EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
JURNAL
Oleh
ELVIRA PUTRI ERLINDA RISWANTI RINI ARY SOFIA
PENDIDIKAN GURU-PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016
EKSPLORASI BERMAIN PERAN MIKRO ANAK USIA DINI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA
Oleh Elvira Putri Erlinda¹, Riswanti Rini², Ari Sofia³ FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 E-mail:
[email protected]
The problem in this research was the lack of speaking skills of children aged 5-6 years in kindergarten of Kartika II-26 Bandar Lampung academic year 2015/2016. The purpose of this research was to determine the correlation of micro role play activities with the speaking skills of early childhood. The sampling technique was using purposive sampling. The sample used in this study were 26 children. Then the data of observation result were analyzed by using tables analysis and analysis of hypotesis test was using spearman rank correlation analysis technique. The results showed that there is a positive correlation between micro role play activities with the speaking skills of children by 0.646 (p<0.05). The sampling schools that used in this research was only one location so, it can not be generalized to other schools. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan berbicara anak usia 5-6 tahun di TK Kartika II-26 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kegiatan bermain mikro dengan keterampilan berbicara anak usia dini. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 26 anak. Kemudian data hasil observasi dianalisis menggunakan analisis tabel dan analisis uji hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi spearman rank. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang positif antara kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara anak sebesar 0.646 (p<0.05). Pada penelitian ini, sampling sekolah hanya menggunakan satu lokasi, sehingga tidak dapat digeneralisasikan bagi sekolah lain. Kata kunci: anak usia dini, kegiatan bermain peran mikro dan keterampilan berbicara ¹)Mahasiswa ²)Pembimbing 1 ³)Pembimbing 2
fisik, motorik, bahasa, emosi dan
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membentuk karakter bangsa yang berkualitas. Artinya melalui proses
pendidikan
diharapkan
terlahir bangsa-bangsa yang baik. Menurut
Munandar
(2009)
pendidikan mempunyai peranan yang sangat
menentukan
bagi
perkembangan dan perwujudan diri individu,
terutama
bagi
pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh semua anak karena pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki oleh setiap
individu
untuk
meraih
kesuksesan dalam hidupnya (Sujiono 2010). Pendidikan dapat diberikan sejak anak berada pada masa usia dini, karena pendidikan yang diberikan berupa pengembangan potensi yang ada dalam diri setiap individu dan menjadi tanggung jawab bersama, karena pada hakikatnya sejak lahir anak sudah memiliki kecerdasan dan pembawaan masing-masing. Usia dini berada dalam masa yang disebut dengan golden age (masa keemasan). Terdapat perkembangan anak usia dini yaitu perkembangan
sosial (Hurlock 1978). Pada masa ini seluruh perkembangan dan potensi anak dapat dikembangkan secara optimal,
salah
perkembangan
satu
tahapan
yang
dapat
dikembangkan adalah perkembangan bahasa. Bahasa
merupakan
sarana
berkomunikasi kepada orang lain (Yusuf
2011).
Sebagai
makhluk
sosial, bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan kepada orang lain.
Sejak
lahir
anak
sudah
mengenal bahasa pertamanya yaitu bahasa
ibu.
peranan
Bahasa
yang
memegang
penting
dalam
kehidupan anak, melalui bahasa anak dapat
berkomunikasi
lingkungan
sekitar
dengan dan
mengekspresikan ide serta gagasan yang dimilikinya. Terdapat empat komponen
kecerdasan
(linguistik)
yaitu
bahasa
keterampilan
menyimak, keterampilan membaca, keterampilan keterampilan
menulis berbicara
dan (Sujiono
2010). Penelitian ini hanya berfokus pada keterampilan berbicara. Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara
akan lebih mudah menyampaikan ide
Terdapat dua jenis kegiatan bermain
atau gagasan kepada orang lain
peran yaitu bermain peran makro dan
(Saddhono 2014). Berbicara adalah
bermain peran mikro (Latif 2013).
kemampuan mengucapkan bunyi-
Penelitian ini memfokuskan pada
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
kegiatan
bermain
peran
mikro.
