EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN MEDIA FLIPBOOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SISTEM GERAK MANUSIA DI SMP Yohanes Andri, Syamswisna, Laili Fitri Yeni Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kooperatif berbantuan media flipbook terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak manusia di kelas VIII SMP Negeri 2 Sungai Kakap. Bentuk penelitian eksperimen semu (quasy eksperimen) dengan rancangan Control Group Pre-test Post-test Design. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII A (kelas eksperimen) dan kelas VIII B (kelas kontrol). Hasil analisis data menunjukkan rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif berbantuan media flip book sebesar 18,15 lebih tinggi dibanding menggunakan model konvensional yaitu sebesar 16,69. Hasil uji U Mann Whitney diketahui Zhitung>Ztabel (2,02>1,96), artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada taraf 5%. Berdasarkan hasil perhitungan effect size diperoleh nilai 0,55 (kategori sedang), artinya efektivitas pembelajaran kooperatif berbantuan media flipbook dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem gerak manusia. Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif, media flipbook, hasil belajar, sistem gerak manusia Abstract: This study is aimed to find out the effectiveness of cooperative learning by using flipbook media to enhance students’ learning achievement on human skeleton system material at eight grade students of SMP Negeri 2 Sungai Kakap. The form of this research is quasy experiment, and considered in control group pre-test and post-test design. Two classes were taken which VIII A (experiment class) and VIII B (control class). As the result, the researcher found that students’ score in average were 18, 15 for those who got flipbook as the media. It is higher than conventional class which got 16,69 on learning achievement. U Mann Whitney test showed that Zhitung>Ztabel (2,02>1,96), with a significant difference in 5% level among control class and experiment class. While the effect size showed ES = 0,55, and categorized as medium. Thus, the effectiveness of cooperative learning through flipbook media is useful to enhance students’ learning achievement on learning human skeleton system material. Key words: cooperative learning, learning achievement, flipbook media, human skeleton system.
1
lulusan pendidikan ditentukan oleh seberapa jauh guru mampu K ualitas mengelola segala komponen pendidikan melalui proses pembelajaran. Oleh
sebab itu, guru memiliki peran dan tanggung jawab untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu cara guru meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran. Pengunaan strategi pembelajaran yang tepat dapat mengakibatkan proses pembelajaran berjalan dengan efektif, menyenangkan dan melibatkan keaktifan siswa. KKM yang diterapkan di SMP Negeri 2 Sungai Kakap mengalami peningkatan. KKM mata pelajaran IPA yang diterapkan pada tahun pelajaran 2011/2012 sebesar 65. Hal ini dapat berdampak pada persentase ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan data nilai ulangan harian siswa diketahui bahwa pada ulangan harian kedua, persentase ketidaktuntasan siswa (dengan KKM 60) dapat dikategorikan tinggi yaitu sebesar 46,3% dengan nilai rata-rata siswa sebesar 59,4. Ulangan harian kedua merupakan gabungan materi sistem gerak manusia dengan materi sistem pencernaan manusia. Berdasarkan informasi dari guru IPA kelas VIII SMP Negeri 2 Sungai Kakap diketahui siswa lebih sulit menguasai materi sistem gerak manusia. Adapun konsep yang tidak dimengerti oleh siswa terutama pada sub materi nama-nama tulang, membedakan bentuk-bentuk tulang, hubungan antar tulang serta macam-macam otot yang terdapat pada tubuh manusia. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa juga disebabkan guru menerapkan metode konvensional dalam proses pembelajaran serta terbatasnya sumber belajar yang digunakan oleh siswa. Model kovensional yang diterapkan bersifat satu arah yaitu dari guru ke siswa sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan berupa buku paket IPA yang merupakan milik sekolah sedangkan siswa tidak memiliki buku sendiri. Oleh karena ketersediaan buku sekolah terbatas maka satu buku digunakan oleh dua siswa. Dari hasil wawancara juga diketahui, media pembelajaran yang ada (berupa charta dan torso rangka tubuh manusia) kurang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu diterapkan strategi pembelajaran yang menarik dan dapat membantu siswa untuk memahami materi sistem gerak manusia. Salah satu model dan media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaraan kooperatif berbantuan media flipbook. Diharapkan dengan strategi pembelajaran demikian dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Trianto (2007:42) pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang disusun untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Selain itu, menurut beberapa ahli model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman (Isjoni, 2007:13).
