EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA DI KEBUN BUAH MANGUNAN KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL
USULAN PENELITIAN
Diajukan oleh : Wheny Indrian Yulianti 20120210061 Program Studi Agroteknologi
Kepada FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
Usulan Penelitian EVALUASI PENATAAN KAWASAN AGROWISATA DI KEBUN BUAH MANGUNAN KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL Yang diajukan oleh :
Wheny Indrian Yulianti 20120210061 Program Studi Agroteknologi
Telah disetujui/disahkan oleh : Pembimbing I :
Dr. Ir. Gunawan Budiyanto
Tanggal....................................
NIP : 196011201989031001
Pembimbing II :
Lis Noer Aini, SP, M. si
Tanggal...................................
NIP.19730724200004133051 Mengetahui : Ketua Program Studi Agroteknologi
Dr. Innaka Ageng Rineksane, SP. M.P NIP.19721012200004133050
ii
Tanggal..................................
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional setelah berkembang sedemikian rupa dan merupakan bagian kehidupan bangsa dalam meningkatkan perekonomian. Hal ini diamanatkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Republik Indonesia, bahwa tahun 1998 perkembangan pariwisata perlu ditingkatkan untuk menjadikan sector tersebut sebagai sumber devisa Negara nomor dua setelah bumi dan gas (Depparpostel, 1997). Objek wisata alam yang dimiliki Kabupaten Bantul sangat beragam dan menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Objek wisata ini berupa air terjun, pegunungan, goa, hutan, pantai dan wisata pertanian. Salah satu agrowisata yang terdapat di kabupaten ini adalah Kebun Buah Mangunan yang berlokasi di Dusun Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebun Buah Mangunan merupakan wisata alam yang berada di perbukitan Mangir dengan ketinggian antara 150-40 mdpl serta luas 24 hektar. Menurut Linangkung (2015) sampai saat ini ada sekitar 4.235 batang pohon buah yang dibudidayakan di Kebun Buah Mangunan meliputi buah durian, belimbing, rambutan, sirsak madu, pisang, sri kaya, mangga dan jambu. Dikutip dari Berita Jateng Kepala Dinas Pertahut Bantul, Partogi Pakpahan (2014) menyatakan bahwa dari seluruh tanaman yang dibudidayakan banyak yang tumbuh subur namun tidak berbuah. Menurut Undang – Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan mendefenisikan wisata sebagai suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan yang terdapat dalam tempat wisata itu sendiri. Agrowisata dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kondisi fisik dilahan untuk mendukung suatu pengembangan pariwisata pertanian dalam hal pelestarian lingkungan. Perpaduan antara keindahan alam, kehidupan masyarakat pedesaan dan potensi pertanian yang ditata secara baik dan ditangani
1
2
secara serius dapat mengembangkan daya tarik wisatawan mengunjungi daerah wisata tersebut. Agrowisata dapat memberikan manfaat dalam perbaikan kualitas iklim mikro, menjaga siklus hidrologi, mengurangi erosi, melestarikan lingkungan, dan memberikan desain lingkungan yang estetis (Sastrayuda, 2010). Menurut Linangkung (2015), Kawasan Mangunan mempunyai lahan kritis dan dulunya sering terjadi Longsor. Dalam pemanfaatan lahan atau kawasan, kondisi agroklimat banyak menentukan kecocokan dan kesesuaian iklim terhadap persyaratan lingkungan yang dibutuhkan tanaman, sedangkan daya dukung lahan menentukan bagaimana upaya agar suatu tanaman dapat tumbuh dan memberikan produksi maksimal (Gunawan Budiyanto, 2014). Agrowisata Kebun Buah Mangunan terkenal terkenal sebagai satu-satunya kebun buah di Yogyakarta dengan destinasi keindahannya yang dapat menarik minat wisatawan baik domestik ataupun mancanegara. Namun wisatawan lebih banyak mengunjungi puncak kebun buahnya saja. Dengan demikian perlu adanya perhatian khusus dari pihak pengelola dan adanya evaluasi penataan kawasan mencakup kesesuaian lahan terhadap kualitas buah yang dihasilkan dan kegiatan pengelolaan sehingga dapat menyajikan buah siap petik dan konsumsi sebagai buah tangan wisatawan. B. Perumusan Masalah Kebun buah Mangunan merupakan satu-satunya objek wisata kebun buah di Kota Yogyakarta yang cukup diminati banyak wisatawan. Namun kenyataannya Kawasan Kebun Buah Mangunan belum dapat menghasilkan produksi buah yang maksimal. Wisatawan yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan tidak bisa melakukan buah petik dan merasa kecewa terhadap arti dari kebun buah itu sendiri. Kurangnya penataan dan perawatan tanaman yang tepat dalam suatu kawasan agrowisata kebun buah dapat menyebabkan wisatawan dari tahun ke tahun terus menurun karena kurangnya daya tarik objek wisata yang berada di kawasan agrowisata tersebut. Evaluasi penataan agrowisata kebun buah diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengoptimalkan agrowisata serta fasilitas pendukung yang ada sehingga dapat meningkatkan daya tarik suatu tempat wisata yang merupakan salah satu modal utama untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Dalam kegiatan
3
pengelolaan agrowisata kebun buah diperlukan manajemen yang baik mencakup kesesuaian tanaman dan lahan tersebut, serta kegiatan pengelolaan. Berdasarkan uraian diatas, maka Kebun Buah Mangunan ini mempunyai permasalahan : 1. Bagaimana karakteristik tanaman yang ada di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. 2. Bagaimana konsep penataan kawasan agrowisata di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan : 1.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi tanaman yang sudah ada di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.
2.
Menyusun
suatu
konsep
penataan
kawasan
agrowisata
dengan
memperhatikan komponen ekosistem yang terdapat di Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai identifikasi dan evaluasi tanaman yang sudah ada di Kebun Buah Mangunan dan menghasilkan konsep penataan kawasan agrowisata sebagai bahan kajian yang dapat memberikan saran kepada pengelola Kebun Buah Mangunan dan Lembaga Pemerintahan yang terkait (Dinas Pariwisata), sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan minat wisatawan untuk berkunjung. E. Batas Studi Penelitian ini hanya dilakukan di kawasan agrowisata Kebun Buah Mangunan di Kabupaten Bantul. Studi mengenai evaluasi tata letak kawasan agrowisata kebun buah diantaranya yaitu jenis tanaman yang sudah ditanam, fasilitas yang ada di area kebun buah dan rencana penataan kawasan agrowisata Kebun Buah Mangunan di Kota Yogyakarta dengan luas areal 23,341 hektar.
