GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
ISSN 2088 - 6594
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AIR BERSIH DARI MASYARAKAT TERHADAP PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KARANGANYAR Oleh : Hestin Mutmainah, SAg, SE, MM Abstrak Tingkat kebutuhan akan air bersih terutama di kota-kota besar terus meningkat. Adanya peningkatan ini dapat diketahui dari analisis statistik air minum yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik 2005 yang menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun kuantitas persediaan air bersih terus meningkat, tetapi masih belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk di kota besar, yang dibebabkan oleh adanya laju orbanisasi dan aktivitas ekonoini yang tinggi. Pemanfaatan air dilakukan oleh berbagai sektor ekonomi, antara lam nmuh tangga, industri, dan infrastruktur. Permasalahannya bagaimana cara pendistribusian air dan persediaan yang ada ke berbagai sektor tersebut dapat memperoleh manfaat sosial optimal, serta tidak digunakan secara berlebihan. Berdasarkan uji F (F hitung = 4,895 > F tabel = 2,57) dan uji t (uji t jumlah anggota keluarga terhadap jumlah permintaan air bersih diperoleh t hitung = 3,837 > t tabel = 1,960; uji t luas bangunan terhadap jumlah permintaan air bersih diperoleh t hitung = 2,943 > t tabel = 1,960 sedangkan uji t kepemilikan sumur terhadap jumlah permintaan air bersih diperoleh t hitung = 2,724 > t tabel = 1,960). Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan baik antara jumlah anggota keluarga, luas bangunan, dan kepemilikan sumur terhadap jumlah permintaan air bersih pada PDAM Kabupaten Karanganyar. Kata Kunci: Jumlah anggota, luas bangunan, kepemilikan sumur, permintaan air. A. Latar Belakang Masalah Air adalah sumber daya alam yang sangat diperlukan dalam kehidupan dan merupakan unsur utama dalam setiap sistem lingkungan hidup, baik bagi manusia, tanaman, hewan dan juga bagi pertanian, industri dan bagi keseimbangan. Air angat berperan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebagai mana ditetapkan dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi : "Bumi dan air kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat" Konsekuensi meningkatnya kebutuhan air bersih ini berarti bahwa permintaan agregat (Agregat Demand) pasti akan naik, sementara penawaran agregat (Agregat Suplay) relatif konstan bahkan dapat dikatakaa menurun jika faktor pencemaran turut diperhitungkan. Indonesia sekarang ini sedang mengalami proses penggunaan air yang berlangsung dengan laju kecepatan yang lebih besar dari proses penyimpanan air. Tingkat kebutuhan akan air bersih terutama di kota-kota besar terus meningkat. Adanya peningkatan ini dapat diketahui dari analisis statistik air minum yang dikeluarkan oleh Biro Pusat Statistik
46
2005 yang menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun kuantitas persediaan air bersih terus meningkat, tetapi masih belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk di kota besar, yang dibebabkan oleh adanya laju orbanisasi dan aktivitas ekonoini yang tinggi. Pemanfaatan air dilakukan oleh berbagai sektor ekonomi, antara lam nmuh tangga, industri, dan infrastruktur. Permasalahannya bagaimana cara pendistribusian air dan persediaan yang ada ke berbagai sektor tersebut dapat memperoleh manfaat social optimal, serta tidak digunakan secara berlebihan. Pada kenyataannya, kuantitas air tidak mungkin dapat ditingkatkan, sedangkan tingkat penyebarannya dalam waktu dan ruang tidak merata sesuai dengan kebutuhan sebenarnya. Standar kebutuhan air bersih untuk rumah tangga di daerah perkotaan didasarkan standar untuk kebutuhan daerah yang belum relevan dengan penyesuaian terhadap kondisi kota yang bersangkutan. Prosentase pemberian air besih dilihat dari pendapatan perkapita, tingkat sanitasi suatu kota dan prosentase kenaikan penduduk. Di indonesia, pennasalahan mengenai pendistribusian air, pemanfaatannya
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
dikelola oleh negara, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tersebut diberi wewenang oleh negara untuk mengelola sumber daya air yang pemanfaatannya ditunjukkan untuk dikonsumsi masyarakat secara merata, dan diharapkan Perusahaan Daerah Air Minum tersebut mampu menjaga kapasitas air yang tersedia dalam upaya uatuk memenuhi permmtaan akan air besih. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana pengaruh jumlah anggota keluarga, luas bangunan dan kepemilikan sumur terhadap jumlah permintaan air bersih Perusahaan D a e r a h A i r Mi n u m Ka b u p a t e n Karanganyar ? 2. Faktor apa yang berpengaruh paling dominan terhadap jumlah permintaan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Karanganyar ? C. Tinjauan Teori Adanya persaingan yang semakin ketat da n berkembang nya peng eta huan konsumen menyebabkan timbulnya kebutuhan baru dan keinginan yang lebih tinggi dari konsumen, sehingga ada kecen derun gan ke arah o rient asi pemasaran yang disebut dengan konsep pemasaran. Secara definitif dapat dikatakan bahwa: "Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. " (Swastha, 2002). Dalam melaksanakan strateginya perusahaan harus tetap mendasarkan pada kepuasan konsumen. Konsep pemasaran yang akan dilaksanakan harus mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Kepuasan konsumen dalam membeli suatu produk akan sangat berakibat bagi pembelian ulang dan ucapan-ucapan mereka yang bersifat promotif kepada orang lain untuk membeli produk perusahaan. Dalam konsep pemasaran empat elemen pokok yang mendasar adalah (Swastha, 2004):
ISSN 2088 - 6594
1. Fokus pasar Perusahaan agar bisa beroperasi dalam setiap pasar dan memuaskan kebutuhan konsumen serta dapat menjangkau daerah pemasaran yang luas, maka perusahaan harus mendifinisikan pasar sasaran mereka dengan baik serta mempersiapkan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasar sasaran. 2. Orientasi pelanggan Perusahaan yang berorientasi pada pelanggan adalah perusahaan yang mendefinisikan kebutuhan pelanggan dari sudut pandang pelanggan. Perusahaan harus berusaha menciptakan produk sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan pelanggan, karena hal ini merupakan indikator paling baik dari keuntungan masa depan perusahaan. Perusahaan yang melakukan prinsip orientasi pada konsumen perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. b. Memilih kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan produk. c. Menentukan produk dan program pemasarannya. d. Me nga da kan p ene li ti an p ad a konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan sikap serta perilaku konsumen. e. Menentukan dan melaksanakan strategi pemasaran yang paling baik. 3. Pemasaran yang terpadu Dalam prinsip pemasaran yang terpadu ada hal yang perlu diperhatikan yaitu berbagai fungsi pemasaran seperti tenaga penjualan, manajemen produk, penelitian pasar yang harus dikoordinasikan diantara mereka sendiri. Fungsi-fungsi pasar ini harus dikoordinasikan dengan baik, dengan departemen perusahaan yang lain. Ini berarti bahwa semua departemen dalam perusahaan mempunyai kewajiban terhadap pelayanan terhadap pelanggan.