mengekspresikan, menyatakan serta
Kegiatan
bermain
peran
mikro
menyampaikan pikiran, gagasan, dan
adalah kegiatan yang berfokus pada
perasaan, Tarigan (2008).
kegiatan dramatisasi dengan alat-alat
Berdasarkan hasil observasi yang
permainan
dilakukan
keterampilan
seperti: boneka-boneka mini, rumah-
berbicara anak masih rendah dalam
rumahan mini, pesawat-pesawat mini
hal
dan sebagainya (Sujiono 2010).
bahwa
bertanya
pertanyaan,
dan
menjawab
berukuran
kecil/mini
mengungkapkan
Penelitian ini juga didasari dengan
dimiliki
serta
penelitian terdahulu yaitu terdapat
bercerita tentang pengalaman (Elvira
hubungan yang erat antara kegiatan
2015).
bermain
Salah satu upaya yang dilakukan
keterampilan berbicara anak usia 5-6
untuk mengembangkan keterampilan
tahun (Yusnita 2015).
berbicara anak usia dini adalah
Tujuan Penelitian ini adalah untuk
melalui kegiatan bermain. Bermain
mengetahui
merupakan kebutuhan bagi anak
bermain
karena melalui bermain anak akan
keterampilan berbicara anak usia 5-6
memperoleh pengetahuan yang dapat
tahun.
pendapat
yang
peran
makro
hubungan peran
dengan
kegiatan
mikro
dengan
mengembangkan kemampuan dirinya (Sujiono 2010). Hal ini berarti bahwa bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK (Moeslichatoen 2004). Kegiatan bermain dapat memotivasi anak bagi kematangannya
untuk
memasuki
jenjang pendidikan selanjutnya.
METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian
korelasional
ditujukan
untuk
yang
mengetahui
hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-
Kanak
tahun
ajaran
2015/2016,
Teknik analisis data yang digunakan
waktu penelitian dari tanggal 25-29
adalah analisis tabel dan analisis uji
januari 2016 melaksanakan proses
hipotesis
pembelajaran
korelasi
melalui
kegiatan
menggunakan spearman
rumus
rank.
Pada
bermain peran mikro sebanyak 5 kali
analisis tabel data yang diperoleh
pertemuan.
digolongkan menjadi 4 kategori lalu
Populasi dalam penelitian ini, yaitu
ditafsirkan
anak usia 5-6 tahun yang berjumlah
interval (Hadi 2006).
101 anak terbagi dalam empat ruang kelas yaitu B1, B2, B3 dan B4.
menggunakan
rumus
Berikut adalah rumus interval:
Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini
menggunakan
purposive
sampling.
Gambar 1. Rumus Interval
Dasar
pertimbangan diperoleh dari hasil
Keterangan: i = interval NT = nilai tertinggi NR = nilai rendah
penentuan banyaknya jumlah anak yang
memiliki
keterampilan
K
berbicara paling rendah dijadikan
= kategori
sebagai sampel dalam penelitian ini. Sehingga sampel yang digunakan
Berikut
adalah kelompok B1 berjumlah 26
spearman rank:
adalah
rumus
korelasi
anak. Penelitian
ini
terdiri
variabel.
Variabel
penelitian
ini
dari
dua
bebas
pada
adalah
Sumber: Sugiyono
kegiatan
Sugiyono(2011:245)
bermain peran mikro, sedangkan variabel
terikatnya
adalah
keterampilan berbicara.
melalui observasi dalam bentuk cek list. Sebelum melakukan penelitian, terlebih
dahulu
menggunakan expert judgment.
Spearman Rank Keterangan:
Teknik pengumpulan data dilakukan
instrumen
Gambar 2. Rumus Korelasi
diuji
= koefisien korelasi spearman rank selisih peringkat setiap data = jumlah data
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
Data pada penelitian ini terdiri dari
Variabel Keterampilan Berbicara
kegiatan bermain peran mikro dan
(Y)
keterampilan berbicara.
