EFEKTIVITAS METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF Miftakhul Jannah SD Negeri 1 Taraban, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia Pos-el:
[email protected] Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan metode CIRC dan Jigsaw untuk mencari informasi penting dalam sebuah bacaan pada pembelajaran membaca intensif siswa kelas VI SD Negeri Pakujati 01, Kecamatan District, Brebes Regency, Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Subject penelitian ini berasal dari tiga sekolah yaitu siswa kelas VI SD Negeri Pakujati 01 yang terdiri dari 56 siswa yang terbagi menjadi dua kelas yaitu VI A dan VI B sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VI SDN 1 Taraban dan SD N Kretek 04 yang masing-masing terdiri dari 28 siswa sebagai kelompok kontrol. Dengan demikian total populasi dalam penelitian ini berjumlah 112 siswa. Semua populasi dijadikan sampel penelitian dengan menggunakan teknik non randomly assignment. Data dikumpulkan menggunakan tes tertulis dan dianalisis ,engguanakn uji-t untuk mengetahui keefektifan metode CIRC dan Jigsaw untuk pembelajaran membaca intensif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada kemampuan membaca intensif siswa berdasarkan uji-t dimana t hitung (4,278) lebih tinggi dibandingkan t-table (2,052) dengan taraf signifikansi α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa metode CIRC efektif untuk meningkatan kemampuan membaca intensif siswa kelas VI A SDN Pakujati 01 Paguyangan. Metode Jigsaw juga efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian dimana t-hitung (3,759) lebih tinggi dibandingkan t-table (2,052). Kedua metode tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui metode yang lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan karena berdasarkan paired sample test, t-hitung (0,225) lebih rendah dibandingkan t-table (2,005). Kata kunci : keefektifan, metode CIRC dan Jigsaw, kemampuan membaca intensif
THE EFFECTIVENESS OF COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) AND JIGSAW METHODS FOR TEACHING INTENSIVE READING CLASS Abstract: This research aimed to know the effectiveness of CIRC and Jigsaw method to search important information in a discourse in teaching intensive reading for class VI students of SD Negeri Pakujati 01, Paguyangan District, Brebes Regency, in Academic Year of 2013/2014. This research belongs to quasi experiment. The design of this research was Nonequivalent Control Group Design. METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
211
The subjects of this research were derived from three schools i.e. Grade VI students of SD Negeri Pakujati 01 which consisted of 56 students divided into two classes VI A and VI B as the experiment group and Grade VI students of SDN 1 Taraban and SD N Kretek 04 which equally consisted of 28 students as the control group. Thus, the total population of this research was 112 students. All of the population was made as the sample of this research using non randomly assignment technique. The data were collected using written test and analyzed using t-test in order to know the effectiveness of CIRC and Jigsaw method for intensive reading. The result of the research illustrates an increase in students’ intensive reading ability based on t-test where t-statistic (4,378) was higher than t-table (2,052) with significance level at α = 0,05. It can be concluded that CIRC method was effective in improving intensive reading ability of Grade VI A students of SDN Pakujati 01 Paguyangan. In addition, Jigsaw method was reported to be effective in improving students’ intensive reading ability. It was proven by the result of the research where t-statistic (3,759) was higher than t-table (2,052). Both methods were then compared to know which was more effective in improving students’ intensive reading ability. The result implied that there was no significant difference since based on paired sample test t-statistic (0,225) was less than t table (2,005). Key words: effectiveness, CIRC and Jigsaw method, intensive reading ability
tersebut
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
dasar
pembelajaran
(SD)
yang
merupakan
sangat
penting
diberikan kepada siswa, mengingat melalui dapat
pembelajaran memiliki
bahasa
anak
keterampilan
dan
kemahiran dasar berbahasa. Dalam
adalah
kegiatan
membaca.
membaca,
Melalui
siswa
dapaat
memperoleh informasi dengan lebih cepat.
Oleh karena itu kemampuan
membaca yang baik menjadi sangat penting dimiliki oleh siswa. Tidak dapat dipungkiri bahwa terserapnya ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
perkembangannya kemampuan berbahasa yang baik memberikan kontribusi yang positif dan dapat digunakan sebagai bekal menguasai semua ilmu pengetahuan yang ada. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
menuntut
adanya
melalui hasil membaca akan menambah kecerdasan
seseorang
memiliki
sehingga
kemampuan
dalam
menyelesaikan
persoalan-persoalan
yang
membacalah
dihadapi,
yang
menjadi kunci keberhasilan seseorang
kemampuan bahasa yang harus dikuasai
menguasai
ilmu
pengetahuan
dan
oleh siswa. Salah satu kemampuan
teknologi.
212
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
Membaca adalah
pada
suatu
yang
hakekatnya rumit
yang
Hongkong berdasarkan
75,5%.
Data
tersebut
studi
dan
Vincent
melibatkan banyak hal, tidak hanya
Greannary yang dikutip oleh Word
sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga
Bank dalam sebuah laporan bertajuk
melibatkan aktivitas visual, berpikir,
“Education in Indonesia from Crisis
psikolinguistik,
Recovery”.
dan
metakognitif. membaca
Studi lebih lanjut membuka fakta
merupakan menerjemahkan simbol tulis
baru berdasarkan data Badan Pusat
(huruf)
Statistik tahun 2006, menunjukkan
Sebagai
Sebagai
proses
ke
visual
dalam
proses
kata-kata
berfikir
lisan.
membaca
masyarakat
Indonesia
belum
mencakup aktivitas pengenalan kata,
menjadikan kegiatan membaca sebagai
pemahaman
interpretasi,
sumber utama mendapatkan informasi.
membaca kritis dan pemahaman kreatif.
Masyarakat lebih memilih menonton
literasi,
kemampuan
televisi (85,9%), mendengarkan radio
membaca, diperoleh fakta yang cukup
(40,3%), daripada membaca koran
memprihatinkan. Berdasarkan laporan
(23,5%). Ketidaktertarikan masyarakat
International Association for Evalution
Indonesia terhadap bacaan tentunya
and Educational, dalam sebuah studi
berdampak pada menurunnya
kemampuan
(Indeks Pembangunan Manusia). Survei
Berkaitan
dengan
membaca
murid-murid
Sekolah Dasar kelas IV ternyata di 30
yang
negara di dunia. Tahun 1991, Indonesia
menempatkan Indonesia pada posisi
menduduki peringkat 29 setingkat di
124 dari 187 negara di dunia. IPM ini
atas Venezuela. Survei yang dilakukan
penilaiannya
Departemen Pendidikan Nasional 57%
kebutuhan dasar penduduk, termasuk
pembaca
kebutuhan pendidikan, kesehatan dan
dinilai
sekedar
membaca
dilakukan
pada
meliputi
2012
terpenuhinya
tanpa memahami dan menghayati isi
“melek
bacaan. Demikian pula tahun 1998,
berpenduduk 165,7 juta jiwa lebih,
kemampuan membaca siswa kelas VI
hanya memiliki terbitan buku sejumlah
Sekolah Dasar Indonesia hanya meraih
50 juta per tahun. Ini artinya rata-rata
nilai akhir 51,7%, Filipina 52,6%,
satu buku di Indonesia dibaca oleh lima
Thailand 65,5%, Singapura 74,0%,
orang.
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
huruf”.
tahun
IPM
Indonesia
yang
213
Di Indonesia kegiatan membaca
serta memberikan ruang yang cukup
mendapat penguatan dalam kurikulum
untuk
Standar Isi (Permendiknas Nomor 22
kemandirian
tahun 2006) yaitu mewajibkan siswa
minat,
untuk tingkat SMA membaca 15 buku
psikologis siswa. Oleh karena itu
dalam tiga tahun, untuk SMP 9 judul,
diperlukan
dan untuk SD di bawah jumlah
pembelajaran yang mampu melibatkan
tersebut.
siswa dalam pembelajaran.
