GARAP MUSIK REOG DI DAPUR SENI PROBO WENGKER KABUPATEN PONOROGO Oleh : Nama : Angga Yan Prasetya (09020134212) Dosen Pembimbing : Joko Winarko. S.Sn, M.Sn
ABSTRAK
Kesenian tradisional merupakan bentuk seni musik yang bersumber dan telah dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat lingkungannya, serta menjadi ciri, identitas, maupun cermin kepribadian masyarakat pendukungnya. Kesenian tradisional selalu diteruskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kesenian tradisional secara tidak langsung telah mengakar dalam masyarakat. Kehidupan manusia selalu mempunyai kebutuhan yang dicapai, untuk memenuhinya manusia menciptakan sesuatu yang disebut kebutuhan. Kesenian tradisional merupakan sesuatu yang hidup dan dimiliki oleh masyarakat tertentu. Musik adalah sesuatu yang universal dan sangat fleksibel. Tidak ada batasan tertentu yang bias dijadikan patokan arti, konsep atau defenisi maupun dari sisi stuktur dan juga instrumentasinya. Kesenian Reog merupakan seni tradisi Kabupaten Ponorogo dan sangat melekat terhadap eksistensi Kabupaten Ponorogo. Reog Ponorogo sebagai salah satu kesenian tradisional daerah juga telah diakui sebagai kesenian daerah yang berkembang secara Nasional. Salah satu komunitas Reog Ponorogo yang saat ini sedang eksis di wilayah ponorogo dan memiliki banyak prestasi adalah lembaga seni atau sanggar “Dapur Seni Probo Wengker” yang bermarkas di Padepokan Reog Jalan Pramuka 19A Kota Ponorogo. Berbagai ragam atau jenis bentuk garapan musik Reog telah dihasilkan oleh berbagai komunitas yang ada di Ponorogo. Bentuk atau garapan musik Reog yang telah dihasilkan oleh komunitas ini lambat laun dan pasti mereprentasikan identitas komunitas itu dengan sendirinya. Dalam komunitas “Dapur Seni Probo Wengker” juga terbentuk suatu garapan musik Reog yang melambangkan jati diri mereka dengan sendirinya. Keunikan ide komposer yang mampu dituangkan dalam setiap garap musiknya terkadang mampu menggabungkan musik tradisi dengan kekuatan fleksibilitas musik diatonis Barat. Seperti salah satu contohnya musik Reog yang diberi nuansa ritmis hip hop yang pernah mereka tuangkan dalam penggarapan musiknya. Dengan melihat ciri khas dan keunikan Dapur Seni Probo Wengker dalam mengaplikasikan ide-ide garap musik Reog dan banyak prestasi-prestasi yang diperoleh.
Kata Kunci : Kesenian Tradisional, Musik Tradisional, Dapur Seni Probo Wengker
Kesenian tradisional selalu diteruskan
PENDAHULUAN
secara turun temurun dari generasi ke Karya seni mencerminkan identitas generasi berikutnya. Kesenian tradisional masyarakat di mana mereka tinggal, baik secara tidak langsung telah mengakar berupa adat istiadat maupun tata cara dalam masyarakat. Kehidupan manusia kehidupannya. Seni tradisional tidak lepas selalu
mempunyai
kebutuhan
yang
dari ciri khas masyarakat pendukungnya, dicapai, untuk memenuhinya manusia karena pada dasarnya seni budaya tumbuh menciptakan sesuatu
yang
disebut
dan berkembang dari leluhur masyarakat kebutuhan.
Kesenian
tradisional
daerah pendukungnya. Seni tradisional merupakan sesuatu
yang hidup dan
akan kuat bertahan apabila berakar pada dimiliki oleh masyarakat tertentu. hal-hal yang bersifat sakral (Bastomi, 1989:42). Kesenian tradisional merupakan
Kabupaten
Ponorogo
memiliki
bentuk seni yang bersumber dan telah
produk seni yang paling terkenal yaitu seni
dirasakan sebagai milik sendiri oleh
pertunjukan
masyarakat lingkungannya, serta menjadi
Apresiasi
masyarakat
ciri, identitas, maupun cermin kepribadian
Ponorogo
sangat
masyarakat pendukung.
kalangan mulai anak-anak sampai orang
Reog
(Reog
Ponorogo).
terhadap
besar
dari
Reog semua
dewasa dapat menikmati seni pertunjukan Kesenian
tradisional
adalah ini. Kemasyuran
kesenian
yang
Reog
Ponorogo telah
ada serta berkembang membuat Kabupaten Ponorogo terkenal
dalam
suatu
lingkungan
masyarakat. dengan sebutan “Kota Reog”.
