FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD) 1)
Deddy Maulana Hasyim1) Staf P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji
Abstract: Factors Correlating with Action Eradication of den Mosquito Dengue High Fever. Disease of Dengue High Fever represent one of the health problem society in Sub District of Surau Gadang which is tend to mounting from year to year. In the year 2007 case disease of Dengue High Fever in Sub District of Surau Gadang counted 68 case with 2 people death (CFR 2,94). Target of this research is to know knowledge storey level, attitude and work housewife with action Eradication Of Den Mosquito Dengue High Fever in Sub District of Surau Gadang District of Nanggalo year 2008. Design in this research cross sectional study. This population research is housewife residing in Sub District of Surau Gadang. This sample research is taken by Multistage Random Sampling. Mount of sample is 105 respondent. Data processed with manually and computerization. This research data is analyzed by univariat with frequency distribution and bivariate by using test of Chi-Square with meaning 95% (p<0,05). Analysis research result of univariat got percentage mount knowledge respondents is good (54,7%), positive attitude (51,6%), respondents which working (48,4%) and good action (62,1%). From bivariate analysis got meaning relation between respondent knowledge storey level with action of PSN DBD (p=0,00), got meaning relation between attitude with action of PSN DBD (p=0,00) and got meaning relation between work with action of PSN DBD (p=0,03). To be more improve society participation in Eradication of Den Mosquito Dengue High Fever require to conducted routine counseling intensively from officer of health and relation between pass bu quickly program and pass by quickly sector. Abstrak: Faktor-faktor yang berhubungan Dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD). Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kelurahan Surau Gadang yang cenderung meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 kasus penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Surau Gadang sebanyak 68 kasus dengan kematian 2 orang (CFR 2,94). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan pekerjaan ibu rumah tangga dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Tahun 2008. Disain penelitian ini cross sectional studi. Populasi penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Kelurahan Surau Gadang. Sampel, penelitian ini diambil dengan cara Multistage Random Sampling. Besar sampel sebanyak 105 responden. Data diolah dan dianalisis secara manual dan komputerisasi., menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan kemaknaan 95% (p<0,005). Hasil penelitian dari analisis univariat didapatkan persentase tingkat pengetahuan responden baik (54,7%), sikap positif (51,6%), responden yang bekerja (48,4%) dan tindakan baik (62,1%). Dari analisis bivariat didapatkan hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan responden dengan tindakan PSN DBD (p=0,00), didapatkan hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan PSN DBD (p=0,00) dan didapatkan hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tindakan PSN DBD (p=0,03). Untuk lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue perlu dilakukan penyuluhan rutin secara intensif dari petugas kesehatan dan hubungan antara lintas program dan lintas sektor. Kata Kunci: Faktor, Pemberantasan, Sarang, Nyamuk.
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk Aedes Aegypti tersebar luas di daerah tropis dan sub-tropis di Asia Tenggara dan ditemukan hamper di semua
daerah perkotaan. Kebiasaan nyamuk Aedes Aegypti hinggap di tempat yang gelap, lembab, tempat tersembunyi di dalam rumah atau bangunan, termasuk tempat tidur, kloset, kamar . mandi dan lain-lain.(1)
364
Hasyim, Faktor-faktor yang Bergubungan dengan Tindakan PSN DBD 365
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk Aedes Aegypti tersebar luas di daerah tropis dan sub-tropis di Asia Tenggara dan ditemukan hamper di semua daerah perkotaan. Kebiasaan nyamuk Aedes Aegypti hinggap di tempat yang gelap, lembab, tempat tersembunyi di dalam rumah atau bangunan, termasuk tempat tidur, kloset, kamar mandi dan lain-lain. (1) Demam Berdarah Dengue merupakan permasalahan utama global karena 2,5 sampai 3 milyar orang beresiko terserang penyakit ini, Aedes Aegypti adalah vektor epidemik utama, penyakit yang biasa melanda daerah perkotaan, namun mulai menyerang daerah pedesaan, diperkiraan sekitar 50-100 juta kasus pertahunnya, 500.000 kasus menuntut perawatan di rumah sakit, dan