Kenyataan yang ada tidak
prakarsa,
kreativitas,
sesuai
dan
dengan
perkembangan
bakat,
fisik
penggunaan
dan
metode
Meskipun
Paradigma teacher centered harus
pemerintah sudah mewajibkan siswa
diubah menjadi student centered yaitu
untuk membaca sejumlah buku, siswa
pembelajaran yang memberi peluang
belum memiliki minat baca yang tinggi.
besar pada siswa untuk aktif dalam
Hal ini terbukti dengan rendahnya
pembelajaran.
minat
menyatakan
memenuhi
harapan.
siswa
untuk
mengunjungi
Jauhar
(2011:
teori
42)
belajar
perpustakaan dan melakukan aktivitas
konstruktivisme, bahwa pengetahuan
membaca.
Banyak
yang
tidak dapat dipindahkan begitu saja dari
berkunjung
ke
atas
pikiran guru ke pikiran siswa, artinya
perintah guru atau tuntutan tugas
siswa harus aktif membangun stuktur
semata, bukan atas kesadaran sendiri.
pengetahuannya.
Bahkan yang menyedihkan tidak sedikit
konstruktivisme sesuai dengan strategi
dari mereka hanya sekedar mengobrol,
pembelajaran
membolak-balik
buku,
pembelajaran
yang
gambar,
melakukan
kreatif
menyenangkan
tidak
siswa
perpustakaan
melihat-lihat aktifitas
produktif membaca, tapi dengan alasan menyelesaikan tugas sebagai kedoknya. Dituangkannya Standar Proses
dan
Teori
belajar
PAIKEM
yaitu
aktif,
inovatif, yang
berpusat pada siswa. Salah satu bentuk pembelajaran PAIKEM
dapat
dilakukan
melalui
dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun
pendekatan
belajar
kooperatif.
2007 dinyatakan bahwa pembelajaran
Pendekatan
belajar
kooperatif
harus
merupakan
dilakukan
secara
interaktif,
suatu
metode siswa
yang
inspiratif, menyenangkan, menantang,
mengelompokkan
dalam
memotifasi siswa untuk berperan aktif,
kelompok-kelompok kecil. Siswa saling
214
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
Metode jigsaw adalah metode
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas. Menurut Slavin (dalam Rahim,
belajar
2008: 34) dalam 20 tahun terakhir
untuk materi-materi pembelajaran yang
mengindikasi bahwa pendekatan belajar
berhubungan
kooperatif bisa digunakan secara efektif
keterampilan
pada setiap tingkat kelas untuk semua
mendengarkan
jenis pelajaran.
Dalam jigsaw guru harus memahami
Dalam pendekatan kooperaatif terdapat
beberapa
jenis
metode
kooperatif
yang
dengan
diterapkan
keterampilan-
membaca,
menulis,
maupun
berbicara.
pengetahuan dan pengalaman siswa dan membawa siswa mengaktifkan skema
pembelajaran diantaranya CIRC dan
ini
Jigsaw. Metode Cooperative Integrated
bermakna. Guru juga memberi banyak
Reading and Compotisition (CIRC)
kesempatan
adalah metode belajar kooperatif yang
mengolah informasi dan meningkatkan
membantu
keterampilan
siswa
belajar
membaca
membaca pemahaman yang luas untuk
agar
materi
pelajaran
kepada
siswa
berkomunikasi
lebih
untuk
(Huda,
2013: 204).
Dasar
Pembelajaran bahasa Indonesia
(Slavin dalam Rahim, 2008: 35).
selama ini masih terpaku pada dikotomi
Pendekatan
konvensional
kelas-kelas
tinggi
Sekolah
belajar
interaktif
yaitu
menggunakan
teori
metode pembelajaran seperti ceramah
skema, suatu teks hanya menyediakan
dan penugasan. Metode CIRC dan
arahan bagi pembaca dan pembaca
jigsaw
seharusnya
dan
pembelajaran kolaboratif yang selama
teks
ini masih asing dan belum biasa
dikembangkan
membangun
berdasarkan
menemukan sendiri
makna
merupakan
berdasarkan pengetahuan awal mereka.
dilaksanakan
Pengetahuan yang dimiliki pembaca
pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti
atau yang mereka terima sebelumnya
memiliki asumsi untuk mengenalkan
disebut latar belakang pengetahuan
lebih
membaca, dan stuktur pengetahuan
Indonesia
awal disebut skemata (Rubin, 1993;
metode inovatif CIRC dan jigsaw agar
Gillet & Temple, 1994, Burns dkk.,
pembelajaran
1996).
mendapatkan hasil yang maksimal.
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
dekat
oleh
metode
guru
pembelajaran dengan
bahasa
dalam
bahasa
menggunakan
Indonesia 215
Membaca intensif adalah salah
Peneliti tertarik untuk mengetahui
satu materi pembelajaran penting pada
efektivitas metode CIRC dan jigsaw
mata
yang menekankan
pelajaran
bahasa
Indonesia,
kerjasama
antar
dimana guru menyajikan wacana yang
kelompok untuk mencari informasi
panjangnya 2-4 halaman dan para siswa
penting dalam wacana, akan efektif
bergabung dalam kelompok-kelompok
dalam pembelajaran membaca intensif
kecil untuk mencermati wacana yang
siswa kelas VI semester 2 Sekolah
disediakan guru dengan teliti, seksama,
Dasar Negeri Pakujati 01 Kecamatan
mencari
Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun
segala
terkandung
informasi
dalam
yang
bacaan,
dan
Pelajaran 2013-2014. Dari
mendiskusikannya dengan anggota kelompok,
untuk
mempresentasikan
selanjutnya hasil
kerja
mengajukan
dalam
atas
rumusan
peneliti masalah
Apakah penggunaan metode CIRC efektif
Metode CIRC dan jigsaw dapat diterapkan
di
penelitian ini sebagai berikut. 1.
kelompoknya.
uraian
dalam
kemampuan
pembelajaran
meningkatkan
membaca
intensif
membaca intensif. Pembelajaran bahasa
siswa kelas VI SDN Pakujati 01
Indonesia
Paguyangan?
metode
dengan CIRC
dan
menggunakan jigsaw
yang
2.
Apakah
penggunaan
metode
mengoptimalkan kerja sama antar siswa
Jigsaw efektif dalam meningkatkan
melalui
kemampuan
pembentukan
kelompok,
membaca
intensif
diharapkan akan mengubah paradigma
siswa kelas VI SDN Pakujati 01
pembelajaran
Paguyangan?
yang
memposisikan
semula
guru sebagai sentral
3.
Metode manakah antara CIRC dan
siswa
yang
Jigsaw yang lebih efektif dalam
berperan memegang peranan
lebih
meningkatkan
pembelajaran
menjadi
kemampuan
dalam pembelajaran. Siswa bergabung
membaca intensif siswa kelas VI
dalam kelompok-kelompok kecil untuk
SDN Pakujati Paguyangan?
mendiskusikan tugas yang diberikan
Membaca intensif atau intensive
guru sehingga mampu menggali segala
reading adalah studi seksama, telaah
kemampuannya.
teliti, dan penanganan terperinci yang
216
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
dilaksanakan di dalam kelas terhadap
waktu 2 menit dengan kecepatan kira-
suatu tugas yang pendek kira-kira dua
kira 5 kata dalam satu detik). Tujuan
sampai
hari.
utama adalah untuk memperoleh sukses
Kuesioner, latihan, pola-pola kalimat,
dalam pemahaman penuh terhadap
latihan kosa kata, telaah kata, dikte, dan
argumen-argumen yang logis, urutan-
diskusi umum merupakan bagian dan
urutan retoris atau pola-pola teks, pola-
teknik membaca intensif. Teks bacaan
pola simbolisnya; nada-nada tambahan
yang
yang bersifat emosional dan sosial,
tiga
halaman
benar-benar
setiap
sesuai
dengan
maksud ini haruslah dipilih oleh guru,
pola-pola
sikap
dan
tujuan
sang
baik dari segi bentuk maupun dari segi
pengarang, dan sarana-sarana linguistik
isinya. Para pelajar atau mahasiswa
yang dipergunakan untuk mencapai
yang berhasil dalam tahap ini secara
tujuan.
langsung berhubungan dengan kualitas
Membaca intensif di Sekolah
serta keserasian pilihan bahan bacaan
Dasar dikhususkan berlaku di kelas
tersebut (Books 1964 dalam Tarigan
tinggi yaitu di kelas V dan VI.