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
47
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
4. Profitabilitas Tujuan dari konsep pemasaran adalah untuk membantu organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan. Untuk perusahaan pribadi, tujuan utama adalah keuntungan. Faktor yang akan me n e n t u k a n p e r u s a h a a n u n t u k mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang adalah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat terpenuhi, ini tidak berarti perusahaan memaksimisasi kepuasan konsumen, tetapi perusahaan mendapat kan keuntungan dengan cara memberikan kepuasan konsumen. PengertianAir Air yang terdapat di atam tidak semata-mata dalam bentuk cair, tetapi dapat berubah dalam bentuk padat, serbuk dan gas, seperti es, salju dan uap yang terkumpul di atmosfir. Air yang ada di alam ini tidaklah statis tetapi selalu mengalami perputaran sehingga dalam jangka panjang air yang tersedia di alam selalu mengalami perpindahan. Penguapan terjadi pada air laut. danau, sungai, tanah maupun tumbuh-tumbuhan melaluhi panas matahari. Kemudian lewat suatu proses waktu, air dalam bentuk uap terkumpul di atmosfir dalam bentuk gumpalan-gumpatan awan hingga mengalami perubahan dalam bentik butir-butir air dan butirbutir es. Kemudian butir-butir inilah yang jatuh ke bumi berupa hujan, es dan salju. Air yang jatuh ke bumi akan mengalami beberapa kejadian antara lain: 1. Air akan segera menguap kembali ke atmosfir (evaporasi) 2. Air akan membentuk kolam, danau dan sungai kemudian melalui siklus hidup dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer melalui penguapan dari daun (transpirasi). 3. Air akan jatuh dalam bentuh salju di pegunungan dan tersimpan di permukaan sampai mencair kembali kemudian meresap ke dalam tanah. 4. Air akan merembes melalui pennukaan tanah kemudian masuk ke dalam tanah atau ke lapisan-lapisan yang membentuk persediaan air di bawah tanah (aquifer). 5. Air akan menjadi langsung (run off) di atas tanah kemudian masuk ke dalam sungai. 6. Air akan terjerat dalam bentuk es ke kutub es atau di sungai es (gletser). Kalau kita kembali kepada kejadian pertama dan kedua di atas, tampak bahwa air masuk kembali kealiran atmosfer sehingga tidak
48
ISSN 2088 - 6594
tersedia untuk pengembalian (with drawal). Sedangkan dengan kejadian yang lain, air memasuki tahap-tahapan dan siklus hidrologi sehingga tersedia untuk manusia sebelum kembali ke atmosfer atau terbuang ke laut. Untuk kepentingan penghuni alam ini proses atau terjadinya siklus hidrologi itu sendiri yang menyebabkan air akan selalu tersedia untuk manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan. Air yang jatuh ke bumi sebelum kembali ke atmosfer atau ke laut diharapkan akan dapat di manfaatkan sebesar-besarnya untuk manusia. Hal ini akan terlaksana apabila proses siklus hidrologi itu berjalan stabil, maksudnya jika air jatuh ke bumi terlebih dahulu meresap ke dalam tanah atau tersimpan di kolam, danau dan sungai-sungai dalam jumlah yang cukup melimpah, kemudian dimanfaatkan oleh manusia. Selanju tnya air buangan sete lah penggunaan ini akan kembali ke atmosfer atau ke laut. Apabila prdses siklis hidrologi ini terganggu, maksudnya bila ada kerusakankerusakan pada jaringan penyimpanan air di bumi, seperti kerusakan hutan, pemukiman yang padat dan sebagainya, maka air yang jatuh ke bumi sebagian besar akan menguap kembali ke atmosfer atau mengalir langsung (run off) ke laut sehingga yang tersedia bagi manusia hanya sebagian kecil saja. Air per definisi ilmiah adalah senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumusan kimia H2O. Berdasarkan sifat fisiknya air dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu air sebagai benda cair, air sebagai benda padat dan air sebagai benda gas atau uap.Air berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya tergantung pada waktu dan tempat serta temperaturnya. Berdasarkan tempat beradanya, air dibedakan menjadi tiga macam yaitu air permukaan, air tanah dan air di udara. Air permukaan adalah air yang terdapat di permukaan kulit bumi, baik yang berupa benda cair (es, salju, gletser). Air tanah yang terdapat di bawah permukaan kuht bumi di dalam tanah. Adapun air di udara adalah air yang terdapat di dalam atmosfer bumi, berupa uap atau bintik-bintik hujan. Mengenai klasifikasinya air secara umum berdasarkan tempat, bentuk fisik, rasa dan tingkat kesadahannya dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
ISSN 2088 - 6594
Tabel 1. Klasifikasi Air Secara Umum Tempat Air di udara Air permukaan
Air tanah
Bentuk Fisik Gas l. Padat 2. Cair
Cair
Rasa Tawar l. Asing 2. Tawar Tawar
Kesadahan 1. Lunak 2. Sadah 1. Lunak 2. Sadah
Sumber : Dumairy, 2002 Untuk pemakaian air, secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam empat golongan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1. Air untuk keperluan irigasi Adalah air yang digunakan dalam sistem pertanian dikonsumsi oleh tanaman dan lahan tempatnya tumbuh, tidak termasuk tanaman yang ada di halaman atau pekarangan rumah. 2. Air untuk keperluan pembangkit energi Adalah air yang digunakan untuk menggerakan turbin pembangkit listrik bertenaga air dan untuk menggerakkan mesin-mesin industri. 3. Air untuk keperluan industri Adalah air yang digunakan dalam proses pengolahan, sebagai salah satu bahan atau unsur dalam proses tersebut, tetapi tidak termasuk air yang digunakan oleh industri sebagai penggerak mesinnya dan sebagai pembangkit listriknya. 4. Air untuk keperluan publik. Adalah air yang digunakan untuk kepentingan manusia, dan dibedakan atas: a. Air untuk konsumsi domestik Yaitu air yang dikonsumsikan oleh sektor rumah tangga. meliputi air untuk kebutuhan makan, minum, mandi, masak dan mencuci tennasuk juga air untuk kebutuhan menyiram tanaman di halaman atau pekarangan rumah,untuk tanaman dan kebun. b. Air untuk konsumsi sosial dan komersial. Yaitu air yang dikonsumsikan untuk keperluan publik selain sektor rumah tangga, baik oleh lembaga publik, maupun lembaga swasta seperti hotel, restaurant, rumah sakit dan juga perkantoran.
