I.
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
Kabinet Kerja telah menetapkan Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai harus dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun. Adapun target produksi yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah produksi padi 73,40 juta ton dengan pertumbuhan 2,21%/tahun, jagung 20,33 juta ton dengan pertumbuhan 5,57%/tahun dan , kedelai 1,5027 juta ton dengan pertumbuhan 60,81 26,47 %/tahun. Dalam pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai, lahan merupakan salah satu faktor produksi utama yang tidak tergantikan. Berdasarkan hasil Audit Lahan Kementerian Pertanian Tahun 2012, luas baku sawah 8.132.346 hektar. dengan Indeks PertanamanP rata-rata nasional 140% dan produktivitas rata-rata nasional padi 5,1316 ton/ha, jagung 4,93 ton/ha, dan kedelai 1,51 ton/ha (ARAM II BPS 2014).. Selain itu ketersediaan air khususnya irigasi atau irigasi sangat menentukan
keberhasilan
swasembada
tersebut.
Menurut
Keputusan Menteri PU Nomor 293/KPTS/M/2014 tanggal 10 Juni tahun 2014, sawah yang mempunyai jaringan irigasi seluas 7.145.168 hektar dengan tingkat kerusakan jaringan irigasi primer dan sekunder seluas 3.289.069 hektar serta kerusakan
jaringan
tersier
seluas
3.518.227
hektar.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi, tanggung jawab pengelolaan jaringan primer dan sekunder terbagi menjadi tiga kewenangan yaitu: Pemerintah Pusat (Kementerian PU dan Perumahan Rakyat), 1
Pemerintah
Provinsi
dan
Pemerintah
Kabupaten/Kota,
sementara jaringan tersier menjadi tanggung jawab petani. Permasalahan substantif yang dihadapi dalam percepatan pencapaian swasembada pangan antara lain: (1) alih fungsi dan fragmentasi
lahan
pertanian;
(2)
rusaknya
infrastruktur/
jaringan irigasi; (3) semakin berkurangnya dan mahalnya upah tenaga kerja pertanian serta kurangnya peralatan mekanisasi Pertanian; (4) masih tingginya susut hasil (losses); (5) belum terpenuhinya kebutuhan pupuk dan benih sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta belum memenuhi enam tepat (tepat waktu, jumlah,,kualitas,
jenis,
harga,
dan
lokasi;
(6)
lemahnya
Formatted: Font: Bookman Old Style
permodalan petani, (7) harga komoditas pangan jatuh dan sulit memasarkan hasil pada saat panen raya. , sehingga sangat merugikan petani dan menurunkan motivasi
Formatted: Font: Bookman Old Style
untuk meningkatkan produksi bagi kepentingan nasional..
Formatted: Font: Bookman Old Style, English (Australia)
Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian Pertanian telah menetapkan
upaya
khusus
pencapaian
swasembada
berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai melalui kegiatan
kegiatan
rehabilitasi
pendukung
lainnya,
jaringan melalui
irigasi
tersier
berbagai.
dan
program
kKegiatan pengungkit dalam rangka mpeningkatkan produksi dan produktivitas untuk komoditi padi, jagung dan kedelai, yaituantara lain: pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT),
Optimasi
Perluasan
Areal
Tanam
Kedelai
melalui
Peningkatan Indeksi Pertanaman (PAT-PIP Kedelai), Perluasan
Formatted: Font: Bookman Old Style
Areal Tanam Jagung (PAT Jagung), penyediaan sarana dan prasarana pertanian (benih, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian) (Alsintan) dan pengawalan/ pendampingan. 1.2.
Tujuan
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
2
a. Memberikan petunjuk dan acuan pelaksanaan bagi petugas di Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan serta
Formatted: Indent: Left: 2.54 cm, Hanging: 0.79 cm
Kelompok Tani/ Gapoktan/ UPJA/ P3A/ GP3A/Petani Perkebunan
berusaha
tani
tanaman
pangan/Petani
Kehutanan berusaha tani tanaman pangan, terkait upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai melalui kegiatan perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya yaitu optimasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Padi, jagung, kedelai , Optimasi Perluasan Areal Tanam Kedelai melalui Peningkatan
Indeks
Pertanaman
(PAT-PIP
Kedelai),
Formatted: Font: Bookman Old Style
Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT Jagung), penyediaan bantuan
benih,
pupuk,
alat
mesin
pertanian
dan
Formatted: Font: Bookman Old Style
upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai melalui
Formatted: No bullets or numbering
pengawalan/ pendampingan a.
kegiatan perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya yaitu optimasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT), Perluasan Areal Tanam Kedelai (PAT-Kedelai), Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT Jagung), penyediaan bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian dan pengawalan/ pendampingan bagi petugas di Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan beserta Kelompok Tani/ Gapoktan/ UPJA/ P3A/ GP3A. Formatted: Indent: Left: 0 cm
b. Menyediakan kebutuhan prasarana dan sarana pertanian berupa air irigasi, benih, pupuk dan alsintan dan sarana produksi lainnya. c. Meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas padi pada lahan sawah, lahan tadah hujan, lahan kering, lahan
pasang
surut
dan
rawa
untuk
mendukung
pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai. 1.3.
Sasaran
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
3
Sasaran kegiatan ini adalah : a.
Petugas pelaksana kegiatan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai dalam Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai di Provinsi, Kabupaten/ Kota dan di tingkat lapangan.
b.
Kelompok Tani/ Gapoktan/ UPJA/ P3A/ GP3A/Kelompok tani
perkebunan
pangan/kelompok
yang tani
berusaha
tanaman
kehutanan-Perhutani
yang
berusaha tani tanaman pangan.. c.
Lahan basah dan lahan kering.
d.
Indeks Pertanaman (IP) meningkat minimal sebesar 0,5 dan produktivitas padi meningkat minimal sebesar 0,3 Ton/Ha GKP.
e.
Tercapainya Pproduktivitassi kedelai meningkat minimal sebesar 1,57... Ton/Ha pada areal tanam baru dan
Formatted: Font: Bookman Old Style
meningkatnya produktivitas kedelai sebesar 0,2 ... ton/Ha (
Formatted: Font: Bookman Old Style
dari 1,5 menjadi 1,7 ton/ha) pada areal existing; f.
Tercapainya Pproduktivitassi jagung meningkat minimal sebesar
5...
Ton/Ha
pada
areal
tanam
baru
Formatted: Font: Bookman Old Style
dan
meningkatnya produktivitas jagung sebesar 1... ton/Ha pada areal existing; 1.4.
