HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SDN 1 KABALAN KECAMATAN KANOR KABUPATEN BOJONEGORO
Lilis Maghfuroh …………......……….…… ……
. .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .….
Prestasi belajar Indonesia dikancah internasional masih mendapatkan peringkat yang rendah. Berdasarkan survey awal menunjukan bahwa prestasi belajar anak masih ada yang kurang (40%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan pola asuh orang tua dengan prestasi belajar anak. Variabel independen yaitu pola asuh orang tua sedangkan variabel dependen yaitu prestasi belajar. Desain penelitian Analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan populasi sebanyak 38, sampel yang diambil sebanyak 35 sesuai kriteria inklusi yang telah ditetapkan dengan menggunakan Simple Random Sampling. Data penelitian ini adalah hasil jawaban kuisioner tertutup dan hasil dokumentasi di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro pada Bulan Februari 2012. Data ditabulasi dianalisis dengan menggunakan uji Koefisien Contingensi dan uji Spearman. Pengujian dengan menggunakan SPSS for windows version 16.0 antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar dengan uji Koefisien Contingensi diperoleh nilai 0,742 dengan taraf signifikasi 0,00 (p < 0,05). Ini menunjukkan bahwa antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar mempunyai hubungan sangat kuat, dengan arah korelasi positif. Berdasarkan hasil penelitian maka perlu adanya penerapan pola asuh. Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, , Prestasi Belajar
dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang oleh orang tuanya. Perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berpikir bahkan kecerdasan mereka (Sumedi, 2009). Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu tertentu, juga dapat diartikan kemampuan maksimal yang telah dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai kecakapan (Yasa, 2008). Dari data The World Bank Group 2011, Indonesia di tahun sebelumnya terus mendapat prestasi yang rendah dalam uji berstandar internasional atas prestasi siswa,
PENDAHULUAN Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalama dan latihan (Oemar Hamalik, 2003). Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga. Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan sebagai pendidik terhadap anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak. Akan tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak merasa tidak diperhatikan,
SURYA
59
Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro bahkan setelah memperhitungkan kondisi sosial ekonomi. Di tahun 2003, Indonesia mendapat posisi ke-33 dari 45 negara dalam Third International Mathematics Science Study (TIMSS). Di tahun 2006, Program for International Student Assessment (PISA), yang menilai seberapa baik kesiapan siswa berumur 15 tahun dalam menghadapi kehidupan, Indonesia mendapat peringkat 50 dari 57 negara dalam bidang ilmu pengetahuan, membaca dan matematika. Di tengah kondisi pendidikan kita yang belum begitu membahagiakan, ada kabar gembira yang setidaknya dapat memunculkan optimisme bahwa kita bisa untuk maju. Kabar gembira itu berupa kemenangan siswa siswi Indonesia di tengah perlombaan tingkat internasional. Sebut saja pada tahun 2010 lalu, dalam ajang The Fourth International Young Mathematics, pelajar Indonesia berhasil meraih nilai tertinggi, sehingga meraih gelar juara umum untuk level junior. Masing-masing adalah medali emas untuk relay round contest, medali emas untuk Tim Contest dan medali perak untuk Mathematical Fair. Para pelajar yang berada di bawah asuhan tim Klinik Pendidikan MIPA (KPM) itu meraih nilai tertinggi sehingga mendapatkan posisi Champion (Juara Umum) untuk Level Junior. Lomba yang diikuti oleh 13 negara tersebut dibagi dalam 66 tim untuk Junior Level dan 50 tim untuk Senior Level. Tim KPM juga berhasil menghantarkan putra putri Indonesia memenangi kompetisi bertajuk “International Mathematic Contest” (IMC) 2011 yang digelar di Global Indian School, Singapura. Berdasarkan data ujian nasional 2011 tingkat SD di Jatim diikuti 490.196 siswa dari 19.344 sekolah dasar (SD), 124.123 siswa dari 6.241 madrasah ibtidaiah (MI), dan 319 siswa dari 94 sekolah dasar luar biasa (SD LB). Di Jatim, nilai ujian nasional
