POTENSI OBJEK WISATA TEBING KERATON DI KAMPUNG CIHAREGEM PUNCAK DESA CIBURIAL KECAMATAN CIMENYAN KABUPATEN BANDUNG POTENTIAL OBJECT TOURISM KERATON IN KAMPUNG CIHAREGEM TOP VILLAGE CIBURIAL SUB DISTRICT CIMENYAN DISTRICT BANDUNG Dr. H. Nandang Hendriawan, M. Pd1 (
[email protected]) Raka Widdy Maulana2 (
[email protected])
Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi ABSTRAK Tebing keraton merupakan sebuah tebing yang berada di kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda tebing ini terletak di kampung Ciharegem Puncak Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Tebing keraton merupakan salah satu objek wisata yang sedang terkenal karena keindahan pemandangannya tetapi juga banyak faktor yang mempengaruhi keamanan pengunjung disanah karena tebing keraton tersebut masih tergabung dengan patahan lembang, dan masih kurangnya sarana dan prasaran serta aksesibiltas yang berada di Tebing Keraton. Rumusan masalahnya yaitu potensi apa sajakah yang terdapat di Tebing Keraton dan bagaimana strategi pengembangan yang diterapkan. Tujuanya mengetahui potensi apa saja yang terdapat di Tebing Keraton serta mengetahui bagaimana strategi pengembagan yang diterapkan. Hipoteis yang digunakan salah satunya adalah pemandangan alam, wisata edukasi, perlengkapan fasilitas, memperbaiki sarana dan prasarana, mengoptimalkan promosi. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara, observasi, studi literatur, studi dokumentasi, teknik koesioner, pengeolahan data memeriska data yang sudah diperoleh, menyusun dan mengelompokan data yang sejenis, mengadakan pengolahan tiap-tiap item data dengan anslisi seperti presentase, dan analisi SWOT. Hasil penelitian yang didapat bahwa Tebing Keraton merupakan objek wista yang terkenal serta berpotensi sebagai objek wisata maju di kabupaten Bandung pemandangan Tebing Keraton sangat indah jika dilihat di pagi hari atau sore hari menjelang matahari terbenam serta bisa dijadikan wisata edukasi wisata yang sambil beajar tentang susur patahan lembang serta sarana dan prassaarans sertta skesibiltas di Tebing Keraton masih harus diperbaik dan pengoptimalkan promosi yang ada supaya Tebing Keraton terkenal, faktor keselamatan juga mesti sedikit dibenah karena Tebing Keraton tersebut rawan akan bencana longsor. Kata Kunci : Potensi, Objek Wisata, Tebing Keraton
1
ABSTRACT Cliff Palace is a cliff located in the area of Forest Park Ir. H. Djuanda cliff is located in the village Ciharegem Puncak Village Ciburial Cimenyan District Bandung regency. Cliff Palace is one of the tourist attraction that is famous for its scenic beauty but also its security. In the cliffs of the Palace. The formulation of the problem is the potential of what is in the Cliff Palace and how the development strategy applied. The goal is to discover the potential of what is found in Cliff Palace and find out how the development strategy applied. Hypothesis used one of them is the natural scenery, educational tours, equipment facilities, improving facilities and infrastructure, optimize the promotion. This research method is descriptive method with quantitative approach. With data collection techniques used interviews, observations, literature studies, documentation studies, questionnaire techniques, data processing collecting data already obtained, compiling and classifying similar data, processing each item data with anaslisi such as percentage, and SWOT analysis. The results obtained that the cliff Keraton is a well-known tourist attraction as well as potentially as an advanced tourist attraction in the district of Bandung scenic cliffs very beautiful when seen in the morning or afternoon before sunset and can be used as educational tourism tours while Learning about the fracture fracture As well as facilities and accessibility as well as accessibility in Cliff Palace Keraton is prone to landslide disaster. Keraton Cliffs, safety factor also must be slightly fixed because the cliff Keraton is prone to landslide disaster. Keywords: Potential, Tourist Attraction, Cliff Palace 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, maka suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat objek wisata itu berada, akan mendapatkan pemasukan dari pendapatan setiap objek wisata. (Yuwana, 2010 : 1). Sesar lembang terletak di sekitar 10 kilometer di sebelah utara Bandung, sekitar 3 kilometer disebelah selatan Lembang. Panjangnya 22 kilometer dar sekitar selatan Cisarua di barat sampai selatan Gunung Bukit Tunggul di timur. Sesar ini berarah hampir dari arah barat-timur dan terpotong dari tiga segmen oleh retakan-retakan besar mungkin sesar juga yang memotongnya secara miring sampai hampir tegak lurus. Di area Tebing Keraton, sesar Lembang dipotong retakan besar (Cikapundung