Formatted: Font: Bookman Old Style
Pengertian dan Batasan
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
Pelaksanaan upaya khusus kegiatan UPSUS peningkatan produksi
padi,
Swasembada
jagung
dan
Berkelanjutan
kedelai Padi
dalam
dan
Pencapaian
Jagung
serta
Swasembada Kedelai melalui program perbaikan jaringan irigasi dan
kegiatan
pendukung
lainnya
terdapat
pengertian-
pengertian/istilah, sebagai berikut : a. Irigasi
adalah
usaha
penyediaan,
pengaturan,
dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. 4
b. Jaringan
Irigasi
pelengkapnya
adalah
yang
saluran
merupakan
dan
satu
bangunan
kesatuan
yang
diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan,
pembagian,
pemberian,
penggunaan
dan
pembuangan air irigasi. c. Pengembangan/Rehabilitasi
kegiatan
pembangunan
perbaikan/
jaringan
baru,
penyempurnaan
irigasi
peningkatan, jaringan
adalah dan/atau
irigasi
Formatted: Font: Bookman Old Style
guna
mengembalikan/ meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula sehingga menambah luas areal tanam dan/atau meningkatkan intensitas pertanaman (IP). d. Optimasi
Lahan
adalah
upaya
peningkatan
Indeks
Pertanaman (IP) dan produktivitas padi, jagung dan/atau kedelai
pada
lahan
sawah
dan
non
sawah
melalui
penyediaan prasarana dan sarana pertanian; e. Sawah adalah lahan usaha tani yang secara fisik permukaan
tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, sehingga dapat ditanami padi dengan sistem genangan/tadah hujan atau pengairan berselang; f. Lahan Basah adalah .... (BPS) g. Lahan Kering adalah .... (BPS) h.f.Indeks Pertanaman (IP) adalah frekuensi penanaman pada
sebidang lahan pertanian untuk memproduksi padi, jagung dan/atau kedelai dalam kurun waktu satu tahun; g. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) adalah pendekatan dalam pengelolaan lahan, air, tanaman, organisme pengganggu tanaman, dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan kelestarian lingkungan. h. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (GP-PTT)
Formatted: Font: Bookman Old Style, Not Bold, Indonesian
adalah program nasional untuk meningkatkan produksi, melalui pendekatan inovatif secara massal kepada Petani/kelompok Tani untuk melaksanaan teknologi Pengelolaan Tanaman terpadu (PTT) 5
Formatted: Font: Bookman Old Style, 11 pt
dalam mengelola usaha tani, dengan tujuan meningkatkan produktivitas, pendapatan petani, dan kelestarian lingkungan i.
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT)
adalah
suatu
pendekatan
inovatif
dalam
Formatted: Font: Bookman Old Style, Not Bold, Indonesian
upaya
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui perbaikan
sistem/
pendekatan
dalam
perakitan
paket
teknologi yang sinergis antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani serta bersifat spesifik lokasi; j.i. Optimasi
Perluasan
Areal
Tanam
Peningkatan Indeks Pertanaman
Kedelai
melalui
(PAT- PIP Kedelai)
Formatted: Font: Bookman Old Style
adalah perluasan areal tanam kedelai pada lahan-lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanami kedelai atau dulu pernah ditanami kedelai tetapi sekarang tidak ditanami lagi (peningkatan IP) bisa pada lahan sawah beririgasi, sawah tadah hujan, lahan pasang surut-rawa, lahan kering, lahan perhutani, lahan Perkebunan , Kehutanan dan lain-lain. j.
Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT Jagung) adalah perluasan areal tanam jagung pada lahan-lahan yang sebelumnya tidak pernah ditanami jagung atau dulu pernah ditanami
jagung
tetapi
sekarang
tidak
ditanami
lagi
(peningkatan IP) bisa pada lahan sawah beririgasi, sawah tadah hujan, lahan pasang surut-rawa, lahan kering, lahan perhutani dan lain-lain. k. Kelompok Tani / Gapoktan adalah meliputi kelompok tani
Tanaman Pangan; Kelompok kelompok
GP3A;
kelompok
UPJA; kelompok petani
perkebunan
P3A; yang
berusaha tani tanaman pangan pada lahan perkebuhan; kelompok tani kehutanan/perhutani yang berusaha tani tanaman
pangan
pada
lahan
perhutani/kehutanan;
Lembaga Masyarakat disekitar Hutan (LMDH). k.
6
Formatted: Font: Bookman Old Style, Indonesian Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold Formatted: Body Text Indent, Indent: Left: 2.54 cm, Hanging: 0.63 cm, Tab stops: 3.17 cm, List tab + Not at 2.58 cm Formatted: Font: Bookman Old Style
II.
RUANG LINGKUP, STRATEGI DAN INDIKATOR KINERJA 2.1.
Ruang Lingkup Kegiatan
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
Ruang lingkup kegiatan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung
dan
kedelai
dalam
Pencapaian
Swasembada
Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai ini terdiri dari: a.
Ppengembangan/rehabilitasi jaringan irigasi,
b.
Ooptimasi lahan,
c.
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-
Formatted: Indent: Left: 2.54 cm, Hanging: 0.48 cm, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 1.9 cm + Indent at: 2.54 cm
PTT) Padi, jagung, kedelai, Optimasi Perluasan Areal Tanam Kedelai melalui Peningkatan Indeks Pertanaman
(PAT- PIP Kedelai) Perluasan Areal
Formatted: Font: Bookman Old Style, Not Bold, Font color: Auto
Tanam Kedelai (PAT-Kedelai), d.
Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT-Jagung),
e.
Ppenyediaan bantuan benih,
Formatted: Font: Bookman Old Style, English (Australia) Formatted: Font: Bookman Old Style, English (Australia)
f.Ppenyediaan bantuan pupuk,
2.2.
g.
Ppenyediaan bantuan alat mesin pertanian,
h.
Ppengawalan/pendampingan
Formatted: Font: Bookman Old Style, English (Australia) Formatted: Font: Bookman Old Style Formatted: Font: Bookman Old Style, Indonesian Formatted: Font: Bookman Old Style, Indonesian
Strategi
A.a.
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
Strategi Dasar
Strategi dasar kegiatan ini difokuskan pada:
Meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman melalui peningkatan ketersediaan air irigasi, benih, pupuk, dan alsintan.
Memberikan
fasilitasi
pendampingan
dari
penyuluh
pertanian, peneliti, perguruan tinggi dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kegiatan pengembangan/rehabilitasi irigasi, optimasi lahan, GP-PTT Padi, Jagung, Kedelai , PAT-PIP Kedelai, dan PAT
7
Formatted: Indent: First line: 0.63 cm, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.63 cm + Indent at: 1.27 cm
Jagung masing-masing dilaksanakan pada lokasi yang berbeda.
Optimasi lahan pada sentra produksi padi (13 Provinsi) tidak dialokasikan bantuan benih.
B.b.