Data
Variabel Kegiatan Bermain Peran
berbicara anak diperoleh dari hasil
Mikro
observasi
Data penelitian kegiatan bermain
observasi
peran mikro diperoleh dari hasil
indikator yang dinilai.
observasi. Berikut ini adalah data
Sebesar 96.15 persen anak yang
variabel kegiatan bermain peran
keterampilan berbicaranya mencapai
mikro.
kategori berkembang sangat baik,
Kegiatan bermain peran mikro anak
kemudian 3.85 persen anak yang
sebesar 57.69 persen masuk dalam
mencapai
kategori tinggi jika anak mencapai
berkembang dan tidak ada anak yang
indikator sesuai dengan kriteria yang
mencapai
telah dibuat peneliti dengan baik,
berkembang.
kemudian 38.46 persen masuk dalam
Sebaran
kategori sedang jika anak mencapai
berbicara secara terperinci dapat
indikator
dilihat pada tabel (2).
yang
telah
ditentukan
dengan baik tetapi masih ada yang
No
masuk dalam kategori kurang jika
1
anak mencapai hanya sedikit kriteria telah
ditentukan
peneliti.
Sebaran kategori kegiatan bermain
keterampilan
menggunakan yang
terdiri
lembar dari
kategori
mulai
kategori
kategori
16
belum
keterampilan
Tabel 2. Sebaran Kategori Keterampilan Berbicara (Y)
kurang, selanjutnya 3.85 persen anak
yang
penelitian
Kategori
n
%
BSB (52-64)
25
96.15
2
BSH (40-51)
0
3
MB
(28-39)
1
4
BB
(16-27)
0
Total
59
5
34
64
dilihat pada tabel (1).
Min-Max
Tabel 1. Sebaran Kategori Kegiatan Bermain Peran Mikro
Keterangan:
No Kategori
n
%
BSH : berkembang sesuai harapan
1
Tinggi (21-24 )
15
57.69
MB : mulai berkembang
2
Sedang (16-20 )
10
38.46
BB : belum berkembang
3
Rendah (11-15)
0
0.00
4
Kurang (6-10)
1
3.85
Total
26
100
Rata-rata skor ± STD
20
1
Min-Max
18
24
STD
0.00 100
Rata-Rata
±
3.85
26
peran mikro secara terperinci dapat
skor
0.00
BSB : berkembang sangat baik
Setelah data variabel X dan Y
Tidak
dikelompokan frekuensi,
ada
anak
yang
memliki
dalam
distribusi
keterampilan berbicara pada kategori
selanjutnya
dianalisis
tinggi, sedang maupun rendah yang
menggunakan
tabel
Bila
berarti keterampilan berbicara pada
dipilah berdasarkan kategori sebesar
kategori mulai berkembang, namun
57.69 persen anak yang menyatakan
3.85 persen anak yang memiliki
kegiatan bermain peran mikro pada
kegiatan bermain peran mikro pada
kategori
kategori kurang maka keterampilan
tinggi
silang.
hal
ini
berarti
keterampilan berbicara pada kategori
berbicara
berkembang sangat
berkembang.
baik
(BSB).
pada
kategori
mulai
Sebesar 38.46 persen anak kegiatan
Tabel silang antara kegiatan bermain
bermain peran mikro pada kategori
peran mikro dengan keterampilan
sedang hal ini berarti keterampilan
berbicara secara terperinci dapat
Berbicara pada kategori berkembang
dilihat pada tabel (3).
sangat baik (BSB). Tidak ada anak yang memiliki kegiatan bermain peran mikro pada kategori rendah dan kurang yang berarti keterampilan berbicara pada kategori berkembang sangat baik Tabel 3. Tabel Silang Antara Kegiatan Bermain Peran Mikro dengan Keterampilan Berbicara No Kategori
Keterampilan Berbicara
Total
Kegiatan Bermain
n BSB
Peran Mikro
n
1
Tinggi
2
%
BSH
MB
BB
n %
n
15 (57.69)
0(0.00)
0(0.00)
0(0.00)
19(73.08)
Sedang
10(38.46)
0(0.00)
0(0.00)
0(0.00)
6(23.07)
3
Rendah
0 (0.00)
0(0.00)
0(0.00)
0(0.00)
0(0.00)
4
Kurang
0 (0.00)
0(0.00)
1(3.85)
0(0.00)
1(3.85)
Total
25 (96.15)
0(0.00)
1(3.85)
0(0.00)
26(100)
Keterangan: BSB : berkembang sangat baik BSH : berkembang sesuai harapan MB : mulai berkembang BB : belum berkembang
%
%
n
%
Analisis Uji Hipotesis
PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan teknik
Berdasarkan hasil penelitian yang
analisis Korelasi Spearman Rank
telah dilakukan, dapat disimpulkan
untuk menguji hipotesis asosiatif
bahwa terdapat hubungan antara
(hubungan).