Tradisional berasal dari Bahasa Latin, yaitu sesuatu
yang
diberikan atau
Pertunjukan
Reog
Ponorogo
diteruskan dari masalalu ke masakini
termasuk dalam kategori seni teater yang
(Shils
memiliki beberapa elemen pertunjukan
dalam
Sedyawati,
1993:181).
mulai dari cerita dan penokohan, elemen
ini menunjukkan bahwa generasi muda di
gerak tari, elemen musik, dan elemen tata
Ponorogo tidak meninggalkan kesenian
rupa.
dari
tradisionalnya yang masih ada sejak saat
kebudayaan suatu bangsa, merupakan
ini. Dan masih sering dinikmati oleh
ungkapan serta ekspresi perasaan bagi
banyak kalangan masyarakat Ponorogo
pemainnya. Kebudayaan juga merupakan
khususnya dan masyarakat luar daerah
cerminan nilai-nilai personal, social dan
Ponorogo pada umumnya. Contohnya
religi
setiap
Musik
yang
sebagai
dapat
bagian
menghidupkan
1
Tahun
sekali
Ponorogo
kebudayaan secara menyeluruh. Termasuk
mengadakan sebuah event besar, yaitu
nilai-nilai tradisi yang merupakan salah
Festival Reog Nasional. Banyak peserta-
satu elemen kesenian dimana sangat
peserta yang ikut dalam acara Festival
mempengaruhi tradisi budaya sekitarnya.
Reog Nasional ini, baik dari daerah
Mengenai hal itu masyarakat menganggap
Ponorogo
music tradisi merupakan budaya muatan
Ponorogo,
lokal
Jakarta, Palembang dan kota-kota besar
yang
perlu
dilestarikan
sendiri
maupun
seperti
dari
contohnya
luar
daerah
lainnya. Setiap daerah memiliki karakter
keberadaannya.
atau bentuk garap musik tari Reog yang Banyak komunitas-komunitas Reog berbeda-beda. bermunculan di kota Ponorogo, Dengan Salah
karakteristik yang berbeda-beda disetiap
satu
komunitas
Reog
kreatifitas garap tari dan musiknya. Musik
Ponorogo yang saat ini sedang eksis di
sebagai bagian dari kebudayaan suatu
wilayah ponorogo dan memiliki banyak
bangsa,
merupakan
serta
prestasi
adalah
ekspresi
perasaan
pemainnya.
“Dapur
Seni
ungkapan bagi
lembaga Probo
seni/sanggar
Wengker”
yang
Kebudayaan juga merupakan cerminan
bermarkas di Padepokan Reog Jalan
nilai-nilai personal, social dan religi. Hal
Pramuka 19A Kota Ponorogo. Berbagai
ragam atau jenis bentuk garapan musik
Dapur Seni Probo Wengker Kabupaten
Reog
Ponorogo”.
telah
dihasilkan
oleh
berbagai
komunitas yang ada di Ponorogo .Bentuk
PEMBAHASAN
atau garapan musik Reog yang telah dihasilkan oleh komunitas ini lambat laun dan
pasti
mereprentasikan
identitas
1.1 Sekilas Tentang Seni Reog Ponorogo Reog
adalah salah
satu
komunitas itu dengan sendirinya. Dalam
kesenian budaya yang berasal dari
komunitas “Dapur Seni Probo Wengker”
Jawa Timur bagian barat-laut dan
juga terbentuk suatu garapan musik Reog
Ponorogo dianggap sebagai kota asal
yang melambangkan jati diri mereka
Reog yang sebenarnya. Gerbang kota
dengan
ide
Ponorogo dihiasi oleh sosok warok
komposer yang mampu dituangkan dalam
dan gemblak, dua sosok yang ikut
setiap garap musiknya terkadang mampu
tampil pada saat reog dipertunjukkan.
menggabungkan musik tradisi dengan
Reog merupakan salah satu budaya
kekuatan fleksibilitas musik diatonis Barat.
daerah di Indonesia yang masih sangat
Seperti salah satu contohnya musik Reog
kental dengan hal-hal yang berbau
yang diberi nuansa ritmis hip hop yang
mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
pernah
sendirinya.
mereka
Keunikan
tuangkan
dalam Ponorogo secara geografis atau
penggarapan musiknya. Dengan melihat administratif
merupakan
sebuah
ciri khas dan keunikan Dapur Seni Probo wilayah
kabupaten yang berada di
Wengker dalam mengaplikasikan ide-ide ujung selatan paling barat propinsi garap musik Reog dan banyak prestasiJawa Timur. Berjarak lebih kurang prestasi yang diperoleh, Skripsi ini akan 200 kilometer dari ibu kota propinsi membahas tentang “Garap Musik Reog Jawa Timur, Surabaya dan lebih kurang 800 kilometer arah timur laut
dari ibu kota Negara, Jakarta. Sebelah
Kesenian
Reog
merupakan
utara berbatasan dengan kabupaten
seni tradisi Kabupaten Ponorogo dan
Madiun,
Nganjuk,
sangat melekat terhadap eksistensi
sebelah timur kabupaten Trenggalek
Kabupaten Ponorogo. Reog Ponorogo
dan Tulungagung, sebelah selatan
sebagai salah satu kesenian tradisional
kabupaten Pacitan dan Wonogiri yang
daerah juga telah diakui sebagai
sudah masuk wilayah propinsi Jawa
kesenian daerah yang berkembang
Tengah.
