NASEHAT YANG MULIA KEPADA AL-ALLAMAH SYEIKH RABI’ BIN HADI AL-MADKHOLIY HAFIZHAHULLAHUTA’ALA OLEH SYEIKH YAHYA BIN ALI AL-HAJURIY
HAFIZHAHULLAHUTA’ALA
Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam kitabNya yang mulia
71. dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain, mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana Dan pendalilan dalam ayat ini adalah
sampai seterusnya
Dan Allah ta’ala berfirman :
54. Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
-1-
Dan telah diriwayatkan oleh syeikhan dari hadits Nu‟man bin Basyir radhiyallahu anhu : Rasulullahu shallallahu alaihi was sallam bersabda :
Permisalan kaum mukminin dalam kasih sayang dan kecintaan dan kelembutan mereka, seperti permisalan satu tubuh. Apabila sebagian tubuhnya merasa sakit, maka seluruh badannya merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan rasa panas. (muttafaqun „alaihi) Dan ini adanya keutamaan kaum mukminin dan keutamaan kasih sayang dan kelembutan diantara mereka. Dan pada hadits Abu Musa Al-Asy‟ari Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi Was Sallam bersabda :
Seorang mukmin bagi mukmin yang lain seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain, dan beliau menjalin jari-jemari tangannya. (muttafaqun „alaihi) Dan juga dalam shahihain dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi Was Sallam bersabda :
Tidaklah sempurna keimanan salah seorang diantara kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya seperti dia mencintai untuk dirinya sendiri. Dan hadits ini mencakup kecintaan kebaikan terhadap kaum mukminin, nasehat, keistiqomahan mereka, dan memberikan arahan kepada mereka dan agar mereka menjauh dari pembangkangan dan kejelekan, yang masuk dalam pembahasan ini tentang metode para Nabi yang disebutkan di dalam surat Al‟-A‟raf Allah subhanahu wa ta’ala mensifati para Nabi sebagai pemberi nasehat kepada umat..
62 dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui
68. aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu".
-2-
Dan demikian pula
sebagaimana dalam shohih Muslim rahimahullahu
ta’ala dari Tamim Ad-dariy radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi was sallam bersabda :
Agama itu adalah nasehat, mereka berkata : untuk siapa ya Rasulullah? Beliau menjwab : untuk Allah dan kitabNya dan rasulNya dan untuk pemimpin dan seluruh kaum muslimin. Riwayat Muslim dan Bukhori secara Muallaq. Dan dalam shohihain dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu anhu berkata :
Saya telah berbaiat kepada Rasul shallallahu alaihi was sallam untuk menegakkan sholat dan menunaikan zakat dan menasehati setiap muslim. Dan hadits ini menyeluruh kepada setiap muslim sama saja orang besar atau kecil, baik rakyat maupun pemimpin, orang yang berilmu atau yang jahil, laki-laki atau perempuan maka seluruhnya diberikan nasehat karena ini adalah perkara agama. Dan diantara perkara yang kita memuji Allah subhanahu wa ta’ala dengannya berupa Allah menyingkap tipu daya rafidhoh terhadap kita dan markiz ini (dammaj) setelah mereka berbuat dholim kepada kami sebagaimana yang diketahui oleh orang yang dekat maupun jauh, berupa kedholiman yang dahsyat terhadap orang kecil ataupun besar, laki-laki maupun perempuan, dan anak-anak mereka diblokade selama 70 hari kemudian kaum muslimin bangkit membela kebaikan yang ada sama saja dari negeri Yaman atau yang di luar Yaman, dan pembelaan mereka merupakan menunaikan hak muslim kepada muslim yang lainnya, dan yang paling bersemangat bangkit membela kebaikan yang ada ini adalah ahlus sunnah
terhadap apa yang mereka lakukan
pada saat itu dan setelahnya, maka terwujudlah kebaikan yang sangat banyak
53. dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. Dan markiz ini teranggap sebagai markaz kaum muslimin, yang merupakan darul ilmi –wallahi- darul khair, di dalamnya terdapat pembelajaran siang dan malam yang diketahui orang yang ada di sini maupun di luar (Dammaj), kebanyakan mereka menghafal Al-Qur‟an segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala dan -3-
terlebih lagi yang sudah lama tinggal disini, dan mereka menghafal hadits-hadits dan sandaran mereka dalam hal ini adalah kitabullah, dan perhatian mereka kepada Al-Quran ma‟ruf bagi siapa yang ada di sini ataupun yang di luar, bagi siapa saja yang memperhatikan keadaan markaz ini
dan
(menghafal) shohih Bukhori dan shohih Muslim senantiasa kami terus-menerus melakukan hal demikian dari sejak zaman syeikh kami Muqbil rahimahullahu ta’ala dan setelah beliau wafat, dan keduanya merupakan kitab yang paling shohih (setelah Al-Quran) yang ditulis dan di dalamnya banyak kebaikan dan kebanyakan para thullab menghafalkannya dan membacanya, dan kemudian dia mengambil pelajaran yang lain dan demikian pula ada yang menghafalkannya sendiri dan shohih Muslim dan Riyadhush Sholihin dari kumpulan kitab hadits yang bagus untuk dihafalkan, demikian pula Arbain Nawawiyah dan kitab-kitab yang lain, baik dalam bidang aqidah, tauhid tidaklah satu pelajaran selesai kecuali dimulai dengan pelajaran yang lain seperti kitab tauhid oleh Al-Mujaddid An-Najdi Imam Muhammad bin Abdulwahhab rahmatullahu alaihi, tidaklah buku tersebut selesai dipelajari kecuali diulangi kembali sepanjang tahun, demikian juga kitab Ushulul Tsalatsah, Alwasithiyah, kitab-kitab ini senantiasa diajarkan, demikian pula pelajaran khot dan kitabah (baca dan tulis), tajwid, nahwu, shorf dan beraneka ragam kitab yang sudah kita sebutkan atau yang belum disebutkan, kami sengaja sebutkan ini dalam rangka untuk mengenalkan kebaikan
53. dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan (sebagaimana) Ustman radhiyallahu anhu telah menyebutkan semisal ini (kebaikankebaikan) dalam kisahnya1 agar kebaikan-kebaikan itu tidak diremehkan karena meremehkan kebaikan adalah suatu kesalahan –wallahi- tidak boleh, apabila kebaikan-kebaikan itu diremehkan oleh manusia maka kejelekan akan menyebar, negeri Yaman dan kebanyakan negeri yang lainnya telah tersebar kejelekan seperti rofidhoh dan pemikiran-pemikiran yang merusak lainnya, demikian pula baarakallahu fiekum tahazzubat/fanatisme, kebid‟ahan dan berbagai bentuk kesyirikan, dan diantara perkara yang menggembirakan adalah dakwah ini telah membuahkan hasil, wallahi manusia telah cinta dan menerima dakwah ini karena adanya kebaikan dan ilmu berupa ayat dan hadits dan nasehat serta menjauh dari fitnah tanpa ada kudeta, pemberontakan dan tidak pula fitnah, tidaklah terjadi
-4-
suatu fitnah kecuali kami membencinya –wallahi- dan kami memperingatkan darinya sesuai kemampuan kami, inilah kitab-kitab dan tulisan-tulisan dan kasetkaset kami, inilah dakwah kami, mereka adalah ikhwan kami semuanya berada diatas kebaikan ini, Allah sebagai saksi sebelum segala sesuatu, dan tidak ada keraguan wahai ikhwan bahwasanya kebaikan jika diremehkan akan muncul kemudhoratan yang terus-menerus sebagaimana hal itu suatu perkara yang ma‟ruf seperti dalam kisah Utsman yang diremehkan oleh khawarij dan memberontak kepadanya serta terjadilah tragedi yang menimpa beliau yang mana semua itu bersumber dari meremehkan kebaikan, Rasul shallallahu alaihi was sallam bersabda
Sesungguhnya kebaikan ini memilki pintu-pintu dan pintu-pintu tersebut memiliki kunci maka beruntunglah orang yang dia sebagai pembuka kebaikan dan penutup kejelekan dan kebinasaan bagi seseorang yang menjadi pembuka kejelekan dan penutup kebaikan. Tatkala mereka membunuh „Utsman Radhiyallahu anhu secara dholim dan permusuhan, maka dengan kejelekan terbukalah bagi kaum muslimin keburukan yang banyak (sebagaimana) hal ini ma‟ruf dalam sejarah. Dan keadaan seorang muslim adalah diharapkan kebaikannya dan terasa dari keburukannya sebagaimana dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata :
Seorang berkata : ya Rasulullah kabarkan kepada kami orang yang terbaik dan terjelek diantara kami? beliau bersabda : sebaik-baik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan terasa aman dari kejelekannya, dan seburuk-buruk kalian adalah orang yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak merasa aman dari kejelekannya. Maka tabiat orang yang beriman adalah di atas kebaikan dan terasa aman dari kejelekannya sedangkan pelaku kejelekan adalah sebaliknya Dan dakwah ini meyakini hadits tersebut dari dahulu sampai sekarang, para thullabnya dan syeikh kami serta kami – wallahi – kami meyakini akhlak yang baik dan beragama dengannya, kami tidak berkeyakinan bahwa kami adalah orang-orang yang lepas dari kesalahan sama saja berkaitan dengan akhlak yang jelek –jikalau terjadi – atau selainnya akan tetapi berusaha dan berupaya untuk -5-
menepati kebenaran dan berbahagialah.. sedikit demi sedikit kalian akan menggapainya.. Inilah (yang diinginkan) baarakallahu fiekum pendahuluan terhadap apa yang kami jelaskan karena telah muncul selebaran atau 2 lembar dari fadhilatusy syeikh allamah Rabi‟ bin hadi almadkholi waffaqahullahu wa saddadhu, semoga Allah menjauhkan kami dan beliau dari teman duduk jelek serta orang-orang yang terfitnah, yaitu orang-orang yang berupaya melakukan kerusakan antara ahlus sunnah, ulama, thullab dan para da‟i dan demi Allah aku menduga beliau lebih paham dalam masalah ini dan demikian kebanyakan orang, akan tetapi (sebagaimana kata pepatah) setiap orang yang baik ada ketergelincirannya dan setiap pemberani pasti akan merasakan takut. Dan tidak diragukan bahwasanya tidak ada jaminan bagi beliau ataupun saya bahkan orang yang lebih mulia daripada kami dari bahayanya teman buruk, yang berusaha mengadu domba di barisan ahlus sunnah, berupaya memasukkan fitnah dan kejelekan, permusuhan, kebencian, menambah-nambah perkataan, berlebihlebihan (dalam berkata), ta‟wil/menyelewengkan maksud perkataan, dan selainnya berupa meremehkan kebaikan dan membesar-besarkan kejelekan dan yang Allah lebih mengetahuinya. sebagaimana yang kalian ketahui hadits dari Nabi shallallahu alaihi was sallam ketika beliau menjelaskan apabila Allah menghendaki bagi seorang pemimpin kebaikan maka Allah akan memudahkan baginya teman yang jujur, hingga )penjelasan tersebut) berkaitan dengan yang lebih afdhol dari kami dan hadits tersebut sudah ma‟ruf . Thoyyib baarakallahu fiek beberapa nukilan yang bersumber dari fadhilatusy syeikh di dalamnya terdapat kesalahan yang jelas –wallahi– dan juga suatu yang berlebihan dalam perkataan yang saya tidak mengetahui apakah hal itu dari beliau ataukah dari orang-orang yang menukilkannya kepada beliau, (oleh karena itu) kami harus menjelaskannya sehingga orang tidak berburuk sangka kepada kebaikan dan pelaku kebaikan. Dan perkara membantah kesalahan merupakan akidah dan dakwah kami (ahlus sunnah), dan bagian dari ilmu yang tidak diingkari oleh orang besar ataupun kecil, dari dahulu sampai seterusnya. Na‟am membantah secara ilmiyah disertai dengan budi pekerti yang baik dan menghentikan kesalahan orang bersalah di atas kesalahannya, yang mana hal itu lebih baik baginya dan kaum muslimin, na‟am disertai pula dengan nasehat dan lapang dada, betapa banyak manfaat yang terwujud bagi kaum muslimin dan -6-