rata-rata kematian kasus 5% secara epidemis bersifat Siklis (terulang pada jangka waktu tertentu). (2) Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko terjangkit penyakit DBD, karena virus penyebab dan nyamuk penularnya tersebar luas baik di rumah dan di lingkungan sekitar rumah kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. (3) Jumlah kejadian DBD di Indonesia tahun 2007 mencapai total 139.695 kasus, total mening-gal mencapai 1.395 kasus (CFR 1%). (4) Kejadian DBD di Propinsi Sumatra Barat tahun 2007 adalah 2038 kasus dengan kematian 21 orang. Kota Padang merupakan daerah paling banyak ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue. Jumlah kasus DBD Kota Padang Tahun 2007 adalah 1760 kasus dengan kematian 19 orang. (5) Kota Padang terdiri 11 Kecamatan, 10 Kecamatan diantaranya endemis DBD. Salah satu Kecamatan endemis adalah Kecamatan Nanggalo (Kelurahan Surau Gadang). Tiga tahun terakhir kasus di Ke-lurahan Surau Gadang, tahun 2005 sebanyak 37 kasus, tahun 2006 sebanyak 25 kasus dan pada tahun 2007 terjadi peningkatan menjadi 68 kasus dengan kematian 2 orang (CFR 2,94%). Cakupan ABJ Kelurahan Surau Gadang adalah 95%. (7,8,9)
Program pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Padang adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN DBD), Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB), abatisasi, Foging Focus, Foging Masal.(6) Vaksin dan obat penyakit DBD belum ada, maka penanggulangan penyakit ini dilakukan dengan memberantas nyamuk penularnya (Aedes Aegypti). Cara efektif untuk menanggulangi penyakit ini secara tuntas diperlukan peran serta masyarakat dalam membasmi jentik/ nyamuk penularnya yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD).(3) PSN DBD bertujuan membina peran serta masyarakat dalam pemberantasan penyakit DBD, terutama memberantas jentik nyamuk penularnya, sehingga penularan penyakit DBD dapat dicegah. Sasaran utama PSN, agar semua keluarga melakukan PSN DBD serta menjaga kebersihan lingkungan di rumah dan lingkungan masing-masing. PSN dilakukan dengan berbagai cara : menguras, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, menaburkan racun jentik (abatisasi) atau memlihara ikan dan menyingkirkan barang yang memungkinkan air tergenang seperti ban, kaleng, botol bekas, tempurung dan plastic.(3) Menurut Kandun sejak dulu tidak ada yang berubah dengan bionomik atau perilaku hidup Aedes Aegypti sehingga teknologi pemberantasannya dari dulu tidak berubah. Peran masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan DBD sangat besar. (7) Green menyatakan bahwa kesehatan individu/masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku dan diluar perilaku (non-perilaku). Faktor predisposisi (Predisposising faktor) mencakup pengeta-huan individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan masyarakat. (8) Penelitian studi perilaku masyarakat terhadap Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah Dengue di Kecamatan Pangandaran Ciamis Jawa Barat Tahun 2006 yang dilakukan Mara Ipa dkk menyatakan Pengetahuan, sikap masyarakat berhubungan dengan PSN DBD. (9)
366 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 364-370
METODE
Analisis Bivariat
Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional, dengan populasi ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Naggalo Kota Padang yang didapat dari 5185 KK. Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus :
1. Hubungan pengetahuan Responden Dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh sampel sebanyak 95 responden. Kemudian ditambahkan sampel cadangan 10% dari jumlah sampel yang ada sehingga jumlah sampel secara keseluruhan 105 sampel. Pengambilan sampel dengan Multistage Random Sampling. Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Tabel 1: Hubungan pengetahuan, sikap dan pekerjaan Responden dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)
Pengetahuan Responden Kurang baik Baik Total Sikap Responden Negatif Positif Total Pekerjaan Responden
Analisis Univariat Responden dalam penelitian ini adalah Ibu Rumah Tangga yang bertempat tinggal di Kelurahan Surau Gadang (RW 1, RW 10 dan RW 21) dengan pendidikan responden paling banyak Perguruan Tinggi atau Akademi yaitu 38 (40%). Responden yang mempunyai tindakan yang kurang baik dalam tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue sebanyak 48%. Tingkat pengetahuan responden yang baik terhadap Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue sebanyak 55%. Sikap responden yang positif terhadap Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue sebanyak 52%. Responden yang tidak bekerja sebanyak 52%.
