FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNMET NEED KB PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP KEHAMILAN YANG TIDAK DIINGINKAN
FACTOR ASSOCIATED WITH THE INCIDENCE OF UNMET NEED KB ON PUSSY AGAINST UNWANTED PREGNANCES
Lisdiyanti Usman,1Masni,2 A. Arsunan Arsin3
¹ Konsentrasi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, ²Bagian Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, ³ Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi : Lisdiyanti Usman Jl. Jeruk Perum Civika Blok B5 Kel Wumialo Kota Tengah Gorontalo Hp. 081390904810 Email :
[email protected]
Abstrak Unmet need KB merupakan kebutuhan PUS untuk ber KB tetapi kebutuhan tersebut (tidak ingin anak lagi atau ingin menjarangkan kehamilan berikutnya) tidak terpenuhi dan tidak memakai alat kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kejadian unmet need KB dengan kehamilan yang tidak diinginkan. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional. Besar sampel sebanyak 141 responden yaitu pasangan usia subur yangdipilih dengan carastratifield random samplingdengan menggunakan data primer dan data sekunder dari BKKBN. Analisis data dilakukan dengan uji Chi square, Korelasi Pearson dan metode Regresi Linear Berganda Logistik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur dengan nilai p value = 0,010 (p<0,05), pendapatan suami dengan nilai p value = 0,044 (p<0,05), kegagalan alat kontrasepsi memiliki nilai p value = 0,001 (p<0,05), dan jumlah anak dengan nilai p value = 0,031 (p<0,05). Dan terdapat 1 variabel yang tidak signifikan yaitu variabel pendidikan dengan nilai p value=0,847 (p>0,05). Setelah dilakukan analisis multivariat didapatkan bahwa kagagalan alat kontrasepsi memiliki risiko kejadian unmet need KB yang paling besarterhadap kehamilan yang tidak diinginkan dengan nilai p value 0,001. Disimpulkan bahwa unmet need KB berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan. Kata Kunci :PUS, Unmet Need KB, Kehamilan yang Tidak Diinginkan.
Abstract Unmet need forfamily planning isthe needforairEFAKBbutthis need(not wantany more childrenorwant to spacethe nextpregnancy) is not metanddo notuse any contraception. Research Thisaims to determine theincidence ofunmetfamily planningrelationshipwithan unwanted pregnancy. This research isanalyticsurveywithcross-sectionalresearch design. Largesample141respondentsthatEFAisnotusing contraceptivesanddo notwant to get pregnant, stratifieldtakenbyrandom samplingandusingsecondary datafrom theBKKBN. Data analysis was performedwithChi-square test, Pearsoncorrelationandmultiple linear regressionmethodsLogistics. The results showed incidence of unmet need for family planning more in women between the ages of 15 -49 years. Based on the educational aspects, education levels are more common in educated EFA high school, for the husband's income, 47.5% EFA enough income. As for the failure of contraceptive unmet need more events than those who fail to successfully use contraceptives, and the number of children more found in thegroup thathas many children. Unmet need forfamily planningevent riskis very influential onunwanted pregnancywith p valueof 0.001.Unmet need forfamily planningis concludedthat theeffect onunintended pregnancy. ExpectedonEFAto want tousefamily planningto preventrapidpopulation growth.