2008 : 37).
Membaca intensif dapat dibagi atas :
Istilah
membaca
intensif
(a) Membaca telaah isi (content study
menyatakan bahwa bukanlah hakikat
reading), yang mencakup
keterampilan-keterampilan yang terlihat
(1) Membaca
yang paling diutamakan atau paling
reading);
menarik perhatian kita, tetapi hasil-
(2) Membaca
hasilnya;
dalam
hal
ini
suatu
(3) Membaca
mendalam serta terperinci terhadap
reading);
kertas.
Biasanya
bahan
untuk
(close
pemahaman
(compre-hensive reading);
pengertian, suatu pemahaman yang
tanda-tanda hitam atau aksara di atas
teliti
kritis
(critical
(4) Membaca ide (reading for ideas).
pemahaman yang terperinci ini berupa
(b) Membaca telaah bahasa (language
teks yang amat singkat. Membaca
study reading), yang mencakup
intensif pada hakekatnya memerlukan
pula:
teks yang panjangnya tidak lebih 500
(1) Membaca
kata (yang dapat dibaca dalam jangka METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
bahasa
asing
(foreign language reading); 217
(2) Membaca
sastra
(literary
mengetahui
jenis-jenis
paragraf.
reading) Tujuan kompetensi membaca intensif dapat diperinci sebagai berikut: (a) Untuk
(n) Untuk
mengetahui
penulisan
berdasarkan EYD, tanda baca, sinonim, homonim, dan akronim.
(o) Untuk
mengetahui
cara
mengembangkan paragraf. (p) Untuk mengetahui struktur artikel. (q) Untuk
mengetahui
fokus
bab/bacaan.
(b) Untuk mengetahui inti frase.
(r) Untuk mengetahui fokus buku.
(c) Untuk mengetahui struktur kalimat.
(s) Untuk
(d) Untuk mengetahui pikiran pokok
mengetahuipikiran-pikiran
pembangun fiksi/karya sastra.
(u) Untuk
(f) Untuk mengetahui kalimat topik
baik
yang
Pembelajaran
(g) Untuk mengetahui kalimat-kalimat
tersurat
Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) dikembangkan pertama kali
peeenjelas paragraf. (h) Untuk mengetahui pikiran pokok dan letaknya pada suatu paragraf. (i) Untuk mengetahui pikiran-pikiran
oleh Stevens dkk. (1987). Metode ini dapat dikategorikan sebagai metode pembelajaran terpadu. adalah
penjelas pada suatu paragraf. mengetahui
pertanyaan
`maupun tersirat.
suatu paragraf.
(j) Untuk
menjawab
bacaaan
penjelas pada paragraf.
koherensi
sebuah
komprehensif
Metode CIRC
program untuk
yang
mengetahui
paragraf yang satu dengan paragraf
mengajari pelajaran membaca, menulis,
yang lain.
dan seni berbahasa para kelas yang
(k) Untuk
mengetahui
koherensi
antarkalimat pada suatu paragraf. (l) Untuk
mengetahui
mengembangkan
pikiran
pokok
(m) Untuk menegtahui macam-macam paragraf.
lebih tinggi di sekolah dasar (Slavin 2005:2000). Pembelajaran
cara
paragraf.
218
struktur
(t) Untuk mengetahui maksud penulis.
paragraf. (e) Untuk
mengetahui
dengan
menggunakan metode CIRC setiap siswa bertanggung jawab
terhadap
tugas
anggota
kelompok.
Setiap
kelompok saling mengeluarkan ide-ide METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
untuk memahami suatu konsep dan
5)
menyelesaikan suatu tugas, sehingga terbentuk pemahaman dan pengalaman
Guru
memberikan
penguatan
(reinforcement). 6)
Guru
dan
siswa
sama-sama
belajar yang lama. Model pembelajaran
membuat kesimpulan.
ini terus mengalami perkembangan dari
Menurut Arends (1997) metode
Sekolah
Dasar
hingga
sekolah
pembelajaran kooperatif siswa belajar
menengah. Proses pembelajaran ini
pada kelompok-kelompok kecil yang
mendidik siswa berinteraksi dengan
terdiri dari 4-6 orang secara heterogen,
lingkungan.
bekerjasama
Sementara itu, menurut Hibert (dalam Slavin 2005: 201), CIRC adalah sebuah fitur yang bersifat hampir selalu universal dari pengajaran membaca adalah
penggunakan
kelompok
CIRC memiliki langkah-langkah penerapan sebagai berikut (Stevens, dkk. 1991 (dalam Huda, 2013: 222): 1)
Guru
membentuk
kelompok-
kelompok yang masing-masing
ketuntasan bagian materi pelajaran yang
harus
3)
4)
Menurut Rusman (2008: 205) pembelajaran dengan metode jigsaw dikenal juga dengan pembelajaraan kooperatif para ahli, karena anggota pada tiap kelompok dihadapkan pada permasalahan
topik pembelajaran.
sebagai sama
pada
kelompok lain.
kelompok
bekerja
dan
menyampaikan materi tersebut
Guru memberikan wacana sesuai Siswa
dipelajari,
yang berbeda, tetapi
permasalahan yang dihadapi setiap
terdiri dari 4 orang siswa. 2)
ketergantungan
yang positif, bertanggung jawab atas
membaca yang terdiri atas para siswa dengan tingkat kinerja yang sama.
saling
saling
sama, tim
membahas
sehingga
ahli
dan
disebut bertugas
permasalahan
yang
membacakan dan menemukan ide
dihadapi. Selanjutnya hasil pembahasan
pokok
itu dibawa ke kelompok asal
kemudian
memberikan
tanggapan terhadap wacana yang
disampaikan
ditulis pada selembar kertas.
kelompoknya.
Siswa
anggota
Metode Jigsaw diterapkan untuk
mempresentasikan/membacakan
materi-materi
hasil diskusi kelompok.
dengan
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
pada
dan
yang keterampilan
berhubungan membaca, 219
menulis, mendengarkan dan berbicara.
4) Anggota dari tim yang berbeda
harus
yang telah mempelajari bagian sub
memahami
bagian yang sama bertemu dalam
kemampuan dan pengalaman siswa
kelompok baru (kelompok ahli)
agar materi pembelajaran menjadi lebih
untuk
bermakna. Guru harus memberi banyak
mereka.
Dalam
Jigsaw
memperhatikan
guru dan
mendiskusikan
sub
bab
untuk
5) Setelah selesai diskusi sebagai
mengolah informasi dan meningkatkan
tim ahli tiap anggota kembali ke
keterampilan berkomunikasi. Jika tugas
dalam
yang dikerjakan cukup sulit guru
bergantian mengajar teman satu
membentuk “kelompok ahli”.
Setiap
tim mereka tentang sub bab yang
bagian/
mereka kuasai dan tiap anggota
kesempatan
anggota
kepada
yang
siswa
mendapat
kelompok
subtopik yang sama berkumpul dengan
lainnya
anggota dari kelompok-kelompok yang
seksama.
mendapat
bagian/subtopik
tersebut.
Kemudian masing-masing anggota dari kelompok ahli ke kelompoknya yang
asli
mendengarkan
dan
dengan
6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 7) Guru memberi evaluasi
semula untuk menjelaskan apa yang baru dipelajarinya dari “kelompok ahli” kepada
rekan-rekan
kelompoknya
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian
(Huda, 2013: 206). Menurut Stepen, Sikes and Snapp
ini
adalah
metode
eksperimen. Metode eksperimen adalah
sebagaimana dikutip Rusman (2008)
metode
langkah-langkah
untuk menyelidiki hubungan sebab
metode
kooperatif
dikelompokkan,
yang
digunakan
akibat (pengaruh) antara variabel yang
Jigsaw adalah sebagai berikut: 1) Siswa
penelitian
tiap
diteliti.
