PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 Hubunganpengetahuan dengan peran perawat dalam penatalaksanaan resusitasi cairan pada pasien luka bakar di ruang ICU-ICCU Rumah Sakit Islam Klaten 1)
Bambang k 2) Wahyu rima, 3) Setyawan
1) Mahasiswa SI Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta 2) Dosen Prodi SI Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta 3) Dosen Prodi SI Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Abstrak Luka bakar (combustio) adalah cedera sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi. Luka bakar yang serius harus memerlukan penaganan yang cepat dan tepat. Pengetahuan dan peran perawat dalam penatalaksanaan resusitasi cairan pada pasien luka bakar sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan pengetahuan dengan peran perawat dalam penatalaksanaan resusitasi cairan pada pasien luka bakar di ruang ICU-ICCU Rumah Sakit Islam Klaten Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan crosssectional. Sampel berjumlah 24 orang perawat diruang ICU-ICCU.Ujianalisa data yang dipakai adalah uji Chi Square. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan variabel pengetahuan ditemukan nilai Asymp. Sig p= 0,006 < 0,05 maka H0 ditolak yang artinyaada hubungan pengetahuan dengan peran perawat tentang penatalaksanaan resusitasi cairan pada pasien luka bakar di ruang ICUICCU Rumah Sakit Islam Klaten Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan pengetahuan dengan peran perawat dalam penatalaksanaan resusitasi cairan pada pasien luka bakar di ruang ICUICCU Rumah Sakit Islam Klaten Kata kunci: pengetahuan, peran, resusitasi cairan pada pasien luka bakar Daftar pustaka : 31 (2005-201
1
BACHELOR OF NURSING KUSUMA HUSADA INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE SURAKARTA 2016
Relationshipof knowledge to the role of nurse in the management of fluid resucitation in burn patient in ICU-ICCU Klaten Islamic Hospital 1)
Bambang k 2) Wahyu rima, 3) Setyawan Abstract
Burns (combustio) is injured as a result of direct contact or exposure to heat sources such as fire, hot water, electricity, chemicals and radiation. Serious burns should require fast and precise handling. Knowledge and the nurse's role in the management of fluid resuscitation in burn patients is needed. This study aims to determine the relationship of knowledge to the role of nurse in the management of fluid resuscitation in burn patients in the ICU-ICCU Klaten Islamic Hospital. The research design was a descriptive quantitative with cross sectional approach. Samples numbered 24 nurses in the ICU-ICCU. Test data analysis used is Chi Square test. Instrument research using questionnaires. The results showed knowledge variable was found Asymp value. Sig p = 0.006 <0.05 then H0 is rejected, which means there is a relationship of knowledge to the role of nurses on the management of fluid resuscitation in burn patients in the ICU-ICCU Klaten Islamic Hospital. Conclution of this research that there is a relationship of knowledge to the role of nurses in the management of fluid resuscitation in burn patients in the ICU-ICCU Klaten Islamic Hospital
Keywords: knowledge, roles, fluid resuscitation in burn patients Bibliography: 31 (2005-2015)
2
kurang tepat akan berakibat infeksi,
PENDAHULUAN Luka adalah rusaknya struktur dan
sepsis, kecacatan, kehilangan cairan
fungsi anatomis kulit normal akibat
berlebih,
proses patalogis yang berasal dari
(Moenadjat, 2009). Pemberian resusitasi
internal dan eksternal dan mengenai
cairan pada pasien luka bakar termasuk
organ tertentu (Shivanta & Goel, 2010).
salah satu dari sekian banyak peran
Ketika luka timbul, beberapa efek akan
perawat, antara lain (1) Peran sebagai
muncul seperti hilangnya seluruh atau
pemberi asuhan keperawatan,(2) Peran
sebagian fungsi organ, respon stress
sebagai advokat,(3) Peran edukator,(4)
simpatis, perdarahan dan pembekuan
Peran
darah,
kolaborator,(7)
kontaminasi
bakteri,
dan
kematian sel. Luka merupakan hilang
shock,
dan
kematian
koordinator,(5) Peran
Peran
konsultan,(8)
Peran pembaharu (Moenadjat, 2009).
atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Salah
satunya
yaitu
luka
bakar
(Sjamsuhidayat & Jong, 2008). Luka bakar (combustio) adalah cedera sebagai akibat kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi (Moenadjat, 2009). Luka bakar yang terjadi pada kulit atau jaringan tubuh akan menjadi jaringan nekrotik. Jaringan ini tidak dapat segera di buang tetapi tetap lekat ditubuh penderita untuk waktu yang relatif cukup lama, sehingga dapat mengundang infeksi yang tidak mungkin
dirawat
secara
biasa
(Moenadjat, 2009). Penatalaksanaan
Kejadian
luka
bakar
di
Kabupaten Klaten khususnya Rumah Sakit Islam Klaten sejak tahun 2013 hingga 2015, tercatat angka kejadian combustio yang menjalani perawatan di Instalasi Rawat Inap RSI Klaten adalah sebagai berikut: Pada Tahun 2013 jumlah pasien combustio yang dirawat inap di RSI Klaten berjumlah 23 pasien, 6 pasien (26,08%) masuk di ruang perawatan
ICU-ICCU,
4
pasien
(17,39%) meninggal dunia. Pada tahun 2014 jumlah pasien combustio yang dirawat inap di RSI Klaten berjumlah 18 pasien, 5
pasien (27,77%) masuk di
ruang perawatan ICU-ICCU, 4 pasien bakar
(22,22%) meninggal dunia. Pada tahun
menyangkut tiga hal utama, yaitu: (1)
2015 jumlah pasien combustio yang
penatalaksanaan
(2)
dirawat inap di RSI Klaten berjumlah 13
penatalaksanaan kegawatdaruratan, (3)
pasien, 4 pasien (30,76%) masuk di
resusitasi cairan. Penatalaksanaan yang
ruang perawatan ICU-ICCU, 3 pasien
awal
luka
kejadian,
3
(23,07%) meninggal dunia (Data Rekam
resusitasi cairan pada pasien
Medis RSI Klaten 2013 – 2015).
luka bakar di ruang ICU-ICCU
Berdasar latar belakang tersebut
Rumah Sakit Islam Klaten.
peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan
“Hubungann peran
pengetahuan
perawat
METODOLOGI PENELITIAN
dalam
Metode yang digunakan dalam
penatalaksanaan resusitasi cairan pada
penelitian ini adalah deskriptif korelasi
pasien luka bakar di ruang ICU-ICCU
dengan pendekatan
Rumah Sakit Islam Klaten.
Penelitian deskriptif adalah penelitian
cross sectional.
yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek
Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini
yang diteliti melalui data sampel atau
adalah untuk mengetahui hubungan
populasi
pengetahuan
perawat
analisis dan membuat kesimpulan yang
dalam penatalaksanaan resusitasi cairan
berlaku untuk umum (Sugiyono, 2009).
pada pasien luka bakar.
Studi
dengan
peran
yang ada, tanpa melakukan
korelasi
pada
hakekatnya
merupakan penelitian atau penelaahan Tujuan khusus :
hubungan antara dua variabel pada
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
situasi
peneliti ingin:
(Notoatmojo, 2002). Pendekatan cross
1. Mengidentifikasi
pengetahuan
perawat
tentang
sectional
kelompok
menekankan
pada
subyek
waktu
pengukuran atau observasi data variabel
penatalaksanaan resusitas cairan
bebas
pada pasien luka bakar di ruang
(dependent) hanya satu kali,jadi tidak
ICU-ICCU Rumah Sakit Islam
ada follow up (Notoatmojo, 2002 ).
Klaten. 2. Mengidentifikasi peran perawat dalam resusitasi cairan
penatalaksanaan pada pasien
luka bakar di ruang ICU-ICCU
3. Menganalisa pengetahuan
hubungan dengan
(
independent)
Populasi
adalah
dan
terikat
keseluruhan
subjek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo,
1993
dalam
Setiadi,
2007). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang mempunyai
Rumah Sakit Islam Klaten.