SURYA
SD terendah adalah 4,85 dan nilai tertinggi adalah 30 atau mendapatkan nilai 10 untuk tiga mata pelajaran dalam ujian nasional dan di Jatim ada tujuh siswa SD yang mendapat nilai 30 itu (Judarwanto, 2011). Dari survei awal, diperoleh hasil UTS di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro Tahun Ajaran 2011/2012, dari 10 siswa nilai rata-rata di bawah 6 ada 3 siswa (40%) dan diatas 6 ada 6 siswa (60%). Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar anak masih ada yang kurang. Setelah proses belajar mengajar selesai untuk satu kompetensi dasar diadakan pengukuran dan penilaian akan diperoleh hasil berupa prestasi belajar, dimana prestasi belajar antara siswa satu dengan yang lain akan berbeda hasilnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berupa faktor internal (dari dalam diri anak) antara lain : Motivasi, Minat, kemampuan siswa dan kecerdasan siswa itu sendiri (Intelegensi) dan Faktor eksternal (dari luar diri anak) antara lain : keluarga (orang tua) yang mencakup cara mendidik atau pola asuh orang tua terhadap anak, guru, media elektronik, teman bermain (Sunartoms, 2009). Minat belajar sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, maka tidak dapat diharapkan ia akan berhasil dalam mempelajari hal tersebut. Sebaliknya kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat dan bersungguhsungguh maka diharapkan hasilnya akan lebih baik (Slameto, 2003). Siswa yang tidak memiliki minat belajar, mereka tidak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal (Curly, 2011). Dalam rangka memperbaiki prestasi belajar siswa, pemerintah juga melakukan pembenahan berbagai program, salah satunya adalah kurikulum SD. Pembenahan kurikulum SD adalah dengan meninjau kembali materi pengajaran permata pelajaran, 60
Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro kemudian memberi pengajaran dikelas dan bimbingan belajar dilakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan siswa terampil dalam mengerjakan soal ujian. Pembelajaran dilakukan dengan fokus bagaimana siswa dapat mengerjakan soal dengan mudah dan cepat (Hari, 2008).
2) Jenis Kelamin Anak Tabel 2. Distribusi jenis kelamin Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012. No. Jenis Jumlah Prosentase Kelamin (%) Laki-laki 12 34,3 1 Perempuan 23 65,7 2 35 100 Jumlah
METODOLOGI .PENELITIAN Desain penellitian menggunakan korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi diambil dari seluruh siswa dan orang tua siswa kelas III sampai dengan kelas VI, seluruhnya berjumlah 38. Sampel diambil dari sebagian siswa dan orang tua siswa kelas III sampai dengan kelas VI menggunakan metode simple random sampling, berjumlah 35. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner tertutup dan dokumentasi nilai dari guru. Pengolahan dan Analisis Data terdiri dari Editing, Coding,Tabulating, Scoring, Uji Koefisien Contingensi dengan menggunakan SPSS 16.0.
Berdasarkan tabel 2. di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar anak berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 (65,7%). 3) Urutan Kelahiran Tabel 3. Distribusi Urutan kelahiran Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012. No. Urutan Jumlah Prosentase Kelahiran (%) Anak ke 1 11 31,4 1 Anak ke 2 12 25,7 2 Anak ke 3 8 28,6 3 Anak ke >3 4 14,3 4 35 100 Jumlah
HASIL .PENELITIAN 1. Karakteristik Anak 1) Kelompok Usia Tabel 1 Distribusi Usia Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012. No. Usia Anak Jumlah Prosentase (%) 6-8 Th 11 31,4 1 9-10 Th 9 25,7 2 11-12 Th 10 28,6 3 >12 Th 5 14,3 4 28 100 Jumlah
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah anak ke 2 sebanyak 12 (31,4%) dan sebagian kecil anak ke >3 sebanyak 7 (14,3%). 4) Jumlah Saudara Tabel 4 Distribusi jumlah saudara Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012. No. Jumlah Jumlah Prosentase Saudara (%) Tunggal 7 20 1 2-3 19 54,3 2 >3 9 25,7 3 35 100 Jumlah
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah anak berumur 6-8 tahun sebanyak 11 (31,4%) dan sebagian kecil anak berumur >12 tahun sebanyak 5 (14,3%).