Keywords :EFA, UnmetNeedKB, UnwantedPregnancy
PENDAHULUAN unmet need menurut BKKBN adalah kebutuhan Pasangan usia subur untuk ber KB tetapi kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Kebutuhan tersebut adalah tidak ingin anak lagi atau ingin menjarangkan kehamilan berikutnya tetapi PUS tidak memakai alat kontrasepsi (Emi Hedrina, 2011). Hasil penelitian di Ethiopia pada tahun 2000 sampai 2005 menjelaskan bahwa dari responden sebanyak 2.133 wanita yang sudah menikah usia 15-49 tahun, yang mengalami unmet need KB meningkat dari 35,1% pada tahun 2000 menjadi 37,4% pada tahun 2005. Umur, usia kawin, jumlah anak hidup, tempat tinggal, pendidikan, pengetahuan tentang keluarga berencana, status pekerjaan responden sebagai faktor signifikan yang mempengaruhi tejadinya unmet needKB (Asefa dkk, 2000). Hasil penelitian di Nigeria menunjukkan bahwa dari356 responden, ada 98 responden mengalami kehamilanyangtidak diinginkan, dan 76% darikehamilan yang tidak diinginkan disebabkan karena tidak menggunakan alat kontrasepsi(Bongaarts,2009). Program KB di Indonesia telah diakui secara nasional dan internasional sebagai salah satu program yang telah berhasil menurunkan angka fertilitas secara nyata. Hasil survey SDKI 2003, Total Fertility Rate ( TFR ) sebesar 2,4 menurun menjadi 2,3 pada SDKI 2007. Namun bukan berarti masalah kependudukan di Indonesia selesai, akan tetapi program tersebut diupayakan tetap dipertahankan. Salah satu masalah dalam pengelolaan program KB yaitu masih tingginya angka unmet need KB di Indonesia. Jumlah PUS yang ingin menunda kehamilan atau tidak menginginkan tambahan anak tetapi tidak ber KB meningkat dari 8,6% SDKI 2003 menjadi 9,1 % SDKI 2007, dimana diharapkan pada akhir tahun 2014 dapat diturunkan menjadi sebesar 5% (Sudarianto, 2010). Di provinsi Gorontalo, terdapat jumlah pasangan usia subur sebanyak 211,607 %, dimana PUS bukan peserta KB berjumlah 15,44 %, PUS bukan peserta KB yang hamil 16,06 %, PUS bukan peserta KB yang ingin anak segera 33,35 %, PUS bukan peserta KB yang ingin menunda anak 25,75 %, PUS bukan peserta KB yang tidak ingin anak lagi 24,85 %. Untuk wilayah kota Gorontalo, jumlah pasangan usia subur 32.509 orang, dimana pasangan usia subur peserta KB aktif berjumlah 29.541 orang, sedangkan PUS yang bukan peserta KB 2968 orang, jumlah yang hamil 498 orang, yang ingin anak segera 1015 orang ,yang ingin menunda anak 558 orang, dan yang tidak ingin anak lagi
897 orang. Jumlah PUS di kota Tengah 3956 orang, dimana jumlah peserta KB aktif 3429 orang, Pus yang bukan peserta KB aktif 527 orang, yang hamil 78 orang, tidak ingin anak lagi 107 orang, yang ingin menunda anak 54 orang. Jumlah unmet need di kecamatan kota Tengah 239 orang di masing- masing kelurahan sebagai berikut untuk kelurahan wumialo jumlah unmet need57 orang, kelurahan Dulalowo 34 orang, kelurahan Dulalowo Timur 47 orang, kelurahan Liluwo 35 orang, kelurahan Pulubala 41 orang, dan kelurahan Paguyaman 25 orang. Unmet need KB juga menyebabkan seseorang melakukan aborsi khususnya pada anak remaja. Karena mereka beranggapan masih terlalu dini untuk menjadi seorang ibu. Dan karena waktunya belum tepat maka janin tersebut digugurkan baik secara sengaja ataupun spontan (anonimity, 2013). Dengan demikian, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan unmet need KB pada PUS dengan kehamilan yang tidak diinginkan. BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo provinsi Gorontalo Pada tanggal 27 Desember 2012 hingga 27 Januari 2013. Desain dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Besar sampel sebanyak 141 responden, diambil dengan cara stratifield random samplingdenganmenggunakan data primer dan sekunder dari BKKBN. Peneliti melakukan pengukuran pada variabel independen dan dependen. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh pasangan usia subur berdasarkan data BKKBN pada tahun 2012 dan diperoleh sampel sebanyak 141 respondendengan menggunakan tekhnik pengambilan sampel secara stratifield random sampling. Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dengan melakukan wawancara secara langsung pada responden, sedangkan data sekunder dengan cara mengumpulkan data dariBKKBN kota dan BKKBN provinsi tahun 2012. Data yang ada dicatat dalam lembar observasi sesuai variabel yang dibutuhkan.