Strategi Operasional
Strategi Operasional Pelaksanaan upaya khusus pencapaian swasembada
berkelanjutan
padi
dan
jagung,
Formatted: Indent: First line: 0.63 cm, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.63 cm + Indent at: 1.27 cm
serta
swasembada kedelai tahun 2015 adalah: 1. PUSAT Kementerian Pertanian melaksanakan upaya Pencapaian Swasembada
Berkelanjutan
Padi
dan
Jagung
serta
Formatted: Indent: Left: 2.62 cm, Numbered + Level: 4 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 5.75 cm + Tab after: 6.39 cm + Indent at: 6.39 cm, Tab stops: 3.25 cm, List tab + Not at 6.39 cm
Swasembada Kedelai dengan tugas sebagai berikut: Menyusun Pedoman Teknis yang antara lain berisi: Format untuk identifikasi data dan informasi luas sawah, -
luas tanam, luas panen, produktivitas dari level
Formatted: Indent: Left: 3.25 cm, Hanging: 0.75 cm, No bullets or numbering
provinsi, kabupaten dan kecamatan; - Jadwal pelaksanaan kegiatan; - Mekanisme pelaksanaan kegiatan; - Format dan mekanisme pelaporan; Menginventarisasi dan verifikasi usulan (proposal) dari daerah; Melaksanakan perhitungan dan penyusunan anggaran; Memfasilitasi ketersediaan anggaran; Koordinasi dan konsolidasi secara internal dan dengan instansi terkait; Sosialisasi; Pelatihan untuk petugas pendamping/ pengawal; Melakukan
pembinaan,
monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan. 8
Formatted: Indent: Left: 3.25 cm, Hanging: 0.5 cm
2. PROVINSI Pemerintah Daerah Provinsi membentuk Tim Pembina Teknis Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan
Formatted: Indent: Left: 2.62 cm, Numbered + Level: 4 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 5.75 cm + Tab after: 6.39 cm + Indent at: 6.39 cm, Tab stops: 3.25 cm, List tab + Not at 6.39 cm
Jagung serta Swasembada Kedelai dengan tugas sebagai berikut: Menyusun Petunjuk Pelaksanaan; Melakukan rekapitulasi isian identifikasi dan verifikasi data dan informasi luas sawah, luas tanam, luas panen,
Formatted: Indent: Left: 3.25 cm, Hanging: 0.5 cm
produktivitas dari kabupaten; Melakukan verifikasi dan validasi usulan calon petani dan calon lokasi Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai yang diusulkan oleh Kabupaten/Kota; Melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi kegiatan Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta
Swasembada
Kedelai
bersama
dengan
Badan
Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh), peneliti, perguruan tinggi dan TNI; Melakukan koordinasi dengan instansi terkait; Menandatangani Surat Pernyataan komitmen / fakta integritas Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dan Surat Pernyataan, sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 3. KABUPATEN/KOTA Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota
membentuk
Tim
Pelaksana Teknis Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai dan dengan tugas sebagai berikut: Menyusun petunjuk teknis; Melakukan rekapitulasi isian identifikasi dan verifikasi data dan informasi luas sawah, luas tanam, luas panen, produktivitas dari kecamatan; 9
Formatted: Indent: Left: 2.62 cm, Numbered + Level: 4 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 5.75 cm + Tab after: 6.39 cm + Indent at: 6.39 cm, Tab stops: 3.25 cm, List tab + Not at 6.39 cm
Mengidentifikasi dan mengusulkan calon petani dan calon lokasi
(CPCL)
Swasembada
untuk
kegiatan
Berkelanjutan
UPSUS
Padi
dan
Pencapaian
Jagung
serta
Swasembada Kedelai; Mengawasi pelaksanaan kegiatan UPSUS Pencapaian Swasembada
Berkelanjutan
Padi
dan
Jagung
serta
Swasembada Kedelai; Merekapitulasi Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan (BASTHP); Melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi kegiatan UPSUS Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai; Membuat laporan perkembangan dan laporan akhir kegiatan UPSUS Pencapaian Swasembada Berkelanjutan
Formatted: Indent: Left: 3.25 cm, Hanging: 0.5 cm
Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai; Menandatangani
Surat
Pernyataan
komitmen/fakta
integritas, sebagaimana tertuang dalam lampiran 2
Menandatangani
Surat
Pernyataan
Tanggung
Formatted: Indent: Left: 3.25 cm, Hanging: 0.5 cm Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto
Jawab
Mutlak (SPTJM) dan Surat Pernyataan, sebagaimana tertuang dalam lampiran .... 2.3.
Indikator Kinerja Untuk
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
mengukur
lapangan
perlu
keberhasilan
ditetapkan
pendampingan
indikator
kinerja
UPSUS yang
di
harus
dipenuhi meliputi: a. Meningkatnya Indeks Pertanaman (IP) minimal sebesar 0,5; b. Meningkatnya produktivitas padi minimal sebesar 0,3 Ton GKP/Ha; c. Tercapainya produktivitassi kedelai minimal sebesar 1,57... Ton/Ha pada areal tanam baru seluas 431.500 hektar dan meningkatnya produktivitas kedelai sebesar
0,2 ton/ha 10
Formatted: Font: Bookman Old Style Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto
(dari 1,5 menjadi 1,7... ton/Ha pada areal existing.; adanya
Formatted: Font: Bookman Old Style
tambahan areal tanam kedelai seluas 431.500 hektar
Formatted: Font: Bookman Old Style
d. Tercapainya produktivitassi jagung minimal sebesar Ton/Ha
pada
areal
tanam
baru
dan
5
meningkatnya
produktivitas jagung sebesar 1 ton/Ha pada areal existing;
Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style Formatted: Font: Bookman Old Style Formatted: Font: Bookman Old Style
11
III.
KETENTUAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1.
Ketentuan a.
Pengembangan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi 1. Pada
lahan
yang
masih
memungkinkan
untuk
ditingkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas padi. 2. Pelaksanaan
diarahkan
pada
jaringan
irigasi
milik
P3A/GP3A dan/atau Poktan/Gapoktan yang mempunyai semangat partisipatif dan tersedia sumber air; 3. Lokasi di Daerah Irigasi Pemerintah (Pusat, Provinsi dan Kabupaten), irigasi desa dan/atau daerah reklamasi rawa yang
mengalami
kerusakan
sehingga
memerlukan
pengembangan/ rehabilitasi; 4. Untuk daerah irigasi teknis, jaringan irigasi tersier terhubung dengan jaringan utama (primer dan sekunder) yang kondisinya baik; 5. Potensi peningkatan IP minimum 0,5 dan peningkatan produktivitas minimum 0,3 ton/ha GKP; 6. Diprioritaskan menggunakan bahan ferosemen. b. Optimasi Lahan
Formatted: Indent: Left: 2.62 cm
1. Optimasi Lahan diarahkan pada lahan sawah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas padi; 2. Potensi peningkatan IP minimum 0,5 dan peningkatan produktivitas minimum 0,3 ton/ha GKP; 3. Kebutuhan air selama pertanaman padi terpenuhi; 4. Komponen kegiatan oOptimasi lLahan meliputi bantuan pupuk dan biaya olah tanah,
12
c. Bantuan Benih
Formatted: Indent: Left: 2.62 cm
1. Benih Padi Inbrida
Formatted: Indent: Left: 3.25 cm, Hanging: 0.25 cm, Tab stops: 3.75 cm, List tab + Not at 3.64 cm
a. Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian. b. Benih
bersertifikat
minimal
kelas
Benih
Sebar
Formatted: Tab stops: 4.5 cm, List tab + Not at 5 cm
(BR/ES). c. Benih diterima petani maksimal 1 bulan sebelum masa kadaluarsa label. d. Spesifikasi mutu benih:
Formatted: Indent: Left: 4 cm, Hanging: 0.5 cm, Tab stops: 4.5 cm, List tab + Not at 5 cm
Formatted: Tab stops: 4.5 cm, List tab + Not at 5 cm
Daya tumbuh minimal 80% Kadar air maksimal 13% Campuran varietas lain (CVL) maksimal 0,5% Kotoran benih maksimal 2%
2. Benih Padi Hibrida
Formatted: Indent: Left: 3.25 cm, Hanging: 0.25 cm, Tab stops: Not at 3.92 cm
a. Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian.
Formatted: Tab stops: 4.5 cm, Left
b. Benih bersertifikat kelas Benih Sebar (BR/ES). c. Benih diterima petani maksimal 1 bulan sebelum masa kadaluarsa label. d. Spesifikasi mutu benih:
Formatted: Indent: Left: 4 cm, Hanging: 0.5 cm
Formatted: Tab stops: 4.5 cm, Left
Daya tumbuh minimal 80% Kadar air maksimal 13% Campuran varietas lain (CVL) maksimal 0,5% Kotoran benih maksimal 2% 3. Benih Jagung Hibrida
Formatted: Indent: Left: 3.29 cm, Hanging: 0.46 cm, Tab stops: Not at 3.75 cm
a. Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian.
Formatted: Indent: Left: 4 cm, Hanging: 0.5 cm
b. Benih bersertifikat kelas Benih Sebar (BR/ES).