2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dan Natalina (2005:8) pada pokok bahasan Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Organisasi Kehidupan di kelas I7 SLTP Negeri 20 Pekanbaru menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 76,19%. Media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan, minat, motivasi, rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (Hamalik dalam Arsyad, 2008:15). Menurut Djamarah dan Zain (2006:120), kehadiran media dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu guru dalam menjelaskan bahan atau materi pelajaran yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan kata-kata atau kalimat tertentu. Setiap lembaran media flipbook berisikan topik, gambar dan keterangan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran materi sistem gerak manusia. Dengan media ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami materi tersebut sehingga akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2010) pada pokok bahasan Sistem Reproduksi Hewan Vertebrata dan Invertebrata di kelas XI IPA SMA Negeri 4 Surakarta menyatakan penggunaan media flip chart dapat meningkatkan kemandirian siswa sebesar 36,16%. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektivitas model pembelajaran kooperatif berbantuan media flipbook terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak manusia di kelas VIII SMP Negeri 2 Sungai Kakap. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah quasy eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah control group pre-test - post-test design yang digambarkan sebagai berikut: Kelas
Tabel 1. Rancangan Penelitan Pre-test Perlakuan Post-test
E
O1
X1
O2
K
O3
X2
O4
Keterangan : E = Kelas eksperimen K = Kelas kontrol O1 = Pre-test pada kelas eksperimen O3 = Pre-test pada kelas kontrol X1 = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan model kooperatif berbantuan media flip book X2 = Perlakuan pada kelas kontrol dengan model model konvensional O2 = Post-test pada kelas eksperimen O4 = Post-test pada kelas kontrol (Arikunto, 2006:86)
3
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungai Kakap tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari empat kelas yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 siswa dari kelas eksperimen dan 32 siswa dari kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Menurut Arikunto (2006:16), teknik purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil dua kelas yang memiliki skor rata-rata dan standar deviasi yang hampir sama berdasarkan hasil pre-test. Untuk menentukan kelas yang dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan pengundian secara acak. Dari hasil pengundian tersebut, maka yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas VIII A dan yang menjadi kelas kontrol adalah kelas VIII B. Teknik penumpulan data pada penelitian ini adalah teknik pengukuran hasil belajar berupa tes tertulis (post-test) berbentuk objektif berupa soal pilihan ganda berjumlah 25 soal. Soal tes yang digunakan memiliki empat alternatif jawaban dengan satu jawaban benar dan tiga jawaban yang salah. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi oleh dua orang dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan dan satu orang guru IPA Biologi SMP Negeri 2 Sungai Kakap dengan hasil valid dan layak digunakan. Instrumen penelitian yang akan digunakan juga diukur realibitasnya yang dilakukan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Sungai Kakap dengan jumlah siswa 31 orang. Hasil uji realibitasnya diperoleh keterangan bahwa tingkat realibilitas soal yang disusun tergolong sedang dengan koefisien reliabelitas tes sebesar 0,42. Data yang diperoleh dari hasil post-test dianalisis menggunakan uji statistik yang sesuai untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar setelah diberikan perlakuan. Untuk menguji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji chi-kuadrat, selanjutnya karena salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji U Mann-Whitney. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif berbantuan media flip book terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem gerak pada manusia maka digunakan effect size (ES). Prosedur dalam penelitian ini terdiri atas 3 tahap, yaitu : (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap akhir Tahap persiapan: Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan, antara lain: (1) melakukan pra-riset di SMP Negeri 2 Sungai Kakap yang meliputi: wawancara dengan guru IPA kelas VIII, Observasi kelas untuk mengetahui cara guru mengajar dan kondisi di dalam kelas, dan data hasil belajar siswa kelas VIII tahun pelajaran 2010/2011. (2) Menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS. (3) Menyusun instrumen penelitian berupa kisi-kisi soal, soal pre-test dan post-test, kunci jawaban dan pedoman penskoran. (4) Memvalidasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. (5) merevisi perangkat penelitian sesuai hasil validasi. (6) Melakukan uji coba soal tes. (7) Menganalisis hasil uji coba tes untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen penelitian.
