Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 1
FAKTOR PENGHAMBAT SISWA DALAM MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMA NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL RESTRICTING FACTORS OF STUDENTS IN BASKETBALL EXTRACURRICULAR ACTIVITIES IN SMA NEGERI 1 PIYUNGAN, BANTUL Oleh : Muhammad Dian Jamili, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penghambat ekstrakurikuler bolabasket di SMA Negeri 1 Piyungan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan datanya menggunakan angket. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket dengan jumlah 19 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase faktor penghambat kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMA Negeri 1 Piyungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil faktor internal dari indikator jasmani dengan persentase sebesar 71,1% masuk kategori tinggi, psikologis persentase sebesar 76,3% masuk kategori sangat tinggi, dan kelelahan persentase sebesar 89,5% masuk kategori sangat tinggi. Sedangkan dari faktor eksternal dari indikator keluarga dengan persentase sebesar 50,0% masuk tinggi, sekolah persentase sebesar 86,8% masuk kategori sangat tinggi, sarana dan prasarana sebesar 63,2% masuk kategori tinggi dan masyarakat persentase sebesar 19,3% masuk kategori kurang. Berdasarkan hasil penelitian, maka faktor penghambat yang paling tinggi adalah faktor kelelahan. Kata kunci: faktor penghambat, ekstrakurikuler, bolabasket.
Abstract This research aims to determine the factors inhibiting the basketball extracurricular in SMA Negeri 1 Piyungan. This research is a descriptive research using survey methods with techniques used in data collection questionnaire. Subjects in this study were students who take the basketball extracurricular with the number of 19 respondents. Data were analyzed using descriptive analysis as outlined in percentage form an inhibiting factor in the basketball extracurricular activities in SMA Negeri 1 Piyungan. Based on the research results obtained internal factors of physical indicator with a percentage of 71.1% categorized as high, psychological percentage of 76.3% categorized as very high, and fatigue percentage of 89.5% categorized as very high. While the external factors of family indicator with a percentage of 50.0% ranked high, school a percentage of 86.8% categorized as very high, facilities and infrastructure amounting to 63.2% in the category of high society percentage of 19.3% in the category of less. Based on the results of the study, the highest inhibiting factor is the fatigue factor. Keywords: restricrting factors, extracurricular, basketball. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani
pelajaran merupakan
mata pelajaran wajib yang harus diikuti siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) di samping mata pelajaran lainnya. Mata
ini
mengutamakan
aktivitas
jasmani dan kebiasaan hidup sehat seharihari yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan individu
maupun
dan pengembangan kelompok
dalam
Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 2 menunjang
pertumbuhan
dan
Berdasarkan pengamatan peneliti,
perkembangan jasmani, mental, sosial
kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di
serta emosional yang serasi, selaras dan
SMA Negeri 1 Piyungan dilaksanakan di
seimbang. Menyimak hal tersebut, maka
lapangan
bolabasket
pendidikan jasmani kesehatan memegang
Piyungan
tepatnya
peranan penting bagi pendidikan SMA.
Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Pelaksanaan
Proses pendidikan yang ada di
SMA Negeri 1 di
Karanggayam,
ekstrakurikuler bolabasket dilatih oleh
SMA Negeri 1 Piyungan, Bantul dilakukan
pelatih
melalui
kegiatan
dilaksanakan pada hari sabtu pukul 16.00 –
ekstrakurikuler.
17.30 WIB dengan diikuti oleh 19 peserta.
Kegiatan intrakurikuler di SMA Negeri 1
Sarana dan prasarana yang digunakan 1
Piyungan
lapangan bolabasket dan 2 bolabasket.
dua
kegiatan
intrakurikuler
yaitu
dan
merupakan
proses
kegiatan
bolabasket,
belajar mengajar yang wajib diikuti oleh
Selama
seluruh
ini
berjalan cukup baik dan rutin. Namun jika
merupakan kegiatan pokok yang terdapat
diperhatikan ekstrakurikuler yang sudah
proses belajar mengajar yang dilakukan
berjalan ini masih kurang berkembang.
antara
peserta
didik.
