FASE PENGEMBANGAN MPSI sesi 7 & 8
Fase Pengembangan Pelaksanaan pekerjaan pengembangan ini pada dasarnya adalah membangun sistem informasi dengan deliverables berupa software dan bagianbagian pendukungnya, seperti: Dokumentasi sistem, SOP (system operating procedure), Dokumentasi pengembangan sampai pada dokumentasi penuntun pengguna (User Guide Documentation) Materi pelatihan (training material) untuk penggunaan software.
Model Pengembangan Sistem Informasi Linier Sequential Model Prototyping Model Spiral Model Incremental Model
SDLC (SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE) by Horner
Waterfall menurut Roger S. Presman
SDLC menurut Taylor
Fase dalam waterfall menurut Sommervile
The Waterfall Model yang akan di bahas disini adalah terdiri atas tahap-tahap pengembangan software seperti pada pengembangan sub-bab berikut ini REQUIREMENTS DESAIN SISTEM DAN SOFTWARE PEMBANGUNAN SOFTWARE QUALITY ASSURANCE(QA) DOKUMENTASI
REQUIREMENT Pada fase pengembangan ini, aktivitas requirements seharusnya sudah selesai dilakukan, yaitu pada fase inisialisasi. Yang terpenting harus telah memiliki dokumen System Requirements Specification (SRS) dan Project Scope Document (PSD).
Back
DESAIN SISTEM DAN SOFTWARE Desain dalam lingkup sistem dan software adalah menyusun deskripsi struktur komponen software yang akan digunakan dalam pengembangan software itu sendiri.
Proses Desain Sistem dan Softwrae: 1.
2. 3. 4.
5. 6. 7.
8.
Spesifikasi Fungsional dan Teknik Resiko dan Mitigasi Desain Sistem Pemodelan (Modelling) Desain Software Unfied Modelling Language (UML) Desain Antarmuka Pengguna Desain Database
1. Spesifikasi Fungsional dan Teknik
Spesifikasi teknis dapat dideskripsikan melalui Function Spesification Document (FSD). Dokumen ini menggambarkan bagaimana software akan berfungsi dan fungsi-fungsi apa yang harus dimilikinya agar dapat memenuhi requirements.
Contoh deskripsi FSD adalah sbb:
Isi data pelanggan dengan memilih dari daftar Master Pelanggan setelah itu, isi data barang dengan memilih dari daftar Master Barang. Setelah selesai pengisian, klik tombol Simpan untuk menyimpan data yang telah diisi.
Back
2. Resiko dan Mitigasi Pada fase inisialisasi telah dibahas bahwa manajemen resiko harus dijadikan bagian dari proyek, dan potensi resiko ada pada setiap fase. Selain itu rencana mitigasi juga perlu disiapkan, agar jika terjadi masalah saat desain telah diselesaikan dan siap ke tahap pengembangan.
Hambatan untuk mewujudkan desain menjadi sebuah software:
Terlalu kompleks sehingga terlalu sulit untuk diwujudkan. Membutuhkan teknologi tertentu yang ternyata sulit diperoleh atau diluar anggaran. Fungsi yang dibutuhkan tidak didukung oleh bahasa pemrograman yang digunakan. Pertentangan antara satu fungsi dengan fungsi lain sehinggamenyebabkan koflik sistem. Dapat menyebabkan sistem tidak stabil karena desain yang ambigu. Menyulitkan pengguna akhir karena desain tampilan yang tidak ergonomis atau terlalu banyak membutuhkan interaksi pengguna. Back
3. Desain Sistem Dalam konteks manajemen proyek, desain sistem adalah bagian dari fase pengembangan yang menjadi dasar bagi konstruksi sistem yang akan dibangun. Desain sistem adalah proses untuk mendefinisikan arsitektur, komponen, modul, antarmuka dan data untuk memenuhi requirements. Yang menjadi dasar desain sistem adalah bagaimana aliran informasi (System flow) dari awal hingga akhir yang merepresentasikan reuirements.
Ada beberapa metode untuk melakukan desain sistem, yaitu: Tahun 1970-an sampai 1990-an, metode yang cukup popular adalah Desain Sistem Terstruktur yang dirintis oleh Edward Yourdon, metode ini dikenal dengan Yourdon System Method (YSM). Berikutnya adalah metode analisis dan desain sistem yang berorientasi obyek (Object Oriented System Analysis and Design Method).
Dua Jenis Desain: Logikal, adalah melakukan representasi abstrak sistem dengan gambar, diagram, dan bagan sebagaimana aliran data, input dan output dapat dipahami oleh developer. Fisikal, adalah desain yang berkaitan dengan bagaimana proses input dan output dalam sistem
Back
4. Pemodelan (Modelling) Model adalah representasi abstrak dari sistem yang akan dibangun. Artinya kita akan menyusun bentuk untuk mewujudkan sesuatu yang masih berupa pemikiran atau konsep. Mengapa pembangunan sistem informasi membutuhkan permodelan?