Penelitian
ini
menuntut
kelompok terdiri 1 sampai 5 orang.
dilakukan eksperimen atau perlakuan.
2) Tiap orang dalam tim diberi bagian
Perlakuan dalam eksperimen penting
materi yang berbeda. 3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. 220
dilakukan karena (1) suatu variabel (variabel X) secara meyakinkan dapat diketahui pengaruhnya manakala sudah METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
di-treatment-kan melalui control dan
treatment atau perlakuan untuk kelas
dimanipulasi
yang
eksperimen satu dengan Jigsaw (X1),
ikut
dan kelas eksperimen dua dengan CIRC
mempengaruhinya, dan (2) data utama
(X2). Setelah selasai diberikan treatmen
yang
dilakukan tes akhir/pascates (O2/O4)
lain
variabel-variabel
yang
diduga
diperlukan
akan
untuk
menjawab
permasalahan penelitian baru dapat
kemudian
hasilnya
dibandingkan.
muncul setelah perlakuan dilakukan
Pengaruh
efektivitas
masing-masing
(Heriyadi, 2010: 48-49).
metode dapat dilihat dari selisih (O2-
Metode eksperimen yang dipilih
O1) dan (O4-O2).
quasi.
Surahmad (1989: 93) mengata-
Metode eksperimen kuasi dipilih karena
kan bahwa populasi adalah keseluruhan
peneliti
subyek baik manusia, gejala, benda,
adalah
metode
eksperimen
menggunakan
sampel
convenience yaitu kelompok-kelompok
atau
peristiwa;
sedangkan
sampel
yang sudah terbentuk secara alamiah
adalah sebagian dari populasi yang
seperti sebuah kelas. Dan masing-
langsung dikenai penelitian sebagai
masing partisipan tidak dipilih secara
bahan generalisasi untuk populasi. Pada
acak.
penelitian ini populasi adalah seluruh merupakan
siswa kelas VI SDN Pakujati 01 yang
rancangan pola atau corak penelitian
terdiri dari 56 siswa yang terbagi dalam
yang dilakukan berdasarkan kerangka
dua kelas yaitu kelas VIA, dan VIB.
pikir
Peneliti
Selain itu populasi kelas kontrol yaitu
penelitian
kelas VI SDN Taraban 01 yang
eksperimen kuasi jenis Nonequivalent
berjumlah 28 orang, serta kelas VI
Control Group Design. Desain ini
SDN Kretek 04 yang juga terdiri dari
kelompok eksperimen maupun kontrol
28 siswa. Dengan demikian jumlah
tidak dipilih secara random. Pra tes
populasi adalah 112 siswa.
Desain
penelitian
yang
dibangun.
menggunakan
desain
atau tes awal diberikan kepada dua kelompok
yaitu
eksperimen
satu,
Dalam
penelitian
ini
semua
populasi dijadikan sampel atau disebut
eksperimen dua, dan kelompok kontrol
sampel
untuk
awal
jumlah populasi yang ada, dan peneliti
diberikan
memanfaatkan kelompok yang sudah
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
221
(O1/O3).
mengetahui
kondisi
Selanjutnya
jenuh
karena
keterbatasan
terbentuk secara alamiah, dan tidak
untuk mengetahui kondisi kemampuan
dipilih secara acak (non randomly
awal siswa, (2) untuk mengetahui
assigment).
kemampuan siswa dalam menguasai berupa
materi pelajaran, (3) untuk mengetahui
serentetan pertanyaan atau latihan serta
tujuan apakah sudah tercapai, (4) untuk
alat
mendapatkan tagihan nilai.
Tes
yang
lain
diberikan
yang
digunakan
untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan,
Instrumen yang telah ada perlu
intelegensi, kemampuan atau bakat
diujicobakan agar mendapat gambaran
yang dimiliki individu atau kelompok
apakah instrumen yang sudah disusun
(Arikunto, 2013: 193). Dalam peneliti-
sudah baik atau belum. Jika belum baik
an pembelajaran membaca intensif jenis
maka perlu diadakan revisi sampai
tes yang digunakan adalah tes prestasi
instrumen menjadi benar-benar baik.
atau achievment-test, yaitu tes yang
Uji coba instrumen ini lebih lanjut
digunakan untuk mengukur pencapaian
bertujuan
seseorang setelah mempelajari sesuatu
keterangan keandalan instrumen yang
(Arikunto, 2013: 194).
telah disusun. Peneliti menggunakan
Tes digunakan untuk mengukur
untuk
memperoleh
program SPSS 16 yaitu menggunakan
pencapaian
uji product moment untuk uji validitas,
suatu prestasi (Arikunto, 2013: 266).
dan menggunakan program Cronboch’s
Dalam
Alpha untuk uji reliabelitasnya.
kemampuan
dasar dan
penelitian
ini
peneliti
menggunakan tes buatan guru yang
Selanjutnya data diuji dengan
disusun oleh peneliti melalui bimbingan
menggunakan uji normalitas dengan
dosen dengan prosedur tertentu. Tes
menggunakan uji Kolmogorov Smirnow
yang disusun oleh peneliti
terhadap nilai post tes. Perhitungan
sudah
diujicobakan sehingga dapat diketahui
dilakukan
validitas dan realibiltasnya.
program SPSS16.0 dengan ∝= 0,05.
Tes yang disusun peneliti adalah tes objektif pilihan ganda atau multiple choice dengan jumlah
20 butir soal,
dan disediakan 4 option atau pilihan jawaban. Kegunaan tes adalah (1) 222
dengan
menggunakan
Kriteria pengujian sebagai berikut: a) Nilai Sig (2-tailed)> 1/2 ∝, maka data berdistribusi normal. ଵ
b) Nilai Sig (2-tailed)< ∝, maka data ଶ tidak berdistribusi normal METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
Uji
homogenitas
dilakukan
Hasil
perhitungan
kemudian
untuk mengetahui apakah data dari
dibandingkan dengan hasil pratest dan
masing-masing
post-test pada kelas kontrol. Hasil t
kelompok
sampel
memiliki varians yang sama atau tidak.
hitung
Uji homogenitas diberlakukan pada
dengan nilai pada tabel-t, 2) selanjutnya
nilai pratest. Perhitungan dilakukan
untuk
menggunakan
16.0
efektivitas metode CICR dan Jigsaw
dengan ∝ = 0,05 dengan menggunakan
digunakan data pascates masing-masing
uji levene statistic. Kriteria pengujian
kelas baik kelas eksperimen dengan
adalah sebagai berikut:
metode CIRC dan jigsaw maupun
a) Nilai Sig (2-tailed)>∝, maka varians
kontrol dengan metode konvensional,
program
SPSS
selanjutnya mengetahui
dikonsultasikan perbandingan
lalu diuji dengan uji independent
homogen. b) Nilai Sig(2-tailed) <∝, maka varians
sampel t-test.
tidak homogen. Data
yang
normalitas
sudah
dan
diketahui
homogenitasnya
selanjutnya diuji dengan uji-t yaitu menguji hasil tes untuk mengetahuai keefektifan metode CIRC dan Jigsaw dalam
membaca
analisis
ini
intensif. adalah
Teknik dengan
membandingkan selisih prates
dan
pascates pada kelas eksperimen dengan metode CIRC dan jigsaw. Disamping itu juga membandingkan hasil pra tes dan pascates di kelas kontrol dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN Keefektifan Metode CIRC dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelompok Eksperimen. Untuk mengetahui keefektifan metode CIRC dalam meningkatkan kemampuan digunakan berpasangan
membaca analisis
uji-t
(paired
intensif sampel t-test).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis diperoleh nilai t hitung = 4,378. Hasil t hitung ini kemudian dibandingkan t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05
metode konvensional. ini
diperoleh t = 2,052. Maka t hitung
dilakukan beberapa kali, yaitu 1)
(4,378) > t tabel (2,052), sehingga
dilakukan untuk menghitung perbedaan
dapat dikatakan bahwa metode CIRC
mean pada pratest dan post-test pada
efektif untuk meningkatkan kemam-
kelas eksperimen menggunakan t-test.
puan membaca intensif siswa kelompok
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
223
Analisis
pada
penelitian
VIA SDN Pakujati 01 Paguyangan.
sehingga peningkatan nilai sebesar
Peningkatan juga terjadi pada nilai tes
1,82. Hasil perhitungan uji-t paired
awal (5,85) menjadi tes akhir (7,67)
dapat dilihat pada tabel 4.22
Tabel 1. Hasil Uji-t Berpasangan Metode CIRC Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Std. Std. Deviati Error Mean on Mean Lower Upper
t
Sig. (2Df tailed)
Pair Pascates CIRC2 1 Eksperimen 2.0302 5.6125 4.37 3.82143 4.61923 .87295 27 Prates CIRC2 8 8 8 Eksperimen Cara lain untuk mengetahui keefektifan
pascates
metode CIRC dalam meningkatkan
kelompok eksperimen. Adapun analisis
kemampuan
yang digunakan adalah analisis uji-t
membaca
intensif
dilakukan dengan membandingan hasil
sampel
kelompok
bebas
kontrol
.000
(independent
dan
t-test).