Bekerja Tidak bekerja Total
Tindakan PSN DBD Kurang Baik baik f % f % 32 74,4 11 25,6 4 7,7 48 92,3 36 37,9 59 62,1 Tindakan PSN DBD Kurang Baik baik f % f % 32 69,6 14 30,4 4 8,2 45 91,8 36 37,9 59 62,1 Tindakan PSN DBD Kurang Baik baik f % f % 25 54,3 21 45,7 11 22,4 38 77,6 36 37,9 59 62,1
Total f 43 52 95
% 100 100 100
Total
f 46 49 95
% 100 100 100
Total
f 46 49 95
% 100 100 100
Berdasarkan tabel 1 terlihat proporsi tindakan PSN DBD kurang baik lebih tinggi pada responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik (74,4%) dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan baik (7,7%). Berdasarkan uji statistik yang dilakukan didapatkan nilai p=0,000. Artinya terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan responden dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Chi-Square,didapatkan P <0,05, berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan responden dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan
Hasyim, Faktor-faktor yang Bergubungan dengan Tindakan PSN DBD 367
keeretan hubungan adalah 0,565 (contingency coefficient). Selanjutnya tindakan prilaku PSN DBD kurang baik lebih tinggi pada responden yang mempunyai sikap negatif (69,6%) dibandingkan dengan responden yang bersikap positif (8,2%). Berdasarkan uji statistic yang dilakukan didapatkan nilai p=0,000. Artinya terdapat hubungan bermakna antara sikap responden dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-Square, didapatkan P<0,05, berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan keeretan hubungan adalah 0,535 (contingency coefficient). Tabel 1 memperlihatkan proporsi kurang baik lebih tinggi pada responden yang bekerja (54,3%) dibandingkan responden yang tidak bekerja (22,4%). Berdasarkan uji statistik yang dilakukan didapatkan nilai p=0,003. Artinya terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Hasil uji statistik menggunakan ChiSquare, didapatkan P<0,05, berarti ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan keeretan hubungan adalah 0,312 (contingency coefficient). PEMBAHASAN 1. Gambaran Tindakan PSN DBD Berdasarkan hasil analisa univariat diketahui lebih dari separuh responden yang bertindakan baik dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue sebanyak 62,1% dibandingkan tindakan kurang baik sebanyak 37,9%. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa ada pertanyaan dalam kuisioner yang dijawab responden kurang tepat yaitu pada umumnya responden tidak mengusahakan pakaian agar tidak bergelantungan di kamar, padahal cara tersebut merupakan salah satu tindakan dalam PSN DBD yang dikenal dengan 3M Plus.
Hasil ini lebih rendah dari penelitian Rhika Lestari di Puskesmas Harapan Raya Tangkerang Pekanbaru yang memperoleh hasil tindakan baik sebanyak 72,1% dan tindakan yang tidak baik 27,9%. Tindakan merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan sikap yang dimanifestasikan sebagai suatu tindakan seseorang dari stimulus tertentu, termasuk tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Untuk terwujudnya sikap menjadi tindakan nyata diperlukan suatu faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan diantaranya adalah pengetahuan yang baik dan sikap yang positif sehingga kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue yang dilakukan akan terlaksana dengan baik. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan yang dilakukan petugas Puskesmas secara rutin di lingkungan masyarakat, sehingga masyarakat mengerti cara yang benar dalam PSN DBD. Dampak langsung dapat mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue dan menghimbau masyarakat agar dapat meluangkan waktu untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue, baik dilaksanakan sendiri di dalam rumah maupun yang dilaksanakan bersama-sama melalui kegiatan gotong-royong. 2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan PSN DBD Berdasarkan hasil analisis data univariat, bahwa 43 responden (45,3%) yang berpengetahuan kurang baik terhadap PSN DBD. Hasil Analisis bivariat didapatkan bahwa responden yang melakukan PSN DBD yang kurang baik persentasenya lebih tinggi pada tingkat pengetahuan responden yang baik (25,6%). Hasil uji statistik menggunakan chisquare didapatkan p=0,000 berarti ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan responden dengan tindakan PSN DBD. Pengetahuan responden mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk merupakan hal terpenting dalam pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue.
368 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 364-370
Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rhika Lestari (2006) dimana hasil penelitiannya ditemukan 67 responden (60,4%) yang berpengetahuan kurang baik. Dari hasil penelitiannya ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Hasil pengolahan data, diperoleh bahwa ada beberapa pertanyaan dalam kuesioner yang dijawab dengan tidak tepat oleh responden. Diantaranya adalah PSN DBD melalui 3M sebaiknya dilakukan oleh siapa, bagaimana cara pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue yang tepat, dimana tempat nyamuk Aedes aegypti berkembang biak, dimana nyamuk Aedes aegypti. Pertanyaan tersebut dianggap penting karena dapat menggambarkan bagaimana tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue dilakukan. Rendahnya pengetahuan responden tentu saja membawa pengaruh negatif karena masyarakat tidak mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue dan pencegahan yang dapat dilakukan, tentu saja mereka tidak akan bias mencegah untuk terhindar dari penyakit Demam Berdarah Dengue. Teori ini juga dikemukakan L.Green (1980) yang dikutip dari Notoadmodjo (2003) yang menyatakan faktor-faktor presdisposisi salah satunya adalah pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan. Pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan tersebut dapat mencegah masyarakat itu sendiri dari penyakit dan dapat meningkatkan kesehatannya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Rendahnya pengetahuan responden ini sangat mempengaruhi tindakan responden untuk melakukan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Untuk itu perlu kerja keras dari semua pihak agar rendahnya pengetahuan responden tersebut dapat diatasi, sehingga penyakit Demam Berdarah Dengue dapat diberantas.