2
gorge) yang kini membentuk lembah besar dan dalam berarah Barat DayaTimur Laut didepan Tebing Keraton Sesar Lembang adalah sesar turun atau normal (dip-slip) sekaligus sesar mendatar (Strike-slip). Sebagai sesar turun, bagaian utaranya yang turun. Sebagian besar mendatar, bagian selatanya yang bergerak ke arah timur (sesar mendatar sinistral). Sesar lembang merupakan sebuah sesar yang terjadi oleh fenomena volkano-tektonik, jadi ada hubungan dengan gejala volkanisme dan tektonik. Sesar lembang merupakan patahan yang berangsur terjadinya dari timur ke barat semula akibat runtuhnya lereng gunung sunda ke selatan (Gravity Collapse) pada sekitar 100 ribu juta tahun yang lalu. Gravity Tectonics ini telah menyebabkan bagian utara sesar turun atau runtuh, yang secara isostatik dokompensasi oleh bagian selatan yang naik. Retakan lalu runtuhan ini terjadi pada batuan vulkanik yang merupakan hasil erupsi Gunung Sunda. Gunung Sunda adalah ke area Tebing Keraton berupa lava tuf andesit. Dan ke Gunung Batu berupa lava andesit. Itu terjadi pada kala Plistosen tengah. Umur batuan andesit di Gunung Batu Lembang adalah 510 Ribu tahun. Lava itu mendingin membentuk retakanretakan kolom tegak columnar jointsdan sheeted joints dibeberapa tempat. Tebing batuan beku lava dan tuf andesit atau disebut dengan Tebing Keraton (cadas jontor) nampak menyusun kawasan wisata yang terkenal belakangan ini. Tebing Keraton di sebelah utara timur laut kota Bandung. Menurut peta geologi yang ada, umur batuan ini awal sampai pertengahan plistosen, sebagai hasil erupsi gunung api purba disebelah utara barat laut Bandung (Gunung Sunda) Disebut jontor karena batuan di kawasan ini menonjol sendiri kearah depan menuju lembah besar yang terbentang berarah barat daya sampai timur laut. Cadas dalam bahasa Sunda artinya batuan yang keras dan umumnya memang batuan vulkanik. Sesar Lembang yang arahnya barat sampai timur dipotong di kawasan ini oleh retakan besar berarah barat daya sampai timur laut yang
3
membentuk lembah besar memanjang didepan kawasan Tebing Keraton. Retakan besar itu dulu oleh Tjia (1968,1978) disebut sebagai Cikapundung Gorge, yang mensegmentasi sesar Lembang menjadi segmen timurnya (Lembang Fault Gap). Sungai Cikapundung kemudian mengalir di sebelah barat retakan besar ini. Saat langit tak banyak berawan, dari Tebing Keraton nampaklah di utara gunung Burangrang, gunung Tangkuban Perahu, dan di sebelah timur gunung Pulasari. Tebing keraton merupakan sebuah tebing yang berada di kawaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda tebing ini terletak di kampung Ciharegem Puncak Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Tebing keraton merupakan salah satu objek wisata yang sedang terkenal karena keindahan pemandangannya tetapi juga banyak faktor yang mempegaruhi keamanan pengunjung disanah karena Tebing Keraton tersebut masih tergabung dengan patahan lembang, dan masih kurangnya sarana dan prasaran serta aksesibiltas yang berada di Tebing Keraton. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertatik unutuk meneliti topik permasalahan dengan judul “Potensi Objek Wisata Tebing Keraton Di Kampung Ciharegem Puncak Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung”
1.2 Tujuan Adapun tujuan dari peneliti ini adalah Mengetahui potensi apa sajakah yang terdapat pada Objek Wisata Tebing Keraton Di Kampung Ciharegem Puncak Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung Mengetahui bagaimana strategi pengembangan yang diterapkan pada Objek Wisata Tebing Keraton Di Kampung Ciharegem Puncak Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
2. METODE PENELITIAN
4
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, sesuai dengan pendapat (Sukmadinata, 2015:53) Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuntitatif karena harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti yakni untuk mengetahui bagai mana Potensi Objek Wisata di Tebing Keraton.
3. PEMBAHASN 3.1 Potensi apa sajakah yang terdapat pada Objek Wisata Tebing Keraton Di Kampung Ciharegem Puncak Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung ? 3.1.1 Pemandangan Alam Menurut Darsoprajitno dan Ahman Sya, (2011:79) struktur geologi yaitu bangunan alam nonhayati baik di bawah maupun dipermukaan bumi yang dibangun oleh tenaga yang bekerja di dalam dan diatas permukaan bumi. Daya tarik struktur geologi, sebenarnya bukan hanya terletak pada keindahan saja tetapi juga terletak pada daya dukung lingkungannya. Salah satu faktor pendukung objek wisata Tebing Keraton adalah keindahan alam dan kealamian alamnya ini dikarenakan sebagai pengunjung yang datang ke Tebing Keraton memang tertarik dengan keindaha alam dan kealamian alam Tebing Keraton. Keindahan alam dan kealamian alam Tebing Keraton merupakan modal utama yang dimiliki oleh Tebing Keraton untuk menarik wisatawan agar berkunjung biasanya pemandangan alam yang sangat bagus di Tebing Keraton pengunjung bisa datang disaat matahari terbit atau terbenan disitu panorama alam yang berada di Tebing Keraton sangat menakjubkan sehingga memikat para pengunjung atau wisatawan untuk melihat panorama yang indah yang bearada di Tebing Kerton.
5
Gambar 1 Pemandangan Alam dapat dilihat bahwa memang pemandangan alam atau panorama alam di sekitar Tebing Keraton memang menakjubkan, terlihat suasana pegunungan dan perbukitan disekitar Tebing Keraton, lebatnya hutan Pinus yang berada di Tahura serta pemandangan kota Bandung dilihat dari Ketinggian di Tebing Keraton. 3.1.2 Wisata Edukasi Ada beberapa jenis pariwisata yang dibedakan dari motif tujuan pariwisata, salah satunya adalah pariwisata kebudayaan dalam hal ini lebih kepada memanfaatkan untuk pembelajara secara langsung ditempat riset Spillane (Fahmi) 2016:97. Wisata edukasi di Tebing Keraton yaitu berupa susur patahan lembang serta patahan lembang yang membentuk Tebing Keraton, serta pengunjung bisa melihat secara langsung patahan Lembang tersebut dari Tebing Keraton ini. Di Tebing keraton tersendiri pengunjung bisa mengetahui tentang stratigrafi lapisan batuan serta topografi yang ditimbulkan oleh tenaga endogen dan tenaga eksogen. 6
3.2 Strategi Pengembangan Yang Di Terapkan Pada Objek Wista Tebing Keraton 3.2.1 Perlengkapan Fasilitas Menurut Rosita ma wa. (2016:63) Fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang mendukung oprasional objek wisata untuk mengakomodasi segala kebutuhan wisatawan, tidak secara langsung mendorong pertumbuhan tetapi berkembang pada saat yang sama atau sesudah atarksi berkembang. Menurut Tjipono (2006) yang dikutip oleh Suchania (2014:94) dengan fasilitas yang baik maka dapat membentuk presepsi di mata pelanggan. Disejumlah tipe jasa, persepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dangan fasilitas berpengaruhi terhadap kualitas jasa di mata pelangan. Perlengkapan fasilitas yang berada di Tebing Keraton sendiri menurut peneliti sudah cukup lengkap dan nyaman tetapi ada beberapa yang mesti dibenahi seperti tempat berteduh, tidak adanya lahan parkir kendaraan yang mesti bergantung dengan lahan warga atau di sekitara halaman rumah warga serta, penerangan yang sangat minim. fsilitas yang sudah ada dibuat oleh pihak pengelola yaitu berupa track jalan untuk pengunjung yang sudah dibenahi toilet umum tempat sampah dan pembatas pagar untuk keselamatan pengunujung Tebing Keraton. Tebing Keraton juga bekerja sama dengan pihak ansuransi untuk keselamatan