Tabel 2. Hasil Uji-t Saling Bebas Metode CIRC Levene's Test for Equality of Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
T
95% Confidence Sig. Std. (2- Mean Error Interval of the tailed Differen Differen Difference Df ) ce ce Lower Upper
Pascates Equal CIRC variances 5.777 .020 2.750 54 .008 3.14286 1.14298 .85132 5.43440 Eksperim assumed en Equal pascates variances not 2.750 51.670 .008 3.14286 1.14298 .84895 5.43676 CIRC assumed Kontrol
224
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
Berdasarkan diperoleh t hitung hitung
ini
hasil
analisis
= 2,750. Hasil t
kemudian
dibandingkan
dengan t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh t = 2,005. Maka t hitung (2,750) > t tabel (2,005), sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
metode
CIRC
efektif
untuk
meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelompok VIA SDN
kelompok kontrol (6,20) dan kelompok eksperimen (7,67) sebesar ( 1,47). Keefektifan Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelompok Eksperimen Untuk mengetahui keefektifan metode Jigsaw dalam meningkatkan kemampuan membaca intensif pada kelompok eksperimen Jigsaw dapat digunakan uji-t sampel berpasangan (paired
t-test).
Adapun
hasil
Pakujati 01 Paguyangan. Hal ini dapat
perhitungan uji-t paired dapat dilihat
dilihat dari selisih rata - rata pascates
pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Hasil Uji-t Berpasangan Metode Jigsaw Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Std. Difference Deviati Error Mean on Mean Lower Upper
T
Pair Pascates 1 Jigsaw Eksperimen 3.92857 5.53058 1.04518 1.78404 6.07311 - Prates Jigsaw Eksperimen Berdasarkan
hasil
perhitungan
analisis nilai t hitung= 3,759, jika
Sig. (2taile df d)
3.759 27 .001
sebesar 1,97 dari nilai prates (5,69) menjadi (7,66) pada pascates.
dengan taraf signifikan α = 0,05
Cara
diperoleh t tabel = 2,052. Maka t hitung
keefektifan
( 3,759) > t tabel (2,052), sehingga
meningkatkan kemampuan membaca
metode
untuk
intensif siswa dapat dilakukan dengan
meningkatkan kemampuan membaca
membandingkan hasil pascates antara
intensif siswa. Hal itu juga dapat dilihat
kelompok kontrol dengan kelompok
dari adanya peningkatan nilai rata-rata
eksperimen. Analisis yang digunakan
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
225
Jigsaw
efektif
lain
untuk
metode
mengetahui
Jigsaw
dalam
adalah analisis uji-t sampel saling bebas
(2,005),
(independent t-test).
bahwa metode Jigsaw efektif untuk
Untuk mengetahui bukti jawaban terhadap hubungan penggunaan CIRC danJjigsaw dengan menggunakan uji-t saling
bebas.
Berdasarkan
hasil
perhitungan analisis diperoleh t hitung 2,340. Hasil t hitung ini kemudian
sehingga
dapat
dikatakan
meningkatkan kemampuan membaca intensif
siswa
SDN
Pakujati
01
kelompok VI B Paguyangan. Hal ini juga dapat dilihat dari selisih rata-rata nilai pascates kelompok kontrol (6,13)
dibandingkan dengan t tabel dengan
dan kelompok eksperimen ( 7,66)
taraf signifikan α = 0,05 diperoleh t =
sehingga terjadi perbedaan nilai sebesar
2,005. Maka t hitung (2,340) > t tabel
(1,53).
Tabel 4. Hasil Uji-t Saling Bebas Metode Jigsaw Levene's Test for Equality of Variances F
t-test for Equality of Means
Sig. T
df
Std. Mean Sig. (2Error Diffetailed) Difference rence
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Posttes CIRC Equal Eks * Posttes variances 2.446 .124 .192 54 .849 .21429 1.11689 -2.02495 2.45352 Jigsaw Eksp assumed Equal variances .192 52.393 .849 .21429 1.11689 -2.02652 2.45509 not assumed
Perbandingan Keefektifan Metode CIRC dengan Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif. Selanjutnya keefektifan dengan
untuk
antara Jigsaw
mengetahui
metode digunakan
CIRC data
test.
Berdasarkan hasil perhitungan
analisis diperoleh t hitung = 0,192. Hasil t hitung ini kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel dengan taraf signifikan α = 0,05, diperoleh t = 2,005.
Maka t hitung
masing-masing kelompok,
(0,192) < dat t tabel (2,005). Selain itu
baik Jigsaw maupun CIRC kemudian
juga diuji dengan paired sample test
diuji dengan uji independent sampel t-
diperoleh t hitung (0,225) < t tabel
226
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
pascates
(2,005) maka tidak ada perbedaan
kelompok
keefektifan yang signifan antara metode
Paguyangan, atau dengan kata lain
CIRC dibandingkan dengan metode
kedua
CIRC
memiliki
dalam
kemampuan
meningkatkan
membaca
intensif
di
VI
SDN
metode
Pakujati
tersebut
01
sama-sama
kedefektifan
dalam
membaca
intensif
pembelajaran
Tabel 5. Hasil Perbandingan metode Jigsaw dan CIRC Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t-test for Equality of Means
T
df
Sig. Mean (2- Diffetailed) rence
Std. 95% Confidence Error Interval of the DiffeDifference rence Lower
Upper
Equal pasca tes variances 2.234 .141 2.340 54 .023 3.00000 1.28185 .43004 5.56996 Jigsaw assumed Eksperimen * pasca tes Equal variances 2.340 53.379 .023 3.00000 1.28185 .42936 5.57064 Jigsaw not Kontrol assumed
Hal lain juga dapat diketahui dari selisih perolehan rata-rata
pascates.
Pada kelompok eksperimen CIRC nilai rata-rata 7,67 sedangkan kelompok eksperimen
Jigsaw
7,66
Perbedaan selisih yang sangat kecil itu membuktikan metode CIRC dan Jigsaw tidak
memiliki
signifikan
perbedaan
yang
di dalam meningkatkan
selisih
perbedaan sangat kecil yaitu 0, 01.
kemampuan membaca intensif.