kegiatan
Hasil
Uji
Korelasi
bermain
peran
mikro
Spearman Rank menggunakan Spss
dengan keterampilan berbicara anak
16.0 dapat dilihat pada tabel (4).
usia 5-6 tahun yang ditunjukan
Tabel 4. Koefisien korelasi kegiatan bermain peran mikro dengan keterampilan berbicara
dengan hasil analisis data korelasi spearman rank sebesar 0.646 persen. Hubungan yang diperoleh dari hasil
Bermain Peran
P
analisis data korelasi spearman rank
Mikro
Keterampilan
tersebut adalah hubungan positif, hal
.646**
0.05
ini
dikarenakan
bermain
Berbicara
peran
keterampilan Keterangan : (p < 0.05)
Berdasarkan
antara
kegiatan
mikro
dengan
berbicara
memiliki
kesejajaran. Ketika nilai kegiatan
perhitungan
korelasi
bermain peran mikro tinggi maka
spearman rank di atas, menunjukan
keterampilan berbicara anak juga
hasil
akan tinggi.
sebesar
0.646
(p<0.05),
sehingga korelasi antara kegiatan
Adanya hubungan antara kegiatan
bermain
bermain
peran
mikro
dengan
peran
mikro
dengan
keterampilan berbicara anak terdapat
keterampilan berbicara dapat dilihat
hubungan positif yaitu jika kegiatan
pada
bermain peran mikro anak tinggi
komunikasi verbal seperti: bertanya
maka keterampilan berbicara anak
kepada teman sebaya, menjawab
tinggi.
pertanyaan teman, mengungkapkan
Kesimpulan
yang
menunjukan
bahwa
diperoleh terdapat
saat
anak
melakukan
pendapat yang berhubungan dengan keterangan tempat maupun waktu.
hubungan positif antara kegiatan
Kegiatan tersebut didukung dengan
bermain
pendapat
peran
mikro
dengan
yang
dikemukakan
keterampilan berbicara anak usia 5-6
Safriayani (2011) bahwa salah satu
tahun.
keterampilan
yang
mendukung
kegiatan
bermain
adalah
Ada 8 fungsi bermain bagi anak,
komunikasi verbal. Apabila mereka
diantaranya: (1) Untuk melakukan
sudah menggunakan sudut pandang
berbagai peran yang ada di dalam
peran yang sedang dimainkan, berarti
kehidupan nyata, (2) menyalurkan
sudah ada pada tingkat bermain
perasaan yang kuat, (3) melepaskan
peran
ini
dorongan-dorongan yang tidak dapat
dikarenakan kegiatan bermain peran
diterima, (4) memecahkan masalah
mikro
dan mencoba berbagai penyelesaian
yang
tinggi.
yang
Hal
mengandung
komunikasi kesejajaran
peran
verbal dengan
unsur
memiliki keterampilan
masalah (Moeslichatoen 2004). Beberapa
fungsi bermain anak di
berbicara anak.
atas, menunjukan bahwa bermain
Terdapat beberapa faktor yang dapat
bagi anak usia dini akan membantu
mempengaruhi
mengembangkan
berbicara
perkembangan
anak
berkomunikasi,
seluruh
potensi
yaitu:
keinginan
yang dimiliki anak dan pembelajaran
metode
pelatihan
akan mudah diterima oleh anak
anak dan hubungan dengan teman
melalui kegiatan bermain.
sebaya (Hurlock 1978)..