Formatted: Tab stops: 4.5 cm, Left
c. Benih diterima petani maksimal 1 bulan sebelum masa kadaluarsa label. d. Spesifikasi mutu benih:
Formatted: Indent: Left: 4 cm, Hanging: 0.5 cm, Tab stops: Not at 3.75 cm
Formatted: Tab stops: 4.5 cm, Left
Daya tumbuh minimal 85% Kadar air maksimal 12% Kotoran benih maksimal 2% 13
4. Benih Kedelai
Formatted: Indent: Hanging: 0.5 cm
a. Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian. b. Benih bersertifikat minimal kelas Benih Sebar 2 (BR 2)). Untuk penggunaan kelas Benih Sebar 3 dan 4, dapat dilakukan setelah terbit peraturan baru, dimana saat ini sedang dalam tahap pembahasan akhir. c. Benih diterima petani maksimal 1 bulan sebelum masa kadaluarsa label. d. Spesifikasi mutu benih: Daya tumbuh minimal 80% Kadar air maksimal 11% Campuran varietas lain (CVL) maksimal 0,5% Kotoran benih maksimal 3% d. Bantuan Pupuk
1. Lokasi termasuk dalam kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Optimasi Lahan, GP-PTT, PAT-PIP Kedelai, PAT Jagung. 2. Petani
penerima
bantuan
pupuk
tergabung
dalam
kelompok tani. 3. Kelompok tani telah menyusun RDKK pupuk subsidi tahun 2015. 4. Bersedia dan wajib membeli dan menggunakan bantuan pupuk yang diberikan untuk usahatani tanaman pangan pada musim tanam 2015. 5. Spesifikasi teknis pupuk NPK padat dan Urea yang diadakan mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No. 43
Tahun
didownload
2011 di
tentang
website
Pupuk
An-Organik
Kementerian
Standar Nasional Indonesia (SNI).
(dapat
Pertanian)
dan
Untuk pupuk NPK
kandungan hara nitrogen (N), P2O5 dan K2O masingmasing minimal 15% sedangkan untuk pupuk Urea 14
Formatted: Font: Bookman Old Style, Italic Formatted: Font: Bookman Old Style, Italic, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, Italic Formatted: Font: Bookman Old Style, Italic, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, Italic
kandungan hara N minimal 46%. Khusus untuk kedelai komposisi NPK disesuaikan dengan rekomendasi yang berlaku 6. Spesifikasi teknis pupuk organik granul yang diadakan mengacu pada Peraturan Menteri Pertanian No. 70 Tahun 2011
tentang
Pupuk
Organik,
Pupuk
Hayati
dan
Pembenah Tanah. Khusus untuk kedelai dapat digunakan pupuk organic cCair organik maupun bentuk lainnya, sesuai dengan kebutuhan dimasing-masing lokasi. 7. Untuk pupuk Urea dan NPK harus memiliki Sertifikat Produk Pengguna Tanda Standard Nasional Indonesia (SPPT SNI). 8. Terdaftar di Kementerian Pertanian. 9. Dapat menggunakan pupuk urea, pupuk NPK, pupuk organik granul bersubsidi. e. Bantuan Alat dan Mesin Pertanian
1. Alat dan Mesin Pra Panen
Lokasi secara teknis memenuhi persyaratan untuk operasional alsintan.
Lokasi dengan tingkat kejenuhan alsintannya masih rendah.
Penerima bantuan memiliki komitmen kuat dalam mendukung
UPSUS
peningkatan
produksi
padi,
jagung dan kedelai dalam Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai.
Bersedia memanfaatkan dan mengelola alsintan untuk mendukung
peningkatan
produksi
pertanian
dan
penguatan modal kelompok.
Jenis bantuan alsintan antara lain Traktor Roda-2, Traktor Roda-4, Pompa Air dan Rice Transplanter. 15
Formatted: Indent: Left: 3 cm, Hanging: 0.5 cm, Tab stops: 3.5 cm, List tab + Not at 3.81 cm
Alsintan yang diadakan merupakan alsintan yang sudah mempunyai SPPT SNI dan atau sudah memiliki Test Report dari Lembaga Pengujian Alsintan yang terakreditasi.
2. Alat dan Mesin Pasca Panen
Kelompok tani penerima bantuan bersedia, mau dan
Formatted: Indent: Left: 3 cm, Hanging: 0.5 cm, Tab stops: 3.5 cm, List tab + Not at 3.81 cm
mampu mengoptimalkan bantuan; bertanggung jawab dalam memanfaatkan dan merawat bantuan sarana pascapanen
tanaman
pangan
yang
diterimanya
dengan baik;
Memiliki komitmen menyediakan biaya operasional kegiatan usaha sarana pascapanen tersebut;
Kelompok penerima memanfaatkan bantuan bersedia menjalin
kerjasama/kemitraan
atau
berintegrasi
dengan unit pengelola alsintan/UPJA.
Jenis bantuan alsintan pasca panen meliputi Combine Harvester Kecil Padi, Combine Harvester Jagung, Pemipil Jagung/Corn Sheler, Flat Bed Dryer Jagung, Vertical Dryer Jagung, dan Power Threser Multiguna Kedelai.
3. Alat dan Mesin Pengolahan Hasil Pertanian Penerima
bantuan
bersedia,
mau
Formatted: Indent: Hanging: 0.81 cm
dan
mampu
mengoptimalkan bantuan; bertanggung jawab dalam memanfaatkan
dan
merawat
bantuan
sarana
pascapanen tanaman pangan yang diterimanya dengan baik; Memiliki komitmen menyediakan biaya operasional kegiatan usaha sarana pascapanen tersebut; Bantuan sarana pengolahan padi dialokasikan untuk mendukung lokasi kegiatan perbaikan jaringan irigasi tersier, optimasi lahan, kegiatan GP-PTT padi, dan 16
peningkatan produktivitas pada kegiatan lumbung pangan (LDPM).
f. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-
PTT) Padi, Jagung, dan Kedelai 1. Lokasi berupa sawah irigasi, tadah hujan, pasang surut, lahan kering dan lebak yang IP dan atau produktivitasnya dapat ditingkatkan. 2. GP-PTT
Padi
Kawasan
menggunakan
benih
inbrida
sedangkan GP-PTT Padi Non Kawasan menggunakan benih inbrida dan hibrida. 3. Fasilitasi Pemerintah untuk pelaksanaan GP-PTT, padi adalah bantuan sarana produksi lengkap berupa benih, pupuk anorganik dan organik, pestisida, odiberikan kepada kelompok sasaran melalui transfer
langsung
dalam bentuk uang kepada kelompok sasaran pelaksana program. 4. Fasilitasi Pemerintah untuk pelaksanaan GP-PTT, kedelai adalah bantuan sarana produksi lengkap berupa benih,
Formatted: Indent: Left: 3.17 cm, Tab stops: 3.81 cm, List tab + Not at 3.64 cm
pupuk anorganik dan organik, pestisida, sebagian kapur pertanian, diberikan kepada kelompok sasaran melalui transfer langsung dalam bentuk uang kepada kelompok sasaran pelaksana program. 5. Fasilitasi Pemerintah untuk pelaksanaan GP-PTT, jagung adalah bantuan sarana produksi lengkap berupa benih, pupuk anorganik dan organik, pestisida, sebagian kapur pertanian, diberikan kepada kelompok sasaran melalui transfer langsung dalam bentuk uang kepada kelompok sasaran pelaksana program.
Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto, Indonesian
Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto
3.6.
Petani responsif terhadap teknologi.
