eJournal Pemerintahan Integratif, 2015, 1 (1): 451-463 ISSN: 2337-8670, ejournal.pin.or.id © Copyright 2015
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN KUTAI TIMUR
Sandy Kurniawan
eJournal Pemerintahan Integratif Volume 3, Nomor 3, 2015
HALAMAN PERSETUJUAN PENERBITAN ARTIKEL EJOURNAL Artikel eJournal dengan identitas sebagai berikut: Judul
: Pengaruh Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur
Pengarang
: Sandy Kurniawan
NIM
: 1202025280
Program
: S1 Pemerintahan Integratif
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman
telah diperiksa dan disetujui untuk dionlinekan di eJournal Program S1 Pemerintahan Integratif Fisip Unmul.
Samarinda, 21 Desember 2015 Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. H. Syahrani, M.Si
Dr. Erwin Resmawan, M.Si
NIP. 19640102 199003 1 006
NIP. 19620404 199803 1 004
Bagian di bawah ini
DIISI OLEH BAGIAN PERPUSTAKAAN S1 PIN
Identitas terbitan untuk artikel di atas Nama Terbitan
:
eJournal Pemerintahan Integratif
Volume
:
3
Nomor
:
3
Tahun
:
2015
Halaman
:
451 - 463
Bagian Perpustakaan S1 PIN
Fajar Adiatmojo, S.IP
eJournal Pemerintahan Integratif, 2015, 1 (1): 451-463 ISSN: 2337-8670 , ejournal.pin.or.id © Copyright 2015
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN KUTAI TIMUR Sandy Kurniawan1 Abstrak Penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur yang ditandai kurangnya inisiatif pegawai dalam bekerja. Hipotesis yang digunakan adalah terdapat pengaruh budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur dengan sampel Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) dimaksud yang berjumlah 65 orang. Menggunakan teknik Probability Sampling atau Simple Random Sampling. Selanjutnya, data penelitian diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner, kemudian dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi Product Moment, analisis Regresi Linear berganda, Kecermatan Prediksi dan analisis Koefisien Determinasi yang dibantu dengan bantuan komputer program SPSS versi 22.0. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara variabel budaya organisasi dan disiplin kerja dengan variabel kinerja pegawai. Setelah digunakan rangkaian hasil uji statistik diperoleh hasil budaya organisasi dan disiplin pegawai memiliki pengaruh terhadap kinerja. Hasil uji signifikasi diperoleh hasil ttest lebih besar daripada nilai ttabel, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 53,9% sedangkan 46,1% di pengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk kedalam fokus penelitian ini. Kata Kunci: Budaya Organisasi, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai 1
Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2015: 451-463
Pendahuluan Sumber daya manusia merupakan faktor penting bagi setiap organisasi, sebab tanpa sumber daya manusia tujuan dan sasaran organisasi tidak akan tercapai sesuai yang direncanakan. Di dalam suatu organisasi, segala sesuatu yang dilakukan dituntut untuk dapat berjalan cepat, lancar dan terarah dalam rangka penyesuaian dengan tindakan modernisasi yang terus berkembang serta pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Karena pentingnya peranan pegawai tersebut pemerintahan banyak melakukan kegiatan untuk memberdayakan Aparatur Sipil Negara sehingga memiliki kemampuan dan kinerja yang optimal dalam upaya pencapaian tujuan nasional. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh para individu atau pegawai dalam suatu organisasi untuk bisa bekerja dengan baik sehingga kinerja mereka dapat diterima dengan baik oleh pimpinan dan juga oleh masyarakat yang memerlukan. Bagi suatu organisasi, masalah kinerja pegawai adalah masalah yang selalu hangat diperbincangkan dan tidak ada habis-habisnya untuk dibahas dan juga merupakan isu strategis dalam program menejemen sumber daya manusia. Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur pada dasarnya adalah mengembangkan kemampuan, kemandirian dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan, agar secara bertahap masyarakat dapat membangun diri dan lingkungannya secara mandiri dengan menciptakan demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pembangunan. Mengamati dari permasalah yang ada di Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur, masih banyak pegawai baik yang sudah PNS (Pegawai Negeri Sipil) maupun honorer masih sering menganggur sehingga belum mengerti tugas pokok dan fungsi masingmasing jabatan yang dipercayakan oleh pemimpin kantor. Indikasi penerapan kinerja pegawai yang masih kurang kuat diantaranya terlihat dari berbagai fenomena dilapangan diantaranya: 1. Kurangnya inisiatif kerja karyawan dalam melaksanakan tugas, seperti bekerja dengan penuh ketekunan jika hanya diawasi oleh pimpinan ; 2. Rendahnya komitmen karyawan dalam melaksankan tugasnya ; 3. Masih telihat adanya pegawai yang tidak menaati aturan disiplin kerja yang telah ditetapkan, misalnya terlambat masuk kerja dan pulang lebih cepat dari waktu yang ditentukan, tidak berada ditempat kerja pada saat jam kerja; 4. Kurangnya kerjasama dalam menjalankan tugas dan hanya bergantung pada rekan yang dianggap sudah biasa mengatasi tugas maupun masalah yang terkait.
