21, 15 Tahun II, Tgl.14 15September Juli - 14 Agustus No. 46 TahunNo. IV, Tgl. Agustus2011 2009
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan www.tabloiddiplomasi.org Interaksi
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
Menlu RI :
Peran Sentral ASEAN
Mengenang Seratus Tahun Mohammad Roem
Kontribusi Islam Dalam Arsitektur DanKawasan Demokrasi
Dalam Membangun Indonesia Da’i Bachtiar :
Menyelesaikan Persoalan TKI di Malaysia Dengan Kepala Dingin Kebudayaan, Fondasi Untuk Memperkuat Hubungan RI - Suriname
Nia Zulkarnaen :
“KING”
Film Bertema Bulutangkis Pertama di Dunia Email:
[email protected] Email:
[email protected]
ISSN 1978-9173
Email:
[email protected]
ISSN 1978-9173
Riau Investment Forum 2011
Memperkuat Image Riau Sebagai 771978 771978 917386917386 Tujuan Investasi Prospektif www.tabloiddiplomasi.org
9
9
Departemen Luar Negeri Republik Indonesia
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi
Daftar Isi >4
ASEAN Dibawah Keketuaan Indonesia Berupaya Mewujudkan Hasil-Hasil Nyata
>5
Fokus
>7
Fokus
>8 >
10
> 11 > 12 > 14
> 15 > 16
Fokus
Memastikan Peran ASEAN Dalam Membangun Komunitas
Diplomasi ARF Kontributor Bagi Pemeliharaan Harmoni Dan Stabilitas Kawasan Asia Pasifik
LENSA
lensa Keuntungan Yang Diperoleh Dari ACFTA Lebih Besar Dibandingkan Dengan Kerugiannya
> 21
ekonomi
> 22
sorot
> 23
sorot
Rencana Aksi Pelaksanaan Zona Bebas Senjata Nuklir Di Kawasan Asia Tenggara
Fokus
apa kata mereka
Visi Strategik RI-AS
RRT Menganggap Indonesia Sebagai Rekan Geopolitik Yang Strategis
Wawasan Nusantara Mendasari Dinamika Bangsa Indonesia Dalam Mencapai Tujuan Nasional
Keteguhan Seorang Diplomat Ulung Seperti Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja Patut Diteladani
Lensa Langkah Terobosan Untuk Melengkapi FTA
BINGKAI Indonesia Channel 2011 Pementasan Seni Musik Dan Tari “Sang Hyang Pertiwi: Penyelamatan Ibu Pertiwi”
kilas
Peserta BSBI Merasa Bangga Dengan Indonesia Diaztiarni Azhar Pimpinan Studio Tydif, Surabaya.
21 Sosok 6
Fokus
Prof Dr. Mochtar Kusumaatmaja Dianugerahi Penghargaan
AMM Ke-44
Mencapai Tiga Raihan Positif
Diplomasi
Teras Diplomasi dan China akan menggerakkan roda perekonomian dunia dan menjadi counter balance bagi pengaruh negara besar seperti AS, Jepang, Korea Selatan, dan Sebagai Ketua ASEAN, Indonesia mendapat kehormatan sebagai tuan rumah Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) yang dilaksanakan hanya sepuluh minggu setelah KTT ASEAN ke-18. Indonesia tidak ingin membuangbuang waktu dalam upaya mempercepat langkah ASEAN, hal ini dikarenakan kawasan dan dunia juga telah berjalan lebih cepat. Munculnya berbagai tantangan baru di lingkungan internasional telah memaksa ASEAN untuk terus beradaptasi dan berimprovisasi. Perkembangan yang terjadi di beberapa kawasan merupakan tantangan bagi ASEAN untuk meraih sentralitas ASEAN sejalan dengan visi ‘Komunitas ASEAN dalam komunitas global bangsa-bangsa’. Perkembangan arsitektur regional di Asia Pasifik memberikan harapan besar bagi ASEAN untuk mengkonsolidasikan posisinya dan menjadi pendorong bagi perdamaian, pembangunan dan kerjasama internasional di Asia Tenggara dan sekitarnya yang harus dimulai dengan mendorong promosi perdamaian, stabilitas dan kerjasama kawasan dengan lebih keras. ASEAN harus memastikan perannya sebagai penggerak kawasan Asia Timur yang kondusif bagi pembangunan kawasan berbasis dynamic equilibrium. ASEAN perlu memaksimalkan peran sentralnya untuk memastikan kerjasama yang lebih luas dan menjadi net kontributor untuk perdamaian dan stabilitas di dalam arsitektur regional. Abad ke-21 adalah abad ASEAN, dan untuk itu ASEAN harus bersifat people-centered dan peopledriven melalui pemajuan dan pengembangan berbagai macam bentuk koneksi antara warga negara serta mengelolanya dengan cara-cara yang tepat. ASEAN adalah untuk rakyat dan harus dipastikan bahwa ASEAN dapat meningkatkan kualitas hidup rakyat. ASEAN juga harus mampu mengembangkan konektivitas yang menghubungkan kawasan AsiaPasifik, yaitu sebuah konektivitas ASEAN yang terintegrasi secara lokal dan terkoneksi secara global mengingat semakin pentingnya kerjasama global. Sementara itu melihat potensi yang dimiliki oleh ASEAN dan China, ACFTA diperkirakan akan menjadi salah satu dari tiga FTA terbesar di dunia setelah NAFTA (North America Free Trade Area) dan UE (Uni Eropa). ACFTA memberikan sinyal positif bagi dunia internasional, dimana kerjasama ASEAN
India. Bagi ASEAN, ACFTA itu sendiri berguna untuk mengurangi ancaman pertumbuhan perekonomian China yang sangat pesat. Melalui ACFTA, ASEAN memiliki akses untuk dapat masuk ke pasar domestik China yang begitu besar dan luas, akses pasar jasa, regional production base, pasar regional sekaligus global, arus investasi, dan terbukanya transfer teknologi. Secara keseluruhan keuntungan yang diberikan oleh ACFTA lebih besar dibandingkan dengan kerugiannya. Sementara pagelaran ‘Indonesia Channel 2011’ yang mengambil tema ‘Indonesian Art and Culture for Peace, Solidarity and Friendship’sebagai acara puncak pelaksanaan program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dinilai sukses. Sampai dengan tahun ini, sudah 384 beasiswa yang telah diberikan kepada generasi muda dari 44 negara. Indonesia Channel tidak hanya menjadi wahana bagi para penerima beasiswa untuk menunjukkan kebolehannya menampilkan tarian dan musik khas budaya Indonesia,tTetapi juga sebagai ajang untuk menumbuhkan apresiasi dan penghargaan dikalangan generasi muda Indonesia terhadap seni dan budayanya sendiri. Seni dan budaya merupakan salah satu perangkat soft power diplomacy yang dapat mendukung hubungan masyarakat antar negara, antar masyarakat, dan antar manusia. Seni dan budaya memiliki bahasa universal yang dapat difahami oleh seluruh umat manusia tanpa memandang perbedaan. Dalam pelaksanaan diplomasi di era sekarang ini, seni dan budaya diyakini telah memberikan kontribusi yang sangat positif dalam menciptakan perdamaian, dan menjadi salah satu perangkat bagi terciptanya semboyan diplomasi Indonesia: “A Million Friends and Zero Enemy” . Melalui program BSBI dan Indonesia Channel ini, diharapkan adanya peningkatan people-topeople contact disamping hubungan politik, ekonomi, dan perdagangan. Karena bagaimanapun aktivitas seni dan budaya itu dapat menimbulkan rasa solidaritas dan persahabatan yang pada akhirnya turut mendorong terciptanya dunia yang lebih aman dan damai. Segenap jajaran Redaksi Tabloid DIPLOMASI beserta staff mengucapkan Selamat Hari Raya Fitri Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin Dirgahayu Republik Indonesia
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi
Pelindung Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Pengarah Direktur Diplomasi Publik penanggung jawab/Pemimpin Umum Firdaus, SE. MH Pemimpin Redaksi Khariri Ma’mun Redaktur Pelaksana Cahyono dewan redaksi Fransiska Monika Sitompul Isak Barry Kafiar Dila Trianti Staf Redaksi Saiful Amin Arif Hidayat Taufik Resamaili Dian harja Irana Tata Letak dan Artistik Tsabit Latief Distribusi Mardhiana S.D. Suradi Sutarno Harapan Silitonga Kontributor M. Dihar Staf Diplomasi Publik Alamat Redaksi Jl. Kalibata Timur I No. 19 Pancoran, Jakarta Selatan 12740 Telp. 021-68663162, Fax : 021-86860256, Surat Menyurat : Direktorat Diplomasi Publik, Lt. 12 Kementerian Luar Negeri RI Jl. Taman Pejambon No.6 Jakarta Pusat Tabloid Diplomasi dapat didownload di http://www.tabloiddiplomasi.org Email :
[email protected] Diterbitkan oleh Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri R.I Sumber Gambar Cover : dok.infomed
Bagi anda yang ingin mengirim tulisan atau menyampaikan tanggapan, informasi, kritik dan saran, silahkan kirim email:
[email protected] Wartawan Tabloid Diplomasi tidak diperkenankan menerima dana atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber, wartawan Tabloid Diplomasi dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas. Apabila ada pihak mencurigakan sehubungan dengan aktivitas kewartawanan Tabloid Diplomasi, segera hubungi redaksi.
Diplomasi
4
F O K U S
ASEAN Dibawah Keketuaan Indonesia Berupaya Mewujudkan Hasil-Hasil Nyata Kemajuan dalam mewujudkan komunitas ASEAN 2015 terefleksi dalam rangkaian pertemuan Menlu ASEAN dan dialog dengan mitra wicara di kawasan. Capaian dari pertemuan itu tidak bisa dinilai melalui deklarasi yang dihasilkan, namun dicerminkan dari langkah-langkah nyata yang telah dilakukan selama berlangsungnya pertemuan dimaksud. Dok. infomed
Menlu RI, Dr. R. M. Marty N. Natalegawa memimpin Plenary Session Asean Regional Forum (ARF) ke-18 di Bali (23/7).
ASEAN di bawah keketuaan Indonesia, tidak ingin hanya menambah dokumen dan rencana aksi. Lebih jauh, Indonesia ingin berkonsentrasi untuk mewujudkan hasil-hasil nyata. Kita menyaksikan bahwa tiga prioritas ASEAN, mengalami kemajuan yang besar, yaitu adanya kemajuan yang signifikan dalam meraih komunitas ASEAN 2015; terwujudnya kawasan yang stabil dan kondusif bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan; dan memastikan
No. 46 Tahun IV
peran Komunitas ASEAN di tengah komunitas global. Pelaksanaan terhadap tiga prioritas tersebut, sebagaimana ditegaskan oleh Presiden SBY dalam acara pembukaan AMM, merupakan amanat para pemimpin ASEAN pada KTT ke-18 di Jakarta, Mei lalu. Di kawasan Asia Tenggara, langkah nyata raihan maju atas prioritas itu dapat dilihat diantaranya melalui tekad bersama ASEAN dalam mewujudkan kawasan bebas senjata nuklir dan pengakuan internasional
dalam upaya penyelesaian masalah Thailand-Kamboja. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah Internasional (ICJ) memperkokoh pandangan Indonesia dan ASEAN. Ini menunjukkan ASEAN adalah bagian dari solusi. Di kawasan yang lebih luas, telah tercapai kesepakatan ASEAN-China mengenai pedoman pelaksanaan Declaration of Conduct para pihak di Laut China Selatan (DOC). Bahkan ketika hasil kesepakatan tersebut disampaikan dalam Konsultasi KTT
Asia Timur, tidak ada gejolak atau tensi dari negara-negara peserta. Sudah ada kesepahaman bahwa ASEAN dan China akan mengelola masalah Laut China Selatan secara damai. Ini menunjukkan bahwa ASEAN semakin tampil sebagai problem solver dan lebih mengutamakan action oriented. Pertemuan ini juga berhasil memfasilitasi dialog antara kedua Korea pada pertemuan di tingkat teknis dan ketua delegasi pada six party talks, sementara hari ini telah terjadi pertemuan informal antara kedua Menlu Korea. Pertemuan kedua Korea itu tidak terjadi begitu saja. Namun merupakan buah dari usaha dan kerja keras ASEAN. Penyelesaian masalah di Semenanjung Korea memerlukan proses, dan pertemuan keduanya di Bali merupakan perkembangan yang penting, terutama untuk meningkatkan saling percaya. Komunikasi diantara kedua menlu tentunya akan mengurangi defisit trust. Dalam konteks KTT Asia Timur, kemajuan dari prioritas ASEAN yang berhasil dicapai adalah diterimanya peran sentral ASEAN di kawasan tersebut. Selain itu, gagasan Indonesia mengenai perlunya prinsip-prinsip dasar KTT Asia Timur dan kerjasama pengelolaan bencana juga diterima dengan baik. Inti dari gagasan Indonesia adalah penguatan kerjasama saling tukar informasi dan mempercepat bantuan bencana alam. Negara-negara memiliki kesamaan pandangan, masih terbukanya peluang kerjasama di bidang ini. Kemajuan prioritas ASEAN itu tidak semata mengenai masalah politik dan keamanan, di bidang ekonomi dan sosial budaya, perkembangannya juga nyata. Contohnya, tawaran Indonesia mengenai visa ASEAN dan tekad negara-negara untuk meningkatkan kerjasama peran masyarakat ASEAN yang tengah diseriusi.[]
15 agustus - 14 september 2011
Diplomasi F Dr. R. M. Marty M. Natalegawa Menteri Luar Negeri RI
O
K
U
S
5
Dok. infomed
Memastikan Peran ASEAN Dalam Membangun Komunitas
Tidak diragukan lagi, bahwa bagi bangsa-bangsa ASEAN, Bali memiliki makna khusus. Bali Concord pada 1976 dan Bali Concord II pada 2003, merupakan seminal agreements di antara negara anggota ASEAN yang telah mendorong kerjasama ASEAN ke tingkat yang lebih tinggi. Adalah sebuah kenyataan, bahwa dengan kerja keras dan usaha bersama, tidaklah mustahil dalam KTT ASEAN berikutnya, yang akan diselenggarakan di Bali pada November 2011, juga akan menghantarkan kerjasama ASEAN ke tingkat yang lebih tinggi sebagaimana tema ASEAN tahun ini, yaitu “ASEAN Community in a global community of nations”. Dalam beberapa hari mendatang, kita memiliki kesempatan bersejarah untuk memanifestasikan peran sentral ASEAN dalam arsitektur kawasan. Sebab, di samping ASEAN Ministerial Meeting (AMM) yang secara resmi dibuka hari ini, kita juga memiliki serangkaian pertemuan dengan para Mitra Dialog, yaitu ASEAN Regional Forum (ARF) dan East Asia Summit Foreign Ministers’ Consultation. Dalam kesempatan ini, para Menteri Luar Negeri ASEAN akan
15 agustus - 14 september 2011
bekerja sesuai dengan instruksi dan arahan yang jelas sebagaimana hasil KTT ASEAN ke-18 yang diselenggarakan di Jakarta pada bulan Mei lalu. Tugas utama para Menteri adalah memastikan bahwa kita membuat kemajuan yang nyata pada KTT ke-18 dan mengantisipasi hasil KTT ke-19 yang akan diselenggarakan di Bali pada November 2011. Prioritas yang telah ditetapkan cukup jelas. Pertama, untuk memastikan bahwa kita membuat kemajuan yang signifikan dalam pembangunan Komunitas ASEAN pada tahun 2011. Kedua, bahwa kita mengerahkan semua kapasitas ASEAN untuk memastikan bahwa kawasan yang lebih luas terus ditandai dengan perdamaian dan stabilitas; suatu kondisi yang memungkinkan kawasan Asia-Pasifik untuk membuat kemajuan dalam mengejar pembangunan ekonomi dan kemakmuran. Dan ketiga, meluncurkan visi ASEAN 2015, yaitu “ASEAN in a global community of nations”. ASEAN yang secara aktif terlibat dalam mengatasi tantangan global dan sebagai kontributor bagi pencapaian kemakmuran dan stabilitas global.