Kegiatan bermain dapat membuat
Bermacam-macam
metode
dapat
anak
untuk
bereksplorasi
digunakan untuk mengembangkan
mengembangkan
keterampilan berbicara anak. Namun
yang dimiliki. Melalui bermain anak
mengingat bahwa dunia anak adalah
dapat
dunia bermain, maka metode yang
dimiliki
termasuk
paling cocok bagi anak adalah
linguistik
(bahasa).
metode bermain (Mutiah 2012).
komponen
Bermain merupakan kebutuhan bagi
yaitu
anak karena melalui bermain anak
membaca, menulis dan berbicara
akan memperoleh pengetahuan yang
(Sujiono 2010).
dapat mengembangkan kemampuan
Berbicara
dirinya
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
(Sujiono
2010).
Melalui
melatih
seluruh
dan
potensi
kecerdasan
kecerdasan Ada
kecerdasan
keterampilan
adalah
empat
linguistik menyimak,
kemampuan
bermain anak akan terpenuhi dalam
atau
kebutuhan perkembangan termasuk
mengekspresikan, menyatakan serta
perkembangan bahasa.
kata-kata
yang
untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, dan
disimpulkan bahwa kegiatan bermain
perasaan (Tarigan 2008).
dapat
Berbicara
dapat
dilatih
dan
membantu
meningkatkan
keterampilan berbahasa anak.
dikembangkan agar anak memiliki
Bermain peran adalah bermain yang
keterampilan dalam berbicara.
menggunakan daya kahayal yaitu,
Pengembangan berbicara bagi anak
dengan
memiliki tujuan secara umum yaitu:
berpura-pura
agar anak mampu berargumentasi,
layaknya
meyakinkan orang lain melalui kata-
(Moeslichatoen
kata
peran mikro adalah kegiatan dimana
yang
diucapkannya,
memberikan ide atau gagasan yang
anak
dimiliki,
benda
dapat
mengungkapkan
memakai
bahasa
atau
bertingkah
laku
benda-benda
tertentu
2004).
Bermain
menggerak-gerakan berukuran
benda-
kecil
untuk
perasaan yang dirasakan, bercerita
menyusun adegan, saat anak bermain
mengenai pengalaman yang pernah
peran mikro anak belajar untuk
dialami
menghubungkan
dan
menjawab pertanyaan orang lain
sudut
dari
(Sujiono 2010).
(Mutiah 2012).
serta
Salah
bertanya
satu
kiat
mengembangkan
ataupun
untuk kecerdasan
pandang
Berdasarkan dipaparkan
teori di
mengambil orang
yang
atas,
lain
telah
menunjukan
linguistik pada anak sejak usia dini
bahwa kegiatan bermain peran mikro
dapat dilakukan dengan cara bermain
merupakan
peran. Bermain peran ini dapat
bermain yang dapat mempengaruhi
membantu
keterampilan berbicara anak usia
berbagai
anak
mencobakan
peran
sosial
yang
salah
satu
kegiatan
dini.
diamatinya (Sujiono 2010).
Hasil penelitian ini juga didukung
Berkaitan
oleh penelitian Yusnita (2015) bahwa
bahasa
dengan anak
perkembangan
usia
5-6
tahun,
ada hubungan yang erat antara
permainan sosiodrama merupakan
kegiatan
bermain
permainan yang sangat baik untuk
dengan
keterampilan
meningkatkan
Selain itu, penelitian lain yang
anak
kecerdasan
(Musfiroh
2005).
bahasa Dengan
adanya teori di atas, maka dapat
dilakukan menunjukan
oleh
peran
Wulan
adanya
makro
berbicara.
