Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
ISSN : 2337 - 9952
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA SPBU DENGAN PENGGUNAAN APD MASKER TERHADAP PAPARAN BENZENE DI KOTA LANGSA TAHUN 2014 Aris Winandar1, dan Tika Indiraswari2 1,2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Serambi Mekkah Email :
[email protected] ABSTRACT
Benzene is an organic chemical compound , colorless and flammable with a sweet odor .In use, benzene is a component dalam bensin and is an important solvent in the industry. The purpose of this study was to determine the relation of perception, knowledge, and attitudes of the Gas Station’s workers in using of self protective equipment masks exposure to benzene in the city of Langsa in 2014. The population in this study were all workers at the gas station filling petrol stations Langsa with a total of 102 people.The results showed that workers using of self protective equipment and masks as much as 17.6% and who did not wear as much as 82.4%, the knowledge of as low as 25.5%, which is higher by 74.5%, the negative attitude of 26.5%, and positive at 73.5%.This research can be concluded that there is the relation between knowledge by the use of a protective self equipment mask on workers at the gas station (P-value = 0,003 < 0,05), there was a correlation between perception by the use of a protective self equipment mask on workers at the gas station (P-value = 0,008< 0,05) ,there was a correlation between attitude to the use ofa protective self equipment mask on workers at the gas station(P-value = 0,006< 0,05). Key words : The protective self equipment mask, Refueling station, Benzene PENDAHULUAN Benzena adalah senyawa kimia organik, tidak berwarna, dan mudah terbakar dengan bau yang manis. Dalam pemanfaatannya, benzena merupakan salah satu komponen dalam bensin dan merupakan pelarut yang penting dalam dunia industri. Hasil pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan-kendaraan tersebut dapat berupa zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Salah satu zat kimia yang terdapat dalam bensin adalah benzene. Benzena secara luas digunakan di Amerika Serikat dan berada di daftar 20 bahan kimia terbesar yang diproduksi. Sumber benzena di udara ambient meliputi asap rokok, pembakaran dan penguapan bensin yang mengandung benzena (lebihdari 5%), industry petrokimia, serta proses pembakaran. Rata-rata konsentrasi benzena di udara perkotaan dan pedesaan adalah sekitar 1 μg/m³ sampai 5-20 μg/m³. Konsentrasi lebih tinggi benzena di dalam dan luar ruangan akan ditemukan di sekitar sumber emisi seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Faktor lingkungan Kimia merupakan salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Faktor tersebut dapat berupa 51
Aris Winandar dan Tika Indiraswari
bahan baku suatu produk, hasil suatu produksi dari suatu proses, proses produksi sendiri ataupun limbah dari suatu produksi. Sejak penggunaan benzena, ditemukan juga dampak kesehatan akibat pemajanan dengan bahan kimia ini. Benzena apabila terinhalasi, dapat menyebabkan anemia aplastic dan leukemia. Hasil penelitian yang dilakukan Xing, et al., (2010) di Eropa, Amerika, dan Meksiko telah menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara peningkatan kadar benzena di udara dengan peningkatan kasus kanker dan leukemia penduduk setempat. Dalam penelitian lainnya di Amerika Serikat, telah terbukti bahwa menghirup benzene walaupun dalam ambang batas dapat menyebabkan abnormalitas kromosom pada sel sperma. Menurut Keputusan Permenkentrans tahun 2011 tentang Penyakit yang Timbul Akibat Hubungan Kerja, penyakit yang disebabkan oleh benzene merupakan salah satu penyakit yang timbul karena hubungan kerja Pasal 1 dalam peraturan ini menyatakan bahwa penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerja atau lingkungan kerja.laporan ILO tahun 2008 menyatakan bahwa setiap tahun diperkirakan 1.200.000 jiwa pekerja meninggal karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Peraturan Menteri Tenaga Kerjadan Transmigrasi Nomor : PER 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja, menyatakan bahwa semua pekerja yang bertalian dengan kejadian pemaparan terhadap benzena merupakan salah satu jenis penyakit akibat kerja yang wajib dilaporkan. Diperlukan Indikator Pemajanan Biologik (IPB) atau BEI (Biological Exposures Indices) bila mengacu kepada Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER 13/MEN/X/2011tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan persepsi, pengetahuan dan sikap pekerja SPBU dalam penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) masker terhadap paparan benzena di Kota Langsa tahun 2014 METODE Penelitian ini bersifat explanatory research dengan desain cross sectional, suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin time approach). Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Pekerja pengisi pompa bensin di PBU Langsa 2014 dengan jumlah sebanyak 102 orang. Data dianalisis dengan analisis univariat dan analisis bivariate. Analisis bivariate digunakan untuk mencari tingkat hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker.