Tentu saja, prioritas tersebut tidak diraih tanpa hambatan. Negaranegara di kawasan Asia-Pasifik, sebagaimana negara-negara lain dalam komunitas internasional, juga menghadapi beberapa tantangan mencolok. Masalah keamanan tradisional, termasuk sengketa teritorial yang belum terselesaikan, adalah hal yang perlu ditangani. Saling percaya dan kepercayaan perlu terus dipelihara dan ditingkatkan. Kawasan kita juga tidak kebal dari ancaman keamanan non-tradisional. Perubahan iklim, keamanan pangan, dan keamanan energi, serta ancaman lainnya. Tantangan-tantangan tersebut sangat kompleks, bersifat multidimensi, saling terkait dan simultan. Semua itu menuntut kerjasama dan kemitraan internasional. Namun, kita akan lengah jika hanya berkutat pada tantangan. Kawasan kita juga merupakan kawasan yang penuh potensi untuk kemajuan ekonomi dan sosial. Saya percaya kita bisa, karena kawasan kita memiliki potensi untuk
memperkenalkan perspektif baru dalam hal bagaimana negara-negara dapat berinteraksi dan mengelola hubungan dengan cara win-win solution, hubungan yang saling menguntungkan, dimana keamanan, kemakmuran dan stabilitas bisa dinikmati oleh semua negara, besar dan kecil. Kami menyebutnya dynamic equilibrium untuk kawasan kita. Kepemimpinan yang ditunjukkan oleh semua Kepala Negara ASEAN telah, dan terus memiliki peran dalam memastikan peran ASEAN dalam membangun komunitas kawasan, mempromosikan perdamaian dan stabilitas bagi kawasan yang lebih luas, dan sebagai kontributor global dalam hal kemakmuran dan stabilitas keamanan. Semua bermuara pada ASEAN sebagai people centered, ASEAN yang menempatkan keutamaan dalam promosi hak asasi manusia dan demokrasi. Kita semua harus meyakini bahwa rangkaian ASEAN Summit dan ASEAN Ministerial Meeting ini akan menjadi batu pijakan untuk memastikan tindak lanjut hasil Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-18 secara kongkrit.[]
No. 46 Tahun IV
Diplomasi
6
F O K U S
AMM Ke-44 Mencapai Tiga Raihan Positif Surin Pitsuwan Sekjen ASEAN
Dok. presidensby.info
Presiden SBY, didampingi Menlu Marty Natalegawa dan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan, resmi membuka Pertemuan ke-44 Menlu ASEAN, di BICC, Nusa Dua, Bali, Selasa (19/7) pagi. (foto: abror/presidensby.info)
Hasil pertemuan di Bali pekan lalu di luar perkiraan, pertemuan ini menghasilkan banyak hal positif, dimana ada tiga hal yang dicapai dalam pertemuan tersebut. Pertama, ASEAN berhasil mengesampingkan kepentingan masing-masing negara dan mementingkan kepentingan ASEAN. Keberhasilan ini tidak terlepas dari keterlibatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mendesak negara-negara anggota ASEAN untuk mengesampingkan permasalahan dan ego pribadi serta bergerak cepat untuk mencapai kesepakatan negaranegara ASEAN. Kedua, ajang tersebut telah mempertemukan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut). Pertemuan ini memang ditunggu banyak pihak, pasca kedua belah pihak tidak pernah melakukan pertemuan lagi sejak 2008. Salah satu agenda yang dibahas dalam pertemuan langka ini adalah pembahasan nuklir Korut. Sedangkan yang ketiga, adalah keputusan International Court of Justice (ICJ) mengenai Kamboja dan Thailand yang membuktikan bahwa ICJ mengakui posisi ASEAN terkait masalah ini. Sebelumnya, ICJ memerintahkan kedua negara untuk menarik pasukannya dari perbatasan. Namun pada akhirnya ICJ
No. 46 Tahun IV
mengeluarkan keputusan mengenai kehadiran tim peninjau di wilayah perbatasan kedua negara tetangga tersebut. Kedepan kita juga perlu meningkatkan kerjasama yang menangani permasalahan pemuda. Pada pertemuan ASEAN yang akan datang, akan dibahas permasalahan mengenai dinamika kehidupan pemuda, yaitu meliputi bidang olahraga, pendidikan dan kebudayaan. Saya berharap bahwa para pemuda ASEAN bisa tampil di kancah internasional dengan lebih percaya diri. Terkait permasalahan laut China Selatan, deklarasi mengenai pedoman pelaksanaan bagi para pihak di laut China Selatan telah menunjukkan bahwa semua pihak bertekad untuk mengatasi permasalahan yang mendesak. Terkait dengan permasalahan keamanan, ASEAN Regional Forum (ARF) merupakan platform di kawasan yang khusus membahas masalah kerjasama keamanan. ARF adalah sebuah platform yang belum pernah ada sebelumnya, karena adanya ARF maka ada permasalahan. Bagaimana jika tidak ada ARF? Tentunya tidak ada mekanisme untuk membahas isu-isu penting dan krusial yang dianggap sebagai isu keamanan bersama.
Saat ini mitra-mitra dialog secara aktif terlibat dengan ASEAN dan bersaing untuk memenuhi tujuan dan prinsip-prinsip ASEAN. Ketika para mitra dialog mengatakan bahwa mereka tertarik, itu berarti komunitas bisnis mereka juga tertarik. Ada berbagai formula untuk keterlibatan mereka, misalnya, Foreign Direct Investment (FDI), Public-Private Partnerships (PPP) atau melalui kebijakan-kebijakan kunci. Dalam hal ini kita hanya perlu berbicara dengan bahasa pasar. Di negara-negara Asia Timur, ASEAN dan China secara aktif merencanakan berbagai kegiatan untuk merayakan peringatan 20 tahun dialog kemitraan ASEANChina tahun ini. Sementara dialog kemitraan ASEAN dan Jepang dilakukan dengan sebuah deklarasi baru untuk menggantikan yang sudah ada yang telah digunakan sejak tahun 2003. Banyak hal yang telah berubah di ASEAN dan di Jepang sejak 2003 hingga saat ini, termasuk kemajuan ekonomi dan bencana alam yang baru-baru ini terjadi di Jepang. Semakin pentingnya kerjasama global juga telah mendorong ASEAN untuk mengundang dan menyambut Rusia dan Amerika Serikat untuk bekerja bersama dan berkontribusi di forum East Asia Summit (EAS).
ASEAN mengakui bahwa Rusia memainkan peran yang sangat penting di kawasan. Kehadiran Rusia ke dalam komunitas ASEAN disambut dengan sangat baik. Meskipun ada kekhawatiran tentang jarak geografis yang cukup jauh antara kawasan Asia Tenggara dengan Rusia, namun banyak hal yang ditawarkan Rusia kepada kawasan, salah satunya adalah kemajuan Rusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Meskipun pertemuan di Bali pada minggu lalu dihadiri oleh para Menteri Luar Negeri, dimana masalah keamanan adalah salah satu topik utama yang dibahas, para menteri tidak melupakan peran dan kepemilikan rakyat terhadap ASEAN. Pertemuan tidak pernah berhenti untuk mendiskusikan apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu warga ASEAN untuk bisa berkontribusi dalam merealisasikan Komunitas ASEAN. Ada banyak contoh atau skenario dalam hal ini, misalnya himbauan kepada para pemuda untuk terlibat dalam upaya promosi Komunitas ASEAN di masa depan. Tanggal 15 Juni telah ditetapkan sebagai ASEAN Dengue Day. Sementara di bidang olahraga, yang terbaru adalah bahwa Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN telah menugaskan Sekretariat ASEAN untuk bekerjasama dengan Komite Perwakilan Tetap ASEAN guna menindaklanjuti gagasan untuk menjadikan ASEAN sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia FIFA pada 2013. ASEAN Inter-governmental Commission on Human Rights (AICHR/ Komisi Hak Asasi Manusia AntarPemerintah ASEAN) semuanya masih bersifat antar-pemerintah, karena itu beberapa dokumen mungkin masih memerlukan waktu untuk bisa disebarkan kepada masyarakat. Bagaimanapun, fokus kita dalam lima tahun pertama merupakan tahun formatif, tetapi semua lembaga resmi membutuhkan “dukungan, monitoring dan kritik” untuk menumbuhkan rasa kepemilikan dan urgensi lembaga tersebut.[]
15 agustus - 14 september 2011
Diplomasi F
Peran Sentral ASEAN Dalam Arsitektur Kawasan RI tidak ingin hanya sukses menyelenggarakan pertemuan. RI juga tidak tertarik untuk menambah dokumen hasil pertemuan semata. Lebih dari itu, RI berkeinginan agar hasil pertemuan dapat memenuhi harapan para anggota ASEAN. Hasil-hasil yang konkrit dan dapat memberikan ruang bagi penyelesaian berbagai agenda dan tantangan di kawasan. Menlu Marty M. Natalegawa menyampaikan hal ini dalam jumpa pers usai rangkaian pertemuan ASEAN dengan mitra-mitra dialog dan Konsultasi KTT Asia Timur di Nusa Dua, Bali, hari ini (22/07/2011). Hasil konkrit yang dicapai dalam rangkaian pertemuan tersebut adalah diakuinya peran sentral ASEAN dalam arsitektur kawasan. “ASEAN mampu mempengaruhi pembentukan tema-tema yang menjadi perhatian kawasan Asia Tenggara dan di luar itu,” tutur Marty. Pertama, dalam konteks kawasan bebas nuklir, ASEAN berhasil menyepakati poin-poin diskusi dalam dialog dengan negara-negara pemilik senjata nuklir. “Dalam pembahasan di Konsultasi KTT Asia Timur hari ini, negara-negara pemilik senjata nuklir menyatakan kesiapannya untuk melakukan dialog dengan ASEAN,” tambahnya. Kedua, ASEAN dan China berhasil menyepakati pedoman pelaksanaan Declaration of Conduct para pihak di Laut China Selatan (DOC). Kesepakatan ini merupakan capaian setelah 5-6 tahun pembahasannya tidak menunjukkan kemajuan. “Ketika hasil kesepakatan tersebut disampaikan dalam Konsultasi KTT Asia Timur, tidak ada gejolak atau tensi dari negara-negara peserta. Sudah ada kesepahaman bahwa ASEAN dan China akan mengelola masalah Laut China Selatan secara damai,” jelas Marty kepada sekitar 100 jurnalis internasional dan nasional yang hadir pada jumpa pers itu. Ketiga, terkait dengan perkembangan di perbatasan Thailand dan Kamboja, ia menyatakan bahwa keputusan yang diambil
15 agustus - 14 september 2011
oleh Mahkamah Internasional (ICJ) memperkokoh pandangan Indonesia dan ASEAN. “Ini menunjukkan ASEAN adalah bagian dari solusi.” Keempat, dalam konteks KTT Asia Timur, Indonesia telah mengajukan prinsip-prinsip dasar yang akan mengatur atau menjadi pedoman para pesertanya. Marty menyampaikan bahwa usulan RI tersebut mendapat dukungan, bahkan negara-negara peserta akan memberikan masukan untuk menyempurnakan prinsip-prinsip
yang diusulkan. Dalam konteks yang sama, usulan RI mengenai kerjasama pengelolaan bencana alam di kawasan disambut baik. “Inti dari usulan tersebut adalah penguatan kerjasama saling tukar informasi dan mempercepat bantuan bencana alam. Negara-negara memiliki kesamaan pandangan, masih terbukanya peluang kerjasama di bidang ini,” jelas Marty. Mengenai situasi di Semenanjung Korea, ia menuturkan momentum
O
K
U
S
7
untuk mewujudkan kondisi yang kondusif dialog kedua Korea tercipta di sela-sela rangkaian pertemuan tingkat Menlu ASEAN di Bali ini. Di sela-sela pertemuan tersebut, kata Marty, Menlu Korsel dan Korut bertemu dua kali secara bilateral, yaitu di tingkat teknis dan antara ketua delegasi pada six party talks. “Komunikasi diantara kedua akan mengurangi defisit trust.” Sementara itu, pada hari terakhir pertemuan di Bali besok, para Menlu akan bertemu dalam format ASEAN Regional Forum. Di tempat yang sama, pada hari Minggu, Menlu RI akan menggelar Komisi Bersama dengan Menlu AS. (sumber: Dit. Infomed/ Yo2k)
Rencana Aksi Pelaksanaan Zona Bebas Senjata Nuklir Di Kawasan Asia Tenggara Dok. infomed
Komite Eksekutif Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir ASEAN melakukan pertemuan di Jakarta (17/1)
Kesepakatan yang dicapai dalam Pertemuan Tingkat Menlu Komisi Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir (SEANWFZ Comission) menjadi contoh klasik bagaimana ASEAN berkontribusi terhadap masalah perdamaian dan keamanan internasional. Kemajuan yang signifikan telah dicapai oleh negara-negara ASEAN dengan berhasil menyepakati elemen-elemen penting dalam mengkaji Rencana Aksi pelaksanaan zona bebas senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara. Elemen-elemen tersebut adalah kepatuhan negara-negara anggota terhadap kewajiban Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara, aksesi negara-negara pemilik
senjata nuklir terhadap Perjanjian tersebut, kerjasama dengan Badan Atom Dunia (IAEA) dan pengaturan institusional. Pertemuan SEANWFZ Comission secara rinci membahas mengenai aksesi negara-negara pemilik senjata nuklir terhadap Perjanjian Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara. Negara-negara anggota mengendorse poin-poin diskusi ASEAN yang disusun oleh Indonesia. Poin-poin diskusi ini akan menjadi rujukan bagi ASEAN dalam berkonsultasi dengan negara-negara pemilik senjata nuklir. Hal ini merupakan terobosan baru yang akan ditindaklanjuti dengan pembahasan lebih rinci dalam pertemuan tingkat teknis pada Agustus mendatang.