4.7.
Bukan daerah endemik hama dan penyakit, serta
kebanjiran dan kekeringan. 17
8. Lokasi diutamakan merupakan satu hamparan yang strategis dan mudah dijangkau. 5. Fasilitasi Pemerintah untuk pelaksanaan GP-PTT, kedelai
Formatted: Font: Bookman Old Style, Indonesian
adalah bantuan sarana produksi lengkap berupa Benih, Pupuk an Organik dan Organik, Pestisida, sebagian kapur
Formatted: Font: Bookman Old Style
pertanian, diberikan kepada kelompok sasaran melalui transfer langsung dalam bentuk uang kepada kelompok sasaran pelaksana program. g. Optimasi
Perluasan
Areal
Tanam
Kedelai
Melalui
Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT- PIP Kedelai), 1. Dilaksanakan
di
lahan
sawah/tadah
Formatted: Font: Bookman Old Style
hujan/lahan
kering/pasang surut/lebak/lahan perhutani dll. 2. Merupakan areal baru, penambahan IP yang sesuai untuk kedelai dan diharapkan akan menambah luas tanam kedelai. 3. Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa. 4. Petani/kelompoktani yang responsif terhadap teknologi dan bersedia berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan
pengembangan model PTTPAT-PIP kedelai
5. Fasilitasi Pemerintah untuk pelaksanaan PAT-PIP kedelai adalah bantuan sarana produksi lengkap berupa Benih, Pupuk an Organik dan Organik, Pestisida, sebagian kapur pertanian, diberikan kepada kelompok sasaran melalui transfer langsung dalam bentuk uang kepada kelompok sasaran pelaksana program. h. Perluasan Areal Tanam Jagung (PAT-Jagung),
1. Dilaksanakan
di
lahan
sawah/tadah
hujan/lahan
kering/pasang surut/lebak/lahan perhutani dll.
18
Formatted: Font: Bookman Old Style, Indonesian Formatted: Indent: Left: 3 cm, Don't adjust space between Latin and Asian text, Don't adjust space between Asian text and numbers
2. Merupakan areal baru, penambahan IP yang sesuai untuk jagung dan diharapkan akan menambah luas tanam jagung. 3. Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa. 4. Petani/kelompoktani yang responsif terhadap teknologi dan bersedia berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan model PTT jagung. 5. Fasilitasi Pemerintah untuk pelaksanaan PAT Jagung adalah bantuan sarana produksi lengkap berupa benih dan pupuk, diberikan kepada kelompok sasaran melalui transfer langsung dalam bentuk uang kepada kelompok
Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto
Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto
sasaran pelaksana program. 4. 3.2.
Formatted: Indent: Left: 3.64 cm, No bullets or numbering
Pelaksanaan a. Pengembangan/Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Pelaksanaan konstruksi pengembangan/rehabilitasi jaringan irigasi dilaksanakan secara swakelola oleh P3A/Poktan secara bergotong royong dan partisipatif dengan melibatkan tenaga kerja anggotanya serta didampingi oleh tenaga penyuluh serta TNI-AD. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi : 1. 2.1.
Formatted: Numbered + Level: 3 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 3.17 cm + Tab after: 3.81 cm + Indent at: 3.81 cm
Persiapan
a) Survei, Investigasi dan Desain (SID) b) Penetapan Lokasi dan Petani Pelaksana; c) Penyusunan RUKK d) Pembukaan Rekening Kelompok Tani (bagi yang belum mempunyai rekening kelompok) e) Transfer Dana ke Rekening Kelompok Tani 2. Pelaksanaan Fisik 19
Kegiatan konstruksi pengembangan/rehabilitasi jaringan irigasi
disesuaikan
dengan
jenis
pekerjaan
yang
dibutuhkan, meliputi : a) Mengembangkan/merehabilitasi bangunan penangkap air, seperti bendung dan pengambilan bebas lainnya serta bangunan pelengkapnya; b) Mengembangkan/rehabilitasi saluran pemberi (intake) dan saluran pembuang (drainage) serta bangunan lainnya, seperti: boks bagi, siphon, talang, bangunan terjun, gorong-gorong, dan/atau; c) Mengembangkan /merehabilitasi saluran tersier dan kwarter (termasuk lining saluran). b. Optimasi Lahan
Pelaksanaan kegiatan optimasi lahan melibatkan partisipasi masyarakat / petani. Semua komponen kegiatan optimasi lahan direncanakan dan dilaksanakan sepenuhnya oleh kelompok tani melalui mekanisme musyawarah kelompok tani (Rembug Desa). Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi : 1. Persiapan a) Inventarisasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL); b) Penetapan Lokasi dan Petani Pelaksana; c) Musyawarah Kelompok Tani (Rembug Desa); d) Penyusunan RUKK; e) Pembukaan Rekening Kelompok Tani (bagi yang belum mempunyai rekening kelompok) f) Transfer Dana ke Rekening Kelompok Tani 2. Pelaksanaan Fisik Pelaksanaan fisik kegiatan optimasi lahan sawah sebagai berikut: a) Penyiapan Lahan; 20
b) Pengadaan pupuk; c) Penanaman dan pemeliharaan. c. Bantuan Benih
1. Pengadaan benih padi, jagung dan kedelai dengan dana bansos
pola
transfer
barang
dilakukan
dengan
penunjukan langsung sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan
perubahannya
(Peraturan
Presiden
Nomor 172 Tahun 2014); 2. Pengadaan benih padi, jagung dan kedelai dengan dana bansos pola transfer uang dilakukan oleh kelompok penerima
manfaat
pelaksanaan
sesuai
Belanja
dengan
Sosial
pedoman
lingkup
umum
Kementerian
Pertanian. d. Bantuan Pupuk
1. Bantuan pupuk diberikan dalam bentuk belanja sosial (bansos)
dengan
mekanisme
transfer
uang
kepada
kelompok tani. 2. Pelaksanaan bantuan pupuk mengacu pada Pedoman Umum Pelaksanaan Belanja Sosial (Bansos) lingkup Kementerian Pertanian. 3. Komposisi bantuan pupuk yang diadakan oleh penerima bantuan terdiri dari: pupuk urea, pupuk NPK, pupuk organik dan atau pupuk hayati. e. Bantuan Alat dan Mesin Pertanian
1. Pengadaan alat dan mesin pertanian yang telah masuk dalam e-katalog dilaksanakan melalui sistem e-purchasing. 2. Pengadaan alat dan mesin pertanian yang belum masuk dalam e-katalog dilakukan dengan cara lelang.