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar jumlah saudara 2-3 sebanyak 19 (24,3%) dan hampir
SURYA
61
Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro setengah (25,7%).
jumlah
saudara
sebanyak
>3
3) Kelompok Pendidikan Tabel 7. Distribusi Pendidikan orang tua Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012. No. Pendidikan Jumlah Prosentase (%) SD 7 20 1 SMP 15 42,9 2 SMA 9 25,7 3 Perguruan 4 11,4 4 Tinggi 35 100 Jumlah
2. Karakteristik Orang Tua 1) Usia Orang Tua Tabel 5. Distribusi Usia orang tua Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012. No. Usia Jumlah Prosentase (%) <21 Th 18 51,4 1 21-35 Th 12 34,3 2 36-50 Th 5 14,3 3 35 100 Jumlah
Dari tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah orang tua berpendidikan SMP sebanyak 15 (42,9%) dan sebagian kecil orang tua berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 4 (11,4%).
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar usia orang tua anak < 21 tahun yaitu sebanyak 18 (51,4%) dan sebagian kecil orang tua berusia antara 36-50 tahun yaitu sebanyak 5 (14,3%). 2) Kelompok Pekerjaan Tabel 6. Distribusi Pekerjaan orang tua Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012. No Pekerjaan Jum Prosentase . lah (%) Buruh Tani 10 28,6 1 Petani 12 34,3 2 Wiraswasta/swasta 11 31,4 3 PNS/ TNI/ POLRI 2 5,7 4 35 100 Jumlah Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dijelaskan bahwa orang tua hampir sebagian bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 12 (34,3%), dan sebagian kecil orang tua bekerja sebagai guru dan PNS yaitu sebanyak 2 (5,7%).
SURYA
62
4) Hubungan Orang Tua Dengan Anak Tabel 8. Distribusi Usia Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012. No Hubungan Jumlah Prosentase (%) 1 2
Ayah Ibu
8 27
22,9 77,1
Jumlah
35
100
Berdasarkan tabel 8 diatas dapat dijelaskan bahwa hampir seluruhnya orang tua adalah ibu sebanyak 27 (77,1%).
Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro 3. Data Khusus 1) Distribusi Pola Asuh Orang Tua Tabel 9. Distribusi Pola asuh orang tua Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012. No. Pola Asuh Frekuensi Prosentase % Orang Tua Tipe 1 2 5,7 1 Tipe 2 4 11,4 2 Tipe 3 8 22,9 3 Tipe 4 8 22,9 4 Tipe 5 2 5,7 5 Tipe 6 11 31,4 6 35 100 Jumlah Berdasarkan tabel 9 di atas menunjukkan bahwa hampir setengah orang tua menerapkan pola asuh tipe 6 yaitu sebanyak 11 orang tua (31,4%) dan sebagian kecil orang tua menerapkan pola asuh tipe 1 dan tipe 5 yaitu sebanyak 2 orang tua (5,7%). 2) Distribusi Prestasi Belajar Anak Tabel 10 Distribusi prestasi belajar Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012.
Pola Asuh
Baik
Prestasi Belajar Ckp Krg
Prestasi Jumlah Prosentase Belajar (%) Baik 2 5,7 1 Cukup 13 37,1 2 Kurang 17 48,6 3 Amat 3 8,6 4 Kurang 28 100 Jumlah Berdasarkan tabel 10 di atas menunjukkan bahwa hampir setengah anak yang prestasi belajarnya kurang yaitu sebanyak 17 anak (48,6%) dan sebagian kecil anak yang pestasinya baik yaitu 2 anak (5,7%).