secara Nasional. Hal tersebut terbukti
Magetan,
dan
Kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat
Ponorogo
dipengaruhi
oleh kebudayaan dan adat-istiadat masyarakat Jawa Tengah. Beberapa budaya masyarakat Ponorogo adalah Larung Risalah Do'a, Grebeg Suro, dan
Kirab
pusaka.
Masyarakat
Ponorogo memiliki adat-istiadat yang sangat khas yaitu, becekan (suatu kegiatan
dengan
mendatangi
dan
memberikan bantuan berupa bahan makanan; beras, gula, dan sejenisnya kepada
keluarga,
kenalan
yang
pernikahan
tetangga memiliki
atau
atau hajat
khitanan),
Serangkaian acara tersebut biasanya melibatkan Reog didalamnya.
dengan diselenggarakannya Festival Reog pada malam Grebeg Suro yang memperingati tahun Hijriyah, dengan peserta bukan hanya dari daerah Ponorogo saja, tetapi juga dari penjuru Indonesia. Bahkan festival Reog tahun 2003, yaitu peringatan HUT ke-507 Kabupaten Ponorogo dan perayaan Grebeg Suro 2003, berhasil masuk Muri karena
(Museum jumlah
Rekor
Indonesia)
pesertanya
sangat
besar, mencapai 107 grup. Mereka bukan hanya berasal dari Ponorogo, tetapi juga daerah lain di Jawa dan luar Jawa. Peserta luar Ponorogo antara lain dari Kabupaten Sukoharjo, Klaten, Gunung Kidul, Wonogiri,
Kediri,
Malang,
Gresik,
dimanfaatkan Pemerintah Kabupaten
Bandung.
Ponorogo dan arena itu merupakan
Sedangkan peserta dari luar Jawa
momen pariwisata “Grebeg Suro”
tercatat
setiap tahun dilaksanakan sebagai
Surabaya,
Batu,
Jember,
dari
dan
Lampung,
Jambi,
Kepulauan Riau, dan Kabupaten Kutai
ajang
(Kalimantan Timur).
mancanegara maupun domestik.
Reog
adalah
salah
menarik
wisatawan
satu
Acara yang berpuncak pada
kesenian budaya yang berasal dari
peringatan 1 Suro didahului dengan
Jawa Timur bagian barat-laut dan
Festival Reog Nasional yang biasanya
Ponorogo dianggap sebagai kota asal
diikuti peserta dari seluruh Indonesia.
Reog yang sebenarnya. Reog adalah
Dan diharapkan acara tahunan ini
salah satu bukti budaya daerah di
menjadi
Indonesia yang masih sangat kental
daerah. Tetapi perkembangan yang
dengan hal-hal yang berbau mistik dan
pesat kearah luar tersebut tidak diikuti
ilmu kebatinan yang kuat. Dalam
perkembangan yang seimbang ke arah
kehidupan
Reog
dalam, terutama dalam hal pelestarian
Ponorogo digunakan sebagai pengikat
budaya dan perkembangannya sebagai
pergaulan sosial, perarakan pengantin
potensi daerah. Kota Ponorogo dengan
pada
aset
kesenian Reog Ponorogonya hanya
pariwisata serta sarana kritik bagi
belum mampu secara konstan menarik
penguasa. Melalui keindahan dan
wisatawan, terutama pada hari-hari
keunikan
biasa.
masyarakat,
perhelatan
perkawinan,
“dhadhak
gamelannya,
kesenian
merak” ini
dan dapat
mengumpulkan massa yang cukup banyak.
Hal
ini
tentu
saja
pemasukan
Untuk
menjaga
pemerintahan
kelestarian
budaya Reog, pemerintah daerah telah mengambil beberapa langkah. Salah
satunya tertuang dalam SK Bupati
Ponorogo juga membuka peluang bagi
nomor
partai-partai
22
tahun
1994
yang
politik
untuk
demi
mencapai
menyebutkan bahwa tiap daerah atau
memanfaatkannya
desa di Ponorogo harus memiliki
tujuan
perkumpulan kesenian Reog. Jumlah
menampilkan Seni Reog ditengah
perkumpulan
rangkaian
mencapai Reog
Reog
tahun
234 buah
dadak
perkumpulan
2008
perkumpulan
merak,
dan
21
Reog
mini.