peran
perawat dalam penatalaksanaan
4
atau
kualitas dan karakteristik tertentu sesuai dengan yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2011). Populasi penelitian
menjelaskan
atau
mendeskripsikan
ini adalah seluruh perawat yang dinas di
tentang
ruang ICU-ICCU Rumah Sakit Islam
persentase setiap variabel penelitian
Klaten yang berjumlah 24 perawat
(Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat
distribusi
frekuensi
dan
pada penelitian ini dilakukan untuk Teknik pengambilan sampel ini adalah total sampling atau sampling jenuh,
yang
merupakan
teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan
sebagai
sampel
(Sugiyono, 2011)
menganalisis karakteristik
data
mengenai:
responden
kelamin,
(usia,
pendidikan,
jenis status
kepegawaian, lama kerja), pengetahuan perawat
tentang
penatalaksanaan
resusitasi cairan. Analisis univariat pada penelitian
penelitian ini dikategorikan oleh peneliti
terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria
untuk memudahkan pembacaan dan
eksklusi..
analisis pada pembahasan.
Kriteria
Sample
Kriteria
eksklusi
dalam
penelitian ini adalah: perawat yang cuti saat
dilakukan
penelitian.
Kriteria
inklusi dalam penelitian ini meliputi perawat yang dinas di ruang ICU-ICCU Rumah Sakit Islam Klaten, perawat dalam keadaan sehat fisik, perawat dengan
pendidikan
keperawatan,
dan
minimal
DIII
perawat
yang
berpengalaman minimal 3 tahun
yang
penelitian
ini
Kuesioner
adalah
bivariat
adalah
analisis yang dilakukan terhadap dua variabel atau
yang
diduga
berkorelasi
berhubungan
(Sugiyono, 2014).
Analisa bivariat pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan Chi-square (x²)
adalah
teknik
statistik
yang
digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau
Alat pengumpulan data atau instrumen
Analisa
lebih
klas
dimana
data
berbentuk
pada
nominal dan sampelya besar, untuk
adalah
kuesioner.
melihat hubungan antara variabel bebas
jenis
pengukuran
dengan variabel terikat, uji statistik yang
digunakan
dengan mengumpulkan
data
secara
formal kepada subjek untuk menjawab
digunakan adalah penghitungan Chisquare test
pertanyaan secara tertulis (Nursalam 2011). Analisis univariat merupakan analisis
yang
bertujuan
untuk
5
HASIL
PENELITIAN
DAN
dimana mereka masih memiliki fisik yang kuat, semangat yang cukup tinggi
PEMBAHASAN
dan juga kemampuan daya ingat dan daya serap ketika diberikan ilmu atau
1. Karakteristik Responden
ketrampilan baru, mereka lebih mudah
Tabel 1 Karakteristik Responden
menguasai dari pada responden yang
Menurut Umur ( n = 24 )
berusia lebih tua. Hal ini sejalan dengan Klasifikasi Frekuensi Presentase
teori yang telah dikemukakan bahwa
(orang)
(%)
tingkat pengetahuan seseorang salah
20-29 30-39 40-49
12 7 5
50 % 29,2 % 20.8 %
Total
24
100 %
satu faktor adalah
yang mempengaruhinya
dari
faktor
umur.
Dimana
semakin bertambah umur pengetahuan Berdasarkan jumlah responden penelitian responden
yaitu
sebesar
didapatkan
24
data
orang
semakin meningkat, semakin tua (umur) pengetahuan akan mengalami degenerasi (Notoadmojo, 2010).
bahwa
jumlah responden yang berusia 20-29
2.Karakteristik responden berdasar
tahun sebanyak 12 responden (50%), 30-
jenis kelamin
39 tahun sebanyak 7 responden (29,2%) dan 40-49 tahun sebanyak 5 responden
Tabel 2 jenis kelamin n = 24 )
responden diatas adalah berdasarkan
Laki laki
9
Persentase (%) 137,5 %
pembagian umur dari DepKes (2009),
perempuan
15
62,5 %
(20,8%).
Pembagian
rentang
jenis
usia
Berdasarkan
yaitu usia dewasa awal (20-29 tahun),
hasil
usia dewasa akhir (30-39 tahun), usia
penelitian jenis kelamin perawat
lansia awal (40-49 tahun), usia lansia
mayoritas
akhir (50-59 tahun) dan usia manula
sebanyak 15 orang (62,5%).
(diatas 60 tahun).