guru
Kegiatan
ekstrakurikuler
tersebut
peserta
Ekstrakurikuler bolabasket yang
didik.Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
baik tentu dengan adanya koordinasi yang
merupakan kegiatan di luar jam pelajaran
baik
sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah
ekstrakurikuler. Dengan koordinasi yang
atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
baik dan sesuai, maka materi yang
memperluas pengetahuan siswa, mengenai
disampaikan oleh pelatih dapat diterima
hubungan
dengan baik dan dapat diterapkan oleh
menyalurkan
dengan
ini,
Kegiatannya
antarmata bakat
dan
pelajaran,
pelatih
dan
peserta
serta
peserta ekstrakurikuler bolabasket. Namun
melengkapi pembinaan manusia seutuhnya
kenyataannya, masih kurang koordinasi
(Yudha M. Saputra, 1998: 6-7). Oleh
antara pelatih dan peserta ekstrakurikuler
karena itu, kegiatan ekstrakurikuler di
bolabasket terkadang tidak paham, bahkan
SMA Negeri 1 Piyungan dilakukan dengan
meminta untuk langsung bermain. Sebagai
tujuan untuk meningkatkan minat dan
contoh ketika
bakat anak dalam rangka menyalurkan
menggunakan 2 buah bola dan pemain
hobi dan untuk memajukan sekolah. Salah
harus bergantian dengan menunggu terlalu
satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
lama
SMA Negeri 1 Piyungan, yaitu kegiatan
menjadi bosan.
ekstrakurikuler bolabasket.
minat,
antara
hal
latihan dimulai
tersebut
membuat
hanya
peserta
Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 3 Menurut Moh. Gilang (2007: 139)
diinstruksikan
oleh
sehingga
kasus
mengenai
bolabasket termasuk jenis permainan yang
ditemukan
kompleks
Artinya,
kurangnya keterampilan dasar dribbling.
gerakannya terdiri dari gabungan unsur-
Kasus yang dihadapi siswa ekstrakurikuler
unsur
rapi
pada saat melakukan dribbling, bola sering
sehingga dapat bermain dengan baik.
terlepas dan jauh dari jangkauan tangan,
Tujuan
adalah
terlalu berlama-lama dalam menguasai
memasukkan bola ke keranjang lawan dan
bola sehingga bola dapat dikuasai oleh
menjaga keranjang sendiri agar tidak
lawan.
gerakannya.
gerak
yang
permainan
terkoordinir
bolabasket
kemasukan bola. Untuk dapat memainkan
beberapa
pelatih
Sedangkan,
pada
keterampilan
bola dengan baik, pemain perlu melakukan
dasar menembak bola atau shooting lebih
teknik gerakan dengan baik.
menekankan
Teknik
pada
usaha
dalam
gerakan yang baik menimbulkan efisiensi
menciptakan skor dengan memasukkan
kerja dan berkat latihan yang teratur akan
bola kedalam basket. Seluruh pemain
mendapatkan efektivitas teknik yang baik
memiliki kesempatan untuk menciptakan
pula.
skor Berdasarkan hasil observasi di
dan
memenangkan
namun, pada pelaksanaannya ditemukan
sekolah peneliti menemukan beberapa
beberapa
masalah
ekstrakurikuler
keterampilan
yaitu,beberapa
ekstrakurikuler
pada
bolabasketdiantaranya
permainan.
kasus
mengenai
dasar
kurangnya
shooting.
bolabasket
Peserta dalam
keterampilan dasar permainan bolabasket
melakukan shooting masih kurang akurat
masih kurang dikuasai, fisik yang kurang
dan tidak tepat sasaran, bahkan pada saat
proporsional,
pertandingan
bermain sering bercanda. dengan keadaan
persahabatan yang dilakukan, sarana dan
tersebut, maka penguasaan keterampilan
prasarana
dasar shooting yang dikuasai peserta masih
kurangnya
yang
kurang
mendukung.