agamanya disebabkan saling menasehati dan membantah kesalahan, karena kesalahan apabila tidak dibantah akan menyebar di kebanyakan manusia baik pada orang yang jahil yang tidak bisa membedakan(antara baik dan buruk) atau pada orang yang dengki yang senantiasa menanti munculnya kesalahan atau pada orang yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah subhanahu wa ta‟ala. Inilah selembaran tersebut yang ada dihadapan kami, akhuna akan memulai membacanya – insyaAllah – bahkan dengan pendahuluannya dan kami akan memberikan beberapa catatan – insyaAllah – tujuannya demi Allah nasehat pada diriku dan saudaraku serta Allamah Rabi‟ semoga Allah menjaganya dan dakwah salafiyyah dan orang-orangnya dan setiap yang menegakkan kebaikan ini, tafadhdhol barakallahu fiekum : Diambil dari majelis sunnah bersama Allamah syeikh Rabi‟ bin hadi AlMadkholyi pada tanggal 13 maret/malam rabu Berkata syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : bahkan penanggalan judul ini (bulan maret) sepantasnya memakai tanggal hijriyah sebagai bentuk nasehat bagi si penulis – waffaqahullahu – karena penanggalan hijriyah adalah metode jumhur ulama, sungguh Umar bin khoththob telah mengumpulkan manusia untuk perkara tersebut, dan penanggalan seperti ini (maret dst) bila dibutuhkan manusia disebutkan, dan jika tidak dibutuhkan seperti kertaskertas ini yang beredar diantara ahlus sunnah yang mereka mencintai penanggalan hijriyah walillahil hamdu, maka dengan penanggalan hijriyah dan tidak butuh dengan maret, april, februari dan selainnya. Bertepatan pada malam rabu 1 jumadil ula 1434 H, kami ikhwa dari mesjid Darussunnah menziarahi syeikh Robi‟ bin Hadi Al-Madkholiy di rumah beliau Makkah Mamlakah Su‟udi Arabiyyah, dan sebagaimana yang kalian ketahui bahwa syeikh dalam keadaan sakit pada beberapa hari yang lalu Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Semoga Allah menyembuhkannya, na‟am barakallahu fiekum kami senang beliau sembuh dan sehat, kami senang jauh dari fitnah kami dan beliau, beliau sudah berumur dan orang yang sudah berumur biasanya sakit-sakitan, kami senang untuk beliau dan orang yang seperti beliau agar berumur panjang dalam ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yaitu maksud saya dari kalangan ahlus sunnah, beliau membantu dan dibantu, mencintai dan dicintai karena Allah azza wa ta’ala, dan apa saja yang telah terwujud dari kebaikan baarakallahu fiekum. Berkata : Semoga Allah menyembuhkan dan memanjangkan umur beliau dalam ketaatan Allah, kami pun mencurahkan jerih payah kami yang sederhana ini untuk menjumpai syeikh di mesjid di dekat rumah beliau, agar kami dapat -7-
mengucapkan salam dan penghormatan kepada beliau sebelum kami kembali ke London, dan dengan keutamaan Allah syeikh hadir dan beliau dalam keadaan sehat hafizhahullahu ta’ala dan beliau pun menyambut kami beserta beberapa ikhwa dari berbagai penjuru dunia, dan beliau mengundang kami ke rumah beliau dalam rangka untuk bermajelis antara maghrib dan isya, ketika kami dalam penantian, syeikh pun turun ke maktabahnya dimana kami duduk menunggu, maka beliau pun meminta kepada salah seorang pelayan beliau untuk menjamu kami dengan jamuan teh, pada majelis tersebut sekitar 15 orang berasal dari Irak, Libia, Malaysia dan 2 orang dari dammaj. Maka syeikh pun duduk kemudian beliau mengucapkan salam kepada seluruh yang hadir kemudian beliau bertanya tentang keadaan mereka lantas mendoakan mereka dengan kebaikan lalu beliau bertanya kepada ikhwa yang berasal dari mesjid, apakah mereka punya kebutuhan, kemudian kami pun mengabarkan bahwasanya kami datang hanya sekedar menyampaikan penghormatan dan salam terhadap beliau dan menziarahinya karena Allah, kemudian syeikh bertanya kepada akh Abu Aisyah Ahmad Jum‟ah dari mesjid Darussunnah : Darimanakah kalian? Abu Aisyah menjawab : Kami dari Inggris Dan tanpa ada perbincangan syeikh langsung berbicara : Demi Allah banyak perkara disisiku –syeikh menggoyang-goyangkan kepala beliau sambil memegangnya –demi Allah– banyak perkara di sisiku. Demi Allah tidak ada seorang pun pada hari ini berada diatas manhaj salafi, seluruh salafiyyun adalah ahlul bid‟ah, demi Allah hari ini tidak ada seorang pun yang salafi, seluruh salafi sekarang adalah ahlu bid‟ah kecuali Yahya, seluruhnya ahlul bid‟ah, para da‟i, para masyaikh di bawah kakinya, Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Alhamdulillah wa ba‟du, perkataan ini yang disampaikan ke dalam pikiran syeikh rabi‟ waffaqahullahu ta’ala aku tidak mengetahui dari mana asalnya sehingga beliau mengatakan tidak ada lagi seorang pun yang salafi, seluruhnya adalah ahlu bid‟ah. (syeikh yahya berkata) saya tidak meyakini hal ini dan tidak pernah mengucapkannya tidak dahulu maupun sekarang, bahkan aku tidak mengetahui seorang yang salafi yang sejati mengatakan ucapan seperti ini maka saya tidak mengetahui dari mana datangnya, lihatlah salafiyyun didunia baik di Saudi maupun di Dammaj atau seluruh Yaman atau negerinegeri yang ada di alam ini, seluruhnya kami mensyukuri jerih payah mereka dan apa yang mereka tegakkan berupa ilmu dan nasehat, menjauhkan dari hizbiyyah dan kebid‟ahan serta khurafat dan kesyirikan. Maka perkataan ini beliau mengatakan Demi Allah tidak ada seorang pun pada hari ini berada diatas manhaj salafi, seluruh salafiyyun adalah ahlu bid‟ah, perkataan ini aku tidak mengetahui dari mana datangnya (sumbernya), -8-
aku tidak pernah mengatakannya sekali pun dan saya tidak mengetahui seorang pun dari kalangan tholib terlebih lagi seorang da‟i mengatakan hal ini atau meyakini, akidah ini adalah akidah yang mengherankan, ahlus sunnah seluruhnya mengingkari akidah tersebut, dan dalil-dalil yang telah lalu penyebutannya bahwa seorang mukmin senang dengan mukmin yang lain, dia menguatkan dan menolongnya, tidak tersisa seorang pun dari salafi selain ana, tidak tersisa salafi kecuali saudara-saudaraku (santri dammaj) dari mana datangnya perkataan (tuduhan) ini? Siapakah dari kalangan ahlus sunnah yang mengatakan hal ini? jika dia itu dari santri kami maka kami akan menasehatinya dan kami katakan : ini adalah perkataan yang salah, ghuluw dan jika dari selain santri kami : maka kesalahan tidak akan ditimpakan kecuali kepada pelakunya, ucapan ini saya tidak mengetahuinya “seluruhnya adalah ahlul bid‟ah kecuali Yahya, seluruhnya para da‟i, masyaikh seluruhnya di bawah kaki Yahya” aku berlindung kepada Allah, para da‟i dan masyaikh wallahi aku memuliakannya karena Allah, aku mencintai mereka karena Allah, inilah kitab-kitab mereka dipelajari disini, kitab-kitab para da‟i, masyaikh dan ahlu ilmi yang terdahulu dan sekarang, aku tidak mengetahui ucapan ini, bagaimana Syeikh bisa mengucapkan itu dan menuduh kami dengannya –Allahu musta’an-, perkataan ini tidak diragukan muncul dari kemarahan beliau, dan kalian paham bahwasanya sebagian orang mereka memiliki kelancangan/menambah-nambah ucapan, dan pengelabuan, dan ini menelpon dari suatu tempat (mengatakan) ya syeikh dakwah dalam keadaan baik namun telah terjadi sesuatu pada fulan, dan dia mengira bahwasanya langit telah jatuh ke bumi, beliau mengira bahwasanya tidak ada lagi salafi kecuali mereka yang datang mengadu ke syeikh dalam keadaan tersakiti, adapun mereka tidak diketahui keadaannya, apa maksud mereka? Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Dan pengikutnya (syeikh Yahya) menyerang dakwah salafiyah. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Yang kami ketahui kebanyakan pada kitab-kitab biografi para ulama mereka mengatakan : talaamiidzuhu atau thullaabuhu (murid-murid), adapun kalimat atba‟uhu (pengikutnya) maka kita semua adalah pengikut Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Allah berfirman
3. ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya[528]. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). [528] Maksudnya: pemimpin-pemimpin yang membawamu kepada kesesatan. -9-
Na‟am kita semua adalah pengikut kitabullah yakni salafiyun pengikut Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau adalah panutan dan teladan kita. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Dan pengikutnya (syeikh Yahya) menyerang dakwah salafiyah dan salafiyyin Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Ini tidak benar bahwasanya saudara-saudara kami menyerang dakwah salafiyah dan salafiyyin, bahkan mereka (yang bersama syeikh Yahya –pent–) diganggu karena memegang dakwah salafiyyah –demi Allah – mengajak kepada dakwah salafiyyah dan menghadang para musuh dakwah, maka siapa salafiyyun yang kami menyerang mereka? Boleh jadi yang dimaksud oleh syeikh membatasi salafiyyun (yang didholimi) adalah orang-orang yang bersama dengan al-adani atau mereka yang dulunya tinggal disini (Dammaj) dan yang berloyalitas dan berfanatik kepada mereka seperti Ubaid (al-jabiri), ini tidak benar, ini ucapan yang tidak benar, ini ucapan yang berlebihan, mereka itu adalah sebagian orang yang pernah belajar disini baik di zaman syeikh Muqbil rahimahullahu ta’ala dan setelah beliau wafat, telah terjadi perkara-perkara pada mereka yang diingkari dan disaksikan oleh semua yang hadir sekarang ini dan yang tidak hadir. Dan seorang pelajar yang mencintai kebaikan ini, datang dari negeri yang jauh dengan perlengkapannya dengan memikul segala kepayahan dan keletihan, apabila dia tiba di tempat ini (Dammaj) karena kerasnya permusuhan dan fitnah terhadap diriku maka mereka pun mendoktrinnya (pelajar tersebut) terus menerus hingga orang tersebut berpaling meninggalkan dammaj tanpa akhlak dan adab dengan mencaci dan mengganggu, apakah syeikh (Rabi‟) ridho dengan perbuatan seperti ini dilakukan di majelis beliau? Atau selain beliau dari kalangan ahlul „ilmi? Dan sudah ma‟ruf tentang dalil-dalil memuliakan pengajar, saudara kepada saudaranya yang lain dan begitu pula dalil-dalil motivasi untuk mengambil manfaat dengan batasan-batasan syar‟i tanpa berlebihan, dahulu disini (dammaj) aku mengatakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi : berupa pendaftaran orang-orang yang ingin pindah dari tempat ini ke fuyusy atau tempat yang lain maka aku mengkritik dan menasehati mereka, aku katakan : Pendaftaran seperti ini adalah tindakan yang keliru ya ikhwan, sekarang kalian berada dalam majelis ilmu, kalian pergi menyeru kepada jalan Allah dan barangsiapa yang ingin datang kepada kalian dan semua markiz ahlus sunnah di Yaman, kami mendukungnya dan menolongnya sesuai dengan kemampuan dan kelemahan kami, siapa yang datang kepada kalian maka dalam penjagaan Allah, tatkala aku menasehati, mereka membuat provokasi yang besar dan demikian pula berbuat kekacauan kepada diriku dan markiz serta para ikhwan dan seluruh thullab sehingga aku mengusir mereka dengan mengatakan : ya akhi kamu tinggal disini dengan - 10 -
(adab) yang baik, dan siapa yang tidak ingin bersama kami diatas kebaikan (ini) maka bumi Allah itu luas (jangan tinggal di dammaj -pent-) dan (begitu pula) dahulu syeikh (syeikh Muqbil) rahimahullahu ta’ala disyukuri dengan membantu, yakni pada saat itu beliau mengatakan kepada abul khoththob : jangan melakukan fitnah di Dammaj, entah kamu tenang atau pergi dengan melakukan fitnah di negerimu, perkataan ini benar. Aku diminta Syeikh rahimahullahu ta’ala untuk menggantikan beliau dalam mengurus markiz ini (dan) aku tidak mengatakan perkataan ini karena bangga diri akan tetapi inilah kenyataan dan keadaan yang sebenarnya, betapa banyak negeri-negeri terjadi di dalamnya kejelekan masuk ke dalamnya orang-orang yang punya kepentingan dengan nama kebaikan kemudian mereka membuat kerusakan di dalamnya, di tempat-tempat kebaikan masuk padanya orangorang yang punya kepentingan, hawa nafsu, ambisi serta keinginan jelek yang lainnya yang mana orang-orang tersebut tidak diketahui bagaimana keadaannya. Aku mengatakan kepada kebanyakan mereka bahkan kepada orang-orang yang datang menziarahi mereka mendengar perkataanku ini siapa yang ingin tinggal di tempat ini, saya adalah saudaranya dan dia saudaraku di atas kebaikan, sunnah dan tholabul ilmi, adapun kegaduhan ini dan tidak mau hadir di majelis dari kebanyakan mereka, salah seorang berkata: hajuri tidak memiliki (pengamalan) agama (yang benar), dan celaan-celaan yang lain, hal ini tidak seorangpun yang ridho dengannya, tidak syeikh Robi‟ dan tidak pula yang lainnya, dan Rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Dan hendaknya dia mendatangi manusia dengan apa yang dia senang untuk didatangi dengannya. Dan jangan disetujui (perbuatan mereka), mereka telah berbuat fitnah di sisi kami dari awal kejadiannya dan telah kami jelaskan fitnah mereka didalam buku tentang kekacauan, kesalahan dan hizbiyah serta fitnah mereka terhadap kami dan kebaikan yang ada ini, yang mana pergerakan mereka tidak pernah terjadi – wallahi – pada yayasan al-hikmah dan al-ihsan (hizbiyah yang ada di negeri yaman) yang syeikh (Muqbil) telah menghukumi mereka dan mengusir mereka (yang dulu mereka di Dammaj), ketika syeikh Muqbil menghukumi dan mengusir mereka maka mereka pun membuat fitnah dengan menanamkan permusuhan dan kebencian kepada syeikh dan dakwahnya, setelah itu sebagian manusia ada yang membela mereka yang kebanyakannya tidak memiliki kesibukan (menuntut ilmu), (hanyalah kesibukan mereka) berpindah dari satu ulama ke ulama yang lain dengan tujuan mengadu domba dan fitnah.