63
Jml
Amt Krg Tp1 0 0 0 2 2 0% 0% 0% 100% Tp2 1 3 0 0 4 25% 75% 0% (0%) Tp3 1 5 2 0 8 12,5% 62,5% 25% 0% Tp4 0 3 5 0 8 0% 37,5% 62,5% 0% Tp5 0 0 1 1 2 0% 0% 50% 50% Tp6 0 2 9 2 11 0% 15,4% 69,2% 15,4% Jml 2 13 17 3 35 (5,7%) (37,1 %) (48,6%) (8,6 %) X2 hitung=0,742 p=0,000 (p<0,05) Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukkan bahwa dari 11 orang tua yang menerapkan pola asuh tipe 6, sebagian besar prestasi belajarnya kurang yaitu sebanyak 9 anak (69,2%). Sedangkan dari 2 orang tua yang menerapkan pola asuh tipe 1 seluruhnya prestasinya amat kurang yaitu sebanyak 2 anak (100%). Dari hasil uji Koefisien Contingensi menggunakan program SPSS PC for Windows versi 16.0 didapatkan hasil uji korelasi Chi Square untuk menguji signifikansi koefisien C didapat Chi Kuadrat hitung = 42,861 sedangkan Chi Kuadrat tabel = 24,996. Kesimpulanya Chi Kuadrat hitung lebih besar dari nilai Chi Kuadrat tabel dengan taraf signifikan (α) sebesar 0,05, nilai koefesien korelasi 0,742 dan nilai signifikansi adalah p : 0,000 dimana p < 0,05
No.
SURYA
3) Hubungan Pola Asuh Orang tua Dengan Prestasi Belajar Anak Tabel 11 Distribusi hubungan pola asuh orang tua dengan prestasi belajar Anak di SDN 1 Kabalan Kanor Bojonegoro tahun 2012.
Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro maka H1 diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar anak di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro.
merupakan masa dewasa awal yang sudah dapat dikatakan lebih matang dalam berfikir. Umur menjadi salah satu ciri tingkat kedewasaan dimana dapat mempengaruhi perannya terhadap anak, karena dengan bertambahnya umur seseorang maka terjadi proses kematangan baik organ maupun jalan fikirannya sehingga dapat memberikan pola asuh yang tepat untuk anaknya. Dengan umur yang cukup seseorang lebih mudah dalam menerima informasi sehingga pengetahuan yang didapat akan semakin banyak dimana orang tua dapat menerapkan pola asuh yang baik pada anaknya. Menurut Notoatmojo (2003) berpendapat bahwa umur identik dengan pengalaman yang dimiliki, dengan bertambahnya umur maka pengetahuan seseorang juga akan bertambah. Sehingga dengan pengalaman yang dimiliki oleh orang tua dapat membantu dalam menentukan pola asuh yang tepat bagi anaknya. Selain itu Supartini (2006) berpendapat bahwa umur orang tua merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan pola asuh orang tua terhadap anak. Pendidikan orang tua dapat mempengaruhi penerapan pola asuh orang tua kepada anak. Menurut tabel 7 dimana hampir setengah orang tua berpendidikan SMP/Sederajat (42,9%). Dengan pendidikan orang tua yang hampir setengah berpendidikan SMP tidak menutup pola asuhnya kurang tepat untuk anaknya, ini dikarenakan intelektual orang tua masih kurang, dimana semakin tinggi pendidikan orang tua maka akan semakin tinggi pula pengetahuan. Pendidikan orang tua dapat memberikan dampak bagi pola pikir dan pandangan orang tua terhadap cara mengasuh dan mendidik anaknya. Sehubungan dengan tingkat pendidikan orang tua akan memberikan pengaruh terhadap pola berpikir dan orientasi pendidikan yang diberikan kepada anaknya. Semakin tinggi pendidikan
PEMBAHASAN 1)
Pola Asuh Orang Tua Berdasarkan tabel 9 di atas menunjukkan bahwa hampir setengah orang tua menerapkan pola asuh tipe 6 (31,4%). Dari fakta diatas bahwa hampir setengah orang tua mempunyai pola asuh tipe 6, yaitu pola asuh yang tak terbedakan atau tidak bisa digolongkan. Hal ini didapatkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada anak di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, dimana hal tersebut dapat dipengaruhi oleh usia orang tua, pendidikan orang tua, urutan kelahiran dan jumlah saudara. Setiap orang tua memiliki gaya mengasuh anak yang berbeda-beda, karena perbedaan persepsi dan pengertian pola asuh orang tua terhadap