PASIEN YANG TIDAK DAPAT MEMAKAI OBAT SECARA ORAL , SEPERTI BAYI ATAU PASIEN YANG MUNTAHMUNTAH ATAU TIDAK SADAR ,LARUTAN
PARENTERAL MERUPAKAN ALTERNATIF PEMBERIAN
e. PEMAKAIAN PARENTERAL DAPAT MENGHASILKAN EFEK LOKAL .
CONTOH, ANAESTHESI LOKAL OLEH DOKTER GIGI f. PADA PERISTIWA BANYAK DARAH , CARA PARENTERAL DAPAT DIGUNAKAN UNTUK PENGGANTIAN VOLUME DARAH g. DIGUNAKAN UNTUK PEMBERIAN MAKANAN
KERUGIAN PEMBERIAN SECARA PARENTERAL
a. PEMAKAIAN OLEH ORANG YANG AHLI b. PADA TEMPAT PENYUNTIKAN TERASA SAKIT c. OBAT YANG DIBERIKAN PARENTERAL SULIT DIKONTROL d. MEMBUTUHKAN PROSES PEMBUATAN YANG KHUSUS
OBAT-OBAT YANG HARUS STERIL
1. LARUTAN PARENTERAL 2. OBAT-OBAT MATA 3. PREPARAT RADIO FARMASI 4. SOLUTION FOR IRIGATION 5. DIAGNOSTIC AGENT
6. ALLERGENIC EKSTRACT
BAHAN-BAHAN PEMBANTU PEMBUATAN OBAT SUNTIK. OBAT JADI TERMASUK OBAT SUNTIK , JARANG YANG DIBERIKAN DALAM BENTUK OBAT BERKHASIAT SAJA . OBAT JADI INI UMUMNYA DIBUAT DENGAN PENAMBAHAN BAHAN-BAHAN PEMBANTU. DEFF. BAHAN PEMBANTU ADALAH SUBSTAN YANG DITAMBAHKAN ATAU DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN SEDIAAN JADI , SEHINGGA OBAT INI MEMPUNYAI SIFAT-SIFAT YANG LEBIH BAIK DAN MEMUNGKINKAN UNTUK DIGUNAKAN .
FI. ED III. ZAT TAMBAHAN ADALAH ZAT YANG DITAMBAHKAN PADA SUATU SEDIAAN UNTUK MEMPERTINGGI KEGUNAAN , KEMANTAPAN , KEAWETAN DAN SEBAGAI ZAT WARNA , DIMANA DALAM JUMLAH YANG DIGUNAKAN TIDAK MEMBAHAYAKAN , TIDAK MENGGANGGU DAN MENGURANGI KHASIAT OBAT , TIDAK BOLEH MENGGANGGU PEMERIKSAAN PENETAPAN KADAR .
TUJUAN UMUM MEMPERTINGGI KEGUNAAN DAN STABILITAS
TUJUAN PENAMBAHAN ZAT PEMBANTU
MEMELIHARA KELARUTAN OBAT MENCAPAI ISOTONI
MEMELIHARA STABILITAS FISIKA DAN KIMIA OBAT MEMUDAHKAN PEMAKAIAN OBAT , DENGAN MENGURANGI RASA SAKIT SEWAKTU PENYUNTIKAN
MEMELIHARA STERILITAS BILA DIBERIKAN DALAM TAKARAN BERGANDA
CONTOH : R/ EPHEDRIN 0,5% PANTOPON 1,0% M.F.SOL.ISOT.ET NaCL AD 50 ML
ENaCL = 0,28 ENaCL = 0,15
PERHITUNGAN : JUMLAH GRAM NaCL YANG EKIVALENT DENGAN RESEP DIATAS UNTUK EPHEDRIN 0,5 x 0,28 = 0,14 UNTUK PANTOPON 1,0 x 0,15 = 0,15 ------------------------------------------------------
TOTAL
= 0,29 APA ARTINYA ???
SEDANGKAN JUMLAH NaCL YANG ISOTONIS ADALAH 0,9% b/v ATAU 0,9 g DALAM 100 ml . JADI JUMLAH NaCL YANG DIBUTUHKAN UNTUK 100 ml RESEP DIATAS : 0,9 g – 0,29 g = 0,61 – UNTUK 50 ml = 50/100 x 0,61 = 0,305 g
PERHITUNGAN ISOTONIS MENGGUNAKAN NILAI ENaCL DAPAT JUGA DENGAN MENGHITUNG VOLUME ISOTONIS DARI LARUTAN OBAT MENGGUNAKAN METODA “ WHITE –
VINCENT “
V = W x E x 111,1 KET. :
