HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Lisa Wahyuni NIM 11108241043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JUNI 2015
i
ii
Hubungan Keterampilan Mengajar .... (Lisa Wahyuni) 1
HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA. THE CORRELATION TEACHER TEACHING SKILL WITH STUDENT LEARNING INTEREST. Oleh: Lisa Wahyuni, UNY,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan yang positif antara keterampilan mengajar guru dengan minat belajar siswa kelas V SD Negeri Segugus I Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 161 siswa dan sampel penelitian diambil menggunakan rumus slovin dengan error sampling 5% sebanyak 115 siswa kelas V SD Negeri Segugus I Kecamatan Simpur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala. Validitas instrumen menggunakan expert judgement, sedangkan uji reliabiltas dengan menggunakan teknik analisis K-R21. Hasil reliabilitas menunjukkan reliabilitas sebesar 0,92 untuk skala keterampilan mengajar guru dan 0,9 untuk skala minat belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment. Hasil perhitungan yang diperoleh dengan teknik korelasi product moment adalah 0,864 yang menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel bersifat positif, kemudian dibandingkan dengan rtabel jumlah N=115 dan taraf signifikan 5% yaitu 0,176 terbukti hasil rhitung lebih besar dari rtabel (0,864>0,176). Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara keterampilan mengajar guru dengan minat belajar siswa kelas V SD Negeri Segugus I Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun ajaran 2014/2015. Kata kunci: keterampilan mengajar guru, minat belajar siswa Abstract This research aims to determine the existence of a positive correlation between teacher teaching skill with student interest at fifth grade of elementary schools in cluster I of Simpur district Hulu Sungai Selatan regency South Borneo Province on academic 2014/2015. This recearch is a quantitative research with correlation design. The population in research samples were taken using a slovin formula with a sampling error 5% as many 115 students of class fifth elementary schools in cluster I Simpur district. The instrument usen in this research in scale. Validity of the instrument using expert judgement, whereas reliability test using analytical techniques K-R21. The calculation result by reliability is 0,92 for teacher teaching skill and for student interest is 0,9. Data analysis technique used the correlation product moment. The calculation result obtained by the technique of product moment is 0,864 which indicates that the correlation between two variables is positive, then compared with rtabel number N=115 and a significance 5% is 0,176 rhitung proven result greater than rtabel (0,864>0,176). Based on the result of the analysis can be concluded that there is a positive correlation between the teacher teaching skill with student learning interest at fifth grade of elementary schools in cluster I of Simpur district Hulu Sungai Selatan regency South Borneo province on academic 2014/2015. Keywords: teacher’s teaching skill, student’s learning interest
PENDAHULUAN
di bidang pendidikan. Menurut Syaiful Sagala
Pada era globalisasi seperti sekarang ini,
(2011:38), guru adalah salah satu faktor penting
institusi pendidikan mengemban tugas penting
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
untuk menyiapkan sumber daya manusia
oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan
(SDM) Indonesia yang berkualitas di masa
berarti juga meningkatkan mutu guru. Mutu
depan. Guru
memegang kunci utama bagi
guru bukan hanya ditingkatkan dari segi
peningkatan mutu SDM masa depan terutama
kesejahteraannya, tetapi juga profesionalitas-
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
nya. UU No. 14 tahun 2005 Pasal 1 ayat (1)
semangat untuk belajar. Hal penting yang harus
menyatakan guru adalah pendidik profesional
diperhatikan adalah pemilihan kegiatan yang
dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membangun dan menarik bagi siswa. Seorang
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai
guru tentunya harus dapat mengembangkan
dan
keterampilan mengajar dengan baik, sehingga
mengevaluasi
peserta
didik
pada
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
minat belajar siswanya tinggi.
dan pendidikan menengah.
Minat
belajar
menurut
Slameto
Guru sebagai tenaga profesional harus
(2007:121) adalah suatu rasa lebih suka dan
memiliki kompetensi keguruan. Kompetensi
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
keguruan itu tampak pada kemampuan guru
tanpa ada yang menyuruh. Ketika seseorang
dalam memberikan keterampilan mengajar
memiliki minat terhadap sesuatu maka ia akan
pada proses pembelajaran sehingga pelajaran
menunjukkan rasa tertarik yang tinggi dengan
yang diberikan guru dapat diterima oleh siswa.
memperhatikan
Keterampilan mengajar guru merupakan suatu
disertai dengan perasaan senang. Dimana
hal yang penting dalam proses pembelajaran
perasaan senang yang ada, bermuara pada
karena salah satu cara yang dapat dilakukan
kepuasan. Rasa kecenderungan ini nampak
guru agar proses pembelajaran di kelas dapat
pada perhatian yang lebih banyak pada sesuatu
menumbuhkan gairah belajar siswa adalah
itu, sehingga memungkinkan individu lebih giat
dengan menggunakan keterampilan mengajar,
mempelajarinya.
hal ini sejalan dengan pendapatnya Suparman
diumpamakan sebagai kekuatan mesin pada
(2010:59), bahwa keterampilan dalam mengajar
sebuah mobil, mesin yang berkekuatan tinggi
menjadi syarat mutlak untuk efektifnya sebuah
menjamin
proses pembelajaran.
menanjak dan mobil membawa muatan berat.