anak-anak mereka. Perhatian orang tua terhadap anak tidak cukup hanya untuk aspek pertumbuhan fisik. Selain itu, perlu juga ada perhatian untuk perkembangan mental dan emosi anak. Pola asuh berarti bentuk atau sistem dalam menjaga, merawat dan mendidik. Menurut Kohn (dalam bukunya Sutarjo, 2009), pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan, hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya. Faktor usia orang tua dapat mempengaruhi pola asuh orang tua. Menurut tabel 5 di atas menunjukkan bahwa hampir setengah orang tua berusia 21−35 tahun (34,3 %). Dimana pada umur ini orang tua
SURYA
64
Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro yang dimiliki oleh orang tua maka akan semakin memperluas dan melengkapi pola berpikirnya dalam mendidik anaknya. Hal ini sesuai teori yang dikemukan oleh Notoatmojo (2003) yang berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula intelektualnya. Selain itu Augustine (2009) menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi pemilihan pola asuh orang tua terhadap anak. Urutan kelahiran anak juga dapat mempengaruhi pola asuh orang tua kepada anaknya. Menurut tabel 3 dapat dijelaskan bahwa hampir setengah anak kedua (31,4%). Anak kedua biasanya selalu berusaha melebihi kakaknya, ia cenderung memberontak atau iri hati terhadap hal yang diberikan orang tua terhadap saudaranya, sehingga orang tua biasanya selalu menuruti kemauannya. Anak kedua akan lebih dewasa karena ia akan belajar dari kakak dan sikap orang tua terhdapnya. Hal itu akan membuat orang tua menerapkan pola asuh yang berbeda pada anak kedua. Namun orang tua sudah belajar tentang bagaimana memberikan pola asuh yang baik, dari pengalamannya merawat anak pertama. Sehingga pengalaman yang dimiliki sudah cukup untuk menerapkan pola asuh yang terbaik bagi anaknya. Hal ini sesuai dengan teori Lidislaus dalam Muthofarhadi (2010) menyatakan bahwa ciri anak kedua atau anak tengah adalah ambisisus. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya, cenderung memberontak atau iri hati, tapi umumnya dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik. 2) Prestasi Belajar Dari table 10 yang didapat dari data hasil belajar siswa dalam hal ini nilai kognitif prestasi belajar dari UAS pada semester ganjil hampir setengah siswa di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro prestasi belajarnya kurang
SURYA
(48,6 %). Prestasi belajar di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro dipengaruhi oleh beberapa hal yakni keadaan keluarga (pekerjaan orang tua) dan usia anak. Setelah proses belajar mengajar selesai untuk satu kompetensi dasar diadakan pengukuran dan penilaian akan diperoleh hasil berupa prestasi belajar. Semua siswa, orang tua dan guru sebagai pengajar menginginkan tercapainya prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Menurut Tu’u (2004) Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh guru. Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu diantaranya keadaan keluarga salah satunya adalah pekerjaan orang tua. Menurut tabel 6 diatas menunjukkan bahwa hampir setengah orang tua bekerja sebagai petani (34,3%). Dimana petani lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berada di sawah terlebih pada waktu musim panen dan masa tanam, orang tua yang bekerja akan mempunyai waktu yang sedikit untuk bersama anaknya dan komunikasi atau interaksi antara orang tua dan anak pun akan kurang, berbeda dengan ibu yang tidak bekerja mempunyai banyak waktu untuk berinteraksi dengan anak dan dapat memberikan bimbingan dengan baik kepada anak dan dapat menerapkan pola asuh yang tepat bagi anaknya. Hal ini sesuai dengan teori Slameto (2008) bahwa latar belakang pekerjaan orang tua mempunyai peranan terhadap prestasi belajar anaknya,
65
Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro karena pekerjaan mempengaruhi orang tua dalam pemberian perhatian terhadap anaknya. Selain itu usia anak juga dapat mempengaruhi prestasi anak. Menurut tabel 1 menunjukkan bahwa hampir setengah anak berusia 6-8 tahun (31,4 %). Dimana pada usia ini anak masih dalam tahap pengenalan tentang proses belajar dan ia masih menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Anak usia 6-8 tahun masih suka bermain, namun ia menghendaki pestasi yang baik. Pada usia ini anak biasanya lebih mengandalkan intelegensinya, dimana intelegensi juga mempengaruhi prestasi belajar. Usia anak sangat berperan dalam kematangan dan pembentukan intelegensi. Semakin bertambahnya usia anak intelegensinya akan semakin matang . Menurut Syamsu (2003) menyatakan faktor intelegensi dipengaruhi oleh kematanghan dan pembentukan, kesiapan atau fungsi atau potensi untuk dikembangkan dan segala faktor luar yang akan mempengaruhi perkembangan intelegensi. 3) Hubungan pola asuh orang tua denganprestasi belajar anak di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua yang menerapkan pola asuh tipe 6, prestasi belajarnya kurang yaitu sebanyak (69,2%). Selain itu dari hasil uji Koefisien Contingensi menggunakan program SPSS PC for Windows versi 16.0 didapatkan hasil uji korelasi Chi Square untuk menguji signifikansi koefisien C didapat Chi Kuadrat hitung = 42,861 sedangkan Chi Kuadrat tabel = 24,996. Kesimpulanya Chi Kuadrat hitung lebih besar dari nilai Chi Kuadrat tabel dengan taraf signifikan (α) sebesar 0,05, nilai koefesien korelasi 0,742 dan nilai signifikansi adalah p : 0,000 dimana p < 0,05
SURYA
maka H1 diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar anak di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Dari hasil penelitian ini semakin banyak orang tua menerapkan pola asuh tipe 6 maka akan semakin tinggi pula anak yang mendapat prestasi kurang. Pada kenyataanya pada anak usia sekolah yang prestasinya kurang sangat dipengaruhi oleh penerapan pola asuh orang tua dengan tipe 6. Hal ini karena pada pola asuh tipe 6, orang tua membuat aturan yang tak terbedakan atau tidak bisa digolongkan, sehingga anak menjadi bingung, kadang orang tua menerapkan karakter pola asuh yang diinginkan anaknya kadang sebaliknya. Hal itu akan mempengaruhi perasaan anak, dan menyebabkan komunikasi satu arah saja dan tidak ada feed back dalam mengasuh anak. Jadi orang tua yang menerapkan pola asuh tipe 6 anak-anak lebih beresiko tinggi untuk mendapatkan prestasi yang kurang dibandingkan dengan orang tua yang menerapkan pola asuh tipe 3 dimana komunikasi dan pengertian antara anak dan orang tua terjalin dengan baik, sehingga kemungkinan prestasi yang kurang menjadi kecil. Pada dasarnya pola asuh tipe 6 mempunyai peranan yang penting dalam prestasi belajar anak (usia 6-12 tahun). Hal itu akan terbawa di luar rumah, anak akan cenderung diam dan kurang berperan. Hal ini sesuai dengan teori Yuniarti dalam buku penyusunan skala psikologi Syaifuddin Azwar (2008) Pola asuh tipe 6, yaitu pola asuh yang tak terbedakan atau tidak bisa digolongkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis-jenis tipe pola asuh dari Yuniarti dalam buku penyusunan skala psikologi Syaifuddin Azwar (2008) yang menyatakan bahwa pola asuh tersebut merupakan aspek sikap dari orang tua yang 66
Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro harus diterapkan kepada seorang anak dan tidak merupakan aplikasi lansung dari seorang anak tersebut, sehingga ini merupakan kelemahan dari penelitian ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar anak usia sekolah (usia 6-12 tahun) di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Namun selain pola asuh orang tua terdapat masih banyak faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar anak dan hal tersebut memerlukan penelitian yang lebih lanjut.