(2015) pengaruh
aktivitas bermain peran terhadap
Pada penelitian ini, sampling sekolah
keterampilan berbicara anak usia 5-6
yang digunakan hanya satu lokasi
tahun. Dengan demikian, bahwa
sekolah
kegiatan bermain peran merupakan
Lampung
salah
digeneralisasikan
satu
faktor
mempengaruhi
yang
dapat
keterampilan
berbicara anak usia 5-6 tahun.
yang
ada
sehingga
di
Bandar
tidak
bagi
dapat
sekolah-
sekolah lain. Selain itu, sampel anak yang digunakan diambil menggunaan teknik purposive sampling sehingga
SIMPULAN
tida dapat digeneralisasikan bagi
Berdasarkan hasil penelitian yang
anak-anak yang lain. Harapan dari
diperoleh
adanya
temuan penelitian ini adalah, guru di
positif
antara
sekolah dapat lebih kreatif lagi dalam
peran
mikro
memberikan
menunjukan
hubungan
yang
kegiatan
bermain
permainan
yang
dengan keterampilan berbicara anak
bermakna bagi anak, guru juga bisa
usia 5-6 yang dibuktikan dengan
menerapkan kegiatan bermain peran
hasil analisis data korelasi spearman
mikro dalam pembelajaran sehari-
rank, dan indeks ketergantungan
hari
keterampilan
mengembangkan
kegiatan
berbicara
bermain
peran
terhadap mikro
untuk
membantu memberikan
permainan yang bermakna bagi anak,
termasuk dalam tingkatan sedang.
guru juga bisa menerapkan kegiatan
Dengan demikian, bahwa kegiatan
bermain
bermain
pembelajaran
hubungan berbicara
peran
mikro
dengan anak,
memiliki
keterampilan
mikro
dalam
sehari-hari
untuk
mengembangkan
melalui
keterampilan berbicara anak agar
kegiatan bermain peran anak akan
anak tidak akan merasa bosan datang
menggunakan
yang
ke sekolah jika pembelajaran yang
dimilikinya, berkomunikasi sesuai
dilakukan melalui kegiatan bermain,
dengan peran yang dimainkan, secara
karena pada dasarnya dunia anak
tidak langsung anak akan berbicara
usia dini adalah dunia bermain.
dengan
dengan
Penelitian ini juga diharapkan dapat
menggerak-gerakan benda berukuran
memberikan gambaran bagi kepala
mini.
sekolah untuk menyediakan media
lawan
karena
membantu
peran
bahasa
mainnya
pembelajaran yang lebih banyak lagi
Mutiah,
D.
2012.
Psikologi
bagi anak. Media yang menarik akan
Bermain
Anak Usia Dini. Jakarta:
membuat suatu pembelajaran yang
Kencana Prenada Media Group.
diberikan menjadi lebih bermakna. Saddhono, DAFTAR RUJUKAN Hadi,S.
K.
Pembelajaran
2006.
Metodologi
Penelitian. Andi Offset, Yogyakarta. Hurlock,
E.B.
Perkembangan
Anak.
1978. Jakarta:
Berbahasa
Keterampilan
Indonesia
Teori
dan
Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Safriayani, H., dkk. 2011. 99 Ide Kegiatan
Erlangga.
2014.
Main
Peran.
Jakarta:
Indocamp.
Latif, M. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan
Aplikasi.
Jakarta:
Kencana
Prenada Media Group.
Sujiono, Y.N. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.
Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Rineka Cipta. Wulan, Munandar,
U.
Pengembangan
Kreativitas
M.
2015.
Pengaruh
2009.
Aktivitas Bermain Peran Terhadap
Anak
Keterampilan Berbicara Anak Usia
Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
5-6 Tahun di PAUD Tunas Jaya Bukit Kemiling Permai Tahun Ajaran
Musfiroh, T. 2005. Bermain Sambil
Belajar
Kecerdasan.
dan
Jakarta:
Pendidikan
Departemen Nasional
DirektoratTinggi Pembinaan
Mengasah
Tenaga
Direktorat Kependidikan
dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
2014/2015.
Skripsi.
Universitas Lampung.
Lampung:
Yusnita, D. 2015. Hubungan Kegiatan Bermain Peran Makro Dengan
Keterampilan
Berbicara
Anak Usia 5-6 Tahun di TK Al-Azhar 1 Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.
Yusuf, S. 2011. Perkembangan Peserta
Didik.
Grafindo Persada.
Jakarta:
Raja