HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE DAKWAH USTADZ ANDREW IRFAN TANUDJAJA DENGAN MUTU JAMAAH PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (PITI) JAKARTA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: SUCI ANNISAA ISTARI 108051000164
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H
HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE DAKWAH USTADZ ANDREW IRFAN TANUDJAJA DENGAN MUTU JAMAAH PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (PITI) JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial islam (S.Sos.I)
Oleh:
Suci Annisaa Istari NIM: 108051000164
Pembimbing
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tangerang, 6 Juni 2011
Suci Annisaa Istari
ABSTRAK
SUCI ANNISAA ISTARI Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja Dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta
Skripsi ini dibuat dengan mengambil judul Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja Dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Meskipun masalah metode dakwah merupakan hal yang klasik tetapi ini merupakan salah satu unsur keberhasilan dakwah yang pembahasannya harus dikaji serta diteliti secara mendalam. Adapun perumusan masalah dari penelitian ini adalah: Bagaimana hubungan penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan format deskripsi analisis. Adapun data-data penelitian diperoleh dengan cara observasi, penyebaran angket dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis data yang menunjukkan nilai 0,8131. Maka telah terjadi hubungan positif penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Dengan demikian hipotesis a (Ha) diterima. Kemudian untuk menginterpretasikan besarnya hubungan penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta dapat diketahui dari besarnya nilai yang berarti “Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi kuat atau tinggi.”
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmaanirrahiim Assalamu‟alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirabbil „alamin, hanyalah ucapan syukur yang mampu terucap atas segala nikmat, karunia dan rahmat-Nya. Tiada daya dan upaya melainkan atas kehendak-Nya, begitu pun dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Kemudahan dan pertolongan Allah senantiasa penulis rasakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta”. Penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hiayatullah Jakarta. Shalawat serta salamsemoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, tabi‟in-tabi‟in yang selalu mengikuti ajarannya. Perasaan
bahagia,
haru
dan
sedih
berbaur
menjadi
satu
atas
terselesaikannya skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa atas bimbingan, bantuan, dan dorongan dari semua pihaklah, penulisan skripsi ini mudah terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkan penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini baik secara moril maupun materiil, terutama kepada yang terhormat orang tua tercinta Mama Devi, Mama Lita, Ayah Iis dan Papa Benny yang selalu mencurahkan kasih sayang, pendidikan, dan motivasi keada penulis. Kesabaran,
rasa cinta dan segala jasa Mama, Ayah serta Papa tiada mungkin dapat terbalas, hanya ucapan terimakasih dan bakti yang dapat penulis lakukan. Semoga Mama, Ayah dan Papa senantiasa sehat, panjang umur dan dilindungi Allah SWT. Amin. Selain itu penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, kepada Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pudek I, Bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II dan Bapak Drs. Study Rizal LK, M.A selaku Pudek III. 2. Drs. Jumroni, M.Si dan Ibu Hj. Umi Musyarofah, M.A selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Bapak Drs. Anzwar Chatib, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak ilmu dan meluangkan waktunya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Seluruh Dosen dan civitas akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan kontribusi ilmu dan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan kemudahan kepada peneliti. 6. Kepada Ketua PITI Jakarta Bpk Syarif Tanudjaja, SH beserta jamaah, dan Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja yang telah membantu penulis dan meluangkan waktunya untuk wawancara dan melengkapi data-data. 7. Abang tercinta Rendy Eko, dan adik-adikku tersayang Siti Maria al-Qiftya dan Fajri Ilham yang menjadi penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-Teman KPI angkatan 2007, terutama KPI B yang telah bersama-sama berjuang dalam menimba ilmu dengan berbagai suka dan duka. 9. Sahabat terbaik, Risda Sefrianita, Rojatil Ula‟, Bombom, Ucup, Rifat. Terimakasih atas persahabatannya selama ini. 10. Teman-teman KKN DAUN 2010 yang selalu bersama dalam suka dan duka di Bojong Sawah. 11. Special buat Aras yang selalu menjadi semangat dan motivasi untuk penulis. Terimakasih waktunya dalam membantu penyelesaian skripsi ini. 12. Terakhir, kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya namun telah ikut berpartisipasi membantu dan mendoa‟kan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih. Pada akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada para pembaca pada umumnya. Dan juga semoga semua perhatian, motivasi dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dan pahala yang setimpal dari Allah SWT. Semoga Allah menuntun ke jalan yang lurus yaitu jalan yang Engkau ridhoi dan bukan jalan yang Engkau murkai. Amin yaa Robbal‟alamin.
Tangerang, 6 Juni 2011
SUCI ANNISAA ISTARI
DAFTAR ISI
ABSTRAK KATA PENGANTAR…………………………………………………………...i DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iv DAFTAR TABEL………………………………………………………………vii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..1 B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………………………...6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………….…..6 D. Tinjauan Pustaka………………………………………………….7 E. Kerangka Konsep………………………………………………...10 F. Metodologi Penelitian.…………………...………………………12 1. Metode Penelitian……………………………………………..12 2. Waktu dan Lokasi Penelitian………………………………….15 3. Populasi dan Sampel………………………………………….16 4. Sumber Data………………………………………………….17 5. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data………………….18 G. Sistematika Penulisan…………………………………………...22
BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Metode Dakwah 1. Pengertian Metode…………………………………………..25 2. Pengertian Dakwah………………………………………….26
3. Metode Dalam Dakwah……………………………………..29 B. Mutu Jamaah 1. Pengertian Mutu……………………………………………..38 2. Pengertian Jamaah…………………………………………..40 3. Mutu Jamaah………………………………………………...42 C. Hipotesis………………………………………………………….43 BAB III
PROFIL PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (PITI) DPW DKI JAKARTA DAN PROFIL H. ANDREW IRFAN TANUADJAJA A. Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) 1. Sejarah Perkembangan PITI…………………………………...45 2. Visi dan Misi PITI…………………………………..................48 B. Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta 1. Legalitas PITI Jakarta…………...…………………………….49 2. Program Kerja dan Kegiatan PITI Jakarta a) Program Kerja………………………………………..……50 b) Kegiatan PITI…………………………………………...…54 c) Tujuan dan Sasaran PITI ……….…………………………58 d) Sarana dan Prasarana……………………………………...59 3. Organisasi…………………………………………….60
Struktur
C. Profil H. Andrew Irfan Tanuadjaja 1. Riwayat Hidup………………………………………………...66 2. Latar Belakang Keluarga……………………………………....68 3. Latar Belakang Pendidikan……………………………………69 4. Aktifitas dan Kiprah Dakwah…………………………………70 BAB IV
TEMUAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Responden…………………………………………….74 B. Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja Dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PIITI) Jakarta………………………………………..77 C. Interpretasi Hasil Analisis………………………………………..79
BAB V
KESIMPULAN……………………………..……………………..98
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….100 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1
Variabel dan Indikator Penggunaan Metode Dakwah Dalam Meingkatkan Mutu Jamaah……………………………………..14
2. Tabel 1.2
Interpretasi Besarnya Product Moment…………………….......21
3. Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………………………...74
4. Tabel 4.4
Responden BerdasarkanUsia…………………………………....75
5. Tabel 4.5
Responden BerdasarkanPekerjaan……………………………...76
6. Tabel 4.6
Responden Berdasarkan PendidikanTerakhir……………….….77
7. Tabel 4.7
Interpretasi Besarnya Product Moment………………………...79
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran I
Surat Bimbingan Skripsi
2. Lampiran II
Surat Keterangan Penelitian Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jaka
3. Lampiran III
Angket Penelitian Skripsi
4. Lampiran IV
Penggunaan Metode Dakwah Unstadz Andrew Irfan Tanudjaja (variable x)
5. Lampiran V
Mutu Jamaah PITI Jakarta (variable y)
6. Lampiran VI
Hasil Penggunaan Metode Dakwah dan Mutu Jamaah
7. Lampiran VII
Struktur Organisasi PITI Jakarta
8. Lampiran VIII
Metode Konseling
9. Lampiran IX
Metode Sajak
10. Lampiran X
Metode Syair
11. Lampiran XI
Wawancara dengan H.M Syarif Tanudjaja, SH
12. Lampiran XII
Wawancara dengan Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja
13. Lampiran XIII
Website PITI Jakarta
14. LAmpiran XIV
Website Mustika
15. LAmpiran XV
Website Chinese Lampion Nasyid
16. Lampiran XVI
Alfiananda‟s Blog
17. Lampiran XVII
Dokumentasi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setiap muslim wajib mengimani Islam. Artinya adalah setiap muslim wajib meyakini kesempurnaan dan kemutlakan kebenaran Islam. Kemudian mereka istiqomah dalam keimanannya dan senantiasa berusaha memelihara dan meningkatkan mutu keimanannya itu. Upaya peningkatan mutu manusia dan lingkungan hidup inilah yang selalu menjadi masalah sentral dan menjadi pusat perhatian para nabi/rasul, para ulama / ilmuwan / cendekiawan dan para penyelenggara negara / pemerintahan (pemegang kekuasaan). Para nabi / rosul diutus Allah untuk memperbaiki kerusakan ummat dan meningkatkan kualitas kehidupan dengan memberikan
tuntunan/pedoman
hidup
dan
kehidupan.
Sebagaimana
disebutkan dalam QS. Al Anbiya‟ ayat 107
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”
Oleh yang demikian dakwah sangatlah diperlukan dan amar makruf nahi munkarlah yang menjadi asas dakwah dalam Islam. Dakwah islamiyah yang dilakukan Rasulullah SAW telah berhasil membentuk masyarakat islami. Oleh karena itu, perjalanan dakwah menuju sebuah masyarakat yang ideal, mutlak memerlukan proses dakwah. Hal ini disebabkan karena dakwah akan memberikan landasan filosofis serta memberikan kerangka dinamika dan perubahan system dalam proses perwujudan masyarakat adil dan makmur. Dapat diketahui bahwa salah satu unsur yang harus diperhatikan untuk mencapai keberhasilan dakwah adalah bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh seorang da‟i sehingga dakwah itu dapat diterima dengan mudah. Oleh karena itu, seorang da‟i harus memiliki metode tertentu dalam menyampaikan dakwahnya. Dengan menggunakan metode yang tepat dalam menyampaikan dakwah diharapkan para jamaah dapat langsung merasakan manfaat dari apa yang disampaikan oleh da‟i. Dalam al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 125 dijelaskan tentang beberapa metode dakwah:
Artinya: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantalah mereka dengan cara lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk menyeru (berdakwah) kepada jalan yang diridhoi-Nya dengan cara bi al-Hikmah, al-mau‟idzah, al-hasanah, maupun wa jadilhum bi al-lati hiya ahsan. Dengan metode dakwah yang baik seharusnya para jamaah dapat mengerti apa yang disampaikan oleh da‟i sehingga dapat menambah pengetahuan bahkan merubah sikap seseorang dari yang buruk menjadi lebih baik. Tetapi pada kenyataan tidak semua mad‟u mengerti apa yang disampaikan oleh da‟i. Oleh karena itu, persoalan metode dakwah perlu mendapat perhatian, dikaji, dan diteliti karena metode dakwah merupakan salah satu unsur yang penting agar tercapainya keberhasilan dakwah, khususnya dalam pengajian yang diadakan oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta yang mayoritas keturunan Tioghoa. Sebagai agama, Islam masuk dan berkembang di negeri Cina, melalui jalur perdagangan. Begitu pula Islam masuk ke Nusantara. Kedatangan etnis Tionghoa dan Muslim Tionghoa dari negeri Cina ke Nusantara, tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf kehidupan ekonomi mereka, bukan tujuan menyampaikan Islam atau berdakwah. Meski kedatangan etnis Tionghoa
Muslim tidak untuk berdakwah, namun keberadaan mereka punya dampak dalam perkembangan dakwah.1 Pada dasarnya etnis Tionghoa Indonesia bukan saja beragama Konghucu, Kristen ataupun Budha. Akan tetapi di Indonesia banyak sekali warga Tionghoa yang memeluk agama Islam dan mendirikan komunitaskomunitas Muslim Tionghoa. Ini berawal pada tahun 1407 dimana awal ekspansi Cina ke Indonesia, dan pertama kali dibentuk komunitas Cina Musli Hanafi pertama di Indonesia.2 Komunitas muslim Tionghoa ini mempunyai peran yang sangat besar dalam berdakwah baik kepada etnis Tionghoa sendiri maupun kepada muslim pribumi. Lembaga-lembaga dakwah Islam dikalangan masyarakat Cina pun sudah banyak yang berdiri saat ini, diantaranya adalah PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) suatu ormas gerakan dakwah Islam satu-satunya yang tertua dan tersebar di Indonesia.3 Bagi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta nama besar Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja tidaklah asing lagi. Dakwahnya telah dikenal oleh kaum etnis Tionghoa yang menjadi mualaf khususnya. Beliau pun banyak diundang diberbagai acara dan tempat untuk menyampaikan dakwahnya, baik pada hari-hari besar Islam maupun pada majelis-majelis
1
Alfiananda‟s Blog, diakses pada 8 November 2010. http://alfiananda.wordpress.com/2010/07/14/sejarah-dan-perkembangan-muslim-tionghoaindonesia/ 2 H.J.de Graaf dkk, Citra Muslim di Jawa Abad XV dan XVI Antara Historitas dan Mitos,(Jogjakarta: Tiara Wacana, 1997), h.2. 3 www.piti.org, diakses pada tanggal 28 April 2011.
ta‟lim sebagai pengajar. Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta adalah salah satu lembaga yang diasuh oleh beliau. Pengajian rutin Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta diadakan di Komplek Ruko Duta Merlin dan di kediaman Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja di Jl. Tegalan III. Jama‟ah dari pengajian ini diantaranya dalah para mualaf-mualaf etnis Tionghoa dari berbagai macam latar belakang. Perkembangan ini menunjukkan kemajuan dalam berdakwah. Namun, keberhasilan dakwah ini tentunya tidak dapat terlepas dari usaha para da‟i. Salah satu yang menarik dari Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja adalah metode dakwah yang digunakan. Tidak seperti da‟i biasanya Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja memberikan ceramahnya melalui dua bahasa yaitu MandarinIndonesia, dikarenakan notabennya para mad‟unya yang bernaung di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta adalah para mualaf etnis Tionghoa. Selain itu dalam penyampaian dakwahnya Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja juga menggunakan musik, yaitu melalui grup nasyid yang dimilikinya, dimana anggotanya berasal dari kaum Tionghoa dan ada beberapa metode dakwah lainnya yang digunakan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja untuk mempermudah dakwahnya. Atas dasar hal itu pula penulis merasa tergugah untuk mengadakan penelitian terhadap metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. Sehingga penulis mengambil judul Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Dari penjelasan yang tertulis pada latar belakang, nampak bahwa keberhasilan untuk meningkatkan mutu jamaah dapat dipengaruhi dari berbagai aspek, diantaranya kultur, lingkungan majelis taklim, materi dakwah, dan lain sebagainya. Untuk memfokuskan penelitian ini, maka permasalahan hanya penulis batasi pada seputar penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dalam pengajian Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Dengan melihat tingkat pemahaman (kognitif), penilaian (afektif), dan perubahan perilaku (psikomotorik) jama‟ah terhadap dakwah yang disampaikan. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah penelitian, yaitu; Bagaimana hubungan penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, dilihat dari tingkat pemahaman (kognitif), penilaian (afektif), dan perubahan perilaku (psikomotorik) jamaah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan pembatasan dan rumusan di atas, maka yang menjadi tujuan skripsi ini adalah untuk mengkaji hubungan penggunaan metode
dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah: a. Akademis Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan kita semua tentang metode dakwah yang baik. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif, umumnya bagi para mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) dan khususnya bagi mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) yang tertarik untuk mempelajari metode dakwah. b. Praktis Dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi acuan atau pedoman para praktisi dakwah untuk diaplikasikan dalam mengembangkan pelaksanaan dakwah melalui berbagai bidang kehidupan. D. Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti telah terlebih dahulu melakukan tinjauan pustaka, diantaranya: 1. Hubungan Aspek Psikoterapi Islam Dalam Tahfidz Al-Qur‟an Dengan Tingkat ketenangan Pikiran Santri di Pondok Pesantren Ummul Quran Pondok Cabe Tangerang yang diteliti oleh Samsuludin dengan NIM: 10405200994, mahasiswa S1 Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008. Pada skripsi ini membahas mengenai seberapa besar hubungan aspek psikoterapi dalam
tahfidz al-Qur‟an dengan tingkat ketenangan para santri dan menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara aspek psikologi Islam dalam tahfidz Al-Qur‟an dengan tingkat ketenangan pikiran. Persamaan pada skripsi ini sama-sama mencari korelasi antar dua variabel. Sedangkan perbedaannya terletak pada efeknya dimana pada penelitian yang saya bahas mencari mutu jamaah dilihat dari aspek pemahaman (kognitif), penilaian (afektif), dan perubahan perilaku (psikomotorik).4 2. Respon Jamaah Majelis Ta‟lim At-Tarbiah Terhadap Metode Dakwah K.H Edi Junaedi Nawawi yang dibuat oleh Siti Buraedah mahasiswi S1 Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan NIM 105051001874 pada tahun 2009. Skripsi ini menemukan bahwa metode dakwah bi al hikmah yang digunakan K.H Edi Junaedi Nawawi disampaikan dengan retorika yang baik, komunikatif, cukup humoris, dilengkapi dengan contoh nyata, menggunakan bahasa yang lembut dan santun, tanpa paksaan, memberikan kesempatan bertanya pada jamaah dan memberikan keteladaan. Perbedaannya terletak pada analisis data dimana penelitian ini mencari respon dari metode dakwah. Persamaan skripsi ini ditemukan hubungan positif antara metode dakwah K.H Edi Junaiedi Nawawi dengan respon kognitif, respon afektif, dan respon konatif pada jamaah majelis taklim At-Tarbiah.5
4
Samsuludin, Hubungan Aspek Psikoterapi Islam Dalam Tahfidz Al-Qur‟an Dengan Tingkat ketenangan Pikiran Santri di Pondok Pesantren Ummul Qura Pondok Cabe Tangerang (Jakarta: UIN Jakarta, 2008) h. 15 5 Siti Buraedah, Respon Jamaah Majelis Ta‟lim At-Tarbiah Terhadap Metode Dakwah K.H Edi Junaedi Nawawi (Jakarta: UIN Jakarta, 2009) h. 18
3. Respon Jamaah Terhadap Metode Dakwah K.H M. Syafi‟I Hadzami di Majelis Ta‟lim Ni‟matul Ittihad Pondok Pinang Jakarta Selatan yang dibuat oleh Syafe‟I Hadzami S1 Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan NIM 1020051025481 pada tahun 2006. Skripsi ini membahas tententang respon jamaah terhadap metode dakwah tradisional yang dilakaukan oleh K.H. M. Syafi‟I Hadzami dimana metode yang digunakan adalah metode tradisional, diantarannya adalah sorongan, bandongan dan mudzakaroh serta menemukan bahwa respon jamaah Majelis Ta‟lim Ni‟matul Ittihad Pondok Pinang Jakarta Selatan sangat baik.6 Persamaan pada skripsi ini adalah pembahasan mengenai metode dalam berdakwah. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode dakwahnya yang menggunakan metode tradisional. 4. Efektifitas Traning ESQ Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah Anggota Fosma 165 Jakarta Barat yang dibuat oleh Yosep Saepulloh mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Dakwah (MD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan NIM 104053002037 pada tahun 2008. Skripsi ini menemukan bahwa setelah para anggota Fosma 165 Jakarta Barat mengikuti traning ESQ ada perubahan pengamalan yaitu dengan meningkatnya pengamalan ibadah anggota. Training ESQ yang diikuti oleh anggota Fosma 165 Jakarta Barat bisa efektif karena ada faktor lain yang mempengaruhi yaitu kebiasaan mereka setelah training yang selalu mengkaji, memahami, dan banyak bertanya masalah ibadah sehari-hari kepada ustad, sehingga pengetahuan dan pengalaman mereka bertambah 6
Syafe‟I Hadzami, Respon Jamaah Terhadap Metode Dakwah K.H M. Syafi‟I Hadzami di Majelis Ta‟lim Ni‟matul Ittihad Pondok Pinang Jakarta Selatan (Jakarta: UIN 2006) h. 13
tentang ibadah, dengan begitu ibadah mereka menjadi meningkat. 7 Persamaan pada skripsi ini terletak pada pembahasan mengenai efek. Sedangkan perbedaannya terletak pada metodologi penelitiannya. 5. Efektifitas Konseling Agama Terhadap Jamaah di Majelis Rasulullah Masjid al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan yang dibuat oleh Maryanah mahasiswi S1 Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan NIM 105052001757 pada tahun 2009. Skripsi ini menemukan bahwa konseling yang dilakukan di majelis Rasulullah
sangat
direspon
oleh
banyak
jamaah
karena
selain
mendapatkan ilmu pengetahuan, bimbingan agama dan nasehat-nasehat yang disampaikan oleh Habbib Munzir Al-Musawa jamaah juga dapat mengeluarkan permasalahannya baik pribadi maupun umum.8 Persamaan yang terdapat dalam skripsi ini adalah mengenai efek yang ditimbulkan karena konseling agama. Sedangkan perbedaannya terletak pada metodologi serta teknik analisis data, dimana pada skripsi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dengan demikian maka skripsi ini berbeda dengan skripsi sebelumnya dan layak untuk diajukan sebagai penelitian ilmiah. E. Kerangka Konsep Dalam penjelasan diatas disebutkan bahwa yang dimaksud dengan metode dakwah adalah cara seorang da‟i menyampaikan dakwah atau pesan 7
Yosep Saepulloh, Efektifitas Traning ESQ Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah Anggota Fosma 165 Jakarta Barat (Jakarta: UIN 2008) h. 14 8 Maryanah, Efektifitas Konseling Agama Terhadap Jamaah di Majelis Rasulullah Masjid al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan (Jakarta: UIN 2009) h. 13
kepada mad‟u nya, sehingga mad‟u dapat menerima pesan dakwah dengan baik dan dapat mengaplikasikaknnya di dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan mutu jamaah adalah kondisi dinamis dimana seorang muslim memenuhi penilaian tertentu dan dapat dilihat dari aspek kognitif (pengetahuan), afektif (pembentukan sikap), dan psikomotorik (tindakan nyata). Berikut telah dijabarkan hubungan penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta dalam diagram.
Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta
Analisis Hubungan
Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta
PSIKOMOTORIK
AFEKTIF
KOGNITIF
MUTU JAMAAH
METODE KONSELING
METODE SAJAK
METODE SYAIR
METODE KONSELING
DISKUSI METODE
METODE CERAMAH
METODE DAKWAH
Dalam berdakwah ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh seorang da‟i. Metode dakwah yang paling popular adalah metode dakwah yang diterangkan dalam surat an-Nahl ayat 125, yaitu metode dakwah bi al hikmah, mau‟idzoh hasanah dan mujadalah. Sedangkan respon akan terjadi karena beberapa hal. Terjadinya efek akan sangat tergantung dengan penyebab yang menimbulkannya. Efek dibagi menjadi tiga: 1. Kognitif, yaitu efek yang timbul setelah adanya pemahaman terhadap sesuatu terkait dengan informasi atau pengetahuan. 2. Afektif, yaitu efek yang timbul karena adanya perubahan perasaan terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai. 3. Psikomotorik, yaitu berupa tindakan, kegiatan atau kebiasaan yang terkait dengan perilaku nyata. Dari penjelasan di atas, efek memiliki berbagai bentuk. Efek akan menghasilkan perubahan pemahaman (kognitif), perubahan perasaan (afektif), dan juga perubahan tindakan (psikomotorik). Inilah yang akan kita bahas dalam penelitian ini bagaimana hubungan penggunaan metode dakwah ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. F. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah melakukan perhitungan angka yang tepat. Selain itu metode
kuantitatif lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. Metode penelitian menurut Wiradi, “Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dilakukan) yang disusun secara sistematis (urutan logis).” Sedangkan metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu memahami objek. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan temuan di lapangan apa adanya dan berusaha mengurangi pengaruh terhadap objek penelitian sehingga data yang diperoleh dapat diolah secara memadai. Bentuk penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Dimana peneliti melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Selain itu, penulis juga memilih format deskriptif dalam penelitian ini. Format deskriptif adalah format yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variable yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.9 Dan untuk melengkapi penelitian ini, penulis juga menggunakan metode survey. Metode survey adalah metode (penelitian) yang
menggunakan
kuesioner
sebagai
instrument
utama
untuk
mengumpulkan data.10
9
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana: 2008), Edisi Pertama, cet Ke. 3, h.36. 10 Prasetya Irawan, Logika dan prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, (Jakarta: STIA-LAN, 2000), cet. Ke-1, h.68.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
maka
penelitian
skripsi
ini
menggunakan metode deskripsi analisis dalam bentuk korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan variable bebas (independent variable) yaitu penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dan variable terikat (dependent variable) yaitu mutu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Tabel 1.1 Variabel dan Indikator Penggunaan Metode Dakwah Dalam Meningkatkan Mutu Jamaah
NO
VARIABEL
SUB VARIABEL
1
Penggunaan metode
1. Metode Ceramah
dakwah
2. Metode Diskusi
(Variabel X)
3. Metode Konseling
SUB-SUB VARIABEL 1. Da‟i
memberikan
materi
ceramah kepada jamaah. 2.
Da‟i
memberikan
kesem
4. Metode Syair
patan tanya jawab kepada
5. Metode Sajak
jamaah.
6. Metode Referensi
3. Da‟i menjadi psikolog untuk jamaah. 4. Da‟i menyampaikan dakwah nya dengan syair/lagu-lagu bernuansa islami. 5. Da‟i menyampaikan dakwah nya
dengan
sajak-sajak
bernuansa islami. 6. Da‟i
memberikan
catatan
kepada jamaah sebagai bahan bacaan. 2
Mutu Jamaah
1. Aspek Kognitif
1. Jamaah semakin bertambah
(Variabel Y)
2. Aspek Afektif
pengetahuannya
3. Aspek Psikomotorik
agama.
tentang
2. Jamaah semakin merubah sikap kearah yang lebih baik 3. Jamaah dapat mengaplikasi kan
kebaikan
dalam
kehidupan sehari-hari dalam tindakan nyata.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di kantor sekretariat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta yang berlokasi di Gedung Plaza Nagari Pakubuwono lt.1 Blok B No 22, Jakarta Selatan. Serta di Komplek Ruko Duta Merlin Blok B No. 31-32 d/a IKA Group, Lt. 4, Jalan Gajah Mada Raya, Jakarta Pusat yang merupakan tempat pengajian rutin jamaah Persatuan Islam tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta dan di kediaman Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja di Jalan Tegalan III No, 15A, Matraman, Jakarta Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut karena ditempat tersebut peneliti dapat memperoleh data, dan peneliti akan mewawancarai pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Mei 2011.
3. Populasi dan Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi, dalam penelitian ini populasi berjumlah kira-kira 300 orang. Adapun rumus yang peneliti gunakan untuk menetapkan sampel adalah:11
n=
N 1 + Ne²
n
= Jumlah sampel yang dicari
N
= Jumlah Populasi
e
= Nilai presisi/kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan sampel). Dalam
hal ini standar batas kritis 5%.
n=
N 1 + Ne²
=
300 1 + 300 x (
=
)²
300 1 + 300 x (0,05) ²
=
300 1 + 300 x 0,0025
=
300 1 + 0,75
= 300 11
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005) 137-138.
1,75 = 171 sampel
Dari jumlah sampel diatas sebesar 171 orang yang di ambil menjadi responden adalah yang memiliki persyaratan sebagai berikut: 1. Umur responden tidak lebih dari 60 tahun. 2. Responden telah mengikuti pengajian oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja secara rutin selama enam bulan. Berdasarkan persyaratan diatas maka sampel yang diambil sebanyak 30 orang jamaah. 4. Sumber Data Sumber data ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diambil dari responden yang bersangkutan. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari pihak kedua, tidak secara langsung dari subjek penelitian.12 Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer, yaitu menyebarkan angket pada responden yang dituju yaitu jamaah Persatuan Islam tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Sumber data lainnya dalam penelitian ini didapat dari ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja selaku nara sumber, bukubuku, internet, catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
12
Nana Danapriyatna dan roni Setiawan, Pengantar Statistika (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), cet. Ke-1, h.8.
5. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data a. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer, yaitu menyebarkan angket kepada responden. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah: 1) Observasi Observasi dalam arti luas pengamatan dan pencatatan yang tidak hanya terbatas pada pengamatan langsung dan tidak langsung, termaksud dalam pengamatan tidak langsung adalah questionnaire dan test.13 Peneliti mengobservasi dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja secara langsung di dalam pengajian Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Dalam observasi peneliti juga mewawancarai nara sumber yang terdiri dari ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dan salah satu jamaah untuk memperoleh data. 2) Angket atau Quesioner Angket atau questioner adalah alat pengumpul data yang berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada responden penelitian. Pertanyaan-pertanyaan pada angket bisa berbentuk tertutup (berstruktur) dan bisa juga berbentuk terbuka (tidak berstruktur). Dalam Penelitian ini digunakan angket terbuka (tidak berstruktur), sehingga responden dapat memilih jawaban yang dikendaki. Melalui angket inilah dapat diberikan beberapa
13
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi, 1995), h. 136.
pertanyaan mengenai hubungan penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah pengajian Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. 3) Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan penjawab (responden) dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview
guide
(panduan
wawancara).
Peneliti
melakukan wawancara terhadap Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dan staff Humas Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. 4) Dokumentasi Dokumentasi
yaitu
peneliti
mengumpulkan
data-data
mengenai hal-hal yang akan diteliti, dan juga berhubungan dengan objek penelitian. Dengan cara mengumpulkan data melalui bukubuku, internet, dan lain sebagainya. b. Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera digarap oleh peneliti. Di dalam buku lain sering disebut pengolahan data ada yang menyebut data preparation, ada pula data analysis (analisis data). Dalam menganalisis data, peneliti menggnakan skala likert. Adapun nilai positif diberikan skor sebagaimana berikut: a. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 b. Setuju (S) diberi skor 4
c. Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 d. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 e. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 Untuk menghubungkan antara dua variable (hubungan penggunaan
metode
dakwah
dengan
mutu
jamaah)
peneliti
menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut: N∑XY – (∑X )( ∑Y ) r= √[ N∑X2 - (∑X )2 ] [ N∑Y2 - (∑X )2]
Keterangan: rxy N ∑x ∑y ∑xy
: Angka indeks korelasi “r” product moment : Number of cases : Jumlah skor X : Jumlah skor Y : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
c. Interpretasi Hasil Analisis Data Selanjutnya untuk memberikan interpretasi terhadap besar kecilnya nilai “r” hubungan antara variable x dan variable y digunakan interpretasi secara sederhana atau kasar dengan acuan table dibawah ini:
Tabel 1.2 Interpretasi Besarnya Product Moment Besarnya “r”
INTERPRETASI
Product Moment 0,00 – 0,20
Antara variable X dan variable Y memang terdapat korelasi, akan tetapi sangat rendah. Maka dianggap tidak ada korelasi.
> 0,20 – 0,40
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi lemah atau rendah.
> 0,40 – 0,70
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi sedang.
> 0,70 – 0,90
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi kuat atau tinggi.
> 0,90 – 1,00
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi sangat kuat atau sangat tinggi.
Dari berbagai data dan informasi yang telah diperoleh, kemudian disajikan dalam bentuk tulisan yang disertai dengan analisis penulis. Dalam hal ini, analisa dilakukan melalui elaborasi data untuk menunjukkan keadaan dan gambaran sebenarnya. Data yang diperoleh melalui angket kemudian diolah melalui tahapan yaitu: a. Editing, yaitu memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti, ditelaah dan dirumuskan pengelompokkannya untuk memperoleh data yang benar-benar sempurna.
b. Tabulating, yaitu mentabulasi atau memindahkan jawabanjawaban responden dalam table kemudian dicari prosentasi untuk dianalisis. c. Analisis dan interpretasi, yaitu menjelaskan data kuantitatif dalam bentuk verbal (kata-kata), sehingga prosentase menjadi bermakna. d. Kesimpulan, yaitu penulis memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan interpretasi data.
G. Sistematika Penulisan Untuk lebih mudah memahami pembahasan pada penelitian skripsi ini, maka klasifikasi permasalahan dibagi kedalam lima bab, yang sistematika penulisannya sesuai Ceqda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana pada masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN Mengabstraksi keseluruhan bahasan. Bab ini memuat: latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
: KAJIAN TEORI Tinjauan teori yang memaparkan pengertian metode, pengertian dakwah, metode dalam dakwah, pengertian mutu, pengertian jamaah, mutu jamaah dan kerangka berfikir.
BAB III
: PROFIL PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (PITI) DEWAN PIMPINAN PUSAT DKI JAKARTA DAN PROFIL USTADZ ANDREW IRFAN TANUADJAJA Memuat
tentang
sejarah
perkembangan
Persatuan
Islam
Tionghoa Indonesia (PITI), visi, misi, serta tujuan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan program kegiatan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Selain itu memuat tentang riwayat hidup
Ustadz
pendidikannya,
Andrew latar
Irfan
belakang
Tanudjaja, keluarganya
latar dan
belakang aktifitas
dakwahnya melalui Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. BAB IV
: TEMUAN DAN HASIL ANALISIS Bab keempat ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan, yang terdiri dari deskriptif responden, penyajian temuan data-data, analisis metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja kepada jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta yang dijabarkan dalam analisis serta hubungan
metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja dengan mutu jamaah Persatuan Islam tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. BAB V
: PENUTUP Bagian yang berusaha menarik kesimpulan dari seluruh masalah yang telah dibahas pada penulisan skripsi ini, selain itu juga disampaikan saran-saran yang diperlukan.
BAB II TINJAUAN TEORI A. Metode Dakwah 1. Pengertian Metode Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta” (melalui) dan “hudos” (jalan cara).14 Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman methodica yang berarti ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani, metode berasal dari kata methodos yang berarti jalan dan dalam bahasa Arab disebut thariq.15 Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki pengertian “Suatu cara yang bias ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menjelaskan suatu tujuan, rencana system, tat piker manusia.” Dalam menyampaikan suatu pesan, metode sangat penting perannya, suatu pesan walaupun baik, namun disampaikan dengan metode yang tidak benar, pesan itu bias saja ditolak oleh si penerima pesan.16 Abdul Kadir Munsyi, mengartikan metode sebagai cara untuk menyampaikan sesuatu.17 Sedangkan dalam metodelogi pengajaran Islam disebut bahwa metode adalah “suatu cara yang sistematis dan umum
14
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983) h.99. Hasanudin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 35. 16 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005), cet 1, h. 52. 17 Abdul Kadir Mansyi, Metode Diskusi Dalam Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas 1981) h, 438. 15
terutama dalam mencari kebenaran ilmiah”.18 Dalam kaitannya dalam pengajaran Islam, maka pembahasan selalu berkaitan dengan hakikat penyampaian materi kepada mad‟u agar dapat diterima dan dicerna dengan baik. Dengan demikian metode adalah suatu cara atau jalan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan sehingga tujuan tersebut dapat diperoleh dengan semaksimal mungkin. 2. Pengertian Dakwah Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan
garis
aqidah,
syari'at
dan
akhlak Islam.
Kata
dakwah
merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.19 Ada tiga kata yang digunakan al-Qur‟an mengandung arti dakwah, yaitu da‟wah, tabligh, dan nida‟: kata da‟wah ditemukan dalam al-Qur‟an dalam al-Qr‟an dalam berbagai bentuknya sebanyak 203 kali. Sementara itu, kata tabligh hanya 64 kali dan nida‟ sebanyak 46 kali.20
18
Soelaiman Yusuf, Slamet Soesanto, Pengantar Pendidikan Sosial (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), h. 38 19 http://id.wikipedia.org, diakses pada 30 Mei 2011 20 Suriani, Manajemen Dakwah dalam kehidupan Pluralis: Upaya Membumikan NilaiNilai Kisah Nabi Hud a.s dalam al-Qur‟an (Jakarta: The Media of Social Cultural Communication, 2005) h. 18
Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari fi‟il madhi: (
) yang berarti ajakan, panggilan, seruan,
menjamu.21 Adapun pengertian dakwah menurut terminology, dapat dilihat dalam beberapa pendapat berikut ini: a. Prof. H.M. Toha Yahya Omar Dakwah berasal dari bahasa Arab yang artinya ajakan, seruan, panggilan, undangan. Adapun dakwah di dalam Islam dimaksudkan adalah mengajak dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.22 b. Letjend. H. Soedirman, dalam bukunya Problematika Dakwah Islam di Indonesia Dakwah adalah usaha untuk merealisasikan ajaran Islam di dala kenyataan hidup sehari-hari baik kehidupan seseorang, maupun kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat, untuk memperoleh keridhoan Allahh SWT.23
21
Mahmud Yunusamus, Arab-Indonesia (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah /Penafsiran al-Qur‟an, 1973) h. 127. 22 Hasanudin, Manajemen Dakwah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005) h.40. 23 Amrullah Ahmad, dkk, Kurikulum Nasional Fakultas Dakwah IAIN (Jkarta: IAIN Jakarta, 1972) h. 13-14.
c. Amien Rais Dakwah adalah setiap usaha rekonstruksi masyarakat yang masih mengandung unsur-unsur jahili agar menjadi masyarakat yang Islami.24 d. H.M.S Nasarudin Latief Dakwah artinya setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari‟ah serta akhlak islamyah.25 e. Bakhial Khauli Dakwah adalah suatu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain.26 f. Mohammad Natsir Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat, konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma‟ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang
24
Amien Rais, Cakrawala Islam (Bandung: Mizan, 1996) h.25-26. Rafi‟udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Stratei Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 2001) h. 24. 26 Ghazali Darusasalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah (Malaysia: Nur Niaga SDN, BHD, 1996) h.5. 25
diperbolehkan akhlak dan bimbingan pengamalannya dalam peri kehidupan bermasyarakat dan peri kehidupan bernegara.27 Dari beberapa pendapat tentang pengertian dakwah yang telah dipaparkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa dakwah adalah merupakan proses penyelenggaraan suatu usaha yang dilakukan dengan sadar dan sengaja yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideology pendapat-pendapat pekerjaan yang tertentu untuk mengajak manusia kepada ajaran Allah SWT menuju kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. 3. Metode Dalam Dakwah Dalam berdakwah ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh seorang da‟i. Metode dakwah yang paling popular adalah metode dakwah yang diterangkan dalam surat an-Nahl ayat 125, yaitu metode dakwah bi al hikmah, mau‟idzoh hasanah dan mujadalah. 1. Bi al-Hikmah Kata al-Hikmah mempunyai banyak pengertian. Pengertian yang dikemukaka para ahli bahasa maupun pakar al-Qur‟an tidak hana menyangkut pemaknaan mashadaq (eksistensi)-nya, tetapi juga pemaknaan dalam mafhum (konsep)-nya sehingga pemaknaannya menjadi lebih luas dan bervariasi. Dalam kamus dan beberapa kitab tafsir, kata al-hikmah diartikan; ad‟adl (keadilan), al-hilm (kesabaran dan ketabahan), an-nubuwwah (kenabian), al-„ilm (ilmu pengetahuan), al-Qur‟an falsafah, kebijakan, pemikiran atau pendapat yang baik, alhaq (kebenaran), meletakkan sesuatu pada tempatnya, kebenaran
27
Mohammad Natsir, Fungsi Da‟wah Islam Dalam Rangka Perjuangan, (Jakarta: Media Dakwah, 1979) jilid 1, h.7.
sesuatu, dan mengetahui sesuatu yang paling utama dengan ilmu yang paling utama.28 Penjabaran diatas, sesuai dengan pengertian hikmah yang diuraikan oleh Said bin Ali bin Wahif al-Qathani dalam kitab alHikmah wafi al Dakwah Ilallah Ta‟ala, sebagai berikut:29 a. Menurut Bahasa 1)
Adil, ilmu, sabar, kenabian, al-Qur‟an dan Injil.
2)
Memperbaiki (membuat menjadi baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan.
3)
Ungkapan untuk mengetahui yang utama dengan ilmu yang utama.
4)
Obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal.
5)
Pengetahuan atau ma‟rifat, dan seterusnya.
b. Menurut Istilah (syar‟i) 1)
Valid (tepat) dalam perkataan dan perbuatan.
2)
Mengetahui yang benar dan mengamalkannya (ilmu dan pengalaman)
3)
Wara‟ dalam Din Allah
4)
Meletakkan sesuatu pada temppatnya
5)
Menjawab dengan tegas dan tepat, dan seterusnya.
Dalam bahasa komunikasi hikmah menyangkut apa yang disebut frame of reference, field of reference dan field of experience,
28
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif al-Qur‟an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan Wawasan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), h. 163. 29 Said bin Ali bin Wahif al-Qathani, al-Hikmah wafi al Dakwah Ilallah Ta‟ala, penerjemah Masykur Hakim Ibaidillah (Jakarta: Gema Insani Press, 1994), h.21-23.
yaitu situasi total yang mempengaruhi sikap terhadap pihak komunikan (obyek dakwah).30 Selain itu beberapa ilmuan Islam juga memberi makna bi alhikmah, sebagai berikut: 1)
Syekh Muhammad Al-Jawi memberi makna bi al-hikmah dengan hujjah (argumentasi).31
2)
Wahbah Al-Juhali memberikan makna bi al-hikmah sebagai perkataan yang elas dengan dalil yang terang, yang dapat mengantarkan pada kebenaran dan menyingkap keraguan. 32
3)
Al-Zamakhsyari membeeri makna bi al-hikmah sebagai perkataan yang pasti benar, yakni dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keeraguan datau kesamaran. Kemudian ia juga mengartikan dengan al-Qur‟an, yakni “serulah mereka mengikuti kitab yang memuat al- hikmah.33 Dari pemaknaan al-hikmah tersebut, penulis menyimpulkan
bahwa dakwah bi al-hikmah dakwah yang dilakukan dengan penuh kebijaksanaan, kesabaran, keadilan, ketabahan, argumentative, dan filosofis, yang sesuai dengan risalah kenabian (an-nuubuwwah) dan ketentuan-ketentuan di dalam al-Qur‟an (wahyu Allah), dalam rangka mengungkapkan al-haq (kebenaran, menghilangkan keraguan, dan 30
Toto Tasmono, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), hal. 37. Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsir Al-Munir, h.469. 32 Wahbab Al-Juhali, At-Tafsir Al Munir, Juz. 13-14, h. 267. 33 Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif al-Qur‟an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan Wawasan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), h. 163. 31
memposisikan sesuatu pada tempatnya secara proposional berdasarkan ilmu yang paling utama dan ma‟rifat. Dakwah bi al-hikmah yang berarti dakwah bijak, mempunyai makna selalu memperhatikan suasana, situasi, dan kondisi mad‟u. hal ini
berarti
menggunakan
metode
yang relevan
dan
realitas
sebagaimana tantangan dan kebutuhan, dengan selalu memperlihatkan kadar pemikiran dan intelektual, suasana psikologis, dan situasi social kultural mad‟u.34 Dengan demikian dakwah bi al-hikmah yang merupakan metode dakwah bijak, akan selalu memperhatikan kondisi mad‟u dalam hal: a. Kadar pemikiran, tingkat pendidikan, dan intelektualitas mad‟u. b. Keadaan psikologis mad‟u yang menjadi objek dakwah, dan c. Suasana serta situasi social kultural mad‟u. Hal ini sejalan dengan penyataan Sayyid Quthub, ia menyatakan bahwa untuk mewujudkan metode dakwah bi al-hikmah harus memperhatian tiga faktor, yaitu:
34
Ibid, hal 164
a. Keadaan dan situasi orang yang didakwahi. b. Kadar atau ukuran materi dakwah yang disampaikan agar mereka tidak merasakan keberatan dengan beban materi tersebut. c. Metode penyampaian materi dakwah dengan membuat variasi sedemikian rupa yang sesuai dengan kondisi pada saat itu. 35 Prinsip-prinsip metode dakwah bi al-hikmah ini ditujukan terhadap
mad‟u
yang
kapasitasnya
intelektual
pemikirannya
terkategorikan khawas, cendikiawan, atau ilmuan. 36 Mohammad Natsir dalam bukunya yang berjudul Fiqhud Da‟wah, membagi kata hikmah dalam beberapa segmen berikut ini: 37 a. Mengenal golongan. b. Kemampuan memilih saat, bila harus bicara, bila harus diam. c. Mengadakan kontak pemikiran dan mecari titik pertemuan, sebagai tempat bertolak, untuk maju secara sistematis. d. Tidak melepaskan shibghah (corak kepribadian) dari ajaran yang dibawakan. e. Memilih dan menyusun kata yang tepat. f. Hikmah dalam cara perpisahan. g. Uswah hasanah dan lisanul hal. h. Khulasah.