Konsep Permintaan Permintaan pasar bagi suatu produk adalah volume total yang akan dibeli oleh kelompok pembeli tertentu di daerah geografis tertentu, pada saat tertentu, dalam lingkungan pemasaran tertentu, dan program pemasaran tertentu (Swasta, 2002). Dengan melihat definisi tersebut, permintaan pasar meliputi 8 unsur penting sebagai berikut : 1. Produk. Dalam analisa permintaan ini diperlukan adanya batasan yang jelas tentang suatu jenis produk karena sangat berkaitan dengan pasar yang dituju. Sebuah produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) yang didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang memuaskan keinginannya. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 1995). Atribut produk meliputi merk, kemasan, harga, jaminan, pelayanan, dan lain-lain. Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan dipasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian baru, atau konsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan. Ia meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 1985). Bagi konsumen, membeli produk tidak hanya berarti membeli atribut fisiknya saja, melainkan juga mereka membayar untuk atribut non fisik yang dapat memenuhi k e b u t u h a n s e k a l i g u s me mu a s ka n keinginannya. Bagi bisnis retail, yang dimaksud dengan produk yang berwujud (tangible product) adalah barang dagangan
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
49
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
yang secara nyata dapat dilihat dan diraba. Sedangkan yang dimaksud dengan produk yang tidak nyata (intangible product) adalah produk bisnis retail yang secara tidak nyata terlihat dalam wujud benda tetapi sangat berpengaruh terhadap nilai dari tangible produk misalnya pelayanan, keramahan, kebersihan dan lain-lain. Dalam dunia bisnis, produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, konsumen akan lebih memilih prusahaan yang menyediakan banyak pilihan barang dengan kualitas yang baik, sehingga dalam belanja konsumen akan merasa puas. Bagi sebuah perusahaan, strategi produk harus diprogram dengan baik seperti kelengkapan produk yang disediakan dan juga me nyed ia kan b ara ng -ba ran g yan g berkualitas agar konsumen merasa puas dalam berbelanja. a. Penggolongan Produk Produk atau barang dapat digolongkan menurut tujuan pemakaiannya atau si pemakai produk dapat digolongkan menjadi : 1) Barang konsumsi Barang konsumsi adalah barangbarang yang dibeli untuk dikonsumsi. P e mb e l i n y a d i d a s a r ka n a t a s kebiasaan membeli dari konsumsi. Jadi pembeli barang konsumsi ini adalah pembeli akhir. 2) Barang Industri Barang industri adalah barangbarang yang dibeli untuk proses kegiatan atau kepentingan dalam industri, baik secara langsung ataupun tidak langsung dipakai proses produksi. b. Pengembangan Produk Pengembangan produk adalah usaha meningkatkan penjualan dengan cara mengembangkan produk yang lebih baik untuk pasar yang dikuasai sekarang melalui usaha: 1) Pengembangan bentuk baru pada produk melalui usaha adaptasi m o d i f i k a s i , m e m p e r b e r s a r, memperkecil atau merubah kombinasi bentuk produk. 2) Memuat produk dengan kualitas yang berbeda-beda. 3) Manambah produk dengan modal dan ukuran lain. 2. Volume Total. Permintaan pasar dapat
50
ISSN 2088 - 6594
diukur dengan menggunakan volume fisik maupun volume rupiah. Dengan mendasarkan pada kedua faktor tersebut (fisik dan rupiah) dapatlah dibuat suatu persentase untuk menyatakan permintaan pasarnya. 3. Dibeli. Istilah dibeli tersebut dapat diartikan dalam berbagai macam yaitu volume yang dipesan, dikirim, sudah dibayar, sudah diterima atau sudah dikonsumsikan. 4. Kelompok Pembeli. Permintaan pasar ini dapat ditentukan untuk seluruh pasar atau untuk suatu segmen pasar tertentu saja, karena sering terdapat bahwa satu produsen memasuki beberapa segmen pasar. 5. Daerah Geografis. Permintaan pasar dapat ditentukan menurut batas-batas daerah geografis yang jelas. 6. Periode Waktu. Periode ini merupakan f a kt o r pe nt i n g u nt u k men e nt u ka n permintaan pasarnya. Jadi permintaan pasar dapat berbeda-beda sesuai dengan lamanya periode waktu, apakah 1 tahun, 2 tahunm atau 5 tahun mendatang. 7. Lingkungan pemasaran. Dalam kenyataan permintaan itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. Faktor-faktor tersebut antara lain : demografi, kondisi perekonomian, perkembangan teknologi, keadaan politik dan hukum serta kebudayaan. 8. Program Pemasaran. Permintaan itu juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang dapat dikendalikan terutama program pemasaran yang dikembangkan oleh perusahaan. Faktor utama sebagai penentu dari permintaan adalah harga produk, harga produk lain, penghasilan pembeli dan selera pembeli (Basu Swastha dan Irawan, 2002) dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Harga Produk Kurve permintaan yang konvensional memperlihatkan adanya hubungan antara jumlah yang diminta dengan harga dari produk tersebut. Harga ini merupakan harga pasar sesungguhnya, bukanlah harga dalam daftar. Harga adalah jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan produk tersebut (Kotler, 1985). Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang d i t u ka rka n ag a r me mp e ro le h ha k
