JURNAL PERMATA INDONESIA Volume 7, Nomor 1, Mei 2016
Halaman : 10 - 25
ISSN 2086 – 9185
FACEBOOK MESSENGER SEBAGAI MEDIA PROMOSI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA STUDI DI SMP MUHAMMADIYAH DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA Harpeni Siswatibudi1, Ira Paramastri2, Luthfan Lazuardi3
Abstract : Problems related to adolescent reproductive health, often stem from a lack of information, understanding and awareness to reach a state of healthy reproduction. Riset Kesehatan Dasar in 2013 than showed from the overall teen 10-24 years, the status are not married as much as 76.1%. In the group of adolescents with the status of unmarried males 3.0% and females 1.1% answered ever having sex. In addition there where the data of pregnancy at the age of less than 15 years at 2.6%. Given the development of social networking technologies and characteristics of young people, provision of adolescent reproductive health messages through facebook messenger can be used as a channel for the promotion of adolescent reproductive health. To determine the effectiveness of facebook messenger for promoting adolescent reproductive health. This quasi-experimental research, using the treatment group and the control group (nonequivalent control group design). The research sample were students of SMP Muhammadiyah I and SMP Muhammadiyah II Depok Depok many as 66 students. Instruments used in the form of a questionnaire. Analysis of the data was processed using different test averages and test different proportions. There were a difference in the improvement of knowledge between the control group and the treatment group indicated by p_value 0.000 (p < 0.05), but did not show any significant differences in the attitude (p > 0.05; p = 0.302) as well as the intention to avoid premarital sexual behavior (p > 0.05; p = 0.777). There were the effect of the message Adolescent Reproductive Health through facebook messenger to the increase in the mean score of knowledge, but there was no significant difference in mean values attitudes and intentions away from the teens in premarital sexual behavior. Keywords : media promotion of health, adolescent reproductive health, Facebook Messenger
akan terus meningkat menjadi 66.070.000
PENDAHULUAN Berdasarkan Indonesia Facebook
pada
6
bulan
berikutnya.
Statistics, ditemukan fakta bahwa per
menunjukkan
Desember 2012, kehadiran sosial network,
penduduk
seperti
facebook.
Data
menjadikan
Indonesia
facebook,
di
Indonesia
telah
memiliki keanggotaan 50.583.320 dan
bahwa
Indonesia
Hal
ini
hampir
21%
memiliki
akun
statistik sebagai
tersebut negara
terbesar nomor 4 dalam hal kepemilikan
berhubungan seksual sudah terjadi pada
akun facebook di bawah China, India dan
usia yang sangat muda, yaitu 8 tahun(3).
Jepang(1).
Melihat remaja usia 10-24 tahun yang
Pengguna facebook di Indonesia
berstatus
belum
menikah
didominasi oleh para remaja usia 13-18
berhubungan
tahun sebanyak 32.243.280 atau 63,7%.
kesehatan reproduksi sangat diperlukan.
Penduduk kota di Indonesia yang menjadi
Dari analisis ini, kelompok remaja yang
ibukota provinsi menyumbangkan 48,4%
pernah
dari total pengguna facebook di Indonesia.
kesehatan
reproduksi
Jumlah pengguna facebook di Jakarta 20
Bervariasi
antar
dari
yang
kali lipat jumlah pengguna facebook di
terendah di Provinsi Sulawesi
Barat
Yogyakarta, namun Yogyakarta mencapai
(9,8%)
angka 166% dari jumlah populasi di
(57,1%). Berdasarkan kelompok umur,
kotanya.
terlihat kelompok remaja usia 10-14 tahun
Fenomena di atas tidak dapat
seksual,
telah
mendapat
dan
penyuluhan
informasi
tentang
baru
provinsi,
terbanyak
25,1%.
Provinsi
DIY
yang terendah mendapatkan penyuluhan
dilepaskan dari karakteristik remaja itu
kesehatan
sendiri. Remaja memiliki karakteristik
dibandingkan dengan kelompok umur di
berupa rasa ingin tahu yang besar, gemar
atasnya.
terhadap
tantangan
dan
selalu
ingin
reproduksi
(13,7%)
Penyuluhan kesehatan reproduksi
mencoba hal-hal yang baru, cenderung
tersebut
berkelompok, masih mencari jati diri,
promosi kesehatan yang pernah dilakukan.
mudah terpengaruh dengan lingkungan
Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya
sekitarnya, sehingga cenderung melakukan
promosi yang bervariasi, salah satunya
tindakan tanpa pemikiran yang matang
adalah mempergunakan kombinasi upaya
sehingga
pendidikan
yang
permasalahan-permasalahan
dialami
remaja
juga
khas(2).
hanyalah
dan
salah
satu
lingkungan
upaya
agar
terciptanya tindakan dan suasana untuk
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun
hidup
2013 dari keseluruhan remaja 10-24 tahun,
menyusun sasaran promosi kesehatan ke
yang berstatus belum menikah sebanyak
dalam 4 tingkatan, yaitu : individu,
76,1%. Pada kelompok remaja dengan
organisasi, masyarakat dan pemerintah(4).
status belum kawin, pada laki-laki 3,0%
Objek
dan perempuan 1,1% menjawab pernah
individu adalah pengetahuan, sikap dan
berhubungan
seksual.