35
Sayyid Quthub, fi dzilal qal-qur‟an jilid VII, Bairut, Ihya‟ At-turas Al-Arabi, t.t, Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur‟an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan Wawasan (Bandung: CV.PUSTAKA SETIA, 2002), H. 164. 37 Muhammad Natsir, Fiqhud Da‟wah (Jakarta: MEDIA DA‟WAHH, 2000), h.161-225. 36
Dengan demikian, maka seorang da‟i yang menggunakan metode dakwah bi al-hikmah dalam menyampaikan dakwahnya akan melakukan dan melaksanakan hal-hal yang tersebut diatas. 2. Mau‟idzoh Hasanah Ali Mustafa Yaqub menyatakan bahwa Mau‟idzoh Hasanah adalah ucapan yang berisi nasehat-nasehat yang baik dimana dapat bermanfaat bagi orang yang mendengarkannya, atau argumentargumen
yang
memuaskan
sehingga
pihak
audiwnce
dapat
membenarkan apa yang isampaikan oleh subyek dakwah. 38 Dakwah dengan metode ini ditujukan pada manusia jeni kedua, yaitu keumuman manusia. Manusia yang memiliki kemampuan di bawah manusia jenis pertama. Mereka memiliki fitrah terhadap kebenaran, tetapi ragu untuk memilih mengikuti kebenaran yang disampaikan kepada mereka atau justru mengikuti kebatilan yang tumbuh disekelilingnya Muhammad Husai Yusuf mengatakan: “Mereka membutuhkan pelajaran yang baik (al-maw‟idzah alhasanah), ucapan yang mengena (qaul baligh), serta penjelasan yang berguna, berupa sugesti (targhib) untuk kebenaran, penjelasan tetang kebaikan mengikuti kebenaran, serta ancaman (tarhib) mengikuti kebatilan, serta penjelasan atas dosa dan nista yang terdapat dalam kebatilan. Begitu pula seterusnya sampai benar-benar jelas kepada mereka jalan yang lurus dan cahaya yang terang, serta dapat mengihilangkan keraguan mereka untuk masuk ke dalam barisan orang-orang mukmin di bawah panji Nabi dan Rasul yang paling mulia.”39
38
Ali Mustafa Yakub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997) h. 121. 39 Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif al-Qur‟an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan Wawasan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), h. 166-167.
Dengan demikian menurut Asep Muhiddin, dakwah dengan pendekatan mau‟idzah hasanah ini, perlu memperhatikan faktor-faktor berikut:40 a.
Tutur kata yang lembut sehingga akan terkesan hati.
b.
Menghndari sikap sinis dan kasar.
c.
Tidak menyebut-nyebut kesalahan atau sikap menghakimi orang yang diajak bicara (mukhathab). Mereka tidak merasa tersinggung atau merasa dirinya dipaksa
menerima suatu gagasan atau ide tertentu. Upaya untuk menghindari rasa tersinggung atau paksaan ini tercermin dalam ayat al-Qur‟an surat Al-Imran ayat 159:
“ Maka disebabkan rahmat dari Allah, kamu berlaku lmah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati (bersikap) kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”
40
Ibid, h. 167
3. Mujadalah Mujadalah disebut juga sebagai metode tanya-jawab atau juga metode dialog. Metode dakwah yang ketiga ini disebutkan dalam alQur‟an surat an-Nahl ayat 125, yakni wa jadilhum bi al-lati hiya ahsan. Metode ini merupakan upaya dakwah melalui jalan bantahan, diskusi, atau berdebat dengan cara yang terbaik, sopan santun, saling menghargai, dan tidak arogan.41 Dalam hal ini, Syekh Yusuf al-Qardhawi menuturkan bahwa dalam diskusi ada dua metode, yaitu metode yang baik (hasan) dan metode yang lebih baik (ahsan). Al-Qur‟an menggariskan bahwa salah satu pendekatan dakwah adalah dengan menggunakan metode diskusi yang lebih baik. Diskusi dengan metode ahsan ini adalah dengan menyebutkan segi-segi persamaan antara pihak-pihak yang berdiskusi, kemudian dari situ dibahas masalah-masalah perbedaan dari kedua belah pihak, sehingga diharapkan mereka akan mencapai segi-segi persamaan pula.42 Lazimnya lazimnya cara ini digunakan untuk orang-orang yang taraf berpikirnya cukup maju, dan kritis seperti ahl al kitab yang memang telah memiliki
bekal
keagamaan dari
para
utusan
sebelumnya. Karena itu al-Qur‟an juga telah memberikan perhatian khusus kepada ahl al Kitab yaitu melarang berdebat (bermujadalah) dengan mereka 41
Ibid, hal 128 Syekh Yusuf al-Qardhawi, Ial Shahwah al Islamiya baina al-Juud wa al-Tatarruf Risalah al Mahakim al-yar‟iyyah wa al Su‟ur al-Diniyah (Qatar, 1402 H), h. 203 42
kecuali dengan cara terbaik.43 Sebagaimana tertuang dalam alQur‟an surat al-Ankabut ayat 46:
“ D a n j a n ganlah kamu sekalian berdebat dengan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) melainkan dengan cara yang lebih baik, kecuali dengan orang-orang dzalim dari mereka.”
Ayat tersebut menerangkan cara melakukan perdebatan kepada ahli kitab, yakni harus dilakukan dengan cara yang sebaik mungkin, sopan santtun, dan lemah lembut, kecuali jika mereka telah memperlihatkan keangkuhaan dan kezaliman yang keluar dari batasbatas kewajaran. Maka
penulis
menyimpulkan
bahwa
metode
dakwah
mujadalah ini hanya perlu digunakan pada orang-orang tertentu seperti ahli kitab dan orang-orang kafir yang sombong. Namun, ketika seorang da‟I menggunakan metode ini, ia harus tetap mampu menjaga sikap dan kata-katanya dengan penuh kelemah lembutan dan sopan santun
sehingga
mereka
mampu
menerima
kebenaran
yang
disampaikan dengan kesadarannya sendiri tanpa merasa paksaan
43
Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000) cet. Ke. 1. H.49.
apalagi permusuhan. Namun, bagi orang-orang yang benar-benar dzalim metode ini tidak perlu digunakan. B. Mutu Jamaah 1. Pengertian Mutu Mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu.44 Mutu suatu produk jasa menurut American Society for Quality Control adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.45 Para ahli ekonomi dalam mendefinisikan mutu berbeda-beda cara mengutarakannya, tetapi maksud dan intinya adalah sama, seperti beberapa pendapat berikut ini. Menurut Goetsh dan Davis, mutu atau kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.46 Menurut perbendaharaan istilah ISO 8402 dan standar nasional Indonesia (SNI 19-8402-1991), bahwa mutu adalah memuaskan ciri, karakeristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar.47
44
Drs Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Kartika, 1997) h.372. Rambat Lupioadi, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek (Jakarta: Salemba Empat: 2001), h. 144. 46 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa (Yogyakarta: Andi 2000) h. 51. 47 Dorothea Wahyu Arini, Manajemen Kualitas (Yogyakarta: Andi Offset, 1999), h.3. 45
Dalam kamus menejemen, mutu atau kualitas hanya dapat dirumuskan menurut sifat-sifat dari barang atau jasa yang diinginkan. Dari sudut pandang ini mutu adalah jumlah dari sejumlah sifat-sifat yang berhubungan dan diinginkan, seperti bentuk dimensi, komposisi, kekuatan, kepandaian, membuat sesuatu, penyesuaian, kesempurnaan, warna, dan seterusnya. Unsur yang terpenting dalam mutu adalah bukan biaya, tetapi kesamaan (persamaan) dengan standar yang telah ditetapkan.48 Kata mutu atau kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategic. Definisi konvensional dari mutu biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti: performansi (performance), keandalan (realibility), mudah dalam penggunaan (ease of use), estetika (esthetic), dan sebagainya.49 Menurut Crosby yang dikutip oleh M.N. Nasution, “kualitas atau mutu adalah conformance to requirement yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau di standarkan.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa satu produk memiliki kualitas atau mutu apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Menurut Feigenbaum yang juga dikutip oleh M.N. Nasution, mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction). Suatu produk dikatakan bermutu apabila dapat memberikan kepuasan
48
Moekijat, Kamus Menejemen (Bandung: Mandar Maju, 2000) Cet Ke V, h. 455. Vincent Gaspersz, D.Sc., CFPIM, CIQA, Total Quality Management (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), Cet Ke-4, h.4. 49
sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen atas produk.50 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulakan bahwa mutu adalah terpenuhinya harapan pelanggan ketika pelanggan tersebut membutuhkan suatu produk atau layanan (jasa). Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu atau berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada pelanggan. Juga dapat dikatakan bahwa produk atau jasa bermutu tinggi apaila tidak terdapat kelemahan atau tidak ada cacat sedikitpun baik mutu melalui produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana mutu adalah suatu kondisi yang bersifat dinamis. 2. Pengertian Jamaah Jamaah secara bahasa diambil dari kata dasar jamaa‟ artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian lain. Dan kata tersebut berasal dari kata ijtima‟ (perkumpulan), yang merupakan lawan kata dari tafarruq (perceraian) dan juga lawan kata dari furqah (perpecahan).51 Pengertian jamaah secara istilah (terminologi), yaitu kelompok kaum muslimin, dan mereka adalah pendahulu ummat dari kalangan para sahabat, tabi‟in dan orang-orang yang mengikuti jejak kabaikan mereka sampai hari kiamat, dimana mereka berkumpul berdasarkan al-Qur‟an dan
50
Nasution, Menejemen Mutu Terpadu (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h.2-3. Abdullah bin Abdul Hamid al-Atsari, “Pengertian Jamaah”, diakses pada 18 Maret 2011 dari http://armyx7.blogspot.com/2008/06/definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html 51
As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik secara lahir maupun bathin. 52 Istilah jamaah mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan konteks kalimat dan kaitannya. Pertama, dikatakan dengan kata “ahlu sunah” sehingga menjadi ahlu sunnah wal jamaah, yang berarti golongan yang mengikuti sunah dan tradisi Nabi Muhammad SAW serta berada dalam kumpulan kaum muslim. Kedua, istilah jamaah dikaitkan dengan ijma‟ sebagai sumber hukum. Ijma merupakan hasil kesepakatan jamaah dalam suatu masalah yang di dalamnya terjadi silang pendapat. Ketiga, istilah jamaah dikaitkan dengan iman atau pemimpin, yang berarti komunitas kaum muslimin yang dipimpin seorang imam. Istilah jamaah juga berkaitan dengan masalah shalat, terutama dalam pelaksanaan shalat jum‟at harus mencukupi jumlah 40 orang, sehingga jika jumlah ini tidak terpenuhi, maka shalatnya tidak sah. Mazhab-mahab lain berpendapat bahwa jika pengertian jamaah telah terpenuhi – ditinjau dari segi jumlahnya, tiga orang atau lebih, termasuk imam – maka sholat jum‟at sah. Hal ini disebabkan arti dari istilah jamaah itu sendiri, yaitu jamak, banyak, atau legih dari tiga orang. 53 Namun yang dimaksud jamaah disini yaitu suatu kumpulan atau sekelompok
orang
yang
berkumpul
untuk
menyaksikan
atau
mendengarkan tausiah tentang ilmu-ilmu agama yang diberikan oleh seorang ustadz.
52
Al-Atsari, “Pengertian Jamaah”. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jemaah (Jakarta: Ichtiar Baru: Van Hoeve, 1997) jilid 2, h. 310-311. 53
3. Mutu Jamaah Manusia adalah makhluk yang mempunyai dua dimensi; lahir dan batin, fisik dan psikis, jasmani dan rohani. Maka mutu atau kualitas manusia juga diukur dari dua dimensi, kualitas fisik seperti: cantik, tampan, kuat atau lemah, dan kualitas rohani manusia, seperti: lembut, kasar, baik, jahat, dan sebagainya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mutu atau kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruknya sesuatu, kadar, berkualitas, mempunyai kualitas, bermutu (baik).54 Istilah kualitas berasal dari bahasa ingris (quality) dan sepadan dengan kata “mutu” dalam bahasa Indonesia, merupakan istilah yang sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. Senada dengan itu, Nurhasan juga berpendapat bahwa mutu dapat diartikan sebagai kualitas, suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik-buruknya yang dicapai sesuatu atu seseorang dalam melakukan suatu proses.55 Proses yang dilalui manusia untuk mencapai mutu atau kualitas yang baik dimata Allah SWT tentunya harus dengan keyakinan yang besar. Dengan demikian berarti bahwa kebutuhan manusia akan agama jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan yang lainnya seperti pangan.
54
Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. 19, h.532. 55 Nurhasan, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan Indonesia (Jakarta: PT Slindo,1994), Cet. 3, h.5.
Dalam Islam, latihan rohani yang diperlukan manusia, diberikan dalam bentuk ibadah. Semua dalam Islam, baik shalat, puasa, zakat maupun haji, bertujuan untuk membuat rohani manusia agar tetap ingat dan bahkan merasa senantiasa dekat dengan-Nya serta sebagai cara untuk meningkatkan kualitas atau mutu kita sebagai makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, mutu seorang muslim dapat dinilai dari akhlaknya, akhlak yang baik adalah titik tengan antara sesuatu yang berlebihan (radikal kanan) dan sesuatu yang terlalu kurag (radikal kiri). Dan akhlak yang baik disebabkan oleh kekuatan akal, kesempurnaan hikmah, kekuatan emosi, dan syahwat yang normal, dan ketaatan terhadap akal dan syariat. D. Hipotesis Untuk menentukan kesimpulan dari angka indeks korelasi “r”, dilakukan interpretasi sederhana, jika nilai “r” lebih dari -1 maka dinyatakan telah terjad hubungan dan apabila nilai “r” kurang dari -1 maka dinyatakan tidak ada hubungan. Dengan demikian dirumuskan dalam hipotesa sebagai berikut: Ha
: terdapat hubungan antara pengguaan metode dakwah ustad Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
Ho
: tidak terdapat hubungan antara pengguaan metode dakwah ustad Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
BAB III PROFIL PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (PITI) JAKARTA DAN PROFIL H. ANDREW IRFAN TANUADJAJA
A. Profil Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) 1. Sejarah PITI Pembina Iman Tauhid Islam d/h Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) didirikan di Jakarta pada 14 April 1961, oleh mendiang H. Abdul Karim (Oei Tjeng Hien), mendiang H. Abdusomad (Yap A Siong) dan mendiang Kho Goan Tjin, bertujuan untuk mempersatukan muslimmuslim Tionghoa di Indonesia dalam satu wadah yang dapat lebih berperan dalam proses persatuan bangsa Indonesia. 56 PITI adalah gabungan dari Persatuan Islam Tionghoa (PITI) pimpinan mendiang H. Abdusomad (Yap A Siong) dan Persatuan Tionghoa Muslim (PTM) pimpinan mendiang Kho Goan Tjin. PITI dan PTM mulamula didirikan di Medan dan Bengkulu sebelum kemerdekaan Indonesia, masing-masing bersifat lokal, sehingga pada saat itu keberadaan keduanya belum banyak dirasakan oleh masyarakat luas. Karena itulah, untuk merealisasikan perkembangan ukhuwwah Islamiyyah di kalangan muslim
56
Wawancara Pribadi oleh Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, pada tanggal 2 April 2011.
Tionghoa, maka PITI dan PTM merelakan diri pindah ke Jakarta dan bergabung dalam satu wadah, yakni PITI. 57 Berdirinya PITI saat itu merupakan tanggapan realistis saran dari Ketua PP Muhammadiyyah – mendiang KH. Ibrahim – kepada mendiang H. Abdul Karim Oei agar muslim Tionghoa menyampaikan syiar agama Islam kepada etnis Tionghoa di kalangan mereka. Kemudian pada 15 Agustus 2005, H. Abdul Karim Oei karena jasa-jasanya kepada nusa dan bangsa dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Republik Indonesia – Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. 58 Program kerja PITI secara umum adalah menyampaikan dakwah islamiyyah khususnya kepada masyarakat etnis Tionghoa dengan pembinaan dalam bentuk bimbingan menjalankan syari‟at Islam baik di lingkungan keluarganya yang masih non-muslim dan persiapan berbaur dengan umat Islam di lingkungan tempat tinggal dan pekerjaannya serta pembelaan/perlindungan bagi mereka yang karena masuk agama Islam, untuk sementara bermasalah dengan keluarga dan lingkungannya. PITI merupakan organisasi da‟wah sosial keagamaan yang berskala nasional, berfungsi sebagai tempat singgah dan silaturahmi untuk belajar ilmu agama dan cara beribadah serta berbagi pengalaman bagi etnis Tionghoa baik yang baru tertarik dan ingin memeluk Islam maupun yang sudah memeluk Islam.
57 58
http://pitijakarta.org/, diakses pada tanggal 10 April 2011 Ibid.
Dalam perjalanan sejarah keorganisasiannya, ketika di era tahun 1960-1970an, setelah meletusnya pemberontakan Gerakan 30 September 1965 (G30S PKI), di mana pada saat itu pemerintah sedang menggalakkan gerakan pembinaan persatuan dan kesatuan Bangsa (nation and character building), maka simbol-simbol / identitas / ciri yang dianggap bersifat dissosiatif (menghambat pembauran), seperti istilah, bahasa, dan budaya asing khususnya Tionghoa dilarang dan dibatasi. Dan PITI pun merasakan dampaknya, yakni nama Tionghoa pada kepanjangan PITI dilarang. Berdasarkan pertimbangan kebutuhan bahwa dakwah kepada masyarakat Tionghoa tidak boleh berhenti, maka pada 15 Desember 1972, pengurus PITI mengubah kepanjangan PITI menjadi Pembina Iman Tauhid Islam.59 Singkatan PITI tetap dilestarikan karena sudah tersosialisasi di kalangan umat Islam Indonesia. Sudah menjadi kelaziman di masyarakat bahwa PITI adalah muslim Tionghoa dan muslim Tionghoa adalah PITI. Konsekuensinya, umat Islam menghendaki “motor-motor penggerak” PITI adalah mereka yang berasal dari etnis Tionghoa. Jika pada suatu saat, atas dasar kesepakatan anggota yang menghendaki
agar
kepanjangan
PITI
kembali
menyandang
/
mempergunakan nama Tionghoa pada nama organisasi ini, maka demikian itu semata-mata hanya sebagai strategi dakwah dan kecirian organisasi ini bahwa prioritas sasaran dakwahnya tertuju kepada etnis Tionghoa.
59
Ibid.
Sebagai organisasi dakwah yang telah lama berdiri, PITI pun mengalami pasang surut dalam menjalankan fungsinya. Namun secercah harapan muncul di awal tahun 2000-an dengan dibangunnya beberapa tempat syiar Islam bernuansa etnis seperti Masjid Cheng Ho – Surabaya, Masjid Jami‟ An-Naba‟ KH Tan Shin Bin – Purbalingga, Masjid Cheng Ho Sriwijaya – Palembang, Masjid Cheng Ho Pandaan – Pasuruan, dan Islamic Center – Kudus.60 Apapun dan bagaimanapun kondisi organisasinya, PITI sangat diperlukan oleh etnis Tionghoa baik yang muslim maupun non-muslim. Bagi muslim Tionghoa, PITI sebagai wadah silaturahmi, untuk saling memperkuat semangat dalam menjalankan agama Islam di lingkungan keluarga yang masih non-muslim. Bagi etnis Tionghoa non-muslim, PITI menjadi jembatan antara mereka dengan umat Islam di Indonesia. Bagi Pemerintah, PITI sebagai komponen bangsa yang dapat berperan strategis sebagai penghubung antara suku dan etnis, perekat untuk mempererat dan sebagai perajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Visi dan Misi PITI Visi PITI sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar tahun 2005, yakni mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil „aalamiin dalam rangka melaksanakan ajaran Islam secara keseluruhan.
60
Ibid.
Adapun Misi yang diemban, yakni:61 a. Melaksanakan dakwah islamiyyah (amar ma‟ruf nahi munkar), untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. b. Menyelenggarakan pendidikan, pengajaran, dan pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam, guna membina manusia muslim yang taqwa, berbudi luhur, terampil, dan berpengetahuan luas. c. Menjalin kerjasama dengan ormas lain guna meningkatkan kesejahteraan
sosial
dalam
rangka
mewujudkan
ukhuwwah
islamiyyah.62 PITI berasaskan Islam dan berdasarkan Pancasila serta bersifat terbuka, demokratis, mandiri, bebas/tidak terikat dengan organisasi sosial politik manapun. B. Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta 1. Legalitas PITI Jakarta Kepengurusan DPW PITI DKI JAKARTA saat ini ditetapkan berdasarkan SK DPP PITI No. 003/SK/DPP-PITI/VIII/2008 tanggal 11 Agustus 2008 di Jakarta.63 Kepengurusan mendapat wewenang penuh untuk menjalankan fungsi organisasi sesuai dengan aturan dan mekanisme organisasi yang 61
Buku Muktamar Nasional 3 PITI, h. 14
63
http://pitijakarta.org/, diakses pada tanggal 10 April 2011
berlaku sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PITI. 2. Program Kerja dan Kegiatan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta a. Program Kerja Sebagai sebuah organisasi dakwah, PITI Jakarta merumuskan beberapa kegiatan di dalam menjalankan fungsinya yang diharapkan nantinya bisa menyentuh dan bermanfaat khususnya bagi para mualaf dalam rangka membekali diri mereka dengan ilmu, pemahaman, keyakinan, dan amal-amal soleh agar secara bertahap kualitas, keislaman dan keimanan mereka menjadi baik dan hati mereka menjadi kuat memegang teguh Islam. Program kerja PITI Jakarta dilakukan oleh pengurus pusat yang bersifat makro dan strategis, koordinator wilayah yang bersifat koordinasi dan membina pelaksana program, dilakukan pula oleh pengurus daerah dan pengurus cabang sebagai pelaksana program. Pengurus pusat mempunyai program kerja yang bersifat makro dan strategis, yaitu: 64 1) Membangun image (citra) eksistensi PITI di mata organisasi nasional dan internasional.
64
Buku Panduan Muktamar 3 PITI, h.16
2) Panduan dan tuntunan berorganisasi ke struktur organisasi yang lebih
bawah
tentang
administrasi
kesekretariatan
dan
pembbagian tugas (job description). 3) Membuka, membina dan menjalin serta meningkatkan hubungan sillahturahmi ataupun kerjasama dengan organisasi dakwah baik nasional dan internasional terutama dengan perkumpulan muslim se Asia Tenggara, RRT dan Taiwan. 4) Penyusunan materi strategi dakwah, dakwah dan pembinaan anggota. 5) Penyusunan materi kaderisasi. 6) Penyusunan aturan-aturan tentang tata cara pemakaman. 7) Penertbitan buku-buku suku tentang ajaran Islam dan tata cara sholat. 8) Penetapan hymne PITI, usulan Pengurus Daerah Palembang sebagai hymne PITI setelah dilakukan penyempurnaan lirik PITI terakhir yakni kata-kata Pembina Iman Tauhid menjadi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. Program kerja yang dilakukan oleh koordinator wilayah yang bersifat koordinasi pelaksanaan program adalah: 1) Mengkoordinasi program kerja dengan dan diantara struktur organisasi yang lebih bawah.