pengunjung
asuransi
tersebut
didapat
saat
pengunjung membeli tiket masuk ditiket tersebut pegunjung membayar Rp 12.000 rupiah yaitu Rp 10.000 untuk pengelola serta Rp 2000 untuk asuransi bila penunjung mengalami kecelakaan di daerah tempat wisata tersebut. 3.2.2
Memperbaiki Sarana dan Prasarana
7
Menurut Ahman Sya (2005:67) ada beberapa faktor yang dianggap paling dominan terhadap pengembangan pariwisata salah satunya adalah fasilitas atau sarana. Dalam rangka usaha pengembangan objek wisata perlu diciptakan penataan prasarana yang sesuai dengan lingkungan fisik, ekonomi, sosial ditunjang dengan transportasi yang menjamin kelancaran wisata yang murah, bersih, dan aman. Menurut Yoeti (1985:181) yang dikutip oleh Suchania (2014:94) prasarana kepariwisatan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang
sehingga
dapat
memberi
pelayanan
untuk
memuaskan kebutuhan wisatawan yang beranekaragam sehingga wisatawan juga tertarik untuk berkunjung kesuatu tempat wisata. Sarana
pariwisata
disebut
sebagai
ujung
tombak
usaha
kepariwisataan dapat diartikan sebagai usaha secara langsung maupun tidak langsung memberi pelayanan kepada wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata dimana keberadaanya sangat tergantung kepada adanya kegiatan perjalanan wisata. Ketersedian sarana dan prasarana di Tebing Keraton sudah cukup lengkap, tetapi masih ada yang harus diperbaiki sehingga dapat kembali digunakan oleh wisatawan yang berkunjung. Kemudian sarana yang seharunya diubah yaitu seperti transportasi umum antar Desa diadaka, serta memperbaiki aksesibiltas berupa jalan yang rusak, berlobang, serta jalan yang licin membahayakan pengunjung yang menggunakan kendaraan bermotor, prasarana di Tebing Keraton menurut pengunjung cukup lengkap tetapi mesti ada yang diperbaiki lagi sehingga pengunjung semkain nyaman akan menggunakan prasarana yang disedikan oleh pihak Tebing Keraton. 3.2.3
Pengoptimalkan Promosi
8
Promosi merupakan bentuk informasi yang penting untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa terdapat objek wisata Tebing Keraton yaitu merupakan wisata alam yang terdapat di Kampung Ciharegem Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Pengoptimalkan promosi yang tepat pada tujuan akan memberikan kemudahan untuk sampainya informasi tentang objek wisata Tebing Keraton, sampai saat ini pengelola hanya mempromosikan Tebing Keraton hanya diweb khusus Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Seharusnya pengelola lebih berinisiatif seperti memasang baligo di pinggir-pinggir jalan atau secara sengaja memberikan tentang keadaan objek wisata Tebing Keraton di media elektronik maupun media cetak serta media sosial. Sejauh ini para pengunjung yang datang kebanyakan tahu objek wisata Tebing keraton dari saudara atau kerabatny, jadi hanya terkenal dari mulut-kemulut saja dan dari media sosial yang pengunjung mengunduh file fotonya seperti ke instagram dan Facebook. Dalam pengoptimalan promosi peran pemerintah sangat diperlukan, karena fungsi pemerintah sangat dominan dalam