Keterampilan dasar permainan bolabasket yang terlihat masih kurang antara lain, menggiring
bola
(dribbling)
dan
menembak bola (shooting). Keterampilan
kurang. Sarana dan prasarana dari sekolah meliputi 1 lapangan bolabasket, bola 2 buah, 2 buah basket, cone kecil 10 buah.
dribbling
Dilihat dari sarana dan prasarana yang
peserta ekstrakurikuler bolabasket ada
dimiliki sekolah, apabila dimanfaatkan
yang sudah menguasai dengan baik.
dengan baik maka dapat digunakan ketika
Namun,
ada
memperhatikan
dasar
beberapa
siswa
kurang
pelaksanaan ekstrakurikuler. Pemanfaatan
apa
yang
sudah
sarana dan prasarana yang ada akan
Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 4 membuat
pelaksanaan
ekstrakurikuler
digunakan dalam penelitian ini adalah
bolabasket dapat berjalan dengan baik.
metode survei dengan teknik pengambilan
Namun,
data
kenyataannya
sarana
dan
menggunakan
angket.
Melalui
prasarana yang ada kurang dimanfaatkan
metode ini diharapkan peneliti mampu
dan dirawat dengan baik. Beberapa cone
mengangkat fakta, keadaan, dan fenomena
ada yang rusak yang terdapat di almari
yang terjadi, memaparkan masalah secara
peralatan olahraga, basket yang digunakan
menyeluruh, mendalam dan jelas, serta
masih terlalu rendah, serta jumlah bola
menyajikan data dengan benar dan dapat
yang tidak sebanding dengan jumlah siswa
dipertanggung jawabkan.
ekstrakurikuler bolabasket yang hanya berjumlah
2
bola
sedangkan
siswa
Waktu dan Tempat Penelitian
ekstrakurikuler sebanyak 19 siswa.
Lokasi penelitian adalah di SMA
Berdasarkan hal ini, maka rumusan
Negeri
1
Piyungan,
Karanggayam,
masalah dari penelitian ini adalah seberapa
Sitimulyo,
Piyungan,
Bantul.
Waktu
besar faktor penghambat internal dan
penelitian
dilakukan
pada
bulan
eksternal
November 2016 sampai bulan Februari
terhadap
ekstrakurikuler
bolabasket SMA Negeri 1 Piyungan.
2017.
Tujuannya yaitu untuk mengetahui faktor penghambat
internal
dan
eksternal
Subjek Penelitian
terhadap ekstrakurikuler bolabasket SMA Negeri 1 Piyungan.
Adapun dalam
yang
penelitian
peserta
ini
menjadi
subjek
adalah seluruh
ekstrakurikuler
bolabasket
METODE PENELITIAN
SMA Negeri 1 Piyungan Bantul yang
Jenis Penelitian
berjumlah 19 siswa.
Penelitian
ini
merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif karena
Data,
bermaksud
Pengumpulan Data
menemukan
untuk
meneliti
informasi
dan
sebanyak-
Instrumen,
Menurut
Teknik
Suharsimi
Arikunto
banyaknya dari suatu fenomena tertentu
(2006:
dan berusaha memberi gambaran secermat
penelitian, atau apa yang menjadi titik
mungkin mengenai suatu keadaan yang
perhatian suatu penelitian. Variabel dalam
dialami oleh siswa SMA Negeri 1
penelitian ini adalah faktor penghambat
Piyungan
dalam
siswa ekstrakurikuler bolabasket SMA
ekstrakurikuler bolabasket. Metode yang
Negeri 1 Piyugan Bantul. Penghambat di
tentang
hambatan
118),
dan
variabel
adalah
objek
Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 5 sini
diartikan
dengan
menghalangi
sesuatu
berjalannya
yang
kegiatan
analisis data deskriptif kuantitatif. Cara perhitungan
analisis
data
mencari
ekstrakurikuler bolabasket di SMA Negeri
besarnya
frekuensi relatif persentase.