Perkumpulan-pekumpulan
tersebut
purnama
dan
peringatan
17
Agustusan. Sehingga banyak kantong seni di ponorogo yang berperan sebagai
pelestarian
seni
reog
ponorogo terutama peristiwa budaya masyarakat ponorogo yang melibatkan reog di dalamnya. Selain hajatan menampilkan
reog,
dalam perayaan ulang tahun sebuah instansi bank juga menampilkan reog. Kuatnya posisi Reog Ponorogo dalam keseharian
acara
dengan
kampanye
partai
1.2 Perkembangan Garap Musik Reog Dapur
Seni
Probo
Wengker
di
Ponorogo Elemen pertunjukan
aural
reog
dalam
ponorogo
pada
dasarnya dibangun oleh dua unsur, Yaitu
unsur
bunyi-bunyian
yang
berasal dari vocal/suara, baik yang dibawakan
para
musisi,
anggota
rombongan lain,beserta tari ataupun adegan pertunjukan maupun respon yg diberikan penonton.
bersih
desa/upacara adat menampilkan reog,
hidup
contohnya
tersebut.
biasanya ditampilkan pada Festival Reog peringatan Suro, malam bulan
partai,
masyarakat
Musik dalam pertunjukan reog dibentuk dengan sajian instrument dan sajian vocal. Unsur bunyi-bunyian dari instrument gamelan terdiri dari alat musik Kenong, Kempul, 2 Unit angklung,
Ketipung,
Kendang,
Slompret, Sedangkan sajian Vokal
kedua kenong adalah dipukul
disajikan secara koor dalam bentuk
bergantian, membentuk pola
tembang dan alok.
ritme
dasar
untuk
seluruh
pemain musiknya. Contoh :
4.2.1. Instrumen Kenong
Nada tinggi (ning) Bentuknya
berupa
lempengan
logam
bulat
berdiameter
kurang
lebih
30cm, dengan cerukan pada bagian belakangnya. Di tengah
mn
.
mn
: mn
.
mn
.
cn
.
cn
mn
.
dst. Nada rendah (nung) .
cn
cn
dst.
.
:
cn
.
bagian depan terdapat benjolan disebut pencu tempat pukulan. Alat pemukulnya terbuat dari
Atau
kayu yang ujungnya dibungkus
mn
cn
cn
dst.
: mn
cn
mn
dengan ikalan tali benang agar tidak keras. Bunyi kenong babok bernada rendah biasa diucapkan
nung
(cn)
4.2.2 Kempul
dan
Pada
dasarnya
bentuk
dengan
kenong
kenong penerus bernada tinggi
kempul
sama
ning (mn). Jarak nada keduanya
hanya saja ukurannya lebih besar, yaitu berdiameter kurang lebih 1
lebih kurang sama dengan
meter (lebih kurang 8 kali luas
jarak nada 6 (cn) dan 2 (vn) nada
kenong)
slendro dalam gamelan Jawa.
pencunya lebih besar/lebar namun
Pada dasarnya pola permainan
tidak sedalam ceruk pada kenong.
Sudah
barang
tentu
Bentuk dan ukuran kempul ini
menimbulkan efek bunyi ghuk
seperti
Jawa.
(g). Dengan jatuhnya pukulan
Hanya saja apabila gong pada
bunyi ghung (G) yang selalu
gamelan
bersamaan dengan bunyi nung
gong
gamelan
Jawa
suaranya
menggelegar, bunyi kempul ini
pada
cenderung mendengung seperti
memperkuat
kesan
pada
genap
pola
bunyi
gong
suwukan
kenong
pada
semakin hitungan ritmiknya.
gamelan Jawa. Pemukul pada
Apabila digabungkan dengan pola
kempul berbentuk potongan kayu
permainan kenong deskripsinya
yang bagian ujungnya dibalut
menjadi seperti dibawah ini :
dengan benda lunak berbentuk Kenong
mn
:
cn
mn
.
.
bulat lebih kurang sebesar 3 kali genggaman tangan orang dewasa.
cn
mn
cn
mn cn
dst.
Kempul di gantung pada kayu Kempul yang
melintang
di
atas
:
.
dua G .
.
.
G dst.
kakinya disebut gayor. 4.2.3 Angklung Dengan tehnik pukulan Instrumen ini tidak beda yang
berbeda
kempul
dapat dengan bentuk angklung pada
menghasilkan warna bunyi yang umumnya. berbeda
pula.
