perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI to 2012 commit user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Resty Hermita
NIM
: K4308111
Jurusan/Program Studi : PMIPA/Pendidikan Biologi menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Resty Hermita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: RESTY HERMITA K4308111
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mandapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Resty Hermita. Hasil Belajar Kognitif Biologi Diprediksi dari Emotional Quotient (EQ) dan Kesiapan Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juli 2012. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara: 1) Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, 2) kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, 3) Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling sejumlah 74 sampel. Pengumpulan data diambil dengan tiga metode, meliputi tes, dokumentasi, dan angket. Pengumpulan data emotional quotient (EQ) menggunakan metode tes, hasil belajar kognitif menggunakan metode dokumentasi, dan kesiapan belajar diukur dengan angket. Teknik analisis yang digunakan adalah statistik analisis korelasi regresi dengan SPSS 17. Hasil penelitian ini adalah 1) terdapat hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, 2) terdapat hubungan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, 3) terdapat hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Hubungan dari ketiga hipotesis tersebut bernilai positif dan signifikan. Kata kunci : Emotional Quotient (EQ), kesiapan belajar, hasil belajar kognitif biologi, analisis korelasi regresi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Resty Hermita. Biology Cognitive Learning Achievement Predicted From Student’s Emotional Quotient (EQ) and Learning Readiness in X Grade of SMA Negeri 7 Surakarta in Academic Year 2011/2012. Thesis. Surakarta. Teacher and Training Education Faculty. Sebelas Maret University. July 2012. The aims of this research are certain the relationship of 1) emotional quotient (EQ) with student’s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012, 2) learning readiness with student’s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012, 3) emotional quotient (EQ) and learning readiness with student’s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012. This was a correlational quantitive research. The population were all of the students in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year of 2011/2012. The sample was taken among 74 samples of student using simple random sampling technique. The data was collected by test, documentation, and questionnaire. Test was used to knowing student’s emotional quotient (EQ), documentation was used to getting student’s cognitive learning achievement, and learning readiness was measured by using questionnaire. Analyze uses correlation regression analysis with SPSS 17. The result showed that 1) there is a relationship between emotional quotient (EQ) and student’s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012, 2) there is a relationship between learning readiness and student’s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012, 3) there is a relationship both of emotional quotient (EQ) and learning readiness with student’s cognitive learning achievement of biology in X grade of SMA Negeri 7 Surakarta in academic year 2011/2012. The three aforementioned correlation are considered as significant and positive valuable. Keywords: Emotional Quotient (EQ), learning readiness, cognitive learning outcome of biology, correlation regression analysis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO ”Hidup hanya sekali, jalanilah dengan baik, hidup adalah perjuangan, hargailah setiap detiknya, lakukan yang terbaik dengan penuh semangat”. ”Jangan pernah berhenti untuk belajar, karena siapa pun yang terus belajar akan tetap muda”. “Lancarkanlah urusan orang lain, maka Allah akan memperlancar urusanmu”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk: Ibu terkasih, tercinta, dan tersayang, doa dan kasih sayangmu menjadikan kekuatan dan kelancaran di setiap langkahku....terima kasih tiada tara untukmu Ibu. Bapak, terima kasih atas dukungan dan segala pengertian serta pengorbanan Bapak…terima kasih sedalam-dalamnya. Kakakku “Nela Rofisian” terkasih
dan keponakanku “Hafiza Naya”
tercinta….kalian yang telah mewarnai kehidupanku dengan segala keceriaan….terima kasih atas motivasi dan senyumannya. Pak Puguh dan Bu Alvi, terima kasih atas bimbingan, nasehat, dan kesabarannya. Evi
NH,
Rahma,
Fety,
Shelly,
Iva
Yuni,
Ita
Widya….teman
berbagi….kalian tempat mencurahkan uneg-uneg dan kepenatan…tanpa kalian aku tidak ada artinya….terima kasih atas semangat dan kesabarannya….i love u. Anisa Nur Khasanah, Afi, Isnaini, Fatimah, Novita (AFNIRA)....terima kasih
teman
diskusi
dan
tawaku....kalian
memang
teman
yang
solid...kalian membuatku hidup dan nyaman...aku merasa menjadi seseorang yang lebih berarti...i love u ANFISMAN Holic. Someone yang ada disana....terima kasih atas semangatmu...i miss u. Semua siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta....terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya. Teman-teman P. Biologi 2008, terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan yang tak akan terlupakan. Almamater tercinta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala rahmat,
hidayah
menyelesaikan
serta
inayah-Nya.
penyusunan
skripsi
Atas dengan
kehendak-Nya judul
penulis
“HASIL
dapat
BELAJAR
KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Biologi, Jurusan Pendidikan Matetatika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan, bimbingan, serta pengarahan berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 5.
Dra. Hj. Alvi Rosyidi, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam menyusun skripsi ini.
6. Kepala SMA Negeri 7 Surakarta, yang telah memberikan kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Guru Biologi Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta yang telah membantu dan commit to user memberikan dukungan pada saat jalannya penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Siswa-siswi kelas X dan keluarga besar SMA Negeri 7 Surakarta atas segala partisipasi dan dukungannya selama penelitian. 9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGAJUAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. vi HALAMAN ABSTRACT ............................................................................ vii HALAMAN MOTTO ................................................................................... viii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1 B.
Perumusan Masalah ............................................................. 5
C.
Tujuan Penelitian ................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka dan hasil penelitian yang relevan ................ 7 1. Emotional Quotient (EQ) ............................................... 7 a. Pengertian Emotional Quotient (EQ) ........................ 7 b. Ciri-Ciri Emotional Quotient (EQ) ........................... 8 c. Skala Emotional Quotient (EQ) ............................... 9 2. Kesiapan Belajar ............................................................ 11 commit to user a. Pengertian Kesiapan Belajar .................................... 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kesiapan Belajar ...................................................... 12 c. Aspek-Aspek Kesiapan Belajar ............................... 13 d. Prinsip-Prinsip Kesiapan Belajar .............................. 14 3. Belajar dan Hasil Belajar ............................................... 16 a. Pengertian Belajar .................................................... 16 b. Pengertian Hasil Belajar ........................................... 17 c. Ranah Hasil Belajar .................................................. 18 1) Ranah Kognitif ................................................... 18 2) Ranah Afektif ..................................................... 20 3) Ranah Psikomotorik ........................................... 21 d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .... 21 4. Teori Belajar .................................................................. 23 a. Pengertian Teori Belajar ........................................... 23 b. Penggolongan Teori Belajar .................................... 24 5. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................... 26 B. Kerangka Berpikir ................................................................ 28 C. Hipotesis ............................................................................... 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 32 1. Tempat Penelitian ............................................................ 32 2. Waktu Penelitian .............................................................. 32 B. Rancangan Penelitian .............................................................. 33 C. Populasi dan Sampel ............................................................... 34 D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 35 E. Pengumpulan Data .................................................................. 35 1. Variabel Penelitian ........................................................... 35 2. Metode Pengumpulan Data .............................................. 36 3. Teknik Penyusunan Instrumen ......................................... 37 F. Validasi Instrumen Penelitia .................................................. 39 commit to user a. Uji Validitas Item Angket .................................................. 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Uji Reliabilitas Angket ...................................................... 40 G. Analisis Data ........................................................................... 40 1. Uji Prasyarat Analisis Regresi .......................................... 40 a. Uji Normalitas ........................................................... 41 b. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi .................... 41 c. Uji Homoskedastisitas .............................................. 42 d. Uji Multikolinearitas ................................................. 42 2. Uji Hipotesis .................................................................... 43 3. Uji Lanjut ......................................................................... 47 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ......................................................................... 49 1. Emotional Quotient (X1) ................................................... 49 2. Kesiapan Belajar (X2) ........................................................ 51 3. Hasil Belajar Kognitif Biologi (Y) .................................... 52 B. Pengujian Persyaratan Analisis .............................................. 53 1. Uji Normalitas ................................................................. 53 2. Uji Linearitas dan Keberartian .......................................... 53 3. Uji Homoskedastisitas ...................................................... 53 4. Uji Multikolinearitas ......................................................... 53 C. Pengujian Hipotesis ................................................................. 54 1. Uji Hipotesis Pertama ...................................................... 54 2. Uji Hipotesis Kedua ......................................................... 55 3. Uji Hipotesis Ketiga ......................................................... 57 D. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................ 57 BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan .............................................................................
65
B. Implikasi .................................................................................. 66 C. Saran ........................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 68 commit to user LAMPIRAN .............................................................................................. 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Posisi Penelitian yang Dilaksanakan Peneliti ................................
21
Tabel 2 Aspek dan Indikator Emotional Quotient (EQ) ............................... 37 Tabel 3 Validitas Konstruk Angket Kesiapan Belajar .................................
38
Tabel 4 Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out ..................................
39
Tabel 5 Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Try Out ..............................
40
Tabel 6 Deskripsi Data ..................................................................................
49
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Data Skor Emotional Quotient (EQ) .............
50
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Kesiapan Belajar ...................................
51
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Kognitif Biologi ..............
52
Tabel 10 Hasil Uji Prasyarat Penelitian .......................................................
53
Tabel 11 Hasil Analisis Uji Hipotesis Pertama ..........................................
54
Tabel 12 Hasil Analisis Uji Hipotesis Kedua ................................................
55
Tabel 13 Hasil Analisis Uji Hipotesis Ketiga ...............................................
57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Hubungan antar Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil
30
Belajar .......................................................................................... Gambar 2 Jadwal Penelitian .........................................................................
32
Gambar 3 Bagan Paradigma Penelitian ........................................................
33
Gambar 4 Histogram Distribusi Frekuensi Skor EQ ....................................
50
Gambar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar ......................
51
Gambar 6 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kognitif Biologi...
52
Gambar 7 Diagram Pencar Regresi Linier Sederhana Skor EQ dengan Hasil Belajar Kognitif Biologi ...................................................
55
Gambar 8 Diagram Pencar Regresi Linier Sederhana Kesiapan belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Biologi .......................................
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Instrumen Penelitian a. Kisi-Kisi Angket Kesiapan Belajar ....................................
71
b. Angket Kesiapan Belajar ....................................................
72
Lampiran 2. Analisis Instrumen a. Uji Validitas Angket Kesiapan Belajar ..............................
76
b. Uji Reliabilitas Angket Kesiapan Belajar .........................
100
c. Daftar Nama Sampel Try Out .............................................
122
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian a. Hasil Tes Emotional Quotient (EQ) .................................
123
b. Data Awal Kesiapan Belajar .............................................
130
c. Daftar Nilai UH 1 dan UH 2 Semester Genap ...................
151
d. Daftar Responden Penelitian ..............................................
154
e. Daftar EQ, Kesiapan Belajar, dan Hasil Belajar Kognitif Biologi .................................................................................
156
f. Deskripsi Data ....................................................................
159
Lampiran 4. Hasil Uji Prasyarat a. Uji Normalitas ....................................................................
162
b. Uji Linearitas ......................................................................
165
c. Uji Homoskedastisitas .......................................................
167
d. Uji Multikolinearitas ...........................................................
168
e. Nilai Kritik Uji Lilliefors ....................................................
169
Lampiran 5. Analisis Data a. Uji Hipotesis Pertama ........................................................
170
b. Uji Hipotesis Kedua ...........................................................
172
c. Uji Hipotesis Ketiga ...........................................................
174
Lampiran 6. Uji Lanjut .................................................................................
176
Lampiran 7. Surat Perijinan ........................................................................