1 Piyungan, terdiri dari faktor internal dan
Dengan rumus sebagai berikut (Anas
faktor eksternal. Faktor internal yang
Sudijono, 2006: 40): 𝐹
mempengaruhi dapat ditunjukkan dari faktor jasmani, psikologis, dan kelelahan. Sedangkan
faktor
eksternal
dapat
ditunjukkan dari faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.
penelitian ini menggunakan metode survei teknik
pengumpulan
data
menggunakan angket. Menurut Suharsimi Arikunto
(2002:
86),
survei
yaitu
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung
Keterangan: P = Persentase yang dicari (Frekuensi Relatif) F = Frekuensi
Metode pengumpulan data dalam
dengan
p=𝑁 X 100%
terhadap
kualitas
belajar
mengajar, kemudian menganalisis faktor-
N = Jumlah Responden Setelah menentukan skor jawaban dari angket maka diperlukan penentuan kroteria penilaian. Adapun kriteria hasil penilaian diadaptasi dari Robert Ebel L. (1972: 266) sebagai berikut: Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Persentase
Kriteria (Kualitatif)
(Kuantitatif)
faktor tersebut untuk dicari peranannya
75 – 100%
Sangat Tinggi
terhadap prestasi belajar. Angket disusun
50 – 74%
Tinggi
berdasarkan kisi-kisi yang sudah dibuat
25 – 49%
Cukup
sebelumnya. Angket dalam penelitian ini
0 – 24%
Kurang
berbentuk
skala
Guttman.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam
Kemudian
hasil
perhitungan
penelitian ini adalah angket yang diberikan
persentase
akan
dijelaskan
kepada 19 siswa, angket diberikan untuk
deskriptif.
mendapatkan
data
tentang
dan secara
faktor
penghambat ekstrakurikuler bolabasket di
HASIL
PENELITIAN
SMA Negeri 1 Piyungan.
PEMBAHASAN
DAN
Hasil Penelitian Faktor penghambat siswa dalam
Teknik Analisis Data Teknik penelitian
ini
data
dalam
mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di
menggunakan
teknik
SMA Negeri 1 Piyungan dideskripsikan
analisis
Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 6 berdasarkan
masing-masing
indikator
pada setiap faktor internal dan eksternal.
Tabel 3. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Psikologi Kategori
Frekuensi
%
75 – 100%
Sangat Tinggi
14
73.7
50 – 74%
Tinggi
3
15.8
mencakup 4 faktor yaitu faktor keluarga,
25 – 49%
Cukup
2
10.5
sekolah,
0 – 24%
Kurang
0
0
19
100
Faktor internal mencakup 3 indikator yaitu
indikator
jasmani,
psikologi,
kelelahan, sedangkan faktor eksternal
sarana
masyarakat.
dan
Dari
prasarana hasil
dan
Interval Persentase
Jumlah
penelitian
Sumber : Data Primer
diperoleh data sebagai berikut. Faktor penghambat internal, yang
Faktor psikologi diukur dengan
pertama indikator jasmani. Hasil analisis
angket yang berjumlah 4 butir pernyataan
angketnya sebagai berikut :
dengan skor 0-1, sehingga diperoleh
Tabel 2. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Jasmani
rentang skor 0-4. Dari data penelitian
Interval
Kategori
Frekuensi
%
skor maksimum = 4, rerata = 3.0526, dan
Persentase 75 – 100%
Sangat Tinggi
12
63,2
50 – 74%
Tinggi
5
26,3
25 – 49%
Cukup
2
10,5
0 – 24%
Kurang
0
0
19
100
Jumlah
Faktor
jasmani
diukur
dengan
angket yang berjumlah 4 butir pernyataan dengan skor 0-1, sehingga diperoleh rentang skor 0-4. Dari data penelitian diperoleh hasil skor minimum sebesar = 1, skor maksimum = 4, rerata = 2.8421, dan standart deviasi = 1.01451. Indikator Hasil
sebagai berikut :
yang
standart deviasi = 1.02598. Indikator kelelahan.
yang
Hasil
ketiga
analisis
yakni
angketnya
sebagai berikut : Tabel 4. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Kelelahan
Sumber : Data Primer
psikologi.
diperoleh hasil skor minimum sebesar = 1,
Interval
Kategori
Frekuensi
%
75 – 100%
Sangat Tinggi
14
73.7
50 – 74%
Tinggi
4
21.1
25 – 49%
Cukup
1
5.3
0 – 24%
Kurang
0
0
19
100
Persentase
Jumlah
Sumber : Data Primer kedua
analisis
yakni
Faktor kelelahan diukur dengan
angketnya
angket yang berjumlah 3 butir pernyataan dengan skor 0-1, sehingga diperoleh rentang skor 0-3. Dari data penelitian diperoleh hasil skor minimum sebesar = 1,
Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 7 skor maksimum = 3, rerata = 2.6842, dan
dengan skor 0-1, sehingga diperoleh
standart deviasi = 0.58239.