Lebih
lanjut
diketahui pula bahwa umur pertama
yang
dari
sehat.
promosi
Simons-Morton
kesehatan
pada
perilaku. Untuk melaksanakannya ada 5
pemikiran di atas, maka rumusan masalah
cara,
dalam
yaitu
:
pengajaran,
pelatihan,
penelitian
ini
pemberian
media. Terkait dengan komunikasi media,
messenger
maka perlu mempertimbangkan media
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja,
yang memungkinkan adanya komunikasi
sikap
yang efektif, sehingga pesan bisa diterima
reproduksinya dan intensi untuk menjauhi
oleh
hubungan
memungkinkan
sasaran, adanya
dan
perubahan
mengetahui
intensi berperilaku yang sesuai.
messenger
Media digunakan
berupa
teknologi
dalam
dunia
yang
terhadap
seksual
penelitian
pengetahuan, sikap dan keyakinan atau
facebook
berpengaruh
remaja
tujuan
melalui
Apakah
konseling, penyiaran, dan komunikasi
kelompok
pesan
adalah
terhadap
kesehatan
pranikah? ini
adalah
efektivitas sebagai
Adapun
media
untuk
facebook promosi
kesehatan reproduksi remaja.
virtual
menciptakan ilusi bahwa orang-orang yang
METODE PENELITIAN
berinteraksi berada dalam ruang dan waktu
Jenis penelitian eksperimen semu,
yang sama. Kekuatan ilusi ini menjadikan
mempergunakan kelompok perlakuan dan
seseorang
dekat
kelompok kontrol (nonequivalent control
dengan subjek atau lawan komunikasinya.
group design). Sampel penelitian siswi
Meski demikian, komunikasi dalam dunia
SMP Muhammadiyah I Depok dan SMP
virtual
untuk
Muhammadiyah II Depok sebanyak 66
berbagi
siswi. Instrumen yang digunakan berupa
seakan-akan
diharapkan
meningkatkan
berada
mampu
pengetahuan,
pengalaman serta memungkinkan adanya
kuesioner.
perubahan perilaku, intensi,
menggunakan uji beda rerata dan uji beda
sikap dan
Analisis
keyakinan terhadap kesehatan, khususnya
proporsi.
kesehatan reproduksi remaja. Berdasarkan
Definisi Operasional
Variabel Variabel terikat 1 Pengetahua . n kesehatan reproduksi remaja 2 Sikap . remaja terhadap kesehatan reproduksin ya sendiri
Definisi operasional
Skala
data
Penilaian
Kemampuan responden dalam Interval Untuk jawaban menjawab setiap pertanyaan benar diberi dalam tes pengetahuan tentang nilai 1, jika kesehatan reproduksi remaja. salah diberi 0. Kumpulan pernyataan mengenai Interval Respon kesehatan reproduksi remaja putri, responden pada baik pernyataan yang mendukung setiap (favorable) maupun yang tidak pernyataan itu mendukung (unfavorable). dapat diberi Metode penskalaan menggunakan angka (skor 1,
diolah
3 .
Intensi untuk menjauhi hubungan seksual pra nikah
Variabel bebas 1 Pesan . kesehatan reproduksi remaja melalui facebook messenger.
model Likert. Responden akan 2, 3, 4) dan diminta untuk menyatakan kemudian kesesuaian pernyataan pada diinterpretasika dirinya. n sehingga Alternatif jawaban disusun dalam dapat bentuk tingkatan yang berisi disimpulkan dalam empat kategori pilihan mengenai arah jawaban, yaitu: SS = Sangat dan intensitas sesuai, S = Sesuai, TS= Tidak sikapnya. sesuai, STS= Sangat tidak sesuai. Keputusan responden dengan Nomina Jika selisih skor mengkomparasi antara l pro dari kontra keuntungan dan kerugian bernilai negatif, perubahan perilaku. Pro dan berarti kontra dalam menjaga perilaku responden untuk menjauhi hubungan seksual memiliki intensi pranikah. Instrumen yang untuk menjauhi dipergunakan adalah modifikasi hubungan dari skala decisional balance yang seksual pra dikembangan oleh DiClemente, et nikah. al. (1994). Sekumpulan pernyataan atau Nomina informasi yang berkaitan dengan l kesehatan reproduksi remaja yang diberikan melalui saluran inbox. Saluran ini biasanya digunakan untuk mengirim pesan yang lebih bersifat pribadi atau secure. Pesan yang dikirim ke inbox itu hanya bisa dibaca oleh si pengirim dan penerima pesan saja. Pesan inbox bisa juga digunakan untuk bercakap-cakap selayaknya chatting (komunikasi dua arah).