V = VOLUME YANG HARUS DIGUNAKAN UNTUK MELARUTKAN ZAT SUPAYA ISOTONIS DALAM mL
W = BERAT ZAT DALAM g E = EKIVALENSI NaCL BAHAN OBAT 111.1 = VOLUME 1 g NaCL YANG ISOTONIS
C. METODE KRYOSKOPI 1000 d = u . k . g . --------M .L Ket. :
d = PENURUNAN TITIK BEKU AIR YANG DISEBABKAN PENAMBAHAN ZAT BERKHASIAT U = JUMLAH ION
k = KONSTANTA KRYOSKOPI M = BM ZAT TERLARUT L = BERAT PELARUT
g = berat zat terlarut
D. METODA GRAFIK DIAGRAM .
% SUBSTAN X%
NaCL
0,9%
Y% 0,52
OBAT ATAU SEDIAN JADI YANG LANGSUNG DIGUNAKAN DALAM PEMBULUH DARAH ATAU JARINGAN SELAPUT LENDIR YANG SENSITIF HARUSLAH BEBAS MIKROBA . HAL INI JUGA BERLAKU UNTUK MATERIAL YANG BILA DIGUNAKAN AKAN BERKONTAK
DENGAN JARINGAN TUBUH ATAU DARAH. CONTOH : ALAT-ALAT UNTUK OPERASI SARUNG TANGAN ALAT-ALAT PEMBALUT GINJAL SINTETIS
ALAT PACU JANTUNG DLSB.
LOG n = - a . t + b KET. : 3
LOG n = LOGARITMA JUMLAH MIKROBA
YANG MASIH HIDUP 1
2
a
= KEMIRINGAN KURVA ( KECEPATAN KEMATIAN )
t
b
= LOGARITMA POPULASI AWAL
t
= WAKTU PENYETERILAN
KINETIKA HANCURNYA MIKROBA
LOG N
III II
I
IV
ZEIT
KURVA BERJALAN MULA-MULA SIGMOIDAL , KEMUDIAN PARALEL DENGAN SUMBU X DAN AKHIRNYA KURVA KEMBALI MENURUN
CARA-CARA STERILISASI.
SECARA FISIKA - PEMANASAN - BASAH : ( DENGAN UAP MENGGUNKAN TEKANAN ( AUTOCLAVE ) ; SWD ; PENGGODOKAN ; TYNDALISASI , PASTEURISASI DAN UPERISASI
- KERING : PEMIJARAN ( FLAMBIEREN ) ; UDARA PANAS KERING ( OVEN )
RADIASI SINAR UV IRRADIASI IONISASI : RADIASI ELEKTROMAGNETIK ; RADIASI PARTIKEL
FILTRASI
SECARA KIMIA
- STERILISASI DG GAS - DENGAN BAHAN KIMIA LAINNYA
VERTICAL AUTOCLAVE
B. STERILISASI SECARA PANAS KERING
PEMIJARAN = FLAMBIEREN = ABFLAMEN
UDARA PANAS KERING = OVEN
STERILISATOR SINAR UV
JENIS FILTER
DEPTH FILTER
SCREEN FILTER
BANYAK SEKALI MATERIAL YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN FILTER , YANG UMUM DIGUNAKAN ADALAH MATERIAL BERBENTUK SERAT-SERAT DAN BERPORI , SEPERTI KERTAS , SERAT-SERAT YANG BERBENTUK BENANG , LOGAM HALUS , MATERIAL YANG TELAH TERJONJOT , KERAMIK DAN LAIN SEBAGAINYA .
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES STERILISASI DENGAN GAS AETHO . a. KONSENTRASI GAS AETHO b. TEMPERATUR c. KELEMBABAN d. TEKANAN e. WAKTU KONTAK
F.I. ED. IV LARUTAN OBAT MATA ADALAH LARUTAN STERIL , BEBAS PARTIKEL ASING , MERUPAKAN SEDIAAN YANG DIBUAT DAN DIKEMAS SEDEMIKIAN RUPA HINGGA SESUAI DIGUNAKAN PADA MATA.
PEMBUATAN LARUTAN OBAT MATA MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS , SEPERTI : - TOKSISITAS BAHAN OBAT - NILAI ISOTONIS - KEBUTUHAN AKAN DAPAR - KEBUTUHAN AKAN PENGAWET - STERILISASI - DAN KEMASAN YANG TEPAT
SALEP MATA DEFINISI UMUM : SALEP MATA ( OCULENTA ) ADALAH GEL YANG BERSIFAT PLASTIS YANG STERIL DAN DIGUNAKAN PADA MATA FARMAKOPE INDONESIA ED. IV SALEP MATA ADALAH SALEP YANG DIGUNAKAN PADA MATA, DIMANA SEDIAAN DIBUAT DARI BAHAN YANG SUDAH DISTERILKAN DENGAN PERLAKUAN ASEPTIK YANG KETAT SERTA MEMENUHI SYARAT UJI STERILITASS
PEMBUATAN SALEP MATA PEMBUATAN SALEP MATA HARUSLAH DIBAWAH PERSYARATAN ASEPTIS , KARENA UMUMNYA KEMUNGKINAN STERILISASI AKHIR TIDAK DAPAT DILAKUKAN . SENYAWA HIDROKARBON DAN BASIS BERLEMAK DAPAT DISTERILKAN SECARA PANAS. UNTUK MENJAMIN LIBERASI OBAT YANG BAIK , HARUSLAH DIPERHATIKAN BESAR PARTIKEL , JUGA UNTUK MENGHINDARI ADANYA IRITASI PADA MATA , DIGUNAKAN ALAT KHUSUS UNTUK MENGHALUSKAN OBAT .
