Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI Ferawati
[email protected]
Tri Yuniati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the influence of company size, assets structure, profitability, and growth level both partial and simultaneous to the capital structure. The populations are 4 telecommunication companies which have been selected by using purposive sampling. The multiple regressions analysis is used as analysis technique. The result of examination shows that the influence of company size, assets structure, profitability and growth level simultaneously to the capital structure of telecommunication companies are significant. The result indicates that the fluctuation of capital structure on the companies which are engaged in the field of telecommunication in Indonesia Stock Exchange depend on the fluctuation of the company size, assets structure, profitability, and growth level rate which are owned by these companies. This condition is supported by the acquisition of multiple correlation coefficient that is 72.8% meaning that the relationship among models which are used in this research to the capital structure is strong. The result of partial test shows that company size, assets structure, profitability, and growth level, each of them has significant influence to the capital structure of telecommunication company. This is indicated by significant values which are generated by these variables are smaller than the level of α = 5%. Keywords: Company Size, Assets Structure, Profitability, Growth Level and Capital Structure. ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan tingkat pertumbuhan baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal. Populasi yang diteliti adalah pada perusahaan Telekomunikasi dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling sehingga sampel yang digunakan hanya 4 perusahaan. Adapun teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi berganda. Hasil pengujian menunjukkan pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan secara bersama-sama terhadap struktur modal perusahaan telekomunikasi adalah signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya struktur modal pada perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia tergantung oleh naik turunnya tingkat ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Kondisi ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi berganda sebesar 72,8% yang menunjukkan bahwa hubungan antara model yang digunakan dalam penelitian tersebut terhadap struktur modal adalah erat. Hasil uji secara partial menunjukkan ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan masing-masing berpengaruh signifikan terhadap struktur modal telekomunikasi. Hal ini diindikasikan dengan nilai signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5%. Kata kunci: Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Tingkat Pertumbuhan dan Struktur Modal.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
2
PENDAHULUAN Modal menjadi salah satu elemen penting dalam perusahaan karena sebuah perushaan selalu membutuhkan modal baik untuk pembukaan bisnis maupun dalam pengembangan bisnisnya. Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan seberapa banyak modal yang diperlukan untuk membiayai bisnisnya. Pemenuhan modal usaha dapat dilakukan dengan pendanaan internal maupun eksternal. Brigham dan Houston (2011 : 153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal yang dapat berasal dari utang atau ekuitas. Pada umumnya perusahaan cenderung untuk menggunakan modal sendiri sebagai modal permanen, sedangkan modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap saja apabila dana yang dibutuhkan kurang mencukupi, maka penggunaan modal sendiri akan menjadi tanggungan terhadap keseluruhan risiko perusahaan dan merupakan jaminan bagi para kreditur. Sedangkan modal asing adalah modal yang berasal dari kreditur dan merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu diperlukan adanya kebijaksanaan dalam menentukan apakah kebutuhan dana perusahaan akan dibelanjai oleh modal sendiri atau modal asing dalam hal ini perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh dana tersebut (cost of capital). Dengan demikian dalam mempertimbangkan kebijakan struktur modal tersebut ada satu permasalahan yang sering timbul, yakni seberapa besar total hutang perusahaan dan seberapa besar total aktiva yang telah didapat perusahaan, yang harus digunakan oleh perusahaan. Menurut Keown (2005:86) perusahaan harus memahami komponen – komponen utama struktur modal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal perusahaan yang akan memaksimalkan harga sahamnya. Terlalu banyak hutang akan dapat menghambat perkembangan perusahaan yang juga akan membuat pemegang saham berfikir dua kali untuk tetap menanamkan modalnya. Struktur modal menurut Riyanto (2011) adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal menjadi masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi nilai perusahaan. Penambahan hutang memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan dalam bentuk keuntungan. Risiko yang semakin tinggi akibat memperbesarnya hutang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan variabel – variabel atau faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal sehingga dapat menetapkan keputusan struktur modal yang tepat. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal. Brigham dan Houston (2011) menyatakan ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan struktur modal diantaranya yaitu : profitabilitas dan struktur aktiva. Faktor lain juga dapat mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan yaitu ukuran perusahaan. Bambang Riyanto (2011) menyebutkan bahwa besarnya suatu perusahaan juga mempengaruhi struktur modal perusahaan. Berdasarkan hasil kajian studi empiris, yakni pecking order theory dan kajian empiris dapat diidentifikasi faktor – faktor utama yang mempengaruhi struktur modal perusahaan yaitu Firm Size, Tangible Asset, Profitability, Growth Opportunity. Apabila struktur modal yang dimiliki perusahaan itu baik maka akan menimbulkan pengaruh yang baik pula pada financial perusahaan. Oleh sebab itu maka langkah yang harus ditempuh perusahaan tersebut adalah dengan cara meningkatkan volume penjualan, karena apabila penjualan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
3
yang ada dapat berjalan dengan stabil maka secara langsung perusahaan tersebut akan mendapat keuntungan yang tinggi dan stabil dengan demikian akan berdampak pada struktur modal perusahaan khusussnya untuk keputusan pengeluaran modal. Dalam penelitian ini objek yang digunakan adalah perusahaan telekomunikasi. Sektor telekomunikasi merupakan sektor cukup produktif mengingat pertumbuhan emiten di Bursa Efek Indonesia setelah memasuki tahun 2005 cukup signifikan (Herlina dan Hadianto, 2007). Adapun rumusan dalam penelitian ini yang telah diuraikan di atas adalah sebagai berikut : Pertama,Apakah faktor ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan tingkat pertumbuhan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia? Kedua, Apakah faktor ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan tingkat pertumbuhan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia? Ketiga, Apakah faktor ukuran perusahaan berpengaruh dominan terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia? Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat diketahui tujuan penelitian ini yaitu : Pertama, Untuk menguji dan mengetahui pengaruh faktor ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan tingkat pertumbuhan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia. Kedua, Untuk menguji dan mengetahui pengaruh faktor ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan tingkat pertumbuhan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia. Ketiga, Untuk menguji dan mengetahui faktor ukuran perusahaan berpengaruh dominan terhadap struktur modal pada Perusahaan Telekomunikasi yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia.
TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Struktur Modal Menurut Sudana (2011:143), struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal menjadi masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi nilai perusahaan. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri (Riyanto 2011). Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Modal asing digolongkan menjadi tiga berdasarkan jangka waktunya, yaitu modal asing jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Sedangkan modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang tertanam di perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Sumber dari modal adalah apa yang dapat dilihat berupa hutang
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
4
lancar, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan, yang timbul sebagai akibat penanaman (investasi) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif – alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal, yaitu dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata – rata sehingga dapat memaximalkan perusahaan. Struktur modal merupakan cermin dari kebijakan perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan, karena struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finacial perusahaan. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah tolak ukur besar – kecilnya perusahaan dengan melihat besarnya nilai ekuiti, nilai penjualan atau nilai total aset yang dimiliki perusahaan (Riyanto, 2011). Menurut Hanafi (2004:321) menyatakan bahwa perusahaan yang besar cenderung terdiversifikasi sehingga menurunkan risiko kebangkrutan. Ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal, serta menunjukan hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan leverage. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya assets yang dimiliki perusahaan. Menurut Yusuf dan Soraya (dalam Utami, 2009) ukuran perusahaan dapat diukur dengan total aktiva perusahaan, asumsi yang mendasar adalah bahwa investor akan membaca atau menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk pertimbangan investasi dalam saham perusahaan. Hal ini untuk mengetahui status suatu perusahaan apakah perusahaan itu mempunyai keuangan untuk kontinuitas produksinya dimasa mendatang atau sebaliknya. Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya control dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya perusahaan yang kecil dimana sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya control pihak dominan terhadap perusahan yang bersangkutan. Dengan demikian maka pada perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil (Riyanto,2011). Struktur Aktiva Aset berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan atas hutang dan memberikan keamanan bagi peminjam seandainya terjadi financial distress karena nilai dari aktiva tetap lebih tinggi dibanding nilai dari variabel. Sedangkan menurut Syamsudin (2007:9) aset berwujud adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing – masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aktiva yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets). Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat sebagai pelengkap. Hal ini bisa dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal yang
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
5
menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen, sedangkan perusahaan yang sebagian besar asetnya terdiri dari aset lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan hutang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aset terhadap struktur modal suatu perusahaan (Riyanto,2011). Menurut Wibowo dan Adrianto (2007), aktiva berwujud yang semakin besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain konstan, perusahaan akan meningkatkan hutang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan hutang. Profitabilitas Menurut Moeljadi (2006 : 237), profitabilitas merupakan kemampulabaan. Pada umumnya profitabilitas dilihat dari angka laba, hal demikian berarti dari hutang jangka pendek. Sedangkan untuk hutang jangka panjang yang dipertimbangkan adalah net profit margin. Profitabilitas dalam sudut manajemen menyangkut efektivitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang tercatat dalam neraca. Profitabilitas ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber – sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Tingkat Pertumbuhan Tingkat pertumbuhan adalah kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal – hal yang menguntungkan. Pada dasarnya tingkat pertumbuhan bergantung pada peluang investasi perusahaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Kim dan Stulz (dalam Utami, 2009) menyatakan tingkat pertumbuhan adalah kemampuan perusahaan untuk meraih profit materi dan profit non-materi sesuai target. Jika manajemen mendukung tujuan pertumbuhan, kepentingan manajemen dan pemegang saham cenderung sependapat dengan perusahaan yang mempunyai kesempatan investasi yang kuat. Tetapi bagi perusahaan yang tidak ada kesempatan investasi, hutang memberikan batas biaya agensi dengan pertimbangan manajerial. Tingkat pertumbuhan adalah kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat berkembang dan mencakup kesempatan untuk melakukan investasi di masa mendatang. Pengembangan Hipotesis Hipotesis adalah suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang untuk sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan. Dari landasan konseptual dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, dapat disusun beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal H2 : Struktur Aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal H3 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal H4 : Tingkat Pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal H5 : Ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas, dan tingkat pertumbuhan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal H6 : Ukuran Perusahaan berpengaruh dominan terhadap struktur modal
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
6
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 6 perusahaan telekomunikasi yang go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan atau kriteria – kriteria tertentu penelitian yang dilaksanakan. Adapun kriteria – kriteria sebagai berikut : (1) Sampel yang dipilih adalah perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2012, (2) Perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan periode 2007 – 2012, (3) Perusahaan yang tidak melakukan merger atau akuisisi pada tahun 2007 – 2012, (4) Pengambilan sampel didasarkan ranking pada 4 perusahaan telekomunikasi yang memiliki total asset terbesar pada tahun 2012. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah tolak ukur besar – kecilnya perusahaan dengan melihat besarnya nilai ekuiti, nilai penjualan atau nilai total aset yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan di proxy dengan nilai logaritma natural dari total asset perusahaan, mulai dari tahun 2007–2012. Skala pengukuran pada variabel ini menggunakan skala ratio. Ukuran perusahaan = Ln (Total Aktiva) b. Struktur Aktiva
Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan aktiva total perusahaan. Skala pengukuran pada variabel ini menggunakan skala ratio dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : Struktur Aktiva =