Menurut
Kusnadi
(2008:45),
Minat
secara
Minat
lajunya
belajar
terus-menerus
belajar
mobil,
tidak
ini
biarpun
hanya
dan
dapat
jalan
memberikan
keterampilan mengajar adalah kemampuan
kekuatan pada daya upaya belajar, tetapi juga
yang dimiliki seorang guru dalam melakukan
memberikan arah yang jelas dalam mencapai
pengajaran kepada siswanya sehingga siswa
tujuan pembelajaran.
yang
Syaiful Bahri Djamarah (2002: 132)
diajarkan. Keterampilan mengajar guru tidak
menyatakan bahwa seseorang yang memiliki
boleh monoton, tetapi selalu memberikan
minat
suasana yang berbeda agar siswa tidak bosan
memperhatikan aktivitas itu secara konsisten
dalam
pembelajaran.
disertai rasa senang. Hasil belajar akan menjadi
Menurut Linda Darling Hammond dan John
optimal, kalau ada minat. Semakin tepat minat
Baratz
perlu
yang diberikan, semakin berhasil pula siswa
menciptakan pengajaran yang efektif yaitu
dalam memahami pelajaran tersebut. Minat
pengajaran yang dapat
akan senantiasa menentukan intensitas usaha
dapat
memahami
mengikuti
Snowden
materi
pelajaran
kegiatan
(2009:38),
guru
menjadikan siswa
terhadap
suatu
aktivitas,
akan
Hubungan Keterampilan Mengajar .... (Lisa Wahyuni) 3
belajar bagi para siswa. Siswa yang belajar
aktivitas dalam pembelajaran, apakah menarik
dengan minat yang tinggi akan memiliki
atau malah sebaliknya. Ini terkait dengan
semangat dalam belajar dan sebaliknya kurang
keterampilan mengajar yang digunakan guru.
adanya minat akan melemahkan semangatnya
Berdasarkan
observasi
yang
peneliti
dalam belajar, hal ini tergantung dengan
lakukan di kelas V SD Negeri Balai Amas pada
keterampilan mengajar guru.
hari selasa, 13 Januari 2015 jam pelajaran 1-3
Seperti
yang
dikatakan
Slameto
saat pelajaran IPA tentang benda dan sifatnya.
(2007:81) bahwa, minat belajar siswa dapat
Pada
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
menunjukkan bahwa keterampilan mengajar
yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor
cenderung menggunakan ceramah dan tidak
yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari
ada tanya jawab pada saat proses belajar
dalam diri siswa terdiri dari keadaan fisik,
mengajar
motivasi, dan keadaan psikologis. Adapun
kurang berminat dalam belajar. Tanya Jawab
faktor yang berasal dari luar diri siswa adalah
baru dilakukan ketika pembelajaran selesai,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
disaat tanya jawab tersebut tidak ada satupun
lingkungan
Keterampilan
siswa kelas V yang mengacungkan tangan
mengajar guru sebagai salah satu faktor yang
untuk bertanya, sampai guru menunggu kira-
ada di dalam lingkungan sekolah yang turut
kira 5 menit hanya ada 4 dari 29 siswa yang
mempengaruhi minat belajar menjadi sangat
mengacungkan tangan. Pada saat pembelajaran
penting tatkala minat belajar siswa muncul atas
selanjutnya, yaitu pada mata pelajaran Bahasa
dasar ketertarikan. Kemampuan guru dalam
Indonesia,
meningkatkan ketertarikan belajar siswa sangat
menyampaikan pendapatnya mengenai sebuah
penting dan besar pengaruhnya.
teks bacaan, hanya ada 5 siswa yang dengan
masyarakat.
Perwujudan interaksi guru dan siswa dalam
pembelajaran
harus
lebih
saat
pembelajaran
sehingga
kemauannya
ketika
sendiri
berlangsung
mengakibatkan
siswa
diminta
bersedia
siswa
untuk
memberikan
banyak
pendapatnya. Guru hanya diam saja dan tidak
berbentuk pemberian motivasi agar siswa
berusaha menunjuk siswa yang lain agar mau
merasa bergairah, memiliki semangat, potensi
memberikan pendapatnya.
dan kemampuan yang dapat meningkatkan
Selanjutnya, berdasarkan observasi dan
harga dirinya. McCombs,et al (dalam John. W.
wawancara di SD lain pada hari rabu, 14
Santrock, 2007) menemukan bahwa, siswa
Januari 2015 yaitu SD Negeri Kapuh Darat.
yang merasa didukung dan diperhatikan oleh
Guru kelas V menyampaikan dalam hal
guru lebih semangat untuk melakukan kegiatan
mengerjakan PR selalu saja ada siswa yang
akademik daripada siswa yang tidak didukung
tidak
dan diperhatikan gurunya. Siswa yang memiliki
mengerjakan PR juga tetap, yaitu itu-itu saja.
minat belajar akan memperhatikan pelajaran
Dalam satu kelas tersebut ada 6-9 siswa dari 24
yang disampaikan, hal ini bergantung pada
yang rutin tidak mengerjakan PR. Dan setelah
mengerjakan.
Siswa
yang
tidak
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah dasar Edisi Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
peneliti menanyakan kepada anak-anak alasan
bingung dan tidak mengerti dengan apa yang
mengapa mereka tidak mengerjakan PR, ada
telah disampaikan guru di kelas. Selanjutnya,
beberapa alasan diantaranya capek, lupa, masih
peneliti mewawancarai guru, ternyata guru
belum mengerti tentang cara mengerjakan PR
beranggapan bahwa mengajar adalah hanya
karena guru kurang bisa menjelaskan, dan
menyampaikan materi kepada siswa, guru juga
malas karena kadang PR yang sudah dikerjakan
menganggap mengajar adalah memberikan
tidak dinilai oleh guru. Hal ini menunjukkan
sejumlah pengetahuan kepada siswa, oleh
bahwa
dalam
karena itu guru mengajar dengan metode
membelajarkan siswa serta keterampilan guru
ceramah saja tanpa memperhatikan kondisi
dalam mengajar belum maksimal.
siswa.