177
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses penting bagi perubahan tingkah laku manusia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan sehingga terbentuk pengalaman dan peningkatan kemampuan (kompetensi) serta kematangan pribadi (Slameto, 2003:2). Terdapat tiga komponen utama dalam belajar yaitu input, proses, dan output. Input merupakan segala sesuatu yang ada pada diri siswa yaitu motivasi, minat, bakat, inteligensi. Proses belajar merupakan proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh yaitu berupa model atau strategi pembelajaran yang digunakan pada saat proses belajar, serta sarana prasarana yang mendukung. Model pembelajaran dan sarana prasarana yang mendukung dapat menciptakan proses belajar yang optimal dan menghasilkan hasil belajar yang baik. Input yang berpengaruh pada output pembelajaran dapat meningkatkan proses belajar yaitu berupa perubahan tingkah laku dan hasil belajar. Hasil belajar merupakan tujuan proses pembelajaran yang terdiri dari 3 ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa yang menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Ranah afektif berhubungan dengan sikap, nilai, minat, motivasi, dan apresiasi siswa. Ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilanketerampilan yang dimiliki setiap individu (Roestiyah, 2007:110). Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif merupakan ranah yang paling mendominasi dan menonjol karena berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran, serta sering dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan siswa (Sudjana, 2010:23). Ranah kognitif memiliki enam kategori dimensi proses kognitif yang meliputi C1 sampai C6 yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mngevaluasi, dan mencipta (Anderson, 2010:99). Ketercapaian keenam jenjang kognitif menunjukkan keberhasilan pencapaian hasil belajar kognitif seseorang. Setiap individu memiliki kemampuan kognitif berbeda, to userindividu lainnya. Individu yang sehingga membedakan individu commit satu dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memiliki kemampuan kognitif berbeda akan berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif sebagai subyek belajar. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Slameto, 2003:54). Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi dua faktor yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis lebih berhubungan dengan kondisi fisik. Faktor psikologis berhubungan dengan kondisi jiwa seseorang yang meliputi tujuh komponen utama yaitu intelegensi, bakat, minat, motivasi, perhatian, kelelahan, dan kesiapan (Slameto, 2003:54). Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Di antara kedua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, faktor yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal yaitu sebesar 70% sedangkan faktor eksternal hanya mempengaruhi 30% (Clark, 1981 dalam Sudjana, 2005:39). Faktor internal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Beberapa faktor internal yang berperan penting dalam menentukan hasil belajar adalah intelegensi dan kesiapan. Sulaeman (2008:45) mendapatkan hasil bahwa intelegensi memberi pengaruh dan menunjang terhadap hasil belajar siswa. Putri (2011:62), Fatchurrochman (2011:68), dan Darso (2011:159) mendapatkan hasil bahwa kesiapan belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar, dengan kesiapan belajar yang lebih baik dan matang dapat menghasilkan hasil belajar yang baik juga. Salah satu faktor internal (aspek psikologis) yang mempengaruhi hasil belajar adalah inteligensi. Inteligensi memiliki tiga jenis kecakapan yaitu kecakapan menyesuaikan diri dalam situasi yang baru, kemampuan abstrak dan mengkombinasikan sesuatu yang dapat dinilai dan diukur (J.P.Chaplin, 1971 dalam Slameto, 2003:56). Inteligensi berpengaruh pada kemajuan belajar. Siswa dengan inteligensinya tinggi berpeluang untuk lebih berhasil dibanding siswa dengan inteligensinya rendah. Selain kemungkinan di atas, ternyata siswa dengan tingkat inteligensinya tinggi belum tentu berhasil dalam belajarnya. Hal tersebut disebabkan karena to user diantara banyak faktor yang inteligensi hanya merupakan commit satu faktor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempengaruhi hasil belajar. Taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2003:44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati, berempati serta kemampuan bekerja sama. Menurut BarOn (2005:4), dalam EQ terdapat 5 skala yaitu skala intrapersonal, skala interpersonal, skala kemampuan penyesuaian diri (adaptability), skala manajemen stress, dan skala suasana hati umum (general mood). EQ (Emotional Quotient) merupakan hasil dari aktivitas individu dalam melatih fungsi-fungsi emosional diri sendiri maupun orang lain yang melibatkan kemampuan perasaan dan emosi sehingga memperoleh hasil belajar optimal (Aunurrahman, 2009:87). Kecerdasan emosional yang tidak berfungsi maksimal maka hasil belajar yang diperoleh juga tidak maksimal. Kecerdasan emosional merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar, jika kecerdasan emosi berkembang baik maka dapat meningkatkan hasil belajar. Kecerdasan emosional berpengaruh dan berperan penting dalam meningkatkan hasil belajar (Ogundokun & Adeyemo, 2010:135). Hal ini senada dengan hasil penelitian Wahyuningsih (2004:64) bahwa EQ berhubungan positif dan signifikan terhadap hasil belajar, dimana kecerdasan emosional tinggi maka hasil belajar tinggi. Pembelajaran yang memperhatikan emosi dapat membantu mempercepat siswa dalam memahami materi pelajaran. Memahami emosi siswa juga membuat pelajaran lebih berarti dan permanen, karena siswa akan hadir baik secara fisik maupun psikis. Kecerdasan emosional juga mampu memaksimalkan fungsi kecerdasan intelektualnya sehingga mampu menunjukkan prestasi yang lebih baik. Selain inteligensi, faktor internal lain yang mempengaruhi belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan belajar merupakan prasyarat dalam belajar bagi seseorang untuk dapat berinteraksi dan memberi respons dengan cara dan kondisi commitbelajar to userdipengaruhi oleh beberapa kondisi tertentu (Slameto, 2003:113). Kesiapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencakup kondisi fisik (keadaan, lelah, alat indera), mental (kecerdasan), emosional. Kesiapan belajar memiliki dua dimensi yaitu kesiapan jasmani dan rohani (mental) (Aunurrahman, 2009:52). Kesiapan belajar juga perlu diperhatikan, dengan kesiapan belajar yang baik dan lebih matang, akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik (Huhn, 1980:30). Tanpa kesiapan belajar tujuan belajar tidak akan tercapai secara optimal. Kesiapan belajar tidak hanya diartikan dalam kesiapan fisik dan psikis saja, tetapi juga diartikan siap dalam materiil. Kesiapan materiil merupakan alat bantu yang mendukung pembelajaran seperti adanya bahan yang dipelajari berupa buku, catatan pelajaran, modul untuk pembelajaran (Djamarah, 2002:35). Kesiapan siswa dalam belajar merupakan kondisi diri siswa yang telah dipersiapkan untuk suatu kegiatan belajar. Sehingga kesiapan belajar merupakan kebutuhan yang disadari mendorong usaha untuk mencapai tujuan belajar. Terdapat hubungan erat antara kesiapan belajar dengan hasil belajar. Hal tersebut dinyatakan oleh Long dan Agyekum (1984:710) bahwa terdapat beberapa hal dalam kesiapan belajar khususnya aspek mental dan emosional meliputi kecerdasan, kemandirian, kepercayaan diri, kegigihan, inisiatif, kreativitas, kemampuan untuk kritis mengevaluasi diri sendiri, keinginan untuk belajar, dan orientasi tugas yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti ingin meneliti mengenai hubungan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar terutama faktor internal yaitu Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar, dimana kedua faktor internal tersebut menunjang pencapaian hasil belajar siswa, sehingga peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut: “HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, untuk merujuk prediksi masalahnya dapat dirumuskan dalam bentuk regresi sebagai berikut: 1. Adakah hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012? 2. Adakah hubungan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012? 3. Adakah hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti menetapkan beberapa tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya: 1. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 2. Hubungan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 3. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi mengenai faktor internal dalam mempengaruhi belajar yaitu EQ dan kesiapan belajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam memprediksi hasil belajar kognitif biologi siswa sehingga dapat dijadikan tolok ukur dalam pencapaian hasil belajar kognitif biologi siswa. 2. Manfaat Praktis a. Guru Guru mengetahui EQ dan kesiapan belajar siswa sehingga dapat memprediksi hasil belajar siswa. b. Siswa Siswa mengetahui EQ dan kesiapan belajar turut memprediksi hasil belajar siswa sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal pada mata pelajaran biologi. Siswa dapat mengelola emosi dengan baik, tidak mudah menyerah dan putus asa saat menghadapi kesulitan dalam belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar kognitif dengan baik. c. Orang Tua Dapat membimbing dan memotivasi anak supaya mampu mengelola emosi dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif yang dicapai. d. Institusi Terkait Memberikan masukan dan kontribusi pada institusi dan sekolah bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Dengan demikian sekolah dapat melakukan perbaikan pada proses belajar mengajar di sekolah menengah selanjutnya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. e. Peneliti Lain Sebagai penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa selain kedua faktor yang telah diteliti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Emotional Quotient (EQ) a. Pengertian Emotional Quotient (EQ) Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah emotional quotient (EQ). Emotional quotient atau dikenal dengan kecerdasan emosional merupakan bagian dari aspek kejiwaan seseorang yang paling mendalam, dan merupakan suatu kekuatan, karena dengan adanya emosi itu manusia dapat menunjukkan keberadaannya dalam masalah-masalah manusia. Aunurrahman menegaskan bahwa, “Emotional quotient (EQ) lebih merupakan hasil dari aktivitas individu dalam melatih fungsi-fungsi emosional diri sendiri atau oleh orang lain sehingga lebih merupakan hasil belajar” (2009:87). Hasil dari melatih fungsi emosional tersebut berupa kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Kecerdasan emosi berperan penting dalam menunjang pencapaian keberhasilan seseorang (Aunurrahman, 2009:88). Seseorang
yang
memiliki
kecerdasan
emosional
berarti
memiliki
kemampuan dalam menggunakan emosi-emosi seseorang yang dapat membantu memecahkan masalah, mampu mengendalikan emosi, tenang dan stabil, berpikir positif, bisa memahami orang lain dan pandai bergaul, serta menjalani kehidupan secara lebih efektif. Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan
terutama
orang
tua
pada
masa
kanak-kanak
sangat
mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional. Selain itu, EQ to user keturunan. Keterampilan dasar tidak begitu dipengaruhi commit oleh faktor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba tetapi membutuhkan proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk kecerdasan emosional tersebut besar pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila anak diajarkan keterampilan dasar kecerdasan emosional, secara emosional akan lebih cerdas, penuh pengertian, mudah menerima perasaan-perasaan dan lebih banyak pengalaman dalam memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga pada saat remaja akan lebih banyak sukses di sekolah dan dalam berhubungan dengan teman sebaya (Gottman, 1999:250). b. Ciri-Ciri Emotional Quotient (EQ) Menurut Goleman (2003:45) menegaskan bahwa ciri-ciri emotional quotient meliputi “Kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa”. Seseorang dapat mengaplikasikan ciri emotional quotient yang terdapat pada diri seseorang meliputi kemampuan memotivasi diri sendiri, ketahanan menghadapi frustasi, kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, serta kemampuan menjaga suasana hati. Kemampuan memotivasi diri sendiri merupakan kemampuan internal pada diri seseorang berupa kekuatan mendorong seseorang untuk mampu menggerakkan kemampuan atau potensi fisik dan mental dalam melakukan aktivitas tertentu sehingga mampu mencapai keberhasilan yang diharapkan. Ketahanan menghadapi frustasi, mencakup kemampuan menghadapi frustasi dengan cara menghadapi suatu masalah sehingga memiliki daya tahan lebih tinggi dalam menghadapi persoalan yang kompleks. Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mencakup mengendalikan emosi agar tidak depresi dan selalu optimis untuk mencapai keberhasilan. Ketika menghadapi kesuksesan seseorang harus melihat keadaan lingkungan sekitar dan tidak memperlihatkan sikap yang berlebih-lebihan. Kemampuan menjaga suasana hati, kemampuan ini terkait dengan kemampuan mengatasi masalah, karena commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seseorang yang telah mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi akan lebih dewasa dalam menghadapi persoalan-persoalan yang lebih berat. Kemampuan-kemampuan
ini
ternyata
mampu
memberikan
kontribusi yang lebih besar terhadap diri seseorang untuk mampu mengatasi berbagai masalah kehidupan. Menurut Goleman menegaskan bahwa “Bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar, dengan tujuh varietas utama” (2003:50). Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Goleman disebut sebagai kecerdasan emosional. Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan Gardner (Goleman, 2003:57) dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu yaitu kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. c. Skala Emotional Quotient (EQ) Kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional, Goleman menegaskan, “Menempatkan kecerdasan emosional dan memperluas kemampuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, meliputi: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan” (2003:57). Mengenali emosi diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan diri pada saat perasaan itu terjadi, mampu menggunakannya untuk membuat keputusan diri sendiri, mempunyai kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan, mengekspresikan dan mengendalikan emosi sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri, melepaskan kecemasan, kemurungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan
yang menekan.
Memotivasi
diri
sendiri
adalah
kemampuan untuk membangkitkan semangat dan tenaga untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, mampu menghadapi kegagalan dan frustasi, berusaha menerima atau menolak sesuatu yang diinginkan maupun yang commit to user inisiatif. Untuk mendapatkan tidak diinginkan, serta mampu mengambil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hasil belajar yang optimal maka harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasaan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif. Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Empati merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan mampu menimbulkan hubungan saling percaya. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu mendengarkan keluh kesah orang lain. Membina hubungan merupakan keterampilan yang menciptakan dan mempertahankan hubungan dengan orang lain, kepemimpinan, dan keberhasilan antarpribadi (Goleman, 2003:59). Dalam membina hubungan individu harus mampu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, menciptakan serta mempertahankan hubungan dengan orang lain, dan mampu memimpin. Merujuk pada Ogundokun dan Adeyemo (2010:135) keberhasilan
bahwa
kecerdasan
akademik.
emosional
Kompetensi
saling
kecerdasan
berkaitan
dengan
emosional,
seperti
kemampuan untuk mengatur perasaan seseorang, menghadapi masalah, kecerdasan intrapersonal dan interpersonal berhubungan erat dengan keberhasilan akademik. Merujuk pada Bar-On (2005:4) instrument Bar-On EQ-I membagi EQ ke dalam lima skala dan 15 subskala. Bar-On (2005:4) menegaskan bahwa, “Lima skala tersebut antara lain skala intrapersonal (intrapersonal), skala interpersonal (interpersonal), skala kemampuan penyesuaian diri (adaptability), skala manajemen stress (skala management), skala suasana hati umum (general mood)”. Stein dan Book (2002) dalam Armansyah (2002:25) skala intrapersonal (intrapersonal), meliputi: penghargaan diri, emosional kesadaran diri, ketegasan, kebebasan, aktualisasi diri. Skala commit to userempati, hubungan interpersonal. interpersonal (interpersonal), meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skala kemampuan penyesuaian diri (adaptability), meliputi: tes kenyataan, fleksibilitas,
pemecahan
masalah.