Pada tingkat Menteri, Indonesia diminta untuk memfasilitasi konsultasi antara ASEAN dengan negara-negara pemilik senjata nuklir. Terobosan ini merupakan momentum yang baik, dan Indonesia akan menggunakan momentum tersebut dengan baik. Selain masalah aksesi, topik lain yang dibahas dalam pertemuan adalah keselamatan nuklir pasca bencana tsunami di Jepang. ASEAN sepakat untuk memperkuat awareness dan langkah koordinasi dalam menyikapi hal tersebut. Pembahasan mengenai Laut China Selatan antara ASEAN dan China masih terus berlangsung. Dewasa ini, negara-negara sadar akan membayar ongkos yang mahal terhadap kawasan yang terpecah dan tidak stabil. Kesadaran mengenai dialog diantara negaranegara ini, diyakini menjadi semangat ASEAN dan China. Indonesia, sebagai negara yang tidak memiliki klaim atas Laut China Selatan, terus bersikap positif. Indonesia mengedepankan langkah positif dan berkeinginan merubah tantangan menjadi kesempatan, merubah masalah menjadi peluang yang dapat mengikat kerjasama antara negara, bukan malah memecahnya.[]
No. 46 Tahun IV
Diplomasi
8
fokus
ARF Kontributor Bagi Pemeliharaan Harmoni dan Stabilitas Kawasan Asia Pasifik ASEAN Regional Forum (ARF) merupakan suatu forum yang dibentuk oleh ASEAN pada 1994 sebagai wahana bagi dialog dan konsultasi mengenai hal-hal yang terkait dengan politik dan keamanan di kawasan, serta membahas dan menyamakan pandangan antara negara-negara peserta ARF untuk memperkecil ancaman terhadap stabilitas dan keamanan kawasan. Dalam kaitan tersebut, ASEAN merupakan penggerak utama ARF. ARF merupakan satu-satunya forum di level pemerintahan yang dihadiri oleh seluruh negara-negara besar di kawasan Asia Pasifik dan kawasan lain, seperti Amerika Serikat, Republik Rakyat China, Jepang, Rusia dan Uni Eropa (UE). ARF menyepakati bahwa konsep keamanan menyeluruh (comprehensive security) tidak hanya mencakup aspek-aspek militer dan isu keamanan tradisional, namun juga terkait dengan aspek politik, ekonomi, sosial dan isu lainnya, seperti isu keamanan non-tradisional. Peserta ARF berjumlah 27 negara yang terdiri atas seluruh negara anggota ASEAN (Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina), 10 negara Mitra Wicara ASEAN (Amerika Serikat, Kanada, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru, dan Uni Eropa) serta beberapa negara di kawasan yaitu: Papua Nugini, Mongolia, Korea Utara, Pakistan, Timor-Leste, Bangladesh dan Sri Lanka. Sebagai wahana utama untuk mewujudkan tujuan ASEAN dalam menciptakan dan menjaga stabilitas serta keharmonisan kawasan, ARF menetapkan dua tujuan utama yang terdiri atas: Pengembangan dialog dan konsultasi konstruktif mengenai isu-isu politik dan keamanan yang menjadi kepentingan dan perhatian bersama, dan; Memberikan kontribusi positif dalam berbagai upaya untuk mewujdkan confidence building dan preventive diplomacy di kawasan Asia Pasifik. Dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN ke-27 tahun 1994, para Menteri Luar Negeri menyetujui bahwa ARF merupakan forum konsultasi Asia-Pasifik yang efektif untuk mempromosikan dialog yang terbuka mengenai kerjasama politik dan keamanan di kawasan. Dalam
No. 46 Tahun IV
konteks ini, ASEAN akan bekerja bersama dengan mitra-mitra ARF untuk memajukan bentuk hubungan yang lebih konstruktif dan predictable di Asia Pasifik. Meskipun relatif masih baru, namun ARF telah menjadi kontributor yang berharga bagi pemeliharaan harmoni dan stabilitas di kawasan Asia Pasifik. Kinerja ARF dilengkapi oleh aktivitas Second Track yang dilakukan oleh entitas nonpemerintah dalam lingkup ARF. Partisipasi dan kerjasama yang aktif, penuh serta seimbang merupakan syarat mutlak bagi semua partisipan ARF, dengan ASEAN sebagai penggerak utamanya. Proses ARF berjalan dalam suatu langkah yang comfortable bagi semua peserta, dengan mempertimbangkan sensitivitas peserta tertentu terhadap berbagai isu terkait. Pendekatan yang dianut oleh ARF bersifat evolusioner dan berlangsung dalam tiga tahap besar, yaitu Confidence Building, Preventive Diplomacy dan Conflict Resolution. Keputusan ARF harus diambil melalui suatu konsensus setelah melalui konsultasi yang mendalam antar para peserta. Semenjak pendiriannya (Juli 1994) di Bangkok, ARF telah mengalami suatu proses evolusi yang terdiri atas: Pemajuan peningkatan kepercayaan antar negara peserta; Pengembangan diplomasi pencegahan; dan Elaborasi mengenai pendekatan pencegahan konflik. Pendekatan tersebut telah memungkinkan para peserta ARF untuk menghadapi berbagai isu politik dan keamanan yang dihadapi
oleh kawasan secara konstruktif, termasuk isu-isu baru yang muncul sebagai akibat globalisasi. Sebagai suatu forum dialog, ARF memiliki peran instrumental bagi penciptaan dan pengembangan transparansi, peningkatan kepercayaan dan pengertian, sehingga dapat menghindari atau mengurangi rasa saling curiga dan salah pengertian antara negara peserta. Hal ini akan semakin meningkatkan perdamaian, keamanan dan stabilitas nasional. Penguatan perdamaian dan keamanan kawasan akan memberikan lingkungan yang kondusif dan esensial bagi suksesnya pembangunan nasional di masing-masing negara peserta. Hal ini pada akhirnya akan mendorong peningkatan masyarakat di kawasan. Saat ini ARF dapat memainkan peran penting bagi pencegahan munculnya konflik dan meningkatnya situasi konflik. ARF juga dapat memainkan peran untuk menghindari penggunaan kekuatan dan ancaman penggunaan kekerasan. Di masa mendatang, ARF juga diarahkan untuk menjadi sarana bagi penyelesaian konflik. Dengan demikian, ARF dapat menjadi wahana utama untuk meningkatkan budaya dialog, pengertian dan toleransi dengan cara damai. Bagi Indonesia, ARF bermanfaat untuk: Mengembangkan profil internasional melalui peran dan kepemimpinan Indonesia di ASEAN sebagai penggerak utama ARF; Menetapkan agenda dialog dan konsultasi ARF yang berpandangan untuk menjaga dan mengembangkan
kepentingan nasional Indonesia di berbagai isu penting mengenai politik dan keamanan; Menggalang dukungan dari para peserta ARF bagi keutuhan dan kedaulatan territorial Indonesia; Mendorong komitmen kawasan untuk mengembangkan kerjasama di berbagai isu yang menjadi perhatian bersama, seperti perang melawan terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya; Memajukan budaya damai, toleransi, dan dialog antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Berdasarkan konsep ARF yang diadopsi pada 1 Agustus 1995, ARF diketuai oleh Ketua Komite Tetap ASEAN. Untuk periode Januari Desember 2011, Ketua ARF adalah Dr. RM. Marty M. Natalegawa (Menteri Luar Negeri Indonesia), Wakil Ketua: Hor Namhong (Wakil Perdana Menteri/ Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja). Ketua Rapat GGA Pejabat Senior: Djauhari Oratmangun (Dirjen Kerjasama ASEAN Kemlu RI), Poin Kontak GGA adalah: Ade Padmo Sarwono (Direktur Kerjasama Politik dan Keamanan ASEAN Kemlu RI). Unit ARF didirikan di Sekretariat ASEAN pada 26 Juni 2004. Peran dan fungsinya adalah: Untuk mendukung peningkatan peran Ketua ARF, termasuk interaksi dengan organisasi regional dan internasional lainnya, dialog dengan pejabat pertahanan dan organisasi; Sebagai tempat penyimpanan dokumen GGA; Mengelola database, dan; Menyediakan kesekretariatan dan dukungan administrasi.[]
15 agustus - 14 september 2011
Diplomasi l
ASEAN-AMERIKA SERIKAT ASEAN dan AS telah memulai kerjasama kemitraan sejak 1977. Melalui Joint Vision Statement on ASEAN–US Enhanced Partnership dan Plan of Action (2006-2011) pada bulan Desember 2006, untuk pertama kalinya kerjasama ASEAN-AS memiliki payung kerjasama dan rencana aksi yang bersifat komprehensif sebagai komitmen kerjasama ke depan.
Sejak 2009, prioritas kerjasama ASEAN-US Enhanced Partnership telah dikelompokkan kedalam 8 (delapan) bidang yang sesuai dengan ketiga pilar komunitas ASEAN, yaitu: Kejahatan Transnasional, termasuk Counter Terrorism; Capacity Building untuk Good Governance; Promosi rule of law dan sistem yudisial HAM (Politik dan Keamanan); Program-
ASEAN-CHINA
program ekonomi; Kerjasama bidang keuangan (Sosial Budaya); Science dan Teknologi; Manajemen penanggulangan bencana; Lingkungan; Perubahan iklim; Ketahanan pangan dan energi; serta pendidikan, termasuk program pelatihan dan beasiswa. Komitmen kerjasama strategis lainnya adalah the ASEAN-US Declaration for Cooperation to sama, total nilai perdagangan ASEAN dan China mencapai 13,7% dari total nilai perdagangan global atau hampir setengah dari total nilai perdagangan Asia. Pada November 2002, ASEAN dan China menandatangani Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation untuk mendirikan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). ASEAN dan China sepakat untuk merealisasaikan ACFTA pada tahun 2010 untuk Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan China, dan tahun 2015 untuk Kamboja, Laos, Myanmar dan Viet Nam. Negosiasi mengenai Agreement on Trade in Goods dan Trade in Service telah diselesaikan pada 2004 dan 2006, dan telah di implementasikan sejak Juli 2007. Pada 31 Desember 2008, China telah menunjuk Mrs. Xue Hanqin sebagai Duta Besar China untuk ASEAN. Country Coordinator hubungan ASEAN-China untuk tahun 2009-20012 adalah Vietnam.
Hubungan kerjasama ASEAN-China telah dimulai secara informal pada 1991. China dikukuhkan menjadi mitra wicara penuh ASEAN pada pelaksanaan ASEAN Ministerial Meeting ke-29 di Jakarta tahun 1996. Kerjasama kemitraan ASEANChina semakin meningkat ditandai dengan diadopsinya berbagai dokumen penting, antara lain: Joint Declaration of the Heads of State/ Government of the Association of the Southeast Asian Nations and the People’s Republic of China on Strategic Partnership for Peace and Prosperity pada KTT ke-7 ASEAN-China di Bali, tahun 2003; Plan of Action of the ASEAN-China Joint Declaration on Strategic for Partnership for Peace and Prosperity di Vientiane, tahun 2004 serta Joint Statement of ASEAN-China Commemorative Summit di Nanning, tahun 2006. Prioritas bidang kerjasama ASEAN dan China meliputi: pertanian, energi, informasi dan teknologi
komunikasi (ICT), sumber daya manusia, mutual investment, Mekong development, transportasi, budaya, pariwisata dan kesehatan publik. Pada penyelenggaraan KTT ke-11 ASEANChina, di Singapura, bulan November 2007, para Pemimpin ASEAN dan China sepakat untuk menambah isu ‘lingkungan hidup’ sebagai prioritas bidang kerjasama yang ke-11. Di bidang ekonomi, kerjasama ASEAN-China mengalami peningkatan signifikan. Volume perdagangan ASEANChina meningkat tiga kali lipat dari USD 59,6 milyar di 2003 menjadi USD 171,1 milyar di 2007. Selama periode 20032007, total perdagangan ASEAN-China mengalami peningkatan 30% per tahun, dengan pertumbuhan ekspor mencapai 28% dan impor 32%. Sementara itu, pada periode yang sama kumulatif aliran Foreign Direct Investment (FDI) dari China ke ASEAN mencapai USD 3,6 milyar. Pada 2007, investasi ASEAN dan China meningkat menjadi USD 48,9 milyar. Sementara pada tahun yang
Rusia secara resmi menjadi mitra wicara ASEAN pada Pertemuan ke-29 AMM/PMC di Jakarta pada bulan Juli 1996. Kerjasama ASEAN-Rusia secara komprehensif baru terbentuk tahun 2005, yaitu sejak ditandatanganinya Joint Declaration of the Heads of State/Government of ASEAN and Russian Federation on Progressive and Comprehensive Partnership, Comprehensive Programme of Action to Promote Cooperation between ASEAN and Russian Federation 2005-2015 dan Agreement between the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Government of the Russian Federation on Economic and Development
ASEAN-RUSIA
15 agustus - 14 september 2011
Cooperation. Kemajuan kerjasama ASEAN-Rusia yang berkelanjutan dalam bidang dialog politik antara lain dapat dilihat dengan adanya penandatanganan Joint Declaration on Partnership for Peace, Stability and Security in the Asia-Pacific Region pada 2003 dan Joint Declaration on Cooperation to Combat International Terrorism pada 2004 serta aksesi Rusia terhadap Treaty of Amity and Cooperation (TAC) in Southeast Asia pada 2004. Sebagai acuan bagi kegiatan kongkret dari Programme of Action between ASEAN and Russian Federation
2005-2015, pada penyelenggaraan Post Ministerial Conference+1 Session (PMC) with Russia di Singapura pada 23 Juli 2008 telah diadopsi Roadmap on the Implementation of Comprehensive Programme of Action to Promote Cooperation between ASEAN and Russia 2005-2015. Pada kesempatan ASEAN Post Ministerial Conference+1 Session with Russian Federation di Phuket, Thailand tanggal 22 Juli 2009, juga telah ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) mengenai pendirian ASEAN Centre di Moscow State University of International
e
n
s
a
9
Combat International Terrorism, yang ditandatangani pada 2002 dan the ASEAN-US Trade and Investment Framework Arrangement (TIFA) yang ditandatangani pada 2006. Mekanisme kerjasama di bidang pembangunan dan ekonomi perdagangan yang telah berjalan dengan baik antara lain adalah ASEAN-US Cooperation Plan (ACP) dan ASEAN Development Vision to Advance Economic Integration (ADVANCE). Sebagian besar dana implementasi ACP dikoordinasikan melalui USAID. Dalam pelaksanaan joint actions ASEAN-US PoA telah berhasil diluncurkan Fulbright’s ASEAN Visiting Scholars Program untuk pejabat pemerintah, akademisi dan peneliti yang ingin mengkaji isu-isu mengenai hubungan ASEAN-AS. Di bidang ekonomi, ada ASEAN-US Technical Assistance and Training Facility di Sekretariat ASEAN, yaitu berupa berbagai pengkajian dan workshop mengenai nomenklatur tarif dan ASEAN Single Window serta berbagai training dan kegiatan lainnya di bidang IPR yang diorganisir oleh US Patent and Trademark Office. AS merupakan mitra wicara ASEAN pertama yang mengangkat Duta Besar untuk ASEAN, yaitu Mr. Scott Marciel pada 10 April 2008. AS telah menandatangani Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) pada Pertemuan Post Ministerial Conference+1 Session with the United States di Phuket, Thailand tanggal 22 Juli 2009. Pada pertemuan tersebut coordinatorship ASEAN-AS telah diserahterimakan dari Singapura kepada Filipina untuk periode 2009-2012.