Variabel luar 1 Pendidikan . ayah
2 .
Pendidikan Ibu
3 .
Sumber informasi
Jenjang pendidikan formal Nomina 1= pendidikan terakhir yang ditempuh ayah, l tinggi meliputi sekolah dasar (SD), 0=pendidikan sekolah menengah pertama rendah (SMP), akademi dan perguruan tinggi (PT). Pendidikan dibagi dalam 2 kategori (UU RI. No. 20 tahun 2003). Pendidikan rendah jika tidak tamat SD, SMP, SMA, Tamat SD dan tamat SMP. Pendidikan tinggi jika tamat SMA, akademi dan perguruan tinggi (PT). Jenjang pendidikan formal Nomina 1= pendidikan terakhir yang ditempuh ibu, l tinggi meliputi sekolah dasar (SD), 0=pendidikan sekolah menengah pertama rendah (SMP), akademi dan perguruan tinggi (PT). Pendidikan dibagi dalam 2 kategori (UU RI. No. 20 tahun 2003). Pendidikan rendah jika tidak tamat SD, SMP, SMA, Tamat SD dan tamat SMP. Pendidikan tinggi jika tamat SMA, kademi dan perguruan tinggi (PT). Informasi yang diterima oleh Nomina 1=mendapatkan responden dari sumber-sumber l informasi lain di luar perlakuan, meliputi 0=tidak teman, guru, orang tua atau mendapatkan saudara, media massa. informasi Diketahuinya berdasarkan jawaban responden dalam kuisioner.
pre test dan setelah perlakuan atau post
Prosedur Pengumpulan Data Data menggunakan
dikumpulkan kuesioner.
dengan Kuesioner
diwajibkan diisi sebelum perlakuan atau
test. Pertanyaan yang diajukan pada saat pre test dan post test adalah sama.
HASIL Homogenitas dan Karakteristik Subjek Penelitian Kelompok kontrol (n= 41) N %
Karakteristik
Kelompok perlakuan (n= 25) n %
X2 (t)
ƿ
Pendidikan ayah - Tinggi 26 - Rendah 15 Pendidikan Ibu - Tinggi 30 - Rendah 11 Sumber Informasi KRR dari : Teman 10 - Ya 31 - Tidak Guru 19 - Ya 22 - Tidak Orangtua 23 - Ya 18 - Tidak Internet 26 - Ya 15 - Tidak Media 15 - Ya 26 - Tidak Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan
perlakuan secara statistik menunjukkan
bahwa
data yang homogen (p > 0,05).
karakteristik
kelompok
kontrol
responden, maupun
baik
kesehatan facebook terikat
68 0,140 32
0,710
73 27
18 7
72 0.010 28
0,919
24 76
7 18
28 0,103 72
0,730
46 54
14 11
56 0,567 44
0,454
56 44
10 15
40 1,600 60
0,210
63 37
11 14
44 2, 390 56
0,127
37 63
5 21
20 2,023 80
0,160
pranikah, dan variabel luar yaitu sumber
Analisis ini untuk melihat hubungan variabel
17 8
kelompok
Analisis Data Bivariat
antara
63 36
bebas
yaitu
informasi.
Sebelum
menentukan
uji
pesan
statistik yang akan digunakan untuk
reproduksi
remaja
melalui
menguji hipotesis penelitian ini maka perlu
messenger,
dengan
variabel
dilakukan uji normalitas terlebih dahulu.
yaitu
kesehatan
Uji Normalitas dengan Kolmogorov
terhadap
Smirnov Z didapatkan p_value masing-
kesehatan reproduksi remaja dan intensi
masing 0,175 dan 0,104 dimana p > 0,05,
untuk
maka Ho diterima yang artinya data
reproduksi
pengetahuan
remaja,
menjauhi
sikap
hubungan
seksual
terdistribusi normal. Dalam hal ini untuk
masing-masing kelompok. Uji independent
menguji hipotesis dalam penelitian ini,
t-test digunakan untuk melihat perbedaan
maka uji yang digunakan adalah uji beda
skor pengetahuan, sikap, dan intensi pada
rata-rata untuk sampel yang berhubungan
kelompok
menggunakan paired t-test,
perlakuan. Tingkat kemaknaan p < 0,05
mengetahui
yaitu untuk
peningkatan
skor
pengetahuan, sikap dan intensi pada
kontrol
dengan
kelompok
sebagai acuan dalam melihat adanya perbedaan.