21
f. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-
PTT) Padi, Jagung, dan Kedelai Kegiatan GP-PTT untuk padi inbrida, jagung dan kedelai dilaksanakan
dilokasi
kawasan
dan
non
Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto
kawasan/rintisan/regular yang telah ditetapkan. 1. Persiapan a) Inventarisasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL); b) Penetapan Lokasi dan Petani Pelaksana; c) Musyawarah Kelompok Tani (Rembug Desa); d) Penyusunan RUKK; e) Pembukaan Rekening Kelompok Tani (bagi yang belum mempunyai rekening kelompok) f) Transfer Dana ke Rekening Kelompok Tani 2. Pelaksanaan Fisik Pelaksanaan fisik kegiatan GP-PTT sebagai berikut: a) Penyiapan Lahan; b) Bantuan saprodi terdiri dari benih varietas unggul bersertifikat non subsidi, pupuk bersubsidi, dan pestisida. c) Penanaman dengan penerapan teknologi tanam jajar legowo d) Pemeliharaan g. Optimalisasi
Perluasan Areal Tanam Kedelai Melalui
Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP Kedelai),
Formatted: Font: Bookman Old Style
Kegiatan PAT-PIP Kedelai dilaksanakan di pulau Jawa dan luar pulau Jawa yang telah ditetapkan. 1. Persiapan a) Inventarisasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL); b) Penetapan Lokasi dan Petani Pelaksana; c) Musyawarah Kelompok Tani (Rembug Desa); d) Penyusunan RUKK; 22
e) Pembukaan Rekening Kelompok Tani (bagi yang belum mempunyai rekening kelompok) f) Transfer Dana ke Rekening Kelompok Tani 2. Pelaksanaan Fisik a) Penyiapan Lahan b) Bantuan saprodi di Pulau Jawa terdiri dari : benih, pupuk dan pestisida. c) Bantuan saprodi di luar Pulau Jawa terdiri dari : benih, pupuk, sebagian kapur pertanian dan pestisida d) Penanaman a. Pemeliharaan
h. Perluasan Areal Tanam Jagung
Kegiatan PAT Jagung dilaksanakan di lokasi yang telah ditetapkan. 1. Persiapan a) Inventarisasi Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL); b) Penetapan Lokasi dan Petani Pelaksana; c) Musyawarah Kelompok Tani (Rembug Desa); d) Penyusunan RUKK; e) Pembukaan Rekening Kelompok Tani (bagi yang belum mempunyai rekening kelompok) f) Transfer Dana ke Rekening Kelompok Tani 2. Pelaksanaan Fisik a) Penyiapan Lahan b) Bantuan saprodi terdiri dari : benih, pupuk, kapur pertanian dan pestisida c) Penanaman 23
d) Pemeliharaan
24
IV.
ORGANISASI PELAKSANA
IV. Keterlibatan instansi terkait di Pusat dan daerah diperlukan untuk menjamin
efektivitas
pelaksanaan
pencapaian
swasembada
berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai. Organisasi
Formatted: Font: (Default) Bookman Old Style, 12 pt Formatted: List Paragraph, Outline numbered + Level: 1 + Numbering Style: I, II, III, … + Start at: 1 + Alignment: Right + Aligned at: 0.63 cm + Tab after: 1.27 cm + Indent at: 1.27 cm
penyelenggara pada kegiatan pencapaian swasembada berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Kegiatan pendukungnya terdiri atas: a.
Tingkat Pusat
: Tim Pembina Tingkat Pusat (POKJA UPSUS)
b.
Tingkat Provinsi
: Tim Pembina Tingkat Provinsi
c.
Tingkat Kabupaten/Kota : Tim Pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota
d.
Tingkat Kecamatan
A.
4.1
: Tim Pelaksana Tingkat Kecamatan
Tim Pembina Tingkat Pusat (POKJA UPSUS)
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
Dalam rangka pencapaian swasembada berkelanjutan padi,
Formatted: Indent: Left: 1.25 cm, Hanging: 1 cm, No bullets or numbering
jagung serta swasembada kedelai melalui Program Perbaikan
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold, Indonesian
Jaringan
Irigasi
dan
Kegiatan
pendukungnya
koordinasi dan sinergitas program dan kegiatan
diperlukan antara Unit
Kerja Eselon I lingkup Kementerian Pertanian termasuk dengan Kementerian terkait lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Pertanian membentuk tim pembina tingkat pusat yaitu kelompok
kerja
Upaya
Khusus
pencapaian
swasembada
berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan sarana pendukungnya sebagaimana
tertuang
pada
Keputusan
Menteri
Pertanian
Republik Indonesia No. 1243/Kpts/OT.160/12/2014 Tanggal 5 Desember pencapaian
2014
tentang
swasembada
Kelompok
kerja
berkelanjutan
Upaya
padi,
Khusus
jagung
serta
swasembada kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan sarana pendukungnya.
25
Formatted: Indent: Left: 2.22 cm, No bullets or numbering, Tab stops: Not at 1.75 cm
Tim Pembina mempunyai tugas utama: 1.
Formatted: Indent: Left: 0 cm
Merencanakan operasional kegiatan peningkatan produksi padi,
Formatted: No bullets or numbering
jagung dan kedelai, perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya. 2.
Melaksanakan validasi calon petani dan calon lokasi rehabilitasi
jaringan irigasi. 3.
Melaksanakan
supervisi
dan
pendampingan
Satuan
Kerja
Perangkat Daerah pelaksana program. 4.
Menyusun laporan secara periodik setiap bulan atas pelaksanaan
program
kegiatan
peningkatan
produksi
padi,
jagung
dan
kedelai,
perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya.
B.
4.2
Tim Pembina Tingkat Provinsi
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
Gubernur membentuk Tim Pembina Teknis UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya tingkat provinsi, dipimpin oleh Kepala Dinas Pertanian dengan anggota berasal dari Dinas Pertanian, Bakorluh serta instansi terkait. Tugas Tim Pembina Tingkat Provinsi adalah menyusun Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK), penjabaran kebijakan Pusat, melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Adapun susunan tim pembina tingkat provinsi adalah: Ketua
: Kepala Dinas yang membidangi Tanaman Pangan
Sekretaris
: Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan/ Pimpinan kelembagaan yang membidangi penyuluhan
Anggota
: 1. Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 2. Kepala Badan Ketahanan Pangan 3. Kepala UPT lingkup Kementerian Pertanian
26
Formatted: Indent: Left: 1.25 cm, Hanging: 1 cm, No bullets or numbering
4. Kepala UPT pertanian
daerah
yang
membidangi
5. Instansi Terkait Lainnya (Dinas Pengairan, TNI, Perguruan Tinggi, Peneliti) sesuai kebutuhan C.
4.3
Tim Pelaksana Tingkat Kabupaten/Kota
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
Bupati membentuk Tim Pelaksana Teknis UPSUS peningkatan
Formatted: Indent: Left: 1.25 cm, Hanging: 1 cm, No bullets or numbering
produksi padi, jagung dan kedelai, perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya tingkat kabupaten/kota, dipimpin oleh Kepala Dinas Pertanian dengan anggota berasal dari Dinas Pertanian, Bakorluh serta instansi terkait. Tugas
Tim
Pelaksana
Tingkat
Kabupaten/Kota
adalah
melakukan pembinaan / pendampingan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Adapun susunan tim pembina tingkat kabupaten/kota adalah: Ketua
: Kepala Dinas yang membidangi Tanaman Pangan
Sekretaris
: Kepala BP4K Kabupaten/kota atau Pimpinan kelembagaan yang membidangi penyuluhan
Anggota
: 1. Kepala Badan Ketahanan Pangan atau unit yang membidangi ketahanan pangan 2. Kepala Bidang yang membidangi prasarana dan sarana, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 3. Kepala Bidang yang membidangi produksi pertanian tanaman pangan 4. Penyuluh pertanian atau peneliti pendamping dari BPTP 5. Instansi Terkait Lainnya (Dinas Pengairan, TNI, Perguruan Tinggi, Peneliti) sesuai kebutuhan
D.