Relations (MGIMO) oleh Sekretaris Jenderal ASEAN dan Rektor MGIMO. ASEAN Centre ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Rusia terhadap ASEAN sehingga dapat mendorong hubungan yang lebih luas antara ASEAN dan Rusia. Pada kesempatan tersebut pula koordinator ASEAN-Rusia telah diserahterimakan dari Filipina kepada Myanmar yang akan memegang coordinatorship untuk periode 2009-2012. Rusia telah menunjuk Mr. Alexander A. Ivanov, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, sebagai Duta Besar Rusia untuk ASEAN. Penunjukan tersebut diharapkan dapat semakin meningkatkan hubungan ASEAN dan Rusia.[]
No. 46 Tahun IV
Diplomasi
10
l e n s a
Visi Strategik RI-AS Kemajuan yang dicapai dari kemitraan RI-AS, keanggotaan kedua negara di G20 dan peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011 telah memperkokoh keinginan Indonesia dan Amerika Serikat untuk melanjutkan dialog strategik tingkat tinggi mengenai perkembangan di kawasan dan global. Pembicaraan yang kami lakukan menghasilkan keinginan untuk mengembangkan suatu visi strategik guna memperluas kerjasama ke depan. Di samping melalui joint commission, RI-AS akan meningkatkan dialog tingkat pejabat senior, hubungan antar
masyarakat dan mengembangkan hubungan kelembagaan. Hubungan kelembagaan itu tidak hanya di tingkat pemerintah, namun juga antar masyarakat, pelaku bisnis dan akademisi. Dalam pertemuan juga dibahas hasil-hasil dari kunjungan Presiden Obama ke Jakarta pada November 2010 dan rencana kehadiran Presiden Obama dalam KTT Asia Timur pada November mendatang. Pertemuan komisi bersama ini, bukan hanya sekedar pertemuan, namun suatu proses yang mampu mengidentifikasi potensi dan membuahkan hasil nyata Di tingkat pembahasan masalah bilateral, pertemuan mengidentifikasi
berbagai potensi dan tantangan yang dilaporkan oleh Pokja Komisi Bersama RI-AS, dan kami menilai adanya kemajuan yang signifikan dari kemitraan kedua negara. Pokja tersebut membahas 6 (enam) bidang kerjasama, yaitu demokrasi dan masyarakat madani; pendidikan; lingkungan hidup dan iklim; perdagangan dan investasi; keamanan; dan energi. AS memfokuskan pembahasan mengenai peluang, potensi dan tantangan untuk memperkuat kerjasama di sektor perdagangan dan investasi, mengingat Indonesia adalah salah satu ekonomi terbesar di Asia. Disamping itu AS juga akan memperluas kerjasama
Penerima Beasiswa Dari Mancanegara Telah Disentuh Oleh Ke-Indonesia-an Kita Pagelaran ‘Indonesia Channel 2011’ kali ini mengambil tema ‘Indonesian Art and Culture for Peace, Solidarity and Friendship’. Kegiatan Indonesia Channel ini merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri RI sebagai penegak acara program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) yang diberikan bagi generasi muda dari manca negara, termasuk dari Indonesia, sejak 2003. Sampai dengan tahun ini, sudah 384 beasiswa yang telah diberikan kepada generasi muda dari 44 negara. Indonesia Channel tidak hanya menjadi wahana bagi para penerima beasiswa untuk menunjukkan kebolehan mereka menampilkan tarian dan musik khas budaya Indonesia, yang tahun ini di fokuskan pada budaya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Tetapi juga sebagai ajang untuk menumbuhkan apresiasi dan penghargaan dikalangan generasi muda Indonesia terhadap seni dan budayanya sendiri. Itulah sebabnya mengapa kami mengundang para mahasiswa, pelajar SMP dan SMA se-kota Bandung untuk menyaksikan acara ini. Beberapa waktu lalu, kami di Kementerian Luar Negeri RI telah dilakukan pemberian penghargaan kepada seorang putra Jawa Barat,
No. 46 Tahun IV
yaitu Prof.Dr.Mochtar Kusumaatmadja yang dinilai memiliki keunggulan dalam berdiplomasi, tidak saja melalui keberhasilannya didalam memperjuangkan konsep suatu negara kepulauan atau archipelago state yang kita kenal sebagai konsep Wawasan Nusantara, tetapi juga karena visi beliau yang memandang kedepan tentang esensi dan elemen kebudayaan sebagai salah satu parameter dalam pelaksanaan soft diplomacy. Kita memahami benar, bahwa seni dan budaya merupakan salah satu perangkat soft power diplomacy yang dapat mendukung hubungan masyarakat antar negara, antar masyarakat, dan antar manusia. Seni dan budaya memiliki bahasa universal yang dapat difahami oleh seluruh umat manusia tanpa memandang perbedaan. Dalam pelaksanaan diplomasi di era sekarang ini, seni dan budaya diyakini telah memberikan kontribusi yang sangat positif dalam menciptakan perdamaian, dan menjadi salah satu perangkat bagi terciptanya sebuah semboyan diplomasi Indonesia: “A Million Friends and Zero Enemy” atau seribu sahabat tanpa seorangpun musuh. Melalui program ini kita mengharapkan terjadinya peningkatan
Hillary R. Clinton Sekretaris Negara AS Dok. infomed
di bidang pendidikan, baik dalam bentuk pemberian beasiswa maupun pertukaran pelajar.[]
Triyono Wibowo Wakil Menteri Luar Negeri RI
Dok. diplomasi
hubungan antara masyarakat, yang kita kenal pula sebagai people-to-people contact yang juga menjadi suatu kebijakan luar negeri RI disamping kebijakan untuk meningkatkan hubungan politik, ekonomi, dan perdagangan. Untuk itu tepatlah kiranya jika Indonesia Channel tahun ini mengangkat tema Indonesia Art and Culture for Peace, Solidarity and Friendship, karena mempunyai makna yang mendalam bahwa seni dan budaya dapat menimbulkan rasa solidaritas dan persahabatan yang pada akhirnya dapat turut mendorong terciptanya dunia yang lebih aman dan damai. Para peserta penerima beasiswa
dari mancanegara ini telah disentuh oleh ke-Indonesia-an kita, selama tiga bulan mereka belajar, melihat dan merasakan secara langsung kehidupan keseharian Indonesia. Mereka bukan hanya belajar bagaimana memainkan alat musik, sebagaimana yang tadi kita lihat, dan tarian tradisional kita, namun mereka juga diajarkan dan diperkenalkan dengan berbagai macam ragam identitas dan kepribadian Indonesia, seperti bagaimana penghormatan terhadap kebhinekaan, stereotype dan rasa kekeluargaan, toleransi serta nilai-nilai kemanusiaan di Indonesia.[]
15 agustus - 14 september 2011
Diplomasi l
Langkah Terobosan Untuk Melengkapi FTA Kita melihat bahwa China yang tumbuh cepat dan menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia adalah kenyataan yang tidak terhindarkan. Dalam konteks itu, strategic policy kita adalah bagaimana mengambil manfaat yang besar dari situ yang sifatnya saling menguntungkan dan berimbang. Bahwa dalam perjalanannya terasa ada hal-hal yang dianggap tidak berimbang, hal itu tidak hanya terjadi pada Indonesia, melainkan juga dirasakan oleh AS, Eropa, hingga Afrika. AS mempermasalahkan currency China yang dianggap undervalue, Afrika mempermasalahkan aspek sustainability dalam mengembangkan pertambangan, dan kita mempermasalahkan produk-produk China yang dianggap dapat menyapu pasar domestik. Kita fokus disitu, dimana Menteri Perdagangan kedua negara telah menandatangani kesepakatan yang intinya adalah bahwa baik pihak Indonesia maupun China yang mengalami surplus dalam bidang tertentu berkewajiban untuk mempromosikan ekspor dari mitranya, sehingga pertumbuhan selanjutnya dapat lebih berimbang. Kewajiban itu berupa dukungan promosi, eksibisi, dan langkah-langkah terobosan lainnya, termasuk pembiayaan permodalan hingga investasi apabila diperlukan. Ini adalah langkah terobosan untuk melengkapi FTA yang ada, sehingga FTA itu akan berwujud perdagangan dan investasi yang tinggi, menguntungkan dan berimbang. Jadi kita mengambil posisi yang berbeda dengan hasil yang jauh lebih baik. Banyak pihak yang menyuarakan saran-saran untuk menurunkan level perdagangan demi menghindari ketidakseimbangan nilai perdagangan antara China dan Indonesia, namun itu tidak kita ambil. Untuk menyelesaikan persoalan ketidakseimbangan itu, kita harus sama-sama bergerak maju, bukan justeru mundur dan menutup diri. Kalau kita menutup diri dari China, lantas mau kemana? Mengenai kesiapan kita, sekarang saya balik pertanyaannya, kapan kita pernah merasa bahwa kita telah siap? Berdasarkan pengalaman saya, kita
15 agustus - 14 september 2011
Mahendra Siregar Wakil Menteri Perdagangan Dok. deplu.go.id
itu baru siap jika dipaksa untuk siap. Tidak pernah kita siap atas dasar kesadaran. Kalau kita melihat neraca perdagangan secara keseluruhan, ekspor China memang terus meningkat masuk ke Indonesia. Namun jangan lupa, bahwa dalam lima tahun terakhir ini ekspor kita ke China meningkat 50% lebih. Bayangkan kalau tidak ke China, mau kita ekspor kemana lagi? Bangsa Indonesia itu baru akan disiplin kalau kepepet, kalau terpaksa. Globalisasi dan ACFTA akan memaksa kita untuk siap dan disiplin, jadi jangan khawatir mengenai hal ini. Untuk memperluas pasar dan penambahan komoditas ekspor, kita lakukan ekspor ke sesama emerging economies, mulai dari China, India, Taiwan sampai ke Brasil, Mesir, Turki, dan Afrika Selatan yang mempunyai populasi cukup besar. Ekspor kita ke negara-negara tersebut meningkat pesat, sementara ekspor kita ke AS dan Eropa menurun. Dan itu semua sudah terjadi. Untuk mengoptimalkan kekayaan alam yang ada sehingga dapat menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang mandiri, bagi saya tidak ada masalah dengan keterlibatan asing, sepanjang mereka membayar pajak, royalti, tenaga kerja dan tenaga ahli secara benar. Persoalannya adalah jika kita tidak bisa memanfaatkan hal itu. Contoh paling sederhana adalah penggunaan tanah oleh pihak asing yang tidak boleh terlalu panjang.
Sementara di Singapura, HGB untuk orang asing boleh 999 tahun, dengan kata lain as good as Sertifikat Hak Milik. Singapura tidak khawatir, meskipun tanahnya hanya seluas itu. Hanya saja mereka memastikan bahwa pihak asing yang ingin membeli tanah diharuskan melakukan banyak hal. Jadi kita harus mengoptimalkan apa yang kita punya, sekalipun dengan melibatkan pihak asing. Saya melihat ada dua bagian untuk memaksimalkan sektor perekonomian Indonesia sehingga dapat menjadi aset diplomasi yang efektif. Pertama, bagian nasional, dimana saya melihatnya sebagai suatu sistem yang terpadu. Terus terang kita belum memanfaatkan aset yang luar biasa besar tersebut untuk kepentingan yang lebih produktif. Krisis global saat ini memang diawali oleh krisis keuangan, sehingga wajar jika leading agency-nya adalah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Tetapi wacana yang bergulir sekarang ini sudah bukan lagi sekedar membenahi sistem perbankan dan keuangan, tapi sudah bergerak pada reformasi arsitektur perekonomian dan keuangan global yang bukan hanya domain Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Kita sudah bicarakan apa yang disebut dengan pembentukan framework for strong, sustainable, and balance growth yang berarti mencakup semua bidang. Yang menjadi perhatian Indonesia dan developing countries lainnya adalah bagaimana agar framework tersebut dapat menampung concern mereka terhadap pola pembangunan yang selama ini kurang cukup berpihak pada kepentingan negara berkembang dari kacamata pembangunan. Semua itu bukan lagi hanya domain Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, melainkan semua stakeholders, mulai dari pelaku usaha, UKM, perbankan, civil society, dan semua pihak di dalam tataran pemerintahan, termasuk Kementerian Luar Negeri. Dalam konteks itu, hal tersebut sama sekali belum optimal, karena sebagian besar masih belum merasa concern dan responsible. Keterlibatan mereka yang berada di luar aspek keuangan masih sangat minim, sehingga ada waste of opportunities
e
n
s
a
11
yang luar biasa. Jadi PR kita masih banyak sekali dalam konteks membuat strategi yang baik dan sinergi yang pas dalam memanfaatkan kesempatan yang kita miliki saat ini. Sebenarnya dengan kejadian krisis global ini, kalau Indonesia bicara tidak ada yang berani menolak, dan tidak ada yang bisa disetujui kalau Indonesia tidak setuju. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di forum internasional manapun, tapi sayangnya kita gagal memanfaatkan itu karena masih memakai mindset lama yang polanya masih memaki-maki negara maju, padahal sekarang ini negaranegara maju itu sudah pingsan semuanya. Hal inilah yang belum masuk ke dalam mainstream para pejabat dan policy makers kita, sehingga kita tidak bisa melihat kesempatan yang terbuka luas beyond financial crisis. Pola perdagangan kita saat ini merupakan hasil investasi yang cukup panjang. Sejak lebih dari 10 tahun yang lalu kita telah mencanangkan usaha yang sungguh-sungguh untuk mendiversifikasi pasar dan komoditi ekspor kita, yang bukan hanya di luar ekspor migas, tapi di luar pengelompokan non-migas itu sendiri juga lebih terdiversifikasi. Hasilnya, sekarang sudah ada 200-an komoditi yang sudah di ekspor dengan kontinuitas yang baik. Disamping itu kita juga melakukan diversifikasi pasar, dimana dalam lima tahun terakhir kita tidak lagi hanya fokus pada pasar-pasar yang telah mapan seperti AS, Eropa dan Jepang. Kita mulai mengalihkan fokus ke sesama negara berkembang atau emerging economies. Investasi tersebut kini telah berbuah. Ekspor kita ke China saat ini nomor dua setelah Jepang. Walaupun sebagian besar masih berupa resource-based, namun keragaman komoditasnya sudah sangat besar. Berbeda dengan negara-negara maju yang banyak menerapkan technical barriers dan non-tariff barriers, tuntutan negara-negara emerging lebih kepada aspek kuantitas dan aspek availabilitas. Jadi kita bisa ekspor ke India, China, Korea, Taiwan, dan sesama negara ASEAN yang lain, sehingga ekspor kita ke negara-negara tersebut sudah lebih besar daripada ke negara-negara maju yang sebelumnya sudah mapan, dan begitu pasar-pasar mapan tersebut kolaps, pasar-pasar baru kita di emerging countries ini sudah takeover. Jadi lagi-lagi tidak ada yang kebetulan dalam hal ini, itu merupakan hasil investasi di waktu lalu yang terus kita tekuni.[]
No. 46 Tahun IV
Diplomasi
12
b i n g k a i
Indonesia Channel 2011
Pementasan Seni Musik dan Tari “Sang Hyang Pertiwi: Penyelamatan Ibu Pertiwi” Pagelaran Indonesia Channel 2011 yang di selenggarakan di Venue Eldorado Dome, Lembang, Bandung pada 29 Juli 2011 mendulang sukses. Bukan hanya karena penampilan terbaik yang disuguhkan oleh para pendukung acara, sambutan dari para penonton yang begitu antusias, atau decak kagum dan tepuk tangan yang membahana sepanjang pertunjukan, melainkan juga munculnya kesadaran untuk lebih mencintai seni dan budaya Indonesia yang diungkapkan oleh para pengunjung pagelaran. Di sisi lain, kecintaan para peserta BSBI 2011 terhadap Indonesia juga semakin meningkat selepas usainya pagelaran. Indonesia Channel 2011 yang kali ini mengangkat tema ‘Indonesian Arts and Culture for Peace, Solidarity, and Friendship’, menyuguhkan pementasan seni musik dan tari tradisi-teatrikal berjudul “Sang Hyang Pertiwi: Penyelamatan Ibu Pertiwi”. Sebuah cerita universal dengan dasar kearifan lokal yang mempercayai bahwa manusia dan bumi adalah satu, dan keserakahan hanya akan merusak bumi yang pada akhirnya juga merusak diri manusia sendiri. Sebanyak 50 artis peserta BSBI 2011 dari 31 negara, tampil memukau dan mengajak kita semua untuk menjaga bumi dan hidup dalam kedamaian dan harmony. Pagelaran yang dibalut dengan video mapping, serta didukung dengan tata musik dan tata cahaya yang apik yang disuguhkan oleh sutradara Ray Bachtiar Drajat, berkolaborasi dengan penata tari, Diah Farmis, dan penata musik, Iman Lukman Hakim dan Ismet, telah menjadikan pementasan yang berlangsung sejak pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB itu tak henti-hentinya mengundang tepuk tangan para pengunjung. Pementasan spektakuler yang menyuguhkan silang budaya tradisi Pamekasan, Solo, Bali dan Sunda tersebut mengisahkan tentang peristiwa terjadinya Bhuana, hingga kehadiran Dewi Kesuburan sebagai pengayom Bumi. Pementasan dibuka dengan penampilan musik angklung dan arumba yang membawakan empat buah lagu,yaitu Alu Sio (Sumatera Utara), Janger (Bali), Rambe Yamko (Papua), dan
No. 46 Tahun IV
Dok.diplomasi
Para peserta BSBI 2011 menyuguhkan pertunjukan dengan tema ”Indonesian Arts and Culture Friendship” bertempat di Eldorado Dome, Lembang, Bandung (29/7)
Mojang Priangan (Jawa Barat). Penonton yang tak hentinya memberi aplaus atas suguhan permainan musik yang apik, di bagian akhir sesi pertama pertunjukan benar-benar dibuat terperangah ketika peserta dari Amerika berduet menyanyikan lagu Mojang Priangan sambil bergoyang khas gaya Jawa Barat. Pada sesi kedua, pementasan menampilkan sosok Ibu Pertiwi dalam balutan busana putih, sementara layar video mapping menampilkan proses pembentukan bumi dan kelahiran manusia, ditingkahi dengan efek cahaya, musik dan panggung, sehingga penonton dapat menyaksikan sebuah tampilan yang luar biasa. Tepuk tangan para penonton juga serentak menggema ketika peserta dari Australia membawakan sebuah tarian Bali dengan sangat cantik dan luwes. Sepanjang pertunjukan, seni musik dan tari dari Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Bali silih berganti ditampilkan secara apik dan harmonis, mulai dari pencak silat, tari jaipong, kuda lumping hingga barong yang menggambarkan tentang keserakahan manusia. Disamping itu juga ditampilkan beberapa tari perang, yang memvisualisasikan terjadinya pertempuran antara kebajikan dan keserakahan manusia. Pada akhir cerita, keserakahan dapat dikalahkan oleh kebajikan, sehingga kehidupan manusia kembali menjadi aman sentausa, damai dan sejahtera. Suasana ini digambarkan dengan penampilan beberapa tarian rakyat yang melambangkan kerukunan dan kebahagiaan serta kerjasama dan harmoni. Di bagian akhir pertunjukkan, penonton masih diberikan kejutan dengan penampilan peserta dari Jerman yang melantunkan tembang Jawa Tengah dalam bahasa Indonesia. Teknik menyanyi dan olah vokal yang hanya
mampu dilakukan oleh para pesinden itu ternyata mampu dibawakan dengan baik. Pementasan diakhiri dengan memperkenalkan seluruh peserta kepada para hadirin yang terdiri dari para Duta Besar negara-negara sahabat, para pejabat di lingkungan Pemprov Jawa Barat, para pejabat di lingkungan Kementerian Luar Negeri, para mahasiswa, pelajar dan warga Bandung. Sekitar 2000 penonton yang memenuhi Venue Eldorado tersebut tampak puas dengan suguhan spektakuler dari para peserta BSBI 2011. Acara ditutup dengan penyerahan karangan bunga oleh Wakil Menlu, Triyono Wibowo, Dirjen IDP, Andri Hadi dan Direktur Diplomasi Publik, Kusuma Habir kepada para pimpinan sanggar, yaitu Taufik Udjo (Saung Angklung Udjo, Bandung), RM Kusumo (Sanggar Soeryo Soemirat, Solo), Ibu Diaz Tiarmi (Studio Tydif, Surabaya) dan I Nyoman Nikayana (Sanggar Smarandana, Denpasar).
15 agustus - 14 september 2011
Diplomasi b i n g k a i Seng Un
Sanae Harada (Peserta
BSBI - Jepang)
nesia Di Jepang
do Promosi Seni Budaya In
I ini, gan adanya program BSB Saya sangat senang den pengetahuan iki mil me bisa a say n sehingga dengan demikia onesia. nai seni dan budaya Ind dan keterampilan menge man yang menarik gala pen uah seb n aka Sungguh ini merup bagi saya. an ini atas dorongan dari pam Saya mengikuti program memiliki usaha lan etu keb dan sia one saya yang mencintai Ind nu khas Bali. menyajikan gaya dan me restoran Indonesia yang gram ini pro kuti saya untuk mengi Beliau yang mendorong an mengenai ahu get pen dan n ma agar saya memiliki pengala sia. bagai seni dan budaya di Indone peserta lainnya dari ber a juga bertemu dengan . sing -ma Menarik bahwa disini say sing ma aya bagi mengenai seni bud mungkin negara sehingga dapat ber ti, yang bisa saya lakukan nan ang Jep ke a say ri disini ketika ada Sekembalinya aja pel a say h nampilkan tarian yang tela me asi uk unt asi tisip n par ber Saya juga aka berpartisip besar Indonesia di KBRI. , mengajak ang Jep perayaan atau hari-hari di sia one Ind an seni dan budaya membantu mempromosik Indonesia. Atau mungkin mempelajari seni budaya dan t liha an me uk unt at masyarak g saya bisa di restoran pam an beberapa tari Bali yan juga saya akan menampilk saya.
13
Kou (Pe
Pameran serta BSBI - Makao) Un Dan Buda tuk Mempromos ikan Sen ya Indon i esia di M Saya san akao gat senan g bisa BSB
I ini, kare bergabun na selain ragam se bisa belaja g menjadi peserta ni dan bu program r mengen daya yang saya juga ai begitu dimil banyak bis saya sang a belajar bahasa In iki oleh bangsa In do at menikm d ati progra onesia dan bahasa nesia, m ini. Sunda, ja di Saya men g e ta h u i program karena sa ya BS dan buda adalah orang yang BI ini dari internet ya, maka dan saya men sangat mencintai sangat te bidang se gajukan d rtarik untu ni ir i sebagai p k mempe sangat ba eserta. Sa lajari sen nyak raga i ya d m a n n ya b u . daya di In Saya adala donesia ya h seorang mengena ng saya ta ka ry a i ko wa hu menyelen nvensi dan exhibiti n di sebuah perusa ggarakan haan eve on, karen nt organiz semacam a itu saya Indonesia er pam merencan di negara aka saya. Ini m eran untuk mem kemungk promosika n untuk inan besa erupakan r saya aka n seni da kunjunga n budaya n datang n kembali ke pertama saya ke Indonesia sini. dan
I - Fiji)
BSB akatini (Peserta
Amelia Darmawan (Peserta BSBI - Aus tralia)
Membuka Workshop Tentang Seni Dan Budaya Indonesia Di Australia Men uru t saya program BSBI ini sang at bagus, karena selain dapat belajar mengena i seni dan budaya di Indonesia yang sangat bera gam, saya juga bisa bertemu dengan banyak tema n dari berbagai bangsa dan budaya yang berb eda. Saya memang sangat menyukai bidan g seni dan budaya, khususnya tari. Saya adalah seorang penari yang tergabung dalam sebuah klub penari di negara saya Australia. Saya sangat tertarik dan mencintai seni budaya Indo nesia, khususnya seni budaya Bali, apalagi karena ayah saya memang berasal dari Indonesia . Kebetulan salah satu teman saya di Konsulat Jenderal RI merekomendasikan saya untuk turut serta dalam program BSBI ini, saya sangat tertarik dan sengaja memilih program pelatihan di Bali ketika mengajukan aplikasi pend aftaran BSBI. Beruntung bahwa ternyata saya memang ditempatkan di Bali sesuai dengan hara pan saya. Tari Bali itu cukup sulit, karena itu saya harus berlatih dengan keras. Tapi karen a tari Bali itu sangat indah, maka saya berlatih dengan senang hati. Saya akan menyampakaikan segala hal yang saya ketahui tentang seni dan budaya Indonesia yang telah saya pelaj ari selama berada di Indonesia ini kepa da masyarakat di Australia. Mungkin saya akan mengadakan semacam workshop di sekolah-sekolah tentang seni dan buda ya Indonesia, khususnya tari Bali. Saya ucapkan terima kasih kepada para pelatih yang telah membimbing saya dengan baik. Saya sangat senang dapa t dilatih oleh mereka, karena mereka adalah para seniman Indonesia yang memiliki talenta luar biasa.
15 agustus - 14 september 2011
t, Ramah Dan a b a h a s r e B , n Indonesia am Kebudayaa g a r e B n a g n e Kaya D
Etueni S. Tagiv
serta program saya sebagai pe utsertaan ik Ke man yang sebuah pengala BSBI ini adalah tahui tentang ge en saya. Saya m nai berharga bagi beritaan menge edia, dan pem m ri ya da sa a sia tik ne ke Indo . Tapi nderung negatif gsung, Indonesia itu ce ndiri secara lan se at ih el m n a ap an ng de berada disini da eda ini sangat berb ternyata sia ne ternyata negeri do In ya ia. oleh med , dan sangat ka yang diberitakan rsahabat, ramah be at ng sa ng ya sebuah negara . m kebudayaan at bagus untuk dengan beraga m BSBI ini sang ra tnya dan og pr ya sa ikan masyaraka os Menurut om pr em m , sia rkunjung ne be do k n In patan untu mempromosika peroleh kesem em BSBI ini, m m ya ra Sa og a. pr ny an juga budaya buka pendaftar em m alkan RI en rk KB a pe tik h banyak mem ke Indonesia ke a mengenai nesia ingin lebi ny do ra In ta ir an fik di ya a, sa ni dimana yarakat du ngat sia kepada mas karena saya sa tentang Indone agangan. Oleh rd k pe tu ga un ju n ja sa da ta melakukan apa budaya, pariwisa mengenai sia, maka saya ya ne kn do ya In an an -b ng ak tertarik de n yang sebany leh pengetahua bisa mempero serta BSBI ini. pe di ja en m asuk para generasi Indonesia, term sia, khususnya ne ng do In t ka ra ya as m dan budaya ya Saya pikir a kekayaan seni ar ih na el re Ka em . m ya sa s bi bangkann mudanya, haru hkan mengem n identitas donesia dan ba akan jati diri da up er m i dimiliki oleh In in ya da a bu ud an m ya si ka ra ke ne , dipelihara. Ge bagaimanapun ng harus terus ilah bangsa in ya a sia hw ne ba do a In ni bangsa kepada du s menunjukkan Indonesia haru . ya rn na be se Indonesia yang
No. 46 Tahun IV
Diplomasi
14
k
i
l
a
s
Peserta BSBI Merasa Bangga Dengan Indonesia Diaztiarni Azhar Pimpinan Studio Tydif, Surabaya. Dok.diplomasi
Program BSBI ini merupakan program Kemlu RI yang bertujuan untuk membangun hubungan diplomatik antar negara melalui seni budaya. Jadi artinya, para siswa asing tersebut menerima beasiswa untuk mempelajari seni budaya negara kita dalam berbagai bidang. Kami disini berupaya mengajarkan dan memperkenalkan seni budaya yang ada di Jawa Timur kepada mereka. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah kami juga mengajarkan Bahasa Indonesia kepada para siswa asing peserta BSBI tersebut. Pelajaran Bahasa Indonesia ini kami anggap penting, karena untuk kelancaran dan juga pemahaman para peserta terhadap materi pelajaran seni budaya yang kami berikan kepada mereka. Ada delapan jenis seni budaya Jawa Timur yang dipelajari oleh para peserta BSBI yang ditempatkan di Studio Tydif, diantaranya berupa
No. 46 Tahun IV
Peserta BSBI 2011 menyuguhkan pertunjukan spektakuler di acara Indonesia Channel yang digelar di Eldorado, bandung
tarian tradisional, musik gamelan Jawa Timur, seni lukis Batik, dan seni ukir topeng. Dan seluruh peserta sangat antusias dan bersemangat dalam mempelajari seni dan budaya Indonesia ini. Cukup banyak peserta yang ingin tinggal lebih lama di Indonesia, dan bahkan ingin menikah dengan orang Indonesia. Umumnya mereka ingin mempelajari lebih banyak dan lebih dalam mengenai Bahasa dan seni budaya yang ada di Indonesia. Para peserta asing ini ternyata sangat bangga terhadap Indonesia. Tahun ini Studio Tydif menerima 12 peserta BSBI, diantaranya berasal dari Jepang, Tiongkok, Suriname, Timor Leste, Solomon, Samoa, Austria, Afrika Selatan dan Italia. Disamping mempelajari seni tari, kerajinan tangan, batik, dan Bahasa Indonesia, para peserta juga diwajibkan untuk mempelajari budaya keseharian masyarakat Surabaya dan
Jawa Timur. Tujuan dari program pembelajaran ini, yang terpenting adalah pemahaman mereka tentang betapa ramahnya negeri ini, memiliki banyak kesenian, kebudayaan dan kekayaan alam yang indah. Seperti tahun lalu, sebelum tampil di pagelaran Indonesia Channel, para peserta BSBI di Studio Tydif juga diwajibkan untuk menampilkan keterampilan yang mereka pelajari selama tinggal di Kota Surabaya. Ini adalah semacam pertanggungjawaban bagi para peserta BSBI untuk mempertontonkan apa yang telah berhasil mereka pelajari tentang seni, tradisi dan budaya Jawa Timur termasuk Surabaya. Penampilan perdana mereka digelar di hadapan sejumlah tamu di Surabaya Plaza Hotel dengan menampilkan dua tarian, yaitu Tari Remo danTari Surabaya Sparkling. Penampilan mereka ternyata tidak mengecewakan dan mendapat sambutan hangat penonton.[]
Dok.diplomasi Dok.diplomasi
15 agustus - 14 september 2011
?
Diplomasi
15
apa
kata
Ibu Dwi (Karyawati PT. Tridaya) Indonesia Channel 2011 benar-benar merupakan sebuah pertunjukan seni budaya yang sangat ‘keren’. Kami sama sekali tidak menyangka bahwa orang-orang asing tersebut bisa menampilkan sebuah pertunjukan seni budaya Indonesia sebagus itu. Kami betul-betul surprise, karena sebetulnya kami sendiri tidak mengetahui banyak tentang musik, lagu dan tarian tradisional Indonesia yang mereka tampilkan itu, saya sendiri bahkan tidak tahu semua nama tarian, alat musik dan judul lagu yang mereka tampilkan, hanya beberapa saja yang saya tahu.
Ana (SMAN 2 Bandung) Sebagai orang Indonesia, saya sangat bangga karena ternyata begitu banyak orang asing yang mencintai seni budaya Indonesia, bahkan sampai mau datang ke Indonesia untuk mempelajari seni dan kebudayaan Indonesia yang beranekaDok.diplomasi ragam. Karena itu, saya kira sebagai generasi muda Indonesia, sudah seharusnya kita mencintai dan berusaha mengenal seni dan budaya Indonesia dengan lebih baik lagi. Orang-orang asing saja bisa melakukan pertunjukan sebagus itu dan mencintai seni budaya kita, lantas kenapa kita sendiri sebagai bangsa Indonesia dan pemilik seni budaya tersebut tidak bisa. Kita harus belajar untuk lebih mencintai seni budaya kita sendiri ketimbang budaya asing, karena orang asing saja mau belajar dan mencintai budaya kita.
Ryan (Mahasiswa Unpas)
Dok.diplomasi
mereka
Atina (Mahasiswa UPI)
Indonesia Channel 2011 adalah sebuah pagelaran seni budaya yang sangat luar biasa bagus. Orang Indonesia sendiri belum tentu bisa mempersembahkan pertunjukan yang sebagus itu. Karena itu, sebagai generasi muda Indonesia seharusnya kita jangan malu dengan kesenian Dok.diplomasi dan kebudayaan yang kita miliki, tapi justeru sebaliknya, kita harus bangga dengan apa yang kita miliki. Kalau saja di kampuskampus kita juga diadakan kegiatan pelatihan dan pertunjukan seni budaya seperti ini, saya kira rekan-rekan mahasiswa juga banyak yang tertarik untuk ikut serta. Jadi saya kira sangat perlu bagi pemerintah untuk memberikan fasilitas pelatihan dan pertunjukan seni budaya seperti ini kepada kampuskampus.
Mariam (Mahasiswi UIN Bandung) Menurut saya acara pagelaran Indonesia Channel 2011 ini betul-betul ‘keren’. Seluruh pendukung acara tampaknya benar-benar mengenal dan memahami betul seni budaya yang mereka tampilkan. Kultur budaya kita betul-betul mengena dibawakan oleh mereka. Terkadang Dok.diplomasi suka ada hal-hal yang terlewat ketika orang melakukan sebuah pertunjukan, tetapi malam ini semuanya ada, tidak ada yang terlewat. Saya melihat bagaimana tadi itu ada tarawangsanya ada jaipong dan sebagainya, demikian juga yang dari daerahdaerah lainnya. Remaja sekarang memang banyak yang tidak mengenal budayanya sendiri, justeru sepertinya malahan orang luar yang lebih tahu tentang budaya kita, padahal kita memiliki kekayaan seni budaya yang begitu besar. Misalnya di Jawa Barat, sebagai orang Sunda, remaja kita banyak yang tidak mengetahui apa itu tarawangsa dan sebagainya. Jadi saya kira pemerintah harus lebih banyak mengadakan event-event seni budaya, lebih banyak melakukan sosialisasi seni dan budaya kepada masyarakat, khususnya kepada generasi muda, melalui berbagai upaya kegiatan. Kalau perlu memasukkan pelajaran mengenai seni dan budaya daerah Indonesia kedalam kurikulum pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga ke perguruan tinggi.
Acara ini sangat bagus, khususnya bagi generasi muda Indonesia, untuk lebih meningkatkan kecintaan terhadap seni dan budayanya sendiri. Hal ini karena mengingat anakanak muda sekarang ini yang lebih senang dengan budaya barat. Saya cukup kaget dengan penampilan para peserta BSBI ini, yang ternyata bisa menarikan tarian tradisional Indonesia dengan luwes, mampu memainkan alat musik tradisional dengan baik dan membawakan lagu-lagu daerah dengan apik. Sebetulnya sebagai generasi muda Indonesia, kami juga sangat tertarik untuk mempelajari seni budaya tradisional Indonesia. Sewaktu di SMP dan SMA dulu, ada kegiatan ekstra-kurikuler tentang seni dan budaya, tapi sayangnya sekarang sudah tidak ada, apalagi di kampus. Saya kira pemerintah harus berupaya menggalakkan ini di kampus-kampus dan mendorong kampus untuk lebih banyak menyelenggarakan event-event; seperti misalnya festival seni dan budaya. Saya rasa ini lebih baik ketimbang kita rajin mengikuti event-event yang bernuansa budaya barat atau asing, yang belum tentu lebih baik dari budaya kita sendiri.