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan
Dilihat
dari
data
tersebut,
oleh
adalah
dengan
Asnan
perempuan
penelitian
(2011),
yang
berdasarkan pendapat peneliti bahwa
didapatkan hasil 75,4% perawat
seperti
berjenis
kondisi
dilahan
penelitian,
perempuan.
mayoritas dari responden ialah mereka
Hal
yang masih berumur dewasa awal,
secara keseluruhan di Rumah
6
ini
kelamin
berdasarkan
survei
Sakit Liun Kendage didominasi
kesehatan
oleh perawat perempuan yang
Keperawatan
tersebar diseluruh ruangan rawat
Sesuai yang dikemukakan oleh Soeroso
inap maupun rawat jalan.
(2005) bahwa lebih dari 60% perawat
Hal ini sesuai dengan pendapat Kozier & Erb’s (2005)
adalah (Depkes
Diploma
III
R.I.,
2005).
masih berpendidikan Diploma III di Indonesia.
tentang filosofi mother instinct bahwa mayoritas perawat datang dari kaum perempuan, dimana seorang perempuan memiliki naluri
untuk
merawat
diri
orang
lain
tercermin
pada
4. Karakteristik
Responden
berdasar statusnkepegawaian Tabel 4 Karakteristik Responden status kepegawaian ( n24 ) Status Frekuensi Presentase (orang)
(%)
seorang ibu serta naluri yang
Tetap kontrak
19 5
79,2 % 20,8 %
sederhana dalam memelihara
Total
24
100 %
sendiri
dan
sebagaimana
kesehatan keluarganya terutama anak-anak. 3.Karakteristik responden berdasar
Dari 24 responden yang diteliti sebagian
pendidikan
besar
status
kepegawaian
adalah tetap 19 orang (79,2%). Status Tabel 3 pendidikan n = 24 ) jenis S1 D3
kepegawaian kontrak 5 orang (20,8%).).
Persentase (%) 4,2 % 95,8 %
1 23
total 24 100% Berdasarkan 24 responden, sebagian
Pegawai tetap dan kontrak memiliki perbedaan situasi dan kondisi yang mendorong individu memiliki sikap kerja
yang
berbeda.
Didalam
diri
seseorang terdapat standar keunggulan
III
individu yang dipengaruhi oleh keadaan
Keperawatan yaitu sejumlah 23 orang
jasmani, intelegensi, kepribadian, minat,
(95,8%).dan lulusan S1 keperawatan
pengalaman
ners sejumlah 1 orang (4,2%) Keputusan
pendidikan, lingkungan masyarakat serta
Menteri Kesehatan (Kepmenkes) nomor
komitmen
1576/Menkes/SK/2005
menyatakan
Sehingga, keadaan dari dalam individu
besar
bahwa perawat
adalah
lulusan
Diploma
keberhasilan,
terhadap
tingkat
organisasi.
standar
minimal
pendidikan
yang berbeda itulah yang mendorong
pada
institusi
pelayanan
munculya motivasi berprestasi (Yustisia,
7
2009).
Status
bekerja
di
pegawai
yang
bekerja maupun tingkat pengetahuan
swasta
responden. Lama masa kerja disini
memberikan rasa aman yang lebih
tentu saja berkaitan dengan umur
karena sudah ada peraturan rumah sakit
responden, dimana responden yang
swasta yang menjamin tentang gaji,
sudah memiliki umur yang lebih tua
tunjangan hari tua, asuransi dan tata cara
tentu
kenaikan pangkat.
pengalaman dan juga masa kerja
rumah
tetap sakit
saja
akan
memiliki
yang lebih dibandingkan dengan 5. Karakteristik Responden Tabel 5 Karakteristik Responden Menurut lama bekerja ( n = 24 ) Lama
Frekuensi
Presentase
bekerja
(orang)
(%)
>15 th 11-15 6-10 1-5 Total
5 2 4 13 24
20,8 % 8,3 % 16,7 % 54,2 % 100 %
Berdasarkan jumlah responden
8
responden dengan umur yang lebih muda 6. Pengetahuan perawat Tabel 6. Pengetahuan perawat ( n= 24 ) Kategori Frekuensi Presentase (orang)
(%)
kurang cukup baik
6 10 8
25 % 41,7 % 33,3 %
Total
24
100 %
Berdasarkan
penelitian
yaitu 24 orang responden dapat
didapatkan
diketahui bahwa jumlah responden
yang tertinggi yaitu berpengetahuan
yang memiliki masa kerja 1-5 tahun
baik
sebanyak 13 responden (54,2%). 6-
(33,3%). Berpengetahuan cukup 10
10 tahun sebanyak 4 responden
orang (41,7%), dan berpengetahuan
(16,7%), 11-15 tahun sebanyak 2
kurang 6 orang (25%). Pengetahuan
responden (8,3%) dan > 15 tahun
merupakan
sebanyak 5 responden (20,8%).