452
Pengaruh Budaya Organisasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja (Sandy K.)
Artikel ini memakai data-data dari penelitian lapangan yang penulis lakukan. Data-data yang dikumpulkan selama kurang satu bulan, dianalisi dengan analisis kuantitatif. Agar analisis ini punya pijakan teorotos, pada bagian berikut akan dibahas terlebih dahulu kerangka dasar teori/konsep. Sebelum memfokuskan bahasan pada masalah kinerja pegawai, gambaran umum tentang budaya organisasi dan disiplin kerja akan dicoba untuk dipaparkan. Kerangka Dasar Teori Budaya Organisasi Menurut Lubis dan Husaini (1987:6) bahwa yang dimaksud dengan organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya. Organisasi mempunyai sifat mendasar yang harus diartikan sebagai suatu keutuhan. Menurut Hardjito (1997:15) organisasi memiliki sifat sebagai berikut : 1. Sifat Statis, yakni sebagai wadah dalam menyatukan dan mengelompokkan orang-orang, organisasi tersebut bersifat statis. Organisasi sebagai wadah merupakan bagan organisasi atau piranti dari menejemen (Tools of menegement). 2. Sifat Dinamis, yakni organisasi sebagai proses menggambarkan adanya hubungan diantara orang-orang, adanya pembagian tugas, adanya wewenang dan tanggungjawab, organisasi tersebut bersifat dinamis. Sebagai wadah dan sifat dinamis organisasi, maka organisasi selalu berusaha untuk mempertahankan keberadaannya (existence) dan berusaha untuk mengembangkan diri (develop). Untuk dapat mempertahankan hal tersebut, sebagai kunci keberhasilan organisasi adalah efektivitas. Menurut Davis (dalam Lako, 2004:29) budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang dipahami, dijiwai dan dipraktekkan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar aturan berprilaku dalam organisasi. Sedangkan menurut Scein (dalam Stoner, 1995:183) mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi dan menanggulangi masalah-masalahnya yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut.
453
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2015: 451-463
Menurut Robbins (dalam Tika, 2006:10) ada beberapa karakteristik yang apabila dihubungkan, akan menjadi budaya organisasi yakni : 1. Inisiatif Individu 2. Toleransi 3. Pengarahan 4. Integrasi 5. Dukungan managemen 6. Kontrol 7. Identitas 8. Sistem imbalan 9. Toleransi 10. Intensitas komunikasi Meski karakteristik budaya organisasi yang dikemukakan Robbins telah dapat dijadikan sebagai ukuran didalam menggambarkan budaya yang terdapat pada suatu organisasi, namun tidak seluruhnya karakteristik budaya tersebut dapat digunakan untuk melihat budaya yang ada dalam organisasi pemerintahan ada beberapa hal yang mungkin tidak berkaitan namun dalam situasi lain ada yang berkaitan. Disiplin Kerja Menurut Hasibuan (2003:193-194), kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawab. Jadi, dia akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Selanjutnya Hasibuan (2005:194) mengemukakan bahwa pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya : 1. Tujuan dan kemampuan 2. Teladan pimpinan 3. Balas jasa 4. Keadilan 5. Waskat 6. Sanksi hukuman 7. Ketegasan 8. Hubungan kemanusiaan Kemudian menurut Sastrohadiwiryo (2003:291) disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis
454
Pengaruh Budaya Organisasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja (Sandy K.)
serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksisanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif organisasi yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok. Menurut Sastrohadiwiryo (2003:292) secara khusus tujuan disiplin kerja para pegawai, antara lain : 1. Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis, serta melakukan perintah menejemen dengan baik. 2. Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya. 3. Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya. 4. Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan normanorma yang berlaku pada organisasi. 5. Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Disiplin mencakup berbagai bidang dan cara pandang, menurut Guntur (1996:34-35) ada beberapa sikap disiplin yang perlu dikelola dalam pekerjaan yaitu : 1. Disiplin terhadap waktu 2. Disiplin terhadap target 3. Disiplin terhadap kualitas 4. Disiplin terhadap prioritas kerja 5. Disiplin terhadap prosedur Kinerja Pegawai Menurut Mashun (2006:25), Kinerja (Performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Menurut Hasibuan (dalam Siagian, 2002:56) kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal : 1. Kesetiaan seseorang pegawai dikatakan memiliki kesetiaan jika ia melakukan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan organisasi. 2. Potensi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya potensi kerja seseorang pegawai dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesanggupan pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Namun demikian potensi kerja seseorang pegawai tidak hanya 455
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2015: 451-463
tergantung dari kemampuan dan keahlian yang bersangkutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. 3. Kedisiplinan, sejauhmana pegawai dapat mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melaksanakan intruksi yang diberikan kepadanya. Disiplin dapat diartikan melaksanakan apa yang telah disetujui bersama antara pimpinan dengan para pegawai baik persetujuan tertulis, lisan ataupun berupa peraturan-peraturan dan kebiasaan-kebiasaan. 4. Kreatifitas yaitu kemampuan pegawai dalam mengembangkan ide-ide dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga pegawai dapat bekerja dengan lebih berdaya guna dan berhasil guna. 5. Kerja sama yaitu kemampuan pegawai untuk bekerja sama dengan pegawai lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik. 6. Kecakapan dapat diukur dari tingkat pendidikan pegawai yang disesuaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya. Tanggung jawab adalah kesanggupan seseorang pegawai menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani menilairesiko pekerjaan yang dilakukan. Adapaun tujuan penilaian kinerja menurut Pasolong (2007:184) adalah : 1. Sebagai dasar untuk memberikan kompensasi kepada pegawai yang setimpal dengan kinerjanya. 2. Sebagai dasar untuk melakukan promosi bagi pegawai yang memiliki kinerja yang baik. 3. Sebagai dasar untuk melakukan mutasi terhadap pegawai yang kurang cocok dengan pekerjaannya. 4. Sebagai dasar untuk melakukan demosi terhadap pegawai yang kurang atau tidak memiliki kinerja yang baik. 5. Sebagai dasar untuk melakukan pemberhentian pegawai yang tidak mampu melakukan pekerjaan. 6. Sebagai dasar memberikan pendidikan dan pelatihan terhadap pegawai, agar dapat meningkatkan kinerjanya. 7. Sebagai dasar untuk menerima pegawai baru yang sesuai dengan pekerjaan yang tersedia. 8. Sebagai dasar untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu organisasi. Bersasarkan beberapa teori yang ada, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja digunakan sebagai suatu kegiatan mengevaluasi prestasi kerja pegawai dalam menjalankan tanggung jawabnya dalam upaya tercapainya tujuan organisasi. Tentang ukuran-ukuran kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Bernandin & Russell yang dikutip oleh Gomes (dalam http: ingtanghina.wordpress.com, diakses tanggal 27 Mei 2015), yaitu : 1. Kuantitas kerja (Quantity of work) 456
Pengaruh Budaya Organisasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja (Sandy K.)