Dengan melakukan permodelan, maka developer dapat:
Memahami sistem yang membutuhkan contoh perwujudannya terlebih dahulu, yaitu dengan mendefinisikan proses-proses dalam bentuk model. Memahami bagaimana suatu proses bekerja dan asumsiasumsi yang menjadi dasar bagaimana proses kerja tersebut. Memudahkan untuk mendefinisikan sumber input sistem, baik dari luar (melalui input data) ataupun dari dalam sistem (dari modul-modul yang saling terhubung). Menentukan representasi dari keterhubungan antara komponen-komponen sistem (modul-modul) sehingga lebih memudahkan dalam memahami sistem secara keseluruhan. Menelusuri desain kembali sampai kepada requirements untuk memastikan bahwa mereka membangun sistem yang sesuai.
Berikut ini faktor penghambat dalam membentuk model sistem: Asumsi. Simplifikasi. Batasan. Hambatan. Pilihan.
Back
5. Desain Software Pada dasarnya desain software adalah bentuk lebih detail dari desain sistem, dimana sistem yang telah dibuat modelnya lalu lebih diperinci dalam bentuk yang lebih mudah dipahami oleh para developer. Aktivitas desain software adalah dengan menyusun bentuk representasi dari software yang akan digunakan, baik desain arsitektural maupun desain detail.
Dalam mendesain software harus memenuhi beberapa konsep dasar: Abstraksi. Coupling. Cohesion. Dekomposisi dan modularisasi. Encapsulation atau menutupi informasi,. Pemisah antarmuka dan implementasi,.
Standard dan langkah-langkah secara logikal agar desain dapat dilakukan dengan baik, yaitu: Desain yang baik tidak berasal dari kelompok penentu, tetapi berasal dari desainer yang baik. Benar-benar memahami tujuan jangka pendek maupun panjang dari proyek. Tinjau desain dari berbagai sudut pandang. Desain adalah proses interaktif. Pastikan desain bersih dan sederhana. Berhati-hatilah dengan jalan pintas. Back
6. Unified Modelling Language (UML) UML adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun sistem software. UML adalah hasil pengembangan dari bahasa pemodelan berorientasi objek (Object Oriented Modeling Language).
Berikut 9 jenis diagram dalam UML 1.
2. 3.
4. 5. 6.
7. 8.
9.
Diagram Use Case Diagram class Diagram sequences Diagram state chart Diagram aktivitas Diagram objek Dalam kolaborasi Diagram komponen Diagram deployment
Ada banyak jenis benda (things) dalam UML, yaitu: Class Interface Collaboration Actor Use Case Active Class Component Node Interaction State Machine Packages Note
Jenis-jenis relasi: Dependency. Association. Generalization. Realization.
Back
7. Desain Antarmuka Pengguna Bagi pengembang software, antarmuka/interface adalah bagian dari produk software. Tetapi di mata pengguna, antarmuka adalah produk software itu sendiri. Seringkali desain antarmuka diabaikan hanya dengan mengikuti selera developer saja, karena tidak ada pedoman khusus.
Keuntungan yang di dapat jika desain antarmuka dapat dilakukan dengan baik: Menghasilkan produk software yang lebih baik Meningkatkan kepuasan dan retensi klien Lebih fleksible dalam memberikan respon terhadap umpan balik klien Mempersingkat waktu siklus pengembangan software
Untuk melakukan desain antarmuka, secara umum dapat mengikuti pedoman berikut: Konsisten Tentukan standar tampilan antarmuka Ikuti standar industry Berikan penjelasan aturan penggunaannya Dukungan baik bagi pengguna awam maupun mahir Tampilan objek Navigasi yang mudah
Tentukan warna, kontras dan jenis huruf Penandaan untuk objek tidak aktif Perataan tampilan Tampilan huruf dan angka Efisien Posisi tampilan pop-up window Tips Bantuan
Back
8. Desain Database Database adalah proses untuk menghasilkan model data dari database. Suatu sistem informasi bisnis pasti memerlukan database untuk menampung data yang dimasukkan oleh pengguna, kemudian mengolahnya dan memberikan informasi dalam bentuk laporan, grafik, analisa dan sebagainya. Database harus didesain memenuhi kriteria penggunanya.
Desain database yg baik akan dapat: Membagi informasi menjadi table-tabel yang berdasarkan subyek untuk mengurangi redudansi data. Tabel-tabel kemudian dapat dihubungkan sesuai keperluan. Memberikan dukungan dan memastikan akurasi dan integritas informasi. Memiliki kemampuan untuk melakukan pemrosesan data dan keperluan laporan.