rentang skor 0-4. Dari data penelitian
Faktor penghambat eksternal, yang
diperoleh hasil skor minimum sebesar = 1,
pertama indikator keluarga. Hasil analisis
skor maksimum = 4, rerata = 3.4737, dan
angketnya sebagai berikut :
standart deviasi = 0.61178.
Tabel 5. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Keluarga Interval
Kategori
Frekuensi
Indikator yang ketiga yakni sarana
%
dan prasarana. Hasil analisis angketnya sebagai berikut :
Persentase 75 – 100%
Sangat Tinggi
7
36.8
50 – 74%
Tinggi
5
26.3
25 – 49%
Cukup
5
26.3
0 – 24%
Kurang
2
10.5
19
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Faktor keluarga diukur dengan angket yang berjumlah 4 butir pernyataan
Kategori
Frekuensi
%
75 – 100%
Sangat Tinggi
12
63.2
50 – 74%
Tinggi
3
15.8
25 – 49%
Cukup
2
10.5
0 – 24%
Kurang
2
10.5
19
100
Persentase
Sumber : Data Primer
rentang skor 0-4. Dari data penelitian
Faktor sarana dan prasarana diukur
diperoleh hasil skor minimum sebesar = 1,
dengan angket yang berjumlah 4 butir
skor maksimum = 4, rerata = 2.0000, dan
pernyataan dengan skor 0-1, sehingga
standart deviasi = 1.20185. yang
Interval
Jumlah
dengan skor 0-1, sehingga diperoleh
Indikator
Tabel 7. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Sarana dan Prasarana
diperoleh rentang skor 0-4. Dari data kedua
yakni
penelitian diperoleh hasil skor minimum
sekolah. Hasil analisis angketnya sebagai
sebesar = 1, skor maksimum = 4,
berikut :
rerata = 2.5263, dan standart deviasi =
Tabel 6. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Sekolah Interval
Kategori
Frekuensi
1.26352.
%
Persentase
Indikator yang keempat masyarakat.
75 – 100%
Sangat Tinggi
18
94.7
50 – 74%
Tinggi
1
5.3
25 – 49%
Cukup
0
0
0 – 24%
Kurang
0
0
19
100
Jumlah
Sumber : Data Primer Faktor sekolah diukur dengan angket yang berjumlah 4 butir pernyataan
Hasil
sebagai berikut :
analisis
yakni
angketnya
Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 8 Tabel 8. Deskripsi Hasil Penelitian Faktor Masyarakat Interval
Kategori
Frekuensi
%
(89,5%), sedangkan faktor yang paling rendah adalah faktor masyarakat (19,3%). Apabila dilihat per indikator pada
Persentase 75 – 100%
Sangat Tinggi
0
50 – 74%
Tinggi
1
5.3
25 – 49%
Cukup
9
47.4
0 – 24%
Kurang
9
47.4
19
100
Jumlah
faktor penghambat internal,
yaitu
menghambat
siswa dari faktor
pertama
adalah
faktor
jasmani
yang sebesar
(71,1%) dan termasuk ke dalam kategori tinggi. Tingginya faktor penghambat ini
Sumber : Data Primer Faktor masyarakat diukur dengan angket yang berjumlah 3 butir pernyataan dengan skor 0-1, sehingga diperoleh rentang skor 0-3. Dari data penelitian diperoleh hasil skor minimum sebesar = 1, skor maksimum = 3, rerata = 0.5789, dan
disebabkan karena beberapa hal, yakni postur
tubuh
keterampilan
yang yang
kurang
ideal,
dimiliki
serta
kelincahan siswa yang masih kurang. Sebagian besar siswa memiliki tinggi badan kurang dari tinggi ideal. Selain itu, keterampilan siswa dalam menguasai bola
standart deviasi = 0.60698.
dan teknik dasar bolabasket masih kurang. Hal tersebut menghambat siswa dalam
Pembahasan Berdasarkan
hasil
memberikan
gambaran
keseluruhan
besarnya
penelitian
bahwa
secara
hambatan
pada
siswa yang mengikuti ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Piyungan berada pada kategori
tinggi
(66,0%).