belum
tegasnya
guru
Adanya permasalahan menyangkut gaya
Observasi selanjutnya, peneliti lakukan di
mengajar guru dan motivasi belajar siswa ini
kelas V SD Negeri Amparaya 2 pada hari
juga diperkuat dengan hasil observasi lanjutan
Sabtu, 17 januari 2015 pada jam pelajaran 1-3
pada hari kamis, 15 Januari 2015 di SD Negeri
pada
Pantai Ulin. Pada saat jam pelajaran 1-3 pada
pecahan. Disini guru terlihat sangat kreatif
mata pelajaran matematika materi pecahan guru
dalam memilih gaya mengajar, guru mengajar
tidak menggunakan alat peraga dalam proses
juga menggunakan media pembelajaran yaitu
belajar mengajar, sehingga sebagian siswa
dengan
kurang tertarik pada materi pelajaran yang
bersemangat. Hanya ada 3 siswa dari 25 yang
diajarkan, hal ini terlihat dari 21 siswa terdapat
terlihat
6 siswa yang terlihat mengantuk 4 bersendau
diwawancarai oleh peneliti ternyata mereka
gurau dengan teman sebangkunya, 2 siswa
sedang sakit. Ketika satu jam pelajaran sudah
selalu melihat keluar kelas sehingga kurang
berlalu
konsentrasi dan tidak memperhatikan pelajaran,
kelompok terkait materi pelajaran, lalu pada
akan tetapi melihat hal tersebut guru diam saja
jam pelajaran ketiga siswa diminta untuk
dan terus menjelaskan pelajaran, guru hanya
persentase didepan kelas, kelompok yang
terpaku dalam penyampaian materi saja, ini
persentasenya paling bagus diberikan hadiah
membuat siswa bosan dan ingin segera istirahat
berupa
agar bisa bermain dengan
mewawancarai 6
teman-temannya.
mata
pelajaran
kue.
Sehingga
kurang
guru
Matematika
siswa
bersemangat,
mengajak
jajanan.
terlihat
dan
siswa
ketika
berdiskusi
Selanjutnya, dari 25
materi
peneliti
siswa tentang
Pada jam pelajaran selanjutnya, yaitu jam 4-5
pembelajaran di kelas, dari 6 siswa tersebut
pada mata pelajaran IPS guru belum menguasai
berpendapat bahwa pembelajaran di kelas
konsep materi sehingga menyebabkan dari 21
sangat menyenangkan dan tidak membosankan
siswa ada 2 siswa mengantuk, 6 siswa ribut
bahkan ketika istirahat mereka ingin segera
dan 3 siswa tidak mendengarkan penjelasan
masuk kelas kembali untuk belajar.
guru karena asik bermain dengan temannya. Konsep materi ajar kurang tepat sehingga siswa
Mengacu dari hasil observasi yang peneliti
lakukan
sangat
terlihat
bahwa
Hubungan Keterampilan Mengajar .... (Lisa Wahyuni) 5
keterampilan mengajar guru tentunya sangat
Waktu dan Tempat Penelitian
bermanfaat untuk merangsang aktivitas serta
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
minat belajar siswa dalam hal pembelajaran.
Mei 2015. Adapun tempat yang digunakan
Siswa SD masih terlalu belia untuk memahami
untuk penelitian ini adalah SD Negeri Balai
arti pentingnya belajar bagi diri mereka sendiri.
Amas, SD Negeri Wasah Hulu, SD Negeri
Aktivitas belajar biasanya dilakukan karena
Kapuh Tengah 1, SD Negeri Thoba, SD Negeri
adanya stimulus dari luar seperti keterampilan
Kapuh Darat, SD Negeri Pantai Ulin dan SD
mengajar guru yang bervariasi sehingga siswa
Negeri Amparaya 2.
tertarik
Subjek Penelitian
dalam
mengikuti
pembelajaran.
Menurut M. Ali (2009:16), minat belajar siswa dapat
ditumbuhkan
memotivasi
siswa
pembelajaran
oleh
guru
tentang
tersebut.
dengan
pentingnya
Faktor
yang
berhubungan dengan minat belajar siswa salah
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 161
siswa,
sampel
penelitian
diambil
menggunakan rumus slovin dengan error sampling 5% sebanyak 115 siswa. Prosedur
satunya berasal dari guru, karena seorang guru
Penelitian ini merupakan penelitian
dituntut memiliki berbagai keterampilan dalam
sampel. Data diperoleh dari anggota sampel,
mengajar agar dapat menjalankan peran dan
kemudian
fungsinya dengan baik.
populasi.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, sangat terlihat bahwa keterampilan mengajar guru
hasilnya
digeneralisasikan
pada
Data, Instrumen, dan Metode Pengumpulan Data
rangka
Data dalam penelitian ini berupa data
meningkatkan minat belajar siswa, oleh karena
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan skala
itu penulis tertarik untuk membuktikan apakah
psikologi untuk pengumpulan data. Saifuddin
masalah keterampilan mengajar guru itu benar
Azwar (2014:6-8), mengemukakan bahwa skala
atau sebaliknya, dengan melakukan suatu
psikologi memiliki karakteristik khusus yang
penelitian
membedakannya
sangat
penting
dengan
dalam
judul
“Hubungan
dari
berbagai
bentuk
Keterampilan Mengajar Guru dengan Minat
instrumen pengumpulan data yang lain seperti
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri segugus I
angket ataupun tes.
kecamatan Simpur kabupaten Hulu Sungai
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160),
Selatan provinsi Kalimantan Selatan Tahun
instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
Ajaran 2014/2015”.
yang
digunakan
oleh
peneliti
dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan dan hasilnya lebih baik, dalam arti
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional.
dengan
desain
penelitian
lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen dengan skala
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah dasar Edisi Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
Guttman. Menurut Endang Mulyatiningsih
diperbaiki, bahasa yang digunakan simple
(2013:96), skala Guttman digunakan untuk
sehingga siswa mudah memahami, dan tidak
mengukur variabel penelitian yang berisi
boleh bermakna ganda.
pengetahuan,
2.