- 11 -
Dan sungguh telah muncul dari syeikh ubaid pada saat itu ucapan yang telah kami ingatkan kepadanya (tentang pembelaannya kepada al-adeni –pent-) ya syeikh mereka telah berbuat fitnah. Di beberapa lembaran, kalian melihat kembali (lembaran tersebut) telah tersebar antara saya dan syeikh ubaid terjadi surat-menyurat di awal fitnah. Mereka datang ke syeikh ubaid dengan bahasa yang lembut dengan mengatakan : wahai syeikh kami telah terjadi begini dan begitu, dan boleh jadi akan mempengaruhi pada seorang alim melebihi pengaruhnya tukang sihir sebagaimana dalam hadits tentang kisah namimah (tukang adu domba), maka mereka telah berbuat fitnah terhadap dakwah kemudian setelah itu (aku mengatakan) boleh jadi mereka akan ternasehati oleh beberapa masyaikh sehingga aku insyaAllah akan mengundang mereka, kemudian aku berkata (kepada ikhwan) untuk menghubungi beberapa masyaikh dan mengundang mereka sehingga mereka menasehati orang-orang tersebut (yang terfitnah) kemudian para masyaikh datang dan duduk di ruang tamu bersama mereka (yang terfitnah) dan mengingkari perbuatan mereka (pendaftaran untuk pindah ke fuyusy –pent –) dan menghentikan perbuatan tersebut kemudian aladeni tidak melakukannya dan mereka menulis di atas kertas bahwasanya markiz fuyusy berada di bawah pengawasan masyaikh Yaman dan mereka pun menyebutkan aku (syeikh yahya bagian dari masyaikh –pent–) kemudian mereka sepakat dengan tulisan tersebut dan meminta al-adeni untuk meminta maaf (atas apa yang telah dia lakukan), setelah itu mereka kembali dan kami pun kembali. Maka mereka pun –wallahi– sibuk mengadu domba dan fitnah antara aku dengan manusia, dan inilah yang terjadi pada syeikh Robi‟ hasil dari adu domba dan fitnah yang mereka bawa berupa ucapan yang keras terhadap kami yang kalian terheran-heran dengannya dan tidak lebih dari itu. Dan dakwah salafiyyah senantiasa di atas kebaikan akan tetapi pergerakan mereka yang terjadi harus dijelaskan keadaan mereka dan diingatkan manusia darinya supaya mereka berhati-hati bahwasanya tidak boleh membuat fitnah dan adu domba. Dan aku tidak bisa sekarang menyebutkan semua fitnah mereka akan tetapi telah tertera di malzamah-malzamah dan tulisan-tulisan yang telah ditulis yang menjelaskan fitnah dan kekacauan mereka, lihat (kitab) mukhtashar albayan dan bisa diketahui bagaimana fitnah dan kejelekan yang mereka timpakan kepada kami dari awal kejadian, maka inilah yang dimaksudkan syeikh Rabi‟ “bahwa hanya kami saja yang salafi dan yang lainnya bukan” Wallahi tidak demikian, adapun mereka itu adalah yang telah berbuat fitnah dan kekacauan kepada kami (sehingga) kami mengingkari mereka dan menjelaskan keadaan mereka serta kehizbiyan dan kejahatan mereka, kami - 12 -
yang teraniaya dan merekalah yang telah melakukan fitnah, dan sayalah yang mendidik kebanyakan mereka, memberikan muqaddimah dan dorongan (pada buku-buku mereka) sehingga aku senang dengan kebanyakan mereka, adapun sekarang kebanyakan mereka telah tertipu dan terlantar, dan sebagian masjid yang mereka pegang tidak mampu menegakkan seperti apa yang ditegakkan oleh ahlus sunnah dan keadaan mereka ma‟ruf, sebagian mereka tersibukkan dari ilmu dan menjadilah beban dakwah dibebankan kepada orang-orang yang mendapakan taufiq dan bersabar serta menjauh dari fitnah tersebut, inilah suatu kenyataan yang aku sebutkan diketahui oleh yang hadir ataupun yang tidak hadir. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Dan ahlul bid‟ah bergembira Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Yang bergembira bukan aku, jika mereka bergembira itu urusan mereka, dan kami tetap mengingkari mereka, dan itu bukan dariku dan dari thullabku (santriku), dan engkau telah mengetahui perbuatan mereka kepada kami dari kalangan ahlul bid‟ah, rofidhoh dan lainnya. Wallahi tidaklah mereka menyakiti kami karena kami membuat mereka senang melainkan karena kami mengingkari mereka. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Dan ahlul bid‟ah bergembira dan menonton pertikaian tersebut, apakah ini bagian akhlak yang baik? Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Wallahi kami tidak menyukai hal ini, wallahi aku telah bersabar bertahun-tahun atas apa yang menimpa diriku berupa kekerasan dan intimidasi, wallahi aku telah menanggung beban ini di atas jalan dakwah salafiyah, beban yang sangat berat wallahi, sebagai bentuk pertolongan untuk dakwah, wallahi Allahu maha menyaksikan dan setiap mukmin yang memiliki kalimat haq dan inshof/adil mendengar bahwa aku benar-benar telah menanggung beban dalam menolong dakwah dan menyebarkannya karena Allah, tanpa adanya perubahan, tidak dikarenakan sum‟ah dan riya serta tidak pula dengan rasa sombong dan pengerusakan di atas bumi, kemudian kami dituduh dengan tuduhan ini maka apa salah kami? Wallahi, ini suatu kekeliruan, wallahi seandainya tuduhan ini bersumber dari Imam Ahmad maka sungguh para ulama huffadz akan mengingkarinya terlebih lagi kalau hanya dari syeikh Robi‟. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala: keluhan telah datang kepadaku dari segala penjuru Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : ya syeikh waffaqakallahu ta’ala, keluhan yang dibuat-buat, sekelompok manusia telah membuat fitnah kepada kami disini terhadap diriku, dakwah, (yakni) dakwah (yang menyebar) di alam ini bukan dakwah Yahya semata, dan bukan dakwah syeikh Muqbil semata, - 13 -
dakwah yang menyebar di alam islami yang memberikan manfaat kepada manusia, yang tercurahkan kepada agama islam yang haq. Sehingga tidak boleh untuk memberikan gangguan kepada dakwah islami dan tidak pula fitnah oleh orang yang dekat maupun jauh. Na‟am telah datang keluhan dari orang-orang yang telah terfitnah, dan aku mengira orang-orang yang menelepon kepadaku dan kepadamu (syeikh Robi‟) dan kepada seluruh ulama adalah (dari) berbagai jenis orang, di antara mereka ada yang tidak memahami permasalahan, diantara mereka para pendusta, diantara mereka sengaja menyebarkan fitnah dan berusaha untuk terus mengobarkan fitnah dengan tanpa peduli (akan akibatnya), dengan tujuan untuk membenturkan antara syeikh robi‟ dan syeikh yahya, atau syeikh fulan dan syeikh fulan dan syeikh fulan, kemudian engkau terus menghukumi para ulama tersebut sementara mereka (tukang fitnah) terus bergembira menyaksikan kejadian tersebut. Dan bisa jadi engkau dapatkan salah seorang diantara mereka menulis di internet dengan 20 nama, dia menulis dengan suatu tulisan kemudian dia mengomentari sendiri dengan nama lain dengan mengatakan: Jazakallahu Khairan Ya Aba Fulan, kemudian setelahnya dengan komentar yang lain : Maa Syaallah Ya Aba Fulan dengan nama yang lain dan gelaran yang lain dengan tujuan untuk mengobarkan api fitnah. Maka mereka yang menelepon itu tidak diketahui keadaannya boleh jadi mereka adalah orang-orang yang mempunyai kepentingan, atau orang-orang yang hasad terhadap dakwah ini, dan hasad sudah ma‟ruf bahwasanya tidak akan ada kebaikan melainkan mesti ada yang hasad kepadanya, atau boleh jadi orang-orang yang tidak mengetahui permasalahan yang sebenarnya, dan selain dari itu. Dan pada asalnya seseorang itu berjalan diatas keistiqomahan, darulhadits di Dammaj teranggap sebagai sumber kebaikan yang dikenal dari sejak dahulu sampai sekarang, sehingga kenapa beliau begitu cepat percaya terhadap para penelpon dari suatu Negara yang sebagian mereka orang-orang „ajami (tidak paham bahasa arab -pent-), dan juga tidak diketahui keadaannya, dia melaporkan telah terjadi begini dan begitu kemudian beliau mengatakan telah menghubungi aku dari segala penjuru, sikap ini tidak benar. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Wallahi demi Dzat yang tidak ada yang berhak disembah kecuali DIA, seseorang pergi ke Dammaj 2 hari, 3 hari, atau sebulan setelah itu dia kembali ke tempat yang jauh (missal) Rusia dengan mengatakan : UBAID, UBAID….. YAHYA, YAHYA… Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : aku katakan barakallahu fiekum bahwa orang yang pergi dari sini, misal datang dari Rusia ke tempat ini, orang - 14 -
yang baik dan mencintai kebaikan maka kami bermuammalah kepadanya dengan apa yang nampak darinya, seandainya dia tinggal disini 1 hari atau 2 hari kemudian dia pergi dalam keadaan masih jahil tidak di atas ilmu, maka orang seperti ini sepantasnya diajari, dinasehati. Jika dia salah dikatakan kepadanya : ya akhi tinggalkan kekeliruan ini dan teruslah berada di atas alhaq, jika dia benar maka dikatakan kepadanya : Jazakallahu khairan dan hendaklah engkau terus belajar karena rasul shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Barangsiapa yang allah menginginkan kepadanya kebaikan maka akan dipahamkan agama kepadanya
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Bersamaan dengan itu saya tidak mengetahui ada santri yang tinggal disini sehari, 2 hari kemudian dia keluar berdakwah, (jika terjadi kesalahan -pent-) kesalahan tersebut jangan ditimpakan kepadaku
164. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Adapun permasalahan Ubaid, sungguh dia telah menzholimi kami, dia yang memulai dan kami tidak memulai -wallahi- Allah lebih mengetahui, dan urutan bantahan aku kepadanya dari awal kejadiannya telah tersebar di internet, datang ke Yaman dan dia diprovokasi oleh orang-orang yang mengadu domba -semoga Allah memperlakukan mereka yang pantas bagi mereka-, dan mereka duduk di sekitar beliau dengan mengadu kepadanya: ya syeikh.. ya syeikh sampai beliau pun bereaksi… dengan reaksi yang sangat keras dan mereka menuduhkan kepada kami petaka dan kekerasan, sehingga kami terpaksa untuk membela diri kami
- 15 -
194. oleh sebab itu Barangsiapa yang menyerang kamu, Maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Seorang berkata : wahai rasulullahu seseorang ingin membunuhku? beliau menjawab : bunuh dia, berkata: dia ingin mengambil hartaku? beliau menjawab : jangan kamu kasih, berkata : bagaimana jika aku terbunuh, beliau menjawab: kamu dijannah, berkata : bagaimana jika aku yang membunuhnya? beliau menjawab : dia di neraka. Sesungguhnya seorang yang punya hak berhak untuk berbicara. Seorang badui menuntut haknya dengan memaksa kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam sehingga para sahabat hendak menghajarnya maka Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
Biarkan dia karena sesungguhnya seorang yang punya hak berhak untuk berbicara. Tatkala kami melihat bahwa kami berhak untuk berbicara karena kami didholimi dan dianiaya serta berta‟ashshub dengan al-adeni al-hizbi dan yang bersama dia yaitu kelompok tukang fitnah, benar demi allah mereka berfanatik buta kepadanya, dan aku sebutkan kepada kalian beberapa bukti fanatik mereka sampai-sampai mereka berbuat jelek kepada (Imam) Syu‟bah disebabkan fanatik ini dan juga mereka mengatakan : orang-orang asing jangan masuk ke Dammaj, siapa saja yang ada di dammaj harus keluar dan masyarakat Dammaj bertindak tegas kepada hajuri serta meminta bantuan kepada pemerintah, ini nasehatku kepada kelompok ini dan itu (yaitu thullab, dan hurros dan penduduk Dammaj), yang mana perkataan dia itu tersebar luas di internet, thoyyib… apakah perbuatan seperti ini dibolehkan? Tidak pantas baginya dan selainnya ucapan seperti ini