Analisis paired t-test pengetahuan remaja Kelompok Kontrol Perlakuan
Pre Test Mean (SD) 10,46 (1,433) 10,12 (1.740)
Post Test Mean (SD) 10,61 (1,321) 11,72 (1.173)
Selisih rerata
P
0,15
0.032
1,6
0.000
Tabel di atas menunjukkan bahwa
maupun kelompok perlakuan. Namun bila
terdapat peningkatan pengetahuan yang
dilihat dari makna praktis tidak bermakna
signifikan secara statistik setelah diberikan
dikarenakan rentanng skor pengetahuan
perlakuan baik pada kelompok kontrol
hanya antara 1 sampai dengan 13.
Analisis independent t-test antara pre test dan post test pengetahuan pada kelompok kontrol dan kelompok Kelompok Kontrol Perlakuan
Selisih Rerata (SD) 0,15 (0,422) 1,6 (1,958)
Perbedaan Selisih Rerata
P
1,45
0,000
Berdasarkan uji analisis independent t-test
diberi perlakuan antara kelompok kontrol
diketahui bahwa ada perbedaan rerata
dengan kelompok perlakuan.
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja yang bermakna secara statistik setelah Hubungan variabel luar terhadap peningkatan pengetahuan Nama Variabel
Peningkatan Nilai Pengetahuan R R Square P
Pendidikan - Ayah - Ibu Sumber Informasi - Teman - Guru - Orang Tua - Internet - Media Massa Terkait
dengan
adanya
perbedaan
0,179 0,013
0,032 0,000
0,150 0,919
0,040 0,094 0,156 0.190 1.175
0,002 0,009 0,024 0,036 0,031
0,750 0,454 0,210 0,127 0,160
masingh-masing
memiliki
hubungan
pengetahuan setelah diberikan perlakuan
dengan peningkatan pengetahuan namun
maka perlu untuk melihat apakah ada
hubungannya
variabel luar yang juga berhubungan
kemungkinan faktor lain ada juga yang
dengan
mempengaruhi.
peningkatan
pengetahuan.
lemah,
sehingga
ada
Berdasarkan tabel di atas varaibel luar
Analisis paired t-test sikap remaja Kelompok
Kontrol Perlakuan
Pre Test Mean (SD) 43,93 (2,953) 44,08 (3,894)
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan sikap yang signifikan
Post Test Mean (SD) 45,93 (3,134) 47,00 (4,743)
Selisih rerata (CI)
P
1,98
0,000
2,92
0,007
baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan.
secara statistik setelah diberikan perlakuan
Analisis independent t-test antara pre test dan post test sikap pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Kelompok Kontrol Perlakuan
Selisih Rerata (SD) 2,00 (2,133) 2,92 (4,974)
Perbedaan Selisih Rerata
P
0,92
0,302
Namun
ketika
diuji
dengan
(5)
data dapat berupa tes test,
. Pada saat
independent t-test didapatkan hasil tidak
diberikan
responden
sadar
ada perbedaan
yang signifikan pada
sepenuhnya bahwa kemampuannya sedang
peningkatan sikap antara kelompok kontrol
diuji. Pre test atau test awal bertujuan
dengan kelompok perlakuan.
untuk mengetahui sejauhmana materi yang akan dibicarakan telah dikuasai oleh
Uji beda proporsi pearson chi-square
responden, sedangkan post test bertujuan
intensi pada kelompok kontrol
untuk mengetahui sejauhmana materi yang
Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan
Intensi Tinggi 8 (12,5) 19,5% 17 (12,5) 41,5%
Intensi Rendah 33 (28,5) 80,5% 24 (28,5) 58,5%
p_value
Hasil
0,031
Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan
dengan
uji
kontrol
dan
kelompok
perlakuan
mengalami peningkatan skor pengetahuan secara
statistik.
mengindikasikan
Kondisi bahwa
ini
pemberian
perlakuan untuk masing-masing kelompok
intensi pada kelompok perlakuan Intensi Rendah 13 (12,5) 52% 12 (28,5) 48%
perhitungan
paired t test, menunjukkan kelompok
Uji beda proporsi pearson chi-square
Intensi Tinggi 12 (12,5) 48% 13 (12,5) 52%
diberikan diserap oleh responden.
p_value
dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Peningkatan skor pengetahuan secara statistik ini
0,777
bermakna bahwa responden memahami materi dan mempu menyerap materi yang diberikan saat perlakuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution dan Soeryanto,
Berdasarkan
tabel
silang
chi-square
bahwa proses pembelajaran dikatakan
didapatkan hasil tidak ada perbedaan
berhasil
intensi untuk menjauhi perilaku seksual
pengetahuan
bila dan
dapat
meningkatkan
kemampuan
peserta
pranikah setelah diberi perlakuan melalui
didiknya .