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kualitas kerja (Quality of work) Pengetahuan mengenai pekerjaan (Job knowladge) Kreativitas (Creativeness) Kerjasama (Cooperation) Ketergantungan (Dependability) Inisiatif (Inisiative) Kualitas pribadi (Personal Qualities)
Metode Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif asosiatif. Menurut Sugiyono (2006:11) penelitian kuantitatif asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini akandapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Penelitian ini menggunakan skala Likert, pada umumnya jawaban reponden yang diukur dengan menggunakan skala Likert (Lykert scale) diadakan scoring yakni pemberikan numerikan misalnya 1, 2, 3, 4 dan 5. Sedangkan untuk mengetahui apakah skor responden termasuk kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah terlebih dahulu ditentukan kelas kategorinya yaitu : Skor tertinggi - Skor terendah Jarak Interval = Banyaknya Bilangan = 5 - 1 = 0,8 5 Dengan demikian maka jawaban setiap responden dalam penelitian ini akan ditentukan kelas kategorinya yaitu : 1,00 – 1,80 = kategori sangat rendah 1,81 – 2,61 = kategori rendah 2,62 – 3,42 = kategori sedang 3,43 – 4,23 = kategori tinggi 4,24 – 5,00 = kategori sangat tinggi Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, penulis menggunakan statistik parametris. Adapun teknik yang dipakai untuk menguji hipotesis digunakan korelasi product moment, regresi linear berganda, kecermatan prediksi dan dilanjutkan koefisien penentun atau koefisien determinasi. 1. Korelasi Product Moment Sebagai prasyarat untuk regresi, nilai koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Adapun rumus koefisien korelasi product Moment dalam Sugiyono n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) (2009:212) yaitu : r = (n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 )(n ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 )
457
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2015: 451-463
Dimana : r adalah korelasi antara variabel X dengan Y Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien korelasi hasil perhitungan tersebut signifikan atau tida, maka perlu dibandingkan dengan r tabel dengan taraf kesalahan tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk melihat signifikasi dari hubungan tersebut adalah : Jika r hitung > r tabel, maka korelasinya signifikan Jika r hitung < r tabel, maka korelasinya tidak signifikan Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan variabel budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai, maka dapat dilihat pada tabel pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi (Sugiyono,2009:214). Tabel Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
1 2 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0, 599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2009:14) 2. Regresi Linier Berganda Analisis ini menjawab hipotesis 3, karena dalam penelitian variabel independennya terdiri dari dua variabel, maka alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan rumus sebagai berikut : Ȳ = a + b1x1 + b 2 x 2 (Sugiyono,2009:228) Untuk menghitung harga a, b1, b2 digunakan persamaan sebagai berikut : ∑ Y = an + b1 ∑ X 1 + b2 ∑ X 2
∑ X 1Y = a ∑ X 1 + b1 ∑ X 12 + b2 ∑ X 1 X 2 ∑ X 2Y = a ∑ X 2 + b1 ∑ X 1 X 2 + b2 ∑ X 22 (Sugiyono,2009:278) Keterangan : Y = X1 = X2 = b1b2 = a =
458
Kinerja Pegawai Budaya Organisasi Disiplin Kerja Koefisien regresi parsial Konstanta, yaitu nilai Y yang tidak dapat dipengaruhi oleh variabel X
Pengaruh Budaya Organisasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja (Sandy K.)