hal
pengembangan
objek
wisata
serta
tentang
kepariwisataannya juga. 3.2.4
Keselamatan Keselamatan berasal dari kata selamat yang artinya adalah terbebas dari bahaya, malepetaka ataupun bencana, atau juga dapat di artikan tidak adanya gangguan dari pihak manapun ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012:46). Tebing
Keraton
merupkan
destinasi
pariwisata
yang
memerlukan ekstra hati-hati saat wisatawan berkunjung ke Tebing Keraton, karena Tebing Keraton terbentuk dari patahan lembang, Tebing Tersebut sangat rawan akan longsor menurut bapa Asep selaku pengurus Tebing Keraton, bapa Asep berpendapat bahwa kalau Patahan lembang tersebut aktif dan
9
adanya pergesaran lapisan bumi makan Tebing itu akan roboh dan longsor, serta di Tebing Keraton tidak ada kantor atau petugas tim SAR yang berjaga kalau tebing tersebut longsor atau roboh. Sehingga pengelola Tebing Keraton melakukan antisipasi untuk keselamatan para wisatan yang berkunjung ke Tebing Keraton salah satunya yaitu berupa, setiap satu jam sekali petugas mengontrol wisatawan yang berkunjung ke Tebing keraton serta menegur apabila ada pengunjung yang melanggar aturan melewat batas pagar yang disediakan, disediakanya pagar-pagar pembatas agar pengunjung aman saat berwisata ke Tebing Keraton, adanya pagar pembatas untuk keaman pengunjung yang berwisata ke Tebing Keraton serta pengelola bekerja sama dengan pihak asuransi, pengunjung yang membayar tiket untuk masuk tempat wisata Tebing Keraton sebesar Rp12.000 yang mana Rp 10.000 masuk ke pihak pengelola serta Rp 2.000 untuk asuransi kecelakaan bagi pengunjung. Menurut bapak Asep untuk pengunjung sendiri di Tebing Keraton masih belum dibatasi, pengunjung bebas berada di area Tebing Keraton tetapi menurut peneliti Tebing Keraton tersebut seharunya di batasi karena lahan yang berada di Tebing Keraton tersebut rawan akan longsor serta menganitsipasi bila patahan lembang aktif kembali.
4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 SIMPULAN 4.1.1
Potensi yang terdapat Pada Objek Wisata Tebing Keraton di Kampung Ciharegem Puncak Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung 4.1.1.1 Pemandangan Alam Pemandangan alam atau panorama alam yang berada di Tebing keraton memang memuaskan mata pengunjung apa lagi jika pengunjung datang saat matahari terbenam
10
atau matahari terbit pemandangan alamnya tidak akan tergantikan serta dimanjakan dengan pegunungan dan perbukitan, pohon pinus yang begitu lebat menjadikan panorama alam yang berada di Tebing Keraton sangat indah untuk dipandang. 4.1.1.2 Wisata Edukasi Wisata edukasi merupakan sebuah konsep wisata yang
didalamnya
menerapkan
suatu
pendidikan
nonformal tentang suatu pengetahuan kepada wisatawan yang berkunjung kesuatu objek wista, di Tebing Keraton merupaka wisata edukasi yang khusus untuk mengetahui tentang patahan lembang. Bisa terlihat dari Tebing Keraton bagimana patahan tersebut membentuk dataran tinggi dan dataran rendah di sekitaran Tebing Keraton.
