EKSPLORASI MOTIF BATU NGAMPAR DENGAN TEKNIK BORDIR PADA BUSANA KASUAL ELEGAN Prafitra Viniani
Dr. Kahfiati Kahdar, MA.
Program Studi Sarjana Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected] Kata Kunci: tasikmalaya, batu ngampar, bordir, kasual elegan Abstrak Motif batu ngampar memiliki ciri berwarna coklat dengan bentuk yang sederhana. Batik dengan motif ini tidak diproduksi lagi karena sebagian besar konsumen kini cenderung menyukai batik tasikmalaya dengan motif yang rumit dengan warna yang cerah dan sudah tidak dikenal lagi oleh masyarakat. Eksplorasi motif batu ngampar pada penelitian ini dilakukan karena memiliki motif yang sederhana tapi dapat menjadi menarik jika dipadukan dalam bentuk bordir. Busana kasual merupakan pilihan ketika penampilan ingin terlihat santai namun masih terlihat rapi, merupakan sebuah gagasan yang tepat untuk menghasilkan gabungan yang baik antara eksplorasi dengan trend yang sedang berkembang di masyakat. Mengingat motif yang dikembangkan tidak memiliki struktur yang kaku dan rumit maka dapat sejalan dengan busana kasual yang dipadankan dengan olah latar bordir sebagai pembentuk motif tersebut untuk menambah kesan elegan.
Abstract Batu Ngampar motif has a characteristic with brown color dan simple pattren shapes. Batik with Batu Ngampar motif no longer manufactured because most consumers like batik tasikmalaya with bright colors and attractive motif then no longer recognized by the community. Exploration of Batu Ngampar motif in the research is because it has a simple motif, but can be interesting if combined with embroidery. Casual elegant clothing is an option when it looks like to look casual but still looks neat is an appropriate idea to produce a good combination between explorations with a growing trend in society. Given the motives which have not developed a rigid and complex structure, it can be in line with a casual elegant dress paired with embroidery as forming the elegant image.
Indonesia memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan perekonomian bangsa dari sektor industri kreatif, khususnya dibidang fashion. Kini yang menjadi daya tarik bagi para konsumen adalah produk dengan motif-motif tradisional yang diolah secara modern. Berdasarkan fenomena ini, maka munculah sebuah kesadaran untuk membuat produk dengan memanfaatkan motif tradisional sebagai identitas dari produk tersebut.
1.
Pendahuluan
Motif batu ngampar berasal dari tasikmalaya, merupakan sebuah pengamatan pada alam yang dilakukan oleh pengrajin dalam berkarya, karena batik tasikmalaya sering dipengaruhi oleh perbedaan letak geografis, adat istiadat, dan kesenian. Wilayah Tasikmalaya terletak di jalur litas Jawa Barat bagian selatan dengan bagian utaranya sehingga perkembangan perokonomian dan budayanya sangat pesat dan mendapatkan banyak pengaruh dari berbagai wilayah. Batik dengan motif ini mengunakan tiga kali pencelupan warna yaitu krem, coklat tua, kemuadian hitam (Pradito, 2010:41). Nama motif batu ngampar berhubungan dengan sejarah nama kota tersebut. Tasikmalaya berasal dari kata Tasik dan Laya yang dalam bahasa Sunda berarti keusik ngalayah, atau pasir terhampar di mana-mana (Dinas Kebudayaan Pariwisata Seksi Bina Sejarah dan Purbakala, 12.11.2011).
Gambar 1. Batik Batu Ngampar (Sumber: Pradito, 2010:43)
Bordir adalah sebuah teknik dengan media benang yang dijalinkan pada bidang berupa kain atau kulit dengan menggunakan jarum dengan tujuan membentuk suatu motif untuk menghias. 1. Teknik Manual Teknik bordir manual ini sama seperti menjahit pada umumnya hanya ada pengembangan variasi dalam segi tusukan dan menggunakan alat bantu berupa pambidangan yang berfungsi untuk membentangkan kain. Tusuk jait atau tusuk hias adalah suatu teknik dalam menjahit atau menyulam secara manual menggunakan jarum sebagai alat menyatukan bengang pada kain, yang berfungsi untuk menyatukan kain, dan menghias kain. 2 Teknik Mesin jait Umum Setelah ditemukannya mesin jait, teknik bordir yang sebelumnya menggunakan teknik manual dengan tangan dipraktekkan dengan mesin jaihit. Walaupun memiliki ketebatasan dalam hal ruang gerak jarum. Mesin ini mampu mengerjakan sulaman lebih cepat dibandingkan mengunakan tangan.