mempengaruhi peran. Pencapaian
Berdasarkan rentang lama masa
suatu
kerja responden diatas, ternyata
menghasilkan suatu tindakan, syarat
lama masa kerja responden yang
pengetahuan
paling lama adalah > 15 tahun. Hal
beberapa
ini tentu saja akan mempengaruhi
Notoatmodjo
pengalaman
dalam pengetahuan ada enam antara
responden
dalam
yaitu
tingkat
pengetahuan
berjumlah
suatu
respon
8
faktor
sehingga
harus
orang
yang
dapat
mencapai
tingkatan.
Menurut
(1993)
tingkatan
lain
tahu
(know),
memahami
(comprehension), (application),
aplikasi
responden
(50%).
Menurut
peneliti
(analysis),
kondisi dilapangan yang sesungguhnya
sintesis (synthesis), dan evaluasi
adalah masih cukup banyak peran dari
(evaluation). Enam domain dalam
responden
tingkatan
harus
sebagaimana
yang
Hendrawati (2008) ada 2 faktor yang
diinginkan untuk merubah suatu
mempengaruhi peran perawat antara
perilaku dapat tercapai. Mubarak et
lain: Faktor lingkungan kerja yang
al (2007), menyatakan perilaku yang
meliputi
didasari pengetahuan akan menjadi
manajemen,
langgeng dari pada perilaku yang
tekhnik
komunikasi,
tidak didasari pengetahuan.
nurani,
rasa
7. Peran perawat
kreativitasperawat sangat mempengaruhi
diberikan
analisis
yang baik yaitu sejumlah 12 orang
pengetahuan sehingga
hasil
Tabel 7. Peran perawat( n= 24 ) Kategori Frekuensi Presentase (orang)
(%)
kurang cukup baik
2 10 12
8,3 % 41,7 % 50 %
Total
24
100 %
yang
tidak
dilaksanakan
mestinya.
motivasi
Menurut
kerja,
proses
penghargaan
profesi,
kepekaan
percaya
diri,
hati dan
perawat dalam melaksanakan perannya. Faktor
lingkungan
meliputi
keluarga
kemampuan
yang
orang
tua,
tanggung jawab keluarga dan beban hidup biaya keluarga, semua itu turut serta mempengaruhi pekerjaan perawat sehari hari di rumah sakit
Berdasarkan jumlah total responden penelitian yaitu sebanyak 24 orang dapat diketahui
bahwa
peran
responden
8. Hubungan
pengetahuan
dengan peran perawat
tentang penatalaksanaan resusitasi cairan
Tabel 8 Chi-
pada pasien luka bakar adalah sebangai
squer
berikut: peran yang baik sebanyak 12
Total
pengetahuan
p value 0,006
peran N=24
100 %
responden (50%), peran yang cukup sebanyak 10 responden (41,7%).dan peran
yang
kurang
sebanyak
2
Dalam menunjukkan
hasil ada
penelitian
hubungan
antara
responden (8,3%). Berdasarkan temuan
pengetahuan
diatas dapat ditarik kesimpulkan bahwa
dalam penatalaksanaan resusitasi cairan
mayoritas responden memiliki peran
pada pasien luka bakar di ruang ICU-
dengan
peran
perawat
9
ICCU RSI Klaten. Hasil penelitian ini
yang baik maka akan menimbulkan
mempunyai kesamaan dengan penelitian
perilaku dan peran yang baik. Penelitian
lain yang dilakukan oleh Hamel dan
lain
Bawelle (2013) yaitu ada hubungan
hubungan antara pengetahuan dengan
pengetahuan
peran perawat dalam penatalaksanaan
perawat
dengan
menyatakan
bahwa
pelaksanaan resusitasi jantung paru di
resusitsi
ruang
Kendage
Kabupaten Sinjai. Disini dikemukakan
Tahuna, dimana 85% perawat pelaksana
bahwa dengan pengetahuan yang baik
mempunyai pengetahuan baik tentang
maka
pelaksanaan resusitasi jantung paru, dan
seseorang
ada
pelaksanaan
disebabkan karena dengan pengetahuan
paru.Pengetahuan
yang baik, seseorang atau responden
IGD
RSUD
hubungan
resusitasi
Liun
dengan
jantung
merupakan
faktor
penting
seseorang
mengambil
dalam
jantung
akan
paru
adanya
memberikan untuk
memiliki
di
dorongan
patuh,
kemampuan
RSUD
hal
sintesis
ini
dan
keputusana
evaluasi dalam menjawab kuesioner
namun, tidak selamanya pengetahuan
yang diberikan. Pengetahuan yang baik
seseorang bisa menghindari dirinya dari
juga akan menyebabkan seseorang akan
kejadian
yang
patuh
misalkan
perawat
pengetahuan
tidak
diinginkan,
dengan
baik
tidak
tingkat
Sukriyadi, 2013).