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Sementara itu dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Harga yang ditawarkan akan sangat dipertimbangkan konsumen sebelum mereka memutuskan untuk membeli, konsumen akan membandingkan dan memilih tempat mana yang dapat memberikan harga yang lebih murah dengan kualitas barang yang sama. Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Harga memiliki dua peran utama dalam proses pengambilan keputusan bagi para pembeli yaitu : a. Peranan alokasi, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat dari utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. b. Peranan informasi, yaitu fungsi harga dalam "mendidik" konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi (Tjiptono, 1995). Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam memberikan value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Hal ini terpenting dalam keputusann pricing adalah harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Bagi sebuah perusahaan, strategi harga yang diterapkan harus benarbenar baik, harga jual barang yang lebih murah akan lebih disukai konsumen. Dalam menentukan harga dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah penetapan harga dalam hubungan dengan pasar, sebagai berikut : a. Penetapan harga sama dengan harga asing. Cara ini merupakan cara yang paling baik dan paling aman, karena tidak menimbulkan reaksi pihak lain untuk ikut menaikkan atau menurunkan harga, sehingga kemungkinan perang harga tidak terjadi. b. Menetapkan harga jual di atas harga saingan.
ISSN 2088 - 6594
Cara ini dapat dilakukan apabila kualitas barang yang dihasilkan lebih b a i k, b i a s a n y a d i l a k u ka n o l e h perusahaan yang sedang mempunyai reputasi menghasilkan barang-barang yang prestise. c. Penetapan harga jual di bawah harga saingan. C ara i ni d il aku kan b il aman a kemungkinan timbulnya perang harga tidak ada dan perusahaan mampu menekan harga pokok. 2. Harga Produk Lain Permintaan untuk suatu produk tertentu dipengaruhi oleh harga dari produk lain yang dapat dibeli oleh konsumen. Untuk mengurangi sensitivitas pembeli terhadap perubahan harga, perusahaan dapat melakukan kegiatan promosi. a. Jika kenaikan harga dari suatu produk mengakibatkan kenaikan permintaan untuk produk lain, maka kedua produk tersebut dapat saling menggantikan (substitusi); b. Jika kenaikan harga dari suatu produk mengakibatkan turunnya permintaan untuk produk yang lain, maka produkpr o d uk t e rs eb u t a d a la h sa l i n g melengkapi (komplementary); c. Jika permintaan untuk suatu produk diturunkan dari permintaan produk lain, maka kedua produk tersebut adalah saling melengkapi. 3. Penghasilan Pembeli Permintaan untuk suatu produk dapat dipengaruhi oleh penghasilan konsumen. Jika penghasilan konsumen meningkat maka p ermin ta an pro dukn ya jug a meningkat. Pengertian penghasilan atau pendapatan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah hasil berupa uang atau material lain yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia. 4. Selera Pembeli Selera atau kesukaan pembeli juga dapat mempengaruhi permintaan. Selera ini merupakan suatu konsep yang meliputi beberapa faktor penentu seperti : faktorfaktor sosio ekonomi, faktor-faktor non demografi, faktor keuangan, pengharapan dan sebagainya. Selera ini cenderung untuk stabil dalam jangka pendek, tetapi akan berubah dalam jangka waktu lama.
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
51
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
Perilaku Konsumen Konsumen beraneka ragam baik dalam usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, selera, budaya dan lain-lain. Perbedaan-perbedaan tersebut akan mengakibatkan perilaku yang berbeda-beda untuk setiap konsumen dalam membeli barang dan jasa. Hal ini menyebabkan pentingnya seorang manajer pemasaran untuk memahami perilaku konsumen agara dapat mengetahui kebutuhan konsumen. Adapun beberapa definisi menegani perilaku konsumen yang dikemukakan oleh ilmuwan antara lain : Menurut Nitisemito (2001) Perilaku konsumen atau consument behavior atau yang menamakan the behavior science ilmu yang mencoba mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakannya untuk membeli barang dan jasa tertentu. Menurut Engel, dalam Swastha dan Handoko, 2001, perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Sesuai definisi di atas terdapat dua elemen penting dari perilkau konsumen itu: (1) proses pengambilan keputusan (2) kegiatan fisik, yang mana semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barng-barang dan jasa-jasa ekonomi (Swastha, 2001). Menurut Engel (2005a), perilaku konsumen adalah kegiatan yang terlibat secara langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti kegiatan tersebut. Dengan demikian maka norma subjektif dan sikap akan menghasilkan minat berperilaku dan minat berperilaku akan menghasilkan perilaku untuk mengambil suatu tindakan, sehingga keputusan konsumen untuk menggunakan kembali jasa suatu lembaga akan dipengaruhi oleh sikap konsumen terhadap jasa pelayanan keperawatan yang pernah diterima oleh konsumen. A n a l i sa p e r i l a k u ko n su m e n y a n g hendaknya menganalisa juga proses-proses yang dapat atau sulit diamati, yang selalu menyertai setiap pembeli. Mempelajari perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasannya, dan dalam kondisi macam apa barang-barang dan jasa-jasa dibeli
52
ISSN 2088 - 6594