52
ISSN : 2337 – 9952
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat Tabel 1. Distribusi penggunaan APD masker terhadap paparan benzene Variabel Frekuensi (F) Persentase (%) Penggunaan APD - Pakai 18 17,6 - Tidak pakai 84 82,4 Pengetahuan - Rendah - Tinggi
28 74
27,5 72,5
- Baik - Buruk
66 36
64,7 35,3
Sikap - Negatif - Positif
35 67
34,3 65,7
Persepsi
Tabel 1 Menunjukkan sebagian besar pekerja di SPBU (82,5%) tidak memakai APD, namun hanya 17,6% saja yang memakai APD. Sebagian besar pekerja di SPBU (64,7) memiliki persepsi baik dan (72,5%) memiliki pengetahuan tinggi serta 65,7% pekerja yang memiliki sikap positif 2. Analisa Bivariat Tabel 2.Hubungan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker di SPBU Kota Langsa tahun 2014. Pengetahuan Penggunaan APD masker Tinggi Rendah Jumlah
Pakai 18 0 18
Uji Statistik Tidak % Pakai 17,6 56 0 28 17,6 84
%
f
%
54,9 27,5 82,4
74 28 102
72,5 27,5 100
α 0,05
PValue 0,003
Tabel 2. Menunjukkan dari 74 responden 18 orang (17,6%) responden memiliki pengetahuan yang tinggi dan menggunakan APD masker dan 56 (54,9%) responden dengan pengetahuan yang tinggi tidak memakai APD masker. Selanjutnya dari 28 responden 0 (0%) responden dengan pengetahuan yang rendah memakai APD masker di SPBU kota Langsa, selebihnya 28 (27,5%) responden dengan pengetahuan yang 53
Aris Winandar dan Tika Indiraswari
rendah tidak memakai APD masker di SPBU kota Langsa tahun 2014, Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,003 artinya nilai P-Value ≤ α = 0,05 Tabel 3. Hubungan persepsi dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker di SPBU Kota Langsa tahun 2014
Persepsi Baik Buruk Jumlah
Penggunaan APD Masker Tidak Pakai % % Pakai 17 16,7 49 48 1 1 35 34,3 18
17,7
84
Uji Statistik
82,3
%
P-Value
66 36
64,7 35,3
102
100
Α
f
0,05
0.008
Tabel 3 menunjukkan dari 66 responden yang bekerja di SPBU 17 (16,7%) responden memiliki persepsi yang baik dan memakai APD masker, selebihnya 49(48%) responden memiliki persepsi baik tetapi tidak memakai APD masker. Selanjutnya dari 36 responden 1 (1 %) responden memiliki persepsi yang buruk dan memakai APD masker, selebihnya 35 (34,3 %) responden memiliki persepsi yang Buruk tetapi tidak memakai APD masker.Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,008 artinya nilai P-Value ≤ α = 0,05 . Tabel 4. Hubungan sikap dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) masker di SPBU Kota Langsa tahun 2014
Sikap Positif Negatif Jumlah
Penggunaan APD masker Tidak Pakai % % pakai 18 17,6 49 48,1 0 0 35 34,3 18 17,6 84 82,4
F 67 35 102
Uji Statistik P-Value % α 65,7. 34,3 100
0,05
0,002
Tabel 4 menunjukkan dari 67 responden 18 (17,6 %) responden memiliki sikap positif dan memakai APD masker sedangkan 49 (48,1%) responden dengan sikap positif tidak memakai APD masker. Dan dari 0 responden , 0 (0 %) responden memiliki sikap negative tetapi menggunakan APD masker sedangkan 35 (34,3 %) responden memiliki sikap negative tetapi tidak memakai APD masker. Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,002 artinya nilai P-Value ≤ α = 0,05 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahua,persepsi, dan sikap pekerja SPBU dalam penggunaan APD (alat pelindung diri) masker terhadap paparan benzena di SPBU Kota Langsa. Berdasarkan hasil analisis statistik yang didapatkan menunjukkan bahwa pengetahuan pekerja masih tinggi, hal ini disebabkan oleh informasi yang didapatkan 54
Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016
ISSN : 2337 – 9952
dari berbagai sumber telah bagus,tampak pada hasil analisis univariat pada variabel pengetahuan dengan hasil yaitu 64,7%. Khususnya pengetahan pada bahaya akan keterpaparan dari benzena itu sendiri. Di samping itu juga para pekerja mengetahui aturan mengenai penggunaan alat pelindung diri yang benar termasuk masker salah satunya dan realita yang terjadi di lapangan pekerja menggunakan alat pelindung diri (masker) dan sesuai dengan teori dan aturan yang seharusnya dijalankan. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian sebelumnya oleh Penelitian ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Khalimatus sakdiyah (2013) mengatakan bahwa Salah satu penyebab terjadinya penyakit akibat paparan Benzena adalah kurangnya pengetahuan dari masing-masing pekerja tentang pentingnya memakai APD masker ketika sedang bekerja padahal menggunakan APD masker dapat meminimalisir terjadinya penyakit akibat kerja Persepsi yang dimiliki oleh para pekerja juga menunjukkan nilai yang bagus, terbukti pada hasil univariat dengan hasil mayoritas memiliki persepsi yang baik terhadap penggunaan alat pelindung diri, sebagaimana penelitian ini sejalan dengan penelitian Rendy Noor Salim (2012) bahwa terdapat hubungan antara persepsi dengan penggunaan APD masker pada pekerja di SPBU dengan uji chi square didapatkan nilai p = 0.029<α = 0,05 yang berarti Ha diterima Dalam hal sikap pekerja tersebut mencerminkan sikap mayoritas bagus dari para pekerja terhadap penggunaan alat pelindung diri dengan tidak mengabaikan aturan yang sudah ada dan menjaga dirinya untuk tidak terpapar dari benzena. Hal tersebut sesuai dengan teori Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Khalimatus Shakdiyah (2013) bahwa Pekerja yang memilki sikap menggunakan APD kadang-kadang dan sering melepaskannya saat bekerja beresiko tinggi terkena PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan KAK ( Kecelakaan Akibat Kerja). PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Pengetahuan yang baik dapat mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan di tempat kerja serta dapat menjaga serta membantu seluruh pekerja dalam menjaga lingkungan kerja agar aman dalam bekerja. 2. P ersepsi yang buruk dapat mengganggu pikiran dalam bekerja, dapat membuat seseorang tidak bisa konsisten dalam melakukan apapun dan dapat terjadi misskomunikasi yang dapat merugikan orang lain. 3. Sikap positif merupakan suatu perbuatan preventif untuk mencegah timbulnya paparan benzena pada pekerja SPBU dan timbulnya penyakit dan kecelakaan lainnya. 4. Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan variabel melalui uji statistik maka didapatkan ada hubungan anatara pengetahuan,persepsi dan sikap terhadap penggunaan alat pelindung diri. Saran Adapun saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan pengetahuan dibutuhkan khususnya pada pekerja dengan tingkat risiko yang tinggi dan berdampak negatif pada kesehatan, dalam upaya 55
Aris Winandar dan Tika Indiraswari
meminimalisir angka kejadian penyakit akibat kerja yang berdampak pada produktivtas dan kualitas hidupnya 2. P erlunya evaluasi kinerja pada para pekerja di pangkalan pengisian bahan bakar dalam upaya meninjau kepatuhan yang tampak dari sikap pekerja tersebut dalam mematuhi aturan pemkaian alat pelindung diri, aga dpat dilakukan intervensi yang bersifat positif. 3. P elaksanaan sosialisasi akan dampak negatif dan bahaya dari benzena kepada pekerja di pangkalan pengisian bahan bakar, dalam upaya meningkatkan persepsi positif terhadap penggunaan alat pelindung diri saat bekerja. Daftar Pustaka Alex, Sobur., 2003. PsikologiUmum. Bandung: PustakaSetia. Anizar,. 2012. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. GrahaIlmu ATSDR., 2007.Toxicological Profile for Benzene. ATSDR., 2006.Case Study in Environment Medicine. B,Holle, Rizky.,Dkk., 2013. Kinetika Absorbsi Gas Benzena Pada Karbon Aktif Tempurung Kelapa. Bimo, Walgito.,(2010).Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta. Damayanti, Tri., 2007. Hubungan Penggunaan Masker Dengan Gambaran Klinis Faal Parudan Foto Toraks Pekerja Terpajan Debu Semen. ILO., 2003.,Panduan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan. Australia AID. Noor,Salim, Rendy., 2012. Analisis Resiko Kesehatan Pajanan Benzena Pada Karyawan di SPBU X Pancoran mas DepokTahun 2011. Notoadmodjo, Soekidjo., 2010. PromosiKesehatanTeori Dan Aplikasi, Jakarta :RinekaCipta Permenaketrans.,2010.Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Jakarta :Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Permenaketrans., 2011. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas. Jakarta :Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. PT. PERTAMINA., 2009. INFO SPBU.http://sppbe.pertamina.com/spbu.aspx#spbu2 Purba, BR., 2010. Quisioner Gambaran prilaku pemakaian APD dangan gejala keracuan pada penyemprotan pestisida di afdeling V dan VI Kebun dolok Ilir PTPN IV 2010. http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/26197/1/ Appendix.pdf (18 Mei 2015). Rahmawati,Dkk., 2012. Hubungan Prilaku Penggunaan Penggunaan APD dengan Keluhan Gangguan Kulit di TPA Kedaung Wetan Tangerang .http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Formil/article/download/817/750(23 April 2015). Ramaddan.,2008. GambaranPrilakuPemakaian APD masker danPengukuran Kadar DebuPadaPekerjaBongkarMuatKaretKeringInstalasi PTPN III Tahun 2008. Sakdiyah, Khalimatus., 2013. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri (MASKER) dengan Frekuensi Kekambuhan Asma pada Pekerja Industri Batik Tradisional di Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan. 56