13 20 NI JU
Nasre view
iV is Ed
PT Reasuransi Nasional Indonesia
Media Praktisi Bicara Asuransi dan Reasuransi
BEST REINSURANCE 2013
Review
Exotic car, siapa takuuuttt!
Susunan Redaksi & Daftar Isi
Dari Redaksi Pembaca yang budiman, NasreView edisi V – Juni 2013 kali ini kembali menyapa anda dengan berita utama tentang keberhasilan Nasional Re menjadi perusahaan reasuransi terbaik tahun 2013 versi majalah Media Asuransi . Hal ini adalah perolehan kedua kalinya berturut-turut Nasional Re memperoleh predikat tersebut. Dari redaksi, kami sampaikan salam dari manajemen Nasional Re dengan apresiasi yang tinggi untuk seluruh mitra perusahaan yang telah bekerjasama dengan perusahaan sehingga Nasional Re berhasil memperoleh capaian tersebut. Pada edisi ini kami juga menyajikan beberapa artikel menarik tentang risiko asuransi mobil eksotis (ME), claims-made basis, maupun artikel lain tentang bidang-bidang investasi, teknologi, dan SDM. Kami terus berusaha meningkatkan kualitas artikel dan performance bulletin ini agar Anda lebih merasakan manfaatnya. Redaksi juga selalu terbuka menerima masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan bulletin ini kedepannya. Kami berharap media ini bisa menjadi salah satu jembatan komunikasi yang hangat dan intens antara jajaran Nasional Re dengan para mitranya. SUSUNAN REDAKSI
DAFTAR ISI
Penasehat Dewan Redaksi Liputan Utama ................................ 01 Redaksi Cuap cuap Marketing ................................ 03 Pimpinan Wakil Pimpinan
Money Talks ................................ 06 Obrolan Underwriting & Claim ................................. 10 Bisik-bisik SDM .................................. 14 Nasional Re Tech .................................. 16 Seputar Nasional Re .................................. 19 Snapshot (Berita Photo) ................................... 21 Pegawai Pilihan ................................... 22 Suz Reni & Humor ................................... 23
: Direksi : Aviantono Yudihariadi, Subagio Istiarno : Adam Kurniawan : Andrie Prasetyo
Editor Marketing Actuary Underwriting Claim Akuntansi & Keu IT Human Capital
: Christop Marhasak, Ratna Wijayanti, Dania Virjianti : Faried Susanto : Djoko Slamet, Marlina : Husnul Khuluq, Indra Permana : Heru Sukoco, Yohanes Hermawan : Dri Haskoro : Bambang Setiawan
Kreatif dan Design : Arie Wibowo
Liputan Utama
The Best Reinsurance
U
ntuk kedua kalinya secara berturut-turut Nasional Re terpilih sebagai The Best Reinsurance atau perusahaan reasuransi terbaik versi Majalah Media Asuransi, yaitu untuk tahun 2013 dan tahun sebelumnya (2012) juga memperoleh predikat yang sama. Hal tersebut diumumkan oleh Redaksi Majalah Media Asuransi pada pagelaran pemberian penghargaan kepada perusahaan para pelaku bisnis asuransi, baik asuransi jiwa, asuransi umum maupun reasuransi yang diadakan di hotel Le Meridien Jakarta pada Kamis malam tanggal 13 Juni 2013. Penghelatan tersebut juga dihadiri oleh Bapak Firdaus Djaelani selaku Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya - OJK, dan para ketua atau perwakilan asosiasi industri asuransi di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut terpilih juga perusahaan asuransi terbaik untuk asuransi jiwa dan asuransi umum dengan masing-masing kategori yang dikelompokan dalam jumlah ekuitas yang dimiliki per 31 Desember 2012, yaitu perusahaan dengan ekuitas diatas Rp 750 milyar, ekuitas Rp 250 – 750 milyar, ekuitas Rp 100 – 250 milyar dan ekuitas dibawah Rp 100 milyar. Penilaian dewan juri didasarkan pada 9 (Sembilan) kriteria antara lain pertumbuhan premi, tingkat penyelesaian klaim, pertumbuhan hasil underwriting, pertumbuhan pendapatan investasi dan pertumbuhan laba. Penghargaan yang diberikan pihak eksternal tersebut dapat dianggap sebagai salah satu bentuk kepercayaan dari para pelaku bisnis asuransi di tanah air yang secara tidak langsung diwakili oleh para anggota Dewan juri yang berasal dari kalangan asuransi dan diketuai oleh Bapak Budi Setyarso, Direktur Utama PT Asuransi Jasa Raharja. Penghargaan yang diperoleh ini diharapkan tidak membuat Nasional Re berbangga diri namun justru harus disikapi dengan arif yaitu dengan komitmen yang kuat untuk terus bekerja keras agar prestasi serupa dapat dipertahankan di masa yang akan datang. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari dukungan semua pihak khususnya para mitra perusahaan yaitu perusahaan asuransi yang menjalani bisnis dengan Nasional Re. Nasreview Juni 2013 | 01
Liputan Utama
disamping tentunya tak lepas pula dukungan yang terus menerus dari Pemegang Saham Nasional Re yaitu PT Askrindo (Persero). Perolehan tersebut karena terkait dengan kinerja perusahaan yang baik pada tahun buku 2012 dan meningkat cukup tajam dibandingkan tahun 2011. Nasional Re memperoleh laba setelah zakat dan pajak tahun 2012 sebesar Rp 46,1 milyar, meningkat sebesar 127% atau menjadi lebih dari 2 (dua) kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 20,3 milyar. Dikaitkan dengan arahan Bapak Firdaus Djaelani dan selaras juga dengan masukan dari Bapak Sofyan Wanandi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia pada acara tersebut, bahwa perusahaan asuransi/reasuransi masih harus berbenah diri dan bekerja lebih keras untuk mengejar ketertinggalannya dibandingkan dengan perusahaan asuransi/reasuransi di beberapa negara di kawasan ASEAN yang sudah lebih maju bidang jasa keuangannya seperti Singapore, Malaysia dan Thailand. Khususnya untuk menghadapi kebijakan Asean Free Trade Area selengkapnya yang akan diterapkan di tahun 2015, dimana waktunya sudah tidak lama lagi. Sehubungan juga dengan hal itu, Nasional Re akan terus memperbaiki diri dan mengusahakan peningkatan kerjasama dengan para mitranya lebih baik lagi. Hal-hal yang dirasa masih belum memuaskan para mitra bisnis akan menjadi fokus untuk ditingkatkan dimasa mendatang. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan improvement dalam manajemen risiko perusahaan juga menjadi perhatian utama. Disamping itu teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi tools kegiatan operasional perusahaan akan terus ditingkatkan dan dikembangkan. Sebagai penutup, sekali lagi manajemen Nasional Re mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi - tingginya kepada semua pihak yang berkepentingan dan telah bekerjasama secara baik dan saling menguntungkan dengan perusahaan, khususnya para mitra usaha yang telah mendukung perkembangan bisnis perusahaan selama ini sehingga Nasional Re dapat mencapai pencapaian seperti saat ini. Nasreview Juni 2013 | 02
Cuap cuap Marketing
Siapakah yang lebih penting: investor atau pelanggan?