(Basu Swastha dan Hani Handoko, 2001). Sebenarnya tidak ada teori perilaku pembeli yang diakui secara umum karena masingmasing memiliki pengetahuan yang khusus dan hanya diterapkan dalam situasi yang berbeda (Basu Swastha dan Hani Handoko, 2001). Untuk mengetahui dan memahami proses motivasi yang mendasar dan mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, perlu dipelajari beberapa teori perilaku konsumen. 1. Teori Ekonomi Mikro Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi neo klasik yang disebut juga teori kepu asan ma rgin al. Kon sep yan g menganut teori keputusan marginal ini dikembangkan oleh Alfred Marshall menjadi apa yang sekarang ini dikenal teori kepuasan modern. Menurut teori ini setiap konsumen akan meneruskan pembeli terhadap suatu produk untuk jangka waktu lama, bila ia telah mendapatkan kepuasaan dari produk yang sama telah dikonsumsi. 2. Teori Psikologi Teori psikologi ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori psikologis, yang secara garis besar dibagi dalam dua bagian, yaitu: a. Teori Belajar Ada 4 komponen yang mendasarkan teori ini, yaitu : 1) Drive (dorongan), yang membedakan dalam dorongan yang bersifat fisiologis (lapar, haus) dan dorongan yang hasil dari proses belajar, yaitu rasa takut, keinginan untuk membeli dan sebagainya. 2) Cue (petunjuk), merupakan suatu stimulat atau rangsangan yang lebih lemah yang akan menentukan kapan, dimana dan bagaiman tanggapan objek. 3) Reponden (rangsangan), merupakan reksi seseorang terhadap sesuatu kombinasi petunjuk terjadi apabila perilaku individu terbukti dapat memperoleh kepuasaan. Ini berarti perilaku individu akan berulang bila penguatan positif dan tidak akan mengulang bila negatif. 4) Reinforcement (penguatan), terjadi apabila perilaku individu terbukti
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
dapat memperoleh kepuasaan. Ini berarti perilaku individu akan berulang bila penguatan positif dan tidak akan mengulang bila negatif. b. Teori Psikoanalitis Menurut tori ini perilaku manusia merupakan hasil kerjasama dari ketiga aspek dalam struktur kepribadian manusia yaitu : 1) Id adalah aspek biologis dan merupakan aspek yang original di dalam kepribadian manusia dimana merupakan wadah dari dorongan yang ada dalam diri manusia. 2) Ego adalah aspek psikologis dari kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dan nyata. Ego ini menjadi tempat pusat perencanaan untuk menentukan jalan keluar dari dorongan-dorongan yang terdapat dalam Id nya. 3) Super Ego adalah merupakam aspek sosiologis atau aspek moral dari pada kepribadian, yang menyalurkan do ron ga n- do ron ga n n al uri n ya kedalam tindakan-tindakan yang bertetangan dengan norma-norma dan kebiasaan masyarakat. 3. Teori Sosiologis Teori sosiologis atau disebut juga teori psikologis sosial yang dikemukakan oleh sosiologis, merupakan analisa perilku pada kegiatan-kegiatan kelompok seperti: kel uarga, te ma n-te ma n se kerja, perkumpulan olahraga, dan sebagainya. Teori ini lebih menitik beratkan apa ada hubungan dan pengaruh individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi lebih mengutamakan perilaku kelompok, bukannya perilaku individu. 4. Teori Antropologis Sep ert i ha l la inn ya pa da t eo ri antropologis ini juga menekankan perilaku pembeli dari suatu kelompok masyarakat. Namun kelompok-kelompok masyarakat yang lebih diutamakan dalam teori antropologis ini bukannya kelompok kecil seperti keluarga, tetapi kelompok besar atau kelompok yang ruang lingkupnya sangat luas. Termasuk dalam kelompok besar ini antara lain : kebudayaan, sub kultur, dan kelas-kelas sosial. Faktor-faktor
ISSN 2088 - 6594
tersebut memainkan peranan yang amat penting mengenai nilai-nilai yang akan dianut seseorang konsumen. Pada mulanya pemasaran dapat mencapai suatu pemahaman yang layak meng enai ko nsumenn ya mel alu i pengalamannya sehari-hari dengan semakin berkembangnya perusahaan dan pasar, para manajer pemasaran mulai berdiri kegiatan riset konsumen mereka b e r u s a h a m e n g e t a h u i b a g a i ma n a tanggapan para konsumen terhadap rangsangan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Karena perusahaan yang dapat mengetahui bagaimana tanggapan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan, maka perusahaan tersebut mempunyai nilai lebih dibandingkan pesaingnya. Karena itu telah banyak dilakukan upaya meneliti hubungan antara rangsangan pemasarn dan tannggapan sederhana yang dikenal sebagai model Black Box (kotak hitam), dimana cara kerjanya diawali dengan rangsangan pemasaran dan rangsangan lainnya yang memasuki kotak hitam konsumen dan menghasilkan tanggapan tertentu. Tugas pemasaran adalah memahami apa yang terjadi pada kotak hitam tersebut, sehingga perusahaan mampu memahami karakteristik konsumen sehingga dapat meraih konsumen sebanyak-banyaknya. Model ini diperluas dimana rangsangan pemasaran terdiri dari variabel-variabel marketing mix yaitu: produk, harga, tempat promosi. Sedangkan rangsangan lainnya terdiri dari kekuatan-kekuatan dan peristiwa-peristiwa besar dalam lingkungan dimana pembeli berada, misalnya: peristiwa dibidang-ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua rangsangan ini masuk mel alu i kot ak hi ta m p embel i da n menghasilakn serangkain tanggapan pembeli yang dapat diamati seperti yang terdapat pada sebelah kanan gambar berupa pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan desain, waktu pembeli dan jumlah pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi pada kotak hitam konsumen diantara rangsangan dan tanggapan. Kotak hitam ini terdiri dari dua kelompok, yaitu: (1) karakteristik pembeli; mempunyai suatu pengaruh besar terhadap bagaiman ia memahami dan membeli reaksi terhadap
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
53
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