Pada
Bagian
bawah
tehnik angklung tebuat bambu berukuran
pukulan yang biasa menghasilkan panjang lebih kurang 50 cm efek bunyi ghung (G), sedangkan diameter 8 cm dengan posisi tehnik
lain
adalah
dengan horizontal. Pada panjang bambu
membekap (pekak) pencu segera ini diberi 3 lobang masing-masing setelah
dipukul
sehingga
lebih kurang sepanjang 10 cm,
berdiameter
lebih
kecil,
dan
menghasilkan
bunyi
bernada
masing-masing
lobang
berjarak 6-7 cm. Di atas bambu
tinggi : krik (vk). Bambu-bambu
bagian alas ini diberi kerangka yang berdiameter lebih besar, untuk menggantungkan 3 bambu menghasilkan nada rendah : kruk lain yang berukuran panjang 50 cm, 40 cm, 30 cm bagian
(ck).
bawahnya masuk ke dalam lobang
Pada
umumnya
cara
longgar pada bambu alasnya.
memainkan
Separuh atas ketiga bambu ini
dengan memegang salah satu
dipangkas miring, bagian ujung
bilah kerangka gantungan dengan
diberi
tangan kiri, sedangkan tangan
angklung
lubang
untuk
menggantungkannya
pada
kanan
menggetarkan
kerangka bagian atas. Dengan
bagian
alasnya.
menggoyang-goyangkan
Ponorogo
salah
adalah
bambu
Dalam
angklung
Reog
biasanya
satu ujung bambu bagian alas
dibunyikan
maka benturan bambu dalam
menyangga dengan salah satu
lobang
tangan dan mendorong-dorongkan
tersebut
akan
menimbulkan bunyi.
ke
Diameter bambu-bambu yang
menggantung
pada
atas.
permainan
dengan
Pada
pola
musik
cara
dasar secara
dua
keseluruhan angklung dibunyikan
angklung yang digunakan dalam
secara bergantian antara nada
gamelan reog berbeda sehingga
tinggi krik (vk) dan nada rendah
menimbulkan dua nada berbeda. Pada
bambu-bambu
yang
kruk (ck). Pada saat-saat tertentu
kedua angklung juga dibunyikan
sisi yang sisi yang besar saja yang
bersama-sama
dipukul menghasilkan bunyi tung
dengan
getaran
panjang sehingga menghasilkan
(0). Alat pemukulnya
berupa
bunyi kriiii...k dan kruuuu...k (K~
tongkat
lentur,
dan xK~)
biasanya dibuat dari bahan karet.
kecil
yang
Pemukul ini dibuat demikian Jika digabungkan dengan karena bunyi ketipung berada kenong dan kempul pola dasar disela-sela antara bunyi kedua permainannya dapat digambarkan kenong atau kedua angklung. sebagai berikut : Sehingga pada tempo permainan Kenong
mn
:
cn
mn
cepat kelenturan pemukul ini lebih
cn
mn
cn
mn cn
dst.
memudahkan
gerakan
tangan untuk mengikuti kecepatan temponya daripada pemukul yang
Kempul
:
.
.
. kaku. Akan tetapi pada kecepatan
G .
.
.
G dst. yang memang tidak dapat diikuti,
Angklung
vk
:
ck
vk
pukulannya bisa dilakukan pada hitungan rangkap. Pola dasar
ck
vk
ck
vk
ck dst.
permainannya seperti dibawah ini :
4.2.4 Ketipung Bentuknya
seperti
kendang hanya saja ukuranya lebih kecil, 1 berbanding 6-7. Meskipun kedua muka ketipung ini dipasang kulit namun hanya
Kenong cn
mn
cn
:
mn
mn cn
dst.
cn
mn
Kempul
:
G .
.
.
.
.
.
menepak permukaan kulit dengan permukaan
G dst.
tangan,
memukul
pinggir permukaan dengan ujung vk
Angklung :
ck
vk salah satu jari atau separoh bagian
ck
vk
ck
vk
ck
depan
dst.
tangan
dan
memukul
dengan bagian tengah jari tengah. Ketipung
:
. 0. 0 . 0. 0 . (rangkap)
:
0. 0 . 0 . 0
Tehnik
dst.
menimbulkan
. . .0. . .0. . .0. .
.0. . .0. . .0. . .0. . .0 dst.
Instrumen ini terbuat dari nangka
dalamnya
yang
b)
lebih
3
berongga
cm.
tak (t), menepak dengan
tok (po), menepak pinggir permukaan ujung
meninggalkan bagian luar setebal kurang
efek
seluruh telapak tangan
panjangnya antara 1-1,20 cm., bagian
beberapa
bunyi sebagai contoh berikut.
a)
kayu
ini
Permukaan kecil :
4.2.5 Kendang
batang
permainan
kecil jari
membekap
Kedua
dengan dengan
permukaan
besar
permukaan batang ini lebarnya c)
tong (9o), memukul pinggir
dibuat tidak sama, permukaan yang besar lebih kurang bergaris
permukaan
tengah 30 cm. Sedangkan yang
ujung jari tanpa membekap
kecil 15 cm., keduanya ditutup
permukaan besar.
dengan permainan
kulit
sapi.