Dari kebagusan islam seseorang dengan dia meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya. Tatkala keadaan seperti itu dengan dia berbuat buruk kepada kami dan mencaci, memaki, dan menghina… dan juga tuduhannya kepada thoifah yang paling dekat kepada kebenaran kemudian saya membantah atas perkataannya tersebut yang berjudul “
- 16 -
Yang mengucapkan ucapan ini adalah banyak ulama diantaranya Imam Bin Baz rahimahullahu dan Lajnah Daimah perkataan-perkataan mereka tersebut tercantum di risalah tersebut, dia (Ubaid) menyerang pendapat ini dan menghina perkataan tersebut dan mempermasalahkannya dengan ucapan yang sangat keji. Maka sekarang ini saya meminta dari seseorang yang di jadikan sebagai timbangan manhaj salaf, dan jangan ada di tengah-tengah kita orang-orang yang menerapkan qo‟idah Hasan al-Banna yaitu kita saling tolong menolong terhadap apa yang kita bersepakat di atasnya dan kita saling memberikan udzur terhadap hal-hal yang kita berselisih di atasnya. Ubeid telah berbuat jelek kepada ulama dengan ucapan-ucapannya tersebut yaitu kepada Lajnah Daimah yang di dalamnya ada Syeikh Ibnu Baz rohmatulloh ‘alaihi dan selain beliau dan telah lewat penyebutnya. Dan dia menyangka bahwa dia menyerang aku padahal ia menyerang semuanya, kenapa beliau (Syeikh Rabi‟ hafizhahullahu ta’ala) tidak menasehati Ubeid sampai dia meninggalkan perkataan tersebut. Ubeid telah berbuat jelek kepada Ka‟ab bin Malik rodhiallohu ‘anhu yaitu perkataannya tentang shohabat tadi, kalau beliau rodhiallohu ‘anhu meninggal pada saat itu (tidak ikut dalam perang tabuk karena udzur –pent-) maka dia meninggal dalam keadaan sesat menyesatkan. Ubeid berbuat demikian berbuat jelek kepada kita, kitapun membela diri-diri kita. Kemudian Syeikh Robi‟ hafizhahullahu ta’ala diam terhadap Syeikh Ubaid dan juga atas apa yang mereka perbuat berupa fitnah yang ingin mereka jatuhkan ke atas kepalaku dan saudara-saudaraku. Kami ingin menyampaikan nasehat, Inilah manhaj salafi seharusnya agama Allah ditegakkan tanpa rasa segan kepada Ubaid atau selainnya, dan tatkala Ubaid menganiaya dan mendholimi kami serta telah melakukan perbuatannya maka kami membela diri kami wahai saudaraku. “Setiap kalian dari Adam dan Adam (tercipta) dari tanah, dan sesungguhnya setiap orang yang memiliki hak berhak untuk berbicara.” “Seseorang itu di muliakan dengan kebenaran atau dihinakan dengan kebatilan.” Apabila seorang pelajar misalnya keluar berdakwah kemudian ditanya dari suatu permasalahan kemudian menjawab fulan telah terjatuh dalam begini dan begitu, dan fulan telah mendholimi dakwah salafiyah maka bukan berarti hal ini menunjukkan kebiasaan mereka (terus menerus dalam membahas fitnah -pent-) Apabila dia perginya untuk sekedar bermain-main (rekreasi) dan terangterangan dalam mempermainkan ilmu maka kami tidak peduli padanya.
- 17 -
Kami betul-betul mencurahkan perhatian kepada orang-orang yang sungguhsungguh kepada sunnah, ilmu serta kebaikan, maka tidak ada suatu jiwa melakukan suatu usaha kecuali akan tertimpa pada dirinya. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Ubaid, Ubaid, Yahya, Yahya, Yahya di langit dan Ubaid ahlul bid‟ah, inilah dakwah mereka.. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Apakah ini engkau meyakini ya Syeikh? Bahwa beginilah dakwah kami? tidak ada (pembahasan) kecuali hanya Ubaid dan Yahya? Mereka tidak pergi mendakwahkan tauhid dan kepada sunnah, dan tidak mengajarkan kitab-kitab ilmiyah dengan berbagai bidang ilmu, mereka tidak mempunyai dakwah kecuali (membahas) Ubaid dan Yahya? Perkataan ini tidaklah benar, wallahi orang-orang yang keluar dakwah ke seluruh penjuru alam, tanyakan tentang mereka di setiap tempat yang mereka singgahi? Jangan tanyakan kepada orang-orang yang memiliki kepentingan, para perusak yang berlawanan dengan mereka yang mana mereka adalah orang-orang yang terfitnah dengan fitnah ini, akan tetapi tanyakan kepada orang-orang yang dimampiri oleh mereka, maka engkau akan mendapati salah seorang dari para da‟i menetap sebulan dengan menyelesaikan pelajaran-pelajaran yang ringkas dalam bidang tauhid seperti kitab Tauhid, Ushulul Tsalasah, Alwasithiyah dan beberapa pelajaran lainnya, bersama murid-muridnya menyelesaikan kitab-kitab tersebut dengan disertai dengan muhadharah kemudian mereka kembali. Bagaimana mungkin dikatakan hanya begitu saja dakwah mereka (Ubaid dan Yahya)? Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala berkata : Inggris, Mesir, Turki, Kenya, Libia dan seluruh negeri sekarang dipenuhi dengan kebencian terhadap salafiyyin dan dakwah salafiyah.. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Demi Allah tidak, kalau ada yang terpenuhi kebencian tersebut maka mereka dari kalangan hizbiyun, nasionalisme, yahudi dan nashara, yang mereka membuat orang-orang benci kepada salafiyin dan salafiyah… maka hal ini tidak asing bagi kami, adapun kami yang membuat salafiyyin dan dakwah salafiyyah dibenci maka Allah berfirman :
70. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar.
- 18 -
Anggaplah dia ditanya tentang permasalahan fulan dan fulan, ini yang telah berbuat dholim dan seterusnya maka dia ingatkan dari kesalahan tersebut, (karena) bab bantah-membantah tetap terbuka. Betapa banyak engkau (syeikh Rabi‟ hafizhahullahu ta’ala) membantah orangorang, dan kami tidak pernah mengatakan engkau telah memperburuk citra salafiyin akan tetapi beliau telah menjelaskan tentang fulan, kesalahan si fulan dan kami tidak menjadikan ini sebagai bantahan kepada salafiyyin secara menyeluruh. Apa ini?? Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala: Tidak didapati peperangan seperti ini Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala menjawab : Wallahi tidak didapatkan kekerasan yang seperti ini atas kami, tidak ada sedikitpun peperangan dari kami, dari sekelompok salafiyyin yang kami harapkan kebaikannya dan kami demi Allah kami mengharapkan bantuan, pertolongan, dan partisipasi mereka, serta berterima kasih dengan upaya mereka dan siapa saja yang turut berpartisipasi untuk saling berta‟awun bersama kami, adapun menimpakan kebaikan bahwa tidak peperangan yang seperti itu, apakah kami memerangi islam ya ikhwan ???? subhanaka ya Rabbi… Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala berkata : Kami telah bersabar selama 7 tahun, sampai kepada kami surat-surat dan pengaduan-pengaduan. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala berkata : Wallahi kesabaranku lebih banyak –wallahi– kesabaranku lebih banyak, hadir di sisimu ya syeikh waffaqakallahu manusia dari orang-orang yang senang kepada kebaikan dari Dammaj dan selainnya, engkau menyambut mereka dengan mengadukan tentangku dengan mereka (berupa perkataan engkau) : tindakilah Yahya, tegasilah Yahya… bukti ucapan ini akan datang dari dalam kertas yang dibaca sekarang ini... jangan biarkan Yahya seperti begini dan merincikan (makna perkataan tersebut) susah dan contohnya akan datang… yang mana hal ini engkau sendiri tidak menyetujuinya untuk ditimpakan kepada dirimu, tidak meridhoi untuk dirimu dan demikian pula aku, dan hal ini merupakan penyebab keretakan dalam dakwah dan memberikan madhorat kepada dakwah. Seorang mukmin seharusnya berusaha untuk mendamaikan permusuhan yang terjadi, (dan) anggaplah mereka terima hal ini dan anggaplah bangkit juga sejumlah tullab di sini ribuan walillahilhamd, sebagian mereka berkata seperti ucapanmu “bangkitlah kalian lakukanlah terhadapnya” dan sebagian lagi akan mengatakan “hal ini salah kami tidaklah melihat kejelekan, kejahatan” apakah kamu senang kalau mereka saling bermusuhan, saling mencela, apakah kamu ridho ya syeikh terjadinya fitnah antara salafiyyin, begitu juga fitnah saling bermusuhan, boikot-memboikot dalam satu lokasi, sedangkan orang-orang disini dalam keadaan yang baik, ilmu dan dakwah. - 19 -
Berdasarkan ucapan ini ! tujuh tahun … (berarti) selama tujuh tahun ini saya terdzalimi wallohi, dan saya sabar. Dan termasuk dari kedzaliman itu, apabila itu benar apa yang dinukilkan oleh syeikh Muhammad bin „Abdul Wahhab “Bahwa ia duduk bersama beliau (syeikh Rabi‟ hafizhahullahu ta’ala) -dan Alloh sebagai saksi– dan para masyaikh yang hadir ketika itu terlukai, sesungguhnya ia menukilkan dari beliau, katanya : Syeikh Rabi‟ hafizhahullahu ta’ala mengatakan “ seret Hajury dari atas kursi, dan disiapkan penggantinya.” Ya subhanalloh, saya duduk berdasarkan wasiat dari yang berwenang dan Allah berfirman : 181. Maka Barangsiapa yang mengubah wasiat itu, setelah ia mendengarnya, Maka Sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Na‟am, dan ini adalah dakwah bukan kursi kepemimpinan (seenaknya mengatakan) pergi! pergi! benar ini adalah dakwah, ini agama, apa ini ya akhy;
Dari bentuk baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan perkara yang bukan urusanya. Barokallohu fiikum. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : sampai kepada kami surat-surat dan pengaduan-pengaduan, maka sekarang wajib memaksanya untuk merubah uslub (metode)-nya Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : waffaqokalloh ya Syeikh … ucapan ini tidaklah benar, wallahi engkau tak bisa memaksaku dan aku juga tidak bisa memaksamu. Dan hal ini bukanlah petunjuk para nabi, tidak juga uslub/ metode para ulama yang kami pelajari dari mereka, “harus dipaksa”?? Alloh berkata kepada Nabi-Nya :
Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (Al-Ghaasyiyah : 21-22) Dan permasalahan pemaksaan, lakukan ini … , kerjakan ini… sesungguhnya nasihat lebih baik dari pada pemaksaan, engkau menasihati dan aku pun - 20 -
menasehati. Kecintaan dan persaudaraan lebih baik dari pada adu kekuatan, harus begini… , ya Syeikh !! pemerintah saja tidak bisa memaksakan sebagian manusia untuk mengikuti apa yang mereka inginkan. Ya syeikh!! Saya pun yakin kalau engkau tidak bisa memaksa anakmu sendiri apabila ia membantahmu! dan saya juga wallahi tidak bisa memaksanya apabila dia membantahmu. Anakmu saja tidak bisa dipaksa. Sedangkan saya pemegang dakwah, engkau tidak dapat memberlakukan hal itu baik engkau atau selainmu. Bagaimana mungkin engkau memaksaku sedangkan di sisiku ada ribuan orang –walillahilhamd- semua di atas sunnah, apabila engkau mengatakan satu kalimat, mereka akan mengatakan lebih dari itu wallahi saya bertekad memajukan mereka untuk membantah. Bagaimana mungkin engkau memaksaku! Hal ini tidaklah benar baraakallahu fiik wa waffaqok,
Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,(Al-Ghaasyiyah 21-22) Na‟am, hendaknya kita saling menasihati dengan kebenaran dan kesabaran, “harus memaksanya” hal ini tidak benar, anggaplah seandainya engkau telah berhasil membuat sekelompok memberontak kepadaku –semoga Allah memaafkanku dan juga engkau- baik dari mereka yang dahulu disini atau orang yang telah terpengaruhi oleh orang-orang yang dahulu disini, bahkan perkara ini tidaklah benar, apakah dengan mereka itu syeikh fulan dan syeikh fulan akan marah kepadaku bahwa saya berkata ini dan itu? Tidak demi Allah. Kami tidak belajar demikian dari para ulama kita, bahwa “paksa si fulan untuk begini dan begitu” Yang kita pelajari adalah berlemah lembut,
Tidaklah lemah lembut diletakkanpada suatu perkara melainkan akan memperindah perkara tersebut, dan tidaklah lemah lembut dicabut dari suatu perkara melainkan akan memperburuk perkara itu.