F. Keranga Pikir Penelitian
4
Menurut Santun Sitorus (2004) evaluasi sumber daya lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunanya, serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan pilihan penggunaan yang diharapkan berhasil. Kondisi fisiografi di Kebun Buah Mangunan tampak kurang tertata dengan rapi dan beragam. Hal ini diketahui bahwa informasi mengenai sebaran tanaman yang ditanam kurang jelas bagi wisatawan yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan. Dengan demikian pola pemanfaatan ruang kebun buah belum maksimal. Penyebaran tanaman yang ditanam seharusnya didasarkan oleh kesesuaian lahannya, sehingga tanaman dapat menghasilkan produksi yang berkualitas dan terlihat lebih menarik wisatawan untuk melakukan buah petik. Dasar dari evaluasi lahan adalah membandingkan persyaratan tumbuh yang diperlukan untuk penggunaan suatu lahan dengan potensi dari lahan tersebut. Oleh karena itu kerangka pikir evaluasi penataan kawasan agrowisata ini pada dasarnya menganalisis potensi lahan yang datanya dapat diperoleh dari analisis kondisi fisiografi wilayah Mangunan kemudian membandingkannya dengan persyaratan tumbuh pertanaman. Kondisi sosial berperan sebagai masyarakat sekitar yang ada di kawasan kebun baik pedagang, pengelola, maupun wisatawan yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan. Kerangka Pikir Penelitian yang disajikan gambar 1 menjelaskan bahwa hal pertama yang dapat dilakukan yaitu mengidentifikasi kondisi fisiografi wilayah. Analisis kondisi fisiografi wilayah adalah mengkaji kondisi iklim dan tanah secara fisik yang berada di wilayah penelitian yaitu dengan cara mengetahui data karakteristik dan fisiografi wilayah Kawasan Kebun Buah Mangunan Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, data ini dapat diperoleh dari BMKG setempat. Kemudian selanjutnya identifikasi kondisi eksisting pola pemanfaatan lahan di kawasan tersebut dengan mebandingkan syarat tumbuh tanaman. Identifikasi kondisi fisiografi dan eksisting merupakan data sekunder dalam penelitian karena didapatkan dari BAPPEDA. Selain itu, perlu diketahui juga kondisi sosial masyarakat sekitar sebagai data primer.
5
Data-data tersebut kemudian dievaluasi dengan cara membandingkan antara kondisi fisiografi wilayah dan kondisi eksisting tanaman, serta menyesuaikan dengan presepsi masyarakat sekitar. Output yang dihasilkan memiliki desain yang berwawasan edukasi dan wisata sehingga memunculkanpersepsi positif bagi pelaku wisata dan wisatawan, sebagaimana disajikan dalam Gambar 1. sebagai berikut : Kabupaten Bantul Kebun Buah Mangunan Dlingo Bantul Kondisi Fisiografi
Eksisting (Pola Pemanfatan Ruang Kebun Buah)
Kondisi Sosial
Identifikasi dan Evaluasi Lahan Presepsi Wisatawan Konsep penataan Kebun Buah Mangunan Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penataan Agrowisata Kebun Buah Mangunan di Yogyakarta Kabupaten Bantul
II.
TINJAUAN PUSTAKA A. Agrowisata
Agrowisata bermula dari ecoturism (wisata ekologi). Wisata ekologi dikembangkan di negara berkembang sebagai sebuah model pengembangan yang potensial untuk memelihara sumber daya alam dan mendukung proses perbaikan ekonomi ke aktivitas pengelolaan sumber daya, dan untuk memperoleh pendapatan bagi masyarakat lokal. Kegiatan agro mempunyai pengertian sebagai usaha pertanian dalam artian luas yaitu komoditas pertanian mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan sehingga pengertian agrowisata merupakan wisata yang memanfaatkan objek-objek wisata (Pamulardi, 2006). Agrowisata atau Agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatkan masyarakat sekitar, petani, pengelola wisata serta dapat melestarikan sumber daya lahan dan memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (ecoturism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan, atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu, pengelolaannya harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pengaturan dasar alaminya, yaitu meliputi kultur atau sejarah yang menarik, keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam ataupun kultur budaya masyarakat. 2. Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program pendidikan dari areal, termasuk lingkungan alami dan upaya konservasinya.
6
7
3. Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat hendaknya melindungi/ menjaga fasilitas atraksi yang digemari wisatawan, serta dapat berpartisipasi sebagai pemandu serta penyedia akomodasi dan makanan. 4. Dorongan meningkatkan konservasi. Wisata ekologi biasanya tanggap dan berperan aktif dalam upaya melindungi area, seperti mengidentifikasi burung dan satwa liar, memperbaiki lingkungan, serta memberikan penghargaan/fasilitas kepada pihak yang membantu melindungi lingkungan (Pusat Data dan Informasi, 2005) Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Menurut Pitana (2002) Beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk mengembangkan agrowisata, antara lain : 1. Menekan serendah-rendahnya dampak negatif terhadap alam dan kebudayaan yang dapat merusak daerah tujuan wisata. 2. Memberikan pembelajaran kepada wisatawan mengenai pentingnya suatu pelestarian. 3. Menekan pentingnya bisinis yang bertanggung jawab yang bekerjasama dengan unsur pemerintah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan penduduk lokal dan memberikan manfaat pada usaha pelestarian. 4. Mengarahkan keuntungan ekonomi secara langsung untuk tujuan pelestarian, manajemen sumberdaya alam dan kawasan yang dilindungi. 5. Memberikan penekanan pada kebutuhan zona pariwisata regional dan penataan serta pengelolaan tanaman-tanaman untuk tujuan wisata di kawasan-kawasan yang ditetapkan untuk tujuan wisata tersebut. 6. Memberikan penekanan pada kegunaan studi-studi berbasiskan lingkungan dan sosial, dan program-program jangka panjang, untuk mengevaluasi dan menekan serendah-rendahnya dampak pariwisata terhadap lingkungan. 7. Mendorong peningkatan manfaat ekonomi untuk negara, pebisnis, dan masyarakat, terutama penduduk yang tinggal di wilayah kawasan.