Tehnik
dasarnya
adalah
kecil
Permukaan besar :
dengan
a)
b)
dheng (d‟), memukul bagian
b)
dheng (d‟) dan tak (t) yang
pinggir permukaan dengan
dilakukan
bersamaan
sebagian telapak tangan
dengan tanpa membekap di
det („d), menepak pinggir
kedua
permukaan dengan seluruh
buunyi dhang (v0)
sisi
menghasilkan
telapak tangan diberi sedikit c)
dheng
(d‟)
apabila
rongga di tengahnya dibunyikan c)
hamper
ket (pk), menepak bagian bersamaan mendahului tak
d)
tengah permukaan dengan
(t) dan tanpa membekap
bagian tengah jari tengah
menghasilkan bunyi dhlang
tung (ct), memukul bagian
(d,)
tengah permukaan dengan
d)
tung
(t,)
dibunyikan
bagian tengah jari tengah. hamper
bersamaan
mendahului
tak
Tehnik pukulan kedua permukaan
tersebut
(t)
dapat menghasilkan bunyi tlang
dilakukan secara bersama atau hamper
bersamaan
menghasilkan
(/l)
sehingga bunyi-bunyi
e)
tung
(t,)
dibunyikan
tertentu. Misalnya : a)
dheng (d‟) dan tak (t) yang
hamper
dilakukan
mendahului tok (po) atau
bersamaan
dengan tehnik membekap di tlong (/t) kedua
sisi
menghasilkan
bunyi dhak (d‟)
bersamaan
f)
dheng
(d‟)
hampir mendahului
dibunyikan
. dlang . tak tong tong tong
bersamaan
tong
tong
(9o)
Notasi :
.
cd
.
t
9o
9o
menghasilkan bunyi dhlong 9o
9o
(cd) 4.2.6 Slompret Tehnik dasar permainan Slompret
yang menghasilkan bunyi-bunyi diatas kemudian berkembang ke dalam
pola-pola
kendang
seperti
permainan dua
contoh
terbuat
dari
kayu jati berlubang tengah dengan diameter bagian belakang kecil sekitar 1 cm melebar ke depan diameter sekitar 3 cm. Moncong
berikut.
bagian depan dibuat cembung Sautan pada grambyangan sautan slompret :
sebagai wadah sirkulasi udara untuk membentuk warna bunyi
Tak tong ket tong ket
dasar.
Di tengah bagian atas
tong ket dheng tak dheng tak tong
batangan kayunya diberi lima
ket tong ket tong dheng . dheng
lubang nada yang lebarnya kurang
dheng dheng
lebih 0,5 cm., jarak antara lubang nada ini tidak sama. Pada lubang
Notasi :
t 9o
pk 9o pk 9o pk d‟ batangan
t d‟ t 9o
pk 9o pk 9o d‟ . d‟ d‟
pasang
bagian
belakang
kepikan
sebagai
di alat
penggetar. Kepikan terbuat dari d‟ Pembuka untuk memulai gending:
sepasang
daun
lontar
dibentuk
segitiga
kering
panjangnya
lebih kurang 2,5 cm dan sisi
bunyi lesan : t 9u t, 4 (pat) bunyi
lebarnya sekitar 1 cm. Ujung segitiga
daun
lontar
yang
dirangkapkan diikat dengan lilitan
lesan : t 9a t, 5 (mo) bunyi lesan : t ?o t, 6 (nem) bunyi lesan : t ?e t, dan
benang sehingga terjadi tekukan 7 (pi) bunyi lesan : t i t.
membentuk lubang sempit.
Pada prakteknya tehnik
Gambar 4.1 Kerangka Bentuk
membuka dan menutup lubang
Instrumen Slompret
nada bias menghasilkan beberapa
kepikan
efek bunyi
yang tidak tepat
2,5cm3cm.3,2cm5,5cm
dengan nada dasar. Misalnya Pada
dasarnya
tehnik
dengan sedikit membuka lubang
membunyikan slompret adalah
akan menghasilkan nada diatas
meniup kepikan hingga terjadi
atau dibawah ketepatan nada pada
getaran udara melalui lubang
posisi lubang yang terbuka penuh.
sempit bagian dalam kepikan.
Apabila jari tangan membuka
Untuk menghasilkan tangga nada
lubang dengan perlahan hingga
tertentu
pada posisi terbuka penuh akan
dilakukan
menutup
dan
dengan jari
menghasilkan tahapan nada bunyi
tangan pada lubang nada. Tangga
dari rendah hingga tinggi, dan
nada
sebaliknya.
dasar
membuka
slompret
selaras
Disamping
itu,
dengan gamelan jawa laras pelog,
dengan membuka dan menutup
yaitu 1 (ji) bunyi lesan : t i t, 2
lubang
berulang-ulang
akan
menghasilkan liukan-liukan nada. tot (ro) bunyi lesan : t 9o t, 3 (lu)
Tiupan yang terputus-putus akan
menghasilkan
bunyi
yang
lubang nada dengan jari tangan
terputus-putus sedangkan pada
dapat
tiupan
yang
menghasilkan efek bunyi tertentu.
dihasilkan juga akan menjadi
Peneliti mencatat setidaknya ada
panjang.
dua versi tehnik tiupan dan
panjang
bunyi
Tehnik yang nampaknya sederhana ini menjadi sulit dan perlu
keterlatihan
ketika
memainkan bunyi yang tidak ada putusnya sebagai salah satu ciri permainan slompret Ponorogo.
dikembangkan
membuka/menutup pada
sehingga
jari
permainan
tangan
slompret.