sikap
dan
tindakan
yang
Hasil Uji Coba Instrumen
dilakukan responden. Adapun kelebihannya
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:253),
adalah (1) waktu pengisian kuesioner lebih
subjek uji coba dapat diambil sekitar 25-40
cepat karena responden tidak memerlukan
subjek. Berdasarkan hal tersebut, Instrumen
banyak pertimbangan; (2) skor responden
diujicobakan
langsung dapat dijumlah dengan menghitung
penelitian sehingga tidak terjadi subjek uji coba
jumlah jawaban pada kolom yang sama; (3)
juga berperan sebagai subjek penelitian. Uji
lebih mudah dianalisis. Skala ini memakai dua
Coba Instrumen dilakukan pada 25 subjek yaitu
alternatif jawaban yaitu ya dan tidak. Pada
siswa kelas V SD Negeri Pamujaan. Langkah
penelitian ini responden hanya memberikan
selanjutnya setelah memperoleh data, kemudian
tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang
data dihitung menggunakan bantuan program
tersedia di lembar instrumen. Berikut alternatif
MS Excel dengan rumus PEARSON. Apabila
jawaban dan skor setiap butir pernyataan.
telah diperoleh rhitung selanjutnya dibandingkan
Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban
dengan rtabel, dimana degree of freedom (df)=n-
Alternatif Jawaban
Skor untuk tiap butir pernyataan Ya 1 Tidak 0 Uji instrumen dalam penelitian ini
pada
siswa
diluar
populasi
2 dengan signifikansi 5%. Jika rhitung>rtabel maka
butir
pernyataan
dinyatakan
valid
(Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, 2012:177). Dalam uji coba instrumen penelitian
dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas.
ini jumlah responden (n)=25 dan bersarnya df
1.
dapat dihitung 25-2=23, jadi nilai rtabel untuk
Uji validitas instrumen Sugiyono (2008: 121) menyatakan bahwa
df23 sebesar 0,413 yang dilihat pada rtabel
instrumen yang valid berarti alat ukur yang
korelasi
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)
signifikansi 5% (Sugiyono,2008:333).
itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk
mengukur
apa
product
moment
dengan
taraf
Untuk instrumen keterampilan mengajar
yang
guru terdapat 4 butir yang tidak valid dan untuk
seharusnya diukur. Untuk menguji validitas
instrumen minat belajar ada 3 butir yang tidak
instrumen menggunakan validitas isi. Validasi
valid.
isi dilakukan melalui proses review oleh ahli
3.
Uji Reliabilitas
(expert judgement). Expert judgement dalam
Uji reliabilitas dalam penelitian ini
penelitian ini dilakukan oleh bapak Agung
menggunakan rumus K-R21. RumuseffK-R21
Hastomo, M.Pd. Hasil pengujian validitas isi
digunakan untuk menghitung instrumen yang
oleh ahli menghasilkan beberapa masukan,
penyekoranya
diantaranya ada beberapa butir yang harus
Arikunto,2006:189).
1
dan
0.
(Suharsimi
Hubungan Keterampilan Mengajar .... (Lisa Wahyuni) 7
Suatu apabila
instrumen
nilai
dikatakan
hitung>0,60
reliabel
maka
c. Menyajikan data dalam tabel distribusi
reliabel
frekuensi dan diagram batang.
(Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto,
2.
Statistik Inferensial
2012:177).
a.
Uji Normalitas
Berdasarkan
hasil
perhitungan
menggunakan rumus KR21 diketahui bahwa
Uji normalitas data dimaksudkan untuk
instrumen yang digunakan untuk mengukur
mengetahui apakah data dalam penelitian
variabel keterampilan mengajar guru sebesar
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
0,92 yang menunjukkan bahwa lebih besar dari
dilakukan pada kedua variabel yang akan
0,60 sehingga instrumen penelitian tersebut
diteliti. Uji normalitas dalam penelitian ini
reliabel dan layak digunakan dalam penelitian.
menggunakan bantuan program SPSS 16
Sedangkan, instrumen yang digunakan untuk
dengan rumus kolmogorof-smirnov dengan
mengukur variabel minat belajar siswa sebesar
ketentuan penujian dengan taraf signifikansi
0,9 yang menunjukkan bahwa lebih besar dari
5%.
0,60 sehingga instrumen penelitian tersebut
a. Angka signifikansi uji kolmogorof-smirnof
reliabel dan layak digunakan dalam penelitian.
Sig>0,05 menunjukkan data berdistribusi
Teknik Analisis Data
normal.
Teknik analisis data yang digunakan
b. Angka signifikansi uji kolmogorof-smirnof
dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif
Sig<0,05
dan statistik inferensial.
berdistribusi normal. (Haryadi
1. Statistik Deskriptif Langkah-langkah dalam mendeskripsikan data adalah sebagai berikut.
dan
Winda
tidak
Julianita,
b. Uji Linieritas
minimum, dan nilai maksimum. b. Menentukan kategori Azwar
Sarjono
data
2011:64)
a. Menghitung mean, standar deviasi, nilai
Syaifudin
menunjukkan
(2014:
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan
linier
penelitian
ini,
antar uji
variabel.
linieritas
Dalam
dilakukan
149)
menggunakan test of linearity pada taraf
berpendapat bahwa dalam menentukan kategori
signifikansi 5% dengan bantuan program SPSS
menggunakan patokan sebagai berikut:
16.
Tabel 2. Tabel Penentuan Kategori Interval X<( ) ( )≤X<( ) ( )≤X Keterangan:
signifikansi 5% yaitu. Kategori Rendah Sedang Tinggi
Ketentuan
a. Jika
pengujian
signifikansi
menunjukkan
dengan
linierity
hubungan
>
antar
taraf
0,05 variabel
adalah linier. b. Jika
signifikansi
= mean (rata-rata)
menunjukkan
= standar deviasi
adalah tidak linier.
linierity
hubungan
antar
<
0,05 variabel
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah dasar Edisi Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
(Haryadi
Sarjono
dan
Winda
Julianita,
Keterampilan Mengajar Guru
80
2011:80) c. Uji Hipotesis
60
Untuk menguji hipotesis menggunakan tehnik
korelasi
product
moment
dengan
bantuan program SPSS 16.