2) Membuka, membina dan menjalin serta meningkatkan hubungan silahturahmi dan kerjasama dengan organisasi dakwah di tingkat wilayahnya. 3) Mendirikan dan membina program kerja pusat-pusat informasi, konsultasi dan advokasi di wilayahnya. 4) Menjalin hubungan yang baik dengan lembaga ataupun yayasan Tionghoa setempat, guna membantu atau menjembatani dan meningkatkan komunikasi antara mereka dengan umat Islam. 5) Menerbitkan media komunikasi sesuai dengan situasi dan kondisi wilayahnya. 6) Menyelenggarakan majelis ta‟lim tiga bulanan. Pengurus Daerah dan Cabang sebagai pelaksana program mempunyai program kerja yang bersifat program pelaksana, yaitu: 1) Menyelenggarakan
pusat-pusat
informasi,
konsultasi
dan
advokasi di kantor-kantor secretariat. 2) Menyelenggarakan majelis ta‟lim mingguan dan bulanan. 3) Menyelenggarakan kursus-kursus singkat untuk belajar membaca al-Qur‟an dan rukun-rukun Islam terutama rukun solat. 4) Mengidupkan ukhuwah islamiah (persaudaraan Islam) diantara pengurus dan anggota melalui kegiatan silahturahmi.
5) Menjalin hubungan yang baik dengan lembaga ataupun yayasan Tionghoa setempat, guna membantu dan menjembatani serta meningkatkan komunikasi antara mereka dengan umat Islam. Kegiatan-kegiatan tersebut terdiri dari atas internal organisasi, berupa: pendataan mualaf di wilayah DKI Jakarta, konsolidasi cabangcabang organisasi untuk mengoptimalisasi kerja; kerjasama engan instansi pemerintah pusat dan daerah, ormas Islam maupun lainnya dalam rangka ukhuwah islamiah, persatuan dan kesatuan bangsa, sosialisasi, dan kesejahteraah anggota; dan peningkatan SDM pengurus anggota. Kegiatan yang menjadi tujuan ataupun target utama PITI Jakarta adalah pegislaman, pembinaan mualaf dan keluarganya dalam majelis ta‟lim baik bentuknya belajar baca tulis al-Qur‟an, mempelajari pokokpokok keimanan dan tata cara bersuci dan solat serta rukun-rukun Islam lainnya, konsultasi keislaman dan menjembatani keluarga mualaf yang mempunyai masalah karena keislamannya seperti diusir oleh keluarga, bakti sosial, santunan pendidikan dan pembekalan keterampilan untuk mencapai kemandirian, fasilitas umroh dan haji untuk mualaf dengan instansi islam, silahturahmi khususnya sesama anggota maupun masyarakat kaum muslimin pada umumnya. Jika diperlukan melakukan fasilitasi dengan dunia usaha untuk membuka lapangan pekerjaan bagi anggota-anggotanya maupun hubungan bisnis dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan ekonomi,
kegiatan-kegiatan yang bersifat seni dan budaya dalam konteks dakwah, pengajaran bahasa Arab dan Mandarin, serta penerbitan buku, majalah, leaflet pelajaran, informasi keislaman dan berita di lingkungan PITI Jakarta. b. Kegiatan PITI Sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan, maka akan direalisasikan menjadi sebuah kegiatan. Kegiatan PITI Jakarta yang utama adalah berdakwah yaitu pengIslaman etnis Tionghoa khususnya. PengIslaman ini bermaksud agar orang-orang Tionghoa yang masih beragama non-Islam, masuk dan memeluk Islam, serta mengembalikan orang-orang yang murtad untuk memeluk Islam kembali. Dalam menjalankan dakwahnya, PITI Jakarta sudah banyak mengalami pasang surut. Dakwah PITI Jakarta dilakukan dengan banyak cara, seperti yang diungkapkan oleh H. Syarif Tanudjaja, dakwah PITI Jakarta bukan hanya dilakukan dengan cara yang biasa dilakukan orang-ornag lain seperti berdakwah dengan cara naik diatas mimbar dan berceramah. Menurutnya cara seperti itu baik, tetapi terkadang akan membuat orangorang akan merasa bosan, PITI Jakarta mempunyai cara lain yang dapat mengembangkan dakwahnya dengan mudah yaitu dengan cara membuat situs. Situs ini adalah bagian dari program kerja PITI Jakarta masa bakti 2008-2013, yang bertujuan untuk mensosialisasikan keberadaan
PITI Jakarta dengan lingkup aktivitasnya dan syiar Islam khususnya bagi etnis Tionghoa yang mulai tertarik dengan ajaran Islam. Serta melakukan pelayanan dalam bentuk konsultasi serta bimbingan bagi mualaf yang dengan keislamannya menimbulkan permasalahan di lingkungan keluarganya yang non-muslim.65 Selain dengan berdakwah melalaui situs, PITI Jakarta juga selalu mengadakan pengkajian rutin. Pengkajian yang dilakukan setiap satu minggu sekali ini, memfokuskan kepada pembahasan ayat demi ayat secara mendalam agar masuk ke dalam pikiran jamaah. Dengan demikian melalui forum pengkajian ini, peserta tidak hanya menghafal ayat-ayat Allah, tetapi juga lebih mengerti apa isi dari al-Qur‟an. H. Syarif Tanudjaja juga mengatakan kegiatan yang mendukung dakwah PITI Jakarta salah satunya adalah dengan membuat film. Pada tahun 2009 ini PITI Jakarta talah launching sebuah film yang akan ditayangkan pada bula Ramadhan pada tahun 2011. Film yang sedang dirilis ini adalah sebuah film yang bertemakan pengalaman pribadi seorang mualaf, dari ketika masih beragama non muslim sampai saat masuk Islam dan mengalami masalah dengan keluarganya yang menolak masuk Islam. Selain melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan di dalam program kerja, PITI Jakarta juga melakukan kegiatan lain seperti merayakan tahun baru imlek, sebuah perayaan yang istimewa bagi 65
Wawancara dengan H. Syarif Tanudjaja, Ketua Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, tanggal 25 April 2011
orang-orang Tionghoa. Merayakan imlek tidaklah haram, dikarenakan Imlek bukanlah sebuah ritual agama akan tetapi bagi rakyat Tiongkok, perayaan Imlek memang selalu dikulturasi dengan agama dan keyakinan masing-masing. Misalnya bagi agama Islam dengan cara solat malam dan sujud syukur, ini bermaksud sebagai rasa terimakasih kepada Allah karena telah memberi rezeki. Steven juga bercerita bahwa Imlek bukanlah sebuah ritual agama, seperti yang dilakukan muslim Tionghoa di Jogja, mereka merayakan Imlek di Masjid Syuhadda. Adapun agenda-agenda rutin yang selalu diadakan oleh PITI Jakarta adalah sebagai berikut: 1. Pengajian Rutin Muallaf Pengajian ini diadakan setiap Jum‟at kesatu dan ketiga di setiap bulan mulai setelah Magrib sampai setelah Isya, bertempat di Komplek Ruko Duta Merlin Blok B Nomor 31-32, d/a IKA Group, Lt 4 Jalan Gajah Mada Raya, Jakarta Pusat dan di kediaman Ustad Andrew Irfan Tanudjaja di Jalan Tegalan III No, 15A, Matraman, Jakarta Timur. Kegiatan ini tanpa dipungut biaya. 2. Pengkajian JADWAL
ACARA
KETERANGAN
Setiap Minggu
Pengkajian Mingguan
Fiqih, Pembahasan Topik
Jam 10.00-12.00
Setiap Minggu
Motivasi Ahad
Ceramah memotivasi muslim Tionghoa
Jam 09.00-11.00
dengan
yang
umum
menambah
materi untuk
pengetahuan
mengenai Islam dan juga menjadi wadah silahturahmi bagi etnis muslim Tionghoa dengan
masyarakat
baik
muslim maupun non muslim yang
ingin
mengetahui
tentang Islam atau ingin memeluk Islam Setiap Minggu
Belajar Membaca
Jam 11.00-12.00
Al-Qur‟an
Bagi
yang
ingin
belajar
membaca dan menulis hurufhuruf
dapat
al-Qur‟an
mengikuti
program
ini.
Dibuka untuk umum. Dalam program ini akan dibimbing secara perlahan-lahan bahkan bagi
yang belum pernah
belajar / berinteraksi dengan huruf-huruf sekalipun.
al-Qur‟an
Setiap Kamis malam
Pembacaan
Bagi yang ingin mengikuti
sesudah shalat Isya
yasin dan tahlil
pembacaan surat yasiin dan tahlil. Setiap kamis malam dengan tempat yang berbedabeda, dirumah jamaah atau di kediaman Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja.
c Tujuan dan Sasaran PITI Jakarta Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, sebagai organisasi dakwah sosial keagamaan yang berskala nasional berfungsi sebagai tempat singgah silahturahmi untuk belajar ilmu agama dan cara beribadah bagi etnis Tionghoa yang tertarik dan ingin memeluk agama Islam serta tempat berbagi pengalaman bagi merka yang baru masuk Islam. Apapun dan bagaimanapun konsisi organisasinya, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, sangat diperlukan oleh etnis Tionghoa baik yang muslim maupun non-muslim. Bagi muslim Tionghoa, PITI Jakarta sebagai wadah silahturahmi untuk saling memperkuat semangat dalam menjalankan agama Islam si lingkungan keluarganya yang masih non muslim. Bagi etnis Tioghoa non muslim, PITI Jakarta menjadi jembata antara mereka dengan umat Islam. Bagi pemerintah PITI Jakarta sebagai komponen bangsa yang
dapat berperan strategis sebagai jembatan penghubung antar suku dan etnis, sebagai perekat untuk mempererat dan sebagai benang perajut persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia (RI). Adapun tujuan PITI Jakarta secara umum adalah: 1) Menjalin hubungan Ukhuwah Islamiah sesama etnis Tionghoa yang muslim. 2) Membangun komunitas yang sesuai dengan ajaran Islam. 3) Mengajarkan kepada anggota tentang ajaran Islam. 4) Menjadikan PITI Jakarta sebagai wadah untuk menambah dan menuntut ilmu pengetahuan agama Islam bagi etnis Tionghoa. Sedangkan yang menjadi sasaran PITI Jakarta adalah: 1) Etnis Tionghoa di Jakarta yang sudah memeluk agama Islam. 2) Etnis Tionghoa yang mau memeluk agama Islam tanpa ada paksaan. 3) Memberikan wawasan cara pandang yang proposional. d. Sarana dan Prasarana PITI Jakarta Dalam sebuah organisasi yang tidak kalah pentingnya adalah masalah pendanaan, karena tanpa sumber ini organisasi tidak akan berjalan dengan efektif. Tentang pendanaan PITI Jakarta adalah dari iuran dan suka rela dari pengurus dan anggota tanpa ada aturan bahwa
setiap anggota diwajibkan membayar iuran. Disamping itu, pendanaan kadang-kadang juga dibantu oleh pihak pemerintah, itupun haarus diajukan sebuah permohonan bantuan dana PITI Jakarta. Diantara sarana dan prasarana PITI Jakarta, yaitu: 1. Secretariat Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) 2. Website (http://pitijakarta.org/) 3. Ruang Perpustakaan 4. Ruang Rapat. 3. Struktur Organisasi NO
JABATAN
TUGAS
1
Penasehat
Dewan penasehat berfungsi memberi teguran jika ada indikasi pelanggaran pengurus terhadap AD/ART dan dapat mengusulkan Sidang Istimewa setelah memberi peringatan dua kali. Dewan penasehat dalam sruktur organisasi memiliki garis konsultatif, koordinatif dan control. Dewan penasehat berfungsi memberi teguran jika ada indikasi pelanggaran pengurus terhadap AD/ART dan dapat mengusulkan Sidang Istimewa setelah memberi peringatan dua kali.
Dewan penasehat dalam sruktur organisasi memiliki garis konsultatif, koordinatif dan control. 2
Ketua Umum
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
Merumuskan kebijakan untuk pengembangan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
Mengkoordinasikan
kegiatan
dan
pengembangan
organisasi.
Bertanggung
jawab
terhadap
seluruh
Keputusan
Musyawarah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta dan melaksanakan program kerja sebaik-baiknya dengan seluruh jajaran pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang dipandang
perlu
menurut
kepentingan
dan
perkembangan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Musayawarah Nasional Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
3
Ketua I
Hubungan dan Kerjasama Antar Lembaga
Membuat Program Kerja dan laporan periodik yang berkaitan dengan bidang hubungan dan kerjasama antar lembaga.
Mempromosikan kegiatan-kegiatan Persatuan Islam Tionghoa
Indonesia
lembaga/organisasi
(PITI)
(pemerintah,
Jakarta universitas,
kepada LSM,
private sector).
Membangun kerjasama dengan lembaga dan organisasi yang dapat meningkatkan partisipasi anggota Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta..
Mengkoordinasikan kegiatan kerjasama lintas lembaga dan organisasi.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
3
Ketua II
Penataan dan Pengembangan Organisasi Membuat Program Kerja dan laporan periodik yang berkaitan dengan bidang penataan dan pengembangan organisasi. Mengembangkan
dan
memperkuat
kelembagaan
organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta di tingkat pusat dan daerah. Mengkoordinasikan kegiatan Dewan Pengurus Pusat dengan Dewan Pengurus Daerah. Mengkoordinasikan secara khusus persiapan pelaksnaan Musayawarah Nasional (MUNAS), Musyawarah Daerah (MUSDA), pembentukan Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS). Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum sesuai dengan kepentingan dan perkembangan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
4
Ketua III
Keanggotaan dan Pemberdayaan Anggota Membuat Program Kerja dan laporan periodik yang berkaitan dengan bidang keanggotaan dan pemberdayaan potensi anggota. Menata dan memperkuat sistem registrasi dan updating data anggota Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Mengembangkan pemberdayaan
kegiatan potensi
yang berorientasi
anggota
Persatuan
pada Islam
Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta di tingkat daerah. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Ketua Umum sesuai dengan kepentingan dan perkembangan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. 5
Sekretaris
Mengelola kegiatan kesekretariatan dan kehumasan. Mendokumentasikan kegiatan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta termasuk rapat pengurus, pertemuan tahunan, kongres, dan surat menyurat. Menyiapkan agenda sesuai dengan permintaan ketua
Umum/Harian dan disebarkan kepada semua anggota. Bertanggung jawab pada Ketua Umum. 6
Wakil Sekretaris
Membantu Sekretaris didalam melaksanakan tugas-tugas keadminstrasian organisasi sehari-hari. Berkoordinasi dengan Sekretaris dalam memberikan pelayanan kepada para pengurus. Mewakili sekretaris dalam melaksanakan seluruh tugastugasnya,
apabila
didalam
pelaksanaan
tugasnya
sekretaris berhalangan. Bertanggung jawab kepada Ketua. 7
Kepala Sekretariat
Penyelenggaraan urusan penyusunan
program
dan
evaluasi. Penyelenggaraan urusan pengelolaan keuangan. Penyelenggaraan administrasi umum dan anggota. Penyelenggaraan urusan perlengkapan.
8
Bendahara
Membantu Ketua didalam keuangan organisasi. Bersama-sama dengan Ketua menanda tangani giro pos pengeluaran dana yang disetujui untuk kepentingan organisasi. Melakukan pembukuan keuangan organisasi secara utuh
untuk
keperluan
laporan
keuangan
yang
akan
disampaikan. Bertanggung jawab kepada ketua. 9
Wakil Bendahara
Mewakili Bendahara apabila berhalangan hadir terutama untuk setiap aktivitas di bidang pengelolahan kekayaan dan keuangan organisasi. Merumuskan organisasi
dan tentang
mengusulkan system
segala
peraturan
pembukuan
keuangan
organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi. Menyelenggarakan
aktifitas
pembukuan
terhadap
transaksi pengeluaran dan pemasukan keuangan secara rutin.
C. Profile H. Andrew Irfan Tanuadjaja 1. Riwayat Hidup Bagi kaum mualaf khususnya etnis Tionghoa nama Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja tidaklah asing lagi. Beliau adalah salah satu penceramah sekaligus motivator bagi mualaf tidak hanya yang berketurunan Tionghoa tetapi juga dari berbagai kalangan. Selain itu beliau adalah anak dari salah satu pendiri Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.
Nama Andrew Irfan Tanudjaja merupakan pemberian kedua orang tuanya. Andrew adalah nama pemberian ibunya yang dahulu masih memeluk agama Kristen yang artinya ksatria yang pemberani. Irfan berarti bijaksana dan Tanudjaja adalah merupakan nama ayahnya yakni Syarif Siangan Tanudjaja. Itulah sedikit kisah dibalik nama beliau. Dan kini, nama Andrew Irfan Tanudjaja telah banyak dikenal orang terutama masyarakat muslim keturunan Tionghoa. Ketika kecil, Ia memiliki nama kesayangan yakni Andrew. Hingga kini nama tersebut terselip dalam namanya, sehingga banyak orang yang mengenalnya dengan nama Andrew Irfan Tanudjaja. Kedua orangtuanya bernama H. Syarif Siangan Tanudjaja, SH (Tan Lip Siang) dan Hj. Vera Pangka (Goey Kiok Lan Nio). Ayah dan Ibunya adalah asli keturunan Tionghoa. Karena pada masa orde baru diberlakukan bahwa tidak boleh memiliki dua nama maka Andrew Irfan Tanudjaja dan kedua kakaknya tidak memiliki nama Tionghoa yang sah. Keluarganya merupakan keluarga yang harmonis. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakaknya bernama Adrian Agata Tanudjaja dan Kelvin Ikhwan Tanudjaja. Tetapi Adrian Agata telah berpulang ke Rahmatullah dalam usianya yang ke 31 tahun karena suatu penyakit yang amat berat dideritanya. Cita-citanya beliau saat kecil adalah ingin menjadi seorang insinyur. Tetapi perjalanan takdir rupanya tidak menuntunnya kepada cita-citanya. Ayahnya adalah seorang notaris dan pengacara sedangkan Ibunya adalah
seorang karyawan swasta. Ia sangat bersyukur menjadi anak kedua orang tua muslim, karena apa yang ia capai saat ini tidaklah lepas dari andil kedua orangtuanya. Dalam perjalanan hidupnya beliau selalu ditemani oleh kedua orang tuanya, pasalnya beliau belum menemukan pendamping dalam hidupnya. Tetapi menurutnya itu tidaklah menjadi masalah. 2. Latar Belakang Keluarga Nama Andrew Irfan Tanudjaja adalah pemberian kedua orang tua tercintanya H. Syarif Siangan Tanudjaja, SH (Tan Lip Siang) dan Hj. Vera Pangka (Goey Kiok Lan Nio). Beliau masih dapat merasakan kasih sayang kedua orang tuanya secara penuh karena beliau tinggal bersama kedua orangtuanya. Ia sangat mencintai kedua orang tuanya. Baginya kedua orang tuanya adalah orang-orang yang sangat memiliki andil besar sehingga Ia dapat menjadi seperti sekarang ini. Baginya, kedua orang tuanya adalah seorang yang sangat luar biasa. Ayahnya menjadi seorang muslim tidaklah mudah. Butuh perjuangan yang sangat berat. Dengan mempelajari hampir semua agama dan akhirnya pada tahun 1975 ayahnya memeluk Islam. Tidak berbeda dengan sang ayah, ibunya pun dahulu menjadi seorang muslimah ketika pernikahannya menginjak tahun ke 10. Tinggal dalam satu rumah dengan kedua orang tua yang berbeda keyakinan menurut beliau adalah satu tantangan saat kecil. Ada sebuah nasihat dari kedua orang tuanya yang hingga saat ini masih ia ingat, orang tuanya selalu berpesan bahwa “berdakwah adalah
pengorbanan. Tidak mudah untuk mengerjakannya.” Itulah pesan dari kedua orang tuanya yang sangat mendalam bagi dirinya. Dengan nasihat tersebut ia selalu berusaha ikhlas dalam berdakwah sebagaimana nasehat kedua orang tuanya. 3. Latar Belakang Pendidikan Ada yang menarik dalam penerapan pendidikan yang diterapkan kepada anak-anaknya, kedua orang tua beliau yang notabennya berbeda agama selalu berusaha menyeimbangkan antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Pada saat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) ia mengenyam pendidikan di Sekolah Kristen BPK Penabur. Alasan kedua orang tuanya menyekolahkan ia disana karena pada jamannya sekolah Islam (madrasah) belum sebaik sekolah-sekolah Kristen. Tetapi karena notabennya ia adalah seorang muslim maka sepulangnya sekolah, siang hari ia mengikuti sekolah Islam di TPA dekat rumahnya. Mengijak pada Sekolah Menengah Atas (SMA) akhirnya Ayahnya memutuskan untuk memindahkannya ke sekolah negeri yaitu di SMAN 68 Jakarta. Akhirnya setelah lulus di Sekolah menengah Atas (SMA) pada tahun 2000 ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) yang sekarang berganti nama menjadi Universitas Nergeri Jakarta (UNJ) dan mengambil jurusan elektronika. Dan akhirnya lulus sebagai Sarjana Teknik (ST) di tahun 2005.