Analisis Data
Analisis data menggunakan program SPSS 18.00 for Windows. Untuk mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, pendapatan, kegagalan alat kontrasepsi, dan jumlah anak dengan kejadian unmet need KB digunakan analisis chi square. Selanjutnya untuk menilai hubungan kejadian unmet need KB pada pasangan usia subur dengan kehamilan yang tidak diinginkan digunakan analisis multivariat “regresi logistic ganda”.
HASIL PENELITIAN Karakteristik Sampel Tabel 1, menunjukkan hasil analisis univariat dimana jenis pekerjaan suami tertinggi adalah PNS dengan persentase 37,6%, dan terendah buruh dengan persentase 29,8%. Sedangkan untuk pekerjaan istri tertinggi adalah PNS dengan persentase 67,4%, sedangkan yang terendah adalah swasta dengan persentase 7%. Untuk distribusi PUS berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan bahwa jenis pendidikan suami tertinggi adalah tamat SLTP dengan persentase 34,0 % dan terendah adalah tamat SMU dengan persentase 11,3 %. Sedangkan pendidikan istri yang tertinggi adalah tamat SLTP dengan persentase 36,9%, dan terendah adalah tamat SMU dengan persentase 22%. Hasil Analisis Bivariat Untuk mengetahui peranan masing-masing variabel independen dan variabel dependen, dilakukan analisis bivariat melalui tabulasi silang.Pada analisis ini didapat nilaichi square Interval masing-masing variabel seperti pada tabel 2.Hasil uji statistik antara umur denganunmet need KB didapat nilai p = 0,010 dan nilai Phi sebesar0,218. Hasil ini menunjukkan bahwa umur berhubungan dengan kejadian unmet need KB. Dari nilai Phi didapatkan bahwa umur muda (15-49 tahun)berisiko 21.8 kali lebih besar mengalami kejadian unmet need KB dibandingkan dengan umur yang lebih dari 49 tahun. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan kejadian unmet need KB, dilakukan analisis chi square . Hasil uji statistik didapatkan besarnya hubungan antara pendidikan dengan kejadian unmet need KB (nilai Phi = -0,016, hubungan korelasi moderat). Oleh karena nilai p =0,847 dan nilai phi negatif, maka terdapat hubungan negatif antara pendidikan dengan kejadian unmet need KB, berarti semakin rendah pendidikanPUS maka semakin banyak yang mengalami kejadianunmet need KB. Hasil uji statistik antara pendapatan suami dengan kejadian unmet need KB didapat nilai p = 0,044 dan nilai phi sebesar 0,211 dengan hasil ini menunjukkan bahwa suami yang berpendapatan cukup memberi kontribusi 21.1 kali lebih besar terhadap kejadian unmet need dibandingkan yang berpendapatan kurang. Hasil uji statistik antara kegagalan
alat kontrasepsi dengan unmet need KB didapat nilai p = 0,001 dan nilai Phi sebesar 27,9 %. Hasil ini menunjukkan terjadi hubungan yang sangat signifikan antara kegagalan alat kontrasepsi dengan kejadian unmet need KB. Begitu juga antarajumlah anak dengan kejadian unmet need KB dimana nilai p = 0,031 dan nilai phi sebesar 0,182 atau 18,2 %. Hasil uji statistik antara unmet need KB dengan kehamilan yang tidak diinginkan di dapat nilai p = 0,002 dan nilai phi sebesar 25,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa kejadian unmet need KBberisiko 25,7 kali lebih besar terhadap kehamilan yang tidak diinginkan. Analisis Multivariat Untuk menganalisis faktor mana yang paling berhubungan setelah dianalisis dengan variabel lain yang secara statistik bermakna pada analisis bivariat. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada kelompok umur antara 15-49 tahun ,didapatkan nilai p=0,010 (p< 0,05), berarti terdapat hubungan signifikan antara umur dengan kejadian unmet need KB. pada kelompok pendapatan suami yang cukup, didapatkan nilai p=0,044 (p<0,05), berarti terdapat hubungan signifikan antara pendapatan suami dengan kejadian unmet need KB. pada kelompok kegagalan alat kontrasepsi dengan yang pernah mengalami kegagalan sebelumnya dengan nilai p=0,001 (p<0.05), berarti kegagalan sebelumnya memiliki hubungan signifikan dengan kejadian unmet need KB. Risiko kejadian unmet need KB pada yang mengalami kegagalan sebelumnya lebih besar pada yang pernah gagal dibandingkan yang berhasil.pada jumlah anak yang banyak dengan nilai p= 0,031 (p<0,05), berarti jumlah anak banyak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian unmet need KB. Jumlah anak banyak memberi kontribusi 18,2% terjadinya kejadian unmet need KB.Untuk mengidentifikasi faktor risiko kejadianunmet need KB dengan memasukkan secara bersamaan variabel yang bermakna dan dilakukan melalui analisis multivariat yaitu analisis regresi logistik ganda. Tabel 3 menunjukkan bahwa ke empat variabel ini memiliki hubungan bermakna secara statistik (p<0,05), tetapi risiko kegagalan alat kontrasepsi mengalami kejadian unmet need KB 2,75 kali lebih besar dibandingkan variabel umur, pendapatan, dan jumlah anak ( Phi = 0,279, dengan nilai wald = 10,772).
PEMBAHASAN Dalam penelitian ini terlihat bahwa ada beberapa faktor yang secara signifikan mempengaruhi kejadian unmet need KB yaitu umur, pendapatan, kegagalan alat kontrasepsi sebelumnya dan jumlah anak. Unmet need KB dapat menyebabkan pertambahan jumlah penduduk dengan pesat. Peningkatan kualitas layanan merupakan
salah satu cara yang efektif untuk menurunkan prevalensi unmet need KB. Dalam memenuhi kebutuhannya, PUS sering mengalami hambatan dalam pemanfaatan layanan KB sehingga akses mereka terbatas, bahkan tertutup sama sekali. Hal ini mengakibatkan mereka
tidak
menggunakan
alat
kontrasepsi,
padahal
sebenarnya
mereka
membutuhkan.Hal ini sejalan dengan penelitian Stephenson dan Hendrik (2004), yang menyatakan bahwa secara umum terdapat 5 faktor yang memegang peranan penting yaitu pertama faktor administratif, faktor kognitif, faktor ekonomi, faktor psikososial, dan faktor
karakteristik KB. Pada penelitian yang dilakukan di Ethiopia dimana hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa umur berhubungan dengan kejadian unmet needKB dimana ditemukan nilai p= 0,001 dan yang unmet need pada kelompok umur < 25 tahun yaitu 26,3% (Almaz, dkk, 1993). Pendapatan suami banyak mempengaruhi pola kegiatan dan pola pikir termasuk kesempatan untuk memanfaatkan potensi dan fasilitas yang tersedia guna memenuhi kebutuhan hidupnya.Data pengeluaran konsumsi dipakai sebagai suatu pendekatan untuk mengukur distribusi pendapatan masyarakat, walaupun diakui banyak kelemahan karena dapat memberikan informasi tentang pendapatan yang under estimate (Sirojudin, 2002), Alasannya pengeluaran konsumsi rumah tangga tidak harus selalu sama dengan jumlah pendapatan yang diterima. Pendapatan yang cukup membuat seseorang mampu untuk memenuhi kebutuhan lainnya.kemampuan ekonomi sangat mempengaruhi akses seseorang dalam memanfaatkan layanan kesehatan.Mereka yang berasal dari rumah tangga dengan pendapatan tinggi dan menengah, memiliki skor pendapatan lebih sedikit dibanding dengan pendapatan kurang. Terdapat sekitar 2,7 % wanita yang menyatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi karena biaya layanan tidak terjangkau oleh pendapatan pasangan usia subur tersebut (Gusti A, 2006). Hasil penelitian pada Demografi Iran dan Survei Kesehatan yang dilakukan pada tahun 2000, menunjukkan bahwa kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk keluarga berencana bervariasi dari 3,6% di kota Teheran dan 31,3% di daerah pedesaan di Sistan dan Balouchestan (selatan timur Iran). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Berhane dkk (1999), dimana terdapat pengaruh yang secara tidak langsung (indirect eject) variabel ekonomi terhadap unmet need melalui variabel akses pelayanan, untuk pedesaan sekitar 0,35. Dengan demikian di pedesaan, total pengaruh variabel ekonomi terhadap unmet need sebesar -0,89. Di perkotaan besar indirect eject adalah -0,13 (WHO, 2005). Hasil analisis multivariat pada variabel kegagalan sebelumnya menunjukkan bahwa kegagalan alat kontrasepsi sebelumnya sangat berpengaruh terhadap terjadinya unmet
need KB. Hal ini sejalan dengan penelitian Gusti A, (2006), yang menemukan bahwa pada tahun 2004, lebih dari 75 % responden menyatakan pernah menggunakan salah satu metode kontrasepsi dan dari persentase tersebut, 34 % melaporkan pernah memakai lebih dari satu jenis alat kontrasepsi dengan penggunaan paling lama 63 bulan atau 5 tahun. Disamping itu, ada beberapa yang pernah menggunakan empat jenis alat kontrasepsi.Dari kondisi tersebut, mereka yang sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi dan merasakan gangguan atau kegagalan, maka mereka tidak bersedia lagi menggunakannya. Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh tim pakar Universitas Washington yang membandingkan metode kontrasepsi jangka panjang dan jangka pendek. Metode kontrasepsi LARC yang mencakup IUD dan susuk KB yang mengeluarkan hormon. Penelitian yang melibatkan perempuan berusia antara 14-45 tahun yang aktif berhubungan seks tetapi tidak ingin hamil menunjukkan dari 334 sampel, yang hamil karena disebabkan kegagalan sebelumnya ada 156 sampel (Copas, 1998). Jumlah anak juga berhubungan dengankejadian unmet need KB dimana diperoleh hasil nilai p = 0,031 (p<0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2010), dimana diperoleh nilai sebesar 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan antara jumlah anak dengan kriteria banyak yang unmet need KB sebesar 34,2% dan terdapat hubungan antara jumlah anak hidup dengan unmet need KB. Berdasarkan analisis regresi, dapat kita lihat bahwa unmet need KB dengan variabel umur, pendapatan, kegagalan alat kontrasepsi sebelumnya dan jumlah anak secara bersama-sama berpengaruh terhadap unmet need KB yang dapat menyebabkan kejadian kehamilan yang tidak diinginkan.Hal ini menunjukkan bahwa faktor kejadian unmet need KB sebagai faktor independen tidak dapat berdiri sendiri dalam mempengaruhi kejadian kehamilan yang tidak diinginkan. Ibu yang mengalami kejadian unmet need KB dapat mempengaruhi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga ibu yang unmet need KB bisa saja mendapatkan anak yang tidak diinginkan sehingga besar kemungkinan dia akan melakukan aborsi (WB, 2001)
KESIMPULAN DAN SARAN Kejadian unmet need KB berhubungan dengankehamilan yang tidak diinginkan. Selain itu variabel umur, pendapatan, kegagalan alat kontrasepsi sebelumnya, jumlah anak merupakan variabel yang dapat meningkatkan terjadinya kejadian unmet need KB yang dapat berisiko terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, perlu adanya KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukatif) oleh petugas kesehatan kepada semua