facebook messenger.
bila dilihat dari makna praktis, maka
(6)
peningkatan PEMBAHASAN Pengukuran yang dilakukan adalah dengan melihat hasil sebelum perlakuan
Namun dalam penelitian ini
skor
pengetahuan
tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna untuk kedua kelompok tersebut. Analisis
statistik
dengan
(pre test) dan seteleh perlakuan (post test).
menggunakan Uji Independent T-Test
Salah satu alat ukur dalam pengumpulan
menunjukkan terdapat perbedaan yang
bermakna pada selisih rerata pengetahuan kesehatan
reproduksi
kelompok
kontrol
remaja
dengan
Menilai sikap tidak selalu dapat
antara
dilakukan secara langsung, terutama sikap
kelompok
yang terkait dengan hal-hal yang sangat
perlakuan dengan alpha 0,05. Artinya
privasi
pemberian informasi melalui facebook
reproduksi termasuk di dalamnya perilaku
messenger
dalam
seksual. Dalam penelitian ini perilaku yang
meningkatkan skor pengetahuan tentang
dimaksud masih dalam tataran intensi
kesehatan reproduksi remaja. Menurot
yaitu intensi untuk menjauhi perilaku
Santrock
seksual pra nikah.
lebih
efektif
pemberian
pendidikan
atau
seperti
tentang
kesehatan
Oleh karena itu
pembelajaran akan efektif bila guru atau
kekuatan
pemberi informasi menguasai berbagai
dibutuhkan supaya dapat menggambarkan
perspektif dan strategi, serta bersikap
sikap dan intensi perilaku yang dimaksud.
fleksibel saat menerapkannya, sehingga
Dijelaskan oleh
dibutuhkan ketrampilan dan pengetahuan
penerapan komunikasi persuasi adalah
yang
untuk
profesional
dalam
melakukan
pembelajaran serta komitmen dan motivasi yang kuat dari peserta yang dididik Oleh
karena
itu,
(5)
komunikasi
persuasi
sangat
Egger, et al., bahwa
membentuk
kesadaran
dan
pemahaman ke arah sikap yang positif atas
.
pesan yang disampaikan melalui media
perlu
tertentu(8). Oleh karena itu bilamana
mempertimbangakan karakteristik remaja,
menggunakan
baik
konteks persuasi (Ajzen cit Manfredo,
karakteristik
belajarnya
maupun
pemilihan media.
pendekatan
ini,
maka
1992) secara formal perlu diperhatikan
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan sikap antara
aspek-aspek kekuatan persuasi sebagai berikut :
pre test dan post test, pada kedua
a. Faktor sumber pesan, dalam hal ini
kelompok, namun tidak terdapat perbedaan
adalah karakteristik komunikator,
yang bermakna pada selisih rerata sikap
pengertian
remaja terhadap kesehatan reproduksinya
individu yang sedang mengadakan
antara kelompok kontrol dengan kelompok
komunikasi
dengan
perlakuan. Hal ini dimungkinkan karena
(kelompok)
sasaran.
ada
penelitian
beberapa
penghambat komunikasi
hal
yang
dalam persuasi
menjadi
penyampaian yang
melalui facebook messenger.
dilakukan
sebagai
komunikator
ini
yang
komunikator
adalah
individu Dalam dimaksud adalah
peneliti, 3 asisten peneliti serta para responden itu sendiri. Responden dapat
juga
dikatakan
sebagai
sumber pesan. Dalam khalayak di
dengan
internet
penerima pesan menjadi sangat
sumber
sebagai
pesan
konsumen
dapat
sekaligus
produsen, dikenal dengan istilah (9)
prosumer
.
tampak
di
komunikasi
prosumer.
penting
agar
disampaikan
Keterlibatan
informasi tepat
di
yang sasaran.
Secara
spesifik
Studi kualitatif yang dilakukan
beberapa
fasilitas
oleh
di
internet
telah
Lijadi
&
Schalkwyk
disebutkan bahwa untuk menjaga
disiapkan kolom komentar yang
konsistensi
disediakan bagi prosumer untuk
berpartisipasi
melakukan
diskusi.