Keinginannya untuk memperdalam ilmu agama, didapat dari sang ayah dan juga melalui karya-karya dari Abuya Ashaari Muhammad At Tamimi, salah seorang tokoh dakwah yang diidolakannya. 4. Aktifitas dan Kiprah Dakwah Sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMA) ia telah aktif dalam organisasi, terutama yang bergerak di bidang kegamaan. Ketika Sekolah Menengah Atas (SMA) ia aktif di ROHIS (Rohani Islam). Ia pun aktif di Palang Merah dan OSIS (Organisasi Intra Sekolah). Setelah memasuki perkuliahan ia akif sebagai pengurus di Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta dan di Masjid Lautze sebagai Himpunan Remaja Kariem Oie. Berbagai organisasi yang ia ikuti telah memberikan pengalaman yang luar biasa bagi dirinya. Namun ia tidak hanya mengikuti organisasiorganisasi yang bergerak di bidang keagamaan, aktifitas dakwahnya pun telah dilakukan dengan mendirikan sebuah kelompok nasyid yang beranggotakan para pemuda keturunan Tionghoa yang dinamakan Chinese Moeslim Lampion. Lampion adalah nama sebuah grup nasyid yang berdiri di Jakarta pada tanggal 10 November 1997. Ketika itu semua personilnya adalah merupakan anggota remaja Masjid Lautze Pasar Baru, yaitu sebuah organisasi yang memberikan informasi Islam kepada warga negara Indonesia keturunan Tionghoa secara khusunya dan semua orang pada umumnya, dan mereka adalah Kelvin Ikhwan, Andrew Fateh, Musthofa Timur, Heri Adz-Dzakiy,
Ade Yoliand. Namun seiring dengan perkembangan, maka sejak tahun 2000 Grup Nasyid Lampion berdiri sendiri secara independent. Nama Lampion diambil dari nama lampu penerangan yang dikenal di kalangan etnik tionghoa. Maknanya, ibarat sebuah lampu, maka Grup Nasyid Lampion berharap dapat menjadi lampu yang dapat menerangi jalan manusia menuju Allah SWT melalui jalur seni budaya, dalam hal ini adalah nasyid. Sampai akhirnya nama Lampion digunakan dikarenakan sebagian besar dari personil grup ini adalah dari Muslim Keturunan Tionghoa, dan memang Grup Nasyid Lampion memberi sentuhan etnik Tionghoa di dalam performancenya. Pada tahun 1999 sampai ke hari ini Grup Nasyid Lampion belajar kepada Grup Nasyid Qatrunada Indonesia. Lampion juga berkolaborasi dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi dakwah yang banyak bergelut dengan dunia dakwah Islam di kalangan etnik Tionghoa seperti Yayasan MUSTIKA (Muslim Tionghoa dan Keluarga) dan juga organisasi PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) di dalam menjalankan aktifitas dakwahnya, karena menurut Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja, cara berdakwah tidaklah hanya sekedar berceramah, melainkan bisa melalui syair-syair yang indah. Nasyid Lampion pun sudah pentas di berbagai acara diataranya, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Travel Haji Tazkiyah, Radio Dakta, Asyafiiyah, Alaikasalam, TVRI, Indosat, SCTV, DAAI TV,
Latahzan TV online, TPI, BlueBird Group, Hotel Indonesia, Hotel le Meridien, Hotel Sahid, Hotel Cempaka, The Park Hotel, Hotel Nikko, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Yayasan H.Karim Oei, MUSTIKA, SD Islam Avicenna, SDIT Al Kautsar, SMU68, SMU54, SMU77, SMU48, Blok M Plaza, Mall Citraland, Mall Pondok Indah, Pekan Raya Jakarta, Balai
Kartini,
Batam,
Palembang,
Pontianak,
Cirebon,
Bandung,
Yogyakarta, Surabaya, dll. Baginya dakwah adalah pengaplikasian dari sifat Nabi yang bernama Tabligh yang berarti menyampaikan, mengajak, menyadarkan, dan mengamalkan. Orang tuanya tidak pernah menyuruhnya untuk menjadi seorang pemuka agama. Ia memilih jalur keagamaan karena terdorong oleh situasi dan kondisi umat. Sehingga membuatnya tergerak untuk melakukan dakwah. Baginya dakwah adalah hal yang ia sukai melebihi kesukaannya pada membaca dan menggambar. Oleh karena hobinya menggambar, beliau mempunyai sanggar lukis bernama Cahaya Mata yang berlokasi di Jl.Raya Tengah No.32 Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dan melatih anak-anak yang ingin belajar menggambar komik MANGA yang berasal dari Jepang. Kesehariannya Ustadz Andrew Ifran Tanudjaja juga membuat Siomay Ayam dan menjualnya di beberapa outletnya yang berada di Pom bensin Pangeran Jayakarta, Kumon Condet depan Asrama ABRI, dan di Toko Buku Demi Masa yang berlokasi di Jl. Tebet Timur Dalam dengan nama “Siomay H. Tan” yang sudah terkenal kelezatannya.
Kegiatan dakwahnya dilakukan dengan mengajar dan memenuhi undangan-undangan (mubbaligh).
pada
acara-acara
tertentu
sebagai
pembicara
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Responden Dalam penelitian yang berjudul Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta ini, peneliti menggunakan data primer dengan cara menyebarkan kuesioner. Kuesioner peneliti sebar kepada 30 orang responden. Responden tersebut adalah jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Untuk mengetahui deskripsi responden, peneliti mengelompokkan responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Berikut adalah deskripsi responden berdasarkan hasil penelitian: Table 4.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin n=30 No 1 2
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah
f 16 14 30
% 53 47 100
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar jumlah responden adalah laki-laki. Hasil penelitian menggambarkan bahwa responden pria berjumlah 16 orang (53%), sedangkan responden wanita
berjumlah 14 orang (47%). Hal ini berarti jumlah responden laki-laki lebih besar 6% dibanding responden wanita. Hasil ini menjelaskan pula bahwa jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta sebagian besar adalah laki-laki Dari 30 orang responden tentunya memiliki tingkat usia yang berbedabeda. Dan hasil penelitian, penulis menemukan perbedaan dalam hal usia pada 30orang responden tersebut. Berikut penulis uraikan data responden berdasarkan usia dalam table dibawah ini: Table 4.4 Responden Berdasarkan Usia n=30 No 1 2 3 4
Usia Responden 20-30 31-40 41-50 51-60 Jumlah
f 8 12 6 4 30
% 27 40 20 13 100
Dari table di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden adalah berusia antara 31 – 40 tahun dengan persentase sebesar 40%. Sedangkan usia antara 51 - 60 tahun adalah usia terendah yang ditemui dengan persentase yang rendah pula yakni sebesar 13%. Selain itu terdapat pula responden yang berusia antara 20 – 30 tahun dengan persentase sebesar 8%, dan responden berusia antara 41 - 50 tahun dengan jumlah persentase 20%. Table 4.5
Responden Berdasarkan Pekerjaan n=30 No 1 2 3 4
Usia Responden Pelajar Karyawan Wirausaha Lain-Lain Jumlah
f 8 7 11 4 30
% 27 23 37 13 100
Sesuai dengan table diatas, maka responden terbanyak adalah wirausaha dengan jumlah prosentase sebesar 37%. Sedangkan yang lainya secara berturut-turut berjumlah 27% untuk pelajar, 23% untuk karyawan, dan 13% untuk pekerja lainnya. Selanjutnya dari hasil penelitian ditemukan bahwa responden memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda pula. Pendidikan terakhir responden sangat beragam. Hal ini dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel 4.6 Pendidikan Terakhir Responden n = 30 No 1 2 3 4
Pendidikan Terakhir Responden SMA D3 S1 S2 Jumlah
f 8 7 13 2 30
% 27 23 43 7 100%
Dilihat dari table di atas, ternyata masih ditemui respoden dengan pendidikan terakhir terendah yakni hanya pada tingkat SMA . Pendidikan terakhir responden pada tingkat SMA memiliki persentase sebesar 27%. Sedangkan yang lainnya berturut-turut adalah D3 sebesar 23%, S1 sebesar 43%, dan S2 sebesar 7%.
B. Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta Dari hasil analisis didapat hasil deskripsi data variable X dan variable Y yaitu, hubungan penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta dapat diketahui bahwa skor N (jumlah sampel) sebanyak 30 jamaah dari populasi kurang lebih 300 jamaah dalam Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. ∑X (jumlah skor variable penggunaan metode dakwah) dengan jumlah skor 3.015 dengan hasil ∑X² sebesar 304.607. ∑Y( jumlah skor variable mutu jamaah) dengan skor 3.016, dengan jumlah ∑Y² sebesar 304.607. dan ∑XY (jumlah hasil perkalian antara skor variable X dan skor variable Y) dengan jumlah 304.015. Untuk menjawab rumusan permasalahan dalam skripsi ini, yaitu bagaimana hubungan penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Maka dapat dijelaskan dalam perhitungan sebagai berikut.
N ∑ xy – (∑ x )( ∑ y)
rxy =
√ [N . ∑ x² - (∑ x)²][ N . ∑ y² - (∑ y)²] 30 (304.015) – (3.015 x 3.016)
=
√ [30 . 304.607 – (3.015)²][ 30 . 303.986 – (3016)²] 9.120.450 – 9.093.240
=
√ [9.138.210 – 9.090.225][9.119.580 – 9.096.256] =
27.210 √ 47.985 . 23.324
=
27.210 √ 1.119.02.140
= 27.210 33.454 = 0,8131
C. Interpretasi Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan data, diperoleh korelasi antara variable x (penggunaan metode dakwah) dan variable y (mutu jamaah). Jika di interpretasikan maka dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 4.7 Rata-Rata Product Moment
Besarnya “r”
INTERPRETASI
Product Moment 0,00 – 0,20
Antara variable X dan variable Y memang terdapat korelasi, akan tetapi sangat rendah. Maka dianggap tidak ada korelasi.
> 0,20 – 0,40
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi lemah atau rendah.
> 0,40 – 0,70
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi sedang.
> 0,70 – 0,90
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi kuat atau tinggi.
> 0,90 – 1,00
Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi sangat kuat atau sangat tinggi.
Berdasarkan table diatas, maka Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja Dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta kuat atau tinggi dimana besarnya „r‟ product moment > 0,40-0.70 yaitu sebesar 0,8131. Dilihat dari hasil yang didapat maka harus dibuktikan dengan datadata yang akurat. Dengan melihat keberasilan metode dakwah ceramah, tanyajawab, konseling, syair, sajak, dan referensi.
1. Metode Dakwah a. Metode Ceramah Dilihat dari pencapaian ceramah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja yang komunikatif dibuktikan bahwa para jamaah memahami apa yang disampaikan oleh beliau.66 Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja juga membumbui dakwahnya dengan humor dan yang paling unik beliau
menggunakan
multibahasa
(Mandarin-Indonesia)
dalam
penyampaian ceramahnya. 67 Sebagai contoh dakwah beliau adalah sebagai berikut: 伊斯兰和宗教间公差 / Yīsīlán hé zōngjiào jiān gōngchāi 约宗教间的宽容伊斯兰教教义的角度密切相关的人类同胞之间和 伊斯兰教与其他宗教的关系伊斯兰教的教义。伊斯兰宗教宽容的 观点是不实际出发,从单纯的神学方面,也是对人类本身的问题 为主,而另一方面也不能忽视,特别是在宗教生活中的人在社会 生活中的历史经验 Yuē zōngjiào jiān de kuānróng yīsīlán jiào jiàoyì de jiǎodù mìqiè xiāngguān de rénlèi tóngbāo zhī jiān hé yīsīlán jiào yǔ qítā zōngjiào de guānxì yīsīlán jiào de jiàoyì. Yīsīlán zōngjiào kuānróng de guāndiǎn shì bù shíjì chūfā, cóng dānchún de shénxué fāngmiàn, yěshì duì rénlèi běnshēn de wèntí wéi zhǔ, ér lìng yī fāngmiàn yě bùnéng hūshì, tèbié shì zài zōngjiào shēnghuó zhōng de rén zài shèhuì shēnghuó zhōng de lìshǐ jīngyàn. 其他宗教一样,伊斯兰教也有专属债权,特别是关于信仰(阅读 :统一圣战组织)。然而,尽管独家索赔,伊斯兰教也给宗教要 求特别强调,我们将看到。因此Inclusivism实际上有神学根在一个 神的存在,一个真理,一个人类的起源。根据伊斯兰教,人类起 源于一个共同的起源,即亚当和夏娃。虽然来自一个共同的祖先
66
Wawancara dengan Bpk. Hamid S. Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, tanggal 17 Mei 2011 67 Ibid.
,然后他就成了部落,家庭,民族国家,不同文化和文明。所不 同的所以鼓励他们互相认识,因为在古兰经中说: Qítā zōngjiào yīyàng, yīsīlán jiào yěyǒu zhuān shǔ zhàiquán, tèbié shì guānyú xìnyǎng (yuèdú: Tǒngyī shèngzhàn zǔzhī). Ránér, jǐnguǎn dújiā suǒpéi, yīsīlán jiào yě gěi zōngjiào inclusivism yāoqiú tèbié qiángdiào, wǒmen jiāng kàn dào. Yīncǐ Inclusivism shíjì shang yǒu shénxué gēn zài yīgè shén de cúnzài, yīgè zhēnlǐ, yīgè rénlèi de qǐyuán. Gēnjù yīsīlán jiào, rénlèi qǐyuán yú yīgè gòngtóng de qǐyuán, jí yàdāng hé xiàwá. Suīrán lái zì yīgè gòngtóng de zǔxiān, ránhòu tā jiù chéng le bùluò,berkaum jiātíng, mínzú guójiā, bùtóng wénhuà hé wénmíng. Suǒ bùtóng de suǒyǐ gǔlì tāmen hùxiāng rènshi, yīnwèi zài gǔlánjīng zhōng shuō: “嘿,我们创造了人从男性和女性的你,让你民族和部落,使你们 互相认识。”(古兰经,Hujurat 49:13) Ceramah diatas merupakan contoh ceramah ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan mengggunakan bahasa Mandarin. Dalam ceramah tersebut ustadz Andrew Irfan Tanudjaja menjelaskan tentang Islam dan toleransi antar agama. Perspektif ajaran Islam tentang toleransi antar umat beragama terkait erat dengan doktrin Islam tentang hubungan antara sesama umat manusia dan hubungan Islam dengan agama-agama lain. Perspektif Islam tentang toleransi beragama sebenarnya bukan berangkat dari aspek teologis semata, tetapi juga berpijak pada aspek kemanusiaan itu sendiri, sementara di sisi lain juga tidak mengabaikan pengalaman historis manusia dalam pergaulan hidup, terutama dalam kehidupan beragama. Seperti agama-agama lain, Islam memang memiliki klaimklaim ekslusif, terutama menyangkut wilayah keimanan (baca: tauhid). Akan tetapi, disamping klaim-klaim ekslusif, Islam juga memberikan
penekanan khusus pada klaim inklusivisme keagamaan, sebagaimana akan kita lihat. Inklusivisme demikian sebenarnya memiliki akar teologis pada adanya satu Tuhan, satu kebenaran, dan satu asal usul manusia. Menurut Islam, manusia berasal dari satu asal yang sama, yakni Adam dan Hawa. Kendati berasal dari nenek moyang yang sama, lalu kemudian manusia
menjadi
bersuku-suku,
berkaum-kaum,
dan
berbangsa-bangsa, dengan kebudayaan dan peradaban yang berbedabeda. Perbedaan demikian justru mendorong mereka untuk saling mengenal, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran: ”Hai Manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal.” (QS.Al-Hujurat 49:13) Sedangkan contoh humor yang dibawakan oleh ustadz Andrew Irfan Tanudjaja sebagai contoh adalah sebagai berikut: Di pintu akherat malaikat menanyai seorang sopir metromini. “Apa kerjamu selama di dunia?” “Saya sopir metromini, Pak,” jawabnya. Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir metromini tersebut, lengkap dengan para pelayannya. Kemudian datang seorang juru dakwah dan ditanya juga oleh malaikat, “Apa kerja kamu di dunia?” “Saya juru dakwah, Pak!” jawabnya. Lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil yang jauh lebih sederhana. Tentu saja si juru dakwah heran dan protes kepada malaikat, “Kenapa saya yang juru
dakwah mendapatkan fasilitas yang lebih rendah dari seorang sopir metromini itu?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak. Pada waktu ceramah, cara bicara Bapak membuat orangorang ngantuk dan tertidur, sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan sopir metromini ketika mengemudikan busnya ia ngebut, dan itu membuat orang-orang berdoa, ingat Tuhan!”
Sehingga jamaah menyenangi metode ceramah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja.68 b. Metode Tanya Jawab Pada penggunaan metode dakwah tanya jawab Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja selalu memberikan kesempatan jamaah untuk bertanya dan selalu menjawab semua pertanyaan dengan baik sehingga sangat kental nuansa kekeluargaan dan tidak menggurui dalam penggunaan metode dakwah ini. Pertanyaan-pertanyaan
yang
dilontarkan
kepada
jamaah
meliputi persoalan-persoalan terkini ataupun mengenai masalah seputar Islam.69 Contoh pertanyaan yang dilontarkan oleh jamaah misalnya: “Beberapa hari lagi hari raya Imlek. Bolehkan kaum muslimin ikut merayakan Imlek? Imlek itu hanya tradisi. Jadi boleh-boleh saja dirayakan.” “Apa hukumnya bagi muslim mengikuti perayaan natal bersama keluarga? Haram, Ikut Natal Bersama! Apabila ahli ma‟ruf 68 69
Ibid. Ibid.
bercampur dengan ahli munkar, tanpa mengingkari mereka, maka ahli ma‟ruf itu sebagaimana halnya orang yang meridlai dan terpengaruh dengan kemunkaran itu. Setiap bulan Desember umat Islam selalu dihadapkan fitnah yang bisa mengancam aqidahnya. Dengan dalih toleransi dan kerukunan beragama, umat Islam diseret turut serta terlibat dalam perayaan Natal bersama. Bahkan seolah menjadi ritual wajib, pejabat yang menduduki jabatan publik harus ikut hadir. Ironisnya, ada saja di antara tokoh umat yang menyerukan kebolehan terlibat dalam perayaan Natal. Bahkan beberapa tahun lalu, ketua sebuah ormas Islam mempersilakan semua fasilitas organisasinya minus masjid digunakan sebagai perayaan Natal.” Contoh diatas adalah sebagian pertanyaan yang dilontarkan oleh jamaah kepada ustad Adrew Irfan Tanudjaja saat berlangsungnya metode tanya jawab dan ustadz Andrew Irfan Tanudjaja pun menjawab pertanyaan denga penuh kekeluargaan sehingga tidak terkesan menggurui. Oleh karena itu, para jamaah menyenangi metode tanya jawab yang dilakukan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja.70 c. Metode Konseling Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja selalu memberikan konselling bagi jamaahnya apabila terdapat masalah dalam kehidupannya. Biasanya para jamaah mengalami masalah dengan keluarganya saat 70
Wawancara dengan Ibu Hj. Astuti Murdhayanti, Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonsia (PITI) Jakarta, tanggal 17 Mei 2011
menjadi mualaf.71 Pada konseling yang diberikan Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja komunikasi yang dilakukan dua arah (two way) sehingga jamaah sangat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya. 72 Oleh karena itu jamaah menyenangi metode konseling yang dilakukan Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja.73 Berdasarkan lampiran ke ……. Terlihat bahwa para jamaah selalu berkonsultasi masalah pribadinya kepada ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. pada lampiran tersebut membahas mengenai tahun baru Imlek dan mendoakan orang yang non Islam, memeluk Islam karena suami dan bagaimana hubungan keluarga serta ibadahnya, problem masuk Islam dalam pandangan orang Tionghoa, calon suami mualaf, dan keinginan agar mertua menjadi muslim. Dari ke lima pertanyaan yang dikonsultasikan oleh jamaah kepada stadz Andrew Irfan Tanudjaja ternyata jamaah sebagian besar berkonsultasi mengenai masalah keluarga dan hambatan saat menjadi seorang muslim. Tidak ada jadwal khusus yang ditetapkan oleh ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dalam memberikan konseling kepada jamaahnya. Jadi, kapanpun jamaah butuh konsultasi dapat langsung menghubungi ponsel pribadi ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. Biasanya ada sekitar 3 sampai lima jamaah dalam satu minggu yang berkonsultasi kepada beliau.
71
Wawancara dengan Ayu Mayangsari, Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, tanggal 17 Mei 2011 72 Ibid. 73 Ibid.
d. Metode Syair Metode syair yang digunakan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja mudah diingat oleh jamaah dan selalu mengandung unsurunsur islami yang mengajarkan tentang kebaikan.74 Selain itu syairsyair
yang dibawakan oleh Ustadz
Andrew
Irfan Tanudjaja
menggunakan multibahasa (Mandarin-Indonesia) karena notabennya jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta adalah etnis Tionghoa.75 Syair yang digunakan oleh ustadz Andrew Irfan Tanudjaja terdapat pada lampiran ………… Metode syair digunakan oleh ustadz Andrew Irfan Tanudjaja bersama grup nasyidnya yang bernama Lampion Chinese Moeslim Nasyid biasanya pada hari-hari besar Islam misalnya pada peringatan Isra Mi‟raj, Maulid Nabi, dan hari besar Islam lainnya. Disamping itu metode syair ini juga digunakan oleh ustadz Andrew Irfan Tanudjaja bersama grup nasyidnya apabila mereka dipanggil pada acara-acara tertentu, diantaranya acara oleh Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Travel Haji Tazkiyah, Radio Dakta, Asyafiiyah, Alaikasalam, TVRI, Indosat, SCTV, DAAI TV, Latahzan TV online, TPI, BlueBird Group, Hotel Indonesia, Hotel le Meridien, Hotel Sahid, Hotel Cempaka, The Park Hotel, Hotel Nikko, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Yayasan H.Karim Oei, MUSTIKA, SD Islam Avicenna, SDIT Al Kautsar, SMU68, SMU54, 74
Wawancara dengan Ibu Chairiana, Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, tanggal 17 Mei 2011. 75 Ibid.
SMU77, SMU48, Blok M Plaza, Mall Citraland, Mall Pondok Indah, Pekan Raya Jakarta, Balai Kartini, Batam, Palembang, Pontianak, Cirebon, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dll. . Oleh karena jamaah sangat menyukai metode dakwah syair yang dibawakan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja.76 e. Metode Sajak Metode dakwah dengan menggunakan sajak adalah salah satu yang digunakan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. Sajak yang disampaikan mengajarkan pada kebaikan dengan penuh hikmah serta terdapat pesan-pesan moral.77 Usadz Andrew Irfan Tanudjaja selalu menggunakan metode sajak diakhir cramahnya sebelum ditutup. Oleh karena itu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) menyenangi metode sajak yang digunakan oleh Ustad Andrew Irfan Tanudjaja.78 Untuk contoh metode sajak dapat dilihat pada lampiran ……………. f. Metode Referensi Metode referensi adalah salah satu cara Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja untuk mempermudah penyampain pesan. Jamaah merasa perlu mencatat materi yang disampaikna oleh Ustadz Andrew Irfan
76
Ibid. Wawancara dengan Bpk. Soesilo, Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, tanggal 17 Mei 2011. 78 Ibid. 77
Tanudjaja.79 Selain itu Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja juga memberikan ringkasan materi dalam dakwahnya yang diberikan langsung pada intinya. Berdasarkan observasi yang dilakukan, biasanya jamaah mengcopy (softcopy) materi dakwah yang dibawakan oleh ustadz Andrew Irfan Tanudjaja ke dalam flashdisk, tetapi terkadang beliau membagikan bahan bacaan atau rangkuman secara gratis kepda jamaah setelah ceramah. Ini dimaksudkan untuk mempermudah jamaah mengingat apa yang telah disampaikan oleh ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. Oleh karena itu jamaah sangat menyukai metode dakwah referensi ini. 2. Mutu Jamaah a. Aspek Kognitif (Pengetahuan) Melihat dari aspek kognitif terbukti bahwa jamaah mampu memahami pesan dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. Karena pada dasarnya para jamaah yang mualaf saat bergabung sangat awam tentang Islam, tetapi setelah kurang lebih enam bulan bergabung dalam pengajian PITI Jakarta jamaah sedikit tahu tentang Islam. Misalnya tentang solat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.80
79
Wawancara dengan Ibu Lilian, Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, tanggal 17 Mei 2011. 80 Wawancara dengan Ibu Hj. Astuti Murdhayanti, Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonsia (PITI) Jakarta, tanggal 17 Mei 2011
Selain itu Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja juga membahas persoalan-persoalan terkini dalam dakwahnya misalnya mengenai teroris yang berada di Indonesia yang melakukan teror atas nama jihad.81 Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja juga menjelaskan mengenai akidah diantaranya tentang rukun Islam dan rukun Iman serta menjelaskan mengenai akhlak diataranya: 1) Akhlak terhadap Allah SWT, bentuk akhlak terhadap Allah tercermin pada suatu hal yang dicintai Allah, menurut apa-apa yang membuat Allah meridhoi sesuatu 2) Akhlak terhadap orang lain diantaranya, memuliakan tamu, tidak meninggikan suara, memuliakan yang lebih tua, memuliakan ulama, memuliakan orang tua, malu, murah senyum, bersikap lemah lembut, ringan tangan(menolong tanpa pamrih), dsb. 3) Akhlak pada diri sendiri, sebagai hamba Allah, manusia diwajibkan untuk selalu bersikap tunduk dan patuh terhadap Allah Swt. Kepatuhan dan ketaatan bukan dipaksa melainkan datang dari kemauan hati, sesuai dangan dasar akal fikiranyang telah dianugerahkan oleh Allah SWT dan Allah tidakmenyukai suatu yang berlebih-lebihan. 4) Akhlak pada lingkungan. Ini dimaksudkan bagaimana kita sebagai umat muslim dapat menghargai lingkungan sekitar kita dengan baik. 81
Ibid.