2
3 Teknik Mesin Jait Bordir Mesin bordir sama dengan mesin jahit biasa, hanya ada kelebihan pada tusukan jarum yang lebih leluasa. Lebar dan lurusnya loncatan jarum digerakan oleh mesin mengunakan pedal yang ada pada lutut. Hasil dari bordir ini sama dengan mengunakan mesin jait hitam pada umumnya ketika telah mengunakan dinamo. Kebanyakan industri bordir di Indonesia mengunakan mesin ini sehingga menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitarnya 4 Mesin Bordir Komputer Mesin jahit komputer dikerjakan secara komputerisasi memalui proses pemrograman. Kelebihan dari mesin bordir ini dapat membuat produksi yang lebih banyak, cepat, dan rapi. Untuk menghasilkan kualitas yang bermutu, harus didukung oleh keterampilan yang baik. 5 Karancang Karancang atau terawang adalah teknik tutupan kecil yang dibentuk berbagai rupa, bahkan dibentuk bebas sesuai kebutuhan, yang biasanya untuk variasi sebagai motif dan kadang dilubangi dengan cara disolder atau digunting. Busana mengacu pada apapun untuk menutupi tubuh manusia. Mengenakan busana secara eksklusif membentuk karakteristik manusia dan merupakan fitur dari hampir semua masyarakat. Menurut Steven Faerm pada bukunya Winning Collection Fashion Design dalam mendesain sebuah busana seorang fashion desainer harus dapat memperhatikan aspek yang menjadi kunci bagi sebuah koleksi busana yang dapat diterima oleh masyarakat, yaitu dengan cara menentukan fungsi dan market yang akan di capai dari busana yang akan diciptakan. Kunci tersebut diantaranya: 1. Warna Warna dapat mempengaruhi mood, material, siluet dan tampilan dari sebuah koleksi dengan penglihatan yang kuat dan memberi pengaruh terhadap emosi, karena warna memberikan sebuah perkenalan yang cepat bagi yang melihatnya 2. Desain and Struktur Saat memulai mendesain sebuah busana, putuskan sebuah struktur yang dapat mendukung nilai estetik dari seluruh desain. Berbicara tentang konsumen akan menemukan jalan untuk menentukan nilai estetik pada sebuah desain. 3. Material Desain dengan mengunakan detail konstruksi membutuhkan dukungan dari pemilihan material tanpa mendominasi dari desain yang ada. Material pada sebuah desain harus menjadi fokus utama. Perhatikan berat dari material yang digunakan karena akan menunjang desain yang akan dibuat.
3
4.
5.
6.
7.
Tekstur Tekstur adalah tampilan permukaan sebuah benda yang dapat dinilai dan dirasakan oleh panca indra baik saat dilihat atau diraba. Desian sebuah busana akan baik jika perhatian berada pada beberapa bagian, maka setiap sudut pada busana tidak boleh luput dari sebuah desain untuk menempatkan tekstur yang baik. Pola Pola pada sebuah busana dapat menentukan siluet yang dapat membentuk sebuah harmonisasi. Pola diperuntukan mengatasi berat atau ringannya sebuah desain sehingga menghasilkan siluet yang baik. Grafic Print Desain sebuah busana dapat dipengaruhi oleh graphic print dimana jika pola yang dibuat sangat sederhana. Graphic print dapat menjadi penggati tektur dan dapat memberikan sebuah cerita dengan menciptakan kesan dinamis pada sebuah kain. Aksesories Aksesories merupakan dasar dari sebuah detail, material, motif, print, bahkan perangkat yang dapat diperlihatkan untuk menunjang desain. Aksesoris bisa terdapat pada sebagaian dari desain, minor elemen, atau fokus utama dimana saat desainer menggunakan garment yang sederhana maka aksesoris pada busana akan melengkapinya.
Busana kasual elegan adalah pertengahan antara busana formal dan kasual. Busana formal memiliki struktur yang terlihat statis sedangkan busana kasual memiliki struktur yang dinamis dan terlihat santai. Busana kasual elegan kini menjadi sebuah hal yang dinanti oleh masyarakat. Bagan 1. Clothing, 29.10.2011 Sumber: Prof. Anothai Cholachat Pinyo presentation
4
2.
Proses Studi Kreatif
Terispirasi dari keindahan alam prianganalam priangan dimana terdapat sebuah cinta yang besar dari masyarakat terhadap alamnya yang telah memberikan kebutuhan akan hidupnya. Secara turun temurun kebudayaan yang tercipta dalam menampilkan kecintaan masyarakan akan alamnya memberikan sebuah gambaran yang klasik dalam ingtan warga priangan. Maka tema image ini adalah Romantic Classic in Priangan, batik batu ngampar dari Tasikmalaya merupakan sebuah motif yang sederhana namun banyak peluang untuk mengeksplorasinya. Image & Warna
Gambar 2. Image Board Romantic Classic in Priangan & Skema Warna (Sumber:Viniani,2011)
Desain
Gambar 4. Sketsa Desain (Sumber:Viniani,2011)
5
3.