Artinya
dengan
diharapkan
dengan
adanya
facebook diperlukan (1) metode
komunikasi aktif maka responden
perekrutan responden yang baik,
diharapkan akan dapat menambah
(2) hubungan yang intens antara
pengetahuan, meningkatkan sikap
pemberi pesan dan penerima pesan,
serta
kesadaran
dan (3) menjaga dinamika dalam
terhadap fenomena tertentu, dan
hubungan online yang dilakukan
sebaliknya
ada
selama intervensi berlangsung(10).
keaktiffan dari responden dalam
Dalam penelitian ini rekruitmen
proses komunikasi ini maka tidak
respoden yang dilakukan untuk
akan ada perbedaan pengetahuan,
kelompok perlakuan mengalami
sikap dan intensi antara sebelum
kegagalan, hal ini ditunjukkan dari
dan sesudah perlakuan. Keaktifan
148 siswi yang tercatat di SMP
ini berkomunikasi ini ditentukan 4
Muhammadiyah I Depok, hanya
faktor, yaitu sikap komunikator,
120 siswi yang mengikuti kegiatan
lingkup
pengetahuan
yang
sosialisasi. Artinya hanya 81,09%
dikuasai,
ketrampilan
dalam
siswi yang tertarik undangan dari
menambah
juga
menyampaikan
tidak
pesan
serta
kredibilitas.
guru
dalam
dalam penelitian
menggunakan
untuk
sosialisasi.
b. Faktor penerima, yaitu karakteristik
pengguna
sosialisasi
aplikasi
mengikuti Setelah
ternyata
proses
dilakukan hanya
36
penerima pesan. Seperti dijelaskan
responden (30%) yang bersedia
dalam
berpartisipasi dalam penelitian ini.
poin
a,
bahwa
dalam
khalayak internet dalam hal ini
Hal
khususnya
sosialisasi dalam bentuk klasikal
penerima
facebook pesan
messenger
juga
disebut
ini
menunjukkan
bahwa
dalam kelompok besar tidak dapat
indikator, salah satunya adalah
optimal
kepuasan terhadap layanan yang
untuk
informasi
menyampaikan
dari
peneliti.
Berdasarkan kriteria inklusi, maka
disediakan facebook serta manfaat yang didapatkan(11).
responden penelitian yang dapat
c. Faktor media, media penyampaian
digunakan untuk analisis hanya
pesan yang dipergunakan. Sesuai
16,89%.
dengan teori tentang Technology
Hal
ini
tentunya
mempengaruhi hasil penelitian. Bila
ditinjau
withdrawl
besarnya
responden
yang
Acceptence Model (TAM) yang disampaikan
oleh
disebutkan bahwa informasi dapat
menunjukkan angka hampir 30%,
disebarkan
yang artinya perlu juga mencari
mempergunakan
gambaran
Penggunaan
terkait
karakteristik
dengan responden
Davis,
dengan teknologi. terhadap
suatu
teknologi dipengaruhi dua unsur
berdasarkan pendidikan orangtua.
yaitu
Saat penelitian sedang berlangsung
penggunaannya
di awal, terdapat 3 orangtua/wali
kegunaan
siswa
terkait
Masing-masing unsur tersebut akan
dengan partisipasi putrinya dalam
mempengaruhi sikap dan intensi
penelitian ini. Ketika dianalisis
perilaku
yang
lebih
komplain
lanjut,
karakteristik
unsur
kemudahan dan
unsur
teknologi
tersebut.
individu
menggunakan
(12)
.
untuk
Dalam analisis
responden berdasarkan pendidikan
data univariat ditemukan fakta
ayah menunjukkan bahwa tidak ada
bahwa
perbedaan yang signifikan antara
mempergunakan
responden
sosial yang bervariasi, responden
sampai
yang
dengan
responden
berpartisipasi tuntas
yang
dengan
mengundurkan
semua
menyatakan
responden media
sebagain
jejaring
besar
menggunakan aplikasi BBM (80%
diri. Namun, untuk pendidikan ibu
kelompok
ternyata
yang
instagram (32% pada kelompok
signifikan secara statistik. Dalam
perlakuan) untuk berkomunikasi
penelitian Lin et al. partisipasi
selain facebook.
ada
perbedaan
pengguna
dalam
layanan
aplikasi
menggunakan facebook
dipengaruhi juga oleh beberapa
d. Faktor
perlakuan)
pesan
yang
dan
akan
disampaikan, isi pesan hendaknya memperhatikan
kemungkinan
adanya faktor-faktor pengganggu,
individu
apakah
sesuatu
isi
pesan
memiliki
dalam
memutuskan kesehatannya(7).
tentang
karakteristik 1 arah atau 2 arah, dan
Percakapan
tentunya isi pesan haruslah terdiri
memberikan kesan positif atau
dari
yang
negatif bagi individu yang terlibat
dan
didalamnya. Isi pesan percakapan
dikehendaki.