rangsangan, (2) Proses keputusan pembeli; mempengaruhi hasil pembelian. D. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh yang signifikan jumlah anggota keluarga, luas bangunan dan kepemilikan sumur secara parsial terhadap jumlah permintaan air bersih Pe rusa ha an D ae rah Ai r Min um Kabupaten Karanganyar. 2. Ada pengaruh yang signifikan jumlah anggota keluarga, luas bangunan dan kepemilikan sumur secara bersamasama terhadap jumlah permintaan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Karanganyar. 3. Luas bangunan berpengaruh paling dominan terhadap jumlah permintaan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Karanganyar. E. Hasil Penelitian dan Analisis Data Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Keb er ad aan PD AM K ab up aten Karanganyar Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Dharma di wilayah Karanganyar berasal dari dua unit pengelolaan air bersih yaitu unit Perumnas Palur dan unit kota Karanganyar. Kedua unit pengelolaan air bersih itu pada akhirnya bergabung menjadi satu sejak 1 Januari 1986 sehingga apabila sebelumnya unit pengelolaan air bersih Karanganyar yang semula merupakan salah satu kegiatan dan bagian dari perusahaan daerah melebur diri masuk ke dalam PDAM Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar. Tidak seperti PDAM lainnya, PDAM Karanganyar berdiri tanpa melalui Badan Pengelolaan Air Minum atau Dinas Air Minum. Dasar hukum pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum tercantum dalam Peraturan Daerah Tingkat II Karanganyar Nomor 5 Tahun 1983 tanggal 23 Februari 1983 tentang pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar. Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Karanganyar menggunakan bantuan modal yang berasal paket air bersih bantuan Asian Development Bank dan Dirjen Cipta Karya dalam bentuk
54
ISSN 2088 - 6594
Grant. Dalam pengelolaan sampai sekaang terus ditingkatkan agar lebih profesional lagi dengan jalan mengikutsertakan mengirim karyawan PDAM untuk ikut serta dalam training dan pelatihan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi profesi maupun lembagalembaga yang lain. Perusahaan Daerah Air Minum Karanganyar berada pada Tipe A dengan pembagian PDAM dalam tiga golongan berdasarkan dari jumlah pelanggannya yaitu : a. Tipe A adalah PDAM yang memiliki pelanggan sampai dengan 50.000. b. Tipe B adalah PDAM yang memiliki pelanggan 50.001 - 100.000. c. Tipe C adalah PDAM yang memiliki pelanggan yang berjumlah diatas 100.000. Perusahaan Daerah Air Minum Karanganyar memiliki tugas pokok yaitu mengusahakan pengadaan at au penyediaan air bersih dan sehat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta menyelenggarakan pengolahan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum. Selain mempunyai tugas pokok tersebut maka perusahaan juga berfungsi dalam : a. Pengusahaan pengadaan atau penyediaan air bersih dan sehat. b. Penyelenggaraan pengolahan air minum yang bersih dan sehat. c. Pelayanan umum di bidang air bersih. 2. Lokasi Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Dharma Karanganyar berada di kota Karanganyar terletak tepat di kawasan perkantoran Cangakan, Karanganyar. 4. Proses Produksi Proses produksi air bersih atau air minum di perusahaan tidak melalui berbagai tingkatan atau penggunaan mesin yang bertahap. Pengolahan air dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia yang dilakukan di tiap penampungan sumber air. Hal ini dikarenakan kualitas air di wilayah Karanganyar setelah diteliti melalui pemeriksaan laboratorium masih relatif baik sehingga tidak diperlukan penambahan bahan yang terlalu banyak.
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
ISSN 2088 - 6594
Berawal dari sumber air baku, baik yang diperoleh dari sumber mata air dan sumur artesis, kemudian dimasukkan dalam penampungan air dimana terdapat bahan yang dirtambahkan pada bahan baku air diantaranya yaitu kaporit, perusi dan gas chlor sebagai disinfektan air. Sebelum masuk ke tempat penampungan atau reservoir air maka terlebih dahulu air diturunkan tekanan airnya, melalui bagian BPT (Bak Pelepas Tekanan) karena air yang
diambil dari sumber mata air sehingga ketika dialirkan masih terpengaruh gravitasi tekanan airnya masih tinggi. Setelah proses tersebut air bersih telah siap untuk dialirkan kepada masyarakat konsumen. Sumber mata air baku yang digunakan oleh PDAM Karanganyar berasal dari beberapa tempat. Secara lengkap sumber air PDAM dan kapasitas produksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL 2: Sumber Air Baku PDAM Karanganyar NO
1 2 3 4 5 6 7
SUMBER
Semiri, Karang Semenjing Sijarak Sikempong Semprong Gempolan Kerjo
JENIS
Mata air Mata air Mata air Mata air Mata air Mata air Sumur Artesis Mata air Mata air Mata air
8 Sumber Gedhe 9 Gumeng, Jenawi 10 Telogo Mulyo, Jatiyoso 11 Kedung Gupi, Mata air Jatiyoso 12 Kambangan, Mata air Jatiyoso 13 Colomadu Sumur Artesis 14 Colomadu Sumur Artesis 15 Perumnas Palur Sumur Artesis Sumber data : PDAM Karanganyar
Kapasitas Terpasang (liter/detik) 100 50 50 100 40 2,5 5
Kapasitas Produksi (Liter/Detik) 50 30 50 30 10 2.5 5
70 13 15
40 5 10
5
4
3
2
10
10
10
10
40
40
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
55
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
ISSN 2088 - 6594
B. Deskripsi Responden Deskripsi responden dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang latar belakang dan karakteristik responden yang merupakan pelanggan PDAM karanganyar. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang dari berbagai latar belakang kelompok usia, pendidikan, dan pekerjaan.
Adapun karakteristik responden tersebut adalah sebagai berikut: 1. Usia Usi a meru pa kan b at as an u mur responden pelanggan PDAM Karanganyar. Adapun keadaan usia responden dapat ditihat pada tabel berikut :
TABEL 3: Usia Responden Usia 21 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 - ke atas Jumlah Sumber: Data diolah
Jumlah Responden 5 30 15 50
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 10% responden terdiri dari usia 21-30 t ah un, seda ngkan 6 0 % responden termasuk usia 31-40 tahun. sedangkan 30 % lainnya berusia di atas 40 tahun.