Pertama, tiupan yang disertai getaran lidah, misalnya bunyi nada 6 (nem) diberi getaran panjang
notasinya
6~,
jika
Kesulitannya terletak pada tarikan
dilesankan berbunyi : t r ?e ?e ?e ?e t.
nafas yang dilakukan bersamaan
Kedua, menutup dan membuka
dengan tiupan slompret. Menurut
jari tangan dengan tehnik sapuan
penjelasan Marji efek bunyi yang
cepat
mengakibatkan
tidak
nada
berlalu
ada
dilakukan
putusnya dengan
dapat
menyimpan
udara yang ditiupkan di dalam mulut
ketika
menarik
melalui
hidung,
menarik
nafas
tiupan
melalui
nafas
jadi
ketika
lewat
hidung
mulut
terus
Variasi dan
cepat.
Misalnya, dari nada 2 (ro) ke nada 7 (pi) menghasilkan notasi bunyi nada 2 > 7 yang lesannya berbunyi : t r 9o 9o 9o i i t, atau dari nada 6 (nem) ke nada 2 (ro) yang berbunyi dapat dinotasikan 6 < 2
berlangsung.
tiupan
dengan
tahapan
tehnik
dasar
membuka/menutup
dengan bunyi lesan : t r ?e ?e ?e 9o 9ot.
Intensitas slompret
bunyi
diperoleh
dari
kuat
lemahnya tiupan yang dilakukan sehingga
menghasilkan
diperdengarkan
bunyi
dalam
pertunjukan
Reog Ponorogo pada umumnya. Notasi
:
. 3
2
5
6
2 3
3
2
.
.
6
5
2
.
3
kuat atau lemah. Di samping itu, 2 . . . . . . .
kuat lemahnya tiupan juga akan menghasilkan nada yang berbeda
: t 9o t t 9o t t 9o t . . t 9o t .
Lesan
meskipun posisi lubang yang terbuka
sama
seperti
gambar
dibawah ini.
. t 9u t t ?o t t ?e t t 9u t t 9u t t ?e t t ?o t t 9u t t 9o t.......
Gambar 4.2 Skema Nada Bunyi Slompret
Contoh notasi permainan slompret : Notasi 2
4a 4b
4c
Tb : 2 pl. Tb : 3 pl.
4d
4e
4f
Tb : 5 pl. Tb : 6 pl.
.
: . 5
Lesan
.
7
.
6
.
7 .
7 ... 6~......
5 . 6~
: . t i t . t ?e t . t i t . t ?o t .
t 9o t . t ?o t . t i t . . . t r ?e ?e ?e ?e t . . . t r
Tb : 7 pl. Tb : 1 Tsk : 5 pl.Tk : 2 sl.Tk : 3 ?e ?e ?e ?e t
pl. Tsk : 6 pl.
4.2.7 Vokal Keterangan : Sl.: pelog Tsk. sangat keras
: tiupan
tk. : tiupan keras Tb.
: tiupan biasa
sl.
: slendro
Dalam pertunjukan reog nyaris tidak dapat dipisahkan antara vocal dengan pengrawit.
Di bawah ini ditulis dua contoh lagu
singkat
yang
biasa
Seringkali vokal dan pengrawit
berbaur dan menyatu menjadi
Kempul
sebuah
.
kesepakatan
estetik.
.
:.
.
.
G
.
ck
vk
ck
vk
G dst.
Namun demikian, secara garis Angklung :vk besar
elemen
pertunjukan
vokal reog
dalam ck
dapat
vk
ck
dst.
dikategorikan sebagai tembang Ketipung
yang meliputi :
:0 . 0 . 0 . 0 . 0
. 0 . 0. 0 . a) Tembang
yang
dst.
berlagu,
berupa lagu-lagu yang telah
Senggakan : o . o . o . o .
pasti komposisinya
o . o . o . o . dst.
b) Senggakan, yaitu suara yang dibawakan di sela-sela irama pukulan
gamelan
diantara
dua
bait
Contoh senggakan di sela-sela dua bait lagu
atau lagu.
Motivasi ungkapannya lebih
Bait (a) 6 7
:
Senggakan
permainan gamelan dari pada
.
dengan
7653
tarinya.
.
Contoh senggakan di sela-
. 2 7 2 3 5
. 576 5 3.
berhubungan dengan struktur
ungkapan
.