Tabel 5 Uji-t Berpasangan Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Mean Deviati Error Difference on Mean Lower Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Pair Post-test CIRC 1 Eksp-Post-test .21429 5.05054 .95446 -1.74411 2.17268 .225 27 .824 Jigsaw Eksp METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
227
Berdasarkan data analisis statistik di
Selain itu cara kedua untuk
atas dapat diketahui bahwa kedua
mengetahui keefektifan metode CIRC
metode baik CIRC maupun Jigsaw
adalah dengan membandingkan hasil
sama-sama efektif diaplikasikan dalam
prates kelompok CIRC eksperimen
pembelajaran membaca intensif.
dangan pascates kelompok kontrol. Pembuktian
Keefektifan Metode CIRC dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa Hasil bahwa
penelitian
penggunaan
menunjukkan metode
CIRC
efektif dalam pembelajaran membaca intensif
pada
dilaksanakan
di
penelitian
yang
kelas
SDN
VIA
Pakujati 01. Hal ini dibuktikan dengan data
yang
diperoleh
dengan
penghitungan statistik dengan uji-t sampel berpasangan (paired t-test) yang membandingkan hasil antara hasil pada kelompok yang sama yaitu prates kelompok eksperimen dan pascates eksperimen. Dari penghitungan hasil t hitung
=
4,378,
sedangkan
taraf
dilakukan
dengan
menggunakan penghitung statistik uji-t sampel bebas (independent t-test). Hasil analisis diperoleh t hitung = 2,750. Hasil ini dibandingkan dengan t tabel α = 0,05 t = 2,005. Sehingga t hitung (2,750) > dari t tabel (2,005). Hal lain dapat diketahui nilai rata-rata pascates CIRC kelas kontrol (6,20) dan pascates CIRC eksperimen nilai rata-rata (7,67) sehingga didapati selisih (1,47). Dari data di atas maka ditarik kesimpulan bahwa metode CIRC efektif digunakan dalam pembelajaran membaca intensif. Efektivitas metode CIRC dalam dalam pembelajaran membaca dapat dijelaskan karena dalam prakteknya penyajian wacana yang menarik yang
signifikan α = 0,05 adalah 2,052. Maka
diambil dari berbagai sumber dalam hal
t hitung (4,378) > t tabel (2,052). Hasil
ini majalah anak-anak Bobo yang
data nilai prates dan pascates kelas
menyajikan materi bacaan yang ringan
eksperimen juga mengalami perubahan
dengan kosa kata baru membuat siswa
dari (5,85) menjadi (7,67) kenaikan
memiliki ketertarikan untuk menggali
sebesar ( 1,87), sehingga dapat ditarik
informasi lebih dalam pada wacana
analogi metode CIRC efektif digunakan
yang diberikan guru. Metode CIRC
dalam pembelajaran membaca intensif.
menjadi
228
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
tepat
digunakan
dalam
pembelajaran membaca intensif karena
kinerja yang sama. Dalam hal ini setiap
berdasarkan
bahwa
siswa memiliki tanggung jawab yang
metode CIRC yang merupakan metode
sama untuk dapat menyelesaikan tugas
pembelajaran terpadu,
menggali informasi yang ada pada
pada
komprehensif
konsep
yang secara
digunakan
untuk
wacana
yang disajikan. Kerjasama
pembelajaran membaca, menulis, dan
kolaboratif
seni berbahasa di kelas tinggi sekolah
mengesampingkan rasa individualistis,
dasar (Slavin,2005:200)
tidak ada siswa yang berpangku tangan
Pembelajaran
dengan
membaca
dalam
intensif
pembelajaran
karena
menurut
siswa
mengandalkan siswa yang pandai saja. Hubungan harmonis yang telah
menggunakan metode CIRC efektif dilaksanakan
antar
terbina
antar
keefektifan
siswa
mendukung
pembelajaran
dengan
Sugandi dan Riyadi (Slavin, 2009: 2)
menggunakan metode CIRC. Siswa
siswa bekerja sama dengan sesama
dengan segala perbedaanya seperti
siswa untuk menyelasaikan tugas-tugas
motivasi,
berstruktur, ada struktur dorongan atau
harapan, latar belakang sosio-koltural,
tugas yang bersifat kooperatif sehingga
tradisi keluarga, menyatu dalam sebuah
memungkinkan
interaksi
sistem belajar di kelompok. Perbedaan
secara terbuka dan hubungan yang
yang ada harus diorganisir oleh guru,
bersifat interdepensi efektif di antara
untuk
anggota kelompok, dalam pembelajaran
optimal. Guru harus menyadari bahwa
ini siswa saling bekerja sama mengupas
perbedaan potensi bawaan merupakan
informasi-informasi penting yang ada
kekuatan
dalam bacaan yang disajikan oleh guru.
mengorganisir pembelajaran yang ideal
terjadinya
Senyampang
dengan
Sugandi,
Hilbert,1993 dalam (Slavin 2005:201) mengatakan
bahwa
CIRC
minat,
mencapai
bakat
perhatian
pembelaran
maha
hebat
yang
untuk
(Sanjaya, 2010: 135). Menurut Saifulloh (dalam Huda,
adalah
2013: 221), metode CIRC menyajikan
sebuah fitur yang bersifat hampir selalu
pengalaman dan kegiatan belajar yang
universal dari pengajaran membaca
sesuai dengan tingkat perkembangan
yaitu penggunaan kelompok membaca
siswa, sehingga siswa tertarik untuk
yang terdiri atas siswa dengan tingkat
mengikuti
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
materi
pembelajaran 229
membaca intensif lebih lanjut, CIRC
wawasan guru untuk mengembangkan
menyajikan
pembelajaran inovatif, kreatif yang
kegiatan
belajar
lebih
bermakna sehingga hasil belajar akan
menyenangkan siswa. Metode
bertahan lama, melalui pembelajaran
CIRC
mampu
terpadu, siswa saling berkolaborasi
memberikan solusi dari kesulitan siswa
menumbuhkembangkan
keterampilan
memahami bacaan, dimana siswa saling
berfikir kreatif untuk mencari solusi
berkolaborasi dan bertanggung jawab
dari permasalahan yang ada dalam
terhadap
bacaan, dan setiap anggota kelompok
mengeluarkan ide-ide dan memahami
bertanggung
konsep yang ada dalam bacaan seperti
jawab
terhadap
tugas
tugas
kelompok
untuk
pemahaman bacaan, kosa kata, ejaan
kelompoknya. Lebih lanjut CIRC merupakan
dan menemukan pesan yang tersirat
pembelajaran terpadu yang bersifat
dalam
bacaan,
sehingga
terbentuk
pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan
pemahaman dan pengalaman belajar
permasalahan yang di temui di seputar
yang dapat tersimpan lama.
kehidupan siswa, materi-materi bacaan aktual
yang
sesuai
dengan
perkembangan siswa yang disajikan dalam
pembelajaran
intensif
Keefektifan Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif Siswa
dapat
Penggunaan
metode
Jigsaw
memperkaya siswa dalam pengetahuan
dalam pembelajaran membaca intensif
kebahasaan
di
yang
nantinya
sangat
bermanfaat bagi siswa.
kelas VIB SDN Pakujati 01
Paguyangan menunjukkan hasil bahwa
Tidak kalah pentingnya CIRC
metode Jigsaw efektif digunakan dalam
menumbuhkembangkan
kemampuan
pembelajaran membaca intensif. Hal ini
interaksi
untuk
diketahui dari data yang diperoleh dari
sosial
siswa
mengembangkan
bisa
kemampuan
uji
statistik.
Hasil
uji-t
sampel
berkomunikasi dalam kelompok dengan
berpasangan
saling
dilakukan pada sampel yang sama yaitu
bekerjasama,
toleransi,
respek
memiliki
terhadap
jiwa
gagasan
(paired
t-test)
kelompok eksperimen. Prates
yang Jigsaw
orang lain, membangkitkan motivasi
eksperimen dengan pascates Jigsaw
belajar
eksperimen mendapatkan hasil t hitung
230
siswa,
serta
memperluas
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
= 3,759, sedangkan t tabel α = 0,05
pembelajaran membaca intensif.di kelas
adalah 2,052, sehingga t hitung (3,759)
VI B SDN Pakujati 01. Metode Jigsaw
> dari t tabel (2,052). Hal ini memiliki
menurut Huda (2003: 206) memang
arti metode Jigsaw efektif digunakan
cocok diterapkan dalam pembelajaran
dalam pembelajaran membaca intensif.
yang berhubungan dengan keterampilan
Selain itu keefektifan juga ditunjang
membaca, menulis, mendengarkan dan
data adanya kenaikan nilai sebesar 1,97
berbicara.
dari pascates 5,69 menjadi 7,66.