Prosentase 10% 60% 30% 100%
2. Pekerjaan Pekerjaan merupakan pekerjaan resp on de n. Ka rakt e ri st ik st a t us pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
TABEL 4: PEKERJAAN RESPONDEN Status Pekerjaan Pegawai Swasta Pegawai Negeri Lain-lain Jumlah
Jumlah Responden 21 24 5 50
Prosentase 42% 48% 10% 100%
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 30 responden yang menjadi subjek penelitian terdiri dari 42 % atau 21 orang responden memiliki status pekerjaan sebagai pegawai swasta, 48 % atau 24 orang sebagai pegawai negeri sedangkan sisanya sebanyak 5 orang atau 10% bekerja dalam bidang lain-lain seperti pedagang, petani dan sebagainya.
56
3. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan yang ditempuh oleh masingmasing responden. Adapun karakteristik jenjang pendidikan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
ISSN 2088 - 6594
TABEL 5: TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA Tidak Tamat SD Jumlah Sumber : Data diolah
Jumlah Responden 14 18 7 11 50
Berdasarkan t abel di at as diketahui bahwa sebanyak 14 responden atau 28% merupakan tamatan SD, sebanyak 18 orang responden atau 36% lulusan SLTP, lulusan SLTA sebanyak 7 orang atau 14 % dan responden yang tidak tamat SD sebanyak 22% atau 11 orang responden. Analisis Data 1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (jumlah anggota keluarga, luas bangunan, kepemilikan sumur, penyusunan anggaran dasar) terhadap variabel dependen (jumlah permintaan air bersih). Dari hasil analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS pada tabel Coefficients dapat diperoleh nilai a, b1, b2, b3, b4 sebagai berikut : a = 6,154, b1 = 0,335, b2 = 0,253, b3 = 0,177 Kalau nilai-nilai ini dimasukkan ke dalam rumus, bentuk persamaan regresi linear berganda menjadi : Y = 6,154 + 0,335 X1 + 0,253 X2 + 0,177 X3 + e Dari hasil persamaan regresi linear berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a = 6,154 artinya apabila jumlah anggota keluarga, luas bangunan, kepemilikan sumur atau variabel bebas sebesar 0, maka jumlah permintaan air bersih akan berada para kondisi konstan sebesar 6,154 m3.
Prosentase 28% 36% 14% 22% 100%
b1 = 0,335, berarti apabila jumlah anggota keluarga meningkat 1 orang, maka akan meningkatkan jumlah permintaan air bersih sebesar 0,335 m3, dengan asumsi luas bangunan, kepemilikan sumur dianggap tetap. b2 = 0,253, berarti apabila luas bangunan meningkat 1 m2, maka akan meningkatkan jumlah permintaan air bersih sebesar 0,253 m3, dengan asumsi jumlah anggota keluarga, kepemilikan sumur dianggap tetap. b3 = 0,177, berarti apabila kepemilikan sumur meningkat 1 buah, maka akan mengurangi jumlah permintaan air bersih sebesar 0,177 m3, dengan asumsi jumlah anggota keluarga dan luas bangunan dianggap tetap. Da ri a ng ka-a ng ka st a nda rd ize d coefficients beta tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel yang pengaruh paling dominan adalah jumlah anggota keluarga (b1) dengan nilai standardized coefficients beta sebesar 0,502 dibandingkan dengan nilai standardized coefficients beta variabel luas bangunan (b2) sebesar 0,376, nilai standardized coefficients beta variable kepemilikan sumur (b3) sebesar 0,115. Dengan demikian maka hipotesis kedua yang berbunyi : "Jumlah anggota keluarga mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap jumlah permintaan air bersih PDAM Karanganyar" dapat dibuktikan. 2. Koefisien determinasi Digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel independen (jumlah anggota keluarga, luas bangunan, kepemilikan sumur) terhadap variabel dependen (jumlah permintaan air bersih).
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
57
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
Be r d a s a r ka n h a s i l p e r h i t u n g a n menggunakan SPSS pada tabel Model Summary bagian R square diperoleh angka 0,724. Hal itu berarti 72,40 % jumlah permintaan air bersih dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, luas bangunan, dan kepemilikan sumur. Sedangkan sisanya (100%-72,40 %)= 27,60 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian yaitu misalnya tarif yang diberlakukan. 3. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan variabel independen (jumlah anggota keluarga, luas bangunan, kepemilikan sumur) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (jumlah permintaan air bersih). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung 4,895 > dari F tabel 2,57 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian maka variabel jumlah anggota keluarga, luas bangunan, kepemilikan sumur secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan air bersih. Sesuai dengan hasil tersebut maka semakin besar jumlah anggota keluarga, luas bangunan, kepemilikan sumur maka akan semakin memperbesar peluang jumlah permintaan air bersih. Sebaliknya apabila jumlah anggota keluarga, luas bangunan, kepemilikan sumur mengalami penurunan maka jumlah permintaan air bersih juga akan berkurang. 4. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel jumlah anggota keluarga, luas bangunan, kepemilikan sumur secara parsial terhadap jumlah permintaan air bersih. a. Uji t jumlah anggota keluarga terhadap jumlah permintaan air bersih Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung (3,837) > nilai t tabel (1,960), maka Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh yang signifikan jumlah anggota keluarga terhadap jumlah permintaan air bersih. Sesuai dengan hasil tersebut maka semakin besar jumlah anggota keluarga maka jumlah permintaan air bersih akan semakin meningkat. Sebaliknya apabila jumlah anggota keluarga berkurang maka jumlah permintaan air bersih juga akan
58
ISSN 2088 - 6594
