I.
PENDAHULUAN
Tema, topik, dan judul merupakan beberapa unsur terpenting dalam membuat karya ilmiah. Antara tema, topik, dan judul itu mempunyai perbedaan. Topik dan tema harus ditentukan sebelum mulai menulis. Sedangkan judul tidak selalu demikian. Terkadang topik juga langsung dijadikan judul. Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang membahas mengenai topik, tema, dan judul. Serta kaitan antara topik dan judul. II. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan Topik? 2. Apa yang dimaksud dengan Tema? 3. Apa yang dimaksud dengan Judul?
1
III.
PEMBAHASAN A. Topik Topik berasal dari bahasa Yunani “topoi”yang berarti tempat, dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. 1. Cara Membatasi Topik Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunkan cara sebagai berikut: a. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral. b. Mengajukan petanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi. c. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih. d. Mengajukan petanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak. 2. Syarat Topik yang Baik a. Menarik untuk ditulis dan dibaca Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya. b. Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus mengusai teoriteori (data sekunder), data dilapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu. 3. Pembatasan Sebuah Topik Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi (lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) dikemabangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh karena itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat diterima oleh pembacanya. 4. Sumber-sumber Topik Sumber-sumber untuk menulis sebuah topik datangnya bisa lewat mana saja, antara lain yaitu sebagai berikut: a. Sumber pengalaman kita ataupun orang lain b. Sumber-sumber pengamatan c. Sumber-sumber imajinasi 2
d. Hasil dari penalaran kita B. Tema Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut. 1. Syarat-syarat Tema a. Tema menarik perhatian penulis. Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut. b. Tema dikenal/diketahui dengan baik. Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah dimiliki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan. c. Bahan-bahannya dapat diperoleh. Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia disekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya. d. Tema dibatasi ruang lingkupnya. Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya. 2. Menentukan Tema a. Perwatakan dalam sebuah cerita b. Peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita. c. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan d. Plot cerita 3. Sumber Tema Sumber-sumber untuk menulis sebuah tema datangnya bisa lewat mana saja, kapan saja, dan dimana saja antara lain yaitu sebagai berikut: a. Sumber pengalaman kita ataupun orang lain b. Sumber-sumber pengamatan c. Sumber-sumber imajinasi d. Hasil dari penalaran kita
3
C. Judul Judul, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diberi penjelasan sebagai berikut: “nama yang Digunakan untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu”; “kepala karangan (cerita,drama, dsb); tajuk” (Depdikbud, 1984). Dari penjelasan ini judul menempati posisi yang sangat penting dalam sebuah karangan. Meskipun demikian, untuk menentukan sebuah judul memang tidak sekali jadi, tetapi bisa memakan proses yang berkali-kali, melewati tahapan-tahapan tertentu. Judul harus mampu menarik perhatian sehingga pembaca mau membaca isi karangan. Menurut Endang Rumaningsih (2013:199-200), judul yang baik dibuat dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Relevan Judul harus mempunyai pertalian dengan topik, setidaknya ada pertalian antara judul dengan beberapa bagian penting karangan. Dengan hanya membaca judul karangan atau tulisan, pembaca sudah dapat menerka isi yang terkandung di dalamnya. 2. Ekonomis Judul tidak perlu terlalu panjang; cukup singkat saja, tetapi harus dapat mewakili isi karangan secara singkat. Setiap kata dan tanda baca yang dipergunakan dalam judul harus terseleksi dengan baik dan fungsional. Kata dan tanda baca yang tidak perlu lebih baik dibuang. Prinsip ekonomis tidak berarti kata-kata untuk judul boleh disingkat penulisannya. Judul harus ditulis dengan bahasa Indonesia yang benar dan dengan kata-kata yang utuh. Aspek ekonomis dalam judul diperoleh melalui kemampuan kata-kata yang sedikit untuk memberi gambaran isi karangan yang luas. 3. Jelas Meskipun ekonomis, judul harus tetep jelas maknanya. Kata, kalimat, atau tanda baca yang dipilih harus mampu mewakili isi secara tepat. Kata- kata yang dipilih hendaknya mudah dipahami maksudnya oleh pembaca. Kalimat dan kata-kata yang kabur sebaiknya tidak dipergunakan. Contoh judul yang tidak jelas dapat dilihat pada contoh berikut: a. Topik : kasus-kasus perceraian akibat adanya orang ketiga yang menimbulkan pertengkaran suami dan isteri. Judul : Bahtera yang Lapuk Ditimpa Pohon: Kisah Rumah Tangga. b. Topik : pengaruh agama islam terhadap khazanah kebudayaan Jawa selama pemerintah Sultan Agung Sultan Agung Islam? Judul-judul di atas dapat diubah sebagai berikut: A. Orang Ketiga dalam Perceraian Rumah Tangga, atau Kasus-kasus Perceraian akibat orang Ketiga.
4
B. Akulturasi Islam dan Budaya Jawa pada Masa Pemerintahan Sultan Agung, atau Jejak-jejak Islam dalam Budaya Jawa: Studi pengaruh Islam terhadap Budaya Jawa pada Masa Sultan Agung. 4. Provokatif Judul harus mampu memancing rasa ingin tahu melalui susunan kata yang provokatif. Contoh, sebuah artikel berjudul Bertahan Tanpa Agama. Melalui judul ini pembaca akan bertanya “apakah mungkin ada agama tanpa Tuhan?”; yang pada gilirannya akan memancing pembaca untuk mengetahui uraian atau pendapat penulis artikel tersebut. Contoh lain, sebuah buku berjudul Al-Qur’an kitab Sastra Terbesar. Dengan membaca judul ini, tentu umat Islam akan kaget dan heran. Sebab, semua umat Islam tahu bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang berisi ajaran dan tuntunan agar pemeluknya selamat dunia dan akhirat. Pada giliranya, mereka akan tertarik untuk membaca isi buku tersebut, dan kemudian megambil kesimpulannya. 5. Logis 6. Dari sudut logika, makna yang terkandung dalam judul sebaiknya dapat dipertanggung jawabkan. Walaupun provokatif, judul tidak boleh mengabaikan aspek logika dan tata bahasa. Contoh judul-judul yang tidak logis dapat dilihat dibawah ini: Beternak itik gagal di desa Margo Mulyo. Pertarungan ide tanpa argumentasi antara kapitalisme dan sosialisme.
5
IV.
KESIMPULAN Topik ialah pokok pembicaraan, sedangkan judul ialah nama, merk, atau label karangan. Topik bersifat implisit, sedangkan judul bersifat explisit. Karena sifat topik dan judul seperti itu, biasanya penulis menentukkan topik yang ingin dibahasnya sebelum menulis. Sedangkan pembaca menemukan judul sebelum membaca. Sebaliknya, penulis memnentukan judul ketika atau setelah menulis, sedangkan pembaca mengetahui topik tulisan setelah membaca.Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif.
6
V. PENUTUP Demikian malakah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang berkenan menelaah isi makalah ini. Kritik dan saran tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian dan terima kasih.
7
DAFTAR PUSTAKA Ruamaningsih, RaSAIL,2013.
Endang,
Cermat
dan
Terampil
Berbahasa
Indonesia,
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gema Insani Press, 1984.
8
Semarang: