Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASIBELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VSD DI KELURAHAN PEDUNGAN
I Pt Arya Wardiana1, I Wyn. Wiarta2, Siti Zulaikha3 1, 2, 3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dan minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD di Kelurahan Pedungan, pada Tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto, korelasional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang ada di Kelurahan Pedungan pada Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 384 orang. Sampel diambil dari populasi menggunakan teknik proporsional random sampling dan jumlah sampel dari populasi ini adalah 182 orang. Data yang dikumpulkan adalah hasil dari pengisian angket tentang adversity quotient (AQ) dan minat belajar oleh responden, sedangkan data tentang prestasi belajar matematika didapat melalui pemeriksaan dokumen (document analyze). Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai uji prasyarat adalah uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi. Setelah seluruh uji prasyarat terpenuhi, berikutnya adalah uji hipotesis menggunakan anareg sederhana, korelasi product moment, anareg ganda, dan korelasi ganda. Hasil yang didapat menunjukkan: (1) Terdapat hubungan yang positif signifikan antara AQ dan prestasi belajar matematika dengan rx1= 0,525 dan koefisien determinasi sebesar 27,56%, (2) Terdapat hubungan yang positif signifikan antara minat belajar dan prestasi belajar matematika dengan rx2 = 0,575 dan koefisien determinasi sebesar 33,06%, (3) Terdapat hubungan yang positif signifikan secara bersama – sama antara AQ dan minat belajar dengan prestasi belajar matematika dengan rx1x2y = 0,639 dan koefisien determinasinya sebesar 40,83%. Maka disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H a) yang berbunyi terdapat hubungan yang signifikan secara bersama – sama antara Adversity Quotient (AQ) dan minat belajar dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD di kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 diterima. Kata kunci:Adversity Quotient (AQ), minat belajar, prestasi belajar matematika
Abstract This study aims to determine the correlation between adversity quotient and interest in learning the learning achievement of students in the fifth grade elementary Pedungan Village, the school year 2013/2014. This research is ex post facto research,
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
correlational. The population of this study were all students of class V's in the Village Pedungan the academic year 2013/2014, amounting to 384 people. Samples were taken from the population using proportionate random sampling technique and sample size of this population is 182 people. The data collected is the result of filling the questionnaire on adversity quotient (AQ) and interest in learning by respondents, while data on learning achievement obtained through examination of documents. Hypothesis testing is done using a simple regression analysis, product moment correlation, regression analysis double, and double correlation, but must first meet the prerequisite test is a test of normality, linearity, multicollinearity, and autocorrelation test. Once all the test requirements are met. The results showed: (1) There is a significant correlation between AQ and math achievement. With x1 r = 0.525 and determination coefficient of 27.56% (2) There is a significant correlation between interest in learning the mathematics learning achievement. With r x2 = 0.575 and determination coefficient of 33.06% (3) There is a significant correlation between AQ and interest in learning the mathematics learning achievement. With x1x2y r = 0.639 and determination coefficient of 40.83%.It was concluded that the null hypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis (Ha), which reads a significant link together - collaboration between Adversity Quotient (AQ) and interest in the learning of mathematics achievement in fifth grade elementary school students in urban Pedungan, South Denpasar Academic Year 2013/2014 be accepted. Keywords: Adversity Quotient (AQ), interest in learning, learning achievement
PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting serta dapat mempengaruhi perkembangan di segala bidang, dan bahkan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mengembangkan sumber daya manusia yang lebih baik. Cara yang dapat ditempuh untuk pengembangan sumber daya manusia adalah dengan pendidikan. Pada prinsipnya pendidikan diselenggarakan secara demokratis, terbuka, pembudayaan, dan pemberdayaan, membangun kemajuan, mengembangkan kreativitas, mengembangkan budaya membaca, menulis, berhitung bagi semua komponen pendidikan (Depdiknas, 2003). Pendidikan adalah suatu usaha sadar atau kegiatan teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, pengalaman, kecakapan, dan pengetahuan baru. Sebuah parameter keberhasilan yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan yang ditempuh oleh siswa adalah prestasi belajar. Tetapi, dalam meraih suatu prestasi
belajar ada yang sangat dibutuhkan yaitu proses belajar. Proses belajar merupakan hal penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungan sekitarnya. Sanjaya (2006:112) berpendapat proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tak dapat dilihat, artinya proses perubahan yang terjadi dalam diri sesorang yang belajar tidak dapat kita saksikan, kita hanya dapat melihat dari gejala – gejala perubahan perilaku yang tampak. Gejala tersebut adalah perubahan prilaku dari hasil belajar itu sendiri, dimana belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Dari proses belajar akan menghasilkan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam usaha belajarnya yang terlihat dalam bukti fisik seperti hasil rapor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern (intelegensi atau kecerdasan, bakat, minat, motivasi, dan faktor kesehatan mental) dan faktor eksternal (lingkungan rumah, sekolah, masyarakat, dan media massa). Matematika merupakan bidang studi yang memiliki cakupan luas. Cakupannya meliputi gejala – gejala yang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) berhubungan dengan angka, sebabakibat dan lain – lain yang ada dikehidupan manusia di masyarakat (Sumardyono, 2004). Pendidikan matematika memiliki tujuan yaitu untuk memahami dan mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari – hari, menggunakan penalaran pada pola – pola dan sifat matematika, memecahkan masalah yang meliputi kemapuan memahamami masalah merancang model matematika, menyelesaikan model matematika, menyelesaikan dan menafsirkan atau menginterprestasikan solusi yang diperoleh (ekawati, 2011). Dari tujuan tersebut mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sepatutnya tidak hanya menjadi teori saja, akan lebih baik jika pembelajaran matematika dibuat lebih bermakna dengan mengaplikasikannya di masyarakat. Sehingga pengetahuan yang didapat tak hanya sebatas teori tetapi telah dipraktekkan. Sehingga prestasi belajar siswa tampak di masyarakat. Namun, masyarakat berasumsi bahwa untuk meraih prestasi belajar terbaik seseorang haruslah memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi. Kecerdasan atau intelegensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan nantinya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Kenyataannya, yang terjadi di sekolah, ada siswa yang memiliki IQ tinggi tapi prestasi belajarnya rendah atau ada siswa yang memiliki IQ rata – rata atau bahkan IQ-nya rendah tapi hasil belajarnya relatif tinggi. Itu sebabnya terkadang IQ bukan satu – satunya faktor yang menentukan prestasi belajar siswa, yang dikarenakan ada faktor lain yang juga mempengaruhinya. (Goleman, dalam Rifameutia, 2004:194) faktor lain yang mempengaruhi tersebut adalah kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ). Berdasarkan penelitian Daniel Goleman, terbukti bahwa orang – orang berhasil 85% adalah karena kecerdasan emosinya baik. Berdasarkan teori Goleman, (dalam Monti, 2003:36) mengemukakan EQ tidak sekedar kemampuan untuk mengendalikan emosi dalam kaitannya dengan hubungan sosial
tetapi juga mencakup kemampuan untuk mengendalikan emosi dalam kaitannya dengan pemenuhan psikofisik. Rifameutia (2004:194) berpendapat, dengan kecerdasan emosional yang baik, seseorang akan memiliki kompetensi pribadi maupun kompetensi sosial yang baik. Tetapi, IQ dan EQ saja tidak cukup, karena ada siswa yang memiliki IQ cukup tinggi dan menunjukkan EQ yang baik tetapi prestasinya masih rendah. Rifameutia (2004) berpendapat bahwa IQ dan EQ memang tidak menentukan kesuksesan siswa dalam berprestasi tetapi keduanya memiliki peran. Dari hal di atas, selain IQ dan EQ ada faktor lain yang menunjang prestasi belajar, terutama prestasi belajar matematika siswa. Salah satunya Adversity Quotient (AQ) yang dicetuskan oleh Paul G. Stoltz (2005). Stoltz (2005) mengungkapkan bahwaAQ sebagai kemapuan seseorang dalam mengamati kesulitan dan mengolah kesulitan tersebut dengan kecerdasan yang dimiliki sehingga menjadi sebuah tantangan untuk menyelesaikannya. Hal tersebut digunakan untuk mencapai tujuan, cita – cita, harapan.AQ merupakan teori yang menjembatani IQ dan EQ, teori ini diajukan sebagai prediktor global terhadap kesuksesan. Secara umum, AQ merupakan sifat tahan banting. Dalam konsep kependidikan AQ dikatakan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, itu dikarenakan AQ merupakan sikap pantang menyerah atau sikap ketahanmalangan. Stoltz (2005) menjelaskan bahwa AQ sebagai kemampuan seseorang dalam mengamati kesulitan dan mengolah kesulitan tersebut dengan kecerdasan yang dimiliki (IQ, EQ, dan SQ) sehingga menjadi sebuah tantangan untuk menyelesaikannya. Monti(2003) menyebutkan bahwa, IQ, EQ, AQ, dan SQ merupakan kecerdasan yang membangun sesorang yang memiliki makna sendiri – sendiri yang terkait dengan berbagai potensi yang dimiliki individu dan potensi – potensi tersebut adakalanya bersifat mandiri. Siswa yang memiliki AQ akan berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) didapat, sehingga secara tidak langsung siswa tersebut akan berfikir kreatif. Menurut Stoltz (2005:18), konsep AQ begitu meyakinkan dan membagi manusia dalam tiga kelompok.Untuk memudahkan penjelasannya Stoltz memberikan gambaran, dengan menggunakan terminologi para pendaki gunung. Dalam hal ini, Stoltz membagi para pendaki gunung menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Quitters, (orang yang menyerah)Orang – orang dalam kelompok ini cenderung menolak perubahan karena kapasitasnya yang minimal. Dalam dunia pendidikan yang tergolong quitters adalah siswa yang menyerah dan mudah putus asa dalam menghadapi suatu persoalan yang ditemuinya. Bahkan takut melakukan tindakan atau belajar. Stoltz (2003:38) juga mengungkapkan seseorang atau siswa yang kecenderungan mamiliki sifat quitters menyebabkan mereka mengabaikan, menyembunyikan, atau meninggalkan dorongan inti dasar manusia atau kebutuhan dalam pendidikan. (2)Campers, (orang yang berkemah). Menurut Rifameutia (2004:198) menyebutkan bahwa orang – orang campers masih menunjukkan sejumlah inisiatif, sedkit semangat, dan beberapa usaha. Orang seperti ini lebih memilih situasi aman dan ingin berada di “zona nyaman”. Orang atau siswa yang sebagai campers adalah orang yang sudah berusaha namun, karena ada suatu faktor membuat siswa menjadi menyerah dan kalah atas suatu tantangan. (3) Climbers, (pendaki)Menurut Rifameutia (2004:198)Climbers adalah orang yang mendedikasikan diri untuk terus mendaki. Mereka memikirkan kemungkinan – kemungkinan dan berusaha menempuh kesulitan – kesulitan hidup dengan keberanian dan penuh disiplin. Mereka sering merasa sangat yakin pada sesuatu yang lebih besar daripada diri mereka, tetapi justru keyakinan ini yang membuat mereka bertahan meskipun apa yang hendak dicapai dirasakan menakutkan. Sedangkan menurut Rifameutia (2004:195) adversity dapat dijabarkan sebagai sebagai kondisi dari
ketidakbahagiaan, kesulitan, atau ketidakberuntungan. Dalam bahasa psikologi kata adversity ini sering diterjemahkan sebagai tantangan kehidupan. Jadi AQ merupakan kecerdasan menghadapi keadaan sulit atau kecerdasan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Minat belajar terdiri dari dua kata, yaitu minat dan belajar. Minat merupakan salah satu faktor internal yang cukup mempengaruhi siswa dalam mecapai suatu prestasi. Berbeda dengan bakat yang dibawa sejak lahir, minat tumbuh seiring dengan masa perkembangan siswa, dan dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat istiadat. Menurut Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan belajar menurut McGeoh (dalam Suryabrata 2004:231)adalah merubah prilaku dari praktek atau latihan. Susanto (2013:4) mengemukakan belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relative tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun bertindak. Dari uraian tersebut minat belajar adalah rasa suka yang timbul dari dalam diri seseorang karena adanya ketertarikan terhadap suatu kegiatan pembelajaran yang kemudian dilakukan dan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.Seseorang akan lebih termotivasi dan merasa senang terhadap suatu kegiatan apabila di dalam diri telah ada minat. Dalam konsep pendidikan seseorang yang memiliki minat belajar terhadap suatu pelajaran akan lebih tekun mempelajarinya karena dalam dirinya terasa ada kepuasan yang didapat.Dari pengertian diatas terdapat empat dimensi tentang minat yang dikemukakan oleh Kuder (dalam Yusuf, 2011). Keempat dimensi dari minat, yaitu, kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Dalam hal ini siswa tidak hanya dituntut untuk memiliki IQ tinggi karena IQ bukan satu – satunya yang menjadi tolak ukur siswa berprestasi melainkan ada faktor lain seperti Adversity Quotient dan minat siswa terutama minat belajar siswa untuk mencapai prestasi belajar. Oleh sebab itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah AQ dan minat berpengaruh secara signifikan dengan prestasi belajar matematika. METODE Menurut Kerlinger (dalam Emzir 2007:119), ex post facto adalah penyelidikan empiris sistematis yang tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak diberikan perlakuan. Maka penelitian yang akan dilakukan ini tergolong “ex post facto” karena dalam penelitian ini tidak melakukan treatment terhadap variabel – variabel penelitian. Penelitian ini hanya mencari data berdasarkan hasil pengukuran yang telah ada pada para koresponden. Simpulan tentang adanya hubungan antara variabel tersebut dibuat berdasarkan perbedaan yang mengiringi variable bebas dan variable terikat tanpa intervensi langsung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah adversity quotient (AQ) dan minat belajar, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika pada siswa SD kelas V. Salah satu tujuan suatu penelitian untuk mengemukakan, mengembangkan dan menguji kebenaran dari pengetahuan. Hasil dari penelitian itu haruslah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka penelitian itu harus dilaksanakan menurut metode atau langkah – langkah prosedur yang ada. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2012:117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan Tahun
Pelajaran 2013/2014, sebanyak 384 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (sugiyono:2012). Teknik yang digunakan dalam mengambil sampel adalah teknik sampling proporsional (proportionate random sampling), karena jumlah populasi yang banyak dan kecenderungan berstrata secara proportional serta bila populasi besar penelitian yang dilakukan akan sulit mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan tenaga dan waktu, maka dapat. Dari sampel yang diteliti tersebut hasilnya dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiono 2012:118). Menurut Winarsunu (2009:12) teknik sampling proporsional digunakan apabila karakteristik populasi terdiri dari kategori, kelompok, atau golongan yang setara atau sejajar yang diduga kuat memiliki pengaruh pada hasil penelitian. Prosedur yang ditempuh dilakukan dengan jalan mengambil individu yang terdapat dalam masing – masing kategori populasi, sesuai dengan proporsi atau perimbangan untuk dijadikan sampel penelitian. Sedangkan menurut Siregar (2013:31) proporsional sampel merupakan jumlah sampel yang diambil dari strata yang sebanding, sesuai dengan proporsional ukurannya.Dari jumlah populasi sebanyak 384 orang didapatlah sampel sebanyak 182 orang dari ketentuan tabel Issac and Michel. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan terlebih dahulu oleh peneliti untuk dipelajari lebih lanjut yang kemudian dari penelitian itu diperoleh informasi lalu ditarik kesimpulan dari penelitian itu. Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu dua variabel bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent). Sebagai variable bebasnya adalah AQ (X1) dan minat belajar (X2), sedangkan variable terikatnya adalah prestasi belajar matematika (Y). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang tingkat
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) AQ, minat belajar, dan prestasi belajar matematika siswa. Untuk memperoleh data tersebut digunakan teknik pengumpulan data dengan non-tes. Teknik non-tes ini merupakan pengumpulan data yang dirancang untuk memahami pribadi siswa yang pada umumnya bersifat kualitatif. Menurut Sudijono (2011:76) teknik nontes ini dapat berupa observasi, wawancara, angket, dan meneliti dokumen dokumen. Penelitian ini menggunakan teknik angket/kuisioner dan memeriksa dokumen untuk mengumpulkan data. Angket atau kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2011:199). Angket sendiri dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang terbuka ataupun tertutup. Skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar, 2013:25). Skala likert dipilih karena dapat mengukur sikap, pendapat, dan persepsi orang dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju dengan nilai setiap pernyataan yang berstatemen positif sangat setuju = 4, setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1, sedangkan pertanyaan yang berstatemen negatif, sangat setuju = 1, setuju = 2, tidak setuju = 3, sangat tidak setuju = 4. Untuk mendapatkan data tentang AQ dan minat belajar yang digunakan adalah angket atau kuisioner tersebut, dan untuk mengetahui tentang prestasi belajar matematika dapat menggunakan cara pencatatan dokumen, dokumen tersebut adalah daftar nilai guru yang mencangkup nilai harian, nilai PR, nilai portofolio, dan nilai ulangan umum. Sebelum digunakan, angket tersebut terlebih dahulu dites dengan uji validitas. Soal – soal angket AQ dan minat belajar dibuat sendiri dengan mengembangkan soal angket dari ahli masing – masing dan telah diuji validitas secara empirik oleh expert judges. Lalu dari hasil uji instrumen yang meliputi uji
validitas, dan uji reliabilitas diperoleh 24 butir soaldari 30 butir soal yang dinyatakan valid dan layak digunakan untuk mengukur tingkat AQ siswa dan sebanyak 25 butir soal dari 30 butir soal layak digunakan untuk mengukur minat belajar siswa.Untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa digunakan teknik pemeriksaan dokumen meliputi, daftar nilai guru, nilai rapor, maupun nilai ulangan umum. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana, korelasi product moment, analisis regresi ganda, dan korelasi ganda tetapi harus serangkaian uji prasyarat.Uji prasyarat tersebut adalah uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi. Setelah seluruh uji prasyarat terpenuhi, berikutnya adalah uji hipotesis Sebelum melakukan uji hipotesis, terdapat beberapa uji prasayarat yang harus dilakukan.Uji yang pertama adalah uji normalitas. Pada AQ, terdapat Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai 2tab dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai 2tab= 11,070, karena 2hit < 2tab atau 9,0749 < 11,070 maka H0 diterima atau Ha ditolak. Ini berarti sebaran data AQ berdistribusi normal. Pada minat belajar, nilai yang di dapat Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai 2tab dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai 2tab= 11,070, karena 2hit < 2tab atau 10,6032 < 11,070 maka H0 diterima atau Ha ditolak. Ini berarti sebaran data minat belajar berdistribusi normal. Dan hasil uji pada prestasi belajar matematika diperoleh Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai 2tab dengan dk = 5 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai 2 2 2 tab= 11,070, karena hit < tab atau 10,2892 < 11,070 maka H0 diterima atau Ha ditolak. Ini berarti sebaran data prestasi belajar matematika berdistribusi normal. Selanjutnya adalah uji linieritas. Uji linier yang pertama adalah uji linier antara
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) AQ dengan prestasi belajar matematika dengan hasil yang didapat didapat Fhitung sebesar 0,58 dan Ftabel 1,54, sehingga Fhitung< Ftabel atau 0,58 < 1,54 maka dapat disimpulkan bahwa metode regresi X1 atau AQ dan Y atau prestasi belajar matematika berpolah linier. Berikutnya uji linier yang kedua adalah uji linier antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika dengan hasil yang didapat Fhitung sebesar 0,19 dan Ftabel 1,54, sehingga Fhitung< Ftabel atau 0,58 < 1,54 maka dapat disimpulkan bahwa metode regresi X2 dengan Y atau minat belajar dengan prestasi belajar matematika berpolah linier. Dan yang terakhir adalah uji multikolinieritas, setelah dilakukan analisis korelasi product moment dan diperoleh nilai koefisien korelasi dari variabel bebas rx1x2 = 0,488. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai rx1x2 = 0,488< 0,800 yang berarti antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. Uji prasyarat berikutnya adalah uji autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan antara variabel AQ dengan prestasi belajar matematika dengan hasil 1,74. Dari ketentuan besaran nilai untuk autokorelasi dari rumus Durbin-Watson, yaitu 1,65< DW < 2,35. Maka hassil yang didapat dari hasil penghitungan tersebut adalah 1,65< 1,74 < 2,35. Ini berarti tidak ada masalah autokorelasi antara AQ dan prestasi belajar matematika, sehingga analisis regresi dapat dilakukan. Lalu uji autokorelasi dilakukan dengan variabel minat belajar dengan prestasi belajar matematika dengan hasil 1,67. Dari ketentuan besaran nilai untuk autokorelasi dari rumus Durbin-Watson, yaitu 1,65 < DW < 2,35. Maka hassil yang didapat dari hasil penghitungan tersebut adalah 1,65 <1,67< 2,35. Ini berarti tidak ada masalah autokorelasi antara minat belajar dan prestasi belajar matematika, sehingga analisis regresi dapat dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data hasil penelitian ini memaparkan tentang adversity qoutient (AQ) sebagai variabel bebas pertama (X1), minat belajar sebagai variabel bebas kedua (X2), dan prestasi belajar matematika sebagai variabel terikat (Y).
Setelah mendapatkan deskripsi data setiap variabel, selanjutnya adalah uji hipotesis. Pada hipotesis pertama antar variabel AQ dengan pestasi belajar matematika, didapat nilai untuk uji signifikansi koefisien korelasi, digunakan r product moment untuk n = 182 pada taraf signifikan 5%. Nilai rtabel untuk n=182 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,148. Dengan demikian rhitung> rtabel atau 0,525> 0,148. Ini berarti nilai rhitung signifikan dengan nilai 0,525, sehingga H0 yang berbunyi tidak terdapat hubungan yang positif signifikan antara Adversity Quotient (AQ) dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD di kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan tahun 2013/2014 ditolak, dan Ha diterima. Dengan sumbangan koefisien deteminasi sebesar 27,56% terhadap prestasi belajar matematika, dan persamaan garis dari AQ (X1) dengan prestasi belajar matematika (Y) adalah ŷ = 20,7 + 0,653X1. Berikut adalah arah garis regresi X1 dengan Y berdasarkan persamaan garis regresi ŷ = 20,7 + 0,653X1
y
ŷ = 20,7 + 0,653 X1
60 50 40 (X,Y) = (44,86) : (53,35) 30 20 10
α a = 20,7 x 10
20
30
40
50
Gambar 01.Gambar garis regresi ŷ = 20,7 + 0,653X1 Kemudian pada hipotesis kedua antara variabel minat belajar dengan prestasi belajar matematika didapat nilai untuk uji signifikansi koefisien korelasi, digunakan r product moment untuk n = 182 pada taraf signifikan 5%. Nilai rtabel untuk n=182 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,148. Dengan demikian rhitung>rtabel atau 0,575> 0,148. Ini berarti nilai rhitung signifikan dengan nilai 0,575,
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) sehingga H0 yang berbunyi tidak terdapat hubungan yang positif signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD di kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan tahun 2013/2014 ditolak, dan Ha diterima. Dengan sumbangan koefisien deteminasi sebesar 33,06% terhadap prestasi belajar matematika, dan persamaan garis dari minat belajar (X2) dengan prestasi belajar matematika (Y) adalah ŷ = 18,05 + 0,68X2. Berikut adalah gambar arah garis regresi X2 dengan Y berdasarkan persamaan garis regresi ŷ = 18,05 + 0,68X2
y ŷ = 18,05 + 0,68 X2
y 24 20
Ŷ = 1,49 + 0,4X1 + 0,5X2
16 12
60
(X,Y) = (20,57) : (19,49)
8
50 40
sama sebesar 40,83% terhadap prestasi belajar matematika, dan persamaan garis dari AQ (X1), dan minat belajar (X2) dengan prestasi belajar matematika (Y) adalah Ŷ = 1,49 + 0,4X1 + 0,5X2. Berikut adalah arah garis regresi ganda dari variabel X1 dan X2 dengan Y berdasarkan persamaan garis regresi Ŷ = 1,49 + 0,4X1 + 0,5X2.
4 (X,Y) = (46,98) : (52,05)
α 10
20
α
10
a = 18,05
12
14 16 18 20 22
Gambar 03.Gambar garis regresi gandaŶ = 1,49 + 0,4X1 + 0,5X2.
x 10
x
a = 1,49
30
20
30
40
50
Gambar 02.Gambar garis regresi ŷ = 18,05 + 0,68X2 Dan untuk uji hipotesis terakhir antara AQ dan minat belajar dengan prestasi belajar matematika didapat nilai didapat Fhitung >Ftabel atau 61,759084 > 3,04. Sehingga H0 ditolak dan Ha yang berbunyi terdapat hubungan yang positif signifikan secara bersama – sama antara Adversity Quotient (AQ) dan minat belajar dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD di kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan tahun 2013/2014, diterima. Dengan persamaan regresinya Ŷ = 1,49 + 0,4X1 + 0,5X2, dengan korelasi sebesar 0,639. Dan memberi sumbangan sebesar 40,83% untuk prestasi belajar matematika. Dengan sumbangan koefisien deteminasi secara bersama –
Berdasarkan hasil penelitian dan penghitungan tersebut, didapat bahwa adversity quotient (AQ) memberikan pengaruh atau kontribusi sebesar 27,56% untuk prestasi belajar matematika siswa. Karena dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa hasil r hitung sebesar 0,525 dengan r tabel dengan nilai 0,148 yang berarti r hitung> r tabel, sehingga H a yang berbunyi terdapat hubungan yang positif signifikan anatara adversity quotient (AQ) dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD di kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan diterima.Untuk menentukan keberhasilan siswa dalam belajar tidak hanya berpatok pada intellectual quotientnya saja, melainkan ada faktor seperti AQ. AQ merupakan salah satu kecerdasan yang dimiliki sesorang dalam mengatasi kesulitan. AQ merupakan sikap yang menjukkan kemampuan orang untuk bisa
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) mengatasi segala kesulitan, hambatan saat ia mengalami kegagalan.Dalam kehidupan, siswa diharapkan mampu untuk mengembangkan juga AQ yang dimilikinya. Ada beberapa cara untuk mengembangka AQ, yaitu dengan cara yang dikenal dengan LEAD (listening, explore, analyze, do something), maka seiring dengan waktu, AQ siswa akan meningkat dan tentunya akan mempengaruhi prestasi belajar.Semakin tinggi AQ yang dimiliki siswa maka semakin tinggi tinggi pula ketahanmalangan yang dimiliki siswa tersebut jika mendapatkan kesulitan dalam hidupanya serta jika siswa memiliki minat belajar yang semakin tinggi dan meningkat, maka siswa tersebut tidak akan merasa puas tentang apa yang dipelajari dan akan terus belajar untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Penelitian ini juga dilakukan penelitian tentang minat belajar siswa, dan ternyata minat belajar memeberikan sumbangan sebesar 33,06%. Karena berdasarkan hasil penelitian, didapat r hitung sebesar 0,575 dan r tabel sebesar 0,148 yang berarti r hitung> r tabel, sehingga Ha yang berbunyi terdapat hubungan yang positif signifikan anatara minat belajar dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD di kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan diterima. Minat merupakan rasa ketertarikan terhadap suatu kegiatan yang timbul dari dalam diri seseorang yang kemudian dilakukan dan mendatangkan kepuasan dalam dirinya. Minat dapat datang dari luar diri siswa, seperti siswa mendapat pujian atas apa yang dikerjakan. Karena pada dasarnya guru dapat memberikan hadiah (reward) secara berkala berupa pujian, ancungan jempol, atau mungkin berupa benda, guru memberikannya karena sudah menganggap siswa yang bersangkutan telah berhasil dengan baik menuntaskan tugas yang telah diberikan.Dari hal tersebut minat belajar dapat mendorong dan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih giat lagi.
Berdasarkan analisis kedua variabel tersebut, AQ dan minat belajar memberikan sumbangan sebesar 40,38% yang berdasarkan penelitian menyatakan F hitung sebesar 61,759 dan F tabel dengan nilai 3,04 yang berarti F hitung> Ftabel sedangkan residunya sebesar 59,62% merupakan faktor lain yang menunjang prestasi belajar matematika siswa diluar variabel yang diteliti. PENUTUP Dari hasil uji hipotesis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa (1) Terdapat hubungan yang signifikan antaraAdversity Quotient(AQ) dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD di kelurahan Pedungan, Denpasar SelatanTahun Pelajaran 2013/2014, dengan koefisien korelasi rhitung = 0,525 dan memberikan sumbangan 27,56% terhadap prestasi belajar matematika,dan garis regresinya ŷ = 20,7 + 0,653X1.(2) Terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar metematika pada siswa kelas V SD di kelurahan Pedungan, Denpasar SelatanTahun Pelajaran 2013/2014,dengan koefisien korelasi rhitung = 0,575 dan memberikan sumbangan 33,06% terhadap prestasi belajar matematika, dan garis regresinya ŷ = 18,05 + 0,68X2(3) Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama – sama antaraAdversity Quotient (AQ) dan minat belajar dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SD di kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, dengan koefisien korelasi rhitung =0,639dan memberikan sumbangan 40,83% terhadap prestasi belajar matematika, serta garis regresi secara bersama – sama yaitu Ŷ = 1,49 + 0,4X1 + 0,5X2. Adapun saran yang dapat disampaikan, berdasarkan hasil analisis tersebut adalah (1) Bagi siswa, disarankan untuk meningkatkan AQ yang dimiliki agar mampu mengatasi setiap kesulitan yang ada, serta meningkatkan juga minat yang dimiliki agar mampu belajar dengan cepat. (2) Bagi guru, disarankan untuk ikut membantu meningkatkan AQ siswa nya dan juga
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) memotivasi siswa agar memiliki minat belajar yang tinggi (3) Bagi sekolah, disarankan agar memperhatikan faktor – faktor lain yang dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa seperti AQ dan minat belajar yang nantinya juga akan memperlancar kegiatan pembelajaran. (4) Bagi orang tua siswa, disarankan untuk memantau dan melihat minat yang dimiliki anak sehingga anak benar – benar terarah dalam mencapai cita – citanya, serta melatih anak agar maemiliki AQ yang tinggi, sehingga anak mampu untuk megendalikan diri ditengat masalah yang dimilikinya. (5) Bagi peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian dengan lingkup yang lebih luas lagi, dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi seluruh elemen masyarakat yang menggunakan penelitian ini.
DAFTAR RUJUKAN Agung, Gede. 2011. “Penelitian Konvensional (Ex Post Facto/Survei dan Eksperiment)”. Makalah disajikan dalam seminar dan pelatihan penelitian Ex Post Facto dan eksperimental. HMJ PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA. Singaraja, 14 April 2011.
Jannah, Raodatul. 2011. Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak lainnya. Jogjakarta: DIVA Press. Japa, I Gusti Ngurah, dkk. 2011. Pendidikan Matematika I. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Rifameutia, Tjut. 2004. Kiat – Kiat Memantapkan Adversity Quotient Siswa Akseleran. Dalam Reni Akbar Hawadi (Ed.), Akselerasi. Jakarta: Grasindo. Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Satiadarma, Monti P. dan, Fidelis E.Waruwu. 2003. Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta Stoltz, Paul G.. 2005. Adversity Quontient (Mengubah Hambatan Menjadi Peluang). Jakarta: Grasindo
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi untuk Kelas VI Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
____________. 2003. Adversity Quontient @Work (Mengubah Tantangan Sehari – hari Menjadi Kunci Sukses Anda). Jakarta. Interaksara
Ekawati, Estina. 2011. Peran, Fungsi, dan Karakteristik Matematika Sekolah”. Tersedia pada http://p4tkmatematika.org/2011/ 10/peran-fungsi-tujuan-dankarakteristik-matematikasekolah/ (Diakses tanggal 12 Desember 2013)
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Emzir.
2012. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rajawali Pers. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Syah,
Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Universitas Pendidikan Ganesha. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi DanTugas Akhir. Singaraja: UNDIKSHA. Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik Dalam peneltian Psikologi & Pendidikan. Malang:UMM Press Yusufsila. 2011. “Tes Minat Belajar”. Tersedia pada yusufsila.blogspot.com/2011/10/ penilaian-pendidikan-tes-minatbelajar.html (diakses tanggal 10 Desember 2013).