:
.
.
.
.
. .
.
. .
. 3567 . . 65
Aoae . . ao ieao
sela irama pukulan gamelan : Bait Kenong cn
:mn
mn cn dst.
cn
mn
cn
mn
. 365
: 3 5 3 2
.
3
.
2
2 2
2
dst.
Alok atau nglarehi, yaitu vokal yang dibawakan bersamaan dengan jatuhnya irama
pukulan
gamelan.
Apabila
senggakan lebih berkaitan dengan pola
kental dengan hal-hal yang berbau mistik
permainan gamelan maka suara dalam
dan ilmu kebatinan yang kuat. Dalam
nglarehi lebih berhubungan dengan
kehidupan masyarakat, Reog Ponorogo
bentuk gerak tertentu. Apabila nglarehi
digunakan sebagai pengikat pergaulan
vokalnya
sosial,
menyatu
dengan
irama
perarakan
pengantin
pada
permainan gamelan, alok merupakan
perhelatan perkawinan, aset pariwisata
suara-suara yang sama sekali tidak
serta sarana kritik bagi penguasa. Melalui
terkait
keindahan dan keunikan “dhadhak merak”
gamelan.
dengan
pola
Bentuknya
permainan bisa
berupa
dan
gamelannya,
kesenian
ini
dapat
teriakan-teriakan member semangat
mengumpulkan massa yang cukup banyak.
atau memberi penekanan pada sebuah
Hal ini tentu saja dimanfaatkan Pemerintah
peristiwa
Kabupaten
gerak
tertentu.
Pada
Ponorogo
dan
arena
itu
penampilan barongan suara-suara ini
merupakan momen pariwisata “Grebeg
bisa berupa auman harimau atau suara
Suro” setiap tahun dilaksanakan sebagai
lain yang kualitas dan suasananya
ajang menarik wisatawan mancanegara
setara dengan tujuan alok auman
maupun domestik.
harimau terhadap pembarong. PENUTUP Simpulan Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap
Hal itu pula yang mendasari ide dan gagasan itu muncul calam garap music reog di dapur seni probo wengker yang sampai saat ini masih berdiri dalam melestarikan kebudayaan dan sejarah asli Dari ponorogo.
sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Reog adalah salah satu bukti budaya daerah di Indonesia yang masih sangat
Elemen aural dalam pertunjukan reog ponorogo pada dasarnya dibangun oleh dua unsur, Yaitu unsur bunyi-bunyian
yang berasal dari vocal/suara, baik yang dibawakan
para
musisi,
rombongan
lain,beserta
anggota
tari
ataupun
adegan pertunjukan maupun respon yg diberikan penonton. Musik dalam pertunjukan reog dibentuk dengan sajian instrument dan sajian vocal. Unsur bunyi-bunyian dari instrument gamelan terdiri dari alat musik Kenong,
Kempul,
2
Unit
angklung,
Ketipung, Kendang, Slompret, Sedangkan sajian Vokal disajikan secara koor dalam bentuk tembang dan alok.
Djohan.2003. Psikologi Musik. Penerbit Buku Baik
Kusumawati, 2004 : ii. Penyimpangan Pada PenulisanLagu Populer. Yogyakarta. Miles.1992. Analisis Data Kualitatif. UI Press
Moleong, J Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia. Purwadi. 2006. Seni Karawitan Jawa.Yokyakarta: Hanan Pustaka Jokjakarta Rohidi Rohendi.2011. Metodologi Penelitian Seni. Cipta Prima Nusantara. Semarang.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. 1992. “Analisis Kualitatif” dalam Lembaran Penelitian. Semarang. Supanggah, Rahayu. 2009.Bothekan Karawitan II: Garap. Surakarta : ISI Press.
DAFTAR RUJUKAN Abikusno. 1994. Pepak Basa Jawa. Surabaya. Ekspress
Syafiq, Muhammad. 2003. Ensiklopedia Musik Klasik. Yogyakarta: Adicita
Kreativitas.
Tim Redaksi. 2005 .Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta:Rineka Cipta.
S.J. Karl Edmund Prier. 2003. Ilmu Bentuk Musik. Yokyakarta. Kanisius.
Alisyahbana,S.Takdir.1983. Jakarta: Dian Rakyat
Ari Soekarno. Tanpa Tahun. Buku Pintar Musik. Jakarta: Inovasi Banoe, Pono. 1984. Pengetahuan alat Musik. Yokyakarta. CV baru. Banoe, Pono. 2003. Yokyakarta. Kanisius
Kamus
Musik.
Banoe, Pono. 2003. Harmoni. Yokyakarta. Kanisius
S.J. Karl Edmund Prier. 2006. Ilmu Harmony. Yokyakarta. Kanisius. S.A Sukur.2012.Virus Setan, pemikiran Musik : Art musik today
Risalah