berkurang. Apalagi jumlah anggota keluarga merupakan faktor yang paling dominan maka pengaruhnya signifikan terhadap jumlah permintaan air bersih. b. Uji t luas bangunan terhadap jumlah permintaan air bersih Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung (2,943) > nilai t tabel (1,960), maka Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh yang signifikan luas bangunan terhadap jumlah permintaan air bersih. Sesuai dengan hasil tersebut maka semakin luas bangunan maka semakin besar jumlah permintaan air bersih. Sebaliknya apabila luas bangunan berkurang maka jumlah permintaan air bersih juga akan berkurang. Sama seperti halnya jumlah anggota keluarga, luas bangunan juga berdampak terhadap permintaan air bersih kepada PDAM. Hal itu mengingat dengan semakin luasnya bangunan maka kebutuhan untuk mengurus rumah seperti mengepel atau membersihkan rumah dengan air juga akan semakin besar, c. Uji t kepemilikan sumur terhadap jumlah permintaan air bersih Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung (2,723) > nilai t tabel (1,960), maka Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh yang signifikan kepemilikan sumur terhadap jumlah permintaan air bersih. Sesuai dengan hasil tersebut maka semakin banyak kepemilikan sumur maka jumlah permintaan air bersih akan semakin berkurang. Sebaliknya apabila kepemilikan sumur berkurang maka jumlah permintaan air bersih juga akan berkurang. Kepemilikan sumur dapat menjadi indicator bagi naik turunnya permintaan air bersih kepada PDAM Kabupaten Karanganyar. 2. Analisis Kualitatif Dari hasil analisis data dan pembahasan tersebut di atas dapat diketahui bahwa : a. Jumlah angg ota kel uarga, l uas bangunan, kepemilikan sumur memiliki pengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih di PDAM Karanganyar dan ketiga faktor tersebut secara bersamasama berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih. Hasil koefisien
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
determinasi menunjukkan bahwa sebesar 72,40 % jumlah permintaan air bersih dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, luas bangunan, kepemilikan sumur. Sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian. b. Jumlah anggota keluarga merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi jumlah permintaan air bersih di PDAM Karanganyar. Artinya bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga masyarakat maka jumlah permintaan air bersih cenderung akan meningkat. F. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di muka, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari angka-angka koefisien regresi berganda dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling dominan adalah jumlah anggota keluarga. 2. Be r d a s a r ka n h a s i l p e r h i t u n g a n menggunakan SPSS pada tabel Model Summary bagian R square diperoleh angka 0,724. Hal itu berarti 72,40 % jumlah permintaan air bersih dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, luas bangunan, dan kepemilikan sumur. Sedangkan sisanya (100% - 72,40 %) = 27,60 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian yaitu misalnya tarif yang diberlakukan. 3. Jumlah angg ota kel uarga, l uas bangunan dan kepemilikan sumur secara bersama-sama maupun parsial signifikan berpengaruh terhadap jumlah permintaan air bersih pada PDAM Kabupaten Karanganyar terbukti dengan uji F (F hitung = 4,895 > F tabel = 2,57) dan uji t (uji t jumlah anggota keluarga terhadap jumlah permintaan air bersih diperoleh t hitung = 3,837 > t tabel = 1,960; uji t luas bangunan terhadap jumlah permintaan air bersih diperoleh t hitung = 2,943 > t tabel = 1,960 sedangkan uji t kepemilikan sumur terhadap jumlah permintaan air bersih diperoleh t hitung = 2,724 > t tabel = 1,960). Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan baik antara ju ml a h a n g go t a ke l ua rg a , l ua s
ISSN 2088 - 6594
bangunan, dan kepemilikan sumur terhadap jumlah permintaan air bersih pada PDAM Kabupaten Karanganyar. G. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya variabel bebas terhadap variabel terikat adalah: 1. Hendaknya PDAM lebih meningkatkan jumlah produksi air sehingga dapat menjangkau konsumen lebih luas lagi sehingga akan meningkatkan permintaan air. 2. Hendaknya PDAM lebih meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga meskipun masyarakat memiliki sumur sendiri namun akan lebih memilih air PDAM.
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen
59
GRADUASI Vol. 26 Edisi November 2011
ISSN 2088 - 6594
DAFTAR PUSTAKA Ahyari, Agus, 1979. Manajemen Produksi. BPFE, Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Djarwanto PS, 1993, Statistik Induktif. BPFE, Yogyakarta Hadi, Sutrisno. 1999. Statistik I. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Harjanta, Jana. 2001. Perilaku Organisasi. BPFE, Yogyakarta. Kusriyanto, Bambang 1994. Meningkatkan Produktivitas Karyawan, PT Pustaka Binomian Presindo, Jakarta. Manullang, M. 1991. Pokok-pokok Personalia. Ghalia Indonesia, Jakarta. Meokijat. 1999. Manajemen Kepegawaian. Mandar Maju, Bandung. Prawirosentono, Suyadi, 1999, Kebijakan Jumlah permintaan air bersih Karyawan. BPFE, Yogyakarta. Siagian, Sondang P, 1991. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta. ______. 1999. Filsafat Administrasi. Gunung Agung, Jakarta. Sumidjo, Wahyo. 1995. Kepemimpinan dan Jumlah anggota keluarga. Ghalia Indonesia, Jakarta. Sunyoto, Munandar Ashar, 1995. Disiplin, Jumlah anggota keluarga dan Etika Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas dan Masa Kehidupan, SIUP, Jakarta. Surono, Ig. 1991. Disiplin Jumlah anggota keluarga Semangat Kerja. Intan Pariwara, Klaten. Toha, Mifthah. 1994. Perilaku Organisasi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Triguna. 1996. Budaya Kerja Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Kondusif Untuk Meningkatkan Jumlah permintaan air bersih. Golden Teroyan Press, Jakarta. Tuwu, Alimudin. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Westra, Pariata. 1999. Ensiklopedia Administrasi. Mas Agung, Jakarta. Wursanto, I.G, 1995. Dasar – Dasar Manajemen Personalia. Pustaka Dian, Jakarta Zainun, Buchari. 1991. Manajemen dan Jumlah anggota keluarga. Balai Aksara, Jakarta.
60
Pemanfaatan Data Pemetaan Digital Untuk Pembuatan Multi Media Pariwisata Daerah Kabupaten Sragen