53. Dan Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. - 21 -
Adapun pemaksaan itu adalah ucapan yang keluar disebabkan emosi –semoga Allah memaafkanmu yaa syeikh-… Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : apabila ia tetap menjalankan uslubnya itu maka akan terjadi fitnah yang tiada tandingannya. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : yaa Akhy uslubku, dan dakwahku semuanya -demi Allah- di atas kitab dan sunnah, inilah yang aku yakini dan lihat, saya bukanlah seorang suci dari kesalahan, kemudian “uslub apa ini” apakah dikarenakan aku membantah Syeikh Ubaid?? sungguh saya akan bantah! Uslubku? apakah karena saya membantah Muhammad bin Abdul Wahhab yang mana pada sebagian pendahuluan kitabnya (Qoulul Mufiid) masih tertera sebagian orang sufi, orang mu‟tazilah memberikan pendahuluan, padahal orang itu mengatakan bahwa saya mubtadi‟, saya menyelisishi ayat ini dan itu dan islam berlepas diri darinya dan ia berlepas diri dari islam. saya katakan kepada kalian : janganlah kalian memakai kaidah HasanAlBanna, Ya syeikh janganlah kamu memakai kaidah Al-Banna !! yaitu
Kita saling bahu-membahu pada perkara yang kita sepakati, dan kita saling memberikan udzur pada perkara yang kita berselisih padanya. Mereka itu adalah orang-orang yang menindas, mendzalimi kami dan berfanatik terhadap orang yang saya sebutkan, dan yang lainnya. Yang mengantarkan kepada emosi, padahal mereka adalah orang-orang yang berusaha mewujudkan hal tersebut. Sungguh saya telah mendengar hal itu dari orang yang mengabarkan berita itu kepadaku, bahwa dia mengatakan : Saya akan mengadu domba antara Hajury dan seluruh para ulama. dan saya tidak menyukai hal ini wallahi saya senang agar para ulama menjadi saudarasaudaraku, penolongku, pembelaku, dan menjadi orang tuaku, dan aku pun berdakwah kepada Allah, mereka membantuku dan aku membantu mereka, saling bahu-membahu di atas kebaikan dan ketaqwaan, akan tetapi fitnah datang dari mereka, maka dari merekalah datangnya fitnah bukan karena Aku, dan yang membuat fitnah orang yang mau mengobarkannya, bukan aku! Maka merekalah yang dinasehati, dan masing-masing hendaknya memperhatikan urusannya sendiri, Allah berfirman :
94. dan Allah serta Rasul-Nya akan melihat amalanmu, (At-Taubah) - 22 -
Alloh berfirman :
94. Maka barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, sedang ia beriman, Maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan Sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya. Adapun pembebanan ini kepada kami bahwa akan terjadi fitnah, aku tidak membuat fitnah, saya berlepas diri kepada Allah dari fitnah. Akan tetapi saya akan membela diri sebatas kemampuanku dan saya berlindung kepada Allah dari fitnah baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi. Kalaulah kita diuji dengan suatu fitnah yang ditimpakan kepada kami seperti tuduhan-tuduhan ini maka wajib bagi kami untuk menjelaskan kesalahan. Fitnah bukan datang dariku „audzu billah, saya tambahkan juga dengan tuduhan-tuduhan yang mereka dengar dan fitnah terhadap kami kemudian mereka diam begitu saja, kemudian setelahnya mereka melemparkannya kepada kami, perhatikan ya ikhwan! ini yang pertama. Perkara yang kedua : hendaknya mereka dinasehati terhadap kesalahankesalahan yang dikritik terhadapnya, dan hal itu sudah terbukukan dalam satu jilid, orang-orang menjelaskan tentang berbagai macam kesalahannya. Bagaimana kalian mencari-cari kesalahan-kesalahanku kemudian sebagian pelajar mengumpulkannya dan kalian mendiamkan mereka, hal itu semenjak fitnah Abul-Hasan, kemudian dipungut oleh orang yang setelahnya kemudian dipungut oleh orang yang setelahnya, dan ini juga semenjak fitnah situs Atsary, mereka mencari-cari kesalahan dari satu tulisan ke tulisan yang lain, dari buku ke buku dan dari kaset ke kaset, mereka berharap mereka mendapatkan satu kalimat kemudian mereka menyerangku, sedangkan engkau tidak mendiskusikan serta tidak menasehati mereka dengan kesalahan-keselahan yang sangat jelas, demi Allah hal ini memudhoratkan dakwah salafiyyah. Muqoddimah Al-„Imraany masih tertera dalam kitabnya, dia seorang mu‟tazilah sedangkan dia mutawaqqif dalam perkara Al-Qur‟an apakah Al-Qur‟an Makhluk ataukah bukan Makhluk. Ia berpendapat seperti pendapat Mu‟tazilah dalam perkara ru‟yatullah di hari kiamat, juga terdapat muqoddimah seorang sufy dalam kitab itu, kemudian mereka membebankan kesalahan-kesalahan kepada kami dan memutus ucapan-ucapan kami ya ahlas sunnah dalam keadaan mereka tenang-tenang saja. Sebagian mereka muhadhorah di tempat hizbiyyun dan sebagian mereka menuduh para sebagian para ulama sebagai mata-mata kemudian setelah ini semuanya dia berdamai bersama mereka untuk berta‟awun menyerang kami, - 23 -
hal ini tidaklah kami mengetahui (dari ulama salaf) dan yang kami mengetahui adalah nasehat pada setiap muslim… Apakah engkau diam dari kesalahan ini dengan tujuan agar mereka bersama engkau terhadap permasalahan? Selamatkanlah... selamatkanlah orang yang engkau melihat dia terjatuh dalam kesalahan dalam rangka menolong agama Allah azza wa jalla. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : aku telah menasehatinya beberapa kali, terkadang aku menasehatinya sampai 2 jam setengah.. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Wallahi pernah sekali beliau menelpon dengan yang penelponan yang lama tenang pembahasan al-adeni. Al-adeni telah melemahkan dakwah dan berbuat finah terhadap dakwah, dan beliau (Syeikh Rabi‟ hafizhahullahu ta‟ala) memandang dia bukan hizbi sedangkan aku memandang bahwasanya dia itu adalah hizbi, dan kebenaran bersama dengan diriku dalam permasalahan ini, aku telah menjelaskannya dan menyebarkannya, dan yang ada disini melihat/mengetahui tidak seperti yang tidak ada disini, kemudian setelah itu beliau tidak berpendapat dengan hal tersebut sedangkan aku berpendapat tentangnya. Dan beliau sebenarnya ingin memantapkanku (dengan pendapatnya) dan saya tidak merasa mantap dengan pendapat beliau (tidak mengizbikan aladeni), inilah inti penelponan yang kurang lebih 2 jam yakni dalam permasalahan ini saja. Tidak ada antara saya dengan Syeikh Rabi‟ hafizhahullahu ta’ala sesuatu perkara melainkan hanya perkara al-adeni, dan pembahasan ini semuanya disebabkan oleh al-adeni dan orang yang bersama dengannya. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : aku telah menasehatinya beberapa kali, terkadang aku menasehatinya sampai 2 jam setengah dan tidak mau mendengar ucapanku dan dia telah berjanji namun tidak menunaikan janjinya. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Wallahi selama ini aku tidak mengetahui aku pernah berjanji kemudian aku tidak menunaikannya karena menunaikan janji merupakan perkara yang dianjurkan oleh syariat, adapun ucapan beliau: ”bahwasanya saya berjanji dan tidak menunaikannya” ini adalah perkataan yang tidak benar. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : dan murid-muridnya adalah orangorang yang berlebih-lebihan yang tak ada bandingannya. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : ucapan ini keliru, saya mengingatkan beliau untuk bertaqwa kepada Allah azza wa jalla, dan juga perkataan ini tidak diterima oleh orang-orang yang sholeh dan juga orang yang mengatakannya adalah (telah) salah, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
- 24 -
53. dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.
70. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, Murid-muridku kebanyakan mereka adalah murid-murid Syeikh Muqbil rahimahullahu ta’ala dan diantara mereka ada yang sudah berada disini selama 10 tahun, ada yang kurang dari itu dan lebih dari itu (10 tahun). Dan murid-muridku juga sebagaimana yang kalian ketahui –walillahilhamdu– mereka memiliki kebaikan-kebaikan dan mereka semua sangat benci terhadap ghuluw, kalau seandainya salah seorang dari mereka terjatuh ke dalam ghuluw, kekacauan atau penyelesihan maka aku, engkau dan seluruh orangorang sholeh wajib menasehatinya baik dia berada di sisiku atau di luar, dan jangan dijadikan kesalahan atas kebaikan (untuk menjatuhkannya), dan saya tidak mengatakan bahwasanya kesalahan itu tidak ada pada seseorang akan tetapi menuduh terhadap thullab baik laki-laki maupun perempuan dan para masyaikh dan dakwah atau ribuan orang yang ada di Dammaj atau yang di luar di Dammaj (baik yang mereka itu dari murid-muridku atau dari murid syeikh Muqbil sebelumnya) mereka semuanya ghulaah/orang-orang yang ekstrim, yang sebenarnya ucapan inilah yang ghuluw/berlebih-lebihan wajib baginya untuk mengucapkan kalimat yang haq. Wallahi tuduhan ini kepada mereka adalah ghuluw bahkan ini ghuluw yang berlebihan yaitu mentabdi‟ secara menyeluruh. Dan termasuk bid‟ah paling berbahaya adalah ghuluw. Saya berlepas diri kepada Alloh dari perbuatan ghuluw. Wallahi, kamipun dituduh dengan ghuluw, dan sunggguh dalam keadaan syeikh, beliau sendiri ketika Abul-Hasan menuduh kami dengan Haddadiyyah beliau menuntut kepada mereka “datangkan bukti-bukti kalian bahwa mereka itu berbuat begini atau begitu” maka ketika para tukang adu domba menukilkan kepada beliau apa yang mereka inginkan maka syeikh pun berbalik dan menuduh kami dengan tuduhan Abul-Hasan yang dahulu beliau sendiri membela kami dari tuduhan itu. Wallahi ucapan ini adalah ghuluw, yaitu mentabdi‟ secara menyeluruh dan termasuk syarat mentabdi‟, adalah iqomatil-hujjah/ menegakkan hujjah terhadap siapa yang ia tabdi‟kan. Dan bersamaan itu semua beliau telah berlaku ghuluw. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Yaitu ucapan Imam tsaqolain (imam jin dan manusia) An-Nashih Al-Amin (penasehat yang terpercaya) - 25 -
Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Aku katakan kepadamu bahwa ucapan ini -barakaalhu fiekum- tidak bisa dinisbahkan kepadaku, kalimat Imam Tsaqalain saya tidak pernah mengikrarkannya atau menyakininya wallahi, tidak sebelumnya tidak pula setelahnya, dan para hadirin mendengarkannya, kesalahan itu terjadi dari seorang syai‟ir dan ia telah bertaubat kepada Allah dari hal itu, dan taubat diterima walaupun dari orangorang khowarij terlebih lagi dari selain mereka, bersamaan itu mereka masih saja mengulang-ulangi ucapan ini “imamuts-tsaqolain” saya tidak pernah mengikrarkannya bahkan saya memiliki penjelasan tentang hal ini dan telah tersebar di internet bahwa hal ini salah dan saya tidak senang ghuluw terhadap diriku ataupun kepada selainku. Dan na‟udzubillah dari hal ini, kami menyakini sabda Nabi shallaallahu’alaihi wasallam :
Janganlah kelian memujiku secara berlebih-lebihan sebagaimana orang-orang nashrani memuji ‘Isa bin Maryam karena sesungguhnya aku ini adalah hanya sekedar hambaNya maka katakanlah hamba Allah dan rasul-Nya. Sebagian sahabat menyanjung Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata :
Wahai tuan kami dan putra tuan kami , wahai orang terbaik kami dan putra orang terbaik kami, maka Nab shallallahu ‘alaihia wa sallam berkata : wahai segenap manusia ucapkanlah ucapan kalian yang biasa dan jangan sampai syaithan menggelincirkan kalian. Dan selainnya dari dalil-dalil yang lain. Na‟am maka ucapan itu bukanlah ucapanku, tidak aku ikrarkan tidak pula aku yakini. Kadangkalanya aku tersibukkan untuk mendengarkan sebagian puisi yang dibacakan, apabila aku diingatkan maka sayapun akan berikan tanbih, dan saya telah berikan peringatan dari hal itu dan saya jelaskan bahwa hal itu adalah salah dan ia pun telah menghapus dan rujuk dari ucapan tersebut, bagaimana bisa kalian mengikrarkan hal ini? Yaitu mereka berusaha untuk mencari suatu kesalahan yang dengannya mereka menjadikanya sebagai bukti sikap ghuluw “carilah darinya sesuatu yang bisa dijadikan sebagai bukti ghuluw mereka!” tidak ada, tidak ada. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : An-Naashih Al-Amiin ghuluw, ghuluw, ghuluw. - 26 -
Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : adapun kalimat An-Nashih Al-Amin wallahi ini adalah kalimat yang diucapkan oleh Asy-Syeikh –rahimahullah– sebagai bentuk baik sangka beliau kepadaku, semoga Allah memberikanku taufiq agar aku bisa memberikan nasihat kepada manusia dan saya mengharap kepada Allah agar aku menjadi seorang yang terpercaya, dan saya wallahi tidak senang dengan berlebih-lebihan dan kebanyakan orang mengatakan “ya akhy hapus ini saya tidak menginginkannya, jauhkanlah dan saya tidak senang” yaitu kalimat An-Nashih Al-Amin. Dan kalimat ini ada asalnya, amanah itu ada pada orang-orang shalih demikian juga nasihat terdapat pada orang-orang shalih, na‟am ini satu perkara, dan perkara yang kedua kalimat ini ada dasarnya, dalam suatu hadits dalam shahih Al-Bukhary kitab Ta‟bir berkata Al-Hafidhz dan tidaklah bisa seseorang untuk mentafsirkan mimpi kecuali seorang yang alim nashih/penasihat amin/terpercaya sebagaimana dalam hadits ini, demikianlah yang beliau ucapkan. Bahkan dalam Ad-Dustury disebutkan tentang Abu Nu‟aim bahwa beliau adalah seorang yang Nashih Amin, dan Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang Abu Ubaidah “ Amiin” : (Orang terpercaya-nya Ummat ini) Dan selainnya (dari dalil-dalil) Ini hukum asal masalah ini dan landasan perkara ini, adapun apakah saya senang dengan ucapan ini, wallahi saya tidak senang dengan ucapan ini, dan saya senang menjadi seorang yang tawadhu‟ merendah, tenang (adem ayem), dan bahkan engkau sendiri bisa saja dikatakan kepadamu ucapan yang lebih parah dari hal ini !! lalu mengapa beban ditimpakan kepadaku??? Manusia senang kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada mereka, dan terkadang sebagian mereka berlebih-lebihan dan menambah dan mengurangi. Dan kesalahan itu tertolak. Semoga Allah memberikan taufiq kepada semua. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : dakwah syeikh bin Baaz dan syeikh Albani tidak seperti ini Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : dan begitu juga dakwah kita –wallahi– sebelum dan dan sesudahnya tidak seperti demikian (yang dituduhkan oleh syeikh Rabi‟). Dan kesalahan yang terjadi pada seseorang kemudian dia sudah bertaubat maka tidaklah pantas untuk di ulangi-ulangi kembali –waffaqakumullahu ta’ala– Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Pergilah kalian kepadanya dan nasehatilah dia, dan jangan kalian sepakat dengannya (dalam pemikirannya) dan jangan pula kalian bersama dengannya (akan tetapi) jadikanlah diri kalian dari dirinya (seperti) orang-orang yang memiliki sikap lelaki (yang tegas). - 27 -
Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Bukankah ini perbuatan doktrin ya ikhwan? siapa yang ridho dengan perbuatan ini? Wallahi syeikh (Rabi‟) pun tidak akan ridho (perbuatan) terjadi untuk dirinya dan tidak pula pada seorang alim untuk dirinya bahkan tentara pun tidak akan ridho pada pasukannya. Seorang tentara, mereka mengatakan kepadanya (tentara) : ya akhi al-adeni telah melakukan ini dan itu kemudian terjadilah apa yang telah terjadi lalu mereka mengatakan kepadanya : pergilah kalian jika Allah subahanahu wa ta’ala memberikan taufiq kepadamu berupa kebaikan maka Allah akan memberikan taufiq kepadamu, dan jika engkau tetap seperti ini terus maka semuanya berada pada urusannya (dan) jangan berbuat fitnah.. askari mengatakan : wallahi hajuri dalam keadaan benar, kalau ada seorang pasukanku yang melakukan seperti ini maka aku akan mengusirnya dan memecatnya… (apalagi) jika merusak dalam dakwah. Apakah engkau ridho jika mereka melakukan kekacauan kepada diriku? Aku mengeluhkan dari kekacauan ini dari semenjak 7 tahun yang lalu dan ini tidak boleh wallahi ya Syeikh.. dan saya akan menghujat engkau ya syeikh di sisi Allah dengan perkara dan yang lainnya. Saya menyeru kepada sunnah wallahi dan saya diganggu dengan sebab tersebut dan saya sabar di atasnya, saya pun banyak memikul beban dan kalian mengetahui hal itu wallahi aku melakukan itu semua bukan untuk mendapatkan dunia atau sesuatu yang lainnya, dan tidak pula untuk menjadi tinggi (kesombongan) dan kerusakan di atas muka bumi, namun karena untuk membelanya kemudian setelah itu (engkau katakan) bangkitlah kalian kepadanya, dan jangan kalian sepakat dengannya (dalam pemikirannya), mereka tidak sepakat dengan pemikiran, mereka adalah du‟at (da‟i) kepada Alloh yang bisa membantah syeikh Robi‟ terlebih-lebih terhadap Yahya, saya memiliki beberapa risalah tertahan sekarang mereka mengatakan kami akan membantah bagaimana tidak, ini adalah suatu kesalahan terlebih-lebih terhadap Yahya, na‟am tidak boleh membuat kekacauan kepadaku barokallahu fiekum. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Sesungguhnya Ia (Yahya) orang yang paling berbahaya terhadap dakwah salafiyyah, tiada seorang pun yang lebih berbahaya dari Yahya. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : LAAILAAHAILLALLAH, yaa Ikhwan … di sana ada Yahudi, Nashara, Rofidhah, ada balaa semuanya menyalakan api peperangan terhadap dakwah salafiyyah, apakah saya lebih berbahaya dari pada mereka semua?! Bukankah saya sudah katakan kepada kalian wahai ikhwan bahwa ucapan inilah yang ghuluw?! Sekarang syeikh mengingkari perkara ghuluw dengan alasan dia membenci ghuluw ia menginginkan jam‟ul-kalimah (persatuan) apakah seperti ini yang disebut - 28 -
jam‟ul-kalimah dan usaha untuk menjalinnya?! Apakah seperti ini ya sheikh pengingkaran terhadap ghuluw?! Dan saya adalah lebih berbahaya?! Begitu juga Al-Adany mengatakan “ orang yang paling jahat, dan tiada yang lebih jahat dan saya tidak tahu ada yang lebih jahat” ini ghuluw wallahi, demikian juga Ubaid mengatakan dari sana “orang ini apabila tidak rujuk, penggal lehernya” yaitu dulu ada fatwa saya pernah mengatakannya kemudian saya merojihkan pendapat yang lain, dan dalam mujallad yang sama yaitu setelah beberapa halaman –hal ini terjadi beberapa tahun yang lampau- semakna dengan syeikh Al-Imam waffaqohullah bersamaan dengan itu mereka tidak mengkritiki syekh Al-Imam, mengapa?! Karena mereka tidak menginginkan pengkritikan, namun mereka hanya menginginkan Yahya, dialah tujuan utama. Thayyib, “orang ini apabila tidak bertaubat dari ucapan ini”, bahwa sholat di belakang rafidhah boleh bahwa mereka itu tidaklah kafir atau semakna dengan itu, ia berkata kalau tidak pengal lehernya, maknanya ia murtad dengan kalimat tersebut. Thayyib ini syeikh Al-Imam mengatakan hal itu! mengapa kalian tidak memprotesnya, bukankan saya telah katakan bahwa kalian menggunakan kaidah : Kita saling bahu-membahu dalam perkara yang kita bersepakat dan saling mendiamkan pada perkara yang kita berselisih padanya. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : (yang salafi) cukup Dammaj, yang lainnya ditinggalkan dan seluruh markaz di bawah kaki… Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : A‟udzu billah, ini (markiz) Aden, Lahj, Hadhramaut, Maharah, dan yang di sebelah selatan dan utara Yaman, ini (markiz) di Tanzania, Ethyopia, dan negeri-negeri yang lain di sana ada muridmuridku yang mengajak kepada Allah dan mentauhidkannya serta sunnah Rasul shalallahu alaihi wa sallam, sehingga bagaimana dikatakan ditinggalkan semua??? Padahal di dalam ada kebaikan ini, demikian juga selain dari mereka juga menegakkan kebaikan dari Negara yang banyak. Dan saya dikabarkan tentang seseorang bahwa dia orang yang baik dengan menegakkan kebaikan kemudian aku pun menyebutkan dengan kebaikan, demi Allah saya tidak mengatakan dengan perkataan jelek kepada seseorang kecuali jika dia berbuat kejelekan, kejahatan dan berbuat kedustaan terhadap dakwah ini, maka aku berhak untuk membela kebaikan ini. Dan setiap muslim berhak untuk membelanya karena sesungguhnya itu adalah sumber kebaikan kaum muslimin, baik engkau ya sheikh atau selainmu wallahi. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Dan seluruh markaz-markaz yang lain di bawah kaki tidak ada apa-apanya kecuali Dammaj, yaa ikhwan kita memiliki sekolah-sekolahan, semuanya menyebarkan manhaj salaf menyeru - 29 -
kepadanya serta membelanya semuanya di bawah kaki yaitu kaki Yahya, tiada seorangpun yang mengatakan kepadanya engkau salah, dan sungguh mereka menyanjung-nyanjungnya dengan An-Nashih Al-Amin An-Nashih Al-Amin, hal ini bukanlah akhlak salafy bukan juga manhaj salafy, ia tidak membiarkan seorangpun, dan sekarang tidak didapatkan kecuali hanya segelintir orangorang yang salafy.
Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Negeri Yaman terdapat banyak para salafy demi Robb-ku, pergilah ke suatu desa, atau suatu kota maka engkau bisa saja mendapati masjid salafy, dakwah yang menyeru kepada salafiyyah, jumlah mereka banyak atau sedikit, tidak ada satu daerahpun kecuali ada kebaikan, ini kebaikan wallah, tidak pantas untuk diremehkan ya sheikh waffaqokallah, yang demikian ini terbilang suatu kenikmatan dan keutamaan dari Allah ta’ala kemudian ahlus sunnah secara menyeluruh dan engkau salah satu dari mereka. Yaitu baik dari kalangan para ulama sebelummu atau setelahmu seperti Ibnu Baz, Al-Albany, Al-„Utsaimin –semoga Alla merahmati mereka semua–, Al-Fauzan, Al-„Abbad seluruh ahlul-ilmi yang mengajak kepada kebaikan juga Syeikh kami –rahimahullah– seluruh ahlul-ilmi dan ahlus-sunnah yang mengajak kepada kebaikan dan ini adalah buah dari dakwah mereka, inilah kebaikan tidak boleh diremehkan, kemudian dikatakan tiada lagi kebaikan kecuali ini dan itu hanya karena adu domba ini!! semua ini saya sampaikan kepadamu bahwa syeikh (Rabi‟) waffaqohullah tidak mampu untuk mendatang tambahan bukti pasti bahwa hal ini selain dari fitnah „Abdurrahman Al-„Adany, seluruh perkataan beliau hanya bersumber dari fitnah Adany, maka berdasarkan hal ini maka salafy itu hanya Adany dan kelompoknya dan setiap yang terpengaruh oleh mereka dan setiap yang mendzalimi kami ialah salafy, dan siapa yang bersama kami maka dialah yang ghuluw! LAAILAAHA-ILLALLAH LAAILAAHA-ILLALLAH kita saling mengingatkan tentang taqwa kepada Allah :
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ini adalah suatu kesalahan Ya Sheikh, bermudharat -wallahi-, memudhoratkan dakwah salafiyyah, memudharatkanku memudharatkanmu, di dunia, di - 30 -
akhirat, berujung dengan perkara yang tidak baik, orang-orang akan saling bertikai, atas dasar apa? Tidak ada sedikitpun alasannya. Memudharatkanku, memudharatkan dakwah salafiyyah wallah. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Sejumlah kecil salafiyyah dari satu pelosok dan sebagian pelajar Dammaj di pelosok Yaman yang lain, tidak didapati seorangpun salafy kecuali mereka, ini ghuluw tinggalkan dia, ini ghuluw tinggalkan dia Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : saya punya dakwah dan silahkan engkau berdakwah, demi Allah kalau seandainya ada padaku sikap ghuluw maka yang wajib bagiku untuk meredakannya, Adapun Vonis bid‟ah secara keseluruhan ini dari Muhammad bin „Abdulwahhab demikian juga darimu terhadap dakwah salafiyyah di Yaman dan menentangnya, ya Akhy seandainya sasaran hanya kepada Dammaj, maka salafy apakah yang kalian bela di Yaman kalau bukan pengikut (Abdurrahman) Mar‟i?!! Kalaulah yang menjadi sasaran adalah dakwah salafiyyah yang disitulah mereka sendiri dan juga selain mereka belajar disana, maka salafy apakah yang engkau bela dengan alasan cemburu terhadapnya? waffaqokallah. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Pergilah kalian kepadanya! Katakan kepadanya bertaqwalah kepada Allah! Kamu bukanlah imam jin dan manusia… Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Saya bukanlah imam mereka dan saya tidak butuh untuk dikatakan kepadaku ucapan itu yaitu imam jin dan manusia. Saya hanya sekedar mengajar ikwan-ikhwan ku, saya diuji dengan perkara ini, dan saya mengharap kepada Allah agar Allah memanfaatkanku dan juga ikhwan-ikhwanku serta agar Allah menjauhkanku dari seluruh fitnah dan bahaya demikian juga engkau, barakallahu fiek, tidak butuh untuk datang kepadaku berbondong-bondong dan mengatakan kepadaku hal ini bahwa ini salah, cukup saya seperti ini sebelumnya dan setelahnya ,
Sesungguhnya Allah memberikanku wahyu agar kalian merendah sehingga tiada seorangpun yang berbangga-bangga terhadap orang lain dan tiada pula yang menganiaya orang lain. Saya bisa mengenali kadar diriku demi Allah. Saya tidak butuh untuk seseorang datang kepadaku dan mengatakan : bahwa engkau imam jin dan manusia, dan seandainya ada yang mengatakan perkataan tersebut maka saya tidak akan menganggapnya dan akan mengingkarinya dan sungguh aku menganggap dia termasuk orang-orang yang keliru.
- 31 -
Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Kamu bukanlah imam jin dan manusia sebagaimana diaku-akui oleh pengikutnya, … Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Kalimat
(pengikutnya) saya
tidak menyukainya, katakan : thullabmu atau talaamiidzuka (muridmuridmu), adapun kalimat pengikut maka kita semua adalah pengikut Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : setiap kita mendengar tentang dia (digelar) “imam jin dan manusia”, “imam jin dan manusia”. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : ini menunjukkan wahai syeikh bahwasanya engkau mendengar tentang diriku (hanya) kejelekan demi kejelekan dan engkau tidak mendengar tentang diriku berupa kebaikankebaikan, kalau begitu semua yang engkau dengar dari orang yang kepadamu tentang diriku hanya ini saja (kejelekan-kejelekan), maka ketahuilah (wahai syeikh) bahwasanya orang yang datang kepadamu ini tidaklah menukilkan kepadamu wallahi tentang diriku kecuali kejelekan-kejelekan dan tidak menukilkan kepadamu berupa kebaikan dan ilmu serta apa-apa yang ada disini (Dammaj). Maka dari sini memberi faedah bahwasanya kaum tersebut tidaklah mereka menukilkan kepadamu kecuali terdapat di dalamya permusuhan dan fitnah. Siapa yang mengatakan ini ya ikhwan bahwasanya aku imam jin dan manusia? Apakah tidak ada sesuatu pada diriku kecuali ini saja (imam jin dan manusia) dan ghuluw. Salah seorang dari thullab dammaj mengatakan : Ya syeikh ini (perkataan imam jin dan mansuia) bukan dari syeikh Yahya Al-Hajuri dan beliau tidak menyetujui hal itu dan hanya saja itu dari salah seorang tholabah yaitu tukang sya‟ir. Syeikh Yahya : Dia seorang sya‟ir yang sudah bertaubat dan kami telah mengatakan : khawarij diterima taubat…. Allah berfirman :
25. dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan, Penegas hal itu adalah pada kisah Musa dan Adam alahimasholatu wassalam ma‟ruf, maksudnya orang itu salah dan sudah menarik ucapannya terdapat di dalamnya suatu yang berlebih-lebihan, dan keadaan seorang penyair adalah memiliki kesalahan karena ketergesaan bersamaan itu sebagian lagi mengatakan bahwa enaknya itu yang terdusta, adapun kami mengatakan yang terenak adalah yang terbenar, dan semisalnya, dan bersamaan itu kita - 32 -
menyakini yang benar wallah, kita beragama dengannya, adapun ini adalah suatu kesalahan. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Apakah ia (Yahya) mencelanya atas perkara itu? Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Saya nasehati ia, dan tidak harus setiap yang salah itu saya cela. Orang-orang apabila engkau bawakan uang walau seplastik kemudian engkai menghina, menekan dan memaksanya demi Allah ia tidak akan senang kepadamu dan tidak akan menerima dakwahmu, akan tetapi apabila dinasehati dengan cara lemah lembut, inilah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ia akan menerimanya dan bermanfaat baginya, dan tujuan kita adalah meluruskan yang salah, dan tujuan kita bukan memaksa manusia serta menghina, “diam kamu ..!!! lakukan ini….!!!” Hal ini tidak benar ya ikhwan, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, didatangi oleh seorang a‟rab menggengam nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan mengataan : ya Rasulullah berikan kepadaku harta Allah bukan harta ayahmu! Maka Nabi pun shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk diberikan. Seorang lagi berkata : wa godroh (wahai penipu), wa godroh (wahai penipu) ia menuntut haknya, para sahabat menegurnya dan berkata : semoga Allah membinasakanmu, Rasulullah menipu?! Rasulullah menipu?! Nabi berkata : biarkan ia pergi dan berikanlah haknya, bahkan Nabi melebihkan haknya dan iapun mengatakan : sungguh engkau telah menyempurnakan hakku semoga Allah menyempurnakan balasannya kepadamu. Seorang laki-laki meminta idzin kepada Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam untuk berzina, wahai rasulullah idzinkanlah aku untuk berzina, maka Nabi berkata biarkan ia dan dekatkan kepadaku, maka iapun mendekat, kemudian Nabi shallallhu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya : apakah engkau senang ibumu dizinai? Ia berkata : tidak wahai Rasulallah, apakah kamu senang saudarimu dizinai ? Rasulallah demikian seterusnya ampai pada akhirnya Nabi berdoa : wahai Allah sucikanlah Hatinya dan jagalah kemaluannya, kemudian orang itu pergi dengan kebaikan tanpa dibutuhkan teguran keras, kita tidaklah berlaku dengan kkerasan akan tetapi kita berlaku dengan kebaikan, kecuali siapa yang kulihat ia berbuat fitnah dalam dakwah maka bisa jadi saya akan menegurnya dengan keras dan memperbincangkannya dengan ucapan yang pantas baginya dan dengan ucapan yang keras. Sesungguhnya ini adalah dakwah Allah berbicara buruk tentangnya memudaratkan islam dan muslimin, dakwah alhaq wallah, demikian juga orang yang berbicara saat ia sholat, ia mengatakan demi Allah Nabi tidak menghardikku, ia berbicara dalam shalatnya ia mengatakan “ibuku kehilanganku” kemudian beliau (Rasul shallallahu alaihi wa sallam) bersabda : sesungguhnya sholat ini tidak pantas di dalamnya terdapat - 33 -
perkataan manusia. Dan juga seorang badui yang kencing di sudut masjid dan para sahabat menghardiknya namun Rasul shallallahu alaihi wa sallam tidak memarahinya dan tidak pula berkata kasar serta mengusirnya, bahkan beliau (shallallahu alaihi wa sallam) mengatakan : biarkan dia… biarkan dia, jangan kalian memotong (hajatnya) dan (jika telah darinya, maka) siramlah kencing dengan seember air. Inilah petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan beliau memiliki keteladaan yang baik bagi kita (umatnya). Dan berkata seorang wanita : dan bersama kita Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mengetahui perkara yang akan datang, namun Rasul shallallahu alaihi wa sallam tidak menghardiknya (dengan perkataan tersebut yang meyakani bahwa beliau mengetahui perkara ghaib -pent-) akan tetapi beliau mengingatkan dari kesalahannya. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Apakah dia berlepas diri dari perkataan ini? Tidak, bahkan kalian bertepuk tangan dengannya sampai kalian pun terjatuh pada ghuluw/berlebihan-lebihan. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Bertepuk tangan tidak boleh, bertepuk tangan itu untuk kaum wanita dan bukan untuk kaum lelaki, maka bagaimana kami bertepuk tangan? Tidak ada yang bertepuk tangan bahkan satu orang pun tidak ada (yang melakukannya). Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Kami bermajelis bersamanya dan kami menasehatinya namun dia tidak mendengarnya/menerimanya. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : mereka bermajelis bersamaku dan ini sudah ma‟ruf tatkala kami berhaji dan menziarahi beliau, maka beliau memuliakan kami –masykuran– dan beliau wallahi ya ikhwan mencintai ahlus sunnah - yakni : aku mengatakan kalimat yang benar dengan idzin Allah azza wa jalla baik pada dirinya dan selainnya – kemudian setelah memuliakan kami, beliau condong kepada ketidak hizbiannya al-adeni dan aku mengatakan dengan kehizbiannya, dan mereka dulunya adalah murid-muridku di sini, aku lebih tahu tentang mereka dari pada selainku, hanyalah mereka pergi kepada syeikh Rabi‟ dengan memberikan (syubhat-syubhat) dengan mengatakan : ya syeikh engkaulah yang pantas mendiamkan Hajuri dan tidak akan mungkin ada yang mendiamkannya kecuali engkau, dan selanjutnya dari ucapanucapan yang lain. Thoyyib beliau mengatakan kepada para masyaikh : apakah kalian melihat dia (al-adeni) hizbi? (dengan mengulang-ulanginya) dan aku diam (pada saat itu) demi Allah kemudian setelah itu di majelis tersebut mereka merendahkanku, dan merekapun yang telah mengeritiknya, namun mereka tidak mengatakan : ya syeikh walaupun kami tidak memandang tentang kehizbiannya (al-adeni) namun kami memandang dia (telah - 34 -