Hal
ini
disebabkan para siswa dalam mengikuti latihan masih kurang disiplin dan kurang serius dalam mengikuti latihan, dapat dilihat dari faktor internal yang lebih tinggi
melaksanakan ekstrakurikuler bolabasket, sehingga perlu dilakukan latihan yang lebih untuk memperbaiki hal tersebut. Sedangkan keterampilan
eksternal sebesar (57,2%) termasuk ke dalam kategori tinggi. Adapun faktor paling tinggi adalah faktor kelelahan
meningkatkan
bolabasket
siswa
dapat
dilakukan pelatihan teknik dasar yang lebih Setelah
intensif
lagi,
melakukan
seperti dribbling. latihan
tambahan
tersebut, diharapkan faktor penghambat jasmani siswa dapat berkurang. Faktor penghambat yang kedua
sebesar (78,0%) dan termasuk kedalam kategori sangat tinggi, sementara faktor
untuk
adalah faktor psikologi sebesar (76,3%) termasuk dalam kategori sangat tinggi. Ini menunjukkan sangat
bahwa
mempengaruhi
faktor siswa
psikologi dalam
mengikuti ekstrakurikuler basket di SMA N 1 Piyungan. Faktor psikologi berasal
Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 9 dari dalam diri siswa yang menjadikan
cara membelikan anaknya peralatan basket
siswa termotivasi untuk lebih semangat
seperti bola, seragam dan sepatu, dengan
dalam mengikuti olahraga. Siswa yang
cara ini siswa akan termotivasi dalam
memilliki motivasi berlatih tinggi mereka
mengikuti ekstrakurikuler bolabasket di
akan mengikuti latihan dengan semangat
sekolah. Dan juga dengan datang ke
dan tanpa paksaan dari siapapun. Siswa
pertandingan
yang motivasinya bagus juga mengikuti
pertandingan tersebut.
ekstrakurikuler
bolabasket
saat
siswa
bermain
di
dengan
Faktor penghambat yang kedua
kehendaknya sendiri bukan hanya sekedar
dari faktor eksternal yaitu faktor sekolah
unuk mendapatkan nilai tetapi berlatih
sebesar
untuk
meningkatkan
termasuk ke dalam kategori sangat tinggi,
Selain
itu,
siswa
kemampuannya.
juga
akan
sering
(86,6%).
kategori
sekolah
dangan sekolah mengadakan lomba antar
melakukan latihan dengan temannya diluar
kelas cabang bolabasket bisa
sekolah dan diluar jadwal ektrakurikuler
semangat
bolabasket.
kemampuan siswa. Sekolah juga bisa
Faktor penghambat yang ketiga
siswa
dan
memacu
meningkatkan
meningkatkan kemampuan siswa dalam
adalah faktor kelelahan sebesar (89,5%) ini
mengikuti
termasuk ke dalam kategori sangat tinggi.
dengan memberikan bonus atau hadiah
Faktor kelelahan adalah yang paling
ketika mengikuti suatu kompetisi antar
mempengaruhi siswa dalam mengikuti
sekolah.
ekstrakurikuler bolabasket di SMA Negeri 1
Piyungan.
Faktor
kelelahan
ekstrakurikuler
bolabasket
Faktor penghambat yang ketiga
siswa
dari faktor eksternal adalah faktor sarana
disebabkan ketika latihan siswa cepat lelah
dan prasarana sebesar (63,2%). Faktor
bukan karena latihan yang berat.
sarana dan prasarana termasuk ke dalam
Apabila dilihat per indikator pada
kategori tinggi, ini sangat mempengaruhi
faktor penghambat siswa dari eksternal,
siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler
yaitu pertama faktor yang menghambat
bolabasket
adalah faktor keluarga sebesar (50,0%) ini
latihan
termasuk ke dalam kategori tinggi. Faktor
lapangan yang sekolah miliki sudah
keluarga tentu sangat mempengaruhi siswa
memadai dan bagus dan juga bola yang
dalam
digunakan untuk latihan masih bagus akan
mengikuti
bolabasket, dekat
karena
dengan
ekstrakurikuler lingkungan
siswa.