4
Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (1) Memberikan soal pre-test di kelas VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D untuk menentukan kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. (2) Melakukan analisis terhadap hasil pre-test untuk mengetahui skor rata-rata dan standar deviasi yang hampir sama sehingga di peroleh kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan Kelas VIII B sebagai kelas kontrol. (3) Membentuk kelompok pada kelas eksperimen berdasarkan peringkat skor pre-test. (5) Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model kooperatif berbantuan media flipbook, dan perlakuan pada kelas kontrol dengan menggunakan model konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. (6) memberikan soal post-test yang sama kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.(7) Menganalisis data post-test dengan uji statistik yang sesuai. Tahap Akhir Penulisan laporan hasil penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pre-test dan post-test berupa skor. Siswa kelas eksperimen berjumlah 33 siswa dan siswa kelas kontrol berjumlah 32 siswa. Rekapitulasi skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel 2 berikut ini:
Skor Pre-test Post-test Selisih
Tabel 2. Rekapitulasi Skor hasil belajar siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Sd Sd X X 9,79 2,72 9,97 2,80 18,15 2,02 16,69 2,66 8,36 0,7 6,72 0,14
Keterangan: X = Rata-rata skor siswa SD = Standar deviasi Skor maksimal = 25 Berdasarkan uji U Mann-Whitney diketahui Zhitung > Ztabel (2,02 > 1,96). Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbantuan media flipbook dan kelas kontrol yang diajarkan dengan model konvensional. Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan effect size diperoleh nilai sebesar 0,55. Hal ini berarti pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif berbantuan media flipbook terhadap hasil belajar siswa dalam kategori sedang. Dengan kata lain, pembelajaran kooperatif memberikan dampak yang positif terhadap pembelajaran. Ketuntasan hasil belajar siswa (KKM 65) dapat dilihat dari skor post-test. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tabel 3 berikut ini: 5
Tabel 3. Persentase Ketuntasan hasil belajar siswa Hasil Belajar Siswa Kelas Tuntas Persentase (%) Tidak Tuntas Persentase (%) Eksperimen 29 87,88 4 12,12 Kontrol 20 62,50 12 37,50 Berdasarkan tabel 3, ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 87,88%, yaitu 29 siswa dari 33 siswa tuntas dalam belajar dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas kontrol sebesar 62,50%, yaitu 20 siswa dari 32 siswa tuntas dalam belajar. Pembahasan Dari hasil post-test diketahui hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Skor hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 18,15, sedangkan kelas kontrol sebesar 16,69. Perbedaan hasil belajar siswa ini dikarenakan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif berbantuan media flipbook. Dalam pembelajaran kooperatif setiap anggota kelompok berkerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Setiap anggota kelompok memiliki kemampuan yang heterogen yaitu terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah yang menyebabkan terjadinya bimbingan tutor sebaya. Dimana siswa yang memiliki kemampuan sedang dan rendah dapat belajar dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Isjoni (2007) menyatakan bahwa dengan mengelompokkan siswa dengan kemampuan yang berbeda, maka siswa yang kurang pandai akan termotivasi dan terbantu oleh siswa yang lebih pandai, sedangkan siswa yang lebih pandai akan terasah kemampuannya. Selain itu, dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsepkonsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis (Trianto, 2007:44). Penyampaian informasi dalam proses pembelajaran berbantuan media flipbook. Media ini terdiri atas 11 halaman, dengan masing-masing halaman berisi topik, gambar dan keterangan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sistem gerak manusia. Topik, gambar dan keterangan dalam media ini menjelaskan konsep yang meliputi rangka tubuh manusia, tulang penyusun anggota gerak, bentuk-bentuk tulang, struktur dan zat penyusun tulang, hubungan antar tulang (persendian), macam-macam sendi gerak, macam otot berdasarkan bentuk dan cara kerjanya, cara kerja otot, dan kelainan pada sistem gerak manusia. Melalui penggunaan media flipbook dapat membantu siswa untuk memahami materi sistem gerak manusia. Disamping itu, penggunaan media flipbook dapat membuat siswa tertarik pada informasi yang disampaikan oleh guru. Hamalik (dalam Arsyad, 2008:15) menyatakan bahwa penggunaan media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa. 6
Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat juga dari pengerjaan LKS. LKS yang digunakan merupakan sarana pendukung pembelajaran yang berfungsi mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan bertujuan untuk membantu siswa memahami materi sistem gerak manusia sehingga akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata LKS siswa yang diperoleh cukup tinggi yaitu pertemuan pertama sebesar 86,11 dan pertemuan kedua sebesar 90,06. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Darmojo dan Kaligis (dalam Nurseha, 2007), LKS digunakan sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. Persentase keberhasilan siswa menjawab benar per tujuan pembelajaran pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Rata-rata persentase keberhasilan siswa menjawab benar per tujuan pembelajaran pada kelas eksperimen sebesar 72,22% sedangkan kelas kontrol sebesar 66,41%. Dari sepuluh tujuan pembelajaran yang diujikan terdapat delapan tujuan pembelajaran yang persentase keberhasilan siswa menjawab benar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang meliputi tujuan pembelajaran pertama yaitu menyebutkan fungsi rangka tubuh manusia, tujuan pembelajaran ketiga yaitu menyebutkan macam tulang berdasarkan bentuknya, tujuan pembelajaran ketiga yaitu menyebutkan macam tulang berdasarkan bentuknya, tujuan pembelajaran kelima yaitu menyebutkan fungsi tulang rawan dan tulang keras, tujuan pembelajaran keenam yaitu mengidentifikasi macam-macam persendian berdasarkan sifat geraknya, tujuan pembelajaran ketujuh yaitu menyebutkan macam-macam sendi gerak berdasarkan arah gerakannya, tujuan pembelajaran kedelapan yaitu menjelaskan macam-macam otot pada manusia, tujuan pembelajaran kesembilan menjelaskan cara kerja otot manusia, dan tujuan pembelajaran kesepuluh menyebutkan kelainan pada sistem gerak manusia. Jadi pembelajaran kooperatif berbantuan media flipbook dapat membantu siswa memahami materi sistem gerak manusia terutama konsep materi rangka tubuh manusia, bentuk-bentuk tulang, struktur dan zat penyusun tulang, hubungan antar tulang (persendian), macam-macam sendi gerak, cara kerja otot, dan kelainan pada sistem gerak manusia. Pada tujuan pembelajaran kedua dan keempat persentase keberhasilan siswa menjawab benar kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Pada tujuan pembelajaran kedua yaitu menyebutkan macam tulang penyusun rangka tubuh manusia, rata-rata persentase keberhasilan siswa menjawab benar kelas kontrol sebesar 85,42% dan kelas eksperimen sebesar 76,77%. Hal ini dikarenakan siswa kelas eksperimen masih banyak yang menjawab salah pada soal tes nomor 5. Siswa diminta untuk menunjukkan letak tulang rusuk palsu pada gambar. Pada kelas eksperimen, siswa yang menjawab benar terdapat 19 siswa, sementara 14 siswa masih menjawab salah. Soal yang terdapat dalam LKS tidak menanyakan pertanyaan mengenai tulang rusuk sejati, tulang rusuk palsu dan tulang rusuk melayang. Hal ini yang menyebabkan banyaknya siswa kelas eksperimen menjawab salah soal tes . Pada tujuan pembelajaran keempat yaitu membedakan anatomi tulang rawan dan tulang keras, rata-rata persentase keberhasilan siswa menjawab benar