8
8. Berusaha untuk meyakinkan bahwa perkembangan tidak melampaui batasbatas sosial dan lingkungan yang diterima seperti yang ditetapkan para peneliti yang telah bekerjasama dengan penduduk lokal. 9. Mempercayakan pemanfaatan sumber energi, melindungi tumbuhtumbuhan dan binatang liar, dan menyesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya. Menurut Syamsu (2001) dalam Utama (2006) mengidentifikasi faktorfaktor keberhasilan dalam pengembangan agrowisata, di antaranya: 1. Kelangkaan Jika wisatawan melakukan wisata di suatu kawasan agrowisata, wisatawan mengaharapkan suguhan hamparan perkebunan atau taman yang mengandung usnur kelangkaan karena tanaman tersebut jarang di temukan di tempat wisata berasal. 2. Kealamiahan Kealamiahan
atraksi
agrowisata,
juga
akan
sangat
menentukan
keberlanjutan dari agrowisata yang dikembangkan. Jika obyek wisata tersebut telah tercemar atau penuh dengan kepalsuan, pastilah wisatawan akan merasa sangat tertipu dan akan mungkin berkunjung kembali. 3. Keunikan Keunikan dalam hal ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dengan obyek wisata yang ada. Keunikan dapat saja berupa budaya, tradisi, dan teknologi lokal dimana obyek wisata tersebut dikembangkan. 4. Perlibatan Tenaga Kerja Pengembangan agrowisata diharapkan dapat melibatkan tenaga kerja setempat, setidak-tidaknya meminimalkan tergusurnya masyarakat lokal akibat pengembangan obyek wisata. 5. Optimalisasi Penggunaan Lahan Obyek wisata agro berfungsi dengan baik bila lahan-lahan pertanian atau perkebunan dimanfaatkan secara optimal.
Apabila pengembangan
agrowisata berdampak positif terhadap pengelolaan lahan, sikap mengeksploitasi dengan semena-mena harus dapat dihindari.
9
6. Keadilan dan Pertimbangan Pemerataan Pengembangan agrowisata diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat petani/desa, penanaman modal/investor, regulator. Dengan melakukan koordinasi didalam pengembangan secara detail dari input-input yang ada. 7. Penataan Kawasan Agrowisata
pada
hakekatnya
merupakan
suatu
kegiatan
yang
mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk obyek wisata yang menarik.
B. Identifikasi dan Perencanaan Penataan Kawasan Agrowisata Dalam perancangan sebuah kawasan, tidak hanya memperhatikan bentuk dan estetika suatu kawasan tapi juga perlu mempertimbangkan aktivitas yang berlangsung didalamnya, karena perancangan dilakukan untuk manusia agar dapat melakukan aktivitasnya dengan nyaman. Perencanaan merupakan suatu bentuk alat yang sistematis yang diarahkan untuk mendapatkan tujuan dan maksud tertentu melalui pengaturan, pengarahan atau pengendalian terhadap proses pengembangan dan pembangunan. Perencanaan berorientasi kepada kepentingan masa depan terutama untuk mendapatkan suatu bentuk social good, dan umumnya dikategorikan sebagai pengelolaan (Nurisjah, 2001) dalam (Budiarjono, 2011). Dampak negatif terhadap alam umumnya terjadi sebagai akibat dari perencanaan dan pengelolaan yang kurang baik, misalnya perencanaan pengembangan kegiatan wisata yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan dan kurangnya pengetahuan kesadaran serta pendidikan masyarakat dan wisatawan terhadap kelestarian lingkungan (Soeriatmaja, 2000). Perkembangan pariwisata tanpa perencanaan dan pengelolaan yang baik akan mengakibatkan kehilangan dan penurunan mutu kawasan yang tidak diharapkan, sebagai akibatnya adalah hilangnya kawasan yang menarik bagi wisatawan. Suatu kawasan wisata yang baik dan berhasil apabila secara optimal didasarkan pada empat aspek, yaitu : 1. Mempertahankan kelestarian lingkungannya ;
10
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut; 3. Menjamin kepuasan pengunjung; 4. Meningkatkan keterpaduan dan unit pembangunan masyarakat di sekitar kawasan dan zona pengembangannya. C. Kebun Buah Mangunan Kebun Buah mangunan terletak di Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Lokasi Kebun Buah Mangunan berjarak sekitar 15 km dari ibukota Kabupaten Bantul dan 35 km dari pusat Kota Yogyakarta. Lokasi ini mulai dibangun oleh Permerintah Kabupaten Bantul pada tahun 2003 di atas lahan seluas 23,34 hektar pada ketinggian 150-200 m.dpl. Titik ketinggian tersebut membuat kawasan agrowisata ini memiliki udara yang sejuk serta pemandangan pegunungan seribu (Munawaroh, 2013) Wisatawan dapat menikmati keindahan pemandangan dari Kebun Buah Mangunan yaitu Pantai Parangritis pada bagian selatan, pemandangan Kota Bantul yang berada di bagian barat serta keelokan sungai oyo yang sangat curam. Potensi wisata yang bisa dilakukan wisatawan dengan mengamati berbagai macam buah-buahan yang ditata sesuai kondisi kemiringan bukit. D. Lanskap Kebun Buah Mangunan Secara landskap, kawasan agrowisata Kebun Buah sangat menarik dan unik. Salah satu lokasi menarik ada di gardu pandang. Wisatawan yang berkunjung ke kebun buah juga bisa melihat sungai dari kejauhan dan ditengah kawasan tersebut terdapat cekungan mata air, serta perbukitan dengan berbagai macam tanaman buah-buahan. Jenis buah-buahan yang ada di kebun buah Mangunan, antara lain: Durian, Jeruk, Belimbing, Mangga, Rambutan, Jambu Air, Jambu Kristal, Jambu Dersono, Sirsat, Alpokat, Pakel, Pisang, Sawo, Duku, serta Manggis. Di samping itu terdapat pula buah-buahan lain yang jumlahnya relatif sedikit seperti Matoa, Kelengkeng, Nangka, Pete, Jambu Biji, Cempedak dan Belimbing. Untuk menambah kesejukan selain tanaman buah-buahan terdapat pula tanaman Jati, king grass, pagar hidup berupa Salak, Magium dan Pinus. Tempat ini sesuai
11
bagi wisatawan yang ingin berwisata keluarga, pertemuan, pelatihan, wisata pendidikan lingkungan, dan outbond. Dalam perkembangannya berbagai fasilitas diberikan kenyamanan kepada pengunjung, antara lain kolam renang, jalan setapak, ruang pertemuan, penginapan, gazebo, lokasi parkir, kantin dan berbagai fasilitas yang lain. Infrastruktur jalan untuk menuju lokasi kebun buah juga sudah sangat bagus, sehingga pengunjung pun bisa langsung sampai ke lokasi kebun buah. E. Kesesuaian Lahan Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan tertentu. Kondisi lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (kesesuaian lahan aktual) atau setelah diadakan perbaikan (kesesuaian lahan potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukanmasukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan (Fagundez, 2011). F. Variabel Pengamatan Variabel yang akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini adalah : 1.
Kondisi fisik Kondisi fisik yaitu karakteristik fisik suatu wilayah yang dapat
mencerminkan potensi suatu wilayah. a. Luas lahan Luas lahan adalah cakupan wilayah yang dinyatakan dalam hektar (ha). Wilayah yang akan dihitung adalah wilayah lahan Kebun Buah Mangunan. b.