biasanya dipengaruhi oleh sikap,
Terdapat 5 karakteristik isi pesan
efikasi diri pelaku serta norma
sebagai berikut, menarik, mudah di
sosial yang dianut individu, baru
mengerti,
kemudian
informasi-informasi
disesuaikan pendapat
dengan yang
mudah
isu
diterima
dan
mudah diingat. Dalam penelitian ini
ditemukan
fakta
bahwa
yang
dapat
ada
dapat
mempengaruhi
intensi dan perilaku individu. e. Faktor
situasional,
termasuk
sebagian besar responden (70,3%)
didalamnya
dalam kelompok kontrol
tidak
lingkungan dan waktu di tempat
membaca
utuh.
pengirim
pesan
secara
adalah
dan
faktor
penerima
pesan
Namun responden dalam kelompok
berada. Faktor situasional yang
perlakuan sebagian besar (60%)
dimaksud dalam kondisi ini adalah
membaca secara utuh pesan KRR
sifat virtual yang disandang media
yang
melalui
ini. Sesuai dengan penelitian yang
facebook messenger, serta sebagian
dilakukan oleh Hine, disebutkan
besar
kelompok
bahwa posisi peneliti dan subjek
menyatakan
penelitian dalam posisi asimetris.
bahwa pesan yang diberikan terlalu
Peneliti dan subjek ketika berada
banyak. Respon dari responden ini
dalam
menunjukkan bahwa kualitas pesan
komputer berada dalam
sangat berperan dalam komunikasi
virtual. Artinya pertemuan secara
persuasi
responden
tatap langsung sangat terbatas atau
Karakteristik pesan yang
bahkan tidak ada sama sekali.
disampaikan
responden
perlakuan
(80%)
kepada
berbentuk
percakapan
memiliki
tingkat
akan kesulitan
tersendiri, seperti yang dipaparkan dalam penelitian disertasi Robbins bahwa percakapan dalam media sosial akan dapat mempengaruhi
interaksi
Sehingga masalah autentifikasi
sering
menggunakan lokasi
memunculkan
terkait
dengan
yang
mendasari
kepercayaan
subjek
terhadap
bahwa
terdapat
tahapan
perubahan
yaitu
pengetahuan
peneliti (sumber pesan)(13). Hal ini
perilaku,
sangat berkaitan langsung dengan
menjadi sikap tidak bisa dipisahkan dari
sikap subjek terhadap isi pesan
persesi,
yang disampaikan, memungkinkan
menginterpretasi informasi yang masuk
pengetahuan serta tujuan pesan
serta
yang disampaikan tidak optimal.
dirinya(14). Disisi lain sikap dan nilai akan
Egger, et al. menambahkan bahwa
mendorong pemahaman
taktik
pesan
memilih akan berperilaku atau tidak. Dan
melingkupi bahasa, intonasi dan
sebelum berperilaku tahapan yang dilalui
gaya
adalah
penyampaian
penyampaian
pesan
kemampuan
kepentingan
melalui
sebelum
individu
dalam
informasi
niat
untuk
untuk individu
(intensi)
dan
mempengaruhi kekuatan persuasi
persetujuan atau keyakinan diri sendiri.
komunikasi(8).
Dalam
Masing-masing
komponen
tersebut
penelitian
ini
bila
dilihat
dapat
menggunakan tipologi bauran strategi
perhatian,
perubahan sosial terencana menunjukkan
keberpihakan
bahwa responden memiliki pengetahuan
penerima pesan terhadap pesan
kesehatan reproduksi namun sikap dan
yang disampaikan.
intensinya cenderung konstan, maka perlu
meningkatkan pemahaman
dan
dilakukan Pada
induksi
perubahan
perlakuan
perilaku yang berkelanjutan dengan media
menunjukkan adanya peningkatan skor
atau tindakan lain yang lebih beragam
pengetahuan secara statistik bermakna,
serta menambahkan kekuatan persuasi atau
namun dari sikap tidak ada perbedaan yang
komunikasi yang menitikberatkan proses
bermakna, begitu pula dengan intensi
konfrontasi baik perilakunya itu sendiri
responden untuk menjauhi perilaku seksual
maupun pendekatan psikologis remaja.
pranikah
kelompok
proses
tidak
ada
perbedaan
yang
bermakna secara statistik antara sebelum
KESIMPULAN
dan
1.
sesudah
perlakuan.
Hal
ini
Ada perbedaan pengetahuan kesehatan
menunjukkan bahwa pada beberapa kasus
reproduksi remaja setelah diberikan
pengetahuan
pesan kesehatan reproduksi remaja
cukup
untuk
mengubah
perilaku, tetapi pada kasus ini mungkin
melalui
dipengaruhi banyak faktor dan harus
Ditunjukkan
melalui
peningkatan skor pengetahuan setelah
beberapa
tahapan
perubahan
perilaku. Sesuai dengan pendapat Emilia
facebook dengan
diberikan perlakuan.
messenger. adanya
2.
Tidak ada perbedaan sikap remaja
harus malu dengan bertatap muka
tentang
kepada guru.
sendiri
3.