DEFINISI : PENGAWETAN ADALAH PROSES MENGHALANGI PERTUMBUHAN MIKROBA , ARTINYA MENGHALANGI PEMBIAKAN MIKROBA BAIK SECARA FISIKA SEPERTI PROSES PENDINGINAN PADA SUHU SANGAT RENDAH , SECARA PENGERINGAN ATAUPUN SECARA KIMIA
BAHAN PENGAWET ADALAH SENYAWA KIMIA ATAU CAMPURAN SENYAWA YANG BERACUN TERHADAP MIKROORGANISME PADA KONSENTRASI RENDAH , TETAPI TIDAK BERBAHAYA TERHADAP MANUSIA PADA KONSENTRSI EFEKTIF MIKROBA .
NO.
SEDIAAN
Ph. EURO
DAB
USP XX FI.ED.IV
1.
INJEKSI AIR TAK.BERGANDA
+
+
2.
INJEKSI AIR TAKARAN TUNGGAL
X
X
3.
SALEP MATA
+
X
+
4.
TETES MATA TAKARAN BERGANDA
+
+
+
E
5.
TETES MATA UNTUK OPERASI
-
-
-
-
6.
EMULSI
E
E
7.
LOTION
E
8.
SUSPENSI
E
9.
SIRUP
X
10.
TETES HIDUNG
+
E
PENAMBAHAN BAHAN PENGAWET PADA BEBERAPA FARMAKOPE
SENYAWA-SENYAWA YANG DIPAKAI SEBAGAI PENGAWET 1. PHENOL 2. ASAM-ASAM KARBON ORGANIK 3. GOLONGAN ALKOHOL 4. SENYAWA-SENYAWA RAKSA 5. SENYAWA AMMONIUM KWARTERNER
H–0–H H–0–H
H–0–H
H–0–H
H–0–H
H–0–H
H–0–H
H–0–H
H–0–H H–0–H
H–0–H
H–0–H O
H–0–H
H–0–H
H–0–H
H–0–H
H–0–H
H–0–H
H–0–H
H
H
SKEMA CLUSTER MOLEKUL AIR
UNTUK PEMBUATAN LARUTAN PARENTERAL DIKENAL DUA JENIS AQUA .
AQUA PRO INJECTION (API )
UMUMNYA ADALAH AIR SULING ATAU AQUABIDEST . AIR INI HARUS MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU DAN DIPAKAI UNTUK MEMBUAT OBAT SUNTIK YANG KEMUDIAN DISTERILKAN LAGI
STERIL AQUA PRO INJECTIONEM
ADALAH AIR YANG STERIL DAN MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU , YANG DITAMBAHKAN KEPADA ZAT PADAT STERIL DENGAN MAKSUD MELARUTKAN ATAU MENSUSPENSIKANNYA DAN SEDIAAN HASIL SEGERA DAPAT DISUNTIKAN . TIDAK MENGANDUNG ANTIMIKROBA ATAU BAHAN TAMBAHAN LAINNYA
SYARAT-SYARAT AQUA PRO INJEKSI 1. JERNIH
2. TIDAK BERWARNA 3. TIDAK BERBAU 4. BEBAS PYROGEN 5. MEMENUHI PERSYARATAN KEMURNIAN AQUA PURIFIKATA SEPERTI
- REAKSI pH YANG NETRAL - BEBAS TERHADAP ION LOGAM - DLSB.
PADA OSMOSIS BALIK , AIR AKAN MENGALIR DARI LARUTAN KONSENTRASI TINGGI KE KONSENTRASI RENDAH, DENGAN MENGGUNAKAN TEKANAN . 1 = Awal osmosis 2 = Terjadinya kesetimbangan 3 = Osmosis balik
2
3
1
2
AWAL OSMOSIS
M
TERJADI KESETIMBANGAN
OSMOSIS BALIK
SKEMA KERJA OSMOSIS BALIK
PELARUT DAN PEMBAWA BUKAN AIR PELARUT DAN PEMBAWA BUKAN AIR DIPAKAI BILA :
1. OBAT TIDAK LARUT DALAM AIR 2. OBAT TIDAK STABIL DALAM SUASANA AIR 3. DIKEHENDAKI EFEK DEPOT 4. BILA LINGKUNGAN BERMINYAK LEBIH COCOK UNTUK PROSEDUR DIAGNOSA.
SYARAT UMUM PELARUT DAN PEMBAWA BUKAN AIR 1. FARMAKOLOGIS HARUS INERT 2. DAPAT DITERIMA BAIK OLEH TUBUH 3. DAPAT DISERAP DENGAN BAIK
4. TIDAK BERBAHAYA DALAM JUMLAH YANG DISUNTIKAN 5. TIDAK MENGGANGGU KHASIAT OBAT 6. TIDAK MENGGANGGU PENETAPAN KADAR ,
IDENTIFIKASI DAN PEMERIKSAAN LAINNYA.