Kondisi kebun buah, meliputi variabel: 1) Tingkat keindahan panorama kebun buah yaitu kualitas keindahan pemandangan kebun buah dengan aneka ragam kenampakan permukaan bumi seperti puncak kebun buah, pemandangan dari atas bukit
12
2) Tingkat kebersihan kebun buah yaitu kualitas kebersihan kawasan kebun dari aktivitas masyarakat seperti wisatawan di sekitar kebun buah. 3) Keragaman kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan adalah jenis kegiatan wisata yang dapat dilakukan wistawan di objek wisata 4) Kelangkaan yaitu ciri pembeda yang menjadi daya tarik kawasan wisata c.
Aksesibilitas Aksesibilitas adalah kemudahan bergerak dari satu tempat ke tempat lain
dalam suatu kawasan, meliputi variabel : 1) Jarak dengan ibukota kabupaten adalah panjang jalan dari ibukota kabupaten ke Kebun Buah Mangunan dalam kilometer 2) Waktu tempuh menuju objek wisata yaitu lamanya waktu perjalanan menuju kawasan Kebun Buah Mangunan 3) Prasarana jalan menuju objek adalah kualitas jalan yang menunjukan Kebun Buah Mangunan 4) Ketersediaan sarana angkutan umum menuju objek adalah jenis dan jumlah alat transportasi yang tersedia menuju ke lokasi Kebun Buah Mangunan. d.
Ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata, yaitu jumlah dan keragaman
jasa wisata yaitu penginapan, gardu pandang, restoran, pusat informasi, tempat parkir, toilet/ WC umum, tempat ibadah gedung pertemuan umum dan outbound. 2.
Kondisi Non Fisik
a.
Pedagang di sekitar Kebun Buah Mangunan, meliputi variabel-variabel: 1) Umur adalah informasi tentang tanggal, bulan dan tahun dari waktu kelahiran responden menurut sistem kalender masehi (Sumber: BPS tahun 2012) 2) Jenis kelamin adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan (Sumber: BPS: tahun 2012) 3) Daerah asal adalah nama daerah tempat tinggal pedagang.
13
4) Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal menurut ijazah terakhir yang dimiliki 5) Jenis pekerjaan yaitu status pekerja seseorang dalam suatu perusahaan atau badan usaha sejenisnya tempat dimana ia bekerja (Sumber: BPS tahun 2012) 6) Partisipasi adalah peran serta pedagang dalam pengembangan objek agrowisata 7) Tanggapan pedagang adalah pendapat pedagang terhadap kondisi agrowisata b.
Karakteristik Wisatawan adalah kondisi yang melekat pada diri wisatawan
sebagai sifat khas yang meliputi karakteristik permintaan wisatawan dan segmentasi wisatawan. Variabel penelitian karakteristik permintaan dan segmentasi wisatawan mengacu pada teknik penilaian profil wisatawan yang dibuat oleh Pusat Antar Universitas (PAU) Studi Sosial Universitas Gadjah Mada dengan modifikasi oleh peneliti sebagai berikut : 1)
Profil Sosiodemografi, meliputi variabel : a)
Jenis kelamin adalah sifat jasmani yang membedakan dua makhluk
b)
Umur adalah jangka waktu yang digunakan seseorang selama kehidupannya di dunia, sejak ia lahir hingga saat ini.
c) 2)
Daerah asal wisatawan adalah tempat tinggal wisatawan yang sah. Profil Sosiopsikografi, meliputi variabel:
a)
Jenis alat transportasi yang digunakan adalah jenis angkutan yang digunakan wisatawan menuju ke daerah penelitian
b)
Pilihan pola perjalanan adalah bentuk perjalanan yang biasa dan disukai oleh wisatawan dalam setiap aktivitas wisatanya yang berupa perjalanan sendiri, kelompok maupun keluarga.
c)
Motivasi kunjungan adalah faktor-faktor yang mendorong wisatawan untuk melaksanakan perjalanan kegiatan wisata
d)
Banyaknya kunjungan adalah jumlah kedatangan yang dilakukan oleh wistawan dalam mengunjungi daerah penelitian
e)
Lama kunjungan adalah waktu yang dipergunakan wisatawan untuk melakukan kegiatan wisatawan
14
f)
Sumber informasi adalah cara wisatawan memperoleh informasi objek wisata.
g)
Tanggapan tentang kebersihan adalah keadaan yang menggambarkan pendapat dan kesan wisatawan yang diperoleh dengan melakukan kegiatan wisata di daerah penelitian.
h)
Tanggapan tentang kepuasan berwisata adalah keadaan yang menggambarkan pendapat dan kesan wisatawan yang diperoleh setelah melakukan kegiatan wisata di daerah penelitian
i)
Tanggapam tentang jenis atraksi wisata yang menarik adalah keadaan yang menggambarkan pendapat dan kesan wisatawan terhadap jenis kegiatan yang menarik di objek wisata.
j)
Tanggapan tentang kondisi fasilitas adalah pendapat dan kesan yang dimiliki wisatawan terhadap kondisi fasilitas wisata di daerah penelitian.
k)
Tanggapan tentang keinginan berkunjung kembali adalah keadaan yang menggambarkan pendapat dan kesan yang dimiliki wisatawan terhadap keinginan berkunjung kembali ke daerah penelitian.
l)
Saran-saran adalah pendapat yang disampaikan wisatawan yang berupa usulan sebagai bahan masukan pengembangan wisata.
c.
Profil pengelola Kebun Buah Mangunan 1)
Umur adalah informasi tentang tanggal, bulan dan tahun dari waktu kelahiran responden menurut sistem kalender masehi (Sumber: BPS tahun 2012)
2)
Jenis kelamin adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan (Sumber: BPS: tahun 2012)
3)
Daerah Asal adalah nama daerah tempat tinggal (dusun) pengelola
4)
Macam jabatan yaitu jenis pekerjaan dan kedudukan di objek wisata.
5) Tingkat pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal menurut ijazah terakhir yang dimiliki.
15
6) Tanggapan pengelola Kebun Buah Mangunan adalah pendapat pengelola mengenai kondisi objek wisata. G. Teknik Pengumpulan Data dan Alat yang digunakan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1.
Observasi Menurut Suharsimi Arikunto (2010) dalam Antoro (2014) Observasi
adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata dan dengan pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data fisik lokasi penelitian antara lain luas lahan, kondisi kebun, kondisi hidrologi, jenis penggunaan lahan, aksesibilitas, dan ketersediaan sarana dan prasarana. Identifikasi fisik tersebut dapat digunakan untuk arahan pengembangan tempat wisata di masa yang akan datang. Alat yang digunakan adalah checklist yaitu daftar pemeriksaan (pengamatan) dan kamera digital. 2.