Upaya tersebut dapat dilakukan salah satunya adalah mengadakan penyuluhan secara rutin oleh pihak Puskesmas setempat sehingga pentingnya melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue dapat diketahui dan dengan sendirinya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit Demam Berdarah Dengue. 3. Hubungan PSN DBD
Sikap
Dengan
Tindakan
Berdasarkan hasil analisis data univariat yang telah dilakukan, didapatkan bahwa 46 responden (48,4) yang mempunyai sifat negatif terhadap Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Dari analisa bivariat persentase lebih dari separuh responden yang melakukan tindakan PSN DBD bersikap negatif yaitu sebanyak 32 orang (69,6%), dibandingkan dengan yang bersikap positif sebanyak 4 orang (8,2%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 berarti terdapat hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Hasil ini sedikit lebih tinggi dari penelitian yang dilakukan oleh Rhika Lestari di Puskesmas Harapan Raya Tangkerang Pekanbaru yang memperoleh hasil sikap negatif sebanyak 45,5% dan sikap positif sebanyak 16,4%. Dari hasil penlitiannya ditemukan adanya hubungan yang bermaknsa antara tingkat pengetahuan dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan bahwa ada pertanyaan dalam kuesioner yang dijawab dengan tidak tepat oleh responden. Diantaranya adalah saya tidak akan menaburkan abate ditempat penampungan air yang susah terjangkau, saya tidak akan membiarkan pakaian tergantung di kamar. Pertanyaan tersebut dianggap sulit dijawab oleh responden dan ini yang membuat responden bersikap tidak baik terhadap Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue.
Hasyim, Faktor-faktor yang Bergubungan dengan Tindakan PSN DBD 369
Rendahnya sikap masyarakat terhadap Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue, artinya bila seseorang mempunyai sikap yang negatif terhadap sesuatu maka ia akan melakukan tindakan yang kurang baik dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue dan sebaliknya jika seseorang mempunyai sikap yang positif terhadap sesuatu maka ia akan melakukan tindakan yang baik terhadap sesuatu tersebut. Konsep L.Green (1980) yang dikutip S.Notoadmodjo (2003) juga mengemukakan bahwa salah satu faktor presdisposisi adalah sikap masyarakat terhadap kesehatan. Sikap yang tidak baik dari masyarakat akan menurunkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. Untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian, maka sikap dari masyarakat atau penderita sendiri merupakan suatu kesadaran meningkatkan dan memelihara kesehatannya, baik untuk diri sendiri, keluarga maupun msayarakat sekitarnya. Sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dilihat dari secara langsung tetapi hanya dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari prilaku tertutup. Sikap merupakan kesediaan untuk bertindak. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan prilaku. Sikap responden sangat mempenga-ruhi tindakannya terhadap PSN DBD, banyaknya responden yang bersikap negatif ini dapat diarahkan ke sikap yang positif, salah satu usaha yang dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan yang dilakukan petugas Puskesmas setempat secara rutin, sehingga masyarakat dapat mengendalikan penyakit Demam Berdarah Dengue dengan arahan-arahan tersebut. 4. Hubungan Pekerjaan Dengan Tindakan PSN DBD Berdasarkan hasil analisis data univariat dapat dilihat bahwa 51,6% dari responden tidak bekerja. Dari analisa bivariat persentase responden yang tidak melakukan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue separoh pada
responden yang bekerja yaitu sebanyak 54,3% dibandingkan responden yang tidak bekerja 22,4%. Hasil uji statistik di dapatkan nilai p=0,003, berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue yang dilakukan responden. Hasil ini sama dengan penelitian dari Elvina (2005) yaitu persentase ibu rumah tangga yang melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue dengan baik lebih tinggi pada ibu rumah tangga yang tidak bekerja (76,4%) dibandingkan responden bekerja. Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan penelitian Sagala (2005) yang menunjukkan bahwa responden yang melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue lebih tinggi pada responden yang tidak bekerja dibandingkan yang bekerja. Menurut Gani (1990) faktor yang menghambat masyarakat dalam pemberan-tasan jentik, antara lain faktor kesibukan (waktu relatif tidak ada untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk). Responden yang bekerja cenderung tidak melaksanakan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Teori Green (1980) faktor predisposisi (status pekerjaan) dapat menghambat ataupun mendorong tindakan seseorang untuk berprilaku hidup sehat diantaranya adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue untuk memberantas dan mencegah terjangkitnya penyakit Demam Berdarah Dengue. Rendahnya responden melakukan tindakan PSN DBD sangat dipengaruhi juga oleh faktor kesibukan diantaranya kesibukan dalam pekerjaan. Sebab kesibukan dalam pekerjaan akan menyita waktu seseorang dalam menjaga kesehatannya termasuk dalam melakukan tindakan PSN DBD. Berdasarkan hasil penelitian ini diperlukan kerja keras semua pihak agar rendahnya tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue oleh responden tersebut dapat diatasi, sehingga penyakit Demam Berdarah Dengue dapat diberantas.