selamanya
6.1 SIMPULAN
mempunyai peran yang baik dalam penatalaksanaan
resusitasi,
karena
segala tindakan dan peran yang akan dilakukan
berisiko
untuk
terjadi
kesalahan. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa aspek pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya peran seseorang dimana semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang akan dapat mempengaruhi pola piker, sikap, perilaku dan peran terhadap
sesuatu,
hal
ini
akan
mempengaruhi perubahan perilaku dan peran. Sehingga dengan pengetahuan
10
(Muhammad,
Berdasarkan peneliti
dan
dilakukan,
Baharudin,
hasil
penelitian,
pembahasan
diberikan
yang
kesimpulan
sebagai berikut: 1. Perawat di ruang ICU-ICCU Rumah
Sakit
Islam
Klaten
sebagian besar berusia 20-29 tahun
yaitu
responden
sebanyak
(50%).
12
Mayoritas
adalah perawat perempuan yaitu sebanyak 15 responden (62,5%). Berpendidikan D-III keperawatan yaitu sebanyak 23 responden (95,8%). 19 perawat (79,2%)
mempunyai status kepegawaian
perawat
tetap
sebagai
dan
sebagian
besar
dapat
bahan
memiliki masa kerja selama 1-5
pertimbangan
tahun
memberikan
yaitu
sebanyak
13
responden (54,2%).
Sakit
Islam
pengetahuan
Klaten, tentang
dan dalam
penatalaksanaan
2. Perawat di ruang ICU-ICCU Rumah
digunakan
resusitasi
cairan pada pasien luka 2. Institusi Pendidikan Hasil
penelitian
ini
penatalaksanaan resusitasi cairan
diharapkan
pada pasien luka bakar mayoritas
memperkaya
berpengetahuan
kepada mahasiswa tentang
cukup
yaitu
sebanyak 10 responden (41,7% ) 3. Perawat di ruang ICU-ICCU Rumah Sakit Islam Klaten, peran perawat tentang penatalaksanaan
dapat bahan
penatalaksanaan
ajar
resusitasi
cairan pada pasien luka bakar 3. Peneliti Lain
resusitasi cairan pada pasien luka
Hasil penelitian ini dapat
bakar mayoritas berperan baik
dijadikan sebagai data dan
yaitu sebanyak 12
informasi dalam melakukan
responden
(50% )Ada hubungan antara 69
penelitian lebih lanjut yang
pengetahuan
terkait
dengan
peran
dengan
perawat dalam penatalaksanaan
penatalaksanaan pasien luka
resusitasi cairan pada pasien luka
bakar.
bakar dengan p value 0,006 dan
4. Peneliti
koefisien korelasi 0,183 yaitu
Menambah pengetahuan dan
kekuatan
wawasan
koefisien
korelasi
sangat rendah
penatalaksanaan dan peran dalam
6.1 SARAN 1. Rumah Sakit Islam Klaten dan bagi Perawat Hasil
penatalaksanaan
resusitasi cairan pada pasien luka bakar
penelitian
ini
diharapkan sebagai bahan masukan
tentang
DAFTAR PUSTAKA
bagaimana
Adib A. (2009).
pentingnya pengetahuan dan
Nasional
peran
dengan
khusunya
bagi
Materi
Seminar
Keperawatan tema
“Sistem
11
Pelayanan Keperawatan dan
dalam
Manajemen
Yogyakarta:Penerit Kanisius
untuk
Rumah
Mewujudkan
Sakit
praktik
kedokteran.