Aktiva Tetap Total Aktiva
x 100%
c. Profitabilitas
Profitabilitas ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Skala pengukuran pada variabel ini menggunakan skala ratio dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : Net Profit Margin =
EAT Net Sales
x 100%
d. Tingkat Pertumbuhan
Pengukuran variabel tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan melihat investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Secara sistematis dapat diformulasikan sebagai berikut : Tingkat pertumbuhan =
Total Aktiva t – Total Aktiva t-1 Total Aktiva t-1
x 100%
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
7
Variabel Dependen Struktur Modal
Struktur modal adalah perimbangan antara modal asing dengan modal sendiri. Struktur modal diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Skala pengukuran variabel struktur modal menggunakan skala rasio dengan rumus : DER
Total Hutang Modal Sendiri
=
x 100%
Pengujian Hipotesis Untuk menguji pengaruh dari rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan telekomunikasi dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dilakukan uji F (F test atau pengujian simultan) dan uji t (t test atau pengujian secara parsial). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan (firm size) merupakan simbol ukuran perusahaan. Faktor ini menjelaskan bahwa perusahaan besar dapat lebih mudah mengakses pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan (firm size) ditentukan melalui logaritma natural dari total assets tiap tahun.Tingkat firm size dari masing-masing perusahaan telekomunikasi yang go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20072012 adalah sebagai berikut : Tabel 1 Tingkat Firm Size Perusahaan Telekomunikasi Tahun 2007-2012 Tahun Kode
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Telkom
18,223
18,329
18,400
18,426
18,451
18,528
XL Axiata
16,749
17,180
17,125
17,121
17,255
17,384
Indosat
17,629
17,755
17,824
17,782
17,770
17,772
Bakrie
15,355
15,961
16,251
16,329
16,318
16,264
Struktur Aktiva Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan aktiva total perusahaan. Skala pengukuran pada variabel ini menggunakan skala ratio dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : Struktur Aktiva =
Aktiva Tetap Total Aktiva
x 100%
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
8
Dengan menggunakan rumus tersebut diatas, maka Tingkat struktur aktiva dari 4 perusahaan telekomunikasi yang dijadikan sampel penelitian selama tahun 2007-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 2 Tingkat Struktur Aktiva Perusahaan Telekomunikasi Tahun 2007-2012 Kode
Tahun 2007
2008
2009
2010
2011
2012
Telkom
73,21%
77,35%
78,03%
75,45%
72,68%
69,18%
XL Axiata
84,09%
80,17%
86,25%
85,12%
82,18%
83,61%
Indosat
67,48%
74,71%
80,72%
82,49%
81,60%
76,44%
Bakrie
70,91%
62,06%
81,52%
83,35%
87,04%
90,22%
Profitabilitas Profitabilitas ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber – sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Pada umumnya profitabilitas dilihat dari angka laba, hal demikian berarti dari hutang jangka pendek. Sedangkan untuk hutang jangka panjang yang dipertimbangkan adalah net profit margin. Dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio net profit margin (NPM) dapat dirumuskan sebagai berikut: EAT Net Profit Margin = x 100% Net Sales Dengan menggunakan rumus tersebut maka tingkat profitabilitas dari 4 yang bergerak dalam bidang telekomunikasi yang dijadikan sampel penelitian selama tahun 2007-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 3 Tingkat Profitabilitas Perusahaan Telekomunikasi Tahun 2007-2012 Tahun Kode
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Telkom
21,63%
17,50%
16,84%
23,17%
21,73%
23,84%
XL Axiata
3,88%
-0,15%
12,47%
16,56%
15,12%
13,09%
Indosat
12,38%
10,07%
7,96%
3,63%
4,53%
11,71%
Bakrie
11,18%
6,21%
3,59%
5,71%
-25,85%
-54,98%
Tingkat Pertumbuhan Tingkat pertumbuhan adalah kemampuan perusahaan untuk meraih profit materi dan profit non-materi sesuai target. Jika manajemen mendukung tujuan pertumbuhan, kepentingan manajemen dan pemegang saham cenderung sependapat dengan perusahaan yang mempunyai kesempatan investasi yang kuat. Tetapi bagi perusahaan yang tidak ada kesempatan investasi, hutang memberikan batas biaya agensi dengan pertimbangan manajerial. Tingkat pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
9
Total Aktiva t – Total Aktiva t-1 Total Aktiva t-1
Tingkat pertumbuhan =
x 100%
Dengan menggunakan rumus tersebut maka tingkat pertumbuhan dari 4 perusahaan telekomunikasi yang dijadikan sampel penelitian selama tahun 2007-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 4 Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Telekomunikasi Tahun 2007-2012 Kode
Tahun 2007
Telkom
2008
2009
2010
2011
2012
9,21%
11,21%
7,31%
2,62%
2,54%
8,07%
XL Axiata
48,78%
53,78%
-5,30%
-0,47%
14,38%
13,75%
Indosat
32,36%
13,44%
7,10%
-4,04%
-1,22%
0,18%
Bakrie
110,37%
83,23%
33,70%
8,12%
-1,13%
-5,27%
Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara modal asing dengan modal sendiri. Struktur modal diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Skala pengukuran variabel struktur modal menggunakan skala rasio dengan rumus : Total Hutang DER = x 100% Modal Sendiri Dengan menggunakan rumus tersebut maka tingkat struktur modal dari 4 perusahaan telekomunikasi yang dijadikan sampel penelitian selama tahun 2007-2012 adalah sebagai berikut : Tabel 5 Tingkat Struktur Modal Perusahaan Telekomunikasi Tahun 2007-2012 Tahun Kode
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Telkom
115,58%
137,72%
97,86%
78,15%
68,99%
66,28%
XL Axiata
321,08%
571,13%
211,03%
132,62%
127,65%
130,68%
Indosat
172,04%
195,26%
201,19%
189,63%
177,28%
155,20%
Bakrie
148,73%
68,16%
126,84%
137,79%
179,56%
193,12%
Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas. Hasil uji Kolmogorov Smirnov diketahui bahwa Asymp sig (2tailed) sebesar 0,315>0,050 yang menunjukkan data tersebut telah berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji normal probably plot menunjukkan penyebaran data disekitar sumbu
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
10
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. c. Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi adalah 1.949, nilai du = 1.775 karena nilai DW lebih besar dari nilai du tabel maka model regresi bebas dari gangguan autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas. Hasil uji Rank Spearman menunjukkan bahwa besarnya nilai probabilitas (sig(2-tailed)) semua variabel bebas tersebut lebih besar dari 0,050 maka bebas dari heteroskedastisitas. Sedangkan menggunakan metode grafik dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan tidak adanya pola-pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas. Uji Hipotesis Dari pengujian yang telah dilakukan melalui regresi berganda diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Uji Regresi Berganda Variabel Bebas Ukuran Perusahaan Struktur Aktiva Profitabilitas Tingkat Pertumbuhan Konstanta Sig. F R Adj R2
Koefisien Regresi
Sig.
r
1,131 0,141 -0,041 0,045
0,007 0,002 0,037 0,001
0,574 0,645 -0,398 0,674
-29,686 0,005 0,728 0,529
Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: SM = -29,686 + 1,131UP + 0,141SA - 0,041P + 0,045TP Dari persamaan regresi di atas dapat diuraikan sebagai berikut: Dari data tabel di atas persamaan regresi yang didapat adalah: Pertama, Konstanta (a) adalah intersep SM jika UP,SA,P, dan TP = 0, menunjukkan bahwa jika variabel dependen yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (a) adalah -29,686 menunjukkan bahwa jika variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan = 0, maka variabel struktur modal perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi adalah sebesar -29,686. Kedua, Koefisien Regresi Ukuran Perusahaan. Besarnya nilai b1 adalah 1,131 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara ukuran perusahaan dengan struktur modal. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat ukuran perusahaan maka semakin tinggi tingkat struktur modal dan sebaliknya. Dengan kata lain jika tingkat ukuran perusahaan naik sebesar satu satuan maka struktur modal juga akan naik sebesar b1 yaitu 1,131 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Ketiga, Koefisien Regresi Struktur Aktiva. Besarnya nilai b2 adalah 0,141 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara struktur aktiva dengan struktur modal. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi struktur aktiva yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi tingkat struktur modal dan sebaliknya. Dengan kata lain jika tingkat struktur
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
11
aktiva naik sebesar satu satuan maka struktur modal juga akan naik sebesar b2 yaitu 0,141 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Keempat, Koefisien Regresi Profitabilitas. Besarnya nilai b3 adalah -0,041 menunjukkan arah hubungan negatif (berlawanan arah) antara profitabilitas dengan struktur modal. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan akan semakin turun tingkat struktur modal yang dimilikinya dan sebaliknya. Dengan kata lain jika tingkat profitabilitas perusahaan naik sebesar satu satuan maka struktur modal akan turun sebesar b3 yaitu 0,041 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Kelima, Koefisien Regresi Tingkat Pertumbuhan. Besarnya nilai b4 adalah 0,045 menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara tingkat pertumuhan dengan struktur modal. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan akan semakin meningkat struktur modal yang dimilikinya dan sebaliknya. Dengan kata lain jika tingkat pertumbuhan perusahaan naik sebesar satu satuan maka struktur modal akan naik sebesar b4 yaitu 0,045 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Pengujian Secara Simultan Koefisien Korelasi dan Determinasi Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan model yang digunakan dalam penelitian yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan dengan struktur modal. Sedangkan koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase kontribusi yang diberikan oleh model penelitian tersebut terhadap struktur modal. Dari perhitungan yang telah dilakukan tingkat koefisien korelasi dan determinasi berganda sebagai berikut : Dari tabel 12 diketahui adjusted R square (R2) sebesar 0,430 atau 43,0 % yang menunjukkan kontribusi dari model yang digunakan dalam penelitian terdiri atas ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan secara bersama-sama terhadap struktur modal. Sedangkan sisanya (100 % - 43,0 % = 57,0 %) dikontribusi oleh faktor lainnya. Tabel 7 Model Summary
Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara model yang digunakan dalam penelitian terdiri atas ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan secara bersama-sama terhadap struktur modal. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,728 atau 72,8% yang menunjukkan bahwa hubungan antara model yang digunakan dalam penelitian tersebut terhadap struktur modal adalah erat. Uji F / Model F Uji hipotesis yang pertama adalah uji F, yaitu digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas yang terdiri ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan secara bersama-sama terhadap struktur modal dengan taraf signifikan 5%. Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
12 Tabel 8 Anova
Dari tabel 8 di atas didapat tingkat signifikan uji F = 0,005 < 0.05 (level of signifikan), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang menunjukkan pengaruh variabel bebas yang terdiri dari ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan secara bersama-sama terhadap struktur modal adalah signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya struktur modal pada perusahaan yang bergerak dala bidang telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tergantung oleh naik turunnya tingkat ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Pengujian Secara Partial Analisis Pengujian Hipotesis Uji t Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas yang dijadikan model penelitian yaitu; ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan mempunyai pengaruh terhadap variabel struktur modal. Hasil pengujian yang telah dilakukan akan tampak dalam tabel berikut. Tabel 9 Tingkat Signifikan Model Penelitian Variabel
Sig
Keterangan
Ukuran Perusahaan
0,007
Signifikan
Struktur Aktiva
0,002
Signifikan
Profitabilitas
0,037
Signifikan
Tingkat Pertumbuhan
0,001
Signifikan
a. Uji Parsial Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal. Hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel ukuran perusahaan = 0,007 < = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah signifikan. b. Uji Parsial Pengaruh Variabel Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal. Hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel struktur aktiva = 0,002 < = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah signifikan. c. Uji Parsial Pengaruh Variabel Profitabilitas Terhadap Struktur Modal. Hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel profitabilitas = 0,037 < = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah signifikan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
13
d. Uji Parsial Pengaruh Variabel Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal. Hasil analisis diperoleh tingkat signifikan variabel tingkat pertumbuhan = 0,001 < = 0,050 (level of signifikan). Hasil ini menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh tingkat pertumbuhan terhadap struktur modal perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia secara parsial adalah signifikan. Koefisien Determinasi Partial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari model yang digunakan dalam penelitian terdiri dari ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan terhadap struktur modal. Tingkat koefisien determinasi masing-masing variabel tersebut sebagai berikut. Tabel 10 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel
r
r2
Ukuran Perusahaan Struktur Aktiva
0,574 0,645
0,3294 0,4160
Profitabilitas
-0,398
0,1587
Tingkat Pertumbuhan
0,674
0,4549
Dari korelasi parsial diatas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut: Pertama, Koefisien determinasi parsial variabel ukuran perusahaan = 0,3294 yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel tersebut terhadap struktur modal perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi sebesar 32,94%. Kedua, Koefisien determinasi parsial variabel struktur aktiva = 0,4160 yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel tersebut terhadap struktur modal perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi sebesar 41,60%. Ketiga, Koefisien determinasi parsial variabel profitabilitas = 0,1587 yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel tersebut terhadap struktur modal perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi sebesar 15,87%. Keempat, Koefisien determinasi parsial variabel tingkat pertumbuhan = 0,4549 yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel tersebut terhadap struktur modal perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi sebesar 45,49%. Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap struktur modal pada perusahaan telekomunikasi adalah tingkat pertumbuhan karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar. PEMBAHASAN Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan pengaruh variabel bebas yang terdiri dari ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan secara bersama-sama terhadap struktur modal perusahaan telekomunikasi adalah signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya struktur modal pada perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia tergantung oleh naik turunnya tingkat ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Hasil pengujian menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan semakin mudah