Oleh karena itu metode dakwah yang digunakan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja tidak perlu diubah karena banyak jamaah yang mudah memahaminya. Artinya tetap menggunakan metode ceramah, tanya jawab, sajak, syair, konseling dan referensi. b. Aspek Afektif (Pembentukan Sikap) Mutu jamaah dilihat dari segi afektifnya dapat dilihat dari beberapa bukti. Diantaranya para jamaah merasa tergugah untuk memperbaiki diri setelah mendengar dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja misalnya ketika ustadz menjelaskan tentang tenggang rasa, maka para jamaah pun akan berfikir untuk melakukannya kearah yang lebih baik. Dari hasil observasi yang dilakukan, sekitar 30 jamaah mualaf yang telah masuk Islam mendengarkan ceramah ustadz Andrew Irfan Tanudjaja merasa tergugah dengan bukti-bukti yang disampaikan oleh ustadz Andrew Irfan Tanudjaja bahwa Islam adalah agama yang benarbenar dimuliakan Allah SWT serta penjelasan mengenai Nabi Muhammad SAW. Selain itu dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja pun mampu meningkatkan ibadah jamaahnya, misalnya solat, puasa, zakat, dan sebagainya. Oleh karena itu jamaah semakin ingin mendekatkan diri kepada Allah setelah mendengar ceramah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja seperti berzikir dan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah seperti solat dhuha, solat tahajud, puasa senin-kamis dan ibadah sunnah lainnya.
Lalu dapat dilihat bahwa jamaah dapat menjadi orang yang lebih bersyukur setelah mendengarkan dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja, misalnya saat usaha para jamaah mengalami pasang surut maka mereka akan lebih berserah diri dan bersyukur dengan pa yang didapat. Tidak seperti dulu yang selalu menyalahkan keadaan. Apabila para jamaah tertarik dengan yang dibawakan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja maka pada pertemun minggu depan jamaah akan kembali untuk mendengarkan ceramah ustadz Andrew Irfan Tanudjaja selanjutnya. Oleh karenanya jamaah selalu antusias saat mendengarkan ceramah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja bahkan ketika penyampaian dakwahnya tidak jarang Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja membuat para jamaah terharu. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan saat mendengarkan sajak yang dibawakan oleh ustadz Andrew Irfan Tanudjaja jamaah terlihat begitu terharu. Dengan gaya bahasa dan metode emotional appeals (imbauan untuk membangkitkan emosi) yang beliau bawakan, jamaah terlihat begitu menghayati dan begitu terharu. Salah satu alasannya karena mereka merasa menyesal mengapa terlambat masuk Islam. c. Aspek Psikomotorik (Tindaka Nyata) Dilihat dari aspek psikomotorik yang berupa tindakan nyata maka jamaah setia selalu menghadiri pengajian rutin yang diadakan
oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. Jamaah pun semakin rajin menunaikan sholat lima waktu dan ibadah-ibadah sunnah lainnya seperti solat dhuha, puasa senin-kamis dan lain-lain.82 Selain itu para jamaah pun semakin rajin mengeluarkan zakat yang di salurkan melalui lembaga zakat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta salah satunya yaitu di Bank Syariah Mandiri dengan nomer rekening 0020159009 atau di BRI Syariah dengan nomor rekening 311630112 atas nama DPW PITI JAKARTA. 83 Keinginan para jamaah untuk pergi ke Baitullah pun dibuktikan dengan adanya beberapa jamaah yang sudah melaksanakan ibadah haji maupun umroh.84 Hasil penelitian ini menemukan tiga macam pengajian, diantaranya: 1. Pengajian rutin mualaf yang diadakan sebualan dua kali. Dimana dalam pengajian ini membahas mengenai akidah dan akhlak. Melihat jamaah rutin yang datang pada pengajian ini terlihat sekali perubahan yang terjadi seperti yang dijelaskan pada point sebelumnya. Pengajian ini berlangsung di kediaman ustadz Andrew Irfan Tanudjaja di Jalan Tegalan III no. 15A, Matraman, Jakarta Timur. 2. Pengajian setiap hari Minggu yang diadakan pukul 09.00 11.00 dengan materi fiqih dan topik-topik tentang Islam yang 82
Wawancara dengan Ibu Lilian, Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta, tanggal 17 Mei 2011. 83 Ibid. 84 Ibid.
dibuka untuk umum. Lokasi pengajian terletak di Komplek Ruko Duta Merlin Blok B No. 31-32 d/a IKA Group, Lt. 4, Jalan Gajah Mada Raya, Jakarta Pusat. 3. Belajar membaca al-Qur‟an setiap hari Minggu pukul 11.00 – 12.00. Bagi yang ingin belajar membaca dan menulis hurufhuruf al-Qur‟an dapat mengikuti program ini. Dibuka untuk umum. Dalam program ini akan dibimbing secara perlahanlahan bahkan bagi yang belum pernah belajar / berinteraksi dengan huruf-huruf al-Qur‟an sekalipun. Lokasi pengajian terletak di Komplek Ruko Duta Merlin Blok B No. 31-32 d/a IKA Group, Lt. 4, Jalan Gajah Mada Raya, Jakarta Pusat. 4. Pembacaan yasin dan tahlil setiap Kamis malam sesudah sholat Isya. Bagi yang ingin mengikuti pembacaan surat yasiin dan tahlil. Setiap kamis malam dengan tempat yang berbeda-beda, dirumah jamaah atau di kediaman Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja di Jalan Tegalan III no. 15A, Matraman, Jakarta Timur. Dalam
Persatuan
Islam
Tionghoa
terdapat
beberapa
penceramah, diantaranya adalah H. Pepen Effendy, Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja, H. M. Syarif Tanudjaja, Ustadz Kelvin Ikhwan. Dari keempat penceramah memiliki karakteristik yang berbeda. H. Pepen Effendy, beliau hanya menggunakan metode ceramah saat berdakwah. Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja, beliau menggunakan berbagai metode
dakwah dalam penyampaian dakwahnya, dian taranya metode ceramah, metode tanya-jawab, metode konseling, metode syair, metode sajak, dan metode referensi. H. M Syarif Tanudjajahanya menggunakan metode
ceramah
dakwahnya.
dan
metode
Sedangkan
yang
konseling terakhir
dalam
ustadz
penyampaian
Kelvin
Ikhwan
menggunakan metode ceramah dan syair dalam penyampaian dakwahnya. Oleh karena itu, penulis memilih ustadz Andrew Irfan Tanudjaja karena metode dakwah beliau yang sangat variatif. Pengaruh penggunaan metode dakwah terhadap mutu jamaah meliputi banyak aspek. Diantaranya adalah perubahan sikap, perubahan kepercayaan, perubahan pengetahuan, peruubahan tindakan, perubahan persepsi, perubahan nilai dan bahkan perubahan busana yang dikenakan. Pada awalnya misalnya karena banyak penduduk pribumi muslim yang miskin dan kurang terdidik, maka timbul persepsi yang salah dikalangan orang-orang Tionghoa seolah-olah jika masuk Islam akan membuat mereka miskin dan bodoh. Kesalahpahaman ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan orang-orang Tionghoa enggan masuk Islam selama ini. Karena itu, perlu dijelaskan bahwa Islam tidak menghendaki penganutnya
miskin
dan
bodoh.
Islam
malah
mengharuskan
pemeluknya untuk mencari harta yang sebanyak-banyaknya asal caranya halal dan mewajibkan penganutnya untuk menuntut ilmu
pengetahuan setinggi-tingginya di bidang apa saja yang bermanfaat bagi masyarakat dan menuntut ilmu pengetahuan boleh dimana saja. Pengertian itulah yang perlu disampaikan kepada orang-orang Tionghoa. Setelah mereka mengerti hal itu lalu mereka akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Perubahan lainnya terlihat pada saat perubahan politik, yakni runtuhnya Orde Baru dan munculnya era reformasi. Perubahan politik ini mendorong terjadinya perubahan sikap orang-orang Tionghoa ke arah yang terbuka kepada orang-orang pribumi, yang kemudian mereka terdorong masuk Islam, karena mayoritas golongan pribumi itu muslim. Pada masa Orde Baru banyak orang Tionghoa bersikap eksklusif, karena bisnis mereka maju dengan pesat berkat fasilitas dari pemerintah, sehingga mereka merasa untuk berbisnis tidak terlalu mendesak bekerjasama dengan golongan pribumi. Kalau kerjasama dengan pribumi biasanya mereka lakukan dengan oknum-oknum pemerintah dan orang-orang yang dekat penguasa. Dengan demikian, hidup mereka cenderung eksklusif, sehingga kurang mendapat dorongan masuk Islam, kecuali mereka hatinya mendapat hidayah dari Allah atau menikah dengan pribumi muslim. Namun dengan runtuhnya Orde Baru dan diganti oleh era reformasi yang diharapkan memberi kesempatan yang sama kepada golongan pribumi dan nonpribumi dalam berusaha, maka orang-orang Tionghoa tidak bisa lagi berlindung pada kekuasaan. Akibatnya orang-orang
Tionghoa harus lebih banyak berinteraksi dan bekerjasama dengan golongan pribumi. Interaksi dan kerjasama yang semakin luas bisa menjadi salah satu dorongan kuat bagi orang-orang Tionghoa untuk masuk Islam. Dari segi pengetahuan pastinya para jamaah mengalami perubahan. Khususnya pengetahuan tentang Islam. Karena jamaah semakin mengerti tentang akidah, akhlaq, isi dari al-Qur‟an dan lain sebagainya. Selain itu para jamaah yang baru masuk Islam pun mengalami perubahan busana yang dikenakan. Ini terlihat dari busana yang dipakai lebih tertutup dibandingkan sebelum masuk Islam yang terlihat lebih terbuka. Karena para jamaah yang masuk Islam biasanya mengalami masalah dengan keluarganya karena tidak diterima lagi sebagai anggota keluarga, maka ada sebagian jamaah yang akhirnya harus pindah dari rumah orang tuanya dan untuk itu ibu Hj. Vera Pangka yang merupakan istri dari ketua umum Persatuan Islam Tionghoa Indnesia (PITI) Jakarta menjadi ibu angkat para mualaf-mualaf di PITI Jakarta.
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan nilai 0,8131 maka terjadi hubungan positif penggunaan metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja dengan mutu jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. Dengan demikian hipotesis a (Ha) diterima. Dengan angka 0,8131 berarti terjadi hubungan yang kuat atau tinggi antara penggunaan metode dakwah dengan mutu jamaah. B. Saran-saran 1. Kepada jamaah Persatuan Islam Tioghoa Indonesia (PITI) Jakarta diharapkan lebih fokus lagi saat mendengarkan dakwah yang disampaikan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. Terapkan segala petuah-petuah yang disampaikan untuk diaplikasikan di kehidupan sehari-hari agar kualitas atau mutu sebagai seorang muslim dapat lebih baik lagi. 2. Kepada Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja diharapkan dengan metode yang digunakan untuk berdakwah dapat terus ditingkatkan. karena salah satu metode dakwahnya menggunakan metode syair (menggunakan lagu-lagu bernuansa Islami) maka sebaiknya segera membuat rekaman dan di sebar luaskan dakwahnya melalui metode tersebut agar para mad‟u atau jamaah bisa dengan mudah mendengarkan alunan syair Ustadz.
3. Kepada lembaga Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta diharapkan dapat meningkatkan fasilitas untuk menunjang para jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta yang semakin bertambah jumlahnya serta lebih mensosialisasikan lembaga ini umumnya kepada masyarakat luas dan khusunya kepada etnis Tionghoa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad al-„Allaf, Abdullah, 1001 Cara Berdakwah, Solo: Ziyad Visi Media, 2008 Ahmad, Amrullah dkk, Kurikulum Nasional Fakultas Dakwah IAIN Jakarta: IAIN Jakarta, 1972 Al-Juhali, Wahbab, At-Tafsir Al Munir, Juz. 13-14 Badruttamam, Nurul, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005 Buku Panduan Muktamar 3, PITI Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana: 2008 Danapriyatna, Nana dan roni Setiawan, Pengantar Statistika, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005 Darusasalam, Ghazali, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, Malaysia: Nur Niaga SDN, BHD, 1996 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jemaah (Jakarta: Ichtiar Baru: VanHoeve, 1997 Drs Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Kartika, 1997 Gaspersz, Vincent D.Sc., CFPIM, CIQA, Total Quality Management, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005 Graff, H.J.de dkk, Citra Muslim di Jawa Abad XV dan XVI Antara Historitas dan Mitos, Jogjakarta: Tiara Wacana, 1997 Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi, 1995 Hakim Ibaidillah, Masykur, Jakarta: Gema Insani Press, 1994 Hasanudin, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996 _________, Manajemen Dakwah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 Irawan, Prasetya, Logika dan prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, Jakarta: STIA-LAN, 2000
Kadir Mansyi, Abdul, Metode Diskusi Dalam Dakwah, Surabaya: Al-Ikhlas 1981 Lupioadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktek, Jakarta: Salemba Empat: 2001 Maryanah, Efektifitas Konseling Agama Terhadap Jamaah di Majelis Rasulullah Masjid al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan, Jakarta: UIN 2009 Moekijat, Kamus Menejemen, Bandung: Mandar Maju, 2000 Muhiddin, Asep, Dakwah dalam Perspektif al-Qur‟an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan Wawasan Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002 Muriah, Siti, Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000 Mustafa Yakub, Ali, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997 Nasution, Menejemen Mutu Terpadu, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005 Natsir, Mohammad, Fungsi Da‟wah Islam Dalam Rangka Perjuangan, Jakarta: Media Dakwah, 1979 ________________, Fiqhud Da‟wah, Jakarta: MEDIA DA‟WAH, 2000 Nawawi Al-Jawi, Syekh Muhammad, At-Tafsir Al-Munir Nurhasan, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan Indonesia (Jakarta: PT Slindo,1994), Cet. 3, h.5 Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997 Qardhawi, Syekh Yusuf, Ial Shahwah al Islamiya baina al-Juud wa al-Tatarruf Risalah al Mahakim al-yar‟iyyah wa al Su‟ur al-Diniyah, Qatar: 1402 H Quthub, Sayyid , fi dzilal qal-qur‟an jilid VII, Bairut, Ihya‟ At-turas Al-Arabi, t.t, Rafi‟udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Stratei Dakwah, Bandung: Pustaka Setia, 2001 Rais, Amien, Cakrawala Islam, Bandung: Mizan, 1996 Said bin Ali bin Wahif al-Qathani, al-Hikmah wa fi al Dakwah Ilallah Ta‟ala, penerjemah
Samsuludin, Hubungan Aspek Psikoterapi Islam Dalam Tahfidz Al-Qur‟an Dengan Tingkat ketenangan Pikiran Santri di Pondok Pesantren Ummul Qura Pondok Cabe Tangerang, Jakarta: UIN Jakarta, 2008 Siti Buraedah, Respon Jamaah Majelis Ta‟lim At-Tarbiah Terhadap Metode Dakwah K.H Edi Junaedi Nawawi, Jakarta: UIN Jakarta, 2009 Suriani, Manajemen Dakwah dalam kehidupan Pluralis: Upaya Membumikan Nilai-Nilai Kisah Nabi Hud a.s dalam al-Qur‟an, Jakarta: The Media of Social Cultural Communication, 2005 Syafe‟I Hadzami, Respon Jamaah Terhadap Metode Dakwah K.H M. Syafi‟I Hadzami di Majelis Ta‟lim Ni‟matul Ittihad Pondok Pinang Jakarta Selatan, Jakarta: UIN 2006 Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983 Tasmono, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987 Tjiptono, Fandy, Manajemen Jasa, Yogyakarta: Andi 2000 Wahyu Arini, Dorothea, Manajemen Kualitas, Yogyakarta: Andi Offset, 1999 Yunusamus, Mahmud, Arab-Indonesia Jakarta: Penterjemah /Penafsiran al-Qur‟an, 1973
Yayasan
Penyelenggara
Yusuf, Solaeman dan Slamet Soesanto, Pengantar Pendidikan Sosial, Surabaya: Usaha Nasional, 1981 Yosep Saepulloh, Efektifitas Traning ESQ Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah Anggota Fosma 165 Jakarta Barat, Jakarta: UIN 2008
Referensi Internet Alfiananda‟s Blog, diakses pada 8 November 2010 http://alfiananda.wordpress.com/2010/07/14/sejarah-dan-perkembanganmuslim-tionghoa-indonesia/ http://id.wikipedia.org, diakses pada 30 Mei 2011 Abdullah bin Abdul Hamid al-Atsari, “Pengertian Jamaah”, diakses pada 18 Maret 2011
http://armyx7.blogspot.com/2008/06/definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html http://pitijakarta.org
LAMPIRAN Angket Penelitian Skripsi Hubungan Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja Dengan Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta
Peneliti Nama
: Suci Annisaa Istari
NIM
: 108051000164
Fakultas
: Dakwah dan Komunikasi Islam
Jurusan/Semester
: Komunikasi Penyiaran Islam / VII
Universitas
: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Program
: S1
PETUNJUK UMUM 1. Angket ini dibuat tanpa tujuan apapun kecuali untuk kegiatan penelitian skripsi sebagai tugas akhir perkuliahan dalam rangka memperoleh gelar sarjana (S1). 2. Angket ini berisi tentang beberapa pertanyaan dan pertanyaan yang memiliki beberapa pilhan jawaban. Berikan tanda silang (X) untuk jawaban yang dipilih. 3. Isilah kolom identitas dengan lengkap. 4. Keseriusan dan kejujuran Bapak/Ibu dalam menjawab pertanyaan, akan membantu peneliti mendapatkan data yang valid dan merupakan bantuan yang tak ternilai harganya bagi peneliti. 5. Jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan peneliti jamin kerahasiaannya. 6. Selamat bekerja dan terimakasih sebelumnya atas kerjasamanya. IDENTITAS RESPONDEN Jenis Kelamin
: ……………………………………………………………..
Umur
: ……………………………………………………………..
Pekerjaan / Jabatan
: ……………………………………………………………..
Pendidikan Terakhir : ……………………………………………………………..
PERTANYAAN Metode Penyampaian A. Metode Ceramah 1. Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja menyampaikan ceramahnya dengan komunikatif. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
2. Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja menyampaikan ceramahnya dibumbui dengan humor yang mampu menyegarkan suasana dan menghilangkan kejenuhan. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
3. Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja menyampaikan dakwahnya dengan menggunakan multibahasa (Mandarin-Indonesia) yang mudah dipahami. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
4. Saya menyenangi metode caramah Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
B. Metode Diskusi 5. Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja selalu memberikan kesempatan jamaah untuk bertanya. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
6. Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja selalu menjawab semua pertanyaan dengan baik.
a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
7. Diskusi Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja disampaikan dengan rasa kekeluargaan dan tidak menggurui. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
8. Saya menyenangi metode diskusi Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
C. Metode Konseling 9. Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja selalu memberikan konseling kepada jamaah. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
10. Komunikasi pada saat konseling Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja dilakukan secara dua arah (two way). a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
11. Konseling yang dilakukan Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja sangat membantu dalam menyelesaikan masalah jamaah. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
12. Saya menyenangi metode konseling Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja
a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
D. Metode Syair 13. Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja menyampaikan dakwahnya melalui syair-syair yang mudah diingat. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
14. Metode syair Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja selalu mengajarkan tentang kebaikan. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
15. Syair-syair yang dibawakan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja menggunakan dua bahasa (Mandarin-Indonesia) yang memudahkan jamaah mengerti. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
16. Saya menyenangi metode syair Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
E. Metode Sajak 17. Sajak yang disampaikan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja selalu mengajarkan pada kebaikan. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
18. Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja selalu menyampaikan sajak dalam dakwahnya dengan hikmat.
a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
19. Sajak yang dibawakan Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja mengandung pesan-pesan moral. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
20. Saya menyenangi metode sajak Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
F. Metode Referensi 21. Saya selalu merasa perlu mencatat materi yang disampaikan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
22. Saya semakin mengerti apa yang disampaikan Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja karena beliau selalu memberikan ringkasan materi dalam dakwahnya. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
23. Saya semakin memahami dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja karena ringkasan yang diberikan langsung pada intinya. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
Tidak Setuju b. Setuju
d. Tidak Setuju
24. Saya menyenangi metode referensi Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja. a. Sangat Setuju Tidak Setuju
c. Kurang Setuju
e.