15 agustus - 14 september 2011
No. 46 Tahun IV
Diplomasi
16
l e n s a
Djauhari Oratmangun Dirjen Kerjasama ASEAN Sejak awal pembentukannya, ASEAN telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi difokuskan pada program pemberian preferential trade, joint ventures dan complementation scheme antarpemerintah negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN. Pada dekade 80-an dan 90-an, ketika negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan upaya untuk menghilangkan hambatan ekonomi, negara anggota ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling membuka perekonomian mereka guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan. Pada KTT ke-5 tahun 1992 di Singapura, para pemimpin ASEAN telah menandatangani Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation sekaligus menandai dicanangkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tanggal 1 Januari 1993 dengan Common Effective Preferential Tariff (CEPT) sebagai mekanisme utama. Pendirian AFTA memberikan implikasi dalam bentuk pengurangan dan penghapusan tarif, penghapusan hambatan non-tarif, dan perbaikan terhadap kebijakan fasilitasi perdagangan. Namun dalam perkembangannya AFTA tidak hanya difokuskan pada liberalisasi perdagangan barang, tetapi juga perdagangan jasa dan investasi. Dalam interaksinya, telah terjadi perkembangan internal dan eksternal yang signifikan. Secara internal, perjanjian dan kesepakatan antar-negara anggota ASEAN terus bertambah meskipun belum seluruhnya dapat dilaksanakan oleh para anggota. Secara eksternal, ketika potensi perekonomian negara anggota semakin besar, ASEAN dihadapkan pada pertumbuhan kerjasama ekonomi di kawasan seperti APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation), EAS (East Asia Summit), serta munculnya China dan India sebagai kekuatan perekonomian global baru. Hal ini mendorong para pemimpin ASEAN untuk menyepakati pembentukan ASEAN Community pada pelaksanaan KTT ke-9 di Bali
No. 46 Tahun IV
Keuntungan yang Diperoleh dari ACFTA Lebih Besar Dibandingkan dengan Kerugiannya Dok.infoindonesia.go.id
tahun 2003, dimana salah satu pilarnya adalah berupa ASEAN Economic Community (AEC). Pembentukan AEC ditujukan untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi yang ditandai dengan bebasnya aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan perpindahan barang modal secara lebih bebas, dimana sektor-sektor prioritas yang akan diintegrasikan antara lain berupa produk-produk pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, produk-produk turunan dari karet, tekstil dan pakaian, produk-produk turunan dari kayu, transfortasi udara, e-ASEAN, kesehatan dan pariwisata. Pada KTT ke-13 tahun 2007 di Singapura, para pemimpin ASEAN menyepakati Blue Print AEC sebagai roadmap untuk mentransformasikan ASEAN menjadi suatu pasar tunggal dan basis produksi, kawasan yang kompetitif dan terintegrasi dengan ekonomi global. Blue Print AEC ini juga akan mendukung ASEAN menjadi kawasan yang berdaya-saing tinggi dengan tingkat pembangunan ekonomi yang merata, serta semakin berkurangnya kemiskinan dan kesenjangan sosial. Pada 1 Januari 2010, ASEAN
telah memasuki perdagangan bebas hampir tak terbatas di antara enam dari sepuluh negara anggota, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Melalui program CEPT, tarif telah mengalami penurunan antara 0-5% untuk semua produk, termasuk komoditi yang sebelumnya ditangguhkan oleh negara anggota pada daftar sensitif dan sangat sensitif. Dan sejak implementasi penuh CEPT AFTA pada 2002, perdagangan dan pariwisata intra ASEAN meningkat cukup pesat. Sementara itu, aliran investasi asing langsung (FDI) ke ASEAN juga meningkat cukup tinggi dari USD 18,02 milyar pada 2001 menjadi USD 60,13 milyar pada 2008. Para pemimpin ASEAN telah sepakat untuk menjadikan ASEAN sebagai kawasan investasi yang transparan dan liberal melalui penghapusan hambatan investasi, pemberlakuan liberalisasi peraturan dan kebijakan investasi, serta memberi perlakuan nasional pada 1 Januari 2010 bagi investor negara ASEAN dan 1 Januari 2020 untuk investor non- ASEAN. Disamping melakukan kerjasama di bidang perdagangan, pariwisata
dan investasi, ASEAN juga terus berupaya meningkatkan kerjasama ekonomi di berbagai bidang yang antara lain meliputi bidang perdagangan jasa, pertanian, kelautan, dan kehutanan; industri; energi, telekomunikasi, dan teknologi; transportasi; cukai; standardisasi dan kesesuaian; dan pengembangan UKM. Selain berupaya meningkatkan kerjasama dengan sesama anggota, ASEAN juga berupaya menjalin kerjasama ekonomi yang intensif dengan negara mitra wicara seperti Jepang, Republik Korea, China, Australia, Selandia Baru dan India melalui pembentukan Free Trade Area (FTA). Perjanjian FTA antara ASEAN dengan negara-negara mitra wicara telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Dari sejumlah FTA ASEAN dengan mitra wicara, ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) telah berlaku secara penuh sejak 1 Januari 2010. Pemberlakuan ACFTA ini dan telah menimbulkan pro-kontra diantara para stakeholders di dalam negeri, dan hal ini menjadi perhatian penuh diplomasi Indonesia, terutama terkait dengan peluang dan tantangan yang harus disikapi secara bijak dalam rangka melindungi kepentingan nasional. ASEAN dan China menandatangani Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation untuk mendirikan ACFTA pada November 2002. Framework Agreement tersebut bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kerjasama perdagangan kedua pihak disamping juga untuk lebih membuka perdagangan barang dan jasa melalui pengurangan atau penghapusan tarif, mencari sektor baru dan mengembangkan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan kedua pihak serta memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dengan negara anggota baru ASEAN (CLMV; Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam), dan menjembatani kesenjangan yang ada di kedua belah pihak. Memperhatikan potensi yang dimiliki oleh ASEAN dan China, ACFTA diperkirakan akan menjadi salah satu dari tiga FTA terbesar di dunia setelah NAFTA (North America Free Trade Area) dan UE (Uni Eropa). Potensi yang dimiliki kedua kawasan -ASEAN
15 agustus - 14 september 2011
Diplomasi l e n s a dan China- sangat besar, antara lain adalah jumlah penduduk sebesar 1,9 miliar atau sepertiga penduduk dunia, produk domestik bruto (PDB) sebesar USD 6 triliun, tingkat pertumbuhan perdagangan rata-rata 30% dan estimasi total nilai perdagangan sebesar USD 1,23 triliun. ACFTA juga memberikan sinyal positif bagi dunia internasional, dimana ASEAN dan China bekerjasama untuk menggerakkan roda perekonomian dunia, khususnya di tengah krisis keuangan global yang hingga saat ini masih dirasakan dampaknya. Selain itu, ACFTA juga dapat menjadi counter balance bagi pengaruh negara besar seperti AS, Jepang, Korea Selatan, dan India. Perkembangan yang pesat dari ACFTA berpotensi mendorong negara-negara tersebut untuk mengajukan berbagai bentuk kerjasama ekonomi. Dengan diberlakukannya ACFTA maka biaya transaksi perdagangan dapat diturunkan, sementara efisiensi ekonomi semakin meningkat, sehingga menjadikan kawasan ASEAN dan China memiliki daya tarik yang tinggi sebagai tujuan investasi. Bagi ASEAN, ACFTA berguna untuk mengurangi ancaman pertumbuhan perekonomian China yang sangat pesat. Melalui ACFTA, ASEAN memiliki akses untuk dapat masuk ke pasar domestik China yang begitu besar dan luas, memberikan peluang peningkatan ekspor dengan tingkat tarif yang lebih rendah, disamping juga peningkatan kerjasama antara pelaku bisnis melalui pembentukan ‘Aliansi Strategis’, akses pasar jasa, regional production base, pasar regional sekaligus global, arus investasi, dan terbukanya transfer teknologi. Pemerintah menyadari banyaknya tantangan yang harus dihadapi dan dibenahi secepatnya agar Indonesia dapat meraih peluang dan manfaat dari ACFTA secara maksimal. Tantangan tersebut antara lain berupa; peningkatan efisiensi dan efektifitas produksi sehingga dapat bersaing dengan produk China; menciptakan iklim usaha yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing; menerapkan ketentuan dan peraturan investasi yang transparan, efisien dan ramah dunia usaha, serta ; meningkatkan kemampuan dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi,
15 agustus - 14 september 2011
termasuk promosi pemasaran dan lobi. Untuk melindungi industri dalam negeri dan meningkatkan daya saing produk Indonesia, pemerintah telah membentuk tim teknis yang terdiri dari berbagai instansi terkait, pelaku usaha, dan akademisi yang bertugas menangani secara khusus hal-hal terkait dengan menggunakan tiga strategi non-tarif, yaitu pengamanan pasar domestik, pengamanan pasar ekspor, dan penyelesaian isu domestik. Dalam pengamanan pasar domestik, pemerintah mengupayakan agar gangguan impor di perbatasan dapat diminimalisir dengan menerapkan disiplin impor sebagaimana tertuang dalam Permendag No.56/2008. Sedangkan untuk mengatasi gangguan impor di peredaran pasar, terutama terkait dengan illegal trading, dibentuk post-audit mechanism dan penerapan kepatuhan standar sesuai dengan ketentuan WTO. Dalam hal optimalisasi penyerapan dalam negeri, pemerintah Indonesia berupaya melakukan pengamanan pasar domestik melalui promosi penggunaan produk dalam negeri serta meningkatkan daya beli masyarakat. Untuk penguatan pasar ekspor, pemerintah terus berupaya meningkatkan peran perwakilan RI di luar negeri untuk melakukan economic market intelligence; mempromosikan Trade, Tourism, and Investment; membuat SOP (Standard Operating Procedures) penanggulangan masalah ekspor; membuat daftar kebijakan dan praktik negara lain yang menghambat ekspor; melakukan pengawasan terhadap SKA Indonesia; memberikan bantuan terhadap penyelesaian kasus ekspor; mengoptimalkan peluang pasar China dan ASEAN; serta meningkatkan peran Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam mendukung pembiayaan ekspor. Untuk penyelesaian isu domestik, pemerintah berupaya meningkatkan penataan lahan dan kawasan industri, pembenahan infrastruktur dan energi, pemberian insentif (pajak maupun non-pajak), pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), perluasan akses pembiayaan dan pengurangan biaya bunga (KUR, Kredit Ketahanan Pangan dan Energi,
modal ventura, keuangan syariah, anjak piutang dan sebagainya), pembenahan sistem logistik, perbaikan pelayanan publik seperti National Single Window (NSW), Sistim Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE), serta peningkatan kapasitas ketenagakerjaan, penyederhanaan peraturan, implementasi peraturan, prosedur dan mekanisme perijinan secara terintegrasi. China merupakan negara tujuan ekspor ASEAN ketiga setelah Jepang dan Uni Eropa, dimana nilai perdagangan ASEAN-China mengalami peningkatan signifikan dari waktu ke waktu. Untuk Indonesia, China merupakan tujuan ekspor ke-5 setelah Uni Eropa, Jepang, AS dan Singapura. Produk andalan Indonesia yang di ekspor ke China adalah produk perkebunan (minyak kelapa sawit, karet, kopi), mineral (batubara, aluminium, besi, nikel) dan beberapa barang manufaktur (sepatu olahraga, kamera digital, laser disc player), dan lain sebagainya. Nilai perdagangan IndonesiaChina tumbuh rata-rata 17%. Pertumbuhan ekspor Indonesia ke China sebelum pelaksanaan ACFTA sebesar 14,15% sedangkan pertumbuhan impornya sebesar 21,1%. Setelah pelaksanaan early harvest program pada 2004, nilai total perdagangan Indonesia-China tumbuh sebesar 30,1%. Nilai ekspor tumbuh menjadi 24,9% dan nilai impor menjadi 35,1%. Kontribusi ekspor ke China terhadap nilai ekspor Indonesia mencapai 9,8% sedangkan kontribusi impor Indonesia dari China mencapai14,4%. Kunjungan wisatawan China ke Indonesia mengalami peningkatan sangat pesat sebesar 700%. FDI China ke negara anggota ASEAN meningkat cukup signifikan sebesar 1678,22%. Sedangkan FDI China ke Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1369,34%. FDI Indonesia ke China juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 92,73%. Jumlah perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia tercatat lebih dari 700 perusahaan, dimana sebagian besar bergerak di bidang energi, telekomunikasi, listrik, pertambangan, keuangan dan asuransi. Kita semua menyadari bahwa free trade memberikan dua sisi, baik keuntungan maupun kerugian, namun
17
”Bagi ASEAN, ACFTA berguna untuk mengurangi ancaman pertumbuhan perekonomian China yang sangat pesat. Melalui ACFTA, ASEAN memiliki akses untuk dapat masuk ke pasar domestik China yang begitu besar dan luas, memberikan peluang peningkatan ekspor dengan tingkat tarif yang lebih rendah, disamping juga peningkatan kerjasama antara pelaku bisnis melalui pembentukan ‘Aliansi Strategis’, akses pasar jasa, regional production base, pasar regional sekaligus global, arus investasi, dan terbukanya transfer teknologi.”
demikian dengan kesadaran dan kerja keras para stakeholders untuk dapat bersaing dalam kancah perekonomian global, kita dapat menjadikan ACFTA sebagai wahana latihan bagi keseriusan seluruh stakeholders di tanah air dalam meningkatkan kualitas dan daya saing industri dan produk dalam negeri. Secara keseluruhan keuntungan yang diberikan oleh ACFTA lebih besar dibandingkan dengan kerugiannya. Untuk itu Indonesia harus mendorong sektor-sektor yang potensial dan kompetitif serta memberikan dukungan signifikan bagi sektor-sektor yang rawan dan memiliki daya saing rendah. Indonesia harus membuka diri dan melakukan persiapan yang berarti, karena menutup diri dari dunia yang dinamis dan sangat terbuka bukanlah pilihan terbaik di era globalisasi ini. []
No. 46 Tahun IV
Diplomasi
18
l e n s a
Bangsa Indonesia dan Tiongkok telah menjalin hubungan yang telah lama dan mendalam. Dengan ikatan tradisional, kultural dan sosial yang mengakar pada sejarah, jejak hubungan Indonesia dan Tiongkok tersebut dapat ditelusuri sampai abad-abad pertama Masehi. Di masa lampau, kerajaan-kerajaan di Indonesia telah mengirimkan misi diplomatik ke Tiongkok, sedangkan para biarawan dari Tiongkok menyebarkan ajaran Budha ke Indonesia. Penyebaran Islam di Jawa juga bisa dikatakan berkat ekspedisi tokoh muslim Tiongkok, diantaranya Admiral Zheng He dan juga beberapa anggota Wali Songo yang terkenal seperti Maulana Malik Ibrahim. Mengingat hubungan yang panjang tersebut, sudah sewajarnya Indonesia menjadi negara pertama yang mengakui dan menjalin hubungan diplomatik dengan RRT. Sebaliknya juga, RRT menganggap Indonesia sebagai rekan geopolitik yang strategis. Hal ini tercermin dalam dukungan yang kuat dari pihak RRT dalam penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Indonesia senantiasa konsisten dengan kebijakan luar negerinya terhadap RRT. Bahkan di saat hubungan kedua negara berada pada titik terendah, Indonesia tetap terus konsisten dalam pandangannya akan kebijakan One China Policy. Dalam perjalanan hubungan bilateral RI - RRT, utamanya terkait dengan upaya untuk memulihkan sekaligus meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi, Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial dan Budaya Indonesia – China telah memberikan kontribusi yang signifikan. Dalam acara dialog bisnis Indonesia-RRT, kita menyaksikan perwujudan kongkrit dari kemajuan hubungan ekonomi kedua negara. Kita menyaksikan penandatanganan berbagai kerjasama bisnis di antara para pelaku usaha dari RRT dan Indonesia. Saya sangat menghargai para pengusaha RRT dan Indonesia yang semakin giat bekerja memajukan ekonomi kedua negara. Kerjasama di antara para pelaku usaha ini adalah wujud nyata Kemitraan Strategis RI-RRT. Deklarasi Bersama Kemitraan
No. 46 Tahun IV
RRT Menganggap Indonesia Sebagai Rekan Geopolitik yang Strategis Strategis adalah suatu tonggak sejarah yang sangat jelas dalam tujuan dan cakupannya. Deklarasi ini meliputi kerjasama di bidang politik-keamanan, ekonomi dan sosiokultural. Tahun lalu kita telah menyetujui Rencana Aksi 2010-2014 bagi Deklarasi Bersama. Rencana Aksi tersebut telah merinci berbagai program dan proyek yang hendak dilaksanakan bersama. Kemitraan stategis kita mempunyai implikasi yang lebih luas daripada hubungan bilateral. Dewasa ini, dunia mengalami perubahan fundamental yang membuat kedua negara membutuhkan pandangan global yang lebih luas serta pola pikir yang sejalan dengan kemajuan jaman dalam memaknai kemitraan strategis kita. Melalui kerjasama perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) ini para pelaku usaha didorong untuk memaksimalkan potensi perdagangan di kawasan Asia, menyusul tren pergeseran pasar dari Amerika Serikat dan Eropa ke wilayah Asia. Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi yang menghambat negara-negara tersebut, pasar yang sebelumnya masih terkonsentrasi di kawasan Eropa dan Amerika telah bergeser, dimana pertumbuhan perdagangan terbesar justru terjadi di Asia. Kalau ACFTA itu dimaksimalkan, potensinya tentu besar sekali. Jumlah penduduk Asia Tenggara saat ini lebih dari 500 juta orang, sementara China memiliki 1,3 miliar penduduk. Kekuatan populasi di ASEAN dan China ini hampir mencapai 2 miliar, atau 1/3 dari total penduduk dunia. Jadi dari Asean dan China saja potensinya begitu besar, Indonesia bisa memanfaatkan kerjasama tersebut untuk masuk ke China dan negaranegara lainnya. Namun demikian perdagangan Indonesia dan China saat ini tidak dalam keadaan seimbang, defisit
Dengan mengkonsolidasi serta berkontribusi bagi pembangunan Komunitas ASEAN, Indonesia juga turut menyebarkan pandangannya terhadap dunia berdasarkan pembangunan arsitektur regional. Kami berkomitmen untuk secara aktif berusaha meningkatkan kerjasama yang ada ke tingkat yang lebih tinggi, sambil mengembangkan hubungan politik dan peopleto-people yang konstruktif serta menitikberatkannya pada perkembangan ekonomi. Indonesia terbuka untuk kerjasama dengan RRT dalam berbagai fora regional dan internasional seperti G20. Indonesia berkomitmen penuh untuk menjadi bagian penyelesaian dari berbagai masalah global.