4.4
Tim Pelaksana Tingkat Kecamatan
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold Formatted: Indent: Left: 1.25 cm, Hanging: 1 cm, No bullets or numbering
27
Camat membentuk Tim Pelaksana Teknis UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya tingkat kecamatan, dipimpin oleh Kepala Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
tingkat
Kecamatan
yang
membidangi pertanian dengan anggota berasal dari BP3K, Penyuluh, Mantri Pengairan, Mantri Statistik, Babinsa serta instansi terkait. Tugas Tim Pelaksana Tingkat Kecamatan adalah melakukan pembinaan / pendampingan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Adapun susunan tim pembina tingkat kecamatan adalah: Ketua
: Kepala UPTD yang membidangi Tanaman Pangan
Sekretaris
: Kepala BP3K
Anggota
: 1. Kepala Seksi yang membidangi pembangunan di kantor kecamatan 2. Penyuluh pertanian
4.5
3. Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan- Pengamat Hama Dan Penyakit (POPT-PHP) POPT-PHP
Formatted: Font: Bookman Old Style, 12 pt, Font color: Auto
4. Kepala desa/kelurahan di lokasi kegiatan pencapaian swasembada berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Kegiatan pendukungnya
Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto
5. Petugas Instansi Terkait Lainnya (Mantri Pengairan, Mantri Statistik, Bintara Pembina DesaBabinsa) sesuai kebutuhan.
Formatted: Font: Bookman Old Style, 12 pt, Font color: Auto
Formatted: Font: Bookman Old Style, 12 pt, Not Bold, Font color: Auto
Formatted: Font: Bookman Old Style, 12 pt, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, Font color: Auto
Formatted: Font: Bookman Old Style, 12 pt, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, 12 pt, Not Bold, Font color: Auto
Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Mekanisme dan hubungan kerja antar lembaga dalam rangka UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai dalam Pencapaian Swasembada Berkelanjutan
Formatted: Font: Bookman Old Style, 12 pt, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, 12 pt, Not Bold, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, 12 pt, Font color: Auto Formatted: Font: Bookman Old Style, (none)
28
Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai mengacu pada
Permentan
tentang Lembaga
131/Permentan/OT.140/12/2014
Mekanisme yang
dan
Hubungan
Membidangi
Kerja
Pertanian
antar dalam
Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Nasional.
29
V.
PENGAWALAN, PENDAMPINGAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN 5.1.
Pengawalan dan Pendampingan
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
Pencapaian swasembada berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi
dan
Kegiatan
pendukungnya
memerlukan
proses
pemberdayaan dalam bentuk pengawalan dan pendampingan oleh TNI, Peneliti, Perguruan Tinggi dan Penyuluh Pertanian dengan memperhatikan aspek teknis, sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan. a.
Tingkat Desa 1.
Pengawalan
dan
swasembada
berkelanjutan
swasembada
kedelai
Jaringan
Irigasi
pendampingan
dan
padi,
melalui
Pencapaian jagung
Program
Kegiatan
serta
Perbaikan
pendukungnya
di
tingkat desa menjadi tugas penyuluh yang bertugas di WKPP dan TNI (Babinsa) di desa yang bersangkutan; 2.
Pendampingan
yang
berkoordinasi dengan
bersifat
teknis
dilakukan
petugas lapangan/perangkat
UPT Dinas yang menangani pertanian dan pengairan di kecamatan; 3.
Secara khusus tugas pengawalan dan pendampingan yang dilakukan yaitu: a. Mengecek ulang persyaratan kelompok penerima manfaat (potensi kenaikan IP, luas lahan dan berada dalam daerah irigasi); b. Melakukan pemberkasan kelompok dilaksanakan
pengawalan administrasi (RUKK).
dan
pendampingan
bantuan
di
Penyusunan
dengan
musyawarah
tingkat RUKK
Poktan/P3A
dengan bimbingan Tim Teknis atau koordinator lapangan.
RUKK
yang
telah
disusun
harus 30
disetujui oleh Tim teknis/koordinator lapangan dan diketahui oleh KPA/PPK; c. Melakukan
pengawalan
pelaksanaan
kegiatan
penyaluran saprodi (benih, pupuk, dan alsintan). Bantuan saprodi berupa pupuk NPK dan Urea merupakan
upaya
untuk
mengoptimalkan
peningkatan IP dan produktivitas padi. d. Melakukan
pengawalan
dan
pendampingan
pelaksanaan kegiatan penerapan teknologi sesuai dengan rekomendasi litbang berupa perbaikan irigasi
tersier;
pengolahan
tanah;
penanaman;
pemeliharaan; panen; dan produksi; e. Menyusun dan menyampaikan laporan kepada Pimpinan BP3K. b.
Tingkat Kecamatan 1.
Balai Penyuluhan, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) dan Koramil melakukan koordinasi pengawalan dan pendampingan
kegiatan
Pencapaian
swasembada
berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai melalui Kegiatan
Program
Perbaikan
pendukungnya
Jaringan
yang
Irigasi
dan
dilaksanakan
oleh
penyuluh dan Babinsa di masing-masing desa/WKPP; 2.
Kepala
BP3K/koordinator
penyuluh
dalam
merencanakan kegiatan penyuluhan berkoordinasi dengan
petugas
kecamatan,
yang
lapangan/perangkat menangani
pertanian
UPTD
di
tanaman
pangan dan pengairan; 3.
Melakukan koordinasi pelaksanaan pengawalan dan pendampingan yang dilakukan oleh para penyuluh melalui metode Latihan dan Kunjungan (LAKU) yang terjadwal
31
4.
Koordinasi pengawalan dan pendampingan di tingkat kecamatan meliputi: a. Melakukan supervisi dan monitoring pelaksanaan Kegiatan Pencapaian swasembada berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai di tingkat Desa; b. Melakukan penyuluh
rekapitulasi dan
laporan
Babinsa
masing-masing
terhadap
kegiatan
Pencapaian swasembada berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai di wilayah kerjanya; c. Menyerahkan rekapitulasi laporan kepada KCD dengan tembusan kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan
(Bappeluh)/kelembagaan
yang
menangani penyuluhan di tingkat kabupaten/kota; d. Apabila tidak ada KCD, maka rekapitulasi laporan diserahkan Pertanian kepada
langsung
kepada
Kabupaten/Kota Kepala
Kepala
dengan
Dinas
tembusan
Bappeluh/kelembagaan
yang
menangani penyuluhan di tingkat kabupaten/kota. c.
Tingkat Kabupaten/kota 1.
Koordinasi pengawalan dan pendampingan kegiatan Pencapaian swasembada berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan
Irigasi
dan
Kegiatan
pendukungnya
dilakukan oleh Kepala Bappeluh atau kelembagaan yang
menangani
penyuluhan
pertanian
kabupaten/kota dan Komandan Komando Distrik Militer. 2.
Sinkronisasi kegiatan pengawalan dan pendampingan dilaksanakan secara terintegrasi, meliputi: a. Melakukan supervisi dan monitoring pelaksanaan kegiatan pengawalan dan pendampingan penyuluh 32
dan
Staf
Kodim
swasembada
dalam
kegiatan
berkelanjutan
padi,
Pencapaian
jagung
serta
swasembada kedelai di tingkat Kecamatan; b. Melakukan
rekapitulasi
laporan
masing-masing
BP3K terhadap kegiatan Pencapaian swasembada berkelanjutan
padi,
jagung
serta
swasembada
kedelai; c. Menyerahkan Sekretariat
rekapitulasi Badan
laporan
Koordinasi
kepada
Penyuluhan
(Bakorluh). d.
Tingkat Provinsi 1.
Koordinasi pengawalan dan pendampingan kegiatan Pencapaian swasembada berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan
Irigasi
dan
Kegiatan
pendukungnya
dilakukan oleh Kepala Sekretariat Bakorluh atau kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian provinsi dan Asisten Teritorial Komando Daerah Militer (Aster Kodam)/ Kasiter Komando Resort Militer (Korem). 2.