Sangat
b. Setuju
d. Tidak Setuju
Aspek Kognitif (Tentang Pengetahuan) 25. Dengan metode dakwah yang digunakan Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja saya mampu memahami pesan dakwah yang disampaikan. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
26. Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja membahas persoalan-persoalan terkini dalam dakwahnya dan menjelaskannya dari sudut pandang agama sehingga pengetahuan jamaah semakin bertambah. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
27. Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja juga membahas tentang akidah dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari sehingga pengetahuan jamaah semakin bertambah. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
28. Metode dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja tidak perlu diubah karena saya mudah memahami dakwah yang disampaikan dengan metode tersebut. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
Aspek Afektif (Tentang Pembentukan Sikap) 29. Saya selalu merasa tergugah untuk memperbaiki diri mendengar dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
30. Saya semakin termotivasi untuk meningkatkan ibadah saya setelah mendengar dakwah H. Andrew Irfan Tanuadjaja a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
31. Saya merasa semakin ingin mendekatkan diri kepada Allah setelah mendengar dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
32. Saya
merasa
dapat
menjadi
e. Sangat Tidak Setuju
orang yang lebih bersyukur
setelah
mendengarkan dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
33. Saya
selalu
merasa
termotivasi
untuk
e. Sangat Tidak Setuju
memperbaiki
diri
setelah
mendengarkan dakwah Ustadz Andrew irfan Tanudjaja. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
34. Saya selalu antusias untuk mendengarkan dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
35. Metode ceramah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja membuat saya terharu. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
36. Saya menyukai gerakan-gerakan Ustadz Andrew Irfan Tanudjaj saat sedang menyampaikan dakwah. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
37. Metode ceramah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja membuat saya tertawa. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
38. Saya senang dengan sikap terbuka Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja dalam menerima saran dan masukan dari jamaah. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
39. Kesederhanaan Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja membuat saya bertambah simpati pada sosok beliau.
a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
Aspek Psikomotorik (Berupa Tindakan Nyata) 40. Saya selalu menghadiri jadwal pengajian Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja di pengajian Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
41. Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja membuat saya bertambah rajin dalam melaksanakan sholat lima waktu. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
42. Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja membuat saya bertambah rajin dalam melakukan ibadah-ibadah sunah a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
43. Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja membuat saya lebih sering mengeluarkan zakat a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
44. Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja membuat saya termotivasi untuk pergi haji ke Baitullah. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
45. Saya semakin rajin berpuasa sunah ataupun wajib setelah mengikuti pengajian oleh Ustadz Andrew irfan Tanudjaja. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
46. Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja membuat saya menjadi orang yang lebih bersabar dalam menghadapi masalah. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
47. Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja mampu menumbuhkan sifat ikhlas dalam diri saya untuk melaksanakan setiap pekerjaan. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
48. Saya menyukai materi-materi dakwah yang disampaikan oleh Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja. a. Sangat Setuju
c. Kurang Setuju
b. Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju
Jika Bapak / Ibu memiliki usulan atau komentar tentang metode Ustadz Andrew Irfan Tanuadjaja, silahkan tulis disini: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………
Penggunaan Metode Dakwah Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja (Variabel X)
RESPONDEN
DAFTAR PERTANYAAN
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
4
5
4
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
107
2
4
5
4
4
5
4
5
4
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
103
3
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
101
4
4
4
3
5
3
4
5
3
4
4
3
5
5
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
93
5
4
3
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
88
6
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
102
7
5
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
101
8
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
98
9
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
100
10
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
96
11
4
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
101
12
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
97
13
5
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
5
5
4
4
5
4
5
5
5
112
14
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
101
15
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
99
16
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
3
4
4
93
17
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
103
18
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
99
19
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
5
4
3
4
3
88
20
4
4
5
5
4
5
5
5
4
3
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
5
4
5
4
106
21
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
99
22
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
114
23
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
102
24
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
102
25
5
2
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
97
26
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
116
27
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
3
88
28
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
116
29
4
2
4
3
4
3
5
4
4
4
4
4
3
4
4
3
5
5
4
5
4
5
4
4
93
30
4
2
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
4
101
JUMLAH
3,016
Mutu Jamaah Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta (Variabel Y)
RESPONDEN
DAFTAR PERTANYAAN
JUMLAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
5
4
4
99
2
5
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
5
4
4
4
3
4
103
3
4
5
4
5
4
4
5
4
3
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
102
4
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
4
4
4
4
4
101
5
4
5
4
5
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
98
6
4
5
4
4
4
4
4
4
3
5
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
92
7
4
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
97
8
4
5
5
4
4
4
4
4
3
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
3
3
4
3
98
9
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
4
100
10
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
101
11
5
4
5
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
98
12
5
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
3
5
5
4
4
4
4
5
4
4
5
103
13
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
102
14
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
5
4
103
15
5
4
5
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
106
16
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
104
17
5
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
5
3
4
4
4
4
3
96
18
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
3
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
101
19
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
5
4
101
20
5
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
90
21
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
4
102
22
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
98
23
5
4
5
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
112
24
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
96
25
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
104
26
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
100
27
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
4
4
5
4
5
112
28
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
90
29
5
4
4
5
4
5
5
4
4
5
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
108
30
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
99
JUMLAH
3,016
Hasil Penggunaan Metode Dakwah dan Mutu Jamaah SUBJEK/RESPONDEN
X
Y
XY
X²
Y²
1
107
99
10,593
11,449
9,801
2
103
103
10,609
10,609
10,609
3
101
102
10,302
10,201
10,404
4
93
101
9,393
8,649
10,201
5
92
98
9,016
8,464
9,604
6
88
92
8,096
7,744
8,464
7
102
97
9,894
10,404
9,409
8
101
98
9,898
10,201
9,604
9
98
100
9,800
9,604
10,000
10
100
101
10,100
10,000
10,201
11
96
98
9,408
9,216
9,604
12
101
103
10,403
10,201
10,609
13
97
102
9,894
9,409
10,404
14
112
103
11,536
12,544
10,609
15
101
106
10,706
10,201
11,236
16
99
104
10,296
9,801
10,816
17
93
96
8,928
8,649
9,216
18
103
101
10,403
10,609
10,201
19
99
101
9,999
9,801
10,201
20
88
90
7,920
7,744
8,100
21
106
102
10,812
11,236
10,404
22
99
98
9,702
9,801
9,604
23
114
112
12,768
12,996
12,544
24
102
96
9,792
10,404
9,216
25
102
104
10,608
10,404
10,816
26
97
100
9,700
9,409
10,000
27
116
112
12,992
13,456
12,544
28
88
90
7,920
7,744
8,100
29
116
108
12,528
13,456
11,664
30 N = 30
101 ƩX =
3,015
99 ƩY =
3,016
9,999 ƩXY =
304,015
10,201 Ʃ X² =
304,607
9,801 Ʃ Y² =
303,986
Struktur Organisasi PENASEHAT H. M. Jos Soetomo Drs. H. Sujana Sulaiman H. Pepen Effendy H. Syafi‟I Mufid H. Iwan Azis
KETUA UMUM H. M. Syarif Tanudjaja, SH
KETUA I
KETUA II
KETUA III
H. Muliawan
Indrawan Abdurahman
Ir. H. Amir Abdullah
SEKRETARIS Ahmad liu, ST, MM WAKIL SEKRETARIS KEPALA SEKRETARIAT
Kelvin Ikhwan, S.Sn
Agri Mediawan, S.Pd.i
BENDAHARA M. Sugirus WAKIL BENDAHARA H. Joni Anwar, SE
METODE KONSELING
Perihal Tahun Baru Imlek dan Mendoakan Orangtua non Islam Saya seorang muallaf, saya seorang keturunan tionghoa.. yang saya mau tanya.. 1. Sekarang saya seorang muslim, sebentar lagi kan tahun baru imlek, masih boleh kah saya merayakan itu? 2. Ibu saya sudah meninggal, boleh kah saya mendoakan dia, sedangkan ibu saya non muslim? Terima Kasih.. whien - Jakarta Wa‟alaikumsalam, Jawaban 1 Masyarakat Tiongkok di daratan pada awalnya adalah masyarakat agraris yang kehidupannya sangat tergantung pada iklim dan kesuburan tanah. Daratan Tiongkok memiliki 4 macam iklim yang berbeda (musim Semi, Panas, Gugur dan Dingin), maka para petani sangat mengandalkan pengetahuan iklim untuk melakukan rutinitas pertanian, dan para nelayan yang hidup disepanjang pantai serta pelayaran perlu mengetahui keadaan cuaca dengan benar pula, kebutuhan kehidupan inilah yang mendesak manusia untuk memiliki pengetahuan tentang perubahan iklim dan menjadi sangat vital. Dengan demikian, perayaan Imlek pada awalnya dimaknai sebagai rasa syukur mansyarakat agraris Tiongkok karena telah lepas dari musim Dingin dan memasuki musim Semi yang baik untuk pertanian. Akurasi penanggalan ini dapat dilihat antara lain pada saat Bulan Purnama yang selalu tepat jatuh pada tanggal 15. Disamping itu Laksaman Cheng Ho (Zheng He) yang berawal dari tahun 1405 sampai 1433, melakukan pelayaran yang sangat spektakuler pada zaman itu,
dengan armada yang sangat besar (300 buah Kapal dan 28.000 Awak kapal), telah melakukan 7 (tujuh) kali Muhibah Bahari sampai ke benua Afrika, bahkan dinyatakan telah mendarat di benua Amerika 87 tahun sebelum Columbus (menurut buku ”1421” karangan mantan Kapten AL. Gavin Menzies dari Inggris), juga menggunakan jadwal pelayaran yang berdasarkan pada perubahan iklim dan arah angin dari petunjuk penanggalan Imlek ini, sehingga jadwal setiap kali keberangkatan dan kembali dari muhibah tersebut selalu jatuh pada waktu yang hampir bersamaan. Kesimpulannya: Bagi kita muslim Tionghoa, merayakan Imlek itu diperbolehkan. Jika kita mau mengisinya dengan nilai-nilai keagamaan harus dengan cara yang sesuai dengan syariat atau aturan-aturan dalam Islam artinya tidak melanggar dari ajaran-ajaran Islam seperti dengan mengadakan syukuran atau dengan shalat 2 rakaat sebagai ucapan syukur, dan lain-lain yang penting apa yang kita buat itu adalah untuk mendekatkan diri pada Allah. Bila dikaji sejarah Imlek ini tak ada kaitan dengan kepercayaan/agama. Salah satu sebab penanggalan yang digunakan untuk memudahkan manusia (terutama di China) dalam kehidupan dimana manusia harus mengetahui tentang perubahan iklim untuk menjalankan kehidupan ini. Jawaban 2 Berdoa adalah suatu perbuatan yang sangat Allah suka, karena itu adalah hubungan antara hamba dengan Allah, dimana kita sebagai hamba memang boleh meminta apa saja kepada Allah untuk kebaikan Makhluk itu sendiri. Dalam hadist dikatakan ”Doa itu adalah senjata orang mukmin” Dalam hal mendoakan orang tua kita yang sudah meninggal tapi non muslim jika untuk anda itu suatu kepuasan batin anda, silahkan lakukan walaupun menurut syariat Islam, tidak akan sampai tetapi Allahkan Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Doa untuk orang tua adalah salah satu bukti kebaktian (uhauw), pengabdian kita kepada orang tua. Tetapi ada cara selain itu yaitu kita teruskan
cita-citanya yang belum tercapai, pelihara dan jaga hubungan baik dengan temanteman dan kerabat orang tua kita serta jaga nama baik orang tua kita. Kecuali doa kita ketika orang tua kita belum meninggal, masih ada harapan agar mereka dapat hidayah dan keselamatan dari Allah SWT.
Memeluk Islam sebab Suami dan Bagaimana Hubungan Keluarga serta Ibadah
Saya adalah seorang mualaf.Alasan utama saya memeluk Islam adalah supaya seagama dengan suami & anak saya yang baru berusia 1.5bln Saya ingin membentuk keluarga yang bahagia & damai, tidak seperti keluarga dimana saya tumbuh & berkembang.
Bagaimana cara supaya keluarga besar saya bisa memahami kepindahan agama saya & saya tetap dianggap sebagai keluarga? Karena agama Islam merupakan hal \"asing\" bagi keluarga besar saya, walaupun mereka memeluk agama lain, tapi hanya sebatas KTP saja. Untuk sehari-hari, lebih memakai adat Cina
Selain itu,saya juga ingin benar-benar beribadah, hanya saja agak sulit bagi saya untuk menghafal doa-doa, karena dalam bahasa Arab. Wa‟alaikum salam wr wb
JAWAB
Niat anda sebagai seorang isteri sangat tepat dan mulia apalagi jika suami anda seorang suami yang soleh dan berprospek ke masa depan.Sangat wajar jika keluarga anda dari etnis Tionghoa bersikap seperti itu kepada orang Indonesia termasuk kepada orang Islam. Itu warisan colonial Belanda dan sebagai rasa kecintaan berupa kekuatiran yang tidak ada pengetahuannya keluarga etnis
Tionghoa tentang agama Islam. Mereka menyamakan agama Islam dengan orangorang Islam, yang kebanyakan terlihat orang-orang Islam perilakunya tidak baik. Padahal antara agama Islam dan orang Islam sangat berbeda sekali.
Mengenai kesulitan anda dalam beribadah, anda harus tahu bahwa dalam Al Quran S.Al Haji :78 “ Berjuanglah kamu pada agama Allah dengan sebenarbenar perjuangan. DIA telah memilih kamu dan tidak menjadikan atas kamu kesukaran dalam agama” Dari ayat tersebut jelas bahwa anda telah dipilih menjadi muslimah dan dalam mengabdi kepada-Nya kamu harus berjuang. Memang agama Islam adalah agama berjuang, “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan berkata, Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji ?” S. Al Ankabut : 2. Jadi jika ketika anda memeluk agama Islam, mengalami banyak ujian, kesulitan, maka yakinlah bahwa anda beragama yang benar karena firman Allah dalam Al Quran, menyatakan seperti tersebut di atas. Jika kita beriman maka kita akan menghadapi ujian-ujian, apa itu dari keluarga, suami/istri dan anak serta harta. Tetapi Allah tidak akan menguji diluar batas kemampuan kita (S.Al Baqoroh : 286).
Jangan kecil hati ketika mau solat belum mampu mengucapkan bacaan2 solat karena dalam bahasa Arab, lakukan saja mulai dengan niat solat yang benar (itu juga dalam bahasa Indonesia) dulu, kemudian pada setiap perubahan gerakan, bacakan „Allahu Akbar” dan seterusnya sampai kepada salam. Itu dulu, nanti sambil berjalan belajar bacaan2 solatnya, tentu suami anda dapat dan mau menuntun anda. Selanjutnya ikutilah pengajian-pengajian seperti di tempat saya, MUSTIKA (Muslim Tionghoa Dan Keluarga), setiap hari Ahad jam 10-12.00 di Mesjid Al Muhajirin Gading Serpong Sektor VI Tangerang atau jalan Tegalan No. 1B, Jakarta Timur.
Anda tidak usah kuatir, jika anda membawa akhlak yang baik kemudian santun dan hormat kepada keluarga anda yang etnis Tionghoa, lambat laun keluarga anda akan menerima anda baik. Dengan belajar, solat andapun bisa semakin baik.
Demikian, semoga bermanfaat. Wassalam,
Problem Bila Masuk Agama Islam dalam Pandangan Orang Tionghoa pada umumnya Saya punya permasalahan yang sampai saat ini tidak dapat saya pecahkan. Saya etnis Tionghoa dari keluarga non-muslim yang masih sangat kuat tradisi Cina-nya, pacaran dengan seorang muslim etnis Jawa. Dari awal hubungan kita, saya setuju dan berkomitmen untuk menjadi mualaf demi hubungan kita. Terus terang dari awal motivasi saya hanya agar hubungan kita bisa berlanjut. Tapi lama kelamaan setelah saya mulai menjalankan salat, saya tidak merasakan adanya kesulitan untuk menjalankan. Permasalahannya adalah dari pihak orangtua sudah jelas-jelas melarang saya untuk masuk Islam. Saat ini saya masih bingung keputusan apa yang harus saya ambil. Jika saya memilih Islam berarti saya akan kehilangan orang tua saya dan jika saya memilih orang tua saya maka saya akan kehilangan pasangan saya yang sudah sangat saya kenal dan saya butuhkan. Dalam benak orangtua saya dan saudara-saudara saya bahwa Islam adalah agama yang memaksa dan tidak ada kompromi (orangtua belum mengetahui kalau saya sudah belajar salat dan menjalankan salat karena saya tidak mau terjadi apaapa dengan orangtua saya Jika mereka mengetahui kondisi ini karena kondisi kesehatan
orangtua
terutama
ibu
pernah
stroke).
Saya sudah sempat mempertemukan pacar saya dengan kedua orangtua, dan mereka mensyaratkan hubungan kita akan direstui hanya dengan satu syarat : saya tidak masuk Islam, tidak peduli pasangan saya tetap muslim atau tidak. Tidak jadi masalah. bagaimana saya harus bersikap? Saya sangat berharap tahun 2008 ini bisa menikah. mohon bantuannya dan masukannya. terima kasih, ARR –Jakarta Wa‟alaikum salam wr wb ; JAWAB Warisan kolonial Belanda selama 3 ½ abad lah yang telah membuat orang-orang Tionghoa terpisah dengan umat Islam, padahal agama Islam masuk ke Tiongkok sebelum agama Islam masuk ke Nusantara (Indonesia), sehingga Etnis Tionghoa mempunyai pandangan yang tidak proporsional terhadap agama Islam. Mereka mengidentikkan agama Islam dengan orang Islam sama dengan orang Indonesia. Itupun dengan orang Islam, orang Indonesia masa lalu ketika masih dijajah oleh Belanda bukan orang Indonesia , umat Islam yang sekarang. Dahulu jika bicara tentang orang Islam maka identik dengan kemiskinan dan kebodohan karena mayoritas umat Islam, status sosialnya di bawah atau menengah ke bawah serta berpendidikan rendah. Padahal sekarang ini status social umat Islam, tidak lagi seperti itu, sudah banyak yang kaya atau ekonominya menengah ke atas bahkan ada bebeapa yang konglomerat. Pendidikan umat Islampun sudah banyak kemajuan, sarjana, doctoral bahkan yang profesorpun sudah banyak. Tetapi pandangan etnis Tionghoa terhadap agama Islam dan umat Islam, masih seperti dulu dan tidak berubah. Padahal itu sudah berlalu puluhan tahun.
Maka ada bukan hal yang aneh, jika ada anggota keluarga etnis Tionghoa yang masuk Islam maka mereka dikatakan telah ”memalukan keluarga”. Dulu makna ”memalukan keluarga” karena telah ”turun kelas” dari golongan kedua, timur asing menjadi golongan ke tiga Pribumi/inlaander yang mayoritas beragama Islam. Berbeda ketika anggota keluarga etnis Tionghoa masuk agama Kristen atau Kaholik, tidak bermasalah karena dari golongan kedua, timur asing mereka “naik kelas” menjadi golongan Barat/Eropa yang beragama Kristen/katholik yang identik dengan intelektual dan modern. Di kalangan etnis Tionghoa, agama Islam identik dengan teroris dan kekerasan dan penyebaran agama Islam dilakukan dengan ”pedang” di tangan kanan dan kitab suci Al Quran di tangan kiri” . Padahal agama Islam disebarkan dengan kedamaian, dengan memperlihatkan dan contoh ahlak mulia sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan agama Islam rahmat bagi sekalian alam. “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam, Al Quran S. Al Baqoroh : 256 dan “ Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku. Al Quran S. Al Kafirun : 6. Dari kedua ayat tersebut di atas bahwa dalam agama Islam, tidak ada unsur pemaksaan bahkan toleransi dan menghormati agama lain adalah sangat dijunjung
tinggi.
Yang paling menakutkan atau dikuatirkan oleh etnis Tiongha adalah ketika anggota keluarga (anak) mereka masuk Islam mereka tidak dapat lagi menjadi anak yang ”uhouw”, anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dalam arti mereka tidak dapat melakukan/mengikuti upacara-upacara seperti sembahyang arwah orang tua, sebagai kebaktian mereka kepada kedua orang tua mereka. Padahal dalam agama Islam, ibu sangat dijunjung tinggi. “Surga berada di telapak kaki ibu” (Hadits) Dan mewajibkan kita menghormati dan berbuat kepada orang tua, lihat Al Quran S. Al Ahqaf : 15 dan Surat Al Isra : 23 dan 24 Ketika kita sudah menjadi Muslim/ah dan orang tua kita sudah meninggal, kewajiban berbakti kepada orang tua harus sesuai dengan tuntunan agama Islam,
kita tidak boleh melakukan sembahyang arwah tetapi berbakti kepada orang tua “keuhouwan” kita dalam bentuk mewujudkan cita-cita orang tua yang belum berhasil, kita jaga martabat dan kehormatan orang tua kita dengan menunjukan perbuatan kita yang baik dan menjaga hubungan kekerabatan, persahabatan dengan teman-teman orang tua kita
dan lain sebagainya, kita teruskan,.
Kesimpulannya adalah selain perbuatan yang berkaitan dengan ibadah, perbuatan dan sikap kita kepada keluarga kita yang non muslim tidak ada yang berubah bahkan harus lebih meningkat dari ketika sebelum muslim/ah. Dalam kaitan dengan kasus anda, itu semua adalah ujian keimanan anda dari Allah SWT. Maka hadapilah semua itu dan minta pertolongan kepada Allah SWT dengan sabar dan solat. Bijaklah menghadapi sikap orang tua seperti itu, karena kita paham pemikiran, pandangan orang tua kita terhadap agama Islam, umat Islam dan orang Indonesia, sebagaimana saya jelaskan di atas. Carilah kesempatan yang baik untuk menjelaskan tentang Islam secara utuh (dalam semua hal kehidupan) sebagai aturan hidup manusia berhubungan dengan Tuhan, dalam hubungan dengan sesama manusia bahkan hubungan manusia dengan alam ini. Dan dalam ajaran agama Islam tidak boleh atau haram hukumnya, orang Islam menikah dengan orang beragama non Islam, karena menikah adalah ibadah dan sunnah Rasullah. Jika anda melihat ada yang menikah dengan lain agama, kedua-duanya adalah penganut agama yang tidak taat kepada agamanya masingmasing, karena semua agama menilai pernikahan adalah suatu perbuatan yang suci yang harus mengikuti peraturan tata cara ibadah agamanya. Karena tidak ada “pemberkatan” dan tidak mengiktuti aturan agama maka status perkawinannya tidak sah dan perbuatan hubungan biologis yang dilakukan oleh keduanya adalah ZINA. Jadi tidak benar, memilih orang tua, kehilangan calon pendamping hidup dan sebaliknya. Orang tua dan pendamping hidup adalah pendukung kita dalam beribadah kepada Allah SWT dan untuk memperoleh ridho dari Allah SWT sebagaimana komitmen kita kepada Allah SWT yang kita nyatakan setiap kita
solat setiap hari, “sesungguhnya solatku, ibadahku, hidup dan matiku, semata untuk Allah SWT” Calon Lelaki Mualaf tapi Keluarga Saya Takut Balik ke Agama yang Dulu Assalamualaikum Wr.Wb... Saya punya pacar seorang muallaf. Perkenalan kami tahun 2004 yang lalu sementara dia menjadi muallaf sekitar tahun 2001... Jadi dia menjadi muallaf secara lahir bukan disebabkan oleh saya. Seluruh keluarga besarnya adalah muslim tapi karena suatu hal ayahnya masuk agama lain dan menikah dengan wanita muslim yang kemudian menganut agama sama seperti ayahnya juga. Saya kalau dekat sama cowok pasti saya kasih tahu ke orang tua dan juga shalat istikharah minta petunjuk dari Allah.Tapi hubunganku tidak disetujui oleh ibu karena ibuku mengkhawatirkan kalau suatu saat kami menikah terus dia balik lagi ke agamanya semula. Tapi saya coba terus agar ibu perlahan-lahan mau terima dia sebagai calon suamiku.. Keluarga besarku semuanya sangat mengutamakan agama.. Jadi mereka heran pada saat saya bilang kalau saya lagi dekat sama cowok muallaf. Kami masih sering sms-an dan telepon-teleponan dan jumpa. Saya tertarik sama dia karena dia itu orangnya baik, terus dia perhatian..Jadi saya sangat yakin kalau kami akan bersatu meski banyak rintangan. Karena saya pernah shalat istikharah terus mimpinya yang meyakinkan bahwa dia adalah jodoh dari Allah untuk saya. Mudah-mudahan amin.. Kalau keluarga dari dia, tidak ada masalah, ini masalahnya cuma di keluargaku.. Pertanyaan yang ingin saya ajukan:: 1.