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
14
untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang lebih besar terutama dari hutang. Hubungan yang positif ini diartikan bahwa semakin besar sebuah ukuran perusahaan maka semakin besar hutang yang dimilikinya, ini disebabkan karena perusahaan dengan skala yang besar lebih memberikan informasi dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil sehingga perusahaan besar tersebut lebih mudah untuk mendapatkan hutang, (Huang dan Song, 2006). Hasil ini sejalan dengan Chen dan Strange, (dalam Indrajaya, 2011) perusahaan yang besar lebih banyak menggunakan utang daripada perusahaan kecil. Ini dikarenakan semakin besar perusahaan, maka lebih memiliki arus kas yang lebih stabil, yang dapat mengurangi risiko dari penggunaan utang. Elsas dan Florysiak (dalam Indrajaya, 2011) menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki default risk yang lebih rendah dan memiliki probabilitas kebangkrutan yang lebih rendah daripada perusahaan kecil. Sehingga semakin besar perusahaan maka perusahaan dapat memakai utang lebih banyak, ini terkait rendahnya risiko perusahaan besar. Rendahnya risiko perusahaan juga akan menyebabkan biaya utang perusahaan besar juga lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil, sehingga mendorong akan perusahaan untuk menggunakan utang lebih banyak lagi. Hasil pengujian selanjutnya menunjukkan struktur aktiva berpengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal. Kondisi ini menunjukkan semakin tinggi struktur aktiva akan semakin meningkatkan struktur modal. Perusahaan yang sebagian besar aktivanya berasal dari aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan utang. Perusahaan dengan jumlah aktiva tetap yang besar dapat menggunakan utang lebih banyak karena aktiva tetap dapat dijadikan jaminan yang baik atas pinjaman-pinjaman perusahaan (Riyanto, 2011). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wibowo dan Adrianto (2007) menyatakan aktiva berwujud yang semakin besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain konstan, perusahaan akan meningkatkan hutang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan hutang. Hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami (2009) bahwa struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan profitabilitas berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal. Kondisi ini menunjukkan semakin tinggi tingkat profitaiblitas yang dihasilkan oleh perusahaan akan semakin turun tingkat struktur modal perusahaan tersebut. Hasil ini sejalan dengan teori pecking order theory, perusahaan dengan tingkat keuntungan yang besar memiliki sumber pendanaan internal yang lebih besar dan memiliki kebutuhan untuk melakukan pembiayaan investasi melalui pendanaan eksternal yang lebih kecil. Dengan demikian, teori ini memprediksikan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Tingkat pertumbuhan menunjukkan pengaruah signifikan dan positif terhadap struktur modal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mengimplikasikan adanya permintaan yang lebih tinggi akan kebutuhan dana eksternal (Huang dan Song, 2006). Ketika dibutuhkan dana eksternal untuk memenuhi kebutuhan investasi maka menurut teori Pecking Order Theory (dalam Indrajaya, 2011) perusahaan akan lebih memilih untuk menggunakan utang terlebih dahulu dibandingkan menerbitkan saham baru. Ini dikarenakan semakin tinggi peluang pertumbuhan akan menyebabkan semakin tinggi pula asimetri informasi yang terjadi. Sehingga menurut Myers dan Majluf (dalam Hadianto, 2008) perusahaan akan lebih memilih menggunakan utang untuk menekan asimetri informasi yang dapat terjadi. Selain itu menurut teori signaling (dalam Indrajaya, 2011) perusahaan dapat mengkomunikasikan prospek pertumbuhan yang baik bagi perusahaan di masa depan dengan menggunakan utang. Sebab utang dapat menjadi sinyal
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
15
positif bagi investor luar, sehingga investor luar dapat yakin dan percaya bahwa prospek perusahaan dimasa depan akan baik. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2009) dan Indrajaya (2011) bahwa tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di BEI. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa (1)Hasil pengujian menunjukkan pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan secara bersama-sama terhadap struktur modal perusahaan telekomunikasi adalah signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa naik turunnya struktur modal pada perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia tergantung oleh naik turunnya tingkat ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut. (2)Tingkat perolehan tingkat koefisien korelasi sebesar 72,8% yang menunjukkan bahwa hubungan antara model yang digunakan dalam penelitian tersebut terhadap struktur modal adalah erat. (3)Hasil pengujian parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan ukuran perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas dan tingkat pertumbuhan masing-masing berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan telekomunikasi. Hal ini diindikasikan dengan nilai signifikansi yang dihasilkan variabel tersebut lebih kecil dari tingkat α = 5%. (4)Melihat dari hasil koefisien determinasi parsial dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat pertumbuhan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap struktur modal yang memiliki nilai koefisien determinasi parsial paling tinggi dibandingkan variabel lainnya.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penulis dapat memberikan saran– saran sebagai berikut (1)Hendaknya perusahaan yang tergabung dalam perusahaan telekomunikasi yang telah memiliki pendapatan yang mapan, sebaiknya menerbitkan ekuitas jika memerlukan tambahan dana untuk investasi mengingat informasi asimetrik yang terjadi cukup kecil dan biaya penerbitan ekuitas yang murah. (2)Hendaknya perusahaan tetap menjaga tingkat profitabilitas karena rasio ini merupakan ukuran kinerja perusahaan. Tanpa adanya laba, tidak mungkin perusahaan memperoleh dana pinjaman. (3)Hendaknya perusahaan dapat melakukan efisiensi biaya sehingga laba yang tersedia cukup untuk membayar bunga sebagai balas jasa atas dana yang dipinjamnya, guna mempertahankan dan tetap dapat memiliki citra atau reputasi yang baik di mata kreditur. (4)Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian dengan topik yang sama dengan memperbanyak jumlah sampel dan periode penelitian yang lebih lamasehingga memperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Brigham, E. F. dan J. F. Houston. 2011. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Brigham, E. F. dan J. F. Weston. 2005. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Ekawati, E. 2005. Materi Pokok Manajemen Keuangan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014)
16
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Kesatu. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hadianto, B. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode 2000 – 2006 : Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Manajemen 7(2): 5-6 Hanafi, M. M. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi 1. BPFE-UGM. Yogyakarta. Harjati, T. T. dan E. Tandelin. 2007. Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Business Risk pada Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Indonesia: Studi Kasus di BEJ. Jurnal Ekonomi & Bisnis 1(1): 1-10 Herlina dan B. Hadianto. 2007. Pengaruh Rasio Fundamental Terhadap Harga Saham Sektor Telekomunikasi Pada Periode 1997 – 2005 di Bursa Efek Jakarta. Proceeding Seminar Nasional SMART Membaca Jaman Dalam Perspektif Manajemen. Bandung : 99 – 116. Husnan, S. 2001. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Huang, S, dan F. Song. 2006. The Determinants of Capital Structure: Evidence from China. China Economic Review: 14-36. Idris. 2006. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif dengan Program SPSS. UNP. Padang. Indriantoro, N. dan S. Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta. Indrajaya, G. 2011. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal : Studi Empiris Pada PerusahaanSektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2007. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi 2(6): 1-22 Irawati, S. 2006. Manajemen Keuangan. Pustaka Tama. Bandung. Keown, A. J. 2005. Manajemen Keuangan : Prinsip – Prinsip Dasar dan Aplikasi. Jilid 2. PT Indeksh Kelompok Gramedia. Jakarta. Kuntari, E. 2002. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Tahun 2000 – 2002. Skripsi SI. FE UNWAMA. Yogyakarta. Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif. Jilid I. Penerbit L Banyuwedo. Jawa Timur. Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Paramu, H. 2007. Determinan Struktur Modal: Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia. Manajemen Usahawan Indonesia XXXV 11 : 47-54. Riyanto, B. 2011. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta. Santoso, S. 2002. Statistik Multivariat. Penerbit PT Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Sudana, I. M. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, Penerbit Erlangga. Jakarta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Sepuluh. Penerbit Alfabeta. Bandung. Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan : Teori, Konsep dan aplikasi. Ekonisia. Yogyakarta. Syamsuddin, L. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. Utami, E. S. 2009. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur. Fenomena (7)1 :39 – 47. Wibowo, B dan Adrianto. 2007. Pengujian Teori Pecking Order pada Perusahaan – Perusahaan Non Keuangan LQ45 Periode 2001 – 2005. ●●●