20
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
ini
bertujuan
untuk
mengetahui apakah ada hubungan yang positif antara keterampilan mengajar guru dengan minat belajar siswa kelas V SD Negeri Segugus I Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Ajaran
2014/2015.
melaporkan
hasil
Dalam
penelitian
penelitian
yang
ini telah
dilakukan pada tanggal 15 – 23 Mei 2015. Pengambilan
data
0 Rendah
Sedang
Tinggi
Gambar 1. Diagram Tingkat Keterampilan Mengajar Guru
1.Analisis Statistik Deskriptif Penelitian
40
dilakukan
dengan
Tabel 4. Klasifikasi Minat Belajar Rentang Pers No F Ket. Skor Nilai (%) 1 X < 9,15 25 21,74 Rendah 9,15 ≤ X < 2 74 64,35 Sedang 16,03 16,03 < X ≤ 3 16 13,91 Tinggi 21 Jumlah 115 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat minat belajar siswa berada pada kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Diagram di bawah ini.
menggunakan skala. Untuk lebih lengkapnya, Minat Belajar Siswa
berikut ini analisis variabel-variabel penelitian yang diteliti. Tabel 3. Kategori Keterampilan Mengajar Guru No 1 2 3
Rentang Pers F Ket. Skor Nilai (%) X < 9,5 24 20,87 Rendah 9,5 ≤ X < 67 58,26 Sedang 15,78 15,78 < X ≤ 24 20,87 Tinggi 20 Jumlah 115 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
tingkat keterampilan mengajar guru berada pada kategori sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Diagram di bawah ini.
80 60 40 20 0 Rendah
Sedang
Tinggi
Gambar 2. Diagram Tingkat Minat Belajar Siswa
Berdasarkan analisis di atas variabel keterampilan dijabarkan
mengajar sebelumnya,
guru
yang
diketahui
sudah bahwa
keterampilan mengajar guru di SD Negeri segugus I kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan tahun Ajaran 2014/2015 berada pada kategori rendah sebanyak 21,74 %, sedang sebanyak
Hubungan Keterampilan Mengajar .... (Lisa Wahyuni) 9
64,35 % dan tinggi 13,91%. Jadi dapat
taraf signifikasi 5%, maka diperoleh hasil
diketahui bahwa tingkat keterampilan mengajar
sebagai berikut:
guru berada dalam kategori sedang karena
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
memiliki frekuensi yang paling banyak. Sama
halnya
dengan
variabel
keterampilan mengajar guru, pada analisis di atas variabel minat belajar dapat diketahui minat belajar siswa kelas V SD Negeri Segugus I Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 dengan rincian kategori rendah sebanyak 20,87%, kategori sedang sebanyak 58,26% dan kategori tinggi sebesar 20,87%. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas V di SD Negeri Segugus I Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
sedang karena hasil penelitian menunjukkan frekuensi siswa yang memiliki minat belajar pada kategori sedang memiliki persentase tertinggi.
masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 sehingga
peneliti melakukan uji prasyarat analisis data. yang
dilakukan
yaitu
uji
normalitas dan uji linieritas. a.
normalitas
disimpulkan
bahwa
data
variabel keterampilan mengajar guru dan minat belajar siswa terdistribusi normal sehingga memenuhi syarat untuk pengujian statistik parametrik (Suliyanto, 2014:15). b. Uji Linearitas Uji
linearitas
dilakukan
untuk
mengetahui apakah antar variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak. Jika terdapat hubungan yang linear, maka regresi dapat Uji
linearitas
dilakukan
bantuan
program
SPSS
16
(perhitungan
terlampir pada lampiran 6 halaman 94). Hasil pengujian linieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Uji Normalitas Uji
dapat
menggunakan deviation from linierity dengan
Setelah melakukan analisis deskripsi,
prasyarat
Ket.
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari
dilanjutkan.
2.Uji Prasyarat Analisis
Asymp. Sig
Keteram pilan 0,844 0,474 Normal mengajar Guru Minat 0,830 0,496 Normal Belajar Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
Ajaran 2014/2015 termasuk dalam kategori
Uji
Kolmogoro v-Smirnov
Variabel
Tabel 6. Hasil Uji Linieritas digunakan
untuk
mengetahui apakah data dalam penelitian
No
Variabel
terdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan pada kedua variabel yang akan diteliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS 16. Pada ketentuan pengujian dengan
1
Sig. Deviation from Linearity
Ket.
Keterampilan mengajar guru 0,547 Linier dengan minat belajar siswa Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
keterampilan
mengajar
guru
memiliki
hubungan yang linier dengan minat belajar
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah dasar Edisi Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
siswa karena memiliki nilai Sig. Deviation from
determinasi,
Linearity di atas 0,05.
koefisien
yang
c.
2008:185).
Jadi
Uji Hipotesis Berdasarkan hasil analisis dan uji
dengan
cara
mengkuadratkan
ditemukan koefisien
(sugiyono,
determinasinya
adalah 0,8642 = 0,746. Hal ini berarti minat
persyaratan analisis yang ada, sebaran dari
belajar
masing-masing variabel normal dan memiliki
keterampilan mengajar guru dan sisanya 25,4%
keterikatan linear yang baik, maka dapat
ditentukan oleh variabel lain lain.
siswa
74,6%
ditentukan
oleh
hipotesis.