D
alam menjalankan perusahaan, sering kali kita tidak bisa lebih mementingkan yang satu tanpa melihat yang lainnya. Perusahaan harus bisa memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan investor dan pelanggan. Kebanyakan dari pelanggan menginginkan sesuatu yang cepat, baik, murah, dan mudah dari perusahaan. Hal pertama dan terpenting dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan pelanggan adalah ukuran pengaduan (complaint) pelanggan yang biasanya terjadi karena adanya ketidakpuasan dari pelanggan. Dengan mengetahui penyebab pengaduan tersebut, perusahaan dapat melakukan perbaikan dan menghilangkan akar dari masalah pengaduan tersebut. Dari hasil survei yang dilakukan
terhadap 1000 perusahaan manufaktur di Inggris, ternyata terdapat 30% perusahaan yang tidak mengukur kepuasan seluruh pelanggan (Neely, 2002). Sebagian di antaranya bahkan memiliki data pelanggan yang kurang lengkap. Sebanyak 12% dari seluruh perusahaan yang ada, tidak mengetahui berapa banyak pelanggan mereka, data-data yang mereka miliki tidak pernah diolah, hanya dibiarkan saja. Oleh karena itu, tidak mengherankan, jika saat ini telah dipasarkan sebuah software Customer Relationship Management (CRM) yang berisi alat penghubung standar yang memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan perusahaan yang cukup laris di pasaran. Pada awalnya, pandangan pelanggan terhadap kualitas layanan terfokus pada 10 (sepuluh) dimensi layanan, meliputi: hal yang dapat dilihat (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), kompetensi (competence), kesopanan (courtesy), kredibilitas (credibility), keamanan (security), akses (access), komunikasi (communication), dan memahami pelanggan (understanding customer). Dari sepuluh dimensi kualitas layanan tersebut, perusahaan perlu mengetahui dengan jelas di mana terjadinya gap, yang mungkin dialami antara layanan yang diharapkan dengan layanan aktual yang diterima pelanggan. Pada dasarnya, dalam melihat kualitas layanan yang diberikan perusahaan, pelanggan akan mengombinasikan antara informasi dari mulut ke mulut, kebutuhan masing - masing individu secara spesifik, pengalaman masa lalu, dan informasi yang merupakan hasil dari komunikasi eksternal dengan pihak-pihak lain. Nasreview Juni 2013 | 03
Cuap cuap Marketing
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Parasuraman dan kawan-kawan pada tahun 1990 (Redaksi) menyederhanakan sepuluh dimensi kualitas layanan tersebut menjadi lima dimensi saja yang terkenal dengan sebutan SERVQUAL (singkatan dari Service of Quality), karena didapatinya beberapa redudansi dan adanya dimensi yang dapat digabung menjadi satu. Kelima dimensi kualitas layanan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Reliability, yaitu kemampuan untuk memenuhi janji pelayanan yang akurat. 2. Responsiveness, yaitu menggambarkan keinginan untuk menolong pelanggan dan untuk menyediakan layanan yang cepat dan tepat. 3. Assurance, yaitu mengetahui dan menghormati karyawan serta memberikan kepercayaan dan kenyamanan. 4. Empathy, merupakan kepedulian, perhatian individual yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. 5. Tangibles, adalah wujud fisik fasilitas, peralatan, personel, dan bahan komunikasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Parasuraman dan kawan-kawan pada tahun 1990 (Redaksi) menemukan beberapa perbedaan prioritas kualitas layanan yang diharapkan pelanggan dari berbagai jenis usaha yang berbeda. Misalnya adalah layanan kartu kredit, sambungan telepon jarak jauh, bank, dan perbaikan atau perawatan, aspek keandalan (reliability) merupakan hal pertama yang menjadi prioritas pelanggan, dibandingkan dengan variabel kinerja lain. Justru hal-hal yang dapat terlihat secara kasat mata (tangibles), tidak terlalu penting untuk dikelola. Menilai kinerja kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan, pada dasarnya, adalah melakukan identifikasi terhadap gap - gap yang timbul antara harapan pelanggan dengan layanan aktual yang mereka terima. Parasuraman dan kawan-kawan (1990)
Nasreview Juni 2013 | 04
Cuap cuap Marketing
Dengan mengetahui adanya gap-gap tersebut, maka dapat dilakukan analisis terhadap kinerja perusahaan yang berkaitan dengan kualitas layanan terhadap pelanggan. Variabel kinerja yang berkaitan dengan pelanggan, meliputi: 1. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 2. Mempertahankan pelanggan yang sudah ada (customer retention) 3. Memperoleh pelanggan baru (customer acquisition) 4. Keuntungan yang dihasilkan dari pelanggan (customer profitability) 5. Pangsa pasar (market share) 6. Pangsa bisnis (account share) Bila dahulu manajemen pelanggan berfokus pada promosi dan penjualan, sistem ekonomi baru menekankan pada pentingnya hubungan dengan pelanggan. Proses manajemen pelanggan membantu perusahaan untuk mengakuisisi, mempertahankan, dan menumbuhkan hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan pelanggan. Saat ini dan di masa depan, cara terbaik bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan berhasil dalam jangka panjang adalah dengan mengetahui keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) dari setiap stakeholder dan berusaha memenuhi hal tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa baik investor maupun pelanggan sama pentingnya karena investor adalah pihak yang paling berkepentingan dengan hasil-hasil finansial sedangkan pelanggan adalah salah satu factor penting dalam menentukan kinerja nonfinansial perusahaan. Penulis : Christop Marhasak, ST, AMII, AAAIK, ICPU. Sumber: Dermawan Wibisono, Ph.D, Manajemen Kinerja: Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), 7, 93-100.
Nasreview Juni 2013 | 05
Money Talks
O
OBLIGASI
bligasi merupakan surat utang jangka menengah panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Suatu obligasi sebelum ditawarkan kepada masyarakat pemodal, terlebih dahulu diperingkat (rating) oleh lembaga pemeringkat (rating agency). Proses pemeringkatan berguna untuk menilai kinerja perusahaan dari berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan keuangan perusahaan. Lembaga pemeringkat di dunia yang terbesar adalah Moody’s dan Standards & Poor’s. Di Indonesia, lembaga pemeringkat efek dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT PEFINDO) yang bekerja sama dengan Standards & Poor’s. Kategori dan definisi peringkat obligasi adalah sebagai berikut : 1. AAA adalah Efek hutang yang berisiko investasi paling rendah dan berkemampuan paling baik untuk membayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan. 2. AA adalah Efek hutang yang berisiko investasi sangat rendah dan berkemampuan sangat baik untuk membayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan yang merugikan.
3. A adalah Efek hutang yang berisiko investasi rendah dan berkemampuan baik untuk membayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, dan hanya sedikit dipengaruhi oleh perubahan keadaan yang merugikan. 4. BBB adalah Efek hutang yang berisiko investasi cukup rendah dan berkemampuan cukup baik dalam membayar bunga dan pokok utang dan seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, meskipun kemampuannya tersebut cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan. 5. BB adalah Efek hutang yang masih berkemampuan untuk membayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun berisiko investasi cukup tinggi, dan sangat peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan. 6. B adalah Efek hutang yang berisiko investasi sangat tinggi dan berkemampuan sangat terbatas untuk membayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang dijanjikan. 7. CCC adalah Efek hutang yang tidak berkemampuan lagi untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya. 8. D adalah Efek hutang yang macet atau perusahaan yang sudah berhenti berusaha.
