JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 8. No. 1 Januari 2012
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL Oleh: Ika Ayuningtyas2 dan Surti3 ABSTRACT Background: Elderly is person with an advanced age who gets the biological, physical, psychological and social change. These changes will give a big influence in all of aspects in the life. This influence not only happens in aspect of life, but also in health. Elderly should get the social support, because, indirectly, this support can reduce the physical and psychological stress which are appeared. Social support, especially from the family, can influence an individual’s attitude. For example, the lowering of anxiousness, powerlessness, and despair feeling. This condition will increase the elderly’s quality of life. Objective: To know the relationship between a family with Elderly’s anxiousness degree in home care. This home care at Rajawali Citra Public Hospital, Banguntapan Bantul. Method: This resarch uses non eksperimen and cross sectional method. The population are 26 respondens. The sampling technique uses random sampling where each individual has the same probability of being chosen at any stage during the sampling process. Result: There is a relationship between family support with elderly’s anxiousness degree of home care at Rajawali Citra Public Hospital, Banguntapan Bantul. The correlation coefficient of SpearmanBackground : Elderly is person with an advanced age who gets the biological, physical, psychological and social change. These changes will give a big influence in all of aspects in the life. This influence not only happens in aspect of life, but also in health. Elderly should get the social support, because, indirectly, this support can reduce the physical and psychological stress which are appeared. Social support, especially from the family, can influence an individual’s attitude. For example, the lowering of anxiousness, powerlessness, and despair feeling. This condition will increase the elderly’s quality of life. There is a relationship between family support with elderly’s anxiousness degree of home care at Rajawali Citra Public Hospital, Banguntapan Bantul. The correlation coefficient of Spearman Rho is -0.623, r table : 0.392 ( > ) the significance is 0.001. This significance is less more than 5% (sig. p 0.001 < 0.05). Conclusion: There is a relationship between family support with elderly’s anxiousness degree of home care at Rajawali Citra Public Hospital, Banguntapan Bantul
Keywords: Family support, Elderly’s anxiousness degree of home care. 1 2
Mahasiswa STIKES Surya Global Yogyakarta Pengajar STIKES Surya Global Yogyakarta
8
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 8. No. 1 Januari 2012 PENDAHULUAN Lansia merupakan seseorang yang karena usianya yang lanjut mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehata nya. Kesehatan manusia lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 Pasal 138). Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Tahun 1980 penduduk lanjut usia baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah penduduk. Tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta orang atau 8,9 persen. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 persen dari seluruh penduduk. Diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007, jumlah lansia di Indonesia mencapai 18,96 juta orang. Jumlah tersebut, 14% di antaranya berada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, atau yang merupakan 3 daerah paling tinggi jumlah lansianya. Peningkatan jumlah penduduk khususnya penduduk lanjut usia. (Menkokesra, 2005) Secara individu pengaruh proses ketuaan menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, mental maupun sosial ekonominya. Menurunnya fungsi berbagai organ, maka lansia menjadi
SURYA MEDIKA rentan terhadap penyakit baik yang bersifat akut maupun kronik. Lebih dari 80% penduduk lansia menderita penyakit fisik yang mengganggu fungsi mandirinya. Sejumlah 30% pasien yang konstruktif dan destruktif menderita sakit fisik tersebut menderita kondisi psikiatrik, terutama depersi dan kecemasan. (Prayitno, 2002). Kondisi lansia dengan permasalahannya yang begitu kompleks tersebut mengindikasikan bahwa lansia adalah kelompok penduduk yang rentan terhadap masalah baik ekonomi, sosial, kesehatan maupun psikologis. Permasalahpermasalahan pada lansia tentu akan berdampak pada kualitas hidup yang akan mereka capai. Kualitas hidup lansia menjadi tidak maksimal jika komponen pendukung dalam proses pencapaiannya tidak mencukupi. Lanjut usia perlu mendapatkan dukungan sosial karena secara tidak langsung dukungan dari orang-orang sekitar dapat menurunkan beban fisik dan psikologis yang dihadapi lanjut usia. Dukungan sosial terutama berasal dari keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku individu seperti penurunan rasa cemas, tidak berdaya, dan putus asa yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup lansia (Cotren & Symni cit Jayanegara, 2007). Keluarga sebagai komponen yang terdekat dan mempunyai keterkaitan emosional yang kuat dengan lansia merupakan sumber dukungan yang paling penting bagi lansia dalam memaksimalkan kualitas hidupnya. Bagi lansia, terutama yang tidak mempunyai pasangan hidup adanya orang ke dua, yaitu keluarga menjadi hal yang sangat penting untuk dapat memberikan dukungan moral (moral support) dalam proses hidupnya (Weiss cit Cutrona et al. 1994 cit Kuntjoro, 2002). 9
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 8. No. 1 Januari 2012 Dukungan sosial keluarga sangat berkaitan dengan kecemasan karena masalah-masalah kesehatan yang dihadapi seperti menurun nya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber financial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyaknya kehilangan yang lain yang dialami oleh lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologinya dari lansia (Kelley et. Al. 1999). Penggunaan sistem dukungan sosial keluarga atau individu harus menjadi bagian integral dari perawatan kesehatan keluarga. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 8 Maret 2011 di Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul (Lembaga Home Care), didapatkan data jumlah pasien lansia rata-rata tiap bulannya yaitu 28 pasien. Berdasarkan keterangan kepala bagian home care lansia mengalami sakit fisik seperti hipertensi, diabetes mellitus, stroke, osteotritis serta ganguan tidur. melakukan wawancara dengan 10 lansia, diperoleh data bahwa 5 dari 10 lansia atau mengeluhkan kurangnya perhatian dan kepedulian dari anggota keluarga. Kurangnya perhatian ini dikarenkan kesibukan dari anggota keluarganya, entah itu sibuk bekerja atau sibuk mengurus keluarganya sendiri. Lansia mengatakan merasa sulit tidur di malam hari dan keluarganya tidak mau tahu, keluarga sudah menyerahkan semuanya pada perawat yang merawat lansia. Lansia merasa kesepian karena sering ditinggal anaknya dan jarang menengoknya. Selain itu juga mereka merasa dengan adanya perawat yang merawatnya di rumah itu tetap saja tidak merubah suasana hatinya. Perawat yang merawat hanya sebatas membantu / memenuhi kebutuhan fisik. Kebutuhan psikis tetap saja kurang, karena kebutuhan psikis hanya bisa dipenuhi oleh keluarga terdekatnya yang memiliki keterkaitan emosional seperti anak, suami
SURYA MEDIKA dengan cara mengajak bicara, kumpul bersama, makan bersama. Saat wawancara dilakukan pada 3 lansia lainnya mengatakan keluarganya sehari sekali menengok sekedar untuk mengetahui kondisi lansia. Tidak peduli akan kondisi psikis lansia itu sendiri. Keluarga menganggap selama kondisi fisik lansia terlihat stabil itu menandakan tidak ada masalah. Sejumlah 2 dari 10 lansia tergantung dengan perawat sepenuhnya untuk kebutuhan fisiknya. Keluarga ke kamar lansia saat pagi sebelum bekerja dan sore hari selesai bekerja. Tidak pernah keluarga melakukan pendekatan pada lansia untuk mengajak komunikasi masalah yang lansia alami baik masalah kesehatan ataupun sekedar mengajak lansia untuk berkomunikasi dengan topik yang ringan. Keadaan yang seperti itu lansia merasa tidak berguna dan keberadaannya di rumah tidak dianggap. Keluarga merasa selama lansia ada yang merawat maka kewajibannya sebagai anak atau anggota keluarga telah dilaksanakan. Selain pada lansia, wawancara juga dilakukan pada keluarga 5 dari 7 keluarga mengatakan lansia sudah diserahkan sepenuhnya pada perawat. Keluarga tidak ada waktu yang maksimal untuk memperhatikan lansia, maka keluarga mencari perawat untuk mengurus lansia. 2 dari 7 keluarga mengatakan kurang bisa memperhatikan lansia karena sibuk mengurusi keluarganya sendiri dan juga sibuk bekerja. Mereka mengatakan selama lansia ada yang menemani di rumah mereka tidak akan khawatir dan cemas akan kondisi lansia. Berdasarkan fenomena di atas diteliti untuk mekakukan penelitian tentang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Lansia di Pelayanan Home Care Rumah Sakit Rajawali Citra Banguntapan Bantul. 10
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 8. No. 1 Januari 2012 TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia home care di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul, sedangkan tujuan khususnya agar diketahui dukungan keluarga pada lansia di pelayanan home care Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul dan diketahui tingkat kecemasan lansia di pelayanan home care Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah non eksperimen yaitu rancangan atau desain penelitian yang bersifat korelasional dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran / observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada satu saat (Nursalam, 2003). POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah seluruh subyek atau data dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien home care lansia di Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul dari bulan November sampai Februari 2011 dengan rata-rata pasien tiap bulannya 26 pasien. Jadi ada populasi sebanyak 104 pasien. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dan teknik sampling jenuh, yaitu pasien lansia di lembaga home care Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul sebanyak 26 pasien lansia.
SURYA MEDIKA LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Lokasi penelitian ini yaitu di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Banguntapan Bantul. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2011. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang diamati, Riwidikdo (2006). Data primer dari penyebaran kuesioner untuk dukungan keluarga dan tingkat kecemasan pada pasien lansia home care di Rumah Sakit Rajawali Banguntapan Bantul. Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya, data diperoleh dari pendokumentasian yaitu data yang dikumpulkan mencakup profil rumah sakit Rajawali Citra Banguntapan Bantul dan data sekunder yang berkaitan dengan masalah, landasan teori serta bahan penelitian yang diperoleh melalui artikel, jurnal, skripsi, data rekam medis dan studi kepustakaan. INSTRUMEN PENELITIAN Data dukungan keluarga dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan daftar pernyataan sebanyak 28 item pernyataan favourable dan unfavourable dengan kuesioner bersifat tertutup dengan menggunakan skala likert. Adapun teknik pengambilan sampelnya dengan sampel jenuh yaitu pengambilan sampel dengan cara semua populasi yang ada dijadikan sebagai responden. Kemudian dikategorikan skor menurut Nursalam (2003) yaitu rentang skor kategori yang membagi sama besar dengan rumus prosentase. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS 15.0 dengan menggunakan analisis 11
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 8. No. 1 Januari 2012 Spearmen Rho untuk mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Lansia Home Care di Wilayah Kerja Rumah Sakit Rajawali Citra Banguntapan Bantul.
emosional, dukungan penghargaan, dukungan insnstrumen dan dukungan 74 informatif. Dukungan keluarga diukur dengan menggunakan kuesioner yang berjumlah 25 butir. setelah data diperoleh kemudian dilakukan pengkategorian menggunakan skala ordinal sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
HASIL PENELITIAN Dukungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku yang diberikan kepada pasien oleh keluarga dalam hal memberikan dukungan sepenuhnya agar lansia tidak cemas. Dukungan keluarga terdiri dari dukungan
Tabel 1.Dukungan Keluarga Pada Pasien Lansia Home Care di Wilayah Kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul No 1 2 3
Dukungan Keluarga Tinggi Sedang Kurang
Frekuensi
Jumlah
Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 5 responden lansia atau sekitar 19.23% dari total sampel, mendapatkan dukungan yang tinggi dari keluarganya. Sedangkan, 14 responden lansia atau sekitar 53.85% dari total sampel, mendapatkan dukungan yang sedang dari keluarganya dan 7 responden lansia atau sekitar 26.92 dari
5 14 7
Presentase (%) 19,23 53,85 26,92
26
100
total sampel yang mendapatkan dukungan yang kurang. Setelah melakukan penelitian di Wilayah Kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul (Lembaga Home Care) diperoleh data gambaran tingkat kecemasan pasien lansia homecare yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Gambaran Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Lansia Home Care di Wilayah Kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul No. 1 2 3 4 5
Kategori Tidak ada cemas Cemas ringan Cemas sedang Cemas Berat Panik Jumlah
Frekuensi 0 6 16 4 0 26
Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat diketahui tingkat kecemasan pasien lansia home care, dari 26 responden terdapat 0% lansia yang tidak ada kecemasan. Sedangkan 6 responden atau sekitar 23,08% dari total sampel mengalami kecemasan ringan, terdapat 16 responden
% 0 23,08 61,54 15,38,0 0 100
atau 61,54% dari total sampel mengalami kecemasan sedang, terdapat 4 responden atau seekitar 15,38% dari total sampel mengalami kecemasan berat orang dan dari 26 responden tidak ada yang mengalami (0%). 12
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
SURYA MEDIKA
Volume 8. No. 1 Januari 2012
Tabel 3. Hasil Analisis Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Lansia Home Care di Wilayah Kerja Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Banguntapan Bantul Tingkat Kecemasan
Dukungan Tinggi Dukungan Sedang Dukungan Kurang Total ( Y )
JUMLAH %
Panik
Berat
Sedang
Ringan
JUMLAH %
0 0 0 0 0 0 0 0
1 3,86 0 0 3 11,54 4 15,39
1 3,86 11 42,31 4 15,38 16 61,55
3 11,53 3 11,53 0 0 6 23,06
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa lansia pasien home care Rumah Sakit Rajawali Citra Banguntapan Bantul, responden yang mendapatkan dukungan tinggi dengan tingkat kecemasan panik sejumlah 0%, dengan tingkat kecemasan berat sejumlah 1 responden atau 03.86, dengan tingkat kecemsan sedang sejumlah 1 responden atau 03.86, dengan tingkat kecemasan ringan sejumlah 3 responden atau 11.53, dengan tingkat kecemasan tidak ada cemas sejumlah 0%. Selanjutnya, dukungan keluarga sedang dengan tingkat kecemasan panik sejumlah 0%,
Total (x) Tidak ada 0 0 0 0 0 0 0 0
5 19,23 14 53.84 7 26.91 26 100
dengan tingkat kecemasan berat sejumlah 0%, dengan tingkat kecemasan sedang sejumlah 11 responden atau 42.31%, dengan tingkat kecemasan ringan sejumlah 3 responden atau 11.53%, dengan tingkat kecemasan tidak ada cemas sejumlah 0%. Dukungan keluarga kurang dengan tingkat kecemasan panik sejumlah 0%, dengan tingkat kecemasan beratsejumlah 3 responden atau11.53%, dengan tingkat kecemasan sedang sejumlah 4 responden atau 15.38%, dengan tingkat kecemasan ringan sejumlah 0%, dengan tingkat kecemasan tidak ada cemas sejumlah 0%.