Dari hasil analisis tersebut terlihat
Pengujian hipotesis dilakukan guna mengetahui
bahwa nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel
apakah hipotesis yang diajukan pada penelitian
(0,864 > 0,176) maka Ha diterima dan karena
ini dapat diterima atau ditolak. Pengujian
nilai rhitung positif berarti hubungan yang terjadi
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji
juga positif, semakin tinggi keterampilan
korelasi product moment dengan bantuan
mengajar yang diberikan guru maka semakin
program SPSS 16 (perhitungan terlampir pada
tinggi pula minat belajar siswa. Berdasarkan
lampiran 6 halaman 94).
analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
dilanjutkan
dengan
pengujian
Hipotesis yang diajukan yaitu: ada
hubungan positif antara keterampilan mengajar
hubungan yang positif antara keterampilan
guru dengan minat belajar siswa kelas V SD
mengajar guru dengan minat belajar siswa
Negeri segugus I kecamatan Simpur kabupaten
kelas V SD Negeri Segugus I Kecamatan
Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan
Simpur
Selatan Tahun Ajaran 2014/2015.
Kabupaten
Hulu
Sungai
Selatan
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Ajaran 2014/2015. Penjelasan tentang hasil pengujian
Pembahasan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
mengetahui hubungan keterampilan mengajar
berikut.
guru terhadap minat belajar siswa kelas V SD
Tabel 7. Hasil Uji Korelasi Product Moment Korelasi rhitung
Negeri segugus I kecamatan Simpur Kabupaten
Keterampilan mengajar guru
Berdasarkan
tabel
Selatan tahun Ajaran 2014/2015. Pengambilan
0,864
dengan minat belajar siswa
Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan
data dilakukan dengan menggunakan di
atas
skala.
dapat
Skala digunakan untuk mengetahui hubungan
diketahui bahwa nilai rhitung sebesar 0,864.
keterampilan mengajar guru dengan minat
Kemudian untuk mengetahui apakah hubungan
belajar siswa kelas V.
tersebut signifikan atau tidak adalah dengan
Berdasarkan analisis deskriptif variabel
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel pada
keterampilan
taraf
dijabarkan
signifikansi
5%
dengan
N=
115
mengajar sebelumnya,
guru
yang
diketahui
sudah bahwa
didapatkan rtabel sebesar 0,176. Analisi korelasi
keterampilan mengajar guru di SD Negeri
dilanjutkan
segugus I kecamatan Simpur Kabupaten Hulu
dengan
menghitung
koefisien
Hubungan Keterampilan Mengajar .... (Lisa Wahyuni) 11
Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan
Selatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
tahun Ajaran 2014/2015 berada pada kategori
Ajaran 2014/2015 termasuk dalam kategori
rendah sebanyak 21,74 %, sedang sebanyak
sedang karena hasil penelitian menunjukkan
64,35 % dan tinggi 13,91%. Jadi dapat
frekuensi siswa yang memiliki minat belajar
diketahui bahwa tingkat keterampilan mengajar
pada kategori sedang memiliki persentase
guru berada dalam kategori sedang karena
tertinggi. Sebenarnya terdapat banyak faktor
memiliki
banyak.
yang mempengaruhi minat belajar siswa.
Dengan demikian, diharapkan hal ini dapat
Seperti yang sudah dijelaskan pada kajian teori
dijadikan pedoman bagi guru untuk dapat
bahwa minat belajar timbul karena dua faktor
meningkatkan lagi keterampilan keterampilan
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dari
mengajar.
faktor eksternal inilah guru memiliki peran
frekuensi
yang
paling
Berdasarkan analisis skor per indikator
untuk meminat siswa dalam belajar.
keterampilan mengajar guru, dapat dilihat
Berdasarkan analisis skor indikator
bahwa skor tertinggi sebesar 225 (15,54%)
minat belajar, dapat dilihat bahwa indikator
diperoleh pada indikator keterampilan memberi
yang
penguatan yang kemudian disusul dengan skor
indikator ketertarikan siswa dengan perolehan
tertinggi kedua sebesar 218 (15,05%) yang
skor sebesar 394 (27,10%). Setelah indikator
diperoleh indikator keterampilan menggunakan
yang pertama, skor tertinggi kedua diperoleh
variasi. Menggunakan keterampilan mengajar
pada indikator keterlibatan siswa dengan skor
yang
380 (26,13 %).
bervariasi
meliputi
menggunakan
memperoleh
skor
tertinggi
adalah
permainan ketika siswa sudah mulai bosan
Setelah melakukan analisis deskripsi,
dalam belajar, kadang-kadang mengajar dengan
peneliti melakukan uji prasyarat analisis data.
menggunakan
Uji
gambar
dan
menciptakan
suasana belajar yang tidak menegangkan.
prasyarat
normalitas
dan
yang uji
dilakukan linieritas.
yaitu
uji
Melalui
variabel
perhitungan tersebut diketahui bahwa data yang
keterampilan mengajar guru, pada analisis
dihasilkan dalam penelitian ini berdistribusi
deskriptif variabel minat belajar dapat diketahui
normal yaitu untuk variabel keterampilan
minat belajar siswa kelas V SD Negeri Segugus
mengajar guru 0,844 dan minat belajar siswa
I Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai
0,830, nilai masing-masing variabel lebih besar
Selatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
dari 0,05. Kedua variabel juga memiliki
Ajaran 2014/2015 dengan rincian kategori
keterikatan linear yaitu 0,547 yang lebih besar
rendah sebanyak 20,87%, kategori sedang
dari 0,05. Berdasaran perhitungan tersebut
sebanyak 58,26% dan kategori tinggi sebesar
dapat dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.