Pembelajaran
dengan
metode
Pembuktian keefektifan metode
Jigsaw dalam pembelajaran membaca
Jigsaw dalam pembelajaran membaca
intensif diarahkan pada keaktifan siswa
intensif juga dapat dilakukan dengan uji
dengan cara siswa saling berkolabarasi
statistik uji-t saling bebas (independent
dalam
t tes) yang diujikan pada sampel yang
dimana ada salah seorang siswa yang
berbeda yaitu di kelompok eksperimen
dianggap paling mumpuni dan bisa
dan kelompok kontrol.. Hasil analisis
membimbing
diperoleh t hitung = 3,340, sedangkan t
mengalami kesulitan karena orientasi
tabel taraf signifikan α = 0,05 adalah t
pembelajaran dengan metode Jigsaw
= 2,005, sehingga t hitung (3,340) > t
bukan pembelajaran dengan sistem
tabel ( 2,005). Selisih
kompetisi,
nilai rata-rata
kelompok-kelompok
siswa
kecil
lainnya
dimana
yang
keberhasilan
pascates Jigsaw eksperimen dengan
individu diorientasikan pada kegagalan
pascates Jigsaw kontrol sebesar 1,53,
orang yang lain, tetapi pembelajaran
yaitu
dengan metode Jigsaw ini menciptakan
nilai
rata-rata
(6,13)
dibandingkan (7,66). Dengan demikian
pembelajaran
kooperatif
adalah
dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
menciptakan
keberhasilan
individu
Jigsaw
ditentukan oleh atau dipengaruhi oleh
efektif
digunakan
dalam
pembelajaran membaca intensif di kelas
keberhasilan
VI SDN Pakujati 01.
1994:50).
Hasil penelitian yang dilakukan
kelompok
kelompoknya
Siswa kecil
dalam
(Slavin, kelompok-
bekerja
sama
mampu menjawab tujuan penelitian
menyelesaikan tugas untuk menggali
untuk membuktikan bahwa metode
informasi yang disajikan guru dalam
Jigsaw
sebuah
efektif
digunakan
dalam
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
wacana,
mereka
saling 231
membahu karena menganggap tugas
permasalahan yang dihadapi anggota
yang diberikan sebagai tanggung jawab
kelompok sama. Anggota
bersama.
tim ahli adalah seorang siswa yang
Pembelajaran membaca intensif
telah
dipercaya
oleh
kelompok
anggota
ini cocok diaplikasikan dengan metode
kelompoknya dan mendapat tantangan
kooperatif
untuk
belajar
Jigsaw, dimana siswa
dalam
kecil
secara
bekerjasama
menyelesaikan
sebuah
kelompok-kelompok
permasalahan khusus (subbab khusus)
heterogen,
saling
yang telah diberikan oleh guru. Seorang
ketergantungan
yang berperan sebagai tim ahli harus
dalam
jawab
memiliki
materi
menyelesaikan tugas, selanjutnya tugas
pembelajaran yang harus dipelajari, dan
tersebut kemudian dipaparkan kepada
terdapat
anggota kelompok tim ahli lainnya.
yang
positif,
terhadap
bertanggung
ketuntasan
tim
ahli
bagian
yang
bertugas
kesigapan
membahas kesulitan-kesulitan yang ada
Setelah
serta menyampaikan kepada kelompok
kelompok tim ahli, selanjutnya anggota
lain (Arends 1997). Hal inilah yang
tim ahli kembali kepada kelompok
membedakan
metode
asalnya untuk menyampaikan hasil
pembelajaran kooperatif yang lain.
diskusi tim ahli. Di sinilah diperlukan
Peran salah seorang anggota kelompok
kemampuan
yang
menonjol
berperan sebagai tutor sebaya menjadi
diantara anggota kelompok yang lain,
pemimpin diskusi dan memberikan
yang dijadikan sebagai tumpuan untuk
solusi dari permasalahan yang dihadapi
melakukan
pembimbingan
kelompoknya. Pembelajaran membaca
kepada anggota kelompoknya yang
intensif dengan menggunakan metode
mengalami kesulitan.
Jigsaw ini efektif karena adanya tim
dengan
dianggap
tipe
paling
proses
selesai
dalam
pembahasan
komunikatif
di
untuk
Menurut Rusman (2008: 205)
ahli yang bertugas membahas subbab
penggunaan metode Jigsaw adanya
khusus dalam sebuah wacana untuk
pengelompokan tim ahli dalam sebuah
kemudian
kelompok khusus yang
kelompok asal.
dihadapkan
pada permasalahan yang berbeda untuk setiap 232
individu
tim
ahli,
tetapi
disampaikan
kepada
Eksistensi seorang siswa yang telah dipercaya memiliki kemampuan METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
yang lebih dibandingkan siswa yang
agar siswa dapat menerima teman-
lain yang dipercaya sebagai tim ahli,
temannya yang memiliki perbedaan
haruslah memiliki kemampuan untuk
latar belakang, baik suku, agama,
dapat
kemampuan akademik dan tingkatan
bekerjasama
dapat
menghidupkan suasana pembelajaran
sosial.
yang
menyenangkan.
keantusiasan siswa dalam pembelajaran
Keberadaan seorang anggota tim ahli
tidak ada persaingan yang tidak sehat
dapat
motivasi
selama dalam pembelajaran, anggota
mengembangkan
tim ahli aktif dalam melakukan proses
aktif
dan
membangkitkan
seseorang
untuk
kecakapan yang dimiliki seseorang. Pembelajaran
intensif
dengan
Hal
ini
tercermin
dari
pembimbingan, demikian juga anggota kelompoknya
menerima
keberadaan
metode Jigsaw telah menempatkan
tim ahli sebagai pemimpin kelompok
teman
dengan ketulusan,
sebagai
figur
yang
dapat
suasana diskusi
dijadikan teladan. Siswa yang memiliki
terjalin penuh keakraban.
kelebihan dibanding siswa yang lain
Pembelajaran
dilakukan
dipandang oleh teman yang lain mampu
dengan
untuk memimpin kelompoknya. Siswa
mendapatkan pengalaman
akan mengagumi teman yang kenal
dalam pembelajaran
baik
yang
dan akan mengendap lama dalam
mengakibatkan proses imitasi dengan
memori siswa. Metode Jigsaw adalah
meniru sikap dan tindakan temannya,
metode
termasuk
Bahkan
pembelajaran mandiri karena terdapat
pengaruh teman dapat mengalahkan
diskusi tim ahli, transfer ilmu tim ahli
pengaruh guru, orang tua sisiwa, karena
kepada kelompoknya, dan juga laporan
persamaan umur, kecocokan hobi, dan
tim untuk mempresentasikan tugas
kecenderungan yang sama.
yang diselesaikan oleh kelompoknya.
dengan
cara
dirinya,
belajarnya.
Penggunakan
metode
Jigsaw
penuh
yang
yang
Ibrahim
kooperatif
Penggunaan
pembelajaran
untuk
langsung
lebih bermakna
memungkinkan
Senada dengan pendapat di atas
sebagai salah satu metode pembelajaran dalam
kemandirian,
dkk
(2000) metode
menyatakan pembelajaran
membaca intensif menurut Depdiknas
Jigsaw memberikan keuntungan yaitu
memiliki tujuan dan memberi peluang
untuk mengembangkan tingkah laku
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
233
kooperatif, menjalin hubungan yang
(0,192) < t tabel (2,005) dan uji paired
harmonis antarsiswa, mengembangkan
sample test t hitung (0,225) < t tabel
kemampuan
(2,005) maka kedua metode baik CIRC
akademis
siswa,
serta
siswa mendapatkan pengalaman belajar
maupun
yang
teman
perbedaan keefektifan diterapkan dalam
dibandingkan dari guru. Pembelajaran
pembelajaran intensif, dengan kata lain
membaca intensif yang dilakukan oleh
kedua
guru dengan menyajikan bacaan segar
diterapkan
yang diperoleh dari berbagai sumber,
membaca efektif pada siswa kelas VIA
membuat siswa merasa tertarik untuk
SDN Pakujati 01 Paguyangan.
lebih
banyak
dari
Jigsaw
metode
bahwa Keefektifan Metode CIRC dibandingkan Metode Jigsaw dalam Pembelajaran Membaca intensif Setelah diketahui bahwa metode CIRC dan metode Jigsaw keduanya
lain Jigsaw
efektif
pembelajaran
yang
penerapan
maupun
memiliki
tersebut
dalam
Hal
mengikuti pembelajaran lebih lanjut.
tidak
membuktikan
metode efektif
CIRC
diterapkan
dalam pembelajaran membaca intensif adalah dengan melihat selisih perolehan nilai rata-rata pascates di dua kelompok eksperimen tersebut. Pada kelompok
sama-sama efektif digunakan dalam
eksperimen
pembelajaran membaca intensif di kelas
CIRC diperoleh nilai rata-rata 7,67.
VI A dan VI B SDN Pakujati 01,
Sedangkan di kelompok eksperimen
selanjutnya
perbandingan
dengan metode Jigsaw nilai rata-rata
untuk mengetahui dari dua metode
7,66. Disini dapat dilihat meskipun
tersebut manakah yang lebih efektif.
kedua metode ini cocok digunakan
dilakukan
Peneliti
melakukan
dengan
menggunakan
uji
dalam pembelajaran intensif, namun
perbandingan dengan menggunakan uji
terdapat perbedaan meskipun sangat
statistik
tipis yaitu selisih nilai hanya 0,01.
dengan
menggunakan
uji
independent sampel t-test untuk data
Perbedaan
pascates kelompok eksperimen Jigsaw
membuktikan bahwa metode CIRC
dan eksperimen CIRC. Berdasarkan
maupun
hasil
0,192,
diterapakan dalam membaca intensif
sedangkan t tabel taraf signifikan α =
sama-sama memiliki keefektifan yang
0,05 diperoleh t = 2,005. Maka t hitung
sepadan.
234
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
analisis
t
hitung
=
yang metode
ada Jigsaw
dapat apabila
Berdasarkan pengamatan peneliti
membaca
intensif
menumbuhkan
selain data statistik di atas yang
kemampuan berpikir kreatif, teliti, dan
membuktikan bahwa kedua metode
jiwa kooperatif siswa untuk saling
memiliki
bekerja sama saling menghargai dalam
keefektifan
baik
CIRC
maupun Jigsaw karena tidak memiliki
pembelajaran.
perbedaan yang signifikan dibuktikan
2.
dengan uji analisis statistik di atas,
dengan menggunakan metode Jigsaw
peneliti juga menemui
juga
menggunakan
Pembelajaran
membaca
memiliki
intensif
keefektifan
karena
dasar pemikiran sebagai berikut:
metode Jigsaw cocok diaplikasikan
1. Metode CIRC adalah metode yang
dalam
pembelajaran
secara spesifik sangat cocok diterapkan
materi
yang
dalam
keterampilan
pembelajaran
membaca,
untuk
materi-
berhubungan
dengan
membaca,
menulis,
ataupun
berbicara
menulis, dan seni berbahasa di kelas
mendengarkan,
tinggi sekolah dasar (Slavin, 2005:
(Huda
200). Pembelajaran membaca intensif
metode Jigsaw dalam pembelajaran
dengan menggunakan metode CIRC
intensif memberi kesempatan kepada
dengan menyajikan wacana segar yang
siswa untuk mengolah informasi yang
diambil dari berbagai sumber bacaan,
didapatkan dari wacana yang disajikan
kemudian siswa diberi tugas menggali
guru
informasi
peristiwa
yang
tersebut seperti pokok pikiran utama,
wacana,
menyebutkan
menentukan pernyataan yang sesuai,
menjadi penyebab suatu peristiwa,
menanggapi wacana, menyebutkan ciri-
menyebutkan
ciri tertentu suatu benda, dan materi
menyebutkan rincian sebuah peristiwa,
lainnya lebih rinci dapat dapat digali
kosa kata baru, penulisan ejaan dan
melalui pembelajaran membaca intensif
masih banyak materi lainnya.
penting
dalam
wacana
seperti
Senyampang dengan pendapat di atas
dalam
Syaifulloh,
siswa
(
dalam
Huda
204).
Implementasi
menyebutkan ada
ciri
Penggunaan
dengan menggunakan metode CIRC.
2003
2013:
pada apa
suatu
metode
pembelajaran mendapatkan
suatu sebuah yang
benda,
Jigsaw
memungkinkan pengalaman
2013:221) menjelaskan metode CIRC
langsung dalam pembelajaran melalui
yang digunakan dalam pembelajaran
proses
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
menemukan sendiri
dengan 235
mengembangkan kemampuan koopera-
intensif
tif dengan berfungsinya tim ahli yang
eksperimen
memberikan
belajar
mendapatkan simpulan sebagai berikut.
kepada siswa yang lain, sehingga siswa
Metode CIRC efektif diterapkan dalam
lebih
pembelajaran
pengalaman
banyak
belajar
dibandingkan Pembelajaran
dari
gurunya.
kelompok
menggunakan
diketahui
dari dengan
teman
yang dilaksanakan di kelas CIRC
dan
membaca eksperimen.
dari
uji
jigsaw
intensif
di
Hal
ini
analisis
taraf
mempererat
signifikan α = 0,05. Hal ini terbukti
hubungan baik antar siswa, dan bagi
hasil t hitung (4,378) > t tabel (2,052),
siswa yang memiliki kemampuan lebih
dan selisih nilai rata-rata posttest kelas
dapat
eksperimen (7,67) dengan kelas kontrol
metode
Jigsaw
dapat
mengembangkan
kemampuan
(6,20) sebesar 1,47.
akademiknya. Meskipun kedua metode tidak
Metode jigsaw efektif diterapkan
memiliki perbedaan keefektifan yang
dalam pembelajaran membaca intensif
signifikan
di kelompok eksperimen. Hal ini dapat
diterapkan
dalam
pembelajaran membaca intensif, akan
diketahui
dari
uji
analisis
taraf
tetapi perbedaan yang sangat tipis
signifikan α = 0,05. Hal ini terbukti t
antara metode Jigsaw dengan CIRC
hitung (3,759) > t tabel (2,052), dan
jika dilihat dari selisih nilai rata-rata
selisih nilai rata-rata posttest kelas
pascates Jigsaw dibandingkan metode
eksperimen (7,66) dan kelas kontrol
CIRC hanya berselisih 0,01 sehingga
(6,13) sebesar 1,53. Penggunaan metode CIRC dan
membuktikan bahwa metode CIRC dan Jigsaw adalah sama-sama memiliki
Jigsaw
keefektifan
pembelajaran membaca intensif. Hasil
diterapkan
dalam
pembelajaran membaca intensif.
sama-sama
analisis
pascates
efektif
nilai
dalam
rata-rata
kelompok CIRC dengan kelompok SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah
jigsaw dengan uji-t taraf signifikan α = 0,05
membuktikan
t
independent
dilakukan maka peneliti mengambil
sample test hitung (0,192) < t tabel
kesimpulan pelaksanan pembelajaran
(2,005), sedangkan uji-t paired sampel
Bahasa Indonesi pada materi membaca
tes, t hitung (0,225) < t tabel (2,005)
236
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
maka metode CIRC dan jigsaw tidak ada perbedaan
keefektifannya dalam
Heryadi. Dedi. 2013. Statistika Praktis untuk Penelitian Pendidikan. Tasikmalaya: UST
membaca intensif. Kedua metode ini sama-sama efektif. Hal lain dapat dilihat dari
selisih nilai rata-rata
pascates kelompok CIRC sebesar (7,67) dan kelompok jigsaw sebesar (7,67), sebesar 0,01.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Majid,
Abdul. 2013. Stategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rahim,
Farida. 2008. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Bandung: Bumi Aksara
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Slameto. 2010. Belajar Dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Suwartono. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi
Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
Tarigan, H. G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
METAFORA Volume 2 No 2 April 2016
237
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajagrafindo Persada