Wawancara Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara tanya jawab, yang
dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian Moh. Pabandu Tika (2005) dalam Antoro (2014). Wawancara ini ditujukan kepada wisatawan, pedagang dan pengelola sekitar objek wisata Kebun Buah Mangunan berupa kuesioner. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dan data tentang faktor penghambat dan faktor pendukung pengembangan pariwisata. 3.
Dokumentasi Dokumentasi adalah metode untuk mencari data tentang variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, leger, agenda dan sebagainya Suharsimi Arikunto (2002) dalam Antoro (2014). Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang terkait dengan penelitian, yaitu data pendapatan objek, data jumlah wisatawan, data monografi penduduk daerah penelitian, peta administratif dan lain-lain. Data dikumpulkan dari Pengelola Kebun Buah Mangunan dan instansi terkait lainnya. Data yang
16
dikumpulkan berupa catatan, buku atau arsip serta gambar tentang daerah penelitian. Alat yang digunakan dalam pengambilan data adalah flashdisk untuk menyimpan data dalam bentuk soft file dan kamera digital.
III.
KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Wilayah Studi
1. Kabupaten Bantul Wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak paling selatan di mana secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 7,73440-8,00750 Lintang Selatan dan 110,209440-110,518890 Bujur Timur, dengan batas batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara
:
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman;
- Sebelah Selatan :
Samudra Indonesia;
- Sebelah Barat
Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman;
:
- Sebelah Timur :
Kabupaten Gunung kidul.
Peta Kabupaten Bantul telah disajikan dalam Gambar 2. sebagai berikut :
Gambar 1. Peta Batas Wilayah Kabupaten Bantul Sumber : Bappeda, 2013 Desa Mangunan terletak di Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan koordinat 7°56’25,16” Lintang Selatan dan 110°25’28,72” Bujur Timur. Kecamatan Dlingo, berjarak sekitar 28 kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Lokasi Desa Mangunan tepatnya berada di Kecamatan Dlingo. Desa Mangunan terdapat sebuah kebun buah yang dikelola oleh Dinas Pertanian dan
17
18
Kehutanan Kabupaten Bantul seluas 23,4 hektar. Kawasan Kebun Buah Mangunan memiliki batas-batas sebagai berikut : -
Sebelah Utara
:
Dusun Beni Bendo
-
Sebelah Timur
:
Dusun Kaligoro
-
Sebelah Selatan :
Sungai Oya di Dusun Kedungmiri, Imogiri
-
Sebelah Barat
Dusun Cempluk
:
Peta Kecamatan Dlingo telah disajikan dalam Gambar 3. sebagai berikut :
PETA WILAYAH KECAMATAN DLINGO
Gambar 3. Peta Wilayah Kecamatan Dlingo Sumber : Kantor Kecamatan Dlingo, 2015 2. Iklim, Topografi dan Tanah Menurut Pemerintah Kabupaten Bantul Kacamatan Dlingo (2015) Kecamatan Dlingo memiliki ketinggian 150-325 meter diatas permukaan laut (dpl) dan suhu ratarata memiliki suhu antara 240C sampai 320C dengan kemiringan 440 dan CH (Curah
19
Hujan) 90,76 mm/tahun, serta kelembaban udara 70% - 85%. Wilayah ini sebagian besar tanahnya grumosol dan andosol dengan didominasi oleh lempung, berwarna merah dan padas.
B. Kondisi Sosial dan Ekonomi 1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Desa Mangunan, Kec. Dlingo, Kab. Bantul adalah 4.745 jiwa dengan rincian 2.355 jiwa laki-laki dan 2.390 jiwa perempuan. Luas wilayah Desa Mangunan ini sebesar 952,37 hektar. Jumlah penduduk yang meningkat akan mengakibatkan tingginya kepadatan penduduk. Pembagian jumlah penduduk Desa Mangunan dapat dilihat dalam tabel 1. sebagai berikut : Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Mangunan Kec. Dlingo Kab. Bantul No Umur Laki-Laki (Jiwa) % Perempuan (Jiwa) 1 0-4 106 4,50 100 2 5-9 165 7,01 145 3 10-14 177 7,52 156 4 15-19 172 7,30 155 5 20-24 183 7,77 201 6 25-29 162 6,88 198 7 30-34 166 7,05 174 8 35-39 190 8,07 164 9 40-44 189 8,03 166 10 45-49 173 7,35 198 11 50-54 147 6,24 163 12 55-59 145 6,16 151 13 60-64 113 4,80 133 14 65-69 86 3,65 96 15 70-74 80 3,40 76 16 >75 101 4,29 114 Jumlah 2355 2390 Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil
% Jumlah 4,18 206 6,07 310 6,53 333 6,49 327 8,41 384 8,28 360 7,28 340 6,86 354 6,95 355 8,28 371 6,82 310 6,32 296 5,56 246 4,02 182 3,18 156 4,77 215 4745
Tabel 1 menyatakan bahwa jumlah penduduk dari kelompok umur terendah sampai tertua paling banyak terdapat pada perempuan yaitu 2390 jiwa, sedangkan
20
untuk laki-laki adalah 2355 jiwa. Jumlah laki-laki terbanyak terdapat pada umur 35-39 yaitu 190 jiwa atau 8,07%, sedangkan jumlah perempuan terbanyak terdapat pada umur 25-29 dan 45-49 yaitu 190 jiwa atau 8,07%. 2. Kepadatan Penduduk dan Sebaran Usia Kepadatan penduduk seringkali menimbulkan permasalahan dalam penataan keruangan akibat besarnya tekanan penduduk di suatu wilayah. Pada daerah-daerah yang penduduknya padat dan persebarannya tidak merata akan menghadapi masalah-masalah seperti masalah perumahan, masalah pekerjaan, masalah pendidikan, masalah pangan, masalah keamanan dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan (Soejani, dkk, 1987). Kepadatan penduduk dan sebaran usia penduduk Desa Mangunan dapat dilihat dalam Tabel 2, sebagai berikut : Tabel 2. Kepadatan penduduk Desa Mangunan Kec. Dlingo Kab. Bantul No Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 0-4 106 100 206 2 5-9 165 145 310 3 10-14 177 156 333 4 15-19 172 155 327 5 20-24 183 201 384 6 25-29 162 198 360 7 30-34 166 174 340 8 35-39 190 164 354 9 40-44 189 166 355 10 45-49 173 198 371 11 50-54 147 163 310 12 55-59 145 151 296 13 60-64 113 133 246 14 65-69 86 96 182 15 70-74 80 76 156 16 >75 101 114 215 Jumlah 2355 2390 4745 Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil, 2015