Hasil Studi dan Pembahasan No
Gambar
1
Keterangan Material Teknik Organdi Bordir Pew Terpisah – Bordir Uter
2
Ciffon
Bordir Uter
3
Organdi
Karancang Bordir Renda Tutupan
4
Ciffon
Bordir Renda Tutupan – Bordir Seret
5
Ciffon
Bordir Caruk – Bordir Tutupan
Tulle
Bordit Tutupan
6
Tabel 1. Eksplorasi Bordir (Sumber: Viniani, 2012) 6
Setelah dilakukan proses eksloprasi teknik maupun material sebagai tapah awal dari sebuah perancangan karya, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat digunakan untuk melanjutkan eksplorasi ini menjadi sebuah karya, kesimpulan tersebut yaitu: 1. Membentuk karancang yang baik harus dipastikan bahan tersebut polyester karena akan berlubang dengan sempurna sehingga hasil pembakaran solder akan rapi. 2. Satu teknik bordir yang sama akan berbeda hasilnya bila diaplikasikan dengan material yang berbeda, karena material mempengaruhi kerutan yang dihasilkan dari garis-garis bordir. 3. Sebaiknya rancangan motif langsung digambarkan pada kain guna memperkecil kemungkinan kesalahan motif yang dilakukan oleh pengrajin bordir 4. Pada pegembangannya menjadi sebuah busana, bordir tidak akan sama persis dengan eksplorasi karena pemotongan pola dan peletakan bordir pada bagian-bagian tertentu sangat mempengaruhi hasil jadi sebuah karya. 5. Diperlukan banyak kecermatan untuk menghasilkan bordiran yang baik setelah diaplikasikan pada busana, karena dapat mempengaruhi bentuk motif yang telah dihasilkan. 6. Kain yang telah dipola setelah dibordir akan menyusut sekitar 2 – 5% dari sebelumnya, maka diusahakan agar ukuran keliling pola diperbesar. 4.
Kesimpulan
Perlu dicermati sebuah kunci yang menjadikan sebuah karya desainer dapat diterima oleh pasar yaitu pemilihan warna, pembuatan desain dan strutur pada busana tersebut, pemilihan material, pemunculan tekstur pada permukaan, pembuatan pola, peletakan grafik print, dan peletakan asesorian dalam sebuah busana. Pergerakan industri kreatif Indonesia sangat pesat mejadi sebuah tugas yang cukup berat dalam mengembangkan dan mengeluarkan sebuah produk untuk dapat diterima oleh masyarakat, harapan dari proses eksplorasi ini dapat memberikan hasil yang baik dalam pengembangannya dimasa yang akan datang dan turus serta dalam membangun perekonomian bangsa.
7
Hasil Karya
8
Gambar 5. Hasil Karya 1 (Sumber: Dok. Nurahmi 2011)
9
Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK. Tugas Akhir Program Studi Sarjana Kriya Tekstil FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dr. Kahfiati Kahdar, MA. Daftar Pustaka Pradito, Didit, dkk, 2010, The Dancing Peacock Color and Motifs of Priangan Batik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Faerm, Steven, 2011, Winning Collections Fashion Design, Page One, London. Suhersono, Hery, 2011, Mengenal Lebih Dalam Bordir Lukis Transformasi Seni Kriya ke Seni Lukis, Dian Rakyat, Jakarta. Vihar, Udyog, 2010. India Craft, Gurgaon Haryana, India. Gostelow, Mary, 1979, Embroidery, Studio Vista, London. Dowrich, Laura-Phillips, 2011, Elegantly Casual, Caribbean BELLE, Vol. 12, New York. Campbell, Andrea, 2011, Casual Elegant Dressing, Ladies’ Home Journal, Ed:3, London. Syahrul, Enny Krisnawat, 2000, Seni Bordir Pedoman Praktis untuk Pemula, Humaniora utama Press, Bandung. Kusuma, Adhi, 2009, Perkembangan Batik Nusantara, Dian Rakyat, Jakarta Natanegara, Sally Sheanti. 2006. Aplikasi Motif Bali pada Produk Fashion Berupa Gaun Pesta dan Aksesori Wanita, Laporan Kolokium FSRD ITB, Bandung. Risley, Christine, 1993, Machine Embroidery, Studio Vista, London.
10