Sinkronisasi kegiatan pengawalan dan pendampingan dilaksanakan secara terintegrasi;
3.
Melakukan supervisi dan monitoring pelaksanaan kegiatan pengawalan dan pendampingan penyuluh dalam
Program
Pencapaian
swasembada
berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai di tingkat Kabupaten/Kota; 4.
Melakukan
rekapitulasi
Kabupaten/Kota swasembada
laporan
terhadap
berkelanjutan
masing-masing
kegiatan padi,
Pencapaian
jagung
serta
swasembada kedelai;
33
5.
Menyerahkan rekapitulasi laporan kepada Kepala Badan
Penyuluhan
dan
Pengembangan
SDM
Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian. e.
Tingkat Pusat 1.
Koordinasi kegiatan pengawalan dan pendampingan penyuluhan
dalam
Pencapaian
swasembada
berkelanjutan padi, jagung serta swasembada kedelai melalui
Program
Perbaikan
Jaringan
Irigasi
dan
Kegiatan pendukungnya dilakukan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (cq. Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian), yang meliputi kegiatan: a. Menyelenggarakan rapat koordinasi perencanaan pengawalan dan pendampingan yang dihadiri oleh tim Penanggungjawab, Ketua Harian, dan Anggota Tim Pengendali, Tim Pembina, dan Tim Pelaksana; b. Mengendalikan
pelaksanaan
pengawalan
pendampingan
penyuluhan
pertanian
mendukung
(empat)
4
sukses
dan dalam
pembangunan
pertanian di tingkat nasional; c. Melakukan kegiatan
pemantauan pengawalan
terhadap dan
pelaksanaan pendampingan
penyuluhan pertanian di tingkat nasional; d. Melakukan pengawalan
evaluasi dan
dan
menyusun
pendampingan
pelaporan penyuluhan
pertanian di tingkat nasional. 2.
Koordinasi kegiatan pengawalan dan pendampingan penyuluhan di tingkat provinsi dilakukan oleh UPT lingkup
BPPSDMP
berdasarkan
wilayah
kerjanya
dengan melibatkan widyaiswara dan dosen, sebagai berikut:
34
a. Melakukan supervisi dan monitoring pelaksanaan Kegiatan Percepatan Optimasi Lahan di tingkat provinsi
berkoordinasi
dengan
Sekretariat
Bakorluh; b. Memonitor
laporan
masing-masing
penanggungjawab provinsi dan Kabupaten/Kota; c. Menyusun dan melaporkan pelaksanaan kegiatan pendampingan di tingkat Provinsi dalam bentuk rekapitulasi; d. Menyerahkan rekapitulasi laporan tingkat Provinsi kepada Badan PPSDMP cq. Pusat Penyuluhan Pertanian. 5.2.
Pengawasan dan Pengendalian
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
a. Pengawasan
Prinsip pengawasan internal dalam sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja adalah diterapkannya Sistem Pengendalian Internal (SPI) oleh pimpinan pelaksana fungsi manajemen di masing-masing unit Eselon I dan II melalui Tim
Satlak
dilaksanakan
SPI
dan
oleh
pengawasan
Inspektorat
fungsional
Jenderal
yang
Kementerian
Pertanian untuk memastikan dan mengawal berlangsungnya pelaksanaan kegiatan. Sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh aparatur seperti BPK, BPKP, dan Bawasda meliputi pengawasan regular,
pengawasan
kinerja
program/kegiatan,
dan
pengawasan khusus. Objek
pemeriksaan
mempunyai
peran
diprioritaskan strategis
pada
terhadap
kegiatan
yang
keberhasilan
Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai, anggaran relatif besar, pelayanan masyarakat, bantuan luar negeri, dan kegiatan-kegiatan yang rawan penyimpangan. 35
Titik-titik kritis yang perlu dicermati dalam pelaksanaan kegiatan mencakup: Kesesuaian pemanfaatan sumberdaya dengan sasaran yang ingin dicapai yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku; Kesesuaian
pelaksanaan
dengan
tugas
dan
fungsiketentuan yang berlaku/ditetapkan; Akuntabilitas
kinerja
dan
pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas fungsi b. Pengendalian
Pengendalian kegiatan dan anggaran kinerja ini dilakukan melalui: Penerapan
Sistem
Pengendalian
Intern
(SPI)
secara
konsisten dalam setiap pelaksanaan kegiatan sesuai Permentan No. 23 Tahun 2009; Sosialisasi Pedoman sebelum pelaksanaan kegiatan; Bimbingan terhadap penyusunan prosedur dan tata kerja; Bimbingan pelaksanaan kegiatan teknis di daerah melalui penerbitan Pedoman sebagai acuan/rambu-rambu dalam operasional kegiatan; Supervisi, pembinaan, bimbingan, monitoring, evaluasi sebagai kontrol berjalannya kegiatan di lapangan; Peningkatan
kualitas
SDM
melalui
diskusi
intensif,
workshop, dan pelatihan; Monitoring dan Evaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan secara periodik (triwulanan dan tahunan)
36
VI.
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 6.1. Pemantauan dan Evaluasi
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
a. Pemantauan
1. Pemantauan
dilakukan
perkembangan
dalam
kemajuan
rangka
mengetahui
pelaksanaan
kegiatan,
permasalahan dan kendala yang dihadapi, serta solusi yang telah dilaksanakan atau tindaklanjut yang diperlukan. 2. Pemantauan
dilakasanakan
secara
periodik
disetiap
tingkatan (mulai dari tingkat kecamatan/BPP, Kab/Kota, Provinsi, Pusat). b. Evaluasi
1. Evaluasi
dilakukan
dalam
rangka
mengetahui
kinerja
pelaksanaan kegiatan. 2. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan data dan informasi hasil pemantauan langsung lapangan, laporan,
dan informasi
lainnya. 3. Hasil evaluasi dijadikan dasar untuk melakukan langkahlangkah perbaikan dan solusi pemecahan masalah. 4. Evaluasi dilaksanakan secara berkala diberbagai tingkatan (mulai dari tingkat kecamatan/BPP, Kab/Kota, Provinsi, Pusat). 6.2. Pelaporan
Formatted: Font: Bookman Old Style, Bold
a. Laporan dilakukan secara berkala (bulanan, triwulanan dan
tahunan). b. Laporan disampaikan secara berjenjang dari Kecamatan/BPP
ke Kabupaten/Kota, dari Kabupaten/Kota ke Provinsi dan tembusan ke Pusat, dari Provinsi ke Pusat.
37
VII.
PENUTUP
Upaya khusus (UPSUS) Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta Swasembada Kedelai pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), Optimasi Perluasan Areal Tanam Kedelai melalui Peningkatan Indeksi Pertanaman (PAT-PIP Kedelai), Perluasan Areal
Formatted: Font: Bookman Old Style
Tanam Jagung (PAT Jagung), penyediaan sarana dan prasarana pertanian (benih, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian) (Alsintan) dan pengawalan/pendampingan merupakan terobosan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi padi, jagung dan kedelai. Acuan yang lebih rinci dari pelaksanaan Upaya khusus, dijabarkan pada Pedoman Teknis yang disusun oleh masing-masing unit Eselon I sesuai tupfoksinya.
Formatted: Font: Bookman Old Style, English (Australia)
Koordinasi dan konsolidasi sangat dDiperlukan dengan intensif koordinasi pelaksanaan tterutama pelaksanaan di tingkat lapangan mengingat volume kegiatan dan anggaran untuk mendukung UPSUS yang sangat besar.
38