370 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 364-370
Upaya tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan mengadakan penyuluhan secara rutin oleh pihak Puskesmas setempat dan disarankan kepada ibu rumah tangga beserta anggota keluarganya agar dapat meluangkan waktu untuk melaksanakan PSN DBD dapat diketahui dan dilaksanakan, dengan sendirinya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit Demam Berdarah Dengue.
SIMPULAN Berdasarkan analisis statistik disimpulkan bahwa lebih dari separuh ibu rumah tangga berpengetahuan baik dan mempunyai sikap positif mengenai pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue serta terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan responden, sikap responden dan pekerjaan dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue.
DAFTAR PUSTAKA Keputusan Mentri Kesehatan RI No.581/MenKes/SK/VII/1992 tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue. World Health Organization dan Departemen Kesehatan RI. 2000. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue Departemen Kesehatan RI.1995. Pokok-Pokok Kegiatan dan Pengelolaan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue. Jakarta: DitJen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Info penyakit menular. Berita Demam Berdarah diakses dari www.Info penyakit Menular.com. 12 Maret 2008
.
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatra Barat.2007. Jumlah kasus DBD tahun 2007. Padang: Pemerintah Kota. Dinas Kesehatan Kota Padang.2008. Laporan Tahunan 2007 dan Rencana Kerja tahun 2008. Padang: Bidang P2P DKK. Kandun. Peran Masyarakat dalam Pemberantasan DBD. Diakses dari http://www.12 Maret 2008 Sarwono S. 1993. Sosiologi Kesehatan. Yokyakarta: Gajah Mada University Press. Notoadmojo S.2003. Prinsip Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
316 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 364-370
1. Mara I et al. Studi Perilaku Masyarakat (JUMANTIK). Ditjen Pemberantasan terhadap pemberantasan sarang nyamuk Penyakit Menular dan Penyehatan Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Lingkungan. Jakarta,2004. Pangandaran Kabupaten Ciamis 6. Fakultas Kedokteran UI. Demam Propinsi Jawa Barat. Loka Litbang Berdarah Dengue. Fakultas Kedokteran P2B2 Ciamis. Skripsi. Badan Litbang UI. Jakarta,1999. Kesehatan,2006 7. Ahmad H. Variabel yang Mempengaruhi 2. Notoadmojo S. Pendidikan dan Prilaku partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta, 2003. Pelaksanaan Pemberantasan Sarang 3. Departemen Kesehatan RI. Petunjuk Nyamuk. Skripsi. Subdirektorat Teknis Pengamatan Penyakit Demam Arbovirosis Direktorat Jenderal P2M Berdarah Dengue. DitJen PLP Departemen Kesehatan RI.Jakarta Pemberantasan Penyakit Menular dan 8. Notoadmojo S. Promosi Kesehatan Penyehatan Lingkungan. Jakarta, 1992. Teori dan Aplikasinya. PT.Asdi 4. Departemen Kesehatan RI. Menuju Desa Mahastya.Jakarta, 2005. Bebas Demam Berdarah Dengue. Dirjen 9. Wandra T.Faktor-Faktor yang Pemberantsan Penyakit Menular dan Berhubungan Dengan Partisipasi Penyehatan Lingkungan Keluarga dalam Pemberantasan Sarang Permukiman.Jakarta, 1995. Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN 5. Departemen Kesehatan RI. Petunjuk DBD). Skripsi.Studi Cross Sectional di Teknis Pemberantasan Sarang Nyamuk Tiga Buah RW di Kelurahan Depok, Demam berdarah Dengue (PSN DBD) Kecamatan Pancoran Mas, Kabupaten oleh Juru Pemantau Jentik Bogor,1999. 10. Notoadmojo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta, 2002. 11. Hastono P, Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,2001. 12. Riduwan. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Dalam Penelitian. Alfabeta.Bandung.