Patient Cresswell,J.W.2013.
Safety”. Jogjakata
Qualitative
researche. 3th ed. Thousand Arikunto, S 2006, Prosedur penelitian suatu
pendekatan
prakik,
Ali.Taufik, M. (2003). Prinsip-Prinsip Kesehatan
David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam
Jakarta Rineka Cipta.
Promosi
Oaks: Sage Publications.
dalam
Surabaya
Plastic
Surgery.
http://surabayaplasticsurgery.bl ogspot.com
Bidang Keperawatan. Jakarta: CV. Infomedika American
Burn
Depkes RI, 2008 Standar Tenaga
Association,
National Burn Repository 2013.
National
burn
Keperawatan Di Rumah Sakit, Direktorat
Pelayanan
Keperawatan
Direktoral
Jenderal Pelayanan Medik.
repository report of data from 2003-2012; 2013(9): 100-14
Kuliah Keperawatan Medikal
Bawelle, S.C, Sinolungan, J.S.V, Hamel, R.S.
(2013).
Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan pelaksanaan Keselamat Pasien (Patient Safety) di Ruang Rawat Kendage
Inap
RSUD
Liun
Tahuna.Ejournal
keperawatan.1.1
Keperawatan Medikal Bedah Vol.1.Jakarta: EGC
Tidak
dipublikasikan,
Yogyakarta Gurning, Yanty. Hubungan Tingkat Pengetahuan
dan
Sikap
Petugas
Kesehatan
IGD
Terhadap
Tindakan
Triage
Universitas Riau Hudak, C. M. & Gallo, B. M. (2010).
pasien
Holistik
(Ed.6).
Editor)
(Asih,
Jakarta:EGC.
12
Nursing,
Keperawatan kritis: Pendekatan
Cahyono, J.B. (2008). Membangun keselamatan
Bedah:Preoperatif
Berdasarkan Prioritas. Riau :
Brunner&Suddarth. 2002. Buku Ajar
Budaya
Effendy, Christantie, (2002). Hand out
(M.
Ester,
Penerjemah).
Hidayat, A 2007, Metode Penelitian Keperawatan Analisis
dan
Data,
Teknik Surabaya,
Moenadjat Y. Luka bakar : pengetahuan klinis praktis. Edisi 2.
Jakarta
:
Fakultas Kedokteran
Salemba Medika
Universitas
Indonesia ; 2009. ICU RS Islam Klaten Desember 2015 . Buku Registrasi Pasien ICU Tahun 2015.Rumah Sakit Islam Klaten
NANDA. (2010). Panduan Diagnosa Keperawatan
instict (fort penerjemah).Jakarta
dan
Klasifikasi.Jakarta: Prima Medika Notoatmojo,
Kozier & Erb (2005). Filosopi Mother
Definisi
S.
(2007).
Metode
Penelitian Kesehatn. Jakarta: Rineka Cipta
:Rineka Cipta Mansjoer, arif, et al., (2000). Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi 3. Jakarta:
Mubarak,Wahid Iqbal, et al. (2007). Kesehatan:
Pengantar
Proses
Mengajar Edisi
dalam
pertama.
Labor. Sydney . Jakarta : Persada Sugiyono.2015.
Medica Aesculpalus FKUI
Pomosi
Perry & Potter (2005). Departmen of
Metode
Penelitian
Pendidikan. Edisi 2. Bandung: Alfabet
Sebuah
Syamsuhidayat & Jong. 2008. Bab 3 :
Belajar
Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu
Pendidikan.
Bedah.Edisi 2.EGC. Jakarta
Yogyakarta: Sjamsuhidayat, R. Dan Wim de Jong.
Graha Ilmu
(1998). Buku Ajar ilmu bedah, Muhammad
&
Murdechi
(2006).
edisi revisi, Jakarta: EGC
Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat
tentang
Teknik
Perawatan Luka Post Operasi dengan
Pencegahan
Infeksi
Nosokomial di ruang Rawat Inap Rmah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Soekanto. Artikel Ilmiah
13