7
kelas kontrol sebesar 79,69% dan kelas eksperimen 71,22%. Siswa kelas eksperimen masih banyak yang menjawab salah soal tes nomor 9. Siswa diminta menyebutkan 2 dari 4 pilihan jawaban yang merupakan ciri-ciri dari tulang keras. Ciri-ciri dari tulang keras adalah bersifat keras dan mengandung banyak zat kapur. Pada kelas eksperimen, siswa yang menjawab benar terdapat 22 siswa, sementara 11 siswa masih menjawab salah. Banyaknya siswa kelas eksperimen menjawab salah soal post-test dikarenakan pada media flipbook menyatakan matriks tulang keras mengandung sedikit zat kolagen. Hal ini membuat siswa masih mengingat istilah zat kolagen dan akhirnya memilih jawaban untuk ciri-ciri tulang keras mengandung banyak zat kolagen. Berdasarkan hasil perhitungan effect size, diperoleh nilai ES sebesar 0,55 Berdasarkan nilai ES tersebut menunjukkan efektifitas model kooperatif berbantuan media flip book pada materi sistem gerak manusia tergolong sedang (Glass dalam Sutrisno, tanpa tahun). Dengan kata lain memberikan dampak yang positif terhadap pembelajaran. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 87,88%, yaitu 29 siswa dari 33 siswa tuntas dalam belajar. Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa kelas kontrol sebesar 62,5%, yaitu 20 siswa dari 32 siswa tuntas dalam belajar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Rata-rata skor hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 18,15, sedangkan kelas kontrol sebesar 16,69. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif berbantuan media flipbook dan yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada materi sistem gerak manusia di kelas VIII SMP Negeri 2 Sungai Kakap yang ditunjukkan dari uji U Mann Whitney, dimana diperoleh Zhitung > Ztabel (2,02 > 1,96). Efektivitas model kooperatif berbantuan media flip book pada materi sistem gerak manusia dalam kategori sedang yang ditunjukkan dari perhitungan effect size, dimana diperoleh nilai ES sebesar 0,55. Hal ini berarti pembelajaran kooperatif berbantuan media flipbook memberikan pengaruh yang positif. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberi saran sebagai berikut: (1) Disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif berbantuan media flip book pada materi yang berbeda. (2) Kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan dapat mengukur aktifitas siswa. Hal ini untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran. (3) Jika siswa tidak memiliki buku pegangan, sebaiknya guru menyiapkan bahan ajar yang dapat digunakan, seperti buku atau modul. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
8
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, A. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Dewi, S. K. (2010). Penerapan Flip Chart Dalam Pembelajaran Aktif Student Created Case Studies Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Pada Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. (Online). (http://digilib.uns.ac.id/upload/ dokumen/170682911201009141.pdf, diakses 20 Februari 2011). Djamarah, S. B. & Aswan, Z. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta. Nurseha. (2007). Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Terhadap Prestasi Belajar Geografi Pada Siswa Kelas X Semester 2 SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. (Online). (http://dostocs.com.docs/pengaruh-lembar-kerjasiswa-dalam-pembelajaran, diakses 20 Februari 2011) Sutrisno, L. (2010). Effect Size. (online). (http://www.scribd.com /doc/28025523/Effect-Size, diakses 3 agustus 2011). Trianto. (2007). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Yusuf, Y. & Mariani, N. (2005). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Struktur di Kelas I7 SLTP Negeri 20 Pekanbaru. Jurnal Biogenesis. Vol 2 (1). Halaman 8-12, tahun 2005.(online). (http://www.scribd.com/doc/50702044/2-yustiniUpaya-Peningkatan-8-12, diakses 6 mei 2011).
9