Tabel 4. Hasil Analisis Korelasi Speraman Rho Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Lansia Home Care di Wilayah Kerja Rumah Sakit Rajawali Citra Banguntapan Bantul Variabel
Koef. Korelasi (ρ)
Sig. P
Keterangan
Dukungan keluarga
-0,623
0.001
Sig. p < 0.05; ada
dengan tingkat
hubungan yang
kecemasan lansia
signifikan
Berdasarkan hasil tesebut dapat diketahui bahwa koefisien korelasi Spearman Rho yang dihasilkan sebesar 0.623, sehingga dibandingkan dengan r table : 0.392 ( r hitung > r tabel ) dan signifikansi yang dihasilkan sebesar 0.001, dimana signifikansi tersebut kurang dari 5% (sig. p 0.001 < 0.05). Kesimpulan dari hasil tersebut ada hubungan yang
signifikan antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Lansia Home Care di Wilayah Kerja Rumah Sakit Rajawali Citra Banguntapan Bantul dimana artinya semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin berkurang tingakat kecemasan dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. 13
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 8. No. 1 Januari 2012 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui sebanyak 5 responden atau 19.23% dari total sampel mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi, terdapat sebanyak 14 orang atau 53.85% dari total sampel mendapatkan dukungan keluarga yang cukup dan terdapat 7 responden atau 26.92% mendapatkan dukungan keluarga yang kurang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dukungan keluarga sebagian besar adalah cukup baik. Dukungan keluarga yang baik kepada lansia dapat mengurangi tingkat kecemasan. Dilihat dari hasil penelitian berdasarkan penyebaran dukungan keluarga kepada lansia di setiap sub variabel, dukungan emosional dan dukungan penghargaan merupakan dukungan yang paling tinggi yang diberikan keluarga kepada pasien lansia home care. Hasil penelitian dukungan penghargaan sebanyak 86.73% responden memiliki dukungan penghargaan tinggi. Dukungan penghargaan ini diperlukan lansia karena pemberian dukungan penghargaan membantu individu khususnya lansia untuk melihat segi-segi positif yang ada dalam dirinya dibandingkan dengan keadaan orang lain yang berfungsi untuk menambah penghargaan diri, membentuk kepercayaan diri dan kemampuan serta merasa dihargai dan berguna saat individu mengalami tekanan. Dukungan Emosional sebanyak 63.08% responden. Dukungan keluarga yang baik dapat menurunkan beban fisik dan psikologis yang dihadapi lanjut usia seperti penurunan rasa cemas, tidak berdaya, dan putus asa yang pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia. Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa anggota keluarga responden memberikan dukungan keluarga yang cukup baik kepada
SURYA MEDIKA responden yaitu dengan menghormati, menghargai lansia, empati dan peduli terhadap lansia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mukaromah (2010) yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada Usia Lanjut Di Dusun Kwayuhan Nolokerto Kaliwungu”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga baik sebesar 64 orang (68,8%) dalam mengatasi kecemasan lansia. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Lansia Home Care di Wilayah Kerja Rumah Sakit Rajawali Citra Banguntapan Bantul, maka dapat disimpulkan bahwa Dukungan keluarga pada pasien lansia home care sebagian besar termasuk dalam kategori sedang (53.85%). Kemudian Tingkat kecemasan lansia home care sebagian besar termasuk dalam kategori sedang (61.54%). Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan lansia home care. DAFTAR PUSTAKA BPS. Publikasi Sensus Penduduk 2007 Kota Yogyakarta. Yogyakarta: BPS Kota Yogyakarta Freidman. M.M. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik Edisi 36Jakarta: Egc. Indonesia, Menkokesra, Peraturan Perundang-Undangan Tentang Laanjut Usia 2005 (http://www.menkokesra.go.id) Kelly, E.M., B.H. Suzuki, and M.K. Gaillard. 1999. "Education Reform for a Mobile Population." Issues in Science and Technology 15 (summer): 37–9.
14
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN
Volume 8. No. 1 Januari 2012 Komnaslansia. Memperjuangkan Kesejahteraan Lansia.2009 (http://www.komnaslansia.go.id) Kuntjoro S Z. 2002. Dukungan sosial pada Lansia http://www.epsikologi. com/epsi/artikeldi Akses 29 Maret 2011. Kuntjoro S Z. 2002. Kesehatan Jiwa dan Permasalahannaya .http://www.epsikologi.com/epsi/lanjutusia.asp.di akses 29 Maret 2011. Mukaromah. 2010. Hubungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan pada Usia Lanjut Di Dusun Kwayuhan Nolokerto, Kaliwungu. Skripsi: STIKES Surya Global. Yogyakarta
SURYA MEDIKA Nursalam. 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (Edisi Pertama). Jakarta: Salemba Medica. Prayitno, A. 2002. Gangguan Pola Tidur pada Kelompok Usia Lanjut dan Penatalaksanaannya. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Jakarta Riwidikdo Handoko, 2000. Statistik Kesehatan, Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. (Kelley et. Al. 1997). UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 Pasal 138
15