21
3. Pendidikan Menurut Grilick (1977) dalam Porteous (2014), semakin tinggi pendidikan seseorang maka persepsinya akan semakin baik. Jika melihat Tabel 1, maka jumlah anak didik yang terdapat di desa mangunan tersebut relatif banyak yaitu sebanyak 4.745 siswa. Dari jumlah itu terbagi dalam kelompok menurut pendidikan sebagai berikut : Tabel 4. Pendidikan penduduk Desa Mangunan Kec. Dlingo Kab. Bantul Jenis Kela min LakiLaki Perem puan Jumla h
Tidak Belum Tamat Sekolah Tamat SD SD
Tamat SMP
Tamat SMA
D 2
D S S 3 1 2 8
538
72
858
484
356
1 2
624
90
825
519
295
7
1162
162
1683
1003
651
1 9
1 3 2 1
2 2 5 1 0 7 4 2 2
S Jumlah 3 0
2355
0
2390
0
4745
Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil, 2015 Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi anak-anak tetapi melihat data yang terdapat dalam (Tabel 4) menunjukkan bahwa belum semua anak-anak yang berada di desa mangunan mengenyam pendidikan. Dari jumlah 4.745 usia anak sekolah yang berada di desa mangunan terdapat 1.162 anak yang tidak sekolah 24,49 % anak yang tidak mengenyam bangku sekolah. Hal ini diduga terjadi karena beberapa faktor yaitu ekonomi, jarak (tempat tinggal dengan sekolah) atau faktor lingkungan. Selain itu jumlah tamatan perguruan tinggi yang ada juga masih jauh dari cukup. Jumlah tamatan perguruan tinggi di desa mangunan ini hanya 84 orang ini berarti hanya 1,77 % dari jumlah penduduk. Akan tetapi semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi lambat laun jumlah anak didik yang berada di desa mangunan semakin bertambah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah anak didik yang berada di bangku sekolah SD sebanyak 162 (3,41%), tamat sd sebanyak 1.682 siswa (35,44%). Dengan jumlah tamatan sd yang sebesar itu diharapkan dunia pendidikan di Desa Mangunan tidak ketinggalan dengan desa yang berada di sekelilingnya, dan
22
pendidikan kualitas pendudukan yang berada di Desa Mangunan semakin bertambah.
4. Mata Pencaharian Secara umum mata pencaharian warga Desa Mangunan dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti : pengurus rumah tangga, pelajar/mahasiswa, petani, petani penggarap, buruh tani/perkebunan, pedagang, jasa pengangkutan, PNS, TNI/Polri, pensiunan, industry, nelayan, peternak, karyawan honorer, buruh harian lepas, tukang batu, tukang kayu, juru masak dan wiraswasta. Mata pencaharian penduduk Desa Mangunan secara rinci telah disajikan dalam tabel 3. sebagai berikut : Tabel 3. Jenis Mata Pencaharian (bagi umur 10 tahun keatas) N o
Pekerjaan
1 2 3 4 5
Mengurus Rumah Tangga Pelajar/mahasiswa Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Tentara Nasional Indonesia (TNI) 6 Kepolisian RI (Polri) 7 Perdagangan 8 Petani/pekebun 9 Peternak 10 Karyawan swasta 11 Buruh harian lepas 12 13 14 15 16 17 18
Buruh tani/perkebunan Tukang batu Tukang kayu Ustadz/mubaligh Juru masak Dokter Perawat
Jenis Kelamin LakiPerempu Laki an 0 58 272 283 16 1 31 12 3 0
Jumlah (orang)
%
58
1,25
555 17
11,99 0,37
43 3
0,93 0,06
1 0 367 1 52 197
0 1 501 0 46 106
1 1 868 1 98
0,02 0,02 18,75 0,02 2,12
303
527 1 5 1 0 1 0
302 1 5 0 15 1 1
829 2
6,5 4 17,90 0,04
10 1
0,22 0,02
15 2
0,32 0,04
1
0,02
23
19 20 21 22 23 24
Sopir Pedagang Perangkat Desa Kepala Desa Wiraswasta Pekerjaan Lainnya
2 22 13 1 543 359
Jumlah
0 9 4 0 498 371
2 31 17 1 1041 730 4630
0,04 0,67 0,37 0,02 22,48 15,77 100,00
Sumber : Dinas Catatan Penduduk Sipil, 2015 Berdasarkan Tabel 10. Penduduk Desa Mangunan sebagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 22,48 %. Sisanya penduduk desa mangunan bermata pencaharian sebagai petani/pekebun (18,75 %), buruh tani/perkebunan (17,90 %), pelajar/mahasiswa (11,99 %), buruh harian lepas (6,54 %), karyawan swasta (2,12 %), mengurus rumah tangga (1,25 %), pegawai negeri sipil (PNS) (0,93 %), pedagang (0,67 %) pensiunan dan perangkat desa (0,37 %), juru masak (0,32 %), tukang kayu (0,22 %), tentara nasional Indonesia (TNI) (0,06 %), tukang kayu, dokter dan sopir (0,04), kepolisian RI (Polri), perdagangan, peternak, ustadz/mubaligh, perawat, kepala desa (0,02 %) dan pekerjaan lainnya (15,77 %). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk desa mangunan mayoritas mata pencahariannya sebagai petani dan buruh tani. Kesesuaian antara penggunaan lahan dengan mata pencaharian penduduk desa mangunan cukup baik karena sebagian besar penggunakan lahan digunakan untuk areal pertanian. Selain itu faktor lingkungan juga memberikan andil dalam membentuk pola fikir masyarakat Desa Mangunan yang sebagian besar masih bermatapencaharian sebagai petani, karena bertani sudah diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dari usia dini. Seperti kebanyakan penduduk yang berada di daerah dataran tinggi masyarakat desa mangunan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani (tabel 10). Hal ini dikarenakan selain faktor lingkungan yang mempengaruhi faktor sdm yang masih sangat kurang baik cara pola pikirnya maupun tata cara kehidupannya setiap hari
IV.
TATA CARA PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Buah Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember sampai bulan Februari 2015. B. Metode penelitian dan Analisis Data 1. Metode Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi observasi dengan cara purposive. Purposive adalah suatu teknik penentuan lokasi penelitian secara berdasarkan atas pertimbangan– pertimbangan tertentu Antara (2009) dalam Sugaepi (2013). Lokasi yang dipilih pada penelitian ini yaitu di Desa Mangunan. Pemilihan lokasi ini sengaja dipilih berdasarkan tujuan penelitian yaitu evaluasi penataan kawasan agrowisata Kebun Buah Mangunan. Peta Desa Mangunan telah ditunjukkan dalam Gambar 4. sebagai berikut :
Gambar 4. Peta Desa Mangunan Sumber : Kantor Badan Pertanahan Nasional, 2015
24
25
Penataan komoditas buah-buahan yang terdapat di Kebun Buah Mangunan dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 1. 2. Metode Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili karakteristik suatu populasi Kusmayadi (2004) dalam Antoro (2014). 1)
Pedagang Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sampel total (total
sampling) atau sensus dengan mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel secara keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan infromasi yang spesifik. Menurut Usman & Akbar (2008) dalam Farhatin (2009) Dalam penelitian dengan jumlah populasi relatif kecil dan relatif mudah dijangkau digunakan metode total sampling. Dengan metode pengambilan sampel ini diharapkan hasilnya dapat
cenderung lebih mendekati nilai sesungguhnya dan diharapkan dapat memperkecil pula terjadinya kesalahan/penyimpangan. Sampel yang diambil adalah pedagang yang berjualan di kawasan Kebun Buah Mangunan. Jumlah reponden ada 5 orang.
2) Wisatawan Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik insidental Sampling Qouta yaitu menentukan sampel dari populsi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan Sugiyono (2010) dalam Antoro (2014). Anggota sampel adalah wisatawan pada waktu pengambilan data. Syarat pengambilan sampel yaitu siapa saja yang berkunjung ke Kebun Buah Mangunan dan kuesioner diberikan dengan mempertimbangkan aspek umur. Secara teknis proses penelitian dilakukan adalah membagi kuesioner kepada responden berdasarkan jenis rombongan, usia, dan tingkat pendidikan. Jenis rombongan dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu sendiri/berdua, rombongan kecil (keluarga), dan rombongan besar (RT, sekolah, perusahaan, dll). Jenis usia pengunjung dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu 10-30 thn, 31-40 thn, >40 thn. Tingkat pendidikan dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu SD, SMP, SMA, Akademi, dan Sarjana (S1, S2, S3). Sampel
26
ditentukan dengan rumus Slovin menurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000) sebagai N
berikut: n = 1+N(𝑒)2 n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N= Ukuran Populasi (N=75.854) e = Margin Eror yang diperkenankan yaitu 0,1 Wisatawan Kebun Buah Mangunan pada tahun 2014 dari awal bulan Januari sampai bulan Desember 2014 adalah 90.398 jiwa (Sumber: Pengelola Kebun Buah Mangunan, didapat pada tanggal 11 November 2015). Maka jumlah sampel dapat dihitung dengan rumus Slovin sebagai berikut: n=
90.398 1 + 90.398 (0,01) n=
90.398 904,98
n = 99,8895 di bulatkan menjadi 100 Berdasarkan perhitungan kesalahan yang diinginkan 10 %, maka diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 100 wisatawan pada hari yang berbeda di agrowisata Kebun Buah Mangunan. Anggota sampel adalah siapa saja yang berkunjung ke Kawasan Kebun Buah Mangunan pada bulan Desember. 3) Pengelola Objek Wisata Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sampel total (total sampling) atau sensus dengan mengambil satu kelompok populasi sebagai sampel secara keseluruhan dan menggunakan kuesioner yang terstruktur sebagai alat pengumpulan data yang pokok untuk mendapatkan infromasi yang spesifik Menurut Usman & Akbar (2008) dalam Farhatin (2009) Dalam penelitian dengan jumlah populasi relatif kecil dan relatif mudah dijangkau digunakan metode total sampling. Dengan metode pengambilan sampel ini diharapkan hasilnya dapat
cenderung mendekati nilai sesungguhnya dan diharapkan dapat memperkecil terjadinya kesalahan. Sampel pengelola dalam penelitian ini berjumlah 23 orang, terdiri dari: penasehat, ketua, sekertaris, bendahara, bidang keamanan, bidang
27
acara, bidang kebersihan, bidang pembangunan, bidang parkir, bidang MCK (Sumber : Pengelola Kebun Buah Mangunan). 3. Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan kuesioner sebagai pengumpul data yang pokok. Teknis pelaksanaan penelitian dilakukan dengan observasi, kuesioner, dan pengumpulan data sekunder. Penelitian
ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskriptif dan spasial. Menurut Sugiyono (2009) informasi deskriptif adalah gambaran lengkap tentang keadaan obyek yang diteliti. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan penjelasan berdasarkan fakta, data, dan informasi yang diperoleh selama penelitian yang kemudian dibuat dalam bentuk tabel dan gambar. Analisis deskriptif bertujuan untuk mempelajari persepsi dan aktivitas pengunjung di Kebun Buah Mangunan, mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pengalaman yang mereka dapatkan dari kegiatan agrowisata tersebut, serta mengevaluasi kualitas fasilitas yang ada. Pengolahan data hasil survei dilakukan dengan menghitung persentase yang didapatkan dari quisioner.
Analisis spasial untuk menentukan pola penataan yang dilakukan dengan cara zonasi kawasan. Analisis spasial dilakukan dengan menumpangsusunkan beberapa data spasial (lokasi vegetasi/tanaman) untuk menghasilkan unit pemetaan baru. Sistem proyeksi dan koordinat yang digunakan adalah Universal Transverse Mercator (UTM). Sistem koordinat dari UTM adalah meter sehingga membutuhkan informasi dimensi-dimensi linier seperti jarak dan luas sebagai pemetaan tematik. Proses analisis dilakukan menggunakan ArcGIS yang meliputi perencanaan dan arsitektur wilayah (Longley, 2001).
C. Jenis Data Pengumpulan data untuk memperoleh gambaran lengkap tentang kondisi tapak, dilakukan melalui pengambilan data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan berupa, hasil observasi, penyebaran kuisioner dan hasil wawancara
28
secara langsung dengan masyarakat sekitar dan wisatawan yang berkunjung. Data sekunder berupa laporan studi pustaka atau litelatur, instansi pemerintah terkait, serta dokumen lain seperti dari buku, jurnal, data BAPPEDA. Jenis data yang akan digunakan disajikan dalam tabel 6. sebagai berikut : Tabel 6. Jenis Data Penelitan No Jenis Data Lingkup 1 Peta 1) Kab. Bantul Wilayah dan 2) Kec. Dlingo Peta 3) Desa Mangunan Topografi
2
Geografis wilayah
3
Iklim
4
Kondisi Sosial
5
Persepsi Masyarakat
1) Batas Wilayah 2) Luas Wilayah 3) Ketinggian Tempat 1) Suhu udara 2) CH (Curah Hujan) 3) Kelembaban Udara 1) Jumlah Penduduk 2) Kepadatan Penduduk 3) Mata Pencaharian 4) Pendidikan 5) Sebaran Usia Perancangan Konsep
Bentuk Data Sumber Hard & soft Internet, Kantor copy Kec. Dlingo, Kantor BPN, dan Administrasi Kebun Buah Mangunan Hard & soft BAPPEDA dan copy Pengelola Kebun Buah Mangunan Hard & soft BMKG, copy BAPPEDA dan Pengelola Kebun Buah Mangunan Soft copy BAPPEDA dan Dinas Catatan Penduduk Sipil
Kuisioner dan Data Primer wawancara
D. Luaran Penelitian Luaran penelitian yang diharapkan dari penelitian ini yaitu menghasilkan sebuah Konsep Penataan Kawasan Agrowisata Kebun Buah Mangunan yang tertuang didalam dalam bentuk naskah skripsi dan poster berukuran 60 x 90 cm.
29
E. Jadual Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai 27 Desember s/d 27 Februari 2015 dengan tahap sebagai berikut : Tabel 6. Jadwal Penelitian No Uraian Kegiatan 1 2 3 4
5
6 7 8
Persiapan Survei pendahuluan Perijinan Pengambilan data a. Survei lapangan b. Data sekunder Identifikasi Tanaman dan Penyebaran Quisioner Pembuatan Peta Pentaan Kawasan Analisis data Penyusunan laporan
Tahun 2015 Desembe Januari Februari r X X X X
X
X X X
DAFTAR PUSTAKA Antoro. 2014. Metode Penelitian. digilib.unila.ac.id/550/8/I%20Gede_ Ariawan_BAB%20III.pdf. Diakses tanggal 15 Juni 2015 Budiarjono, 2011. Agrowisata Kebun Buah Mangunan. https://gudeg.net/id/ directory/11/1846/Kebun-Buah-mangunanYogyakarta.html#.VSSv8Nyqqko Diakses 1 Juni 2015 Deptan. 2005. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. http//databasedeptan.go.id. Diakses tanggal 1 April 2015.
Dalam.
Efendi, S dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Penerbit LP3ES. Jakarta. Erfanto Linangkung. 2015. Kebun Buah Mangunan Belum Berkontribusi ke PAD. http://www.koran-sindo.com/read/950345/151/kebun-buah-mangunanbelum-berkontribusi-ke-pad-1421208162. Diakses tanggal 28 Februari 2015 Farhatin Ladia. 2009. Pengaruh Motivasi - Metodologi. lib.ui.ac.id/file?file= digital/127612...Metodologi.pdf. Diakses 09 Desember 2015. Fagundez, 2011. Konsep Evaluasi Kesesuaian Lahan. https://lukalama.wordpress. com/2011/11/11/konsep-evaluasi-kesesuaian-lahan/. Diakses tanggal 8 April 2015 Gunawan Budiyanto. 2014. Manajemen Sumberdaya Lahan. Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta. 253 halaman Kusmayadi dan Sugiarto. 2000. Potensi Pariwisata Pantai Goa Cemara. eprints.uny.ac.id/18319/. Diakses 09 Juli 2015. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta. Munawaroh, S. 2013. Agrowisata Buah Mangunan Kecamatan Dlingo Bantul Yogyakarta. http://www.bpadjogja.info/file/Agrowisata_Buah_Mangunan. pdf. Diakses tanggal 27 Februari 2015 Pakpahan. 2014. Kebun Buah Mangunan. http://www.harianjogja.com /baca/2014/06/01/kebun-buah-mangunan-dispertanhut-bantul-upayakantanaman-berbuah-sepanjang-tahun-510773. Diakses tanggal 1 April 2015. Pamulardi, Bambang. 2006. Pengembangan Agrowisata Berwawasan Lingkungan http://eprints.undip.ac.id/15372/1/Bambang_Pamulardi.pdf. Diakses 9 April 2015.
30
Pemerintah Kabupaten Bantul. 2015. Data Pokok Pembangunan Sumberdaya Alam Obyek Wisata. http://www.bantulkab.go.id/datapokok/0702_obyek_wisata. html. Diakses tanggal 27 November 2015 Pitana. 2002. Perencanaan Lanskap Bagi Pengembangan Agrowisata Di Kawasan. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/1446/4/A08bae.pdf Diakses tanggal 22 Mei 2015. Pusat Data dan Informasi. 2005. Kegiatan Konservasi Alam di Indonesia. http://ditjenphka.dephut.go.id/phka/sejarah/. Diakses tanggal 28 Februari 2015. Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroklimat. 2013. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani .http://database.deptan.go.id/agrowisata/ viewfitur.asp? id=3. Diakses 09 Mei 2015 Rustiadi, E dan Saefulhakim, S. & Panuju, D.R. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Bogor. Sastrayuda, Gumelar. 2010. Pengembangan Agrowisata. http://file.upi.edu/.../ PENGEMBANGAN_KAWASAN_AGROWISATA.pdf. Diakses 5 November 2015. Setyorini. 2012. Analisis Kepadatan Penduduk Dan Proyeksi Kebutuhan Permukiman Kecamatan Depok Sleman Tahun 2010-2015. eprints.ums.ac.id/20301/2/BAB_I.pdf. Diakses 5 November 2015 Sitorus, Santun R. P. 2004. Daftar Pustaka Ref-UPI. http://aresearch.upi.edu/operator/ upload/s_geo_0704020_bibliografy.pdf. Diakses 5 November 2015 Soeriatmaja. 2000. Perpustakaan BAPPENAS Penataan Kawasan Agrowisata. http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/129678%5B_Konten_%5D-Konten%20C7106.pdf. Diakses tanggal 24 Juli 2015. Sugaepi. 2013. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Point of Reward dan Sikap Demokratis terhadap Hasil Belajar Peserta Dididk dalam Mata Pelajaran PKN. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualititaf dan R&D. Alfabeta. Bandung. Triseptyanti, Ratna. 2008. Persepsi dan aktivitas pengunjung agrowisata Kebun buah di taman Wisata mekarsari bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream /handle/123456789/1423/A08atr.pdf;jsessionid=6576FA0704BFB7E285750 274365EA7F2?sequence=4. Diakses 5 November 2015
31
Utama, Rai. 2006. Artikel Pariwisata: Agrowisata. Artikel.blogsource.com. Diakses 09 Mei 2015 Uwantoro, Gamal. 2001. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi: Yogyakarta. Yogi. 2011. Lanskap Kebun Buah Mangunan. https://yogikgikjourn. wordpress. com /2011/01/ Diakses tanggal 1 April 2015.
32