20,87%. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat
Untuk membuktikan hipotesis ada hubungan
belajar siswa kelas V di SD Negeri Segugus I
yang positif pada keterampilan mengajar guru
Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai
terhadap minat belajar siswa kelas V SD Negeri
Sama
halnya
dengan
12 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah dasar Edisi Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
segugus I Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu
yang baik akan memiliki minat belajar yang
Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan
baik
Tahun Ajaran 2014/2015, maka dilakukan
mendapatkan keterambilan mengajar guru yang
analisis korelasi product moment.
rendah rendah maka akan memiliki minat
Berdasarkan
pula
dan
sebaliknya
jika
siswa
belajar yang rendah pula.
hasil
analisis
korelasi
yang
dihitung
dengan
Syaiful Bahri Djamarah (2002:132)
menggunakan bantuan SPSS 16, hubungan
menyatakan bahwa, seseorang yang memiliki
keterampilan mengajar guru terhadap minat
minat
belajar siswa diperoleh rhitung sebesar 0,864.
memperhatikan aktivitas itu secara konsisten
Sedangkan, rtabel pada taraf signifikansi 5%
karena adanya rasa tertarik dan senang.
dengan N=115 didapatkan sebesar 0,176. Dari
Berdasarkan
hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa
menumbuhkan
rhitung lebih besar dari rtabel (0,864>0,176)
yang penting dalam proses pembelajaran agar
dan karena hasil rhitung positif maka hubungan
siswa termotivasi dan mau mengerjakan tugas
yang terjadi juga positif yang artinya apabila
secara
keterampilan mengajar guru tinggi maka minat
waktunya.
product
moment
terhadap
suatu
pendapat
aktifitas
tersebut
akan
maka
minat siswa merupakan hal
sungguh-sungguh
dan
tepat
pada
Peran guru dalam menumbuhkan minat
belajar siswa juga tinggi. Jadi dapat dinyatakan bahwa, ada hubungan yang positif antara
belajar
keterampilan mengajar guru dengan minat
memberikan penguatan kepada siswa berupa
belajar
menambahkan
siswa.
Apabila
diinterpretasikan
siswa
dapat
tugas
dilakukan
ketika
siswa
dengan
tidak
besarnya koefisien korelasi 0,864 termasuk
mengerjakan PR, menasehati apabila siswa
dalam kategori sangat kuat karena berada pada
bertingkah laku kurang baik dan memberikan
rentang antara 0,80-1,000. Melalui penjabaran
hadiah ketika siswa bisa menjawab pertanyaan
tersebut dapat diketahui bahwa ada hubungan
terkait materi yang diajarkan, karena hal
keterampilan mengajar guru terhadap minat
tersebut merupakan indikator yang dalam
belajar siswa kelas V SD Negeri segugus I
penelitian ini memiliki nilai prediksi paling
Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai
besar terhadap minat belajar belajar siswa,
Selatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
yaitu sebesar sebesar 15,54% dibandingkan
Ajaran 2014/2015.
dengan tujuh indikator lainnya. Tingginya
Hasil analisis penelitian menunjukkan
keterampilan
guru
dalam
memberikan
gaya
penguatan sebanding dengan tingginya minat
mengajar guru denagn minat belajar siswa. Dari
belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
uraian tersebut dijelaskan bahwa keterampilan
Moh. Uzer Usman (2010:80) bahwa, pengutan
mengajar guru kontribusi dalam menumbuhkan
mempunyai
minat belajar siswa. Oleh karena itu, siswa
terhadap proses belajarnya dan salah satu
ada
hubungan
antara
keterampilan
yang mendapatkan keterampilan mengajar guru
pengaruh
positif
bagi
siswa
Hubungan Keterampilan Mengajar .... (Lisa Wahyuni) 13
tujuanya
adalah
merangsang
dan
sesuai dengan pendapatnya Hamzah B.Uno (2008:171) bahwa keterampilan mengadakan
menumbuhkan minat siswa. Untuk menumbuhkan minat belajar
variasi diadakan karena faktor kebosanan yang
siswa, diperlukan adanya dorongan dari dalam
disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan
diri siswa itu sendiri dan juga dorongan dari
belajar yang monoton akan mengakibatkan
luar diri siswa tersebut. Dorongan dari luar
minat siswa terhadap pelajaran menurun. Untuk
tersebut dapat diberikan guru melalui proses
itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam
pembelajaran. Hal tersebut dapat dilakukan
penyajian kegiatan belajar. Sejalan dengan
guru dengan cara memberikan
pendapatnya Syaiful Bahri Djamarah dan
berbagai
keterampilan dalam mengajar. Hal ini sesuai
Aswan
dengan karakteristik siswa kelas V yaitu
manfaat
membutuhkan
mengajar
guru
untuk
memenuhi
Zein
(2006:161-165),
memberikan adalah
variasi
satu
keterampilan
memberikan
berfungsinya
salah
kesempatan
keinginannya (Syamsu Yusuf, 2007:25). Siswa
kemungkinan
minat
kelas V masih membutuhkan seseorang untuk
belajar, minat memegang peranan yang sangat
menumbuhkan minat di dalam dirinya. Terlihat
penting, karena tanpa minat seorang siswa tidak
dari hasil penelitian ini bahwa keterampilan
akan melakukan kegiatan belajar.
guru dalam memberikan penguatan memiliki
Hasil penelitian
juga
dalam
menunjukkan
nilai paling besar dibandingkan indikator
bahwa keterampilan dalam membuka dan
lainnya. Hal tersebut diperkuat juga dengan
menutup pelajaran memiliki nilai yang cukup
pendapatnya R.Ibrahim dan Nana Syaodih
besar dalam membangun minat belajar siswa,
(2003:44) bahwa, upaya-upaya yang dapat
yaitu sebesar 13,81%. Keterampilan membuka
dilakukan guru untuk meningkatkan minat
dan menutup pelajaran harus dimiliki guru
belajar siswa berhubungan dengan komponen
dalam mengawali, membimbing dan membantu
keterampilan
siswa dalam kegiatan belajarnya. Dalam hal
mengadakan
mengajar variasi
guru
salah
satunya
dalam pada
keterampilan mengajar.
membuka
pelajaran
guru
haruslah
bisa
menciptakan prakondisi agar perhatian siswa menunjukkan
terpusat pada pengalaman belajar yang akan
bahwa keterampilan guru dalam menggunakan
disajikan sehingga akan mudah mencapai
variasi berperan dalam menumbuhkan minat
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Terlihat
belajar siswa. Terlihat dari hasil penelitian
dari hasil penelitian ini sebanyak 22,63% siswa
bahwa
memiki perhatian yang cukup terhadap materi
Hasil penelitian
keterampilan
juga
memberikan
variasi
memiliki nilai sebesar 15,05% dalam men
pelajaran yang disampaikan guru.