Bagaimana caranya saya meyakinkan kalau dia tidak akan balik lagi ke agamanya
2.
Apa saya harus putus dengan dia karena keluarga besar ku banyak yang tidak setuju. Gara-gara takut balik lagi ke agamanya semula.( Tapi saya yakin kami bisa bersatu )
3.
Apa ada hadits atau ayat al-qur'an yang menerangkan tentang muallaf biar saya baca..
SAS – Jakarta (Email ke 1) Wa‟alaikumsalam wr wb ; JAWAB Kasus seperti Anda ini sering om hadapi, keluarga muslim tidak setuju karena kuatir mualaf kembali ke agama asal. Biasanya hal itu terjadi oleh karena menjadi mualaf ketika hendak menikah dan setelah menikah tidak dibimbing oleh dan diajak berinteraksi dengan lingkungan islami oleh suami/isterinya yang muslim/ah. Jika dilihat calon Anda menjadi mualaf sebelum kenal dan ingin menikah dengan Anda, mestinya tidak termasuk dalam kasus tersebut, Asal menjadi mualafnya disebabkan tertarik kepada kebenaran agama Islam atau dengan perbandingan-perbandingan agama sebelumnya. apa yang melatar belakangi calon menjadi Muslim? Anda dan calonnya bukan berasal dari etnis Tionghoa kan? Hadits dan Al Quran tentang mualaf, yang om tahu hanya adalah bahwa mualaf harus dibina atau dibantu karena hatinya masih lemah. Jika hatinya kuat walaupun baru jadi muslim, tidak termasuk kategori mualaf. Jadi dengan hal-hal yang om sampaikan di atas, Anda sudah tahu tindakan akan apa yang harus Anda lakukan sehingga keluarga Anda tidak perlu kuatir dengan kemualafan calon. Dan untuk calonnya, Anda harus lebih melakukan pendekatan supaya tahu tentang identitas keislamannya, sehinga Anda tidak ragu lagi
kepada
dia
untuk
dijadikan
suami.
Mungkin itu yang dapat om sampaikan kepada Anda. Keinginan agar Mertua Muslim Assalamualaikum Wr.Wb... Bagaimana dengan keluarga dia? Saya ingin sekali memiliki mertua itu Muslim tapi saya kan tidak bisa memaksa agar mereka balik lagi ke Islam.... Mudah-
mudahan Allah memberikan hidayah kepada Ibu- Bapak nya.... (amin ya robbal alamin ) Saya dan dia bukan dari suku etnis tionghoa. Saya dan dia ádalah melayu SAS – Jawa Wa‟alaikumsalam wr wb ; Masalah Hidayah adalah hak Allah sedangkan kita hanya dapat mengajak dengan cara berkhidmat dan baik. Kita hanya mempunyai kewajiban menyampaikan atau mengajak orang kepada agama Islam sedangkan petunjuk (hidayah) dan taufik ádalah hak Allah. Lihat surat Al-Baqarah (2) : 272 : "Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allahlah yang memberi petunjuk (taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya" Jadi kita hanya mempunyai kewajiban untuk menyampaikan dan atau mengajak orang kepada agama yang benar (Islam) sedang petunjuk (taufiq) adalah hak Allah SWT. Mengajak orang kepada agama Islam yang efektif adalah dengan cara memberikan keteladan dikeluarga dan dimanapun berada, melakukan perbuatanperbuatan yang baik (keteladanan) seperti Rasulullah berdakwah dengan akhlaknya yang mulia maka orang tertarik dengan Islam sehingga Islam dirasakan sebagai Rahmatan lil alamin. Motivasi Menikah dan Bagaimana Kasus Seperti Ini Assalamu‟alaikum Wr.Wb. Terimakasih banyak atas balasannya mudah-mudahan ini bisa menjadi motivasi kami untuk segera melangsung kan pernikahan. Kalau boleh tahu, apa pernah orang menghadapi kasus seperti yang saya alami saat ini dan bagaimana kelanjutannya apakah mereka MENIKAH atau mungkin PUTUS ? SAS –Jakarta
Wa‟alaikumsalam Wr. Wb ; Jika demikian, sebaiknya jika sama-sama sudah punya penghasilan, pernikahan harus segera dipercepat dalam arti secepatnya kendala-kendala yang dihadapi dapat segera dituntaskan. Karena dalam agama Islam tidak dikenal pacaran model ala bebas, bebas berpegangan dan lain sebagainya yang mendekati zina. Calon harus lebih aktif mendekati keluarga Anda supaya keluarga Anda tidak ragu lagi ke Islaman dan prospek ke masa depan dari calon Anda yang dapat
mengayomi
Anda,
sekalipun di
awal-awalnya
barangkali
perlu
pengorbanan terutama perasaan dalam pendekatan tersebut. Banyak pengalaman dengan cara seperti itu akhirnya keluarga muslim/ah sayang dan memberi kepercayaan sepenuhnya baik moral maupun materil kepada mantunya yang mualaf tersebut. Jika dekat ke Serpong Tangerang, dapat datang di pengajian MUSTIKA (MUSLIM TIONGHOA DAN KELUARGA) di Mesjid Al Muhajirin Lautze Perumahan Gading Serpong Sektor VI Serpong Tangerang atau ke jalan Tegalan IB (RM LeZaat) Matraman Jakarta Timur, jam 10-12 WIB. Demikian, semoga bermanfaat.
METODE SAJAK
Lampion Penghibur-penghibur di akhir zaman sudah kehilangan Tuhan Mereka penghibur orang, dia sendiri tidak terhibur Mereka menghibur dengan tujuan mencari populer dan uang Populer dapat, glamor tercapai, duit dapat, jiwa derita, fikiran risau
Lepas menghibur, pulang ke rumah, campakkan badan di atas tilam, tangan letak ke dahi, menekan fikiran yang berserabut Apatah lagi jika ada orang lain menandinginya Fikiran bertambah runcing, kepala pula berpusing, jiwa tidak menentu hati gelisah selalu
Makin ke hujung, jiwa bertambah derita, nama bertambah menurun pula, pencabarnya bertambah populer Sakit hati pun bermula, fikiran bertambah kusut, jiwa lagi derita
Penghibur juga karena mahu hidup, orang terhibur juga fikiran bertambah berserabut Balik malam membawa keletihan, baring di kasur mungkin payah mahu tidur Dari hari ke hari makin tercabar karena sudah banyak yang mengatasinya Fikiran bertambah runcing, jiwa semakin tidak tenang, tabiat marah-marah pun mula datang
Mudah tersinggung, hati panas saja, mudah marah-marah, jiwa menjadi kosong Masih terus menghibur, orang terhibur dia tidak terhibur Menghibur karena uang untuk hidup, sekalipun jiwa tidak terhibur
Penghibur ini kalau masih tidak insaf apa akan jadi apabila di masa tua?
Di masa itu suara sudah tidak ada, muka sudah berkedut dan keriput peminat sudah tidak ada karena banyak yang masih muda Di waktu itu apa akan terjadi? Segala-galanya sudah hilang, mati menunggu, Akhirat menanti, apakah akan terjadi? Haraplah berfikir di waktu ini!
Abuya Ashaari Muhammad At Tamimi 15.5.2004 – 2 Menjelang Tidur
Sajak Hiburan Adalah Makanan Jiwa
Sudah fitrah semulajadi manusia ingin berhibur Hiburan itulah sebagian kebahagiaan mereka Hiburan adalah makanan jiwa manusia Semua orang memerlukannya tidak kira apa bangsa Hiburan itu berbagai-bagai sifatnya atau caranya
Ada orang yang miskin diberi bantuan keuangan dan makanan, Ada yang sakit, diziarahi tanda ikut sedih dengan kesakitannya Orang yang salah diberi kemaafan, yang bersalah meminta maaf, hiburanlah namanya Orang yang membuat jahat buat baiklah kepadanya
Ada orang yang buntu fikiran berilah buah fikiran, hiburan juga Orang yang sesat jalan tunjuklah jalannya
Di waktu membawa kendaraan utamakan orang lain, berilah dia jalan Di waktu makan di restoran belanjalah orang di kiri dan kanan Di waktu membeli sesuatu bayarkanlah orang yang bersama-sama kita membeli sesuatu untuk keperluan, sekadar yang termampu untuk kasih sayang Di ketika naik bis, tempat duduk penuh, utamakan orang lain duduk tidak mengapa kita berdiri Di waktu-waktu berjalan-jalan berilah salam, atau angkatlah tangan tanda kemesraan
Sekali-kali lihatlah tetangga, hulurkan bantuan itulah hiburan Para tetamu kenalah hormat dan muliakan mereka sejauh yang terdaya Pemungut-pemungut sampah di rumah kita, sekali-kali berilah dia hadiah atau memberi makanan atau minuman Berbudi bahasalah kita kepada mereka tanda mengenang jasanya memungut sampah di rumah kita Alangkah gembiranya jiwa mereka, karena budi bahasa kita
Ya Tuhanku, jadikanlah aku penghibur manusia di dunia Agar aku diberi hiburan di Akhirat sana
Ustaz Ashaari Muhammad At-Tamimi 7.4.2003 – 5 Menjelang Maghrib
WAWANCARA DENGAN H. SYARIF TANUDJAJA, SH KETUA PERSATUAN ISLAM TIONGHOA INDONESIA (PITI) JAKARTA Selasa, 8 Maret 2011 --------------------------------------------------------------------------------------------------1. (T) : Kapankan PITI didirikan? (J) : Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) didirikan di Jakarta pada 14 April 1961, oleh mendiang H. Abdul Karim (Oei Tjeng Hien), mendiang H. Abdusomad (Yap A Siong) dan mendiang Kho Goan Tjin. 2. (T) : Bagaimana sejarahnya PITI? (J) : PITI adalah gabungan dari Persatuan Islam Tionghoa (PIT) pimpinan mendiang H. Abdusomad (Yap A Siong) dan Persatuan Tionghoa Muslim (PTM) pimpinan mendiang Kho Goan Tjin. PIT dan PTM mula-mula didirikan di Medan dan Bengkulu sebelum kemerdekaan Indonesia, masing-masing bersifat lokal, sehingga pada saat itu keberadaan keduanya belum banyak dirasakan oleh masyarakat luas. Karena itulah, untuk merealisasikan perkembangan ukhuwwah Islamiyyah di kalangan muslim Tionghoa, maka PIT dan PTM merelakan diri pindah ke Jakarta dan bergabung dalam satu wadah, yakni PITI. Berdirinya PITI saat itu merupakan tanggapan realistis saran dari Ketua PP Muhammadiyyah – mendiang KH. Ibrahim – kepada mendiang H. Abdul Karim Oei agar muslim Tionghoa menyampaikan syiar agama Islam kepada etnis Tionghoa di kalangan mereka.
3. (T) : Mengapa dinamakan PITI? (J) : Dalam perjalanan sejarah keorganisasiannya, ketika di era tahun 19601970an, setelah meletusnya pemberontakan Gerakan 30 Septerber 1965 (G30S PKI), di mana pada saat itu pemerintah sedang menggalakkan gerakan pembinaan persatuan dan kesatuan Bangsa (nation and character building), maka simbol-simbol/identitas/ciri yang dianggap bersifat dissosiatif (menghambat pembauran), seperti istilah, bahasa, dan budaya asing khususnya Tionghoa dilarang dan dibatasi. Dan PITI pun merasakan dampaknya, yakni nama Tionghoa pada kepanjangan PITI dilarang. Berdasarkan pertimbangan kebutuhan bahwa dakwah kepada masyarakat Tionghoa tidak boleh berhenti, maka pada 15 Desember 1972, pengurus PITI mengubah kepanjangan PITI menjadi Pembina Iman Tauhid Islam. Singkatan PITI tetap dilestarikan karena sudah tersosialisasi di kalangan umat Islam Indonesia. Sudah menjadi kelaziman di masyarakat bahwa PITI adalah muslim Tionghoa dan muslim
Tionghoa
adalah
PITI.
Konsekwensinya,
umat
Islam
menghendaki “motor-motor penggerak” PITI adalah mereka yang berasal dari etnis Tionghoa. 4. (T) : Apakah jamaah PITI hanya dari kalangan etnis Tionghoa? (J) : Iya pada umumnya seperti itu. Tetapi ini bukanlah suatu ekslusifitas dari etnis Tionghoa. Melainkan hanya sebagai wadah tempat para etnis Tionghoa bertukar pikiran. Karena biasanya etnis Tionghoa yang memutuskan menadi muslim akan mendapat banyak pertentangan dari keluarga. Disinilah peran PITI.
5. (T) : Apakah hanya para mualaf saja yang ikut dalam pengajian? (J) : Tidak juga. Ada beberapa jamaah yang sudah puluhan tahun sebagai muslim. 6. (T) : Apa sebenarnya visi dan misi PITI? (J) : Visi PITI sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar tahun 2005, yakni mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil „aalamiin dalam rangka melaksanakan ajaran Islam secara keseluruhan. Adapun Misi yang diemban, yakni: 1. Melaksanakan dakwah islamiyyah (amar ma‟ruf nahi munkar), untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; 2. Menyelenggarakan pendidikan, pengajaran, dan pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam, guna membina manusia muslim yang taqwa, berbudi luhur, terampil, dan berpengetahuan luas; 3.
Menjalin
kerjasama
dengan
ormas
lain
guna
meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam rangka mewujudkan ukhuwwah islamiyyah.
7. (T) : Siapa saja yang menjadi pengajar di PITI? (J) : H. Pepen Effendy, Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja, Ustadz Kelvin Ikhwan Tanudjaja, Ustadz Tan Arif Gunawan. 8. (T) : Kapan sebenarnya waktu pelaksanaan pengajian PITI? (J) : Setiap hari Sabtu di Masjid al-Amin Glodok dan Jumat di kediaman saya. Jl. Tegalan III A/15
9. (T) : Apa saja kegiatan PITI selain pengajian? (J) : Belajar al-Qur‟an, pemberian motivasi, wisata rohani setiap menjelang bulan ramadhan. dll 10. (T) : Apakah untuk menjadi pengajar ada kriteria tertentu? (J) : Tidak ada.
TTD
(H.SYARIF TANUDJAJA, SH)
WAWANCARA BERSAMA USTADZ ANDREW IRFAN TANUDJAJA Senin, 14 Maret 2011 -----------------------------------------------------------------------------------------------------1. (T) : Siapa nama panjang ustadz? (J) : Andrew Irfan Tanudjaja 2. (T) : Siapa yang memberikan nama tersebut? Mengapa? (J) : Orang Tua. Karena waktu saya lahir ibu masih beragama Kristen dan ayah sudah menjadi muslim. Makanya nama Andrew itu dari ibu yang artinya kesatria. Dan Irfan nama pemberian ayah yang artinya bijaksana. Klo Tanudjaja itu nama belakangnya ayah. 3. (T) : Ada nama panggilan / kesayangan pada waktu kecil? (J) : Andrew 4. (T) : Ustadz Andrew berapa bersaudara? (J) : Saya tiga bersaudara. Yang pertama Adrian Agata Tanudjaja, yang kedua Kelvin Ikhwan Tanudjaja. Tetapi kak Adrian sudah meninggal dunia karena sakit. 5. (T) : Sejak kecil apa sebenarnya cita-cita Ustadz? (J) : Sebenarnya saya ingin menjadi insinyur. Ya tapi takdir berkata lain. Sebagai seorang muslim saya merasa wajib memberikan kontribusi saya di bidang dakwah. Demi kemaslahatan umat muslim.
6. (T) : Apa hobi ustadz?
(J) : Hobi saya menggambar dan membaca. Makanya saya membuat sanggar menggambar buat anak-anak yang punya hobi menggambar seperti saya. 7. (T) : Siapa nama orang tua ustadz? (J) : Nama Ayah : H. Syarif Siangan Tanudjaja, SH Nama Ibu
: Hj. Vera Pangka
8. (T) : Apa pekerjaan orang tua ustadz, apakah ada diantara orang tua ustadz yang menjadi pemuka agama? (J) : Pekerjaan Ayah sebagai pengacara dan notaris. Ibu sebagai karyawan swasta merangkap ibu rumah tangga. Yang menjadi pemuka agama ayah. Ayah sering berceramah di baanyak tempat. Makanya saya juga belajar banyak tentang berdakwah dari ayah. 9. (T) : Dimanakah tempat tinggal dan daerah asal orang tua bpk? (J) : Klo ayah sama ibu asli keturunan Tionghoa. Tinggal memang dari dulu di sini. Di Tegalan 10. (T) : Siapakah nama istri ustadz? (J) : Wah, saya belum menikah tuh. Masih single. 11. (T) : Apakah ada diantara mereka yang bekerja di bidang keagamaan? (J) : Klo ayah sekarang sebagai ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan sebagai Pembina di Muslim Tionghoa dan Keluarga (MUSTIKA) serta sebagai anggota pemuka agama seluruh Indonesia
12. (T) : Kegiatan apa yang paling disukai ustadz?
(J) : Saya suka menggambar. Makanya saya membuka kursus menggambar bagi anak-anak. Nanti dananya untuk operasional kelompok nasyid yang saya miliki. Namanya Chinese Moeslim Lampion. Karena kelompok nasyid saya tidak ada tarif manggungnya. Jadi untuk operasional kita harus pintar dalam mencari peluang usaha. Nah, karena saya bisa menggambar, kenapa tidak saya salurkan saja hobi saya menjadi sesuatu yang bermanfaat. 13. (T) : Bagaimana sejarahnya ustadz masuk Islam? (J) : Saya masuk Islam sejak kecil. Tetapi saat saya masih kecil ibu dan ayah berbeda keyakinan. Ayah adalah seorang muslim sedangkan ibu seorang kristiani. Akhirnya setelah 10 tahun pernikahannya, ibu memutuskan untuk masuk Islam mengikuti jejak ayah. 14. (T) : Bagaimana pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua ustadz? (J) : Ayah sebenarnya tidak pernah memaksakan kehendaknya dalam mendidik anak-anaknya. Jadi terserah kitanya dalam menentukan pilihan. 15. (T) : Apakah orang tua ustadz memiliki andil yang besar terhadap pendidikan agama yang dimiliki ustadz? (J) : Sangat besar. Ayah terutama telah mengjarkan banyak pelajaran kepada saya. Bagaimana dulu dia berjuang untuk masuk Islam dan menemukan arti kehidupan. Saya banyak belajar dari beliau.
16. (T) : Mengapa ustadz memilih jalur agama?
(J) : Ya ini berjalan dengan sendirinya. Tidak dipaksakan juga oleh orang tua. Karena sebelumnya kakak saya juga sering memberikan motivasimotivasi, jadi sampai sekarang saya jadi ikut seperti almarhum. 17. (T) : Bagaimana pandangan orangtua melihat keadaan ustadz sekarang? (J) : Alhamdullilah bangga. Mereka senang melihat saya sekarang aktif memberikan motivasi-motivasi kepada etnis Tionghoa yang saat masuk Islam itu biasanya banyak masalah. Karena ayah juga sudah menginjak usia yang renta. Maka beliau menginginkan adanya regenerisasi. Makanya sekarang saya dan kak Kelvin mengikuti jalur keagamaan seperti ayah 18. (T) : Apa nasihat kedua org tua ustadz yang masih ingat sampai saat ini? (J) : Ayah bilang klo berdakwah itu penuh perjuangan. Makanya itulah yang selalu saya ingat. Bahwa untuk mengajak semua umat dalam kebaikan itu tidaklah mudah. Harus berjuang. 19. (T) : Mohon diceritakan tentang riwayat pendidikan yang pernah dijalani oleh ustadz? (baik formal atau non formal) (J) : Saya dulu SD dan SMP masuk di sekolah Kristen BPK Penabur. Itu pilihan Ibu. Karena Ibu bilang sekolah Islam itu dulu tidak ada yang bagus. Tetapi pada siang harinya saya belajar ke madrasah (TPA) dekat rumah. itu juga yang mencarikan adalah ibu. Jadi ibu sama ayah adil. Nah saat masuk SMA saya dipindahkan oleh ayah ke SMAN 68 Jakarta. Karena ayah bilang klo saya tetap berada di sekolah yang notabennya banyak orang-orang Kristen akan tidak baik untuk pergaulan. Karena
pada masa-masa SMA orang-orang kristiani sudah mulai menunjukkan sifat-sifat misionarisnya. 20. (T) : Organisasi apa yang pernah diikuti oleh ustadz? (J) : Saya dulu pernah ikut Palang Merah Indonesia, Rohani Islam (ROHIS), Himpunan remaja Karien Oie, anggota Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta. 21. (T) : Apakah menjadi pemuka agama adalah cita-cita ustadz? (J) : Sebenarnya tidak. Tetapi karena berdakwah itu adalah kewajiban bagi seorang muslim jadi saya harus menyampaikannya walaupun hanya satu ayat. Kan begitu dalam hadistnya. 22. (T) : Mohon diceritakan bagaimana akhirnya ustadz menjadi seperti ini? (J) : Ya awalnya saya selalu ikut ayah dan kakak. Eh lama-lama saya jadi berkecimpung juga di dunia dakwah. 23. (T) : Apa saja kegiatan dakwah ustadz saat ini? (J) : Saat ini saya aktif memberikan ceramah motivasi dan pengkajian di PITI dan MUSTIKA serta berdakwah melalui nasyid di berbagai acara. 24. (T) : Dalam menyampaikan dakwah ustadz menggunakan metode apa? (J) : Sebenarnya tidak ada metode khusus. Ya apa yang saya tahu saya sampaikan saja. Dan saya selalu memberikan kesimpulan dengan menggunakan sajak-sajak seperti yang di tuliskan oleh Abuya Ashari Muhammad Atamimi. 25. (T) : Jamaah ustadz biasanya dari kalangan mana? (J) : Tidak hanya dari etnis Tionghoa saja. Tetapi para mualaf dari berbagai macam golongan juga biasanya konsultasi ke saya. Tetapi ya lebih
banyak etnis Tionghoa memang. Karena kan PITI sendiri wadah orangorang Tionghoa yang beragama Islam. 26. (T) : Apa arti dakwah menurut bpk? (J) : Dakwah menurut saya adalah perjuangan. 27. (T) : Apa visi / misi bpk dalam berdakwah? (J) : Saya harap melalui MUSTIKA dan PITI bisa memberi manfaat kepada orang lain.
TTD
(Ustadz Andrew Irfan Tanudjaja)