Skala
manajemen
stress
(stress
management), meliputi: daya tahan stress, kontrol impuls. Skala suasana hati umum (general mood), meliputi: optimisme, kebahagiaan.
2. Kesiapan belajar a. Pengertian Kesiapan Belajar Kesiapan belajar juga merupakan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar. Kesiapan belajar merupakan kemauan individu untuk berkembang dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapainya. Menurut Slameto (2003:113), menegaskan bahwa, “Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi”. Kesiapan belajar merupakan prasyarat dalam belajar bagi seseorang untuk dapat berinteraksi dan memberi respons dengan cara dan kondisi tertentu. Untuk mencapai tingkat kesiapan maksimal diperlukan kondisi fisik dan psikologis yang saling menunjang kesiapan individu tersebut dalam proses pembelajaran. Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu aktivitas, karena dengan memiliki kesiapan, aktivitas atau pekerjaan apapun dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar sehingga mampu memperoleh suatu hasil yang baik pula. Kesiapan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
proses
kompetensi,
pembelajaran
mengingat
terutama
dalam
pada
rancangan
pembelajaran
pembelajaran
berbasis
kompetensi
menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan tugastugas tertentu sesuai standar yang telah ditetapkan. Mengenai kemampuan dalam kesiapan belajar, Aunurrahman berpendapat, “Kesiapan mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan” (2009:52). Kemampuan ini mencakup aktivitas jasmani dan rohani (Aunurrahman, 2009:52). Kesiapan adalah kondisi-kondisi sebelum adanya kegiatan belajar. Tanpa commit kesiapanto user belajar, proses belajar tidak akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terlaksana secara optimal. Hal-hal yang dilakukan siswa yang ditunjukkan oleh perilaku siswa sebelum terjadinya proses belajar, hal tersebut perlu dilakukan oleh siswa agar lebih mendukung terlaksananya proses belajar yang lebih optimal, jika dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi proses belajar tersebut. Kesiapan belajar menghasilkan tindakan untuk mencapai tujuan. Tanpa kesiapan belajar tujuan belajar tidak akan tercapai secara optimal (Slameto, 2003:114). Kesiapan belajar merupakan tingkat perkembangan yang harus dicapai oleh seseorang untuk dapat menerima suatu pelajaran baru. Sebelum menerima pelajaran baru dibutuhkan kesiapan belajar yang matang. Sehingga kesiapan belajar erat hubungannya dengan kematangan. Kesiapan belajar akan tercapai apabila seseorang telah mencapai tingkat kematangan tertentu maka seseorang akan siap untuk menerima pelajaranpelajaran baru (Nurkancana, 1986:221). Kondisi awal siswa yang mendukung, maka keterlaksanaan proses belajar dapat berjalan dengan baik, sehingga siswa siap untuk memberi respons yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu. b. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kesiapan Belajar Menurut Soemanto (2006:191), menegaskan bahwa “Kesiapan dalam belajar melibatkan beberapa faktor yang bersama-sama membentuk kesiapan yaitu: kesehatan dan motivasi”. Motivasi dapat membentuk kesiapan belajar berupa motivasi yang terkait kebutuhan, minat, serta tujuan untuk mengembangkan diri. Kesehatan dapat membentuk kesiapan belajar berupa kondisi tubuh sehat yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan tugas dengan baik. Kesiapan belajar terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dan perkembangan, serta dibentuk melalui kebiasaan belajar (Slameto, 2003:115). Sehingga kesiapan belajar juga memiliki faktor lainnya meliputi sejarah dan latar belakang perkembangan individu. Berdasarkan pendapat diatas bahwa kesiapan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi motivasi, kesehatan, sejarah, latar belakang commit to user perkembangan individu, serta kebiasaan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Aspek-Aspek Kesiapan Belajar Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal diperlukan persiapan siswa dalam belajar yang baik pula. Persiapan siswa dalam belajar merupakan prasyarat yang harus oleh siswa dalam mencapai hasil belajar. Untuk siap melakukan aktivitas belajar ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek kesiapan fisik dan psikologis (Slameto, 2003:113). Menurut Aunurrahman (2009:52) kesiapan belajar dibagi menjadi dua aspek meliputi aspek kesiapan jasmani dan rohani. Djamarah menegaskan bahwa, “Kesiapan belajar terdiri dari tiga aspek meliputi aspek kesiapan fisik, psikis, dan materiil (2002:35)”. Kesiapan fisik merupakan kondisi yang berkaitan dengan kesehatan tubuh seseorang. Seperti kondisi fisik yang bebas dari gangguan penyakit, lesu, mengantuk, kurang gizi dan rasa lapar (Djamarah, 2002:35). Oleh karena itu, anak yang kondisi badannya tidak sehat (sering sakit) maka prestasinya akan menurun. Sehingga kondisi fisik sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kesiapan psikis merupakan hasrat ingin tahu seseorang pada suatu kondisi, seperti hasrat untuk belajar, percaya diri, dan berkonsentrasi. Kondisi psikis harus terhindar atau bebas dari gangguan konflik kejiwaan, tekanan masalah atau ketegangan emosional (Surya, 2009:24). Kesiapan psikis berhubungan dengan mental dan emosional (Slameto, 2003:113). Kesiapan materiil misalnya ada bahan yang harus dipelajari atau dikerjakan, dapat berupa buku bacaan, catatan pelajaraan, modul, dan sebagainya (Djamarah, 2002:35). Merujuk pada Long dan Agyekum (1983:78) kesiapan psikis membutuhkan kemampuan-kemampuan untuk mempersiapkan diri sebelum melakukan aktivitas belajar. Kemampuan tersebut meliputi intelegensi, kemandirian, percaya diri, ketekunan, inisiatif, kreatif, kemampuan untuk kritis mengevaluasi diri sendiri, kesabaran, keinginan untuk belajar dan orientasi tugas. Kesiapan fisik dan kesiapan psikis adalah kondisi yang saling menunjang kesiapan individu tersebut dalam proses pembelajaran untuk mencapai tingkat kesiapan yang maksimal (Slameto, 2003:113). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain aspek tersebut, ada faktor lain yang menjadi aspek kesiapan belajar meliputi aspek kesiapan lingkungan dan kesiapan perilaku. Kesiapan lingkungan merupakan faktor penting dalam kesiapan belajar seperti lingkungan tempat belajar yang kondusif. Beberapa aspek kesiapan belajar diatas, ada yang tergolong aspek kesiapan intrinsik dan ekstrinsik. Aspek kesiapan yang berasal dari dalam diri adalah aspek kesiapan intrinsik meliputi aspek kesiapan fisik dan psikis. Aspek kesiapan yang berasal dari luar adalah aspek kesiapan ektrinsik meliputi aspek kesiapan materiil, lingkungan, dan perilaku. Merujuk Darso (2011:159); Fatchurrochman (2011:68); dan Putri (2011:62) bahwa antara kesiapan belajar dengan hasil belajar terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan belajar memiliki hubungan erat terhadap pencapaian hasil belajar. d. Prinsip-Prinsip Kesiapan Belajar Kesiapan
belajar
memiliki
prinsip-prinsip
kesiapan
yang
mempengaruhi perilaku belajar siswa, Slameto menegaskan bahwa, “Prinsip-prinsip kesiapan belajar meliputi semua aspek perkembangan berinteraksi, kematangan jasmani dan rohani, pengalaman-pengalaman, kesiapan belajar untuk kegiatan tertentu” (2003:115). Kematangan adalah proses akibat dari pertumbuhan dan perkembangan yang menimbulkan perubahan tingkah laku. perlu adanya kematangan jasmani dan rohani untuk memperoleh
manfaat
dari
pengalaman.
Pengalaman-pengalaman
mempunyai pengaruh positif terhadap kesiapan belajar. Kesiapan belajar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan. Tanpa kesiapan belajar, proses belajar tidak akan terjadi. Kesiapan belajar terdiri atas perhatian, motivasi, dan perkembangan kesiapan. Perhatian adalah kondisi jiwa dari seseorang yang terfokus pada suatu hal tertentu terutama dalam hal belajar, maka hasil belajar yang disertai dengan perhatian yang baik diharapkan akan mencapai hasil belajar to user yang baik pula. Sedangkancommit perhatian yang tidak terfokus dalam proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajaran, maka hasilnya pun tidak akan sebaik bila dibandingkan dengan seseorang siswa yang memfokuskan perhatiannya. Perhatian tidak hanya pada saat siswa mendengarkan penjelasan guru, tetapi bahan yang dipelajarinya juga merupakan suatu perhatian. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga menyebabkan ketidak senangan terhadap belajar. Beberapa prinsip penting yang berkaitan dengan perhatian (Slameto, 2003:106) yaitu: perhatian seseorang tertuju pada hal-hal yang baru; perhatian seseorang tertuju pada hal-hal yang rumit; perhatian seseorang tertuju pada hal-hal yang dikehendakinya Motivasi adalah dorongan dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu dalam bentuk aktivitas untuk mencapai kebutuhan dan tujuan tertentu (Winkels, 1987, Siregar dan Nara, 2010:48). Agar motivasi dari dalam diri dapat tergerakkan, maka harus ada alasan tertentu yang merangsang perbuatan tersebut. Sebaliknya aktivitas yang tidak didasari motivasi yang kuat, akan menimbulkan ketidakseriusan dan perhatian tidak optimal sehingga menimbulkan dorongan untuk mengalihkan aktivitas tersebut ke aktivitas yang lain. Jadi motivasi yang kuat menjadi alasan yang kuat agar memotivasi diri sendiri untuk giat belajar (Nasution, 1995:73). Perkembangan
kesiapan
adalah
suatu
proses
yang
dapat
menimbulkan perubahan pada diri seseorang, perubahan itu terjadi karena adanya pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan bertambahnya usia dari seseorang itu. Kesiapan merupakan sebagai kematangan membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu. Dan kematangan itu sendiri adalah suatu proses yang menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan (Slameto, 2003:115). Perkembangan kesiapan dapat menunjang terhadap kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam menguasai kompetensi lainnya. Dalam aktivitas belajar ketiga komponen perhatian, motivasi, dan commit to user perkembangan sikap merupakan faktor yang mempengaruhi dalam kesiapan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belajar, jika ketiga komponen tersebut tidak optimal, maka akan mengalami kesulitan dalam konsentrasi belajar (Nasution, 1995:73).
3. Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia disebabkan pengalaman yang berulang-ulang dengan jangka waktu tertentu. Aunurrahman berpendapat, “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya” (2009:35). Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai usaha yang bertujuan (Soemanto, 2006:104). Tujuan belajar sebagai salah satu ciri proses mengubah perilaku adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Menurut Sudjana (2010:22) bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar”. Hasil belajar didapat dari pengalaman-pengalaman belajar selama proses belajar berlangsung, dan hasil belajar biasanya diukur melalui seperangkat test pengukuran pencapaian. Pengalaman belajar berupa pemahaman siswa terhadap materi mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono, 2002:22). b. Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2010:22); Aunurrahman (2009:35) hasil belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku pada diri individu terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya, dan merupakan akibat proses belajar berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian/pengertian. Hasil belajar terjadi setelah adanya
pengalaman belajar selama proses belajar
berlangsung, dimana hasil belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku maupun terbentuknya kemampuan-kemampuan tertentu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil belajar ini dapat diketahui besarnya melalui pengukuran hasil belajar. Hasil belajar dapat dikategorikan menjadi lima macam meliputi informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris (Sudjana, 2010:22). Sudjana (2010:22) membagi tiga macam hasil belajar meliputi keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan atau pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Salah satu tujuan belajar adalah pencapaian hasil belajar yang meliputi ranah kognitif (mencakup pengetahuan dan fakta), afektif (mencakup sikap), psikomotorik (mencakup keterampilan bertindak) (Sudjana, 2010:22). Ketiga ranah hasil belajar tersebut merupakan satu kesatuan utuh. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup, interaksi satu sama lain, dan interaksi dengan lingkungannya. Karakterisitik ilmu biologi ditentukan oleh objek dan permasalahan yang dikaji. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat didefinisikan bahwa hasil belajar biologi merupakan hasil yang dicapai siswa sebagai akibat dari proses belajar mengenai
ilmu tentang makhluk hidup untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran biologi harus sejalan dengan hasil belajar biologi. Ketiga ranah hasil belajar diatas dikaitkan dengan pembelajaran biologi yaitu siswa tidak hanya mempelajari pengetahuan dan fakta berupa produk kognitif, tetapi dalam prosesnya siswa juga harus terlibat aktif dalam aspek intelektual, sikap, dan keterampilan dalam pembelajaran biologi. c. Ranah Hasil Belajar Hasil belajar sebagai output pembelajaran memiliki tingkatan jenis perilaku belajar, Aunurrahman berpendapat, “Penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan, yaitu ranah kognitif (Bloom, dkk), ranah afektif, ranah psikomotor” (2009:49). 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual siswa. commit dinilai to userkarena selain ranah yang paling Ranah kognitif paling banyak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menonjol juga ranah yang langsung berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran (Sudjana, 2010:23). Ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (2010:99) berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam kategori dimensi proses kognitif, yakni mengingat (remember),
memahami
(understand),
mengaplikasikan
(apply),
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate) dan mencipta (create). Mengingat (remember) merupakan menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan dimensi proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Pengetahuan Mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan dapat dipakai dalam tugastugas yang lebih kompleks. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat kembali (recalling). Memahami (understand) adalah mengkonstruksi makna atau pengertian dari materi pembelajaran termasuk apa yang dijelaskan oleh guru. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan
(interpreting),
memberikan
contoh
(exemplifying),
mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). Mengaplikasikan (apply) mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas, sehingga mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Kategori mengaplikasikan mencakup 2 macam proses kognitif yaitu mengeksekusi (executing) dan mengimplementasikan (implementing). Menganalisis (analyze) menguraikan suatu permasalahan menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori menganalisis mencakup
tiga
macam
proses
kognitif
yaitu
membedakan
(differentiating), mengorganisasi (organizing), dan mengatribusikan commit (evaluate) to user (attributing). Mengevaluasi adalah mengambil suatu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini ada dua macam yaitu memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing). Mencipta (create) adalah memadukan beberapa unsur sehingga membentuk sesuatu yang baru dan satu kesatuan. Proses kognitif yang tergolong dalam kategori mencipta ada tiga macam yaitu merumuskan (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing). Keenam tingkatan di atas menggambarkan tingkatan kemampuan yang dimiliki seseorang. Keenam tingkatan tersebut merupakan tingkatan terendah yang sebaiknya dimiliki terlebih dahulu sebelum mempelajari tingkatan yang lebih tinggi. Seseorang yang belajar adalah suatu proses menuju perubahan yang bermula dari kemampuan dan tingkatan yang lebih rendah, kemudian akan meningkat pada kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Proses ini merupakan proses yang dinamis, dimana siswa
melalui
keaktifannya
akan
dapat
secara
terus-menerus
mengembangkan kemampuannya untuk mencapai tingkatan-tingkatan kemampuan yang lebih tinggi melalui proses belajar yang dilakukan (Aunurrahman, 2009:49). 2) Ranah Afektif Ranah afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif yang tampak pada siswa berupa sikap atau tingkah laku meliputi perhatian siswa terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Ranah afektif berkenaan dengan hasil belajar terdiri dari lima kategori meliputi penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi, dan internalisasi nilai (Sudjana, 2010:30). Penerimaan merupakan kemampuan peka dalam menerima rangsangan dari luar
dalam bentuk masalah, situasi, atau gejala.
Penanggapan merupakan kemampuan seseorang memberikan tanggapan terhadap stimulus dari luar. Penilaian berkenaan dengan nilai dan userstimulus dari luar. Organisasi kepercayaan terhadap commit gejala to atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan kemampuan mengembangkan kemampuan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi. Internalisasi nilai merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang sehingga dapat mempengaruhi dan membentuk sikap (tingkah laku) positif dan kepribadian seseorang (Sudjana, 2010:30). 3) Ranah Psikomotorik Ranah
psikomotorik
berhubungan
dengan
hasil
belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Terdapat enam kategori ranah psikomotorik meliputi gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan di bidang fisik, gerakan–gerakan skill, serta gerakan ekspresif dan interpretatif. Gerakan refleks, mencakup keterampilan pada gerakan yang tidak sadar. Kemampuan perceptual, mencakup
membedakan
visual,
membedakan
auditif,
motoris.
Kemampuan di bidang fisik, mencakup kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. Gerakan–gerakan skill mencakup keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. Gerakan ekspresif dn interpretatif mencakup kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive (Sudjana, 2010:31). d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003:54) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal (meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis) dan faktor eksternal (melalui pendekatan dan strategi pembelajaran yang diterapkan guru). Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa berupa kemampuan yang dimiliki siswa tersebut. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, biasanya juga ada kaitannya dengan lingkungan. Hasil belajar siswa lebih ditentukan oleh faktor internal sebesar 70%, sedangkan faktor eksternal hanya mempengaruhi 30% (Clark, 1981, dalam Sudjana, 2005:39). Menurut Slameto (2003:54), faktor internal dibagi menjadi tiga faktor meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor commit to user kelelahan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Faktor jasmaniah berhubungan dengan kondisi fisik individu meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Seseorang yang kondisi kesehatan tubuhnya baik, maka terwujud belajar yang baik dan nyaman sehingga hasil belajar yang dicapai baik pula. Cacat tubuh adalah kondisi tubuh seseorang yang kurang sempurna atau kurang baik. Keadaan cacat tubuh seseorang akan mempengaruhi hasil belajar seseorang (Slameto, 2003:55). Faktor psikologis meliputi tujuh faktor yaitu inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan. Inteligensi berpengaruh pada kemajuan belajar. Siswa dengan inteligensinya tinggi berpeluang untuk lebih berhasil dibanding siswa dengan inteligensinya rendah. Seseorang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya mudah belajar dan hasilnya cenderung baik (Sulaeman, 2008:37). Dalam proses belajar juga perlu adanya perhatian dan konsentrasi yang kuat. Perhatian dan konsentrasi yang kuat dalam proses belajar akan menghasilkan hasil belajar yang optimal. Faktor lain yaitu minat, siswa yang memiliki minat besar akan berpengaruh terhadap proses belajar sehingga berpengaruh pula terhadap hasil belajar. Bakat merupakan kemampuan siswa untuk belajar. Motivasi dapat mempengaruhi hasil belajar, dimana motivasi yang kuat akan menciptakan proses belajar dengan semangat, sehingga menghasilkan hasil belajar yang baik. Kematangan merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Kematangan dan kesiapan belajar saling erat hubungannya. Kematangan membuat siswa menjadi lebih siap belajar (Slameto, 2003:115). Kesiapan belajar mempengaruhi proses dan hasil belajar (Huhn, 1980:30). Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika pada diri siswa sudah ada kesiapan untuk belajar maka hasil belajar akan optimal. Faktor internal ketiga adalah faktor kelelahan, apabila kondisi siswa baik dan bebas dari kelelahan, maka siswa akan dapat belajar dengan baik. Belajar yang baik akan memudahkan ketercapaian hasil belajar yang baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain faktor internal, hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mendorong siswa untuk belajar dan pada akhirnya memperoleh hasil belajar yang optimal. Menurut Slameto (2003:60), faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi tiga faktor meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga mencakup cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Lingkungan keluarga berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar, dimana akan
memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap keberhasilan belajar. Faktor sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, displin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor masyarakat mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
4. Teori Belajar a. Pengertian Teori Belajar Belajar merupakan kegiatan siswa sehari-hari berupa perilaku yang kompleks (Dimyati dan Mudjiono, 2002:17). Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks telah lama menjadi objek penelitian ilmuwan. Perilaku kompleks tersebut menimbulkan berbagai teori belajar. Teori belajar menunjukkan hubungan antara aktivitas siswa dengan proses psikis siswa. Siregar dan Nara berpendapat, “Teori belajar mengungkapkan hubungan antara kegiatan siswa dengan proses-proses psikologis dalam diri siswa, atau teori belajar mengungkapkan hubungan antara fenomena yang ada dalam diri siswa” (2010:24). Merujuk pada Suprijono (2011:16) teori belajar ditujukan untuk memberikan hasil sebagai akibat dari proses belajar. Teori belajar menunjukkan hubungan antar variabel yang menentukan hasil belajar. Tujuan utama teori belajar lebih menjelaskan proses belajar, dimana user di dalam proses belajar itucommit terdapatto variabel-variabel yang mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belajar dan proses belajar menghasilkan perubahan tingkah laku berupa hasil belajar. Fungsi teori belajar adalah memberi kerangka konseptual belajar, memberi rujukan menyusun rancangan pelaksanaan belajar, mendiagnosis masalah-masalah dalam proses belajar, mengkaji kejadian belajar dalam diri siswa, mengkaji faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar (Suprijono, 2011:15). b. Penggolongan Teori Belajar Merujuk pada Siregar dan Nara (2010:25) bahwa teori belajar dapat dibedakan menjadi empat yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar humanistik, teori belajar konstruktivisme. Belajar menurut teori belajar behavioristik dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku yang berasal dari interaksi antara stimulus dan respons. Teori belajar behavioristik sering disebut juga dengan stimulus-respons, dimana lingkungan mempengaruhi tingkah laku manusia berupa hadiah dan penguatan (Suprijono, 2011:17). Beberapa ilmuwan yang menganut teori belajar behavioristik meliputi Pavlov, Thorndike, Watson, Guthrie, dan Skinner. Teori belajar yang dikembangkan Pavlov adalah teori conditioning. Belajar menurut teori belajar Pavlov merupakan proses perubahan tingkah laku karena adanya syarat yang menimbulkan reaksi. Proses perubahan pada teori ini karena adanya latihan dan pengulangan (Suprijono, 2011:19). Teori conditioning kemudian dikembangkan Guthrie bahwa tingkah laku manusia dapat berubah, yang baik diubah menjadi buruk dan sebaliknya. Guthrie percaya bahwa hukuman merupakan peranan penting dalam proses belajar (Siregar dan Nara, 2010:26). Merujuk pada Siregar dan Nara (2010:26) bahwa terdapat tiga metode pengubahan tingkah laku menurut Guthrie yaitu metode respons bertentangan, metode membosankan, metode mengubah lingkungan. Teori conditioning dikembangkan lebih lanjut oleh Watson bahwa perubahan tingkah laku karena adanya latihan terhadap stimulus yang diterima. Stimulus dan respons yang diterima berbentuk tingkah laku to user selanjutnya dikembangkan oleh yang mudah diamati. Teoricommit conditioning
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skinner bahwa tingkah laku siswa perlu memahami hubungan antara stimulus dengan stimulus lainnya, respons, dan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari konsekuensi dari respons (Siregar dan Nara, 2010:27). Faktor penting dalam belajar menurut teori ini adalah reinforcement yaitu suatu penguat sebagai konsekuensi perilaku sehingga perilaku tertentu menjadi semakin kuat. Skinner memandang bahwa belajar adalah suatu perilaku. Perilaku belajar dapat dilihat dari segi perilaku teramati (Dimyati dan Mudjiono, 2004:9). Teori belajar Thorndike lebih dikenal dengan teori connectionism. Belajar menurut Thorndike adalah interaksi antara stimulus dan respons. Belajar dalam teori ini dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error). Thorndike mengemukakan tiga hukum tentang belajar yaitu Law of Readiness, Law of Exercise, dan law of Effect (Suprijono, 2011:20). Salah satu aspek belajar yang berkaitan dengan teori belajar behavioristik adalah kesiapan belajar. Menurut Thorndike kesiapan merupakan prasyarat dalam belajar bagi seseorang untuk dapat berinteraksi dan memberi respons dengan cara dan kondisi tertentu, sehingga siap untuk belajar berikutnya, ini merupakan belajar asosiatif (Slameto, 2003:114). Kesiapan belajar adalah kondisi awal siswa yang mendukung terlaksananya proses belajar dengan baik, sehingga siswa siap untuk memberi respons yang ada pada diri siswa dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu. Kesiapan belajar termasuk aspek teori belajar behaviorisitik, yaitu sebagai proses perubahan tingkah laku yang berasal dari interaksi antara stimulus dan respons. Teori belajar kognitif menekankan belajar sebagai proses belajar terutama proses internal. Belajar menurut teori ini adalah suatu perubahan tingkah laku yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks dan proses mental yang aktif untuk memperoleh pengetahuan. Beberapa tokoh yang mengemukakan konsep terpenting dalam teori kognitif yaitu Jean Piaget tentang adaptasi intelektual, Bruner tentang discovery learning, Ausubel tentang reception learning (Suprijono, 2011:22). Belajar menurut commit to user Piaget adalah interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga terjadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perkembangan intelek individu (Dimyati dan Mudjiono, 2002:13). Belajar menurut Bruner dengan discovery learning, yaitu siswa mengorganisasi bahan yang dipelajari sesuai tingkat kemajuan siswa dengan suatu bentuk akhir (Soemanto, 2006:134). Teori belajar humanistik adalah teori yang paling abstrak dimana siswa diberikan kebebasan dalam melakukan proses belajar (Siregar dan Nara, 2010:34). Belajar menurut teori belajar konstruktivisme adalah proses pembentukan pengetahuan oleh siswa. Pengetahuan berasal dari dalam diri siswa melalui pengalaman (Siregar dan Nara, 2010:39).
5. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian tentang hubungan kecerdasan emosional (EQ) dengan hasil belajar telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Wahyuningsih (2004:64) mendapatkan bahwa terdapat korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar dengan arah hubungan positif. Artinya, jika kecerdasan emosional tinggi, maka prestasi belajar tinggi dan sebaliknya. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa kecerdasan emosional berhubungan dengan prestasi belajar dimana kecerdasan emosional tinggi akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Purnaningtyas (2009:12) mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan prestasi belajar siswa. Artinya, antara kecerdasan emosi dan prestasi belajar siswa terdapat korelasi yang signifikan. Korelasi yang signifikan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosi juga akan semakin tinggi prestasi belajarnya, sedangkan semakin rendah kecerdasan emosi maka prestasi belajar siswa juga semakin rendah. Ogundokun dan Adeyemo (2010:135) mendapatkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Hidayat (2009:12) mendapatkan bahwa tingkat kecerdasan rasional dan aspek pengendalian diri dari kecerdasan emosional yang berperan secara signifikan dengan prestasi belajar. Penelitian tentang hubungan kesiapan belajar dengan hasil belajar telah commit peneliti to user terdahulu. Darso (2011:159) banyak dilakukan oleh beberapa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendapatkan bahwa kesiapan belajar siswa berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar. Siswa yang kesiapan belajarnya lebih matang maka akan menunjukkan prestasi belajar yang baik. Fatchurrochman (2011:68) mendapatkan bahwa kesiapan belajar siswa memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian kompetensi siswa, semakin tinggi kesiapan belajar siswa maka akan berdampak pada hasil pencapaian kompetensi siswa menjadi lebih baik. Putri (2011:62) mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar. Penelitian tentang hubungan EQ dan kesiapan belajar dengan hasil belajar telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Putri (2011:62) mendapatkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional (EQ) dengan prestasi belajar, terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar, terdapat hubungan kecerdasan emosional (EQ) dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar. Penelitian Putri (2011:62) tersebut menunjukkan hubungan secara simultan antara kecerdasan emosional (EQ) dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar. Penelitian terdahulu telah dijelaskan di atas dan dapat digambarkan pada Tabel 1. Tabel 1 Posisi Penelitian yang Dilaksanakan Peneliti Hubungan
Emotional Quotient
Kesiapan Belajar
Emotional Quotient Kesiapan Belajar Hasil Kognitif Belajar Afektif Psikomotor
commit to user
Kognitif
Hasil Belajar Afektif Psikomotor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan yang telah dikemukakan di atas, peneliti dapat membuat kerangka pemikiran untuk menentukan hipotesi penelitian sebagai berikut: Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang lebih menentukan hasil belajar siswa, yaitu memberikan kontribusi sebesar 70%. Faktor internal meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Intelegensi merupakan salah satu faktor psikologis, salah satu di dalamnya adalah EQ. Hal tersebut menunjukkan bahwa emotional quotient (EQ) berhubungan dengan hasil belajar seperti penelitian yang telah dilakukan yaitu
penelitian
Wahyuningsih
(2004:64),
Purnaningtyas
(2009:12),
Ogundokun & Adeyemo (2010:135), Hidayat (2009:12). Sedangkan faktor internal lainnya yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah kesiapan belajar. Sebelum melakukan kegiatan belajar siswa harus mempunyai kesiapan belajar agar siswa siap menerima pelajajaran berikutnya. Dengan kesiapan belajar diharapkan hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Hal tersebut menunjukkan kesiapan belajar berhubungan dengan hasil belajar seperti penelitian yang telah dilakukan yaitu Putri (2011:62), Darso (2011:159), Fatchurrochman (2011:68). Intelegensi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemajuan belajar seseorang. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang baik, maka seseorang cenderung akan lebih mudah belajar dan hasil belajar dapat diperoleh secara optimal. Selain IQ, faktor intelegensi yang mempengaruhi hasil belajar adalah emotional quotient (EQ). Sulaeman (2008:35) keberhasilan belajar tidak hanya ditentukan dari kecerdasan intelektual maupun hasil tes tertulis saja, namun ada faktor lain yang lebih banyak berpengaruh yaitu faktor emosi, yang meliputi daya tahan, kemampuan menjalin kerjasama, motivasi tinggi, dan dimensi emosional lainnya. Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, tidak hanya dimensi individual anak saja yang harus tersentuh secara menyeluruh tetapi commit to user dimensi-dimensi emosional juga harus tersentuh secara menyeluruh. Merujuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pada penelitian Ogundokun dan Adeyemo (2010:135) bahwa kecerdasan emosional saling berkaitan dengan keberhasilan akademik. Kompetensi kecerdasan emosional, seperti kemampuan untuk mengatur perasaan seseorang, menghadapi masalah, kecerdasan intrapersonal dan interpersonal berhubungan erat dengan keberhasilan akademik. Selain inteligensi, kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan pada diri siswa sudah ada kesiapan maka hasil belajar akan optimal. Hal ini diperkuat oleh oleh Fatchurrochman (2011:68) dalam penelitiannya melaporkan bahwa terdapat hubungan positif antara kesiapan belajar dengan hasil belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Putri (2011:62) bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka dapat dilihat dalam bentuk Gambar 1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesehatan
Faktor jasmani
70% Faktor internal
Cacat tubuh
Intelegensi. Faktor psikologis
EQ mampu memprediksi seberapa tinggi hasil belajar yang dicapai seseorang (Goleman 2003:52) EQ
Perhatian Minat
Faktor yang mempngaruhi belajar
Hasil belajar Kognitif
Bakat Motif Kematangan Faktor kelelahan
Kesiapan.
Kesiapan belajar
Tanpa kesiapan 30% Tanpa kesiapan belajar belajar Faktor tujuan belajar tidak akan tujuan tercapai secara optimal eksternal belajar tidak (Slameto, 2003:114). akan tercapai secara Gambar 1 Hubungan antar Faktor-Faktor optimal yang Mempengaruhi Hasil Belajar (Slameto,menunjukkan variabel yang diteliti. Dari gambar diatas, kotak variabel ditebalkan 2003:114) C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Terdapat hubungan antara emotional quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
2.
Terdapat hubungan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Terdapat hubungan emotional quotient (EQ) dan kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di Jl Mr. Muhammad Yamin No. 79. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan menurut tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap persiapan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal, dan perijinan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Januari 2012 (perijinan penelitian dilampirkan pada Lampiran 7). b. Tahap penelitian meliputi semua kegiatan utama yang dilaksanakan di tempat penelitian meliputi uji coba instrumen (try out), pelaksanaan tes EQ, pengambilan data kesiapan belajar dengan teknik angket, dan pengambilan data nilai kognitif biologi siswa dengan teknik dokumentasi yang dilaksanakan bulan Januari sampai Maret 2012. c. Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan pembahasan atas data yang diambil berdasarkan hasil analisis yang ada dan teori-teori, yang dilaksanakan bulan April 2012 sampai Mei 2012. Tahap-tahap di atas dapat ditabulasikan dalam Gambar 2. No 1
2
3
Kegiatan Tahap Persiapan - Pengajuan Judul - Penyusunan proposal - Seminar proposal - Perijinan penelitian Tahap pelaksanaan - Uji coba instrumen - Tes EQ - Pengumpulan data Tahap penyelesaian - Analisa data - Pembahasan
Okt
Nov
Waktu Pelaksanaan Des Jan Feb Mar
commit to user Gambar 2 Jadwal Penelitan
Apr
Mei
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Rancangan Penelitian Penelitian
bersifat
kuantitatif
korelasional.
Merupakan
penelitian
korelasional karena bertujuan untuk meneliti suatu hubungan antar variabel didasarkan atas koefisien korelasinya (Suwarto dan Slamet, 2007:33). Adapun bagan paradigma penelitian ini dapat disajikan dalam Gambar 3. X1
Ŷ = a + bX1 Ŷ = a + bX1+ bX2
X2
Y
Ŷ = a + bX2
Gambar 3 Bagan Paradigma Penelitian Keterangan : X1 : Emotional Quotient (EQ) X2 : Kesiapan Belajar Y : Hasil belajar kognitif biologi : garis prediksi Ŷ = a + bX : persamaan regresi Merujuk Gambar 3, dapat dijelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, X1 dan X2 terhadap Y. Variabel X adalah variabel bebas (variabel independent) dan variabel Y adalah variabel terikat (variabel dependent). Variabel X menentukan nilai variabel Y. Dimana variabel X1 adalah Emotional Quotient (EQ), variabel X2 adalah kesiapan belajar, dan variabel Y adalah hasil belajar kognitif biologi. Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Model analisis regresi linier yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
menurut
menggunakan persamaan rumus sebagai berikut: (1) Regresi linier sederhana Ŷ = a + bX Keterangan: Ŷ = Kriterium X = Prediktor a = Intersep (konstanta regresi) commit to user b = Koefisien regresi
Winarsunu
(2002:191)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(2) Regresi linier ganda Ŷ = a + b1X1 + b2X2 Keterangan: X1 = Emotional Quotient (EQ) X2 = Kesiapan Belajar Y = Hasil belajar kognitif biologi siswa a = Intersep (konstanta regresi) b = Koefisien regresi C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi penelitian yang ditetapkan adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 sejumlah 286 siswa. Populasi penelitian mempunyai karakteristik seperti tingkat akademik yang cukup tinggi, k peminat di SMA Negeri 7 Surakarta cukup tinggi karena kualitas sekolah yang menonjol dengan kelulusan 100% setiap tahunnya. 2. Sampel Penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan dari peneliti yaitu keterbatasan biaya dan waktu penelitian. Jumlah total sampel yang diambil harus representatif terhadap populasi penelitian ini. Dalam penelitian ini, jumlah sampel diambil menurut Bungin (2008:105) dengan formula sebagai berikut: n =
N N (d)2 + 1
Dimana: n N d
= Jumlah sampel yang dicari = Jumlah populasi = 0,1 Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
286 n =
( 286 ) (0,1)2 + 1
= 74,09 -> 74 siswa Hasil penghitungan dengan rumus diatas didapatkan jumlah total sampel minimum yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X sebanyak 74 siswa. Ukuran tersebut memenuhi ukuran sampel minimum dalam penelitian korelasional yang berjumlah 50 sampel (Wilson dan Morgan, 2007:48). Menurut perhitungan, sampel diambil secara acak dengan undian nomor induk siswa. Pengambilan undian akan dikembalikan untuk pengambilan sampel selanjutnya sampai didapatkan 74 sampel.
D. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak sederhana tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut (Riduwan, 2004:58). Jumlah total sampel yang diambil harus representatif terhadap populasi penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan undian.
E. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan bersifat data primer dan sekunder. Beberapa teknik pengumpulan data disajikan sebagai berikut: 1. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen). Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: a. Variabel Bebas (independen) Variabel bebas dalam penelitian adalah Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar. b. Variabel Terikat (dependen) Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa ranah kognitif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Metode Pengumpulan Data Data penelitian diambil dengan beberapa cara yaitu a. Metode Tes Metode tes dilakukan untuk mendapatkan data Emotional Quotient (EQ). Tes ini dilakukan oleh lembaga yang sudah memiliki standarisasi dalam tes Emotional Quotient (EQ) yaitu lembaga tes psikologi Jaspi. Menurut Riduwan (2004: 105) tes sebagai instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian pertanyaan
atau
latihan
yang digunakan
untuk
mengukur
ketrampilan
pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes Emotional Quotient (EQ) merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kecerdasan emosi seseorang. Tes Emotional Quotient (EQ) ini merupakan tes yang sudah terstandarisasi oleh lembaga tes psikologi dan sudah diujicobakan berkali-kali sehingga dijamin atau dikatakan cukup baik. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data sekunder berupa data capaian hasil belajar biologi ranah kognitif. Data tersebut diperoleh melalui nilai ulangan harian I dan nilai ulangan harian II pada mata pelajaran biologi kelas X semester genap siswa SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. c. Metode angket Metode angket dilakukan untuk mendapatkan data primer berupa kesiapan belajar. Angket merupakan alat pengukuran yang tepat untuk mengukur kesiapan belajar. Angket yang digunakan pada penelitian mengikuti kaidah angket menurut Likert dengan merujuk pada Riduwan (2004:86) dengan rubrik pengisian sebagai berikut: 1) Pernyataan Positif SS
: jawaban sangat setuju dengan skor 5
S
: jawaban setuju dengan skor 4
N
: jawaban netral dengan skor 3
TS
: jawaban tidak setuju dengan skor 2
STS
: jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pernyataan Negatif SS
: jawaban sangat setuju dengan skor 1
S
: jawaban setuju dengan skor 2
N
: jawaban netral dengan skor 3
TS
: jawaban tidak setuju dengan skor 4
STS
: jawaban sangat tidak setuju dengan skor 5
3. Teknik Penyusunan Instrumen a. EQ (Emotional Quotient) EQ (Emotional Quotient) terdiri atas 2 aspek, meliputi kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan antarpersonal diukur dengan menggunakan alat test psikologi oleh Lembaga test psikologi yang telah terstandarisasi. Aspek dan indicator kecerdasan emosional dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2 Aspek dan Indikator EQ (Emotional Quotient) Aspek Kecerdasan intrapersonal
-
-
Kecerdasan antarpersonal
Indikator Kemampuan untuk sadar terhadap diri sendiri Kemampuan mengendalikan dorongan hati Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri Kemampuan untuk tetap bersikap optimis
-
Kemampuan berhubungan dengan orang lain - Kemampuan berempati dengan orang lain (Sumber : Lembaga Jaspi Jasa Psikologi Indonesia)
b. Kesiapan belajar Kesiapan belajar meliputi kesiapan fisik, mental dan emosional, serta materiil diukur menggunakan angket dengan validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3 Validitas Konstruk Angket Kesiapan Belajar Konstruk Dimensi Aspek Indikator Kesiapan 1) Kondisi fisik yang Kesiapan belajar a. Jasmani fisik mendukung merupakan (Surya, prasyarat dalam 2009:24) belajar bagi seseorang untuk b. Rohani Mental dan 1) Kecerdasan dapat Emosional 2) Kemandirian memberikan Long dan 3) Kepercayaan diri respons dengan Agyekum 4) Kegigihan cara dan kondisi (1983:78) 5) Inisiatif tertentu. Kondisi 6) Kreativitas tersebut meliputi 7) Kemampuan untuk kritis kondisi fisik dan mengevaluasi diri sendiri psikis (Slameto, 8) Keinginan untuk belajar 2003:113). 9) Orientasi tugas Kesiapan mencakup c. Materiil Materiil 1) Bahan yang harus kemampuan (Djamarah, dipelajari menempatkan 2002:35) 2) Catatan diri pada suatu 3) Modul keadaan 4) Media yang mendukung sebelum terjadinya aktivitas pembelajaran. Kemampuan ini mencakup kesiapan jasmani dan rohani (Aunurrahman, 2009:52). Sedangkan menurut Djamarah (2002:35) kesiapan belajar mencakup kesiapan fisik, kesiapan psikis, kesiapan materiil. Instrumen untuk mengukur kesiapan belajar dapat dilihat pada Lampiran 1. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Hasil belajar Hasil belajar dapat diperoleh dari dokumentasi yang berupa nilai ulangan harian I dan nilai ulangan harian II mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 7 Surakarta semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
F. Validasi Instrumen Penelitian Instrumen diujicobakan terlebih dahulu untuk menguji validitas dan reliabilitas item pada angket. Hasil uji validitas dan reliabilitas disajikan sebagai berikut: a. Uji Validitas Item Angket Validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas item/butir. Validitas butir angket dihitung dengan menggunakan rumus koefisien Product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:
rxy
XY X Y 2 2 2 2 n X X n Y Y n
Dengan : rxy
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = skor item Y = skor total n = cacah subyek Jika harga rxy < rtabel maka korelasi tidak signifikan sehingga item instrumen dikatakan tidak valid. Dan sebaliknya, jika rxy > rtabel maka item instrumen dinyatakan valid (Arikunto, 2010:75). Hasil try out untuk validitas item angket kesiapan belajar secara lengkap disajikan dalam Tabel 4 dan selengkapnya pada lampiran 2. Tabel 4 Rangkuman Uji Validitas Hasil Tes Try Out Penilaian Kesiapan Belajar
Jumlah Keputusan Uji Validitas Butir Valid Invalid 56 54 2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Uji Reliabilitas Angket Untuk menghitung tingkat reliabilitas item angket, dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha dari Cronbach. Formula dapat disajikan dalam Rumus sebagai berikut: r11= n n 1
Si 2 1 2 S t
Keterangan: r11 = koefisien reliabilitas Si2 = varians skor tiap-tiap butir soal St2 = varians skor total 1 = bilangan konstan Kriteria reliabilitas menurut Riduwan (2004:110) adalah sebagai berikut: Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : Cukup Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : Sangat Rendah Hasil try out untuk reliabilitas angket kesiapan belajar secara lengkap disajikan dalam Tabel 5 dan selengkapnya pada lampiran 2. Tabel 5 Rangkuman Uji Reliabilitas Hasil Tes Try Out Penilaian Kesiapan Belajar
Jumlah Item 54
Indeks Reliabilitas 0,961431
Keputusan Uji Korelasi sangat tinggi
Berdasarkan pada Tabel 6 diatas hasil koefisien reliabilitas kesiapan belajar mempunyai korelasi yang sangat tinggi, sehingga angket tersebut dapat digunakan untuk penelitian.
G. Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis Regresi Uji prasyarat yang digunakan untuk analisis regresi yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji homoskedastisitas, dan uji multikolinearitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji linearitas commit to user digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan linear di antara variabel bebas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(X) dan variabel terikat (Y). Uji homoskedastisitas digunakan untuk menguji varian setiap nilai variabel Y sama atau hampir sama untuk setiap nilai variable X atau dengan kata lain bahwa varian kesalahan pada semua nilai X adalah konstan. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal. Sebelum data dianalisis lebih lanjut maka data harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal, untuk itu dilakukan uji normalitas dengan metode Liliefors (Budiyono, 2009:170) sebagai berikut: zi = statistik uji untuk metode ini adalah L = Maks F(zi) - S(zi) Dengan F(zi) = P(Z ≤ zi); Z ~ N(0,1); S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh zi Sebagai daerah kritis untuk uji ini adalah: DK = {L L > La;n} dengan n adalah ukuran sampel. Untuk beberapa α dan n, nilai La;n dapat dilihat pada lampiran 4. Uji kenormalan dapat dilakukan secara computerized dengan bantuan program SPSS 17 dengan melihat nilai p (signifikansi) pada uji Liliefors apabila nilai p > 0,05 maka data terdistribusi normal dan apabila p < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. b. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Uji linearitas regresi antara variabel X dan Y menggunakan rumus linearitas dari Sudjana (2002:332) sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Uji Linearitas Regresi
Keterangan: F = Harga bilangan F untuk uji liniearitas regresi S2TC = Varians tuna cocok S2G = Varians galat Kriteria uji Fhitung < Ftabel maka linearitas diterima. 2) Uji Keberartian Regresi
Keterangan: Freg = Harga bilangan F untuk regresi 2 S reg = Rerata kuadrat garis regresi S2res = Rerata kuadrat garis residu Kriteria uji Fhitung > Ftabel maka regresi tersebut berarti. Uji linearitas dapat diketahui dengan test of linearity yaitu dengan uji Anova (F test). Bila diperoleh nilai p > 0,05 pada Deviation from Linearity, maka model berbentuk linier. c. Uji Homoskedastisitas Asumsi homoskedastisitas dapat diketahui dengan melihat plot diagram pencar residual pada scatterplot yang menunjukkan selisih antara nilai Y prediksi dengan Y penelitian. Pada plot residual dilihat tebarannya. Bila titik tebaran tidak mempunyai pola tertentu dan menyebar merata di sekitar garis titik nol residual, maka varian homogeny pada setiap nilai X, sehingga asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Tetapi jika tebaran membentuk pola tertentu seperti kelompok di bawah atau di atas garis titik nol maka asumsi homoskedastisitas tidak terpenuhi (Wijaya, 2009:124). d. Uji Multikolinearitas Persyaratan ketiga adalah antara masing-masing variabel bebas harus saling commit to user independent (bebas). Pada penelitian ini, antara EQ harus saling bebas dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesiapan belajar. Uji independensi variabel bebas antara EQ (X1) dan Kesiapan belajar (X2) menggunakan korelasi product moment dari Arikunto (2002:243) sebagai berikut:
Keterangan: = Koefisien korelasi antara variabel X1 dan X2 ∑X1 = jumlah skor variabel X1 ∑X2 = jumlah skor variabel X2 ∑X1X2 = jumlah skor variabel X1 dan X2 Harga r hitung kemudian dikonsultasikan pada harga r product moment taraf signifikansi 5%. Jika rx1x2 < rkritik maka antara variabel bebas saling independen. Nilai Y (variabel dependen) secara statistik pada tiap individu tidak tergantung antara satu dengan yang lain. Untuk mengetahui asumsi independensi dilakukan uji Multikolinieritas. Nilai VIF masing-masing variabel bebas < 10 menunjukkan
antara
variabel
bebas
saling
independen
(tidak
terjadi
multikolinieritas). 2. Uji Hipotesis Penelitian dilakukan untuk menguji tiga hipotesis yaitu hipotes pertama dan kedua mempunyai cara yang sama yaitu dengan regresi linier sederhana, sedangkan hipotesis ketiga dengan cara sendiri yaitu dengan regresi linier ganda. Untuk hipotesis kerja yang diajukan, maka perlu dilakukan uji korelasi regresi linier dengan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis Pertama 1) H0: Tidak terdapat hubungan antara Emotional Quotient (EQ) terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Ha: Terdapat hubungan antara Emotional Quotient (EQ) terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hipotesis Kedua 2) H0: Tidak terdapat hubungan antara kesiapan belajar terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Ha: Terdapat hubungan antara kesiapan belajar terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi regresi linier dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Hipotesis Pertama 1) Mencari persamaan regresi linier sederhana antara variabel X1 dengan Y dengan persamaan regresi dari Sudjana (2002:315) sebagai berikut: Ŷ = a1 + b1X1 Dimana:
2) Pengujian keberartian regresi linier sederhana antara variabel X1 dengan Y menggunakan rumus dari Sudjana (2002:332) sebagai berikut:
Keterangan: F : harga bilangan F untuk Keberartian regresi : varians regresi : varians residu Kriteria uji Fhitung > Ftabel (α = 0.05), maka garis regresi linier berarti. 3) Penentuan koefisien korelasi dalam regresi antara kriterium Y dengan prediktor X1 dengan rumus dari Sudjana (2002:369) sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium X = jumlah skor prediktor Y = jumlah skor kriterium N = jumlah subjek 4)
Menguji keberartian koefisien korelasi, dengan menggunakan rumus
student dari Sudjana (2002:380) sebagai berikut:
Keterangan: t = standar uji statistik untuk keberartian koefisien korelasi r = koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium n = jumlah subjek Kriteria uji: jika thitung > ttabel (α = 0.05), maka terdapat korelasi yang berarti antara X1 dengan Y. b. Hipotesis Kedua 1) Mencari persamaan regresi linier sederhana antara variabel X2 dengan Y dengan persamaan regresi dari Sudjana (2002:315) sebagai berikut: Ŷ = a2 + b2X2 Dimana:
2) Pengujian keberartian regresi linier sederhana antara variabel X2 dengan Y menggunakan rumus dari Sudjana (2002:332) sebagai berikut:
Keterangan: F : harga bilangan F untuk Keberartian regresi : varians regresi : varians residu commit to user Kriteria uji Fhitung > Ftabel (α = 0.05), maka garis regresi linier berarti.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Penentuan koefisien korelasi dalam regresi antara kriterium Y dengan prediktor X2 dengan rumus dari Sudjana (2002:369) sebagai berikut:
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium X = jumlah skor prediktor Y = jumlah skor kriterium N = jumlah subjek 4) Menguji keberartian koefisien korelasi, dengan menggunakan rumus student dari Sudjana (2002:380) sebagai berikut:
Keterangan: t = standar uji statistik untuk keberartian koefisien korelasi r = koefisien korelasi antara prediktor dengan kriterium n = jumlah subjek Kriteria uji: jika thitung > ttabel (α = 0.05), maka terdapat korelasi yang berarti antara X2 dengan Y. c. Hipotesis Ketiga 1) Mencari persamaan regresi linier ganda antara variabel X1, X2 dengan Y dengan persamaan regresi dari Sudjana (2002:387) sebagai berikut: Ŷ = b0 + b1X1 + b2X2 2) Pengujian keberartian regresi linier ganda menggunakan rumus dari Sudjana (2002:355) sebagai berikut:
Keterangan: F = Harga bilangan F untuk garis regresi = Jumlah kuadrat regresi = Jumlah kuadrat sisa k = Cacah variabel sampel n = Cacah sampel Kriteria uji, jika Fhitung > Ftabel (α = 0.05) , maka commit to garis user regresi berarti.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Penentuan koefisien korelasi dalam regresi ganda antara kriterium Y dengan prediktor X1, X2 menggunakan rumus dari Hadi (2001:33) sebagai berikut:
Keterangan: Ry = Koefisien Korelasi = Jumlah kuadrat kriterium Y 4) Uji keberartian koefisien korelasi ganda, dengan menggunakan rumus dari Sudjana (2002:385), sebagai berikut:
Keterangan: F = Standar uji statistik Koefisien determinasi ganda n = Ukuran sampel k = Banyaknya peubah bebas Kriteria uji, jika Fhitung > Ftabel (α = 0.05), maka terdapat korelasi yang berarti antara X1 dan X2 terhadap Y. Untuk menguji hipotesis dengan analisis regresi linier ganda (multiple linear regression) dapat dilakukan secara computerized dengan menggunakan program SPSS 17. Kemudian menentukan persamaan regresi ganda dan koefisien korelasinya (rY(1,2)). Untuk mengetahui apakah harga rY(1,2) signifikan atau tidak, maka harus dilakukan analisis regresi sehingga ditemukan harga F. Jika harga F < 0,05 maka harga rY(1,2) signifikan. 3. Uji Lanjut a. Sumbangan Relatif (SR%) Penghitungan sumbangan relatif (SR%) digunakan rumus dari Hadi (2001:41) sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SR% total = SR%X1 + SR%X2 b. Sumbangan Efektif (SE%) Sumbangan efektif adalah sumbangan prediktor yang dihitung dari keseluruhan efektivitas regresi. Untuk menghitung sumbangan efektif (SE%) dengan rumus Hadi (2001:41) sebagai berikut: SE%X1 = SR%X1 x R2 SE%X2 = SR%X2 x R2 SE% total = SE%X1 + SE%X2 Keterangan: SR% = Sumbangan Relatif SE% = Sumbangan Efektif R2 = Koefisien determinan ai = Koefisien garis regresi JK(reg) = Jumlah kuadrat regresi Setelah memperoleh persaman regresi dan koefisien regresi dinyatakan signifikan, kemudian peneliti menentukan besarnya sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari emotional quotient (EQ) dan kesiapan belajar terhadap hasil belajar kognitif biologi secara computerized dengan menggunakan rumus menurut Hadi (2001:41) dengan bantuan program SPSS 17.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Sebelum dilakukan analisis data maka data yang terkumpul perlu dideskripsikan terlebih dahulu. Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi data dari semua variabel, meliputi (1) Variabel Emotional Quotient (X1), (2) Variabel kesiapan belajar (X2), dan (3) Variabel hasil belajar kognitif biologi (Y). Deskripsi data sampel dari ketiga variabel pada penelitian dilakukan dengan menggunakan program computer Statistical Package for Social Science (SPSS) 17 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Deskripsi Data N EMOTIONAL KESIAPAN KOGNITIF Valid N (listwise)
Minimum 74 74 74 74
102.00 161.00 66.00
Maximum 165.00 246.00 88.50
Mean 137.34 202.39 78.67
Std. Deviation 11.48 16.68 5.42
Tabel 6 diatas menyajikan deskripsi data sampel keseluruhan secara statistik. Sampel pada penelitian sejumlah 74 siswa ditunjukkan dengan simbol N, angka minimum menunjukkan nilai terendah setiap variabel, dan angka maksimum menunjukkan nilai tertinggi setiap variabel. Nilai rata-rata (mean) diperoleh dari penjumlahan seluruh nilai data dan membaginya dengan jumlah data. Nilai dispersi dapat dilihat dari deviasi standar. Jika nilai deviasi standar kecil hal ini berarti nilai-nilai data berkisar mendekati rata-rata, semakin besar nilai standar deviasi maka nilai data tersebar semakin jauh dari nilai rata-ratanya sehingga dapat dikatakan populasi mendekati kebenaran.