melakukan) kesalahan. Aku menanggung beban di atas pundakku sangat besar wallahi.. dan para masyaikh diantaranya syeikh Rabi‟ berada di atas bebanku kemudian setelah itu aku diam (dan mengatakan) jazakumullahu khairan, hayyakumullahu, aku tidak berbicara kepadanya supaya aku tetap (dengan pendirianku) untuk melawan pendapat mereka (maksudnya tujuan memuliakan mereka -pent-), adapun permasalahan aku mengatakan kepada mereka : bahwasanya (al-adeni) bukan hizbi bahkan aku mengatakan kepada mereka ya syeikh apakah dia telah berbuat kesalahan ataukah tidak? Berkata Syeikh Al-Bura‟i pada saat itu : jika dia tidak memiliki kesalahan maka tidak akan mungkin syeikh Rabi‟ memegang jenggotmu untuk kamu memaafkan dia. Thoyyib di dalam perkara tersebut kami berpisah. Maka inilah yang terjadi di majelis Syeikh Rabi‟, jika aku lupa sesuatu atau menambahnya (ini disebabkan karena) sudah beberapa waktu (tahun) yang lalu, akan tetapi inilah yang aku ingat. Barakallahu fiek… Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Demi Allah ia meyakini bahwa pernyerangan rafidhah kepada mereka adalah suatu kenikmatan, Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Demi Allah saya tidak meyakini hal ini, demi Allah saya teraniaya oleh mereka, saudara kandungku dibunuh oleh mereka, bagaimana mungkin saya menganggapnya nikmat?, rumahku roboh, bagaimana saya bisa meyakini itu adalah nikmat? Mortil berhamburan tiada jarak antara kami dan mortir kecuali hanya beberapa hasta, mereka juga menyerang ke jalan yang biasa aku keluar -dan Allah menyelamatkan- terluka siapa yang terluka dari kalangan murid-muridku, apakah saya akan menganggap semua hal ini sebagai kenikmatan? 70 orang terbunuh di atas gunung Barroqoh dari bentuk kejahatan dan permusuhan dari orang-orang rafidhoh, dan engkau sendiri juga merasa tersakiti dengan hal itu wahai Syeikh, hal apakah yang merubah keadaanmu? Demi Allah tiada yang merubahmu kecuali mereka para tukang adu domba, dan dahulu kamu sering berhubungan (via telephone) dengan saya dengan merasa tersakiti, emosi , dan kasihan dan saya juga demikian cinta kepada kalian, antara saya dan kamu terjalin kecintaan dan ukhuwwah, kemudian ukhuwwah kita dirusak oleh orang-orang jahat tersebut, bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah ucapan yang tepat. Na‟am dan bersamaan dengan itu masih banyak orang-orang yang terluka di berbagai penjuru alam yang kami sampai sekarang masih mengobati mereka, kemudian saya senang dengannya dan menganggapnya kenikmatan? Saya menganggap ini adalah suatu musibah :
- 35 -
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan. Keburukan dan kebaikan termasuk fitnah, musibah, bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : Seseorang itu diuji sesuai dengan kadar agamanya, para nabi, kemudian yang setelahnya dan setelahnya, apabila agamanya tipis maka akan diringankan ujiannya, apabila dalam agamanya kuat maka akan diuji sesuai dengan kadar agamanya, Dan anggaplah kami berdosa, dan kami tidaklah terlepas dari dosa, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam berkata Allah berfirman :
Sesungguhnya kalian melakukankesalahan diwaktu siang dan malam dan saya adalah Dzat yang mengampuni dosa secara menyeluruh Semoga Allah menjadikan hal ini sebagai penghapus dosa kami, sebagaimana dalam shohihain bahwa Rasulullah bersabda:
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan, penyakit, kesedihan, dan gangguan sampai pun duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapuskan dengannya dosa-dosanya. Saya sangat merasa terluka demi Allah dari perbuatan orang tua kita Robi‟ hafidhzohullah wa waffaqoh bahwa mereka telah meminta kepada beliau agar menjadi pemimpin, yang sebelumnya beliau merasa sakit dan selalu memberikan nasihat, arahan, terus mencintai, terus berhubungan sampai iapun mengatakan bahwa telah sirna pertikaian antara aku dan Syeikh Yahya untuk selama-lamanya, dan selain dari ucapan tersebut dan kamipun senang dengan ucapan tersebut wallah, sebagai bentuk perhatian besar terhadap dakwah, menjalin kecintaan antara Ahlusunnah, mereka ternyata enggan kecuali untuk terus melakukan fitnah, yaitu bismillah dan terus mereka menghasung dan menghasung, dan telah dikatakan oleh sebagian mereka “sungguh saya akan mengadu domba antara Hajury dan seluruh ahlul-‟ilmi” dan syeikh rahimahullah telah berkata kepadamu –dan saya mengingatkanmu wahai syeikh Rabi‟ dengan perkara ini– wahai Syeikh apakah kamu katakan kepadaku bahwa di sisiku terdapat para hizbiyyin? Yaitu Syeikh Muqbil memprotes Syeikh Rabi‟ maka beliau menjawab : tidak ada jaminan bahwa tidak ada di sisimu seorang hizby atau semakna dengan ucapan ini. - 36 -
Kemudian Beliau berkata kepada Syeikh Rabi‟ : wahai syeikh ada yang mengatakan bahwa saya akan mengadu domba antara engkau dan syeikh Muqbil, dan dia bertekad untuk melakukan hal itu. Maka saya hendak mengingatkanmu dengan hal tersebut, kemudian Syeihk berkata: wahai syeikh seandainya dua gunung bertabrakan tidak akan terjadi antara saya dan kamu sedikitpun kejelekan insyaAllah, kemudian syeikh juga mengingatkanku dengan ucapan ini, dan saya sekarang berada di atas wasiat ini wallahi, adapun antum, mereka berusaha merusak hubungan antara saya dan engkau, bertaqwalah kalian kepada Allah karena hal ini tidak boleh! Mereka menzalimi dakwah salafiyyah dan mereka melakukan banyak hal yang telah disebutkan tentang mereka dalam tulisan-tulisan dalam internet yang menyerang mereka. Inilah hasilnya. Semuanya terpengaruh sampai sebagian nukilan-nukilan disini dahulu syeikh berkata : Kalian tertimpa musibah, dan Allah akan menolong kalian, dan ia terpengaruh dengan ucapan-ucapan mereka yang dahulu kami dengarkan sendiri disini, di yaman dari mereka tatkala mereka menelantarkan kami di depan musuh-musuh Allah dan mereka mengatakan ini disebabkan dosa-dosa mereka, dan sebagian lagi menginginkan bagi kami syahadah, dan selainnya, seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya bagaikan suatu bangunan, ia merasa terluka dengan luka saudaranya, ia sedih dengan kesedihannya, dan senang dengan kesenangannya, adapun dikatakan kalau saya senang bahwa hal ini adalah nikmat, maka dari mana sisi kenikmatannya? Kebanyakan ikhwah yang kami senang dan menghargai mereka, penghafal AlQur an sebagian mereka terbunuh di jalan Allah untuk membela kebaikan ini. Dan hal ini kalian berterima kasih kepada Ahlussunnah sebelumnya sebagai bentuk pembelaan terhadap kebaikan ini, maka apakah yang mengubahnya? Sesungguhnya merekalah biangnya!! Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Akan tetapi sesungguhnya itu adalah balasan dari Allah? Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Seandainya itu adakah balasan dari Allah, maka semoga Allah menghapuskan dosa-dosa kami dengannya berdasarkan hadits yang telah lalu. Bersamaan itu saya demi Allah tidaklah bersengaja untuk melakukan suatu dosa, dan Allah mengetahui bahwa saya tidak suka untuk sengaja melakukan dosa akan tetapi saya tidak bisa terlepas dari hal itu, apabila Allah mensucikanku dari dosa-dosa tersebut dengan adanya ujian seperti apa yang terjadi antara kami dan para masyaikh dan selainnya, semoga itu semua adalah sebagai penghapus dosa.
- 37 -
141. dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Dan telah datang di sisi Abu Ya‟la dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya seorang hamba akan mendapatkan suatu kedudukan disisi Allah dimana ia tidak mampu untuk mendapatkannya dengan amalannya, maka Allah akan terus mengujinya (dalam hartanya, dirinya, keluarganya) sampai Allah akan menyampaikannya kepada derajat tersebut. Semoga Allah menjadikan hal itu demikian, adapun kalau dikatakan bahwa musibah ini seperti musibah yang ditimpakan kepada orang-orang kafir :
Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. dan aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku Amat teguh. Maka hal ini tidak seperti itu, akan tetapi semoga Allah menggugurkan dosadosa kita. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Akan tetapi wallahi itu adalah suatu „uqubah dari Allah atas kedustaan-kedustaannya terhada Ahlussunnah selama tujuh tahun. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Tidak, saya tidak pernah mengadaada, akan tetapi aku hanya membela saudara-saudaraku dan kebaikan ini, mereka menganiayaku, dan saya seorang yang terdzalimi, inilah kenyataan dan bukti-buktiku dan lainnya masih banyak, baik tentang aku ataupun ikhwan. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Fitnah yang terjadi di penjuru bumi ini adalah sebabnya sikap ghuluw-nya (Yahya) Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Tidak, tidak, akan tetapi fitnah itu terjadi karena adanya provokasi -yaa syaikh waffaqokallah – bukan karena sikap ghuluwku, akan tetapi disebabkan provokasi, seperti ada sebagian pengunjung datang dan rombongan, diantara mereka memang sengaja berkunjung untuk hal itu, dan ada juga yang hanya untuk ziaroh semata, kemudian mereka dipanas-panasi, lawanlah si fulan, tindaki si fulan, tegaklah kalian sebagaimana tegaknya para pahlawan, inilah yang menjadikan fitnah kepadaku. Baiklah, para pelajarku pada kebanyakan daerah mereka adalah saudara-saudara dan - 38 -
kawan-kawanku pada kebanyakan daerah berusaha untuk mencegah keburukan ini, mereka menasehati agar menjauh dari fitnah ini, memberikan tahdzir kepada siap yang menentang kami, inilah sebab fitnah, adapun kalau dikatakan karena sikap ghuluw dariku, maka tidak tidak ada ghuluw, saya tidak menyakini hal itu dan tidak pula beribadah kepada Allah dengan hal itu, semoga Allah menjauhkan aku dari sikap ghuluw. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Pada setiap negara yang saya telah sebutkan, demi Allah sesungguhnya itu adalah uqubah dari Allah tatkala ia meyakini bahwa hal itu adalah nikmat ia meyakini hal tersebut, akan tetapi itu adalah uqubah dari Allah sebagai buah dari perbuatannya. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : Saya tidak meyakini hal ini saya tidak meyakini hal ini dan saya lebih mengerti apa yang ada di hatiku darimu. Berkata Syeikh Robi’ hafizhahullahu ta’ala : Hasil perbuatannya dan perbuatan para murid-muridnya, demi Allah saya tidak pernah melihat jenis ghuluw seperti ini terdapat pada ahlul bid‟ah apa apa yang kami saksikan pada muridmuridnya. Berkata Syeikh Yahya hafizhahullahu ta’ala : yaa Ikhwaan, bertaqwalah kepada Allah, bagaimana bisa seperti ini?!! Rafidhah berdasarkan ucapan ini mereka tidak bersikap ghuluw!? Padahal mereka mengatakan “Yaa husainaaah, laisy maa tajiinaaah” (wahai Husain mengapakah kamu tidak mendatangi kami?) dan mereka mencabik-cabik badan-badan mereka dengan pisau. Shufiyyah yang suka seperti ini (ghuluw) dan merangkak sampai hampir pada lututnya kemudian ia mencium tokohnya lalu kembali ke belakang, apakah mereka tidak memiliki ghuluw seperti yang kami dituduh dengannya?! Aku katakan kepada kalian “ucapan ini keluar dari beliau dalam keadaan marah dan emosi, sampai sebagian orang yang hadir berkata bahwa beliau saat berbicara gemetar, dan pembicaraan apabila dalam keadaan murka kadang kalanya terjadi tambahan-tambahan dan juga pengurangan, dan ucapan ini adalah dari tambahan tersebut yang terjadi pada ucapan beliau dan tiada seorangpun yang bisa mengingkari hal ini. Inilah nasehat dan saya mengharap maaf dari Syaikh dan dari para pendengar apabila terjadi ketergelinciran, atau kekeliruan dan saya tidak mengharapkan hal itu - demi Allah – untuk keluar dari lisanku.
- 39 -
Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.
Malam Senin, 6 Jumadil Awwal 1434 Hijriyyah Di terjemahkan oleh : Abu Muqbil Ali Abbas bin Harun Abu Ubaid Fadhli bin Muhammad Arsyad Abu Abdillah Muhammad Asnur bin Badruddin Abu Ismail Abdulalim Kuningan Abu Usamah Samaruddin Amboni Malam Ahad, 21 Jumadil Awwal 1434 Hijriyyah
- 40 -