4.1.2 Strategi pengembanggan yang diterapkan pada objek Wisata Tebing Keraton di Kampung Ciharegem puncak Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung 4.1.2.1 Perlengkapan fasilitias Perlengkapan fasilitas di Tebing Keraton menurut peneliti cukup kumplit tetapi mesti ada yang harus diperbaiki lagi dan ditambah yang paling penting yaitu berupa tempat parkir yang khusus disediakan oleh pengelola serta faktor keselamatan pengunjung dan kenyamanan
pengunjung
wajib
diutamakan
dan
aksesbilitas yang diperbaiki. 4.1.2.2 Memperbaiki sarana dan prasarana Sarana dan prasarana di Tebing Keraton merupkan hal yang paling penting pada objek wisata tujuanya membuat wisatawan atau pengunjung merasa nyaman saaat berwisata. Sarana dan prasarana di Tebing Keraton
11
mesti ada yang harus diperbaiki supaya pengunjung bisa merasa nyaman saat berwisata ke Tebing Kerato 4.1.2.3 Pengoptimalkan promosi Promosi merupakan hal yang sangat penting bagi tempat wisatakaraena dengan promosi objek wisata itu akan menjadi terkenal kepda masyarakat. promosi yang dilakukan oleh pengelola hanya sekedar di web saja. Dan wisatawan yang mengetahui Tebing Keraton hanya dari mulut-kemulut saja serta melihat dari masyarakat yang mengunggah foto ke media sosial seperi facebook dan instagram. 4.1.2.4 Keselamatan Untuk faktor keselamatan di Tebing Keraton dibilang masih sedikit kurang karena di Tebing Keraton sendiri tidak adanya tim SAR yang khusus menangani bila mana Tebing Keraton itu longsor, serta bilama mana terjadi patahan lembang aktif kembali, pengelola yang tidak menetap di Tebing Keraton membuat wisatawan banyak yang melanggar aturan keluar pagar pembatas, serta pengelola membuat pagar pembatas itu juga untuk pengunjung supata merasa aman saat berwista ke Tebing Keraton, saat membayar tiket pengunjung otomatis sudah memiliki asuransi dimana pengunjung terjadi kecelakan maka asuransi tersebut bisa digunakan.
4.2 SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan saran kepada berbagai pihak dalam kajian skripsi yang berjudul Potensi Objek Wisata Tebing Keraton Di Kampung Ciharegem Puncak Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung sebagai berikut :
12
4.2.1 Pengelola kawasan Tebing Keraton harus meningkatkan promosi supaya Tebing Keraton bisa Terkenal kepada masyarakat tidak dari mulut ke mulut pengunjung. 4.2.2 Kepada pengelola lebih ditingkatkan lagi pembangunan fasilitas, sarana dan prasarana di Objek wisata Tebing Keraton agar pengunjung merasa nyaman dan aman. 4.2.3 Pengelola
harus
memperjelan
himbauan-himbaua
kepada
pengunjung, pengelola harus bekerja sama dengan tim SAR, suapaya tim SAR bisa berdiam di daerah Tebing Keraton dan pengelola harus ada yang berjaga langsung di Tebing Keraton apa bila ada pengunjung yang tidak taat aturuan. Membuat pembatasan pegunjung karena Tebing Keraton tersebut rawawan akan bencana. Karena dari patahan lembang jika suatu hari nanti patahan tersebut aktif. 4.2.4
Bagi pengunjung yang berangkat ke Tebing Kerato harus extra hati-hati saat diperjalana karena banyak jalan yang rusak, berlobang, serta licin, dan harus menaati peraturan yang ada di sekkitaran Tebing Keraton suapaya pengunjung juga terjamin keselamatanya.
13
DAFATAR PUSTAKA Ahman Sya. 2011. Pengantar Geografi. Bandung : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika (BSI). Ahman Sya. 2005. Geografi Pariwisata Kabupaten Kuningan. Garut : CV Gadjah Poleng. Ahman Sya. 2011. Geologi Pariwisata. Informatika (BSI)
Bandung : Universitas Bina Sarana
Rosita. 2016. Pengaruh Fasilitas Wisata dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pengunjung di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure 1 (13) : 61-72 Suchania. 2014. Pengaruh Kualitas Fasilitas Sarana dan Prasarana Terhadap Peningkatan Jumlah Pengunjung Wisata danau Ranu Grati. Jurnal Pisikologi. 2 (2). 89-109 Sukmadinata N.S. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Yoeti, O.A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Penerbit Angkasa.