Boediono Wakil Presiden RI
Dok.beritabatavia.com
Perdagangan Indonesia dan China Saat Ini Tidak Dalam Keadaan Seimbang perdagangan kedua negara masih cukup besar. Neraca perdagangan Indonesia-China periode Januari-Mei
Sukamdani Sahid Gitosardjono Ketua Umum Lembaga Kerjasama Ekonomi dan Sosial Budaya Indonesia-China (LIC) Dok. gresnews.me
2011 mengalami defisit sebesar USD 2,7 miliar atau meningkat 30,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Karena itu Lembaga Kerjasama Ekonomi dan Sosial Budaya IndonesiaChina (LIC) sebagai lembaga yang menjembatani kedua negara terus berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan yang seimbang di antara kedua negara. LIC terus berupaya untuk meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan antar kedua negara, menjaga keseimbangan perdagangan dan peningkatan investasi di sejumlah sektor ekonomi di Indonesia. Dalam hal ini tentunya sinergitas politik antara kedua negara sangat penting untuk meningkatkan perekonomian dan mengoptimalkan potensi pasar Indonesia-China maupun dengan negara-negara di Asean.[]
15 agustus - 14 september 2011
Diplomasi Eko n o m i
Riau Investment Forum 2011
Memperkuat Image Riau Sebagai Tujuan Investasi Prospektif
dok.diplomasi
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan “Update from the Region” (UFTR) yang telah dilakukan sebelumnya, Kementerian luar Negeri dalam hal ini Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik bekerjasama dengan Pemerintah provinsi Riau menyelenggarakan “Riau Investment Forum” pada 26 Juli 2011 di hotel Aryaduta Jakarta. Kegiatan yang bertema “ Exploring Investments in Riau Province” ini dibuka oleh Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik, Andri Hadi, dan Gubernur Riau, H.M. Rusli Zaenal, SE, MP, sebagai pembicara utama. Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan talk show dengan Kepala BKPMD Riau, Badan Promosi Investasi Riau, dan pengusaha terkemuka di Riau. Talk show ini dipandu oleh Dubes Abdurrahman M. Fachir. Propinsi Riau merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah, diantaranya gas alam dan minyak bumi, hasil-hasil tambang, perkebunan (khususnya kelapa sawit), karet, dan lain-lainnya. Potensi investasi dan bisnis yang begitu prospektif ini belum sepenuhnya tergarap dengan baik. Propinsi Riau sangat membutuhkan investasi asing dan akses pasar luar negeri dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
19
Dok.diplomasi
Dubes Abdurrahman M. Fachir memandu jalanya talk show dengan tema exploring investmen opportunities in Riau province, Jakarta (26/7)
pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan daerah. Acara Riau Investment Forum ini dihadiri oleh Perwakilan dari Negara-negara sahabat, organisasi internasional, pejabat Pemerintah pusat / daerah, anggota legislatif, asosiasi pengusaha, KADIN Indonesia, para pengusaha, media, dan lain-lain.
Selain untuk promosi investasi dan bisnis, kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk mempromosikan seni-budaya Bumi Lancang Kuning serta kuliner daerah kepada para Duta Besar dan tamu undangan lainnya. Kegiatan ini diharapkan akan memperkuat image daerah Riau sebagai tujuan investasi dan
bisnis yang menguntungkan di masa datang. Selain itu dengan kehadiran perwakilan dari negara-negara sahabat diharapkan akan dapat dibangun jembatan persahabatan dan jaringan kerja yang pada gilirannya akan mempromosikan potensi daerah Riau di negaranya masing-masing.[]
Riau Memiliki Daya Saing Tinggi
Dok.diplomasi
H.M. Rusli Zainal SE. MP Gubernur Riau Jika dilihat dari sisi potensi daerah, Ri au adalah salah satu daerah yang memiliki cukup banyak kekayaan sumber daya alam, seperti minyak bumi, perkebunan, pertanian, perikanan, kehutanan dan lain-lain.
15 agustus - 14 september 2011
Kekayaan sumber daya alam tersebut juga didukung oleh posisi strategis Riau yang berada di Selat Malaka yang merupakan jalur lintasan transportasi laut tersibuk di Asia pasifik. Semua potensi yang ada tersebut dan dengan dukungan investasi yang menguntungkan, akan menjadikan Provinsi Riau sebagai daerah yang memiliki daya saing yang tinggi. Disamping itu Provinsi Riau juga memiliki mobilitas aktivitas masyarakat yang tinggi sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Letak strategis Provinsi Riau yang berada di Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, telah menjadikan Provinsi Riau sebagai Kawasan Ekonomi yang terus tumbuh dan berkembang. Dalam kesempatan ini, kami
mencoba memberikan prioritas investasi di bidang industri. Hal ini sejalan dengan penunjukan Provinsi Riau sebagai salah satu pusat perekonomian di Indonesia, khususnya sebagai Pusat Pembangunan Ekonomi di Kawasan Barat. Saya kira ini bukanlah merupakan hal yang mustahil jika kita melihat potensi luar biasa yang dimiliki oleh Provinsi Riau, baik di sektor pertambangan, perkebunan, pertanian, perikanan dan lain-lainnya, disamping juga sektor industri. Ada beberapa jenis investasi yang kami tawarkan, terutama untuk industri hilir, sebab Riau telah memiliki industri hulu yang saya kira sangat berkembang. Karena itu Pemerintah telah mengeluarkan Perpres kebijakan nasional mengenai kawasan ekonomi khusus tujuan
investasi. Hingga saat ini sudah cukup banyak negara yang menyatakan minatnya, seperti China, Korea, Jepang, Malaysia, dan Singapura. Menurut catatan BKPMD, sampai dengan hari ini investasi yang sudah masuk sekitar Rp 3-4 triliun, dengan arah perkembangan yang saya kira cukup besar, misalnya untuk pembuatan jalan tol. Kami berharap bahwa pada akhir tahun ini sudah bisa dilakukan pembangunannya, sekarang ini sudah masuk dalam tahap pembebasan lahan sepanjang 126 km dari Dumai, Pekanbaru. Termasuk juga pelabuhan Buton yang merupakan salah satu pelabuhan samudera yang tengah dikembangkan sebagai salah satu pelabuhan internasional selain pelabuhan Muara Enok Dumai. []
No. 46 Tahun IV
Diplomasi
20
S osok
Bagi putra Bandung ini, menjadi diplomat memang merupakan keinginan yang sangat kuat karena keluarganya adalah keluarga birokrat mulai dari kakek buyutnya. “Belum banyak yang menjadi diplomat, dan dari informasi bacaan serta pertemanan, sepertinya bidang diplomasi ini menarik. Karena latar belakang keluarga mendukung, maka saya menetapkan diri untuk kuliah di Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran untuk lebih memperkuat diri menjadi diplomat, suatu dunia yang berbeda bagi saya”ungkapnya. Bebeb adalah cucu dari bapak Djundjunan, dokter pertama di Bandung yang turut mendirikan RS Hasan Sadikin, yang kemudian menjabat Walikota Bandung di era 1970-1974. “Saya banyak belajar kepada beliau bagaimana menjadi seorang birokrat, namun waktu itu saya tidak begitu tertarik untuk menjadi birokrat” jelasnya. Setelah lulus, ayah dari empat orang putra ini sempat bekerja di instansi lain selama dua tahun sebelum masuk Kemlu. Ketika bergabung ke Kemlu, Bebeb ditugaskan di HPI hingga saat ini. Hal yang menarik baginya adalah ketika
No. 46 Tahun IV
Bebeb Abdul Kurnia Nugraha Djundjunan, SH., LLM. Direktur Perjanjian Ekonomi dan Sosial Budaya
Sejak Remaja Ingin Jadi Diplomat melakukan negosiasi yang berbicara banyak tentang kepentingan nasional yang bertabrakan dengan realita di dunia diplomasi. “Kita terus berusaha bagaimana bisa menembus hal itu, dan disitulah saya merasakan suatu kenikmatan dalam bekerja”,katanya. Diplomat yang selalu berusaha menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga saat weekend dan menjadi figur ayah yang baik ini merasa memperoleh kesempatan yang sangat berharga ketika berada dibawah bimbingan para seniornya, mulai dari Bapak Wiryono hingga Havas Oegroseno. Menurutnya itulah yang membentuk dirinya menjadi seorang diplomat.
Dok.diplomasi
Ketika terjadinya reformasi, penggemar masakan tradisional manca negara ini tengah menjalani pendidikan di London. Dirinya merasakan sesuatu yang berbeda menyangkut hubungan bilateral di Konsulat Jenderal RI. Banyak hal menarik yang ditemukannya, diantaranya bahwa
tantangan yang terbesar itu bukan hanya pada hal yang bersifat multilateral tetapi pada hal-hal yang realistis seperti itu. Ketika kembali ke Jakarta pada 2005, penggemar olahraga squash dan jogging ini ditugaskan di Hukum Laut Internasional yang didalaminya saat kuliah. Bebeb melihat bahwa Indonesia ternyata tidak terlalu memperhatikan isu-isu strategis yang seharusnya dimiliki oleh Kemlu, salah satunya adalah mengenai hukum laut yang terus diperjuangkan Indonesia sejak 1957 hingga sekarang. Bebeb merasakan disinilah dia melakukan penggalian hidupnya, sesuatu yang terus menggebu sejak 2005 sampai sekarang. Selama 6 tahun menjabat Direktur Perjanjian Ekonomi dan Sosial Budaya, baginya merupkan sebuah amanah dan kepercayaan. “Disini saya mendapatkan halhal baru mengenai perlindungan TKI, menjaga agar jangan sampai Free Trade Area kebablasan, dan bagaimana Indonesia melihat pelaksanaan diplomasi melalui struktur hukum yang tepat”. Menurutnya, Indonesia memiliki dua UU yang notabene di implementasikan oleh Kemlu, yaitu UU No.37/1999 tentang Hubungn Luar Negeri dan UU No.24/2000 tentang Perjanjian Internasional. “Ini harus kita jaga dan menjadi tanggung jawab kita, bagi saya ini merupakan sebuah dedikasi yang tinggi kalau kita bisa
melaksanakannya dengan baik”,tegasnya. Menurut Bebeb, pada prinsipnya diplomat adalah fasilitator dan katalisator untuk menjembatani kepentingan luar negeri dan kepentingan nasional yang lebih luas. Fungsi Kemlu adalah sebagai sarana untuk mensuplai dunia yang lebih luas, dan karena itu tidak akan pernah menyimpang dari apa yang digariskan oleh kebijakan nasional. Bebeb berharap agar masyarakat dapat melihat pola kebijakan tidak hanya semata-mata pada ujungnya saja, tapi juga harus melihat kebelakang kenapa kebijakan itu diambil. Bebeb mencontohkan ketika Djuanda menegaskan perlunya Wawasan Nusantara pada 1957, “Kita harus melihat apa yang menjadi dasar sikap beliau tersebut. Tantangan dari lingkungan internasional memang sangat keras karena konsep Wawasan Nusantara akan menutup jalur laut, namun tidak terfikirkan saat itu bahwa pada akhirnya konsep tersebut menjadi Bab IV Konvensi Hukum Laut Internasional”, ungkapnya. “Pada saat kita memutuskan untuk mengambil sebuah kebijakan, kita harus melihat kebelakang apa yang menjadi pokok pembicaraan, karena kebijakan itu jelas tidak dibuat oleh Kemlu semata tetapi bersamasama. Kalau kita melihat kasus penanganan TKI, isu perdagangan bebas, HAM, keamanan internasional, ASEAN dan sebagainya, semua beranjak dari kepentingan nasional, kita hanya melakukan apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkannya dari segi politik dan mengamankan sektor hukumnya”, jelas Bebeb.
15 agustus - 14 september 2011
Diplomasi sosok
21
Prof Dr. Mochtar Kusumaatmaja Dianugerahi Penghargaan Professor Mochtar Kusumaatmaja, salah satu punggawa diplomasi Indonesia dianugerahi Pahlawan Nasional Sri Paduka Dr. Ide Anak Agung Gde Agung untuk Keunggulan dalam Diplomasi. Penghargaan ini diberikan atas sumbangsihnya dibalik “Deklarasi Juanda” dan kerangka ilmiah yang mengemban gagasan “ Wawasan Nusantara “ sebagai cakupan bagi seantero tanah air kepulauan Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr Emir Salim di Kemlu RI, (25/7). Konsep Wawasan Nusantara tersebut diakui oleh Dunia dan telah terbukti membawa perdamaian bagi negara-negara nusantara melalui penetapan garis-garis wilayah yang jelas. Tim juri terdiri dari Prof. Dr. Emil Salim (Ketua Dewan Pertimbangan Presiden R.I), Prof. Dr. Anhar Gonggong (Guru Besar Universitas Indonesia), Andri Hadi, SH (Direktur
Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri R.I), Drs. Rahardjo Djamtomo (Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri R.I dan Duta Besar R.I untuk Inggris Raya dan Federasi Jerman) dan August Parengkuan (Wartawan Terkemuka).(Sumber : Dit.Diplomasi Publik) Anugerah Pahlawan Nasional Sri Paduka Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Untuk Keunggulan Dalam Diplomasi bertujuan untuk menekankan pentingnya kemahiran berdiplomasi sebagai cara yang kekal untuk mencapai tujuan-tujuan akhir yang damai demi perbaikan kesejahteraan Dok.infomed umat manusia. Penganugerahan tersebut diadakan setiap 2 (dua) Profesor Mochtar Kusumaatmaja dianugerahi Pahlawan Nasional Sri Paduka Dr. Ide Anak tahun dan merupakan kerjasama Agung Gde Agung untuk Keunggulan dalam Diplomasi, Jakarta (25/7) antara Yayasan Sekar Manggis dengan Kementerian Luar Negeri R.I dan The Fletcher School of Law and Diplomacy. (Sumber: Dit. Diplik/DS/ Ed.HO)
Seluruh Tim Redaksi Tabloid Diplomasi mengucapkan :
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1423 H. dan Dirgahayu RI ke-66 15 agustus - 14 september 2011
No. 46 Tahun IV
Diplomasi
22
so r o t
Prof.Dr. Mochtar Kusumaatmadja
Wawasan Nusantara Mendasari Dinamika Bangsa Indonesia Dalam Mencapai Tujuan Nasional ini.