1. EQ (Emotional Quotient) Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data skor EQ sebagai berikut: (1) skor tertinggi 165; (2) skor terendah 102; (3) rerata sebesar 137.34; (4) standar commit deviasito11.485; user (5) panjang kelas interval 8.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 3. Data merupakan data interval maka dibuat distribusi frekuensi dan histogram. Selanjutnya distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Distribusi Frekuensi Data Skor EQ Interval
Batas Nyata Kelas Interval
Fo
Fkum
102 - 109 110 - 117 118 - 125 126 - 133 134 - 141 142 - 149 150 - 157 158 - 165
109.5 117.5 125.5 133.5 141.5 149.5 157.5 165.5
2 0 7 17 17 24 4 3
2 2 9 26 43 67 71 74
SKOR EQ
Gambar 4 Histogram Distribusi Frekuensi Skor EQ
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kesiapan Belajar Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data skor kesiapan belajar sebagai berikut: (1) skor tertinggi 246; (2) skor terendah 161; (3) rerata sebesar 202.39; (4) standar deviasi 16.681; (5) panjang kelas interval 11. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 3. Data merupakan data interval maka dibuat distribusi frekuensi dan histogram. Selanjutnya distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Distribusi Frekuensi Data Kesiapan Belajar Interval
Batas Nyata Kelas Interval
Fo
Fkum
161-171 172-182 183-193 194-204 205-215 216-226 227-237 238-248
171.5 182.5 193.5 204.5 215.5 226.5 237.5 248.5
4 3 12 22 18 11 2 2
4 7 19 41 59 70 72 74
SKOR KESIAPAN BELAJAR
Gambar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kesiapan Belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hasil Belajar Kognitif Biologi Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data nilai hasil belajar kognitif biologi sebagai berikut: (1) skor tertinggi 88.5; (2) skor terendah 66; (3) rerata sebesar 78.67; (4) standar deviasi 5.424; (5) panjang kelas interval 3. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 3. Data merupakan data interval maka dibuat distribusi frekuensi dan histogram. Selanjutnya distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Kognitif Interval
Batas Nyata Kelas Interval
Fo
Fkum
66 - 68 69 - 71 72 - 74 75 - 77 78 – 80 81 – 83 84 - 86 87 - 89
68.5 71.5 74.5 77.5 80.5 83.5 86.5 89.5
2 6 9 14 10 17 11 5
2 8 17 31 41 58 69 74
SKOR HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI
Gambar 6 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Kognitif Biologi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pengujian Persyaratan Analisis Uji prasyarat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas (uji independensi antar variabel bebas), uji homokedastisitas, dan uji keberartian regresi. Hasil uji prasyarat tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4). Tabel 10 Hasil Uji Prasyarat Penelitian
Y
Hasil Perhi tungan 0,200
X1Y
0,242
2. Uji Linieritas
X2Y
0,770
3. Uji Independensi
X1 X2
1,159
< 10
X1Y
0,001
< 0,05 Ditolak
X2Y
0,003
< 0,05 Ditolak
Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas
Variabel
Kriter ia
Keputusan Uji (H0)
> 0,05
Diterima
> 0,05 > 0,05
Diterima
Data berasal dari sampel yang terdistribusi normal Data Linier
Diterima
Data Linier
4. Uji Homokedasti sitas
5. Uji Keberartian Regresi
commit to user
Keterangan
Tidak terjadi multikolinieritas (saling independen) Terjadi homokedastisita s karena titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y Terdapat hubungan positif dan signifikan Terdapat hubungan positif dan signifikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pengujian Hipotesis 1. Uji Hipotesis Pertama Berdasarkan pengujian hipotesis pertama secara keseluruhan diperoleh hasil seperti pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil Analisis Uji Hipotesis Pertama Uji
Variabel
1. Persamaan Regresi Linier Sederhana 2. Uji keberartian Regresi Linier Sederhana 3. Koefisien Korelasi Sederhana
X1Y
X1Y
R = 0, 365
4. Keberartian Koefisien Korelasi 5. Uji Lanjut
X1Y
X1Y
X1Y
Hasil Perhitungan Ŷ = 55,003 + 0,172 X1
Data Tabel
Kriteria
Keputusan uji (H0) --
--
--
Ftabel
Fhitung > Ftabel
ditolak
--
--
--
Thitung = 3,325
--
--
--
SR = 55,83 % SE = 10,1%
--
--
--
Fhitung = 11,057
(0,05;1,74) =
3, 97
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan hipotesis nihil (Ho) ditolak berarti hipotesis yang berbunyi terdapat prediksi positif emotional quotient (EQ) terhadap hasil belajar kognitif biologi dapat diterima. Untuk lebih memperjelas korelasi di atas, disajikan diagram pencar regresi sederhana antara skor EQ dengan hasil belajar kognitif biologi dapat disajikan seperti Gambar 7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 7 Diagram Pencar Regresi Linier Sederhana Skor EQ dengan Hasil Belajar Kognitif Biologi 2. Uji Hipotesis Kedua Berdasarkan pengujian hipotesis kedua secara keseluruhan diperoleh hasil seperti pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil Analisis Uji Hipotesis Kedua Uji
Variabel
Hasil Perhitungan
1. Persamaan Regresi Linier Sederhana 2. Uji keberartian Regresi Linier Sederhana 3. Koefisien Korelasi Sederhana
X2Y
Ŷ
X2Y
Fhitung = 9,291
= 56,420 + 0,110 X2
Data Tabel
Kriteria
--
--
Ftabel
Fhitung > Ftabel
ditolak
--
--
(0,05;1,74) =
Keputusan uji (H0) --
3, 97
X2Y
R = 0, 338
--
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uji
Variabel
Hasil Perhitungan
Data Tabel
Kriteria
4. Keberartian Koefisien Korelasi 5. Uji Lanjut
X2Y
Thitung = 3,048
--
--
Keputusan uji (H0) --
X2Y
SR = 44,17 % SE = 8 %
--
--
--
Dari hasil yang diperoleh menunjukkan hipotesis nihil (Ho) ditolak berarti hipotesis yang berbunyi terdapat prediksi positif kesiapan belajar terhadap hasil belajar kognitif biologi dapat diterima. Untuk lebih memperjelas korelasi di atas, disajikan diagram pencar regresi sederhana antara skor kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi dapat disajikan seperti Gambar 8.
Gambar 8 Diagram Pencar Regresi Linier Sederhana Skor kesiapan belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Biologi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Uji Hipotesis Ketiga Berdasarkan perhitungan uji hipotesis ketiga secara keseluruhan diperoleh hasil seperti pada Tabel 13. Tabel 13 Hasil Analisis Uji Lanjut Uji
Variabel
1. Persamaan Regresi Linier Ganda X1,X2 2. Uji keberartian Regresi Linier Ganda X1,X2 3. Koefisien Korelasi Ganda X1,X2 4. Keberartian Koefisien Korelasi Ganda X1,X2
X1,X2 dengan Y
5. Uji Lanjut
Hasil Perhitungan Ŷ = 45,167 + 0,131 X1 + 0,077 X2
Data Tabel --
--
X1,X2 dengan Y
Fhitung = 7,840
Ftabel
Fhitung > Ftabel
ditolak
X1,X2 dengan Y X1 dengan Y X2 dengan Y X1,X2 dengan Y
R = 0, 425
--
--
--
Thitung = 2,403
--
--
--
--
--
--
(0,05;1,74) =
Kriteria
Keputusan uji (H0) --
3, 97
Thitung = 2,035 SR = 100 % SE = 18,1 %
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil uji normalitas, maka dapat dijelaskan bahwa seluruh sampel yang diambil berasal dari populasi yang normal. Sedangkan hasil uji multikolinieritas (indepedensi) antara variabel bebas X1 dengan Y dan X2 dengan Y masing-masing saling independen (tidak terjadi multikolinieritas). Hubungan regresi antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y berdasarkan diagram pencar menunjukkan hubungan yang linier. Hasil uji homokedastisitas menunjukkan bahwa terjadi homokedastisitas karena titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Terpenuhinya keempat uji prasyarat analisis di atas, maka dapat dilanjutkan untuk pengujian hipotesis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Hipotesis Pertama Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama maka diperoleh persamaan regresi antara X1 dengan Y adalah sebagai berikut :
Ŷ
= 55,003 +
0,172 X1. Persamaan tersebut menunjukkan hubungan yang linier antara X1 dengan Y, sehingga skor EQ dapat digunakan untuk memprediksi hasil belajar kognitif biologi. Berdasarkan hasil uji keberartian regresi linier sederhana antara X1 dengan Y diperoleh Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan regresi linier antara X1 dengan Y adalah bermakna. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diketahui bahwa Fhitung = 11,057 > Ftabel = 3,97, harga koefisien korelasi R = 0,365 > Rtabel = 0,229 maka Ho ditolak yang artinya terdapat hubungan positif dan signifikan antara skor EQ dengan hasil belajar kognitif biologi siswa. Persamaan diatas memprediksi bahwa semakin tinggi skor EQ siswa maka semakin besar kecenderungan siswa tersebut memiliki hasil belajar kognitif biologi yang tinggi. Sebaliknya, jika semakin rendah skor EQ siswa maka semakin besar kecenderungan siswa tersebut memiliki hasil belajar kognitif biologi yang rendah. Hal tersebut senada dengan hasil penelitian Ogundokun & Adeyemo (2010:135); Putri (2011:62) yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar. EQ merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar. EQ termasuk faktor utama penentu keberhasilan belajar karena 80% kesuksesan seseorang dalam prestasi belajar dipengaruhi oleh EQ. Sedangkan IQ hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan seseorang. Tanpa penghayatan emosional siswa terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah, intelektual siswa tidak berfungsi dengan baik. Sehingga keberhasilan belajar lebih banyak ditentukan oleh kemampuan siswa dalam mengelola emosi yang dimiliki. Kemampuan mengelola emosi berarti siswa telah siap secara fisik dan psikis untuk menerima pelajaran. Semangat, ketekunan, serta motivasi untuk belajar merupakan faktor penting yang mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar optimal. Keberhasilan dan kesuksesan seseorang tidak hanya dipandang commit to user cerdas secara intelektual saja namun dapat mengelola emosional diri sendiri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan menjalin hubungan baik dengan lingkungannya. EQ berperan penting dalam menunjang pencapaian keberhasilan siswa karena EQ mencakup kemampuan yang berbeda-beda, tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik (IQ) yaitu kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ (Ogundokun dan Adeyemo, 2010:135). Hasil perhitungan hipotesis pertama di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara skor EQ dengan hasil belajar kognitif biologi. Semakin tinggi skor EQ siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar kognitif biologi siswa. Sebaliknya semakin rendah skor EQ siswa maka semakin rendah pula hasil belajar kognitif biologi siswa. 2. Hipotesis Kedua Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh persamaan garis regresi antara X2 dengan Y adalah sebagai berikut :
Ŷ
= 56,420 + 0,110 X2.