pasangan usia subur untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Almaz Terefe and C.O. Larsen.(1993), ‘Modern contraception use in Ethiopia; does Involving husbands make a difference? ‘ America journal of public health, vol. 83, No. 11, pp.15-67, Washington Dc. Asefa, M., Drewett, R. and Tessema, F.(2000). ’ a birth cohort study in southwest Ethiopia to identify factors associated with infant mortality that is a menable for interventions. Ethiopian journal of health development 14 (2), 161-168 Anonim.(2013), Population report, why family planning matters, vol. XXVII,number 2, series J. number 49, July 1999, diakses http: www.Aol.com/astanar/smith.html.13 January 2013. Berhane, Y., Mekonnen E., Zerihun, M., and G. Assefa(1999), perception of fertility regulation in remote community, Southern Ethiopia. Ethiopian journal of health development, 13 (3), 217-222. Bongaarts J and S.W. Sinding.(2009), ‘A respon to critics of family planning programs’ international perspectives on sexual and reproductive health vol 35,No 1. Copas,J.B(1998),’ Binnary Regression Models for Contaminated Data’ journal of Royal statistical association, B 50 (2), 220-265. Gusti A. (2006). faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prevalensi unmet need di Provinsi Bali,vol 11 no 2. Hedrina Emi. (2011). Factor determinan unmet need suatu studi di kelurahan kayau kubu kecamatan Guguk panjang kota Bukit Tinggi, http://pasca.unand.ac.id, diakses 17 Desember 2012. Sirodjudin H. (2002).faktor-faktor yang berhubungan dengan unmet need KB. http://www.digilib.ui.ac.id, diakses 10 November 2012. Stephenson, R., and M. Hennick.(2004),barrier to family planning service use among the urban poor in Pakistan” Asia pacific population journal 19 (2). Sudarianto, (2010), kepedulian terhadap unmet need KB di provinsi Sulawesi Selatan, http://www.dinkes-sulsel.go.id.Diakses 20 Desember 2012. WHO, Maternal mortality in (2005), estimates developed by WHO, UNICEF, UNFPA and the world bank Geneva. World Bank (WB) (2001), womens Empowering women the Ethiopian womens development initiatives project, Geneva
Tabel 1 Karakteristik umum responden. Jenis Variabel
Kasus
Kontrol n
Jumlah
n
%
%
n
%
PNS
53
37,6
95
67,4
148
105
Pegawai Swasta
0
0
1
7
1
7
petani
46
32,6
17
12,1
63
44,7
U RT
0
0
28
19,9
28
19,9
Buruh
42
29,8
0
0
42
29,8
Total
141
100
141
100
282
206,4
Tamat PT
39
27,7
35
24,8
74
52,5
Tamat SMU
16
11,3
22
15,6
38
26,9
Tamat SLTP
48
34,0
52
36,9
100
70,9
Tamat SD
38
27,0
32
22,7
70
49,7
Total
141
100
141
100
282
100
Pekerjaan
Pendidikan
Sumber : Data Primer
Tabel 2 Analisis bivariat variabel independen dan variabel dependen Faktor
X²
p
Phi
Umur dengan unmet need - 15-49 - >49 Pendidikan dengan unmet need - cukup - kurang Pendapatan dengan unmet need - cukup - kurang Kegagalan Kontrasepsi - gagal - berhasil Jumlah Anak - banyak - sedikit
6,694
0,010
0,218
0,037
0,847
-0,016
6,268
0,044
0,211
10,981
0,001
0,279
4,668
0,031
0,182
Sumber : Data Primer
Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda
Faktor
X²
p
phi
Umur dengan unmet need - 15-49 - >49 Pendapatan dengan unmet need - cukup - kurang Kegagalan Kontrasepsi - gagal - berhasil Jumlah Anak - banyak - sedikit
6,694
0,010
0,218
6,268
0,044
0,211
10,981
0,001
0,279
4,668
0,031
0,182
Sumber : Data Primer Berpengaruh Secara Signifikan