Dok.infomed
Bentuk geografis Republik Indonesia sebagai suatu negara kepulauan yang terdiri dari beriburibu pulau mempunyai sifat dan corak tersendiri yang memerlukan pengaturan akademis, bahwa bagi kesatuan wilayah atau teritorial RI, semua kepulauan serta laut yang terletak diantaranya harus dianggap sebagai satu kesatuan yang utuh. Bahwa ketetapan batas-batas laut teritorial yang diwarisi dari pemerintah kolonial sudah tidak sesuai lagi dengan kepentingan, keselamatan dan keamanan Negara RI, maka Pemerintah RI terdorong untuk mengeluarkan pernyataan Wilayah Perairan Indonesia. Pernyataan Pemerintah mengenai wilayah perairan Indonesia ini merupakan suatu peristiwa yang penting dan menentukan dalam usaha Pemerintah untuk meninjau kembali dan mengubah cara penempatan batas laut teritorial yang telah di upayakan sejak pertengahan tahun 1956 dengan membentuk suatu Panitia Inter-Departemental untuk meninjau kembali masalah laut teritorial dan hubungan maritim. Walaupu pernyataan Pemerintah tentang Wilayah Perairan Indonesia bukan merupakan hasil kerja panitia tersebut diatas, namun setelah dinyatakan maka prosesi atau materi isi pernyataan ini diserahkan kepada
No. 46 Tahun IV
panitia untuk dijadikan dasar langkah selanjutnya. Panitia sendiri tentunya telah menyiapkan suatu undangundang perairan yang pada dasarnya kita mengubah ketetapan batas teritorial laut dari 3 mil menjadi 12 mil terhitung dari garis pasang surut. Dengan diterimanya dan dinyatakannya deklarasi pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Pemerintah, maka dengan sendirinya konsep lama ditinggalkan. Dari teks pernyataan Pemerintah pada tanggal 13 Desember1957 maupun pertimbangan tersebut, jelaslah kiranya bahwa kecintaan terhadap tanah air merupakan aspek yang penting sekali dan bahkan dapat dikatakan sebagai pokok dari kebijakan Pemerintah mengenai perairan Indonesia. Selain itu, segi pokok lainnya adalah bahwa identitas teritorial wilayah Negara Indonesia sebagai satu kesatuan, yang meliputi unsur tanah dan air atau darat dan laut, menggambarkan segi poiltik yang tidak kurang pentingnya. Dengan dihasilkanya konsep Negara Kepulauan yang dimulai dengan ‘Deklarasi Djuanda’ pada tahun 1957, dan mengikuti perkembangan selanjutnya hingga di undangkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1960, kiranya hanya mempersilahkan aksi dari pada asas Negara Kepulauan
Selain mungkin dari segi pertahanan dan politik, konsep Negara Kepulauan yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1960 telah menjadikannya kenyataan bagi Negara RI, mempunyai arti penting pula dipandang dari sudut ekonomi. Dengan menyatakan kedaulatannya atas segala perairan dan integritas Wawasan Nusantara pulau-pulau Indonesia, kita telah dengan sekaligus menyatakan bahwa segala kekayaan alam, baik hayati maupun nabati, menjadi milik nasional kita, termasuk pula di dalamnya energi, baik yang merupakan kekayaan alam, atau dalam hal ini seperti minyak dan gas bumi maupun sumber energi yang mungkin dibangkitkan oleh tenaga alam. Konsep Negara Kepulauan ini juga memberikan dasar atau landasan yang kuat bagi kebijakan perhubungan dan pengangkutan nasional Indonesia, baik di laut dengan memberikan hubungan titik yang jelas kepada prinsip maupun pengangkutan dan perhubungan udara. Kesatuan antara pulau-pulau dan laut di sekitarnya yang dinyatakan oleh konsep Negara Kepulauan ini dan pengakuan kesatuan yang hakiki antara kehidupan di darat dan laut di Kepulauan Nusantara yang terkandung di dalamnya memberikan dukungan yang sangat kuat kepada kebijakan Indonesia tentang pengelolaan lingkungan laut Nusantara. Dari uraian diatas, jelas kiranya betapa penting arti konsep Negara Kepulauan ini bagi sejarah kehidupan bangsa dan negara kita. Karenanya kita patut mengatakan apabila MPR di tahun 1973 telah menetapkan Wawasan Nusantara sebagai wawasan yang menghayati pembangunan nasional Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan. Apabila ditanyakan apa kaitannya antara asas Nusantara yang dalam
Hukum Laut Internasional berwujud dalam konsepsi Negara Kepulauan atau konsepsi Negara Nusantara dan Wawasan Nusantara, maka jawabannya adalah; konsepsi Negara Nusantara merupakan suatu konsepsi kewilayahan nasional, sedangkan Wawasan Nusantara merupakan suatu sarana, satuan politik dari bangsa dan negara yang mencakup kenyataan geografis wilayah negara sebagai suatu Negara Kepulauan. Dapat juga dikatakan, bahwa pengertian atas tanah dan air yang terkandung dalam konsepsi Negara Nusantara merupakan wadah bagi pengembangan Wawasan Nusantara. Kiranya tidak berlebihan untuk mengatakan, bahwa selanjutnya usaha atau perjalanan bangsa Indonesia untuk menemukan identitasnya kembali, telah terlaksana. Hakekat kesatuan tanah dan air atau darat dan laut ini sebenarnya telah lama ada dalam kesadaran bangsa Indonesia. Hari ini kita bercermin pada satu ‘tanah air’, suatu istilah atau ungkapan yang tidak terdapat dalam bahasa lain. Wawasan Nusantara mendasari dinamika bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional sebagaimana digariskan di dalam pembukaan UUD 1945, yaitu bidang politik; pertahanan dan keamanan, mempertahankan kemerdekaan dan menjamin kelanjutan kehidupan bangsa dan negara, serta turut serta menciptakan perdamaian dunia. Di bidang ekonomi; memajukan kesejahteraan umum dan keadilan sosial dan juga mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui konsepsi Wawasan Nusantara yang telah kita uraikan mengenai sejarah, tafsiran, pertumbuhan serta artinya di atas, maka jelaslah bahwa Wawasan Nusantara adalah tekad bangsa Indonesia untuk menjadi suatu bangsa yang hidup bersatu walaupun hidup tersebar diatas ribuan pulau dan suku yang berbeda-beda. Kesatuan atau union inilah yang kita ikat oleh ideologi Pancasila.
15 agustus - 14 september 2011
Diplomasi so r o t
23
Keteguhan Seorang Diplomat Ulung Seperti Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja Patut Diteladani Dok.infomed
Prof. Dr. Emil Salim Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan 17.508 pulau yang tersebar dalam jarak yang sebanding dengan London ke Mekah. Letak Indonesia di sepanjang garis khatulistiwa melahirkan alam ekosistem, fauna dan flora yang kaya dan beragam, nomor dunia di dunia setelah Brasil. Penduduk yang tersebar di ribuan pulau menumbuhkan budaya, agama dan kesukuan yang beraneka-ragam. Sehingga diversitas adalah ciri yang menonjol dari bangsa Indonesia yang hidup di ribuan pulau ini. Namun masyarakat dari ribuan pulau ini ditempa menjadi satu oleh pengalaman sejarah penjajahan yang sama dan tantangan mengatasi kemiskinan serta ketertinggalan pembangunan yang serupa. Yang dirasakan sebagai hambatan untuk memperpadukan kebhinekaan bangsa Indonesia adalah kehadiran laut yang merintangi konektifitas secara intensif antar pulau dan antar penduduk. Profesor M.T. Zen mengungkapkan bahwa dalam ‘Konvensi Nasional Benua Maritim Indonesia’ di Makasar tanggal 26 Desember 1976, konsep ‘Benua Maritim Indonesia’ telah diproklamasikan berdasarkan pertimbangan geologi dan geofisika
15 agustus - 14 september 2011
bahwa seluruh kerak bumi di bawah kepulauan Indonesia mempunyai sifat kontinental, kecuali secara sporadik di beberapa tempat di sekitar Laut Banda. Secara geografis, luas lautan Indonesia adalah 5,8 juta Km2, sedangkan luas daratannya hanya 1,9 juta Km2. Sesungguhnya wilayah yurisdiksi RI juga mencakup luas udara di atasnya. Adanya kesatuan alamiah antara laut, bumi serta komposisi kerak buminya dan dirgantara di atasnya, maka ribuan pulau kita adalah ‘Benua Maritim Indonesia’. Benua ini terletak pada titik temu tiga dinamika alam, yakni dinamika kelautan, dinamika atmosfir dan dinamika bumi (M.T. Zen dan Moedomo, ‘Membangun Bangsa di Benua Maritim Indonesia’ dalam ‘Proceeding Workshop Membangun Indonesia Abad 21’, Majelis Guru Besar ITB, Juli 2004). Pemahaman karakteristik Benua Maritim Indonesia member makna ‘isi’ pada aktualisasi ‘Wawasan Nusantara’ yang mencakup tiga pilar: laut, udara dan bumi. Dan ketiga pilar inilah yang mendukung jati diri manusia dan bangsa Indonesia. Maka lautan Indonesia tidak lagi menjadi laut penghasil ikan, garam dan segala jenis bahan pertambangan atau sarana bagi angkutan laut. Tetapi lautan Indonesia menjadi pilar
pembangunan jati diri dan pemersatu bangsa dalam Wawasan Nusantara. Pandangan ini berbeda dengan anggapan bahwa laut itu bebas dan tidak ada negara yang menguasainya. Namun politik-riil menunjukkan bahwa kekuatan senjata dan politiklah yang menentukan ‘siapa menguasai laut’. Inilah kenyataan gamblang yang yang diangkat oleh Cornelis van Bynkershoek bahwa ‘kedaulatan teritorial berakhir, dimana kekuatan senjata berakhir’ (De Dominio Maris Desertation, 1703; Syamsudar Dam; ‘Politik Kedaulatan’, Bumi Aksara 2010). Oleh karena teknologi persenjataan mampu menembakkan rudal hingga jarak 3 mil, maka untuk beberapa lama berlaku batas wilayah laut sampai 3 mil hingga tahun 1703. Dalam rangka persiapan ‘Konferensi Hukum Laut’di Jenewa pada 1958, di lingkungan Indonesia sudah berkembang gagasan membangun Wawasan Nusantara. Pada tanggal 13 Desember 1957, Menteri Pertama, Djuanda, dalam Kabinet Karya pimpinan Presiden Soekarno, mendeklarasikan bahwa seluruh perairan di kepulauan Indonesia adalah kedaulatan mutlak Negara Indonesia dengan lebar laut teritorial adalah 12 mil di ukur sejajar dengan garis lurus menghubungkan titik terluar pada pulau terluar milik Indonesia. Dan sejak itu berlangsung perundingan untuk mencapai perjanjian bilateral dengan negara tetangga mengenai garis batas Landas Kontinen dan Laut Teritorial sebagai ‘customary law’ sebelum akhirnya disetujui dalam Konvensi Hukum Laut 1982. Tanpa perang, tetapi hanya dengan keunggulan diplomasi para diplomat Indonesia memberi isi pada gagasan Wawasan Nusantara sebagai penjelmaan dari Bumi Maritim Indonesia. Dibalik ‘Deklarasi Djuanda’ tersimpul fikiran dan kerangka ilmiah yang mengemban gagasan ‘Wawasan Nusantara’ sebagai cakupan bagi seantero tanah air kepulauan Indonesia. Gagasan fikiran dan kerangka ilmiah ini dikembangkan oleh Prof.Dr. Mochtar
Kusumaatmadja. Sungguhpun beliau berbeda pendapat dengan Presiden Soekarno, namun hal ini tidak menghalangi Prof.Dr. Mochtar Kusumaatmadja untuk gigih memperjuangkan gagasan yang diyakininya sangat perlu bagi tanah air Indonesia dengan ribuan pulau dan harus berkembang menjadi satu kesatuan Wawasan Nusantara. Setelah gagasan Prof.Dr. Mochtar Kusumaatmadja diterima dalam ‘Deklarasi Djuanda’maka penjabarannya kemudian diwujudkan dalam berbagai posisi yang diembannya. Namun kesempatan luas terbuka ketika Prof.Dr. Mochtar Kusumaatmadja menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI dalam kabinet Presiden Soeharto dan menjadikan diplomasi sebagai soko-guru untuk mewujudkan cita-cita Wawasan Nusantara. Bersama dengan koleganya, Prof. Dr. Hasyim Djalal, perundingan dirintis dan dilaksanakan untuk memberi wujud pada gagasan ini. Namun masalahnya cukup rumit, karena ini menyangkut sumber daya alam dengan nilai dolar yang tak terhingga. Adalah menarik bahwa Prof.Dr. Mochtar Kusuma Atmadja menjalankan tugasnya tanpa dipengaruhi godaan materi, melainkan ‘beyond the call of duty’ yang dilaksanakannya tanpa pamrih. Untuk briliansi, kecekatan, dan keuletan dalam menjalankan diplomasi dengan penuh integritas dan kejujuran, Prof.Dr. Mochtar Kusumaatmadja layak dipilih untuk menerima Anugerah Penghargaan Keunggulan Dalam Diplomasi. Adalah harapan kami agar gagasan Wawasan Nusantara dikembangkan terus-menerus dan menjadi wahana mempersatu bangsa ditengah kemelut otonomi dan desentralisasi daerah. Adalah permintaan kami agar generasi demi generasi dapat meniru dan belajar dari keteguhan seorang diplomat ulung seperti Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja untuk bekerja dan berjuang tanpa pamrih dalam keadaan sesulit apapun.[]
No. 46 Tahun IV
No. 21, Tahun
Diplomasi No. 46 Tahun IV, Tgl. 15 Agustus - 14 September 2011
http://www.tabloiddiplomasi.org
TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi www.tabloiddiplomasi.com
Mengamankan Informasi di Era Keterbukaan
Dok.infomed
Menlu RI :
Mengenang Seratus Tahun Moham
Kontribusi Isla Dan Demokras Dalam Memban Indonesia
“Diplomat is the first line of defence”. Informasi yang dimiliki oleh seorang diplomat adalah salah satu instrumen penting dalam pengambilan kebijakan yang berdampak terhadap masalah keamanan negara. Dalam kaitan tersebut, Direktorat Keamanan Diplomatik, Kemlu, telah menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Peningkatan Pengamanan Informasi di Bogor, tanggal 27-29 Juli 2011. Lokakarya bertema, “Terwujudnya Pemanfaatan Informasi yang Efektif Bagi Kepentingan Diplomasi Indonesia” yang berlangsung selama dua hari tersebut menghadirkan narasumber, seperti: Ruby Alamsyah, ST., MTI., pakar telematika; Andi widjajanto, ruby alamsyah dan bambang heru menerima cinderamata dari direktur keamanan diplomatik usai menyampaikan paparan lokakarya peningkatan pengamanan informasI
Derektur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) membuka lokakarya peningkatan pengamanan informasi, Bogor ( 27/7).
Da’i Bachtiar :
dari Kemlu atau yang pernah bertugas di lingkungan Kemlu mengakui bahwa kerapkali kedapatan sejumlah dokumen rahasia yang tidak tersimpan secara baik di beberapa meja kerja pejabat Kemlu. Karenanya, diingatkan agar para peserta turut aktif memberi contoh, bahkan ikut dalam meningkatkan kesadaran pengamanan informasi di lingkungan Perwakilan dan Kementerian Luar Negeri. Sebagai kesimpulan, lokakarya mencatat perlunya diberikan porsi yang cukup untuk pengaturan pengamanan secara menyeluruh, meliputi fisik, personil dan lingkungan. Disadari bahwa diperlukan waktu untuk menginternalisasikan sense of security menjadi hal yang konkrit. Dalam pelaksanaan selanjutnya, diperlukan koordinasi antar-unit di Kemlu untuk menciptakan sistem pengamanan yang lebih holistik karena sense of security bukan saja personal behavior namun juga organizational behavior. (fa)
Menyelesaikan Pers TKI di Malaysia Den Kepala Dingin
Dok.infomed
Dr. Andi Wijayanto, MA., Akademisi UI; Bambang Heru Tjahyono Msc., Direktur Keamanan Informasi, Kemkominfo; Dubes H. Bom Soerjanto S. Ip.MH, Staf Khusus Kepala BIN; Ign. Kristanyo Hardojo, MA, Direktur Keamanan Diplomatik dan Supriyo Utomo Nadir, SE, Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Luar Negeri. Forum yang dimaksudkan sebagai wahana untuk meningkatkan pengetahuan dan pertukaran pengalaman tentang hal-hal terkait pengamanan informasi bagi para
diplomat ini dibuka oleh Dirjen IDP, Andri Hadi. Bobot dan kualitas para narasumber lokakarya telah memicu semangat dan antusias lebih dari 60 hadirin yang terdiri dari para diplomat senior, madya dan muda wakilwakil dari berbagai satuan kerja di Kementerian Luar Negeri. Lokakarya ini telah mengingatkan kembali nilai penting pengamanan informasi dalam era keterbukaan. Pada hari pertama lokakarya, para narasumber memberikan gambaran tentang ancaman terhadap keamanan
Bagi Anda yang berminat menyampaikan tulisan, opini, saran dan kritik silahkan kirim ke:
[email protected]
Terlebih lagi hingga saat ini belum ada landasan hukum spesifik atau sistem/mekanisme yang mengatur penyelesaian atas kebocoran informasi negara. Sedangkan pada hari kedua para narasumber menekankan pentingnya dukungan pengamanan personil, fisik dan lingkungan bagi terciptanya pengamanan informasi yang lebih baik di lingkungan Kemlu. Para narasumber
Nia Zulkarna
“KIN
Film Bertema Bulutang Pertama di Du
Tabloid Diplomasi dapat diakses melalui:
http://www.tabloiddiplomasi.org
Kebudayaan, Fondasi Memperkuat Hubunga informasi. Dapat dikatakan bahwa ancaman bisa datang dariRI berbagai - Suriname penjuru dan dalam berbagai bentuk.
Direktorat Diplomasi Publik
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110 Telepon : 021-3813480 Faksimili : 021-3513094