paling
Keluarga
menunjukkan dukungan mereka dengan
karena
siswa
menambah melaksanakan bolabasket.
dalam
akan
semangat latihan
melakukan
semangat
siswa
ketika
dalam
ekstrakurikuler
Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 10 Faktor penghambat yang keempat yaitu faktor masyarakat sebesar (19,3%).
masyarakat persentase sebesar 19,3% masuk kategori kurang.
Ini termasuk ke dalam kategori kurang, disebabkan oleh tidak adanya dukungan dari lingkungan masyarakat siswa dalam mengikuti
ekstrakurikuler
bolabasket
Saran Berdasarkan kesimpulan,
hasil dan
penelitian, keterbatasan
seperti lapangan basket dan klub basket.
penelitianmengenai faktor yang menjadi
Siswa bisa termotivasi ketika masyarakat
penghambat pelaksanaan ekstrakurikuler
di
memberikan
bolabasket di SMA Negeri 1 Piyungan,
dukungan kepada siswa ketika mengikuti
maka penulis mengajukan saran-saran
pertandingan
sebagai berikut
lingkungan
siswa
dengan
datang
menjadi
supporter.
diharapkan
: (a) Bagi sekolah
menyiapkan
sarana
dan
prasarana untuk berlangsungnya kegiatan SIMPULAN DAN SARAN
ekstrakurikuler supaya kegiatan tidak
Simpulan
terhambat. (b) Bagi siswa SMA Negeri 1
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan
penghambat
bahwa
kegiatan
faktor
ekstrakurikuler
Piyungan diharapkan agar para siswa bisa mengikuti dengan
kegiatan baik
dan
ekstrakurikuler sungguh-sungguh.
bolabasket di SMA Negeri 1 Piyungan
(c) Bagi guru pendidikan jasmani atau
SMA Negeri 1 Piyungan yang terletak di
pelatih diharapkan mampu melatih dengan
Karanggayam,
metode-metode
Sitimulyo,
Piyungan,
melatih
yang
bisa
Bantul. Berdasarkan faktor internal dari
diterima siswa sehingga siswa merasa
indikator
persentase
senang dengan kegiatan ekstrakurikuler.
kategoritinggi,
(d) Bagi peneliti lain yang tertarik untuk
sebesar
jasmani 71,1%
psikologis masuk
dengan
masuk
persentase kategori
sebesar sangat
76,3%
meneliti
tinggi,
ekstrakurikuler
faktor bolabasket
hendaknya
dankelelahan persentase sebesar 89,5%
mengadakan
masuk kategori sangat tinggi. Sedangkan
dengan menggali data penelitian yang
darifaktor
indikator
lebih bervariatif dan dihubungkan dengan
keluarga dengan persentase sebesar 50,0%
unsur-unsur lainnya juga dengan jumlah
masuk kategori tinggi, sekolah persentase
sampel yang lebih banyak.
eksternal
dari
sebesar 86,8% masuk kategori sangat tinggi, sarana dan prasarana persentase sebesar 63,2% masuk kategori tinggi, dan
penelitian
penghambat
lebih
lanjut
Faktor Penghambat Siswa ... (Muhammad Dian Jamili) 11 DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo. Moh. Gilang. (2007). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:Ganeca Exact. Robert L. Ebel. (1972). Essentials of Educational Measurement. Prentice-Hall : Universitas Micigan. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta. Yudha M. Saputra. (1998). Pengembangan Kegiatan KO dan Ekstrakurikuler. Jakarta : Depdikbud.
Artikel ini telah disetujui untuk dipublikasi oleh pembimbing pada ..............................
Artikel ini telah ditinjau oleh penguji utama pada .......................................
Dr. M. Hamid Anwar, M.Phil NIP. 197801022005011001
Drs. Suhadi, M.Pd NIP. 196005051988031006