dapat dijadikan masukan khususnya dalam hal pengembangan prestasi belajar. 2) Bagi Institut Pendidikan Dengan adanya perkembangan pengetahuan tentang hubungan antara pola asuh orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar sehingga hasil penelitian dapat dijadikan pendukung teori yang sudah ada. 3) Bagi Masyarakat Perlu adanya perhatian masyarakat dalam menumbuhkan pola asuh dan minat belajar yang baik bagi anak-anaknya. 4) Bagi Peneliti Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mengenai variabel lain diluar pola asuh orang tua dan minat belajar yang diduga dapat mempengaruhi prestasi anak.
PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro tanggal 3 sampai 15 Maret 2012. Sampel pada penelitian ini adalah orang tua dan anak usia sekolah yang berjumlah 35 orang didapatkan hasil sebagai berikut : 1) Pola asuh orang tua di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro hampir sebagian memakai pola asuh tipe 6. 2) Prestasi belajar anak di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro hampir sebagian prestasi belajarnya kurang. 3) Ada hubungan pola orang tua dengan prestasi belajar anak di SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. 2.Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran dari penulis yakni sebagai berikut : 1) Bagi Akademis Mengingat ada hubungan antara pola asuh orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar maka hasil penelitian ini
SURYA
DAFTAR PUSTAKA Agustine.2009. Pola Asuh Efektif Satukan Komitmen Orang Tua. http://www.carisuster.com. Diakses : Tanggal 14 Oktober 2010. Jam 10.00 WIB. Arikunto,Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta. Djamarah. 2007. Dampak Motivasi. Http://files.wordpress.com. Diakses : Tanggal 22 Oktober 2011. Jam 10.00. Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hira.
2011. Prestasi Belajar Anak. http://www.anneahira.com. Diakses 20 November 2011. Jam 23.00 WIB.
Judarwanto. 2011. Pengumuman Hasil Ujian Nasional SD MI 2011 Di Indonesia. Http://mediaanakindonesia.wordpres s.com. Diakses : Tanggal 20 Oktober 2011. Jam 09.00. 67
Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Anak SDN 1 Kabalan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro Monk, F.J. 2004. Pesikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Perss. Sanjaya, Ade. 2011. Prestai Belajar. Http://aadesanjaya.blogspot.com. Diakses : Tanggal 15 Desember 2011. Jam 19.30 WIB. Slameto. 2003. BelajardanFaktor – faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :BinaAksara. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Bina Aksara. Sumedi, Janti. 2009. Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Prestasi Anak. Http://psb-psma.org. Diakses : tanggal 20 Oktober 2012. Jam 13.00 WIB. Sunartombs. 2009. Pengertian Prestasi Belajar. Http://sunartombs.wordpress.com. Diakses : Tanggal 10 oktober 2011. Jam 09.00. Suryabrata, Sumadi. 2003. Pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada.
Psikologi PT Raja
Sutarjo. 2009. Pengembangan Pendidikan Orang Tua. Http://www.depdiknas.go.id. Diakses : tanggal 14 Oktober 2012. Jam 22.00. Syah, Muhibbin, M.Ed. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja. Winkel, WS. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.
SURYA
68
Vol.02, No.XVIII, Juni 2014