umbuhkan minat belajar siswa. Keterampilan
Minat belajar pada siswa SD sangatlah
mengadakan variasi dalam mengajar sangatlah
penting, dimana siswa kelas V termasuk dalam
penting karena dengan adanya variasi dalam
siswa kelas tinggi yang memiliki karakteristik
mengajar siswa tidak akan cepat bosan. Hal ini
muncul minat terhadap mata pelajaran khusus
14 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah dasar Edisi Edisi 11 Tahun ke IV Agustus 2015
Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis
(Syamsu Yusuf, 2007:25). Oleh karena itu, bahan
dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa
pembelajaran menjadi menarik karena bila
Ho ditolak dan Ha diterima. Ha yang diterima
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
dalam penelitian ini yaitu: ada hubungan yang
dengan minat siswa, maka siswa tersebut tidak
positif antara keterampilan mengajar guru
akan belajar dengan sebai-baiknya, sebab tidak
dengan minat belajar siswa kelas V SD Negeri
ada daya tari baginya. Sedangkan bila bahan
Segugus I Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu
pelajaran itu menarik minat siswa maka
Sungai Selatan Provinsi KalimantanSelatan
pelajaran itu akan mudah dipelajari dan
Tahun Ajaran 2014/2015.
guru
sebisa
mungkin
mengemas
disimpan oleh siswa. Dari hasil penelitian ketertarikan siswa memiliki nilai yang cukup
SIMPULAN
tinggi yaitu sebesar 27,10%. Hal ini berarti
Simpulan
guru sudah cukup bisa mengemas bahan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
pelajaran dengan baik. Terlihat dari hasil
diketahui bahwa rhitung lebih besar dari rtabel
penelitian bahwa keterampilan guru dalam
(0,864>0,176), jadi dapat disimpulkan bahwa
menjelaskan memiliki nilai sebesar 12,36%
ada hubungan yang positif antara keterampilan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui
bahwa
semakin
tinggi
variasi
mengajar guru dengan minat belajar siswa kelas V SD Negeri segugus I Kecamatan
keterampilan mengajar yang diberikan oleh
Simpur
Kabupaten
Hulu
guru kepada siswa maka akan semakin tinggi
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Ajaran
pula minat belajar yang dimiliki siswa. Hal ini
2014/2015.
diperkuat dengan pendapatnya Dimyanti dan
mengajar guru maka semakin tinggi pula minat
Mudjiono (2013:100) bahwa salah satu faktor
belajar siswa
Semakin
Sungai
tinggi
Selatan
keterampilan
yang mempengaruhi minat belajar adalah upaya guru
dalam
membelajarkan
siswa,
dan
pendapat McCombs,et al (dalam John.W.
DAFTAR PUSTAKA Dimyanti dan Mudjiono. (2013). Belajar & Pembelajaran. Jakarta :Rineka Cipta
Santrock, 2007) bahwa, siswa yang merasa didukung dan diperhatikan oleh guru lebih
Endang
Mulyatiningsih.
berminat untuk melakukan kegiatan akademik
Penelitian
daripada siswa yang tidak didukung dan
ALFABETA
(2013).
Pendidikan.
Metode Bandung:
yang disampaikan guru, hal ini bergantung
Hamzah B. Uno. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Haryadi Sarjono, Winda Julianita. (2011). SPSS
pada aktivitas dalam pembelajaran, apakah
vs LISREL Sebuah Pengantar Aplikasi
menarik atau sebaliknya. Ini terkait dengan
untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.
diperhatikan gurunya. Siswa yang memiliki minat belajar akan memperhatikan pelajaran
keterampilan mengajar yang digunakan guru.
Hubungan Keterampilan Mengajar .... (Lisa Wahyuni) 15
John
W
Santrock.
(2007).
Psikologi
Suharsimi
Media Group.
Cetakan
Suparman, S. (2010). Keterampilan Mengajar yang
Darling-Hammond,
John
Psikologi
(Perkembangan
Peserta
Raja Grafindo Persada.
Remaja
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zein (2006).
Didik).
Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka
Jakarta: Bumi Aksara Moh.Uzer Usman. (2010). Menjadi Guru
Syaiful Sagala. (2011). Kemampuan Profesinal
Profesional. Bandung: PT Remaja
Guru
Rosdakarya
Bandung: Alfabeta.
Ibrahim,
Nana
Syaodih.
Perencanaan
(2003).
Pengajaran.
Syamsu
dan
Tenaga
Yusuf.
(2007).
Kependidikan.
Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Jakarta:Rineka Cipta. Saifuddin Azwar
Siswa.
Syah. M. (2006). Psikologi Belajar, Jakarta. PT
Setiap Kelas. Jakarta: PT Indeks (2009).
Menyenangkan
Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
Baratz-
Snowden. (2009). Guru yang Baik di
Ketigabelas.Jakarta:
PT.Rineka Cipta
Pusaka Riau
R.
prosedur
penelitian suatu pendekatan praktek,
Pengetahuan. Pekan Baru: Yayasan
M.Ali.
(2006).
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Kusnadi. (2008). Strategi Pembelajaran Ilmu
Linda
Arikunto.
. (2014). Penyusun Skala
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
tahun 2005 Pasal 1 Ayat 1 tentang
Slameto. (2007). Belajar dan faktor-faktor
Guru dan Dosen
yang
mempengaruhinya.
Jakarta:
Statistik
PT.Rineka cipta Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif :Alfabeta
dan
Wiratna Sujarweni, Poly Endrayanto. (2012).
R&D.
Bandung
Untuk
Yogyakarta:Graha Ilmu
Penelitian.