Sedangkan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya regresi linear ini digunakan Ftest sebagai pengujinya. Adapun rumus dari Ftest dalam Kerlinger dan SS reg k Pedhazur (1973:23) yaitu : Ftest = SS res (n − k − 1) Dimana : SS res = SS t − SS reg
(∑ Y ) 2 n 2 (∑ xy ) = ∑ x2
SS t = ∑ Y 2 − SS reg
Keterangan : SSres = Sum of squares of residual (jumlah kuadrat residu) SSt = Total sum of squares of Y (total jumlah kuadrat dari Y) SSreg = Sum of squares of Y due to regression (jumlah kuadrat regresi) k = Number of independent variable (jumlah/banyaknya variabel bebas) Adapun kriteria yang digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya regresi linier ini adalah : Jika Ftest ≥ Ftabel, maka persamaan garis liniernya signifikan, yang berarti bisa dipergunakan untuk melihat hubungan pengaruh. Jika Ftest < Ftabel, maka persamaan garis regresinya tidak signifikan. Kemudian untuk mengetahui apakah koefisien regresi atau koefisien pengaruh (b) tersebut signifikan atau tidak, digunakan ttest sebagai pengujinya. b Adapun rumus ttest dalam Kerlinger dan Pedhazur (1973:119) yaitu : ttest = Sb Dimana :
Sb =
S y2
∑ x 2 (1 − r 2 ) SS res S y2 = n − k −1 Keterangan : ttest = Tes signifikansi b = Koefisien regresi Sb = Standar error dari b (kesalahan baku b) 2 Sy = Variance of estimate Sedangkan kriteria yang digunakan untuk mengetahui signifikansinya adalah sebagai berikut : 459
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2015: 451-463
Jika ttest ≥ ttabel, maka signifikan. Jika ttest < ttabel, maka tidak signifikan. Agar mempermudah dalam menghitung nilai dari pengaruh antara variabel bebas (X1 & X2) : budaya organisasi dan disiplin kerja dengan variabel terikat (Y) : kinerja peawai maka penulis menggunakan program Statistical Package for Sosial Science (SPSS) 22.0. 3. Kecermatan Prediksi Menurut Kerlinger dan Pedhazur (1973:66) “jika SEest relatif lebih besar jika dibandingkan dengan standar deviasi, maka perkiraan Y berdasarkan X adalah lemah/rendah. Semakin kecil SEest, maka semakin tepat perkiraan/prediksi”. Dengan kata lain untuk mengetahui kecermatan prediksi dari regresi linier, maka dilakukan dengan cara membandingkan antara standar deviasi dari Y (Sy) dalam
∑Y 2 dan rumus SEest dalam n −1 SS res Kerlinger dan Pedhazur (1973:66) adalah SEest = n − k −1 Kriteria yang digunakan untuk mengetahui cermat atau tidaknya prediksi/perkiraan adalah : Jika Sy ≥ SEest, maka prediksi/perkiraan cermat. Jika Sy < SEest, maka prediksi/perkiraan tidak cermat. 4. Koefisien Penentu (KP) atau Koefisien Determinasi Cara ini digunakan untuk melihat persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun formulanya dalam hasan (2004:63) yaitu : KP = r 2 × 100% Dimana : KP = Koefisien Penentu r = Koefisien Korelasi Kerlinger dan Pedhazur (1973:66) adalah S y =
Hasil Penelitian Dari hasil yang didapat pada tempat penelitian dengan menyebarkan questioner maka dapat dihitung untuk menguji hipotesis dari penelitian ini yaitu : 1. Analisis Korelasi Product Moment Tabel Hasil Korelasi Variabel X1 dan Y Correlations X1 Y X1 Pearson Correlation 1 .651** Sig. (2-tailed) .000 N 65 65 Y Pearson Correlation .651** 1 Sig. (2-tailed) .000 460
Pengaruh Budaya Organisasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja (Sandy K.)