4.
kesehatan setelah
reproduksinya
diberikan
pesan
b. Bagi praktisi promosi kesehatan
kesehatan reproduksi remaja melalui
1).
facebook messenger.
mengembangkan media jejaring
Tidak ada perbedaan intensi untuk
sosial lain seperti bbm, instagram,
menjauhi hubungan seksual pranikah
line,
setelah diberikan pesan kesehatan
media promosi kesehatan remaja.
reproduksi remaja melalui facebook
2).
messenger.
perubahan
Pemberian pesan kesehatan reproduksi
berkelanjutan dengan media atau
remaja melalui facebook messenger
tindakan lain yang lebih beragam
hanya efektif untuk meningkatkan
serta
pengetahuan
persuasi atau komunikasi yang
kesehatan
reproduksi
remaja.
Mempertimbangkan
whatsup,
untuk
twitter
Melakukan
sebagai
upaya
induksi
perilaku
yang
menambahkan
kekuatan
menitikberatkan
proses
konfrontasi baik perilakunya itu SARAN
sendiri
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka
psikologis remaja.
saran yang diajukan adalah 1.
2.
Saran untuk program atau kebijakan a. Bagi institusi pendidikan
maupun
pendekatan
Saran untuk penelitian selanjutnya a. Penelitian
ini
masih
mempertimbangkan
faktor-faktor
Sekolah sebagai rumah kedua bagi
motivasi
remaja,
dapat
dilakukan
proses
pemberian
mengembangkan
program-
perlakuan
kepada
responden,
program
kesehatan
hendaknya penelitian selanjutnya
hendaknya
pendidikan
dalam bentuk yang bervariatif
dapat
dengan
tersebut
kemajuan
mempertimbangkan teknologi
dan
gaya
hidup remaja. Misalnya dengan memberikan dan
bentuk
konseling
sehingga
remaja
bimbingan
secara akan
online dapat
memanfaatkan akses ini tanpa
dan
belum
memori
memasukkan sehingga
didapatkan
lebih
saat
variabel
hasil
yang
akurat
dan
lengkap. b. Mempertimbangkan
dalam
menggunakan metode campuran dalam
pengambilan
analisis
data,
sehingga
maupun akan
didapatkan
data
yang
lebih
lengkap.
8.
c. Penggunaan aplikasi online sangat dipengaruhi
oleh
sarana teknologi
ketersediaan yang dimiliki
responden, sehingga kemampuan
9.
sosial ekonomi responden harusnya dijadikan salah satu variabel yang
10.
juga harus diteliti pengaruhnya.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
http://www.checkfacebook.com/Infogr afis] Facebook di Indonesia selama 2012 [Accessed 02 Februari 2013] Hurlock, E.B., 1995. Developmental Psychology : A Lifespan Approach, Boston: McGraw-Hill Book. BPPK, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013, Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Simons-Morton, B.G., Greene, W.H. & Gottlieb, N.H., 1995. Introduction to Health Education and Health Promotion 2nd ed., Illionis USA: Waveland Press, Inc. Santrock, J.W., 2009. Psikologi Pendidikan 3rd ed., Jakarta: Salemba Humanika Nasoetion, N. & Suryanto, A., 2006. Tes, Pengukuran dan Penilaian, Jakarta: Universitas Terbuka. Robbins, R.S., 2015. Socially Mediates Conversations and Health
11.
12.
13.
14.
Decisions. Dissertation. NY : Cornel University. Egger, G., Donovan, R.J. & Spark, R., 1993. Health and the Media : Principles and Practices for Health Promotion, Sydney: McGraw-Hill Book Company Australia Pty Limited. Nasrullah, R., 2014. Teori dan Riset media Siber (Cybermedia), Jakarta: Kencana Prenamedia Group. Lijadi, A.A. & Schalkwyk, G.J., 2015. Online Facebook Facus Group Research of Hard-to-Reach Participants. International Journal of ualitative Methods. Available at: http://web.a.ebscohost.com.ezproxy.u gm.ac.id/ehost/pdfviewer. Lin, T.-H. et al., 2014. Continuance Intention of Facebook Chek-In Service Users : an Integrated Model. Social Behaviour and Personality Journal, 42(10), pp.1745-1760. Available at: http://web.a.ebscohost.com.ezproxy.u gm.ac.id/ehost/pdviewer Park, S.Y., 2009. An Analysis of the Technology Acceptance Model in Understansding University Students’ Behavioral Intention to Use eLearning. Educational Technology & Society Journal, 12 (3), pp.150-162. Hine, C., 2000. Virtual Ethonography, Thousands Oak, CA: Sage Publications, Inc. Emilia, O., 2008. Promosi Kesehatan dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press.