Nasreview Juni 2013 | 06
Money Talks
JENIS-JENIS OBLIGASI Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu : 1. Dilihat dari sisi penerbit : a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta. b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility). 2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga : a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya. c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik. d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta. 3. Dilihat dari hak penukaran/opsi : a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya. b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya. c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. 4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya : a. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah: b. Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ketiga c. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
d. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya sahamsaham anak perusahaan yang dimilikinya. e. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum. 5. Dilihat dari segi nilai nominal : a. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, misalnya Rp 1 miliar per satu lot. b. Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds. 6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil : a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga. b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu: i. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten. ii. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
Obligasi di Indonesia Jenis obligasi di Indonesia Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi perusahaan dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan; 2. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;
Nasreview Juni 2013 | 07
Money Talks 3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel; 4. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut “obligasi syariah” atau “obligasi sukuk”, sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah.
MEKANISME PERDAGANGAN OBLIGASI Ada dua jenis pasar obligasi yaitu: 1. Pasar Primer Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan. Salah satu persyaratan ketentuan Pasar Modal, obligasi harus dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Pasar Sekunder Merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan tercarat di BES, perdagangan obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini, perdagangan akan dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tempat perdagangan secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik seperti email, online trading, atau telepon.
berikan pelayanan order (Jual ataupun Beli) kepada para Nasabahnya secara efektif dan efisien.
Segmen Pasar di Bursa Perdagangan melalui sistem FITS terdiri dari dua papan perdagangan yaitu : 1. Pasar Reguler Outright Merupakan mekanisme perdagangan secara lelang berkesinambungan secara anonym (anonymous continuous auction) dengan metode pembentukan harga yang didasarkan atas prioritas harga dan waktu (price and time priority). 2. Pasar Negosiasi Merupakan fasilitas yang memungkinkan para Anggota Bursa melakukan pelaporan hasil kesepakatan transaksi yang telah terjadi sesama Anggota Bursa atau dengan pihak lain. Penyelesaian Transaksi
Pelaksanaan Perdagangan di Bursa Efek Perdagangan Obligasi (Korporasi & Negara) serta SUKUK melalui Bursa dilakukan dengan menggunakan sistem Fixed Income Trading System (FITS). Pengguna sistem FITS adalah Perusahaan Efek yang sudah menjadi Anggota Bursa (AB), juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Dalam kegiatan transaksi melalui FITS Anggota Bursa (AB) bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi baik untuk kepentingan nasabah maupun kepentingan sendiri.
Jam Perdagangan Perdagangan Efek di Pasar Reguler Outright dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman pada Waktu FITS.
Fixed Income Trading System (FITS) Fixed Income Trading System (FITS) adalah sarana perdagangan obligasi dan sukuk yang disediakan oleh Bursa Efek Indonesia. Obligasi dan Sukuk yang dapat ditransaksikan melalui sistem FITS ini adalah Obligasi dan Sukuk yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Mekanisme perdagangan Obligasi Dan Sukuk melalui sistem FITS merupakan transaksi yang terintergrasi antara sistem perdagangan, kliring dan penyelesaian, seperti halnya dalam bagan di atas ada tiga mekanisme yang berbeda yaitu : perdagangan, kliring dan penyelesaian. Kegiatan perdagangan Obligasi dan Sukuk melalui sistem FITS ini didukung oleh peraturan perdagangan yang dibuat oleh BEI dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), salah satu yang diatur adalah Satuan Perdagangan (Lot Size), dimana satuan perdagangan (Lot Size) adalah 1 Lot sama dengan nilai lima juta rupiah (1 Lot = 5 Juta Rupiah) hal ini didasarkan dalam rangka pemerataan investor agar investor individu dapat memiliki Obligasi ataupun SUKUK yang diterbitkan baik oleh Perusahaan Swasta Nasional maupun oleh Negara. Sistem FITS menggunakan metode remote acsess dari masingmasing kantor Anggota Bursa, sehingga AB tersebut dapat mem-
Harga Obligasi: Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu: 1. Par (nilai Pari): Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta. 2. at premium (dengan Premi): Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta. 3. at discount (dengan Discount): Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
Nasreview Juni 2013 | 08
Money Talks
Yield Obligasi: Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima. Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity. 1. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
2. Sementara itu yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut: YTM approximation =
C = kupon n = periode waktu yang tersisa (tahun) R = redemption value P = harga pembelian (purchase value) Manfaat Obligasi Obligasi memiliki beberapa manfaat, diantaranya : 1. Tingkat bunga obligasi bersifat konsisten, dalam arti tidak dipengaruhi harga pasar obligasi. 2. Pemegang obligasi dapat memperkirakan pendapatan yang akan diterima, sebab dalam kontrak perjanjian sudah ditentukan secara pasti hak-hak yang akan diterima pemegang obligasi. 3. Investasi obligasi dapat pula melindungi resiko pemegang obligasi dari kemungkinan terjadinya inflasi. 4. Obligasi dapat digunakan sebagai agunan kredit bank dan untuk membeli instrumen aktiva lain.
Kelemahan Obligasi Berbagai bentuk kelemahan obligasi sangat bervariasi, tergantung pada stabilitas suatu perekonomian negara. Beberapa ini adalah kelemahan obligasi : a. Tingkat bunga. Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan negatif,apabila harga obligasi naik maka tingkat bunga akan turun, dan sebaliknya.
b. Obligasi merupakan instrumen keuangan yang sangat konservatif, sehingga menghasilkan yield yang cukup baik, dengan resiko rendah. c. Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga obligasi, khususnya apabila harga obligasi menurun. d. Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi. e. Resiko kecurangan. Apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibannya ataupun mengalami kebangkrutan maka pemegang obligasi akan menderita kerugian.
Aspek Pajak Obligasi Jenis obligasi dan tarifnya Dari aspek perpajakan obligasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 1. Obligasi dengan kupon (interest bearing bond) Atas bunganya dikenakan Pajak Penghasilan dengan tarif 15% dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period). Atas diskontonya dikenakan Pajak Penghasilan sebesar 15% dari selisih lebih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo di atas harga perolehan, tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest). 2. Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) Hanya atas diskontonya saja yang dikenakan Pajak Penghasilan, yaitu sebesar 15% dari selisih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi di atas harga perolehan obligasi.
Tata Cara Pemotongan PPh Final atas obligasi Pemotongan PPh yang bersifat final atas penghasilan yang diterima dari obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek, dilakukan oleh : Penerbit obligasi (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen pembayaran : 1. atas bunga, yang diterima oleh pemegang interest bearing bond, pada saat jatuh tempo bunga; dan 2. atas diskonto, yang diterima baik oleh pemegang interest bearing bond maupun pemegang zero coupon bond, pada saat jatuh tempo obligasi. • Perusahaan efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara : atas bunga dan diskonto bagi pemegang interest bearing bond dan atas diskonto bagi pemegang zero coupon bond, yang diterima penjual obligasi pada saat transaksi. • Perusahaan efek (broker), bank, dana pensiun, dan reksadana, selaku pembeli obligasi langsung tanpa melalui pedagang perantara atas bunga dan diskonto dari interest bearing bond dan zero coupond bond yang diterima atau diperoleh penjual obligasi pada saat transaksi. Penulis : Yohannes, SE Sumber : Internet Nasreview Juni 2013 | 09
Obrolan Underwriting & Claim
D
Exotic Cars, siapa takuuuuttt !!!
i dunia nyata, bagi sebagian kita, termasuk saya, untuk memiliki Mobil Eksotis ( ME ) adalah sesuatu yang mungkin hanya bisa kita bayangkan pada saat kita melamun atau hendak tidur. Saya pribadi, kalau ingin memuaskan hasrat saya untuk mengemudikan mobil eksotis, hanya bisa memainkannya di dalam game. Lalu mobil apa sih yang sebenarnya bisa kita kategorikan sebagai ME ? ME biasanya adalah mobil mobil dengan harga diatas Rp 500 juta, limited edition, handmade, custom made, memiliki performa tinggi, dsb. Pada intinya, ME adalah mobil mobil yang tidak anda lihat berseliweran di jalan raya setiap hari. Banyak mobil yang bisa masuk kategori ME, bahkan hanya dengan mendengar merk mobilnya saja kita sudah bisa tahu bahwa mobil tersebut adalah ME. Merk seperti Ferrari, Lamborghini, Maserati, Bugatti, Bentley, Mercedes Benz AMG , BMW M, sudah umum di telinga pecinta otomotif sebagai ME berharga mahal yang hanya bisa dinikmati kalangan “ The Have “. Ciri ciri ME adalah sebagian besar sbb : 1. Harga di atas rata rata, bahkan “ beyond imagination “. Sebagai contoh, Bugatti Veyron Super Sport ( mobil produksi massal tercepat didunia – 435 kmh ) dibanderol dengan harga USD 4,000,000 / unit. Ferrari F50 GT1 ( hanya ada 3 didunia ) dilelang dengan harga USD
12,000,000 ( itupun kalau ada yang mau melepas koleksinya ) 2. Performa yang mengagumkan. Biasanya performa diukur melalui Top Speed, akselerasi 0-100 kmh, dan waktu tempuh 0-402 meter. Sebagai contoh, Lamborghini Gallardo Spyder ( mobilnya Hotman Paris Hutapea ) bisa berakselerasi dari 0-100 kmh dalam waktu kurang dari 3.5 detik. Itu sama dengan mobil anda baru masuk gear ke 2, Lamborghini Gallardo sudah menghilang didepan mata anda. 3. Handmade atau limited edition. Semakin terbatas jumlahnya, maka semakin eksotis sifatnya. ( contohnya : Ferrari FXX, BMW M8 ). 4. Tingkat kenyamanan dan keamanan yang sangat tinggi. Mobil Rolls Royce bukan tanpa alasan dibekali dengan mesin 10,000cc. Tujuannya adalah agar performa pada saat jalan mendatar dan menanjak tidak berbeda. Dengan harga yang tinggi, performa yang ajaib, serta desain yang indah, tentunya proteksi asuransi sangat dibutuhkan untuk melindungi koleksi tersebut dari konsekuensi atas risiko yang tidak diinginkan. Banyak perusahaan asuransi yang enggan untuk mengcover ME dikarenakan kesulitan dalam penyediaan suku cadang ( imported goods ), ketidak tahuan atas spesifikasi mobil tersebut, keterbatasan kapasitas, dsb. Sebenarnya, di Indonesia menutup asuransi untuk ME adalah cukup aman. Mengapa? Ijinkan saya untuk sedikit sharing pendapat : Nasreview Juni 2013 | 10
Obrolan Underwriting & Claim 1. Seberapa sering anda melihat sebuah mobil Ferrari diparkir didepan Mall? Itu menandakan bahwa orang orang yang memiliki ME sangat jarang sekali menggunakan mobilnya untuk keperluan pribadi. Hal ini berbeda apabila kita berkunjung ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapore. Disana kita akan dengan mudahnya menemukan Lamborghini atau Bentley GT diparkir secara sembarangan di parkiran umum. 2. Hampir dapat dipastikan bahwa pemilik ME akan sangat segan menggunakan mobilnya di hari kerja, sehingga risiko kerusakan atas kecelakaan lalu lintas dan sebagainya dapat dihindari kemungkinan terkecil. Kasus terakhir kecelakaan ME adalah didaerah Senayan, dimana Lamborghini Gallardo terperosok ke dalam lubang ditengah jalan dan mengalami kerusakan pelek dan body kit. 3. Pemilik ME selalu memperhatikan kesehatan dan perawatan mobilnya. 4. Rata rata pemilik mobil ME adalah orang berada, sehingga kemungkinan Fraud dalam hal klaim adalah kecil. Setiap sisi positif tentu mempunyai sisi negatif. Sisi negatifnya antara lain adalah : 1. Kemungkinan total loss itu selalu ada. Dan apabila sebuah ME mengalami total loss, maka akan cukup mengguncang portfolio premi si perusahaan asuransi. 2. Suku cadang yang harus import 3. Keterbatasan bengkel 4. Kesulitan dalam penentuan harga pertanggungan. Untuk ME yang benar benar antik ( seperti Mercedes Benz SLR GullWing yang dimiliki BJ Habibie ) sangat sulit untuk ditentukan harganya. 5. Kesulitan dalam penetapan tarif premi, dikarenakan kurangnya data statistik yang ada. Namun demikian, asuransi ME adalah sebuah portfolio yang cukup menggiurkan, dikarenakan premi yang besar dan loss rasio yang masih kecil. Faktor underwriting yang perlu untuk diperhatikan adalah : a. Jenis mobil, apakah luxury car ataukah sport car. Kedua mobil jenis ini memiliki “tingkah laku yang sangat berbeda “. Luxury Car lebih ke mobil dengan penampilan dan performa yang elegan, yang tidak utamanya diperuntukkan untuk mengejar akselerasi dan kecepatan . Berbeda dengan Sport Car, yang penampilan dan suara mesinnya saja sudah membuat si pengemudi ingin menekan pedal gas dalam dalam. Belum lagi performa yang garang dan bentuk mobil yang “ sleek “ b. Usia pengemudi. Survey membuktikan bahwa perusahaan asuransi di Indonesia hampir tidak pernah mempersoalkan usia pengemudi dalam SPPA. Anda bisa bayangkan, remaja usia 17 tahun
didalam mobil Nissan GTR 2013 Twin Turbo, wah kira - kira apa yang terjadi ya? c. Lokasi penyimpanan. Belum tentu pemilik ME menaruh mobilnya di rumah pribadinya. Sultan Halsanah Bolkiah sampai harus membuat 3 hanggar pesawat khusus untuk menyimpan koleksi sejumlah 3000+ unit ME nya dikarenakan garasi di Istana Nurul Iman tidak cukup. Setiawan Djody menaruh koleksi mobil Lamborghini dan Vector nya di rumahnya dibilangan Kebon Jeruk yang notabene lokasi padat penduduk dan daerah macet. Saya juga pernah melihat mobil Audi R8 masuk ke perumahan di daerah Kelapa Gading, yang notabene daerah rawan banjir. d. Harga Pertanggungan. Harga yang fantastis ( ie USD 4,000,000 ) untuk sebuah mobil sebaiknya jadi pertimbangan anda dalam melakukan penutupan atas risiko ini, dikarenakan seperti yang saya tulis diatas, bahwa kemungkinan untuk total loss itu tetap ada. Tentunya anda tidak ingin menghabiskan premi asuransi kendaraan bermotor anda selama setahun hanya untuk membayar “ one single claim “ dari 1 unit ME saja. e. Keanggotaan dalam sebuah klub mobil. Apabila tertanggung anda adalah anggota dari sebuah klub mobil ME, maka hampir bisa dipastikan bahwa dia akan sering travelling keluar kota dengan mobilnya untuk menghadiri Club Gathering. f. Penghasilan / pekerjaan dari si owner. Kecil kemungkinan pemilik ME adalah golongan menengah kebawah. Namun demikian, bukan berarti dia tidak mungkin akan bisa mengalami kesulitan keuangan di masa yang akan datang. Kesulitan keuangan identik dengan niat untuk Fraud. Apapun itu, asuransi ME masih merupakan portfolio yang menguntungkan dikarenakan loss rasio yang masih rendah. Cukup diingat bahwa pemilik ME sangat menjaga perawatan dan keselamatan mobilnya, sehingga hal ini menjadikan hal yang positif untuk melakukan analisa risiko. Jadi, apabila didepan anda ada calon tertanggung yang hendak mengasuransikan Ferrarinya, jangan ragu. Tutup 100%, dan reasuransikan ke Nasional Re, kami siap membantu anda !
Ditulis oleh : R. Djoko S. Prasetiyo, SE, AMII, AIIS, Std Writer, Std Verificator, Std Developer Disadur dari : Wikipedia.org Sumber sumber lainnya
Nasreview Juni 2013 | 11
Obrolan Underwriting & Claim Kalaupun ada aspek negatif dari claims-made basis, hanyalah kompleksitasnya. Adalah lazim periode asuransi dilakukan secara annualy basis, dan dalam interval panjang saat periode renewal tiba, terkadang mudah melupakan seluk beluk bagaimana coverage polis berjalan serta persyaratanpersyaratan pelaporan klaim dan potensi klaim kepada pihak asuransi, yang bisa berujung pada penolakan klaim karena keterlambatan pelaporan. Akan tetapi, kompleksitas ini justru menekankan atas pentingnya peran broker yang kompeten tidak hanya dalam persoalan claims-made basis semata, namun bagi kepentingan industri asuransi liability secara umum.
Lantas, apakah retroactive date?
Claims-made basis
B
agi para praktisi asuransi pada umumnya terlebih lagi mereka yang berkecimpung di asuransi tanggung gugat (liability insurance), dipastikan sudah familiar dengan istilah claim-made basis. Namun terkait dengan masih banyaknya penawaran dan penutupan asuransi tanggung gugat berdasarkan occurrence basis, maka ulasan tentang hal ini menjadi penting adanya, terutama bagi mereka yang baru berkecimpung di industri asuransi.
Apa sih claims-made basis? Sederhananya, dalam claims-made basis, klaim harus diajukan pada saat polis sedang berjalan. Sangat berbeda dengan konsep dan aplikasi dari occurrence basis, dimana polis akan berjalan saat peristiwa pemicu klaim terjadi di periode pertanggungan polis. Oleh karenanya, klaim mungkin saja terjadi beberapa tahun berselang setelah polis berakhir. Sampai dengan sekarang, baik occurrence maupun claimsmade basis lazim digunakan dalam asuransi tanggung gugat. Hal ini lebih disebabkan oleh tuntutan pasar yang menghendaki demikian. Walaupun yang lebih banyak digunakan oleh pasar akhir-akhir ini adalah claims-made basis. Adakalanya, beberapa broker asuransi yang tidak biasa dengan claims-made basis menganggap jika dengan claims-made basis hanya akan ‘mengunci’ pihak penanggung tanpa fleksibilitas dalam persaingan pasar asuransi tanggung gugat. Pasti hal ini tidak benar adanya. Hampir semua bentuk tanggung gugat profesi (professional liability) seperti untuk dokter, akuntan, direktur (Director and officer) dan lainnya, ditulis dalam bentuk claims-made basis. Jika dikelola dengan baik dari waktu ke waktu oleh broker asuransi yang kompeten, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa bentuk claims-made basis bersifat restrictive atau tidak kompetitif.
Claims-made basis belumlah lazim diterapkan sampai tahun 1980-an dan belum banyak ditulis untuk entitas polis yang sebelumnya berdasarkan occurrence basis. Oleh karena itu, jika ada kerugian yang terjadi sebelum polis dituliskan dengan claims-made basis untuk pertama kalinya, maka kerugian akan ditanggung oleh polis occurrence sebelumnya. Atas dasar kondisi tersebut, untuk menghindari perlindungan berlebih dan eksposure klaim sebelumnya, perusahaan asuransi selalu menerapkan retroactive date dalam polis claims-made-nya. Polis claims-made tidak menjamin insiden/klaim yang terjadi sebelum retroactive date (tanggal berlaku surut). Contohnya, jika Anda membeli untuk pertama kalinya Polis claims-made pada tanggal 1 Januari 2013, dan menjadikannya sebagai retroactive date, maka polis itu tidak akan menjamin klaim dari insiden yang terjadi sebelum tanggal 1 Januari 2013, kendatipun jika klaim tersebut disampaikan pada saat periode polis claims-made berjalan. Karena itu, polis occurrence sebelumnyalah yang akan mengganti kerugian tersebut. Aturannya adalah jangan pernah merubah retroactive date. Terkadang, pada saat tertanggung hendak beralih dari perusahaan asuransi satu ke perusahaan asuransi yang lain, pihak asuransi yang baru tentunya hendak mengubah retroactive date untuk polis claims-made basis-nya sesuai periode pertanggungan yang dimulai dipihaknya. Penawaran ini mungkin terdengar menarik bagi pihak tertanggung karena akan mengurangi premi. Namun, jika tertanggung menerima tawaran ini, maka tertanggung kehilangan perlindungan untuk setiap kerugian yang terjadi antara tanggal polis claims-made yang pertama hingga tanggal dimulainya polis claims-made baru. Kondisi ini biasanya disebut sebagai “losing your retroactive date.” Seringkali keputusan ini diambil atas dasar ketidaktahuan pihak tertanggung beserta broker yang tidak memahami konsekuensinya sehingga dia tidak dapat menjelaskannya dengan benar. Nasreview Juni 2013 | 12
Obrolan Underwriting & Claim
Kehilangan retroactive date pastinya akan menciptakan kesenjangan dalam coverage yang periodenya bisa merentang dalam beberapa tahun lamanya sesuai dengan lama periode polis sebelumnya, lantas, ini berarti bahwa seluruh premi yang telah pihak tertanggung bayarkan untuk polis sebelumnya benar-benar menjadi percuma.
Aplikasi Claims-made basis Kebanyakan orang tidak menyadari atas aturan waktu pengajuan klaim asuransi claims-made basis, padahal aturan tersebut menjadi bagian dari polis, yang dengan demikian bertindak sebagai warranty. Ini berarti, jika ada kekeliruan (misrepresentation) dalam hal waktu pengajuan klaim tersebut, maka perusahaan asuransi dapat membatalkan ganti ruginya. Untuk beberapa alasan tertentu, seperti alasan untuk saving money, pihak tertanggung dapat mempertimbangkan untuk mengurangi limit pertanggungan yang mereka miliki dari polis asuransi sebelumnya. Hal ini mungkin tampak seperti sebuah keputusan yang mudah, tetapi, dengan penerapan claimsmade basis dalam polis, penurunan tersebut bisa menimbulkan konsekuensi serius. Sebagai contoh, jika tertanggung telah membeli proteksi tanggung gugat untuk beberapa tahun dengan limit pertanggungan $ 5 juta berlaku sejak retroactive date, dan saat ini sedang mempertimbangkan untuk menurunkan limit pertanggungannya menjadi $ 2 juta dan berlaku sejak retroactive date, maka proteksi asuransinya pun akan menjadi $ 2 juta. Pada prakteknya nanti, jika insiden kerugian (loss event) ternyata terjadi 1 minggu sebelumnya dan
tertanggung mengetahui tentang hal itu setelah mengurangi limit pertanggungannya, maka limit pertanggungan asuransinya pun sebatas $ 2 juta, dan bukan $ 5 juta saat klaim tersebut terjadi. Kesimpulan, polis asuransi tanggung gugat dengan claims-made basis memang bisa terkesan rumit, namun dengan mudah dapat dikelola oleh tertanggung dan broker asuransi yang memiliki pengetahuan akan hal tersebut. Dengan kepiawaian yang mumpuni, sudah pasti kesulitan yang meliputinya dapat dihindari. Aspek-aspek terpenting seperti retroactive date serta penerapan coverage yang tertulis dalam polis sepatutnya harus selalu diingat dan dievaluasi ketika hendak memperpanjang periode pertanggungan. Penulis : Husnul Khuluq, M.Si, AMII, Dipl. CII Sumber : Greg Doherty dari Poms & Associates Insurance Brokers - Woodland Hills, California
Nasreview Juni 2013 | 13
Bisik Bisik SDM PT Reasuransi Nasional Indonesia telah melakukan pembahasan untuk mendefinisikan Corporate Culture tersebut dan yang terakhir yaitu dilakukan pada tahun 2011 di mana saat itu di sepakati diantaranya hal-hal sebagai berikut:
MEANING STATEMENT : “BANGGA MELAYANI MASYARAKAT DEMI KENYAMANAN DAN KEHIDUPAN YANG LEBIH BERMAKNA” VISI : “MENJADI PERUSAHAAN REASURANSI YANG TERPERCAYA, TANGGUH DAN TERUS TUMBUH”
CORPORATE CULTURE (Budaya Perusahaan)
A
pa itu Corporate Culture (Budaya Perusahaan) :
Ada beberapa definisi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memudahkan kita di dalam memahami pengertian dari Corporate Culture diantaranya : Corporate Culture : A blend of the values, beliefs, taboos, symbols, rituals and myths all companies develop over time (Budaya Perusahaan : Sebuah paduan nilai-nilai, kepercayaan, tabu, simbol, ritual dan mitos semua perusahaan berkembang dari waktu ke waktu) Corporate culture is the amalgamation of values, vision, mission, and the day-to-day aspects of communication, interaction, and operational goals that create the organizational atmosphere that pervades the way people work (Budaya perusahaan adalah penggabungan nilai, visi, misi, dan aspek sehari-hari komunikasi, interaksi, dan tujuan operasional yang menciptakan suasana organisasi yang meliputi cara orang bekerja) Dari kedua definisi tersebut diatas maka Corporate Culture (budaya perusahaan) yang dimiliki oleh suatu organisasi hendaknya dapat menjadi sifat atau ciri-ciri sikap perilaku dalam pelaksanaan kerja sehari-hari serta berkorelasi secara positif di dalam pencapaian kinerja organisasi menjadi lebih baik. Manfaat Corporate Culture bagi perusahaan antara lain adalah dapat menciptakan SDM yang memiliki integritas, pengetahuan, keahlian/ketrampilan maupun sikap, perilaku dan moral yang baik sehingga mampu mendorong tercapainya Visi dan Misi. Sedangkan bagi karyawan, Corporate Culture akan menjadi acuan/pedoman berperilaku dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas seharihari sehingga mampu berperan memberikan kontribusi optimal terhadap pencapaian Visi dan Misi perusahaan
MISI : “MEMBERIKAN PELAYANAN & SOLUSI SECARA PROFESIONAL SERTA MENINGKATKAN KAPASITAS REASURANSI NASIONAL” VALUE (NILAI - NILAI) : - INTEGRITY - PROFESIONALISM - SERVICE EXCELLENCE - TEAMWORK - FAIRNESS Penetapan Meaning Statement, Visi, Misi dan Values tersebut bahkan di tanda tangani oleh seluruh peserta/pejabat di lingkungan PT Reasuransi Nasional Indonesia yang hadir/ikut dalam penetapan tersebut pada tanggal 1 Oktober 2011. Dalam pertemuan/pembahasan tersebut juga di rumuskan pengertian/definisi dari masing-masing Values tersebut, diantaranya :
Nasreview Juni 2013 | 14
Bisik Bisik SDM
- Integrity : menjunjung tinggi kebenaran, mematuhi ketentuan yang berlaku, dan terbuka terhadap kritik yang bersifat membangun - Professionalism : senantiasa meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam menjalankan tugas, mempunyai pandangan yang luas serta mengedepankan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi - Service Excellence : kemampuan untuk memahami kebutuhan pelanggan dengan layanan dan solusi terbaik demi terciptanya hubungan jangka panjang - Teamwork : bekerja dengan mengutamakan kerjasama tim, mengembangkan sikap saling membantu, dan saling menghargai untuk mencapai kinerja yang efektif - Fairness : menghormati hak-hak orang lain serta bertindak adil memberi peluang dan kesempatan yang sama. Membangun budaya perusahaan perlu dilakukan secara konsisten sejak awal dan peng-implementasian hal tersebut perlu dilakukan secara bertahap melalui proses pembelajaran yang berkesinambungan, bahkan dapat dijelaskan tahapan-tahapan tersebut kedalam 4 (empat) tahapan, yaitu: 1. Awareness artinya karyawan mengetahui akan adanya budaya perusahaan, 2. Understanding artinya karyawan selanjutnya mulai memahami terhadap arti dari budaya perusahaan tersebut, 3. Buy in artinya karyawan menerapkan budaya perusahaan dalam perilaku kerja sehari-hari,
4. Ownership artinya karyawan merasa tidak nyaman atau bahkan merasa ada yang salah jika tidak bersikap sesuai nilai-nilai dari budaya perusahaan yang dimiliki.
Dari penjelasan tersebut diatas maka sudah sepantasnya sebagai insan organisasi kita berusaha untuk berupaya semaksimal mungkin untuk menerapkan Corporate Culture (Budaya Perusahaan) yang kita miliki dan kita bangun bersama selama ini.
Penulis : Teguh Tjahjono. SE, AAAIK Sumber : - Panduan Perilaku Nasional Re - Informasi lain yang didapat dari Corporate Culture Conference
Nasreview Juni 2013 | 15
Nasional Re Tech
Apa sih… e-Payment itu ?
E
-Payment adalah suatu sistem yang menyediakan alat-alat untuk pembayaran jasa atau barang-barang yang dilakukan di Internet, dimana pelanggan mengirimkan semua data terkait dengan pembayaran kepada pedagang yang dilakukan di Internet dan tidak ada interaksi eksternal lebih lanjut antara pedagang dan pelanggan. Didalam Journal “ PENGEMBANGAN ALTERNATIF MODEL E-PAYMENT B2C (BUSINESS TO CONSUMER) UNTUK MASYARAKAT INDONESIA “ yang dibuat oleh Agung Firmansyah, Muhammad Ilman Akbar, Mursal Rais, Mustafa Kamal, dan Putu Wuri H , E-payment menawarkan berbagai macam keuntungan seperti mempercepat proses transaksi dan dapat menjual produk dengan harga lebih murah. Pihak yang terlibat dalam proses transaksi dapat mentransfer dan menerima uang dari pihak lain kapanpun dan dimanapun. Disamping itu, e-payment juga dapat mendukung gerakan green technology dimana pemakaian kertas dapat dikurangi.
Terdapat beberapa faktor kesuksesan dalam e-payment yaitu: 1. Independence : metode e-payment yang tidak tergantung pada teknologi atau alat apapun. 2. Interoperability dan portability : aplikasi e-payment yang bisa diakses melalui berbagai macam teknologi dan platform . 3. Security : aplikasi e-payment harus memiliki tingkat keamanan yang baik seperti menggunakan Public Key Infrastructure (PKI), digital signature, dan lain sebagainya. 4. Anonymity : aplikasi e-payment dapat mendukung kerahasiaan data pribadi pengguna. 5. Ease of use : aplikasi e-payment harus dapat dengan mudah digunakan oleh pengguna. 6. Transaction fees : mekanisme pembagian keuntungan antar pihak yang terlibat dalam e-payment. 7. Regulacy : aplikasi e-payment harus dapat memenuhi peraturan yang berlaku. Dalam pengeksekusian e-payment, terdapat empat pihak yang terlibat yaitu issuer, konsumen, penjual dan regulator (pemerintah). Terdapat beberapa metode dalam pembagian keuntungan antar pihak yang terlibat di e-payment seperti biaya transaksi, biaya iklan, biaya registrasi, dan lain sebagainya. Saat ini, terdapat beberapa metode e-payment yang populer di dunia seperti pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, kartu belanja (purchasing card), Electronic Funds Transfer (EFT), cek digital (e-check), uang elektronik (e-cash), micropayment, dompet elektronik (e-wallet), dan PayPal. Tahun 1950, kartu kredit mulai diperkenalkan namun penggunaannya baru banyak digunakan Nasreview Juni 2013 | 16
Nasional Re Tech
oleh masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir ini. Kekurangan dari sebagian besar kartu kredit adalah terdapat syarat transaksi minimum, sehingga tidak dapat mengatasi transaksi dalam jumlah kecil. Masalah ini dapat diatasi dengan e-micropayments yang dapat digunakan untuk transaksi jual beli skala kecil secara elektronik dengan maksimum transaksi sebesar USD 10 . Selain itu, uang digital yang ekuivalen dengan uang kertas dan koin dapat digunakan dalam transaksi jual beli secara online. Keuntungan dari uang digital ini adalah konsumen dapat berbelanja lebih murah dan aman. Salah satu kelemahan dari model pembayaran yang sudah dijabarkan sebelumnya adalah konsumen harus berulang kali memasukkan data pribadinya setiap kali melakukan transaksi. E-wallet dapat digunakan untuk menyimpan data pribadi konsumen (misal nama dan alamat konsumen, nomor kartu kredit dan lain sebagainya), sehingga memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi dengan sekali menekan tombol klik konsumen dapat bertransaksi dan memunculkan data pribadinya. Salah satu model e-payment untuk organisasi adalah kartu belanja (purchasing card) dengan nilai minimum dan maksimum tertentu yang memiliki tujuan untuk memberikan kemudahan kepada pegawai di organisasi tersebut untuk membeli material, peralatan atau layanan yang diperlukan oleh organisasi. Selain itu, salah satu tipe pembayaran yang tidak menggunakan kartu adalah PayPal yang dapat mentransfer uang melalui Internet. Dikatakan juga dalam Jurnal tersebut bahwa terdapat empat model e-payment yang telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia dan faktor-faktor kesuksesan dari e-payment. Model e-payment tersebut adalah ATMPal, ICash, Pulsa E-payment dan Mobile banking.
a. ATMPal Ide awal pengembangan ATMPal terinspirasi dari penggunaan PayPal Indonesia yang berbasis kartu kredit. Namun, di Indonesia masih sedikit masyarakat Indonesia yang menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran. ATMPal dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut dimana pembayaran langsung di-autodebet pada rekening bank milik pengguna atau konsumen. ATMPal dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam melakukan pembayaran secara online dengan mengintegrasikan antara bank dan ATMPal.
Nasreview Juni 2013 | 17
Nasional Re Tech
Pihak-pihak yang terlibat dalam ATMPal adalah pengguna ATMPal (end-users), bank pengguna, penyedia layanan ATMPal dan penjual (merchant). Fitur yang terdapat di ATMPal adalah registrasi pengguna, transfer uang antara pengguna ATMPal dan bukan pengguna ATMPal serta cek saldo akun pengguna. Fitur utama di ATMPal yaitu proses registrasi dan pembayaran dengan ATMPal.
b. iCash Model iCash terinspirasi dari sistem pembayaran pada pulsa telepon seluler. Tujuan dikembangkannya iCash adalah memudahkan pengguna untuk melakukan penyimpanan uang dan melakukan pembayaran online tanpa harus melalui rekening di bank. Keuntungan dari iCash adalah pengguna dapat membayar barang atau jasa yang dibeli secara online, proses pengisian saldo dapat dilakukan dengan mudah yaitu melalui ATM atau voucher serta pengguna dapat mentransfer uang ke pihak lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam iCash adalah pengguna iCash, penyedia layanan iCash dan penjual.
c. Pulsa E-payment Ide dasar dari model Pulsa E-payment adalah menggunakan pulsa ponsel sebagai pengganti uang untuk alat pembayaran. Ide ini lahir didorong oleh banyaknya pengguna ponsel yang ada di Indonesia. Menurut peraturan yang dibuat oleh Bank Indonesia (BI) hal ini diperbolehkan dengan merujuk pada Peraturan Bank Indonesia nomor 7/52/PBI/2005 pasal 6 ayat 3. Pihak yang terlibat dalam model pulsa e-payment adalah pengguna pulsa e-payment, operator seluler, merchant, bank dan penyedia layanan pulsa e-payment. Pulsa E-payment memiliki tiga fitur seperti fitur untuk melakukan transaksi jual beli, pengisian dan pengiriman pulsa. Fokus dari model pulsa e-payment adalah pada fitur transaksi jual beli melalui
handphone.
d. Mobile banking Sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan kartu ATM untuk berbelanja maupun mengakses akun bank mereka melalui mesin ATM. Pengaksesan akun bank melalui ATM walaupun mudah dilakukan namun masih memiliki beberapa kelemahan yaitu pengguna masih harus pergi ke mesin ATM untuk melakukan transaksi. Untuk memecahkan masalah ini, pada penelitian ini dirancang model Mobile banking yang dapat digunakan untuk mengakses akun bank melalui handphone sehingga pengguna dapat mengakses akunnya dari manapun dan kapanpun. Ide awal dari model ini adalah pengintegrasian akun bank pengguna dan handphone pengguna. Tujuan dari pengembangan Mobile banking adalah untuk memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mentransfer uang mereka dan melakukan pembayaran melalui handphone. Terdapat lima pihak yang terlibat dalam model ini yaitu pengguna, operator seluler, bank, penyedia layanan Mobile banking dan merchant. Mobile banking memiliki fitur registrasi, melihat saldo akun, transfer saldo, purchase order dan pembayaran.