Persamaan tersebut menunjukkan hubungan yang linier antara X2 dengan Y, sehingga kesiapan siswa dapat digunakan untuk memprediksi hasil belajar kognitif biologi. Berdasarkan hasil uji keberartian regresi linier sederhana antara X2 dengan Y diperoleh Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dikatakan regresi linier antara X2 dengan Y adalah bermakna. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diketahui bahwa Fhitung = 9,291 > Ftabel = 3,97, harga koefisien korelasi R= 0, 338 > R
tabel
= 0,229
maka Ho ditolak yang artinya terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa. Persamaan diatas memprediksi bahwa semakin tinggi kesiapan belajar siswa, maka semakin besar kecenderungan siswa tersebut memiliki hasil belajar kognitif biologi yang tinggi. Sebaliknya jika semakin rendah kesiapan belajar siswa, maka semakin kecil kecenderungan siswa untuk memiliki hasil belajar kognitif biologi yang tinggi. Hal tersebut senada dengan hasil penelitian Putri (2011:62),
Fatchurrochman
(2011:68),
dan
Darso
(2011:159)
yang
menyimpulkan bahwa kesiapan belajar terdapat hubungan yang positif dan signifikan dengan hasil belajar kognitif biologi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa kesiapan belajar merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar. Apabila kesiapan belajar siswa baik maka akan diperoleh pencapaian hasil belajar yang diinginkan. Faktor kesiapan belajar baik fisik maupun psikis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Siswa harus benar-benar dalam kondisi fresh untuk belajar sebelum melakukan aktivitas belajar (Surya, 2009:24). Kesiapan belajar adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar. Mengingat bahwa kegiatan belajar akan berhasil jika siswa memiliki kesiapan yang tinggi baik menyangkut pengetahuan, keterampilan dasar maupun perlengkapan yang harus dimiliki siswa. Apabila siswa memiliki kesiapan belajar yang baik, efektif dan efisien, maka hasil belajar tinggi, sedangkan bila siswa tidak memiliki kesiapan belajar yang cukup baik dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, maka hasil belajar tidak akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Kesiapan belajar siswa dalam penelitian terdapat tiga aspek yaitu aspek fisik meliputi kondisi fisik dan kesehatan, aspek psikis meliputi mental dan emosional, serta aspek materiil meliputi ada bahan yang harus dipelajari atau dikerjakan. Kedua aspek yaitu aspek fisik dan aspek psikis merupakan aspek yang bersifat internal, sedangkan aspek materiil merupakan aspek yang bersifat eksternal. Kesiapan
belajar
psikis
siswa
secara
mental
dan
emosional
menggambarkan siswa sebagai seorang pelajar mandiri menunjukkan inisiatif, kemandirian, dan ketekunan dalam belajar. Siswa yang memiliki inisiatif, kemandirian, serta ketekunan dalam belajar berarti siswa tersebut dapat mengarahkan diri untuk bertanggung jawab dalam menghadapi permasalahan belajar. Permasalahan belajar tersebut bukan sebagai hambatan siswa dalam belajar melainkan sebagai tantangan siswa dalam belajar. Selain itu, pembelajar mandiri juga memiliki keingintahuan dan disiplin diri. Apabila siswa memiliki keingintahuan yang kuat untuk belajar, dan adanya rasa percaya diri yang dimiliki siswa, maka dapat mempengaruhi intensitas siswa dalam belajar, strategi siswa untuk menyelesaikan tugas dan rasa senang untuk to user orientasi terhadap siswa untuk belajar. Kesiapan juga dapatcommit memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencapai tujuan belajar. Orientasi tersebut berupa orientasi tugas siswa (Long dan Agyekum, 1984:710). Siswa yang memiliki kesiapan belajar dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang tercemin pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil perhitungan hipotesis kedua di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi. Semakin tinggi kesiapan belajar siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar kognitif biologi siswa. Sebaliknya semakin rendah kesiapan belajar siswa maka semakin rendah pula hasil belajar kognitif biologi siswa. 3. Hipotesis Ketiga Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh persamaan garis linier antara X1, X2 dengan Y adalah sebagai berikut
Ŷ
= 45,167 + 0,131 X1 +
0,077 X2. Setelah diuji keberartian regresi linier ganda antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y pada taraf signifikansi 5% diperoleh Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti regresi linier antara X1
,
X2 terhadap Y adalah bermakna. Harga
koefisien korelasi ganda R = 0,425. Kemudian dibandingkan dengan R dengan N = 74 pada taraf signifikansi 5% diperoleh R hitung
= 0,426 > R
tabel
tabel
tabel
= 0,229. Karena R
= 0,229, maka koefisien korelasi adalah berarti atau
signifikan. Hal ini menunjukkan ada prediksi positif yang bermakna antara X1, X2 dengan Y. Hasil ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang bermakna positif dan signifikan antara skor EQ dan kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa. Skor EQ memiliki hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar kognitif biologi siswa. Kesiapan belajar ternyata juga memiliki hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar kognitif biologi siswa. EQ dan kesiapan belajar memiliki hubungan erat dengan hasil belajar kognitif biologi siswa. Dari persamaan di atas memprediksi bahwa kecerdasan emosional (EQ) dan kesiapan belajar memiliki hubungan yang erat dengan hasil belajar kognitif biologi siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian Putri (2011:62) menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan kesiapan commit to user belajar dengan prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang berpengaruh pada hasil belajar kognitif biologi yang diperoleh siswa SMA N 7 Surakarta kelas X. Faktor yang berpengaruh besar dalam menentukan hasil belajar adalah faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Dalam penelitian faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah Emotional Quotient (EQ) dan kesiapan belajar. Skor EQ memiliki hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar kognitif biologi siswa. Kesiapan belajar ternyata juga memiliki hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar kognitif biologi siswa. Dari persamaan diatas diprediksi bahwa faktor internal yang memberikan sumbangan terbesar terhadap hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta adalah EQ. Hal ini diperkuat oleh Gottman (1999:250) bahwa emotional quotient (EQ) merupakan faktor penting yang menentukan hasil belajar siswa, dengan memiliki emotional quotient (EQ) seseorang akan lebih memiliki kesiapan dan motivasi untuk belajar. Sumbangan relatif (SR%) dan sumbangan efektif (SE%) dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat berbeda. Hal tersebut ditunjukkan dengan sumbangan relatif skor EQ terhadap hasil belajar kognitif biologi sebesar 55,83%, sumbangan relatif kesiapan belajar terhadap hasil belajar kognitif biologi sebesar 44,17%. Berdasarkan hasil tersebut, ternyata EQ memberikan sumbangan yang relatif lebih besar daripada kesiapan belajar. Hal tersebut senada dengan Stein dan Book (2004:34) bahwa EQ menyumbang lebih besar sekitar 27-45% dalam keberhasilan belajar. Hoerr (2007:109) EQ berperan penting dalam kehidupan karena mempengaruhi konsentrasi dan proses berpikir. Kemampuan dalam berkonsentrasi dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Siswa dapat belajar dengan baik apabila mampu berkonsentrasi dengan baik, serta adanya suasana batin dan pikiran yang baik. Akibat dari proses belajar yang baik adalah hasil belajar yang baik pula. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel skor EQ sebesar 10,1% dan kesiapan belajar sebesar 8% dengan total sumbangan efektif sebesar 18,1% dari keseluruhan variabel bebas pada penelitian. Hal ini berarti masih ada commit user turut menentukan hasil belajar 81,9% dipengaruhi oleh faktor lain toyang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kognitif biologi yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Berdasarkan hasil diatas, besarnya sumbangan baik sumbangan relatif maupun sumbangan efektif yang diberikan, EQ memiliki sumbangan lebih besar dalam menentukan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta. Hal ini dikarenakan di dalam EQ terdapat 5 aspek yang berperan dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek tersebut meliputi skala intrapersonal (intrapersonal), skala interpersonal (interpersonal), skala kemampuan penyesuaian diri (adaptability), skala manajemen stress (stress management), dan skala suasana hati umum (general mood). EQ yang mencakup 5 skala tersebut lebih menentukan hasil belajar kognitif biologi siswa yang ternyata proses belajar biologi tidak bisa lepas dari lima komponen tersebut. Pembelajaran biologi juga diperlukan adanya interaksi dan kerjasama, optimisme dalam belajar, adanya motivasi dalam belajar, dapat mengendalikan emosi diri maupun orang lain, serta mengontrol mood. Semua hal yang ada dalam pembelajaran biologi tersebut merupakan hal yang tercakup dalam EQ. Hal tersebut senada dengan Ogundokun dan Adeyemo (2010:135) bahwa kecerdasan emosional saling berhubungan erat dengan keberhasilan akademik, dimana terdapat kompetensi di dalam kecerdasan emosional. Kompetensi kecerdasan emosional, seperti kemampuan untuk mengatur perasaan seseorang, menghadapi masalah, kecerdasan intrapersonal dan interpersonal, interaksi dan kerjasama berhubungan erat dengan keberhasilan akademik. Aspek-aspek yang tercakup dalam EQ memiliki peranan penting, jika siswa sudah dapat menerapkan kelima aspek tersebut dengan efektif maka hasil belajar yang dicapai pun akan lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara emotional quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, semakin tinggi emotional quotient (EQ) maka hasil belajar kognitif biologi cenderung semakin tinggi.
2.
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, semakin tinggi kesiapan belajar maka hasil belajar kognitif biologi cenderung semakin tinggi.
3.
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara emotional quotient (EQ) dan kesiapan belajar dengan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas X SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, semakin tinggi emotional quotient (EQ) dan kesiapan belajar maka hasil belajar kognitif biologi cenderung semakin tinggi.
B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis
a.
Hasil
penelitian
secara
teoritis
dapat
digunakan
sebagai
dasar
pengembangan dan referensi pada penelitian selanjutnya. b.
Hasil penelitian secara teoritis dapat digunakan sebagai wawasan guru bahwa emotional quotient (EQ) dan kesiapan belajar merupakan faktor user yang mempengaruhi hasilcommit belajartokognitif biologi sehingga guru dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menerapkan kedua faktor yaitu emotional quotient (EQ) dan kesiapan belajar dalam pembelajaran biologi di kelas. 2. Implikasi Praktis
a.
Hasil penelitian ini dapat diterapkan guru di dalam kelas pada saat pembelajaran biologi untuk mempersiapkan diri siswa dengan cara sering memberikan tugas untuk materi pelajaran biologi selanjutnya.
b.
Hasil penelitian ini dapat diterapkan guru di dalam kelas pada saat pembelajaran biologi dengan memperhatikan dan memahami emosi siswa. Pembelajaran biologi yang memperhatikan dan memahami emosi siswa dapat membantu mempercepat siswa dalam memahami materi. Memahami emosi siswa juga membuat pelajaran lebih berarti dan permanen, karena siswa akan hadir baik secara fisik maupun psikis.
C. Saran Berkaitan dengan kesimpulan dan implikasi di atas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Siswa dapat meningkatkan emotional quotient (EQ) sehingga hasil belajar kognitif biologi siswa tercapai optimal. Telah diketahui pada penelitian ini bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara emotional quotient (EQ) dengan hasil belajar kognitif biologi siswa sehingga siswa dapat meningkatkan emotional quotient (EQ) dengan cara meningkatkan motivasi, mengendalikan dorongan hati dan emosi, selalu bersikap optimis, menjalin hubungan dan kerjasama, berempati dengan orang lain agar hasil belajar kognitif biologi dapat tercapai optimal. Guru juga perlu memperhatikan emosi siswa dengan cara memahami emosi siswa, selain itu guru juga perlu meningkatkan emotional quotient (EQ) siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Agar siswa dapat meningkatkan kesiapan belajar dengan mempersiapkan diri lebih matang secara fisik, psikis, dan materiil sebelum kegiatan belajar mengajar biologi dimulai sehingga hasil belajar kognitif biologi tercapai optimal.
commit to user