N 65 65 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil perhitungan SPSS (diolah) Ftest > Ftabel (47,042 > 3,15) maka korelasinya signifikan, atau dapat dikatakan budaya organisasi memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur. Tabel Hasil Korelasi Variabel X2 dan Y Correlations X2 Y X2 Pearson Correlation 1 .687** Sig. (2-tailed) .000 N 65 65 ** Y Pearson Correlation .687 1 Sig. (2-tailed) .000 N 65 65 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil perhitungan SPSS (diolah) Ftest > Ftabel (57,205 > 3,15) maka korelasinya signifikan, atau dapat dikatakan disiplin kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur. 2. Analisi Regresi Linear Berganda Hasil Regresi Linear Berganda Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 9.458 4.293 2.203 .031 X1 .395 .131 .348 3.012 .004 X2 .449 .114 .456 3.945 .000 a. Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Penelitian (diolah) Dari hasil linear berganda diperoleh data sebagai berikut a = 9,458, b1 = 0,395 dan b2 = 0,449. Dengan demikian maka persamaan regresinya adalah Y = 9,458 + 0,395X1 + 0,449X2. Dan secara bersama-sama pengaruh budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur memiliki persentase sebesar 53,9%. Ini menunjukkan pengaruh yang positif dan kuat. Jadi secara bersama-sama 461
eJournal Pemerintahan Integratif, Volume 1, Nomor 1, 2015: 451-463
pengaruh budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur adalah positif dan signifikan. 3. Kecermatan Prediksi Dengan menggunakan bantuan computer diperoleh Sy yaitu 5,15 dan Sest yaitu 3,551. Dengan demikian maka Sy > Sest. Hal ini menunjukkan bahwa prediksi tersebut di atas adalah cermat. 4. Analisis Koefisien Determinasi Dengan menggunakan bantuan komputer diperoleh hasil 0,539 berarti terdapat pengaruh sebesar 53,9% terhadap kinerja pegawai yang dipengaruhi oleh budaya organisasi dan disiplin kerja. Sedangkan 46,1% dipengaruhi oleh variable lainnya. Kesimpulan Secara keseluruhan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau terbukti kebenarannya. Hipotesis yang diterima berupa : a. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur. b. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur c. Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan (bermagna) pada budaya organisasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kutai Timur. Daftar Pustaka Agus, Dharma. 1999. Menejemen Prestasi Kerja. Jakarta : Rajawali Pers. B. Siswanto Sastrohadiwiryo, DR. 2003. Menejemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Edgar, Schein. 1992. Organizational Culture and Leadership,2nd Edition. San Fransisco : Jossey Bas. Hardjito, Dydiet. 1997. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta : Grasindo. Hays. 1976. Quantification in Psichology. New Delhi. Kerlinger, N. Fred and Pedhzur, Elazar J. 1973. Multiple Regression in Behavioral Reseach. New York: Holt, Rinehart and Winstron, Inc.
462
Pengaruh Budaya Organisasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja (Sandy K.)
Lado, A.A, & Wilson, M.C. 1994. Human Resources System and Sustained Competency Based Perspective. Academy of Management Review, 19 (4) : 699-727. Lako, Andreas.2004. Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi Isu Teori dan Solusi. Yogyakarta : Amara Books. Lijan, Poltak Sinabela dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Lubis, Hari. S.B. dan Martani Husaini. 1987. Teori Organisasi (Suatu Pendekatan Makro). Jakarta : Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia. Malayu S.P, Hasibuan. 2002. Menejemen Sumber Daya Manusia (Dasar dan Kunci Keberhasilan). Jakarta : PT. Gunung Agung. 2003. Menejemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Bumi Aksara, Jakarta : Grasindo. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT. Refika Aditama. Mashun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE. Masri Singarimbun & Sofyan Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi. Jakarta : PT. Pustaka LP3ES. Pasolong, Harbani.2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta. Karya. Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sinungan, M. 1995. Produktifitas Apa dan Bagaimana. Jakarta : Bumi Aksara. Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi (Pengertian, Makna dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Organisasi). Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. Alfabet. Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta : Kencana. Tika, Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Bumi Aksara. Thoha, Miftah. 2002. Pembinaan Organisasi, Program Diagnosa & Intervensi. Jakarta : Rajawali Grafindo Persada. Wibowo. 2007. Menejemen Kinerja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Dokumen-Dokumen : Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Sumber-sumber Internet : http://arnysaragih.blogspot.com/2011/05/posting-pertama.html (diakses tanggal 21 Mei 2015).
463