Penulis : Dri Haskoro. S.Kom Sumber : Internet
Nasreview Juni 2013 | 18
Seputar Nasional Re
Menyambut HUT NASIONAL RE Yang Ke. 19 Tahun
D
alam rangka memeriahkan ulang tahun yang ke-19, Panitia HUT bersama Badan Pembina Olahraga (BAPOR) menyelenggarakan beberapa kegiatan dan perlombaan di kalangan internal perusahaan. Selain untuk memeriahkan HUT Nasional Re ke 19 turnamen ini juga bertujuan meningkatkan kebersamaan dan kekompakan baik antar divisi maupun antar sesama pegawai Nasional Re. Demi mencapai tujuan tersebut panitia mewajibkan kepada seluruh pegawai baik pegawai tetap, pegawai honorer, pegawai kontrak ataupun PKL (praktek kerja lapangan) yang ada pada masing-masing divisi ikut serta dalam kegiatan tersebut. Adapun beberapa perlombaan tersebut antara lain :
1. Futsal Bertempat di Planet futsal Kuningan, turnamen futsal mulai di pertandingkan sejak tanggal 31 Mei 2013 dan dibuka oleh Bpk. Edhie Mulyono selaku Direktiur Operasi. Pertandingan ini mempertemukan 8 divisi yang kemudian dibagi menjadi 2 grup dengan menggunakan sistem round robin dimana setiap tim dalam satu grup akan bertemu yang kemudian akan dicari juara dan runner up masing-masing grup yang nantinya akan maju ke babak semi final. Selanjutnya juara grup A akan bertemu dengan runner up grup B dan sebaliknya untuk menentukan tim yang akan masuk final. Untuk memeriahkan dan menambah kebersamaan antar pegawai maka panitia mengharuskan setiap tim yang bertanding untuk mengikutsertakan minimal 2 orang pejabat dalam setiap pertandingannya.
Nasreview Juni 2013 | 19
Seputar Nasional Re
4. Fun volley antar direktorium Pertandingan volley dibagi menjadi 3 direktorium dan akan menggunakan sistem full competition dimana setiap tim akan bertemu yang kamudian diberi point berbeda pada setiap tim yang menang, seri maupun kalah. Tim yang akan menjadi juara adalah tim yang mengumpulkan point tertinggi yang diperoleh dari masing-masing pertandingan. Untuk menambah kemeriahan panitia akan menggunakan blind net sehingga setiap tim tidak akan dapat melihat pergerakan tim yang menjadi lawannya.
5. Fun pingpong
2. Bowling Bertempat di Spin City IX Plaza turnamen bowling diikuit 8 divisi yang masing-masing divisi terdiri dari 4 orang. Berbeda dengan peraturan pada umumnya fun bowling mengharuskan setiap tim untuk secara bergantian melakukan lemparan terhadap pin yang masih tersisa. Pemenang pertandingan adalah tim yang memperoleh nilai tertinggi dari 3 game yang dipertandingkan.
Bertempat di sport hall pingpong Askrindo cab Cikini pertandingan fun pingpong akan menggunakan sistem gugur dimana tim pemenanglah yang akan maju ke babak selanjutnya, sedangkan tim yang kalah langsung tersingkir dari turnamen. Satu pertandingan tiap tim akan diikuti 3 orang pemain yang akan bermain bersamaan dan hanya 2 pemain saja dalam satu tim yang memegang bet sehingga dituntut kerjasama dalam proses pertukaran bet.
6. Talent show antar direktorium Melihat potensi dan bakat yang besar pada pegawai Nasional Re untuk menjadi selebriti dan orang terkenal, panitia HUT memfasilitasi dengan mengadakan Talent show antar direktorium dimana setiap direktori diberi kesempatan untuk menampilkan bakat dan keanehannya masing-masing. Untuk mengantisipasi minat pegawai maka panitia membari batasan 10 menit untuk setiap penampilan.
7. NR quiz to pensiunan Bagi pensiunan Nasional Re, untuk membangkitkan kenangankenangan indah saat masih aktif di Nasionalre panitia HUT juga mengadakan quiz yang berisi tentang pertanyaan seputar Nasionalre.
8. Senam
3. Fun catur Sama hal nya dengan futsal pertandingan fun catur juga dibagi menjadi 2 pool yang masing-masing pool terdiri dari 4 divisi. Dalam pertandingan ini satu papan catur dimainkan oleh 4 peserta yang bergantian menjalankannya dan rekan satu tim tidak diijinkan untuk bertukar informasi mengenai setiap langkah dan strategi yang dijalankan. Dalam pertandingan ini juga mengharuskan setiap tim untuk mengikutsertakan satu peserta wanita.
Guna menjaga kebugaran pegawai panitia menggelar lomba senam aerobic yang akan diikuti seluruh pegawai dan direksi Nasionalre. Dalam pelaksanaannya peserta senam terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok I usia 39 tahun kebawah dan kelompok II usia 39 tahun ke atas, masing-masing kelompok akan dipilih 3 (tiga) terbaik sebagai juara, penilai didasarkan pada kemampuan mengikuti gerakan instruktur meliputi daya tahan, power dan keselarasan gerakan.
Penulis : Heru Sukoco, SE, AAAIK
Nasreview Juni 2013 | 20
Snapshot Managing Your Risk Assessment by Using Appropriate and Accurate System With MIRA Access, Royal Kuningan Hotel 28 Mei 2013
Offroad, Sawana Lembang 24 Mei 2013
Nasreview Juni 2013 | 21
Pegawai Pilihan
Nama : R. Djoko Slamet Prasetiyo Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 21 MAret 1979 Jabatan : Kepala Seksi U/W Facultative Umum div. Reas Syariah Hobby : Koleksi Hape jadul, membaca, otomotif. mulai bekerja : 1 Agustus 2002
Harapan mengenai Nasional Re :
Nasional Re adalah tempat saya pertama kali bekerja, berkarir, dan insya Allah sampai saya pensiun nanti.
Alhamdulillah, Nasional Re merupakan tempat kerja yang nyaman, friendly, profesional. Insya Allah
kedepannya Nasional Re akan selalu menjadi yang terbaik diantara yang terbaik.
Pandangan mengenai Nasional Re :
Sebagai salah satu perusahaan reasuransi di Indonesia, Nasional Re sudah membuktikan bahwa ia layak
untuk diperhitungkan dan beberapa kali menjadi “ The Best “. Nasional Re selama ini dikenal di industri
asuransi sebagai reasuransi yang friendly dan flexible. Insya Allah Nasional Re akan selalu berusaha
menjadi yang terbaik di industri asuransi.
Nasreview Juni 2013 | 22
Suz Reni & Humor
Berusaha memahami pelanggan dan mengetahui apa yang mereka inginkan dan butuhkan adalah penting bagi perusahaan. Berusaha memahami para pemegang saham dan memenuhi apa yang menjadi permintaan mereka juga penting bagi perusahaan. Perusahaan harus bisa mengetahui apa keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) setiap stakeholder dan berusaha memenuhinya. Namun bukan berarti perusahaan menjadi pihak yang selalu tidak diuntungkan dalam situasi demikian. Perusahaan juga punya keinginan dan kebutuhan yang berakar dari keinginan dan kebutuhan para stakeholder. Yang penting bagaimana kita bersama dengan seluruh stakeholder bisa melakukannya dengan “CARA KITA” dan bukan cara Anda atau Saya saja. Dan “CARA KITA” ini yang perlu kita terapkan ketika berinteraksi dengan masing-masing stakeholder.
Agen Petugas Agen Petugas Agen
: “Pak, tertanggung saya minta diberikan potongan premi untuk tahun ini.” : “Bukannya tahun lalu kita sudah berikan potongan bu?” : “Betul pak, tapi kan tahun ini tidak ada klaim?” : “Bagaimana kalau tahun ini potongan premi itu diambil dari komisi Ibu?.” : ”wek...”
Nasreview Juni 2013 | 23